TA : Perancangan Media Promosi Indah Jaya Furniture Dalam Upaya Meningkatkan Brand Wareness.

(1)

TUGAS AKHIR

Nama : IN MAMAL SI’IN FARA D. P NIM : 09.42010.0058

Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan : Desain Komunikasi Visual

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA 2014


(2)

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Seni

Oleh :

Nama : IN MAMAL SI’IN FARA D. P

NIM : 09.42010.0058

Program Studi : S1 (Strata Satu)

Jurusan : Desain Komunikasi Visual

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

2014   


(3)

vi

penduduk dan semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi serta budaya manusia. Indah Jaya Furniture yang membantu menunjang kebutuhan skunder manusia, mencoba untuk membangun sebuah identitas merek yang mampu memberikan citra khusus bagi konsumen sehingga dapat tertanam di benak konsumen. Telah menghadapi krisis yang berdampak cukup besar bagi perusahaan, padahal banyak upaya telah dilakukan untuk mencapai target pasar yang lebih besar dari sebelumnya. Tujuan dari desain ini adalah untuk merancang media promosi Indah Jaya Furniture dengan upaya untuk meningkatkan brand awareness. Analisis dengan indikator, STP, kelebihan, kelemahan, peluang dan kata kunci yang diperoleh dengan menggunakan teori-teori yang sudah ada. Dari analisis data yang diperoleh, kelemahan Indah Jaya Furniture adalah kurangnya konsistensi konsep desain yang digunakan dalam setiap kampanye media, sehingga terjadi rendahnya tingkat kesadaran konsumen. Desain perancangan ini mengacu pada prinsip-prinsip merancang dan merumuskan konsep desain yang berasal dari hasil survei, wawancara, dan studi lain yang mendukung. Sehingga, dapat meningkatkan brand awareness dan memberikan hasil desain sesuai dengan citra Indah Jaya Furniture .

Kata Kunci : Desain, Promosi, Brand awareness  


(4)

xi   

KATA PENGANTAR

... ix

DAFTAR ISI

... xi

DAFTAR GAMBAR

... xiv

DAFTAR TABEL

... xvi

BAB I PENDAHULUAN

... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Batasan Masalah ... 6

1.4 Tujuan ... 7

1.5 Manfaat ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

...

8

2.1 Indah Jaya Funiture ... 8

2.1.1 Sejarah Indah Jaya Furniture ... 8

2.1.2 Perkembangan Indah Jaya Furniture ... 8

2.1.3 Visi dan Misi Indah Jaya Furniture ... 9

2.2 Merek (Brand) ... 10

2.2.1 Manfaat Merek ... 10

2.2.2 Strategi Merek ... 11

2.3 Brand Awareness ... 13

2.3.1 Peran Brand Awareness ... 14

2.3.2 Bagaimana Mencapai Awareness (Kesadaran) ... 16

2.4 Promosi ... 18

2.4.1 Promosi Membutuhkan Komunikasi yang Efektif ... 19


(5)

xii   

2.5.5 Media Promosi ... 24

2.6 Desain Dapat Membantu Menghidupkan Kembali Brand yang Skarat ... 27

2.7 Visual ... 28

2.7.1 Warna ... 28

2.7.2 Tipografi ... 31

2.7.3 Layout ... 33

2.8 STP (segmentasi, Targeting, Positioning) ... 33

2.9 Data Komunikasi Visual ... 37

2.10 Data Kompetitor ... 38

2.10.1 Jepara Mebel ... 38

2.10.2 UD. Lumintu ... 40

BAB III METODE & PERANCANGAN KARYA ...

42

3.1 Metode Penelitian ... 42

3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 42

3.3 Teknik Analisis Data ... 47

3.3.1 Hasil dan Analisis Data ... 48

3.3.2 Studi Eksisting ... 51

3.3.3 STP ... 54

3.3.4 Analisa Kompetitor ... 56

3.4 Keyword ... 57

3.4.1 Deskripsi Konsep ... 58

3.5 Metode Perancangan Karya ... 60

3.5.1 Konsep Kreatif ... 61

3.5.2 Strategi Kreatif ... 62

3.6 Perancangan Media ... 70


(6)

xiii   

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

...

81

4.1 Implementasi Desain ... 81

BAB V PENUTUP

...

97

5.1 Kesimpulan ... 97

5.2 Saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA

... 99


(7)

xiv   

Gambar 2.1Diagram Brand Strategi ... 12

Gambar 2.2 The Awareness Pyramid ... 13

Gambar 2.3 Cara Penciptaan Nilai ... 15

Gambar 2.4 Roda Warna ... 29

Gambar 2.5 Jenis Tipografi Sans Serif ... 32

Gambar 2.6 Proposisi Nilai ... 36

Gambar 2.7 Logo Indah Jaya Furniture ... 37

Gambar 2.8 Katalog Indah Jaya Furniture ... 37

Gambar 2.9 Neon Box ... 38

Gambar 2.10 Website Jepara Mebel ... 39

Gambar 2.11 Facebook Jepara Mebel ... 40

Gambar 2.12 Neon Box UD. Lumintu ... 41

Gambar 3.1 Dokumentasi Foto Wawancara ... 45

Gambar 3.2 Dokumentasi Foto Produk Indah Jaya Furniture ... 46

Gambar 3.3 Neon Box Indah Jaya Furniture ... 52

Gambar 3.4 Banner Indah Jaya Furniture ... 52

Gambar 3.5 Analisa Keyword ... 57

Gambar 3.6 Gambar Metode Perancangan Karya ... 60

Gambar 3.7 Ilustrasi Fotografi Terpilih kursi ... 64

Gambar 3.8 Ilustrasi Fotografi Terpilih popup ... 66

Gambar 3.9 Teori Warna Shigenobu Kobayashi ... 66

Gambar 3.10 Pemilihan Teori Warna Shigenobu Kobayashi ... 68

Gambar 3.11 Tipografi Avenir ... 69

Gambar 3.12 Alternatif Brosur ... 71

Gambar 3.13 Sketsa Terpilih Brosur ... 71

Gambar 3.14 Sketsa Alternatif Billboard ... 72

Gambar 3.15 Sketsa Terpilih Billboard ... 73


(8)

xv   

Gambar 4.2 Brosur Tampak Belakang ... 84

Gambar 4.3 Popup Sofa ... 84

Gambar 4.4 Implementasi Iklan Brosur ... 85

Gambar 4.5 Implementasi Popup Pada Iklan Brosur ... 85

Gambar 4.6 Iklan Koran ... 86

Gambar 4.7 Implementasi Iklan Koran ... 87

Gambar 4.8 Iklan Billboard ... 88

Gambar 4.9 Implementasi Iklan Billboard ... 88

Gambar 4.10 Darft Iklan Radio ... 90

Gambar 4.11 Iklan Website Pada Bagian Home ... 92

Gambar 4.12 Iklan Website Pada Bagian Home-Category ... 93

Gambar 4.13 Iklan Website Pada Bagian About ... 94

Gambar 4.14 Iklan Website Pada Bagian How To Order ... 95


(9)

xvi   

Tabel 1.1 Grafik Penjualan Indah Jaya Furniture Tahun 2006-2013 ... 2

Tabel 2.1 Makna Warna ... 30

Tabel 3.1 Tagline FGD ... 62

Tabel 3.2 Teknik Foto Produk FGD ... 63

Tabel 3.3 Teknik Popup FGD ... 65

Tabel 3.4 Teknik Warna FGD ... 67

Tabel 3.5 Teknik Tipografi FGD ... 69

Tabel 3.6 Draft Iklan Radio ... 76

Tabel 3.7 Jadwal Penyebaran Brosur ... 76

Tabel 3.8 Jadwal Pemasangan Billboard ... 77

Tabel 3.9 Jadwal Pemasangan Radio ... 77


(10)

1  

1.1 Latar Belakang Masalah

Kebutuhan manusia semakin meningkat. Hal ini didasarkan pada bertambahnya jumlah penduduk, semakin maju ilmu pengetahuan serta teknologi yang semakin meningkatkan kebudayaan manusia. Keinginan manusia terhadap benda atau jasa, yang dapat memberikan kepuasan jasmani maupun kebutuhan rohani (Adytia, 2010: 23). Model akademis kebutuhan yang paling terkenal adalah model yang dikembangkan oleh Abraham Maslow. Dalam model itu, ia menyatakan bahwa manusia memiliki berbagai tingkat kebutuhan, salah satunya kebutuhan manusia berdasarkan tingkat kepentingan atau prioritas. Yaitu kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder, dimana kebutuhan primer sifatnya wajib untuk dipenuhi. Contohnya adalah seperti dapat hidup sehat, berpakaian, dan berteduh serta memperoleh pendidikan lain sebagainya. Sedangkan kebutuhan sekunder sifatnya menunjang kebutuhan primer. Misalnya seperti makanan yang bergizi, pendidikan yang baik, pakaian yang baik, perumahan yang baik.

Salah satu di antara perusahaan yang dapat menunjang kebutuhan sekunder manusia adalah Indah Jaya Furniture. Berlokasi di Desa Kertonegoro, Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember. Menyerap sekitar 60 orang pekerja serta memberikan tempat penjualan furniture berjenis kayu jati yang sudah teruji ketahanan dan kekuatannya. Memproduksi kebutuhan papan seperti meja, kursi, alamari, tempat tidur, gazebo dan nakas (badset). Karya-karya Indah Jaya


(11)

Furniture ini di desain dengan gaya modern klasik perpaduan dari gaya klasik yang rumit dan gaya modern yang cenderung simple. Perpaduan tersebut menjadi ciri khas karya Indah Jaya Furniture. Memiliki potensi yang sangat besar dan mampu berkembang dibeberapa negara Eropa seperti Australia, Jerman, Yunani dan negara-negara Eropa lainnya. Mulai tahun 1999 sampai 2009 Indah Jaya Furniture banyak mengekspor furniture keluar negeri saja dan terfokus pada negara Eropa khususnya Yunani. Karena ketergantungan pada negara Eropa yang besar, berdampak pada tingkat penjualan Indah Jaya Furniture ketika kawasan Eropa mengalami krisis moneter secara global. Seperti terlihat dalam table 1.1 yaitu grafik laporan penjualan produk Indah Jaya Furniture sebagai berikut.

Tabel 1.1 Penjualan Indah Jaya Furniture Tahun 2006-2012

Sumber : Indah Jaya Furniture

0jt  50jt  100jt  150jt  200jt  250jt  300jt  350jt  400jt  450jt 

2006  2007  2008  2009  2011  2012 

Tingkat Penjualan Indah Jaya Furniture

2006-2011


(12)

Pada grafik di atas dapat diketahui bahwa tingkat penjualan mengalami penurunan yang cukup drastis hingga tahun 2012. Karena pada tahun 2006-2008 masih mengekspor furniture ke negara Eropa, kemudian tahun 2009 kondisi global menghadapi tekanan yang berat dari krisis keuangan Eropa. Oleh karena itu Indah Jaya Furniture mulai terfokus di dalam negeri khususnya sekitar Kabupaten Jember dan membuka beberapa cabang di kota seperti Situbondo, Pasuruan, dan pulau Bali. Tingkat penjualan dapat dikatakan mengalami penurunan dibanding dengan hasil ekspor ke negara Eropa, namun tahun-tahun berikutnya Indah Jaya Furniture mengalami penurunan sehingga menutup seluruh cabangnya yang saat ini penjualan hanya terpusat pada di Desa Kertonegoro Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember. Dalam pemasarannya Indah Jaya Furniture sudah melakukan promosi dengan berbagai media. Misalnya brosur, banner, radio, WOM dan event. Namun menurut Ibu Elin Indahyani sebagai direktur, pemasaran Indah Jaya Furniture hanya terfokus pada WOM (word of mouth) dibanding media promosi lainya.

Media promosi sendiri merupakan suatu proses komunikasi dari penyampaian amanat atau berita tentang produk atau barang dari penjual kepada pembeli (Andreas, 2012: 2). Dari berbagai media promosi yang dilakukan Indah Jaya Furniture hanya brosur dan WOM yang masih aktif digunakan, serta penjualan yang terus mengalami penurunan. Oleh sebab itu media promosi yang sudah dilakukan perlu ditinjau kembali untuk mengetahui efektifitas media promosi. Kurangnya sarana yang menunjang untuk memperkenalkan informasi


(13)

tentang perusahaan, membuat perusahaan sulit untuk mendapatkan konsumen yang berada diluar jangkauan showroom dan memperluas area pemasarannya.

Di tengah persaingan pasar yang kian tinggi, tentu bukan hal mudah bagi Indah Jaya Furniture menawarkan produk agar tidak mudah tenggelam. Untuk dapat memudahkan konsumen mengenali karya desain Indah Jaya Furniture maka harus memiliki Brand Image yang positif terhadap konsumen. Brand Image (Citra merek) merupakan keseluruhan persepsi terhadap suatu merek yang dibentuk dengan memproses informasi dari berbagai sumber setiap waktu. Brand Image

dibangun berdasarkan kesan, pemikiran atau pun pengalaman yang dialami seseorang terhadap suatu merek yang pada akhirnya akan membentuk sikap terhadap merek yang bersangkutan (Setiadi, 2003: 180). Merek yang kuat memiliki kemampuan untuk mengubah perilaku konsumen, karena pada dasarnya segala sesuatu yang unik dan berbeda, tentu akan memberikan daya tarik tersendiri bagi para konsumen. Pentingnya konsistensi dalam desain, juga akan membantu konsumen membedakan produk yang dibelinya dengan produk lain.

Desain media promosi Indah Jaya Furniture cenderung tidak memiliki konsistensi, hal ini dapat dapat dilihat dalam desain media promosi yang telah digunakan. Jika perusahaan telah menciptakan sebuah produk dengan kualitas baik, maka seharusnya dalam menyampaikan pesan didukung oleh desain komunikasi yang baik. Namun apabila seseorang kurang mengenali perusahaan atau produk tersebut, maka akan sangat sulit untuk melakukan penjualan produk.

Kualitas Indah Jaya Furniture sudah diakui oleh BAPPEDA (Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah) Jember, karena memiliki potensi baik


(14)

dalam bidang industry furniture. Namun demikian tingkat penjualan tetap semakin menurun didukung minimnya media promosi yang dilakukan. Oleh karena itu brand awareness atau kesadaran akan sebuah merek sangat penting untuk menginformasikan terhadap konsumen mengenai penjualan produk. Konsumen yang memiliki kesadaran akan suatu merek tertentu, biasanya akan lebih waspada terhadap merek yang ada pada benak mereka dan pada umumnya mereka cenderung untuk mengabaikan atau tidak menghiraukan promosi dari produk lain yang sejenis atau kompetitor. Kesadaran inilah yang dapat mempengaruhi tindakan konsumen dalam mengambil keputusan dalam memilih dan akhirnya melakukan pembelian terhadap produk yang diiklankan.

Memiliki kualitas produk yang bagus serta memiliki desain unik mampu membawa Indah Jaya Furniture menjelajahi negara Eropa, namun dampak krisis moneter di Eropa bagi Indah Jaya Furniture yaitu menurunnya tingkat penjualan dan terpaksa menutup showroom yang telah ada di negara Eropa. Padahal jika mampu menguasai pasar dalam negeri, akan dapat membantu Indah Jaya Furniture terhadap penjualan yang semakin menurun. Oleh karena itu Indah Jaya Furniture ingin memperkenalkan kembali produknya dibeberapa kota dalam negeri hingga akhirnya dapat go international kembali. Dengan merancang media promosi yang dinilai kurang efektif dan minim, wujud dari perancangan ini berupa media cetak yang meliputi brosur, billboard, iklan koran, dan media elektronik yang meliputi website, iklan radio (audio) serta jejaring sosial. Diharapkan mampu menjangkau masyarakat secara luas, dengan dilakukan


(15)

perancanganmedia promosi ini dapat meningkatkan brand awareness Indah Jaya Furniture.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan indentifikasi permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yaitu:

1. Bagaimana mambangun dan perancangan media promosi yang terbatas baik dari segi jangkauan maupun dari segi isi informasi yang diberikan pada konsumen?

2. Bagaimana membuat perancangan media promosi Indah Jaya Furniture untuk meningkatkan brand awareness?

1.3 Batasan Masalah

Agar pembahasan dalam laporan ini terfokus dan tidak terlalu meluas, maka diperlukan batasan-batasan mengenai permasalahan, yaitu sebagai berikut:

1. Perancangan terbatas pada perwujudan media-media komunikasi visual seperti brosur, iklan koran, billboard, iklan radio , jejaring sosial dan website.

2. Hanya membahas perancangan program promosi Indah Jaya Furniture dalam upaya meningkatkan brand awareness


(16)

1.4 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai pada Tugas Akhir ini adalah:

1. Memperluas media promosi kepada konsumen dalam menyampaikan informasi mengenai produk yang ditawarkan serta penawaran-penawaran lainnya.

2. Memudahkan konsumen dalam kegiatan pemesanan yang lebih luas tanpa harus datang ke showroom Indah Jaya Furniture.

3. Merancang media promosi Indah Jaya Furniture guna meningkatkan brand awareness.

4. Dihasilkannya media promosi seperti brosur, iklan koran, billboard, iklan radio, jejaring sosial dan website.

1.5Manfaat

Tugas akhir ini digarapkan dapat memberikan manfaat:

1. Hasil penelitian ini akan dapat menambah wawasan dan pengetahuan khusus dalam bidang Desain Komunikasi Visual yang ada hubungannya dengan masalah-masalah media promosi.

2. Hasil penelitian ini akan menghasilkan suatu kesimpulan dan saran terhadap masalah yang di hadapi Indah Jaya Furniture khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas media promosi hingga menimbulkan


(17)

8

Landasan teori ini berisi data yang relevan dengan materi perancangan

yang ada. Dalam kajiannya akan dipaparkan beberapa fakta, konsep, prosedur

maupun teori-teori yang terkait dengan perancangan.

2.1 Indah Jaya Furniture

2.1.1 Sejarah Indah Jaya Furniture

Didirikan oleh Ibu Elin Indahyani diDesa Kertonegoro, Kecamatan

Jenggawah, Kabupaten Jember. Jawa Timur. Pada tahun 1997berawal dari

seorang makelar yang pekerjaannya menjadi perantara jual beli atau membuat

persetujuan jual beli atas nama penjual juga pembeli yang diwakilinya dalam

sebuah perusahaan furniture, Ibu Elin Indahyani merubah pikirannya dengan belajar dari pengalaman, finishing impra, bahan kayu jati dan berbagai desain

furniture. Indah Jaya Furniture merupakan perusahaan yang bergerak dibidang meblair, yang memanfaatkan kayu jati sebagai ragam bahan baku. Bahan baku

kayu ini kemudian diolah menjadi berbagai macam furniture.

2.1.2 Perkembangan Indah Jaya Furniture

Berdiri sejak tahun 1997 Indah JayaFurniture banyak mengalami

kemajuan terutama dalam melengkapi kebutuhan primer manusia, hal ini


(18)

Lampung, Situbondo dan Jember. Untuk memperluas jaringan pemasaran serta

distribusi, Ibu Elin Indahyani, selaku direktur Indah Jaya Furniture melakukan

perluasan pemasaran dan distribusi, serta perluasan kelompok dan tipe

produk-produknya. Dengan tujuan untuk mengakomodasi meningkatnya permintaan

terhadap kebutuhan primer manusia.Perusahaan ini sebenarnya sudah dikenal dan

memiliki banyak konsumen diluar maupun dalam negeri sebelumnya, namun

empat tahun terakhirIndah Jaya Furnituremengalami penurunan cukup drastis

akibat dampak dari krisis negara Eropa secara global, karena Indah Jaya

Furnitureterlalu memfokuskan dirinya pada negara Eropa.

2.1.3 Visi dan Misi Indah Jaya Furniture

1. Visi Indah Jaya furniture

Menjadikan perusahaan furniture yang berkualitas dengan menggunakan perpaduan konsep unik yaitu antara modern klasik, sehingga memunculkan

produk-produk baru yang inovatif.

2. Misi Indah Jaya Funiture

a. Menjadi perusahaan furniture yang memiliki keunggulan dalam pelayanan jasa design interior.

b. Menyediakan produk yang berkualitas, terjangkau, dan fungsional.


(19)

2.2 Merek (Brand)

Merk/Brand adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau

jasa dari seseorang atau sekelompok penjual untuk membedakannya dari produk

pesaing (Kotler, 1997).

Selama ini, brand atau merek diyakini dan terbukti sangat berpengaruh terhadap kesuksesan sebuah bisnis.Brand juga dapat menentukan kekuatan nilai dari suatu produk. Karena pentingnya sebuah brand, tak heran jika perusahaan

berani mengeluarkan biaya yang sangat tinggi untuk membangun sebuah brand

baik untuk menentukan nama, logo, simbol, maupun kemasan. Dengan

demikiandiharapkan brand dapat melekat dibenak konsumen.

2.2.1 Manfaat Merek

Adapun menurut Philip Kotler (1996:281), ada beberapa manfaat dari

pemberian merek, antara lain:

1. Merek memudahkan penjual untuk mengolah pesanan-pesanan dan menekan

permasalahan.

2. Merek dan tanda dagang secara hukum melindungi penjual dari pemalsuan

ciri-ciri produk.

3. Merek memberi penjual peluang kesetiaan konsumen pada produk. Telah

terbukti bahwa kesetiaan pada merek tertentu berhasil melindungi penjual dari

persaingan serta pengendalian yang lebih ketat dalam merencanakan strategi


(20)

4. Merek dapat membantu penjual dalam mengelompokkan pasar ke dalam

segmen tertentu.

5. Citra perusahaan dapat dibina dengan adanya merek yang baik. Dengan

membawa nama perusahaan, merek-merek ini sekaligus mengiklankan

kualitas dan besarnya perusahaan.

6. Merek sebagai cara untuk memudahkan penanganan produk, meminta

produksi agar bertahan pada standar mutu tertentu dan juga meningkatkan

pilihan para pembeli. Di pihak konsumen, mereka menginginkan

dicantumkannya merek untuk mempermudah mengenali perbedaan mutu serta

agar dapat berbelanja dengan lebih efisien.

2.2.2 Strategi Merek

Untuk mencapai target yang sesuai, suatu merek harus dilengkapi oleh dua

komponen yang sangat penting yaitu kemampuan untuk berstrategi dan

kemampuan untuk melaksanakannya. Strategi dan pelaksanaan sama pentingnya,

tetapi perusahaan membuat strategi lebih dulu. Perusahaan yang menjalankan

pelaksanaan dengan baik tidak akan sukses bila strateginya cacat. Misalnya dalam

mengendarai perahu bocor, anda memperbaikinya dengan menguras air keluar

perahu dengan cepat, perahu anda akan tetap tenggelam. Strategi yang benar

adalah menemukan dan menambal lubangnya lebih dulu, kalau tidak perahu anda

akan tetap bocor dan tenggelam tidak peduli seberapa cepat anda menguras air

dalam perahu. Akan tetapi anda harus dapat melaksanakan strategi itu dengan

baik, yang berarti menemukan sumber masalah dan memperbaikinya dengan


(21)

baru (new brand),kemudianstrategi multi merek (multi brand stratgegy), strategi perluasan merek (brand extension strategy), dan strategi perluasan lini (line extension strategy). Kapan masing-masing strategi tersebut dapat diterapkan dapat dilihat pada gambar 2.1 Diagram Brand Strategy (Kotler, 1997:443) sebagai berikut:

Gambar 2.1 Diagram Brand Strategy

Sumber: Rangkurti (2002)

1. Merek Baru (New Brand)

Sebuah perusahaan dapat menciptakan sebuah nama merek baru ketika

memasuki sebuah kategori produk baru. Strategi ini dapat dilakukan

karena tidak ada nama merek yang sesuai.

2. Multi Merek (Multi Brand)

Perusahaan ingin mengelola berbagai nama merek dalam kategori yang

ada untuk mengemukakan fungsi dan manfaat yang berbeda.

3. Perluasan Merek (Brand Extension)

Usaha apapun yang digunakan untuk menggunakan sebuah nama merek

yang sudah berhasil untuk meluncurkan produk baru atau produk yang


(22)

4. Perluasan Lini (Line Extension)

Strategi ini dapat dilakukan dengan cara perusahaan memperkenalkan

berbagai macam feature atau tambahan variasi produk, dalam sebuah kategori produk yang ada di bawah nama merek yang sama.

2.3Brand Awarness

David Arker dalam bukunya Managing Brand Equitypengantar Hermawan kertajaya, mendefinisikanbrand awareness sebagai kemampuan dari pelanggan potensial untuk mengenali atau mengingat bahwa suatu merek termasuk ke dalam

kategori produk tertentu. Kemampuan pelanggan untuk menggali atau mengingat

merek suatu produk, berbeda tergantung tingkat komunikasi merek atau persepsi

pelanggan terhadap merek produk yang ditawarkan.Seperti pada gambar 2.3

tingkatan dari Brand Awareness:

Gambar 2.2 The Awareness Pyramid Sumber: Rangkuti (2002)


(23)

1. Unaware Of Brand

Pada tahap ini, pelanggan merasa ragu atau tidak yakin apakah sudah

mengenal merek yang disebutkan atau belum .Tingkatan ini yang harus

dihindari oleh perusahaan.

2. Brand Recognition

Pada tahapan ini, pelanggan mampu mengidentifikasi merek yang disebutkan

dengan bantuan melakukan tes ingatan bahwa pelanggan telah mendengar

produk tersebut sebelumnya.

3. Brand Recall

Pada berikutnya, pelanggan mampu mengingat merek tanpa diberikan

stimulus. Ini merupakan tugas substansial lebih sulit dari pada Brand Recognition dan berhubungan dengan posisi brand yang lebih kuat.

4. Top Of Mind

Pada tahapan ini pelanggan mengingat merek sebagai yang pertama kali

muncul di pikiran saat berbicara mengenal kategori produk tertentu, dalam

artian merek terdepan dari merek lainnya.

2.3.1 Peranan Brand Awarness

Bagaimana Brand Awareness bekerja membantu merek dapat dijelaskan dengan bagaimana Brand Awareness menciptakan suatu nilai.Dalam buku

Strategi Menaklukan Pasar karangan Durianto, dkk (2004: 56). Pada gambar 2.3 akan dijabarkan mengenai cara penciptaan nilai.


(24)

Gambar 2.3 Cara Penciptaan Nilai Sumber: Durianto (2004)

Kegunaan dari Awareness ini dapat dilihat dari 4 nilai (Value)yang diciptakan melalui Brand Awareness ini, yaitu:

1. Brand Awareness Menjadi Sumber Asosiasi Lain

Brand Awarenessakan menyebabkan timbulnya asosiasi seseorang,seperti asosiasi yang timbul pada merek-merek terkenal. Asosiasi yang luas tersebut kemudian dapat diperkuat dengan menggabungkan satu asosiasi dengan yang

lain sehingga dapat melekat dalam benak konsumen.

2. Familiar atau Rasa Suka

Secara umum seseorang lebih menyukai sesuatu yang lebih familiar, karena

konsumen dengan langkah pertama dalam suatu proses pembelian adalah

menyeleksi berbagai merek yang dikenal dalam suatu kelompok untuk

kemudian dipertimbangkan dan diputuskan merek mana yang akan dibeli.


(25)

yang tinggi. Jika suatu merek tidak tersimpan dalam ingatan, maka merek

tersebut tidak akan dipertimbangkan dalam keputusan pembelian.

3. Substansi/Komitmen

Keberadaan awarenessyang tinggi, dapat menarik perhatian konsumen.Selain itu menciptakan commitment dari brand tersebut, dengan beberapa cara seperti sering melalukan promosi dan membuat inovasi baru sehingga menambah

daya tarik tersendiri bagi konsumen.

4. Mempertimbangkan Merek

Langkah pertama dalam suatu proses pembelian adalah menyeleksi berbagai

merek yang dikenal dalam suatu kelompok untuk kemudian dipertimbangkan

dan diputuskan merek mana yang akan dibeli. Merek dengan top of mind (TOM) yang tinggi mempunyai nilai pertimbangan yang tinggi. Jika suatu

merek tidak tersimpan dalam ingatan, maka merek tersebut tidak akan

dipertimbangkan dalam keputusan pembelian.

2.3.2 Bagaimana Mencapai Awareness (Kesadaran)

Meraih awareness, baik tahap recognition dan recall melibatkan 2 tugas yaitu mendapatkan identitas namaBrand dan menghubungkannya dengan kategori produk tersebut (Aaker, 1991:72). Pada Brand yang tergolong baru, dua tugas tersebut perlu dilakukan oleh perusahaan, walaupun dalam beberapa kasus nama

dari Brand tersebut telah menjelaskan kategori produknya. Panduan yang dapat digunakan dalam meraih dan mempertahankan awareness (Aaker, 1991: 72-76)tersebut adalah:


(26)

1. Be different, memorable

Banyaknya pesan-pesan komunikasi pemasaran yang diterima oleh

konsumen dalam kesehariannya, menyebabkan otak konsumen menjadi

clutter. Untuk membuat konsumen tetap aware terhadap pesan yang disampaikan oleh perusahaan, penyampaian pesan yang dilakukan

haruslah berbeda sehingga diingat oleh target audience, seperti pendekatan (approach) atau tampilan (appeal) yang digunakan. Hal yang tetap perlu diingat kemudian adalah, walaupun komunikasi yang dilakukan berbeda,

harus tetap mampu menciptakan hubungan antara brand dengankategori produknya.

2. Involve a slogan or jingle

Penggunaan slogan atau jingle dapat membantu karena dengan menggunakan slogan tersebut dapat memvisualisasikan karakteristik dari

produk perusahaan tersebut.

3. Symbol exposure

Penggunaan simbol ini mempermudah konsumen dalam mengenali suatu

Brand, melalui tampilan visual symbol tersebut dibandingkan mengenali suatu kata atau frase yang digunakan oleh Brand tersebut.

4. Publicity

Keuntungan dari publicity ini tidak hanya lebih murah dibandingkan menggunakan media iklan, namun faktor efektifitas dari media

publicityini juga cukup tinggi. Hal ini didasari oleh pemikiran bahwa orang lebih tertarik untuk mengetahui suatu berita baru daripada membaca


(27)

iklan.

5. Event sponsorship

Dalamsuatu proses sponshorship yang berkesinambungan, akan mempererat asosiasi suatu event terhadap suatu Brand.

2.4 Promosi

Promosi (promotion)adalah mengkomunikasikan informasi antara penjual dan pembeli potensial atau orang lain dalam saluran untuk memengaruhi sikap

dan prilaku (Cannondkk, 2009:69). Metode promosi yang berbeda merupakan

bentuk komunikasi yang berbeda pula, metode-metode tersebut harus dapat

mendorong pelanggan untuk melihat sebuah produk tertentu. Oleh karena itu,

promosi haruslah menegaskan suatu sikap atau benar-benar mengubah sikap dan

prilaku dari pasar target.

Tujuan promosi harus didefinisikan secara jelas karena paduan promosi

yang tepat bergantung pada apa yang ingin dicapai perusahaan. Akan sangat

membantu untuk berpikir mengenai tiga tujuan promosi: menginformasikan, membujuk dan meningkatkan pelanggan target mengenai perusahaan dan bauran pemasarannya. Seluruhnya merupakan upaya untuk memengaruhi prilaku pembeli

dengan memberikan lebih banyak informasi.

Penetapkan tujuan promosi yang lebih spesifik dapat dinyatakan siapa tepatnya yang akan diinformasikan, dibujuk, atau diingatkan, dan mengapa.Hal ini dapat menjadi keunikan bagi strategi setiap perusahaan dengan tujuan spesifik


(28)

2.4.1 Promosi Membutuhkan Komunikasi Yang Efektif

Promosi akan sia-sia ketika terdapat komunikasi secara efektif. Terdapat

banyak alasan mengapa pesan promosi di salahpahami atau tidak terdengar sama

sekali. Untuk memahami hal ini, akan berguna untuk berpikir mengenai seluruh

proses komunikasi, yang berarti sebuah sumber yang berusaha menjangkau

penerima dengan sebuah pesan. Sebagai contoh American Debtal Association

(ADA) mempelajari bahwa obat kumur Listerine membantu mengurangi plak

yang menempel pada gigi.Listerine menyebutkan ukungan ADA dalam

promosinya untuk membantu membuat pesan promosi tersebut kredibel (Cannon

dkk, 2009:70).

Salah satu keuntungan utama dari penjualan personal adalah bahwa

sumber, penjual bisa mendapatkan umpan balik segera dari penerima.Menilai

bagaimana pesan tersebut diterima dan mengubahnya jika diperlukan adalah lebih

mudah. Penjual missal biasaya harus bergantung pada riset pemasaran atau angka

penjualan total untuk umpan balik dalam hal itu memakan waktu terlalu lama.

Banyak pemasar mencantumkan nomor telfon bebas pulsa dan alamat situs Web

sebagai cara untuk membangun respons umpan balik langsung dari konsumen

dalam upaya penjualan missal mereka.

2.5Media

2.5.1 Profile Media

Dalam hal ini, pengertian media tidaklah terbatas hanya pada pengertian


(29)

pengirim pesan yang mencakup media penyiaran (televise dan radio). Media cetak

(surat kabar dan majalah), surat, iklan luar ruang (outdoor, advertising), dan media pendukung lainnya (Morissan,2012:179).

Kebanyakan media memiliki informasi mengenai siapa audiensei mereka.

Informasi itu biasanya merupakan keterangan mengenai demografis audiensi,

seperti jenis kelamin, usia, pendidikan, pendapatan, dan sebagainya. Informasi

tersebut dapat digunakan dalam perencanaan media sebagai acuan untuk

menentukan produk apa saja yang cocok untuk diiklankan di media bersangkutan.

Pada umumnya, media yang lebih umum memiliki data yang lebih terbatas

mengenai ciri-ciri demografis saja. Media yang bersifat khusus seperti surat kabar

khusus atau majalah khusus mengenai olah raga, keuangan, hobi, dan sebagainya

memiliki kemungkinan paling besar memiliki data mengenai gaya hidup dan pola

konsumsi audiensi selain data demografis.

2.5.2 Tujuan Media

Tujuan media (media objectives) menggambarkan apa yang ingin dicapai suatu perusahaan berkenaan dengan penyampaian pesan suatu merek produk.

Tujuan komunikasi pemasaran menjelaskan apa yang diinginkan perusahaan atas

pikiran, perasaan, dan tindakan konsumen terhadap produk perusahaan. Tujuan

media menjelaskan bagaimana pemasar menyampaikan pesannya kepada

konsumen sedemikian rupa sehingga pesan menghasilkan efek terhadap pikiran,

perasaan, dan tindakan konsumen (Morisa, 2010:189).

Sering terjadinya mengenai aspek kreatif suatu pesan iklan dibuat sebelum


(30)

perusahaan sehingga kehilangan kesempatan untuk menyempaikan pesannya

secara efektif kepada konsumennya. Dengan demikian perancanaan media

haruslah dilaksanakan secara terpadu.

2.5.3 Strategi Media

Faktor penting dalam menentukan strategi media adalah tipe atau jenis

produk yang akan dipromosikan. Tipe produk dengan keterlibatan rendah

konsumen (Low-involvement) seperti sabun, deterjen, atau kertas tisu harus menggunakan media yang memiliki kemampuan paling jauh dalam menjangkau

audiensi seperti televise atau radio. Sebaliknya produk dengan keterlibatan tinggi

seperti rumah, mobil atau barang mahal lainnya dapat menggunakan media cetak

seperti Koran dan majalah di mana tersedia ruang yang lebih banyak untuk

memuat informasi dan audiensi dapat memilih artikel yang diinginkan (Morissan,

2010:219).

Proses keputusan pembeli produk dengan keterlibatan tinggi terdiri atas

empat tahapan yaitu perhatian, minat, keinginan, dan tindakan pembelian yang

sering disebut dengan model AIDA (Attention, Interest, Desire, Action). Setiap proses AIDA membutuhkan strategi media yang berbeda, perusahaan dapat

mempromosikan produknya pada media massa tertentu untuk menarik perhatian

dan memberikan citra produk dibenak konsumen. Strategi lain yang perlu

diperhatikan yaitu penerimaan sikap, setiap situasi yang mana target audiensi

memiliki sikap penerimaan tinggi terhadap suatu pesan merek. Sehingga, akan


(31)

perancangan media promosi Indah Jaya Furniture Seperti pada brosur, iklan

koran, bilborad, iklan radio dan website . Sehingga dapat memberikan citra produk dibenak konsumen.

2.5.4 Bauran Media

Pada perencanaan dan pembelian media, media yang terpilih untuk

menyampaikan pesan merek merupakan bauran media atau media mix.

Menentukan bauran media merupakan tantangan utama bagi perencanaan media

untuk membuat keputusan mengenai media apa yang akan digunakan serta berapa

banyak media yang akan digunakan. Dengan menerapkan bauran media,

pemasang iklan akan dapat lebih mendayagunakan strategi media karena

masing-masing jenis media memiliki keunggulan dan kelemahannya, dengan cara

mengombinasikan berbagai media yang tersedia, maka pemasang iklan dapat

meningkatkan cakupan, daya jangkau, dan tingkat frekuensi iklan. Hal ini akan

membuka kemungkinan lebih besar untuk mencapai tujuan komunikasi dan tujuan

pemasaran Morissan (2010: 222). Dalam bauran media terdapat sejumlah factor

yang harus dipertimbangkan perancana media, yaitu:

1. Bobot media

Bobot media (media weight) merupakan penentuan berapa banyak suatu kendaraan media harus menayangkan atau menampilkan pesan iklan.Misalkan

pada produk es krim yang biasa digemari anak-anak, dalam hal ini orang tua

yang membelikan namun anak yang memakannya. Strategi yan digunakan


(32)

untuk mejangkau orang tua dan 35 persen menggunakan media yang

menjangkau anak-anak.

2. Konsentrasi media

Strategi bauran media dipengaruhi oleh konsentrasi yang diperlukan dalam

penggunaan suatu media. Konsentrasi yang dimaksut, pengiriman pesan

pemasaran akan terfokus pada jumlah media yang lebih sedikit namun dengan

frekuensi yang lebih banyak. Surat kabar misalnya merupakan media dengan

konsentrasi besar karena media tersebut dikirim berulang-ulang dengan cara

berlangganan kepada audiensi yang sama.

3. Kompleksitas pesan

Suatu pesan iklan dan promosi biasanya terdiri dari pesan yang sederhana

yang mudah dimengerti namun adakalanya merupakan pesan komlpleks yang

lebih sulit untuk dipahami. Strategi bauran media meluas dengan tingkat

jangkauan yang tinggi akan lebih cocok digunakan pada pesan sederhana yang

cepat dimengerti audiensi. Pesan yang kompleks juga membutuhkan jenis

media tertentu seperti media cetak.Audiensi media cetak dapat membaca

pesan pemasaran secara lebih lambat, pesan dapat dibaca ulang dan pesan

dapat disimpan atau dikliping.

4. Lingkungan media

Faktor lain yang perlu dipertimbangkan terkait dengan pesan merek adalah

lingkungan media (media invironment). Media degan topik khusus seperti Travel Club, Home & Garden, dan media khusus lainnya biasanya memiliki


(33)

memiliki hubungan kuat dengan audiensi yang berlangganan atau membeli

media karena memiliki ekspentasi tertentu terhadap media bersangkutan.

Pertimbangan lain yang perlu diperhatikan terkait dengan lingkungan media

adalah mengenai kesesuaian antara citra atau image media dengan citra merek. Bagi beberapa merek tertentu memasang iklan di surat kabar ternama seperti

Pos Kota yang isi beritanya cenderung sensasional mungkin tidak jadi

masalah. Namun bagi merek lain yang memiliki citra tertentu penempatan

pesan pada media sembarang akan menjadi masalah, selain target audiensi

yang tidak sesuai.

2.5.5 Media Promosi

Mediamenjadi instrument promosi yang sangat penting, khususnya bagi

perusahaan yang memproduksi barang atau jasa yang ditujukan kepada

masyarakat luas.Beberapa alasan perusahaan dalam menggunakan media promosi

untuk mempromosikan barang atau jasanya.Selain itu media promosi dapat

digunakan untuk menciptakan citra merek dan daya tarik simbolis bagi suatu

perusahaan atau merek.Hal ini menjadi sangat penting khususnya bagi produk

yang sulit dibedakan dari segi kualitas maupun fungsinya dengan

kompetitornya.Perusahaan harus dapat memanfaatkan media promosi untuk

memosisikan produknya di mata konsumen. Beberapa contoh media yang terbagi


(34)

1. Iklan Media Penyiaran a. Radio

Media audio atau radio, merupakan salah satu media untuk beriklan yang

memiliki keunggulan, diantaranya: biaya iklan yang murah dan efisien,

iklan ini hanya membutuhkan satu naskah (skrip) yang dibacakan penyiar

di studio atau pesan iklan yang sudah direkam sebelumnya dan siap

disiarkan stasiun radio.Tersedianya audiensi yang sangat selektif yang

muncul dari berbagai format siaran dan cakupan atau geografis siaran yang

dimiliki setiap stasiun pemyiaran radio.Selain itu pemasang iklan dapat

melakukan perubahan terhadap materi iklan radio hanya dalam periode

beberapa menit sebelum ditayangkan, serta dapat proses pembuatan

ataupun penjadwalan siaran dapat dilakukan dalam waktu yang singkat.

Keterbatasan radio sendiri terletak pada penyediaan visual, serta kadang beberapa stasiun radio memiliki jumblah audiensi yang relative sedikit.

Pemasa iklan harus menayangkan iklannya disejumblah stasiun radio

dalam beberapa kali jika ingin menjangkau khalayak yang lebih luas

bahkan untuk pasar local sekalipun, namun jika pemasar ingin menjangkau

audiensi secara internasional tentu mengalami kesulitan jika hanya


(35)

2. Iklan Media Cetak a. Surat Kabar

Surat kabar atau yang biasa disebut koran, juga memiliki peran penting

bagi pemasang iklan. Secara nasional, pemasang iklan terbesar setelah

televisi merupakan surat kabar. Surat kabar tidak saja digunakan

perusahaan besar atau pemasang iklan nasional tetapi juga perusahaan

kecil dan pengecer iklan. Namun demikian, setiap surat memiliki

karakteristik dan peran berbeda sebagai suatu media iklan. Penyampaian

berita secara cepat, detil dalam menyampaikan informasi, artikel dan

featureyang menarik bagi pembacanya. Iklan yang muncul di surat kabar dapat dibagi ke dalam beberapa kategori seperti: iklan display, iklan ini

terdiri dari judul dan teks serta kombinasi dari foto, gambar, dan tampilan

visual lainnya. Iklan baris, pada iklan baris sejumlah iklan disusun di

bawah satu subjudul sesuai dengan jenis barang atau jasa yang

diiklankan.Iklan kusus mencakup iklan pengumuman pemerintah, laporan

keuangn dan pemberitahuan mengenai perubahan bisnis.

Iklan sisipan, iklan yang tidak muncul dihalaman surat kabar

namun harus dicetak sendiri kemudian disisipkan dihalaman surat kabar

sebelum dikirim. Namun meski memiliki banyak keunggulan, surat kabar

salah satu media cetak dengan kualitas produksi yang relative

rendah.Keterbatasannya mencakup kualitas produksi, masa aktif yang


(36)

3. Iklan Internet

a. Situs Web atau Website

Penggunaan media internet yang biasa disebut web atau website dengan

tujuan tidak lebih sebagai katalog atau brosur elektronik yang dapat

diakses secara online dan bertujuan menyediakan informasi. Situs web di intrnet merupakan tempat informasi disediakan kepada pengguna internet

oleh penyedia informasi, dibandingkan beberapa tahun yang lalu

penggunaan web hanyalah untuk gengsi, sekedar mengikuti tren namun

dewasa ini memiliki situs web di Internet adalah suatu keharusan. Hal ini

dapat dilihat kecenderungan pengguna internet saat ini yang semakin

berkembang dan telah mewujudkan budaya internet, maka tidak heran

lagi jika berbagai perusahaan saat ini banyak menggunakan media internet

sebagai media promosi yang di mana bertujuan meningkatkan penjualan.

b. Media Social

Andreas Kaplain dan Michael Haenlein mendifinisikan media social

sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di

atas dasar ideology dan teknologi web, yang memungkinkan penciptaan

dan pertukaran user generated content.

2.6Desain Dapat Membantu Menghidupkan Kembali Brand Yang Sekarat

Desain yang bagus tidak gampang ditebak, tetapi dapat digunakan untuk

mendiferenisasi brand secara efektif menurut Tai dan chew (2012:280).

Desain tidak hanya menyangkut tampilan namun juga cara kerja benda.


(37)

seperti pada Samsung, brand yang pernah dianggap menjadi peniru berkualitas

rendah dari produk brand lain. Sedikit kasar mungkin, namun itulah

kenyataannya.Karena dikabarkan kalah Samsung balik menyerang dan

menggunakan desain sebagai diferensiator brandnya.Samsung menyewa lebih

banyak desainer industry yang sekarag mencapai 300 dan menginvestasikan

banyak uang untuk membuat desain luar biasa.

Ponsel Ultra Edition Samsung membuktikan usahanya dalam bidang

desain, setelah berhasil memenangkan banyak penghargaan desain untuk

usahanya. Samsung menduduki peringkat ke-25 dalam table 100 merek paling

berharga versi majalah Newsweek dengan nilai US$ 10,8 milyar. Dan brandnya telah meningkat secara teratur.

2.7Visual 2.7.1 Warna

Warna merupakan suatu hal yang sangat penting dalam menentukan

respons dari orang.Warna hal yang pertama dilihat oleh seseorang dan

memberikan kesan serta identitas tertentu, Nugroho (2008: 01). Pengelolahan

warna pada media cahaya dan pengelolahan warna pada media cat memiliki

metode yang berbeda. Layar komputer menampilkan warna dengan media cahaya,

sedangkan cat atau printer menampilkan warna dengan media cat. Layar komputer

menampilkan cahaya dengan menggunakan kombinasi cahaya warna merah,

hijau, dan biru (RGB) untuk menampilkan lebih dari 16,7 juta warna.Sebaliknya,


(38)

magenta, kuning, dan hitam (CMYK) untuk mempresentasikan semua warna pada

halaman cetak (kurang dari 16,7 juta warna).RGB dan CMYK dapat dianggap

sebagai dua bahasa warna berbeda.Untuk pekerjaan cetak, dapat berbicara secara

CMYK.Sedangkan untuk mengatur warna pada layar computer kita harus

menggunakan bahasa RGB. Beberapa klasifikasi warna yang terdiri dari dari:

1. Warna Premier, yang merupakan warna-warna paling kuat, warna premier

merupakan warna utama dalam pembentukan warna-warna lainnya. Warna

premier terdiri dari warna merah, biru dan hijau.

2. Warna Sekunder, merupakan warna yang dihasilkan dari percampuran dua

warna premier.

3. Warna Tersier, merupakan campuran warna premier dengan warna sekunder.

4. Warna Kuarter, merupakan gabungan dari warna primer, sekunder, tersier,

terbentuklah roda warna seperti gambar 2.7.


(39)

Warna juga mempunyai suatu makna, makna ini bisa berbeda juga bisa

sama dari suatu budaya dengan budaya lain.Tabel dibawah adalah makna suatu

warna umum yang terdapat pada budaya barat.

Tabel 2.1 Makna Warna

WARNA MAKNA POSITIF MAKNA NEGATIF

Merah Kekuatan, energy, kehangatan,

cinta, persahabatan, apai,

kegairahan, kecepatan,

kepemimpinan, gugur, berhenti.

Namun warna merah bisa berubah

artinya bila dikombinasikan dengan

hijau, maka akan menjadi simbolis

Natal. Nafsu, agresi. Kesombongan, ambisi, peperangan, kemarahan, revolusi, radikalisme, sosialisme, komunisme.

Biru Kepercayaan, awan, air, setia,

damai, kesejukan, laut, langit,

damai, harmoni, kelembutan,

kehebatan, teknologi,

kebijaksanaan, kebangsawanan,

keluhuran, kasih, perdamaian.

Sedih, dingin, depresi.

Abu-abu Modern, cerdas, kokoh, intelektual,

rasa hormat, emosi kuat, formalitas.

Ketinggalan, kenodohan,


(40)

Putih Suci, disiplin, damai, pemujaan,

kemurnian, salju, kepolosan,

kebersihan, kesederhanaa, sterilitas,

musim salju, kekuatan,

kerumahsakitan, udara, kematian,

penharapan.

Hampa, kematian,

menyerah, penakut.

Hitam Kokoh, kuat, misteri, mewah,

modern, keseriusan.

Setan, pemberontakan,

penyesalan.

Sumber: Tabel Darrmaprawira (2002)

Pada budaya Asia, wana kuning mempunya makna kerajaan, sedangkan di

budaya barat warna kerajaan biasanya adalah ungu.Di china, warna merah

memaknai dengan perayaan. Studi menunjukkan bahwa warna merah dapat

menghasilkan dampak fisik pada seseorang antara lain meningkatkan denyut

jantung, tekanan darah, juga dapat mengakibatkan seseorang menjadi lapar.

2.7.2 Tipografi

Tipografi atau typography menurut Roy Brewer (1971) dapat memiliki pengertian luas yang meliputi penataan dan pola halaman, atau setiap barang cetak.Atau dalam pengertian lebih sempit hanya meliputi pemilihan, penataan dan berbagai hal bertalian pengaturan baris-baris susun huruf (typeset), tidak termasuk ilustrasi dan unsur-unsur lain bukan susun huruf pada pada halaman cetak.Tipografi sendiri merupakan salah satu elemen dari dunia desain grafis yang


(41)

unik, dimana tipografi bukan hanya sekedar elemen bacaan, tapi juga mempunyai unsur seni yang luar biasa.Tipografi bisa juga dapat dikatakan sebagai “visual language” atau dapat berarti “bahasa yang dapat dilihat”.

Perkembangan tipografi saat ini sudah mengalami perkembangan dari fase penciptaan dengan tangan (hand drawn) hingga mengalami komputerisasi.Fase komputerisasi membuat penggunaan tipografi menjadi lebih mudah dan dalam waktu yang lebih cepat dengan jenis pilihan huruf yang ratusan jumlahnya.Salah satunya dalah sanserif, menurut jenis huruf sans serif adalah jenis huruf yang tidak memiliki garis-garis kecil dan bersifat solid.Jenis huruf ini lebih tegas, bersifat fungsional dan lebih modern (Wijanarko, 2010).Jenis huruf ini dapat terlihat pada gambar 2.7.

Gambar 2.5 Jenis tipografi san serif

Sumber: http://www.ahlidesain.com/pengertian-serif-dan-sans-serif.htmldiakses pada 22 februari 2014

Seperti gambar 2.7 ada 3 ciri utama san serif: 1. Garis lengkung berbentuk square

2. Ada perbedaan kontras yang halus 3. Bentuk mendekati kearah garis vertikal


(42)

2.7.3 Layout

Layout adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan

kedalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik.Hal ini bisa juga

disebut manajemen bentuk dan bidang.Tujuan utama layout adalah menampilkan

elemen gambar dan teks agar menjadi komunikatif dalam sebuah cara yang dapat

memudahkan pembaca menerima informasi yang disajikan.Prinsip layout antara

lain urutan, penekanan, keseimbangan, kesatuan, dan konsistensi. Urutan

menunjuk pada aliran membaca.Penekanan menunjuk pada objek-objek penting

dalam urutan pembacaan.Keseimbangan menunjuk pada pembagian berat ruang,

termasuk ruang isi dan kosong (ruang sela).Kesatuan menunjuk pada usaha

menciptakan kesatuan objek, termasuk ruang secara keseluruhan.Konsistensi

menunjuk pada kontrol estetik tampilan keseluruhan.Konsistensi kian terasa pada

penerbitan berkala.Konsistensi selain sebagai kontrol estetik terutama berguna

bagi koordinasi keseluruhan material yang dilayout.Disamping lima prinsip di

atas, terdapat dua prinsip lagi yang penting terutama untuk layout penerbitan

berkala.

2.8 STP ( Segmentasi, Targeting, Positioning )

Menyadari pentingnya melakukan segmentasi pasar sebelum menetapkan

strategi pemasaran terlebih dahulu, karena gaya hidup, kebutuhan maupun sikap

konsumen saat ini menjadi lebih terdiversifikasi. Belum lagi perusahaan

competitor yang sudah semakin banyak melakukan segmentasi konsumen dalam


(43)

mencakup berbagai kegiatan antara lain; mengelompokkan konsumen yang

memiliki gaya hidup, kebutuhan serta karakteristik yang sama. Maka dalam hal ini

perusahaan harus sebanyak mungkin mendapatkan informasi mengenai kebutuhan

konsumen, karena semakin banyak informasi yang didapat maka akan tugas

pemasar dalam program komunikasi pemasarannya semakin efektif. Menurut

Philip Kottler (1980) proses pemasaran yang berhasil terdiri dari serangkaian

tahapan yaitu segmentasi, targeting, dan positioning. Segmentasi pasar sendiri merupakan, bagaimana memilih, menyeleksi, dan menjangkau konsumen

(Morissan, 2010:56).

1. Segmentasi Pasar

Secara garis besar, segementasi pasar dapat diartikan sebagai proses

pengelompokkan pasar kesuluruhan yang heterogen menjadi

kelompok-kelompokkan atau segmen-segmen yang memiliki kesamaan dalam hal

kebutuhan, keinginan, prilaku dan respons terhadap program pemasar spesifik

(Tjiptono,dkk.2008:211). Dalam rangka merealisasikan manfaat potensial

segmentasi pasar, perusahaan membutuhkan studi empiris mengenai

kebutuhan dan keinginan konsumen, serta sistem manajemen yang dapat

menyesuaikan proses bisnis dengan kebutuhan dan keinginan tersebut.

Konsumen melakukan pembelian terhadap suatu produk atas dasar manfaat

juga kemampuan produk maupun jasa yang diberikan.Namun pemasar kerap

kali cendurung lebih berfokus pada pangsa pasar dibanding peluang konsumen

untuk membeli produk dan jasa. Beberapa langkah yang dilakukan dalam


(44)

a. Mesegmentasi pasar menggunakan variable-variabel permintaan, seperti

kebutuhan pelanggan, keinginan pelanggan, manfaat yang dicari (benefit sought), solusi atas permasalahan yang dihadapi, situasi pemakaian, dan lain-lain.

b. Mendeskripsikan segmen pasar yang diidentifikasi menggunakan

variable-variabel yang dapat membantu perusahaan memahami cara melayani

kebutuhan pelanggan tersebut (misalnya, biaya beralih pemasok, pola

berbelanja, lokasi geografis, ukuran pelanggan, daya beli, sensitivitas

harga, dan seterusnya) dan cara berkomunikasi dengan pelanggan

(misalnya, preferensi dan penggunaan media, sikap, aktivitas, minat, poini,

dan lain-lain).

2. Target Pasar

Target pasar merupakan sekelompok pembeli yang memiliki kebutuhan atau

karakteristik yang sama yang menjadi tujuan dari promosi perushaan (Kotler,

2008:183).

3. Positioning

Pada prinsipmya, positioning berusaha menempatkan produk dalam benak pelanggan sasaran sedemikian rupa sehingga memperoleh posisi yang unik

dan unggul dibandingkan produk pesaing. Posisi yang unik dan unggul ini

didapatkan dari berbagai diferensiasi, seperti: produk (fitur, kinerja, kualitas,

daya tahan, dan seterusnya); layanan (pengantaran, instalasi, layanan purna

jual, garansi); personil (reliabilitas, empati, kapabilitas, dan kompetensi);


(45)

perusahaan). Positioning harus menawarkan manfaat-manfaat tertentu yang diwujudkan dalam proposisi nilai (value proposition) perusahaan, manfaat emosional (citra), dan manfaat ekonomik (harga) seperti pada gambar 2.6.

Gambar 2.6 Proposisi Nilai Sumber: Rangkuti (2002)

Sebagai contoh, proposisi nilai McDonald’s dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Manfaat fungsional: hamburger, kentang goring, minuman ringan, dan

makanan lainnya yang bercitarasa; bonus ekstra seperti tempat bermain,

hadiah, games.

2. Manfaat emosional: bagi anak-anak (rasa senang lewat kebahagiaan pesta

ulang tahun, relasi dengan karakter-karakter tertentu, dan saat-saat istimewa

keluarga); bagi dewasa (kehangantan dalam acara-acara dan pengalaman yang

diperkuat dengan iklan)


(46)

2.9Data Komunikasi Visual

2.9.1 Data Komunikasi Visual Indah Jaya Furniture

Sarana komunikasi visual yang ada pada Indah Jaya Furniture, sebagai

berikut:

Gambar 2.7 Logo Indah Jaya Furniture Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Logo Indah Jaya Furniture, dengan menggunakan warna merah dan biru yang

melambangkan keberanian serta kepercayaan. Menggunakan font script pada

Indah Jaya Funriture, menambah kesan old style

Gambar 2.8 Katalog Indah Jaya Furniture Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013


(47)

Gambar 2.9 Neon Box Indah Jaya Furniture Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

2.9.2 Jasa yang Ditawarkan

Indah jaya Furniture tidak hanya menjual furniture, namun pelayanan untuk jasa konsultasi home décor. Sudah berpegalaman dalam bidang furniture Indah Jaya Furniture memberikan konsultasi gratis untuk konsumen yang ingin membeli

produk furniture, namun masih minim pengetahuan pada home décor.Dimana mendekorasi ruangan di dalam rumah sehingga memberikan kesan lebih indah.

2.10 Data Kompetitor 2.10.1 Jepara Mebel

Jepara mebel adalah jasa penjualan furniture yang berada di Jepara, Jawa Tengah dengan bekerjasama langsung dengan pengrajin-pengrajin


(48)

mebel.Menawarkan keamanan dan kenyamanan berbelanja untuk furniture

dengan motif desain dan ukuran yang dapat ditentukan sendiri, namun jepara

mebel memiliki katalog gambar desain terkini yang sudah ditampilkan

diwebsite.Kualitas nomor satu kayu jati yang diukir oleh pengrajin Jepara dengan

motif khas Jepara adalah sebagai garansi.Toko-toko furniture retail sering melakukan markup harga yang sangat tinggi, hal tersebut dikarenakan

penyesuaian dengan biaya-biaya lain yang tidak ada pada jepara

mebel.Bekerjasama langsung dengan pengrajin dan pengiriman furniture dari pabrik langsung ke pelanggan. Tidak hanya meraih market besar dipasaran Jepara

Mebel juga bmelakukan media promosi untuk mempertahankan loyalitas

pelanggan, beberapa media promosi seperti brosur, media sosial serta website.

1. Data komunikasi Visual Jepara Mebel

Gambar 2.10 Website Jepara Mebel Sumber: http://jeparamebel.com


(49)

Gambar 2.11 Facebook Jepara Mebel

Sumber: https://www.facebook.com/JeparaMebelCom#

2. Jasa yang Ditawarkan

Jepara mebel tidak hanya menjual produk furniture, tetapi juga menjadi supplier bagi toko-toko furniture lain. Menjual pada konsumen yang ingin berusaha dibidang furniture, Jepara Mebel menyuplai produk-produk furniture

bagi konsumen yang membeli dengan ketentuan grosir.

2.10.2 UD Lumintu

Perusahaan perseorangan yang bergerak dibidang meblair ini cukup

memiliki banyak konsumen khususnya Kabupaten Jember, produk yang

diproduksi mulai dari bahan kayu jati hingga spon dan kain.Seperti kursi, tempat

tidur, almari, nakas, meja belajar. Tidak memiliki konsep desain khusus dalam

desain produknya namun UD Lumintu menjual gaya desain klasik dan modern

dalam produknya. Perusahaan yang banyak dikenal dari WOM ini, juga tidak

banyak mengandalkan media promosi. Membuka banyak cabang showroom di

area sekitar Jember sudah menjadikan UD lumintu banyak dikenal dimasyarakat


(50)

1. Media Komunikasi Visual UD Lumintu

Gambar 2.12 Neon box UD. Lumintu Jember Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

2. Jasa yang Ditawarkan

UD.Lumintu jember menjual produk furniture, bekerja sama dengan perusahaan furniture yaitu Olympic. Dimana ketika mengunjungi showroom


(51)

42 3.1 Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Hal ini didasaran karena penelitian kualitatif menggunakan metode penalaran induktif dan sangat percaya bahwa terdapat banyak perspektif yang akan dapat diungkapkan. Penelitian kualitatif berfokus pada fenomena sosial dan pada pemberian suara pada perasaan dan persepsi dari partisipan di bawah studi (Lodico, dkk dalam Emzir, 2010: 2).

Penggunaan metode penelitian kualitatif ini dimulai dengan cara peneliti terjun langsung ke lapangan, mempelajari suatu proses, mencatat, menganalisis, menafsirkan dan melaporkan hingga menarik kesimpulan. Hal ini juga bisa disebut dengan penalaran induktif, dan hasil yang diperoleh pun didapat pada saat terjun langsung kelapangan saat penelitian berlangsung.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Melalui keputusan dan tindakan yang didasarkan pada fakta dengan cara mengumpulkan dan mengolah data yang sesuai dengan fakta, pengumpulan data yang didapat dari hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan kepada Indah Jaya Furniture, kemudian disxjelaskan lebih rinci terkait


(52)

dengan permasalahan yang diajukan yaitu Perancangan Media Promosi Indah Jaya Furniture dalam Upaya Meningkatkan Brand Awareness.

Penilitian ini diharapkan mampu memperolah uraian yang mendalam mengenai obyek yang sedang diteliti, adapun beberapa teknik yang digunakan untuk pengambilan atau pengumpulan data, antara lain:

1. Wawancara

Wawancara merupakan metode yang digunakan untuk memperoleh informasi secara langsung, mendalam, tidak terstruktur, dan individual. Dalam wawancara sejumlah partisipan dipilih dari populasi yang sesuai dengan kriteria riset, kemudian diundang untuk pelaksanaan wawarancara (Sunyoto, danang, 2012: 31). Dalam wawancara ini dilakukan kepada beberapa pihak , seperti direktur Indah Jaya Furniture, beberapa pengunjung atau pembeli produk Indah Jaya Furniture . Karena wawancara bersifat tidak terstruktur, partisipan diberi kebebasan untuk mengekspresikan tanggapannya dengan lebih bebas, sehingga informasi yang diperoleh merupakan informasi spontan dan mendalam dari setiap partisipan. Wawancara eksekutif, wawancara telepon dan wawancara online yang dilakukan kepada pihak Indah Jaya Furniture juga menggunakan wawancara dari rumah ke rumah, dimana secara pribadi mendatangi showroom untuk mendapatkan informasi yang mendalam serta wawancara cepat dengan menggunakan telepon.

Dari hasil wawancara yang didapat bahwa Perusahaan Indah Jaya Furniture sendiri merupakan perusahaan keluarga, dimana tujuan utamanya yaitu meningkatkan jumlah pendapatan keluarga. Selain itu membuka peluang


(53)

lapangan pekerjaan bagi masyarkat yang memiliki pendapatan minim dengan menampung tenaga kerja, dan membantu memenuhi kebutuhan sekunder manusia, khususnya dalam bidang mebel seperti; meja tamu,kursi, meja makan, lamari dan tempat tidur. Barang-barang yang diproduksi memiliki gaya minimalis, yang biasa disebut dengan gaya-gaya modern atau tren terkini. Dipadukan dengan gaya furniture klasik, gaya klasik biasa mengacu pada desain yang rumit dengan detil yang sempurna, sedangkan gaya modern ( minimalis ) lebih cenderung dengan simple, bersih dan fungsional. dua konsep ini dijadikan menjadi satu sehingga memiliki konsep yang unik bagi tiap produknya.

2. Observasi

Observasi atau yang biasa disebut pengamatan, merupakan metode pengumpulan data primer mengenai prilaku manusia serta berbagai fenomena bisnis tanpa mengajukan beberapa pertanyaan atau interaksi dengan individu-individu yang diteliti. Dalam beberapa kondisi metode ini memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data secara lebih dan terperinci mengenai Indah Jaya Furniture. Misalkan penelitian yang lebih dalam mengenai media promosi yang belum maksimal, sehingga penulis harus sepenuhnya mengandalkan kemampuan melakukan observasi tanpa melalui komunikasi dengan orang-orang yang diteliti. Karena pada dasarnya penelitian tergantung pada aktivitas memperhatikan serta merekam apa yang dilakukan orang atau obyek dalam situasi penelitian yang berbeda.


(54)

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditunjunkan kepada subjek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat berupa berbagai macam tidak hanya dokumen resmi dari Indah Jaya Furniture tapi juga dapat berbentuk tulisan yang didapat dari hasil wawancara, foto, video, audio maupun dari observasi, yang saling terkait dengan perusahaan Indah Jaya Furniture. Metode ini berfungsi sebagai alat pengumpul data utama, karena pembuktian hipotesisnya dilakukan secara logis dan rasional melalui pendapat. teori yang terbukti dan jelas kebenarannya, baik yang menolak maupun yang mendukung hipotesis. Berikut pada gambar 3.1 dan 3.2 merupakan hasil dokumentasi.

Gambar 3.1 Dokumentasi Foto Wawancara Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013


(55)

Dokumentasi pada gambar 3.1 merupakan dokumentasi foto penulis pada saat melakukan wawancara kepada direktur Indah Jaya Furniture yaitu Ibu Elin Indahyani.

Gambar 3.2 Dokumentasi Foto Produk Indah Jaya Furniture Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Pada gambar 3.2 merupakan hasil dokumentasi foto produk Indah Jaya Furniture yang terdapat dalam display screen kamera. Foto produk seperti meja kayu, sofa dan single sofa.

4. Kepustakaan

Metode kepustakaan atau yang biasa disebut library reseach, metode pengumpulan data yang didapat dari membaca buku-buku yang relevan untuk membantu di dalam menyelesaikan dan untuk melengkapi data dalam perancangan brand awareness Indah Jaya Furniture.


(56)

5. FGD (Focus Group Discussion)

Fokus group interviews atau sering juga disebut focus group discussions merupakan metode kualitatif yang lazim digunakan untuk melacak hal-hal tertentu yang tampak ingin ditonjolkan atau menjadi prioritas bagi responden maupun subjek penelitian (Pawito, 2007: 125). Focus group disccusions melibatkan tiga atau empat partisipan yang bertujuan untuk melakukan eksplorasi data serta keterangan-keterangan lain yang akan dijadikan pertimbangan dalam penelitian. Misalkan dalam pemilihan tagline membutuhkan beberapa partisipan dengan menyodorkan beberapa pilihan tagline yang akan digunakan, setiap partisipan memberi komentar sesuai dengan pernyataan peneliti sehingga peneliti dapat mempertimbangkan kembali dalam memilih tagline mana yang sesuai digunakan dalam hasil karya atau media promosi Indah Jaya Furniture.

3.3 Teknik Analisis Data

Setelah proses pengumpulan data selesai, maka tahap selanjutnya adalah teknik analisis data. Analisis data merupakan proses memanipulasi data hasil penelitian sehingga data tersebut dapat menjawab pertanyaan penelitian, indranata (2001: 196 ). Memanipulasi data disini seperti menyederhanakan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Proses ini dilakukan mulai dari data yang diperoleh dari kegiatan penelitian hingga data yang disajikan dapat dikomunikasikan sesuai dengan tujuan dan desain penelitian.


(57)

Teknik alanaisis data ini, menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam pendekatan ini terdapat dua tipe pendekatan kualitatif , yaitu:

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan teknik analisis yang memberikan informasi hanya mengenai data yang di amati dan tidak bertujuan menguji hipotesis serta menarik kesimpulan. Tujuannya hanya menyajikan dan menganalisis data agar bermakna dan komunikatif.

2. Analisis Eksplanatif

Apabila analisis deskriptif menjawab pertanyaan penelitian “what” maka analisis eksplanatif menjelaskan pertanyaan penelitian dengan “why”. Pada analisis ini dibahas mengenai factor-faktor apa yang menjadi penyebab terjadinya sesuatu peristiwa dan mengapa demikian.

Setelah dibahas mengenai beberapa tipe pendekatan kualitatif, pada dasarnya pendekatan ini menggunakan pemikiran logis. Sehingga analisis data dilakukan dengan cara mendeskripsikan profil, karateristik dan menyajikan data yang komunikatif saja sehingga didapat suatu kesimpulan. Kemudian dibuat perancangan media promosi yang sesuai dengan konsep yang telah diperoleh dari hasil analisis data tersebut.

3.3.1 Hasil dan Analisis Data

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan kepada ibu Elin Indahyani selaku direktur Indah Jaya Furniture, perusahaan ini merupakan perusahaan keluarga yang managamennya tidak terstruktur. Maka sebagai upaya


(58)

mempromosikan produknya Indah Jaya Furniture , telah melakukan berbagai media promosi dan marketing strategy salah satunya dengan mengandalkan WOM ( word of mouth ) melalui direktur maupun manager Indah Jaya Furniture kepada relasi maupun konsumen. Word of mouth dikenal sebagai media promosi dari mulut ke mulut dengan menceritakan keunggulan produk, misalnya dengan meluangkan waktu untuk berkomunikasi degan pelanggan mengenai keunggulan apa saja yang terdapat dalam produk Indah Jaya Furniture. Selain Word of mouth Indah Jaya Furniture juga menggunakan media cetak seperti brosur, banner, dan media elektronik seperti radio serta event. Penggunaan media cetak seperti brosur dan banner seringkali tidak mencerminkan citra Indah Jaya Furniture sendiri. Misalnya dalam satu brosur digunakan dua promosi yang berbeda, dalam sisi depan terdapat promosi Indah Jaya Furniture sedangkan disisi belakang terdapat promosi restoran yang juga dimiliki oleh direktur Indah Jaya Furniture. Tujuannya agar lebih praktis menggunakan media promosi,namun konsumen malah berfokus pada dua hal dalam satu lembar brosur. Selain itu logo yang tercantum pada brosur kadang tidak sesuai dengan logo yang dimiliki Indah Jaya Furniture.

Bekerja sama dengan radio prosalina Jember, Indah Jaya Furniture melakukan media promosi elektronik (audio) dengan tujuan menjangkau masyarakat khususnya masyarakat jember. Tidak hanya itu Indah Jaya Furniture juga mengadakan event, dimana ketika JFC (Jember Fashion Carnaval) berlangsung. Sebuah event karnaval busana yang setiap tahunnya digelar dikabupaten Jember, dimana ratusan ribu penonton maupun pengunjung datang ikut serta dalam merayakan JFC. Event yang diadakan Indah Jaya Furniture


(59)

biasanya berlangsung digedung serba guna jember, disini akan ada banyak pameran mengenai produk-produk unggulan, investasi, sektor pariwisata dan masih banyak, khususnya bagi masyarakat jember yang memiliki ketarmpilan dalam usahanya.

Dapat dikenal kembali bagi masyarakat jember, merupakan harapan serta tujuan Indah Jaya Furniture. Membuka kembali cabang yang telah ditutup serta membuka lebih banyak cabang, dengan mengenalkan citra baru Indah Jaya Furniture. Setelah mengalami kesuksesan dinegara tetangga seperti Yunani, kemudian mengalami penurunan yang pesat dalam penjualan produk. Krisis yang terdapat di Yunani berdampak besar bagi penjualan produk Indah Jaya Furniture, serta terlalu fokus pada Yunani dan mengabaikan beberapa cabang yang telah dibuka di Negara sendiri (Indonesia). Membuat jumblah pendapatan atau penjualan produk Indah Jaya Furniture semkain menurun tiap tahunnya.

Memulai fokus dalam negri khususnya kabupaten jember, sebagian besar pelanggan Indah Jaya Furniture saat ini adalah masyarakat jember dan sekitar. Dengan datang langsung ke showroom maka konsumen dapat melihat, juga memilih serta memesan sesuai keinginan seperti apa produk yang diinginkan. Namun disini Indah Jaya Furniture merasa kurang efektifnya komunikasi terhadap konsumen, yang harus datang dulu ke showroom setelah itu mendapatkan barang yang diinginkan. Padahal di masa modern ini media elektronik cukup berpengaruh bagi perusahaan manufaktur seperti Indah Jaya Furniture, media promosi elektronik juga dapat menjangkau masyarakat sekitar maupun luar kabupaten jember. Ketika Indah Jaya Furniture mengalami sukses dinegara tetangga, terdapat


(60)

perusahaan manufaktur dengan nama mebel lumintu yang bekembang pesat. Mebel lumintu berdiri tahun 2000, tiga tahun setelah Indah Jaya Furniture berdiri. Lumintu sendiri dianggap sebagai competitor karna dapat menguasai pasar masyarakat jember serta memberi dampak turunya penjualan produk Indah Jaya Furniture pada saat memulai mengembangkan lagi usahanya di area sekitar Jember.

Berfokus di kabupaten jember, Indah Jaya Furniture ingin benar-benar dikenal kembali masyarakat Jember. Sehingga dapat membuka kembali cabang yang telah ditutup, daerah sekitar Jember kota, kabupaten balung, rambipuji, situbondo dan beberapa kabupaten area Jember. Menjadi area yang ingin dicapai oleh Indah Jaya Furniture sebagai area untuk membuka cabang, dan mengenalkan kembali kepada labih banyak masyarakat Jember dan sekitarnya..

Indah Jaya Furniture menerima baik mengenai perancangan yang akan diadakan oleh penulis, sehingga dapat membantu dalam promosi yang dilakukan. Serta meningkatkan kembali media promosi yang kurang efektif. Sehingga membuka kembali cabang-cabang yang ditargetkan tidak menjadi sia-sia. Indah Jaya Furniture dapat kembali dikenal , memiliki peningkatan pelanggan dan dapat menjangkau lebih luas pelanggan.

3.3.2 Studi Eksisting

Analisa studi eksisting dalam perancangan ini mengacu pada observasi yang telah dilakukan terhadap obyek yang diteliti, media promosi terdahulu serta kompetitornya. Dari observasi yang dilakukan, terdapat media promosi yang


(61)

pernah dibuat oleh Indah Jaya Furniture seperti brosur yang berisikan informasi produk apa saja yang diproduksi oleh Indah Jaya Furniture, banner, neon box, serta event. Media promosi seperti neon box tampak pada gambar 3.1 dan banner pada gambar 3.2.

Gambar 3.3 Neon box Indah Jaya Furniture Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Gambar 3.4 Banner Indah Jaya Furniture Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013


(62)

1. Keunggulan banner dan neon box Indah Jaya Furniture

Banner Indah Jaya Furniture berisi tentang kerjasama dengan FIF spektra, yang juga salah satu dari perusahaan (FIF) Federal Internasional Finance. Kerja sama diharapkan mempermudah bagi pelanggan yang mengalami masalah biaya ketika ingin membeli salah satu produk Indah Jaya Furniture, FIF spektra merupakan perusahaan jasa kredit bagi khalayak yang ingin membeli barang tertentu dengan cara cicilan atau kredit. Neon box Indah Jaya Furniture berfungsi mempromosikan, mengenalkan dan mengingatkan nama Indah Jaya Furniture kepada masyarakat yang melintasi showroom. Tidak hanya itu neon box yang merupakan sejenis billboard, didalamnya terdapat lampu neon sehingga memberi penerangan dan dapat mempermudah dibaca ketika larut malam.

2. Kelemahan banner dan neon box Indah Jaya Furniture

Banner yang berada di belakang gazebo di nilai kurang efektif, karena akan tidak mudah di baca secara jelas dan tak banyak khalayak yang tahu. Neon box pada Indah Jaya Furniture, logo yang terdapat dalam neon box tidak sesuai dengan logo perusahaan. Serta terdapat media promosi cafe atau resto yang dapat menganggu ketika khayalak melihat neon box tersebut. Mengurangi fokus tentang apa yang ingin ditonjolkan Indah Jaya Furniture pada media promosi neon box.


(63)

3. Peluang banner dan neon box Indah Jaya Furniture

Promosi yang tidak lagi maksimal, dapat di lihat dari banner yang di tempatkan secara tidak strategis dan logo pada neon box yang tidak sesuai logo perusahaan membuat pelanggan sedikit memahami tujuan promosi sebenarnya. Jika saja penempatan yang strategis serta informasi yang jelas dan berfokus banner dan neon box ini dapat menjadi media promosi yang efektif, sebagai penunjang untuk menarik minat pelanggan terhadap produk yang diproduksi dengan keunggulan dan ciri khas, serta pengenalan kepada khalayak di Kabupaten Jember maupun dari luar Jember mengenai Indah Jaya Furniture.

3.3.3 STP

1. Segmentasi dan Targeting

a. Demografis

- Usia : Dewasa ( 25-45)

- Jenis Kelamin : Pria dan wanita

- Siklus Hidup Keluarga : Menikah, menikah sudah punya anak, menikah belum punya anak

- Profesi : Pegawai negeri/swasta, profesional, ibu rumah tangga

- Pendidikan : SMA, perguruan tinggi - Kelas Sosial : Menengah , atas b. Geografis


(64)

Bondowoso, Banyuwangi, Lumajang, Probolinggo dan beberapa kota seperti Bali

hingga ke mancanegara.

- Ukuran kota : Kota besar c. Psikografis

- Gaya Hidup : Aktifitas padat dan sibuk, suka menghabiskan waktu libur di rumah dengan menonton tv, senang membaca dan olah raga, menggunakan waktu luang bersama keluarga, hangout, picnic dan travelling.

- Kepribadian : Serius, dewasa, suka bersosialisasi, suka kenyamanan dan ketenangan.

d. Behavior

- Sikap Terhadap Produk : Dapat dilihat dari target pasar seperti pegawai negeri / swasta, professional hingga ibu rumah tangga, yang

mempunyai penghasilan cukup dan mapan. Dengan tidak hanya mengutamakan

kebutuhan namun juga memperhatikan apa yang menjadi tren saat ini.

2. Positioning : Strategi komunikasi yang berhubungan dengan bagaimana khalayak menempatkan suatu produk, merek atau perusahaan


(65)

di alam otak, khayalan, sehingga khalayak memiliki penilaian tertentu ( M.A, Morrisan, 2010). Indah Jaya Furniture menepatkan dirinya sebagai perusahaan mebel yang memiliki ciri khas unik, tidak terpaku pada gaya desain klasik saja namun juga desain furniture modern.

3.3.4 Analisa Kompetitor

Studi kompetitor menjelaskan kemiripan produk yang diproduksi. Untuk kompetitor Indah Jaya Furniture sebagai perusahaan furniture maka dipilihlah Jepara Mebel dan UD.Lumintu. Masing-masing dari kompetiror memiliki produk yang serupa.

Analisis kompetitor yang mengacu pada 2 pesaing yaitu:

1. Jepara mebel yang merupakan jasa penjualan furniture yang berada di Jepara, Jawa tengah dengan bekerjasama langsung dengan pengrajin-pengrajin mebel. Menawarkan keamanan dan kenyamanan berbelanja untuk furniture dengan motif desain dan ukuran yang dapat ditentukan sendiri, namun jepara mebel memiliki katalog gambar desain terkini yang sudah ditampilkan diwebsite.Kualitas nomor satu kayu jati yang diukir oleh pengrajin Jepara dengan motif khas Jepara adalah sebagai garansi. Toko-toko furniture retail sering melakukan markup harga yang sangat tinggi, hal tersebut dikarenakan penyesuaian dengan biaya-biaya lain yang tidak ada pada jepara mebel. Bekerjasama langsung dengan pengrajin dan pengiriman furniture dari pabrik langsung ke pelanggan. Tentunya memiliki biaya yang sangat rendah dan


(66)

tidak akan bebankan konsumen. Tidak hanya meraih market besar dipasaran Jepara Mebel juga banyak melakukan media promosi untuk mempertahankan loyalitas pelanggan, beberapa media promosi seperti brosur, banner serta website.

2. Perusahaan perseorangan yang bergerak dibidang meblair ini cukup memiliki banyak konsumen khususnya dikota jember, produk yang diproduksi mulai dari bahan kayu jati hingga spon dan kain. Seperti kursi, tempat tidur, almari, nakas, meja belajar. Tidak memiliki konsep desain khusus dalam desain produknya namun UD Lumintu menjual gaya desain klasik dan modern dalam produknya. Perusahaan yang banyak dikenal dari WOM ini, juga tidak banyak mengandalkan media promosi. Membuka banyak cabang showroom di area sekitar jember sudah menjadikan UD lumintu banyak dikenal dimasyarakat khususnya kota jember.

3.4 Keyword

Gambar 3.5 Analisa Keyword Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013


(1)

Gambar 4.14 Iklan Website pada bagian “How To Order” Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2014

Pada gambar 4.15 merupakan halaman “how to order”. Merupakan tata cara pembelian melalui website, tanpa harus datang ke showroom konsumen Indah Jaya Furniture. Dengan mendaftar terlebih dahulu sebagai konsumen, konsumen dapat membeli dengan cara memilih terlebih dahulu produk yang akan dibeli, kemudia menambahkan pada keranjang belanja.


(2)

96

Gambar 4.15 Iklan Website Pada Bagian “Contac Us” Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2014

Halaman “Contact Us” merupakan halaman kontak atau alamat Indah Jaya Furniture. Selain telefon, juga terdapat alamat kontak yang di gunakan oleh perusahaan.


(3)

97  

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis data yang dilakukan, menghasilkan konsep yang mendukung perancangan Indah Jaya Furniture, Sehingga dapat ditarik kesimpulan sementara sebelum pengujian dilakukan. Adapun kesimpulanyang dirumuskan adalah sebagai berikut:

1. Gagasan perancangan media Indah Jaya Furniture adalah meningkatkan brand wareness. Dimana memperkenalkan kembali Indah Jaya Furniture yang sempat jatuh dan disiku oleh kompetitornya. Melalui media promosi diharapkan masyarakat menjadi lebih aware.

2. Tema desain “Modern” yang bermakna up to date, memberi makna kepada Indah Jaya Furniture sebagai furniture modern yang memiliki nilai interior lebih. Memilki desain unik yaitu modern klasik, dimana penggemar desain kuno tidak hanya terpaku dalam desain klasik namun dapat menikmati dua desain antara desain klasik dipadu dengan desain modern terkini. Sehingga Susana klasik dan minimlis dapat dinikmati dalam satu tempat.

3. Implementasi perancangan mmengacu pada promosi perusahaan yang bergerak dibidang funirute, Dari hasil perancangan diharapkan Indah Jaya furniture mampu menjadi perusahaan yang ada dibenak konsumen untuk menjadi pertimbangan dalam melakukan pembelian.


(4)

98  

 

4. Media Promos yang digunakan seperti brosur, iklan koran, billboard, iklan radio dan website. Dirancang sesuai konsep “modern”. Warna yang didapat dari hasil teori warna sighenobu kobayashi yaitu warna abu-abu, biru, dan biru dongker. Warna-warna yang dipiilh sudah dianggap sebagai refleksi dari karakteriskrik Perusahaan Furniture modern.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, beberapa saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Dalam desain media promosi Indah Jaya Furniture sebaiknya mengurangi logo yang terlalu banyak diaplikasikan terhadap media promosi, karena logo tidak mencerminkan konsep desain.

2. Kossistensi desain pada semua media promosi lebih diperhatikan untuk memudahkan awareness pada audiens.

3. Pemilihan warna, konsep hingga tagline, yang menggunakan teori sinoghuke kobayashi harusnya memiliki pemahaman yang detil. Sehingga penggunaan teori yang diaplikasikan pada media promosi, dapat memaksimalkan perananan media promosi terhadap Indah Jaya Furniture.


(5)

Sumber Buku:

Aaker A., D. 1997. Manajemen Ekuitas Merek. Jakarta: Spektrum Mitra Utama.

Cannon, Joseph P., William D. Perreault Jr. dan Jerome McCarthy, 2008. Pemasaran

Dasar-Dasar. Jakarta : Salemba Empat.

Chwe,& Tai. 2012. BrandManagement. Jakarta: Penerbit PT Indeks.

 

Creswell, J. W. 2010. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed

(1 ed.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Durianto, dkk. 2001. Strategi Menakhlukan Pasar. Jakarta. Gramedia, Pustaka

Utama.

Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pers.

Indranata, Iskandar. 2010. Pendekeatan Kualitiatif untuk Pengendalian Kualitas.

Jakarta. Universitas Indonesia.

Kertajaya, Hermawan. 2010. Brand Operation. MIM Academic. Jakarta. Esensi, Erlangga Group.

Kotler, P. 1997. Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan, Implementasi dan

Kontrol (Vol. II). Jakarta: Penerbit PT. Prehallindo.

Kotler, P., & Susanto, A. 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia: Analisis

Perencanaan Implementasi dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat.

Kusrianto, A. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Penerbit

ANDI.

Morissan. 2010. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Ramdina

Prakasrsa.

Nugroho, Eko. 2002. Pengenalan Teori Warna. Jakarta. Andi Publisher.


(6)

Rangkuti, F. 2002. The Power of Brands. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.

Setiadi, J. Nugroho. 2003. Perilaku Konsumen : Konsep dan Implikasi untuk Strategi

dan Penelitian Pemasaran. Jakarta.Pradana Media.

 

Sunyoto, D. 2012. Konsep Dasar Riset Pemasaran & Prilaku Konsumen. Jakarta:

Penerbit CAPS (Center for Acdemic Publishing Service).

Tjiptono, Fandy, Chandra, G. & Adriana D. 2008. Pemasaran Strategik, Yogyakarta.

Andi.  

 

Sumber Internet:

http://ruangpsikologi.com/dunia-kerja/hirarki-kebutuhan-manusia-dari-maslow/ (Diakses: 19 Agustus 2013).

http://s3d1m3n.wordpress.com 2008/10/15/ strategi-kreatif/djo. (Diakses: 15 Oktober 2013).

http://mudjiarahardjo.uin-malang.ac.id /component/c ontent/288.html?task=view. (Diakses: 9 Januari 2014)

http://mudjiarahardjo.uin-malang.ac.id/component/content/288.html?task= (Diakses: 2 Desember 2013)

http://www.ahlidesain.com/pengertian-serif-dan-sans-serif.html (Diakses: 12 Januari 2014)

http://s3d1m3n.wordpress.com/2008/10/15/strategi-kreatif/. (Diakses: 4 Januari 2014)