Jawa Pos Frame: Tak masalah jatuhnya sanksi demi reformasi PSSI

Tabel 3.6 Struktur Sintaksis Berita Jawa Pos STRUKTUR SINTAKSIS Headline Judul FIFA Hukum Indonesia Sub Judul Jokowi: Tak Masalah Demi Reformasi PSSI Lead Indonesia akhirnya dijatuhi sanksi oleh FIFA Sabtu 305. Berdasarkan surat yang diterbitkan induk sepak bola internasional itu, PSSI kehilangan hak sebagai anggota. Otomatis, seluruh tim di Indonesia, baik klub maupun tim nasional timnas, dilarang ikut kompetisi internasional. Latar Informasi Namun, ancaman sanksi tidak mengubah sikap Presiden Joko Widodo Jokowi. Dia tetap mendukung penuh keputusan pembekuan PSSI oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi. Kalau memang harus dibayar demi perbaikan persepak bolaan nasional, mantan gubernur DKI Jakarta itu tidak mempermasalahkannya. Surat sanksi FIFA kepada Indonesia ditandatangani Sekretaris Jenderal FIFA Jerome Valcke. Di sana disebutkan, PSSI kehilangan status sebagai anggota sesuai dengan pasal 12 ayat 1 dan pasal 14 ayat 3 statuta FIFA. Selain tim dari Indonesia tidak bisa berlaga di event internasional, PSSI tak akan mendapat kucuran dana jutaan dolar yang rutin mereka peroleh dari FIFA Dalam surat itu juga disebutkan syarat apa saja yang bisa membuat Indonesia lolos dari hukuman. Intinya, Kemenpora dan pihak terkait tidak lagi mengintervensi PSSI. Pengelolaan timnas dan liga harus dikembalikan ke PSSI. Hukuman tersebut lumrah diperoleh setiap negara yang mendapat sanksi. Namun, dalam surat tersebut FIFA memberikan keringanan dengan mengizinkan timnas U-23 Indonesia mengikuti SEA Games yang digelar di Singapura. Ajang SEA Games sebenarnya tidak berada di bawah wewenang FIFA. Namun, dalam aturan organisasi, FIFA memang bisa melarang sebuah negara yang disanksi untuk ikut kompetisi internasional yang disupervisi IOC International Olympic Committee. Ada kerja sama tertulis antara FIFA dan IOC. Namun, larangan itu tak bersifat mutlak dan mengikat. Dibutuhkan persetujuan IOC agar keinginan tersebut bisa terlaksana. Jika diplomasi bisa dilakukan kepada IOC, negara yang disanksi bisa tetap mengikuti pergelaran-pergelaran kompetisi olahraga regional seperti Asian Games atau SEA Games. Hal itu mengacu seperti yang dilakukan Iran pada Asian Games 2006. Meski status Federasi Sepak Bola Iran sedang di-banned, timnas Iran tetap bisa mengikuti Asian Games. Lobi yang dilakukan Kementerian Olahraga Iran kepada IOC menuai hasil. FIFA pun melunak. Terasingnya PSSI dari FIFA sebenarnya bukanlah hal yang baru. Sebelum Indonesia merdeka, PSSI yang kala itu dipimpin Ir Soeratin berupaya keras untuk mendapat pengakuan FIFA. Pada 16 Mei 1936 upaya PSSI tersebut gagal. Dalam surat resminya, FIFA lebih memilih Nederland Inlandsche Voetbal Unie NIVU. Oleh FIFA, PSSI dicap sebagai perkumpulan ilegal serta tak punya kekuatan di mata hukum dan negara. Kondisi itu yang membuat NIVU-lah yang melenggang ke Piala Dunia 1938, bukan PSSI. Baru setelah NIVU bubar dan Indonesia merdeka, PSSI diterima FIFA. Kutipan, Sumber, pernyataan. Joko Widodo Presiden Republik Indonesia PSSI butuh reformasi total, pembenahan manajemen, pembenahan sistem, Berbekal lembar catatan, Jokowi lantas membeber rapor buruk PSSI dalam beberapa tahun terakhir. Coba dilihat, sepuluh tahun terakhir, prestasi kita apa? Jokowi pun menyebut Indonesia yang selalu gagal dalam kualifikasi Piala Dunia. Bahkan, untuk level Piala Asia pun, pada 2004 dan 2007 Indonesia hanya mampu menjejaki hingga babak I serta pada gelaran 2011 tidak lolos kualifikasi. Kita selama ini ikut terus event internasional, kualifikasi Piala Dunia, di tingkat Asia, ASEAN, tapi kita malu terus, kalah lagi, kalah lagi, kalah lagi, katanya dengan nada tinggi. Jokowi juga menyinggung peringkat Indonesia di FIFA. Misalnya, pada 2012 Indonesia hanya bertengger di peringkat ke-156, lalu pada 2013 melorot ke peringkat ke-161. Kemudian pada 2014 dan 2015 hanya mampu naik tipis ke peringkat ke-159. Karena itu, Jokowi meminta semua pihak melihat sepak bola nasional dari perspektif yang luas agar menyadari pentingnya pembenahan total, terutama di tubuh PSSI. Sehingga pilihan pun harus dilakukan, apakah sekedar ingin ikut event internasional atau ingin membentuk timnas yang berprestasi. Kalau hanya ingin ikut event internasional, tapi selalu kalah, kebanggaan kita di mana? Sementara itu, terkait langkah yang akan ditempuh setelah jatuhnya sanksi FIFA, Jokowi menerangkan bahwa hal tersebut akan diurus Kementerian Pemuda dan Olahraga Kemenpora. Demikian pula perihal teknis seperti bagaimana nasib pemain, wasit, dan sebagainya. Kalau urusan teknis, tanya ke Menpora, katanya Penutup Akar sejarah PSSI pun mencatat bahwa PSSI lahir dari pembubaran federasi sebelumnya. Hal tersebut termaktub dalam buku ulang tahun ke-25 PSSI yang terbit pada 1955. PSSI mengakui bahwa sebelum mereka berdiri, Soeratin dkk membubarkan federasi sepak bola lainnya, yakni Indonesische Voetbal Bond IVB yang berdiri pada 1927 di Solo. Alasannya adalah kegagalan IVB menyatukan klub-klub pribumi. Pada berita yang diterbitkan Jawa Pos di atas cukup menarik melihat bagaimana Jawa Pos memberikan informasi seputar sanksi FIFA terhadap sepak bola Indonesia, dalam berita di atas hanya terdapat satu narasumber yang dipakai yaitu Presiden Jokowi di mana posisi Jokowi mendukung Kemenpora dan menanggapi sanksi FIFA sebagai hal positif untuk sepak bola Indonesia. Selain menggunakan satu narasumber saja, berita dari Jawa Pos sangat menarik karena mengulas akar sejarah PSSI dan contoh negara yang pernah disanksi FIFA namun tetap bisa berlaga di ajang Internasional. Hal ini merupakan indikasi kuat bahwa Jawa Pos berada pada posisi yang mendukung SK Kemenpora dan menanggapi positif terhadap sanksi FIFA, bukan sesuatu yang mengherankan karena Jawa Pos koran representasi masyarakat Surabaya pada khususnya dan Jawa Timur pada umumnya, sudah menjadi rahasia umum bahwa Jawa Pos sangat dekat dengan Bonek dan Persebaya 1927 yang berseteru dengan PSSI. Tidak mengherankan pula pemberitaan yang dimuat oleh Jawa Pos dibumbui aroma revolusi terhadap tubuh PSSI dengan mencantumkan informasi bahwa lahirnya PSSI berawal dari pembubaran federasi sebelumnya, dan mungkin saja hal tersebut bisa terulang. Dalam penggunaan Headline Jawa Pos secara gambla ng menulis “FIFA Hukum Indonesia ” sebuah fakta yang memang terjadi, lebih tepatnya menghukum sepak bola Indonesia, namun fakta tersebut langsung dijawab dengan penulisan sub judul “Jokowi: Tak Masalah Demi Refor masi PSSI”, Hal ini memberikan makna bahwa hukuman tersebut tidak terlalu menakutkan karena akan ada gelombang reformasi di tubuh PSSI hal tersebut dijanjikan langsung oleh Presiden Jokowi. Pada bagian Lead di atas Jawa Pos memberikan gambaran singkat tentang sanksi FIFA terhadap Indonesia yang mengakibatkan Indonesia tidak bisa tampil di ajang internasional baik tim nasional maupun klub lokal. Sama halnya seperti cara penulisan pada headline Jawa Pos pun langsung memberikan jawaban dengan menggunakan Latar Informasi yang memperlihatkan sikap presiden pada paragraf kedua yang tertulis seperti di bawah ini: Namun, ancaman sanksi tidak mengubah sikap Presiden Joko Widodo Jokowi. Dia tetap mendukung penuh keputusan pembekuan PSSI oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi. Kalau memang harus dibayar demi perbaikan persepak bolaan nasional, mantan gubernur DKI Jakarta itu tidak mempermasalahkannya. Latar tersebut langsung menjawab lebih rinci atas hukuman yang di terima oleh sepak bola Indonesia, Jokowi ditulis siap menerima resikonya demi perbaikan sepak bola nasional, sepertinya Jawa Pos memang menggunakan cara penulisaan seperti tanya jawab, fakta yang terjadi direspon dengan frame Jawa Pos yang pro terhadap sikap Jokowi memberikan tidak adanya lagi ruang untuk berfikir berbeda atas sikap jokowi, pembaca diarahkan pada sikap untuk mendukung langkah yang sudah dilakukan oleh pemerintah dengan tidak adanya opsi lain dari pendapat tokoh yang berbeda. Kemudian pada bagian pertengahan berita hingga akhir berita Jawa pos menyampaikan Latar Informasi yang panjang mengenai Pasal yang diangap dilanggar oleh PSSI, contoh negara yang pernah disanksi FIFA namun tetap bisa mengikuti kompetisi internasional, penjelasan bahwa sebenarnya SEA Games bukan berada di bawah FIFA langsung, dan yang terakhir mengenai sejarah terbentuknya PSSI berasal dari pembubaran federasi sebelumnya yaitu Indonesische Voetbal Bond IVB. Semua penjelasan informasi yang panjang tersebut sangat jelas terasa bahwa Jawa Pos sengaja menyusun berita dengan uraian tersebut untuk memperkuat frame Jawa Pos yang mendukung langkah Pemerintah Jokowi membekukan PSSI, hal ini terlihat dari penulisan mengenai sanksi FIFA terhadap Indonesia tidak mendetail dan hanya menuliskan pasal yang dilanggar, kemudian dijelaskan FIFA memberikan keringanan pada timnas Indonesia untuk tetap berlaga pada SEA Games, kemudian Jawa Pos memberikan sebuah fakta bahwasannya ajang SEA Games atau Asian Games tidak berada dinaungan FIFA melainkan di supervisi oleh IOC International Olympic Committee. Jawa Pos memberi kesan bahwa tanpa keringanan hukuman tersebut pun Tim Nasional Indonesia sebenarnya masih bisa bermain di SEA Games, hal ini diperkuat dengan fakta yang dijabarkan tentang timnas Iran yang di sanksi namun tetap bisa tampil di Asian Games. Kemudian latar informasi yang diuraikan berlanjut pada akar sejarah terbentuknya PSSI yang terbentuk karena pembubaran federasi sebelumnya, seperti penjelasan pada paragraf 15 dan 16 berikut: Sebelum Indonesia merdeka, PSSI yang kala itu dipimpin Ir Soeratin berupaya keras untuk mendapat pengakuan FIFA. Pada 16 Mei 1936 upaya PSSI tersebut gagal. Dalam surat resminya, FIFA lebih memilih Nederland Inlandsche Voetbal Unie NIVU. Oleh FIFA, PSSI dicap sebagai perkumpulan ilegal serta tak punya kekuatan di mata hukum dan negara. Kondisi itu yang membuat NIVU-lah yang melenggang ke Piala Dunia 1938, bukan PSSI. Baru setelah NIVU bubar dan Indonesia merdeka, PSSI diterima FIFA. Penjelasan di atas memperlihatkan bahwa pada awalnya PSSI dianggap perkumpulan ilegal karena pada saat Indonesia belum merdeka yang diakui sebagai lembaga resmi adalah Nederland Inlandsche Voetbal Unie NIVU. Penjelasan di atas kemudian ditutup dengan fakta bahwa lahirnya PSSI karena pembubaran federasi sebelumnya yaitu Indonesische Voetbal Bond IVB yang berdiri pada 1927 di Solo, hal tersebut pun diakui oleh PSSI sendiri. Fakta-fakta yang ditampilkan pada latar berita Jawa Pos di atas pastinya dipilih sesuai dengan keperluan dari Jawa Pos sendiri yang memang mendukung langkah dari pemerintahan Jokowi untuk mereformasi PSSI, dalam fakta yang di tampilkan semuanya berkaitan satu sama lainya memberikan kesan bahwa sebenarnya FIFA bukanlah organisasi yang pantas terlalu dipercayai juga lahir PSSI pun dari konflik organisasi yang bisa jadi sejarah tersebut bisa terulang demi perbaikan persepak bolaan nasional. Dalam penggunaan Kutipan, Sumber, pernyataan Presiden Jokowi yang menjadi satu- satunya narasumber berita ditempatkan pada awal awal paragraf dengan diuraikan pendapatnya secara panjang dan jelas, penggunaan sumber berita tunggal membuat pendapatnya lah terlihat paling benar karena pembaca tidak diberi pendapat perbandingan dari tokoh lain. Ini semakin menguatkan fakta bahwa frame dari Jawa Pos persis dengan sudut pandang Jokowi. Penutup berita dari Jawa Pos menggunakan latar dari fakta yang ditampilkan mengenai sejarah lahirnya PSSI beserta konflik yang menyertai, seperti yang sudah diuraikan di atas Jawa Pos mencoba memperlihatkan bahwa PSSI tak terlepas dari konflik, penutup berita Jawa Pos terlihat cocok dalam menyikapi keadaan PSSI yang carut marut. Dalam unsur Skrip pada berita yang diterbitkan oleh Jawa Pos, cara wartawan menyusun berita sangat menarik, karena sang wartawan hanya menempatkan satu narasumber berita yaitu Presiden Jokowi dengan dilengkapi penjabaran tentang sejarah sanksi yang pernah dijatuhkan FIFA terhadap negara lain dan sejarah kelam pembentukan PSSI. Jawa Pos sangat jelas terlihat mengambil sikap bahwa diperlukan perbaikan pada tubuh PSSI atau bahkan merevolusi PSSI dengan cara memberi contoh bahwa lahirnya PSSI juga karena terdapat masalah pada federasi sebelumnya, juga penggunaan pendapat dari Jokowi semata membuat berita yang dibaca masyarakat hanya melihat dari sudut pandang pemerintah yang menghendaki terjadinya perbaikan dalam tubuh PSSI. Jawa Pos tidak memberikan ruang pada pihak yang berseberangan pendapat dengan pemerintah. Frame mengenai perbaikan dalam tubuh PSSI kemudian dikuatkan dengan cara wartawan memberikan gambaran-gambaran mengenai contoh negara yang pernah dijatuhkan sanksi hingga sejarah terbentuknya PSSI latar belakang yang ditulis oleh wartawan ini dimaksukan untuk memperkuat pendapat bahwa langkah yang telah diambil pemerintah tepat dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan terhadap sanksi yang diterima oleh sepak bola Indonesia. Unsur Tematik dalam berita Jawa Pos terlihat jelas dibuat untuk memperkuat frame utamanya yaitu perbaikan sepak bola nasional dengan cara menyampaikan uraian-uraian tema yang menjawab tentang sanksi FIFA bukanlah sesuatu yang perlu ditakutkan juga menjabarkan sikap tegas dari pemerintah, tema-tema tersebut bisa dilihat sebagai berikut: Pertama tema yang diangkat oleh Jawa Pos adalah Sanksi FIFA bukanlah sesuatu yang terlalu ditakutkan hal ini bisa dilihat dari uraian paragraf ke 10 pada awal kalimat yang berbunyi: “ Hukuman tersebut lumrah diperoleh setiap negara yang mendapat sanksi.” wartawan dalam kalimat tersebut ingin menyampaikan bahwa hukuman yang diterima oleh Indonesia merupakan sesuatu yang wajar dan tak perlu ditakuti. Kedua tema yang dipakai adalah dukungan presiden terhadap langkah yang telah diambil Menpora dalam membekukan PSSI. Hal ini terlihat pada paragraf ke dua yang menegaskan bahwa resiko dijatuhkannya sanksi FIFA tidak masalah asal untuk perbaikan sepak bola Nasional, paragraf ini seolah menjawab atas sanksi yang telah diberikan yang ditulis pada paragraf pertama. Ketiga tema yang ditulis adalah menurunnya prestasi sepak bola Indonesia diajang Internasional tema ini ditulis pada paragraf 5 dan 6 dalam kedua paragraf ini dijelaskan mulai dari ranking Indonesia yang melorot dan nihil prestasi dalam 10 tahun terakhir. Hal ini yang menjadi landasan agar dilakukan pembenahan disemua sektor dalam tata kelola sepak bola nasional. Tema keempat adalah bahwa kompetisi sepak bola SEA Games tidak berada di bawah wewenang FIFA, tema ini dimaksudkan untuk menekankan bahwa dibolehkanya timnas U-23 untuk tetap mengikuti SEA Games keputusannya tidak semata-mata dari FIFA karena FIFA tidak memiliki wewenang secara langsung, Jawa Pos juga memberi contoh kasus sepak bola Iran yang di sanksi FIFA namun masih bisa mengikuti Ajang Asian Games. Tema kelima yang diuraikan Jawa Pos merupakan fakta bahwa pada sejarahnya PSSI dianggap legal dan lahirnya PSSI dari pembubaran federasi sebelumnya hal ini bisa dilihat pada penutup berita Jawa Pos. Wartawan menuliskan fakta sejarah ini untuk memperlihatkan kemungkinan dibentuknya federasi sepak bola baru demi perbaikan sepak bola nasional. Dalam unsur Retoris yang dapat dilihat dalam berita Jawa Pos kesemuanya di pakai untuk menekankan frame Jawa Pos sendiri tentang reformasi sepak bola nasional, beberapa penekanan retoris dapat dilihat seperti penggunaan foto Jokowi berikut kutipannya yang ditempatkan terpisah dan tulisanya dicetak lebih besar serta penggunaan kutipan yang menyertainya seperti yang dapat dilihat di bawah ini: Gambar 3.7 Kutipan Jokowi Bunyi kalimat di atas adalah “Kalau hanya ikut event internasional, tapi selalu kalah kebanggan kita di mana?”. Kalimat tersebut menyiratkan bahwa sepak bola Indonesia di bawah PSSI nihil prestasi sehingga perlu diadakan perubahan. Dalam retoris lain yaitu pada sub Judul Jawa Pos menggunakan kalimat “Jokowi: Tak masalah demi reformasi PSSI”, kalimat ini seperti menjawab atas hukuman yang telah diterima oleh Indonesia seperti yang tertulis pada judul berita. Jokowi ingin perubahan ditubuh PSSI meski sanksi FIFA dijatuhkan untuk Indonesia. Tabel 3.7 Frame Jawa Pos: Tak masalah jatuhnya sanksi demi reformasi PSSI Gam bar

3.8 Head

line Kora n Sind o Elemen Strategi Penulisan Sintaksis Penjabaran Latar informasi yang panjang mengenai sejarah PSSI yang lahir dari pembubaran federasi sebelumnya, dan penggunaan narasumber berita satu satunya yaitu Presiden Jokowi yang mendukung langkah kemenpora memperlihatkan Jawa Pos mendukung perubahan dalam tubuh PSSI Skrip Bagaimana cara wartawan menulis berita di dalam Jawa Pos jelas mengindikasikan tentang frame perubahan dalam tubuh PSSI hal ini ditandai hanya ada satu narasumber Jokowi, hal ini membuat pembaca hanya melihat dari satu perpektif saja. Tematik 1 Jatuhnya Sanksi FIFA bukan sesuatu yang perlu ditakutkan 2 dukungan Presiden Jokowi mengenai langkah yang telah diambil kemenpora 3 prestasi Indonesia yang cenderung turun dan nihil 4 Kompetisi SEA Games tidak di bawah kewenangan FIFA 5 pada sejarahnya PSSI dianggap legal dan lahirnya PSSI dari pembubaran federasi sebelumnya. Retoris Penggunaan foto Jokowi yang di ikuti kutipan tentang kebanggan terhadap prestasi yang nihil juga penggunaan sub bab yang tak mempermasalahkan sanksi FIFA demi perbaikan PSSI

D. Sindo Frame:

Sanksi FIFA merupakan kabar duka untuk sepak bola Indonesia Tabel 3.8 Struktur Sintaksis Berita Sindo STRUKTUR SINTAKSIS Headline Judul Sepak bola Indonesia Disanksi FIFA Sub Judul Timnas U 23 masih diizinkan berlaga di SEA Games 2015 Lead Kabar duka akhirnya datang untuk sepak bola Indonesia. FIFA selaku otoritas tertinggi sepak bola dunia resmi menjatuhkan sanksi kepada sepak bola Indonesia. Latar Informasi Akibatnya, sepak bola Tanah Air dipastikan terkucil dari berbagai ajang sepak bola internasional sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Sanksi dijatuhkan setelah FIFA menggelar emergency meeting Komite Eksekutif Exco FIFA di Zurich kemarin atau sehari setelah Sepp Blater terpilih kembali sebagai presiden FIFA. Dalam surat yang ditandatangani Sekretaris Jenderal Sekjen FIFA Jerome Valcke, mereka menyatakan pada 22 Mei 2015 FIFA sudah mengingatkan Kementerian Pemuda dan Olahraga Kemenpora mengenai surat mereka tertanggal 18 Februari dan 5 Mei perihal pembekuan PSSI oleh Kemenpora. Masih dalam surat FIFA, PSSI memberikan informasi terakhir kepada FIFA tertanggal 29 Mei yang menginformasikan kementerian tidak mencabut pembekuan. Dalam surat FIFA itu juga dijelaskan bahwa ada empat poin yang bisa mencabut sanksi FIFA terhadap persepak bolaan Indonesia. Dengan turunnya sanksi tersebut, secara otomatis Indonesia tidak bisa mengikuti berbagai ajang internasional kecuali SEA Games 2015 di Singapura. Selain SEA Games 2015 yang masih diselamatkan, untuk ajang-ajang lain seperti Kualifikasi Pra-Piala Dunia PPD 2018 atau rencana Indonesia menjadi tuan rumah Piala AFF U-16 dan U-19 dipastikan gagal. La Nyalla yang sudah ada di Swiss sejak 10 hari lalu bersama Wakil Ketua Umum Waketum PSSI Hinca Panjaitan dan Sekjen PSSI Azwan Karim mengaku sudah melakukan berbagai lobi agar sanksi tersebut tidak dijatuhkan untuk Indonesia. Namun, sayang, dirinya mengaku tidak bisa berbuat banyak sampai sanksi itu benar-benar dijatuhkan. Kutipan, Sumber, pernyataan. Kutipan surat dari FIFA yang ditujukan kepada PSSI ”Dengan begitu kami memberi tahu Anda bahwa Exco FIFA memutuskan sesuai dengan Pasal 14 ayat 1 dari Statuta FIFA bahwa sanksi bagi PSSI langsung berlaku dan untuk waktu yang tidak ditentukan sampai PSSI bisa memenuhi peraturan Pasal 13 dan 17 Statuta FIFA,” La Nyalla Mattalitti Ketua Umum Ketum PSSI ”Pertama-tama kami sampaikan bahwa kami sudah berusaha semaksimal mungkin menghindarkan Indonesia dari sanksi FIFA. Tapi nyatanya sampai tadi malam kemarin malam waktu Swiss ditunggu, Menpora belum juga mencabut SK surat keputusan pembekuan,” ”Sehingga pagi tadi sekitar pukul 10.00 waktu Swiss diputuskan bahwa Indonesia disanksi dengan batas waktu yang tidak ditentukan. Sanksi baru bisa dicabut sampai Menpora Menteri Pemuda dan Olahraga mencabut SK pembekuan dan tidak lagi melakukan

Dokumen yang terkait

PROBLEM JURNALIS LINGKUNGAN DI SKH RIAU POS (Studi Deskriptif Kualitatif Terhadap Jurnalis SKH Riau Pos Dalam Pemberitaan Seputar Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau).

0 4 13

SKRIPSI PROBLEM JURNALIS LINGKUNGAN DI SKH RIAU POS (Studi Deskriptif Kualitatif Terhadap Jurnalis SKH Riau Pos Dalam Pemberitaan Seputar Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau).

0 3 14

Studi Analisis Framing Profiling Dipo Alam dalam Pemberitaan SKH Media Indonesia Mengenai Kasus Pemboikotan Tiga Media Nasional PROFILING DIPO ALAM PADA SKH MEDIA INDONESIA Studi Analisis Framing Profiling Dipo Alam dalam Pemberitaan SKH Media Indonesia

0 3 14

PENDAHULUAN PROFILING DIPO ALAM PADA SKH MEDIA INDONESIA Studi Analisis Framing Profiling Dipo Alam dalam Pemberitaan SKH Media Indonesia Mengenai Kasus Pemboikotan Tiga Media Nasional.

0 3 27

KESIMPULAN DAN SARAN PROFILING DIPO ALAM PADA SKH MEDIA INDONESIA Studi Analisis Framing Profiling Dipo Alam dalam Pemberitaan SKH Media Indonesia Mengenai Kasus Pemboikotan Tiga Media Nasional.

0 4 15

JURNALISME DAMAI SKH KOMPAS JURNALISME DAMAI SKH KOMPAS TERKAIT ADANYA KLAIM TARI PENDET SEBAGAI BUDAYA MALAYSIA (Studi Analisis Framing Penerapan Jurnalisme Damai Pada SKH Kompas Terkait Pemberitaan Klaim Tari Pendet Sebagai Budaya Malaysia Periode Agust

0 2 19

PENDAHULUAN AGENDA POLITIK PDI PERJUANGAN MENGHADAPI PEMILU LEGISLATIF 2009 (Studi analisis isi obyektivitas pemberitaan RAKERNAS IV PDI Perjuangan pada SKH KOMPAS dan SKH REPUBLIKA periode 22 – 31 Januari 2009).

0 2 42

KESIMPULAN DAN SARAN AGENDA POLITIK PDI PERJUANGAN MENGHADAPI PEMILU LEGISLATIF 2009 (Studi analisis isi obyektivitas pemberitaan RAKERNAS IV PDI Perjuangan pada SKH KOMPAS dan SKH REPUBLIKA periode 22 – 31 Januari 2009).

0 2 93

Undang Pembuktian SKH

0 0 1

Pengumuman Pemenang talud skh

0 0 1