PENGARUH MEDIA EXPOSURE, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2013-2015)

(1)

PENGARUH MEDIA EXPOSURE, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM TERHADAP PENGUNGKAPAN

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2013-2015)

THE INFLUENCE OF MEDIA EXPOSURE, SIZE COMPANY, LEVERAGE AND SHAREHOLDING STRUCTURE TO CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY DISCLOSURE

(Empirical Studies On Manufacturing Companies Listed On The Stock Exchange In 2013-2015)

Oleh

ADITYA GUSMA ALFARIZI 20130420491

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

PENGARUH MEDIA EXPOSURE, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM TERHADAP PENGUNGKAPAN

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2013-2015)

THE INFLUENCE OF MEDIA EXPOSURE, SIZE COMPANY, LEVERAGE AND SHAREHOLDING STRUCTURE TO CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY DISCLOSURE

(Empirical Studies On Manufacturing Companies Listed On The Stock Exchange In 2013-2015)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh

ADITYA GUSMA ALFARIZI 20130420491

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya,

Nama : Aditya Gusma Alfarizi Nomor Mahasiswa : 20130420491

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “Pengaruh Media Exposure, Ukuran Perusahaan, Leverage dan Struktur Kepemilikan Saham terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015.” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat orang lain yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 20 November 2016


(4)

MOTTO

“Tidak akan bergeser kaki seorang

hamba pada hari kiamat

sampai ia ditanyai tentang empat perkara: tentang badannya

untuk apa digunakan, tentang umurnya untuk apa ia habiskan,

tentang hartanya darimana ia peroleh dan dalam hal apa ia

belanjakan dan tentang ilmunya bagaimana ia beramal

deng

annya” (HR Tirmidzi)

The more succesful you are, the more you need to learn and

grow

“ (Jhon Donahoe)

Only put off until tomorrow what you are willing to die having left

undone (Pablo Picasso)

“B

ermimpilah setinggi langit jika engkau terjatuh maka engkau

akan terjatuh di antara bintang-

bintang. “ (Ir Soekarno )

“Cobalah untuk tidak menjadi seseorang yang sukses, tetapi


(5)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah… Alhamdulillah… Alhamdulillahirobbil’alamin…

Sujud syukur kusembahkan kepada ALLAH SWT, Tuhan yang Maha

Agung nan Maha Tinggi nan Maha Adil dan Maha Penyayang. Taburan

cinta dan kasih sayang-Mu telah membekaliku dengan ilmu. Atas

karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang

sederhana ini dapat saya selesaikan.

Sebagai tanda bakti, hormat dan rasa terima kasih yang tiada terhingga

kupersembahkan karya kecil ini kepada kedua orangtuaku bapak Agus

Triyono dan ibu Tutik Mariyani yang telah merawat, mendidik, dan

memberikan kasih sayang kepadaku dari aku lahir hingga saat ini.

Untuk Masku Erlangga Gusma Kavalera dan Adekku Nada Lentera

Raista Gusma terima kasih kalian sudah membantuku, mendoakanku

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Terimakasih kepada temen-temen Akuntansi 2013 UMY dan yang tidak

bisa saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan semangat dan

dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Terimakasih Alamamater tercinta Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta.


(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

INTISARI ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Batasan Masalah ... 8

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 9

E. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 11

A. Landasan Teori ... 11

B. Penurunan Hipotesis ... 20

C. Model Penelitian ... 27


(7)

A. Subyek Penelitian ... 28

B. Teknik Pengambilan Sampel ... 28

C. Jenis Data ... 29

D. Teknik Pengumpulan Data ... 29

E. Definisi Operasional Variabel ... 29

F. Teknik Analisis Data ... 31

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 38

B. Uji Kualitas Data ... 39

C. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis) ... 44

D. Pembahasan (Intrepretasi) ... 49

BAB V. SIMPULAN SARAN DAN KETERBATASAN ... 57

1. Simpulan ... 57

2. Saran ... 58

3. Keterbatasan ... 59 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

TABEL 4.1 PROSEDUR PEMILIHAN ... 36

TABEL 4.2 STATISTIK DESKRIPTIF ... 37

TABEL 4.3 HASIL UJI NORMALITAS... 38

TABEL 4.4 HASIL UJI AUTOKORELASI ... 39

TABEL 4.5 HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS ... 40

TABEL 4.6 HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS ... 41

TABEL 4.7 HASIL UJI DETERMINASI ADJUSTED R2 ... 42

TABEL 4.8 HASIL UJI NILAI F ... 43

TABEL 4.9 HASIL UJI PARSIAL (t test) ... 44


(9)

DAFTAR GAMBAR


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Nama Perusahaan dan Panduan Ceklist GRI 4

Lampiran 2. Data Perusahaan


(11)

(12)

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) media exposure berpengaruh terhadap pengungkapan CSR, 2) ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR, 3)

leverage berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR, 4) kepemilikan institusional

berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR, 5) kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR.

Penelitian ini dilakukan pada laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonsesia (BEI) dengan menggunakan 39 perusahaan dari tahun 2013-2015 sebagai sampel. Pengambilan sampel menggunakan metode purpose sampling. Anaslisis data menggunakan uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinearitas, uji heteroskeidastisitasdan uji hipotesis menggunakan regresi linear berganda.

Hasil penelitian: 1) media exposure berpengaruh terhadap Pengungkapan CSR, 2) ukuran perusahaan tidak berpengaruh positif Pengungkapan CSR, 3) leverage berpengaruh terhadap Pengungkapan CSR, 4) kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR, 5) kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap Pengungkapan CSR.

Kata kunci: Media Exposure, Ukuran Perusahaan, Leverage, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Asing, Pengungkapan CSR.


(13)

ABSTRACT

This research aims to determine: 1) media exposure affect the disclosure of CSR, 2) the size of the company's positive effect on the disclosure of CSR, 3) leverage positive effect on the disclosure of CSR, 4) institutional ownership positively affects the disclosure of CSR, 5) foreign ownership positive influence on CSR disclosure.

Research was conducted on the annual report of companies listed on the Stock Exchange Indonsesia (BEI) using 39 companies from years 2013-2015 as the sample. Sampling using purposive sampling method. Anaslisis data using descriptive statistics test, classic assumption test consists of normality test, autocorrelation, multicollinearity test, test heteroskeidastisitasdan hypothesis testing using multiple linear regression.

Results of the study: 1) media exposure affect the disclosure of CSR, 2) the size of the company does not have positive influence Disclosure of CSR, 3) the leverage effect on Disclosure of CSR, 4) institutional ownership has no effect on the disclosure of CSR, 5) foreign ownership positively affects Disclosure of CSR.

Keywords: Media Exposure, Company Size, Leverage, Institutional Ownership, Foreign Ownership, CSR disclosure.


(14)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Perusahaan merupakan bagian dari masyarakat dan lingkungan, sehingga keberadaannya tidak bisa terlepas dari masyarakat dan lingkungan. Perusahaan tidak boleh mengembangkan diri sendiri tanpa memperhatikan kepentingan masyarakat dan lingkungan. Dampak dari aktivitas perusahaan tidak hanya dirasakan oleh pihak yang terkait langsung dengan perusahaan tetapi juga dirasakan oleh masyarakat sekitar. Keberadaan dan dampak aktivitas perusahaan seringkali bertentangan bahkan merugikan kepentingan pihak lain. Perbedaan kepentingan tersebut jika tidak segera ditindak lanjuti maka dapat mempengaruhi aktivitas dan eksistensi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan seharusnya tidak hanya berfokus pada kepentingan internal perusahaan saja, tetapi juga mencermati kepentingan pihak-pihak eksternal perusahaan.

Selain bertujuan untuk memperoleh profit atau laba, perusahaan juga dituntut untuk memperhatikan faktor lingkungan dan sosial. Sudah banyak sekali kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh aktivitas perusahaan seperti penebangan liar, pembakaran hutan, pencemaran udara, pencemaran air, efek rumah kaca dan lain sebagainya. Hal ini seharusnya menjadi tanggung jawab perusahaan kepada pihak-pihak yang berkaitan langsung dengan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan tanggung jawab sosial sebagai kompensasi atas aktivitas-aktivitas yang berdampak pada lingkungan dan sosial.


(15)

Tanggung jawab sosial perusahaan ini disebut dengan Corporate Social

Responsibility (CSR). CSR adalah bentuk tanggung jawab sosial yang dilakukan

oleh perusahaan untuk memberikan perhatian serta kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat, baik yang berhubungan langsung dengan aktivitas perusahaan maupun yang tidak berhubungan langsung dengan aktivitas perusahaan. Konsep CSR ini berangkat dari harapan masyarakat mengenai peran perusahaan dalam mengatasi masalah lingkungan dan sosial.

Dalam konteks agama islam, CSR adalah praktik bisnis yang memiliki tanggung jawab etis secara islami. Perusahaan memasukan norma-norma agama islam yang ditandai dengan adanya komitmen ketulusan dalam menjaga kontrak sosial di dalam operasinya. Dengan demikian, praktik bisnis dalam kerangka CSR Islami mencakup serangkaian kegiatan bisnis dalam bentuknya. Meskipun tidak dibatasi jumlah kepemilikan barang, jasa serta profitnya, namun cara-cara untuk memperoleh dan pendayagunaannya dibatasi oleh aturan halal dan haram oleh syariah (Suharto,2010).

َيْسََ لْبََِْ ْنََُْوََُوا ْجووََُوموْ َبَِبَ بْبَََِْْْْ بابَََََِْْْْ للبوَََْ لْبََِْ ْلَْ َلَََْ بلَّبِ باَُْسَََْْ بْبخَ ْ َ باَوبَ َاََََِْْ باََكبوَََْْ َلسنسبِلَََِْوَاَََْ َََََِْْوَلَى ببنِوِذبَْيوَِْْوََْْوَََْكَسَََْْ َلسبمَََََََِْْ َلََِْْ ببسبِلَََ َلسبلبََلََََْوبفَْ باَََنََْ َاَََََْْ َص َالةََوَاَََْ َصََملةََ َنُوفُوَََِْْ َعبِ ْجبَبمََْْيباَْومََََى َللبْبَِلةَََْ وبف بََْأْسَََِْ بَْلْلََََْ َلسبَِْ بْْسَََِْ َوبَََْوْ َللبيلَََُوََمَا َوبَََْوَْْ وجوَ َنُوْلكوََِْ (QS. Al Baqarah:177)

Artinya : “bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu


(16)

hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang

bertakwa”

Dari ayat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Islam adalah agama yang mengedepankan pentingnya nilai-nilai sosial di masyarakat ketimbang hanya sekedar menghadapkan wajah kita ke barat dan ke timur dalam shalat. Tanpa mengesampingkan akan pentingnya shalat dalam Islam, Al Quran mengintegrasikan makna dan tujuan shalat dengan nilai-nilai sosial. Di samping memberikan nilai keimanan berupa iman kepada Allah SWT, Kitab-Nya, dan Hari Kiamat, Al Quran menegaskan bahwa keimanan tersebut tidak sempurna jika tidak disertai dengan amalan-amalan sosial berupa kepedulian dan pelayanan kepada kerabat, anak yatim, orang miskin, dan musafir serta menjamin kesejahteraan mereka yang membutuhkan.

Kewajiban untuk melaksanakan CSR juga tertuang dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 pasal 1 ayat 3 tentang Perseroan Terbatas yang telah disahkan pada tanggal 20 Juli 2007, dimana perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di bidang atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib


(17)

melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Sanksi pidana mengenai pelanggaran CSR ini terdapat didalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH) Pasal 41 ayat (1) yang

menyatakan: “Barang siapa yang melawan hukum dengan sengaja melakukan

perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup, diancam dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun dan denda paling banyak lima ratus juta rupiah. Meskipun beberapa peraturan sudah ditetapkan dalam pelaksanaan dan pelaporan CSR, namun peraturan-peraturan tersebut tidak memberikan pedoman secara khusus mengenai bagaimana dan informasi apa saja yang harus dilaporkan oleh perusahaan mengenai pelaksanaan CSR, sehingga pengungkapan yang relevan dengan pelaksanaan CSR masih dirasa kurang oleh para stakeholders. Berdasarkan hal tersebut, peneliti berusaha untuk menemukan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pengungkapan CSR

Menurut Daniri (2010) tanggung jawab perusahaan sudah harus berpegang pada triple bottom lines reporting yaitu tanggung jawab perusahaan harus didasarkan pada aspek-aspek sosial, lingkungan, dan keuangan sehingga setiap perusahaan diwajibkan untuk mengungkapkan informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR. Apabila prinsip triple bottom line reporting

dapat diimplementasikan dengan baik, maka akan menunjukkan bahwa akuntabilitas perusahaan tidak hanya untuk pelaksanaan kegiatan ekonomi mereka, tetapi juga untuk pelaksanaan kegiatan sosial dan lingkungan.


(18)

Teori stakeholders menjelaskan bahwa eksistensi perusahaan ditentukan oleh para stakeholders. Oleh karena itu, pengungkapan sosial harus dianggap sebagai wujud komunikasi antara manajemen dengan stakeholders (Indrawati, 2009). Praktik pengungkapan CSR memiliki peran yang sangat penting bagi perusahaan karena perusahaan hidup di lingkungan masyarakat dan aktivitasnya memiliki dampak bagi lingkungan dan sosial. Perusahaan harus senantiasa memperhatikan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagai bentuk jaminan dan usaha perusahaan untuk mendapatkan legitimasi dari masyarakat.

Teori legitimasi menjelaskan bahwa pengungkapan CSR dilakukan perusahaan untuk mendapatkan legitimasi masyarakat dimana perusahaan itu didirikan. Menurut Hadi (2011) legitimasi masyarakat merupakan faktor strategis bagi perusahaan dalam mengembangkan perusahaan dalam jangka panjang. Hal itu, dapat dijadikan sebagai media untuk membangun strategi perusahaan, terutama terkait dengan upaya memposisikan diri di tengah lingkungan masyarakat yang semakin maju. Dengan demikian, legitimasi merupakan manfaat atau sumber daya potensial bagi perusahaan untuk mempertahankan keberlangsungan perusahaan (going concern).

Variabel media exposure, ukuran perusahaan, leverage dan struktur kepemilikan saham, merupakan faktor-faktor yang diduga memiliki pengaruh terhadap pengungkapan CSR. Media merupakan sarana bagi perusahaan untuk berkomunikasi dengan para stakeholders-nya, melalui media perusahaan dapat


(19)

membagikan informasi yang menurut manajer penting untuk dipubikasikan sehingga akan memberikan dampak yang positif bagi perusahaan itu sendiri. Ukuran perusahaan merupakan skala yang digunakan untuk menilai besar kecilnya suatu entitas bisnis. Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat mempengaruhi pengungkapan informasi dalam laporan keuangan mereka karena semakin besar entitas bisnis tersebut makan semakin besar tanggung jawab yang harus diungkapkan. Leverage merupakan alat untuk mengukur seberapa besar perusahaan bergantung pada kreditur/investor dalam membiayai aktivitas perusahaannya. Perusahaan yang mempunyai tingkat leverage tinggi berarti sangat bergantung pada pinjaman dari luar untuk membiayai aset serta aktivitas perusahaan. Struktur kepemilikan saham berkaitan dengan perbandingan jumlah saham yang dimiliki oleh pemerintah dengan jumlah saham yang dimiliki oleh investor. Dalam penelitian ini struktur kepemilikan saham diproksikan menjadi struktur kepemilikan konstitusional dan struktur kepemilikan asing.

Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial di Indonesia mengasilkan hasil-hasil yang beragam dan menarik untuk dikaji lebih dalam. Kristi (2012) melakukan penelitian terhadap semua perusahaan publik yang terdapat di Indonesia. Kristi menggunakan 4 variabel independen yaitu Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Struktur kepemilikan saham dan Media Exposure. Hasil penelitian menunjukan bahwa ukuran perusahan dan media exposure memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan CSR. Sedangkan Profitabilitas dan Struktur kepemilikan


(20)

saham tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR. Penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan Yuliani (2014) yang menunjukan bahwa kepemilikan saham tidak berpengaruh terhadap Pengungkapan CSR. Namun tidak didukung oleh penelitian Kurniangningsih (2013) yang menunjukan bahwa ukuran perusahhan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.

Purnasiswi dan Sudarrno (2011) melakukan penelitian terhadap perusahaan yang terdaftar di BEI dengan menggunakan 3 variabel yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan CSR. Sedangkan variabel profitabilitas berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap pengungkapan CSR. Penelitian tersebut didukung oleh Ale (2014) yang menunjukan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR. Namun tidak didukung oleh penelitian Kurniangningsih (2013) yang menunjukan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.

Motivasi peneliti untuk melakukan penelitian ini adalah masih banyak perusahaan yang belum melakukan pengungkapan kegiatan Corporate Sosial

Responbility (CSR), padahal kegiatan ini merupakan kewajiban perusahaan untuk

melakukan tanggung jawab sosial terhadap lingkungan dan masyarakat sesuai dengan peraturan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007


(21)

tentang Perseroan Terbatas (PT) yang telah disahkan pada tanggal 20 Juli 2007. Selain itu, pada penelitian-penelitian sebelumnya terdapat hasil yang tidak konsisten atau berubah-ubah dari tahun ke tahun sehingga membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian

yang berjudul “Pengaruh Media Exposure, Ukuran Perusahaan, Leverage

dan Struktur Kepemilikan Saham terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2015.” Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Kristi (2012) yang meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan CSR. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Kristi (2012) yaitu terdapat penambahan variabel berupa leverage. Perbedaan yang kedua yaitu terletak pada variabel struktur kepemilikan saham yang diproksikan menjadi struktur kepemilikan institusional dan struktur kepemilikan asing. Perbedaan yang ketiga adalah penelitian ini menggunakan Laporan Keuangan terbaru yaitu tahun 2013-2015 dari seluruh Perusahaan Manufaktur yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia.


(22)

B. Batasan Masalah

Pada penelitian ini, variabel yang digunakan oleh peneliti diantaranya adalah Media Exposure, Leverage, Ukuran Perusahaan dan Struktur Kepemilikan Saham. Struktur kepemilikan saham dijelaskan dengan menggunakan beberapa variabel antara lain struktur kepemilikan institusional dan struktur kepemilikan asing.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka rumusan masalah yang di peroleh adalah sebagai berikut :

1. Apakah media exposure berpengaruh positif terhadap pengungkapan

Corporate Social Responsibility?

2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan

Corporate Social Responsibility?

3. Apakah leverage positif berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate

Social Responsibility?

4. Apakah struktur kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility?

5. Apakah struktur kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility?


(23)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk menguji pengaruh media exposure terhadap pengungkapan CSR. 2. Untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan CSR. 3. Untuk menguji pengaruh leverage terhadap pengungkapan CSR.

4. Untuk menguji pengaruh struktur kepemilikan institusioal terhadap pengungkapan CSR.

5. Untuk menguji pengaruh struktur kepemilikan asing terhadap pengungkapan CSR

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan mampu menambah ilmu mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengungkapan CSR khususnya faktor media

exposure, ukuran perusahaan, leverage dan struktur kepemilikan saham.

b. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi alternatif rujukan bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan pengungkapan


(24)

2. Manfaat Praktik

a. Bagi investor, dapat membantu sebagai wacana baru dalam mempertimbangkan aspek-aspek yang perlu diperhitungkan dalam investasi yang tidak terpaku pada ukuran-ukuran moneter.

b. Bagi masyarakat, akan memberikan stimulus secara proaktif sebagai pengontrol atas perilaku-perilaku perusahaan dan semakin meningkatkan kesadaran masyarakat akan hak-hak yang harus diperoleh.

c. Bagi lembaga-lembaga pembuat peraturan/standar, misalnya Bapepam, IAI dan sebagainya, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahanpertimbangan bagi penyusunan standar akuntansi.


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Pengungkapan Sukarela (Voluntary disclosure)

Menurut Marwata (2001), pengungkapan didefinisikan sebagai penyediaan sejumlah informasi untuk membantu investor dalam membuat prediksi kinerja perusahaan pada masa yang akan datang. Pengungkapan mencakup penyediaan informasi yang diwajibkan oleh badan berwenang maupun secara sukarela dilakukan perusahaan, yang berupa laporan euangan, informasi tentang kejadian setelah tanggal laporan, analisis keuangan, analisis manajemen atas operasi perusahaan yang akan datang, perkiraan keuangan dan operasi pada tahun yang akan datang serta laporan keuangan tambahan yang mencakup pengungkapan dan informasi lainnya di luar harga perolehan.

Pengungkapan merupakan upaya transparansi yang dilakukan perusahaan/entitas dalam menyajikan informasi (baik itu keuangan ataupun non keuangan) kepada para user. User dalam hal ini adalah para pengguna dari informasi tersebut dalam pengambilan keputusan. Untuk entitas swasta

(private) tentu saja yang menjadi user adalah para kreditor, investor, manajer,

karyawan, dan bahkan pemerintah.

Menurut Zubaidah dan Zulkifar (2005), pengungkapan sukarela adalah pengungkapan butir-butir yang dilakukan secara sukarela oleh


(26)

perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku. Pengungkapan Sukarela menurut Henderson et al. (2004) dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu, traditional voluntary disclosure dan non-traditional voluntary

disclosure. Traditional voluntary disclosure adalah pengungkapan informasi

yang berkaitan dengan kinerja ekonomi dari sebuah perusahaan dan keputusan mengenai aktivitas opreasi, pembiayaan dan investasi perusahaa, sedangkan no-traditional voluntary disclosure adalah pengungkapan informasi yang berkaitan dengan lingkungan fisik dan sosial.

2. Teori Pemangku kepentingan ( Stakeholders Theory )

Teori stakeholders menjelaskan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stakeholders-nya. (Ghozali dan Chariri, 2007). Dalam hal ini, perusahaan mengungkapkan secara sukarela atas investasi lingkungan yang telah dilakukan untuk membuktikan kepada masyarakat akan kepedulian perusahaan tersebut dalam menjaga lingkungan dan memberikan nilai tambah serta manfaat bagi masyarakat. Oleh karena itu, perusahaan sangat membutuhkan dukungan stakeholders untuk keberlangsungan perusahaan tersebut.

Menurut Riswari (2012), pengungkapan CSR ini perlu didasari dengan kepentingan stakeholders karena merekaakan mengetahui dan menilai sejauh mana perusahaan melaksanakan peranannya, sehingga menuntut adanya akuntabilitas perusahaan atas kegiatan CSR yang telah dilakukannya.


(27)

Kesadaran perusahaan tentang pentingnya keberadaan stakeholders akan menjadikan perusahaan senantiasa berinovasi dan mengevaluasi, sehingga perusahaan dapat berkembang dengan baik.

Menurut Deegan (2004), stakeholders pada dasarnya dapat mengendalikan atau memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pemakaian sumber-sumber ekonomi yang digunakan perusahaan. Oleh karena itu, ketika

stakeholders mengendalikan sumber ekonomi yang penting bagi perusahaan,

maka perusahaan akan bereaksi dengan cara yang memuaskan keinginan

stakeholders.

3. Teori Legitimasi ( Legitimacy Theory)

Teori legitimasi merupakan kontrak sosial yang diimplikasikan antara suatu institusi dengan masyarakat (Nurkhin, 2009). Teori ini menjelaskan bahwa suatu bisnis dibatasi oleh kontrak sosial yang menyatakan perusahaan sepakat untuk menunjukkan berbagai aktivitas sosial agar perusahaan memperoleh penerimaan atau legitimasi dari masyarakat sehingga akan menjamin keberlangsungan perusahaan tersebut (Reverte, 2009).

Teori ini beranggapan bahwa organisasi atau perusahaan akan terus berlanjut keberadaannya jika masyarakat menyadari bahwa organisasi beroperasi untuk sistem nilai yang sepadan dengan sistem nilai masyarakat itu sendiri. Teori legitimasi menganjurkan perusahaan untuk meyakinkan bahwa aktivitas dan kinerjanya dapat diterima oleh masyarakat. Perusahaan


(28)

menggunakan laporan tahunan mereka untuk menggambarkan kesan tanggung jawab lingkungan, sehingga mereka diterima oleh masyarakat.

Teori legitimasi sangat berkaitan dengan pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan. Chairi (2008) mengatakan bahwa kegiatan perusahaan dapat menyebabkan implikasi sosial dan lingkungan, sehingga praktik pengungkapan CSR digunakan sebagai alat untuk menghindari konflik sosial dan lingkungan bagi perusahaan teresbut. Selain itu, praktik pengungkapan CSR merupakan bentuk akuntabilitas perusahaan kepada masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan menjelaskan berbagai implikasi sosial dan lingkungan yang ditimbulkan oleh perusahaan.

4. Pengungkapan Corporate social responbility

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan mekanisme bagi

organisasi untuk memberikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum (Darwin, 2004). Sedangkan menurut Menurut Rawi (2008) CSR adalah wujud dari kepedulian dan sensitifitas perusahaan untuk ikut meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan lingkungan, serta merupakan bagian dari upaya investasi yang mendukung keberlanjutan dari usaha yang dikembangkan, juga tidak terpisahkan dari strategi jangka panjang. Berdasarkan penjelasan diatas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan merupakan wujud nyata dari kepedulian perusahaan terhadap lingkungan, masyarakat dan juga para pegawai.


(29)

Effendi (2009) mengatakan bahwa terdapat dua hal yang mendorong perusahaan menerapkan CSR, yaitu faktor yang berasal dari luar perusahaan (external) dan dari dalam perusahaan (internal). Yang termasuk ke dalam faktor pendorong dari luar perusahaan adalah adanya regulasi, hukum dan diwajibkannya analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) dari operasi perusahaan. Sedangkan faktor yang berasal dari dalam perusahaan antara lain strategi perusahaan, kebijakan manajemen dan tujuan perusahaan.

Menurut (Anggraini 2006) pertanggung jawaban sosial perusahaan diungkapkan di dalam laporan yang disebut Sustainability Reporting, yaitu pelaporan mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja organisasi dan produknya di dalam konteks pembangunan berkelanjutan (sustainable development).

5. Media Exposure

Bagi perusahaan yang menyadari pentingnya pengungkapan CSR pasti akan memikirkan bermacam-macam cara untuk memberikan informasi kepada para stakeholdernya, termasuk informasi mengenai pengungkapan CSR. Dengan mengkomunikasikan CSR melalui media, diharapkan masyarakat mengetahui aktivitas sosial yang dilakukan perusahaan, sehingga perusahaan akan mendapatkan kepercayaan dan legitimasi dari masyarakat.

Menurut Munif et al., (2010) Perusahaan dapat mengungkapkan kegiatan CSR melalui berbagai media. Terdapat tiga media yang sering dipakai perusahaan dalam pengungkapan CSR, yaitu melalui media televisi,


(30)

koran, serta internet (web perusahaan). Media TV merupakan media yang paling mudah dijangkau oleh serluruh lapisan masyarakat, tetapi hanya beberapa perusahaan saja yang menggunakan media TV. Media internet (WEB) merupakan solusi terbaru bagi perusahaan untuk melakukan pengungkapan CSR, karena masyarakat sekarang ini lebih banyak mencari informasi-informasi di dunia internet yang peraktis. Sedangkan media koran merupakan media yang sudah sering digunakan oleh perusahaan, serta dapat digunakan sebagai dokumentasi. Dengan demikian secara tidak langsung media juga dapat mempengaruhi keberlangsungan hidup perusahaan.

6. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan variabel yang banyak digunakan untuk menjelaskan pengungkapan sosial yang dilakukan perusahaan dalam laporan tahunan. Menurut Hilmi dan Ali (2008) ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi. Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aktiva, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Semakin besar nilai item-item tersebut maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Ukuran perusahaan merupakan tingkat identifikasi besar atau kecilnya suatu perusahaan dan juga sebagai alat ukur untuk mengukur suatu perusahaan berdasarkan aturan tertentu.

Secara umum perusahaan besar akan mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil. Hal ini karena perusahaan besar akan menghadapi resiko politis yang lebih besar dibanding perusahaan kecil. Selain


(31)

itu perusahaan juga mempunyai tanggung jawab yang lebih besar untuk mengungkapkan informasi demi memenuhi kebutuhan para stakeholders-nya. Dengan mengungkapkan kepedulian pada lingkungan melalui pelaporan keuangan, maka perusahaan akan memperoleh kepercayaan dan legitimasi dari masyarakat. Selain itu, dalam jangka waktu panjang bisa terhindar dari biaya yang sangat besar akibat dari tuntutan masyarakat.

7. Leverage

Leverage merupakan penggunaan aktiva atau dana dimana dalam

penggunaannya aktiva atau dan tersebut perusahaan harus menutupi biaya tetap atau beban tetap. Sumber dana perusahaan dapat dibagi menjadi dua yaitu sumber dana internal dan sumber dana eksternal. Sumber dana internal berasal dari laba perusahaan. Sementara sumber dana eksternal merupakan sumber dana perusahaan yang berasal dari luar perusahaan, misalnya hutang dari kreditur dan lain sebagainya.

Menurut Kasmir (2013) leverage merupakan alat untuk mengukur seberapa besar perusahaan tergantung pada kreditur dalam membiayai aset perusahaan. Perusahaan yang mempunyai tingkat leverage tinggi berarti sangat bergantung pada pinjaman luar untuk membiayai asetnya. Sedangkan perusahaan yang mempunyai tingkat leverage lebih rendah lebih banyak membiayai asetnya dengan modal sendiri. Dengan demikian, tingkat leverage


(32)

Biasanya penggunaan rasio solvabilitas (leverage) digunakan sesuai dengan tujuan perusahaan. Artinya perusahaan dapat menggunakan rasio

leverage secara keseluruhan atau sebagian tergantung dari masing-masing

jenis rasio leverage yang ada dan sesuai dengan tujuan perusahaan tersebut. 8. Struktur Kepemilikan Institusional

Kepemilikan Institusional adalah kepemilikan saham oleh pemerintah, institusi berbadan hukum,institusi keuangan, institusi luar negeri dan institusi lainnya pada akhir tahun Shien et al. (2006). Kepemilikan institusional merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Adanya kepemilikan institusional di suatu perusahaan akan mendorong peningkatan pengawasan kepada manajemen sehingga dapat menguranggi perilaku opportunistic manajer. Pengawasan yang dilakukan oleh investor institusional bergantung pada besar kecilnya investasi yang dilakukan. Semakin besar kepemilikan institusional yang terdapat pada perusahaan maka semakin besar pula tingkat pengawasan yang dilakukan.

Menurut Mursalim (2007) kepemilikan institusional adalah salah satu cara untuk mengurangi maslah yang terjadi antara manajemen dengan investor dengan melakukan peningkatan proses monitoring. Selain itu, Pemegang saham institusional juga memiliki data yang valid untuk menganalisis kinerja dan tindakan manajemen. Pemegang saham institusional sebagai pemilik sangat berkepentingan untuk membangun reputasi perusahaan supaya berkembang lebih baik.


(33)

9. Struktur Kepemilikan Asing

Kepemilikan saham asing adalah jumlah saham yang dimiliki oleh pihak asing (luar negeri) baik oleh individu maupun lembaga yang terdapat pada perusahaan. Selama ini investor asing merupakan pihak yang dianggap

concern terhadap pengungkapan CSR. Menurut Fauzi (2006) negara-negara di

Eropa dan Amerika sangat memperhatikan isu-isu sosial dan lingkungan seperti hak asasi manusia, ketenaga kerjaan, efek rumah kaca, penebangan liar, serta pencemaran air. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan asing sudah mulai merubah perilaku mereka dalam melakukan aktivitasnya untuk menjaga lingkungan dan mendapatkan reputasi yang baik.

Undang-undang No. 25 Tahun 2007 pada pasal 1 angka 6 menjelaskan bahwa kepemilikan asing adalah perseorangan warga negara asing atau badan usaha asing yang melakukan penanaman modal di wilayah Republik Indonesia (Ramadhan 2010). Perusahaan yang strukur kepemilikannya dominan dengan pihak asing melihat bahwa legitimasi dari masyarakat sangat penting, karena pasar tempat beroperasi dapat memberikan eksistensi yang tinggi bagi keberlangsungan perusahaan pada jangka panjang. (Suchman, 1995)


(34)

B. Penurunan Hipotesis dan Penelitian Terdahulu

1. Pengaruh Media Exposure terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility.

Media mempunyai peran untuk mendorong manajemen dalam melakukan pengungkapan CSR untuk mendapat kepercayaan serta legitimasi dari masyarakat atau komunitas sosialnya melalui kegiatan CSR. Pengkomunikasian CSR melalui bebagai media akan meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat. Oleh karena itu, perusahaan harus mempunyai kapasitas untuk berkomunikasi dan memenuhi kebutuhan pemangku kepentingannya (stakeholders) secara efektif. Hal ini sangat penting untuk membuat nilai tambah bagi perusahaan dimana perusahaan tidak hanya berpusat pada pencapaian laba secara optimal, tetapi juga sebagai perusahaan yang mengutamakan kepentingan stakeholders. Sesuai dengan teori legitimasi yang menjelaskan bahwa perusahaan beroperasi dalam lingkungan eksternal akan berusaha meyakinkan bahwa perilaku mereka sesuai dengan batas-batas dan norma masyarakat.

Menurut Ratnasari (2012) media internet/website adalah media yang paling efektif dengan didukung oleh para pemakai internet yang mulai meningkat. Dengan adanya pengungkapan CSR melalui media website diharapkan masyarakat dapat mengetahui aktivitas sosial yang dilakukan oleh perusahaan sehingga perusahaan akan dikenal dan memiliki nilai sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakat.


(35)

Kristi (2012) melakukan penelitian pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan berhasil menemukan adanya hubungan positif antara media exposure terhadap pengungkapan CSR, penellitian tersebut didukung oleh penelitian dari Melati (2014) yang menyatakan pengungkapan CSR melalui media perusahaan memberikan pengaruh terhadap pengungkapan CSR, hal itu menadakan bahwa pengungkapan informasi melalui media perusahaan/website mendapatkan respon yang positif dari para stakeholders sehingga dapat mempengaruhi tindakan manajemen untuk melakukan pengungkapan CSR. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Media exposure berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility.

2. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility.

Ukuran perusahaan merupakan variabel yang sering digunakan untuk menjelaskan luas pengungkapan yang terdapat pada laporan tahunan perusahaan. Selain itu perusahaan besar merupakan emiten yang paling banyak disoroti, sehingga pengungkapan yang lebih besar akan mengurangi biaya politis sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan (Sembiring, 2005).

Menurut Cowen et al., (1987) perusahaan yang lebih besar dengan aktivitas operasi memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap masyarakat


(36)

dan lebih memperhatikan program sosial yang dibuat perusahaan. Perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung memiliki public demand yang lebih tinggi dibanding perusahaan yang berukuran lebih kecil. Alasan lain adalah perusahaan besar memiliki tingkat keagenan yang lebih besar sehingga semakin banyak pemegang saham yang terdapat pada perusahaan, maka semakin banyak pula informasi yang harus pengungkapan, hal ini dikarenakan tuntutan dari para pemegang saham dan para analis pasar modal (Gunawan, 2000).

Ale (2014) melakukan penelitian pada seluruh perusahan manufaktur yang terdapat di BEI dan berhasil menunjukan adanya hubungan positif antara ukuran perusahaan terhadap pengungkapan CSR. Penelitian tersebut didukung oleh Purnasiwi dan Sudarno (2011) yang juga berhasil menemukan hubungan positif antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan CSR. Akan tetapi tidak semua peneliti mendukung hubungan ukuran perusahaan dengan pengungkapan CSR. Penelitian yang tidak berhasil menunjukkan hubungan kedua variabel ini ditemukan oleh kurnianingsih (2013). Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut:

H2 : Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility.


(37)

3. Pengaruh Leverage terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility.

Rasio leverage digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang. Perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi memiliki kewajiban untuk melakukan pengungkapan yang lebih luas daripada perusahaan dengan rasio leverage yang rendah. Semakin luas pengungkapan, maka makin banyak informasi yang dapat diperoleh investor, hal ini dilakukan supaya investor dapat memperoleh keyakinan atas terjaminnya hak mereka sebagai kreditur (Anugerah, dkk., 2010).

Mia dan Al Mamun (2011) berpendapat bahwa perusahaan dengan

leverage tinggi akan mendorong perusahaan untuk melakukan pengungkapan

tanggung jawab sosial yang makin banyak. Dengan diberikan pengungkapan informasi seperti CSR diharapkan pihak-pihak seperti kreditor dan investor dapat melihat hal tersebut sebagai jaminan atas going concern perusahaan sehingga haknya sebagai kreditor dan investor tetap terjamin dan tidak memberikan tekanan yang lebih besar ke perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Purnasiwi dan sudarno (2011) menunjukkan hasil positif dan signifikan terhadap pengungkapan CSR. Penetian tersebut juga didukung oleh penelitian Yuliani (2014) yang berhasil menemukan hubungan antara leverage dengan pengungkapan CSR. Namun tidak semua penelitian berhasil menemukan hubungan leverage dengan


(38)

pengungkapan CSR. Penelitian yang tidak berhasil menunjukkan hubungan kedua variabel ini ditemukan oleh Sembiring (2003). Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut:

H3 : Leverage berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility.

4. Pengaruh Kepemilikan Institusional dengan pengungkapan Corporate Social Responsibility.

Teori Stakeholders menjelaskan bahwa pemangku kepentingan merupakan pihak yang berkepentingan pada perusahaan dan dapat mempengaruhi atau dapat dipengaruhi oleh aktivitas perusahaan. Kepemilikan institusional yang besar akan sangat berpengaruh terhadap keputusan manajemen yang akan diambil. Salah satu keputusannya adalah pengungkapan informasi CSR sebagai bentuk transparansi kepada

stakeholders. Hal ini dikarenakan kepemilikan institusional akan melakukan

pengawasan terhadap pihak manajemen. Menurut Rawi (2008) semakin tinggi tingkat kepemilikan institusional yang dimiliki oleh investor institusional maka akan menyebabkan tingkat monitor menjadi lebih efektif. Dengan demikian semakin tinggi tingkat kepemilikan institusional, maka pengungkapan CSR akan semakin luas.

Penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2006) berhasil menunjukan hubungan yang positif antara kepemilikan saham institusional dengan pengungkapan CSR. Penelitian tersebut didukung oleh Ale (2014) yang juga


(39)

berhasil menemukan hubungan positif antara kepemilikan institusional dengan Pengungkapan CSR Artinya, semakin besar kepemilikan institusional dalam perusahaan maka tekanan terhadap manajemen perusahaan untuk mengungkapkan CSR pun semakin besar. Berbeda dengan penelitian Rustiarni (2011) menemukan adanya hubungan negatif antara kepemilikan saham instiusional dengan pengungkapan CSR. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut:

H4 : Struktur Kepemilikan Institusional berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility.

5. Pengaruh Kepemilikan Asing dengan pengungkapan Corporate Social Responsibility.

Perusahaan dengan kepemilikan saham asing biasanya lebih sering menghadapi masalah asimetri informasi dikarenakan keterbatasan letak geografis dan bahasa. Oleh karena itu, perusahaan dengan kepemilikan saham asing yang besar akan mendorong manajemen untuk melaporkan atau mengungkapkan informasinya lebih besar dan lebih luas (Huafang dan Jianguo, 2007).

Menurut Puspitasari (2009) ada beberapa faktor yang menyebabkan kepemilikan saham asing mengungkapkan informasi lebih luas. Pertama, perusahaan asing terutama dari Eropa dan Amerika lebih dulu mengenal konsep praktik dan pengungkapan CSR dibandingkan dengan negara ini. Kedua, perusahaan asing mendapatkan pelatihan yang lebih baik dalam


(40)

bidang akuntansi. Ketiga, perusahaan tersebut mempunyai sistem informasi yang lebih efektif dan efisien sehingga dapat memenuhi kebutuhan informasi dari internal dan eksternal.

Pendapat tersebut didukung oleh penelitian Rustiarini (2011) yang berhasil menunjukkan adanya hubungan positif antara kepemilikan asing dengan pengungkapan CSR. Namun Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh Yuliani (2014) yang tidak menemukan adanya pengaruh kepemilikan asing terhadap pengungkapan CSR. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut:

H5: Struktur Kepemilikan Asing berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility.


(41)

C. Model Penelitian

Gambar 2.1 Model Penelitian

Dasar pijakan teori dari variabel-variabel yang dikaji pada penelitian ini dikelompokkan menjadi variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen pada penelitian ini adalah Pengungkapan CSR. Variabel dependennya pengungkapan CSR. Sedangkan variabel independennya media exposure, ukuran perusahaan, leverage, kepemilikan saham institusional dan kepemilikan saham asing.

MEDIA EXPOSURE

UKURAN PERUSAHAAN

LEVERAGE

KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL

KEPEMILIKAN ASING

H1 (+)

H2 (+)

H3 (+)

H4 (+)

H5 (+)

PENGUNGKAPAN CSR


(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Obyek dan Subyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2013-2015. Pemilihan perusahaan manufaktur disebabkan karena perusahaan manufaktur memiliki dampak yang cukup besar dalam masalah–masalah lingkungan, seperti polusi dan limbah yang dapat mengganggu masyarakat disekitar perusahaan tersebut berdiri.

Sedangkan subyeknya berupa Laporan Keuangan tahunan seluruh Perusahaan Manufaktur yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan adalah data tahun 2013-2015.

B. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling guna mendapatkan sampel yang sesuai dengan kriteria

yang telah ditentukan. Kriterianya adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan merupakan kelompok industri manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2013-2015.

2. Perusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangan tahunan dengan periode yang berakhir 31 Desember 2015.

3. Perusahaan mempunyai semua elemen yang dibutuhkan peneliti untuk mengukur dan mengolah data penelitiannya pada periode 2013-2015.


(43)

C. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang diambil dari laporan tahunan (annual report) tahun 2013-2015 di Indonesia. Data ini diperoleh dari publikasi yang dilakukan oleh Bursa Efek Indonesia melalui www.idx.co.id.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode dokumentasi. Metode dokumentasi sendiri merupakan proses pengumpulan data yang diperoleh dari media internet dan beberapa data yang telah dipublikasikan di www.idx.co.id.

E. Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Dependen

CSR merupakan komitmen usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk meningkatkan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya, komunitas lokal, dan komunitas luas (Anatan, 2013). Di Indonesia, ketentuan tentang pengungkapan CSR masih belum memiliki standar khusus, dengan demikian penelitian ini menggunakan standar yang sesuai dengan pedoman Global Reporting Initiatives (GRI) G.4 yang diperoleh dari website www.globalreporting.org, yang terdiri dari kategori ekonomi (9 indikator), lingkungan (34 indikator), praktek ketenagakerjaan dan kenyamanan bekerja (16 indikator), hak asasi manusia (12 indikator),


(44)

masyarakat (11 indikator), dan tanggung jawab atas produk (9 indikator). Skor dari setiap item pengungkapan dijumlahkan dan dibagi dengan total items pengungkapan yang diharapkan untuk setiap indikator sehingga diperoleh skor pengungkapan per indikator untuk setiap perusahaan.

Pendekatan untuk menghitungnya peneliti menggunakan variabel

dummy yaitu setiap item CSR dalam instrumen penelitian diberi nilai 1 jika diungkapkan dan diberi nilai 0 jika tidak diungkapkan (Hannifa, 2005). Selanjutnya skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan. Rumus perhitungan pengungkapan CSR adalah sebagai berikut :

CSRD = n/ 91

Dimana :

CSRD : Indeks pengungkapan CSR perusahaan N : jumlah item yang diungkapkan

91 : Jumlah item yang diharapkan 2. Variabel Independen

a. Media Exposure

Media merupakan alat bagi perusahaan untuk melakukan komunikasi dengan para stakeholders-nya, melalui media perusahaan dapat membagikan informasi mengenai kondisi perusahan tersebut. Konsisten dengan penelitian Nur (2012) untuk mengukur media

exposure peneliti menggunakan variabel dummy, yaitu dengan


(45)

CSR di website perusahaan dan 0 untuk perusahaan yang tidak mengungkapkan kegiatan CSR di website perusahaan.

b. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan skala yang digunakan untuk menetukan besar kecilnya suatu perusahaan. Konsisten dengan penelitian (Wijaya, 2012) pada penelitian ini ukuran perusahaan diproksikan dengan log natural total aset, tujuannya adalah untuk mengurangi perbedaan yang signifikan antara besar atau kecilnya perusahaan sehingga data dari total aset dapat terdistribusi normal. Rumus yang digunakan untuk mengukur ukuran perusahaan adalah sebagai berikut :

Ukuran Perusahaan = Log Natural (Total asset) c. Leverage

Leverage dapat diartikan sebagai tingkat ketergantungan

perusahaan terhadap utang yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasionalnya. Kosisten dengan penelitian (Kasmir, 2013), penelitian ini menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) untuk mengukur total kewajiban terhadap modal sendiri (shareholder

equity). Rumus tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut :

DER =

d. Kepemilikan saham Institusional

Kepemilikan saham institusional adalah kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti


(46)

perusahaan investasi, bank dan kepemilikan institusi lainnya (Tarjo, 2008). Konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2006), kepemilikan institusional diukur dengan menggunakan perbandingan antara jumlah kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak institusi dengan jumlah saham yang beredar. Rumus dapat digambarkan sebagai berikut :

Kepemilikan Institusional =

x 100%

e. Kepemilikan saham Asing

Kepemilikan saham asing adalah kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak asing. Konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2013) kepemilikan institusional diukur dengan menggunakan perbandingan antara jumlah kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak asing dengan jumlah saham yang beredar. Rumus dapat digambarkan sebagai berikut :

Kepemilikan Asing =

x 100%

F. Teknik Analisis Data 1. Uji Kualitas Instrumen

Pengujian kualitas instrumen dan data dilakukan sebelum pengujian hipotesis yang menggunakan analisis regresi berganda untuk data sekunder. Uji kuaitas instrumen dan data dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut:


(47)

a. Uji Statistik Deskriptif

Uji statistik deskriptif berfungsi untuk menunjukkan gambaran secara statistik data yang diteliti meliputi jumlah data,

mean, dan standar deviasi dari masing-masing variabel penelitian. Maksimum-minimum digunakan untuk melihat nilai minimum dan maksimum dari polpulasi. Mean digunakan untuk menilai besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Standar deviasi digunakan untuk menilai dispersi rata-rata dari sampel. Pengukuran deskriptif menggunakan SPSS.

b. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel-variabel yang diteliti berdistribusi normal. Data yang terdistribusi normal akan memperkecil kemungkinan terjadinya bias (Ghozali, 2011). Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas data menggunakan one sample kolmogorov-smirnov test. Adapun dasar pengambilan keputusan uji one sample kolmogorov-smirnov test adalah:

1) Jika nlai Asymp. Sig (2-tailed) lebih kecil dari 0,05, maka diartikan bahwa data residual tidak berdistribusi normal.

2) Jika nlai Asymp. Sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05, maka diartikan bahwa data residual berdistribusi normal.


(48)

c. Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah di dalam suatu model regresi linear terdapat korelasi antara residual pada periode t (saat ini) dengan residual periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi yaitu dengan menggunakan Uji Durbin-Watson. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Apabila nilai dW lebih besar dari batas atas (dU) dan kurang dari 4-dL maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokolerasi (Ghozali, 2011).

d. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen, maka uji jenis ini hanya diperuntukan untuk penelitian yang memiliki variabel independen lebih dari satu (Ghozali, 2011). Multikolinearitas dapat dilihat dengan menganalisis nilai VIF

(Variance Inflation Factor). Suatu model regresi menunjukkan

adanya multikolinearitas jika: 1) Nilai Tolerance < 0,10, atau 2) Nilai VIF > 10.


(49)

e. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance

dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Alat uji statistik yang digunakan untuk mendekteksi heteroskedastisitas adalah menggunakan uji Glejser. Uji Glejser

mengusulkan untuk meregres nilai absolud residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen signifkan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011).

2. Uji Hipotesis dan Analisis Data

Penelitian ini menggunakan regresi linear berganda untuk menjelaskan hubungan beberapa variabel yang diteliti. Metode regresi linear berganda, yaitu metode yang mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih serta menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dan variabel independen. Persamaan regresi linear berganda dapat dirumuskan sebagai berikut:


(50)

Dimana :

α : Konstanta

CSRD : Corporate Social Responsibility Disclosure

ME : Media Exposure

UP : Ukuran Perusahaan LEV : Leverage

KI : Kepemilikan Institusional KA : Kepemilikan Asing b1,b2,b3,b4 : koefisien regresi

e : Standard error

a. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)

Uji ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi antara 0 dan 1. Nilai koefisien determinasi yang kecil mengindikasikan terbatasnya kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi yang semakin mendekati angka 1 menandakan bahwa kemapuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen semakin jelas (Ghozali, 2011).

b. Uji Signifikansi Stimultan (Uji F)

Pengujian ini dilakukan untuk menggambarkan apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Apabila tingkat probabilitasnya lebih kecil dari


(51)

0,05 maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen secara bersama – sama berpengaruh terhadap dependen. Namun, apabila tingkat probailitasnya lebih besar dari 0,05 maka semua variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006).

c. Uji Parsial (Uji t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011). Pengujian dilakukan dengan menggunakan significant level 0,05 atau a=5%. Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Penerimaan hipotesis adalah bila nilai signifikansi t < 0.05 maka Ha diterima, berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen yang lain.


(52)

(53)

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menjelaskan gambaran hasil penelitian beserta hipotesis dengan pembahasan pada bagian akhir. Hasil penelitian dan pembahasan ditampilkan secara sendiri-sendiri. Penelitian ini menggunakan alat bantu yakni perangkat lunak SPSS versi 15.0.

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan sampel seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tahun penelitian mencakup data pada tahun 2013-2105, hal ini dimaksudkan agar lebih mencerminkan kondisi saat ini.. Berdasarkan metode purposive sampling yang telah ditetapkan pada bab III, maka diperoleh sebanyak 117 sampel yang memenuhi kriteria. Adapun prosedur pemilihan sampel adalah sebagai berikut

Tabel 4.1

Prosedur Pemilihan Sampel

No Kriteria sampel Jumlah

1 Perusahaan manufaktur yang masuk dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2015

424 2 Perusahaan yang tidak mempunyai Kepemilikan

Asing tahun 2013-2015

(265) 3 Perusahaan yang tidak mempunyai Kepemilikan

Institusional tahun 2013-2015

(42)

4 TOTAL SAMPEL (selama 2013-2015) 117

5 Data Outlier (42)

6 Jumlah data sampel yang diolah 75


(54)

B. Uji Kualitas Data

1. Analisis Statik Deskriptif

Statistik deskriptif pada penelitian ini menyajikan jumlah data, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean) dan simpangan baku (standar deviation) dari variabel independen dan variabel dependen. Hasil statistik deskriptif ditunjukkan dalam Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

Y 75 ,16 ,40 ,2738 ,06692

ME 75 ,00 1,00 ,6133 ,49027

UP 75 1.006 288.314 144.660 475.178

LEV 75 ,10 2,95 ,9635 ,66612

INST 75 ,05 ,77 ,3115 ,21169

ASING 75 ,07 ,78 ,4260 ,17370

Valid N

(listwise) 75

Sumber : Output SPSS 15.0

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pengamatan dalam penelitian ini sebanyak 75 sampel perusahaan, adapun hasil statistik deskriptif adalah sebagai berikut: Variabel pengungkapan CSR (Y) memiliki nilai minimum sebesar 16%; nilai maksimum sebesar 40%; nilai rata-rata (mean) sebesar 27,38% dan simpangan baku (standar deviation) sebesar 66,92 %. Variabel Media Exposure (ME) dimana perusahaan yang melakukan pengungkapan CSR melalui media web adalah sebesar 65%; sedangkan sisanya sebesar 35% belum melakukan pengungkapan CSR melalui media web. Variabel Ukuran Perusahaan (UP) yang diukur dengan


(55)

menggunakan total aset perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 1.006 milyar rupiah; nilai maksimum sebesar 288.314 milyar rupiah; nilai rata-rata (mean) sebesar 144.660 milyar rupiah; dan simpangan baku (standar

deviation) sebesar 475.178 milyar rupiah. Variabel Leverage (LEV)

memiliki nilai minimum sebesar 10%; nilai Maksimum sebesar 295% nilai rata-rata (mean) sebesar 96,35; dan simpangan baku (standar deviation) sebesar 66,61%. Variabel Kepemilikan Institusi (INST) memiliki nilai minimum sebesar 5% ; nilai maksimum sebesar 77% nilai rata-rata (mean) sebesar 31,15%; dan simpangan baku (standar deviation) sebesar 21,17%. Variabel Kepemilikan Asing (ASING) memiliki nilai minimum sebesar 7%; nilai maksimum sebesar 78%; nilai rata-rata (mean) sebesar 42,6%; dan simpangan baku (standar deviation) sebesar 17,37%.


(56)

2. Analisis Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data dalam regresi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah One-Sample Kolmogorov Smirnov Test. Hasil uji normalitas dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 4.3

Tabel 4.3 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardi zed Residual

N 75

Normal

Parameters(a,b)

Mean ,0000000

Std. Deviation ,04970852 Most Extreme

Differences

Absolute ,075

Positive ,075

Negative -,062

Kolmogorov-Smirnov Z ,654

Asymp. Sig. (2-tailed) ,787

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Sumber : Output SPSS 15.0

Berdasarkan Tabel 4.3 didapatkan hasil bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,787 > (0,05). Jadi, dapat disimpulkan data sampel pada penelitian berdistribusi normal.


(57)

b. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah antara variabel pengganggu masing-masing variabel saling mempengaruhi dalam model regresi. Uji autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan DW (Durbin-Watson). Hasil uji autokorelasi dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Uji Autokorelasi Durbin-Watson

Model Summaryb Model Durbin-Watson

1 1,816

a Predictors: (Constant), LagME, LagUP, LagLEV, LagINST, LagASING

b Dependent Variable: LagY Sumber : Output SPSS 15.0

Berdasarkan Tabel 4.4 didapatkan hasil bahwa nilai DW sebesar 1,816. Nilai DW berada diantara nilai dU 1,7698 dan (4-dL) 2, 5134 yang menunjukkan tidak adanya autokorelasi. Jadi, dapat disimpulkan data sampel pada penelitian tidak terjadi autokolerasi.


(58)

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel independen dalam model regresi. Uji multikolinearitas dalam penelitian dapat dilihat dari nilai Tolerance atau

Variance Inflation Factor (VIF). Hasil uji multikolinearitas dalam

penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Uji Multikolinearitas

Coefficientsa Model

Collinearity Statistics

B Std. Error

1 (Constant)

ME ,952 1,051

UP ,931 1,074

LEV ,961 1,041

INST ,721 1,386

ASING ,710 1,409

a Dependent Variable: Y Sumber : Output SPSS 15.0

Berdasarkan Tabel 4.5 didapatkan hasil bahwa VIF masing-masing variabel ≤ 10. Dimana Leverage (LEV) sebesar 1,041; Kepemilikan Asing (ASING) 1,409; Kepemilikan Institusional (INST) sebesar 1,386; Media

Exposure (ME) 1,051; Ukuran Perusahaan (UP) sebesar 1,074. Jadi, dapat


(59)

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain dalam model regresi. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Glejser. Hasil uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6

Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa

Model Sig.

VIF

1 (Constant) ,150

ME ,443

UP ,605

LEV ,679

INST ,288

ASING ,111

a Dependent Variable: Abs_Res Sumber : Output SPSS 15.0

Berdasarkan Tabel 4.6 didapatkan hasil bahwa nilai signifikansi dari masing-masing variabel independen pada penelitian ini lebih besar dari (0,05). Dimana Leverage (LEV) sebesar 0,679; Kepemilikan Asing (ASING) sebesar 0,111; Kepemilikan Institusional (INST) sebesar 0,288; Media Exposure (ME) 0,443; Ukuran Perusahaan (UP) 0,605 Jadi, dapat disimpulkan data sampel pada penelitian tidak terjadi heteroskedastisitas.


(60)

C. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis)

1. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Uji koefisien determinasi bertujuan untuk menguji kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi perubahan variabel dependen. Hasil uji koefisien determinasi dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7

Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,669a ,448 ,408 ,5148

a Predictors: (Constant), ASING, UP, LEV, ME, INST b Dependent Variable: Y

Sumber : Output SPSS 15.0

Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan hasil bahwa besarnya koefisien determinasi (Adjusted R2) adalah 0,408 atau 40,8%, hal ini menunjukkan bahwa 40,8% dipengaruhi oleh Media Exposure (ME), Ukuran Perusahaan (UP), Leverage (LEV), Kepemilikan Institusional (INST), dan Kepemilikan Asing (ASING). Sedangkan sisanya 59,2% (100% - 40,8%) dipengaruhi oleh variabel lain diluar model penelitian.


(61)

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji signifikan simultan (Uji F) bertujuan untuk menguji apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel dependen dalam model penelitian. Hasil uji signifikan simultan (Uji F) ditunjukkan pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8

Uji Signifikan Simultan (Uji F) ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression ,149 5 ,030 11,210 ,000(a)

Residual ,183 69 ,003

Total ,331 74

a Predictors: (Constant), ASING, UP, LEV, ME, INST b Dependent Variable: Y

Sumber : Output SPSS 15.0

Berdasarkan Tabel 4.8 didapatkan hasil bahwa nilai F sebesar 11,504 dengan nilai signifikan sebesar 0,000 (0,05). Jadi, variabel independen (Media Exposure, Ukuran Perusahaan, Leverage, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Asing berpengaruh simultan atau bersama-sama terhadap variabel dependen (Pengungkapan Corporate Social Responsibility)


(62)

3. Uji Parsial (Uji t)

Uji parsial (Uji t) bertujuan untuk menguji apakah variabel independen mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel dependen dalam model penelitian. Hasil uji parsial (Uji t) dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9 Uji Parsial (Uji t)

Coefficientsa Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B

Std.

Error Beta

Toleranc

e VIF

1 (Constant) ,266 ,102 2,617 ,011

ME ,035 ,013 ,256 2,797 ,007

UP -,001 ,004 -,016 -,168 ,867

LEV -,056 ,009 -,562 -6,161 ,000

INST ,007 ,033 ,023 ,217 ,829

ASING ,129 ,041 ,335 3,153 ,002

a. Dependent Variable: Y Sumber: Output SPSS 15.0

Berdasarkan pengujian pada Tabel 4.9 dapat dirumuskan model regresi sebagai berikut:

Y = 0,266 + 0,035ME– 0,001UP - 0,56LEV + 0,007INST + 0,129ASING a. Pengujian Hipotesis Pertama (H1)

Hasil uji parsial Tabel 4.9 menunjukkan variabel media exposure (ME) mempunyai nilai sig 0.007 < 0.05 dan nilai koefisien regresi 2,797 yang berarti variabel media exposure berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate


(63)

menyatakan bahwa media exposure berpengaruh positif terhadap pengungkapan

Corporate social responsibility dinyatakan diterima.

b. Pengujian Hipotesis Kedua (H2)

Hasil uji parsial menunjukan variabel Ukuran perusahaan (UP) mempunyai nilai sig 0.867 > 0.05 dan nilai koefisien regresi -0.168 yang berarti variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan

Corporate social responsibility. Dengan demikian hipotesis kedua (H2) yang

menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate social responsibility dinyatakan ditolak.

c. Pengujian Hipotesis Ketiga (H3)

Hasil uji parsial menunjukan variabel leverage (LEV) mempunyai nilai sig 0.000 < 0.05 dan nilai koefisien regresi -6.161 yang berarti variabel

leverage berpengaruh negatif terhadap pengungkapan Corporate social

responsibility. Dengan demikian hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan bahwa

leverage berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate social

responsibility dinyatakan ditolak.

d. Pengujian Hipotesis Keempat (H4)

Hasil uji parsial menunjukan variabel Kepemilikan Instusional (INST) mempunyai nilai sig 0.829 > 0.05 dan nilai koefisien regresi 0,217 yang berarti variabel kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap pengungkapan


(64)

menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate social responsibility dinyatakan ditolak.

e. Pengujian Hipotesis Kelima (H5)

Hasil uji parsial menunjukan variabel Kepemilikan Asing (ASING) mempunyai nilai sig 0.002 < 0.05 dan nilai koefisien regresi 3,153 yang berarti variabel kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap pengungkapan

Corporate social responsibility. Dengan demikian hipotesis kelima (H5) yang menyatakan bahwa kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate social responsibility dinyatakan diterima.

TABEL 4.10

RINGKASAN SELURUH HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS

Kode Hipotesis Hasil

H1 Media exposure berpengaruh positif terhadap

pengungkapan Corporate social responsibility

Diterima H2 Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap

pengungkapan Corporate social responsibility

Ditolak

H3 Leverage berpengaruh positif terhadap

pengungkapan Corporate social responsibility

Ditolak H4 Kepemilikan institusional berpengaruh positif

terhadap pengungkapan Corporate social responsibility

Ditolak H5 Kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap

pengungkapan Corporate social responsibility


(65)

D. Pembahasan (Intrepretasi)

a. Hubungan media exposure terhadap pengungkapan Corporate social responsibility.

Media mempunyai peran untuk mendorong manajemen dalam melakukan pengungkapan CSR untuk mendapat kepercayaan serta legitimasi dari masyarakat atau komunitas sosialnya melalui kegiatan CSR. Pengkomunikasian CSR melalui bebagai media akan meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat. Oleh karena itu, perusahaan harus mempunyai kapasitas untuk berkomunikasi dan memenuhi kebutuhan pemangku kepentingannya (stakeholders) secara efektif. Hal ini sangat penting untuk membuat nilai tambah bagi perusahaan dimana perusahaan tidak hanya berpusat pada pencapaian laba secara optimal, tetapi juga sebagai perusahaan yang mengutamakan kepentingan stakeholders..

Hasil uji parsial menunjukan bahwa media exposure berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR yang berarti hasil penelitian menerima hipotesis pertama (H1). Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kristi (2012) dan Melati (2014) bahwa media exposure berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Namun penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fahmi (2015).

Hal itu menadakan bahwa pengungkapan informasi melalui media perusahaan/website mendapatkan respon yang positif dari para stakeholders


(1)

44

Daniri,لA.,ل2010,ل“Akuntabilitas,لKebutuhan, Pelaporan dan Pengungkapan CSR Bagi PerusahaanلdiلIndonesia”,لAkuntan Indonesia, 12.

Darwin, A., 2004, Penerapan Sustainability Reporting di Indonesia. Konvensi Nasional Akuntansi V, Program Profesi Lanjutan. Yogyakarta, 13-15 Desember.

Deegan, C., 2004, Financial Accounting Theory. Australia: Mcgraw-Hill.

Effendi, M. A, 2009, The Power of Good Corporate Governance: Teori dan Implementasi, Jakarta: Salemba Empat.

Fahmi, Faisal Nur, 2015,ل“Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris, Profitabilitas, Media Exposure Dan Umur Perusahaan Pengungkapan Corporate Social Responsibility”,لSkripsi, Universitas Negeri Semarang.

Fauzi,ل H.,ل 2006,ل “Corporateل Socialل andل Environmentل Perfomance:ل Aل Comparativeل Study Between Indonesian Companies and Multinational Companies (MNCs) OperatingلInلIndonesia”,لJurnalلAkuntansiلdanلBisnis,لVol.6,لNo.1,لFebruariل 2006, hal 87-100.

Ghozali, Imam dan A. Chariri, 2007, Teori Akuntansi, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Ghozali, Imam, 2006. Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Ke 4, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Ghozali, Imam, 2011, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS19, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gunawan,ل Y.,ل 2000,ل “Analisisل Pengungkapanل Informasiل Laporan Tahunan pada Perusahaanل yangل Terdaftarل diل Bursaل Efekل Jakarta”,ل Simposium Nasional Akuntansi III, hal. 78-98.


(2)

45

Haniffa,ل R.M.,ل danل T.E.ل Cooke,ل 2005,ل “Theل Impactل ofل Cultureل andل Governance on CorporateلSocialلReporting”,لJournal of Accounting and Public Policy24, pp. 391- 430.

Hilmi,ل Utariل danل Syaifulل Ali.ل 2008.ل ”Analisisل Faktor-Faktor Yang Memepengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan-perusahaanل yangل Terdaftarل diل BEJ)”.ل Simposiumل Nasionalل Akuntansi XI Ikatan Akuntan Indonesia.

Huafang,ل Xiaoل danل Jianguo,ل Yuan,ل 2007,ل “Ownershipل Structure,ل Boardل Compositionل and Corporate Voluntary Disclosure: Evidence from Listed Companies in China”,لManagerial Auditing Journal, Vol. 22 No. 6.

Indrawati,ل N.,ل 2009,ل “Pengungkapanل Corporateل Socialل Responsibilityل (CSR)ل dalamل Annual Report serta Pengaruh Political Visibility dan Economic Performance”,لPekbis Jurnal, 1, Maret, 1-11.

Kasmir, 2013, Analisis Laporan Keuangan, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada.

Kristi,ل Agathaل Aprinda,ل 2012,ل “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporateل Socialل Responsibilityل Padaل Perusahaanل Publikل Diل Indonesia,”ل Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis,Vol 1, No 1, 2012. Kurnianingsih,ل Heniل Triastuti,ل 2013,ل “Pengaruhل Profitabilitasل Danل Sizeل Perusahaanل

Terhadapل Corporateل socialل responsibility”, Jurnal Riset Akuntansi & Bisnis, Vol 13, No 1.

Machmud, N., & Djakman, C. D. (2008). Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) pada Laporan Tahunan Perusahaan: Studi Empiris pada Perusahaan Publik yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006. Paper presented at the Simposium Nasional Akuntansi XI.

Melati,ل Putri,ل 2014,ل “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Studi Empiris pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia Yang Terdaftar Di BEI Periode 2010-2012”,لJurnal Akuntansi, Riau, Universitas Maritim Raja Ali Haji.


(3)

46

Mia, Parvez dan Al-Mamun,ل Abdullah,ل 2011,ل “Corporateل Socialل Disclosureل Duringل Theل Globalل Financialل Crisis”,ل International Journal of Economics and Finance, Vol. 3, No. 6, November 2011.

Mursalim, 2007,ل “Simultanitasل Aktivismeل institusional,ل Strukturل Kepemilikan,ل Kebijakanل Dividenل danل Utangل dalamل Mengurangiل Konflikل Keagenan”,ل Simposium Nasional Akuntansi X, Makasar 2007.

Nur,ل Marzully,ل 2012,ل “Analisisل Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan corporate Social Responsibility di Indonesia (Studi Empiris pada Perusahaan Berkategoriل Highل Profileل Yangل Listingل Diل Bursaل Efekل Indonesia)”,ل Jurnalل Nominal, Volume I, Nomor I, Tahun 2012, Yogyakarta.

Nurkhin,ل A.,ل 2009,ل “Corporateل Governanceل danل Profitabilitas; Pengaruhnya terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ( Studi Empiris pada PerusahaanلyangلTercatatلdiلBursaلEfekلIndonesia)”,لUniversitasلDiponegoro,ل Semarang.

Purnasiwiل danل Sudarnoل 2011,ل “Analisisل Pengaruhل Size,ل Profitabilitas,ل Leverageل terhadap Pengungkapan CSR Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”,لFakultasلEkonomiلUniversitasلDiponegoro,لSemarang.

Puspitasari,لAprianiلDaning,ل2009,ل“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada Laporan Tahunan Perusahaan di Indonesia”,لTesis, Universitas Diponogoro Semarang.

Ramadhan,ل Fauzan,ل 2010.ل “Pengaruhل Strukturل Kepemilikanل danل Karakteristikل Perusahaan Terhadap Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Laporan Tahunan Studi Empiris : Pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006- 2009”,لSkripsiلTidakلDipublikasikan.ل Universitas Diponegoro.

Ratnasari,ل Yunita,ل 2011,ل “Pengaruhل Corporate Governance Terhadap Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di dalam Sustainability Report”,لSkripsi, Semarang, Universitas Diponegoro.


(4)

47

Rawi,ل 2008,ل “Pengaruhل Kepemilikanل Manajemen,ل Institusiل danل Leverage terhadap Corporate Social Responsibilitypada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BursaلEfekلIndonesia”,لTesis Magister Akuntansi, Universitas Diponegoro. Reverte,ل C.,ل 2009,ل “Determinantsل ofل Corporateل Socialل Responsibilityل Disclosureل

RatingsلbyلSpanishلListedلFirms”,لJournal of Business Ethics, 88, 351-366. Riswari,لArdanaلDyah,ل2012,ل“PengaruhلCorporateلSocialلResponsibilityلtehadapلNilaiل

Perusahaanل denganل Corporateل Governanceل sebagaiل Variabelل Moderating”,ل Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Rustiarni, N. W, 2011, Pengaruh Struktur Kepemilkan Saham pada Pengungkapan Corporate Social Responsibility. Jurusan Akuntansi, Vol.6, No.1, Januari 2011. Sembiring,لE.لR.,ل2003,ل“KinerjaلKeuangan,لPoliticalلVisibility,لKetergantunganلpadaل Hutang, dan Pengungkapan Tanggung Jawab SosialلPerusahaan”,لSimposium Nasional Akuntansi VI.

Sembiring,ل Eddyل Rismanda,ل 2005,ل “Karakteristikل Perusahaanل danل Pengungkapanل Tanggung Jawab Sosial : Study Empiris pada Perusahaan yang tercatat di BursaلEfekلJakarta”,لSimposiumلNasionalلAkuntansiل8.

Shien, et.al, 2006 Financial Accounting Theory 3th editon. Pearson Prentice Hall. Suchman,ل Mark,ل C.,ل 1995.ل “Managingل Legitimacy:ل Strategiesل andل Institutionalل

Approach,لAcademyلofلManagementلReview”,ل20ل(3).ل571-610.

Suharto, 2010, Limbah Kimia Dalam Pencemaran Air dan Udara, Andi, Yogyakarta. Suryono,ل Hariل danل Andriل Prastiwi.ل 2011.ل “Pengaruhل Karakteristikل Perusahaanل danل

CorporateلGovernnceلTerhadapلPraktikلPengungkapanلSustainabilityلReport”.ل Dalam Simposium Nasional Akuntansi XIV.Banda Aceh, 21-22 Juli 2011. Susanto, Priyatna Bagus & Imam Subekti. 2013. Pengaruh Corporate Social

Responsibility Dan Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan (Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Penelitian Universitas Brawijaya


(5)

48

Wahyudi, U., & Pawestri, H. P. 2006. Implikasi Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan: Dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabe Intervening. Simposium Nasional Akuntansi IX.

Wijaya,ل M.,ل 2012,ل “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”,لJurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, Vol 1, No.1, 2012.

Yuliani,لNurbaity,لل2014,ل “PengaruhلStrukturلKepemilikanلSahamلDanل Karakteristikل Perusahaan Terhadap Pengungkapan Corporate Socia Responsibility Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2011-2013”,لJurnal Akuntansi. Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Al-Qura’anلSuratلAl-Baqarah ayat 177

https://www.globalreporting.org/standards/g4/Pages/default.aspx diunduh pada 20 April 2016 pukul 15.30 WIB

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 ayat 3 tentang Perseroan Terbatas Undang-undang No. 25 Tahun 2007 pada pasal 1 ayat 6


(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

1 58 93

Pengaruh Corporate Social Responsibility, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2014

0 19 112

Pengaruh Tingkat Leverage, Ukuran Dewan Komisaris, dan Struktur Kepemilikan Saham Perusahaan terhadap CSR Disclosure. (Studi Empiris Pada Perusahaan Sub Sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)

0 7 142

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI 2013-2015)

5 27 93

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN UKURAN DEWAN KOMISARIS TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 3 19

PENGARUH KEPEMILIKAN SAHAM, KINERJA KEUANGAN, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN PENGARUH KEPEMILIKAN SAHAM, KINERJA KEUANGAN, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur

0 2 17

PENDAHULUAN PENGARUH KEPEMILIKAN SAHAM, KINERJA KEUANGAN, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar (listing) di BEI tahun 2012-2014).

0 2 9

TINJAUAN PUSTAKA PENGARUH KEPEMILIKAN SAHAM, KINERJA KEUANGAN, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar (listing) di BEI tahun 2012-2014).

1 18 17

Pengaruh struktur kepemilikan saham dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility : studi empiris perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2010.

0 2 97

Pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage terhadap pengungkapan corporate social responsibility (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI) - UWKS - Library

0 0 15