Sindo Frame: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Tabel 3.8 Struktur Sintaksis Berita Sindo STRUKTUR SINTAKSIS Headline Judul Sepak bola Indonesia Disanksi FIFA Sub Judul Timnas U 23 masih diizinkan berlaga di SEA Games 2015 Lead Kabar duka akhirnya datang untuk sepak bola Indonesia. FIFA selaku otoritas tertinggi sepak bola dunia resmi menjatuhkan sanksi kepada sepak bola Indonesia. Latar Informasi Akibatnya, sepak bola Tanah Air dipastikan terkucil dari berbagai ajang sepak bola internasional sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Sanksi dijatuhkan setelah FIFA menggelar emergency meeting Komite Eksekutif Exco FIFA di Zurich kemarin atau sehari setelah Sepp Blater terpilih kembali sebagai presiden FIFA. Dalam surat yang ditandatangani Sekretaris Jenderal Sekjen FIFA Jerome Valcke, mereka menyatakan pada 22 Mei 2015 FIFA sudah mengingatkan Kementerian Pemuda dan Olahraga Kemenpora mengenai surat mereka tertanggal 18 Februari dan 5 Mei perihal pembekuan PSSI oleh Kemenpora. Masih dalam surat FIFA, PSSI memberikan informasi terakhir kepada FIFA tertanggal 29 Mei yang menginformasikan kementerian tidak mencabut pembekuan. Dalam surat FIFA itu juga dijelaskan bahwa ada empat poin yang bisa mencabut sanksi FIFA terhadap persepak bolaan Indonesia. Dengan turunnya sanksi tersebut, secara otomatis Indonesia tidak bisa mengikuti berbagai ajang internasional kecuali SEA Games 2015 di Singapura. Selain SEA Games 2015 yang masih diselamatkan, untuk ajang-ajang lain seperti Kualifikasi Pra-Piala Dunia PPD 2018 atau rencana Indonesia menjadi tuan rumah Piala AFF U-16 dan U-19 dipastikan gagal. La Nyalla yang sudah ada di Swiss sejak 10 hari lalu bersama Wakil Ketua Umum Waketum PSSI Hinca Panjaitan dan Sekjen PSSI Azwan Karim mengaku sudah melakukan berbagai lobi agar sanksi tersebut tidak dijatuhkan untuk Indonesia. Namun, sayang, dirinya mengaku tidak bisa berbuat banyak sampai sanksi itu benar-benar dijatuhkan. Kutipan, Sumber, pernyataan. Kutipan surat dari FIFA yang ditujukan kepada PSSI ”Dengan begitu kami memberi tahu Anda bahwa Exco FIFA memutuskan sesuai dengan Pasal 14 ayat 1 dari Statuta FIFA bahwa sanksi bagi PSSI langsung berlaku dan untuk waktu yang tidak ditentukan sampai PSSI bisa memenuhi peraturan Pasal 13 dan 17 Statuta FIFA,” La Nyalla Mattalitti Ketua Umum Ketum PSSI ”Pertama-tama kami sampaikan bahwa kami sudah berusaha semaksimal mungkin menghindarkan Indonesia dari sanksi FIFA. Tapi nyatanya sampai tadi malam kemarin malam waktu Swiss ditunggu, Menpora belum juga mencabut SK surat keputusan pembekuan,” ”Sehingga pagi tadi sekitar pukul 10.00 waktu Swiss diputuskan bahwa Indonesia disanksi dengan batas waktu yang tidak ditentukan. Sanksi baru bisa dicabut sampai Menpora Menteri Pemuda dan Olahraga mencabut SK pembekuan dan tidak lagi melakukan tindakan intervensi terhadap PSSI,” ”Kami memang tidak bisa masuk dalam rapat Exco FIFA. Akan tetapi ada teman-teman Exco dari Asia seperti dari Jepang, Malaysia, Bahrain, dan Kuwait, mereka selalu meng-update hasil rapat. ”Kita sudah berusaha maksimal, tapi memang di FIFA tidak bisa diselamatkan jika ada intervensi pemerintah,” Alfritra Salam kemarin Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga ”Apalagi surat ditujukan kepada PSSI. Jika itu benar, tata kelola PSSI akan diambil alih pemerintah,” ”Jika semuanya benar, maka Tim Transisi akan segera aktif. Yang jelas, Pak Menpora akan memberikan pernyataan resmi untuk masalah ini,” Joko Widodo Presiden Republik Indonesia, Mantan Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta ”Semua sebetulnya sama, itu dalam rangka pembenahan PSSI. Jadi baik Pak Wapres maupun saya sama, sama sebetulnya. Keinginannya sama, pembenahan PSSI,” ”Tidak lolos Piala Dunia FIFA, kemudian di Piala Asia, AFC 2004 sampai babak pertama, 2011 tidak lolos kualifikasi di tingkat Asia,” ”Pada 2013 peringkat ke-161, 2014 peringkat ke-159, dan pada 2014 masih tetap sama,” ujar Jokowi. ”Apakah kita hanya ingin ikut event internasional atau ingin prestasi? Kalau hanya ingin event internasional tapi selalu kalah, kebanggaan kita di mana? Saya mau tanya,” Jokowi juga menegaskan bahwa yang ingin dilakukannya adalah pembenahan total baik organisasi, sistem maupun manajemen. Jadi, menurut Jokowi, pembekuan adalah jalan untuk melakukan pembenahan total, reformasi total, serta pembenahan manajemen dan sistem. Mengenai tenggat waktu pembenahan sepak bola Indonesia, Jokowi menganjurkan untuk dikonfirmasikan ke Kemenpora. Begitu juga ketika ditanya soal nasib pemain, Jokowi enggan memberikan jawaban panjang. Agum Gumelar Mantan Ketua Umum PSSI ”Kalau setahun Menpora tidak mencabut, berarti setahun sepak bola Indonesia akan terus kena sanksi. Kalau lima tahun masa jabatan beliau Menpora tidak juga dicabut SK pembekuan itu, maka selama lima tahun juga sepak bola kita kena sanksi. Jadi sekarang semua berpulang kepada pemerintah,” Penutup ”Kalau setahun Menpora tidak mencabut, berarti setahun sepak bola Indonesia akan terus kena sanksi. Kalau lima tahun masa jabatan beliau Menpora tidak juga dicabut SK pembekuan itu, maka selama lima tahun juga sepak bola kita kena sanksi. Jadi sekarang semua berpulang kepada pemerintah,” jelas Agum. Headline berita Sindo di atas adalah “Sepak bola Indonesia Disanksi FIFA” headline ini mengungkapkan fakta apa yang sebenarnya terjadi bahwa sanksi FIFA memang sudah dijatuhkan. Kemudian pada sub judul ditulis “Timnas U 23 masih diizinkan berlaga di SEA Games 2015”, ini merupakan penekan sebuah berita sebelum masuk pada isi berita hal ini juga dilakukan pada berita yang diterbitkan oleh Jawa Pos Republika atau pun Kompas. Bedanya adalah penekanan yang dilakukan oleh Sindo berkaitan dengan masih diijinkannya Timnas tampil diajang SEA Games, ini bisa dimaksudkan bahwa masih diijinkannya Timnas tampil di SEA Games karena faktor lobi yang telah dilakukan oleh perwakilan PSSI yang tengah berada di Swis pada saat itu. Sindo ingin memposisikan Perwakilan PSSI yang ada di kongres FIFA sebagai pahlawan. Kemudian pada Lead dalam berita di atas, Sindo memberikan kesan dramatis dengan pemakaian kata tertentu, seperti yang ditulis di bawah ini: Kabar duka akhirnya datang untuk sepak bola Indonesia. FIFA selaku otoritas tertinggi sepak bola dunia resmi menjatuhkan sanksi kepada sepak bola Indonesia. Unsur dramatis dengan mengawali sebuah rangkaian berita akan memberikan kesan pada pembaca merasakan kesedihan yang ingin ditampilkan oleh Sindo , penggunaan kata ‘kabar duka’ seakan Indonesia benar-benar sedang berduka, pembaca diarahkan sesuai dengan sudut pandang Sindo yang menilai Sanksi FIFA memang sebuah kabar buruk, kabar kesedihan untuk sepak bola Indonesia. Lead yang dipakai Sindo benar-benar diarahkan pada sanksi FIFA merupakan sesuatu yang menakutkan, berbeda dengan Jawa Pos atau Kompas yang menanggapi dengan nada optimisme. Pada Latar Informasi yang diuraikan oleh Sindo terdiri dari dua bagian, yang pertama menyoroti tentang turunnya saksi FIFA, latar tersebut diuraikan dengan panjang, detail dan ditulis secara dramatis, pengunaan latar semacam itu dimaksudkan untuk memberi gambaran awal kepada pembaca tentang proses jatuhnya sanksi FIFA kepada Indonesia, latar ini dipilih oleh Sindo dengan tujuan untuk mendukung frame dari Sindo yang menganggap sanksi FIFA adalah mimpi buruk dari sepak bola nasional, dan juga dipilihnya latar ini untuk membiaskan pendapat dari tokoh-tokoh nasional lain yang menganggap sanksi FIFA malah justru dimaknai sebagai momen yang tepat untuk kebangkitan sepak bola nasional. Selanjutnya pada latar kedua yang ditulis pada pertengahan paragraf menyoroti tentang usaha yang maksimal telah dilakukan oleh jajaran PSSI yang saat itu berada di Swis mengikuti kongres, kembali Sindo menuturkan dengan gaya bahasa yang dramatis, memposisikan PSSI sebagai ‘penyelamat’ sepak bola nasional dengan memperlihatkan detail usaha segala cara yang dilakukan oleh PSSI agar Indonesia terhindar dari sanksi FIFA. Informasi detail seperti ini tidak ditemukan pada lima Koran lainya. Sindo menggunakan Kutipan, Sumber dan pernyataan dari empat tokoh yaitu: La Nyalla Mattalitti Ketua Umum Ketum PSSI, Alfritra Salam kemarin Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga, Joko Widodo Presiden Republik Indonesia, Mantan Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta, dan Agum Gumelar Mantan Ketua Umum PSSI, selain itu untuk memfokuskan pada frame tentang dijatuhkannya sanksi FIFA terhadap Sepak bola Indonesia Sindo menggunakan kutipan dari surat FIFA yang ditunjukan kepada PSSI penggunaan ini semacam pelengkap bumbu dramatis yang dituliskan Sindo. Jika sebuah penulisan berita diibaratkan sebuah naskah drama maka La Nyalla diposisikan sebagai aktor utama sekaligus berperan menjadi pahlawan dalam sekema sebuah naskah, Sindo menempatkan La Nyalla sebagai sumber berita utama yang pendapatnya diletakan pada awal berita dan diuraikan secara dramatis atas usahanya yang diperlihatkan telah melakukan berbagai cara agar Indonesia terbebas dari sanksi FIFA. Disusul pendapat dari Alfritra Salam kemarin Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga yang memiiki porsi sedikit kemudian disambung lagi dengan pendapat dari Presiden Joko Widodo yang dipilih sesuai dengan kebutuhan Sindo sendiri, pendapat Jokowi pada akhir bagian ditulis dengan cara kutipan tidak langsung seperti berikut ini: Jokowi juga menegaskan bahwa yang ingin dilakukannya adalah pembenahan total baik organisasi, sistem maupun manajemen. Jadi, menurut Jokowi, pembekuan adalah jalan untuk melakukan pembenahan total, reformasi total, serta pembenahan manajemen dan sistem. Mengenai tenggat waktu pembenahan sepak bola Indonesia, Jokowi menganjurkan untuk dikonfirmasikan ke Kemenpora. Begitu juga ketika ditanya soal nasib pemain, Jokowi enggan memberikan jawaban panjang. Penggunaan kutipan tidak langsung dalam penulisan sebuah berita akan mempermudah sang wartawan mengambil bagian tertentu yang dianggap sesuai dan diberi tambahan-tambahan kalimat agar pendapat dari narasumber dapat diarahkan sesuai dengan keinginan sang wartawan, dalam hal ini pendapat dari jokowi di atas penulis mencoba mengarahkan pembaca bahwa sikap Jokowi acuh dan tak terlalu peduli terhadap status pembekuan PSSI dan nasib para pemain. Penutup berita di atas menggunakan pendapat dari Agum Gumelar Mantan Ketua Umum PSSI menjadi penutup yang pas sesuai frame Sindo dengan pendapatnya mengenai sanksi FIFA hanya bisa dicabut jika pemerintah menghentikan intervensi pada PSSI, Agum mengandaikan jika selama Pemerintah bersikukuh tidak mau mencabut SK pembekuan PSSI maka selama itu pula sepak bola Indonesia mati. Dalam unsur Skrip berita yang dimuat oleh Koran Sindo, sang wartawan menyusun berita ini dengan cara yang dramatis pada awal pargraf hingga pertengahan berita dengan cara menempatkan La Nyalla Mattalitti Ketua Umum Ketum PSSI sebagai sosok pahlawan yang berusaha keras menghindarkan saksi untuk sepak bola Indonesia, Sindo memberi ruang yang cukup banyak kepada pihak PSSI dalam menyampaikan opininya. Selain itu penulisan detail tentang isi surat sanksi yang diberikan kepada Indonesia beserta hukuman yang bakal diterima oleh Indonesia pada awal berita, memperlihatkan fokus utama dari gagasan Sindo adalah hukuman yang bakal diterima Indonesia dan usaha yang telah dilakukan La Nyalla Mattalitti untuk menghindarkan Indonesia dari sanksi. Sindo menempatkan pendapat Presiden Jokowi ditengah berita agar pendapatnya tidak menonjol dan bias karena diakhir berita Sindo menempatkan Agum Gumelar yang menentang pembekuan PSSI. Padahal jika dilihat dari ketenaran dan jabatan Jokowi merupakan presiden RI yang pendapatnya dan keputusannya menjadi pusat perhatian masyarakat. Namun Sindo lebih memilih pendapat La Nyalla Mattalitti ditempatkan diawal paragraf. Unsur Tematik dalam berita koran Sindo memiliki perbedaan yang signifikan dibanding dengan koran yang lainnya, Sindo menempatkan porsi lebih besar kepada pendapat yang menyayangkan sikap pemerintah sehingga sanksi FIFA terhadap Indonesia tidak bisa dihindarkan, berikut tema-tema dari koran Sindo: Tema pertama adalah Sanksi FIFA merupakan kabar duka untuk sepak bola Indonesia, tema ini ditempatkan pada pembukaan berita menjadi penanda frame utama dari Sindo. Tema ini bisa dilihat pada paragraf 1-3 dengan gaya bahasa yang dramatis sehingga seolah-olah sanksi ini merupakan pukulan berat terhadap sepak bola Indonesia. Pada tema kedua Sindo fokus pada usaha maksimal dari PSSI untuk menghindarkan sanksi FIFA, tema ini diwakili dengan pendapat dari La Nyalla Mattalitti Ketua Umum Ketum PSSI yang bercerita usaha dari pihak PSSI dalam menghindarkan sanksi pada sidang komite eksekutif di Swiss hal ini diuraikan dengan jelas pada paragraf 6-9 di dalam berita di atas, La Nyalla ditempatkan seolah sebagai pahlawan yang berusaha menyelamatkan sepak bola Indonesia. Pada tema ketiga pembenahan sepak bola Indonesia yang pendapat ini diambil dari pernyataan Presiden Jokowi, pendapat Jokowi diuraikan dalam lima paragraf, namun ditempatkan pada tengah paragraf yang pendapatnya diapit oleh narasumber utama La Nyalla Mataliti dan Agum Gumelar di penutup berita. Tema keempat adalah dicabut tidaknya sanksi FIFA ditangan pemerintah ini mengambil pendapat dari Agum Gumelar dalam penutup berita. Agum menjelaskan selama pemerintah tidak mau menghentikan intervensi terhadap PSSI dan tidak mau mencabut SK pembekuan PSSI maka sanksi FIFA tidak akan dicabut pula. Dalam unsur Retoris dalam koran Sindo hal yang sangat menonjol terlihat dalam penggunaan simbol warna merah pada headline “Sepak bola Indonesia Disanksi FIFA ” Penggunaan cetak warna merah pada kata disanksi FIFA ini menunjukan Sindo ingin memberi simbol bahwa sanksi FIFA ini sebuah tanda bahaya atau sebuah hukuman yang mengerikan, warna merah biasanya dimaknai sebagai warna yang menakutkan, tanda bahaya, peringatan atau hati-hati. Unsur retoris lainya, bisa dilihat pada infografis tentang penurunan grafik peringkat sepak bola Indonesia yang cenderung menurun. Seperti terlihat di bawah ini: Gambar 3.9 Grafik Penurunan peringkat Indonesia Dalam grafis tersebut terlihat tren penurunan peringkat Indonesia sejak tahun 2009 hingga tahun 2015 bahkan dalam 10 tahun terakhir Indonesia tidak lagi bisa menyamai prestasi di tahun 2005 yang berada diperingkat 109, ditahun 2015 Indonesia berada di peringkat 159, tertinggal jauh dari peringkat negara tetangga seperti Malaysia, Vietnam, maupun Thailand. Kemudian fakta tentang tren penurunan peringkat Indonesia itu di beri judul “ SEMAKIN KELAM ” dengan cetak tebal dan pemakian warna merah mengisyaratkan penekanan bahwa peringkat Indonesia semakin terpuruk dan mengkhawatirkan. Kemudian ditambah penekanan pada kalimat di bawahnya yaitu “Sepak Bola Indonesia belum bisa “berbicara” di dunia. Sanksi FIFA pun menambah episode kelam sepak bo la Indonesia” ini dimaksukan agar pembaca tau bahwa keadaan sepak bola Indonesia semakin mengkawatirkan, Sindo ingin mendramatiskan keadaan sepak bola nasional melalui unsur retoris ini. Tabel 3.9 Frame Sindo: Sanksi FIFA merupakan kabar duka untuk sepak bola Indonesia Gambar 3.10 Headline Media Indoneisa Elemen Strategi Penulisan Sintaksis Sindo Fokus pada usaha yang dilakukan La Nyalla untuk menghindarkan Indonesia dari sanksi, juga memperlihatkan sanksi FIFA merupakan sesuatu yang menakutkan sementara penekanan terhadap perbaikan PSSI sendiri kurang diuraikan Skrip Penempatan La Nyalla sebagai narsumber utama pada awal berita hingga tengah berita diuraikan detail sementara pendapat Jokowi di kutip hal-hal yang dianggap perlu dan tidak utuh juga ditempatkan diakhir berita. detail isi surat sanksi FIFA ditampilkan. Penyusunan narasumber berita memperkuat frame Sindo Tematik 1 Sanksi FIFA merupakan kabar duka untuk sepak bola Indonesia2 Usaha maksimal dari PSSI untuk menghindarkan sanksi FIFA 3 pembenahan sepak bola Indonesia 4 Dicabut tidaknya sanksi FIFA ditangan pemerintah Retoris Penggunaan warna merah dalam headline menunjukan sanksi FIFA merupakan hal yang berbahaya atau menakutkan, penggunaan grafik penurunan peringkat Indonesia disertai keterangan yang menambah kesan sanksi FIFA menambah suram sepak bola Indonesia.

E. Media Indonesia Frame:

Waktu yang tepat mereformasi PSSI Tabel 3.10 Struktur Sintaksis Berita Media Indonesia STRUKTUR SINTAKSIS Headline Judul Reformasi Total PSSI Sub Judul Tim Transisi segera menggelar kongres luar biasa untuk pembentukan kepengurusan baru PSSI Lead SEPERTI pepatah, sekali layar terkembang, pantang surut ke belakang. Itulah sikap Presiden Joko Widodo terhadap pembekuan PSSI oleh Menpora Imam Nahrawi, termasuk konsekuensi mendapat sanksi dari FIFA Federasi Sepak Bola Internasional. Latar Informasi FIFA secara resmi menjatuhkan sanksi kepada Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia PSSI karena dinilai telah melanggar Statuta FIFA lihat grafik. Sanksi terbit setelah rapat Komite Eksekutif FIFA di Zurich, Swiss, kemarin. Dalam surat yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal FIFA Jerome Valcke, PSSI telah dianggap melanggar Statuta FIFA Pasal 13 dan 17 dengan adanya intervensi oleh pihak luar, dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga dan Badan Olahraga Profesional Indonesia. Akan tetapi, federasi sepak bola dunia tersebut tetap memberi kesempatan kepada timnas Indonesia U-23 untuk tetap berlaga di ajang SEA Games 2015 di Singapura. Dalam menindaklanjuti sanksi pengucilan dari FIFA terhadap sepak bola Indonesia, Kementerian Pemuda dan Olahraga akan segera mengaktifkan kembali Tim Transisi yang berjumlah 13 orang dari berbagai latar belakang tersebut. Kutipan, Sumber, pernyataan. Joko Widodo Presiden Republik Indonesia “Saya pikir memang harus ada pembenahan total, reformasi total, pembenahan manajemen, pembenahan sistem. Ini bukan intervensi, loh Kita semua ingin sepak bola kita jadi lebih baik,” “Baik Pak Wapres maupun saya sama, pembenahan PSSI,” Kutipan surat dari FIFA yang ditunjukan kepada PSSI ”Dengan begitu kami memberi tahu Anda bahwa Exco FIFA memutuskan sesuai dengan Pasal 14 ayat 1 dari Statuta FIFA bahwa sanksi bagi PSSI langsung berlaku dan untuk waktu yang tidak ditentukan sampai PSSI bisa memenuhi peraturan Pasal 13 dan 17 Statuta FIFA,” Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Wapres Jusuf Kalla mengatakan persepak bolaan nasional mesti menghadapi sanksi tersebut. “Ya, kita jalani saja,” ujar JK Alfitra Salamm Sekertaris Kementerian Pemuda dan Olah raga “Kini sepak bola Indonesia berada di bawah tanggung jawab

Dokumen yang terkait

PROBLEM JURNALIS LINGKUNGAN DI SKH RIAU POS (Studi Deskriptif Kualitatif Terhadap Jurnalis SKH Riau Pos Dalam Pemberitaan Seputar Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau).

0 4 13

SKRIPSI PROBLEM JURNALIS LINGKUNGAN DI SKH RIAU POS (Studi Deskriptif Kualitatif Terhadap Jurnalis SKH Riau Pos Dalam Pemberitaan Seputar Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau).

0 3 14

Studi Analisis Framing Profiling Dipo Alam dalam Pemberitaan SKH Media Indonesia Mengenai Kasus Pemboikotan Tiga Media Nasional PROFILING DIPO ALAM PADA SKH MEDIA INDONESIA Studi Analisis Framing Profiling Dipo Alam dalam Pemberitaan SKH Media Indonesia

0 3 14

PENDAHULUAN PROFILING DIPO ALAM PADA SKH MEDIA INDONESIA Studi Analisis Framing Profiling Dipo Alam dalam Pemberitaan SKH Media Indonesia Mengenai Kasus Pemboikotan Tiga Media Nasional.

0 3 27

KESIMPULAN DAN SARAN PROFILING DIPO ALAM PADA SKH MEDIA INDONESIA Studi Analisis Framing Profiling Dipo Alam dalam Pemberitaan SKH Media Indonesia Mengenai Kasus Pemboikotan Tiga Media Nasional.

0 4 15

JURNALISME DAMAI SKH KOMPAS JURNALISME DAMAI SKH KOMPAS TERKAIT ADANYA KLAIM TARI PENDET SEBAGAI BUDAYA MALAYSIA (Studi Analisis Framing Penerapan Jurnalisme Damai Pada SKH Kompas Terkait Pemberitaan Klaim Tari Pendet Sebagai Budaya Malaysia Periode Agust

0 2 19

PENDAHULUAN AGENDA POLITIK PDI PERJUANGAN MENGHADAPI PEMILU LEGISLATIF 2009 (Studi analisis isi obyektivitas pemberitaan RAKERNAS IV PDI Perjuangan pada SKH KOMPAS dan SKH REPUBLIKA periode 22 – 31 Januari 2009).

0 2 42

KESIMPULAN DAN SARAN AGENDA POLITIK PDI PERJUANGAN MENGHADAPI PEMILU LEGISLATIF 2009 (Studi analisis isi obyektivitas pemberitaan RAKERNAS IV PDI Perjuangan pada SKH KOMPAS dan SKH REPUBLIKA periode 22 – 31 Januari 2009).

0 2 93

Undang Pembuktian SKH

0 0 1

Pengumuman Pemenang talud skh

0 0 1