Sindo Frame: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Tabel 3.8 Struktur Sintaksis Berita Sindo
STRUKTUR SINTAKSIS Headline Judul
Sepak bola Indonesia Disanksi FIFA Sub Judul
Timnas U 23 masih diizinkan berlaga di SEA Games 2015
Lead Kabar duka akhirnya datang untuk sepak bola Indonesia. FIFA selaku
otoritas tertinggi sepak bola dunia resmi menjatuhkan sanksi kepada sepak bola Indonesia.
Latar Informasi
Akibatnya, sepak bola Tanah Air dipastikan terkucil dari berbagai ajang sepak bola internasional sampai batas waktu yang tidak
ditentukan. Sanksi dijatuhkan setelah FIFA menggelar emergency meeting Komite Eksekutif Exco FIFA di Zurich kemarin atau sehari
setelah Sepp Blater terpilih kembali sebagai presiden FIFA. Dalam surat yang ditandatangani Sekretaris Jenderal Sekjen FIFA
Jerome Valcke, mereka menyatakan pada 22 Mei 2015 FIFA sudah mengingatkan Kementerian Pemuda dan Olahraga Kemenpora
mengenai surat mereka tertanggal 18 Februari dan 5 Mei perihal pembekuan PSSI oleh Kemenpora. Masih dalam surat FIFA, PSSI
memberikan informasi terakhir kepada FIFA tertanggal 29 Mei yang menginformasikan kementerian tidak mencabut pembekuan.
Dalam surat FIFA itu juga dijelaskan bahwa ada empat poin yang bisa mencabut sanksi FIFA terhadap persepak bolaan Indonesia. Dengan
turunnya sanksi tersebut, secara otomatis Indonesia tidak bisa mengikuti berbagai ajang internasional kecuali SEA Games 2015 di
Singapura. Selain SEA Games 2015 yang masih diselamatkan, untuk ajang-ajang lain seperti Kualifikasi Pra-Piala Dunia PPD 2018 atau
rencana Indonesia menjadi tuan rumah Piala AFF U-16 dan U-19 dipastikan gagal.
La Nyalla yang sudah ada di Swiss sejak 10 hari lalu bersama Wakil Ketua Umum Waketum PSSI Hinca Panjaitan dan Sekjen PSSI
Azwan Karim mengaku sudah melakukan berbagai lobi agar sanksi tersebut tidak dijatuhkan untuk Indonesia. Namun, sayang, dirinya
mengaku tidak bisa berbuat banyak sampai sanksi itu benar-benar dijatuhkan.
Kutipan, Sumber,
pernyataan.
Kutipan surat dari FIFA yang ditujukan kepada PSSI
”Dengan begitu kami memberi tahu Anda bahwa Exco FIFA memutuskan sesuai dengan Pasal 14 ayat 1 dari Statuta FIFA bahwa
sanksi bagi PSSI langsung berlaku dan untuk waktu yang tidak ditentukan sampai PSSI bisa memenuhi peraturan Pasal 13 dan 17
Statuta FIFA,” La
Nyalla Mattalitti
Ketua Umum
Ketum PSSI
”Pertama-tama kami sampaikan bahwa kami sudah berusaha semaksimal mungkin menghindarkan Indonesia dari sanksi FIFA.
Tapi nyatanya sampai tadi malam kemarin malam waktu Swiss ditunggu, Menpora belum juga mencabut SK surat keputusan
pembekuan,” ”Sehingga pagi tadi sekitar pukul 10.00 waktu Swiss diputuskan
bahwa Indonesia disanksi dengan batas waktu yang tidak ditentukan. Sanksi baru bisa dicabut sampai Menpora Menteri Pemuda dan
Olahraga mencabut SK pembekuan dan tidak lagi melakukan
tindakan intervensi terhadap PSSI,” ”Kami memang tidak bisa masuk dalam rapat Exco FIFA. Akan tetapi
ada teman-teman Exco dari Asia seperti dari Jepang, Malaysia, Bahrain, dan Kuwait, mereka selalu meng-update hasil rapat.
”Kita sudah berusaha maksimal, tapi memang di FIFA tidak bisa diselamatkan jika ada intervensi pemerintah,”
Alfritra Salam kemarin Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga ”Apalagi surat ditujukan kepada PSSI. Jika itu benar, tata kelola PSSI
akan diambil alih pemerintah,” ”Jika semuanya benar, maka Tim Transisi akan segera aktif. Yang
jelas, Pak Menpora akan memberikan pernyataan resmi untuk masalah ini,”
Joko Widodo Presiden Republik Indonesia, Mantan Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta
”Semua sebetulnya sama, itu dalam rangka pembenahan PSSI. Jadi baik Pak Wapres maupun saya sama, sama sebetulnya. Keinginannya
sama, pembenahan PSSI,” ”Tidak lolos Piala Dunia FIFA, kemudian di Piala Asia, AFC 2004
sampai babak pertama, 2011 tidak lolos kualifikasi di tingkat Asia,” ”Pada 2013 peringkat ke-161, 2014 peringkat ke-159, dan pada 2014
masih tetap sama,” ujar Jokowi. ”Apakah kita hanya ingin ikut event internasional atau ingin prestasi? Kalau hanya ingin event
internasional tapi selalu kalah, kebanggaan kita di mana? Saya mau tanya,”
Jokowi juga menegaskan bahwa yang ingin dilakukannya adalah pembenahan total baik organisasi, sistem maupun manajemen. Jadi,
menurut Jokowi, pembekuan adalah jalan untuk melakukan pembenahan total, reformasi total, serta pembenahan manajemen dan
sistem. Mengenai tenggat waktu pembenahan sepak bola Indonesia, Jokowi menganjurkan untuk dikonfirmasikan ke Kemenpora. Begitu
juga ketika ditanya soal nasib pemain, Jokowi enggan memberikan jawaban panjang.
Agum Gumelar Mantan Ketua Umum PSSI
”Kalau setahun Menpora tidak mencabut, berarti setahun sepak bola Indonesia akan terus kena sanksi. Kalau lima tahun masa jabatan
beliau Menpora tidak juga dicabut SK pembekuan itu, maka selama lima tahun juga sepak bola kita kena sanksi. Jadi sekarang semua
berpulang kepada pemerintah,”
Penutup
”Kalau setahun Menpora tidak mencabut, berarti setahun sepak bola Indonesia akan terus kena sanksi. Kalau lima tahun masa jabatan
beliau Menpora tidak juga dicabut SK pembekuan itu, maka selama lima tahun juga sepak bola kita kena sanksi. Jadi sekarang semua
berpulang kepada pemerintah,” jelas Agum.
Headline
berita Sindo di atas adalah “Sepak bola Indonesia Disanksi FIFA” headline ini
mengungkapkan fakta apa yang sebenarnya terjadi bahwa sanksi FIFA memang sudah
dijatuhkan. Kemudian pada sub judul
ditulis “Timnas U 23 masih diizinkan berlaga di SEA
Games 2015”, ini merupakan penekan sebuah berita sebelum masuk pada isi berita hal ini juga dilakukan pada berita yang diterbitkan oleh Jawa Pos Republika atau pun Kompas. Bedanya
adalah penekanan yang dilakukan oleh Sindo berkaitan dengan masih diijinkannya Timnas tampil diajang SEA Games, ini bisa dimaksudkan bahwa masih diijinkannya Timnas tampil di
SEA Games karena faktor lobi yang telah dilakukan oleh perwakilan PSSI yang tengah berada di Swis pada saat itu. Sindo ingin memposisikan Perwakilan PSSI yang ada di kongres FIFA
sebagai pahlawan.
Kemudian pada Lead dalam berita di atas, Sindo memberikan kesan dramatis dengan
pemakaian kata tertentu, seperti yang ditulis di bawah ini: Kabar duka akhirnya datang untuk sepak bola Indonesia. FIFA selaku
otoritas tertinggi sepak bola dunia resmi menjatuhkan sanksi kepada sepak bola Indonesia.
Unsur dramatis dengan mengawali sebuah rangkaian berita akan memberikan kesan pada pembaca merasakan kesedihan yang ingin ditampilkan oleh Sindo
, penggunaan kata ‘kabar duka’ seakan Indonesia benar-benar sedang berduka, pembaca diarahkan sesuai dengan sudut pandang
Sindo yang menilai Sanksi FIFA memang sebuah kabar buruk, kabar kesedihan untuk sepak bola Indonesia. Lead yang dipakai Sindo benar-benar diarahkan pada sanksi FIFA merupakan sesuatu
yang menakutkan, berbeda dengan Jawa Pos atau Kompas yang menanggapi dengan nada optimisme.
Pada Latar Informasi yang diuraikan oleh Sindo terdiri dari dua bagian, yang pertama
menyoroti tentang turunnya saksi FIFA, latar tersebut diuraikan dengan panjang, detail dan ditulis secara dramatis, pengunaan latar semacam itu dimaksudkan untuk memberi gambaran
awal kepada pembaca tentang proses jatuhnya sanksi FIFA kepada Indonesia, latar ini dipilih oleh Sindo dengan tujuan untuk mendukung frame dari Sindo yang menganggap sanksi FIFA
adalah mimpi buruk dari sepak bola nasional, dan juga dipilihnya latar ini untuk membiaskan pendapat dari tokoh-tokoh nasional lain yang menganggap sanksi FIFA malah justru dimaknai
sebagai momen yang tepat untuk kebangkitan sepak bola nasional. Selanjutnya pada latar kedua yang ditulis pada pertengahan paragraf menyoroti tentang
usaha yang maksimal telah dilakukan oleh jajaran PSSI yang saat itu berada di Swis mengikuti kongres, kembali Sindo menuturkan dengan gaya bahasa yang dramatis, memposisikan PSSI
sebagai ‘penyelamat’ sepak bola nasional dengan memperlihatkan detail usaha segala cara yang dilakukan oleh PSSI agar Indonesia terhindar dari sanksi FIFA. Informasi detail seperti ini tidak
ditemukan pada lima Koran lainya.
Sindo menggunakan Kutipan, Sumber dan pernyataan dari empat tokoh yaitu: La
Nyalla Mattalitti Ketua Umum Ketum PSSI, Alfritra Salam kemarin Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga, Joko Widodo Presiden Republik Indonesia, Mantan Wali Kota Solo dan
Gubernur DKI Jakarta, dan Agum Gumelar Mantan Ketua Umum PSSI, selain itu untuk memfokuskan pada frame tentang dijatuhkannya sanksi FIFA terhadap Sepak bola Indonesia
Sindo menggunakan kutipan dari surat FIFA yang ditunjukan kepada PSSI penggunaan ini semacam pelengkap bumbu dramatis yang dituliskan Sindo.
Jika sebuah penulisan berita diibaratkan sebuah naskah drama maka La Nyalla diposisikan sebagai aktor utama sekaligus berperan menjadi pahlawan dalam sekema sebuah
naskah, Sindo menempatkan La Nyalla sebagai sumber berita utama yang pendapatnya diletakan pada awal berita dan diuraikan secara dramatis atas usahanya yang diperlihatkan telah
melakukan berbagai cara agar Indonesia terbebas dari sanksi FIFA. Disusul pendapat dari Alfritra Salam kemarin Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga
yang memiiki porsi sedikit kemudian disambung lagi dengan pendapat dari Presiden Joko
Widodo yang dipilih sesuai dengan kebutuhan Sindo sendiri, pendapat Jokowi pada akhir bagian ditulis dengan cara kutipan tidak langsung seperti berikut ini:
Jokowi juga menegaskan bahwa yang ingin dilakukannya adalah pembenahan total baik organisasi, sistem maupun manajemen. Jadi, menurut Jokowi, pembekuan adalah jalan untuk
melakukan pembenahan total, reformasi total, serta pembenahan manajemen dan sistem. Mengenai tenggat waktu pembenahan sepak bola Indonesia, Jokowi menganjurkan untuk
dikonfirmasikan ke Kemenpora. Begitu juga ketika ditanya soal nasib pemain, Jokowi enggan memberikan jawaban panjang.
Penggunaan kutipan tidak langsung dalam penulisan sebuah berita akan mempermudah sang wartawan mengambil bagian tertentu yang dianggap sesuai dan diberi tambahan-tambahan
kalimat agar pendapat dari narasumber dapat diarahkan sesuai dengan keinginan sang wartawan, dalam hal ini pendapat dari jokowi di atas penulis mencoba mengarahkan pembaca bahwa sikap
Jokowi acuh dan tak terlalu peduli terhadap status pembekuan PSSI dan nasib para pemain.
Penutup berita di atas menggunakan pendapat dari Agum Gumelar Mantan Ketua
Umum PSSI menjadi penutup yang pas sesuai frame Sindo dengan pendapatnya mengenai sanksi FIFA hanya bisa dicabut jika pemerintah menghentikan intervensi pada PSSI, Agum
mengandaikan jika selama Pemerintah bersikukuh tidak mau mencabut SK pembekuan PSSI maka selama itu pula sepak bola Indonesia mati.
Dalam unsur Skrip berita yang dimuat oleh Koran Sindo, sang wartawan menyusun
berita ini dengan cara yang dramatis pada awal pargraf hingga pertengahan berita dengan cara menempatkan
La Nyalla Mattalitti Ketua Umum Ketum PSSI sebagai sosok pahlawan yang berusaha keras menghindarkan saksi untuk sepak bola Indonesia, Sindo memberi ruang yang
cukup banyak kepada pihak PSSI dalam menyampaikan opininya. Selain itu penulisan detail tentang isi surat sanksi yang diberikan kepada Indonesia
beserta hukuman yang bakal diterima oleh Indonesia pada awal berita, memperlihatkan fokus
utama dari gagasan Sindo adalah hukuman yang bakal diterima Indonesia dan usaha yang telah dilakukan La Nyalla Mattalitti untuk menghindarkan Indonesia dari sanksi. Sindo menempatkan
pendapat Presiden Jokowi ditengah berita agar pendapatnya tidak menonjol dan bias karena diakhir berita Sindo menempatkan Agum Gumelar yang menentang pembekuan PSSI. Padahal
jika dilihat dari ketenaran dan jabatan Jokowi merupakan presiden RI yang pendapatnya dan keputusannya menjadi pusat perhatian masyarakat. Namun Sindo lebih memilih pendapat La
Nyalla Mattalitti ditempatkan diawal paragraf.
Unsur Tematik dalam berita koran Sindo memiliki perbedaan yang signifikan dibanding
dengan koran yang lainnya, Sindo menempatkan porsi lebih besar kepada pendapat yang menyayangkan sikap pemerintah sehingga sanksi FIFA terhadap Indonesia tidak bisa
dihindarkan, berikut tema-tema dari koran Sindo: Tema pertama adalah Sanksi FIFA merupakan kabar duka untuk sepak bola Indonesia,
tema ini ditempatkan pada pembukaan berita menjadi penanda frame utama dari Sindo. Tema ini bisa dilihat pada paragraf 1-3 dengan gaya bahasa yang dramatis sehingga seolah-olah sanksi ini
merupakan pukulan berat terhadap sepak bola Indonesia. Pada tema kedua Sindo fokus pada usaha maksimal dari PSSI untuk menghindarkan
sanksi FIFA, tema ini diwakili dengan pendapat dari La Nyalla Mattalitti Ketua Umum Ketum
PSSI yang bercerita usaha dari pihak PSSI dalam menghindarkan sanksi pada sidang komite eksekutif di Swiss hal ini diuraikan dengan jelas pada paragraf 6-9 di dalam berita di atas, La
Nyalla ditempatkan seolah sebagai pahlawan yang berusaha menyelamatkan sepak bola Indonesia.
Pada tema ketiga pembenahan sepak bola Indonesia yang pendapat ini diambil dari pernyataan Presiden Jokowi, pendapat Jokowi diuraikan dalam lima paragraf, namun
ditempatkan pada tengah paragraf yang pendapatnya diapit oleh narasumber utama La Nyalla Mataliti dan Agum Gumelar di penutup berita.
Tema keempat adalah dicabut tidaknya sanksi FIFA ditangan pemerintah ini mengambil pendapat dari Agum Gumelar dalam penutup berita. Agum menjelaskan selama pemerintah tidak
mau menghentikan intervensi terhadap PSSI dan tidak mau mencabut SK pembekuan PSSI maka sanksi FIFA tidak akan dicabut pula.
Dalam unsur Retoris dalam koran Sindo hal yang sangat menonjol terlihat dalam
penggunaan simbol warna merah pada headline “Sepak bola Indonesia
Disanksi FIFA ”
Penggunaan cetak warna merah pada kata disanksi FIFA ini menunjukan Sindo ingin memberi simbol bahwa sanksi FIFA ini sebuah tanda bahaya atau sebuah hukuman yang mengerikan,
warna merah biasanya dimaknai sebagai warna yang menakutkan, tanda bahaya, peringatan atau hati-hati.
Unsur retoris lainya, bisa dilihat pada infografis tentang penurunan grafik peringkat sepak bola Indonesia yang cenderung menurun. Seperti terlihat di bawah ini:
Gambar 3.9 Grafik Penurunan peringkat Indonesia
Dalam grafis tersebut terlihat tren penurunan peringkat Indonesia sejak tahun 2009 hingga tahun 2015 bahkan dalam 10 tahun terakhir Indonesia tidak lagi bisa menyamai prestasi
di tahun 2005 yang berada diperingkat 109, ditahun 2015 Indonesia berada di peringkat 159, tertinggal jauh dari peringkat negara tetangga seperti Malaysia, Vietnam, maupun Thailand.
Kemudian fakta tentang tren penurunan peringkat Indonesia itu di beri judul “
SEMAKIN KELAM
” dengan cetak tebal dan pemakian warna merah mengisyaratkan penekanan bahwa peringkat Indonesia semakin terpuruk dan mengkhawatirkan. Kemudian ditambah penekanan
pada kalimat di bawahnya yaitu “Sepak Bola Indonesia belum bisa “berbicara” di dunia. Sanksi FIFA pun menambah episode kelam sepak bo
la Indonesia” ini dimaksukan agar pembaca tau bahwa keadaan sepak bola Indonesia semakin mengkawatirkan, Sindo ingin mendramatiskan
keadaan sepak bola nasional melalui unsur retoris ini.
Tabel 3.9 Frame Sindo:
Sanksi FIFA merupakan kabar duka untuk sepak bola Indonesia
Gambar 3.10 Headline Media Indoneisa
Elemen Strategi Penulisan
Sintaksis Sindo Fokus pada usaha yang dilakukan La Nyalla untuk menghindarkan
Indonesia dari sanksi, juga memperlihatkan sanksi FIFA merupakan sesuatu yang menakutkan sementara penekanan terhadap perbaikan PSSI sendiri
kurang diuraikan
Skrip Penempatan La Nyalla sebagai narsumber utama pada awal berita hingga
tengah berita diuraikan detail sementara pendapat Jokowi di kutip hal-hal yang dianggap perlu dan tidak utuh juga ditempatkan diakhir berita. detail isi surat
sanksi FIFA ditampilkan. Penyusunan narasumber berita memperkuat frame Sindo
Tematik 1 Sanksi FIFA merupakan kabar duka untuk sepak bola Indonesia2 Usaha
maksimal dari PSSI untuk menghindarkan sanksi FIFA 3 pembenahan sepak
bola Indonesia 4
Dicabut tidaknya sanksi FIFA ditangan pemerintah Retoris
Penggunaan warna merah dalam headline menunjukan sanksi FIFA merupakan hal yang berbahaya atau menakutkan, penggunaan grafik penurunan peringkat
Indonesia disertai keterangan yang menambah kesan sanksi FIFA menambah suram sepak bola Indonesia.