Pengaruh struktur kepemilikan saham dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility : studi empiris perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2010.
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Yohanes Fredi Wijaya NIM : 082114092
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(2)
i
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Yohanes Fredi Wijaya NIM : 082114092
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(3)
(4)
.
SKRIPSIPENGART]H STRIIKTUR KEPEMILIKAI\I SAIIAM DAI{ []KT]RAN
PERUSAIIAAI{ TERIIADAP PENGT]NGKAPAI\I CORPORATE S
(rcAL
RESPONSIBILITY
(Studi Empiris Perusehaan Manufaktur ytng Terdaftar diBursa Efek Indonesie Tahun 200&2010)
Ketua Selretaris Anggota ,dnggota
Anggota Firma Sulistiyowdi, S.E., M.Si.,
Akt,
QIA.Yogyakarta, 30 Agustus 201 3
Fakultas Ekonomi
niversitas Sanata Dharrra
m
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
(5)
iv
“Apapun yang kita mohon dari Tuhan biarlah kita juga berusaha
untuk mencapainya”
~Jeremy Taylor~
“SERAHKANLAH KUATIRMU KEPADA TUHAN, MAKA IA
AKAN MEMELIHARA ENGKAU”
~Mazmur 55.23~
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Bapak dan Ibu tercinta Kakak-kakakku tercinta Kekasihku tercinta Semua teman yang mendukung dan menyemangati Keluarga besar Universitas Sanata Dharma
(6)
FAKULTAS EKONOMI
JI]RUSAAI AKUNTAIISI _ PROGRAM STUDI AKT]NTANSI
PERNYATAAI{ KEASLIAN KARYA TT]LIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan- bahwa Skripsi dengan judul: PENGARUH
STRT]KTUR KEPEMILIKAN SAHAM DA}t I]KT]RAN PERUSAHAAII TERIIADAP PENGTJNGKAPAN CORPORATE S OCIAL RESPONS
I
BILITY
(Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2008-2010)
dan dimajukan untuk diuji pada tmggal26 Agustus 2013 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin" atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak
terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya sa}n, tiru, alau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri
ini.
Bila kemudian terbulti bahwa saya temyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, b€rarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.Yogyakarta,
5
Agustus 2013Yang membuat pernyataan,
(7)
PUBLIKASI KARYA
ILMIAII
T]NTT]K KEPENTINGAN AKADEMISYang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dhanna: Nama: Yohanes Fredi Wrjaya
NIM:
082114092Demi
ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilniah saya yang berjudul:Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham dan Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibiltry (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Brnsa Efek Indonesia Tahun 2008-20101
Dengan demikian saya memberikan kepada Perusahaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pengkalan dat4 mendisfibusikan secara terbatas, dan tidak mempublikasikannva
di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis perlu meminaa izin dari penulis.Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat drYogyakarfa
Pada tanggal
5
Agustus 2013 Yangprenyatakan"frlr,'tp
w,{
Yohanes Fredi Wijaya
I
(8)
vii
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Bunda Maria atas
limpahan berkat dan rahmat-Nya, yang tiada henti sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
Skripsi dengan judul “Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham dan Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility” ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, Program Studi Akuntansi, Jurusan Akuntansi,
Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak mungkin
dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu setia menerangi dengan kasih-Nya
yang melimpah selama penulisan skripsi ini.
2. Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyatamtama, S.J. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma
yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian
kepada penulis.
3. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar
dan teliti membimbing dan memberi masukan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Nicko Kornelius Putra S.E yang membantu memberikan referensi-referensi yang
sangat berguna pada saat penulis mengerjakan skripsi.
5. Dosen-dosen dan seluruh staf karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
(9)
viii mendidikku, dan membesarkanku.
7. Bapak Euqenius Wuryanto, Rosalia Runtas Puspito Sari Eko P., Silvester Estalia
Merici Putri, Mas Agus, Ko Henry, Vicky, Wenzel tercinta yang selalu memberikan
dukungan dan semangat tanpa mengenal lelah.
8. Maria Melisa Kristina Lay Da Silba tercinta yang selalu memberikan dukungan
dalam segala situasi dan kondisi yang dihadapi penulis.
9. Agri, Bambung, Pincuk, Bogel, Ova, Bayu, Kristo, Adrian dan semua rekan-rekan
yang membantu penulis dalam berdiskusi bersama mengenai materi dan hiburannya.
Terima kasih atas doa dan dukungannya.
10.Thunder Biru oyeeee yang selalu mengantarkanku kemanapun selama menempuh
pendidikan.
11.Teman-teman mahasiswa Akuntansi angkatan 2008 terutama teman-teman kelas MPT
yang selalu bersama dalam menghadapi masalah.
12.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Yogyakarta, 5 Agustus 2013
(10)
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiii
ABSTRAK ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Sistematika Penulisan ... 6
BAB II LANDASAN TEORI ... 8
A. Teori Stakeholder ... 8
B. Teori Legitimacy ... 9
(11)
x
D. Corporate Social Responsibility dan Pengungkapan
Corporate Social Responsibility ... 11
1. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) ... 11
2. Prinsip-prinsip CSR ... 13
3. Manfaat CSR ... 14
4. Pengungkapan CSR ... 15
E. Struktur Kepemilikan Saham ... 16
1. Kepemilikan Institusional ... 16
2. Kepemilikan Asing... 18
F. Ukuran Perusahaan ... 20
G. Penelitian Terdahulu... 20
H. Kerangka Pemikiran ... 26
I. Hipotesis Penelitian ... 26
BAB III METODE PENELITIAN ... 27
A.Definisi Operasional Variabel ... 27
1. Variabel Dependen (Y) ... 27
2. Variabel Independen (X) ... 28
a. Kepemilikan Institusional ... 28
b. Kepemilikan Asing ... 28
c. Ukuran Perusahaan ... 29
B. Populasi dan Sampel ... 29
1. Populasi Penelitian ... 29
(12)
xi
C. Jenis Data ... 30
D. Teknik Pengumpulan Data ... 30
E. Metode Analisis Data... 30
1. Statistik Deskriptif ... 31
2. Uji Normalitas ... 31
3. Uji Asumsi Klasik ... 31
a. Uji Multikolinieritas ... 31
b. Uji Heteroskesdasitas ... 32
c. Uji Autokorelasi ... 32
4. Pengujian Hipotesis ... 33
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 35
A. Deskripsi Sampel ... 35
B. Analisis Data... 36
1. Statistik Deskriptif ... 36
a. Tema Lingkungan ... 37
b. Tema Kesehatan dan Keselamatan Tenaga Kerja ... 38
c. Tema Lain-lain Tentang Tenaga Kerja ... 41
d. Tema Energi ... 44
e. Tema Mutu Produk ... 46
f. Tema Keterlibatan Dalam Masyarakat ... 47
g. Hal-hal Umum ... 50
2. Uji Normalitas ... 51
(13)
xii
a. Uji Multikolinieritas ... 53
b. Uji Heteroskesdasitas ... 54
c. Uji Autokorelasi ... 55
4. Pengujian Hipotesis ... 56
C. Pembahasan ... 59
1. Pengaruh Kepemilikan Saham Institusi terhadap Pengungkapan CSR ... 59
2. Pengaruh Kepemilikan Saham Asing terhadap Pengungkapan CSR ... 60
3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan CSR ... 62
BAB V PENUTUP ... 65
A. Kesimpulan ... 65
B. Keterbatasan Penelitian ... 66
C. Saran ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 68
(14)
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data Sampel Penelitian Perusahaan Manufaktur ... 36
Tabel 2. Sampel Penelitian ... 37
Tabel 3. Persentase Item Pengungkapan CSR Tema Lingkungan ... 38
Tabel 4. Persentase Item Pengungkapan CSR Tema Kesehatan dan Keselamatan Tenaga Kerja ... 40
Tabel 5. Persentase Item Pengungkapan CSR Tema Lain-lain Tentang Tenaga Kerja ... 43
Tabel 6. Persentase Item Pengungkapan CSR Tema Energi ... 46
Tabel 7. Persentase Item Pengungkapan CSR Tema Mutu Produk ... 47
Tabel 8. Persentase Item Pengungkapan CSR Tema Keterlibatan Perusahaan Dalam Masyarakat ... 49
Tabel 9. Persentase Item Pengungkapan CSR Tema Hal-hal Umum ... 50
Tabel 10. Mean Variabel-variabel Penelitian ... 51
Tabel 11. Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ... 52
Tabel 12. Hasil Uji Normalitas P-Plot ... 53
Tabel 13. Nilai Tolerance dan VIF ... 54
Tabel 14. Hasil Uji Heteroskesdasitas ... 55
Tabel 15. Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson ... 56
Tabel 16. Hasil Uji Linier Berganda ... 57
Tabel 17. Hasil Uji F ... 57
(15)
xiv ABSTRAK
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY
Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010
Yohanes Fredi Wijaya NIM : 082114092 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan saham dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). Kepemilikan saham yang dimaksud adalah kepemilikan saham institusional dan kepemilikan saham asing. Ukuran perusahaan dinilai dengan total asset. Pengungkapan CSR dinilai dengan menggunakan cheklist Hackston dan Milne (1996).
Populasi pada penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2010. Sampel dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Terdapat 94 tahun perusahaan sebagai sampel dari 53 perusahaan manufaktur. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi berganda.
Hasil dari penelitian ini adalah kepemilikan asing dan ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan CSR. However, the institusional ownership did not influence the CSR disclosure.
(16)
ABSTRACT
THE INFLUENCES OF SHAREHOLDING STRUCTURE AND COMPANY SIZE TO CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY An Empirical Study at Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock
Exchange during the years of 2008-2010
Yohanes Fredi Wijaya NIM: 082114092 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2013
This research was aimed to find out the influence of stock ownership and company size to Corporate Social Responsibility (CSR) disclosure. The stock ownership referred to institutional stock ownership and foreign stock ownership. The firm size was measured by total asset. The CSR disclosure was measured by Hackston and Milne checklist (1996).
The population of this research was manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange during the years 2008-2010. Sample was selected by purposive sampling technique. They were consisted of 94 firm year from 53 manufacturing companies. The data analysis technique was multiple regression analysis.
The results showed that foreign ownership and company size significantly influenced the CSR disclosure. However, the institutional ownership did not influence the CSR disclosure.
(17)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tanggungjawab sosial perusahaan atau yang lebih populer disebut dengan
corporate social responsibility (CSR) kini semakin marak diterapkan perusahaan di
berbagai belahan dunia. Perusahaan yang pada awalnya hanya berorientasi pada
keuntungan (profit), kini juga telah meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan
(planet) dan masyarakat luas pada umumnya (people). Penelitian Basamalah dan
Jermias (2005) dalam Tamba (2011) menunjukkan bahwa salah satu alasan
manajemen melakukan pelaporan sosial adalah untuk alasan strategis. Oleh karena
itu, dengan menerapkan CSR diharapkan perusahaan akan memperoleh legitimasi
sosial dan memaksimalkan kekuatan keuangannya dalam jangka panjang, Kiroyan
(2006) dalam Tamba (2011). Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang
menerapkan CSR mengharapkan akan direspon positif oleh para pelaku pasar. Dalam
kenyataannya CSR dilakukan dalam berbagai program sosial dalam rangka
pembangunan kesejahteraan sosial masyarakat tertentu.
Di Indonesia, istilah CSR semakin populer digunakan sejak tahun 1990-an.
Beberapa perusahaan sebenarnya telah lama melakukan aktivitas sosial perusahaan.
Kepedulian sosial perusahaan terutama didasari alasan karena kegiatan perusahaan
(18)
2
masyarakat, khususnya di sekitar perusahaan beroperasi. Selain itu, pemilik
perusahaan sejatinya bukan hanya shareholder atau para pemegang saham, tetapi ada
juga stakeholders, yakni pihak-pihak yang berkepentingan terhadap eksistensi
perusahaan. Stakeholders dapat mencakup karyawan dan keluarganya, pelanggan,
pemasok, masyarakat sekitar perusahaan, lembaga swadaya masyarakat, dan
pemerintah selaku regulator. Setidaknya dua Undang-Undang di Indonesia
mengamanatkan agar perusahaan melaksanakan tanggungjawab sosial. Pertama, pasal
15b Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal menyatakan,
bahwa setiap investor berkewajiban melaksanakan tanggungjawab sosial perusahaan.
Penjelasan pasal ini menyatakan bahwa yang dimaksud dengan tanggungjawab sosial
perusahaan adalah tanggungjawab yang melekat pada perusahaan penanam modal
untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan
lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat. Setelah itu tanggungjawab sosial
perusahaan dicantumkan lagi dalam Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas. Pasal 74 ayat (1) Undang-Undang ini menyatakan perseroan yang
menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya
alam wajib melaksanakan tanggungjawab sosial dan lingkungan. Ayat (2) pasal ini
menyatakan kewajiban tersebut diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang
pelaksanaanya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
Selanjutnya ayat (3) menyebutkan perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban
(19)
3
perundang-undangan yang terkait. Kemudian ayat (4) menyatakan ketentuan lebih
lanjut mengenai tanggungjawab sosial dan lingkungan diatur dengan Peraturan
Pemerintah. Pemberlakuan Undang-Undang tersebut mendorong perusahaan untuk
bertanggungjawab terhadap lingkungan dan sosialnya. Namun Undang-Undang
tersebut masih memiliki kelemahan, yaitu sektor apa saja yang diwajibkan untuk
melaksanakan CSR, sanksi yang dikenakan apabila melanggar, berapa besar anggaran
minimum, serta pelaporan CSR.
Tujuan dikeluarkan Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas, selain meregulasi perusahaan mengenai CSR, yaitu untuk memenuhi
tuntutan masyarakat akan layanan yang cepat, kepastian hukum, serta tuntutan akan
pengembangan dunia usaha sesuai dengan prinsip pengelolaan perusahaan yang baik
atau biasa disebut Good Coorporate Governance (GCG) atau Tata Kelola Perusahaan
yang Baik, Tamba (2011). Pelaksanaan mekanisme Good Coorporate Governance
dalam perusahaan akan menyakinkan investor bahwa mereka akan menerima return
yang cukup atas investasi mereka, Shleifer dan Vishny (1997) dalam Tamba (2011).
Hal ini akan berhubungan secara langsung dengan struktur kepemilikan yang ada di
perusahaan.
Struktur kepemilikan perusahaan dalam hal ini adalah kepemilikan
institusional, dan kepemilikan asing yang timbul akibat adanya perbandingan jumlah
pemilik saham dalam perusahaan. Perbedaan dalam proporsi saham yang dimiliki
(20)
4
perusahaan. Semakin banyak pihak yang butuh informasi tentang perusahaan, maka
semakin detail pula pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan. Kepemilikan
institusional merupakan jumlah presentase saham yang dimiliki oleh pihak institusi.
Sementara kepemilikan asing adalah presentase jumlah saham yang dimiliki oleh
pihak asing. Berbagai penelitian yang terkait dengan pengungkapan tanggungjawab
sosial perusahaan menunjukkan keanekaragaman hasil. Berkaitan dengan struktur
kepemilikan, Machmud & Djaman (2008) dalam Indah dan Rahmawati (2010)
menyatakan bahwa kepemilikan asing dan kepemilikan institusional tidak
berpengaruh terhadap luas pengungkapan tanggungjawab sosial. Namun Nofandrilla
(2008) dalam Indah dan Rahmawati (2010), menyatakan bahwa kepemilikan
institusional berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan pengungkapan
tanggungjawab sosial perusahaan.
Sementara hubungan antara ukuran perusahaan terhadap CSR, semakin besar
ukuran perusahaan maka kapasitas produksinya juga semakin besar sehingga
menimbulkan limbah dengan kapasitas yang lebih banyak pula dan risiko akibat dari
kegiatan operasional perusahaan kemungkinan akan meningkat, maka tingkat
pertanggungjawaban perusahaan diharapkan akan semakin tinggi. Tekanan terhadap
manajemen juga semakin besar untuk mengungkapkan tanggungjawab sosial
perusahaan. Sembiring (2005) dan Nofandrilla (2008) dalam Indah dan Rahmawati
(2010) menemukan pengaruh yang signifikan ukuran perusahaan (firm size) terhadap
(21)
5
hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2006) dan Roberts (1992) dalam
Indah dan Rahmawati (2010) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan.
B. Rumusan Masalah
Atas dasar latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini:
Apakah struktur kepemilikan institusional, struktur kepemilikan asing, dan
ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan CSR?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh struktur
kepemilikan saham yang terdiri dari kepemilikan institusional, dan kepemilikan
asing, serta ukuran perusahaan terhadap pengungkapan CSR.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat bagi:
1) Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan akan memberikan pengetahuan dan wawasan
baru bagi penulis mengenai pengaruh struktur kepemilikan saham dan
ukuran perusahaan terhadap CSR.
2) Bagi Perusahaan
Dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang pentingnya CSR,
(22)
6
kepeduliannya terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial
perusahaan.
3) Bagi shareholder maupun seluruh stakeholders, bahwa struktur
kepemilikan perusahaan merupakan salah satu faktor yang
dipertimbangkan dalam pengungkapan pertanggungjawaban sosial
perusahaan karena kebutuhan akan legitimasi perusahaan di dalam
masyarakat dan untuk melihat keuntungan jangka panjang yang akan
didapat oleh perusahaan yakni image dan reputasi perusahaan melalui
nilai saham perusahaan.
E. Sistematika Penulisan
Bab I. Pendahuluan
Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II. Landasan Teori
Berisi teori-teori serta penelitian terdahulu berkaitan dengan masalah yang
diteliti. Selain itu, bab ini juga dijelaskan susunan pemikiran yang melandasi
timbulnya hipotesis penelitian. Pada bagian ini, diuraikan mengenai hubungan
antara variabel independen dan dependen yang digunakan dalam penelitian
(23)
7
Bab III. Metode Penelitian
Terdiri dari variabel penelitian dan definisi operasional penelitian, penentuan
sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data serta metode
analisis yang digunakan dalam penelitian.
Bab IV. Hasil dan Pembahasan
Menjelaskan tentang deskripsi objek penelitian, analisis data, dan pembahasan
hasil output SPSS.
Bab V. Penutup
Berisi tentang kesimpulan penelitian serta implikasi keterbatasan penelitian.
Untuk mengatasi keterbasan penelitian tersebut, disertakan pula saran bagi
(24)
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori Stakeholder
Stakeholder theory mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang
hanya berorientasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat
bagi stakeholdernya (pemegang saham, kreditur, konsumen, supplier, pemerintah,
masyarakat, analis, dan pihak lain), dengan demikian keberadaan suatu perusahaan
sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada
perusahaan tersebut, Tamba (2011).
Stakeholder pada dasarnya dapat mengendalikan atau memiliki kemampuan
untuk mempengaruhi pemakaian sumber-sumber ekonomi yang digunakan oleh
perusahaan. Oleh karena itu, ketika stakeholder mengendalikan sumber ekonomi
yang penting bagi perusahaan, maka perusahaan akan bereaksi dengan cara-cara yang
memuaskan keinginan stakeholder, Anis (2007) dalam Tamba (2011).
Stakeholder theory umumnya berkaitan dengan cara-cara yang digunakaan
perusahaan untuk mengelola stakeholdernya. Cara-cara tersebut tergantung pada
strategi yang diadopsi oleh perusahaan.
Model perencanaan perusahaan dan kebijakan bisnis fokus pada
perkembangan dan penentuan nilai strategi perusahaan yang dibuat oleh kelompok
yang mendukung serta menghendaki perusahaan terus berlangsung. Model corporate
(25)
9
perusahaan yang meliputi pengaruh eksternal dalam perusahaan atau kelompok
khusus yang fokus pada isu-isu sosial. Model CSR mengikuti perubahan permintaan
sosial dari kelompok non-tradisional. Ulman (1985) dalam Tamba (2011),
menyimpulkan bahwa teori stakeholder menyediakan aturan yang tidak sah dalam
pembuatan keputusan strategi perusahaan yang mempelajari dari aktivitas CSR. Hasil
dari penelitain Roberts (1992) dalam Tamba (2011) yang menggunakan teori
stakeholder yaitu stakeholder power, strategic posture, dan kinerja ekonomi
berhubungan dengan pengungkapan CSR. Hal ini mengidentifikasikan bahwa tingkah
laku investor sebagai salah satu penggunaan laporan keuangan yang dapat
mempengaruhi CSR. Sebaliknya investor dalam melakukan investasi dapat
menggunakan CSR sebagai pertimbangan selain menggunakan laba.
B. Teori Legitimacy
Salah satu faktor yang dimasukkan oleh banyak peneliti sebagai motif dibalik
pengungkapan informasi sosial dan lingkungan adalah keinginan untuk melegitimasi
operasi organsasi, Deegan (2002) dalam Tamba, (2011), yang dimaksud dengan
operasi organisasi dalam penelitian ini adalah operasi perusahaan dengan kepemilikan
institusi dan kepemilikan asing. Kedudukan perusahaan sebagai bagian dari
masyarakat ditunjukkan dengan operasi perusahaan yang seringkali mempengaruhi
masyarakat sekitarnya. Eksistensinya dapat diterima sebagai anggota masyarakat,
(26)
10
diri dengan norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut atau bahkan merugikan
anggota komunitas tersebut, Ririn (2009) dalam Tamba (2011).
Ghozali dan Chariri (2007) dalam Tamba (2011), menjelaskan bahwa teori
legitimasi sangat bermanfaat dalam menganalisis perilaku organisasi, karena teori
legitimasi adalah hal yang paling penting bagi organisasi. Teori legitimasi dilandasi
oleh kontrak sosial yang terjadi antara perusahaan dengan masyarakat dimana
perusahaan beroperasi dan menggunakan sumber ekonomi. Legitimasi teori dapat
dilihat sebagai sesuatu yang diberikan masyarakat kepada perusahaan dan sesuatu
yang diinginkan atau dicari perusahaan dari masyarakat, Chariri (2011).
Dengan melakukan pengungkapan sosial, perusahaan merasa keberadaan dan
aktivitasnya terlegitimasi. Gray et al. (1995) dalam Tamba (2011), menyatakan
bahwa perusahaan yang melaporkan kinerjanya berpengaruh terhadap nilai sosial
dimana perusahaan tersebut beroperasi. Hal ini disebabkan karena legitimasi
dipengaruhi oleh kultur, interpretasi masyarakat yang berbeda, sistem politik dan
ideologi pemerintah.
Praktik-praktik tanggungjawab sosial dan pengungkapan sosial yang
dilakukan perusahaan dapat dipandang sebagai suatu usaha untuk memenuhi
harapan-harapan masyarakat terhadap perusahaan. Perusahaan yang selalu berusaha untuk
menyelaraskan diri dengan norma-norma yang ada di dalam masyarakat dan
mengantisipasi terjadinya legitimacy gap maka perusahaan tersebut dapat terus
(27)
11
C. Agency Teory
Hubungan keagenan adalah hubungan antara dua pihak dimana salah satu
menjadi agent dan pihak yang lain sebagai principal, Hendriksen dan Van Breda
(2000) dalam Waryanto (2010).
Jensen dan Meckling, (1976) dalam Waryanto (2010), menjelaskan adanya
konflik kepentingan dalam hubungan keagenan. Terjadinya konflik kepentingan
antara pemilik dan agen karena kemungkinan agen bertindak tidak sesuai dengan
kepentingan prinsipal, sehingga memicu biaya keagenan. Rustiarini (2008),
menjelaskan bahwa teori keagenan memandang perusahaan sebagai nexus of
contract, yaitu organisasi yang terikat kontrak dengan beberapa pihak seperti
pemegang saham, supplier, karyawan (termasuk manajer), dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan. Teori keagenan mengemukakan bahwa pihak principal (pemilik) dan
agent (manajer) memiliki kepentingan yang berbeda sehingga memicu adanya
konflik, yang disebut dengan konflik keagenan.
Teori agensi mampu menjelaskan potensi konflik kepentingan diantara
berbagai pihak yang berkepentingan dalam perusahaan (Waryanto, 2010).
D. Pengertian Corporate Social Responsibility dan Pengungkapan Corporate
Social Responsibility
1. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)
Untung (2008) hal.1 dalam Tamba (2011) memberikan pengertian mengenai
(28)
12
Corporate Social Responsibility adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk
berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan
memperhatikan tanggungjawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada
keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan.
Jadi CSR merupakan upaya perusahaan dalam menciptakan suatu keadaan yang
saling menguntungkan antara perusahaan, shareholder maupun stakeholders.
Menurut Global Reporting Initiative (GRI) (Tamba, 2011) dalam konten
analisis terkandung tema tentang pengungkapan pertanggungjawaban sosial, yang
terdiri dari:
a. Ekonomi
Tema ini berisi sembilan item yang mencakup laba perusahaan yang
dibagikan untuk bonus pemegang saham, kompensasi karyawan, pemerintah,
membiayai kegiatan akibat perubahan iklim serta aktivitas terkait ekonomi
lainnya.
b. Lingkungan Hidup
Tema ini berisi tiga puluh item yang meliputi aspek lingkungan dari proses
produksi, yang meliputi pengendalian polusi dalam menjalankan operasi
bisnis, pencegahan dan perbaikan kerusakan lingkungan akibat pemrosesan
(29)
13
c. Ketenagakerjaan
Tema ini berisi empat belas item yang meliputi dampak aktivitas perusahaan
pada orang-orang dalam perusahaan tersebut. Aktivitas tersebut meliputi :
rekruitmen, program pelatihan, gaji dan tuntutan, mutasi dan promosi dan
lainnya.
d. Hak Asasi Manusia
Tema ini berisi sembilan item yang mencakup berapa besar jumlah investasi
yang melibatkan perjanjian terkait hak asasi manusia, pemasok dan kontraktor
yang menjunjung hak asasi, kejadian yang melibatkan kecelakaan atau
kriminal terhadap karyawan di bawah umur, dan aktivitas lainnya.
e. Kemasyarakatan
Tema ini berisi delapan item yang mencakup aktivitas kemasyarakatan yang
diikuti oleh perusahaan, misalnya aktivitas yang terkait dengan kesehatan,
pendidikan dan seni serta pengungkapan aktivitas kemasyarakatan lainnya.
f. Tanggungjawab atas Produk
Tema ini berisi sembilan item yang melibatkan aspek kualitatif suatu produk
atau jasa, antara lain kegunaan durability, pelayanan, kepuasan pelanggan,
kejujuran dalam iklan, kejelasan/kelengkapan isi pada kemasan, dan lainnya.
2. Prinsip-prinsip CSR
Menurut Tamba (2011), prinsip-prinsip CSR sesuai dengan ISO 26000
(30)
14
a. Kepatuhan kepada hukum
b. Menghormati instrument/badan-badan internasional
c. Menghormati stakeholders dan kepentingannya
d. Akuntabilitas
e. Transparansi
f. Melakukan tindakan pencegahan
g. Menghormati dasar-dasar hak asasi manusia
3. Manfaat CSR
Jika dikelompokkan, sedikitnya ada empat manfaat CSR terhadap perusahaan
(Edi, 2008) dalam Tamba (2011):
a. Brand differentiation. Dalam persaingan pasar yang kian kompetitif, CSR bisa
memberikan citra perusahaan yang khas, baik, dan etis di mata publik yang
pada gilirannya menciptakan customer loyalty. The Body Shop dan BP
(dengan bendera “Beyond Petroleum”-nya), sering dianggap sebagai memiliki image unik terkait isu lingkungan.
b. Human resources. Program CSR dapat membantu dalam perekrutan karyawan
baru, terutama yang memiliki kualifikasi tinggi. Saat interview, calon
karyawan yang memiliki pendidikan dan pengalaman tinggi sering bertanya
tentang CSR dan etika bisnis perusahaan, sebelum mereka memutuskan
menerima tawaran. Bagi staf lama, CSR juga dapat meningkatkan persepsi,
(31)
15
c. License to operate. Perusahaan yang menjalankan CSR dapat mendorong
pemerintah dan publik memberi ”ijin” atau ”restu” bisnis, karena dianggap telah memenuhi standar operasi dan kepedulian terhadap lingkungan dan
masyarakat luas.
d. Risk management. Manajemen resiko merupakan isu sentral bagi setiap
perusahaan. Reputasi perusahaan yang dibangun bertahun-tahun bisa runtuh
dalam sekejap oleh skandal korupsi, kecelakaan karyawan, atau kerusakan
lingkungan. Membangun budaya ”doing the right thing” berguna bagi perusahaan dalam mengelola resiko-resiko bisnis.
4. Pengungkapan CSR
Tuntutan terhadap perusahaan untuk memberikan informasi yang transparan,
organisasi yang akuntabel serta tata kelola perusahaan yang baik (good corporate
governance) memaksa perusahaan untuk memberikan informasi mengenai aktivitas
sosialnya, Anggraini (2006) dalam Nurkhin (2009). Shareholder maupun
stakeholders membutuhkan informasi tentang sejauh mana perusahaan telah
melakukan aktivitas sosialnya melalui laporan keuangan perusahaan, sehingga
hak-hak shareholder maupun stakeholders dapat terpenuhi melalui pengungkapan CSR.
Perusahaan, selain mempunyai tanggungjawab kepada para pemegang saham
(32)
16
yang dilaporkan dalam laporan tahunan seperti yang dinyatakan dalam PSAK No.1
paragraf kesembilan:
Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan
mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statemen),
khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan
penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna
laporan yang memegang peranan penting.
E. Struktur Kepemilikan Saham
Struktur kepemilikan (ownership structure) yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah perbandingan jumlah saham yang dimiliki oleh “orang dalam“ (insiders)
dengan jumlah saham yang dimiliki oleh investor, atau dengan kata lain struktur
kepemilikan saham dalam penelitian ini adalah proporsi kepemilikan institusional,
dan kepemilikan asing dalam kepemilikan saham perusahaan.
1. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham oleh pihak-pihak yang
berbentuk institusi seperti yayasan, bank, perusahaan asuransi, perusahaan investasi,
dana pensiun, perusahaan berbentuk perseroan (PT), dan institusi lainnya. Institusi
biasanya dapat menguasai mayoritas saham karena mereka memiliki sumber daya
yang lebih besar dibandingkan dengan pemegang saham lainnya. Oleh karena
menguasai saham mayoritas, maka pihak institusional dapat melakukan pengawasan
(33)
17
saham lain sehingga pihak institusional dituntut untuk mengungkapkan
kegiatan-kegiatan perusahaan sebagai tanggungjawab yang harus dijalankan. Waryanto (2010)
mengutip tulisan dari Firth dan Kim (2005) dalam Mursalim (2007) yang menyatakan
semakin besar tingkat kepemilikan institusional dalam perusahaan maka tekanan
terhadap manajemen perusahaan untuk mengungkapkan tanggungjawab sosial
perusahaan juga semakin besar dikarenakan para pemegang saham institusional
memiliki opportunity, resources, dan expertise untuk menganalisis kinerja dan
tindakan manajemen, dan investor institusional sebagai pemilik sangat
berkepentingan untuk membangun reputasi perusahaan.
Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam Tamba (2011), salah satu cara
untuk mengurangi agency cost adalah dengan meningkatkan kepemilikan
institusional yang berfungsi untuk mengawasi agen, sehingga mendorong
pengawasan yang optimal terhadap kinerja manajemen. Hal ini menunjukkan bahwa
peningkatan presentase kepemilikan institusional dapat menurunkan presentase
kepemilikan manajerial karena kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional
bersifat saling menggantikan sebagai fungsi monitoring, Suranta dan Machfoedz
(2003: 215) dalam Tamba (2011).
Struktur kepemilikan saham institusional dapat diukur sesuai dengan proporsi
kepemilikan saham yang dimiliki oleh institusi yang dapat diperoleh dengan
(34)
18
Total saham institusi yang dimaksud adalah jumlah presentase saham yang dimiliki
oleh institusi pada akhir tahun. Sedangkan total saham yang beredar, dihitung dengan
menjumlahkan seluruh saham yang diterbitkan oleh perusahaan tersebut pada akhir
tahun.
2. Kepemilikan Asing
Kepemilikan asing adalah persentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh
investor asing. Jika dilihat dari sudut pandang stakeholders, pengungkapan CSR
merupakan alat yang dipilih untuk memperlihatkan kepedulian perusahaan terhadap
lingkungan masyarakat. Menurut Angling ( 2010), dalam Tamba (2011) apabila
perusahaan memiliki kontrak dengan foreign stakeholders baik dalam ownership dan
trade, maka perusahaan akan lebih didukung dalam melakukan pengungkapan CSR.
Perusahaan dengan kepemilikan asing akan memiliki tingkat pengungkapan CSR
lebih tinggi karena perusahaan dengan kepemilikan asing biasanya lebih sering
menghadapi masalah asimetri informasi dikarenakan alasan hambatan goegrafis dan
bahasa, sehingga melaui program CSR yang dilakukan oleh perusahaan diharapkan
akan mendapatkan tanggapan yang positif dari pihak-pihak yang berkepentingan
sehingga akan mempunyai dampak yang baik bagi kelangsungan operasional
perusahaan. Tamba (2011) mengutip tulisan dari Susanto (1992) dalam Angling
(35)
19
kepemilikan saham asing harus memberikan pengungkapan yang lebih dibandingkan
dengan yang tidak memiliki kepemilikan saham asing seperti:
a. Perusahaan asing mendapatkan pelatihan yang lebih baik dalam bidang
akuntansi dari perusahaan induk di luar negeri.
b. Perusahaan tersebut mungkin mempunyai sistem informasi yang lebih efisien
untuk memenuhi kebutuhan internal dan kebutuhan perusahaan induk.
c. Kemungkinan permintaan yang lebih besar pada perusahaan berbasis asing
dari pelanggan, pemasok, dan masyarakat umum.
Sehingga berdasarkan alasan-alasan tersebut perusahaan dengan kepemilikan asing
diharapkan akan lebih terbuka dalam hal pengungkapan kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh perusahaan dan akan lebih peduli terhadap pihak-pihak yang
berkepentingan dengan perusahaan serta lingkungan disekitar perusahaan berdiri.
Struktur kepemilikan asing dapat diukur sesuai dengan proporsi saham biasa yang
dimiliki oleh asing, dapat dirumuskan:
Total saham asing yang dimaksud adalah jumlah persentase saham yang dimiliki oleh
pihak asing pada akhir tahun. Sedangkan total saham yang beredar, dihitung dengan
menjumlahkan seluruh saham yang diterbitkan oleh perusahaan tersebut pada akhir
(36)
20
F. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar
kecilnya perusahaan menurut berbagai cara, antara lain dengan menghitung: total
aset, nilai pasar saham, dan jumlah karyawan, Tamba (2011). Jika semakin besar
ukuran perusahaan maka kapasitas produksinya juga semakin besar, sehingga
kemungkinan akan meningkatkan segala resiko yang terjadi akibat dari kegiatan
operasional perusahaan, sehingga hal ini mendorong pihak manajemen untuk
melakukan pengungkapan CSR yang berguna untuk meminimalkan tingkat resiko
yang mungkin terjadi. Selain itu, apabila semakin besar ukuran suatu perusahaan,
maka akan memiliki karyawan yang semakin banyak pula, sehingga tuntutan yang
dihadapi manajemen semakin besar, dan dengan perusahaan melakukan kegiatan
CSR maka diharapkan akan mampu memenuhi tuntutan yang ada dari semua pihak
yang berkepentingan dengan perusahaan. Pengungkapan CSR yang dilakukan
perusahaan juga akan menghindarkan perusahaan terhadap terjadinya legitimacy gap.
Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan dihitung dengan rumus:
SIZE= log (total aset)
G. Penelitian Terdahulu
1. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham Terhadap Pengungkapan Tanggungjawab Perusahaan
Rustiarini (2010) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh
struktur kepemilikan terhadap pengungkapan CSR dengan menggunakan
(37)
21
menunjukkan variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan
kepemilikan asing secara bersama-sama berpengaruh pada pengungkapan
CSR. Secara individual, kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap
CSR, hal ini dimungkinkan karena secara statistik rata-rata jumlah
kepemilikan saham manajerial perusahaan-perusahaan di Indonesia relatif
kecil sehingga belum terjadi keselarasan antara pemilik dengan manajer.
Adanya kepemilikan manajerial yang relatif kecil menyebabkan manajer
belum dapat memaksimalkan nilai perusahaan melalaui pengungkapan CSR.
Kepemilikan institusional tidak mempunyai pengaruh terhadap CSR. Hal ini
mencerminkan kepemilikan institusi di Indonesia belum mempertimbangkan
tanggungjawab sosial sebagai salah satu kriteria dalam melakukan investasi
sehingga para investor institusi cenderung tidak menekan perusahaan untuk
mengungkapkan CSR secara detail dalam laporan tahunan perusahaan.
Sedangakan penelitian ini menemukan pengaruh antara kepemilikan asing
terhadap pengungkapan CSR, hal ini terjadi dimungkinkan karena secara
umum perusahaan dengan kepemilikan asing di Indonesia peduli terhadap
isu-isu sosial, misalnya hak asasi manusia, pendidikan, tenaga kerja, dan
lingkungan sebagai isu kritis yang secara ekstensif harus diungkapkan dalam
(38)
22
2. Pengaruh ukuran perusahaan, ukuran dewan komisaris, kepemilikan institusional, kepemilikan asing, dan umur perusahaan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure.
Indah dan Rahmawati (2010), melakukan penelitian pada perusahaan
Property dan Real Estate untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan,
ukuran dewan komisaris, kepemilikan institusional, kepemilikan asing, dan
umur perusahaan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh ukuran perusahaan
terhadap corporate social responsibility disclosure, hal ini dapat
diinterpretasikan bahwa semakin besar suatu perusahaan, maka semakin luas
pengungkapan tanggungjawab sosial yang dibuat perusahaan. Ukuran dewan
komisaris berpengaruh terhadap corporate social responsibility disclosure, hal
ini dimungkinkan karena dewan komisaris dianggap sebagai mekanisme
pengendalian intern tertinggi, yang bertanggungjawab untuk memonitor
tindakan manajemen puncak. Dikaitkan dengan pengungkapan tanggungjawab
sosial perusahaan, maka tekanan terhadap manajemen juga akan semakin
besar untuk mengungkapkannya, sehingga kebanyakan penelitian
menunjukkan adanya hubungan positif antara dewan komisaris dengan tingkat
pengungkapan informasi oleh perusahaan. Kepemilikan institusional tidak
berpengaruh terhadap CSR, mungkin hal ini disebabkan karena institusi yang
menanamkan modalnya pada perusahaan lain belum mempertimbangkan
masalah tanggungjawab sosial sebagai salah satu kriteria dalam melakukan
(39)
23
perusahaan untuk mengungkapkan corporate social responsibility secara
detail dalam laporan tahunan perusahaan, dan kepemilikan asing tidak
mempunyai pengaruh terhadap corporate social responsibility disclosure,
alasan yang dapat digunakan untuk menjelaskan hal tersebut adalah bahwa
kemungkinan kepemilikan asing pada perusahaan di Indonesia secara umum
belum mempedulikan masalah lingkungan dan sosial sebagai isu kritis yang
secara ekstensif diungkapkan dalam laporan tahunan. Kemungkinan lain
adalah sampel perusahaan dengan kepemilikan asing dalam penelitian ini
bukan perusahaan yang terkait langsung dengan sumber daya alam, sehingga
pengungkapan corporate social responsibility dalam laporan tahunan sifatnya
masih voluntary atau sukarela saja. Umur perusahaan tidak berpengaruh
terhadap corporate social responsibility disclosure.
Penelitian yang dilakukan oleh Waryanto (2010) dengan judul
Pengaruh Karakteristik Good Corporate Governance Terhadap Luas
Pengungkapan CSR mendapatkan hasil bahwa dewan komisaris tidak
berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan CSR, menurut Waryanto
(2010) hal ini kemungkinan terjadi karena besar kecilnya ukuran dewan
komisaris tidak menjamin adanya mekanisme pengawasan yang lebih baik,
karena bukan merupakan faktor penentu utama dari efektivitas pengawasan
terhadap manajemen perusahaan. Pengaruh jumlah rapat dewan komisaris
(40)
24
bahwa berapun jumlah rapat yang dilakukan dewan komisaris tidak akan
mempengaruhi luas pengungkapan CSR, hal ini dimungkinkan karena
rapat-rapat yang dilakukan oleh dewan komisaris kurang efektif, dikarenakan
adanya dominasi suara dari dewan komisaris yang mementingkan kepentingan
pribadi atau kelompoknya sehingga mengkesampingkan kepentingan
perusahaan, Muntoro (2006) dalam Waryanto (2010). Penagruh independensi
dewan komisaris terhadap luas pengungkapan CSR juga tidak mempunyai
pengaruh yang positif signifikan, hal ini terjadi karena dimungkinkan
pemilihan dan pengangkatan komisaris independen kurang efektif (FCGI,
2002) dalam Waryanto (2010). Waryanto (2010) mengutip tulisan dari
Vethanayagam et.al. (2006) dalam Hashim dan Devi (2007) bahwa banyak
dewan komisaris tidak mempunyai kemampuan dan tidak dapat menunjukkan
independensinya sehingga fungsi pengawasan tidak berjalan dengan baik.
Pengaruh saham manajerial memiliki arah hubungan yang positif
namun tidak signifikan terhadap luas pengungkapan CSR. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa persentase saham yang dimiliki oleh manajer tidak
mempengaruhi luas pengungkapan CSR. Hal ini dimungkinkan karena secara
statistik jumlah kepemilikan saham manajerial rata-rata pada
perusahaan-perusahaan di Indonesia relatif kecil. Hal ini berarti, dengan kepemilikan
manajerial yang relatif kecil, masih terjadi konflik kepentingan antara pemilik
(41)
25
dengan kepentingan perusahaan atau pemilik. Pengaruh kepemilikan saham
institusional memiliki hubungan yang signifikan negatif terhadap luas
pengungkapan CSR. Hal ini dikarenakan semakin banyak saham perusahaan
yang dimiliki oleh pihak institusi, maka institusi mempunyai kemampuan
untuk melakukan intervensi terhadap jalannya perusahaan dan mengatur
proses penyusunan laporan keuangan. Akibatnya manajer terpaksa melakukan
tindakan tertentu demi untuk memenuhi kepentingan pihak-pihak tertentu,
diantaranya pemilik, Boediono (2005) dalam Waryanto (2010). Kepemilikan
saham asing dalam penelitian yang dilakukan oleh Waryanto (2010) tidak
mempengaruhi luas pengungkapan CSR, hal ini kemungkinan terjadi karena
perusahaan dengan kepemilikan asing di Indonesia secara umum belum
mempedulikan masalah lingkungan dan sosial sebagai isu kritis yang harus
secara ekstensif diungkapkan dalam laporan tahunan, Macmmud dan Djaman
(2008) dalam Waryanto (2010). Penelitian yang dilakukan oleh Waryanto
(2010) menemukan pengaruh yang positif signifikan antara ukuran perusahaan
terhadap luas pengungkapan CSR. Hal ini kemungkinan terjadi karena dalam
teori keagenan, apabila ukuran perusahaan lebih besar maka biaya keagenan
yang dikeluarkan akan lebih besar, sehingga untuk mengurangi biaya
keagenan tersebut perusahaan akan cenderung mengungkapkan informasi
(42)
26
H. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam landasan teori, maka
variabel dalam penelitian ini dapat dirumuskan melalui suatu kerangka pemikiran
sebagai berikut:
Ha (+)
I. Hipotesis
Ha: Sruktur kepemilikan saham institusi, kepemilikan saham asing, dan ukuran
perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Variabel Independen
Pengungkapan CSR Variabel Dependen
Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Asing,dan Ukuran Perusahaan.
(43)
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan variabel pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) sebagai variabel dependen, kepemilikan institusional,
kepemilikan asing, dan ukuran (size) perusahaan sebagai variable independen.
1. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel
independen. Variabel dependen (Y) pada penelitian ini adalah pengungkapan
corporate social responsibility (CSR) yang akan diukur dengan indeks CSR (CSRI)
dari Hackston & Milne (1996), yang terdiri dari: lingkungan, kesehatan dan
keselamatan tenaga kerja, tenaga kerja (lain-lain), energi, mutu produk, keterlibatan
perusahaan dalam masyarakat, hal-hal umum. Apabila item informasi yang
ditentukan diungkapkan dalam laporan tahunan maka diberi skor 1, dan jika item
informasi tidak diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan maka diberikan skor
0. Perhitungan Indeks Pengungkapan CSR dirumuskan sebagai berikut:
CSRI t
Waryanto (2010), mengutip tulisan dari Weber (1988) dalam Sembiring (2005),
(44)
28
content analysis yaitu suatu metode pengkodifikasian teks dengan ciri-ciri yang sama
ditulis dalam berbagai kelompok atau kategori berdasar pada kinerja yang ditentukan.
2. Variabel Independen (X)
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen.
Variabel independen (X) dalam penelitian ini meliputi struktur kepemilikan saham
institusional (X1), struktur kepemilikan saham asing (X2), dan ukuran (size)
perusahaan (X3).
a. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan saham institusional adalah kepemilikan saham oleh pihak-pihak
yang berbentuk institusi, seperti bank, perusahaan asuransi, perusahaan investasi,
dana pensiun, dan institusi lainnya, (Edy, 2009 dalam Tamba, 2011). Kepemilikan
saham institusional diukur dengan menghitung total seluruh saham yang dimiliki oleh
seluruh pemilikan institusi dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Variabel ini
diukur dari jumlah persentase saham yang dimiliki oleh pihak institusi.
b. Kepemilikan Asing
Kepemilikan asing adalah prosentase jumlah saham yang dimiliki oleh pihak
asing. Adapun untuk mengukur jumlah kepemilikan asing dapat menggunakan rumus
sebagai berikut:
(45)
29
c. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar
kecil perusahaan menurut berbagai cara. Dalam penelitian ini cara untuk mengukur
besar kecilnya perusahaan adalah dengan menghitung total aset.
SIZE= log (total aset)
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan data perusahaan-perusahaan terdaftar
dilakukan karena perusahaan tersebut memiliki kewajiban untuk melakukan
pelaporan keuangan kepada pihak di luar perusahaan. Selain itu, perusahaan yang
terdaftar lebih dapat diandalkan karena laporan keuangannya telah diaudit oleh
Akuntan Publik.
2. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik purposive sampling atau
pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan
menggunakan pertimbangan tertentu yaitu disesuaikan dengan tujuan atau masalah
penelitian. Adapun kriteria-kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel
adalah sebagai berikut :
(46)
30
b. Melakukan pengungkapan CSR selama tahun 2008-2010 yang dapat dilihat
melalui laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan.
c. Memiliki informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu perusahaan
manufaktur dengan kepemilikan institusi dan kepemilikan asing.
d. Perusahaan telah menyampaikan laporan tahunan di BEI.
C. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Penggunaan
data sekunder dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa perusahaan yang diteliti
adalah perusahaan go public, yang memiliki kewajiban untuk melakukan pelaporan
keuangan kepada pihak di luar perusahaan. Data sekunder dalam penelitian ini berupa
laporan tahunan dari perusahaan manufaktur yang tercatat di pojok Bursa Efek
Indonesia USD pada tahun 2008-2010.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara menelusuri laporan tahunan
perusahaan manufaktur yang terpilih menjadi sampel. Sumber data diperoleh dari
www.idx.co.id, website perusahaan atau pojok BEI USD.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi
(47)
31
pengujian data. Pengujian data dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas dan
uji asumsi klasik:
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas data dalam penelitian ini menggunakan one sample
Kolmogorov-Smirnov test dan P-P plot.
H0= p > 0,05 maka variabel terdistribusi normal.
H1= p ≤ 0,05 maka variabel tidak terdistribusi normal.
2. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik yang digunakan adalah Uji Multikolinearitas, Uji
Heteroskedastisitas dan Uji Autokorelasi. Ketiga asumsi klasik yang dianalisa
dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.
a. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas dapat dilihat dengan membandingkan nilai tolerance
dengan variance inflation factor (VIF). Multikolinieritas terjadi jika nilai
Tolerance ≤ 0,10 atau nilai VIF ≥ 10. Tidak terjadi multikolinieritas bila Tolerance ≥ 0,10 atau VIF ≤ 10.
b. Uji Heteroskedastisitas
Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas pada penelitian ini
diuji dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen
(48)
32
Dasar analisis:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit),
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
c. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi dalam penelitian ini dengan menggunakan Uji
Durbin-Watson. Dengan hipotesis yang diuji adalah:
H0: tidak ada autokorelasi
Ha: ada autokorelasi
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi:
3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Uji F dan Uji t. Semua
variabel independen yaitu struktur kepemilikan saham institusional, kepemilikan
saham asing, dan ukuran perusahaan diregresikan terhadap variabel dependen yaitu Hipotesis nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada korelasi negatif Tidak ada korelasi negatif
Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif
Tolak No decision
Tolak No decision Tidak ditolak
0 < d < dL
dL ≤ d ≤ dU
4-dL < d < 4 4-dU ≤ d ≤ 4-dL
(49)
33
pengungkapan CSR. Pengujian ini dengan menggunakan taraf signifikansi (α) sebesar 0.05.
1. Jika F ≤ 0.05, berarti terdapat pengaruh signifikan secara bersamaan antara struktur kepemilikan saham institusional, struktur kepemilikan saham asing,
dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan CSR.
2. Jika F > 0.05, berarti tidak terdapat pengaruh signifikan secara bersamaan
antara struktur kepemilikan saham institusional, struktur kepemilikan saham
asing, dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan CSR.
Menurut Ghozali (2007) dalam Tamba (2011), t test pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen yaitu struktur
kepemilikan saham institusional, kepemilikan saham asing, dan ukuran perusahaan
secara individual dalam menerangkan variabel dependen yaitu pengungkapan CSR.
Dari hipotesis yang terdapat dalam penelitian ini, maka:
Ho : β1, β2, β3 ≤ 0 : kepemilikan saham institusional, kepemilikan saham
asing, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh
positif terhadap pengungkapan CSR.
Ha: β1, β2, β3 > 0 : kepemilikan saham institusional, kepemilikan saham asing,
dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
(50)
34
Dimana:
β1 : Koefisien regresi kepemilikan saham institusional.
β2 : Koefisien regresi kepemilikan saham asing.
β3 : Koefisien regresi ukuran perusahaan.
1. Jika t > 0.05, maka H0 diterima yang berarti tidak terdapat pengaruh
positif signifikan antara struktur kepemilikan saham institusional, struktur
kepemilikan saham asing, dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan
CSR.
2. Jika t ≤ 0.05, maka H0 ditolak yang berarti terdapat pengaruh positif
signifikan antara struktur kepemilikan saham institusional, struktur
kepemilikan saham asing, dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan
(51)
35
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dari populasi tersebut, peneliti menentukan sampel
sebagai data dalam melakukan penelitian ini. Sampel dalam penelitian ini diambil
dengan tehnik purposive sampling atau pemilihan sampel secara tidak acak yang
informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu dimana umumya
disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian.
Tabel 1. Data Sampel Penelitian Perusahaan Manufaktur
No. Bidang Usaha Perusahaan Jumlah 1. Food and Beverages 8 2. Tobacco Manufacturer 1 3. Textile Mill Products 9 4. Apparel and Other Textile Products 4 5. Lumber and Wood Product 1 6. Paper and Allied Product 2 7. Chemical and Allied Products 5 8. Plastics and Glass Products 5
9. Cement 3
10. Fabricated Metal Product 2 11. Stone, Clay, Glass, and Concrete Product 3
12. Cable 2
13. Aoutomitive and Allied Products 4
14. Consomer goods 1
15. Metal and Allied Products 3
Total 53
(52)
36
Dengan menggunakan metode tersebut diperoleh sampel sebanyak 94 tahun
perusahaan manufaktur dengan total 53 perusahaan manufaktur sebagai sampel dalam
penelitian ini yang telah tercatat di BEI. Total sampel 94 tahun perusahaan dapat
dilihat dari tabel berikut:
Tabel 2. Sampel Penelitian
Kriteria Pengambilan Sampel Jumlah tahun perusahaan Jumlah tahun perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama
tahun 2008 sampai 2010. (131 perusahaan x 3 tahun perusahaan)
393
Dikurangi:
Tahun perusahaan manufaktur yang tidak memiliki kepemilikan asing dan institusi selama tahun 2008 sampai 2010. (78 perusahaan x 3 tahun perusahaan)
234
Tahun perusahaan manufaktur dengan kepemilikan asing dan institusi selama tahun 2008 sampai 2010. (53 perusahaan x 3 tahun perusahaan)
159
Dikurangi:
Tahun perusahaan manufaktur dengan kepemilikan institusi dan asing yang tidak menyampaikan laporan tahunan di BEI pada tahun 2008 sampai 2010.
65
Tahun perusahaan manufaktur yang telah menyampaikan laporan tahunan di BEI pada tahun 2008 sampai 2010
94
Dikurangi:
Tahun perusahaan manufaktur yang tidak melakukan pengungkapan CSR selama tahun 2008 sampai 2010
0
Perusahaan manufaktur yang melakukan pengungkapan CSR selama tahun 2008 sampai 2010
94
Total sampel yang memenuhi kriteria 94
Sumber: Data diolah
B. Analisis Data
Pada penelitian ini digunakan beberapa langkah dalam menjawab rumusan
(53)
37
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif variabel-variabel penelitian yang diawali dengan
perhitungan besarnya indeks pengungkapan CSR perusahaan sampel dengan
menggunakan checklist Hackston dan Milne (1996) untuk melihat persentase
pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan sampel. Berikut ini adalah tabel
besarnya persentase tiap-tiap item dalam indeks CSR yang diungkapkan oleh
perusahaan sampel:
a. Tema Lingkungan
Pada tema lingkungan, perusahaan sampel telah berkontribusi dengan baik
terhadap lingkungan sekitar tempat perusahaan-perusahaan tersebut beroperasi. Hal
itu terbukti dengan tingginya persentase kepedulian perusahaan-perusahaan sampel
terhadap lingkungan. Seluruh perusahaan sampel melakukan pengendalian polusi.
Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan menganggap pentingnya keadaan
lingkungan yang harmonis untuk menunjang kegiatan produksi perusahaan.
Pada tema lingkungan ini, kontribusi terhadap konservasi sejarah memiliki
persentase terendah yaitu hanya sebesar 20.21%. Ada kemungkinan hal ini terjadi
karena lokasi perusahaan yang jauh dari tempat konservasi sejarah sehingga
perusahaan lebih terkonsentrasi dalam pemeliharan lingkungan disekitar tempat
(54)
38
Pada tema lingkungan, perusahaan sampel mempunyai rata-rata sebesar
69.45% pengungkapan CSR yang berarti bahwa sebanyak 69.45% perusahaan sampel
telah melakukan pengungkapan CSR berdasarkan pada seluruh item-item pada tema
lingkungan yang berjumlah 14 item pengungkapan CSR.
Tabel 3. Persentase Item Pengungkapan CSR Tema Lingkungan
No Kategori CSR Persentase 1 Melakukan pengendalian polusi kegiatan operasi,
melakukan riset dan mengembangkannya untuk pengurangan polusi
100%
2 Memberikan pernyataan yang menunjukkan bahwa operasi perusahaan tidak mengakibatkan polusi atau memenuhi ketentuan-ketentuan hukum dan peraturan polusi
86%
3 Memberikan pernyataan yang menunjukkan bahwa polusi operasi telah atau akan dikurangi
90%
4 Mencegah atau memperbaiki kerusakan lingkungan akibat pengolahan sumber alam misalnya reklamasi daratan atau reboisasi
87%
5 Membantu konversi alam, misalnya mendaur ulang kaca, besi, minyak, air dan kertas
46%
6 Menggunakan material daur ulang 52% 7 Menerima penghargaan berkaitan dengan program atau
kebijakan lingkungan yang dibuat perusahaan; pencegahan sampah
67%
8 Menggunakan material dalam proses produksi secara efisien
68%
9 Berkontribusi dalam bentuk dana atau seni yang bertujuan untuk memperindah lingkungan
63%
10 Mendukung kampanye anti sampah 55% 11 Merancang fasilitas yang harmonis dengan lingkungan 70% 12 Berkontribusi dalam konservasi sejarah 20% 13 Melakukan pengolahan limbah 82% 14 Melakukan perlindungan lingkungan hidup 87% Rata-rata 69.45% Sumber: Data diolah
(55)
39
b. Tema Kesehatan dan Keselamatan Tenaga Kerja
Kesehatan karyawan dan keselamatan karyawan merupakan hal penting dalam
sebuah perusahaan. Perusahaan-perusahaan besar telah banyak yang mempunyai
standar keselamatan yang tinggi dalam menjalankan operasi perusahaan. Pada tema
kesehatan dan keselamatan tenaga kerja ini, kepedulian perusahaan cukup tinggi
terbukti pada tema kesehatan dan keselamatan kerja mempunyai persentase rata-rata
58%, ini berarti lebih dari separuh perusahaan sampel telah melakukan pengungkapan
CSR pada tema ini. Item pengurangan polusi, iritasi atau risiko dalam lingkungan
tenaga kerja dan item mentaati peraturan standar kesehatan dan keselamatan kerja
memiliki persentase yang tertinggi pertama dan tertinggi kedua yaitu sebesar 86%
dan 84% perusahaan sampel telah melakukan pengungkapan CSR item tersebut.
Diikuti item mempromosikan keselamatan tenaga kerja dan kesehatan fisik atau
mental dan menetapkan suatu komite keselamatan kerja mempunyai persentase 72%
dan 58%, hal tersebut mengindikasikan lebih dari 50% perusahaan sampel telah
melakukan pengungkapan CSR melalui item-item tersebut yang membuktikan bahwa
kepedulian perusahaan sampel terhadap kesehatan dan keselamatan tenaga kerja
cukup tinggi. Hal ini dikarenakan pihak manajemen telah banyak yang menyadari
bahwa perusahaan manufaktur memiliki risiko yang tinggi terhadap kesehatan dan
keselamatan para karyawannya, maka perusahaan manufaktur akan lebih
meningkatkan standar keselamatan kerja pada perusahaannya untuk meminimalkan
(56)
40
Item-item yang berada dibawah 50% adalah item mengungkapkan statistik
kecelakaan kerja mempunyai persentase 49%, melaksanakan riset untuk
meningkatkan keselamatan kerja dan item mengungkapkan pelayanan kesehatan
tenaga kerja memiliki persentase yang sama yaitu sebesar 42% Penerimaan
penghargaan berkaitan dengan keselamatan kerja memiliki persentase terendah yaitu
sebesar 30%, kemungkinan hal ini terjadi karena perusahaan tidak berorientasi penuh
terhadap penghargaan namun lebih menekankan pada terciptanya lingkungan kerja
yang kondusif lewat standar kerja yang telah ditetapkan.
Tabel 4. Persentase Item Pengungkapan CSR Tema Kesehatan dan Keselamatan Tenaga Kerja
No Kategori Persentase
1. Mengurangi polusi, iritasi atau resiko dalam lingkungan tenaga kerja
86%
2. Mempromosikan keselamatan tenaga kerja dan kesehatan fisik atau mental
72%
3. Mengungkapkan statistik kecelakaan kerja 49% 4. Mentaati peraturan standar kesehatan dan keselamatan
kerja
84%
5. Menerima penghargaan berkaitan dengan keselamatan kerja
30%
6. Menetapkan suatu komite keselamatan kerja 59% 7. Melaksanakan riset untuk meningkatkan keselamatan
kerja
42%
8. Mengungkapkan pelayanan kesehatan tenaga kerja 42%
Rata-rata 58%
Sumber: Data diolah
c. Tema Lain-lain Tentang Tenaga Kerja
Pada penelitian ini, peneliti menemukan bahwa perusahaan-perusahaan
(57)
41
mempengaruhi tenaga kerja. Hal ini terbukti dengan tingginya persentase jumlah
perusahaan sampel yang melakukan pengungkapan CSR melalui item-item pada tema
lain-lain tentang tenaga kerja menurut checklist Hackston dan Milne, 1996. Item
merekrut atau memanfaatkan tenaga kerja wanita/cacat dan item mengungkapkan
informasi hubungan manajemen dengan karyawan dalam meningkatkan kepuasan dan
motivasi kerja mempunyai persentase yang sama yaitu 87%, item melaporkan
hubungan perusahaan dengan serikat buruh dan item peningkatan kondisi kerja secara
umum dengan persentase yang sama yaitu sebesar 84%, item memberi pelatihan
tenaga kerja melalui program tertentu di tempat kerja dengan 81%, item memberi
bantuan keuangan kepada karyawan untuk studi lanjut, kursus dengan persentase
sebesar 77%, dan diikuti item mengungkapkan jumlah tenaga kerja perusahaan dan
item mengungkapkan tingkatan manajerial yang ada dengan persentase yang sama
yaitu 73% perusahaan sampel melakukan pengungkapan CSR item tersebut, dan
masih terdapat beberapa item yang memiliki persentase di atas 50%, yaitu item
mengungkapkan jumlah staf, masa kerja, dan kelompok usia sebesar 65%, item
mengungkapkan program pensiun sebesar 63%, item mengungkapkan informasi
stabilitas pekerjaan tenaga kerja dan masa depan perusahaan sebesar 55%, dan item
mengungkapkan persentase/jumlah tenaga kerja wanita/cacat pada level manajerial
dengan persentase sebesar 52% perusahaan sampel telah melakukan pengungkapan
CSR melalui item-item tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa mayoritas
(58)
42
tingkat produktifitas tenaga kerjanya. Dengan melakukan pengungkapan CSR melalui
item-item tersebut diharapkan bahwa perusahaan akan memperoleh timbal balik yang
positif dari tenaga kerjanya.
Namun masih terdapat beberapa item pengungkapan CSR pada tema ini yang
memiliki persentase yang rendah dengan persentase di bawah 50% perusahaan
sampel yang melakukan pengungkapan CSR malalui item-item tersebut. Diantaranya
adalah item melaporkan gangguan dan aksi tenaga kerja memiliki persentase terendah
yaitu hanya sebesar 10% dan item mengungkapkan informasi bagaimana aksi tenaga
kerja dinegosiasikan/diredam dengan persentase sebesar 12%, hal ini dimungkinkan
karena perusahaan masih kurang terbuka dalam mengungkapkan aksi-aksi tenaga
kerjanya untuk menghindari pandangan negatif yang kan timbul dari masyarakat luas.
Persentase terendah ketiga adalah item memiliki program untuk kemajuan tenaga
kerja wanita/cacat dengan persentase sebesar 14%, dan item mengungkapkan tujuan
mempekerjakan tenaga kerja wanita/cacat mempunyai persentase sebesar 16%.
Namun bukan berarti bahwa kepedulian perusahaan sampel terhadap pengungkapan
CSR melalui item-item tersebut rendah, terdapat kemungkinan bahwa mayoritas
perusahaan sampel memiliki program CSR secara bertahap sehingga ietem-item
(59)
43
Tabel 5. Persentase Item Pengungkapan CSR Tema Lain-lain Tentang Tenaga Kerja
No Kategori Persentase
1 Merekrut atau memanfaatkan tenaga kerja wanita/cacat
87%
2 Mengungkapkan persentase/jumlah tenaga kerja wanita/cacat pada level manajerial
52%
3 Mengungkapkan tujuan memperkerjakan tenaga kerja wanita/cacat
16%
4 Memiliki program untuk kemajuan tenaga kerja wanita/cacat
14%
5 Memberika pelatihan tenaga kerja melalui program tertentu di tempat kerja
81%
6 Memberi bantuan keuangan kepada karyawan untuk studi lanjut, kursus
77%
7 Mendirikan pusat pelatihan tenaga kerja 47% 8 Mengungkapkan bantuan atau bimbingan untuk
tenaga kerja yang dalam proses mengundurkan diri atau yang telah membuat kesalahan
47%
9 Mengungkapkan perencanaan kepemilikan rumah karyawan
18%
10 Mengungkapkan fasilitas untuk rekreasi 28% 11 Mengungkapkan program pension bagi karyawan 63% 12 Mengungkapkan kebijakan penggajian di perusahaan 70% 13 Mengungkapkan jumlah tenaga kerja perusahaan 73% 14 Mengungkapkan tingkatan manajerial yang ada 73% 15 Mengungkapkan disposisi staf-dimana staf
ditempatkan
24%
16 Mengungkapkan jumlah staf, masa kerja, dan kelompok usia mereka
(60)
44
Tabel 5. Persentase Item Pengungkapan CSR Tema Lain-lain Tentang Tenaga Kerja (Lanajutan)
No Kategori Persentase
17 Mengungkapkan statistik tenaga kerja, missal penjualan per karyawan
20%
18 Mengungkapkan kualifikasi tenaga kerja yang direkrut 34% 19 Mengungkapkan rencana kepemilikan saham oleh
karyawan
20%
20 Mengungkapkan rencana pembagian keuntungan lainnya
31%
21 Mengungkapkan informasi hubungan manajemen dengan karyawan dalam meningkatkan kepuasan dan motivasi kerja
87%
22 Mengungkapkan informasi stabilitas pekerjaan tenaga kerja dan masa depan perusahaan
55%
23 Membuat laporan ketersediaan posisi tenaga kerja secara terpisah
20%
24 Melaporkan hubungan perusahaan dengan serikat buruh
84%
25 Melaporkan gangguan dan aksi tenaga kerja 10% 26 Mengungkapkan informasi bagaimana aksi tenaga
kerja dinegosiasikan/diredam
12%
27 Peningkatan kondisi kerja secara umum 84% 28 Menginformasikan reorganisasi perusahaan yang
mempengaruhi tenaga kerja
23%
29 Memberikan informasi dan statistic perputaran tenaga kerja
19%
30 Memberikan informasi mengenai penitipan anak 20%
Rata-rata 45%
Sumber: Data diolah
d. Tema Energi
Pada tema energi ini perusahaan sampel memiliki persentase rata-rata
sebesar 60.57%, yang berarti bahwa sebanyak 60.57% perusahaan dari total
sampel telah melakukan pengungkapan CSR melalui item-item pada tema
(61)
45
energi secara lebih efisien yaitu sebesar 93% perusahaan sampel telah
melakukan pengungkapan CSR melalui item tersebut. Diikuti item membahas
upaya perusahaan dalam mengurangi konsumsi energi sebesar 71%, item
mengungkapkan peningkatan efisiensi energi dari produk sebesar 68%,
mengungkapkan kebijakan energi perusahaan sebesar 65%. Hal ini
mengindikasikan bahwa kepedulian perusahaan sampel pada tema energi ini
cukup tinggi, hal ini terbukti dari total tujuh item pengungkapan CSR yang
terdapat pada tema energi ini, 4 diantaranya memiliki persentase diatas 50%.
Item-item pada tema energi yang memiliki persentase di bawah 50%
adalah item memanfaatkan barang bekas untuk memproduksi energi dengan
persentase sebesar 48%, diikuti item mengungkapkan penghematan energi
sebagai hasil produk daur ulang dengan 46%, dan persentase terendah dalam
tema energi yaitu item melakukan riset yang mengarah pada peningkatan
efisiensi energi produk perusahaan yaitu sebesar 33% dari seluruh perusahaan
sampel melakukan pegungkapan CSR melaui item tersebut. Hal ini
mengindikasikan bahwa lebih banyak perusahaan sampel mengambil
keputusan untuk menggunakan energi secara lebih efisien bukan karena riset
(62)
46
Tabel 6. Persentase Item Pengungkapan CSR Tema Energi
No Kategori Persentase
1 Menggunakan energi secara lebih efisien 93% 2 Memanfaatkan barang bekas untuk memproduksi energi 48% 3 Mengungkapkan penghematan energy sebagai hasil
produk daur ulang
46%
4 Membahas upaya perusahaan dalam mengurangi konsumsi energi
71%
5 Mengungkapkan peningkatan efisiensi energi dari produk
68%
6 Melakukan riset yang mengarah pada peningkatan efisiensi energi produk perusahaan
33%
7 Mengungkapkan kebijakan energi perusahaan 65% Rata-rata 60.57% Sumber: Data diolah
e. Mutu Produk
Pada tema mutu produk ini, perusahaan sampel memiliki rata-rata
sebesar 68% pengungkapan CSR, yang berarti sebanyak 68% dari total
perusahaan sampel telah melakukan pengungkapan CSR melalui item-item
pada tema mutu produk ini. Jumlah persentase rata-rata tersebut
mengindikasikan bahwa kepedulian perusahaan-perusahaan sampel terhadap
mutu produk tinggi. Hal ini didukung dari hampir seluruh nilai persentase
setiap item dalam tema mutu produk ini lebih dari 50%. Persentase tertinggi
pada tema mutu produk ini adalah item membuat produk lebih aman untuk
konsumen dengan persentase sebesar 86%, item mengungkapkan bahwa
produk memenuhi standar keselamatan dengan persentase sebesar 84%, dan
diikuti item mengungkapkan bahwa produk telah memenuhi standar
(1)
Hasil Uji Normalitas (Lanjutan) Chart: P-Plot
Lampiran 4
Hasil Uji Asumsi Klasik: Uji Multikolinieritas, Uji Heteroskesdasitas, Uji Autokorelasi
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate 1 .423a .179 .151 .07853
(2)
Hasil Uji Asumsi Klasik: Uji Multikolinieritas, Uji Heteroskesdasitas, Uji Autokorelasi (Lanjutan)
ANOVAb
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression .121 3 .040 6.523 .000a
Residual .555 90 .006 Total .676 93
a. Variabel Independen: Log_Total_Aset, Institusi, Asing b. Variabel Dependen: Pengungkapan_CSR
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) .259 .084 3.089 .003
Institusi .001 .000 .152 1.153 .252 .524 1.910 Asing .002 .000 .441 3.314 .001 .516 1.938 Log_Total_
Aset
.020 .007 .289 2.982 .004 .974 1.027
(3)
Hasil Uji Asumsi Klasik: Uji Multikolinieritas, Uji Heteroskesdasitas, Uji Autokorelasi (Lanjutan)
Charts
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson 1 .423a .179 .151 .07853 1.843 a. Variabel Independen: Log_Total_Aset, Institusi, Asing
b. Variabel Dependen: Pengungkapan_CSR
Lampiran 5
Hasil Uji Linear Berganda (Kepemilikan institusi, kepemilikan asing, dan ukuran perusahaan dengan CSR)
(4)
Lampiran 6
Hasil Uji F
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression .121 3 .040 6.523 .000a
Residual .555 90 .006 Total .676 93
a. Variabel Independen: Log_Total_Aset, Institusi, Asing b. Variabel Dependen: Pengungkapan_CSR
Lampiran 7
Hasil Uji T
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .259 .084 3.089 .003 Institusi .001 .000 .152 1.153 .252 Asing .002 .000 .441 3.314 .001 Log_Total_Ase
t
.020 .007 .289 2.982 .004
(5)
ABSTRAK
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY
Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010
Yohanes Fredi Wijaya NIM : 082114092 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan saham dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). Kepemilikan saham yang dimaksud adalah kepemilikan saham institusional dan kepemilikan saham asing. Ukuran perusahaan dinilai dengan total asset. Pengungkapan CSR dinilai dengan menggunakan cheklist Hackston dan Milne (1996).
Populasi pada penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2010. Sampel dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Terdapat 94 tahun perusahaan sebagai sampel dari 53 perusahaan manufaktur. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi berganda.
Hasil dari penelitian ini adalah kepemilikan asing dan ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan CSR. However, the institusional ownership did not influence the CSR disclosure.
(6)
ABSTRACT
THE INFLUENCES OF SHAREHOLDING STRUCTURE AND COMPANY SIZE TO CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
An Empirical Study at Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange during the years of 2008-2010
Yohanes Fredi Wijaya NIM: 082114092 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2013
This research was aimed to find out the influence of stock ownership and company size to Corporate Social Responsibility (CSR) disclosure. The stock ownership referred to institutional stock ownership and foreign stock ownership. The firm size was measured by total asset. The CSR disclosure was measured by Hackston and Milne checklist (1996).
The population of this research was manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange during the years 2008-2010. Sample was selected by purposive sampling technique. They were consisted of 94 firm year from 53 manufacturing companies. The data analysis technique was multiple regression analysis.
The results showed that foreign ownership and company size significantly influenced the CSR disclosure. However, the institutional ownership did not influence the CSR disclosure.