TA : Rancang Bangun Sistem Informasi Penilaian Kinerja Menggunakan Metode Management By Objective Pada Wanaartha Life Surabaya.
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENILAIAN KINERJA MENGGUNAKAN METODE MANAGEMENT BY OBJECTIVE PADA WANAARTHA LIFE SURABAYA
TUGAS AKHIR
Program Studi S1 Sistem Informasi
Oleh:
LUIS HENRIRA 10.41010.0008
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2016
(2)
vii DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN…... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2Perumusan Masalah... 4
1.3Batasan Masalah ... 4
1.4Tujuan Penelitian ... 4
1.5Sistematika Penulisan ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
2.1 Sistem ... 7
2.2Sistem Informasi ... 10
2.3Kinerja ... 11
2.4 Penilaian Kinerja ... 11
2.5 Penilaian Target Kinerja Karyawan ... 12
2.6Target Kinerja Karyawan (TKK) ... 16
2.7ManagementByObjective MBO) ... 17
2.8Database ... 20
(3)
viii
Halaman
2.10Pengembangan Sistem ... 20
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 25
3.1Analisis Sistem ... 25
3.1.1DocumentFlow ... 25
3.1.2Indetifikasi Masalah ... 27
3.1.3UserRequirement ... 30
3.1.4Analisis Kebutuhan Pengguna ... 31
3.1.5FunctionalRequirement ... 33
3.1.6Spesifikasi Kebutuhan Fungsional ... 35
3.2Perancangan Sistem... 46
3.2.1Diagram Blok ... 47
3.2.2System Flow ... 54
3.2.3Data Flow Diagram ... 65
3.2.4EntityRelationshipDiagram ... 69
3.2.5Struktur Tabel ... 70
3.2.6DesainAntarMuka ... 74
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 104
4.1Kebutuhan Sistem ... 104
4.2Gambaran Umum Sistem... 105
4.3Implementasi Sistem ... 106
BAB V PENUTUP ... 135
5.1Kesimpulan ... 135
(4)
(5)
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Asuransi Jiwa Adisarana WanaArtha Life (WanaArtha) adalah salah satu perusahaan asuransi yang telah melayani masyarakat Indonesia selama lebih dari 40 tahun. Menawarkan beragam produk asuransi dan investasi yaitu asuransi jiwa tradisional dan produk deposito yang memiliki nilai investasi dan asuransi jiwa.
Sejak akhir 2009, WanaArtha terus melakukan transformasi dan inovasi antara lain dengan memperbarui tata laksana proses bisnis (Standard Operating
Procedure) yang sesuai dengan International Best Practice. Menerapkan sistem
operasi asuransi berbasis teknologi web dan upaya WanaArtha dalam meningkatkan pelayanan kepada customer adalah dengan meningkatkan sistem informasi berbasis
web dan secara berkelanjutan meningkatkan tenaga kerja sales, sehingga WanaArtha mampu melayani dengan jauh lebih baik.
WanaArtha dalam menjalankan bisnisnya memiliki 3 jabatan karyawan yaitu Senior Financial Sales Officer (SFSO) bertugas mengawasi dan juga membina Financial Sales Officer Trainee (FSOT) & Financial Sales Officer (FSO) agar mampu mencapai target dan bagian Admin untuk menjalankan proses transaksi. SFSO sendiri bertugas dalam menyelenggarakan sebuah event &
gathering disamping itu SFSO diharuskan untuk mengevaluasi setiap kinerja
karyawannya. FSOT sebagai karyawan baru diberikan target waktu tiga bulan untuk mencapai target yang sudah disepakati oleh SFSO dan akumulasi dari tiga bulan tersebut sebagai pertimbangan dalam naik kejenjang karir berikutnya. FSO untuk menjadi SFSO dibutuhkan minimal satu tahun masa kerja dengan akumulasi
(6)
2
penilaian target waktu enam bulan untuk mencapai target yang sudah disepakati dengan pihak SFSO.
Penilaian Target Kinerja Karyawan (TKK) berbeda-beda untuk setiap karyawan, dalam penilaian target perolehan memiliki persentase sebesar 100%. Untuk penilaian kuantitas dan kualitas memiliki bobot 70%. Untuk perolehan target berdasarkan jumlah transaksi karyawan, karyawan berstatys FSOT memiliki target Rp 250.000.000,- First Years Premium (FYP), dan karyawan FSO memiliki target Rp 500.000.000,- FYP, kualitas karyawan sendiri diukur dari komisi yang didapatkan apakah mampu melampaui target yang sudah diberikan. Untuk aspek ke tiga adalah jumlah kehadiran dengan bobot 30%. Berdasarkan panduan yang telah disusun oleh kebijakan SFSO WanaArtha telah tersusun Range yaitu 86%-100% (Sangat Baik), <86%–66% (Baik), atau <66% ke bawah (Kurang). Hasil penilaian kinerja tersebut selanjutnya digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam proses evaluasi karyawan di WanaArtha.
Dengan proses administrasi perhitungan secara manual. Admin diharuskan memasukan data transaksi karyawan. Hal tersebut membuat penilai harus memeriksa banyaknya dokumen yang terpisah-pisah untuk setiap karyawan. Akibatnya proses penilaian kinerja menjadi tidak efisien waktu. Selain itu penilaian kinerja yang dilakukan satu tahun sekali pada akhir tahun menyebabkan penilai cenderung menilai berdasarkan hasil rekap pekerjaan pada bulan-bulan terakhir saja karena sudah terlalu banyak data dan berkas yang harus diperiksa. Hal tersebut menyebabkan penilai menilai secara subyektif. Pada penilaian kinerja yang telah dilakukan selama ini tidak tersedia informasi perbandingan kinerja karyawan dalam
(7)
3
satu periode sehingga penilaian kinerja dilakukan belum tersedia sistem informasi yang mampu membandingkan kualitas karyawan FSO dan FSOT.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka dibutuhkan sebuah sistem terkomputerisasi yaitu Sistem Informasi Penilaian Kinerja menggunakan metode
Management by Objective (MBO). Metode MBO merupakan suatu bentuk penilaian
dimana pegawai dan penyelia (penilai) bersama-sama menetapkan sasaran-sasaran pelaksanaan kerja pegawai secara individu di waktu yang akan datang. Sasaran-sasaran ini merupakan Sasaran-sasaran secara objektif yang terukur dan disepakati bersama antar pegawai dan penyelia (Rivai dkk, 2011). Metode MBO mendukung untuk penilaian kinerja dengan beberapa kriteria dan target. Selain itu, MBO juga dapat digunakan pada penilaian kinerja yang membutuhkan penilaian untuk setiap pekerjaan berdasarkan pedoman dan kriteria penilaian tertentu. Dengan demikian metode MBO digunakan karena sesuai dengan penilaian kinerja di WanaArtha Life Surabaya. Sistem Informasi Penilaian Kinerja ini dibangun menggunakan web
dengan tujuan memudahkan instalasi dan maintenance sistem, mengingat sistem ini akan digunakan oleh semua karyawan WanaArtha.
Dengan adanya Sistem Informasi Penilaian Kinerja menggunakan metode
Management by Objective (MBO) diharapkan dapat menghasilkan informasi
kinerja per karyawan, histori penilaian kinerja, karyawan dengan kinerja terbaik, karyawan dengan kinerja terburuk, karyawan tidak mencapai target.
(8)
4
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, bagaimana merancang bangun Sistem Informasi Penilaian Kinerja Menggunakan Metode Management by Objective
pada WanaArtha Life Surabaya?
1.3 Batasan Masalah
Dalam sistem ini, agar tidak menyimpang dari tujuan yang akan dicapai maka pembahasan masalah dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:
1. Penilaian kinerja ditunjukan pada karyawan WanaArtha Life Surabaya dan hanya membahas Penilaian TKK dari tiga aspek Kuantitas, Waktu, & Kualitas. 2. Tidak membahas pembobotan point yang telah ditetapkan oleh pihak
WanaArtha Life Surabaya. 1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah menghasilkan Sistem Informasi Penilaian Kinerja yang dapat membantu WanaArtha Life Surabaya dalam menghasilkan informasi berupa laporan sesuai kriteria yang diinginkan menggunakan metode Management by Objective
(9)
5
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan tugas akhir ini dibagi menjadi bab-bab dengan rincian sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini dijelaskan latar belakang masalah di WanaArtha, perumusan masalah, batasan masalah dalam ruang lingkup WanaArtha, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini dijelaskan landasan-landasan teori yang digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah yang meliputi antara lain sistem, sistem informasi, struktur organisasi, Management by objective (MBO), kinerja, penilaian target kinerja karyawan, database, sistem berbasis web, pengembangan sistem.
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Dalam bab ini dijelaskan tahap-tahap yang dikerjakan dalam penyelesaian tugas akhir mulai dari identifikasi masalah. Dalam proses perancangan, hal-hal yang dilakukan adalah menganalisis proses bisnis pada penilaian kinerja pada WanaArtha Surabaya lalu menjadikan document flow. Setelah itu kita memperbaiki sistem secara terkomputerisasi dalam bentuk system flow. Lalu dibuatlah data flow diagram sesuai dengan sesuai dengan system flow.
Kemudian dibuatlah bentuk desain database yang memenuhi kebutuhan hasil analisis dalam bentuk conceptual data model dan physical data model. Dalam
(10)
6
bab ini juga dijelaskan tentang desain input/output dari sistem yang akan dibangun.
BAB IV EVALUASI DAN IMPLEMENTASI
Dalam bab ini dijelaskan tentang implementasi dari sistem informasi penilaian kinerja pada WanaArtha Life yang dihasilkan dan pengujian aplikasi sudah sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini dijelaskan tentang kesimpulan dari pembahasan permasalahan yang telah dilakukan dan saran untuk pengembangan sistem informasi yang telah dibuat.
(11)
7 BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem
Sistem adalah salah satu bagian dari istilah sistem informasi dan sistem berperan penting dalam sebuah perusahaan. Untuk lebih memahami definisi dari sistem, Murdick (1991) mengatakan bahwa sistem adalah seperangkat elemen yang membentuk kumpulan atau procedure-prosedure/bagan-bagan pengolahan yang mencari suatu tujuan bagian atau tujuan bersama dengan mengoperasikan data dan/atau barang pada waktu rujukan tertentu untuk menghasilkan informasi dan/atau energi dan/atau barang. Sistem itu sendiri memiliki beberapa karateristik atau sifat-sifat tertentu. Menurut Hartono (2005) sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yakni:
1. Komponen
Suatu sistem memiliki sejumlah komponen yang saling berinteraksi, komponen saling bekerjasama membentuk satu kesatuan. Komponen atau sering disebut elemen sistem dapat berupa suatu sub sistem atau suatu bagian dari sistem. Setiap sub sistem memiliki ciri atau sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dalam mempengaruhi secara keseluruhan proses suatu sistem.
2. Batasan Sistem
Batasan sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batasan suatu sistem menunjukan ruang lingkup dari sistem tersebut
(12)
8
3. Lingkungan Luar Sistem
Lingkungan luar (environment) dari suatu sistem adalah apapun diluar batas sistem yang mempengaruhi operasi. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat menguntungkan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan berupa energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang lingkunagn luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.
4. Penghubung Sistem
Penghubung (interface) merupakan media penghubung antara satu sub sistem dengan sub sistem yang lainya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu sub sistem ke sub sistem yang lainya. Dengan penghubung satu sub sistem dapat berintegrasi dengan sub sistem yang lainya membentuk satu kesatuan.
5. Masukan Sistem
Masukan (input) sistem adalah data yang masukan kedalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input), dan masukan sinyal (signal input).
Maintenance input adalah energi yang dimasukan supaya tersebut dapat
beroperasi.signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
(13)
9
6. Keluaran Sistem
Keluaran (output) sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklafikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Misalnya untuk sistem komputer, panas yang dihasilkan adalah keluaran yang tidak berguna dan merupakan hasil sisa pembuangan, sedang informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.
7. Pengolahan Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang meruba masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi.
8. Sasaran Sistem
Sebuah sistem sudah tentu mempunyai sasaran ataupun tujuan. Dengan adanya sasaran sistem, maka kita dapat menentukan masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem tersebut dapat dikatakan berhasil apabila mencapai/mengenai sasaran atau pun tujuan. Dan kualitas informasi sangatlah penting meliputi 3 pilar seperti yang tergambar dalam ilustrasi Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Kualitas Informasi (Sumber: Hartono, 2005)
(14)
10
2.2 Sistem Informasi
Sistem informasi adalah sekumpulan fungsi yang bekerja secara bersama-sama dalam mengumpulkan, mengelola, menyimpan, memproses, serta mendistribusikan informasi Szymanski dkk, (1995). Menurut Hartono (2005), sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat managerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Sistem informasi menurut Romney dan Steinbart (2011) adalah cara teratur untuk mengumpulkan, memproses, mengelola, dan melaporkan, informasi agar organisasi dapat mencapai tujuan dan sasarannya.
Burch dan Grudnitski dalam Hartono (2005) menyatakan bahwa sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan yang terdiri dari: blok masukan (input block), blok model (model
block), blok keluaran (output block), blok teknologi (technology block), blok
basis data (database block), dan blok kendali (control block). Keenam blok tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lainnya dan membentuk satu kesatuan sebagai suatu sistem untuk mencapai sasarannya dapat dilihat pada Gambar 2.2.
(15)
11
Gambar 2.2 Komponen Sistem Informasi (Sumber: Hartono, 2005)
2.3Kinerja
Menurut Rivai dkk (2011: 14), kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti: standar hasil kerja, target atau sasaran, atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan disepakati bersama. Menurut Uno dan Lamatenggo (2012), kinerja adalah gambaran tentang hasil kerja seseorang berkaitan dengan tugas yang diembannya, dan didasarkan pada tanggung-jawab profesional yang dimiliki seseorang.
Paterson dalam Uno dan Lamatenggo (2012) menjelaskan, kinerja adalah penerapan kompetensi untuk mencapai keberhasilan tujuan-tujuan perusahaan melalui pelaksanaan suatu tugas pekerjaan. Menurut Schermerhorn dalam Uno dan Lamatenggo (2012), kinerja adalah kuantitas dan kualitas prestasi tugas dari seseorang atau kelompok.
2.4 Penilaian Kinerja
Keberhasilan suatu organisasi sangat ditentukan oleh kualitas orang-orang yang bekerja dalam organisasi tersebut. Penilaian kinerja sering dianggap sebagai
(16)
12
salah satu praktek yang paling penting dalam pengelolaan sumber daya manusia (Boswell dan Boudreau, 2002). Penilaian kinerja identik dengan laporan kinerja, evaluasi kinerja, dan kombinasi dari keduanya (Kondrasuk, 2011) Penilaian kinerja
(performance appraisal) yang juga dikenal sebagai evaluasi kinerja (performance
evaluation), performance rating, performance assesment, employee evaluation,
merit, rating, efficiency rating, dan service rating pada dasarnya merupakan proses
yang digunakan perusahaan untuk mengevaluasi kinerja dari suatu pekerjaan (job
performance). Jika dikerjakan dengan benar, hal ini akan memberikan manfaat
yang penting bagi pegawai, supervisor, departemen Sumber Daya Manusia (SDM), dan perusahaan. Supervisor dan manajer harus mengevaluasi kinerja untuk mengatahui tindakan apa yang akan diambil. Umpan balik yang spesifik memungkinkan mereka untuk membuat perencanaan karir (career planning), pelatihan dan pengembangan (training and development), peningkatan gaji (pay
increases), promosi, dan keputusan-keputusan penempatan lainnya.
Penilaian kinerja berkaitan dengan kinerja dan pertanggungjawaban pegawai pada perusahaan (Rivai dkk, 2011). Menurut Mathis dan Jackson dalam Fahmi (2010), penilaian kinerja merupakan proses mengevaluasi seberapa baik karyawan mengerjakan pekerjaan mereka ketika dibandingkan dengan satu set standar dan kemudian mengkomunikasikan informasi tersebut.
2.5 Penilaian Target Kinerja Karyawan
Pada penilaian kinerja WanaArtha di Surabaya, penilaian dilakukan melalui pedoman Target Kinerja Karyawan (TKK), dalam perhitungan TKK yang telah ditentukan oleh pihak WanaArtha telah ditetapkan untuk setiap pelaksanaan transaksi yang ada di WanaArtha diukur dengan 3 aspek utama yaitu aspek
(17)
13
kuantitas, Kualitas dan waktu. Penilaian TKP diukur dari aspek target yang telah diberikan oleh senior financial sales officer SFSO ketika karyawan ingin berkerja di WanaArtha dengan menggunakan 3 aspek utama dan persentase 100%, dari ukuran tersebut dibagi menjadi 70% dan 30%, penilaian yang diberikan SFSO adalah 70%.
Untuk target karyawan dan kualitas karyawan, perhitungan 70% berdasarkan 2 aspek yaitu perhitungan target first year premium (FYP) karyawan dan komisi karyawan, setiap transaksi yang sudah di peroleh oleh karyawan akan dihitung berdasarkan perhitungan FYP, penyusun kualitas sendiri dari seberapa baik performa dari karyawan dalam mencapai sasaran yang sudah diberikan oleh SFSO dan Kualitas sendiri dapat diukur dari jumlah komisi yang diperoleh oleh karyawan, untuk 30% merupakan aspek ke-3 yaitu waktu. Untuk perhitungan aspek waktu sebesar 30% diukur dari jumlah kehadiran karyawan.
a. Kuantitas
Penilaian Kuantitas dialakukan dengan membandingkan antara target yang sudah ditetapkan berdasarkan FYP dengan perolehan transaksi yang sudah didapatkan oleh karyawan. Perhitungan tersebut menunjukan seberapa besar kuantitas dari seorang pegawai tersebut berdasarkan perolehan transaksi. Semakin tinggi transaksi maka aspek kuantitas karyawan akan semakin baik. 1. Target First Years Premium
Target FYP merupakan target utama dari karyawan WanaArtha dengan memperoleh nasabah sebanyak mungkin untuk mencapai target FYP, dalam target FYP sendiri berbeda antara karyawan berstatus FSO dan FSOT, untuk
(18)
14
karyawan berstatus FSO sendiri umumnya mendapatkan target FYP sebesar Rp 500.000.000,- yang harus di capai dalam waktu 1 bulan, batasan waktu dalam penyelesaian target karyawan FSO adalah 6 bulan jadi total target karyawan yang harus dicapai oleh karyawan berstatus FSO adalah Rp 3.000.000.000,- FYP. Untuk karyawan yang berstatus FSOT umumnya mendapatkan target FYP sebesar Rp 250.000.000,- dan karyawan FSOT sendiri memiliki batasan waktu dalam penyelesaian target selama 3 bulan jadi total target karywan FSOT adalah Rp 750.000.000,- FYP. Cara perhitungan dari penentuan jumlah FYP adalah:
�� = _____ � = � ………..………(2.1)
Keterangan: LD = Lama Deposito JD = Jumlah Deposito FYP = First Year Premium
2. Jumlah Perolehan Karyawan Dalam First Year Premium
Dalam target FYP yang sudah ditentukan maka karyawan harus mampu menghitung jumlah perolehan transaksi karyawan yang sudah dihitung berdasarkan FYP. Perhitungan perolehan digunakan untuk mengetahui pencapaian transaksi yang sudah dilakukan oleh karyawan.
�� = _____ � = � ∶ � � 7 % = ………(2.2)
Keterangan: LD = Lama Deposito JD = Jumlah Deposito FYP = First Year Premium
TFYP = Target First Year Premium
b. Kualitas
Penilaian Kinerja karyawan diukur dari aspek kualitas dilakukan dengan membandingkan perolehan target karyawan dengan target pencapaian yang
(19)
15
sudah ditetapkan sebelumnya, realisasi kualitas sendiri hasil dari perhitungan transaksi yang sudah didapatkan mampu melampaui target yang sudah ditetapkan. Menunjukan semakin baik kualitas dari seorang karyawan dapat dinilai dari komisi yang didapatkan apakah sudah melampaui target.
1.Komisi First Year Premium
Komisi (upah), jenis pembayaran pada seorang agen yang kepadanya tugas dipercayakan untuk menjalankan fungsi (tugas) tertentu. Imbalan (uang) atau persentase tertentu yang dibayarkan karena jasa yang diberikan dalam jasa jual beli, Eko Sujatmiko (2014). Dalam WanaArtha perhitunganya sebagai berikut:
�� = _____ � � % = ����� � ………(2.3) ��= _____ � � % = ����� � ...………(2.4)
Keterangan: LD = Lama Deposito JD = Jumlah Deposito FSO = Financial Sales Officer
FSOT = Financial Sales Officer Trainee
Perhitungan komisi digunakan oleh SFSO dalam melihat jumlah transaksi yang sudah didapatkan oleh karyawan dan detail dari transaksi tersebut kita bisa melihat kualitas performa setiap karyawan sudah baik atau kurang.
(20)
16
c. Waktu
Aspek ke-3 waktu adalah jumlah kehadrian karyawan yang merupakan aspek penting dalam penilaian yang sudah ditetapkan pihak WanaArtha, karena kehadiran karyawan digunakan untuk menilai keaktifan karyawan dalam berkerja. Karena dalam perusahaan keaktifan karyawan merupakan kelangsungan hidup bagi sebuah perusahaan.
��= _____ % = ………...……….(2.5)
Keterangan: JH = Jumlah Hadir TW = Target Waktu
2.6 Target Kinerja Karyawan (TKK)
Target kinerja karyawan digunakan dalam perhitungan tahap akhir sebagai bahan penilaian kinerja serta mengevaluasi kinerja para karyawan. Dengan menjumlahkan seluruh perolehan transaksi yang berdampak dalam penilaian sebesar 70% dan jumlah kehadrian karyawan sebesar 30%.
TW + JPK = TPK………...(2.6)
Keterangan: TW = Jumlah Hadir JPK = Target Waktu
(21)
17
Tabel 2.1 Pembobotan Karyawan
No Point keterangan Keterangan
1 86% -100% Sangat Baik Hasil Kinerja karyawan sangat baik, melampaui target yang
sudah ditetapkan
2 66%-<86% Baik Hasil Kinerja karyawan cukup
baik atau memuaskan mampu melewati batas minimal pencapaian target yang sudah
ditetapkan.
3 <66% Buruk Hasil Kinerja Karyawan tidak
baik, tidak mampu mencapai batasan pencapaian target yang
sudah ditetapkan.
2.7Management by Objective (MBO)
Management by Objective (MBO) telah dinyatakan sebagai alat untuk
meningkatkan efektivitas manajemen selama lebih dari 25 tahun. Drucker (1954) lebih dulu menganjurkan MBO sebagai pendekatan sistematis untuk menetapkan tujuan yang dapat meningkatkan kinerja organisasi dan kepuasan karyawan Thompson dkk, (1981). Menurut Sofoluwe (2003), MBO adalah ungkapan yang digunakan untuk menggambarkan gaya atau sistem manajemen, yang mencoba untuk menghubungkan tujuan organisasi dengan kinerja individu dan pembangunan melalui keterlibatan dari semua tingkat manajemen. Dasar dari sistem adalah pengaturan tujuan dan sasaran, partisipasi setiap manajer dalam tujuan unit dan kriteria kinerja, dan ulasan hasil penilaian.
Management by Objective yang berarti manajemen berdasarkan sasaran
merupakan suatu bentuk penilaian bagi pegawai dan penyelia (penilai) bersama-sama menetapkan sasaran-sasaran pelaksanaan kerja pegawai secara individu di waktu mendatang. Sasaran-sasaran ini merupakan sasaran secara objektif yang
(22)
18
terukur dan disepakati bersama antar pegawai dan penyelia. Pada akhir periode tertentu, pegawai dievaluasi tentang capaian sasaran tertentu yang telah ditetapkan dan faktor-faktor penting yang dialami dalam menyelesaikan pekerjaan mereka. Pendekatan metode ini lebih mengacu pada pendekatan hasil. Metode ini merupakan sebuah program bagi penyelia yang melibatkan pegawai dalam pengambilan keputusan untuk menentukan sasaran-sasaran yang hendak dicapainya (Rivai dkk, 2011). Penilaian kinerja menggunakan metode MBO dapat dilaksanakan pada pekerjaan yang hasilnya dapat diukur secara kuantitatif. Misalnya untuk mengukur kinerja karyawan bagian produksi yang kinerjanya dapat dihitung melalui hasil produksinya. Metode MBO sulit dilakukan untuk pegawai yang pengukuran kinerjanya rumit karena terdiri atas hasil kerja, perilaku kerja, dan sifat pribadi yang ada hubungannya dengan pekerjaan, misalnya: kinerja para guru dan dosen (Ayun, 2011).
Menurut Rivai dkk (2011) kelebihan dari metode ini adalah sebagai berikut: 1. Dengan mendorong setiap individu pegawai untuk menentukan sendiri sasaran yang spesifik dan menantang, MBO memiliki potensi memotivasi pegawai di samping sebagai basis penilaian kinerja pegawai;
2. Pegawai dapat mengetahui secara tepat apa yang diharapkan dirinya, dan apa yang mereka capai jika mereka ingin dinilai positif oleh atasannya;
3. Sangat mudah bagi admin untuk melakukan penilaian dengan objektif karena kriterianya jelas yakni berorientasi pada hasil.
4. Penentuan tujuan secara sistematis di seluruh perusahaan dan memudahkan dalam perencanaan dan koordinasi.
(23)
19
Menurut Tosi dan Carroll (1968) kelebihan dari metode MBO yaitu: 1. MBO menekankan upaya kerjasama antara manajer dan bawahan yang
membantu dalam perencanaan;
2. MBO memungkinkan bawahan tahu apa yang diharapkan dari mereka dengan memaksa manajer dan bawahan untuk menetapkan tujuan yang dapat dicapai dalam jangka waktu tertentu;
3. MBO meningkatkan komunikasi antara manajer dan bawahan sehingga setiap individu pegawai dapat menyadari tujuan dan sasaran organisasi;
4. Meningkatkan penilaian kinerja dan proses evaluasi dengan berfokus pada hasil dan dengan memberikan umpan balik yang sistematis.
Sedangkan menurut Rivai dkk (2011) kelemahan dari metode ini adalah sebagai berikut:
1. Teknik MBO tidak efektif dalam lingkungan dimana manajemen tidak mempercayai pegawai-pegawainya;
2. Titik berat MBO terhadap hasil-hasil saja dapat menyebabkan kurangnya perhatian pada hasil-hasil yang dicapai. Misalnya beberapa individu mungkin mencapai hasil-hasil tersebut dengan cara yang tidak etis yang berdampak negatif bagi perusahaan;
3. MBO sulit untuk membandingkan tingkat kinerja dari individu yang berbeda karena penilaian berdasarkan sasaran-sasaran pribadinya; Banyak waktu yang dicurahkan untuk metode ini.
(24)
20
2.8 Database
Database adalah suatu sistem yang menyusun dan mengelola
record-record menggunakan komputer untuk menyiapkan serta memelihara data
operasional lengkap dari sebuah organisasi atau perusahaan sehingga dapat menyajikan informasi yang optimal untuk proses pengambilan keputusan (Marlinda, 2004). Database sebagai sebuah sistem (sistem basis data) memerlukan
software untuk mengelolanya, yaitu Database Management System (DBMS).
2.9 Sistem Berbasis Web
Menurut Turban (2005), Sistem berbasis Web adalah aplikasi atau layanan yang berada dalam server dan dapat diakses dengan menggunakan penjelajah web
dan karenanya dapat diakses dari mana saja melaui internet. Satu-satunya peranti lunak sisi klien yang dibutuhkan untuk mengakses dan menjalankan aplikasi berbasis web adalah lingkungan penjelajah web, dan berbagai aplikasi tersebut harus sesuai dengan protocolinternetnya.
2.10 Pengembangan Sistem
Menurut McLeod Jr dan Schell (2009) para pengembang sistem menerapkan pendekatan sistem ketika memecahkan masalah. Sedangkan menurut Kusrini dan Koniyo (2007) pengembangan sistem merupakan metode, prosedur, konsep, aturan yang digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi atau pedoman yang harus dikerjakan selama pengembangan sistem. Jadi pengembangan sistem digunakan untuk memecahkan permasalahan dengan mengikuti konsep dan aturan yang digunakan untuk mengembangkan sistem informasi. Sedangkan pendekatan sistem terdiri dari atas tiga tahapan kerja, yaitu: persiapan, definisi, dan solusi. Ketika diterapkan pada masalah pengembangan sistem, pendekatan sistem
(25)
21
ini disebut dengan siklus hidup pengembangan sistem System Life Cycle
Development(SDLC). SDLC merupakan sebuah metodologi dalam pembangunan
atau pengembangan sistem serta memberikan kerangka kerja yang konsisten terhadap tujuan yang diinginkan dalam pembangunan dan pengembangan sistem (Marimin dkk, 2006). Ada beberapa model SDLC yaitu Prototyping Model,
Waterfall Model, Rapid Application Development (RAD), Spiral Model,
Pengembangan Berfase, dan Extreme Programing. Dalam penelitian ini menggunakan metode SDLC waterfall model, berikut penjelasannya:
Menurut Pressman (2001), Model System Development Life Cycle (SDLC) ini biasa disebut juga dengan model waterfall atau disebut juga classic life cycle.
Adapun pengertian dari SDLC ini adalah suatu pendekatan yang sistematis dan berurutan.Tahapan-tahapannya adalah Requirements (analisis sistem), Analysis
(analisis kebutuhan sistem), Design (perancangan), Coding (implementasi), Testing
(pengujian) dan Maintenance (perawatan). Model ini memungkinkan proses pengembangan lebih terlihat. Hal ini dikarenakan bentuknya yang bertingkat ke bawah dari satu fase ke fase lainnya, model ini dikenal dengan model waterfall,
(26)
22
REQUIRMENTS
(ANALISIS KEBUTUHAN
SISTEM)
DESIGN
(PERANCANGAN)
IMPLEMENTASI
(CODING)
TESTING (PENGUJIAN)
MAINTENANCE (PERAWATAN)
Gambar 2.3 System Development Life Cycle (SDLC) Waterfall Model
(Sumber: Pressman 2001)
Penjelasan-penjelasan System Development Life Cycle (SDLC) Waterfall Model
adalah sebagai berikut:
1. Requirement (Analisis Kebutuhan Sistem)
Pada tahap awal ini dilakukan analisa guna menggali secara mendalam kebutuhan yang dibutuhkan. Kebutuhan ada bermacam-macam seperti halnya kebutuhan informasi bisnis, kebutuhan data dan kebutuhan user itu sendiri. Kebutuhan itu sendiri sebenarnya dibedakan menjadi tiga jenis kebutuhan. Pertama tentang kebutuhan teknologi. Dari hal ini dilakukan analisa mengenai kebutuan teknologi yang diperlukan dalam pengembangan suatu sistem, seperti halnya data penyimpanan informasi / database. Kedua kebutuhan informasi, contohnya seperti informasi mengenai visi dan misi perusahaan, sejarah perusahaan, latar belakang perusahaan. Ketiga,
(27)
23
Kebutuhan user. Dalam hal ini dilakukan analisa terkait kebutuhan user dan kategori user.
2. Design (Perancangan)
Selanjutnya, hasil analisa kebutuhan sistem tersebut akan dibuat sebuah
design database, DFD, ERD, antarmuka pengguna/Graphical User Interface
(GUI) dan jaringan yang dibutuhkan untuk sistem. Selain itu juga perlu
dirancang struktur datanya, arsitektur perangkat lunak, rincian prosedur dan karakteristik tampilan yang disajikan. Proses ini menterjemahkan kebutuhan sistem ke dalam sebuah model perangkat lunak yang dapat diperkirakan kualitasnya sebelum memulai tahap implementasi.
3.Implementation (Coding)
Rancangan yang telah dibuat dalam tahap sebelumnya akan diterjemahkan ke dalam suatu bentuk atau bahasa yang dapat dibaca dan diterjemahkan oleh komputer untuk diolah. Tahap ini juga dapat disebut dengan tahap implementasi, yaitu tahap yang mengkonversi hasil perancangan sebelumnya ke dalam sebuah bahasa pemrograman yang dimengerti oleh komputer. Kemudian komputer menjalankan fungsi-fungsi yang telah didefinisikan sehingga mampu memberikan layanan-layanan kepada penggunanya.
(28)
24
4. Testing (Pengujian)
Testing dapat digunakan untuk memastikan tingkat validitas dalam
proses input, sehingga dapat menghasilkan output yang sesuai. Pada tahap ini terdapat 2 metode pengujian perangkat yang dapat digunakan, yaitu: metode
black-box dan white-box. Pengujian dengan metode black-box merupakan
pengujian yang menekankan pada fungsionalitas dari sebuah perangkat lunak tanpa harus mengetahui bagaimana struktur di dalam perangkat lunak tersebut. Sebuah perangkat lunak yang diuji menggunakan metode black-box
dikatakan berhasil jika fungsi-fungsi yang ada telah memenuhi spesifikasi kebutuhan yang telah dibuat sebelumnya. Pengujian dengan menggunakan metode white-box yaitu menguji struktur internal perangkat lunak dengan melakukan pengujian pada algoritma yang digunakan oleh perangkat lunak.
5. Maintenance (Perawatan)
Tahap terakhir dari metode SDLC ini adalah maintenance. Pada tahap ini, jika sistem sudah sesuai dengan tujuan yang ditentukan dan dapat menyelesaikan masalah pada penilain kinerja WanaArtha, maka diberikan kepada direksi. Setelah digunakan dalam periode tertentu, pasti terdapat penyesuaian atau perubahan sesuai dengan keadaan yang diinginkan, sehingga membutuhkan perubahan terhadap sistem tersebut. Tahap ini dapat pula diartikan sebagai tahap penggunaan perangkat lunak yang disertai dengan perawatan dan perbaikan. Perawatan dan perbaikan suatu perangkat lunak diperlukan, termasuk didalamnya adalah pengembangan, karena dalam prakteknya ketika perangkat lunak digunakan terkadang masih terdapat kekurangan ataupun penambahan fitur-fitur baru yang dirasa perlu.
(29)
25 BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Analisis Sistem
Perancangan aplikasi ini menerapkan System Development Life Cycle
(SLDC) Waterfall Model yang berfungsi menggambarkan tahapan-tahapan untuk perancangan dan langkah-langkah dari setiap tahapan. Pada bagian ini dijelaskan proses penilaian kinerja saat ini akan dilakukan identifikasi masalah atau kekurangan yang terdapat pada proses penilaian kinerja yang berlaku sekarang di WanaArtha.
3.1.1 Document Flow
Proses penilaian kinerja saat ini yang berlaku di WanaArtha terbagi menjadi dua sub proses yaitu: proses pencatatan transaksi karyawan dan proses penilaian karyawan, berikut ini proses yang terjadi di WanaArtha.
a. Pencatatan transaksi karyawan.
Proses pencatatan transaksi karyawan saat ini masih manual, karyawan yang sudah melengkapi berkas transaksi sesuai kriteria lalu diberikan kepada bagian admin, yang kemudian bagian admin memproses berkas mencatat setiap transaksi karyawan kedalam buku transaksi karyawan, pada akhir bulan admin membuat rekapan transaksi kepada senior financial sales officer
(30)
26
Admin
Karyawan SFSO
START
Berkas Transaksi Berkas Transaksi
Mencatat Data Transaksi
Daftar Transaksi
Menghitung Jumlah Transaksi
Rekap Transaksi
Laporan Transaksi
END
Gambar 3.1 Document Flow Pencatatan Transaksi Karyawan b. Penilaian Karyawan
Pada proses penilaian karyawan saat ini WanaArtha dimulai dengan menghitung jumlah transaksi karyawan dan jumlah kehadiran karyawan, hasil dari penilaian tersebut adalah data untuk mengevaluasi karyawan.
(31)
27
Admin SFSO
Ph
as
e
START
Meminta laporan kinerja
karyawan
Meminta laporan kinerja
karyawan
Menghitung transaksi dan jumlah kehadiran
Hasil penilaian karyawan Hasil penilaian
karyawan
END
Gambar 3.2 Document Flow Penilaian Karyawan 3.1.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan tahapan awal untuk melakukan perancangan sistem dengan mencari kekurangan dari proses saat ini dan memberikan solusi untuk masalah tersebut, proses permasalahan yang ada dalam sub proses selanjutnya dijelaskan secara detail sebagai berikut.
a. Proses Pencatatan Transaksi Karyawan
Pada proses pencatatan transaksi karyawan, karyawan harus memberikan berkas transaksi kepada pihak admin, lalu admin mengecek kelengkapan berkas sudah sesuai atau tidak, ketika berkas tidak sesuai maka admin mengembalikan berkas transaksi kepada karyawan yang bersangkutan, ketika berkas transaksi sudah sesuai maka pihak admin mencatat data transaksi karyawan kedalam
(32)
28
buku transaksi karyawan, selain itu transaksi financial sales officer trainee dan
financial sales officer. Proses pencatatan memiliki kekurangan belum terdapat
penilaian dalam bentuk first year premium jadi admin harus menghitung kembali total transaksi dan dihitung kembali dalam bentuk FYP sudah sesuai dengan target FYP setiap karyawan.
b. Proses Penilaian Karyawan
Pada proses penilaian karyawan terdapat beberapa kelemahan yaitu tidak adanya perhitungan detail perolehan karyawan dalam bentuk nominal atau FYP jadi bagian admin harus menjumlahkan semua transaksi karyawan dan mengelola data transaksi karyawan kedalam bentuk FYP, tidak adanya perbandingan kinerja karyawan sebagai bahan evaluasi untuk bagian senior
financial sale officer dalam menilai kinerja setiap karyawan.
WanaArtha hanya menggunakan perhitungan perolehan karyawan secara manual, setiap karyawan di WanaArtha yang memiliki status jabatan yang sama, target yang diberikan bisa berbeda antar karyawan, besaran gaji yang diberikan berdasarkan besar target yang telah disepakati oleh karyawan dengan pihak SFSO.
Maka permasalahan yang ada dapat dikatakan sebagai kasus Multi Criteria
Decision Making (MCDM). Metode yang digunakana dalam kasus MCDM
adalah Management By Objective (MBO). Metode MBO mampu menentukan tujuan secara sistematis di seluruh perusahaan dan memudahkan dalam perencanaan dan koordinasi yang sudah disetujui pihak manager dengan bawahan saat kontrak kerja berdasarkan kemampuan karyawann.
(33)
29
Maka dari itu dibangun Rancang Bangun Sistem Informasi Penilaian Kinerja. Hasil yang didapat dari pembuatan sistem tersebut merupakan alternative Pihak WanaArtha dalam memantau setiap kinerja karyawan sesuai yang diinginkan oleh pihak penilai, di WanaArtha pihak penilai adalah SFSO. Sehingga dengan adanya rancang bangun sistem informasi penilaian kinerja diharapkan mampu memberikan laporan penilaian kinerja yang lebih rinci dan akurat dengan 3 aspek utama MBO yang sudah teruji dalam menyelesaikan permasalahan tentang penilaian kinerja.
(34)
30
3.1.3 User Requirement
Kebutuhan pengguna (User Requirement) sebuah kebutuhan yang telah disesuaikan dan menunjang tugas-tugas pengguna terkait dengan aplikasi penilaian kinerja bersasi management by objective pada WanaArtha Life Surabaya. Tugas pada masing-masing pengguna dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 User Requirement
No Pengguna Tugas User Requirement
1 Admin 1.1 Mengelola data master
yang terdiri dari master
cabang, master jabatan, master
karyawan, master nasabah. 1.2 Mengelola data transaksi setiap harinya.
1.1 Mengelola data dari memasukan data master,
edit data master, dan
update data master,
meliputi data master
cabang, master jabatan,
master karyawan, master
nasabah.
1.2 Admin mengelola data transaksi setiap harinya.
2 Karyawan 2.1 Melihat laporan hasil transaksi
2.1 Memantau hasil transaksi
3 Penilai 3.1 Memantau hasil penilaian karyawan
3.1 Dapat memantau hasil penilaian karyawan 3.2 Dapat melihat rekap presensi karyawan 3.3 Dapat melihat rekap perolehan FYP karyawan 3.4 Dapat rekap
perolehan FYP per karyawan
3.5 Dapat melihat rekap penilaian kinerja karyawan
3.6 Karyawan terbaik percabang
3.7 Karyawan yang gagal mencapai target FYP cabang
(35)
31
3.1.4 Analisis Kebutuhan Pengguna
Merupakan proses mengalisis kebutuhan data dalam memperoleh hasil
output yang diinginkan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Analisis Kebutuhan Pengguna
User Kebutuhan Output Kebutuhan data
Admin 1. Mengelola data
master cabang, 2. Mengelola data
master jabatan, 3. Mengelola data
master karyawan, 4. Mengelola data
master nasabah. 5. Mengelola data
transaksi
1. Tampilan data
master cabang 2. Tampilan data
master jabatan, 3. Tampilan data
master karyawan, 4. Tampilan data
master nasabah. 5. Tampilan data
transaksi
1. Dokumen transaksi 2. Data finger print
3. Data Cabang 4. Data jabatan 5. Data karyawan 6. Data nasabah
Karyawan 1. Melihat laporan presensi
2. Melihat laporan jumlah perolehan FYP
3. Melihat laporan jumlah perolehan komisi
4. Melihat laporan jumlah transaksi masuk
5. Melihat laporan histori penilaian kinerja
1. Laporan presensi
2. Laporan jumlah perolehan FYP
3. Laporan jumlah perolehan komisi
4. Laporan jumlah transaksi masuk 5. Laporan histori penilaian kinerja
1. Dokument transaksi 2. Dokumen
nasabah
Penilai 1. Dapat memantau hasil penilaian karyawan
2. Dapat melihat rekap presensi karyawan 3. Dapat melihat rekap
perolehan FYP karyawan 4. Dapat rekap
perolehan FYP per karyawan
5. Dapat melihat rekap penilaian kinerja karyawan
6. Karyawan yang gagal mencapai target FYP cabang
1. Laporan hasil penilaian karyawan 2. Melihat rekap
presensi karyawan 3. Melihat rekap
perolehan FYP karyawan 4. Melihat rekap
perolehan FYP karyawan 5. Melihat rekap
penilaian kinerja karyawan
1. Dokumen transaksi 2. Data finger print
3. Data Cabang 4. Data jabatan 5. Data karyawan 6. Data nasabah 7. Dokumen
(36)
32
User Kebutuhan Output Kebutuhan data
6. Karyawan yang gagal mencapai target FYP
(37)
33
3.1.5 Functional Requirement
Kebutuhan fungsional (functional requirement) pada tabel 3.3 adalah kebutuhan fungsi yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna (user requirement) yang tercantum pada tabel 3.1
Tabel 3.3 Functional Requirement
No Pengguna User Requirement Functional Requirement
1 Petugas Admin
1.1 Mengelola data master
1.2 Mengelola data transaksi
1.1 Fungsi mengelola data
master cabang
1.2 Fungsi mengelola data
master jabatan
1.3 Fungsi mengelola data
master karyawan
1.4 Fungsi mengelola data
master nasabah.
1.5 Fungsi mengelola data transaksi
2 Karyawan 2.1 Dapat melihat laporan hasil transaksi
2.1 Fungsi melihat laporan presensi
2.2 Fungsi melihat laporan perolehan FYP
2.3 Fungsi melihat laporan jumlah perolehan komisi 2.4 Fungsi melihat laporan jumlah transaksi masuk 2.5 Fungsi melihat laporan histori penilaian kinerja 3 Penilai 3.1 Dapat memantau hasil
penilaian karyawan
3.1 Fungsi membuat laporan hasil penilaian karyawan 3.2 Fungsi membuat laporan rekap presensi karyawan 3.3 Fungsi membuat laporan rekap perolehan FYP karyawan 3.4 Fungsi membuat laporan rekap perolehan FYP per karyawan
3.5 Fungsi membuat laporan rekap penilaian kinerja karyawan
3.6 Fungsi membuat laporan karyawan terbaik percabang 3.7 Fungsi membuat laporan karyawan yang gagal mencapai target FYP cabang
(38)
34
Tabel 3.4 Pengguna Kebutuhan Fungsional
No Kebutuhan Fungsional Pengguna
1 Fungsi mengelola data master cabang Admin 2 Fungsi mengelola data master jabatan Admin 3 Fungsi mengelola data master karyawan Admin 4 Fungsi mengelola data master nasabah. Admin
5 Fungsi mengelola data transaksi Admin
6 Fungsi melihat laporan presensi Karyawan 7 Fungsi melihat laporan perolehan FYP Karyawan 8 Fungsi melihat laporan jumlah perolehan komisi Karyawan 9 Fungsi melihat laporan jumlah transaksi masuk Karyawan 10 Fungsi melihat laporan histori penilaian kinerja Karyawan 11 Fungsi membuat laporan hasil penilaian
karyawan
Penilai
12 Fungsi membuat laporan rekap presensi karyawan
Penilai
13 Fungsi membuat laporan rekap perolehan FYP karyawan
Penilai
14 Fungsi membuat laporan rekap penilaian kinerja karyawan
Penilai
15 Fungsi membuat laporan karyawan terbaik percabang
Penilai
16 Fungsi membuat laporan karyawan yang gagal mencapai target
(39)
35
3.1.6 Spesifikasi Kebutuhan Fungsional
Pada spesifikasi kebutuhan fungsional menjelaskan lebih rinci mengenai kebutuhan fungsional (functional requirement) yang telah didapatkan sebelumnya. Detail tersebut meliputi prioritas, pemicu, kondisi awal, alur normal dan alternatif, kondisi akhir, pengecualian, dan kebutuhan non-fungsional.
1.Fungsi Mengelola Data Master Cabang
Tabel 3.5 Fungsi Mengelola Data Master Cabang Nama Fungsi Fungsi Mengelola Data Master Cabang
Prioritas High
Pemicu -
Kondisi Awal Sudah login sebagai petugas admin Alur Normal 1. Pilih menu data master
2. Pilih menu master cabang
3. Aplikasi memunculkan halaman manage data cabang
4. Petugas admin menekam tombol tambah pada kolom aksi untuk menambahkan jumlah cabang baru.
5. Petugas admin memasukan data sesuai dengan isian, lalu tekan tombol simpan untuk menyimpan data cabang baru kedalam
database
6. Aplikasi langsung menampilkan data cabang yang sudah dimasukan.
Alur Alternatif 1. Pilih menu data master
2. Pilih menu master cabang
3. Aplikasi menampilkan halaman manage data cabang
4. Petugas admin menekam tombol tambah pada kolom aksi untuk menambahkan jumlah cabang baru
5. Jika data yang dimasukan kosong maka aplikasi akan memberikan alert nama cabang harus diisi
6. Jika terjadi kesalahan dalam proses memasukan data nama cabang, admin dapat mengganti data tersebut dengan menekan tombol edit atau hapus
7. Aplikasi menampilkan data master cabang
Kondisi Akhir Data master cabang sudah tersimpan dan ditampilkan dalam halaman manage data cabang
(40)
36
Nama Fungsi Fungsi Mengelola Data Master Cabang
Kebutuhan Non-Fungsional
Keamanan aplikasi. Sebelum mengakses aplikasi admin diwajibkan mengisi username dan password
2.Fungsi Mengelola Data Master Jabatan
Tabel 3.6 Fungsi Mengelola Data Master Jabatan Nama Fungsi Fungsi Mengelola Data Master Jabatan
Prioritas High
Pemicu -
Kondisi Awal Sudah login sebagai petugas admin Alur Normal 1. Pilih menu data master
2. Pilih menu master jabatan
3. Aplikasi memunculkan halaman manage data jabatan
4. Petugas admin menekam tombol tambah pada kolom aksi untuk menambahkan jumlah jabatan baru.
5. Petugas admin memasukan data sesuai dengan isian, lalu tekan tombol simpan untuk menyimpan data jabatan baru kedalam
database
6. Aplikasi langsung menampilkan data jabatan yang sudah dimasukan.
Alur Alternatif 1. Pilih menu data master
2. Pilih menu master cabang
3. Aplikasi menampilkan halaman manage data cabang
4. Petugas admin menekam tombol tambah pada kolom aksi untuk menambahkan jumlah cabang baru
5. Jika data yang dimasukan kosong maka aplikasi akan memberikan alert nama jabatan harus diisi
6. Jika terjadi kesalahan dalam proses memasukan data nama jabatan, admin dapat mengganti data tersebut dengan menekan tombol edit atau hapus
7. Aplikasi menampilkan data master jabatan
Kondisi Akhir Data master jabatan sudah tersimpan dan ditampilkan dalam halaman manage data jabatan
Pengecualian - Kebutuhan Non-Fungsional
Keamanan aplikasi. Sebelum mengakses aplikasi admin diwajibkan mengisi username dan password
(41)
37
3. Fungsi Mengelola Data Master Karyawan
Tabel 3.7 Fungsi Mengelola Data Master Karyawan Nama Fungsi Fungsi Mengelola Data Master Karyawan
Prioritas High
Pemicu -
Kondisi Awal Sudah login sebagai petugas admin Alur Normal 1. Pilih menu data master
2. Pilih menu master karyawan
3. Aplikasi memunculkan halaman manage data karyawan 4. Petugas admin menekam tombol tambah pada kolom aksi untuk
menambahkan jumlah karyawan baru.
5. Petugas admin memasukan data sesuai dengan isian, lalu tekan tombol simpan untuk menyimpan data karyawan baru kedalam
database
6. Aplikasi langsung menampilkan data karyawan yang sudah dimasukan.
Alur Alternatif 1. Pilih menu data master
2. Pilih menu master karyawan
3. Aplikasi menampilkan halaman manage data karyawan
4. Petugas admin menekam tombol tambah pada kolom aksi untuk menambahkan jumlah karyawan baru
5. Jika data yang dimasukan kosong maka aplikasi akan memberikan alert nama karyawan harus diisi
6. Jika terjadi kesalahan dalam proses memasukan data nama karyawan, admin dapat mengganti data tersebut dengan menekan tombol edit atau hapus
7. Aplikasi menampilkan data master karyawan
Kondisi Akhir Data master karyawan sudah tersimpan dan ditampilkan dalam halaman manage data karyawan
Pengecualian - Kebutuhan Non-Fungsional
Keamanan aplikasi. Sebelum mengakses aplikasi admin diwajibkan mengisi username dan password
(42)
38
4.Fungsi Mengelola Data Master Nasabah
Tabel 3.8 Fungsi Mengelola Data Master Nasabah Nama Fungsi Fungsi mengelola Data Master Nasabah
Prioritas High
Pemicu -
Kondisi Awal Sudah login sebagai petugas admin Alur Normal 1. Pilih menu data master
2. Pilih menu master nasabah
3. Aplikasi memunculkan halaman manage data nasabah
4. Petugas admin menekam tombol tambah pada kolom aksi untuk menambahkan jumlah nasabah baru.
5. Petugas admin memasukan data sesuai dengan isian, lalu tekan tombol simpan untuk menyimpan data nasabah baru kedalam
database
6. Aplikasi langsung menampilkan data nasabah yang sudah dimasukan.
Alur Alternatif 1. Pilih menu data master
2. Pilih menu master nasabah
3. Aplikasi menampilkan halaman manage data nasabah
4. Petugas admin menekam tombol tambah pada kolom aksi untuk menambahkan jumlah nasabah baru
5. Jika data yang dimasukan kosong maka aplikasi akan memberikan alert nama nasabah harus diisi
6. Jika terjadi kesalahan dalam proses memasukan data nama nasabah, admin dapat mengganti data tersebut dengan menekan tombol edit atau hapus
7. Aplikasi menampilkan data master nasabah
Kondisi Akhir Data master nasabah sudah tersimpan dan ditampilkan dalam halaman manage data nasabah
Pengecualian - Kebutuhan Non-Fungsional
Keamanan aplikasi. Sebelum mengakses aplikasi admin diwajibkan mengisi username dan password
(43)
39
5. Fungsi Mengelola Data Master Transaksi
Tabel 3.9 Fungsi Mengelola Data Master Transaksi Nama Fungsi Fungsi Mengelola Data Master Transaksi
Prioritas High
Pemicu -
Kondisi Awal Sudah login sebagai petugas administrasi Alur Normal 1. Pilih menu data transaksi masuk
2. Aplikasi memunculkan halaman tambah data transaksi 3. Admin memasukan data transaksi sesuai dengan isiin
4. Tekan tombol simpan untuk memasukan data transaksi kedalam
database
Alur Alternatif 1. Pilih menu data transaksi masuk
2. Aplikasi memunculkan halaman tambah data transaksi 3. Admin memasukan data transaksi sesuai dengan isiin 4. Aplikasi memunculkan halaman manage data transaksi
5. Jika terjadi kesalahan dalam proses memasukan data nama nasabah, admin dapat mengganti data tersebut dengan menekan tombol edit atau hapus.
6. Aplikasi menampilkan data transaksi karyawan Kondisi Akhir Aplikasi menampilkan data transaksi karyawan Pengecualian -
Kebutuhan Non-Fungsional
Keamanan aplikasi. Sebelum mengakses aplikasi admin diwajibkan mengisi username dan password
(44)
40
6. Fungsi Melihat Laporan Presensi
Tabel 3.10 Fungsi Melihat Laporan Presensi Nama Fungsi Fungsi Melihat Laporan Presensi
Prioritas High
Pemicu -
Kondisi Awal Sudah login sebagai karyawan Alur Normal 1. Pilih menu laporan
2. Aplikasi menampilkan halaman jumlah presensi pada akhir bulan dan jumlah kehadiran
3. Aplikasi memunculkan data berupa grafik dan tabel Alur Alternatif -
Kondisi Akhir Aplikasi menampilkan laporan presensi Pengecualian -
Kebutuhan Non-Fungsional
Keamanan aplikasi. Sebelum mengakses aplikasi karyawan diwajibkan mengisi username dan password
7. Fungsi Melihat Laporan Perolehan FYP
Tabel 3.11 Fungsi Melihat Laporan Perolehan FYP Nama Fungsi Fungsi Melihat Laporan Perolehan FYP
Prioritas High
Pemicu -
Kondisi Awal Sudah login sebagai karyawan Alur Normal 1. Pilih menu laporan
2. Aplikasi menampilkan halaman jumlah perolehan FYP pada akhir bulan
3. Aplikasi memunculkan data berupa grafik dan tabel Alur Alternatif -
Kondisi Akhir Aplikasi menampilkan laporan perolehan FYP Pengecualian -
(45)
41
Nama Fungsi Fungsi Melihat Laporan Perolehan FYP
Kebutuhan Non-Fungsional
Keamanan aplikasi. Sebelum mengakses aplikasi karyawan diwajibkan mengisi username dan password
8. Fungsi Melihat Laporan Jumlah Perolehan Komisi
Tabel 3.12 Fungsi Melihat Laporan Perolehan Komisi Nama Fungsi Fungsi Melihat Laporan Perolehan Komisi
Prioritas High
Pemicu -
Kondisi Awal Sudah login sebagai karyawan Alur Normal 1. Pilih menu laporan
2. Aplikasi menampilkan halaman jumlah perolehan komisi pada akhir bulan
3. Aplikasi memunculkan data berupa grafik dan tabel Alur Alternatif -
Kondisi Akhir Aplikasi menampilkan laporan komisi Pengecualian -
Kebutuhan Non-Fungsional
Keamanan aplikasi. Sebelum mengakses aplikasi karyawan diwajibkan mengisi username dan password
9. Fungsi Melihat Laporan Jumlah Transaksi Masuk
Tabel 3.13 Fungsi Melihat Laporan Transaksi Masuk Nama Fungsi Fungsi Melihat Laporan Transaksi Masuk
Prioritas High
Pemicu -
Kondisi Awal Sudah login sebagai karyawan Alur Normal 1. Pilih menu laporan
2. Aplikasi menampilkan halaman jumlah transaksi masuk 3. Aplikasi memunculkan data berupa grafik dan tabel Alur Alternatif -
(46)
42
Nama Fungsi Fungsi Melihat Laporan Transaksi Masuk
Kondisi Akhir Aplikasi menampilkan laporan transaksi masuk Pengecualian -
Kebutuhan Non-Fungsional
Keamanan aplikasi. Sebelum mengakses aplikasi karyawan diwajibkan mengisi username dan password
10.Fungsi Melihat Laporan Histori Penilaian Kinerja
Tabel 3.14 Fungsi Melihat Laporan Histori Penilaian Kinerja Nama Fungsi Fungsi Melihat Laporan Histori Penilaian Kinerja
Prioritas High
Pemicu -
Kondisi Awal Sudah login sebagai karyawan Alur Normal 1. Pilih menu laporan
2. Aplikasi menampilkan halaman Histori Penilaian Kinerja 3. Aplikasi memunculkan data berupa grafik dan tabel Alur Alternatif -
Kondisi Akhir Aplikasi menampilkan laporan Histori Penilaian Kinerja Pengecualian -
Kebutuhan Non-Fungsional
Keamanan aplikasi. Sebelum mengakses aplikasi karyawan diwajibkan mengisi username dan password
11.Fungsi Membuat Laporan Hasil Penilaian Karyawan
Tabel 3.15 Fungsi Melihat Laporan Hasil Penilaian Karyawan Nama Fungsi Fungsi Pengelolaan Laporan Hasil Penilaian Karyawan
Prioritas High
Pemicu -
Kondisi Awal Sudah login sebagai penilai Alur Normal 1. Pilih menu Penilaian
(47)
43
Nama Fungsi Fungsi Pengelolaan Laporan Hasil Penilaian Karyawan
3. Penilai memilih data karyawan yang akan dinilai, lalu tekan tombol hitung untuk melihat hasil penilaian karyawan
4. Aplikasi memunculkan hasil dari setiap transaksi karyawan yang sudah dipilih
Alur Alternatif -
Kondisi Akhir Laporan hasil penilaian karyawan Pengecualian -
Kebutuhan Non-Fungsional
Keamanan aplikasi. Sebelum mengakses aplikasi penilai diwajibkan mengisi username dan password
12.Fungsi Membuat Laporan Rekap Presensi Karyawan
Tabel 3.16 Fungsi Melihat Laporan Rekap Presensi Karyawan Nama Fungsi Fungsi Pengelolaan Laporan Rekap Presensi Karyawan
Prioritas High
Pemicu -
Kondisi Awal Sudah login sebagai penilai
Alur Normal 1. Pilih menu laporan rekap presensi karyawan
2. Aplikasi memunculkan halaman rekap presensi karyawan 3. Penilai memilih tanggal awal dan tanggal akhir dari periode
yang dipilih untuk melihat presensi karyawan 4. Aplikasi memunculkan hasil presensi karyawan Alur Alternatif -
Kondisi Akhir Laporan rekap presensi karyawan Pengecualian -
Kebutuhan Non-Fungsional
Keamanan aplikasi. Sebelum mengakses aplikasi penilai diwajibkan mengisi username dan password
(48)
44
13.Fungsi Melihat Laporan Perolehan FYP Karyawan
Tabel 3.17 Fungsi Melihat Laporan Perolehan FYP Karyawan Nama Fungsi Fungsi Melihat Laporan Perolehan FYP Karyawan
Prioritas High
Pemicu -
Kondisi Awal Sudah login sebagai penilai
Alur Normal 1. Pilih menu laporan FYP karyawan
2. Aplikasi memunculkan halaman rekap presensi karyawan 3. Penilai memilih tanggal awal dan tanggal akhir dari periode yang
dipilih untuk melihat presensi karyawan
4. Aplikasi memunculkan hasil presensi karyawan Alur Alternatif -
Kondisi Akhir Laporan hasil rekap perolehan FYP karyawan Pengecualian -
Kebutuhan Non-Fungsional
Keamanan aplikasi. Sebelum mengakses aplikasi penilai diwajibkan mengisi username dan password
14.Fungsi Membuat Laporan Rekap Penilaian Kinerja Karyawan
Tabel 3.18Fungsi Membuat Laporan Rekap Penilaian Kinerja Karyawan Nama Fungsi Fungsi Pengelolaan Laporan Rekap Penilaian Kinerja
Karyawan
Prioritas High
Pemicu -
Kondisi Awal Sudah login sebagai penilai
Alur Normal 1. Pilih menu laporan penilaian kinerja
2. Aplikasi memunculkan halaman penilaian kinerja 3. Penilai memilih tanggal awal dan tanggal akhir
4. Aplikasi memunculkan hasil dari laporan rekap penilaian kinerja karyawan
Alur Alternatif -
(49)
45
Nama Fungsi Fungsi Pengelolaan Laporan Rekap Penilaian Kinerja Karyawan
Pengecualian - Kebutuhan Non-Fungsional
Keamanan aplikasi. Sebelum mengakses aplikasi penilai diwajibkan mengisi username dan password
15.Fungsi Membuat Laporan Karyawan Terbaik Percabang
Tabel 3.19 Fungsi Melihat Laporan Karyawan Terbaik Percabang Nama Fungsi Fungsi Melihat Laporan Karyawan Terbaik Percabang
Prioritas High
Pemicu -
Kondisi Awal Sudah login sebagai penilai
Alur Normal 1. Pilih menu laporan karyawan terbaik percabang
2. Aplikasi memunculkan halaman karyawan terbaik percabang 3. Penilai memilih tanggal awal dan tanggal akhir
4. Aplikasi memunculkan hasil dari laporan karyawan terbaik percabang
Alur Alternatif -
Kondisi Akhir Laporan hasil karyawan terbaik percabang Pengecualian -
Kebutuhan Non-Fungsional
Keamanan aplikasi. Sebelum mengakses aplikasi penilai diwajibkan mengisi username dan password
(50)
46
16.Fungsi Membuat Laporan Karyawan Gagal Mencapai Target FYP Cabang Tabel 3.20 Fungsi Melihat Laporan Karyawan
Gagal Mencapai Target FYP Cabang
Nama Fungsi Fungsi Melihat Laporan Karyawan Gagal Mencapai Target FYP Cabang
Prioritas High
Pemicu -
Kondisi Awal Sudah login sebagai penilai Alur Normal 1. Pilih menu laporan
2. Aplikasi memunculkan halaman karyawan gagal mencapai target FYP cabang
3. Penilai memilih tanggal awal dan tanggal akhir
4. Aplikasi memunculkan hasil karyawan yang tidak mencapai target cabang
Alur Alternatif -
Kondisi Akhir Laporan hasil rekap karyawan gagal mencapai target FYP Pengecualian -
Kebutuhan Non-Fungsional
Keamanan aplikasi. Sebelum mengakses aplikasi penilai diwajibkan mengisi username dan password
3.2 Perancangan Sistem
Dari hasil identifikasi masalah di atas, maka penyelesaian terhadap masalah tersebut adalah dengan membangun sebuah sistem informasi penilaian kinerja yang dapat mengatasi kelemahan-kelemahan yang terdapat pada proses penilaian kinerja di WanaArtha Life Surabaya saat ini. Berikut ini perancangan dari sistem yang dibangun digambarkan melalui beberapa tahapan yaitu: Diagram Blok, System
Flow, Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), dan Desain
(51)
47
3.2.1 Diagram Blok
Diagram blok merupakan penjelasan input, proses, dan output dari sistem informasi penilaian kinerja di WanaArtha Life Surabaya.
1. Input.
a. Data Transaksi.
Data Transaksi merupakan daftar data transaksi yang diperoleh dari karyawan. Data transaksi meliputi: id transaksi, nominal, tgl transaksi, jangka waktu.
b. Data Presensi.
Data Presensi berisi daftar kehadiran karyawan. Data Presensi meliputi id presensi, tgl akhir, jumlah kehadiran.
c. Data Nasabah.
Data nasabah berisi daftar nama-nama nasabah yang terdaftar sesuai berkas transaksi di WanaArtha. Data nasabah meliputi: id nasabah, nama nasabah, no telepone nasabah, alamat nasabah, jenis kelamin.
d. Data Pegawai.
Data pegawai berisi daftar nama karyawan yang berkerja di WanaArtha. Data Pegawai meliputi: id pegawai, nama pegawai, tgl masuk, aktif.
e. Data Jabatan.
Data jabatan berisi daftar nama jabatan yang ada di WanaArtha. Data jabatan meliputi: id jabatan, nama jabatan, target jabatan, persentase komisi, berpengalaman, gaji.
(52)
48
f. Data Cabang.
Data cabang berisi daftar cabang WanaArtha yang ada di Indonesia. Data cabang meliputi: id cabang, nama cabang.
g. Penilaian kinerja tersimpan.
Data penilaian kinerja digunakan sebagai masukan untuk proses pembuatan laporan karyawan yang gagal mencapai target kinerja karyawan dan pembuatan laporan karyawan terbaik yang mencapai target kinerja karyawan.
h. Laporan Rekap Presensi Per karyawan.
Laporan ini digunakan sebagai masukan untuk proses perhitungan jumlah kehadiran karyawan sudah mencapai batas minimum jumlah kehadiran. i. Laporan Rekap Perolehan FYP Per karyawan.
Laporan ini digunakan sebagai masukan untuk proses perolehan setiap karyawan.
j. Laporan Rekap FYP Per Cabang.
Laporan ini digunakan sebagai masukan untuk proses perhitungan data transaksi dalam suatu cabang.
k. Laporan Rekap Penilaian Kinerja Per karyawan.
Laporan ini digunakan sebagai masukan untuk proses penilaian kinerja yang dihasilkan dari perhitungan target kinerja karyawan secara keseluran dengan persentase 100%,
(53)
49
l. Laporan Karyawan Terbaik Per Cabang.
Laporan ini digunakan sebagai masukan untuk proses pembuatan laporan karyawan terbaik dalam suatu cabang.
m. Laporan KaryawanYang Gagal Mencapai Target FYP Per Cabang.
Laporan ini digunakan sebagai masukan untuk proses pembuatan laporan karyawan yang gagal mencapai target minimum.
2. Proses
a. Proses Mencatat Data Transaksi.
Proses mencatat data transaksi merupakan proses untuk menyimpan data transaksi ke dalam database.
b. Proses Mengelola Data Presensi
Proses mengelola data presensi merupakan proses pengambilan data presensi dari database.
c. Proses Mencatat Data Nasabah
Proses mencatat data nasabah merupakan proses untuk menyimpan data nasabah ke dalam database.
d. Proses Mencatat Data Pegawai
Proses mencatat data pegawai merupakan proses untuk menyimpan data pegawai ke dalam database.
e. Proses Mencatat Data Jabatan
Proses mencatat data jabatan merupakan proses untuk menyimpan data jabatan ke dalam database.
(54)
50
f. Proses Mencatat Data Cabang
Proses mencatat data cabang merupakan proses untuk menyimpan data cabang ke dalam database.
g. Proses Penilaian Kinerja
Proses penilaian kinerja merupakan proses menilai kuantitas, kualitas dan waktu yang ke tiga aspek ini memiliki bobot persentase sebesar 100%. Dari persentase 70% dan 30% ini merupakan susunan untuk membentuk Target Kinerja Karyawan (TKK) yang nantinya dapat dilihat kualitas dari karyawan dengan tabel persentase TKK pada tabel 2.1.
1) Kuantitas
Untuk kriteria ini dilakukan dengan perhitungan jumlah transaksi karyawan dalam suatu periode tertentu dan membandingkan dengan target kinerja karyawan yang sudah ditentukan, untuk mengetahui pegawai yang bersangkutan telah mencapai target atau belum. Perhitungan nilai kriteria kuantitas menggunakan rumus 2.1 dan 2.2 pada halaman 28
2) Kualitas
Penilaian kinerja diukur dari aspek kualitas dilakukan dengan membandingkan antara pencapaian transaksi setiap karyawan dengan minimum target, kelebihan dari batas target merupakan bentuk kesanggupan dari karyawan untuk berkeja lebih yang berdampak pada kualitas karyawan tersebut. Kriteria kualitas menggunakan rumus 2.3 dan 2.4 pada halaman 29.
(55)
51
3) Waktu
Waktu memiliki bobot persentase sebesar 30% yang dimana dilihat dari jumlah kehadiran karyawan. Batasa minimum karyawan harus mencapai jumlah hadir 22 hari. Total dari jumlah kehadiran karyawan berdampak pada hasil target kinerja karyawan. Kriteria waktu menggunakan rumus 2.5 pada halaman 30.
h. Proses Pengelolaan Laporan Rekap Presensi Perkaryawan.
Proses ini merupakan proses mengelola data Presensi karyawan yang diambil dari databasefinger print.
i. Proses Pembuatan Laporan rekap Perolehan FYP Per karyawan.
Proses ini merupakan proses membuat laporan rekap dari semua perolehan transaksi dari setiap karyawan yang langsung dirubah kedalam perolehan
first year premium.
j. Proses Pembuatan Laporan rekap FYP Per Cabang.
Proses ini merupakan proses membuat laporan dari keseluruhan transaksi
per karyawan dijumlahkan untuk melihat hasil pencapaian dari semua
karyawan financial sales officer dan financial sales officer trainee yang berdampak pada point cabang.
k. Proses Pembuatan Laporan Rekap Penilaian Kinerja Per Karyawan.
Proses ini merupakan proses membuat laporan penilaian kinerja yang berfungsi untuk memantau dan mengevaluasi kinerja para karyawan. l. Proses Pembuatan Laporan Karyawan Terbaik Per Cabang.
(56)
52
Proses ini merupakan proses membuat laporan karyawan terbaik sesuai persentase yang ditetapkan sehingga dapat diketahui karyawan terbaik pada suatu cabang.
m. Proses Pembuatan Laporan Karyawan Yang Gagal Mencapai Target First
Year Premium Per Cabang.
Proses ini merupakan proses membuat laporan karyawan yang belum mencapai target karyawan sesuai batas yang ditentukan agar senior
financial sales officer mampu menilai setiap karyawan.
3. Output
a. Hasil Penilaian Kinerja
Laporan ini merupakan hasil dari proses pembuatan penilaian kinerja berdasarkan masing-masing karyawan, data ini muncul ketika kita login
sebagai karyawan maka tampilan laporan dalam penilaian kinerja menampilkan penilaian kinerja karyawan yang bersangkutan.
b. Hasil Penilaian Kinerja Karyawan.
Laporan ini merupakan hasil dari proses pembuatan penilaian kinerja keseluruhan karyawan berdasarkan kriteria yang ditetapkan.
c. Laporan Rekap Presensi Per karyawan
Laporan ini merupakan hasil dari database finger print yang karyawan lakukan saat masuk kerja.
d. Laporan Rekap Perolehan FYP Per Karyawan
Laporan ini merupakan hasil dari proses pembuatan laporan secara detail perolehan karyawan.
(57)
53
e. Laporan Rekap FYP Per Cabang
Laporan ini merupakan hasil dari proses pembuatan laporan first year
premium berdasarkan keseluruhan FYP yang sudah didapatkan semua
karyawan dalam satu cabang.
f. Laporan Rekap Penilaian Kinerja Per Karyawan.
Laporan ini merupakan hasil dari proses pembuatan penilaian kinerja secara keseluruhan dan sudah digolongkan serta disesuaikan dengan pembobotan yang ada di WanaArtha.
g. Laporan Karyawan Terbaik Per Cabang
Laporan ini merupakan hasil dari proses pembuatan laporan target kinerja karyawan yang menjadi karyawan terbaik berdasarkan jumlah transaksi dan pencapaian target.
h. Laporan Karyawan Yang Gagal Mencapai Target FYP Per Cabang. Laporan ini merupakan hasil dari proses pembuatan laporan karyawan yang tidak mampu mendapatkan transaksi sesuai batas minimum perolehan.
(58)
54
3.2.2 System Flow
Berikut ini alur sistem setelah adanya Sistem Informasi Penilaian Kinerja.
a. Proses Mencatat Data Transaksi
Proses ini dilakukan oleh admin. Proses mencatat data transaksi dimulai dengan admin mengisikan data-data transaksi kedalam form pada aplikasi dan kemudian menekan tombol simpan, selanjutnya secara otomatis data transaksi tersebut tersimpan kedalam database. System
flow data transaksi dapat dilihat pada Gambar 3.3
Admin
Ph
as
e
START
Input data transaksi
Simpan data transaksi
Database
transaksi
Data transaksi
berhasil tersimpan
END
(59)
55
b. Proses Mencatat Data Presensi
Proses ini dilakukan oleh karyawan. Karyawan melakukan finger
print saat masuk kerja dan pulang kerja. Secara otomatis jumlah
kehadiran dari karyawan langsung masuk ke database presensi. System
flow mencatat data presensidapat dilihat pada Gambar 3.4
Karyawan
P
h
a
s
e
START
Melakukan finger print
END Database
presensi
(60)
56
c. Proses Mencatat Data Nasabah
Proses ini dilakukan oleh admin. Proses mencatat data nasabah dimulai dengan admin mengisikan data-data nasabah dari berkas transaksi yang diterima dari karyawan kedalam aplikasi kemudia tekan tombol simpan, selanjutnya secara otomatis data nasabah tersebut akan tersimpan kedalam database nasabah. System flow mencatat data nasabah dapat dilihat pada Gambar 3.5.
Admin
START
Input data nasabah
Simpan data nasabah Database nasabah
Data nasabah berhasil tersimpan
END
(61)
57
d. Proses Mencatat Data Karyawan
Proses ini dilakukan oleh admin. Proses mencatat data karyawan dimulai dengan admin mengisikan data-data karyawan kedalam aplikasi, lalu tekan tombol simpan, selanjutnya secara otomatis data karyawan tersebut akan tersimpan kedalam database karyawan. System flow
mencatat data karyawan dapat dilihat pada Gambar 3.6.
Admin
P
h
a
s
e
START
Input data Karyawan
Simpan data karyawan
Database
karyawan
Data karyawan
berhasil tersimpan
END
(62)
58
e. Proses Mencatat Data Jabatan
Proses ini dilakukan oleh admin. Proses mencatat data jabatan dimulai dengan admin mengisikan data-data jabatan sesuai dengan status jabatan karyawan kedalam aplikasi, lalu tekan tombol simpan, selanjutnya secara otomatis data jabatan tersebut akan tersimpan kedalam database
jabatan. System flow mencatat data jabatan dapat dilihat pada Gambar 3.7.
Admin
P
h
a
s
e
START
Input data jabatan
Simpan data jabatan Database jabatan
Data jabatan berhasil tersimpan
END
(63)
59
f. Proses Mencatat Data Cabang
Proses ini dilakukan oleh admin. Proses mencatat data cabang dimulai dengan admin mengisikan data-data cabang kedalam aplikasi, lalu tekan tombol simpan, selanjutnya secara otomatis data cabang tersebut akan tersimpan kedalam database cabang. System flow mencatat data cabang dapat dilihat pada Gambar 3.8.
Admin
P
h
a
s
e
START
Input data cabang
Simpan data cabang Database cabang
Data cabang berhasil tersimpan
END
(64)
60
g. Proses Jumlah Perolehan Transaksi Karyawan.
Proses jumlah perolehan transaksi karyawan dilakukan oleh admin. Hasil penilaian kinerja didapatkan dari perhitungan keseluruhan transaksi karyawan, Admin memasukan data karyawan yang dipilih sistem otomatis memberikan hasil penilaian kinerja karyawan. System flow perolehan transaksi karyawan dapat dilihat pada Gambar 3.9.
Admin
KaryawanSTART
Input data karyawan
Proses penghitungan transaksi karyawan
Database
presensi
Database
karyawan
Database
transaksi Hasil Penilaian
Kinerja
END
Proses konversi FYP
Penilaian kinerja
Dalam FYP Penilaian kinerja Dalam FYP
(65)
61
h. Proses Penilaian Target Kinerja Karyawan
Proses penilaian target kinerja karyawan dilakukan oleh admin, admin mengambil data transaksi yang sudah ditotal jumlah transaksi karyawan dan mengambil data presensi karyawan lalu sistem memproses data transaksi dan data kehadiran karyawan untuk proses target kinerja.
Admin
P
h
as
e
START
Data Penilaian kinerja
Presensi Menghitung Penilaian
kinerja dan menjumlahkan dengan data presensi
Target Kinerja Karyawan
Hasil dari Target Kinerja Karyawan disesuaikan dengan Kriteria Pembobotan
Penilaian Kinerja Karyawan dalam
persentase
END
Transaksi
Transaksi
(66)
62
i. Pembuatan Laporan Point Cabang
Proses pembuatan laporan point cabang dilakukan admin. Admin memasukan data penilaian kinerja berupa target kinerja karyawan dalam bentuk persentase dan memilih cabang Surabaya, menghasilkan data
point karyawan keselurahan dan memproses data sehingga menghasilkan
data point cabang.
Admin
P
h
as
e
START
Menjumlahkan seluruh
point karyawan
Point karyawan
Penjumlahan seluruh point
karyawan
END
Data Cabang Penilaian Kinerja Karyawan dalam
persentase
Cabang Cabang
(67)
63
j. Pembuatan Laporan Karyawan Terbaik per Cabang.
Proses membuat laporan karyawan terbaik diambil dari data cabang lalu
system menghitung besaran persentase dari setiap karyawan yang mampu
melebihi target yang sudah ditetapkan. Untuk melihat system flow laporan karyawan terbaik per cabang dapat dilihat pada Gambar 3.12.
SFSO Admin
P
h
as
e
START
Data cabang
Karyawan yang
Memenuhi batas target Cabang
Nama karyawan
terbaik
Mensortir data karyawan Terbaik lalu di cetak
END
Karyawan Terbaik Karyawan Terbaik
(68)
64
k. Pembuatan Laporan Karyawan Yang Gagal Mencapai Target FYP Per Cabang. Admin memasukan data transaksi dan sistem menghitung perolehan setiap karyawan yang dibandingkan dengan target karyawan, setelah itu laporan karyawan dicetak, untuk melihat system flow laporan karyawan yang gagal mencapai target dapat dilihat pada Gambar 3.13.
SFSO Admin
Ph
as
e
START
Input data transaksi
Menghitung Perolehan
Karyawan Transaksi
Hasil Perolehan karyawan
Mensortir karyawan tidak mencapai target
lalu di cetak
END Karyawan Tidak Mencapai Target
Karyawan Tidak mencapai target
(69)
65
3.2.3 Data Flow Diagram a. DFD Level Context
Pada DFD sistem informasi penilaian kinerja di WanaArtha Life Surabaya terdapat 3 entity, yaitu: admin, pegawai dan penilai, admin memberikan masukan kepada sistem data transaksi, data presensi, data nasabah, data pegawai, data jabatan, data cabang. Sedangkan kepada penilai sistem memberikan hasil penilaian kinerja karyawan, laporan rekap presensi per karyawan, laporan perolehan first
year Premium (FYP) per karyawan, laporan perolehan FYP per cabang, rekap
penilaian kinerja karyawan, karyawan terbaik percabang, karyawan yang gagal mencapai target FYP per cabang.
Gambar 3.14 DFD Level Context
Hasil Penilaian Kinerja Staff Hasil Penilaian Kinerja
Laporan Staff Yang Gagal Mencapai Target FYP Per Cabang Laporan Staff Terbaik Per Cabang
Laporan Rekap Penilaian Kinerja Staff Laporan Rekap Perolehan FYP Per Cabang
Laporan Rekap Perolehan FYP Per Staff Laporan Rekap Absensi Per Staff
Data Transaksi Data Absensi Data Nasabah Data Pegawai Data Jabatan Data Cabang 0 Sistem Informasi Penilaian Kinerja Wana
Arta Life
+
Admin
Penilai Pegawai
(1)
132
Gambar 4.44 Halaman Laporan Rekap Penilaian Kinerja Karyawan
Form karyawan terbaik per cabang penilai harus memasukan tanggal awal dan tanggal akhir untuk melihat data karyawan yang menjadi terbaik. Setelah memilih tanggal awal dan akhir penilai harus menekan tombol tampil untuk melihat hasilnya. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar 4.45.
(2)
133
Form laporan karyawan terbaik per cabang pada gambar 4.46 kita dapat melihat informasi dari perolehan setiap karyawan dan informasi nilai akhir sudah mencapai target atau tidak.
Gambar 4.46 Halaman laporan Karyawan Terbaik Per Cabang
Form rekap penilaian kinerja karyawan pada gambar 4.47 penilai harus memasukan tanggal awal dan tanggal akhir untuk melihat data kinerja karyawan. Setelah memilih tanggal awal dan akhir penilai harus menekan tombol tampil untuk melihat hasilnya.
(3)
134
Gambar 4.47 Halaman Karyawan Yang Gagal Mencapai Target FYP Per Cabang
Form laporan karyawan yang gagal mencapai target FYP per cabang pada gambar 4.48 kita dapat melihat informasi dari perolehan setiap karyawan dan informasi nilai akhir sudah mencapai target atau tidak.
Gambar 4.48 Halaman Laporan Karyawan Yang Gagal Mencapai Target FYP Per Cabang
(4)
135 BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan pada Sistem Informasi Penilaian pada WanaArtha Life, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem dapat mengurangi kesalahan data karyawan pada laporan penilaian kinerja karyawan.
2. Sistem yang dibangun mampu menciptakan penilain kinerja secara objective 3. Sistem mampu memberikan informasi mengenai hasil penilaian kinerja yang
lebih informatif bagi pengguna sistem..
5.2Saran
Saran yang dapat disampaikan untuk mengembangkan sistem penilaian kinerja pada WanaArtha Life Surabaya adalah:
1 Sistem ini dapat dikembangkan untuk diintegrasikan dengan seluruh cabang WanaArtha Life diseluruh Indonesia, agar dapat mengkontrol kinerja pegawai dimasing-masing cabang.
2 Sistem mampu diaplikasikan menggunakan peralatan mobile sesudah di-hosting-kan.
(5)
136
DAFTAR PUSTAKA
Ayun, Q. 2011. Penilaian Kinerja (Performance Appraisal) pada Karyawan di Perusahaan. Majalah Ilmiah INFORMATIKA, 2(3), 74-88.
Boswell, W. R. dan Boudreau, J. W. 2002. Separating The Developmental and Evaluative Performance Appraisal Uses. Journal of Business and Psychology, 16, 391-412.
Fahmi, I. 2010. Manajemen Kinerja Teori dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.
Hartono 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur, Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi.
Kondrasuk, J. N. 2011. So What Would An Ideal Performance Appraisal Look Like? Journal Of Applied Business And Economies, 12(1), 57-71.
Marlinda, L. 2004. Sistem Basis Data. Yogyakarta: Andi Offset.
Murdick, Robert G. 1991. Sistem Informasi Untuk Manajemen Modern. Jakarta: Erlangga.
Pressman. Rekayasa Perangkat Lunak: Pendekatan Praktisi, Edisi ke. 2001. Yogyakarta: Andi.
Rivai, dkk. 2011. Performance Appraisal (2ed.). Jakarta: Rajawali Pers.
Sofoluwe, A. O. 2003. Management by Objective: A Tool for Ensuring Teachers' Effectiveness. Ilorin Journal of Education, 22(1), 36-43.
Szymanski, R. A., Szymanski, D. P., dan Pulschen, D. M. 1995. Computers and Information Systems. New Jersey: Prentice Hall.
Thompson, K. R., Luthans, F., & Terpening, W. D. 1981. The Effects of MBO on PerFormance and Satisfaction in a Public Sector Organization. Journal of Management, 7(1), 53-68.
Tosi, H. L., & Carroll, S. J. 1968.
Managerial Reaction to Management by Objectives. Academy of Management Journal, 11(4), 415-426.
Turban, Rainer, & Potter. 2005. Introduction to Information Technology. USA: John Wiley & Son, Inc.
(6)
137
Uno, H. B. dan Lamatenggo, N. 2012. Teori Kinerja dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.