TA : Perancangan Media Promosi The Louvre Café sebagai Upaya Meningkatkan Brand Awareness.

(1)

MENINGKATKAN BRAND AWARENESS

TUGAS AKHIR

Nama : DWI AYU RAKHMAWATI

NIM : 09.42010.0010 Progam : S1 (Strata Satu)

Program Studi : Desain Komunikasi Visual

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA


(2)

ABSTRAK

PERANCANGAN MEDIAAPROMOSI THE LOUVRE CAFÉ SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BRAND AWARENESS

Dwi Ayu Rakhmawati1

(Achmad Yanu Alif Fianto, S.T., MBA. Pembimbing I, Sutikno, S.Kom Pembimbing II)

1

Program Studi S1 Desain Komunikasi Visual, STIKOM

Pengantar tugas akhir ini yang berjudul Perancangan Media Promosi The Louvre Café Sebagai Upaya Meningkatkan Brand Awareness melalui media promosi yang efektif dengan media komunikasi yang tepat dan sesuai dengan target konsumen serta target market The Louvre café. Tidak adanya media promosi dalam perusahaan menyebabakan kurangnya awareness dikalangan masyarakat. Perancangan ini memberikan suatu konsep promosi dan sesuai dengan positioning The Louvre café yang menempatkan dirinya sebagai house of beer satu-satunya di Surabaya yang termurah. Media yang utama yang digunakan yaitu website, sebagai media informasi terbanyak tentang The Louvre café. untuk media pendukung lainnya x-banner, iklan radio, iklan Koran, iklan majalah, merchandise, leaflet, seragam. Hasil perancangan ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam merancang media promosi yang

sesuai dengan konsep The Louvre café serta meningkatkan brand awareness.

Keyword : Perancangan, Promosi, Brand Awareness


(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Batasan Masalah ... 4

1.4 Tujuan ... 4

1.5 Manfaat Perancangan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 The Louvre café ... 6

2.2 Perancangan ... 7

2.3 Pengertian kafe………...7

2.4 Promosi………8

2.5 Brand Awareness ... 11

2.51 Membangan Brand awareness……...……….13

2.6 Bauran Pemasaran (marketing mix) ... 14

2.7 Segmentasi Pasar ... 15

2.8 Unique selling proposition (USP) ... 17

2.9 Periklanan ... 17

2.10 Media Periklanan……….20

2.11 Copywriting……….24

2.12 Layout………..25

2.13 Titografi……….………..27


(4)

2.14 Pengertian warna………..…………30

2.14.1 penerapan warna dalam media………...…………...……..31

2.14.2 Karakteristik warna dan makna simbolik………32

2.15 Program media promosi TheLouvre café……….33

BAB III METODE & PERANCANGAN KARYA ... 36

3.1 Metode Penelitian ... 36

3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 38

3.3.1 Teknik Pengambilan Data... 39

3.3.2 Hasil dan Analisis data ... 39

3.3 Studi Eksisting ... 41

3.4 STP ... 44

3.4.1 Analisis STP ... 45

3.4.2 Analisis Kompotitor... 46

3.4.3 Keyword ... 51

3.4.4 Ulasan Keyword ... 53

3.5 Metode Perancangan Karya ... 54

3.5.1 Konsep Perancangan ... 54

3.5.2 Konsep Kreatif ... 55

3.5.3 Strategi Komunikasi ... 58

3.5.4 Program kreatif ... 58

3.6 Perancangan Media ... 60

3.6.1 Tujuan Media………...60

3.6.2 Strategi Media ... 60

3.7 Perancangan Karya………..63

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA ... 78

4.1 Implementasi Desain ... 78

4.2 Implementasi Desain Publikasi ... 78


(5)

BAB V PENUTUP ... 94

5.1 Kesimpulan ... 94

5.2 Saran ... 96

DAFTAR PUSTAKA ... 96

BIODATA PENULIS ... 99

LAMPIRAN ... 100


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Piramida Brand Awareness (Rungkuti, 2004) ... 1

Gambar 2.2 Font Serif (www.ahlidesain.com, 2013)... 29

Gambar 2.3 FontSans Serif (www.ahlidesain.com, 2013) ... 29

Gambar 2.4 Script (www.ahlidesain.com, 2013) ... 30

Gambar 2.5 Brosur The Louvre cafe ... 34

Gambar 2.6 Brosur The Louvre cafe ... 34

Gambar 2.7 Brosur The Louvre cafe ... 35

Gambar 2.8 Broadcast bbm... 35

Gambar 3.1 Brosur The Louvre cafe ... 43

Gambar 3.2 Brosur The Louvre cafe ... 43

Gambar 3.3 Brosur The Louvre cafe ... 44

Gambar 3.4 Broadcast bbm... 44

Gambar 3.5 flyer Nen’s corner ... 49

Gambar 3.6 flyer Nen’s corner ... 50

Gambar 3.7 Brosur Eclectic Pub & Loung... 51

Gambar 3.8 Bagan Keyword ... 53

Gambar 3.9 Alur Konsep Perancangan ... 55

Gambar 3.10 Warna yang dipilih identitas kafe ... 59

Gambar 3.11 Sketsa Alternatif Flyer. ... 66

Gambar 3.12 Sketsa Terpilih ... 66

Gambar 3.13 Sketsa Alternatif Website ... 67

Gambar 3.14 Sketsa Terpilih ... 68

Gambar 3.15 Sketsa Alternatif Iklan Majalah ... 69

Gambar 3.16 Sketsa Terpilih ... 70

Gambar 3.17 Sketsa Alternatif Ilkan Koran ... 71

Gambar 3.18 Sketsa Terpilih ... 71

Gambar 3.19 Sketsa Alternatif Kartu Nama ... 72

Gambar 3.20 Sketsa Terpilih ... 73


(7)

Gambar 3.21 Sketsa Alternatif Voucher ... 73

Gambar 3.22 Sketsa Terpilih. ... 74

Gambar 3.23 Sketsa Alternatif stiker ... 74

Gambar 3.24 Sketsa Terpilih ... 75

Gambar 3.25 Sketsa Alternatif asbak ... 75

Gambar 3.26 Sketsa Terpilih ... 76

Gambar 3.27 Sketsa Alternatif gelas ... 76

Gambar 3.28 Sketsa Terpilih ... 77

Gambar 3.29 Sketsa Alternatif tataan gelas ... 77

Gambar 3.30 Sketsa Terpilih ... 78

Gambar 4.1 Implementasai desain website (home & about us) ... 83

Gambar 4.2 Implementasai desain website (entertaiment & event) ... 84

Gambar 4.3 Implementasai desain website (countac us) ... 85

Gambar 4.4 Implementasai desain iklan majalah ... 87

Gambar 4.5 Ilustrasi penempatan iklan majalah ... 87

Gambar 4.6 Implementasai desain iklan koran ... 88

Gambar 4.7 Ilustrasi penempatan iklan koran ... 88

Gambar 4.8 Implementasai desain asbak ... 89

Gambar 4.9 Implementasai desain tataan gelas ... 90

Gambar 4.10 Implementasai desain voucher ... 90

Gambar 4.11 Implementasai desain gelas ... 91

Gambar 4.12 Implementasai desain stiker ... 92

Gambar 4.13 Implementasai desain flayer ... 93

Gambar 4.14 Implementasai desain kartu nama ... 107


(8)

1.1 Latar Belakang Masalah

Di era teknologi informasi yang saedang berkembang saat ini, bisnis kafe dan resto di kota Surabaya ini masih sangat menjanjikan, menurut ketua Asosiasi Pengusaha kafe dan resto Indonesia (Apkrindo) jatim, Tjahjono Haryono mengatakan bahwa tahun ini omset bisnis kafe dan resto masih sangat prospektif. Meski ada beberapa kafe dan dan resto besar separti Toni Jack’s yang tutup, tapi secara umum bisnis ini masih berkembang baik.

Kafe merupakan tempat untuk makan, minum dan nongkrong dengan suasana yang santai. Kafe berbeda dengan restaurant karena penyajian suasana

dan juga biasanya disertai dengan music secara live maupun tidak. Hal tersebut

membuat kafe digandrungi oleh banyak masyarakat baik itu remaja, pemuda dan eksekutif muda. Di Surabaya sendiri kafe menjadi jujungan bagi banyak orang yang ingin bersantai sejenak melepas penat ataupun berkumpul bersama teman / relasi untuk sekedar makan ataupun minum. Salah satunya kafe tersebut adalah The Louvre café.

Hal yang sama dilakukan oleh The Louvre café yang berada di Puncak Permai Apartement Shop House A110 Jalan Raya Darmo Permai III Surabaya Barat dan berdiri sejak tahun 2009. Awal mula kafe ini hanya café biasa yang belum dikenal banyak orang, setelah berganti pemilik yang dibawa naungan PT.


(9)

dari kata perancis yang artinya adalah cahaya kota. Louvre adalah nama sebuah gedung museum di perancis, namun disurabaya dijadikan sebuah kafe yang bernama The Louvre café. Dilihat dari namanya saja orang mengira kafe tersebut mempunyai suasana romantic, namun kafe ini berkonsep semi pap dan

mengusung konsep western yang berkiblat ke barat, dengan penataan lampu yang

warna warni yang digantung di atas, menambah menarik suasana. Beda dengan kafe-kafe lain. Louvre mempunyai ke unikan yaitu menyuguhkan kenyamanan

bagi para pengunjung dengan alunan live DJ. Tidak hanya itu, Louvre

menempatkan dirinya sebagai cafe House Of Beer satu-satunya di Surabaya yang

tentu saja bertujuan untuk dapat menarik target konsumen yaitu eksekutif muda. Tidak lupa makanan dan minuman lainya yaitu dari makanannya yang di sajikan bebek goring sambel ijo, chiken wing dan French fries. Minuman lain yang di sajikan terdiri macam-macam coktil dan moctail.

Kesuksesan The Louvre café seiring berjalanya waktu, lambat laun mulai redup. Kafe ini mulai sepi pengunjung diawali pada awal tahun 2012 lalu, dan berlangsung saat ini. Bila duhulunya setiap hari kafe ini selalu ramai dengan pengunjung. Dengan berkembangnya bisnis kafe-kafe bermunculan yang gencar melakukan promosi dan pemasaran, namun tidak dengan The Louvre café. tidak adanya promosi yang membuat kafe ini redup. Sesuai data penjualan 1 tahun terakhir hanya mencapai rata-rata 60jt perbulan, sebelumya omset yang di dapat rata-rata 95-100jt perbulan. Mengingat semakin ketatnya persaingan dalam bisnis kafe maka di perlukan adanya media promosi yang efektif guna meningkatkan penjualan. Kurangnya media promosi yang dilakukan The Louvre café


(10)

menyebabkan rendahnya brand awareness. Para pengusaha café ini saling bersaing dalam menarik perhatian konsumen, Agar mendapat konsumen sebanyak mungkin misalnya dengan cara mengenalkan produk yang ditawarkan. Hal ini yang mendasari perancangan media promosi The Louvre café untuk

meningkatkan brand awareness.

Brand awareness menurut Aaker, (1991:61) adalah kemampuan dari

seseorang yang merupakan calon pembeli (potential buyer) untuk mengenali

(recognize) atau menyebutkan kembali (recall) suatu merek merupakan bagian

dari suatu kategori produk. Bisa dikatakan, brand awareness menjadi salah satu

faktor penting yang dibutuhkan para pelaku usaha untuk memperkuat brand

produknya. Sebab, tak bisa dipungkiri bila semakin banyak konsumen yang

mengingat brand produk, maka semakin besar pula intensitas pembelian yang

akan mereka lakukan. Untuk meningkatkan brand awareness perusahaan

membutuhkan sebuah promosi yang benar dan terencana dengan tujuan mengenalkan The Louvre café kepada masyarakat.

Program promosi terhadap sebuah produk dapat mempengaruhi konsumen dalam penilaian terhadap produk tersebut. Menurut (Kotler dan Amstrong, 2001:68) promosi adalah aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. Promosi sangatlah penting untuk penjualan produk perusahaan. Jika dilihat dari kemampuan The Louvre café ini sangat memiliki peluang untuk bersaing dengan café lainnya. Oleh karena itu diperlukan dukungan dengan perancangan program promosi The Louvre café


(11)

sebagai upaya meningkatkan brand awareness yang optimal, ssehingga bisa mewejutkan peluang tersebut.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas telah diuraikan, yang menjadi rumusan masalah dalam perancangan ini adalah : bagaimana merancang media promosi

The Louvre cafe sebagai upaya meningkatkan brand awareness?

1.3 Batasan Masalah

Dari permasalahan yang dirumuskan di atas maka batasan dari permasalahan yang digunakan dalam perancangan ini adalah :

1. Perancangan media promosi ditujukan untuk meningkatkan brand awareness The

Louvre café Surabaya.

2. Perancangan media promosi The Louvre café dititik beratkan pada media online

khususnya website, selain itu dirancang media pendukung lainnya seperti iklan

majalah, iklan Koran, iklan radio, flyer, kartu nama, merchandise.

1.4 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai pada Tugas Akhir ini adalah merancang media


(12)

1.5 Manfaat Perancangan

Manfaat yang diharapkan dari dilakukannya perancangan media promosi The Louvre café ini adalah sebagai berikut :

a. Manfaat secara teoritis

Dapat memberikan masukan kepada manajemen The Louvre café dalam hal media promosi, khususnya melalui stategi visual.

b. Manfaat praktis

Dapat memperkaya konsep atau teori yang mendukung perkembangan ilmu pengetahuan desain komunikasi visual, khususnya yang terkait dengan


(13)

kajiannya akan dipaparkan beberapa fakta, konsep, prosedur, maupun teori-teori yang terkait dengan perancangan.

2.1Kondisi saat ini (The Louvre café)

Kata Louvre berasal dari kata Prancis yang artinya Cahaya Lampu. Di

Prancis Louvre adalah sebagai tempat musium, namun di Surabaya dijadikan sebagai nama kafe. The Louvre café didirikan pada tahun 2009 di bawa naungan PT FKMN (Fajar Karya Mandiri Nasional). Dilihat dari namanya saja orang mengira kafe tersebut mempunyai suasana romantic, namun kafe ini berkonsep

semi pap dan mengusung konsep western yang berkiblat ke barat, dengan

penataan lampu yang warna warni yang digantung di atas, menambah menarik suasana. Beda dengan kafe-kafe lain. Louvre mempunyai ke unikan yaitu

menyuguhkan kenyamanan bagi para pengunjung dengan alunan live DJ. Tidak

hanya itu, Louvre menempatkan dirinya sebagai cafe House Of Beer satu-satunya

di Surabaya yang tentu saja bertujuan untuk dapat menarik target konsumen yaitu eksekutif muda. Tidak lupa makanan dan minuman lainya yaitu dari makanannya yang di sajikan bebek goring sambel ijo, chiken wing dan French fries. Minuman lain yang di sajikan terdiri macam-macam coktil dan moctail.

Kesuksesan The Louvre café seiring berjalanya waktu, lambat laun mulai redup. Kafe ini mulai sepi pengunjung diawali pada awal tahun 2012 lalu, dan


(14)

berlangsung saat ini. Bila duhulunya setiap hari kafe ini selalu ramai dengan pengunjung. Dengan berkembangnya bisnis kafe-kafe bermunculan yang gencar melakukan promosi dan pemasaran, namun tidak dengan The Louvre café. tidak adanya promosi yang efektif membuat kafe ini redup. Sesuai data penjualan 1 tahun terakhir hanya mencapai rata-rata 60jt perbulan, sebelumya omset yang di dapat rata-rata 95-100jt perbulan. Mengingat semakin ketatnya persaingan dalam bisnis kafe maka di perlukan adanya media promosi yang efektif guna meningkatkan penjualan. Kurangnya media promosi yang dilakukan The Louvre

café menyebabkan rendahnya brand awareness.

2.2 Perancangan

Perancangan merupakan keseluruhan proses pemikiran dan penentu secara matang dari pada hal-hal yang akan dikerjakan, atau dapat di artikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan. menyusun perancangan perlu memperhatikan yang berhubungan dengan adanya kegiatan, proses yang sistematis, hasil dan tujuan tertentu. Perancangan adalah proses untuk menentukan kemana harus melangkah dan mengidentifikasi berbagai persyaratan yang dibutuhkan dengan cara efektif dan efisien.

2.3 Pengertian Kafe

Kafe berasal dari bahasa perancis yaitu café, yang mempunyai arti sebetulnya (minuman) kopi. Kafe merupakan suatu tipe restoran yang biasanya menyediakan tempat duduk didalam dan diluar ruangan. Kafe tidak menyajikan


(15)

makanan berat namun lebih berfokus pada menu makanan ringan seperti kue, roti, dan sup. Untuk minuman biasanya disajikan the, kopi, juice, serta susu cokela, serta minuman yang semacam coktil. Kafe pertama kali muncul dibarat. Istilah kafe paling umum dijumpai di Negara Perancis yang kemudian diadopsi oleh kota-kota di inggris pada akhir abad ke-19. Istilah kafe (café) berasal dari kata coffe yang berarti kopi. Kafe merupakantempat yang cocok untuk bersantai, melepas kepenatan, serta bertemu dengan kerabat.

Di Indonesia, café berarti semacam tempat sederhana, tetapi cukup menarik seseorang bisa makan makanan ringan. Café bukanlah tempat yang baru, karena dalam perkembangannya café yang dulu dianggap sebagai tempat tongkrongan mewah yang hanya dikunjungi oleh eksekutif muda dan masyarakat menengah ke atas yang membutuhkan tempat untuk melepas penat sepulang kantor. Sekarang fenomena tesebut lambat laut bergeser menjadi suatu kebiasaan bagi kaum muda dikota-kota besar dan memiliki pangsa pasar untuk kelas menengah kebawah. Dengan kemunculaln café-café ini, kegiatan mengopi bukan lagi sekedar menikmati secangkrir kopi. Ada konstruksi social yang terbentuk dibelakangnya yaitu kecendrungan seseorang untuk bergaul dengan kelompok sosialnya.

2.4 Promosi

Promosi merupakan bagian dari rangkaian kegiatan pemasaran suatu barang. Promosi adalah suatu kegiatan bidang marketing yang merupakan komunikasi yang dilaksanakan perusahaan kepada pembeli atau konsumen yang memuat


(16)

pemberitaan, membujuk, dan mempengaruhi segala sesuatu mengenai barang maupun jasa yang dihasilkan untuk konsumen, segala kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan volumen penjualan dengan menarik minat konsumen dalam mengambil keputusan membeli di perusahaan tersebut. Untuk memperjelas tentang pengertian promosi, berikut ini beberapa definisi tentang promosi. Menurut Kolter (2002:41) menyatakan bahwa promosi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan yang menonjolkan keistimewaan-keistimewaan produknya yang membujuk konsumen sasaranya agar membelinya.

Sedangkan menurut Tjiptono(2000:219) pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha penyebaran informasi, mempengaruhi/membujuk, dan meningkatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

1. Tujuan Promosi

Tujuan promosi untuk mempengaruhi suatu konsumen dalam mengambil keputusan untuk meningkatkan volume penjualan. Dalam promosi kita tidak hanya sekedar melakukan komunikasi atau menyampaikan informasi, tetapi juga meningkatkan komunikasi yang mampu menciptakan suasanan/keadaan dimana para pelanggan bersedia memilih dan memiliki produk. Dengan demikian promosi yang diharapkan dapat tercapai.

Tujuan promosi menurut Tjiptono (2000:222) sebagai berikut :


(17)

• Memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang suatu produk kepada

konsumen (brand awareness)

• Mendorong pemilihan terhadap suatu produk (brand attitude)

• Membujuk pelanggan untuk membeli suatu produk (brand purchase intention)

• Mengimbangi kelemahan unsure bauran pemasaran lain (purchase facilitation)

• Menanamkan produk dan perusahaan (positioning)

Jenis – jenis promosi yang sering digunakan menurut Tjiptono (2000:222) yaitu:

Personal selling

Mass selling

Sales promotion

Public relation

Kutipan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Penjualan pribadi (personal seling)

Personal seling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya.

b. Mass selling

Mass selling merupakan pendekantan yang menggunakan media komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam satu waktu. Metode ini memang tidak sefleksible personal selling namun merupakan alternative yang


(18)

lebih murah untuk menyampaikan informasi ke khalayak (pasar sasaran) yang jumlahnya sangat banyak dan tersebar luas.

c. Sales promotion

Sales promotion adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan. Tujuan dari sales promotion sangat beraneka ragam.

d. Public relation

Beberapa pakar PR telah banyak mendefinisikan secara ilmiah mengenai definisi dari PR, seperti yang dikemukakan oleh The British Institute of Public Relations (dalam Jefkins, 2004:9), berbunyi: keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana danberkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dansaling pengertian antara suatu organisasi dan segenap khalayak.

2.5 Brand Awareness

Brand awareness merupakan kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu (Durianto, 2001). Bagian dari suatu kategori produk perlu ditekankan karena terdapat suatu hubungan yang kuat antara kategori produk

dengan merek yang dilibatkan. Brand awareness membutuhkan jangkauan


(19)

sebelumnya, sehingga konsumen yakin bahwa produk merupakan satu-satunya merek dalam satu kelompok produk.

Definisi lain mengenai brand awareness adalah kesanggupan seorang calon

pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan

bagian dari kategori produk tertentu (Aaker, 1997). Brand awareness memiliki

beberapa tingkatan yang dapat digambarkan sebagai suatu piramida seperti pada gambar 2.11

Gambar 2.1 Piramida Brand Awareness (Rungkuti, 2004)

Definisi-definisi para ahli mengenai brand awareness dapat ditarik

simpulan bahwa brand awareness merupakan tujuan umum komunikasi

pemasaran, dengan adanya brand awareness yang tinggi maka diharapkan

kapanpun kebutuhan kategori muncul maka merek tersebut akan dimunculkan kembali dari ingatan yang selanjutnya dijadikan pertimbangan berbagai alternatif

dalam pengambilan keputusan. Brand awareness menunjukkan pengetahuan


(20)

2.5.1 Membangun Brand Awareness

Biasanya merek-merek yang disimpan dalam benak konsumen adalah merek-merek yang disukai dan dibenci (Durianto, 2001). Selanjutnya Durianto

menyatakan bahwa brand awareness dapat dibangun dan diperbaiki melalui

cara-cara berikut:

1. Pesan yang disampaikan oleh suatu merek harus mudah diingat oleh konsumen.

2. Pesan yang disampaikan harus berbeda dengan produk lainnya serta harus ada

hubungan antara merek dengan kategori produknya.

3. Memakai tagline atau slogan maupun jingle lagu yang menarik sehingga

membantu konsumen mengingat merek.

4. Jika suatu merek memiliki simbol, hendaknya simbol tersebut dapat dihubungkan

dengan merek tersebut.

5. Perluasan nama merek dapat dipakai agar merek semakin diingat konsumen.

6. Brand awareness dapat diperkuat dengan memakai suatu isyarat yang sesuai

dengan kategori produk, merek, maupun keduanya.

7. Melakukan pengulangan untuk meningkatkan pengingatan, karena membentuk

ingatan adalah lebih sulit dibanding membentuk pengenalan.

Dengan demikian, disimpulkan bahwa brand awareness memiliki empat

peranan utama yaitu menjadi sumber asosiasi lain, menimbulkan rasa suka atau familier, sumber komitmen terhadap merek, dan menjadi bahan pertimbangan untuk menggunakan merek. Empat peranan inilah yang harus dikomunikasikan


(21)

2.6 Bauran Pemasaran (marketing mix)

Bauran pemasaran (marketing mix) memadukan pandangan dari konsumen

engan pemikiran perusahaan. Cara tersebut digunakan untuk menjelaskan tentang apa yang dipasarkan dan menggaris bawahi elemen apa saja yang dapat digunakan secara strategi dan taktis. Untuk memenuhi keinginan pasar dari usaha yang kita jalankan butuh penawaran dari produk ataupun jasa dari pelayanan yang sesuai dengan target pasar.

Marketing mix merupakan konsep utama dalam pemasaran modern saat ini.

Marketing mix merupakan suatu set maketing tools yang dilakukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan oleh targetpasar (kotler, 2003). Empat variabel dari elemen marketing mix tersebut masing-masing memiliki pengertian sebagai berikut :

1. Produk

Sesuatu yang ditawarkan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan memuaskan keinginan konsumen. Produk yang ditawarkan dapat berupa barang jadi, jasa pelayanan, property, dan informasi. Komponen dari produk terdiri dari

variasi produk, kualitas, desain, nama merek, packaging, ukuran, service, jaminan,

dan pengembalian.

2. Harga

Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan oleh konsumen untuk mendapatkan produk tertentu. Komponennya adalah daftar harga,

potongan/discount, tunjangan, periode pembayaran, serta jangka waktu


(22)

3. Promosi

Promosi berarti aktifitas-aktifitas yang mengkomunikasikan kelebihan-kelebihan dari produk dan mempengaruhi target konsumen untuk membelinya.

Komponennya terdiri dari sales promotion, advertising, sales force, public

relations, direct marketing.

4. Tempat

Penempatan sebuah produk melibatkan logistic perusahaan dan kegiatan-kegiatan pemasaran dikonsentrasikan dengan membuat dan mendistribusikan barang jadi

tersebut kepada konsumen. Komponennya adalah chennels, coverange,

assortments, locations, inventory, transport.

Elemen-elemen ini adalah strategi pemasaran yang dapat digunakan untuk mendapat kesempatanuntuk berkompetisi. Masing-masing elemen saling ketergantungan dan ada perubahan dari salah satu elemen saja dapat memberikan dampak terhadap keseluruhan strategi pemasaran.

2.7 Segmentasi Pasar

Segmentasi pasar dapat diartikan sebagai proses mengelompokkan pasar keseluruhan yang heterogen menjadi kelompok-kelompok atau segmen-segmen yang memiliki kesamaan dalam hal kebutuhan, keinginan, prilaku dan / atau redpon terhadap program pemasaran spesifik. Segmentasi pasar merupakan konsep produk yang medasari strategi pemasaran perusahaan dan pengalokasian sumber daya yang harus dilakukan dalam rangka mengimplementasikan program dalam rangka merealisasikan manfaat potensial segmentasi pasar.


(23)

Tujuan pokok stategi segmentasi targeting, positioning, adalah memosisikan suatu merek dalam benak konsumen sedemikian rupa sehingga merek tersebut memiliki keunggulan kompetitif kesebimbungan. Sebuah produk akan memiliki keunggulan kompetitif jika produk tersebut menawarkan atribut-atribut determinan (yang dinilai penting dan unik oleh para pelanggan).

Menurut (Tjiptono, 2008:213) perpektif permintaan dapat diintergrasikan dengan perspektif penawaran melalui proses segmentasi pasar strategi yang langkah-langkahnya sebagai berikut :

A. Tahap pertama (segmentasi)

1. Segmentasi pasar menggunakan variable-variabel permintaan, seperti

kebutuhan pelanggan, keinginan pelanggan, manfaat yang dicari (benefits

sought), solusi atas masalah yang dihadapi, situasi pemakaian dan lain-lain.

2. Mendeskripsikan segmen pasar yang didefinisikan menggunakan

variable-variabel yang dapat membangun perusahaan memahami cara melayani kebutuhan pelanggan tersebut, cara berkomunikasi dengan pelanggan dan penggunaan media, sikap, aktivitas, minat, dan opini.

B. Tahap kedua (targeting)

1. Mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen menggunakan

variable-variabel yang dapat menguantifikasi kemungkinan pemerintah dari setiap segmen, biaya melayani setiap segmen, biaya memproduksi produk dan jasa yang diinginkan pelanggan dan kesesuaian antara kompetensi inti perusahaan dan peluang pasar besar.


(24)

2. Memilih salah satu lebih segmen sasaran yang ingin dilayani bedasarkan potensi laba segmen tersebut dan kesesuaiannya dengan strategi korporat perusahaan.

C. Tahap ketiga (positioning)

1. Menidentifikasi konsep positioning bagi produk dan jasa perusahaan yang

atraktif bagi pelanggan sasaran dan kompatibel dengan citra korporat yang diharapkan perusahaan.

2.8 Unique selling proposition (USP)

Konsep Unique Selling Propositiondiciptakan oleh seorang advertiser

amerika Rosser Reeves. Dia percaya bahwa tujuan dari iklan adalah mengkomunikasikan slogan perusahaan untuk produk atau jasa yang mereka dan bahwa slogan ini harus tetap dan tidak berubah-ubah. Pada dasarnya USP adalah apa yang membuat bisnis produk atau jasa anda berbeda dengan pesaingnya. Menawarkan manfaat spesifik dan menarik kepada pelanggan yang potensial.

2.9 Periklanan

Keuntungan dari periklanan adalah rendahnya biaya dalam tiap pemunculan iklan (low cost per exposure), media yang bervariasi (surat kabar, majalah, TV, radio dan sebagainya), adanya kemampuan mengendalikan tiap pemunculan iklan

(control of exposure), isi pesan yang konsisten, dan kesempatan untuk mendesain pesan yang kreatif. Selain itu, daya tarik dan pesan dapat disesuaikan bila tujuan komunikasi berubah.


(25)

Di sisi lain, kerugian dari periklanan adalah tidak terjadinya interaksi secara langsung dengan pembeli dan mungkin saja tidak berhasil menarik perhatian pemirsa. Di samping itu, isi pesan juga cenderung tetap selama periode atau durasi

tertentu. Iklan atau dalam bahasa Inggris disebut advertising merupakan suatu

bentuk komunikasi massal yang bersifat komersial dengan tujuan untuk mempromosikan pemasaran suatu produk atau jasa. Selain itu, iklan juga dapat digunakan untuk mempromosikan pesan dari suatu lembaga, organisasi, bahkan pesan dari seorang kandidat dalam suatu kampanye politik.

Istilah iklan juga sering dinamai dengan sebutan yang berbeda, di Perancis

disebut dengan reclamare yang berarti meneriakkan sesuatu secara

berulang-ulang. Bangsa Belanda menyebutnya sebagai advertentie. Bangsa-bangsa latin

menyebutnya dengan istilah advertere yang berarti mengoperkan pikiran dan

gagasan kepada pihak lain. Sementara bangsa Arab menyebutnya dengan I’lan

yang kemudian diadopsi ke dalam bahasa Indonesia sebagai iklan. Sebenarnya, di Indonesia sendiri iklan sering disebut dengan istilah advertensi dan reklame yang disadur dari bahasa Perancis dan Belanda.

Beberapa ahli memaknai iklan dalam beberapa pengertian. Menurut Institusi Praktisi Periklanan Inggris dalam Jefkins (1994:5), menyatakan bahwa iklan merupakan pesan-pesan yang paling persuasif yang diarahkan untuk menarik perhatian calon pembeli yang paling potensial atas produk atau jasa yang diiklankan. Pengertian tersebut sejalan dengan apa yang dituliskan oleh Dunn dan Barban (1978) yang dikutip oleh Widyatama (2007:15) bahwa iklan merupakan bentuk kegiatan komunikasi nonpersonal yang disampaikan melalui media dengan


(26)

membayar ruang yang digunakannya untuk menyampaikan pesan yang bersifat membujuk (persuasif) kepada calon konsumen. Sedangkan menurut Suhandang periklanan adalah Periklanan (advertising) adalah suatu proses komunikasi massa yang melibatkan sponsor tertentu, yakni si pemasang iklan (pengiklan), yang membayar jasa sebuah media massa atas penyiaran iklannya, misalnya melalui program siaran televisi. (Suhandang, 2005:13)

Iklan merupakan media promosi yang didesain sedemikian rupa agar dapat menarik minat konsumen serta memiliki karakteristik tertentu dan persuasif sehingga para konsumen secara suka rela terdorong melakukan suatu tindakan yang sesuai dengan yang diinginkan pengiklan (Jefkins, 1994:22). Berdasarkan berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa iklan adalah bentuk penyajian pesan yang dilakukan oleh komunikator secara nonpersonal melalui media untuk ditujukan pada komunikan dengan cara membayar.

2.10 Media Periklanan

Media periklanan dapat berupa media cetak, elektronik dan pajangan diluar (outdoor)

1. Media Cetak

Media cetak adalah media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media ini terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar, foto, dalam tata warna dan halaman putih. (Kasali,1995)

Jenis media cetak diantaranya : Koran, Majalah, Poster, flyer, leaflet,


(27)

a. Koran

Koran merupakan media utama yang digunakan dalam periklanan di Indonesia, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti :

1) Jangkauan distribusi koran tidak dibatasi.

2) Jangkauan media lainya, televisi dan radio, dibatasi.

3) Harga satuan koran murah dan dapat dibeli eceran.

Koran tersedia dalam dua jenis ukuran, yaitu:

i. Tabloid

Terdiri dari lima atau enam kolom yang masing-masing memiliki lebar sekitar 2 inci dan panjang dari atas ke bawah sekitar 14 inci.

ii. Standart (broadsheet)

Memiliki ukuran dua kali lipat ukuran tabloid dengan delapan atau sembilan kolom kesamping. Namun demikian, untuk kepentingan pragmatis dan estetika, banyak koran standar yang mengurangi jumlah kolomnya menjadi hanya enam kolom.

Bentuk ukuran koran ini perlu diperhatikan untuk pembuatan final artwork

dalam beriklan nantinya.

b. Majalah

Berbeda dengan koran, majalah telah jauh lebih menspesialisasikan produknya untuk menjangkau konsumen tertentu. Setiap majalah umumnya memiliki pembaca yang yang jauh lebih sedikit daripada koran, namun memiliki pasar yang lebih mengelompok, usia majalah juga jauh lebih panjang daripada usia koran.


(28)

Mengapa memilih majalah, ada beberapa alasan sebagai berikut :

1) Khalayak sasaran yaitu salah satu keunggulan majalah jika dibandingkan

dengan media lainnya adalah kemampuannya menjangkau segmen pasar

tertentu yang terspesialisasi. Majalah-majalah special interest mempunyai

peranan yang penting dan akan sangat disukai sebagai media periklanan

karena dianggap memiliki captive market.

2) Penerimaan khalayak yaitu kemampuannya mengangkat produk-produk yang

di iklankan sejajar dengan persepsi khalayak sasaran terhadap prestise majalah yang bersangkutan.

3) Long life span yaitu majalah adalah media yang memiliki usia

4) Kualitas visual yaitu kualitas visual majalah sangat prima karena umumnya

dicetak diatas kertas berkualitas tinggi. Dengan demikian majalah dapat menyajikan tata warna, reproduksi foto baik hitam putih maupun berwarna dengan sangat baik.

5) Promosi penjualan yaitu majalah adalah media efektif untuk menyiarkan

pesan iklan yang berbau promosi penjualan seperti kupon-kupon yang akan diundi, contoh-contoh produk, dan kartu-kartu petunjuk. (Kasali, 1995)

c. Brosur

Brosur adalah terbitan tidak berkala yang dapat terdiri dari satu hingga sejumlah kecil halaman, tidak terkait dengan terbitan lain, dan selesai dalam sekali terbit. Halamanya sering dijadikan satu (antara lain dengan stapelr, benang, atau kawat), biasanya memiliki sampul, tidak menggunakan jilid keras. Menurut definisi UNESCO, brosur adalah terbitan tidak berkalayang


(29)

tidak dijilid keras, lengkap (dalam satu kali terbitan), memiliki paling sedikit 5 halaman tetapi tidak lebih dari 48 halaman, diluar perhitungan sampul. Bila terdiri dari satu halaman, brosur atau pamflet umumnya dicetak pada kedua sisi, dan dilipat dengan pola lipatan tertentu hingga membentuk sejumlah panel yang terpisah. Pamflet yang hanya terdiri satu

lembar/halaman sering disebut selebaran ( leaflet, flier, atau flyer). Selain itu

brosur yang memuat tentang produk disebut juga sebagai katalog produk.

d. Pamflet

Pamflet adalah tulisan yang dapat disertai dengan gambar atau tidak, tanpa penyampulan maupun penjilidan, yang dicantumkan pada selembar kertas disatu sisi atau kedua sisinya, lalu dilipat atau dipotong setengah, sepertiga, atau bahkan seperempatnya, sehingga terlihat lebih kecil dapat juga disebut selebaran.(Wikipedia, 2012)

e. Poster

Poster atau plakat adalah karya seni atau desain grafis yang memuat komposisi gambar dan huruf diatas kertas berukuran besar. Pengaplikasiannya dengan ditempel di dinding atau permukaan datar lainnya dengan sifat mencari perhatian mata sekuat mungkin. Karena itu poster biasanya dibuat dengan warna-warna kontras dan kuat.

Poster bisa menjadi saran iklan, pendidikan, propaganda, dan dekorasi. Selain itu bisa pula berupa salinan karya seni terkenal. (Wikipedia, 2012)


(30)

Radio Adapun masing-masing media memiliki keunggulan dan keterbatasan diantaranya :

a. Radio

Seperti majalah, radio adalah media yang memiliki jangkauan selektif terhadap segmen tertentu. Radio memiliki beberapa kekuatan seperti :

1) Menjangkau jumlah khalayak sasaran yang besar pada waktu yang

bersamaan.

2) Menjangkau individu atau kelompok masyarakat yang hidup terpencil dan

terpencar-pencar seperti kehidupan masyarakat agraris pada umumnya.

3) Cepat menyampaikan pesan sehingga dapat memberikan informasi mutakhir

yang berguna.

4) Mengatasi berbagai kendala geografis

5) Mudah dimengerti, tidak memerlukan kemampuan membaca yang memang

belum banyak dimiliki rakyat kebanyakan.

Tiga macam yang menyampaikan pesan melalui radio :

i. Suara manusia.

Baik suara percakapan atau suara penyiar adalah elemen yang paling penting. Suara-suara tersebut dapat terdengar dalam suatu jingles, dialog, maupun pemberitahuan.


(31)

Musik merupakan elemen penting lainya. Musik yang nudahdan sederhana, baik nada maupun liriknya, akan dapat dengan mudah diingat atau bahkan dinyanyikan oleh pendengarnya.

iii. Efek suara

Efek suara juga dapat membantu dalam pembuatan iklan radio. Efek suara ini bisa merupakan suara aneh yang dapat menarik perhatian pendengar, atau suara latar belakang yang memberikan kesan hidup pada suatu percakapan.(Kasali, 1995).

2.11 Copywriting

Pembuatan atau penulisan suatu kopi iklan sering disebut juga copywriting. Kata ‘copy’ itu sendiri, didalam periklanan bisa memberikan banyak arti, antara lain :

a. teks atau kata-kata di dalam sebuah iklan.

b. Seluruh gambar, bentuk transparan, lukisan, foto, maupun sketsa asli yang

akan dipergunakan untuk reproduksi.

c. Semua materi yang akan dipergunakan dalam sebuah publikasi.

(Kasali, Rhenald. Managemen periklanan : konsep aplikasinya di Indonesia. Jakarta 1995).


(32)

2.12 Layout

Layout berperan penting didalam desain, penukung dan bisa juga identitas di sebuah desain. Menurut Jefkin ada beberapa patokan dasar yang dapat dikemukakan dalam merancang sebuah layout, yaitu :

a. Law of unity

Semua bagian dari layout harus menyatu guna membentuk keseluruhan layout.

b. Law of varieny

Meski demikian, dalam sebuah layout harus ada suatu perubahan dan pengontrasan seperti menggunakan jenis huruf table (bold) dan medium, atau juga memanfaatkan ruang kosong dalam keseluruhan layout.

c. Law of balance

Law of balance adalah mendasar sekali bahwa suatu iklan harus menampilkan keseimbangan. Keseimbangan optis adalah sepertiga bagian bawah suatu ruang iklan, bukan setengahnya, keseimbangan sinetris dapat dicapai dengan pembagian, sehingga suatu (desain) dapat terbagi menjadi dua bagian yang sama seperempat bagian, dan seterusnya.

d. Law of rhythm

Meski iklan cetak bersifat statis, namun masih memungkinkan untuk menimbulkan kesan gerakan sehingga mata pembaca dapat dibawa dan diarahkan keseluruh bagian iklan.


(33)

Dalam rencana atau layout iklan selayaknya tidak ada kekontrasan yang menyolok, membosankan, serta menyentak kecuali barangkali hal itu merupakan hal yang sengaja dilakukan seperti dalam iklan yang mengharapkan respon secara langsung yang biasanya menggunakan yang mengejutkan dan bombastis.

f. Law of proportion

Hal ini khususnya berkenaan dengan jenis ukuran huruf yang digunakan untuk lebarnya naska atau copy iklan, makin lebar suatu naska / ukuran makin besar ukuran huruf yang harus digunakan dan demikian pula sebaliknya. g. Law of scale

Jarah penglihatan (visibility) tergantung pada skala nada serta warna, beberapa tampak kurang menyolok, sementara yang lain tampak terlalu menyolok. Warna-warna pucat pastel adalah warna yang kurang menyolok. Sedangkan warna-warna primer adlah warna yang menyolok. Hokum skala dapat digunakan dengan desain tipografi ketika headline (judul) serta dapat digunakan dengan desain tipografi ketika headline (judul) serta subjudul dibuat kontras.

h. Law of emphasis

Aturan disini adalah bila semua ditonjolkan maka yang terjadi adalah tidak

ada hal yang ditonjolkan (all emphasis in no emphasis) seperti yang terjadi

bila terlalu banyak jenis huruf tebal yang digunakanm atau terlalu banyak huruf capital yang digunakan. (Jefkin, Frank. Advertising.london. 1995)


(34)

2.13 Tipografi

Tipografi adalah bagian penting dalam desain, sehingga mempelajari ilmu yang tentang huruf cetak sangatlah penting diperlukan dalam penyusunan sebuah desain. Ilmu yang mempelajari tentang teks adalah tipografi, tipografi di definisaikan sebagai suatu proses seni untuk menyusun bahan publikasi menggunakan huruf cetak dan merangkainya dalam sebuah komposisi yang tepat untuk memperoleh suatu tanpilan yang dikehendaki.

Sihombing (2001, 58) menjelaskan bahwa tipografi merupakan elemen visual yang utama dan efektif. Huruf sendiri merupakan bagian terkecil dari struktur bahasa tulis dan merupakan elemen dasar untuk membangun sebuah kata atau kalimat. Rangkaian huruf dalam sebuah kata atau kalimat bukan saja dapat member suatu makna yang mengacu kepada sebuaah objek ataupun gagasan, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menyuarakan suatu citra ataupun kesan secara visual.

Sedangkan menurut Brewer (1971) dapat memiliki pengertian luas, yang meliputi penataan dalam pola halaman atau setiap barang cetak atau dalam pengertian yang lebih sempit hanya meliputi pemilihan, penataan, dan berbagai hal bertalian pengaturan baris-baris susunan huruf (typeset), tidak termasuk ilustrasi dan unsure lain dan unsure bukan huruf pada halaman cetak. (sudiana, 2001:2).

Pemilihan jenis font diperlukan sebagai media pendukung sehingga penerapan teori tipografi ini dapat menjadi sebuah pemahaman untuk menentukan


(35)

jenis font yang akan diperlukan dalam perancangan media promosi The Louvre café ini.

Menurut Rustan (2011, 10) pengelompokan huruf berdasarkan anatoni pada huruf yaitu :

a. Serif

Huruf jenis serif dapat dikenali memiliki kait yang terdapat di ujung-ujungnya. Selain membantu keterbacaan, serif juga memudahkan saat diukir dibatu.

Gambar 2.2 Font Serif (www.ahlidesain.com, 2013)

Keunggulan serif, terletak pada saat ukuran teks kecil, seperti tulisan di surat kabar atau buku, umumnya tangkai pada kaki-kaki font serif membantu agar tulisan mudah dibaca. Karena tangkai font serif membantu membentuk garis tak tampak yang memadukan kita mengikuti sebuah baris teks. Dari seni desain, secara umun font berjenis serif, dipakai untuk menunjukkan kesan elegan, dewasa, serius, dan kuat.


(36)

b. Sans Serif

Huruf jenis sans serif tidak memiliki kait yang terdapat diujung-ujungnya.sans serif melambangkan kesederhanaan.

Gambar 2.3 Font Sans Serif (www.ahlidesain.com, 2013)

c. Script

Jenis huruf ini juga sering disebut kursi. Huruf ini menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkan adalah sifat pribadi, akrab, keanggunan, dan kepuasan. Seperti halnya huruf jawa adalah salah satu contohnya.


(37)

2.14 Pengertian warna

Warna sudah digunakan sejak zaman dahulu kala oleh manusia, bahan-bahan yang telah dipakai untuk mendapatkan warna pada zaman dulu adalah dari bahan-bahan alami seperti tanah, biji-bijian dan lain-lainya. Sesuai dengan perkembangan teknologi, warna didapatkan dengan bahan kimiawi. Warna adalah salah satu gelombang atau getaran tertentu yang diterima mata (retina) karena adanya sinar yang langsung diterima mata.

Penggunaan warna memiliki nilai yang dapat memberikan efek yang belainan terhadap warna-warna lain. Contoh dalam meletakan sebuah warna dalam kurun tingkat kecerahan yang sama diatas latar belakang efek yang berlainan. Dalam penggunaannya, nilai cerah akanmenambah luas ukuran suatu objek. Misalnya pada ruang sempit yang dindingnya dicat dengan warna cerah akan terasa lebih luas dari ukuran sebenarnya. Sebaliknya nilai gelap akan terasa mempersempit atau memperkecil ukuran yang sebenarnya dari suatu objeknya.

Sehingga penggunaan efek warna pada desain mempunyai nilai sebagai berikut ini :

a. Warna hitam terasa menyerap warna sertamembuat ciut ukuran karena hitam

menyerap cahaya.

b. Warna putih terasamenambah kecerahan warna serta menambahkan ukuran

atau skala karena putih memantulkan cahaya.

c. Warna kelabu akan menetralisir, makin dekat warna makin dekat nilai

kelabunya dan makin kuat netralnya.


(38)

e. Nilai warna kontras yang kuat akan membentuk siluet dalam suatu objek. Menurut (Prawira, 1989:76) penggunaan warna pada desain dengan mencampurkan pigmen warna menurut ukuran yang tepat dapat menghasilkan tingkatan yang akan mempunyai intensitas atau kekuatan.

2.14.1 Penerapan Warna dalam Media Promosi

Menurut (Danger, 1992:51) warna dalam promosi adalah salah satu dari dua unsur yang menghasilkan daya tarik visual, dan kenyataan warna lebih berdaya tarik pada emosi dari pada akal. Orang menyenangi warna dan mereka bereaksi di bawa sadar terhadap warna. Suatu pembawaan menyenangi warna merupakan bagian kejiwaan manusia. Warna membantu mengurangi hambatan penjualan dan memastikan bahwa desain grafis memiliki daya tarik maksimum, ini merukapan factor vital dalammenciptakan desain grafis yang menjual. Warna mencapai tergetnya harus melalui sebagai berikut:

a. Respon fisiologis

Warna yang menarik perhatian, betapapun netralnya pesan yang disampaikan. Warna yang dapat menciptakan penjual dengan daya tarik implus pada tempat penjual.

b. Respon psikologis

Warna dapat membantu menyatakan kehangatan, kedinginan, kualitas, rasa hati dan emosi lainya karena warna yang di dasarkan pada tabiat manusia. Warna juga dapat menyampaikan kesan musim, seperti musim semi, musim panas, dan pesasaan lainya yang diinginkan.


(39)

c. Daya tarik pada indera

Warna dapat menambahkan dimensi dan realism produk yang menampilkan belu siap untuk disiapkan tanpa warna.

d. Daya tarik pada emosi

Warna dapat menyampaikan kesenangan dan untuk meningkatkan penampilan, tetapi pemakaian, tetapi perlu yakin bahwa ini akan meningkatkan penjualan.

Alasan utama menggunaan warna dalam promosi ialah untuk menarik perhatian, jadi menolong menjual produk, jasa atau konsep bersangkutan.

2.14.2 Karakteristik Warna dan Makna Simbolik

Setiap warna memiliki karakteristik tertentu. Yang dimaksud dengan karakteristik dalam hal ini adalah cirri-ciri atau sifat-sifat khas yang dimiliki oleh suatu warna. Secara garis besarnya sifat khas yang dimiliki oleh warna ada dua golongan besar, yaitu warna panas dan warna dingin. Di antara keduanya ada yang disebut warna ‘intermediates; (darmaprawira, 2002:39)

Menurut (Prawira, 1989 : 50) setiap warna memiliki karakteristik tertentu yang dimaksudkan dengan karakteristik dalam hal ini adalah cirri-ciri atau sifat khas yang memiliki oleh suatu warna ada dua golongan besar yaitu : warna panas dan warna dingin. Di antara keduanya ada yang disebut juga warna atara atau

intermediates. Kenapa warna-warna digolongkan menjadi dua golongan besar tersebut, dua alas an yang didasarkan pada arti simboliknya, yaitu pertama karena keluarga warna merah sering diasosiasikan dengan matahari, darah, api,


(40)

warna-warna yang termasuk golongan ini melingkupi mulai dari merah, jingga, kuning, mungkin sampai kuning kehijauan, merah keunguan. Warna-warna langit, gunung, dikehijauan atau warna air dingin pada umumnya membiru atau menhijau.

Hideaki Chijiwa dalam bukanya “Color Harmony” membuat klasifikasi lain

dari warna-warna. Ia pun mengambil dasar dari karakteristiknya yaitu :

a. Warna hangat : merah, kuning, coklat, jingga. Dalam lingkraran warna

terutama warna-warna yang berbeda dari merah ke kuning.

b. Warna sejuk : dalam lingkaran warna terletak dari hijau ke ungu melalui

biru.

c. Warna tegas : warna biru, merah, kuning, putih, hitam.

d. Warna tua / berat : warna-warna yang mendekati warna putih.

e. Warna muda : warna-warna yang mendekati warna putih.

f. Warna tenggelam : semua warna yang diberi campuran kelabu.

Sumber : (Prawira. 1989 : 50)

2.15 Program media promosi The Louvre café

Sarana promosi/komunikasi visual yang pernah dilakukan oleh The Louvre café yaitu :

a. Brosur

Brosur adalah materi promosi untuk meningkatkan corporate image atau informasi produk lebih rinci, brosur terdiri dari dua lipat yang berisi tentang informasi produk dan layanan.


(41)

Gambar 2.5 Brosur The Louvre café


(42)

Gambar 2.7 Brosur The Louvre café b. Broadcast

Media broadcast yaitu media promosi yang dilakukan melalui hp Blackberry

memberi pesan dan dikirim kekontak kesemua konsumen yang pernah datang ke The lovre café, dan untuk menginformasikan semua kegiatan event dan discoun atau promo-promo yang di adakan setiap harinya akan berubah.


(43)

BAB III

METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA

Pada bab III ini akan dijelaskan metode yang digunakan dalam pengambilan dan pengolahan data serta proses perancangan dalam pembuatan program promosi The Louvre café.

3.1 Metodologi Penelitian

Perancangan ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian. Hal ini karena penelitian membutuhkan informasi lebih mendalam tentang The Louvre café Surabaya. Menurut bagdan dan taylor (2004:4) metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Penenlitian dilakukan untuk mendapatkan informasi-informasi yang akurat langsung kepada narasumbernya. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan aktifitas, sehingga mengharuskan penelitian mengumpulkan informasi yang detail dengan menggunakan beragam prosedur pengumpulan data selama periode waktu tertentu.

3.2Teknik Pengumpulan Data

Menurut Kriyantono (2006, 41) data dibedakan atas data primer dan data skunder yaitu:


(44)

Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau tangan pertama dilapangan. Sumber data ini bisa responden atau subjek riset, dari hasil kuesioner, wawancara, observasi. Data primer didapat dari wawancara dengan informan yaitu manajer atau pemilik dari The Louvre café yang memahami seluk beluk The Louvre café beserta program promosi yang dilakukan selama berdirinya The Louvre café dan tinjauan pustaka.

2. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang dibutuhkan, artinya data tersebut didapatkan dari sumber-sumber lain yang mendukung. Pada perancangan ini, sumber-sumber data skunder dperoleh dari buku-buku yang berkaitan dengan perancangan media promosi The Louvre café, penelitian, artikel, yang didapat melalui website.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dokumentasi dan studi pustaka.

a. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan informan dari manager, pemilik, karyawan The Louvre café, serta beberapa nara sumber lainnya sebagai penunjang dan data pendukung. Data yang diperoleh merupakan data kuantitatif dimana hanya merupakan pendapat pribadi, opini dan pengalaman dari perorangan, serta tidak bersifat ilmiah.

b. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah kegiantan pengumpulan data dari berbagai refrensi dan observasi kepustakaan dan buku ilmiah khusus yang berguna untuk pendekatan


(45)

visual iklan yang akan ditampilkan. Berbagai macam literature pendukung berupa artikel-artike. Berbagai macam buku tentang desain, buku media promosi.

c. Existing

Mendalami ide untuk konsep yang di wujudkan dalam bentuk karya di Tugas Akhir ini, diperlukan kajian terhadap kompotitor dan akan menjadi acuan perancangan Tugas Akhir ini.

d. Observasi

Observasi dilakukan dengan cara pengumpulan data berupa foto lokasi The Louvre café Surabaya. Observasi ini penting untuk melihat lebih dalam tentang karakteristik The Louvre café.

3.2.1 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data ini adalah melakukan pencarian dan pengaturan transkripsi wawancara, catatan lapangan atau surve, dan materi-materi lain yang telah dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman mengenai materi-materi tersebut dan memungkinkan penyajian data yang sudah ditemukan.

Menurut Moleong (2006:288) menganalisis data dilakukan dengan beberapa tahap, yakni reduksi, penyajian data, dan simpulan. Teknik reduksi merupakan penyederhanaan jawaban-jawaban dari seluruh pertanyaan yang telah di ajukan kepada pihak-pihak tertentu dalam teknik pengumpulan data, yang akan difokuskan pada hal-hal yang berkaitan dengan potensi The Louvre cafe, jika melebar maka hasil jawaban akan dibuang dan tidak digunakan. Kemudian dilakukan penyajian data yang hanya menyajikan obyek-obyek yang dianggap


(46)

memiliki potensi khusus untuk dapat diangkat potensi tersebut. Setelah itu simpulan yang berisi uraian singkat sesuai dengan hasil penyajian. Selanjutnya setelah dilakukan hasil analisis data tersebut, maka dibuat perancangan branding yang sesuai dengan kriteria konsep yang telah ditentukan.

3.2.2 Hasil dan Anlisis Data

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di The Louvre café pada bulan 12 oktober 2012 kepada ibu Indah Puspita sebagai manager dan pengelolah The Louvre café.

Hasil rangkuman wawancara :

1. Sejarah berdirinya café ini seperti apa?

Café ini dulunya sebelum dibawa naungan PT. FKMN ada pihak pertama. Namun oleh pihak pertama café ini tidak ada perkembang, setelah itu café ini dijual kepada keluarga FKMN. Setelah café ini di pihak atau tangan kedua, penjualan cukup meningkat. Café ini berdiri sejak tahun 2009.

2. Louvre sendiri diambil dari nama apa?

Louvre diambil dari kata perancis yang artinya cahaya lampu, dimana

diperancis louvre adalah sebuah gedung museum, namun nama tersebut dibuat sebuah nama untuk café atau tepet untuk nongkrong.

3. Siapa target market anda?

Eksekutif muda yang suka minum, nongkrong bergaul dengan teman-temanya dan bersosialita.


(47)

Mengusung konsep western atau semi pap. Café ini menawarkan dekorasi cafe dengan lampu yang berwarna warni dibar dan tembok-tembok, keunikan

café ini dengan diiringi alunan live DJ yang mampu member kenyamanan

bagi para pengunjung, ini yang membedakan lovre dengan café-café yang

lain, dimana café yang lain rata-rata menyajikan live music.

5. Menu utama café ini?

Minuman cocktail yang berbagai macam jenis dan berbagai macam campuran, dimana café lain satu / dua campuran saja, namun louvre bisa

member campuran lebih, dengan kadar alcohol rendah. Waitress sering

menciptakan minuman-minuman dengan ide-ide yang baru. Dari makanan menu utama /ciri khas louvre yaitu bebek sambel ijo.

6. Keutamaan apa yang diberikan The Louvre café untuk meningkatkan

konsumen?

The Louvfe café ini merupakan café modern yang mengutamakan pelayanan, keramahan dengan salam yang disertai senyuman hangat kepada konsumen agar konsumen betah untuk dating dan membeli produk yang ditawarkan. Dari pintu masuk langsung ada satpam yang siap menyambut dan

membukakan pintu, dan waitress selalu menyambut tamu dengan salam

setiap kepada tamu yang datang dengan salam Louvre malam.

7. Bagaimana strategi komunikasi pemasaran produk anda?

Melalui BBM atau Broadcast ke customers dan mulut ke mulut kepada masyarakat. Di louvre ini belum ada media promosi sama sekali. Dan louvre


(48)

menyediakan marketing/host untuk mencari kostamer/memberi info melalui bbm dengan broadcat.

8. Bagaimana caranya agar café ini tetap digemari targetnya?

Dengan memberi paketan minuman yang murah, dan disetiap hari-hari tertentu selalu meberi potongan harga/ diskon, kadang juga member machandise unik untuk menarik pengunjung.

9. The Louvre café menempatkan diri sebagai café seperti apa?

Louvre café ini menjadikan “house of beer” yang satu-satunya disurabaya. Dan member harga terjangkau dari café-café lain.

3.3Studi Eksisting

Analisa studi eksisting dalam perancangan ini mengacu pada observasi yang telah dilakukan terhadap objek yang diteliti, media promosi terdahulu, serta kompetitornya.

Studi eksisting yang didapatkan dari observasi berupa dat-data tertulis maupun observasi yang dilakukan. Dari observasi yang dilakukan, didapatkan

brosur maupun broadcast bbm dari pihak The Louvre café. kemudian untuk studi

eksisiting kompotitor, didapatkan dari data berupa file dan artikel-artikel sebagai pendukung analisis yang berada di lapangan.

Media promosi yang pernah dibuat oleh The Louvre café berupa beberapa brosur yang berisikan informasi promo dengan syarat dan ketentuan berlaku,

selebaran/Flayer yang berisi promo, discount, jadwal event dan lain sebagainya.


(49)

3.3, 3.4. Kekurangan dalam brosur The Louvre café ini adalah desain pada brosur tersebut kurang mernarik dilihanya, dan tidak ada suasana kafenya.

Gambar 3.1 Brosur The Louvre café


(50)

Gambar 3.3 Flyer The Louvre café

Gambar 3.4 Broadcast bbm

a. Keunggulan Brosur The Louvre cafe

Brosur pada The Louvre café ini berisi informasi tentang new open atau

pembukaan kafe baru, paket untuk birthday party, diskount, dan event. Sehingga

masyarakat akan mengetahui apa aja yang diselenggarakan atau yang ditawarkan oleh The Louvre café yang serta dilengkapi dengan promo diskon hanya dengan membaca brosur.


(51)

b. Kelemahan Brosur The Louvre café

Brosur ini membuat segala sesuatu tentang event, paket promo, diskon, sehingga kurang fokus tentang apa yang ingin ditonjolkan. Selain itu banyak berisi tulisan, gambar-gambar orang yang ditampilkan masih kurang, sehingga kurang menarik minat masyarakat untuk melihanya dan secara keseluruhan desainnya terlalu sederhana dan belum dapat mencerminkan image sebuah tempat nongkrong yang enjoy dan menyenangkan.

Kurangnya penyebaran promosi secara maksimal ke kawasan yang berpotensi menarik minat pelanggan masih dirasa kurang efektif namun brosur ini cukup untuk berpromosi. Jika brour ini berisi informasi yang menjual, maka bisa menjadi satu media promosi yang efektif dan dapat digunakan sebagai pengunjung untuk menarik minat pelanggan yang ingin merasakan suasana kafe yang menyenangkan berasal dari surabaya.

3.4 STP

A. Segmentasi dan targeting

1) Demografis

• Usia : Dewasa dini/remaja 25-40 tahun

• Jenis kelamin : Pria dan wanita

• Profesi :Mahasiswa, pegawai negeri/swasta, pekerja

(Eksekutif muda)


(52)

2) Geografis

• Wilayah : Surabaya

• Ukuran kota : Perkotaan

3) Psikografi

• Gaya hidup : Target The Louvre café yaitu orang-orang socialite, suka

bergaul, keramaian dan kumpul-kumpul bersama teman.

• Kepribadian : Ingin tampil menarik, suka hal baru, pergaulan terbatas

dengan kelompoknya, meningkatkan daya tarik, perubahan penampilan. 4) Behaviour

• Sikap terhadap produk :

- Berjejaring luas

- Peminum

- Berjiwa muda

B. Positioning

Dalam hal ini The Louvre café menempatkan diri sebagai “House of

beer” satu-satunya café di Surabaya dan memberi harga sangat terjangkau.

3.4.1 Analisis STP

Untuk mencapai sasaran yang tepat, diperlukan perhitungan terhadap

audience melalui aspek geogreafis, demografis dan psikografis.


(53)

Secara geografis target audience yang ditentukan adalah masyarakat yang tinggal di kota Surabaya maupun sedang mengunjungi kota surabaya yang ingin nongkrong kekafe.

2. Demografis

Secara demografis target audiens dapat dijabarkan sebagai berikut :

Jenis kelamin : Pria dan wanita

Usia : Remaja/dewasa dini (25-40tahun)

Pendidikan : Perguruan tinggi

Kelas : Menegah

Pekerjaan : Mahasiswa, pegawai negeri/swasta, eksekut muda

Target audiens yang dipilih ini berdasarkan pernyataan bahwa eksekutif muda saat ini mempunyai karakter yang energik, mudah bergaul dan memiliki keinginan untuk berkembang. Para eksekutif muda juga memiliki pengalanan kerja yang luas dan berkeahlian tinggi dalam bidangnya (kasali, Rhenald, 1994, 69). Dengan diperolehnya hasil STP target eksekutif muda dengan kelas menengah, maka tidaklah susah untuk menyampaikan informasi melalui media sosial yaitu website.

3.4.1 Analisis Kompotitor

Studi kompotitor menjelaskan kemiripan produk yang di angkat. Untuk kompetitor The Louvre café Surabaya yang memiliki bisnis kafe yang berkonsep semi Pub, maka dipilihlah Nen’s coorner dan Eclectic Loung & Pub.


(54)

Masing-masing dari para competitor The Louvre café Surabaya memiliki pemosisian produk yang sama dengan konep yang hampir sama.

1. Nen’s coorner Surabaya

Suasana western bar terasa saat berada di nens corner, desain ruangan mengadopsi konsep minimalis namun tetap menampilkan nuansa elegan. Ornament bergaya barat tampak disekeliling kafe, sepanjang likisan dan asisoris ala koboi Nampak saat masuk dilantai satu. “kami sengaja membuat nens corner senyaman rumah sendiri. Naik ke lantai anda bisa menjumpai lantai mezzanine yang nyaman, kesanyang lebih pribadi segerabenak pengunjung sebab layout seat disusun sedemikian rupa untuk menjaga feel comfort. Nens corner, sebuah café dijalan Indragiri Surabaya. Café dan resto ini buka sejak pukul 18.00 WIB. Disini, pengunjung tak hanya menikmati hidangan nikmat sambil ngobrol namun lebih dari iru, para pecinta “tongkrongan” bisa bersantai sambil menikmati live music. Loung berkapasitas 150 (seat) dan 200 (standing) ini memiliki crowd yang berada, dibawa. Pengunjungumumnya keluarga yang ingin menikmati sajian kuliner khas. Sementara, dilantai dua para remaja disugui hentaknya music RnB, Hip hop, Pop Rock, hingga parade DJ. Menu kuliner yang disajikan adalah menu Indonesia, dan berat lainnya, disajikan dengan suasana yang artistic dan modern. Menu favorit Nens Corner iga bakar, nasi goring, steak hingga makanan tradisional seperti sup buntut. Ada juga sandwich yang dipotong kecil-kecil dan juga terdapat French fries dan onion ring disajikan bersama pasta. Untuk minuman, tersedia aneka cocktail, bagi yang suka shisha, juga tersedia berbagai pilihan rasa.


(55)

a. Peluang Nen’s corner Surabaya

Peluang kafe Nen’s corner ini masih terbuka lebar secara histori maupun geografis, karena kafe ini selalu memberi hal-hal baru di saat event-event tertentu. Tetapi, yang menjadi ancaman bagi Nen’s coorner sendiri yaitu memberi harga minum dan makanan 2x lipat dari harga sebenarnya. Tempat ini yang lebih diminati oleh orang-orang kalangan atas.

b. Media promosi yang pernah dilakukan oleh Nen’s corner


(56)

Gamabar 3.6 flayer Nen’s corner

2. Eclectic Pub & Loung Surabaya

Eclectic Pub n Loung merupakan gabungan dari 2 unsur yang berbeda dengan menjadikan bar sebagai pusat dari area pub n longe ini gaya tradisional Irish restaurant terwakili melalui dekorasi kayu yang hangat untuk pubnya, kemudian ekslusif, mempesona dan bergaya modern untuk longenya. Menempati lokasi strategis ditempat yang paling trendy di Surabaya “Townsquare Surabaya – Sutos ECLECTIC menyajikan menu American style berkualitas, ditambah dengan berbagai macam beer premium yang disajikan dari satu-satunya “Zero Draft marchine” di Surabaya.grills menu diterrace area, juga berbagai macam pilihan wine, cocktail dan premium coffee. Dengan kapasitas 85 tempat duduk di dalam, dan 25 di terrace area, ELECTIC hadir lengkap dengan sajian live music acoustic, memainkan music 80-90, dan mambo jumbo DJ pada week end. Di ECLECTIC ini mencoba menggabungkan unsure-unsur yang benar-benar unik: Irish pub


(57)

dengan nuansa khusus dan mempesona, dimana pengunjung bisa bersantai dan berbincang-bincang dengan menikmati live music. Ditambah dengan hidangan makanan dan minma disajikan dengan pelayanan yang ramah oleh bartender dan server menjadikan ECLECTIC sebagai tempat yang nyaman dengan membuat orang serasa dirumah sendiri.

a. Peluang Eclectic Pub & Loung

Peluang yang di miliki Eclectic Pu & Loung ini sangat tinggi sekali, karena dari segi tempat kafe ini sangat terjangkau, tempatnya di keramaian dan banyak dikunjungi orang0orang yang suka hang out. Tidak hanya itu, Eclectic ini dari segi konsep mulai dari interior sampai minumanya banyak d sukai pengunjungnya.

b. Media Promosi yang pernah dilakukan Eclectic Pub & Loung


(58)

3.4.3 Keyword

Untuk pemilihan kata kunci atau keyword dari pemilihan judul Perancangan “Media Promosi The Louvre café Sebagai Upaya Meningkatkan Brand Awareness”, maka untuk mendukung pemecahan akan permasalahan di perlukan data-data yang terdapat di lapangan yang menjadi latar belakang permasalahan tersebut. Dengan menggunakan dasar acuan terhadap analisis data yang sudah dilakukan. Penentuan keyword diambil berdasarkan data yang sudah terkumpul dari hasil observasi dan wawancara, hasil STP.

Dari hasil observasi dan wawancara di dapatkan beberapa kata kunci, yaitu Kafe, tempat nongkrong, tempat santai, tempat minum, konsep Western, elegant,

modernt, bright full, hemat, ekonomis, kompotitif, color full, Murah, Get More

Friend. Kemudian dari hasil analisis STP di dapat kata kunci Eksekutif muda, karakteristik dari eksekutif muda yaitu suka bergaul, berkembang, energik.


(59)

Gambar 3.8 Bagan Keyword

Dari hasil analisis keyword di atas dapat di temukan kata kunci yaitu tempat nongkrong, bergaul, color full,get more friend. Dari ke empat kata kunci tersebut kemudian di kerucutkan kembali inti definisinya, sehingga dapat di temukan satu kata kunci inti yang menjadi konsep dari Perancangan Media Promosi The Louvre café.


(60)

3.4.4 Ulasan Keyword

Dari hasil analisis keyword, pemilik The Louvre café, dosen pembimbing, dan teman-teman desain lainya, di dapat finali keyword, maka konsep dari

perancangan ini adalah “Enjoy”. merupakan café yang berkualitas dan memiliki

keunggulan yang menempatkan diri sebagai café house of beer satu-satunya di

Surabaya, dengan harga yang kompotitif, mempunyai fasilitas yang cukup lengkap, memberi kenyamanan untuk pelanggan yang datang dan mengusung

konsep barnya yaitu western. Pada perancangan keyword ini sudah diperoleh

berdasarkan data yang sudah terkumpul dari hasil observasi dan wawancara, hasil analisis STP.

Dari hasil observasi, wawancara dan STP dapat beberapa kata kunci yaitu

kafe, target eksekutif muda, harga kompotitif, mengusung konsep western.

Setelah itu di cari arti dari kata-kata tersebut melalui KBBI dan di analisis satu-persatu yaitu kafe adalah tempat nongkrong, tempat santai dan tempat minum. eksekutif muda energik, suka bergaul dan pemikirannya berkembang. Konsep

western modern, elegan dan bright full. Sedangkan dari segi harga murah di jabarkan ada ekonomis, hemat dan kompotitif. Setelah di cari artinya di dapatkan

inti dari kata-kata tersebut yaitu tempat nongkrong, bergaul, colour full, dan get

more friends.

Dari hasil analisis tersebut maka disimpulkan konsep/keyword yaitu “Enjoy”, yang artinya santai, dimana eksekutif muda yang sibuk dengan kegiatan kerjanya dan membutuhkan hiburan di waktu senggang untuk melepas kepenatan bersama teman-temanya. Dalam hal ini The Louvre cafe akan mengusung konsep


(61)

Enjoy” yang akan di aplikasikan di perancangan media promosi. Menurut (Sudayat 2012) Promosi merupakan kegiatan terpenting yang berperan aktif dalam memperkenalkan, memberitahukan dan meningkatkan kembali manfaat suatu produk agar mendorong konsumen untuk membeli produk yang di promosikan.

3.5 Metode Perancangan Karya 3.5.1 Konsep Perancangan

4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

Gambar 3.9 Alur Konsep Perancangan Latar Belakang Masalah

Rumusan Masalah

Observasi Wawancara Dokumentasi Kepustakaan

DATA - Eksisting - Kompetitor - STP Layout Copywriting Tipografi Warna Headline dan Tagline Komposisi Ilustrasi Fotografi - website

- Flyer - Iklan majalah - Iklan koran - iklan radio - kartu nama

- Merchandise (gelas, stiker, vocher, asbak).

Keyword/Konsep Konsep Perancangan Visualisasi Final Desain Strategi Kreatif - Sketsa

- Alternatif Desain

Strategi Media - Strategi Komunikasi - Media Planing


(62)

3.5.2 Konsep Kreatif

Ada beberapa poin yang mendasari konsep perancangan agar pesan yang terkandung dalam sebuah program dapat dimengerti dan dipahami oleh masyarakat, yaitu :

1. Tujuan kreatif

Tujuan kreatif merupakan target utama yang ditentukan untuk dapat mencapai sebuah image tertentu dari sebuah produk, jasa, perorangan. Tujuan

kreatif ini dapat pula dimunculkan dalam USP (unique Selling Preposition),

Psitioning, slogan, keyword, dan masih banyak lagi. Dalam perancangan promosi The Louvre café, konsep utama yang akan digunakan adalah bagaimana cara untuk meletakkan sebuah pemikiran pada calon konsumen bahwa The Louvre café adalah sebuah tempat bersenang-senang, untuk melepas stress dan membutuhkan hiburan di antara waktu-waktu senggang. Untuk membuat media promosi yang ingin memperlihatkan suasana suatu café yang sesuai dengan hasil analisis data dan keyword.

2. Strategi kreatif

Strategi kreatif adalah cara yang dilakukan oleh bagian kreatif dalam bidang desain untuk mencapai tujuan atau target yang telah ditetapkan. Strategi kreatif dari The Louvre café adalah, meletakkan sebuah pemikiran dalam calon konsumen bahwa The Louvre café dapat membuat setiap pengunjungnya dapat bersenang-senang sejenak pada kehidupan sehari-harinya, serta melepaskan segala ketegangan yang mereka dapatkan dalam kehidupan sehari-harinya.


(63)

3. Tema pokok perancangan / Big Idea

Yang akan diangkat dalam promosi The Louvre café ini adalah untuk mengkomunikasikan kepada calon konsumen bahwa The Louvre café tidak hanya berfungsi tempat nongkrong biasa, tetapi juga tempat bersenang-senang, untuk melepas stress dan membutuhkan hiburan di antara waktu-waktu senggang. Tema

utama pada promosi The Louvre café ini adalah “House of joy”

4. Arah komunikasi

Mengangkat suasana The Louvre café dan potensi lainnya seperti fasilitas, dan memberikan promo-promo.

5. Positioning

Menempatkan diri sebagai kafe yang nyaman untuk menikmati beer bersama teman.

6. USP (Unique sellimg Proposition)

Keunikannya adalah sebuah kafe semi pap yang khusus menyediakan tempat peminum beer satu-satunya di surabaya.

7. Pesan

a. Rasional

Melalui pesan-pesan yang logis sebagaipengetahuan dan fakta pada The Louvre café dengan segala aspek. Pendekatan ini akan diaplikasikan pada media promosi yang bersifat informati seperti website.

b. Emotional

Pesan-pesan yang bertujuan untuk menggugah perasaan melalui emotional


(64)

sehingga dapat menarik perhatian target sasaran sekaligus memberikan informasi secara lengkap mengenai promo dan event. Pendekatan ini akan

diaplikasikan pada media promosi yang bersifat persuasive seperti iklan

radio, majalah, koran.

8. Pesan Visualisasi

Pesan visual merupakan salah satu daya tarik sebuah iklan atau promosidan juga menampilkan karakter dari produk yang akan dipromosikann. Untuk perancangan media promosi The Louvre café, bentuk visual yang di pakai yaitu:

a. Visualisasi yang digunakan fotografi. Foto yang di gunakan adalah model

cowok yang di foto yang berkesan enjoy, dimana pada saat foto di kafe

rame-rame yang sedang berbincang, bercanda tawa dan minum. Tidak lupa foto life

music acustic band. Dan tidak lupa aktifitas bartendernya di foto juga.

b. Pemilihan tipografi didasarkan pada pertimbangan gaya desain, fungsi dan

karakter huruf yang digunakan. Berdasarkan konsep dan karakter objek yang

diangkat, maka jenis huruf yang akan digunakan adalah font jenis san serif

(yang tidak memiliki kait) sebagai headline. Nama font yang digunakan untuk

headline adalah “Centuri Gothic” . jenis font ini digunakan berdasarkan

pertimbangan karakter huruf yang sesuai dengan karakter objek The Louvre café, elegan, lugas, tegas, simple, dan mudah dibaca.

c. Warna yang digunakan untuk desain yaitu warna yang sudah di tentukan atau

identitas kafe yaitu warna hitam dan merah. Kenap memakai warna identitas kafe karena tidakingin menghilangkan identitas kafe itu sendiri. Dan memakai warna kombinasi kuning bergradasi orange untuk pemanisnya dan


(65)

sesuai produk yang dijual. Menurut (Dharmaprawira, 2000) Warna merah mempunyai makna cinta, nafsu, kekuatan, berani, primitive, menarik, bahaya, pengorbanan. Sedangkan hitam kuat, resmi, keahlian, tidak menentu. Kuning kombinasi orange cerah, bijaksana, terang, bahagia. Warna hitam memiliki komposisis C84, M73, Y73, K91, sedangkan warna merah dengan komposisi C13, M100, Y100, K4, sebagai warna kombinasi warna abu-abu dengan gradasi orange dengan komposisi C43, M35, Y35, K1.

Gambar 3.10 Warna yang dipilihi identitas kafe

3.5.3 Strategi Komunikasi

Untuk mencapai tujuan yang diinginkan, digunakan strategi komunikasi yang tepat sesuai dengan konsep dan karakter produk yang akan di promosikan. Strategi komunikasi tersebut dilakukan dengan cara menetapkan strategi promosi yang terintegrasi dan efektif, yaitu dalam bentuk iklan.

1. Isi Pesan

Pesan utama yang ingin disampaikan disampaikan yaitu menginformasikan kepada khalayak luas atau audiens bahwa The Louvre café adalah sebuah kafe yang nyaman untuk nongkrong, bersenang-senang dengan teman dan hanya menjual satu produk yaitu beer. Pesan lainnya yang ingin disampaikan tantunya supaya audiens tertarik dan berminat untuk berkunjung ke The Louvre café.


(66)

2. Bentuk Pesan

Headline harus memiliki pesan sesuai konsep dan dihubungkan dengan

kepentingan target konsumen The Louvre café itu sendiri. Handline yang

terpilihadalah yang mampu menimbulkan daya tarik konsumen dengan kata-kata

yang mudah di ingat dan di mengerti, maka hadline yang bagus harus singkat

padat dan jelas dan menarik sekaligus memikat pembacanya. Handline yang

digunakan pada setiap desain yang digunakan pada media promosi ditampilkan

dalam ukuran yang lebih besar dari yang lainnya. Handline sangat berperan

penting walaupun letaknya tidak selalu diawali tetapi merupakan pertama kali

yang di baca konsumen. Maka hadline yang akan ditampilkan disini untuk media

promosi adalah The Louvre café yang bertujuan untuk lebih mengangkat karakter brand The Louvre café dan semakin dikenal masyarakat terutama tarket yang di

tuju. Pada konsep enjoy sebagai kombinasi penanganan yang tepat untuk

mencapai hasil yang optimal sehingga pada tagline digunakan “Thehouse of joy”.

3.5.4 Program Kreatif

Perancangan berawal daro pembuatan tagline, pemilihan warna, layout, tipografi, ilustrasi desain, foto dan informasi mengenai The Louvre café. Didalamnya terdapat proses sketsa, alternatif desain, hingga final desain. Selanjutnya proses pengapliasian pada berbagai media yang sudah dipilih menjadi proses terakhir.


(67)

3.6 Perancangan Media 3.6.1 Tujuan Media

Tujuan dari pengguna media adlah untuk mencapai efektivitas informasi kepada target audiens yang di tuju. Dibutuhkan beberapa media untuk melakukan aktivitas promosi The Louvre café melalui media promosi. Dengan beberapa media yang tentunya dengan STP dari The Louvre café, maka akan timbul suatu kesatuan komunikasi dan visual.

3.12.2 Strategi Media

Untuk mencapai tujuan dari perancangan ini, maka digunakan strategi media yang mampu menjangkau khalayak menengah atas yang umumnya berusia 25-45 tahun ingin menjangkau khalayak sasaran atau menginformasikan kepada target

market. Sasaran yang dituju adalah orangorang yang suka hangout. Adapun media

promosi yang akan digunakan menurut (Morissan, 2010) yaitu :

1. Website

Situs web di internet adalah tempat informasi disediakan kepada pengguna

internet oleh penyedia informasi (provider). Internet merupakan jaringan global

dan sebuah situs web dapat menjadi promosi yang sangat efektif serta alat bantu pemasaran yang tangguh. Suatu sirus web adakalanya menjadi tempat calon pelanggan pertama kali mengatahui tentang suatu perusahaan atau produk. Situs web atau web site pada dasarnya tidak saja berfungsi sebagai media komunikasi yang memungkinkan perusahaan menyediakan informasi, mempengaruhi sikap,


(68)

Pertimbangan pengguanaan web site sebagai pilihan media khusus atau di pioritaskan, karena lebih banyak menginformasikan tentang The Louvre café.

2. Iklan radio

Media penyiaran radio meliliki cirri sebagai media dengan target audiensi tidak luas (Sempit), yaitu mereka yang memiliki minat atau ketertarikan terhadap program tertentu atau khusus. Menurut Belch (2001), radio adalah suatu media yang dicirikan oleh program yang sangat terspesialisasi ditujukan kepada segmen khalayak yang sempit. Iklan radio memiliki sifat yang sangat local sehingga menjadi salah satu media yang dapat digunakan perusahaan local untuk mempromosikan produknya. Namun dari segmentasi yang sudah ditentukan, khalayak yang datang ke The Louvre café hampir semua yang datang mengendarai mobil, banyak lebihnya target mendengarkan radio disepanjang jalan.

3. Iklan majalah

Majalah yang digunakan adalah majalah local yaitu city magz. Majalah city magz merupakan majalah dengan jangkauan local, dimana hanya di terbitkan di daerah tertentu saja yaitu daerah Surabaya. Majalah city magz juga memiliki segmentasi dengan jelas sesuai dengan target market audiens yang di yuju oleh The Louvre café. selain untuk mencapai target audiens baru dengan segmentasi majalah city magz sendiri. Hal ini juga mendorong pembaca majalah yang berasal dari kalangan menengah atas untuk menjalin hubungan kemitraan dengan The Louvre café. iklan didesain 1 halaman dalam (FC), ukuran 14,8 cm x 21,0 cm atau ukuran A5.


(69)

4. Iklan Koran

Koran merupaka merupakan media yang utama digunakan dalam periklanan di Indonesia. Koran dapat menjangkau kedaerah-daerah perkotaan sesuai dengan pasarnya. Iklan Koran juga sangat menjangkau target konsumen The Louvre café. Menurut (Khazali,1992) pengiklanan dapat bebas memilih pasarmana (dalam mencakup geografis yang akan diprioritaskan. Dengan demikian pengiklanan dapat memilih media mana yang cocok. Kecuali pada Koran nasional yang biasanya harus dilakukan pemasaran enam bulan sebelumnya, Koran-koran local umunya sangat fleksibel dalam memuat iklan, baik peminta, maupun pengguna warna.

5. Merchandise

Merchandise atau yang biasanya disebut dengan souvenir merupakan salah satu media promosi yang diperlukan untuk menarik perhatian konsumen terhadap

The Louvre café. jenis merchandise yang akan digunakan yaitu :

a. Voucher

b. Asbak

c. Gelas

d. Tatakan gelas

e. Sriker

Merchandise dibagikan Cuma-Cuma pada saat billing atau pembayaran di

kasir. Pemilihan merchandise harus dilakukan dengan tepat merchandise tidak

dibuang.


(70)

Alasan pemilihan media ini karena simple bisa dimasukkan ke dalam dompet. kartu nama berukuran 9cm x 5.5cm. Diberikan pada saat pembayaran dikasi. Kartu nama berisi nama manager, alamat, no telepon, dan alamat website. 7. Flyer

Alasan pemilihan media ini karena memiliki jangka waktu yang lama, memungkinkan disebarkan dimana saja, mampu memberikan informasi tantang produk, biaya cetak murah, serta cakupan luas dan terarah karena diletakkan di

tempat tertentu. Flyer didesain dengan ukuran kerta yaitu 15cm x 20cm

menggunakan bahan art paper, dicetak full color satu sisi.

3.7 Perancangan Karya

Berdasarkan konsep kreatif, strategi komunikasi, dan strategi media di atas, dirancang sketsa dan alternatif desain pada masing-masing media untuk penentuan yang menghasilkan suatu final desain yang dapat mewakili produk yang sedang dipromosikan.

1. Flyer

a. Alasan pemilihan media

Flyer merupakan salah satu media yang sangat efektif dan dapat dengan

mudah disebarluaskan kepada masyarakat. Flyer juga memiliki jangka waktu

yang lama, memungkinkan disebarkan dimana saja, maupun memberikan informasi tentang produk, biaya cetak murah, serta cukup luas dan terarah karena diletakkan ditempat tertentu.


(71)

Sesuai dengan konsep enjoy, maka visual pada flyer menggunakan foto model dengan menggunakan suasana The Louvre café yaitu padasaat model rame-rame

lagi nongkrong, ngobrol, bercanda, dan minum. Teknik yang digunakan

yaitu close-up. Untuk background menggunakan menggunakan warna hitam dan

merah yang digunakan sebagai warna identitas The Louvre café yang diambil dari

warna logo The Louvre café. Headline diletakkan di pinggir foto model sebelah

kiri dengan ukuran font besar dan berwarna putih agar menjadi kalimat pertama

yang dibaca oleh audiens. Sedangkan sub headlinenya diletakkan di bawah

headline dengan menggunakan ukuran font lebih kecil dan Flyer berukuran 15cm

x 20cm.

c. Penempatan media

Flyer ini dapat disebarkan ditempat keramaian atau di orang-orang eksekutif muda berkumpul seperti tempat nongkrong, dan di tempatkan di dalam kafe


(72)

d. Sketsa alternatif

Gambar 3.11 Sketsa Alternatif Flyer


(73)

2. Website

a. Konsep Desain

Penempatan teks dan header diutamanakan untuk kenyamanan membaca

oleh pengunjung wibsite. Layout website mengacu pada vertical panel panel layout dan axial layout. Header website menggunakan foto suasana kafe dan

model. Berisi beberapa panel, yakni home, about us, event, entertaiment, lifestyl,

dan contac us. Warna dan layout dasar masih dipertahankan untuk memperoleh ciri khas dalam setiap media.

b. Sketsa Alternatif


(1)

93


(2)

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana merancang media promosi The Louvre café sebagai upaya meningkatkan brand awareness, dari rumusan masalah perancangan yang di ajukan, analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah ditemukan pada bab sebelumnya, ditarik beberapa kesimpulan sementara sebelum penguji dilkukan. Adapun kesimpulan sementara yang dirumuskan adalah sebagai berikut :

1. Gagasan perancangan media promosi The Louvre café Surabaya adalah untuk memperkenalkan The Louvre café kepada masyarakat luas surabaya dan sebagai upaya meningkatkan brand awareness.

2. Tema desain dalam perancangan ini adalah Enjoy yang memiliki makna suasana menyenangkan dan santai di café, yang kemudian di implementasikan dalam bentuk konsep kreatif, strategi komunikasi dan strategi media.

3. Implementasi perancangan mengacu pada promosi The Louvre café surabaya, dimana keberadaannya belum banyak diketahui oleh masyarakat luas surabaya, dan diharapkan mampu menimbulkan rasa aware terhadap produk yang ditawarkan.

4. Media promosi yang digunakan dalam perancangan kali ini adalah mengutamakan media website dan media pendukung lainnya yaitu iklan radio, iklan majalah, iklan koran, flayer, merchandise, kartu nama.


(3)

95

5. Media promosi dirancang sesuai dengan tema rumusan desain yakni Enjoy. Menggunakan warna identitas warna kafe untuk memberi karakteristik kafe itu sendiri, dan memberi warna abu-abu untuk warna tambahan atau warna pemanis.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, beberapa saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

1. Konsep yang ingin disampaikan lewat program promosi hendaknya konsisten karena audiens akan mudah mengingatnya.

2. Pihak The Louvre café diharap berkonsetrasi melakukan kegiatan promosi yang lain dari pada yang lain, sesuatu yang baru yang mampu dan memiliki daya tarik untuk masyarakat.


(4)

Danton Sihombing, (2001). Tipografi Dalam Desain Grafis, Bandung: Penerbit Gramedia.

Dendi Sudiana. 2001, klomedia. Bandung :rumah produksi dendi Sudiana.

Durianto, d. (2001). Strategi Menaklukan Pasar : Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku

Merek. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

E.P Danger. (1992). Memilih Warna Kesaman. Jakarta : PT. Pustaka Binama Pressindo

Fandy Tjiptono, (2008). Pemasaran Strategik, Yogyakarta: Penerbit Andi. Fianto, Achmad Yanu Alif, (2012)

Jefkin, Frank. (1994). Periklanan.edisi ketiga.Jakarta..

Jefkins, Frank. (2002). Public Relations, edisi kelima. Jakarta: Erlangga PT Gelora Aksara Pratama.

Jefkins, Frank. 2004. Public Relations. Jakarta: PT. Erlangga

Kasali, Rhenald. (1995). Manajemen periklanan. Konsep dan aplikasinya di Indonesia. Jakarta.


(5)

97

Kastandi Suhandang, 2005. Periklanan Manajemen, kiat dan Strategi, Bandung. Nuansa.

Kotler, P., & Susanto, A. (2001). Manajemen Pemasaran di Indonesia: Analisis

Perencanaan Implementasi dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat.

Kolter, Philip.2003. Manajemen Pemasaran. Edisi kesebelas, Jakarta: Index kelompok Gramedia.

Kolter, Philip, 2004, Manajemen Pemasaran, Edisi Millenium, Penerbit PT. Prenhallinda, Jakarta.

Rangkuti, F. (2002). The Power of Brands. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.

Rendra Widyatama, 2007. Pengantar Periklanan: Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.

Rustan, Surianto 2011. Huruf Font Tipografi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Roy Brewe, (2001). Pengantar Tipografi, Jakarta: Penerbit Elex Media Komputindo. Sulasmi Darma Prawira, (1989). Panduan pngajar buku warna sebagai salah satu

unsure senirupa dan desain, Jakarta: Penerbit Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.


(6)

Sumber dari internet : www.kabarbisnis.com,2012

http://oase.kompas.com/read/2012/03/10/ www.ahlidesain.com