TA : Penentuan Due Date Yang Optimal Dengan Pendekatan PERT.
Oleh :
Nama : Herry Riyanto NIM : 93.41010.3221 Program : S1 (Strata Satu)
Jurusan : Manajemen Informatika
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER
SURABAYA
(2)
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Komputer.
Oleh :
Nama : Herry Riyanto NIM : 93.41010.3221 Program : S1 (Strata Satu)
Jurusan : Manajemen Informatika
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER
SURABAYA
(3)
Telah diperiksa, diuji dan disetujui
Surabaya, Februari 2001
Menyetujui,
Ir. I. G. Arya Utama Drs. Antok Supriyanto,MMT
Dosen Pembimbing II Dosen Pembimbing I
Mengetahui :
(4)
(5)
Teknologi Informasi sebagai salah satu bentuk teknologi yang perkembangannya begitu pesat telah berpengaruh pada seluruh bidang usaha dalam kehidupan manusia. Perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan yang menangani penyimpanan dana dari para Nasabah yang terdiri dari perusahaan, badan-badan usaha maupun perorangan sangat membutuhkan sistem operasional kerja yang efektif dan efisien dalam pengelolaan data keuangan / dana nasabah maupun dalam usaha pelayanan terhadap nasabah yang bersangkutan.
PT. Bank Perkreditan Rakyat Rajekwesi yang terletak di Desa Sumberejo Kecamatan Sumberejo Kabupaten Bojonegoro, sebagai salah satu Lembaga Keuangan sangat membutuhkan sistem operasional kerja yang dapat menangani pengelolaan data keuangan baik itu berupa penerimaan dana dari pihak ketiga yang berupa Tabungan dan Deposito maupun penyaluran dana tersebut ke pihak ketiga dalam bentuk Kredit.
Dalam Ssitem Operasional Bank yang akan diterapkan pada PT. BPR Rajekwesi tersebut dapat menangani modul-modul pengelolaan data operasional bank yang meliputi transaksi-transaksi pihak ketiga (nasabah) serta pengelolaan data keuangan berkala dari data keuangan operasional yang meliputi pemberian bunga maupun pengenaan denda.
(6)
secara menyeluruh, valid dan akurat mengenai kondisi keuangan / dana yang dikelola tersebut.
Salah satu kemudahan yang didapat dari Sistem Operasional Bank ini adalah hasil data atau laporan yang secara otomatis diperoleh dari database operasional bank yang telah berjalan, sehingga dapat terjaminan validitas maupun akurasi dari data laporan tersebut.
(7)
Halaman
ABSTRAKSI ……… iii
KATA PENGANTAR ………. v
DAFTAR ISI ……… viii
DAFTAR GAMBAR ………... xii
DAFTAR TABEL ………... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ………... xviii
BAB I PENDAHULUAN ………. 1
1.1. Latar Belakang Masalah ………. 1
1.2. Tujuan ………. 3
1.3. Rumusan Masalah ………...… 3
1.4. Batasan Masalah ……….…… 4
1.5. Metodologi Penelitian ………. 6
1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ……… 7
BAB II LANDASAN TEORI ……… 9
2.1. Perbankan ………... 9
2.1.1. Definisi dan Peranan Bank ……….. 9
2.1.2. Jenis-jenis Bank ……….. 11
(8)
2.3. Sistem Informasi Manajemen ………. 15
2.4. Konsep Pengembangan Perangkat Lunak ……….. 16
2.4.1. Rekayasa Perangkat Lunak ………. 16
2.4.2. Model Proses Pengembangan ………. 18
2.5. Konsep Perancangan Sistem ………... 25
2.5.1. Document FlowChart….……… 25
2.5.2. Data Flow Diagram (DFD) ………. 29
2.5.3. Entity-Relationship Diagram (E-RD) ………. 30
2.5.4. Database Relasional dan Normalisasi ………. 31
2.6. Pengembangan Sistem Informasi ………... 32
2.6.1. DataBase Management System (DBMS) ……… 32
2.6.2. Open DataBase Connecttivity (ODBC) ……….. 33
2.6.3. Structured Query Language (SQL) ………. 34
2.6.4. Power Designer ………... 35
2.6.5. Borland Delphi Client / Server ………... 36
2.6.6. InterBase Server ……….. 37
(9)
3.2. Sistem Kerja Bank……….………... 42
3.3. Tabungan………... 46
3.4. Deposito………... 48
3.5. Kredit………... 49
3.6. Akuntansi………..………... 55
BAB IV ANALISIS DISAIN DAN IMPLEMENTASI ……… 64
4.1. Proses Pengembangan Perangkat Lunak………. 64
4.2. Analisis Sistem………...………. 65
4.2.1. Sistem Operasional Bank ……… 65
4.2.2. Sistem Informasi Akuntansi ……… 69
4.3. Data Flow Diagram (DFD) S.O.B ……….. 74
4.4. Conceptual Data Model / Entity-Relationship Diagram (ERD) S.O.B ……….. 97
4.5. Physical Data Model / Database Diagram S.O.B …………... 99
4.6. Database Management System (DBMS)………. 101
4.6.1. Implementasi Perangkat Lunak……… 101
4.6.2. Struktur Database……….……… 101
4.7. Rancangan Input – Output...……… 114
(10)
4.8. Implementasi Sistem ………... 126
4.8.1. Setup Program………....……..……… 126
4.8.2. Penjelasan Aplikasi dan Menu...……..……… 129
4.8.3. Implementasi Sistem Baru...…..……..……… 147
BAB V PENUTUP ………. 148
5.1. Kesimpulan ………. 148
5.2. Saran ………... 149
DAFTAR PUSTAKA ……… 151
(11)
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Mengerjakan suatu pekerjaan dengan mudah dan cepat adalah keinginan setiap manusia. Keinginan ini telah mendorong manusia mencari cara yang dapat membantu pekerjaannya itu. Cara-cara yang telah ditemukannya itu kemudian disebut dengan “teknologi”.
Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dalam berbagai bidang kehidupan yang begitu pesat, mendorong manusia untuk berlomba-lomba memanfaatkan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuannya. Pemanfaatan teknologi informasi dalam suatu perusahaan tentunya disesuaikan dengan sifat kebutuhan serta tingkat kebutuhan dari sistem tersebut. Pengelolaan data yang dikerjakan secara manual, sudah tidak cocok dan efisien lagi untuk dipertahankan.
Perbankan sebagai suatu lembaga keuangan yang merupakan tempat bagi perusahaan, badan-badan usaha, maupun perorangan dalam penyimpanan dananya, sangat membutuhkan sistem operasional kerja yang efektif dan efisien dalam pelayanan terhadap nasabah. Dengan rutinitas operasional kerja yang mendasarkan pada pengelolaan keuangan / dana nasabah, maka sangat dibutuhkan sistem yang dapat menangani pengelolaan data secara valid dan akurat.
(12)
PT. Bank Perkreditan Rakyat Rajekwesi, lembaga keuangan yang terletak di Desa Sumberejo Kecamatan Sumberejo Kabupaten Bojonegoro merupakan bank yang cukup besar dan terkenal serta menjadi pilihan bagi kebanyakan masyarakat di Desa Sumberejo dan sekitarnya. Dengan jumlah nasabah lebih dari 500 yang terdiri dari badan hukum maupun perorangan serta sistem pelayanan kepada nasabah yang menggunakan prinsip “tidak mau merugikan nasabah”, PT. BPR Rajekwesi yang keseluruhan sistem operasional-nya masih menggunakan sistem manual sangat membutuhkan sistem operasional yang dapat bekerja dengan cepat, efektif, dan efisien.
Dalam sistem kerjanya, PT. BPR Rajekwesi menerima dana dari pihak ketiga khususnya dari nasabah berupa Tabungan dan Deposito yang kemudian disalurkan kembali kepada para nasabah sebagai Kredit dengan pilihan sistem yang sangat lunak serta fleksibel bagi para nasabah/peminjam yang mayoritas adalah penduduk desa. Untuk memberikan pelayanan dalam menangani nasabah kredit dengan berbagai sistem kredit tersebut, PT. BPR Rajekwesi membutuhkan sistem operasional yang cepat, efisien serta memudahkan bagi para karyawan bank dalam melewati prosedur pemberian kredit kepada nasabah.
(13)
1.2. Tujuan
Pembuatan program aplikasi ini bertujuan untuk:
1. Memberikan suatu sistem komputer yang dapat menangani pengelolaan data keuangan pihak Bank secara valid dan akurat.
2. Mempermudah Karyawan Bank dalam melakukan tugas operasional; yang semula meliputi tugas Pengelolaan Transaksi dan Pengolahan Data Keuangan, kemudian tugas tersebut dilakukan oleh sebuah Sistem Komputer.
3. Mempermudah pihak Bank dalam memberikan Pelaporan Perbankan yang akan diberikan kepada pihak Manajemen Bank / Komisaris maupun sebagai laporan wajib ke pihak Bank Indonesia.
4. Meningkatkan pelayanan pihak Bank pada Nasabah yang melakukan transaksi-transaksi Perbankan.
5. Mempermudah pihak Manajemen Bank dalam melakukan kontrol baik berupa kontrol Keuangan maupun kontrol Posisi Nasabah.
6. Inti dari tujuan pembuatan sistem ini adalah untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi dalam Operasional Bank.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem manual yang masih digunakan oleh pihak Bank menimbulkan beberapa kekurangan atau permasalahan, antara lain :
(14)
1. Sistem Operasional Bank yang masih bersifat Manual, yaitu seluruh Transaksi dan Pengolahan Data Keuangan dilakukan oleh karyawan dengan mengandalkan Arsip berupa Kertas (Paper) sehingga apabila terjadi kesalahan atau kehilangan data maka akan sangat menyulitkan.
2. Validitas dari data Keuangan yang ada masih diragukan akibat dari Pengolahan data Keuangan secara Manual.
3. Pelayanan terhadap Nasabah dirasakan masih kurang Efisien dan Efektif.
Mengacu pada beberapa permasalahan pihak Bank tersebut diatas, maka Perumusan Masalah pada Tugas Akhir ini adalah “Bagaimana merancang dan membangun suatu Sistem Operasional Bank khususnya BPR yang dapat menangani Pengolahan Data Transaksi Perbankan maupun Data Keuangan secara valid dan akurat sehingga dapat berfungsi sebagai suatu bentuk alat bantu bagi pihak Bank dalam meningkatkan pelayanan kepada Nasabah dengan Efektif dan Efisien ?”
1.4. Batasan Masalah
Adapun beberapa batasan masalah dalam materi Tugas Akhir ini antara lain : 1. Sistem ini dapat menangani Transaksi-transaksi Perbankan yang meliputi :
a. Tabungan (Registrasi Rekening, Setoran, dan Penarikan), b. Deposito (Pembukaan Rekening,Penutupan atau RollOver), c. Kredit (Permohonan Kredit, Angsuran Kredit, ReKalkulasi)
2. Penanganan dalam Pengolahan Data Keuangan yang meliputi : Perhitungan Bunga (Tabungan maupun Deposito), Perhitungan Denda (Kredit).
(15)
3. Sistem Informasi Akuntansi, yaitu Sistem yang terintegrasi dalam Sistem Operasional Bank yang berfungsi untuk Pengolahan Data Keuangan dari Lembaga Bank tersebut.
4. Mengingat bahwa Sistem Kerja BPR yang tidak menggunakan Sistem Kliring, Cek, maupun Giro maka dalam Sistem ini tidak terdapat transaksi atau modul untuk Pengolahan Data Keuangan dengan Kliring, Cek, maupun Giro.
5. Sistem ini dibangun sesuai dengan permintaan Pihak Bank (User Requirement) dan didesain sesuai dengan kebutuhan dari Pihak Bank mengenai Sistem Operasional Bank.
6. Laporan-laporan Informasi yang akan dihasilkan berbentuk laporan Data Perbankan dan Akuntansi yang dapat ditampilkan (display) ke layar monitor maupun ke printer.
7. Meskipun Sistem Informasi Akuntansi yang terintegrasi tersebut dapat menangani seluruh Data Keuangan Operasional Bank, namun sistem ini tidak menangani sistem-sistem atau modul-modul lain kecuali yang telah tersebut diatas.
8. Materi Tugas Akhir ini tidak membahas mengenai topik Jaringan Komputer secara khusus baik yang berupa Hardware maupun Software.
9. Sistem ini dibangun dengan menggunakan Tools Desain Sistem Power Designer kemudian menggunakan Tools Pemrograman Borland Delphi serta menggunakan InterBase Server sebagai BackEnd Database.
(16)
10. Sistem ini dirancang untuk Pemakaian bersama oleh beberapa Workstation (Networking), dengan Windows NT Server sebagai Sistem Operasi Server dan Windows NT Workstation atau Windows 9.x sebagai Sistem Operasi Client.
1.5. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan untuk mendukung penyelesaian Tugas Akhir ini adalah :
1. Survey
Melakukan penelitian dan mengumpulkan data melalui penelitian secara langsung. Unsur penting dari survey adalah wawancara, yaitu dengan bertanya langsung kepada responden untuk mendapatkan suatu data maupun informasi. 2. Studi Pustaka
Mempelajari literatur yang berhubungan dengan materi yang akan dibahas sebagai acuan.
3. Analisa permasalahan
Melakukan analisa terhadap permasalahan untuk mengetahui dan menentukan batasan-batasan sistem sehingga dapat menentukan cara yang paling efektif dalam penyelesaian permasalahan.
(17)
4. Perancangan sistem
Setelah analisa sistem maka dilakukan perancangan sistem dengan menggunakan model perancangan sistem yang telah ditetapkan untuk menghasilkan data yang dibutuhkan.
5. Implementasi sistem
Melakukan implementasi terhadap sistem berdasarkan hasil perancangan sistem.
6. Uji Coba Sistem
Melakukan uji coba Sistem atau Program untuk Debuging.
1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir
Sistematika yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah : BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini mengulas latar belakang yang mendasari penulis dalam mengangkat judul Tugas Akhir.
BAB II : LANDASAN TEORI
Didalamnya membahas mengenai teori-teori yang melandasi tentang pembuatan Tugas Akhir.
BAB III : PERMASALAHAN
Pada bab ini menjelaskan serta mengidentifikasi tentang permasalahan yang terjadi dalam sistem.
(18)
BAB IV : ANALISIS DISAIN DAN IMPLEMENTASI
Bab ini berisi tentang bagaimana permasalahan yang terjadi dianalisa, kemudian melakukan perancangan-perancangan dan peng-implementasi-an sistem berdasarkan permasalahan yang diambil.
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini merupakan bab yang berisi tentang kesimpulan dan saran dari perancangan dan pembangunan Sistem Operasional Bank ini.
(19)
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Perbankan
2.1.1. Definisi dan Peranan Bank
Perbankan khususnya bank umum merupakan inti dari sistem keuangan setiap negara. Sebagai lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi perusahaan, badan-badan pemerintah dan swasta, maupun perorangan dalam menyimpan dana-dananya, bank dapat berperan sebagai perantara dari produsen ke konsumen dan sebagai stabilisator mekanisme sistem pembayaran bagi semua sektor perekonomian melalui kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan. Berdasarkan UU no. 14 / 1967 Pasal 1 tentang Pokok-pokok Perbankan (Kelembagaan Perbankan Edisi Kedua, Ruddy Tri Santoso, Team STIE-Perbanas, 1994, Yogyakarta), dilihat dari fungsinya definisi bank dapat dikelompokkan menjadi tiga :
1. Sebagai penerima kredit, bank menerima uang serta dana-dana lain dari masyarakat dalam bentuk :
a). Simpanan atau tabungan biasa yang dapat diminta / diambil kembali setiap saat;
b). Deposito berjangka, yang merupakan tabungan atau simpanan yang penarikannya kembali hanya dapat dilakukan setelah jangka waktu
(20)
c). Simpanan dalam rekening koran/giro atas nama si penyimpan giro, yang penarikannya hanya dapat dilakukan dengan menggunakan cek, bilyet giro, atau perintah tertulis kepada bank.
2. Sebagai pemberi kredit, ini berarti bahwa bank melaksanakan operasi perkreditan secara aktif. Dalam hal ini bahwa fungsi bank sebagai pemberi kredit tanpa mempersalahkan apakah kredit itu berasal dari deposito atau tabungan yang diterimanya atau bersumber pada penciptaan kredit yang dilakukan oleh bank itu sendiri.
3. Sebagai pemberi kredit bagi masyarakat melalui sumber yang berasal dari modal sendiri, simpanan / tabungan masyarakat maupun melalui penciptaan uang bank.
Kemudian dalam buku “Commercial Banking” karangan Reed, Cotter, Gill, Smith, bank-bank komersial mempunyai fungsi-fungsi yang selain tersebut diatas juga memiliki fungsi lain, yaitu trust service. Dalam fungsi ini dilaksanakan dengan membentuk suatu trust department yang secara umum berfungsi sebagai berikut : 1. Bertindak sebagai pelaksana (Executor) dalam pengaturan dan pengawasan
harta benda / milik perorangan yang telah meninggal dunia, sepanjang orang tersebut membuat surat wasiat dan menyerahkan / mempercayakan pelaksanaannya kepada bank,
2. Trust Department memberikan berbagai macam jasa kepada perusahaan, seperti pelaksanaan rencana-rencana pensiun dan pembagian keuntungan,
(21)
3. Bertindak sebagai wali dalam hubungan dengan penerbitan obligasi, dan sebagai transfer agents serta pendaftar untuk perusahaan,
4. Mengurus / mengelola dana-dana yang dikumpulkan oleh pemerintah, perusahaan dari sumber (sinking funds) dan kegiatan-kegiatan lain sehubungan dengan penerbitan dan penebusan saham-saham dan obligasi.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa selain mengemban tugas sebagai agent of development dalam kaitannya dengan kredit yang diberikan, bank juga bertindak selaku agent of trust, yakni dalam kaitannya dengan pelayanan/jasa-jasa yang diberikan baik kepada perorangan maupun kelompok/perusahaan.
2.1.2. Jenis-jenis Bank
Berdasarkan Undang-undang No.7 tahun 1992 tentang Perbankan BAB III Pasal 5 (Kelembagaan Perbankan Edisi Kedua, Ruddy Tri Santoso, Team STIE-Perbanas, 1994, Yogyakarta), menurut jenisnya bank terdiri dari :
1. Bank Umum,
2. Bank Perkreditan Rakyat.
Bentuk hukum suatu bank umum dapat berupa salah satu dari : 1. Perusahaan perseroan (Persero),
2. Perusahaan daerah, 3. Koperasi, dan 4. Perseroan terbatas.
(22)
Sedangkan bentuk hukum suatu bank perkreditan rakyat dapat berupa salah satu dari :
1. Perusahaan daerah, 2. Koperasi,
3. Perseroan terbatas, dan
4. Bentuk lain yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
Dalam pelaksanaannya bank perkreditan rakyat memiliki batas-batas tugas sebagai berikut :
1. Menerima tabungan / simpanan, penabung dan penyimpan harus diberi buku atau kartu tabungan/simpanan.
2. Tidak diperkenankan ikut dalam lalu lintas giro, karena bank perkreditan rakyat merupakan bank yang tidak dapat menciptakan uang. Dalam hubungannya dengan ini, bank yang bersangkutan tidak dapat / dilarang untuk mengeluarkan kwitansi yang berfungsi sebagai cek
3. Menerima dan memberikan kredit kepada pedagang-pedagang di pasar / penduduk desa. Dalam memberikan kredit tersebut ditetapkan antara lain hal-hal sebagai berikut :
a). Tidak diperkenankan memberikan kredit tanpa jaminan kepada siapapun,
b). Didalam perjanjian kredit dan pengikatan jaminan, tidak diperkenankan adanya klausul yang menerapkan bahwa apabila
(23)
debitur tidak dapat melunasi hutangnya, maka barang-barang jaminan dengan sendirinya terjual kepada bank,
c). Didalam menetapkan suku bunga hendaknya berpedoman kepada suku bunga yang berlaku, sedangkan untuk biaya administrasi, provisi dan lain-lain tidak boleh melebihi 2,5 % dan dipungut hanya sekali saja, yaitu pada waktu pemberian kredit,
d). Tidak diperkenankan menetapkan jangka waktu cicilan kredit kurang dari satu minggu (walaupun jangka waktu kredit tersebut mungkin lebih dari satu bulan). Meskipun demikian, apabila debitur sendiri karena kebutuhan usahanya ingin melakukan cicilan secara harian, maka bank dapat memberikan kesempatan tersebut kepada debitur tersebut.
4. Tidak diperkenankan melakukan praktek penggadaian.
2.2. Sistem Akuntansi Perbankan
2.2.1. Definisi Akuntansi
Secara umum Akuntansi dapat diartikan sebagai suatu proses atau metode untuk perhitungan keuangan. Namun banyak para ahli memberikan definisi akuntansi secara berbeda-beda karena memberikan tinjauan dari berbagai sudut pandang atau segi yang berbeda.
Dari berbagai macam definisi dari para ahli tersebut, terdapat suatu inti dari Proses Akuntansi yang terdiri dari beberapa tahap kegiatan, antara lain :
(24)
1. Tahap pencatatan atas semua kegiatan transaksi keuangan yang terjadi. 2. Tahap klasifikasi atas transaksi-transaksi yang terjadi kedalam
kelompok-kelompok transaksi yang sejenis.
3. Tahap penyusunan laporan yang telah dicatat dan diklasifikasikan tersebut. 4. Tahap penyusunan interpretasi terhadap segala sesuatu yang telah dilaporakan
oleh proses akuntansi tersebut.
2.2.2. Akuntansi Perbankan
Didalam pengembangan sistem akuntansi manajemen untuk perbankan terkandung suatu masalah tersendiri, mengingat bentuk kegiatan perbankan mempunyai ciri yang khusus yang berbeda dengan kegiatan industri pada umumnya sehingga dperlukan suatu sistem akuntansi khusus. Beberapa hal yang membedakan akuntansi perbankan dengan akuntansi pada umumnya antara lain :
1. Sebagian besar asset bank berupa monetary assets ataupun alat-alat likuwid yang sifatnya tidak tampak, sedangkan sebaliknya aktiva yang berwujud secara fisik relatif kecil.
2. Obyek yang diperdangkan oleh bank adalah jasa yang banyak pula bersifat abstrak.
3. Didalam Bank, Uang mempunyai fungsi baik sebagai alat likuwid maupun obyek yang diperdagangkan baik secara nyata (Bank Notes) maupun secara abstrak.
(25)
4. Mengingat obyek yang diperdagangkan berupa uang dan jasa-jasa yang bersifat abstrak serta mempunyai frekuensi yang sangat tinggi, maka pada setiap bank dituntut adanya tingkat internal control yang sangat ketat.
5. Seperti dikemukakan di atas bahwa sebagian besar assets bank berupa monetary assets dimana penghasilan bank dan biaya bank timbul sejalan dengan berlangsungnya waktu (misal : bunga kredit, bunga deposito dan lain-lain). Hal ini menuntut pihak manajemen bank agar lebih baik dan benar dalam mengelola assets dan liabilities bank tersebut.
6. Didalam pelaksanaannya bank (secara umum) akan memperdagangkan dan meng-administrasikan mata uang dengan jenis valuta yang sangat banyak. 7. Didalam melaksanakan transaksi-transaksi perbankan, bank lebih
mengandalkan kepercayaan atas dokumen-dokumen, kode-kode rahasia dan sebagainya.
8. Untuk berbagai keperluan terhadap informasi akuntansi, Bank Indonesia telah mengeluarkan peraturan bagi seluruh Bank yang beroperasi di Indonesia untuk mengumumkan Neraca dan Perhitungan Laba Rugi setiap kuartal yaitu tiap akhir bulan Maret, Juni, September, Desember.
2.3. Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen didefinisikan sebagai metode yang diorganisasikan untuk menyediakan informasi masa lalu, masa kini, dan proyeksi masa datang yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan internal dan eksternal
(26)
organisasi. SIM mendukung perencanaan, kontrol, dan fungsi-fungsi operasional suatu organisasi dengan memberikan informasi yang sama pada waktu yang tepat untuk mendukung proses pengambilan keputusan dalam pencapaian tujuan organisasi.
Dengan adanya dukungan informasi ini manajer dapat mengetahui kemana perusahaannya telah bergerak, dimana perusahaannya sekarang, dan kemana perusahaannya akan melangkah. Sebelum adanya komputer, hampir semua sistem yang digunakan oleh manajer dirancang hanya untuk memberikan informasi masa lampau. Salah satu karakteristik dari SIM modern adalah kemampuannya untuk melaporkan informasi tentang kejadian saat ini dan dimasa yang akan datang, yang merupakan informasi yang biasanya tidak tersedia dimasa sebelum adanya komputer.
2.4. Konsep Pengembangan Perangkat Lunak
2.4.1. Rekayasa Perangkat Lunak
Perangkat Lunak dapat diartikan sebagai suatu Urutan instruksi komputer yang mengeksekusi fungsi-fungsi yang ada untuk mengolah dan memanipulasi data sehingga dapat menghasilkan suatu informasi atau dokumen yang berguna. Dalam kaitannya dengan suatu sistem informasi, perangkat lunak dihasilkan melalui beberapa urutan proses pengembangan atau perekayasaan dan bukan “dibuat” (manufactured) dalam pengertian umum, sehingga pada dasarnya suatu bentuk perangkat lunak tidak akan habis dipakai. Dalam prakteknya, pengembangan
(27)
perangkat lunak disesuaikan dengan kebutuhan (Custom-built) dan bukan merupakan gabungan dari komponen-komponen yang sudah ada.
Pengembangan Perangkat Lunak dimaksudkan untuk menghasilkan suatu Perangkat Lunak yang berkualitas tinggi dengan biaya seminimal mungkin. Agar tujuan pengembangan Perangkat Lunak tersebut dapat tercapai, maka diperlukan urutan lingkup kerja pengembangan yang dapat dikelompokkan dalam beberapa fase berikut ini :
1. Fase Definisi
Memfokuskan pada pendefinisian informasi yang akan diproses, pendefinisian fungsi dan performansi yang diinginkan, penetapan interface yang akan digunakan, perancangan atau perkiraan kendala-kendala dan batasan-batasan, serta pendefinisian kriteria validasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan sistem.
2. Fase Pengembangan
Yaitu bagaimana menjabarkan struktur data dan arsitektur perangkat lunak serta prosedur rinci untuk penerapan, bagaimana proses penerjemahan kedalam bahasa pemrograman, serta bagaimana uji coba dilakukan.
3. Fase Pemeliharaan
Fase ini mencakup fokus Pembetulan, Adaptasi yang merupakan proses perbaikan terhadap lingkungan, serta Perluasan yaitu penambahan karena permintaan pemakai.
(28)
2.4.2. Model Proses Pengembangan
Dalam usaha pengembangan Perangkat Lunak yang dalam kaitannya dengan topik Tugas Akhir ini berarti Sistem Informasi, terdapat aktifitas-aktifitas yang mencakup :
1. Requirements Analysis and Specification
Mengerti apa yang dilakukan oleh sistem saat itu (pokok permasalahan), dan mengekspresikannya dalam bentuk yang jelas dan detail.
2. System and Software Design
Menentukan solusi yang tepat untuk pokok permasalahan diatas dan mengekspresikannya dalam suatu bentuk yang mudah untuk diterjemahkan ke suatu program komputer.
3. Implementation Coding
Menterjemahkan desain Sistem ke suatu bahasa pemrograman. 4. Testing
Memeriksa Sistem supaya sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan dan bebas dari kesalahan (error / bug).
5. Operation and Maintenance
Memperbaiki kesalahan apapun yang muncul dan meningkatkan fasilitas dari sistem sesuai dengan kebutuhan.
Urutan aktifitas-aktifitas yang menghasilkan suatu “proses” pengembangan perangkat lunak diatas dapat diekspresikan dalam suatu model. Model-model proses
(29)
pengembangan tersebut dapat dibedakan berdasarkan penekanan terhadap aktifitas atau tahap tertentu.
Latar belakang penggunaan model-model tersebut adalah kebutuhan untuk menghasilkan suatu sistem yang benar sedini mungkin dalam proses pengembangannya. Requirement dan karakteristik dari sistem perangkat lunak dari jenis aplikasi yang berbeda sangat bervariasi, sehingga tidak ada suatu model proses atau paradigma yang bisa mencakup segala jenis pengembangan sistem perangkat lunak. Beberapa model yang telah dikembangkan serta digunakan antara lain :
1. Model Waterfall
Dikenal dengan nama model tradisional atau model klasik. Model ini adalah model yang paling banyak dikenal dan dipakai.
Gambar 2.1. Model Waterfall Requirements Analysis
and Definition
System and Software Design
Implementation and Unit-Testing
Integration and System-testing
(30)
2. Model Prototyping
Prototyping adalah suatu proses yang memungkinkan pengembang aplikasi untuk menciptakan suatu model dari perangkat lunak yang harus dikembangkan. Tujuan utama dari prototyping adalah untuk mengurangi resiko dan ketidak-pastian selama tahap-tahap awal dari life-cycle pengembangan perangkat lunak. Prototyping meneruskan tahap analisa requirement untuk mengurangi biaya pengembangan perangkat lunak secara keseluruhan.
Gambar 2.2. Model Prototyping 3. Model Exploratory
Model ini dipakai dengan awal seadanya. Pengembang sistem tidak sepenuhnya mengerti dan menguasai requirement dari sistem. Sistem dikembangkan sejalan dengan adanya requirement baru. Model ini dipakai pada konteks dimana pengembang sulit sekali untuk membuat suatu
Establish outline specifications
Develop prototype
Evaluate prototype
Design and implement system
Components
Specify system
Validate system
(31)
spesifikasi. Model ini banyak dipakai pada area yang memiliki budget tinggi, misalnya militer.
Gambar 2.3. Model Exploratary 4. Model Evolutionary / Incremental
Model ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari model Explotary yang didesain untuk menjawab kritik terhadap model prototyping. Requirement didefinisikan dan diserahkan kepada pemakai dalam bentuk incremental (bertahap). Penyelesaian suatu tahap adalah dalam bentuk suatu unit perangkat lunak yang sudah berfungsi, bersama-sama dengan semua materi pendukungnya (misalnya dokumentasi dan user manual). Secara keseluruhan, model incremental ini adalah gabungan dari beberapa proses waterfall mini yang saling berurutan.
Develop outline specification
Build software system
Use software system
System Adequate ?
Deliver Software System
No
(32)
Gambar 2.4. Model Incremental 5. Model Transformational
Model ini adalah model yang berorientasi pada spesifikasi formal. Spesifikasi ini ditransformasikan melalui beberapa tahap yang telah diuji kebenarannya sebelum menjadi suatu sistem yang seutuhnya. Konsepnya : bila setiap tahap telah dibuktikan kebenarannya dari satu langkah ke langkah selanjutnya, maka sistem secara keseluruhan bisa diyakini kebenarannya dan sesuai dengan spesifikasi yang diminta.
6. Model Spiral
Model ini dikembangkan oleh Boehm dan cocok digunakan untuk organisasi yang besar. Langkah-langkah pengembangan sistem dengan menggunakan Metode Spiral antara lain :
Define System Deliverables
Specify System Increment
Build System Increment
Validate Increment
System Complete ?
Deliver Software System
No
Yes Deliver
(33)
a). Customer Communication
Komunikasi efektif antara pemakai dan pengembang perangkat lunak. b). Planning
Menentukan segala hal yang berhubungan dengan pengembangan perangkat lunak.
c). Risk Analysis
Menentukan resiko manajemen dan resiko teknik. d). Construction and Release
Menguji, menginstall, dan memberikan segala hal yang dibutuhkan konsumen (dokumentasi,training).
e). Customer Evaluation
Mendapatkan masukan dari konsumen tentang perangkat lunak yang baru dikembangkan.
Gambar 2.5. Model Spiral Planning
Risk Analysis
Engineering Construct and
Release Customer
Evaluation
Customer Communication
(34)
7. Model 4GT
Pada alat bantu 4GT (Fourth Generation Technique) memungkinkan pengembangan spesifikasi perangkat lunak secara otomatis sesuai dengan yang akan diterjemahkan ke program. Dengan menggunakan 4GT, rekayasa perangkat lunak memusatkan perhatian hanya kepada spesifikasi perangkat lunak yang diinginkan. Langkah-langkah yang dilakukan pada alat bantu ini adalah :
Gambar 2.6. Model 4GT 8. Model Kombinasi
Model ini merupakan gabungan dari 3 (tiga) model sebelumnya, yaitu Model Waterfall, Prototyping, dan Model 4GT.
Requirement Analysis
Strategic Design
4GT Implementation
(35)
Gambar 2.7. Model Kombinasi
2.5. Konsep Perancangan Sistem
2.5.1. Document FlowChart (System Flow)
System Flow berfungsi untuk menggambarkan aliran suatu dokumen dari suatu sistem dengan menggunakan simbol-simbol standar. Beberapa simbol dalam System Flow antara lain :
1. Terminal
Simbol ini untuk menggambarkan kondisi awal maupun akhir suatu sistem komputer.
2. Document
Result
Classic Life Cycle Requirement
Analysis
Prototype
(36)
Digunakan untuk menggambarkan semua jenis dokumen yang merupakan formulir yang digunakan untuk merekam data terjadinya suatu transaksi. Contoh dokumen yang digambarkan oleh simbol ini adalah Faktur Penjualan, Surat Order Pembelian.
3. Notes
Simbol ini digunakan untuk menggambarkan catatan-catatan yang digunakan untuk mencatat data yang direkam sebelumnya didalam dokumen / formulir. 4. On-Page Connector
Simbol ini digunakan untuk menghubungkan suatu simbol di suatu halaman dengan simbol yang lain pada halaman yang sama.
5. Off-Page Connector
Simbol ini digunakan untuk menghubungkan suatu simbol di suatu halaman dengan simbol yang lain pada halaman yang lain.
(37)
Digunakan untuk menggambarkan atau menguraiakan secara singkat kegiatan manual, seperti menerima order dari pembeli.
7. Temporary Archives
Merupakan simbol untuk menunjukkan tempat penyimpanan dokumen, yang dokumen-nya akan diambil kembali dari arsip tersebut di masa yang akan datang untuk keperluan pengolahan lebih lanjut.
8. Permanent Archives
Untuk menggambarkan arsip permanen yang merupakan tempat penyimpanan dokumen yang tidak akan diproses lagi dalam suatu sistem yang bersangkutan.
9. On-line Computer Process
Simbol ini digunakan untuk menggambarkan pengolahan data dengan komputer secara on-line.
(38)
10. Keying (typing, verifying)
Simbol ini menggambarkan pemasukan data ke dalam komputer melalui on-line terminal.
11. On-line Storage
Simbol ini menggambarkan arsip komputer yang berbentuk on-line (didalam memory komputer).
12. Decision
Simbol ini menggambarkan keputusan yang harus dibuat dalam proses pengolahan data. Keputusan yang dibuat ditulis di dalam memori.
13. Flowline
Merupakan arah proses pengolahan data. No
(39)
2.5.2. Data Flow Diagram (DFD)
DFD berfungsi untuk menggambarkan atau me-representasikan proses aliran data yang terjadi didalam sistem dari tingkat yang tertinggi sampai yang terendah, yang memungkinkan kita untuk melakukan dekomposisi, mempartisi, atau membagi sistem kedalam bagian-bagian yang lebih kecil dan yang lebih sederhana. Beberapa simbol dalam DFD antara lain :
14. External Entity (Kesatuan Luar)
Merupakan kesatuan di lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada dilingkungan luarnya yang akan memberikan input atau menerima output dari sistem.
15. Process (Proses)
Proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk kedalam proses untuk menghasilkan arus data yang keluar dari proses. Suatu proses harus memiliki input dan output.
Entity
0
Process
0 Process
(40)
16. Data Stores (penyimpanan data)
Penyimpanan data dapat berupa suatu file atau database didalam sistem komputer, arsip atau catatan manual, kotak tempat data di meja sesorang, agenda atau buku.
17. Data Flow (Arus data)
Arus data menunjukan arus dari data yang dapat berupa masukan atau keluaran untuk proses.
2.5.3. Entity-Relationship Diagram (ER Diagram)
ERD digunakan untuk menginterpretasikan, menentukan dan mendokumentasikan kebutuhan-kebutuhan untuk sistem pemrosesan database. ERD menyediakan bentuk untuk menunjukkan struktur keseluruhan kebutuhan data dari pemakai. Adapun elemen-elemen dari ERD ini adalah:
1. Entitas, adalah sesuatu yang dapat diidentifikasikan di dalam lingkungan kerja pemakai, sesuatu yang penting bagi pemakai dari sistem yang akan dikembangkan. Contoh dari entitas adalah Pelanggan.
DataFlow DataFlow DataFlow
(41)
2. Atribut, entitas memiliki atribut yang berfungsi untuk menjelaskan karakteristik dari entitas. Contoh dari atribut adalah NomorPelangan, NamaPelanggan, AlamatPelanggan.
3. Pengindentifikasi, data-data entitas memiliki nama yang berfungsi untuk mengidentifikasikan mereka. Misalnya data Pelanggan memiliki NomorPelanggan, Pegawai memiliki NomorIndukPegawai. Sebuah indentifikasi dapat bersifat unik atau tidak unik.
4. Hubungan atau Relasi berfungsi untuk menunjukkan hubungan suatu entitas dengan entitas yang lain. Hubungan ini boleh memiliki atribut. Banyaknya entitas dalam suatu relasi menunjukkan tingkat dari relasi bersangkutan, yang banyak digunakan dalam aplikasi-aplikasi adalah model yang menggunakan relasi tingkat 2 atau yang disebut dengan hubungan biner. Hubungan biner ini memiliki tiga tipe yaitu hubungan biner satu ke satu (One to One Relationship), hubungan biner satu ke banyak (One to Many Relationship) dan hubungan biner banyak ke banyak (Many to Many Relationship).
2.5.4. Database Relasional dan Normalisasi
Database merupakan media menyimpan informasi di dalam komputer yang berupa tabel-tabel yang saling terhubung satu sama lainnya. Pada database juga terdapat pada field untuk penetapan type dan panjang dari masing-masing informasi, record merupakan kelompok dari beberapa field yang menjadikan satu informasi.
(42)
Dalam pelaksanaan teknis penyimpanan suatu basis data kedalam media penyimpanan komputer, diperlukan suatu aturan-aturan yang sistematis. Proses pelaksanaan aturan-aturan tersebut disebut sebagai Normalisasi. Beberapa aturan dalam Normalisasi antara lain :
1. Non Multi-Value Attribute (1NF), artinya atribut-atribut dalam suatu table tidak boleh mengandung lebih dari satu nilai.
2. Full Functional Dependancy (2NF), artinya setiap Non Primary Key atribut harus bergantung fungsi secara penuh terhadap Primary Key atribut.
3. Non Transitive Dependancy (3NF), artinya setiap Non Primary Key atribut tidak boleh mengandung ketergantungan ke atribut yang lain.
4. Boyce Codd Normal Form (BCNF), artinya setiap atribut yang mengandung ketergantungan ke atribut lain harus merupakan Key yang paling sederhana.
2.6. Pengembangan Sistem Informasi
2.6.1. DataBase Management System (DBMS)
DBMS berfungsi sebagai sistem perangkat lunak yang dirancang untuk membantu pemakai dalam melakukan kontrol, mengambil, dan menyimpan data. Didalam DBMS, pendefinisian data dari data ini disampaikan ke DBMS melalui Data Definition Language (DDL) yang meliputi pendefinisian struktur, tipe, dan batasan-batasan (constraint). Dan untuk proses manipulasi data digunakan Data Manipulation Language (DML). Beberapa keuntungan penggunaan DBMS antara lain :
(43)
1. Pengendalian redundansi dan inkonsistensi data serta kemudahan dalam mengakses data pada sistem basis data yang memiliki relasi-relasi kompleks. 2. Multi User dan pembatasan akses (security).
3. Pemaksaan integrity constraint dan konsep kebebasan data. 4. Tersedianya fasilitas backup dan recovery.
2.6.2. Open DataBase Connectivity (ODBC)
ODBC merupakan salah satu komponen dari WOSA (Window Open System Architecture). ODBC menyediakan sebuah interface bagi program aplikasi yang merupakan kumpulan fungsi untuk memudahkan pengembangan atau pembangunan aplikasi dalam hubungannya dengan berbagai macam database dengan format yang berbeda. Oleh karena penggunaannya yang bersifat standar, maka fungsi dan perintah yang diberikan untuk mengakses informasi dari berbagai format database tidak berbeda. Keuntungan dari ODBC adalah :
1. Menyederhanakan pembuatan aplikasi pada saat dibutuhkan penyelesaian basis data.
2. Memproteksi aplikasi dan mencegah perubahan data yang tidak sah yang dilakukan user terhadap data yang terdapat dalam database dan meningkatkan penggunaan SQL.
ODBC mengijinkan suatu aplikasi untuk berhubungan dengan bermacam-macam data source dengan menentukan driver yang ada.
(44)
2.6.3. Structured Query Language (SQL)
SQL merupakan bahasa non-procedural yang termasuk keluarga Fourth Generation Language (4GL), artinya perintah-perintah yang ditulis dengan SQL merupakan deskripsi dari hasil output. Sebagai bahasa yang telah menjadi standar industri, SQL dapat digunakan atau difungsikan bersama di dalam tools pemrograman atau aplikasi pemrograman baik itu untuk yang dijalankan dibawah sistem operasi DOS (Under DOS), dibawah sistem operasi Windows, maupun untuk aplikasi yang dijalankan pada sistem operasi yang lain (misal : Linux).
Hingga beberapa dekade ini SQL telah digunakan sebagai standar bahasa dalam Produk Database Client/Server seperti Oracle, MS. SQL Server, Sybase, dan lain-lain. Dengan memberikan pengontrolan penuh terhadap aksesibilitas server, SQL menyediakan fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Data Definition – Fungsi-fungsi ini digunakan untuk mendefinisikan struktur database atau secara spesifik mendefinisikan tabel, field, tipe data serta hubungannya (relationship).
2. Data Retrieval – Fungsi-fungsi untuk melakukan pembacaan atau pengambilan data sesuai dengan perintah yang diberikan.
3. Data Processing – Fungsi-fungsi yang digunakan untuk me-manipulasi data seperti Insert, Update, Delete.
4. Security – Fungsi-fungsi untuk memberikan batas-batas keamanan dari data, baik yang berupa Pembatasan Akses User maupun Pembatasan Akses
(45)
5. Concurrent Access – Fungsi-fungsi yang memungkinkan pengelolaan dan pengaksesan data oleh beberapa Client atau User pada saat yang bersamaan agar tidak terjadi kesalahan.
2.6.4. Power Designer
Power Designer merupakan suatu paket Tools untuk perancangan atau desain sistem informasi yang dikeluarkan oleh Sybase Incorporation. Salah satu kelebihan Power Designer adalah dapat meng-generate sebuah sistem informasi dari bentuk Diagram Alur Data (DFD) kemudian ke Diagram Relasi Entitas (ER-Diagram), Diagram Database dan akhirnya menjadi suatu Aplikasi yang berbasis Power ++, Power Builder, Visual Basic, Delphi, maupun berbasis Web serta kemampuan untuk menggunakan berbagai macam Back-End Database seperti Sybase, Oracle, Informix, MS. SQL Server, DB2, atau InterBase. Paket Power Designer terdiri :
1. MetaWorks 2. ProcessAnalyst 3. DataArchitect 4. AppModeller
(46)
2.6.5. Borland Delphi Client / Server
Borland Delphi merupakan sebuah Rapid Application Development (RAD) dan tools pengembangan aplikasi database. Delphi menggabungkan kekuatan Compiler 3GL dengan kemudahan dan kecepatan pengembangan dari bahasa 4GL. Dengan berbasis Objek Pascal serta kemampuan Linker-nya dalam mengoptimasi segmen-segmen, Delphi dapat mengurangi ukuran File Eksekusi (.EXEs) hasil kompilasi hingga 30% dengan kecepatan eksekusi 10 hingga 20 kali lebih cepat dibanding dengan Kode Interpreter.
Gambar 2.8. Konektifitas Database Borland Delphi
Application Level
Paradox dBase BDE Config DBD
Delphi
Borland Database Engine (BDE) – aka IDAPI BDE Level
Data Level Paradox
DBase ASCII
InterBase Informix SQL Server
Oracle
Local InterBase
Server
(47)
Dengan Aksesibilitas yang tinggi terhadap segala jenis database, Delphi dapat mengakses database baik dari keluarga PC (Paradox, MS. Access, Oracle, MS. SQL Server, dll) maupun Mini Computer (AS/400). Dengan dukungan Akses melalui ODBC dan kemampuan untuk pembuatan Apikasi Terdistribusi dengan pemanfaatan teknologi yang ada (COM, DCOM, CORBA, MIDAS) serta kemudahan dalam penulisan kode Assembler untuk pengaksesan langsung (Direct Access) Microprocessor membuktikan bahwa Borland Delphi sangat tangguh untuk pengembangan Aplikasi Database maupun Aplikasi Akses Control.
2.6.6. InterBase Server
InterBase merupakan suatu Sistem Manajemen Database Relasional (Relational Database Management System) yang memberikan suatu cara penyimpanan dan pengelolaan informasi dengan memberikan fasilitas dan keunggulan dalam manajemen Objek database. InterBase dapat dijadikan pilihan pengguna untuk Manajemen Database suatu perusahaan atau instansi yang memerlukan security yang handal namun tetap dalam kesederhanaan-nya. Dengan fitur-fitur yang memberikan banyak keuntungan bagi pengguna-nya, InterBase dapat disejajarkan dengan RDBMS yang lain seperti Oracle, MS. SQL Server,Sybase, dan lainnya. Fitur-fitur InterBase Server tersebut antara lain :
1. Dukungan terhadap Protocol Jaringan seperti TCP/IP, NetBEUI/named pipes, Netware IPX/SPX,
(48)
2. Aksesibilitas Database secara Simultan; artinya kemampuan sebuah Aplikasi untuk mengakses beberapa database dalam waktu bersamaan,
3. Dukungan terhadap SQL standard ANSI,
4. Aksesibilitas Database secara Concurency; artinya kemampuan beberapa client untuk mengakses sebuah database dalam waktu yang bersamaan,
5. Optimalisasi Query secara otomatis dari pada Server.
Bentuk penyimpanan data dalam InterBase Server yaitu sebuah Database yang terdiri dari satu atau lebih Tabel disimpan dalam bentuk sebuah File. Pengaturan aksesibilitas data dilakukan oleh Administrator dengan menggunakan Sistem Operasi Granting yang dapat berupa Select, Insert, Update, Delete, All. Dengan penggunaan InterBase Server sebagai Back-End database dari suatu aplikasi berskala jaringan, pengguna hanya membutuhkan sedikit pengelolaan dan pemeliharaan data.
2.7. Implementasi Sistem
Implementasi merupakan pendidikan dan pelatihan pemakaian sistem informasi, pelatihan dan koordinasi teknisi yang akan menjalankan sistem, pengujian sistem yang baru, dan pengubahan yang dilakukan untuk membuat sistem informasi yang telah dirancang menjadi dapat dilaksanakan secara operasional. Puncak segala kegiatan pengembangan dan perancangan sistem informasi adalah terletak pada tahap implementasi.
(49)
Implementasi sistem yang berkaitan dengan penggantian atau perubahan dari sistem lama ke sistem baru memerlukan suatu pendekatan konversi tertentu yang ditentukan oleh jenis permasalahan sistem. Pendekatan Konversi tersebut antara lain : 1. Konversi Langsung
Yaitu implementasi sistem baru secara langsung dan menghentikan segera pemakaian sistem yang lama. Pendekatan ini cocok digunakan dalam situasi ; a). Sistem baru tidak menggantikan sistem manapun yang sedang
digunakan oleh perusahaan,
b). Sistem lama diputuskan sama sekali tidak memiliki manfaat atau nilai, c). Sistem baru sangat kecil dan sangat sederhana,
d). Desain sistem baru sangat berbeda dengan sistem lama dan perbandingan antara keduanya tidak bermanfaat.
Gambar 2.9. Pendekatan Konversi Langsung 2. Konversi Paralel
Adalah bentuk implementasi sistem baru secara bersamaan dengan pemakaian sistem yang lama selama jangka waktu tertentu dibandingkan dengan keluaran sistem lama serta perbedaan yang timbul direkonsiliasi.
Pendekatan ini memberikan perlindungan bagi organisasi dan kemungkinan kegagalan sistem yang baru dalam menghasilkan keluaran yang diperlukan,
(50)
namun cukup membutuhkan biaya yang relatif besar mengingat kedua sistem (lama dan baru) dijalankan pada saat yang bersamaan guna menghasilkan keluaran yang sama.
Gambar 2.10. Pendekatan Konversi Paralel 3. Konversi Modular
Seringkali disebut dengan pendekatan Pilot Project, yaitu implementasi sistem baru ke dalam organisasi secara sebagian-sebagian. Keuntungan penggunaan pendekatan konversi Modular antara lain :
a). Resiko kegagalan sistem dapat dibatasi ditempat terbatas,
b). Masalah yang timbul dari sistem baru dapat segera diatasi sebelum diimplementasikan ke penerapan yang lebih luas,
c). Karyawan dari tempat atau bagian perusahaan yang akan mengoperasikan sistem dapat diatih di tempat yang dijadikan Pilot Project sebelum mengoperasikan sistem di tempat mereka sendiri. Kelemahan yang ada pada pendekatan ini antara lain :
a). Diperlukan periode atau waktu yang lebih lama untuk menerapkan sistem baru dalam perusahaan secara keseluruhan,
b). Tidak semua sistem dapat diimplementasikan dengan pendekatan ini, Sistem Lama
(51)
c). Tidak semua organisasi dapat menerapkan pendekatan ini.
Sistem Lama
Sistem Lama
Sistem Lama
Sistem Baru
Sistem Lama
Sistem Lama
Sistem Baru
Sistem Baru Gambar 2.11. Pendekatan Konversi Modular 4. Konversi Phase-In
Konversi ini hampir sama dengan konversi Modular, perbedaan utama dari keduanya bahwa konversi Modular membagi organisasi untuk implementasi sistem baru sedangkan pada konversi Phase-in pembagian dilakukan terhadap sistem yang akan diimplementasikan.
Gambar 2.12. Pendekatan Konversi Phase-in Sistem Lama
(52)
(53)
BAB III
PERMASALAHAN
3.1. Identifikasi Permasalahan
Inti dari permasalahan yang dapat diangkat berdasarkan Latar Belakang yang telah disebutkan, bahwa sistem operasional kerja pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Rajekwesi masih bersifat manual artinya seluruh aktifitas dan operasi kerja yang berkaitan dengan Pelayanan terhadap Nasabah, Pengelolaan Data-data Keuangan maupun Pembentukan Laporan-laporan masih menggunakan catatan-catatan, dengan kata lain masih mengandalkan Sistem Arsip berupa Kertas (Paper).
Sebagai suatu Lembaga Keuangan yang berbasis pada Pengelolaan Keuangan atau Dana yang berasal dari dan disalurkan kepada Nasabah, PT. BPR Rajekwesi sangat membutuhkan suatu sistem operasional kerja yang dapat menjamin validitas dan akurasi dari data keuangan yang dikelola tersebut.
3.2. Sistem Kerja Bank
Struktur Organisasi PT. BPR Rajekwesi dibagi menjadi beberapa bagian yang secara umum telah memenuhi standar struktur organisasi lembaga bank, yang dapat digambarkan sebagai berikut :
(54)
Gambar 3.1. Struktur Organisasi Operasional PT. BPR Rajekwesi
Dalam praktek pelaksanaan sistem kerja, karyawan-karyawan dikelompokkan kedalam beberapa bagian yang menangani tugas-tugas berdasarkan jenis produk yang diselenggarakan, yaitu berdasarkan Kelompok Tabungan, Deposito, Kredit serta yang menangani Bagian Keuangan. Seluruh bagian tersebut dikontrol oleh Supervisor dibawah Direktur.
Pejabat–pejabat bank pada PT. BPR Rajekwesi berdasarkan struktur organisasi diatas dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Direktur, sebagai pimpinan tertinggi dibawah Komisaris serta pemberi keputusan.
2. Supervisor, pengendali atau pengawas kerja operasional.
3. Keuangan, menangani pembentukan prosedur akuntansi dari seluruh operasional kerja instansi yang berorientasi pada laporan keuangan.
CUSTOMER SERVER SUPERVISOR
AKUNTANSI
(55)
4. Customer Service, menangani pelayanan Nasabah Tabungan dan Deposito yang meliputi Pembukaan / Registrasi Rekening, Komplain, maupun administrasi Nasabah lain.
5. Account Officer (AO), menangani hal-hal yang berkaitan dengan Kredit Nasabah.
6. Administrasi, pengelolaan data keuangan nasabah yang meliputi pemberian nilai Bunga, Denda, serta perhitungan lainnya.
7. Teller, menangani transaksi keuangan harian Nasabah.
Gambaran mengenai Sistem Kerja manual PT. BPR Rajekwesi dapat dijelaskan pada Gambar 3.2.
Berdasarkan fungsi pokok usaha perbankan atau sebagai Financial Intermediary, PT. BPR Rajekswesi telah menyelenggarakan layanan bagi Nasabah berupa produk antara lain :
1. Tabungan (Saving Account), 2. Deposito (Demand Deposit), dan 3. Kredit (Loan).
Mengingat sebagian besar Aset dari instansi bank adalah uang, maka untuk memperoleh laporan data keuangan berdasarkan operasional kerja tersebut, PT. BPR Rajekwesi telah menggunakan prosedur sistem akuntansi manual.
(56)
3.3. Tabungan
PT. BPR Rajekwesi telah menyelenggarakan beberapa jenis tabungan yang dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Tabungan Umum
Yaitu Jenis-jenis tabungan yang diselenggarakan secara umum, misalnya Simantera, Siswa, PHBK, Sikomas.
2. Tabungan Wajib
Yaitu jenis tabungan yang diwajibkan bagi Nasabah yang melakukan atau mengambil Kredit. Menurut aturan, Tabungan Wajib tidak boleh diambil jika kredit yang diambil Nasabah belum Lunas, akan tetapi dengan kebijaksanaan BANK jika nasabah tidak melakukan pembayaran angsuran Kredit maka pihak BANK diperbolehkan mengambil nilai uang dari tabungan Wajib (Debet Otomatis) untuk membayarkan angsuran kredit nasabah tersebut. Dengan pertimbangan kemudahan dalam pengaturan rekening tabungan serta jumlah Nasabah tabungan yang cukup banyak, maka penentuan Nomor Rekening Tabungan disesuaikan atau dikelompokkan berdasarkan jenis tabungan, misalnya Simantera dengan kode 210.01 dan nasabah dengan nomor urut per tabungan simantera 99 maka Nomor Rekening nasabah yang bersangkutan adalah
210.01.00099 .
Bunga Tabungan diberikan pada setiap Nomor Rekening dari seluruh jenis tabungan dengan menggunakan Sistem Harian, artinya Nilai Bunga dihitung dari
(57)
jumlah komulatif dari perhitungan bunga per hari. Perhitungan Bunga dilakukan terhadap saldo akhir pada tiap Transaksi yang dilakukan dalam satu bulan tertentu dengan rumus :
Sebagai gambaran perhitungan bunga tabungan dapat dijelaskan sebagai berikut : Rekening 210.01.00099 melakukan 3 (tiga) transaksi dalam Bulan Januari 2001, dengan ketentuan 2 kali setoran masing-masing Rp. 100.000,- dan Rp. 150.000,- serta 1 kali penarikan sebesar Rp. 75.000,- . Jumlah hari per Transaksi dihitung dari selisih tanggal pada saat melakukan transaksi dengan tanggal transaksi berikutnya atau dengan tanggal akhir bulan pada bulan yang bersangkutan jika tidak ada transaksi yang lain.
Asumsi besar bunga per bulan yang ditetapkan bank adalah 2 %.
Rekening Tanggal Sandi Nilai SaldoAkhir JmlHari
210.01.00099 05/01/2001 1 100.000 100.000 10
210.01.00099 15/01/2001 1 150.000 250.000 10
210.01.00099 25/01/2001 2 75.000 175.000 6
Dari data-data tersebut diatas, maka besar bunga sebelum pajak dan biaya administrasi adalah :
(2 / 100) x 100.000 x 10 = 20.000
(2 / 100) x 250.000 x 10 = 50.000
(2 / 100) x 175.000 x 6 = 35.000
(Rp. 105.000) / 31 = Rp. 3.387,10 (Bunga %) x SaldoAkhir x JmlHari
(58)
Besar Pajak ditentukan dari Prosentase Pajak x NilaiBunga. Sedangkan besar Administrasi ditentukan oleh kebijaksanaan Bank.
3.4. Deposito
Deposito berjangka yang diselenggarakan di PT. BPR Rajekwesi mengikuti aturan dari Bank Indonesia yaitu Deposito Berjangka 1 Bulan, 3 Bulan, 6 Bulan, dan 12 Bulan. Dengan pertimbangan bahwa jumlah Nasabah Deposito sedikit atau terbatas, maka peng-kode-an deposito hanya ada 1 (satu) untuk seluruh jenis Deposito yaitu 210.02. Sedangkan penentuan Nomor Rekening Deposito didasarkan pada urutan seluruh jumlah Nasabah Deposito.
Seperti halnya pada perhitungan bunga Tabungan, perhitungan bunga Deposito menggunakan Sistem Harian, artinya Nilai Bunga dihitung dari jumlah komulatif dari perhitungan bunga per hari. Bunga Deposito diberikan setiap bulan pada seluruh Rekening Deposito yang masih Aktif atau berlaku dengan rumus :
Besar SukuBunga yang digunakan didasarkan pada ketetapan Pemerintah untuk setiap Jangka Waktu Deposito. Nilai Bunga Deposito yang telah diberikan pada setiap Rekening Deposito tersebut diatas, dapat ‘Ditransfer ke Rekening Tabungan’ atau dapat ‘Diambil Tunai’ sesuai dengan perjanjian pada saat Pembukaan Deposito.
(59)
Apabila Suatu Rekening Deposito mengalami masa Jatuh Tempo, maka rekening tersebut dapat ‘Ditutup’ atau diperpanjang dengan proses ‘RollOver Otomatis’.
3.5. Kredit
Kredit yang telah diselenggarakan oleh PT. BPR Rajekwesi diberikan baik untuk masyarakat umum maupun untuk karyawan Instansi Bank yang bersangkutan (PT. BPR Rajekwesi). Beberapa jenis produk Kredit berdasarkan Metode Perhitungan Bunga tersebut antara lain :
1. Kredit Pertanian dan Kredit PRK, menggunakan Pola Fleksibel 2. Kredit Perdagangan, menggunakan Pola Flat atau Efektif 3. Kredit Konsumtif, menggunakan Pola Flat
Nasabah yang melakukan kredit dibebani biaya-biaya administrasi yang besar nilai-nya telah ditetapkan oleh pihak bank maupun berdasarkan peraturan / ketetapan pemerintah yang berlaku. Biaya-biaya tersebut antara lain Administrasi, Provisi, dan Notaris. Selain biaya-biaya administrasi tersebut diatas nasabah kredit diwajibkan “menyisihkan” sejumlah nilai untuk ditransfer ke rekening Tabungan Wajib.
Metode atau Pola Perhitungan Bunga Kredit yang diterapkan oleh PT. BPR Rajekwesi dapat dijelaskan sebagai berikut :
(60)
1. Pola Flat
Metode Perhitungan Bunga Kredit ini didasarkan pada pemerataan Angsuran yang harus dibayar oleh Nasabah setiap waktu-nya. Sebagai contoh perhitungan bunga kredit dengan menggunakan Pola Flat adalah sebagai berikut :
Nominal Pinjaman (Rp.) : 1.000.000,00 Jangka Waktu (Bln) : 12
Suku Bunga (% / Bln) : 20,00 Angsuran
Ke-
Jumlah Pinjaman
Angsuran Pokok
Angsuran Bunga
Jumlah Angsuran 1 1.000.000,00 83.333,33 16.666,67 100.000,00 2 916.666,67 83.333,33 16.666,67 100.000,00 3 833.333,34 83.333,33 16.666,67 100.000,00 4 750.000,01 83.333,33 16.666,67 100.000,00 5 666.666,68 83.333,33 16.666,67 100.000,00 6 583.333,35 83.333,33 16.666,67 100.000,00 7 500.000,02 83.333,33 16.666,67 100.000,00 8 416.666,69 83.333,33 16.666,67 100.000,00 9 333.333,36 83.333,33 16.666,67 100.000,00 10 250.000,03 83.333,33 16.666,67 100.000,00 11 166.666,70 83.333,33 16.666,67 100.000,00 12 83.333,37 83.333,33 16.666,67 100.000,00 T o t a l 1.000.000,00 200.000,00 1.200.000,00
Keterangan :
(61)
Angsuran Bunga = (SukuBunga x Nominal Pinjaman) Jumlah Angsuran = (Angsuran Pokok + Angsuran Bunga)
Jumlah Pinjaman Angsuran n = (Jumlah Pinjaman Angsuran Ke-(n-1) – Jumlah Angsuran).
2. Pola Efektif
Metode Perhitungan Bunga Kredit ini didasarkan pada penggunaan formula
Sliding Rates yang menggunakan pemerataan Angsuran Pokok dan perhitungan Bunga Angsuran berdasarkan Angsuran Pokok sebelumnya. Sebagai contoh perhitungan bunga kredit dengan menggunakan Pola Efektif dengan Sliding Rates adalah sebagai berikut :
Nominal Pinjaman (Rp.) : 1.000.000,00 Jangka Waktu (Bln) : 12
Suku Bunga (% / Thn) : 20,00 Angsuran
Ke-
Jumlah Pinjaman
Angsuran Pokok
Angsuran Bunga
Jumlah Angsuran 1 1.000.000,00 83.333,33 16.666,67 100.000,00 2 916.666,67 83.333,33 15.277,78 98.611,11 3 833.333,34 83.333,33 13.888,89 97.222,22 4 750.000,01 83.333,33 12.500,00 95.833,33 5 666.666,68 83.333,33 11.111,12 94.444,45 6 583.333,35 83.333,33 9.722,22 93.055,55 7 500.000,02 83.333,33 8.333,34 91.666,67 8 416.666,69 83.333,33 6.944,45 90.277,78 9 333.333,36 83.333,33 5.555,56 88.888,89
(62)
10 250.000,03 83.333,33 4.166,67 87.500,00 11 166.666,70 83.333,33 2.777,78 86.111,11
12 83.333,37 83.333,33 1.388,89 84.722,22
T o t a l 1.000.000,00 108.333,37 1.108.333,37
Keterangan :
Jumlah Angsuran Pokok per Bulan = (Nominal Pinjaman / Jumlah Angsuran).
Angsuran Bunga ke-n = (Nominal Pinjaman–Angsuran Pokok ke–(n– 1) x Suku Bunga) / 12.
3. Pola Fleksibel
Perhitungan angsuran kredit dengan menggunakan metode ini didasarkan pada kebebasan dalam menentukan bulan pembayaran Angsuran Pokok. Jumlah Pinjaman (Rp.) : 1.000.000,00
Jangka Waktu (Bln) : 6 Suku Bunga (% / Bln) : 03,00
Pokok Diangsur Bulan ke- : 4 dan 6 sebesar 50 % a). Realisasi sebelum tanggal 25
Tanggal Realisasi Kredit : 3 Agustus 2000 Angsuran
Ke-
Jumlah Pinjaman
Angsuran Pokok
Angsuran Bunga
Jumlah Angsuran
1 1.000.000,00 0,00 9.677,42 9.677,42
2 1.000.000,00 0,00 30.000,0 30.000,00
(63)
4 1.000.000,00 500.000,00 30.000,0 530.000,00
5 500.000,00 0,00 15.000,00 15.000,00
6 500.000,00 500.000,00 15.000,00 515.000,00
T o t a l 1.000.000,00 129.677,42 1. 129.677,42
Keterangan :
Angsuran Bunga I = Jumlah Pinjaman x bunga harian x (25 – T) ; T : Tanggal Realisasi.
b). Realisasi sesudah tanggal 25
Tanggal Realisasi Kredit : 27 Agustus 2000 Angsuran
Ke-
Jumlah Pinjaman
Angsuran Pokok
Angsuran Bunga
Jumlah Angsuran
1 1.000.000,00 0,00 28.870,97 28.870,97
2 1.000.000,00 0,00 30.000,0 30.000,00
3 1.000.000,00 0,00 30.000,0 30.000,00
4 1.000.000,00 500.000,00 30.000,0 530.000,00
5 500.000,00 0,00 15.000,00 15.000,00
6 500.000,00 500.000,00 15.000,00 515.000,00
T o t a l 1.000.000,00 148.870,97 1. 148.870,97
Keterangan :
Angsuran Bunga I = Jumlah Pinjaman x bunga harian x (akhir bulan–T) ; T : Tanggal Realisasi.
ReKalkulasi Kredit atau penyelamatan kredit adalah kredit yang semula tergolong “Diragukan” atau “Macet” kemudian diusahakan untuk diperbaiki. Bentuk
(64)
1. Penjadwalan kembali (rescheduling) yaitu perubahan syarat kredit yang hanya menyangkut jadwal pembayaran dan atau jangka waktunya.
2. Persyaratan kembali (reconditioning) yaitu perubahan sebagian atau seluruh syarat-syarat kredit yang tidak terbatas pada perubahan jadwal pembayaran, jangka waktu dan atau persyaratan lainnya sepanjang tidak menyangkut perubahan maksimum saldo kredit.
3. Penataan kembali (restructuring) yaitu perubahan syarat-syarat kredit yang menyangkut :
a). Penambahan dana bank, dan atau
b). Konversi seluruh atau sebagian tunggakan bunga menjadi pokok kredit baru, dan atau
c). Konversi seluruh atau sebagian dari kredit menjadi penyertaan dalam perusahaan, yang dapat disertai dengan penjadwalan kembali dan atau persyaratan kembali.
Perhitungan Denda Kredit dihitung berdasarkan nilai Angsuran yang berlaku atau Angsuran saat ini dengan nilai prosentase Denda sesuai perjanjian pada saat permohonan kredit yang telah dilakukan.
Kolektibilitas Kredit ditujukan untuk melakukan kontrol penuh terhadap Nasabah Kredit. Beberapa kriteria dalam Kolektibilitas Kredit antara lain :
(65)
1. Kredit Pertanian dan Kredit PRK
Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet
Belum Jatuh Tempo
Tunggakan Bunga 1 s/d 3 bulan Belum Jatuh Tempo
Tunggakan Bunga 4 s/d 6 bulan, atau Jatuh Tempo tetapi kurang dari 3 bulam
Jatuh Tempo Tunggakan Bunga 6 s/d 12 bulan
Jatuh Tempo Tunggakan Bunga 12 s/d 24 bulan
Table 3.1. Daftar Kriteria Kolektibilitas Kredit Pertanian dan PRK 2. Kredit Perdagangan dan Konsumtif
Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet
Tunggakan Bunga / Pokok 1 s/d 3 bulan
Tunggakan Bunga / Pokok 3 s/d 6 bulan
Tunggakan Bunga / Pokok 6 s/d 12 bulan
Tunggakan Bunga / Pokok 12 s/d 24 bulan
Table 3.2. Daftar Kriteria Kolektibilitas Kredit Perdagangan dan Konsumtif
3.6. Akuntansi
Suatu organisasi yang menyelenggarakan pembukuan menggunakan prosedur-prosedur akuntansi untuk mencatat transaksi-transaksi dan menyiapkan laporan keuangannya. Prosedur-prosedur tersebut membentuk suatu siklus yang disebut Siklus Akuntansi. Secara umum, siklus akuntansi dapat dijelaskan pada Gambar 3.2 .
Beberapa Unsur Pokok dari Siklus Akuntansi Manual antara lain :
1. Struktur Kode Rekening (Chart of Account)
Penggunaan kode dalam pengklasifikasian rekening dimaksudkan untuk identifikasi rekening secara individu sehingga dapat diperoleh pelaporan yang jelas dan menyeluruh. Kode pada setiap rekening bersifat Unik, artinya sebuah kode hanya
(66)
Daftar rekening biasanya disusun atas dasar subklasifikasi dan kelompok sesuai dengan penyajian laporan keuangan. Misalnya rekening dikelompokkan menjadi kelompok rekening Neraca dan Rugi-Laba. Kelompok Neraca disubklasifikasikan menjadi kelompok Aktiva (Assets), Utang (Liabilities), Modal
(Equity). Sedangkan rekening Rugi-Laba digolongkan menjadi rekening Pendapatan
(Income) dan Biaya (Expense).
Gambar 3.3. Siklus Akuntansi Manual Transaksi dan
Peristiwa-peristiwa lain
Jurnal Penyesuaian kembali
Laporan Keuangan – Neraca Awal Periode
Neraca Saldo Setelah Penutupan
Penutupan / Clossing – Rekening Nominal Penyusunan Laporan Keuangan Dokumen Sumber dan Dokumen pendukung Identifikasi dan pengukuran Neraca Lajur (Optional) Neraca Saldo Disesuaikan Penjurnalan Jurnal Umum Jurnal Khusus
Posting / Pengakunan Buku Besar Buku Pembantu
Neraca Saldo / Trial Balance
Penyesuaian / Adjusment
(67)
Kelompok rekening Neraca sering disebut dengan rekening Real karena bertujuan untuk mengetahui selisih atau saldo yang sebenarnya dari rekening bersangkutan dan bukan untuk mengetahui total penambahan atau pengurangan. Kelompok rekening untuk menampung Perubahan Modal disebut rekening Nominal
atau Sementara karena saldo rekening tersebut menunjukkan jumlah rupiah akumulasi atau jumlah total perubahan selama suatu periode.
2. Pencatatan Transaksi (Identifikasi dan Pengukuran)
Sumber dari siklus akuntansi adalah transaksi dalam arti bahwa transaksi tersebut memiliki kriteria dapat diukur, relevan, dan dapat diandalkan dengan kata lain secara langsung mempengaruhi posisi keuangan. Transaksi yang terjadi pada suatu entitas harus dicatat dengan pos-pos yang tepat yang melibatkan nama rekening yang sesuai berdasarkan dokumen sumber dan dokumen pendukung transaksi tersebut. Oleh karena itu setiap terjadi transaksi perlu dilakukan identifikasi dan pengukuran agar diperoleh nilai yang tepat serta nama rekening yang sesuai. Hal yang perlu diperhatikan dalam pencatatan transaksi adalah bahwa pada setiap transaksi yang terjadi melibatkan dua rekening atau lebih dengan berdasarkan pada persamaan :
Proses Identifikasi terhadap suatu transaksi yang terjadi dilakukan dengan mengelompokkan elemen-elemen yang terdapat dalam transaksi tersebut ke dalam rekening yang sesuai dengan Chart of Account. Contoh Analisa untuk
(68)
mengidentifikasi dan mengklasifikasikan suatu transaksi dapat dijelaskan sebagai berikut :
Perusahaan membeli tanah secara tunai dengan harga : Rp. 100.000.000,00 . Transaksi tersebut berarti mempengaruhi jumlah pemilikan tanah perusahaan dan uang tunai berkurang karena digunakan untuk membayar pembelian tanah tersebut. Tanah merupakan aset / harta perusahaan yang mempunyai masa manfaat > 1 periode akuntansi sehingga digolongkan sebagai Aktiva Tetap. Dengan demikian hasil dari identifikasi dan pengukuran adalah :
Aktiva Tetap – Tanah bertambah Rp. 100.000.000,00 Aktiva Lancar – Kas berkurang Rp. 100.000.000,00 .
3. Penjurnalan
Setelah dilakukan identifikasi dan pengukuran terhadap suatu transaksi, kemudian dilakukan pencatatan dengan suatu perkiraan / rekening ke dalam media pencatatan secara kronologis yang disebut Jurnal (the books of original entry). Pada dasarnya Jurnal dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
a). Jurnal Umum, untuk mencatat transaksi yang bersifat umum / tidak tinggi frekuensi terjadinya misalnya ‘Pembayaran Biaya Penerangan Listrik’.
b). Jurnal Khusus, untuk mencatat transaksi yang bersifat khusus / frekuensi terjadinya tinggi, misalnya ‘Jurnal Pengeluaran Kas’ untuk mencatat berbagai pengeluaran kas.
(69)
4. Posting / Pengakunan
Posting / pengakunan merupakan kegiatan memindahkan jumlah yang terdapat dalam jurnal ke dalam rekening yang sesuai dalam Buku Besar atau General Ledger. Dengan kata lain Buku Besar merupakan rangkuman dari transaksi-transaksi yang telah dicatat di Jurnal. Jadi jika Jurnal berisi data transaksi secara kronologis (urut waktu), maka buku besar merupakan ringkasan atau pengelompokan dari seluruh transaksi per rekening.
5. Neraca Saldo (Neraca Percobaan / Trial Balance)
Neraca Saldo merupakan suatu daftar yang berisi seluruh rekening beserta saldonya yang dibentuk untuk mengetahui keseimbangan (Balance) antara sisi Debet dan sisi Kredit. Neraca Saldo disusun hanya untuk kepentingan internal, yaitu untuk kepentingan memudahkan penyusunan laporan keuangan oleh akuntan.
6. Penyesuaian
Dalam rangka untuk mempersiapkan laporan keuangan berdasarkan periode akuntansi tertentu, terdapat dua metode / konsep dasar pencatatan transaksi yaitu : a). Cash Basis Accounting, mendasarkan pada representasi laporan rugi laba
terhadap penggunaan pendapatan dan biaya pada periode saat pendapatan tersebut diterima secara tunai atau pada saat biaya dikeluarkan.
b). Accrual Basis Accounting, mendasarkan pada representasi laporan rugi laba terhadap penggunaan pendapatan dan biaya pada periode saat transaksi
(70)
terjadi, tidak peduli apakah pada saat transaksi tersebut uang sudah atau belum dierima / dikeluarkan.
Berdasarkan pada penggunaan konsep Accrual Basis Accounting maka diperlukan penyesuaian nilai pada beberapa rekening agar laporan yang disajikan lengkap dan up-to-date. Rekening-rekening yang memerlukan penyesuaian tersebut antara lain : Pendapatan yang masih harus diterima (Piutang Sewa, Piutang Bunga) , Biaya yang masih harus dibayar(Utang Biaya Telepon, Utang Biaya Gaji Karyawan).
7. Penutupan Buku
Penutupan Buku merupakan perpindahan saldo rekening pendapatan dan biaya ke dalam rekening rugi laba, dengan demikian rekening pendapatan dan biaya siap digunakan untuk periode berikutnya (bernilai 0). Selanjutnya dilakukan penyesuaian nilai rekening modal berdasarkan perhitungan laba atau rugi tersebut diatas, jika rugi maka akan mengurangi Modal dan sebaliknya jika laba maka akan menambah Modal.
8. Laporan Keuangan
Setelah melewati unsur-unsur atau langkah-langkah tersebut diatas, maka laporan keuangan dapat diperoleh. Laporan-laporan keuangan tersebut antara lain : a). Laporan Rugi / Laba (Profit-Loss Report), menunjukkan seluruh pendapatan
yang terjadi serta biaya yang dikeluarkan pada periode tersebut, kemudian selisih antara keduanya (rugi / laba). Laporan ini disusun dari hasil posting
(71)
b). Neraca (Balance Sheet Report), menunjukkan posisi keuangan pada suatu saat tertentu. Neraca menunjukkan informasi mengenai Aktiva dan Pasiva yang dimiliki perusahaan. Sisi Aktiva menunjukkan Aset (Harta) yang dimiliki perusahaan sedangkan Pasiva menunjukkan Utang dan Modal yang menjelaskan dari mana aset-aset tersebut diperoleh. Neraca akhir dari suatu periode akan menjadi neraca awal pada periode berikutnya.
c). Laporan Perubahan Modal, menunjukkan jumlah modal awal, laba / rugi periode tersebut serta modal baru hasil dari penambahan / pengurangan karena adanya laba / rugi.
d). Laporan Arus Kas, menunjukkan arus kas masuk / keluar yang berasal dari rekening Buku Besar Kas.
Dalam kaitannya dengan Proses Akuntansi dalam rangka pembentukan Laporan Keuangan, pihak Bank menggunakan suatu NoBukti Kas dalam menentukan penggolongan jenis Transaksi Perbankan yang terjadi. NoBukti tersebut terdiri dari : 1. No. Bukti Kas Masuk (KM xx) untuk transaksi perbankan yang menambah
nilai Kas, dan
2. No. Bukti Kas Keluar (KK xx) untuk transaksi perbankan yang mengurangi nilai Kas.
3. No. Bukti Pindah Buku (PB xx) untuk transaksi yang mengakibatkan perpindahan nilai antara kedua sisi akuntasi (Debet dan Kredit) dari suatu
(72)
rekening / account tertentu, yang tidak mengakibatkan perubahan nilai pada Kas baik yang bersifat menambah maupun mengurangi.
Keterangan : Tanda xx menentukan nomor urut per jenis NoBukti.
Untuk melakukan pencatatan Jurnal Akuntansi dari transaksi-transaksi perbankan yang terjadi, diperlukan alamat account (rekening akuntansi) sebagaimana yang telah ditetapkan pihak bank. Beberapa alamat account yang telah ditetapkan tersebut antara lain :
No Uraian Debet Kredit No.
Bukti
1. Tabungan
1.1 Setoran Kas Tabungan KM
1.2 Penarikan Tabungan Kas KK
1.3 Bunga Biaya Bunga Tabungan Tabungan PB
1.4 PPH Tabungan Hutang PPh 23 PB
1.5 Administrasi Tabungan Adm. / Penutupan Tabungan
PB
2. Deposito
2.1 Realisasi Kas Deposito Berjangka KM
2.2 Bunga Diambil Tunai
Biaya Bunga Deposito Kas KK
2.3 Bunga masuk Rek. Tabungan
Tabungan Kas KK
2.4 Pajak Deposito Hutang PPh 23 Kas KM
2.5 Jatuh Tempo Deposito Berjangka Kas KK
3. Kredit
3.1 Realisasi Pinjaman Kas KK
3.2 Angsuran Pokok Kas Pinjaman KM
3.3 Angsuran Bunga / Flat – Efektif
Kas Pendapatan Bunga
Pinjaman
KM 3.4 Angsuran Bunga /
Fleksibel
Kas Pendapatan Bunga
Diterima Dimuka
KM 3.5 Setiap Tanggal 25 Pendapatan Bunga
Diterima Dimuka
Pendapatan Bunga PB
(73)
3.7 Provisi / Kredit Sepeda Motor
Kas Provisi Diterima
Dimuka
KM
3.8 Administrasi Kas Administrasi KM
3.9 Notaris Kas Pendapatan Notaris KM
(74)
BAB IV
ANALISIS DISAIN DAN IMPLEMENTASI
4.1. Proses Pengembangan Perangkat Lunak
Dengan pertimbangan bahwa tujuan pengembangan S.O.B ini adalah untuk menggantikan sistem manual yang selama ini digunakan PT. BPR Rajekwesi, serta Manajemen / Direktur dan para Karyawan dari pihak PT. BPR Rajekwesi relatif tergolong orang yang masih awam dengan teknologi dan sistem kerja komputer, maka pendekatan yang dilakukan dalam proses pengembangan perangkat lunak S.O.B ini menggunakan Metode Spiral.
Gambar 4.1. Model Proses Pengembangan S.O.B (Spiral) Planning
Risk Analysis
Engineering Construct and
Release Customer
Evaluation
Customer Communication
(75)
4.2. Analisis Sistem
4.2.1. Sistem Operasional Bank
Setelah mempelajari dan menganalisa permasalahan yang telah dijelaskan / diuraikan di BAB III, maka dapat disimpulkan bahwa Entitas-entitas yang terlibat dalam S.O.B yang ada di PT. BPR Rajekwesi adalah :
1. Manajemen, sebagai bentuk pelaporan intern data perbankan.
2. Nasabah, sebagai bentuk timbal balik transaksi terhadap pihak bank.
3. Administrator, berhubungan dengan bagian yang bertugas meng-administrasi / mengelola data keuangan secara berkala.
4. Sistem Informasi Akuntansi, berhubungan dengan pencatatan transaksi-transaksi perbankan maupun transaksi-transaksi operasional lainnya untuk memperoleh laporan keuangan / akuntansi.
Kemudian dari Sistem yang ada tersebut dapat dibagi menjadi beberapa Sub Sistem yang dapat saling berhubungan. Beberapa Sub Sistem tersebut adalah :
1. Sub Sistem Tabungan
Sub Sistem ini menangani Sistem yang berhubungan dengan modul Tabungan, yang meliputi Registrasi Rekening Tabungan, Penutupan Rekening Tabungan, dan Transaksi Tabungan. Entitas-entitas yang terlibat dalam Sub Sistem ini adalah :
a). Manajemen
(76)
c). Administrator
d). Sistem Informasi Akuntansi
Sub Sistem yang berhubungan dengan Sub Sistem Tabungan ini adalah : a). Sub Sistem Kredit
b). Sub Sistem Akuntansi c). Sub Sistem Administratif.
2. Sub Sistem Deposito
Sub Sistem ini menangani Sistem yang berhubungan dengan modul Deposito, yang meliputi Pembukaan Deposito, dan Transaksi Deposito. Entitas-entitas yang terlibat dalam Sub Sistem ini adalah :
a). Manajemen
b). Nasabah c). Administrator
d). Sistem Informasi Akuntansi
Sub Sistem yang berhubungan dengan Sub Sistem Deposito ini adalah : a). Sub Sistem Tabungan
b). Sub Sistem Akuntansi c). Sub Sistem Administratif
(77)
3. Sub Sistem Kredit
Sub Sistem ini menangani Sistem yang berhubungan dengan modul Kredit, yang meliputi Permohonan Kredit, Pengangsuran Kredit, dan ReKalkulasi Kredit. Entitas-entitas yang terlibat dalam Sub Sistem ini adalah :
a). Manajemen
b). Nasabah c). Administrator
d). Sistem Informasi Akuntansi
Sub Sistem yang berhubungan dengan Sub Sistem Kredit ini adalah : a). Sub Sistem Tabungan
b). Sub Sistem Akuntansi c). Sub Sistem Administratif
4. Sub Sistem Akuntansi
Sub Sistem ini menangani Sistem yang berhubungan dengan modul Akuntansi, yang meliputi Maintenance Chart of Account, Entry Jurnal Akuntansi, Penyesuaian (Adjusment), dan Laporan Akuntansi. Entitas-entitas yang terlibat dalam Sub Sistem ini adalah :
a). Manajemen
b). Administrator
(78)
Sub Sistem yang berhubungan dengan Sub Sistem Akuntansi ini adalah : a). Sub Sistem Tabungan
b). Sub Sistem Deposito c). Sub Sistem Kredit
d). Sub Sistem Administratif
5. Sub Sistem Laporan
Sub Sistem ini menangani Sistem yang berhubungan dengan modul Laporan, yang meliputi Laporan Tabungan, Laporan Deposito, dan Laporan Kredit. Entitas-entitas yang terlibat dalam Sub Sistem ini adalah :
a). Manajemen
b). Nasabah
Sub Sistem Laporan ini tidak berhubungan dengan Sub Sistem yang lain mengingat Sub Sistem ini merupakan bentuk Representasi data dari database sebagai Laporan.
6. Sub Sistem Administratif
Sub Sistem ini menangani Sistem yang berhubungan dengan modul Administratif, yang meliputi Administratif Tabungan, Administratif Deposito, dan Administratif Kredit. Entitas-entitas yang terlibat dalam Sub Sistem ini adalah :
(1)
Gambar 4.57. Form Chart of Account
Proses Chart of Account sebagai suatu prosedur untuk memaintain atau mengatur pos-pos rekening akuntansi dapat diakses melalui sub menu Chart of Account pada menu Akuntansi. Selain pengaturan pos-pos rekening, pada proses ini User / Operator dapat melakukan Setting Account sebagai bentuk antar muka antara kode program dengan sistem supaya tidak terjadi error atau kesalahan pada dilakukan proses pencatatan transaksi ke jurnal. Secara teknis kode-kode atau pos-pos rekening akuntansi dapat diubah, namun untuk data dari Setting Account tidak boleh dirubah.
Sebagaimana yang telah digambarkan pada siklus atau alur Akuntansi S.O.B, pada transaksi perbankan yang terjadi secara otomatis akan dilakukan pencatatan ke Jurnal Akuntansi. Sedangkan untuk pencatatan ke Jurnal bagi pos-pos selain transaksi
(2)
145
perbankan tersebut dapat dilakukan melalui sub menu Jurnal Entry pada menu Akuntansi. Contoh pos-pos untuk pencatatan transaksi selain transaksi perbankan antara lain Gaji Staff / Karyawan, Telpon / Telex, Biaya Air, Penerangan Listrik.
Gambar 4.58. Form Entry Jurnal Umum
Proses Penyesuaian yang dapat diakses melalui sub menu Proses Penyesuaian pada menu Akuntansi. Proses ini dibagi menjadi 2 yaitu proses Akhir Bulan (Penyesuaian) dan Proses Akhir Tahun (Tutup Buku).
Laporan yang berkaitan dengan produk yang dihasilkan S.O.B dapat diakses melalui menu Laporan. Dari pengaksesan sub menu – sub menu yang ada, User / Operator dapat menentukan pilihan atau parameter dari laporan yang diinginkan.
(3)
Gambar 4.59. Form Lap. Tabungan Gambar 4.60. Form Lap. Deposito
(4)
147
Form laporan tersebut memberikan kemudahan bagi user dalam melakukan proses pencetakan dokumen-dokumen maupun transaksi-transaksi yang disertai dengan pilihan periode suatu laporan. Form Laporan Tabungan memberikan pilihan untuk melakukan pencetakan informasi mengenai produk Tabungan. Form Laporan Deposito memberikan pilihan untuk melakukan pencetakan informasi mengenai produk Deposito. Begitu pula Form Laporan Kredit yang memberikan pilihan untuk melakukan pencetakan data maupun informasi yang berkenaan dengan produk Kredit. 4.8.3. Implementasi Sistem Baru
Dengan pertimbangan bahwa data-data Nasabah khususnya Data Kredit Nasabah sulit untuk ditransfer ke database Sistem Operasional Bank, maka pendekatan yang dilakukan untuk mengganti sistem manual dengan Sistem Operasional Bank adalah menggunakan gabungan dari Konversi Langsung dan Konversi Paralel. Artinya bahwa implementasi S.O.B secara langsung mengganti modul Tabungan, Deposito, dan Akuntansi. Sedangkan untuk modul Kredit secara berkala melakukan proses Cutting terhadap data Kredit Nasabah untuk ditransfer ke database Sistem Operasional Bank.
Sebagai bentuk implementasi suatu sistem sebelum pengoperasian secara nyata, maka dilakukan masa Percobaan atau Testing dengan batas waktu minimal 3 (tiga) bulan. Namun jika karena suatu hal atau dalam kondisi dimana Sistem baru harus segera dioperasikan, maka dilakukan proses Simulasi dengan memanipulasi sistem penanggalan dari Sistem Operasi.
(5)
Abraham Silberschatz, 1997, Database System Concepts Third Edition, McGraw-Hill Inc., Singapore.
Bambang Purnomosidi D.P – Muhammad Fakhruddin, 1999, Akuntansi Berkomputer, BPFE – Yogyakarta, Yogyakarta.
David M. Kroenke, Database Processing Fundamentals, Design, And
Implementation 5th Edition, Prentice Hall International.
Henry C. Lucas Jr., 1993, Analisis Desain Dan Implementasi Sistem Informasi, Penerbit Erlangga, Jakarta.
InterBase Software Corp., 1998, InterBase Manual, InterBaseSoftware Corp., Scotts Valley-California.
Mulyadi, 1993, Sistem Akuntansi Edisi ke-3, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
Raymond McLeod Jr., 1983, Management Information System 2nd Edition, Science Research Associates Inc., Chicago.
Roger S. Pressman, 1992, Software Engineering : A Practitioner’s Approach Third Edition, McGraw-Hill Inc., Singapore.
(6)
Ruddy Tri Santoso, 1996, Kredit Usaha Perbankan, ANDI Yogyakarta, Yogyakarta. Teguh Pudjo Muljono, 1988, Aplikasi Akuntansi Manajemen Dalam Praktek
Perbankan, BPFE – Yogyakarta, Yogyakarta.
Tim Perbanas Jakarta, 1994, Kelembagaan Perbankan Edisi Kedua, Team STIE-Perbanas Jakarta – PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Xavier Pacheco & Steve Teixeira, 1998, Delphi 4 Developer’s Guide, SAMS Publishing, Indianapolis.