Analisis deskriptif produksi program siaran cahaya pagi pada radio republik Indonesia 106,8 FM Bogor

(1)

NIM : 105051001927

Analisis Deskriptif Produksi Program Siaran Cahaya Pagi Pada Radio Republik Indonesia 106,8 FM Bogor

Radio merupakan media elektronik yang tertua dan luwes, radio juga memiliki kecanggihan teknologi komunikasi, yang turut serta mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk didalamnya kegiatan dakwah, yang dikemas dalam suatu program.

Program cahaya pagi di RRI Bogor merupakan program yang cukup popular di kota Bogor dan mendapat tanggapan yang positif dari pendengar, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dan melaporkannya dalam skripsi ini.

Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan analisis yang bersifat deskriptif. Sebagai teknik pengumpulan data peneliti melakukan wawancara, dan observasi. Setelah data-data diperoleh, barulah di analisis secara deskriptif dengan menggunakan teori-teori yang ada.

Untuk menganalisis hasil temuan di lapangan, penulis menggunakan teori produksi yang mencakup tentang tata cara pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Sedangkan teori dakwah yang digunakan adalah pengertian dakwah, subjek dan objek dakwah, dan tujuan dakwah. Sedangkan teori radio mencakup tentang karakteristik radio dan sejarah radio.

Pada program cahaya pagi perencanaannya hanya sebatas penentuan tema atau materi yang akan disampaikan, dan untuk proses produksi tidaklah rumit karena hanya sebatas proses siaran itu sendiri. Untuk proses pasca produksi, hanya sebatas mengevaluasi proses produksinya.

Pada intinya dalam penyampaian dakwah melalui radio sudah cukup efektif dan efisien, dimana penyampaian materi atau tema di acara cahaya pagi RRI Bogor sudah cukup baik dengan melihat respon aktif dari pendengarnya.


(2)

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan teknologi dan informasi di zaman sekarang, sudah sangat maju sedemikian pesat dan modern, dimana metode dan media yang digunakan dalam berkomunikasi dan berdakwah juga harus mengikuti serta menyesuaikan perkembangan zaman tanpa menafikan metode dan media lama yang tradisional dan klasik. Lajunya perkembangan zaman memacu tingkat kemajuan ilmu dan teknologi komunikasi sebagai sebuah sarana yang dapat menghubungkan suatu masyarakat di satu tempat dengan masyarakat di tempat lain. Dan kecanggihan teknologi yang ikut mempengaruhi aspek kehidupan manusia.1

Seiring menjamurnya sarana komunikasi media baik cetak maupun elektronik saat ini mayoritas masyarakat hanya memanfaatkannya kepada hal-hal yang bersifat hiburan saja, padahal radio sebagai media komunikasi massa memiliki tiga fungsi yaitu mendidik (to educate), menginformasi (to inform), dan menghibur (to intertaint).2

Salah satu media dakwah yang mulai banyak ditinggalkan oleh masyarakat adalah lewat media radio, khususnya program siaran radio. Karena melalui program siaran radio pesan informasi ataupun komunikasi yang disampaikan akan

1

M. Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif, (Jakarta; CV Pedoman Ilmu, 1997), cet. Ke-1, h. 33

2

Antonio Darmanto,. Tekhnik Penulisan Naskah Siaran Radio (Yogyakarta: Univ Atmajaya, 1998), Cet. Ke 1


(3)

lebih mengena kepada masyarakat. Selain itu, program radio juga dapat menjadi media dakwah yang efektif, di mana pesannya dapat disampaikan kepada pendengar secara halus dan menyentuh relung hati tanpa menggurui siapa pun.

Walaupun dibandingkan media cetak dan televisi, radio dianggap sebagai anak kecil, namun menjelang dan sesudah reformasi, radio menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat yang sadar akan informasi.3

Radio Menggunakan unsur audio dalam menyampaikan pesan, dimana dalam prosesnya radio memproduksi program-program baik yang bersifat khusus ataupun umum untuk disampaikan pada masyarakat, dimana Keberadaannya bisa membius khalayak banyak dengan siaran yang disuguhkan dan sangat beragam pula. Selain itu, radio juga merupakan salah satu bentuk dari hasil kebudayaan yang kehadirannya saat ini sangat akbar dengan keseharian manusia.

Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia, dengan mengembangkan hubungan saling menguntungkan dan melengkapi dengan media lainnya. Kelebihan dari media massa elektronik radio siaran ini adalah berada di mana saja. Kemampuan yang tinggi untuk menjangkau setiap pendengarnya yang sedang melakukan kegiatan-kegiatan yang lain sekalipun atau bahkan sedang menikmati media massa lainnya.4

Perkembangan radio atau siaran radio pada saat ini, bisa dikatakan ironis, atau bisa dikatakan mati segan, hidup tak mau, karena siaran radio saat ini

3

Masduki, Jurnalistik radio Menata Profesionalisme Reporter Dan Penyiar, (Yogyakarta:LKIS, 2004), cet. Ke 3

4


(4)

mengalami tantangan yang sangat besar dimana media komunikasi yang muncul saat ini sangatlah banyak dan beragam serta memiliki kecanggihan teknologi yang tentu saja membuat masyarakat menjadi beralih dari radio.

Munculnya televisi, handphone, hingga yang saat ini sedang marak yaitu internet, banyak menarik perhatian masyarakat. Hal ini tentu membuat radio mendapatkan pesaing yang sangat berat dalam mengambil hati para pendengarnya. Jika diperhatikan secara seksama, perkembangan siaran-siaran radio yang diputar di stasiun radio banyak sekali mengemas siarannya sedemikian rupa demi menarik minat pendengar di tengah persaingan media yang mulai ketat.

Ditengah persaingan dan kembang kempisnya kehidupan radio dan siaran radio di Indonesia, timbul pula tantangan yang cukup berat bagi radio yaitu melakukan produksi program dakwah melalui siaran radio, mengingat masyarakat Indonesia adalah mayoritas muslim, dimana rakyat Indonesia dengan budaya timurnya menjunjung tinggi nilai-nilai agama, maka sangat dibutuhkan pula bagi radio untuk menyiarkan siaran-siaran yang bertema dakwah.

Dakwah merupakan aktualisasi iman (teologis) yang diinterpretasikan dalam suatu kegiatan manusia dalam bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara merasa, berpikir, bersikap dan bertindak. Dakwah yang juga merupakan kegiatan komunikasi yang dapat dilakukan melalui bermacam-macam media yang tidak hanya melalui media lisan seperti pidato, ceramah, khutbah, dan melalui media tulis seperti koran, majalah, buletin, buku,


(5)

akan tetapi dakwah juga bisa dilakukan melalui media modern seperti televisi, radio, dan internet.

Di tengah perkembangan yang pesat saat ini, produksi program siaran radio yang disajikan telah menawarkan berbagai warna sedemikian rupa, tentunya disesuaikan dengan fenomena yang sedang terjadi pada masyarakat. Di antara keanekaragaman program yang disajikan melalui siaran radio, ada yang bersifat pesan dakwah yang begitu membangun dan sarat akan nilai-nilai yang sesuai dengan kejadian yang sesungguhnya di masyarakat, salah satunya yaitu program Hikmah fajar pada radio RRI Jakarta 105,2 Fm.

Kecanggihan teknologi komunikasi radio, juga turut serta mempengaruhi proses produksi suatu program acara, temasuk didalamnya kegiatan dakwah. Dengan mengetahui kelebihan radio, maka alat tersebut dapat digunakan sebagai media dakwah, sebab sangat diharapkan bahwa dakwah yang dilakukan melalui siaran-siaran radio dapat berjalan dengan efektif dan efisien sebagai salah satu pola penyampaian informasi dan upaya transfer ilmu pengetahuan.5

Penyampaian pesan isi atau pesan juga seolah-olah langsung antara komunikator dengan komunikan, dan informasi yang disampaikan mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio.6

5

M.Bakhti Ghazali, Dakwah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Dakwah ( Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1997) Hal. 33

6

Wawan Kusnadi, Komunikasi Massa sebuah Analisis Media Telivisi, (Jakarta: PT Rineta Cipta, 1996), cet.1, h. 5


(6)

Dengan demikian, siaran radio dapat dinikmati oleh semua kalangan dilapisan masyarakat sesuai dengan minat dan keinginan masyarakat. Program siaran radio yang berkualitas dapat dinikmati kapan saja dan di mana saja, selagi norma pada masyarakat masih berlaku bagi siaran radio tersebut, maka siaran radio juga bisa dijadikan sebagai sarana yang dapat digunakan untuk media berdakwah. Sebab sangat diharapkan bahwa dakwah yang dilakukan melalui siaran radio dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

Selain itu, suatu program yang berkualitas tentu saja dipengaruhi oleh bagaimana program itu diproduksi dan dikemas. Suatu proses produksi yang baik, tentu akan menghasilkan program yang baik pula. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mencoba menulis skripsi dengan judul: “Analisis Program Siaran Hikmah Fajar Pada Radio RRI Jakarta 105,2 FM”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Agar penelitian ini lebih fokus dan tidak melebar, maka penulis akan menjelaskan pembatasan dan perumusan masalah sebagai berikut:

1. Pembatasan Masalah

Penulisan penelitian akan lebih difokuskan pada program acara Hikmah Fajar pada radio RRI Jakarta 105,2 FM yang meliputi proses pra produksi, produksi, pasca produksi, serta evaluasi acara.


(7)

2. Perumusan Masalah

Agar sesuai dengan pembatasan masalah diatas, maka perumusan masalah adalah sebagai berikut:

a. Bagaima konsep siaran acara Hikmah Fajar pada radio RRI Jakarta 105,2 FM ?

b. Bagaimana pelaksanaan siaran acara Hikmah fajar pada Radio RRI Jakarta 105,2 FM ?

c. Apa saja kelebihan serta kekurangan dari program Hikmah Fajar pada radio RRI Jakarta 105,2 FM ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok masalah di atas, maka ada beberapa tujuan yang hendak dicapai, yaitu:

a. Untuk mengetahui proses dan konsep siaran acara Hikmah Fajar pada radio RRI Jakarta 105,2 FM.

b. Untuk mengetahui bagaimana proses siaran acara Hikmah Fajar pada radio RRI Jakarta 105’2 FM.

c. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari siaran acara Hikmah Fajar pada radio RRI Jakarta 105,2 FM.


(8)

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: a. Manfaat Akademis

Secara akademis, diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi banyak pihak serta memberikan kontribusi bagi pengembangan penelitian ilmu dakwah.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah wawasan khususnya pelaku dibidang program radio, kalangan teoritis, kalangan praktisi, serta aktivis dakwah Islam pada umumnya dan tentunya diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi bagi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khusunya fakultas dakwah dan komunikasi.

D. Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian lapangan yang menggunakan pendekatan kualitatif.

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan oleh penulis adalah dengan menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah penelitian yang memaparkan situasi atau peristiwa, dimana Pada hakikatnya metode deskriptif adalah


(9)

mengumpulkan data.7 pendekatan yang dilakukan oleh penulis pada tulisan ini adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif sehingga penulis mengutamakan hasil perolehan data dari observasi, interview ataupun dokumentasi dari sumber secara langsung yaitu stasiun radio Pro2 105,2 FM Bogor.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah sumber-sumber tempat memperoleh keterangan.8 Sedangkan objek penelitian disini adalah suatu hal yang diteliti. Jadi, subjek dalam penelitian ini adalah siaran di Radio RRI Jakarta 105,2 FM, sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah program siaran radio Hikmah Fajar di radio RRI Jakarta 105,2 FM.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Penulis mengadakan kunjungan langsung ke kantor dan Radio RRI Jakarta 105,2 FM. Dimana penulis melakukan pengawasan, peninjauan, dan riset. Observasi dilakukan oleh penulis untuk mendapatkan data tentang program Agama dan Wanita secara langsung dan akurat

7

Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007) h.24-25 8


(10)

b. Wawancara/Interview

Wawancara atau interview adalah teknis dalam upaya menghimpun data yang akurat untuk keperluan melaksanakan proses pemecahan masalah tertentu, yang sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian.9 Dalam penelitian ini, penulis mewawancarai direktur program dari Radio RRI Jakarta 105,2 FM. Selain itu penulis juga mewawancara penyiar program Hikmah Fajar.

c. Dokumentasi

Setelah melakukan pantauan dan wawancara, maka penulis melakukan dokumentasi atau penyimpanan data-data yang diperlukan untuk penelitian. Bahan-bahan yang didokumentasikan oleh penulis berupa artikel-artikel, hasil wawancara, foto, serta rekaman video ataupun audio. Bahan-bahan dokumentasi ini nantinya akan sangat dibutuhkan sebagai bahan penguat atas kebenaran yang diperoleh.

4. Teknik Analisis Data

Berdasarkan data-data yang sudah terkumpul oleh penulis melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, maka kemudian penulis mengolah data-data tersebut. Penulis kemudian mendiskripsikan, menggambarkan, dan menginterpretasikan semua data-data yang terkumpul dengan apa adanya terlebih dahulu.

9


(11)

Setelah semua data-data yang dibutuhkan telah terkumpul sesuai dengan kebutuhan, maka kemudian penulis menganalisis dan menarik kesimpulan sesuai dengan tujuan penulisan. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif karena penulis mengumpulkan serta melaporkan data tersebut dengan apa adanya, dimana kemudian data dilukiskan sedemikian rupa antara hubungan dan variabelnya, kemudian dilakukan analisis berdasarkan logika.10

E. Tinjauan Pustaka

Sebelum menentukan judul dalam penelitian, penulis mengadakan survey dan tinjauan ke perpustakaan Fakultas dakwah dan Komunikasi serta perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Setelah melakukan pengamatan dan survey, penulis menemukan beberapa judul skripsi mengenai analisis program acara, antara lain:

1. “Analisis Produksi Program Dakwah “assalamualaikum” di M2

Radio 88,2 FM bekasi”, penulisnya adalah Novita Roliana dengan

NIM 105051001868, penelitiannya membahas tentang program assalamualaikum di radio M2 88,2 FM Bekasi dimana penulis meneliti tentang proses produksi, evaluasi dan profil mengenai radio M2 88,2 FM.

2. “Analisis Program Siaran Balada Cerita Ramadhan (BCR) di Radio

Prambors 102,2 FM Jakarta” yang disusun oleh Intan Leliana dengan

10


(12)

NIM 105051001971, penelitiannya mengulas tentang program siaran balada cerita ramadhan di radio prambors 102,2 FM Jakarta, mulai dari pra produksi hingga pasca produksi.

3. “Analisis Program Embun Pagi Radio Persada 12,78 AM

Tangerang”, penulisnya adalah Awaluddin dengan NIM

203051001423. dalam tulisan ini, penulis mengungkapkan pengaruh dari program siaran embun pagi di radio persada 12,78 FM, selain itu penulis juga meneliti tentang kredibilitas seorang penyiar dalam membawakan acara siaran radio.

Dari judul-judul tersebut, penulis belum menemukan judul serupa yang diajukan oleh penulis, yaitu “Analisis Program Siaran HIkmah Fajar pada Radio RRI Jakarta 105,2 FM ”. Pada penelitian ini penulis meneliti tentang proses kerja tim pra produksi, tim produksi, serta evaluasi dari acara siaran acara Agama dan Wanita. Perbedaan dari penelitian-penelitian lainnya adalah, program yang disiarkan dan waktu penelitiannya, selain itu objek penelitian pun berbeda dimana penulis meneliti salah satu radio tertua di Jakarta dan berciri khas kan radio betawi di jakarta, kebanyakan penulis skripsi atau peneliti lebih memilih untuk meneliti radio swasta yang sedang populer di jakarta,. Akan tetapi, penulis disini akan meneliti Radio RRI Jakarta 105,2 FM, dimana radio ini adalah radio pertama yang berdiri di Jakarta. saat ini pun sedang menghadapi persaingan yang ketat dari radio swasta dimana program yang disiarkan radio swasta lebih bersifat modern, akan tetapi Radio RRI Jakarta tetap berusaha untuk tetap eksis ditengah


(13)

gempuran budaya, persaingan, serta kemajuan teknologi. Apalagi program yang disiarkan oleh Radio RRI Jakarta merupakan salah satu program yang banyak mendapat sambutan baik dari pendengar khususnya para ibu dan remaja yang beragama Islam, maka atas dasar itulah penulis tertarik untuk mengajukan judul diatas mengenai program siaran radio.

F. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini terdiri atas lima bab. Di mana masing-masing bab dibagi ke dalam sub-sub dengan penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah, batasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Bab ini memuat tentang media dakwah yang terdiri dari pengertian media dakwah dan jenis-jenis media dakwah, kemudian membahas tentang produksi program radio yang terdiri dari pengertian produksi, pengertian program, pengertian radio, fungsi radio, serta karakteristik radio.


(14)

Bab ini membahas tentang profil Radio RRI Jakarta 105,2 FM dimana pada bab ini akan dibahas tentang sejarah berdirinya Radio RRI Jakarta 105,2 FM, visi dan misi, struktur organisasi, program acara, profil acara cahaya pagi, serta kelebihan dan kekurangannya.

BAB IV ANALISIS PROGRAM SIARAN HIKMAH FAJAR PADA RADIO RRI JAKARTA 105,2 FM

Pada bab ini penulis menganalisis produksi program Hikmah Fajar pada Radio RRI Jakarta 105,2 FM dengan pembahasan antara lain produksi program acara Hiknah Fajar , produksi program Hikmah Fajar, serta kelebihan dan kekurangan acara Agama dan Wanita.

BAB V PENUTUP

Berisi kesimpulan yang merupakan jawaban terhadap perumusan permasalahan serta saran-saran yang diajukan oleh penulis.


(15)

A. Radio

1. Pengertian Radio

Radio adalah media auditif, yang hanya bisa dinikmati dengan alat pendengaran. Radio menjadi media penyampai gagasan, ide dan pesan melalui gelombang elektromagnetik, berupa sinyal-sinyal audio. Menurut Masduki, produksi siaran merupakan keterampilan memadukan wawasan, kreatifitas, dan kemampuan mengoperasikan peralatan produksi, karena produksi adalah kawasan kunci dalam aktivitas di radio siaran.1

Produksi siaran merupakan kegiatan penyelenggaraan siaran, yaitu rangkaian mata acara dalam bentuk audio atau visual yang ditransmisikan dalam bentuk sinyal suara melalui udara maupun melalui kabel yang dapat diterima oleh pesawat penerima (radio) di rumah-rumah. Karenanya proses penyiaran merupakan proses yang panjang tetapi memerlukan waktu yang relatif singkat.2

Dalam proses produksi dibutuhkan sebuah tim, dimana sebuah tim produksi harus mampu bekerjasama dengan satu tujuan mewujudkan suatu ide menjadi acara yang berkualitas. Kerjasama ini harus berkesinambungan dari mulai pra produksi, produksi acara, pasca produksi, hingga sebuah acara disiarkan, tim

1Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, (Yogyakarta: Pustaka populer LKIS, 2004), cet

ke-1, h.45

2Tommy Suprapto, Berkarier di Bidang Broadcasting, (Yogyakarta: Media Pressindo, 2006),

h.10


(16)

tersebut harus menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing dalam koridor perencanaan yang telah disusun.3

Penyiaran dapat terjadi karena tersedianya alat-alat untuk siaran, sementara itu tujuan penyiaran yang klasik adalah “untuk membuat acara siaran” dan akhirnya mengarah pada tujuan akhir penyiaran, yakni menghibur, mendidik, dan mewartakan.4

Produksi siaran radio mempunyai berbagai macam format dan materi, beberapa diantaranya terkadang memiliki prosedur atau tata laksana kerja yang berbeda. Namun, terkadang pula setiap materi program mendapatkan perlakuan khusus berdasarkan karakteristik dan spesifikasinya.

2. Acuan Dasar Siaran Radio

Acuan dasar dibawah ini merupakan hal yang sangat penting di dalam merencanakan, memproduksi dan menyiarkan suatu acara bagaimanapun bentuk dan sifatnya, ada lima acuan dasar yang sangat penting, yaitu ide, pengisi acara, peralatan, satuan kerja produksi dan pendengar. Kelima acuan ini satu sama lainnya tidak dapat dipisahkan, akan saling terkait dengan yang lainnya dan saling melengkapi agar tercipta hasil produksi yang lebih baik.

a. Ide

3Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, (Yogyakarta: Pinus, 2007), cet. Ke-1 4Howard Gough, Programa Radio, (Jakarta: The Asia Foundation, 1999), h.1


(17)

Ide merupakan sebuah rencana dimana pada rencana tersebut akan disusun pesan-pesan yang akan disampaikan kepada para komunikan (pendengar), melalui medium radio dengan tujuan tertentu.

b. Pengisi Acara

Pengisi acara terdiri dari penyiar, bintang tamu, artis, seorang tokoh, seorang pakar, cendekiawan, ulama dan sebagainya yang memiliki kemampuan tertentu dalam bidangnya untuk tampil dalam sebuah acara siaran.

c. Peralatan

Setidaknya sebuah studio harus dilengkapi dengan berbagai perlengkapan misalnya seperangkat mixer audio, player audio (untuk memainkan musik), speaker, turn table, ear phone, mikrofon, komputer, monitor dan alat komunikasi yang dapat berhubungan dengan operator room.

d. Organisasi Pelaksana Produksi

Seorang produser harus memikirkan penyusunan organisasi pelaksanaan produksi yang serapi-rapinya, sebab bila tidak, akan menghambat jalannya produksi dan itu berarti kerugian waktu dan biaya. Dalam proses produksi diperlukan waktu yang panjang dan berliku-liku, dan diantaranya kerabat kerja harus mampu menjalin kerjasama yang benar-benar kompak, karena itu harus mampu menciptakan suatu satuan kerja yang “one well coordinated unit”.


(18)

1) Satuan kerja produksi/siaran 2) Satuan kerja fasilitas produksi

3) Operator tekhnik atau satuan kerja teknisi (engineering)

e. Pendengar

Mereka adalah sasaran dari setiap acara yang disiarkan dan mereka merupakan faktor yang ikut menentukan berhasil atau tidaknya acara yang telah disiarkan.

3. Tahapan Produksi

Dalam memproduksi suatu program acara memiliki Standar Operation Procedure (SOP), dimana proses produksi ini terdiri dari tiga bagian utama, yaitu: a. Pra Produksi (perencanaan dan persiapan)

Tahap ini sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik, sebagian pekerjaan dari produksi yang direncanakan sudah beres.

Tahap pra produksi meliputi tiga bagian, sebagai berikut ini: 1) Penemuan ide

Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan ide atau gagasan dalam membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta penulis naskah atau mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset.


(19)

Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule),

penyempurnaan naskah, pemilihan penyiar, estimasi biaya, penyediaan biaya, waktu siaran, dan rencana lainnya yang merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara hati-hati dan teliti.

3) Persiapan

Tahap ini meliputi pemberesan semua hal dalam perencanaan, latihan penyiar, dan pembuatan setting suara, meneliti dan melengkapi semua peralatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling baik diselesaikan menurut jangka waktu kerja (time schedule) yang sudah ditetapkan.5

b. Produksi

Produksi adalah seluruh kegiatan siaran baik didalam studio maupun diluar studio, baik dari tahap set up sampai dengan selesai.6 Proses produksi juga ada yang dilaksanakan secara off air atau rekaman suara siaran, selain itu ada juga produksi yang dilakukan secara relay.

Menurut lokasi atau tempatnya, produksi siaran dapat dibagi menjadi tiga yaitu:

1) Produksi yang diselenggarakan sepenuhnya di dalam studio 2) Produksi yang sepenuhnya diselenggarakan di luar studio

5Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, (Yogyakarta: Pinus Book Publisher,

2007), h. 39


(20)

3) Produksinya merupakan gabungan di dalam dan di luar studio.7

c. Pasca Produksi

Pasca produksi adalah proses evaluasi setelah sebuah program selesai disiarkan kepada pendengar. Adapun jenjang evaluasi adalah sebagai berikut:

- Per Acara (Dilakukan langsung usai acara disiarkan, melibatkan penyiar, pengisi acara, operator, dan pihak yang berhubungan dengan pembuatan program)

- Per Divisi (Divisi musik atau berita, dilakukan mingguan atau bulanan, melibatkan kepala divisi, para staff pelaksana program divisi)

- Antar Divisi (Evaluasi menyeluruh, dilakukan bulanan atau tahunan melibatkan seluruh pengelola radio)

Adapun tujuan dari evaluasi adalah:

- Mengukur kekurangan materi dan kemasan acara - Mengukur disiplin dan kreatifitas pelaksana acara - Mengukur dampak acara (reaksi pendengar)

Adapun proses evaluasi terdiri dari:

- Analisa isi acara (materi yang disampaikan, kecakapan penyiar, dll...) - Analisa ini kemasan acara (pemandu, kualitas audio, durasi)

- Pembenahan dan rencana (pengembangan acara selanjutnya)


(21)

B. Pengertian Program

Kata program berasal dari bahasa Inggris, ‘programme’ atau ‘program’ yang artinya acara atau rencana. Undang-undang Penyiaran di Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah siaran. Dalam konteks ini, program diartikan sebagai segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiensnya. Sedangkan siaran berasal dari kata ‘siar’ yang berarti menyebarluaskan informasi melalui pemancar. Kata ‘siar’ yang ditambah akhiran ‘an’ membentuk kata benda, yang memiliki makna apa yang disiarkan. Siaran adalah hasil (output) stasiun penyiaran yang dikelola oleh organisasi penyiaran.8

Porgram adalah hal yang sangat penting dalam dunia radio, karena suatu program seringkali menjadi tolak ukur sukses tidaknya radio dalam eksistensinya. Dalam kamus besar bahasa Indonesia terbitan departemen pendidikan dan kebudayaan, menjelaskan bahwa program adalah acara, maksudnya program adalah seperti pertunjukan siaran, pagelaran dan sebagainya.9

Menurut kamus WJS Purwodarminto, pengertian program adalah acara, sementara kamus Webster Internasional volume 2 lebih merinci lagi, yakni: program adalah suatu jadwal (schedule) atau perencanaan untuk ditindaklanjuti

8http ://www.p d fq ue e n.c o m /htm l/a HR0c Do vL2Rp Z2lsa WIuc G V0c m EuYWMua WQ va m l

1b mtwZS9zMS9p a 29tLzIwMDg va m l1b mtwZS1uc y1zMS0yMDA4LTUxNDA0MDQ 0LTkxO DItc G Vue Wlhc m FuLWNo YXB0ZXIyLnBkZg

9


(22)

dengan penyusunan “butir” siaran yang berlangsung sepanjang siaran itu berada di udara.10

Program acara radio selama beberapa periode terakhir ini meliputi musik atau variaty show, komedi, drama dan berita. Sedang Dominick (1983) membagi 4 kategori dasar format acara siaran radio yaitu Music, Talk, News dan Black and etnic.11

Secara umum mata acara atau program radio diperoleh dari empat sumber, yaitu:

1. Jaringan antar stasium atau merelay dari stasiun penyiaran lain. 2. Rekaman dan atau menyewa dari rumah produksi

3. produksi sendiri

4. Sindikasi program atau pertukaran program dengan pihak lain yang menjadi kongsinya.12

Tujuan program secara umum adalah untuk mendidik, memberi informasi ataupun menghibur13

Program dapat dikatakan berhasil atau tidaknya tergantung dari 2 hal. Yang pertama adalah pengemasan program, dimana bila program radio tidak dikemas dengan baik, maka tentu saja program tersebut akan menjadi tidak bisa dinikmati. Yang kedua adalah sejauh mana respon dari pendengar terhadap suatu

10

RM Soenarto, Programa Televisi Dari Penyusunan Sampai Pengarug Siaran, (Jakarta: FFTV-IKJ Press, 2007) h. 1

11 Tommy Suprapto, Berkarier di Bidang Broadcasting, (Yogyakarta: Media Pressindo,

2006) h. 14

12Ibid, h. 15


(23)

program. Bilamana pendengar memberikan respon positif dan menyukai program radio, maka program tersebut bisa dikatakan berhasil karena telah mencapai tujuan awalnya dalam membuat program.

C. Ruang Lingkup Radio 1. Pengertian Radio

Secara etimologis radio adalah pengirim suara atau bunyi melalui udara. Menurut Ton Kertapati, “Pada dasarnya radio merupakan medium untuk bercerita yang dalam permulaannya segala apa yang disiarkan mempunyai bentuk cerita, namun didalam bercerita itu diikuti dengan faktor lain yang membedakannya dengan surat kabar yaitu efek, suara, musik, dan dialog”.14 Radio berarti menciptakan gambar dengan kata-kata, musik, dan suara.15

Pengertian Radio menurut ensiklopedi Indonesia yaitu penyampaian informasi dengan pemanfaatan gelombang elektromagnetik bebas. Sedangkan istilah radio siaran atau siaran radio berasal dari kata radio broadcast (dalam bahasa Inggris) atau radio omroep (dalam bahasa Belanda) artinya yaitu penyampaian informasi kepada khalayak berupa suara yang berjalan satu arah dengan memanfaatkan gelombang radio sebagai media.16

14

Ton Kertapati, Dasar-dasar Publisistik dalam Pengembangannya Menjadi Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Bina Aksara, 1986), cet. Ke 3 h. 205

15Howard Gough, Programa Radio, (Jakarta: HPPI, 1999) h. 5

16

http://emteika.wordpress.com/2008/08/19/media-radio-dan-siaran-radio-pendidikan/


(24)

Radio merupakan alat atau media yang didalamnya terdapat maksud untuk penerangan, ajakan, pendidikan dan hiburan yang mampu menggugah manusia untuk berbuat baik dan meninggalkan kemungkaran.

Radio siaran mendapat julukan “kekuasaan kelima” atau The fifth estate”,

setelah pers dianggap sebagai “kekuasaan keempat” (the fourth estate) dan tiga lembaga lainnya yaitu eksekutif, legislatif, yudikatif.

Para ahli komunikasi memberi julukan kekuasaan kelima kepada radio karena dibuktikan oleh sejarah yakni menjelang, semasa, dan sesudah perang dunia II, tatkala Jerman, Italy, dan Jepang di satu pihak, terlibat dalam perang radio dengan Inggris, Amerika, Russia, dan negara-negara lainnya di lain pihak.

Mengapa radio dijuluki kekuasaan kelima? Ada tiga faktor yang mendukungnya:

1. Radio siaran bersifat langsung

Makna langsung sebagai sifat radio siaran adalah, bahwa suatu pesan yang akan disiarkan dapat dilakukan tanpa proses yang rumit. Bandingkan dengan penyiaran pesan melalui surat kabar, brosur, pamflet, atau media cetak lainnya, selain lama dalam prosesnya, juga tidak mudah menyebarluaskannya. Penyampaian pesan lebih efektif dan efisien melalui radio karena langsung tertuju ke rumah-rumah dan langsung disampaikan melalui mikrofon.

2. Radio tidak mengenal jarak dan rintangan

Bagi radio tidak ada jarak waktu. Begitu suatu pesan diucapkan oleh seorang penyiar atau operator, pada saat itu juga dapat diterima oleh khalayak.


(25)

Bagi radio tidak ada pula jarak ruang. Bagaimanapun jauhnya sasaran yang dituju, radio dapat mencapainya. Gunung, lembah, padang pasir, ataupun samudera tidak menjadi rintangan selama masih dalam jangkauan gelombang frekuensi radio.

3. Radio siaran memiliki daya tarik

Faktor ketiga yang menyebabkan radio dijuluki kekuasaan kelima ialah daya tarik yang dimilikinya. Radio memiliki daya tarik, disebabkan oleh tiga unsur yang melekat padanya. Yakni, kata-kata lisan (spoken words), musik, dan efek suara.

Itulah faktor yang menyebabkan dijulukinya radio sebagai the fifth estate.

Langsung, tidak mengenal jarak dan rintangan, serta memiliki daya tarik.17 Keefektifan radio semakin didukung oleh produk teknologi mutakhir, seperti pemancar frequency modulation (FM) yaitu teknik yang dipakai untuk memasukan informasi dalam suatu gelombang pembawa, biasanya berupa gelombang sinus yaitu sebuah teknik yang digunakan untuk mengirim data ke penerima.18

Sedangkan menurut Undang-undang Penyiaran no 32/2002, siaran radio adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima

17 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004)

h. 107-109

18


(26)

secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran, yang dilakukan secara teratur dan berkesinambungan.19

Radio tidak terbatas dan sulit dikontrol oleh keluarga di rumah-rumah. Ia memasuki rumah dan kamar tidur tanpa mengetuk pintu.20

2. Fungsi Radio

Radio merupakan media audio (media yang menggunakan media suara), dimana salah satu keunggunlannya adalah lebih murah, merakyat, dan bisa dibawa atau didengarkan di mana-mana.

Berbicara tentang fungsi siaran, tidak terlepas dari media massa itu sendiri. Dalam hal ini Harold D. Laswell. Seperti dikutip Onong Uchjana Effendi, menyebutkan bahwa media massa mempunyai tiga fungsi utama:

a. The surveillance of the environment (mengungkapkan dan

menyebarkan informasi mengenai kejadian di suatu lingkungan dan penggarapan berita.)

b. The correlation of part of society in responding to the environment

(kegiatan yang mencakup tentang interpretasi terhadap informasi mengenai lingkungan dalam beberapa hal ini dapat dikatakan sebagai tajuk rencana atau propaganda)

c. The transmission of social heritage from one generation to the next

(difokuskan dari generasi ke generasi lain atau dari anggota dan norma

19

http://dodimawardi.wordpress.com/2008/09/08/produksi-siaran-radio-pekan-1/


(27)

sosial dari generasi ke generasi lain atau dari anggota kepada pandangan baru, ini sama dengan kegiatan pendidikan).21

Aktivitas penyiaran (dalam hal ini radio) tidaklah semata merupakan kegiatan ekonomi, tetapi juga memiliki peran sosial yang tinggi sebagai medium komunikasi. Kecendrungan ini nampak jelas sebagaimana dikemukakan oleh Mulyana (2000) fungsi komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur. Atas dasar hal tersebut, maka media (dalam hal ini siaran radio) sering dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan sosial seperti kampanye anti narkoba, imunisasi, dan lain sebagainya.22

3. Karakteristik Radio

Radio adalah perangkat elektronik yang dapat berfungsi sebagai alat untuk mendapatkan informasi dari berbagai pihak dengan baik dan aktual. Radio sebagai media massa, sama seperti media massa lainnya, pada dasarnya memiliki fungsi yang utama. Informasi, hiburan dan pendidikan merupakan fungsi dari media massa. Tidak terpenuhinya salah satu fungsi tersebut akan membuat media massa kehilangan audience dimana pada akhirnya digugat oleh khalayak, sebab tidak memenuhi keinginan atau kemauan dan kebutuhan masyarakat.

21

Onong Uchjana Effendi, Dimensi-dimensi Komunikasi, (Bandung: Mandar Maju, 1986) h.13

22

Tommy Suprapto, Berkarier di Bidang Broadcasting, (Yogyakarta: Media Pressindo, 2006) h.2-3


(28)

Selain memiliki fungsi, radio juga memiliki sifat khas (karakteristik), sehingga radio dapat dibedakan dari media massa lainnya. Dalam bukunya Media

Fack Book-KBP, Pedrice, Toledo, dan Montilla mengungkapkan bahwa

karakteristik radio memberikan manfaat yang unik, diantaranya: 1. Menarik Imajinasi

2. Cepat, karena radio merupakan alat informasi yang efisien 3. Mudah dibawa

4. Tidak memerlukan kemampuan membaca atau menulis 5. tidak memerlukan konsentrasi yang penuh dari pendengarnya 6. Cukup murah

7. Mudah digunakan23

Selain itu, menurut Djamalul Abidin radio juga memiliki sifat khas (karakteristik), sehingga dapat membedakan dari media massa lainnya:

a. Sifat siaran radio hanya untuk didengar

b. Bahasa yang dipergunakan haruslah bahasa tutur

c. Orang mendengar radio dalam keadaan santai, bekerja dan sebagainya. d. Siaran radio harus mempunyai daya reka.

e. Siaran radio hanya bersifat komunikasi satu arah.24

Sedangkan menurut Antonius Darmanto, karakteristik radio sebagai media massa yaitu:

23 Harley Prayudha, Radio: Penyiar its not just talk, ( Jawa Timur: Bayumedia Publishing) h.

12 24

Djamalul Abidin Ass, Komunikasi dan Bahasa Dakwah, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), Cet ke-1, h.125


(29)

1. Auditori artinya bahwa sifat radio siaran hanyalah untuk didengar untuk konsumsi telinga. Padahal kemampuan indera telinga dalam menyerap informasi sangat terbatas. Bahwa kemampuan orang menyerap informasi melalui telinga hanya sekitar 5-10 persen dari keseluruhaan informasi yang sempat didengarnya. Dengan demikian informasi yang disiarkan melalui media radio bersifat sepintas lalu.

2. Mengalami gangguan sebagaimana media yang mengandalkan pada kekuatan pancar gelombang elektro magnetic komunikasi melalui radio sering mengalami berbagai gangguan, terutama yang disebabkan oleh faktor-faktor geografis maupun faktor teknologi.25

Dengan demikian, agar pesan atau materi yang disampaikan oleh seorang penyiar itu sampai ke pendengar, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya:

a) Karena kemampuan pendengar terbatas, maka pesan radio siaran harus disusun secara singkat dan jelas

b) Oleh karena hanya indera pendengar yang digunakan khalayak, dan pesannya pun selintas, maka radio siaran dapat mengajak komunikannya untuk berimajinasi dan mampu menggugah emosi pendengar.

25

Antonius Darmanto, Teknik Penelitian Naskah Acara Siaran Radio, (Yogyakarta: Penerbitan Atma Jaya, 1998), cet ke-1, h.13-14


(30)

c) Pentiar diharapkan akrab terhadap pendengar, seolah-olah penyiar ada disamping pendengar.

d) Materi siaran kata pada radio siaran sebaiknya bergaya percakapan.26 Karakter lain dari radio adalah: At Once (cepat, segera, dan seketika),

heard once (didengar sepintas), secondary medium or half ears media (teman dalam aktivitas), murah, mobile or portable (mudah dibawa dan dipindahkan),

lokal (faktor kedekatan).27

Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa karakteristik radio siaran perlu dipahami komunikator agar dalam menyusun dan menyampaikan pesan dengan menggunakan media radio, komunikator dapat melakukan penyesuaian, sehingga komunikasi tepat sasaran karena melihat waktu siaran yang relatif singkat dan tidak bisa diulang-ulang, maka disinilah tantangan yang harus dihadapi oleh para penyiar sebagai komunikator.28

D. Media Dakwah

Dakwah adalah sebuah kegiatan, dimana pada kegiatan tersebut kita memanggil atau mengajak orang untuk beriman kepada Allah SWT, adapun menurut Nasrudin Latif, dakwah adalah setiap aktifitas dengan lisan ataupun tulisan yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil maupun lainnya untuk

26

Karlinah, Buku Materi Pokok Komunikasi Massa, (Jakarta: Universitas terbuka, 1999) cet le-1, h. 77

27http://dodimawardi.wordpress.com/2008/09/08/produksi-siaran-radio-pekan-1/

28

Karlinah, Buku Materi Pokok Komunikasi Massa, (Jakarta: Universitas terbuka, 1999) cet le-1, h.79


(31)

beriman dan mentaati Allah SWT sesuai dengan garis-garis aqidah dan syariat serta akhlak Islamiyah.29

Dakwah bisa dilakukan dimana saja, seperti halnya dakwah melalui media massa yang dianggap efektif karena bisa menjangkau sasaran yang lebih luas.

1. Pengertian Media Dakwah

Me d ia ya itu se g a la se sua tu ya ng d a p a t me mb a ntu juru d a kwa h d a la m me nya mp a ika n d a kwa hnya se c a ra e fe ktif d a n e fisie n.30 Me d ia

d a kwa h a d a la h p e ra la ta n ya ng d ip e rg una ka n untuk me nya mp a ika n ma te ri d a kwa h.31

Me d ia a d a la h sua tu a la t ya ng d ig una ka n untuk me nya mp a ika n se sua tu. Sa ra na p e ng g una a nnya a d a la h ke e fe ktifa n d a n ke e fisie na n, se ma kin e fe ktif d a n e fisie n sua tu me d ia d a la m me nya mp a ika n se sua tu, ma ka ia a ka n ja d i p iliha n. Ad a p un 3 wa sila h d a kwa h (me d ia d a kwa h) d a ri se g i p e nya mp a ia n p e sa n, ya itu:

29

Nasrudin Latif, Teori dan Praktek Dakwah Islamiyah, (Jakarta: Firma Dara, 1998)

30 Ha sa nud d in, Hukum Da kwa h: Tinja ua n Asp e k Hukum d a la m Be rd a kwa h d i Ind o ne sia, (Ja ka rta : Pe d o ma n Ilmu Ja ya , 1996), c e t. Ke -1, h. 40

31 Wa rb i Ba c htia r, Me to d o lo g i Pe ne litia n Ilmu Da kwa h, (Ja ka rta : Lo g o s, 1997),


(32)

1. Spoken Words, yaitu media dakwah berbentuk ucapan atau bunyi yang dapat ditangkap dengan panca indera pendengaran seperti radio, telepon dan sebagainya.

2. Printed Writing, yaitu media dakwah yang berbentuk tulisan, gambar, lukisan dan sebagainya yang dapat dengan panca indera penglihatan.

3. The Audio Visual, yaitu media dakwah yang berbentuk gambar hidup yang

dapat didengar dan dilihat, seperti televisi, video dan sebagainya.

Dilihat dari asal katanya, kata media berasal dari bahasa latin yaitu “medium” atau alat. Sedangkan menurut istilah media adalah sarana atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan. Dalam kamus telekomunikasi media adalah sarana yang digunakan untuk komunikator sebagai saluran untuk menyampaikan suatu pesan kepada komunikan, apabila komunikan jauh tempatnya ataupun jumlahnya lebih banyak.

Media dakwah adalah hal, keadaan, benda, yang dapat digunakan sebagai perantara untuk melaksanakan dakwah yang digunakan oleh juru dakwah untuk menyampaikan pesan dakwahnya kepada mad’u.32

Kepandaian seorang juru dakwah dalam memilih media merupakan salah satu unsur keberhasilan dakwah. Adapun sarana atau media dakwah menjadi tiga bagian yaitu:

32


(33)

a. Spoken words, yakni media dakwah yang berbentuk ucapan atau bunyi yang ditangkap dengan indera telinga, seperti radio, telepon, hanphone dan lainnya.

b. Printed writing, berbentuk tulisan, gambar, lukisan, dan sebagainya yang ditangkap oleh mata.

c. Audio visual, berbentuk gambar hidup yang dapat didengar sekaligus

dapat dilihat, seperti televisi, video, film, dan sebagainya.33

Setelah mengetahui media dan dakwah, dengan demikian dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa media dakwah adalah sarana atau alat untuk menyampaikan pesan kepada khalayak dimana pesan yang disampaikan adalah dakwah.

2. Jenis-jenis Media Dakwah

Ada banyak jenis media yang digunakan sebagai sarana dakwah megingat di zaman modern seperti sekarang ini perkembangan media sudah semain pesat, begitu pula dengan metode dakwah melalui media, saat ini dakwah bisa dilakukan melalui media. Adapun jenis media dakwah adalah sebagai berikut:

a. Media Cetak 1) Surat kabar

Sebagai media cetak, surat kabar memiliki beberapa keunggulan, diantaranya mudah dijangkau oleh masyarakat, karena relatif murah dibandingkan

33

Moh.Ardani, Memahami Permasalahan Fikih Dakwah, (Jakarta: Mitra Cahaya Utama, 2006), h.37-38.


(34)

media massa lainnya. Disamping itu, sesuai dengan sifat/karakteristiknya, surat kabar dapat dijadikan media untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah, dimana berdakwah melalui surat kabar dapat dilakukan dalam bentuk tulisan-tulisan didalam artikel surat kabar tersebut. Hal ini dirasa efektif karena surat kabar penyebarannya cukup luas dikalangan masyarakat.

2) Majalah

Majalah memiliki beberapa keunggulan, diantaranya adalah content (isi) yang lebih terfokus, biasanya majalah memiliki segment tersendiri dalam target publikasinya seperti contoh majalah olah raga, majalah musik, majalah ekonomi, dan lain sebagainya. Berdakwah melalui majalah dapat dilakukan sesuai dengan corak majalah tersebut. Misalnya, berdakwah tentang wanita dapat disampaikan melalui majalah wanita, dan seterusnya tentang ekonomi, bisnis, politik dan sebagainya dapat dilakukan dengan segment yang sesuai.

3) Buku

Buku cetak merupakan kumpulan tulisan seseorang yang telah disusun dengan sedemikian rupa, sehingga dapat dibaca secara sistematis tentang apa yang diungkapkan oleh penulisnya. Dengan membaca buku seseorang dapat memperoleh informasi dan memperluas wawasan pengetahuan tentang suatu hal. Ini menunjukkan bahwa buku merupakan salah satu media yang cukup tepat


(35)

dalam menyebarluaskan informasi.34 Dengan demikian buku dapat pula dijadikan sebagai media dakwah, karena buku merupakan salah satu media informasi.

b. Media Elektronik 1) Radio

Radio adalah salah satu sarana informasi yang cukup efektif di zaman sekarang ini, karena radio memiliki sifat langsung dalam arti, pesan yang disampaikan oleh radio akan langsung sampai pada audiensnya, ditambah keunggulan lainnya seperti tidak mengenal jarak, dan dapat dinikmati kapanpun. Hal inilah yang membuat radio menjadi sarana efektif untuk berdakwah.

2) Televisi

Perkembangan televisi siaran di Indonesia dimulai pada Bulan Agustus 1962, yakni bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan pesta olahraga Asean Game di senayan.35 Perkembangan siaran program televisi di Indonesia pun saat ini semakin pesat seiring dengan munculnya stasiun-stasiun televisi swasta. Martin Essin (dalam Saktiyanti Jahja, 2006) menyebut bahwa era sekarang ini sebagai The Age Of Television dimana televisi saat ini telah menjadi kotak ajaib yang membius para penghuni gubuk-gubuk reyot masyarakat di dunia

34

Slamet Muhaemin Abda, Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah, (Surabaya: Nasional, 1992) h.20

35

Wawan Kusnadi, Komunikasi Massa: Sebua Analisis Media Televisi, (Jakarta: Rineka Cipta 1996)


(36)

ketiga.36 Karena keunggulannya inilah masyarakat tak pernah mampu melepaskan diri dari hubungannya dengan dunia penyiaran.37

Televisi dirasa tepat dijadikan sebagai salah satu media dakwah karena memiliki banyak peminat, dan juga banyak keunggulan.

3) Internet

Saat ini, dunia internet sudah maju sangat pesat. Hal ini dapat dibuktikan dengan munculnya situs-situs jejaring sosial seperti facebook, Twitter, ataupun Friendster. Selain situs jejaring sosial, ada juga blog-blog khusus untuk mempublikasikan ide atau tulisan seseorang. Kecanggihan dan kelebihan dari internet inilah yang bisa dimanfaatkan sebagai media dakwah. Seperti kita ketahui, saat ini sudah banyak beredar grup-grup dakwah di situs jejaring sosial facebook, begitu pula banyak bermunculan blog-blog yang mempresentasikan tentang kegiatan dakwah, serta situs-situs lainnya, hal inilah yang membuat internet menjadi salah satu media dakwah yang efektif.

36

Tommy Suprapto, Berkarier di Bidang Broadcasting, (Yogyakarta: Media Pressindo, 2006) h.1

37


(37)

A. Sejarah Berdirinya RRI 106,8 FM Bogor

Perkembangan radio di Indonesia pasca kemerdekaan RI, nampaknya diawali dengan lahirnya Radio Republik Indonesia tanggal 11 September 1945.1 Ide pembentukan RRI pada awalnya dicetuskan oleh para tokoh yang sebelumnya aktif mengoperasikan beberapa stasiun radio Jepang di 6 kota. Rapat utusan 6 radio di rumah Adang Kadarusman Jalan Menteng Dalam Jakarta menghasilkan keputusan mendirikan Radio Republik Indonesia dengan memilih Dokter Abdulrahman Saleh sebagai pemimpin umum RRI yang pertama.2 sebagai radio pemerintah, RRI berkembang dengan cukup baik, saat ini sudah sekitar 56 stasiun RRI di daerah.

Dalam perjalanan sejarahnya, RRI sebagai radio milik pemerintah memiliki fungsi dasar menyuarakan kepentingan pemerintah dan negara. Dari latar belakang sejarah yang heroik itulah RRI menciptakan sumpah pengabdian pada negara dan bangsa Indonesia.3

RRI berperan penting pada hampir seluruh pergeseran kekuasaan yang terjadi di negeri ini. Bukan hanya pada momentum kemerdekaan RI tahun 1945,

1

Tommy Suprapto, Berkarier di bidang broadcasting, (Yogyakarta: Media Pressindo, 2006) h.50

2

http://www.rribogor.info/sejarah-rri.html 3

Tommy Suprapto, Berkarier di Bidang broadcasting, (Yogyakarta: Media pressindo, 2006). h.51


(38)

namun juga pada pergumulan politik yang kemudian melahirkan pemerintahan orde baru. Pada momentum 30 September 1956 dan hari-hari sesudahnya, kekuatan militer PKI dan TNI sama-sama memperebutkan RRI pusat Jakarta untuk menyiarkan propaganda dan klaim masing-masing sebagai pemegang kendali kekuasaan. Apa yang terjadi pada masa itu menunjukkan bahwa RRI benar-benar sebagai simbol kekuasaan atau hegemoni yang diperebutkan oleh pihak-pihak yang berseteru.4

Pada saat ini, di tengah gegap gempita radio swasta, RRI masih tetap bertahan. Regulasi yang ada masih menguntungkan RRI sebagai pemilik otoritas pemberitaan resmi pemerintah. Hal ini ditunjukkan adanya kewajiban merelay siaran berita RRI untuk disebarkan baik melalui radio pemerintah daerah maupun swasta.5

Dewasa ini RRI mempunyai stasiun penyiaran khusus yang ditujukan ke Luar Negeri, "Suara Indonesia". Kecuali di Jakarta, RRI di daerah hampir seluruhnya menyelenggarakan siaran dalam 3 program yaitu Programa Daerah yang melayani segmen masyarakat yang luas sampai pedesaan, Programa Kota (Pro II) yang melayani masyarakat di perkotaan dan Programa III (Pro III) yang menyajikan Berita dan Informasi (News Chanel) kepada masyarakat luas. Di Stasiun Cabang Utama Jakarta terdapat 6 programa yaitu Programa I untuk pendengar di Propinsi DKI Jakarta Usia Dewasa, Programa II untuk segment pendengar remaja dan pemuda di Jakarta, Programa III khusus berita dan

4

Ibid, h. 51 5


(39)

informasi, Programa IV kebudayaan, Programa V untuk saluran pendidikan dan Programa VI Musik Klasik dan Bahasa Asing. Sedangkan "Suara Indonesia" (Voice of Indonesia) menyelenggarakan siarannya sendiri.6

Di era globalisasi sekarang ini teknologi informasi merupakan salah satu sarana media yang begitu pesat perkembangannya, tak terkecuali di Indonesia dari kota-kota besar sampai pelosok desa semua orang sudah bisa memanfaatkan sarana tersebut. Sehingga segala informasi yang berkembang selama ini dampaknya begitu besar terhadap perkembangan kehidupan masyarakat. Segi positif dari perkembangan tersebut adalah meningkatnya kualitas sumber daya manusia (SDM) terutama dibidang pendidikan, ekonomi dan politik serta bidang-bidang lainnya. Sedangkan segi negatifnya adalah semakin mudahnya kalangan masyarakat baik tua maupun muda terjerumus kepada hal-hal yang menyimpang dari ajaran Islam ataupun norma masyarakat yang berlaku seperti maraknya keberadaan obat-obatan terlarang dikalangan anak-anak remaja, juga perselingkuhan sekarang ini sudah menjadi model kehidupan masyarakat serta kejahatan lainnya yang sangat meresahkan masyarakat.

Kecenderungan di masyarakat saat ini, siaran RRI ditinggalkan dan mereka lebih memilih radio swasta yang secara emosional berupaya lebih dekat dengan pendengar dan pemirsanya. Selain itu perusahaan siaran baru swasta harus diakui selalu menyajikan aneka hiburan dan informasi atau berita yang lebih bervariatif, cepat dan akurat.

6


(40)

Kendati bidang penyiaran berkembang sangat pesat, namun tidak jarang pula terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, yaitu munculnya informasi tidak tersaring yang menyimpang dan bertentangan dengan norma sosial, budaya dan hukum. Akan tetapi, RRI tidak terpengaruh dan tetap pada jalur visi dan misinya. RRI dengan kemapanan dan kehandalannya selama ini, hendaknya dapat terus berperan sebagai pelopor terdepan radio pemberi informasi dan hiburan yang mendidik dan mencerdaskan masyarakat.7

Keberadaan RRI sebagai radio milik pemerintah bisa dikatakan juga sebagai kontrol atau monitor bagi radio-radio swasta dalam memberikan informasi kepada masyarakat tentu saja tanpa membelenggu kehadiran radio swasta. Adapun kehadiran dari RRI Bogor tidak terlepas dari perjalanan panjang dan faktor sejarah yang sudah disebutkan diatas.

Radio Republik Indonesia 106,8 FM Bogor, terletak di Jl. Pangrango No. 34 Pajajaran, Kota Bogor. Sejarah lahirnya RRI Bogor adalah pada tahun 1966, dimana pada saat itu pemerintah meresmikan lahirnya RRI stasiun Bogor. Artinya, RRI Bogor juga menjadi saksi sejarah perkembangan Negara Indonesia.8

Radio Republik Indonesia 106,8 FM Bogor juga menghadirkan program siaran dakwah yang telah dikenal hampir di seluruh masyarakat Bogor, terutama dikalangan menengah kota yang sedang berkembang pesat ini. Pada saat ini Radio Republik Indonesia 106,8 FM Bogor menajamkan salah satu format siaran

7

http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=27622:-rri-tetap-eksis-bersaing-dengan-radio-swasta&catid=14&Itemid=27

8

Hasil Wawancara dengan Bpk. Mariyono, Kepala Program RRI Bogor, pada Kamis, 11 Februari 2010. Pukul 13.00 WIB


(41)

dakwah di daerah Bogor. Sebuah program siaran dakwah yang dikemas secara interaktif dan solutif, dengan kelompok pendengar segala usia sebagai segmen yang terlayani dalam porsi besar siaran. Memaparkan perkembangan dinamika masyarakat khususnya di Bogor dari sudut pandang agama dan direlevansikan dengan sudut pandang politik, ekonomi, sosial budaya, dan lainnya. Menjadi sebuah mediator atau ajang diskusi terbuka di kalangan masyarakat.

Radio Republik Indonesia 106,8 FM Bogor memiliki pendengar dengan loyalitas cukup tinggi. Hal ini terlihat dari partisipasi dan respon mereka yang sangat antusias dengan format baru acara radio.

Disamping melalui udara radio republik Indonesia 106,8 FM Bogor juga melaksanakan program-program off air dan streaming internet yang dirancang dengan apik dan aspiratif, sehingga kemaslahatan pendengar tetap terjaga dan dapat respon yang positif dari para pendengarnya.

B. Visi dan Misi Visi

Menjadi radio publik milik bangsa, acuan informasi terpercaya dan hiburan yang sehat, pemberdaya masyarakat, perekat budaya bangsa, sejahtera dan unggul secara nasional, bertaraf internasional.9

9


(42)

Misi

Adapun misi RRI Bogor adalah sebagai berikut:

1. Memberikan layanan informasi yang terpercaya bagi masyarakat guna memenuhi hak masyarakat untuk memperoleh alses informasi melalui proses kerja standar jurnalisme professional yang bersandar pada prinsip akurat dan berimbang serta berorientasi pada keharmonisan dan kedamaian.

2. Menjadi wahana kontrol sosial melalui program siaran yang memberikan ruang yang cukup bagi masyarakat untuk menyampaikan pendapat, kritik terhadap suprastruktur.

3. Menjadikan program siaran pendidikan sebagai perdaya masyarakat dan mendorong proses demokratisasi yang bertumpu pada hak masyarakat untuk mengemukakan pendapat dengan tetap berpegang pada kaidah hukum dan prinsip masyarakat madani yang berkeadaban.

4. Menjadikan program siaran kebudayaan sebagai perekat sosial dan keberagaman budaya Indonesia guna memajukan kebudayaan nasional dengan menumbuh kembangkan unsur budaya lokal, di tengah arus budaya global. 5. Menjadikan program siaran hiburan, wahana hiburan yang sehat bagi keluarga

Indonesia dan mampu mendorong kreatifitas masyarakat.

6. Menyelenggarakan program siaran-siaran yang melayani kebutuhan kelompok minoritas dalam masyarakat.

7. Menyelenggarakan program siaran yang mendorong pemahaman persepsi tentang gender sesuai nilai budaya bangsa.


(43)

8. Memanfaatkan dan tanggap terhadap perkembangan teknologi media penyiaran yang efektif, efisien serta mengoperasionalkannya secara profesional guna menjangkau seluruh wilayah Indonesia serta menjamin kenyamanan dan kemudahan masyarakat mendengarkan siaran RRI.

9. Menyelenggrakan siaran internasional bagi masyarakat Indonesia di luar negeri dan memberikan informasi tentang Indonesia ke dunia internasional. 10.Memberikan pelayanan jasa-jasa yang terkait dengan kegiatan penyiaran

sesuai kebutuhan masyarakat secara profesional guna menambah pendapatan lembaga untuk menunjang pelaksanaan operasional siaran dan meningkatkan kesejahteraan karyawan.10

C. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan elemen yang penting untuk mempertahankan kelanggengan dan perkembangan sebuah organisasi ataupun perusahaan dimanapun berada, tidak terkecuali stasiun radio, karena aspek ini akan menjadi dasar dari pembagian dan mekanisme tugas serta tanggung jawab dari personel yang terlibat selanjutnya akan sangat berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas yang dihasilkan, baik program relay, on air maupun off air.

Adapun Radio Republik Indonesia 106,8 FM Bogor memiliki struktur organisasi sebagai berikut:

10


(44)

Tabel 1:

Kepala RRI Bogor Baldwin M. Silitonga, Msi

NIP 050046733

Jumlah pegawai di RRI Bogor saat ini berjumlah 119 orang, dengan spesifikasi 91 orang adalah pegawai negeri, dan 28 orang adalah pegawai kontrak.


(45)

D. Program RRI 106,8 FM Bogor

Radio Republik Indonesia 106,8 FM Bogor mengudara mulai pukul 05.30 – 24.00 WIB setiap harinya, dengan menghadirkan siaran-siaran yang beraneka ragam mulai dari acara hiburan, informasi, pendidikan, Ta`lim, dan lain sebagainya. Selain itu, Radio Republik Indonesia Bogor juga memiliki berbagai acara on air maupun off air serta streaming audio melalui internet dan juga relay dengan stasiun RRI lainnya.

Adapun program-program unggulan yang diproduksi sendiri dan ditawarkan RRI Bogor kepada para pendengarnya adalah sebagai berikut:

Tabel 2

No Nama Program Keterangan

1 Cahaya Pagi Pembahasan Mengenai Agama dengan kehidupan sehari-hari

2 Selamat Pagi Akang Teteh

Pilih 3 lagu Indonesia dan 3 lagu internasional untuk dipilih rakarai, dan putarkan ¼ dari lagu-lagu tersebut saat promosi. Dan 2 lagu pilihan tersebut diputar di akhir session

3 Double Trouble

Memutarkan 1 lagu yang ada di chart The Best 20 World Hits atau Lintang 20 dan memutarkan single yang diambil dari album hits lama musisi tersebut

4 Sarapan Sehat Pembahasan mengenai topik-topik berbeda setiap harinya.

5 Jam Artis Interview Artis + Quiz On Air + Games + Performance

6 Layanan Publik Pengaduan dari masyarakat atau info masyarakat

7 Pesona Indonesia Info seputar budaya di Indonesia

8 Bincang Sore Bincang-bincang sore dengan narasumber sesuai dengan tema

perharinya

9 My Wonderful Worlds Memutarkan rekaman sepenggal kisah yang bisa memotivasi pendengar

10 Succes Boy

Obrolan yang fun dan santai seputar pengalaman sukses dari tokoh local maupun nasional dan internasional pria yang bisa dijadikan contoh untuk pendengar

11 Succes Girls

Obrolan yang fun dan santai seputar pengalaman sukses dari tokoh local maupun nasional dan internasional perempuan yang bisa dijadikan contoh untuk pendengar


(46)

Adapun Rundown program acara di Radio Republik Indonesia 106,8 FM Bogor adalah sebagai berikut:

Tabel 3

(SENIN s/d JUMAT, 05.30-10.00 WIB)

NO ISI ACARA NARASUMBER WAKTU KETERANGAN

1 CAHAYA PAGI MUI, Derag 05.30 - 06.00 Pembahasan Mengenai Agama dengan

kehidupan sehari-hari

2 BERITA RRI Pro 3 RRI Jakarta 06.00 - 06.30 Relay dengan PRO 3 Jakarta

3 SELAMAT PAGI AKANG

TETEH ! Penyiar Dinas 06.30 - 07.00

Pilih 3 lagu Indonesia dan 3 lagu internasional untuk dipilih rakarai, dan putarkan ¼ dari lagu-lagu tersebut saat promosi. Dan 2 lagu pilihan tersebut diputar

di akhir session

4 BERITA RRI Pro 3 RRI Jakarta 07.00 - 07.30 Relay dengan PRO 3 Jakarta

5 SELAMAT PAGI AKANG TETEH ! Penyiar Dinas 07.30 - 08.00

Pilih 3 lagu Indonesia dan 3 lagu internasional untuk dipilih rakarai, dan putarkan ¼ dari lagu-lagu tersebut saat promosi. Dan 2 lagu pilihan tersebut diputar

di akhir session

6 DOUBLE TROUBLE

Penyiar Dinas, Internet, Majalah Playlist chart,

Dll..

08.00 - 09.00

Memutarkan 1 lagu yang ada di chart The Best 20 World Hits atau Lintang 20 dan memutarkan single yang diambil dari album

hits lama musisi tersebut

7 SARASEH (SARAPAN

SEHAT) FMPI RRI BOGOR 09.00 - 10.00

Pembahasan mengenai topik-topik berbeda setiap harinya.

8 JAM SIANG Penyiar Dinas, Majalah,

Internet, dll.. 10.00 - 11.00 Informasi dan Tips

9 BERITA OLAHRAGA RRI Pro 3 RRI Jakarta 11.00 - 11.30 Relay dengan Pro 3 Jakarta

10 JAM SIANG Penyiar Dinas, Majalah,

Internet, dll.. 11.30 - 12.00 Informasi dan Tips

11 DUA BELAS PAS PRSSNI 12.00 - 12.15 Relay dengan PRSSNI Bogor

12 JAM ARTIS Musisi, Band, dll 12.15 - 13.00 Interview Artis + Quiz On Air + Games +

Performance

13 BERITA RRI Pro 3 RRI Jakarta 13.00 - 13.30 Relay dengan Pro 3 Jakarta

14 JAM REQUEST + QUIZ Computer, CD, Dll.. 13.30 - 15.00 Request via On Air atau SMS

15 LAYANAN PUBLIK Penyiar Dinas 15.00 - 16.00 Pengaduan dari masyarakat atau info

masyarakat


(47)

NO ISI ACARA NARASUMBER WAKTU KETERANGAN

16 PESONA INDONESIA Internet, Majalah, Dll… 16.00 - 16.30 Info seputar budaya di Indonesia

17 JABAR NEWS Relay PRO 1 16.30 - 17.00 Relay berjaringan Bogor, Bandung,

Cirebon

18 BINCANG SORE FMPI, DAMAS, BEM,

DLL…. 17.00 - 18.00

Bincang-bincang sore dengan narasumber sesuai dengan tema perharinya

19 JELANG SORE

Penyiar Dinas, Internet, Majalah Playlist chart,

Dll..

18.00 - 19.00 Pembahasan mengenai tema/hal-hal yang menarik setiap bulannya

20 BERITA RRI PUKUL 19.00 Pro 3 RRI Jakarta 19.00 - 19.30 Relay dengan Pro 3 Jakarta

21 JELANG SORE

Penyiar Dinas, Internet, Majalah Playlist chart,

Dll..

19.30 - 20.00 Topik dan Obrolan di sore hari menjelang malam hari

22 FUN FACTS Internet,Majalah,dll 20.00-21.00 Fakta-fakta menarik seputar dunia

23 MY WONDERFUL WORLD Novel Psikologi,Buku

Motivasi,Internet,dll 21.00-24.00

Memutarkan rekaman sepenggal kisah yang bisa memotivasi pendengar

Tabel 4

(Jadwal Program SABTU, 05.30 – 24.00 WIB)

NO PROGRAM NARASUMBER WAKTU KETERANGAN

1 SONG NONSTOP Operator 05.30 - 06.00 Pemutaran lagu-lagu

2 PESONA INDONESIA Internet, Majalah, dll… 06.00 – 10.00 Info seputar budaya di Indonesia

3 LINTANG 20 Peniyar Dinas, Majalah,

Internet, dll…. 10.00 – 14.00 Totally Request lagu-lagu indonesia

4 WALKIE TALKIE Internet,Tempat Makanan Favorit,dll 14.00 – 17.00 Topik santai di hari sabtu sore

5 NUDIE Band-band Indie, Penyiar

Dinas 17.00 – 19.00

Chart indie dengan 5 lagu yang paling ciamik dan beda

6 AKU DAN MALAM MINGGU Internet,Tempat Makanan

Favorit,dll 19.00 – 21.00

Report langsung dari jalan dan tempat hang out favourite

7 ASRAMA ASMARA Penyiar Dinas 21.00 – 24.00

Cerita, curhat dan pengalaman pendengar dalam urusan percintaan (Via sms or Via telpon) dan topik yang berhubungan dengan


(48)

Tabel 5

(Jadwal Program MINGGU, 05.30 – 24.00 WIB)

NO PROGRAM NARASUMBER WAKTU KETERANGAN

1 SONG NONSTOP Operator 05.30 - 06.00 Pemutaran Lagu-lagu

2 SUNDAY MIX Penyiar Dinas 06.00 – 10.00 Mengucapkan selamat pagi dari rakarai dengan di sertai Info-info ringan

3 WALKIE TALKIE Majalah, Internet, Penyiar

Dinas, dll…. 10.00 – 14.00 Topik di pagi/siang hari

4 THE BEST 20 WORLD HITS Penyiar Dinas 14.00 – 17.00 Perputaran tangga lagu di chart THE BEST 20 WORLD HITS

5 SUCCES GIRL..!!! Sukses dalam perannya Penyiar Dinas, Wanita 17.00 – 19.00

Obrolan yang fun dan santai seputar pengalaman sukses dari tokoh local maupun

nasional dan internasional perempuan yang bisa dijadikan contoh untuk pendengar

6 SUCCES BOY..!!! Sukses dalam perannya Penyiar Dinas, Cowok 19.00 – 21.00

Obrolan yang fun dan santai seputar pengalaman sukses dari tokoh local maupun

nasional dan internasional pria yang bisa dijadikan contoh untuk pendengar

7 ANGKASA PRO Penyiar Dinas 21.00 – 24.00 Totally Request lagu-lagu Lokal dan

Internasional

E. Profil Program Siaran Cahaya Pagi

Cahaya pagi adalah program acara ceramah pagi harian selama lima hari (disiarkan setiap hari Senin-Jumat pada pukul 05.30-06.00 WIB). Metode yang digunakan adalah dengan memberikan penjelasan atau ceramah, setelah itu disambung dengan sesi tanya jawab antara pendengar dengan narasumber.

Acara cahaya pagi mulai mengudara di RRI Bogor pada bulan Mei tahun 2008, dimana dalam prosesnya, acara ini telah digodok oleh tim kreatif yang berkompeten di bidangnya.

Asal mula lahirnya program acara cahaya pagi yaitu dari sebuah ide atau gagasan yang disampaikan oleh tim kreatif dari RRI Bogor. Tim kreatif memulai


(49)

pencarian ide dan membahas konsep serta hal-hal yang dianggap menarik untuk disajikan pada pendengar.

Target atau sasaran program cahaya pagi adalah seluruh komponen masyarakat Bogor (karena jangkauan siaran hanya sebatas daerah Bogor) baik itu tua maupun muda, laki-laki atau perempuan.

Tujuan lahirnya program cahaya pagi adalah untuk memberikan suatu pemahaman kepada masyarakay yang Islami, dan dapat memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat, sebab Islam merupakan solusi dari permasalahan hidup.

Garis-garis besar materi yang akan menjadi isi dalam program acara cahaya pagi disesuaikan dengan kejadian atau peristiwa aktual.

Pencetus acara siaran cahaya pagi adalah tim kreatif yang dibentuk oleh kepala program RRI Bogor yaitu bapak Mariyanto, dimana sebelum acara ini disiarkan, dilakukan briefing serta pembentukan tim, pencarian narasumber, serta survei terhadap masalah yang sedang hangat dibicarakan di tengah masyarakat dan dibahas dengan perspektif Islam.

Nama cahaya pagi itu sendiri secara filosofis sebenarnya adalah acara ini dimulai pada pagi hari dimana pada pagi hari adalah waktu awal terbitnya cahaya, diharapkan kita mendapat pencerahan dengan adanya acara cahaya pagi ini.11

11

Wawancara dengan Bpk. Mariyanto, kepala progam RRI Bogor, Kamis 11 Februari 2010, pukul 13.00 WIB


(50)

a. Format acara

Format acara cahaya pagi di RRI Bogor adalah dengan format talk show, dimana pada awal acara, narasumber memaparkan tema atau topik yang telah ditentukan, lalu kemudian setelah itu dibuka line telepon bagi pendengar yang ingin share atau bertanya dengan narasumber, pada sesi ini penyiar menjadi moderator atau penyambung antara penelepon atau pengirim sms kepada narasumber.

Dengan format yang seperti itu, acara ini di bagi menjadi lima sesi, pertama diawali dengan opening yaitu pembacaan ayat Al Quran, lalu kemudian pemaparan materi oleh narasumber. Dan yang ketiga adalah dialog interaktif antara pendengar dengan narasumber yang dijembatani oleh pemandu acara, setelah itu ada sesi break dengan pemutaran lagu Islami, lalu yang terakhir adalah kesimpulan dari topik yang dibicarakan yang disampaikan oleh narasumber.

Berikut adalah format acara cahaya pagi:

Part 1 : 5 menit : Opening (Pembacaan ayat suci, salam) Part 2 : 5 Menit : Ceramah oleh narasumber

Part 3 : 5 menit : Break (lagu, spot iklan) Part 4 : 10 menit :Sesi tanya jawab (telepon/sms)

Part 5 : 5 Menit : Penutup (Kesimpulan, salam penutup)

Pendengar yang ingin berpartisipasi dalam acara ini dapat menghubungi via telepon ke 08561783789. Program cahaya pagi disajikan secara live dengan menggunakan sistem komunikasi dua arah (two way communication) dengan


(51)

menyertakan pendengar untuk memberi respon secara langsung (aktif) terhadap materi yang tengah dibahas oleh narasumber sehingga pendengar tidak hanya menerima (pasif) tetapi dapat meminta konfirmasi akan pengertian yang ditimbulkan dari via telepon yang diterima serta pendengar dapat bertanya langsung tentang permasalahan yang berkaitan dengan materi bahasan.

b. Tim produksi cahaya pagi

Sebelum mengudara, acara ini terlebih dahulu dirancang sedemikian rupa oleh tim produksi yang menangani ide, format, dan isi serta segala kebutuhan acara ini.

Tim produksi acara cahaya terdiri dari produser, music director, pengarah acara, tim kreatif, dan teknisi. Selain itu juga termasuk didalamnya penyiar yang bertugas membawakan acara ini. Berikut adalah struktur tim produksi:

Produser : Mariyanto

Music Director : Mahmud Syah Team kreatif : Satam Abdul Gani Pengarah Acara : Tika Astikawati

Penyiar : Ustadz Adrie

Tim produksi inilah yang membuat ide, menentukan tema, mengemas acara dan menyusunnya, dari tahap pra produksi hingga selesai.

Acara cahaya pagi ini dibawakan oleh seorang penyiar yaitu ustadz Adrie, beliau adalah penyiar atau pembawa acara cahaya pagi sejak pertama kali acara ini disiarkan oleh RRI Bogor. Narasumber yang membahas dan mengkaji tema


(52)

acara cahaya pagi berasal dari MUI atau departemen agama, dimana tim produksi mengundang narasumber secara langsung ke studio RRI Bogor. Narasumber dipilih dari MUI atau departemen agama atas dasar kompetensi atau kualifikasi dalam pengetahuan agama, agar pendengar mendapatkan siaran yang baik.

F. Kelebihan dan Kekurangan 1. Kelebihan

a. Peluang dilihat dari letak geografis, antara lain: Radio Republik Indonesia 106,8 FM Bogor terletak di Jl. Pangrango Pajajaran Bogor dimana daerah ini memiliki sinyal yang baik untuk memancarkan gelombang siaran dan merupakan daerah potensial yang sangat strategis.

b. Sarana studio yang nyaman sehingga cocok untuk acara-acara pemberdayaan masyarakat.

c. RRI adalah radio milik pemerintah sebagai badan hukum yang sah, dan keberlangsungan RRI ditanggung oleh Negara sehingga RRI tidak kesulitan dalam melakukan produksi.

d. RRI memiliki visi dan misi dalam membangun masyarakat Indonesia, sehingga RRI memiliki tanggung jawab sosial dalam menyampaikan informasi pada masyarakat, hal inilah yang memacu RRI untuk tetap memberikan informasi terbaik kepada pendengarnya.


(53)

2. Kekurangan

Pada zaman sekarang ini, tidak bisa dipungkiri lagi banyak masyarakat yang tidak tertarik dengan siaran RRI karena sekarang sudah banyak muncul stasiun radio swasta yang lebih komersil dan memberikan siaran yang lebih menarik dan inovatif sehingga hal ini tentu saja memalingkan pendengar dari RRI ke stasiun radio lainnya.


(54)

A. Pra Produksi

Idealnya, semua program yang dimiliki oleh radio sebaiknya melewati tahap perencanaan, produksi dan evaluasi. Atau dengan kata lain harus memiliki proses pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Karena hal ini akan lebih memudahkan kinerja tim yang memproduksi program tersebut dan untuk tercapainya hasil yang maksimal.

1. Pencarian Ide

Cahaya pagi lahir dari sebuah ide yang dibahas dalam tim kreatif cahaya pagi. Tim kreatif akan membahas konsep dan hal-hal yang dianggap menarik dari segi siaran. Tim kreatif banyak membahas konsep-konsep untuk tema yang dapat merangsang respon psikologis pendengar. Oleh karena itu, pendengarpun diharapkan akan mencari informasi lebih lanjut yang berkaitan dengan hal atau permasalahan tertentu.

Semua siaran radio selalu didahului oleh timblnya sebuah ide atau gagasan. Sesuai dengan teori komunikasi, ide merupakan rencana pesan yang akan disampaikan kepada khalayak pendengar melalui medium radio dengan maksud dan tujuan tertentu.


(55)

Ide yang telah ada kemudian didiskusikan oleh tim produksi dengan elemen produksi lainnya untuk membicarakan kebutuhan sebuah produksi acara siaran menjadi sebuah acara yang layak untuk disiarkan dan dikonsumsi oleh para pendengar.

Kemudian setelah itu disusunlah segala kebutuhannya, baik secara teknis ataupun non teknis, kemudian dibuatlah rundown yang merupakan format dasar dari suatu acara, lalu kemudian dipilihlah penyiar, narasumber, serta elemen lain yang dibutuhkan untuk tahap selanjutnya dalam proses produksi.

2. Format Program

Cahaya pagi di RRI Bogor menggunakan format talk show dimana penyiar berdialog dengan narasumber (ustadz) mengenai suatu tema yang dibahas, kemudian ada juga interaktif dengan penelepon atau pengirim sms dari pendengar, di sini pendengar dapat mengemukakan pendapat, pertanyaan maupun kritik atau sanggahan terhadap ide atau pembahasan yang dilontarkan pengisi acara.

Ada beberapa segment dalam program acara cahaya pagi, diantaranya adalah:

Part 1 : Opening (Pembacaan ayat suci, salam) Part 2 : Ceramah oleh narasumber

Part 3 : Break (lagu, spot iklan)

Part 4 : Sesi tanya jawab dengan pendengar (telepon/sms) Part 5 : Penutup (Kesimpulan, salam penutup)


(56)

Durasi tayangan secara keseluruhan adalah selama 30 menit, dimana dalam 30 menit waktu yang tersedia dibagi dalam bagian-bagian seperti tertulis diatas.

Banyak kelebihan yang dimiliki program acara cahaya pagi diantaranya pendengar dapat berinteraksi dengan penyiar dan narasumber, karena program cahaya pagi disiarkan secara langsung (live). Komunikan dapat secara aktif memberikan tanggapan dan pernyataan pada komunikator, dan sebaliknya komunikator dapat mendengarkan dan menjawab hal yang menjadi pertanyaan komunikan, disini terjadinya interaksi secara aktif antara komunikator dan komunikan, meskipun jarak dan tempat yang jauh memisahkan.

3. Pemilihan Materi

Cahaya pagi di RRI Bogor memilih materi berdasarkan momen, kalender dan kondisi yang berkembang dalam masyarakat. Jadi materi yang disiarkan disajikan berdasarkan kalender dan apa yang sedang berkembang dalam masyarakat, misalnya saat maulid Nabi, maka acara cahaya pagi menyiarkan tema seputar maulid nabi, begitu juga dengan moment-moment lainnya. Artinya dalam cahaya pagi melihat situasi dan perkembangan yang sedang terjadi pada saat itu, dengan memberikan pemecahan suatu masalah dari kacamata Islam.

Pada tahap awal tentu saja dilakukan tahap perencanaan pemilihan materi dengan mengadakan rapat yang diikuti oleh Supervisor Program, Content Program, dan juga marketing, tanpa melibatkan dainya secara langsung. Disini da`i hanya berperan sebagai tamu dan juga narasumber.


(57)

Para pengelola cahaya pagi pun mengadakan seleksi pemilihan materi mana yang harus dipakai dan mana yang tidak dipakai. Kemudian lahir ide, gagasan yang mana dengan materi atau bahan lain yang menunjang ide tersebut akan tercipta naskah untuk produksi program.

4. Pengisi Acara

Kriteria pengisi acara pada program cahaya pagi meliputi: a. Penyiar

Proses perencanaan dalam sebuah program meliputi penentuan target pendengar, menentukan narasumber yang kompeten terhadap topik yang dibahas, serta memilih penyiar. Seorang penyiar dipilih sesuai dengan kriteria yang dinilai dari kemampuan kecakapan sesuai dengan permintaan narasumber. Sebelum melakukan siaran, penyiar sebelumnya telah bekerja sama dengan narasumber untuk membahas topik yang akan dibahas pada hari itu agar komunikasi tidak jauh dari topik.Tim dari cahaya pagi memiliki kriteria dalam memilih penyiar, diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Berwawasan luas

2) Mampu menghidupkan materi yang dibawakan

3) Mampu menandingi narasumber sesuai dengan disiplin ilmunya 4) Dapat berimprovisasi


(58)

b. Narasumber

Program cahaya pagi memiliki kriteria yang harus dimiliki oleh seorang narasumber. Adapun kriterianya adalah sebagai berikut:

1) Latar belakang pendidikan formal dan non formal 2) Memiliki latar belakang keilmuwan sesuai dengan tema 3) Memiliki pengalaman siaran

5. Waktu Siaran

RRI menyiarkan program cahaya pagi dengan durasi selama 30 menit (05.30 – 06.00 WIB), hal ini karena pola acara yang ditetapkan oleh para pengurus RRI Bogor.

Salah satu pertimbangannya adalah dengan waktu yang tidak terlalu lama diaharapakan tujuan acara akan tersampaikan pada pendengar tanpa bertele-tele dan membosankan, pendengarpun dapat berinteraksi dengan penyiar atau narasumber karena disediakan space waktu untuk berinteraksi.

6. Biaya Produksi

Ada dua sumber biaya produksi acara cahaya pagi, yaitu: 1) Iklan

Iklan yang masuk, baik sponsor maupun pihak yang bekerjasama dengan pihak produksi cahaya pagi mendapatkan kompensasi berupa


(59)

2) Subsidi

Karena RRI adalah radio milik pemerintah, maka RRI mendapatkan subsidi dari anggaran daerah, yaitu dari pemda Bogor, subsidi ini dipergunakan untuk segala kebutuhan stasiun radio, salah satunya produksi siaran cahaya pagi.

7. Production Meeting

Production meeting berlaku pada acara cahaya pagi, disini tim produksi membicarakan masalah teknis dan non teknis untuk keperluan siaran. Dalam tim cahaya pagi, minimal satu hari sebelum siaran, tim produksi melakukan briefing

terlebih dahulu untuk kelancaran acara cahaya pagi.

Akan tetapi kondisi saat ini, production meeting hampir tidak pernah dilakukan karena acara ini disiarkan secara live (langsung) yang setiap hari diproduksi dengan format yang sama dari hari ke hari. Jadi tim cahaya pagi jarang melakukan production meeting dalam periode per hari, akan tetapi production meeting dilakukan dengan periode mingguan atau dua mingguan.

B. Produksi

Setelah proses perencanaan untuk sebiah program selesai dilaksanakan, tahap selanjutnya yaitu proses produksi. Proses produksi atau pelaksanaan di radio adalah pengaplikasian dari konsep seperti apa program yang akan disiarkan, siapa narasumber dan penyiarnya.


(60)

1. Materi Produksi

Dalam hal materi produksi, ide acara cahaya pagi dibuat dalam bentuk

rundown dan kemudian dilakukan briefing dengan pengisi acara mengenai tema yang akan dibawakan agar sesuai dengan format program dan mencapai tujuan yang diharapkan.

Selain itu, tim produksi cahaya pagi juga menentukan tema acara yang dibawakan. Tema merupakan isi pesan yang disampaikan oleh ustadz atau narasumber kepada khalayak pendengar. Dan tentu saja pilihan materinya harus sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang berkembang dalam masyarakat, dan tentunya berkenaan dengan kehidupan sehari-hari. Dalam siaran agama Islam maka tentunya materi yang disajikan dengan masalah seputar Islam.

Dalam hal isi materi produksi, ide acara yang telah dibuat dalam bentuk rundown harus memiliki unsur dakwah didalamnya, karena dakwah merupakan tujuan dari disiarkannya program cahaya pagi.

2. Sarana dan Prasarana Produksi

ada beberapa peralatan yang dibutuhkan sebagai alat produksi siaran cahaya pagi, seperti mikrofon, pemutar lagu, ear phone, dan lain sebagainya. Adapun sarana pendukung dalam suatu produksi setidaknya harus ada bebarapa peralatan sebagai berikut:

a.Pemancar radio

b.Mixer audio untuk mengatur suara c.Ear phone untuk monitor penyiar


(61)

d.Komputer dengan spesifikasi tinggi e.Recorder untuk merekam suara f. Mikrofon dengan kualitas yang baik

Prasarana juga merupakan penunjang suatu produksi acara, setidaknya harus ada beberapa prasarana pendukung dalam produksi di sebuah studio siaran, diantaranya:

a.Ruang studio yang nyaman (ber-AC)

b.Akustik ruangan yang baik (tidak bocor suara) c.Properti pendukung (meja, kursi, dan lainnya)

3. Organisasi Pelaksana Produksi

Dalam produksi program cahaya pagi, tidak terlalu banyak pihak yang terlibat, karena dalam proses penyiaran tidak terlalu rumit seperti hanlnya siaran televise. Unsure yang terlibat dalam organisasi pelaksana produksi hanyalah produser yaitu bapak Mariyanto, beliau adalah kepala produksi yang mengawasi dan melindungi acara tersebut. Tim kreatif adalah bapak H. Satam Abdul Gani, Musik director adalah Mahmud Syah. Kemudian penyiar sekaligus operator musik acara ini adalah ustadz Adrie dan narasumbernya adalah undangan dari pihak MUI Bogor ataupun dari departemen agama setempat.

4. Set up dan Rehearsal

Dalam pelaksanaan acara cahaya pagi, set up dan rehearsal selalu dilakukan oleh tim produksi, untuk set up (persiapan yang bersifat teknis), biasanya tim produksi melakukannya setengah jam sebelum acara dimulai yaitu


(1)

Pelaksanaan siaran program cahaya pagi dilakukan langsung dari studio siaran radio republik Indonesia yang bertempat di jalan Pangrango no.34, Pajajaran kota Bogor.

Secara teknis, kerusakan alat dapat menyebabkan terganggunya acara seperti rusaknya audio meyebabkan tidak adanya suara, terganggunya sinyal dapat menyebabkan terganggunya kualitas suara pada pesawat radio pendengar.

Begitu pula kendala dalam hal non teknis seperti keterlambatan pengisi acara (baik penyiar atau narasumber), pernyataan pengisi acara yang salah ataupun tidak sesuai, tidak dapat ditarik kembali, pernyataan dan pertanyaan maupun kritikan dari penelepon yang menyimpang dari pembahasan bakan melecehkan, tidak dapat ditarik kembali, berbeda dengan hasil rekaman yang dapat diulang kembali jka terjadi kesalahan, hingga tercapai hasil yang diharapkan baik secara teknis maupun non teknis.

Untuk proses produksinyapun sebenarnya sangat sederhana, yaitu setiap hari Senin-Jumat mulai pukul 05.30-06.00 WIB, seorang narasumber diundang ke RRI 106,8 FM Bogor untuk menyampaikan tausiahnya di ruang siaran RRI Bogor. Dimana dalam proses siaran tersebut, ia ditemani oleh seorang penyiar yang bertugas menjadi moderator dalam menyampaikan telepon atau sms kepada narasumber. Pendengar yang ingin berpartisipasi bisa langsung telepon ke nomor 08561783789.


(2)

61

C. Pasca Produksi

Untuk proses akhir, di setiap radio pasti selalu mengadakan evaluasi. Tujuannya tentu saja untuk melihat sejauh mana kesuksesan dari sebuah program yang disiarkan. Baik dari penyiar, narasumber, ataupun tema-nya. Tim produksi program cahaya pagi selalu mengadakan evaluasi yang dilakukan setiap hari Sabtu atau minggu. Dan bukan hanya program cahaya pagi saja yang memerlukan evaluasi, akan tetapi semua program yang disiarkan di RRI Bogor menempuh tahap evaluasi.

Dan setiap kali melakukan tahap evaluasi tentu saja pembahasannya adalah:

a) Membahas kinerja personil tim b) Kerjasama atau team work c) Membahas absensi

d) Kemampuan, kendala dan juga Attitude

e) Mengevaluasi sejauh mana respon positif tersebut berpengaruh kepada perilaku sehari-hari pendengar

f) Mengevaluasi tema-tema yang cukup populer dan pas buat pendengar g) Mengevaluasi program penyiar (termasuk Materi, penyiar,

narasumber) dan semua narasumber yang terbentuk dengan adanya acara tersebut.


(3)

h) Membuat rekaman-rekaman.1

Evaluasi kecil selalu diadakan satu pekan sekali, dan evaluasi besar diadakan 6 bulan sekali tujuannya untuk mengadakan perubahan acara, atau merekrut orang-orang baru, dll. Penyiar tidak selalu ikut dalam rapat evaluasi akan tetapi mereka hanya dilibatkan dalam rapat khusus penyiar dengan bagian program. Begitu juga dengan narasumber tidak secara langsung diikutsertakan dalam rapat evaluasi. Hanya dalam bentuk incidental saja.

Secara garis besar atau keseluruhan proses evaluasi yang dilakukan tim produksi cahaya pagi di RRI Bogor sudah sesuai dengan teori yang ada. Tentu saja evaluasi sangat dibutuhkan dalam setiap program. Dengan adanya evaluasi ini berguna untuk kemajuan dari program-program yang ada atau yang disiarkan di Radio Republik Indonesia 106,8 FM Bogor, agar dapat memperbaiki lagi kekurangan-kekurangan yang ada didalam setiap program.

D. Kelebihan dan Kekurangan

Dari pemaparan tentang proses pelaksanaan program cahaya pagi di atas, tentu terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, kelebihannya adalah sebagai berikut:

1. Penempatan waktu dan hari yang cukup efektif mulai dari hari senin-Jumat dari jam 05.30 sampai dengan 06.00 WIB, untuk menemani

1


(4)

63

pendengar mempersiapkan diri sebelum mulai beraktivitas, sehingga dapat menumbuhkan semangat dalam memulai hari yang baik.

2. Acara ini diawali dengan memutarkan lagu-lagu islami dan solawat kepada nabi agar pendengar dapat merasa lebih dekat dengan rasulnya. 3. Pemilihan narasumber yang pas untuk acara ini. Karena tim produksi

cahaya pagi memiliki kualifikasi dan standar untuk menjadi narasumber.

4. Adanya tema yang sistematis sehingga setiap hari pembahasannya sesuai dengan temanya dan tersusun dengan baik.

Adapun kekurangannya adalah sebagai berikut:

1. Waktu yang diberikan sangat sedikit, sehingga baik telepon atau sms yang masuk tidak bisa dibaca dan diangkat seluruhnya.

2. Materi yang diangkat terkadang bersifat kurang up to date atau aktual. Bahkan materinya yang sudah didengar oleh mad`u dalam ceramah-ceramah yang disampaikan di masjid-masjid atau majelis-majelis.

3. Tidak adanya penyiar pengganti. Sehingga, sewaktu penyiar berhalangan acara ini tidak on air.


(5)

A. Kesimpulan

1. Pada tahapan ini dimulai dengan tahapan pra produksi. Dimana tim programmer melakukan proses penemuan ide atau gagasan. Dalam proses ini dibuatlah perencanaan tema pembahasan yang ditentukan oleh tim kreatif, setelah proses penemuan ide, dibuatlah rundown untuk mempermudah proses selanjutnya, lalu kemudian dilanjutkan dengan mengundang narasumber yang menguasai tema dan materi pembahasan setiap harinya. Dalam proses produksi siaran cahaya pagi di RRI 106,8 FM Bogor sangat sederhana sekali, yaitu proses siaranya dilakukan secara langsung (live), seorang narasumber ditemani oleh seorang penyiar yang berfungsi sebagai moderator dalam menyambungkan telepon dan membacakan sms kepada narasumber. Sedangkan proses evaluasi biasanya dilakukan setiap hari Sabtu atau Minggu dan berlaku untuk semua program.

2. Kegiatan dakwah dalam program cahaya pagi yang meliputi da`i, mad`u, materi dakwah, media dan tujuan dakwah dirasa sudah cukup baik. Apalagi, radio memang cukup efektif sebagai sarana media dakwah. Jika dilihat dari unsur da`inya yaitu tamu undangan dari MUI ataupun daru departemen agama, dirasa sudah cukup baik karena memiliki kualifikasi di bidangnya (dakwah), penyampaian dalam pembahasan serta bahasa sudah cukup baik


(6)

65

karena sesuai dengan tema yang diangkat, sehingga pencapaian materi dapat lebih dipahami oleh mad`u..

3. dari segi format acara dirasa sudah cukup baik. Karena program yang disiarkan secara langsung (live) setiap harinya, mulai dari hari Senin-Jumat pukul 05.30-06.00 WIB. Dan acara ini dipandang sangat tepat untuk memulai on air RRI Bogor dengan tujuan, menumbuhkan semangat pendengar untuk dapat memulai hari yang baik. Respon dari pendengar cukup baik ini dapat dilihat dari sms dan telepon yang masuk. Acara ini disiarkan secara langsung dan secara interaktif sehingga pendengar bisa lebih aktif dan dapat meminta konfirmasi akan pengertian yang ditimbulkan dari pesan yang diterima.

B. Saran-saran

1. Hendaknya dalam proses produksi program cahaya pagi durasinya lebih diperpanjang lagi, agar respon pendengar yang masuk melalui sms dan telepon bisa lebih banyak lagi dan pertanyaan yang masuk bisa dijawab seluruhnya. 2. Untuk pihak RRI Bogor hendaknya menyiapkan penyiar pengganti, sebagai

antisipasi jika penyiar utama tidak bisa hadir atau berhalangan hadir. Sehingga, ketika penyiar berhalangan acara tersebut tetap on air dan tidak terjadi kekosongan.

3. Hendaknya dokumentasi untuk rekaman diperbaiki dan diperbanyak. Jadi, ketika ada yang membutuhkan sudah tersedia.