Filter Second Order Damped Rancangan Filter Lokasi Penelitian

i i Lh I Rh I R C L

2.11 Filter Second Order Damped

Filter second order damped terdiri dari resistor dan induktor paralel yang diseri dengan kapasitor seperti pada Gambar 2.18. [1,7]. Pada frekuensi resonansi, filter mempunyai impedansi sangat yang kecil lebih kecil dari impedansi beban sehingga arus yang mempunyai frekuensi sama dengan frekuensi resonansi akan dibelokkan melalui filter. Dengan demikian second order damped diharapkan dapat mengurangi THD tegangan dan arus. Gambar 2.18 Second order damped Impedansi rangkaian dari Gambar 2.18 untuk harmonisa ke h dinyatakan dalam persamaan: …...…..2.44            h X hX R hX R j hX R hX R h Z C L L L L f 2 2 2 2 2 2 Fh I Universitas Sumatera Utara i i

2.12 Rancangan Filter

Dalam merancang filter dapat dilakukan beberapa langkah [11,12], yaitu: a. Tentukan frekuensi resonansi r f atau order harmonisa ke- r h di mana terjadi resonansi pada sistem. b. Pilih rating kapasitor berdasarkan kebutuhan daya reaktif untuk perbaikan faktor daya. c. Hitung reaktansi induktip L X berdasarkan order tuning n h . d. Hitung tahanan dengan menggunakan faktor kualitas 0,5 Q f 5 e. Batasan beban lebih over load limit dari filter apakah sesuai dengan yang diperkenankan Standar IEEE 18 TM-2002, rating kapasitor yang diperkenankan adalah: a MVAR = 135 dari name plate MVAR b RMS Voltage = 110 dari rated rms voltage c Peak voltage = 120 dari peak voltage d RMS Current = 180 dari rated RMS Current

2.13 Menentukan Komponen-komponen Second Order Damped

Komponen-komponen yang dibutuhkan dalam merancang filter didapatkan dengan menghitung masing-masing komponen R, L dan C dari filter tersebut.

2.13.1 Kapasitansi C

Pada sistem belum terpasang kapasitor bank, kapasitor C yang dibutuhkan untuk meningkatkan perbaikan faktor daya ditentukan terlebih dahulu dengan Universitas Sumatera Utara i i menghitung daya reaktif Q C yang akan disediakan filter. Daya reaktif Q C ini didapat dengan memperhitungkan besarnya daya reaktif Q 1 sebelum adanya perbaikan faktor daya dan besarnya daya reaktif Q 2 yang dibutuhkan untuk meningkatkan faktor daya. Besarnya daya reaktif Q C dinyatakan dalam persamaan berikut: ........................................................ 2.45 Reaktansi kapasitif filter dapat dinyatakan dalam Persamaan 2.46: ………………...…………………. 2.46 Kapasitansi dari kapasitor adalah: ................................................. 2.47 Di mana: C X = Reaktansi kapasitor bank Ω V = Tegangan line neutral pada rel daya dimana kapasitor dipasang kV C Q = Kapasitas kapasitor perfasa kVAR

2.13.2 Induktansi L

Reaktansi induktif dari filter dapat ditentukan dari besarnya nilai kapasitor untuk frekuensi yang ditala. …………….………………………. 2.48 2 n C L h X X  C C X X f C 1 2 1     2 1 Q Q Q C   C C Q kV X 2  Universitas Sumatera Utara i i 2 f X L L   Cn X Ln X n X Induktansi tergantung pada harmonisa ke berapa, frekuensi yang akan ditala dapat dinyatakan dalam Persamaan 2.49: ................................................................ 2.49

2.13.3 Resistansi R

Resistansi dapat dicari dengan menggunakan Persamaan [1]. ………………………………………….. 2.50 ...................... 2.51 Dimana: Q f = Faktor kualitas = Karakteristik reaktansi dari filter Ω = Reaktansi induktif dari reaktor saat frekuensi penalaan Ω = Reaktansi kapasitif saat frekuensi penalaan Ω Faktor kualitas dari sebuah filter menunjukkan ukuran ketajaman penyetelan filter tersebut dalam mengeliminasi harmonisa. Faktor kualitas pada filter second order damped mempunyai Q f yang rendah yaitu 0,5 Q f 5, dan biasanya ditala pada r n h h  [1]. Filter yang efektif harus memiliki induktor dengan faktor kualitas yang tinggi, untuk itu, R X n pada frekuensi resonansi. n f X Q R  C L Cn Ln n X X X X X    Universitas Sumatera Utara i i

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada sistem distribusi tenaga listrik pada Politeknik Negeri Medan. Metode Penelitian yang digunakan adalah melakukan pengumpulan data dan pengukuran dilapangan, membuat simulasi sesudah dipasangnya filter serta menganalisis hasil dari perolehan data dan hasil simulasi. Diagram satu garis sistem distribusi Politeknik Negeri Medan dapat dilihat pada Gambar 3.1. PLN 20 KV Trafo 400 kVA Z=4 PCC 380 V BUS 1 Workshop Lab. T. Sipil Workshop Lab. T. Mesin Workshop Lab. T. Elektro Workshop Lab. T. Listrik ` Gdg. ADM Lab CNC Gdg Kuliah A,B,C Titik Pengukuran NFB NFB Gambar 3.1 Diagram satu garis sistem distribusi Politeknik Negeri Medan 41 Universitas Sumatera Utara i i Sumber tegangan disuplai dari jaringan tegangan menengah TM 20 kV melalui transformator daya 400 kVA, 20 kV380 V. Transformator tersebut disambung ke beban antara lain: Gedung kuliah A, B, C, gedung administrasi lama dan laboratorium CNC, gedung workshop dan laboratorium Teknik Listrik, gedung workshop dan laboratorium Teknik Elektronika, gedung workshop dan laboratorium Teknik Mesin dan gedung workshop dan laboratorium Teknik Sipil. Beban yang terdapat di masing-masing gedung tersebut meliputi komputer PC dengan UPS di setiap program studi, peralatan laboratorium, mesin-mesin yang diatur kecepatannya serta menggunakan lampu penerangan dengan electronic ballast. Sebagian besar peralatan yang ada di Politeknik merupakan beban non linier yang menimbulkan harmonisa arus dan tegangan, sehingga apabila dibiarkan dalam jangka panjang dapat mengakibatkan kerugian. Salah satu cara untuk mengurangi kerugian yang diakibatkan beban non linier tersebut adalah dengan cara merancang filter pasif untuk harmonisa dan sekaligus berfungsi sebagai kompensator daya reaktif.

3.2 Data Sistem Distribusi

Dokumen yang terkait

Perbandingan Penggunaan Filter Single Tuned dan Second Order untuk Mereduksi Harmonisa pada Motor Induksi Satu Fasa yang dijalankan dengan Programmable Logic Control

3 87 94

Analisis Kesesuaian Antara Double Tuned Filter Dengan Type-C Filter Pada Beban Transformator 400 kVA Politeknik Negeri Lhokseumawe

9 124 95

Perancangan Filter Pasif Orde Tiga Untuk Mengurangi Harmonisa Akibat Beban Non Linear (Studi Kasus Pada Transformator 400 kVA Di Politeknik Negeri Medan)

3 67 80

Analisis Filter Pasif Single Tuned Untuk Mengurangi Arus Harmonisa Pada Mixer

4 56 82

Analisis Filter Pasif Single Tuned Untuk Mengurangi Arus Harmonisa Pada Mixer

1 4 14

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Resonansi - Analisis kebutuhan filter pasif untuk mengurangi gangguan harmonisa dan perbaikan faktor daya menggunakan Second Order Damped (Studi Kasus Pada Transformator 400 kVA Di Politeknik Negeri Medan)

0 1 32

Analisis kebutuhan filter pasif untuk mengurangi gangguan harmonisa dan perbaikan faktor daya menggunakan Second Order Damped (Studi Kasus Pada Transformator 400 kVA Di Politeknik Negeri Medan)

0 0 8

ANALISIS KEBUTUHAN FILTER PASIF UNTUK MENGURANGI GANGGUAN HARMONISA DAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA MENGGUNAKAN SECOND ORDER DAMPED (STUDI KASUS PADA TRANSFORMATOR 400 KVA POLITEKNIK NEGERI MEDAN) TESIS

0 0 16

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber Harmonisa - Analisis Kesesuaian Antara Double Tuned Filter Dengan Type-C Filter Pada Beban Transformator 400 kVA Politeknik Negeri Lhokseumawe

0 0 26

Analisis Kesesuaian Antara Double Tuned Filter Dengan Type-C Filter Pada Beban Transformator 400 kVA Politeknik Negeri Lhokseumawe

1 0 16