TA : Perancangan Media Promosi Coffee Corner Sebagai Upaya Meningkatkan Brand Loyalty.

(1)

Nama : RIFKY RAFSANJANI ABBAS NIM : 09.42010.0024

Program Studi : S1 (Strata Satu)

Jurusan : Desain Komunikasi Visual

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA


(2)

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Program Sarjana Seni

Oleh :

Nama : RIFKY RAFSANJANI ABBAS

NIM : 09.42010.0024 Program Studi : S1 (Strata Satu)

Jurusan : Desain Komunikasi Visual

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA


(3)

kafe yang tersebar di kota dengan berbagai macam jenis. Salah satunya adalah Coffee Corner di Surabaya yang telah berdiri sejak tahun 2007. Kafe yang berlokasi di Jalan Arief Rahman Hakim ini merupakan jenis kafe yang menyediakan kopi sebagai menu utamanya.Untuk di lingkungan Surabaya, Coffee Corner cukup dikenal oleh masyarakat dan telah memiliki sejumlah pelanggan. Namun, sejalan dengan perkembangan zaman, mulai banyak kafe lain yang berdiri di dekat daerah Coffee Corner tersebut. Hal ini dianggap dapat mengancam keberadaan Coffee Corner yang sudah berdiri lama. Untuk mencegah hal itu maka perlu dibuat sebuah perancangan media promosi Coffee Corner sebagai upaya meningkatkan brand loyalty.

Kata Kunci :Media Promosi, Kafe, Brand Loyalty


(4)

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Batasan Masalah ... 5

1.4 Tujuan Perancangan ... 5

1.5 Manfaat Perancangan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Kafe ... 7

2.2 Coffe Corner ... 8

2.3 Promosi ... 8

2.3.1 Definisi Promosi ... 8

2.3.2 Promosi dan Priklanan ... 9

2.3.3 Media Promosi... 10

2.4 Brand Loyalty ... 11

2.5 Segmentasi, Targeting dan Positioning ... 14

2.5.1 Segmentasi ... 14

2.5.2 Targeting ... 16

2.5.3 Positioning ... 16

2.6 Visual ... 17

2.6.1 Warna ... 17

2.6.2 Tipografi ... 20

2.6.3 Layout ... 26 xii


(5)

3.1 Metode Penelitian ... 30

3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 30

3.3 Teknik Analisis Data ... 32

3.3.1 Hasil dan Analisis Data ... 33

3.3.2 Studi Eksisting ... 36

3.3.3 STP ... 41

3.3.4 Analisa Kompetitor ... 43

3.4 Keyword ... 47

3.4.1 Deskripsi Konsep ... 47

3.5 Konsep Perancangan... 49

3.6 Perancangan Kreatif ... 50

3.6.1 Tujuan Kreatif ... 50

3.6.2 Strategi Kreatif ... 50

3.6.3 Program Kreatif ... 56

3.7 Perancangan Media ... 57

3.7.1 Tujuan Media ... 57

3.7.2 Strategi Media ... 57

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA... 61

4.1 Implementasi Desain ... 61

BAB V PENUTUP ... 75

5.1 Kesimpulan ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 77

LAMPIRAN ... 78

BIODATA PENULIS ... 83


(6)

1.1. Latar Belakang

Kafé bukanlah suatu hal yang baru dalam dunia bisnis. Dewasa ini sudah banyak kafe yang tersebar di kota dengan berbagai macam jenis. Salah satunya adalah Coffee Corner di Surabaya yang telah berdiri sejak tahun 2007. Kafe yang berlokasi di Jalan Arief Rahman Hakim ini merupakan jenis kafe yang menyediakan kopi sebagai menu utamanya.

Untuk di lingkungan Surabaya, Coffee Corner cukup dikenal oleh masyarakat dan telah memiliki sejumlah pelanggan. Namun, sejalan dengan perkembangan zaman, mulai banyak kafe lain yang berdiri di dekat daerah Coffee Corner tersebut. Hal ini dianggap dapat mengancam keberadaan Coffee Corner yang sudah berdiri lama. Untuk mencegah hal itu maka perlu dibuat sebuah perancangan media promosi Coffee Corner sebagai upaya meningkatkan brand loyalty.

Perkembangan bisnis kafe yang terjadi membuat persaingan dalam bisnis ini menjadi tidak terelakkan. Setiap orang yang berkecimpung dalam bisnis ini harus bisa menunjukkan kelebihan dan keunikan dari produk yang mereka tawarkan agar dapat memikat hati target pasarnya masing-masing. Persaingan ini bertambah ketat saat munculnya kafe-kafe baru yang berusaha untuk merebut pelanggan dari kafe-kafe lama. Seperti di daerah jalan Arief Rahman Hakim telah


(7)

muncul kafe-kafe baru seperti Kafe Rodo dan Kafe Blackbird yang hadir sebagai kompetitor baru Coffee Corner.

Selain kafe-kafe baru tersebut, Coffee Corner juga memiliki beberapa kompetitor lama seperti Coffee Toffee dan Kedai Kopi (Keiko) yang juga merupakan kompetitor kuat dalam bisnis kafe ini.

Coffee Corner sebagai salah satu kafe yang telah lama berdiri harus dapat mengantisipasi ancaman yang datang dari kompetitor-kompetitor tersebut. Memiliki jumlah pelanggan yang banyak tidak menjamin kafe ini untuk bisa lolos dari persaingan yang ada. Untuk itu, Coffee Corner harus bisa menjadi kreatif dan inovatif untuk mempertahankan para konsumennya.

Salah satu langkah yang dapat dilakukan Coffee Corner yaitu dengan meningkatkan promosinya. Promosi menurut Michael Ray (dalam Morissan, 2010:16) adalah koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai pihak penjual untuk membangun berbagai saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan.

Sebelumnya Coffee Corner juga pernah membuat media promosi seperti poster, flyer, dll. Namun media promosi ini hanya digunakan untuk mempromosikan event-event yang diselenggarakan di kafe tersebut. Berikut adalah beberapa contoh dari media promosi yang pernah dibuat Coffee Corner.


(8)

Gambar 1.1 Media Promosi Coffee Corner Terdahulu Sumber: http://facebook.com/ccsurabaya

Pada gambar 1.1 dapat dilihat jelas bahwa media promosi yang dibuat oleh Coffee Corner hanya mempromosikan event yang ada, bukan berpromosi tentang Coffee Corner itu sendiri. Oleh karena itu dengan adanya perancangan ini maka akan dirancang media promosi yang khusus berpromosi tentang Coffee Corner.

Dengan adanya promosi yang dilakukan maka pelanggan akan diingatkan kembali tentang keberadaan produk. Usaha mengingatkan kembali inilah yang diharapkan dapat meningkatkan brand loyalty Coffee Corner. Brand Loyalty

menurut Aaker (1997:56) adalah suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek.

Promosi yang dilakukan untuk mengingatkan kembali ini, diharapkan agar dapat mengajak pelanggan yang pernah datang ke Coffee Corner untuk datang kembali lagi dan lagi. Dengan banyaknya pengalaman seorang pelanggan dengan Coffee Corner, maka pelanggan tersebut dapat dikatakan telah menjadi loyal dengan Coffe Corner. Salah satu keuntungan memiliki pelanggan yang loyal adalah pelanggan tersebut akan mempromosikan Coffee Corner kepada teman-temannya.


(9)

Keterkaitan pada suatu merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyak pengalaman atau penampakan untuk mengkomunikasikan (Rangkuti, 2002:43). “mengkomunikasikan” yang dimaksud dalam pernyataan Rangkuti tersebut mengacu pada promosi yang dilakukan oleh merek tersebut untuk menanamkan lebih dalam mereknya kepada para pelanggannya.

Selanjutnya apabila para konsumen beranggapan bahwa merek tertentu secara fisik berbeda dari merek pesaing, citra merek tersebut akan melekat secara terus-menerus sehingga dapat membentuk kesetiaan terhadap merek tertentu (Rangkuti, 2002:44).

Apabila loyalitas merek meningkat, maka kerentaan kelompok pelanggan dari serangan kompetitor dapat dikurangi (Rangkuti, 2002:61). Dari pernyataan tersebut maka dapat dibenarkan bahwa usaha untuk meningkatkan brand loyalty

merupakan langkah yang benar untuk mengamankan Coffee Corner dari ancaman kompertitor-kompetitornya.

Dalam tingkatan brand loyalty yang dikemukakan oleh Rangkuti dalam bukunya The Power Of Brands, Coffee Corner berada pada tingkatan kedua yaitu tipe pembeli yang puas/bersifat kebiasaan dan tidak ada masalah untuk beralih. Tipe konsumen seperti ini merupakan tipe konsumen yang merasa puas dengan produk yang ia gunakan atau minimal ia tidak mengalami kekecewaan. Pada dasarnya tidak terdapat dimensi ketidakpuasan yang cukup memadai untuk mendorong suatu perubahan terutama apabila pergantian ke merk lain memerlukan suatu tambahan biaya.


(10)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah bagaimana merancang media promosi Coffee Corner sebagai upaya meningkatkan

brand loyalty.

1.3. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang digunakan yaitu:

1. Perancangan ini terbatas hanya untuk Coffee Corner di Surabaya

2. Terbatas hanya pada perancangan media promosi berupa flyer, poster, website, merchandise, iklan radio, dan chalk board.

1.4. Tujuan Perancangan

Tujuan dari perancangan media promosi Coffee Corner ini adalah untuk merancang media promosi Coffee Corner sebagai upaya meningkatkan brand loyalty.

1.5. Manfaat Perancangan

Sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka manfaat dari perancangan ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Perancangan ini dapat dijadikan kajian atau referensi bagi mahasiswa maupun masyarakat yang ingin mengkaji tentang promosi, loyalitas, atau bidang kuliner.


(11)

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari perancangan ini yaitu dapat diaplikasikan langsung oleh Coffee Corner atau kafe lainnya yang dalam hal ini berkaitan dengan manfaat media promosi yang berdampak pada brand loyalty.


(12)

Bab ini menjelaskan tentang landasan teori yang relevan dengan perancangan ini. Dalam kajiannya akan dipaparkan teori-teori yang terkait dan medukung dasar-dasar pemikiran dalam perancangan.

2.1Kafe

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kafe adalah tempat minum yang pengunjungnya dapat memesan minuman, seperti kopi, teh, bir, dan kue-kue.

Kafe berasal dari bahasa Perancis cafe.Arti secara harfiah adalah (minuman) kopi, tetapi kemudian menjadi tempat dimana seseorang bisa minum-minum, tidak hanya kopi, tetapi juga minuman lainnya termasuk minuman beralkohol rendah. Namun di Indonesia, kafe berarti semacam tempat sederhana, tetapi cukup menarik dimana seseorang bisa makan makanan ringan (id.wikipedia.org/wiki/kafe).

Fungsi penting dari kafe pada adalah yaitu sebagai tempat dimana orang-orang pergi untuk berkumpul, bercengkrama, menulis, membaca, bermain atau ketika menghabiskan waktu baik dalam kelompok maupun secara invidu.


(13)

2.2Coffee Corner

Coffee Corner merupakan pencetus berdirinya coffeeshop diluar Mall di Surabaya. Coffee Corner berdiri pada tahun 2007, yang beralamatkan di Jalan Arif Rahman Hakim No.40, Surabaya.

Nama Coffee Corner sendiri diambil dari tata interiornya yang menempatkan barnya disudut ruangan. Menu minuman yang disediakan disini bukan hanya minuman kopi, tetapi ada juga teh, dan minuman-minuman rasa buah seperti milkshake rasa coklat, stroberi, dll. Sedangkan untuk menu makanannya sendiri Coffee Corner menyediakan mulai dari makanan ringan seperti french fries

hingga makanan berat seperti nasi goreng.

2.3Promosi

2.3.1 Definisi Promosi

Dalam suatu perusahaan banyak aktifitas yang dilakukan, tidak hanya menghasilkan, menetapkan harga dan menjual produk atau jasanya, tetapi banyak aktivitas lainnya yang saling berkaitan satu dengan lainnya, salah satunya adalah promosi.Melalui promosi, produsen mengharapkan adanya kenaikan angka penjualan terhadap produk atau jasa yang ditawarkan.Sebab itulah promosi dianggap sangat penting oleh sebuah perusahaan.

Menurut Michael Ray (Morissan, 2010:16) menyatakan bahwa promosi adalah koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai pihak penjual untuk membangun berbagai saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan.Sehingga promosi dianggap sebagai alat


(14)

komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan oleh perusahaan maupun perantara dengan tujuan memberikan informasi mengenai produk.Informasi yang terkandung dalam promosi tersebut biasanya adalah bujukan atau mengingatkan kembali kepada konsumen tentang produk.

2.3.2. Promosi dan Periklanan

Iklan merupakan salah satu unsur dalam promotional mix. Kotler dan Keller menyebutkan bahwa promosi dapat menjadi lebih efektif bila digabungkan dengan iklan.Iklan dapat didefinisikan sebagai tiap bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu organisasi, produk, servis, atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang diketahui (Morissan, 2010:17).

Kotler dan Keller juga menjelaskan bahwa iklan merupakan suatu tugas komunikasi tertentu dengan tingkat pencapaiannya harus diperoleh pada audiens tertentu dalam kurun waktu tertentu. Beberapa tujuan dari iklan, yaitu:

a. Iklan Informatif

Iklan informatif dimaksudkan untuk menciptakan kesadaran dan pengetahuan tentang produk baru atau ciri baru produk yang sudah ada.

b. Iklan Persuasif

Iklan persuasif dimaksudkan untuk menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan dan pembelian suatu produk atau jasa.

c. Iklan Pengingat

Iklan pengingat dimaksudkan untuk merangsang pembelian produk dan jasa kembali.


(15)

d. Iklan Penguatan

Iklan penguatan dimaksudkan untuk meyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka telah melakukan pilihan yang tepat.

2.3.3. Media Promosi

Media promosi pada umumnya dapat dibagi menjadi Above the line (ATL) dan Below The Line (BTL). Menurut Amalia E. Maulana (www.amaliamaulana.com) mengatakan bahwa sebenarnya istilah ‘line’ (garis) dalam ATL dan BTL itu berawal dari kategorisasi dalam neraca keuangan. Kategori pertama berlaku bagi kegiatan pemasaran yang kena komisi biro iklan, ini dimasukkan dalam ‘cost of sales’ dan dikurangi sebelum gross profit. Kategori kedua untuk kegiatan pemasaran non iklan yang tidak kena komisi, biayanya dimasukkan dalam biaya operasional dan dikurangi sebelum ditentukan net profit. Kedua jenis budget tersebut dipisahkan dengan sebuah garis (line), yang mengandung unsur komisi. Ditulis di bagian atas neraca, disebut sebagai above the line (ATL).Sisanya dijadikan satu dibawah garis tadi, yang disebut kelompok

below the line (BTL).

Perbedaan ATL dan BTL dijelaskan dalam tabel berikut: Tabel 2.1 Perbedaan ATL dan BTL

Above The Line (ATL) Below The Line (BTL) Target audiens luas Target audiens terbatas

Lebih untuk menjelaskan sebuah konsep atau ide. Tidak ada interaksi

Media atau kegiatannya memberikan audiens kesempatan untuk merasakan


(16)

langsung dengan audiens. menyentuh atau berinteraksi, bahkan langsung action membeli.

TV, radio, majalah, Koran, billboard. Event, sponsorship, sampling, Point-Of-Sale (POS) materials, consumer promotion, trade promotion, dll.

Sumber: http://amaliamaulana.com/popular-article/the-end-of-the-line-mengakhiri-penggunaan-istilah-atl-vs-btl/

Dalam perancangan media promosi Coffee Corner digunakan media ATL (iklan radio, dan iklan video internet) yang ditujukan untuk menjangkau audience dengan skala besar dan BTL (flyer, poster, x-banner, dan merchandise) yang digunakan untuk menjangkau audiens secara langsung dan lebih dekat serta website sebagai media pendukung yang akan berisikan informasi lengkap mengenai Coffee Corner.

2.4Brand loyalty

Brand loyalty menurut Rangkuti (2002:60) adalah ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap merek. Loyalitas merek merupakan inti dari brand equity yang menjadi gagasan sentral dalam pemasaran, karena hal ini merupakan satu ukuran keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah merek.Keterkaitan yang dimaksud adalah adanya hubungan khusus antara sebuah perusahaan dengan pelanggannya.

Menurut Aaker (1997:56) mendefinisikan loyalitas merek (brand loyalty) sebagai ukuran keterkaitan seorang pelanggan terhadap sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan


(17)

beralih ke merek lain yang ditawarkan oleh kompetitor, terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga maupun atribut lainnya.

Estaswara (2008:261) juga menambahkan definisi loyalitas merek sebagai sebuah kesan atas merek yang melekat kuat dalam memori pelanggan dan membentuk kesetiaan terhadap merek tersebut.

Apabila loyalitas merek meningkat, maka kerentaan kelompok pelanggan dari serangan kompetitor dapat dikurangi.Itulah sebab brand loyalty menjadi sangat penting dan juga menguntungkan bagi perusaahaan.Oleh karena itu banyak perusahaan yang menjadikan brand loyalty sebagai senjata utamanya untuk meraih sukses usahanya.

Shimp berpendapat bahwa ketika perusahaan mengkomunikasikan pesan yang unik dan positif melalui iklan, penjualan perorangan, promosi penjualan, dan cara-cara lain, mereka dapat membedakan merek mereka secara efektif melalui penawaran yang kompetitif dan melindungi diri dari kompetisi harga. Komunikasi pemasaran mempunyai peran yang esensial dalam penciptaan ekuitas merek yang positif dan membangun loyalitas merek yang kuat.

Tingkatan loyalty dapat dilihat dari piramida loyalitas yang dibuat oleh Rangkuti (2002:61) sebagai berikut:


(18)

Gambar 2.1 Piramida Loyalitas

Sumber: The Power Of Brands: Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi Pengembangan Merek (Rangkuti, 2002:61)

Dari piramida di atas, dapat dijelaskan bahwa:

1) Tingkatan loyalitas paling dasar adalah pembeli tidak loyal sama sekali, tidak tertarik pada merek-merek apapun yang ditawarkan. Dengan demikian merek memainkan peran yang kecil dalam keputusan pembelian. Pada umumnya, jenis konsumen seperti ini suka berpindah-pindah merek atau disebut tipe konsumen switcher atau price buyer (konsumen lebih memerhatikan harga didalam melakukan pembelian).

2) Tingkat kedua adalah para pembeli merasa puas dengan produk yang ia gunakan, atau minimal ia tidak mengalami kekecewaan. Pada dasarnya tidak terdapat dimensi ketidak puasan yang cukup memadai untuk mendorong suatu perubahan, terutama apabila pergantian ke merek lain memerlukan suatu


(19)

tambahan biaya. Para pembeli tipe ini dapat disebut pembeli tipe kebiasaan (habitual buyer).

3) Tingkat ketiga berisi orang-orang yang puas, namun mereka memikul biaya peralihan (switching cost), baik dalam waktu, uang atau resiko sehubungan dengan upaya untuk melakukan pergantian ke merek lain. Konsumen ini biasanya disebut dengan konsumen loyal yang merasakan adanya suatu pengorbanan apabila ia melakukan pergantian ke merek lain. Para pembeli ini disebut dengan statisfied buyer.

4) Tingkat keempat adalah konsumen yang benar-benar menyukai merek tersebut. Pilihan mereka terhadap suatu merek dilandasi pada suatu asosiasi, seperti symbol, rangkaian pengalaman dalam menggunakannya, atau kesan kualitas yang tinggi. Para pembeli pada tingkat ini disebut sahabat merek, karena terdapat perasaan emosional dalam menyukai merek.

5) Tingkat teratas adalah para pelanggan yang setia. Mereka mempunyai suatu kebanggaan dalam menemukan atau menjadi penggunasatu merek. Merek tersebut sangat penting bagi mereka baik dari segi fungsinya, maupun sebagai ekspresi mengenai siapa mereka sebenarnya (commiterd buyer).

2.5Segementasi, Targeting dan Positioning 2.5.1 Segmentasi

Segmentasi atau pengelompokan pasar adalah suatu proses dalam pemasaran yang memilah-milah suatu pasar ke dalam kelompok-kelompok yang memiliki kebutuhan yang serupa (Harjanto, 2009:324).


(20)

Variable-variabel yang digunakan untuk menyusun segmentasi pasar mencakup:

a. Geografis

• Wilayah; timur, barat, selatan, utara, pusat, pantai, pegunungan

• Ukuran wilayah; metropolitan, kota, kotamadya, kecamatan

• Kepadatan wilayah; perkotaan (urban), semi-perkotaan, pedesaan (rural) • Cuaca; panas, dingin, lembab, hujan

b. Demografis

• Usia

• Jenis kelamin

• Ukuran keluarga

• Status pernikahan

• Pendidikan

• Pendapatan atau pengeluaran

• Pekerjaan

• Status sosial ekonomi

• Agama

• Suku bangsa

• Bahasa c. Psikografis

• Kepribadian

• Gaya hidup


(21)

d. Perilaku (behavior)

• Manfaat yang diinginkan

• Penggunaan produk

2.5.2 Targeting

Targeting adalah tahap selanjutnya dari analisis segmentasi. Targeting yang dimaksdukan disini adalah target market (pasar sasaran), yakni beberapa segmen pasar yang akan menjadi focus pemasaran (Kasali, 2000). Targeting juga dapat dikatakan sebagai upaya untuk menyeleksi pasar sasaran dengan menfokuskan kegiatan pemasaran atau promosi pada beberapa segmen saja dan meninggalkan segmentasi lainnya yang kurang potensial. Pemasar dapat memilih untuk menargetkan pada satu atau dua segmen sekaligus.Targeting memiliki dua fungsi yakni untuk menyeleksi pasar sasaran sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu (selecting), dan menjangkau pasar sasaran tersebut (reaching) untuk mengkomunikasikan nilai.

2.5.3 Positioning

Philip Kotler (dalam Kasali, 2000) mendefinisikan positioning sebagai tindakan yang dilakukan marketer untuk membuat citra produk dan hal-hal yang ingin ditawarkan kepada pasarnya berhasil memperoleh posisi yang jelas dan mengandung arti dalam benak sasaran).


(22)

Peran positioning dalam promosi merupakan hal yang penting dilakukan agar tercipta kesan tersendiri oleh target pasar terhadap produk yang ditawarkan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam positioning adalah:

1. Positioning harus memberikan arti yang penting bagi konsumen 2. Apa yang ingin ditonjolkan harus unik dan berbeda dari pesaingnya

3. Positioning harus diungkapkan dalam bentuk suatu pernyataan, pernyataan tersebut harus dinyatakan dengan mudah, enak didengar dan dapat dipercaya.

2.6Visual 2.6.1 Warna

Warna merupakan salah satu elemen visual yang kuat dalam mempengaruhi dan memprofokatif pemikiran manusia.Warna memainkan peran yang penting dalam pengambilan keputusan manusia saat membeli suatu produk. Oleh karena itu pemilihan warna merupakan proses yang penting dalam mendesain.Pemilihan warna ini tidak dapat dilakukan hanya menurut selera pribadi, tetapi harus berdasarkan keguanaan dari warna tersebut.Marian L. David (dalam Dharmaprawira, 2002) menggolongkan warna menjadi dua, yaitu warna eksternal dan warna internal. Warna eksternal adalah warna yang bersifat fisika dan faali, sedang warna internal adalah warna sebagai presepsi manusia, cara manusia melihat warna kemudian mengolahnya di otak dan cara mengekspresikannya.

Darmaprawira (2002:39) menyatakan bahwa setiap warna memiliki karakteristik tertentu. Yang dimaksud dimaksud karakteristik dalam hal ini adalah


(23)

ciri-ciri atau sifat-sifat khas yang dimiliki oleh suatu warna. Secara garis besarnya sifat khas yang dimiliki oleh warna ada dua golongan besar, yaitu warna panas dan warna dingin. Diantara keduanya ada yang disebut warna antara atau intermediates. Warna-warna yang digolongkan menjadi dua golongan besar tersebut, karena adanya dua alasan yang didasarkan pada arti simbolisnya. Pertama, karena keluarga warna merah sering diasosiasikan dengan matahari, darah, api, di mana baik matahari, darah maupun api adalah benda-benda yang memberikan kesan panas atau merangsang emosi kejiwaan. Warna-warna langit, gunung di kejauhan, atau warna air dingin pada umumnya membiru atau menghijau. Sifat-sifat warna langit, air dan gunung itu sebaliknya memberikan kesan sejuk atau tenang.

Gambar 2.2: Skema Warna Panas dan Dingin Sistem Ognen Rood Sumber: Warna: Teori dan Kreatifitas Penggunaannya, Jilid 2

(Darmaprawira, 2002:40)

Warna memiliki nilai psikologinya masing-masing terhadap tingkah laku manusia. Berikut psikologi warna menurut Anne Dameria (2007:30), yaitu:


(24)

• Biru

 Positif : kebenaran, damai, intelegensi tinggi, mediatif  Negatif : emosional, egosentris, racun

• Hijau

 Positif : sensitif, stabil, formal, toleran, harmonis, keberuntungan  Negatif : pahit

• Kuning

 Positif : segar, cepat, jujur, adil, tajam, cerdas  Negatif : sinis, kritis, murah/tidak eksklusif

• Hitam

 Positif : kuat, kreativitas, magis, idealis, fokus  Negatif : terlalu kuat, superior, merusak, menekan

• Ungu

 Positif : artistik, personal, mistis, spiritual  Negatif : angkuh, sombong, diktator

Pink

 Positif : kelembutan, kehalusan, rasa sensitif, romantis

Orange

 Positif : muda, kreatif, keakraban, dinamis, persahabatan  Negatif : dominan, arogan

• Merah

 Positif : hidup, cerah, pemimpin, gairah, kuat


(25)

• Coklat

 Positif : alami, sederhana, kehangatan  Negatif : tidak cerah, tidak bersih, tidak steril

2.6.2 Tipografi

Tipografi adalah pengetahuan mengenai huruf yang dapat dipelajari dalam sebuah disiplin seni (Sihombing, 2001:3). Sumber lain mendefinisikan tipografi sebagai ilmu dalam memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin (id.wikipedia.org).

2.6.2.1Serif dan Sans Serif

Serif adalah bentuk tambahan pada huruf berupa semacam kait (Rustan, 2010:20). Untuk typeface yang memiliki serif disebut huruf serif dan yang tidak memiliki serif disebut sans serif. Serif dan sans serif ini merupakan dua pengelompokkan huruf paling umum yang sering digunakan.

2.6.2.2Klasifikasi Alexander Lawson

Alexander Lawson (dalam Rustan, 2010:46) memperkenalkan kasifikasiyang dikelompokkan berdasarkan sejarah dan bentuk huruf. Klasifikasi ini menjadi klasifikasi huruf yang paling umum digunakan orang. Klasifikasi tersebut, yaitu:


(26)

1. Black Letter/Old English/Fraktur

Desain karakter Black Letter dibuat berdasarkan bentuk huruf dari tulisan tangan yang populer pada masanya (abad pertengahan) di Jerman (gaya Gothic) dan Irlandia (gaya Celtic). Ditulis menggunakan pena berujung lebar sehingga menghasilkan kontras tebal tipis yang kuat.

Gambar 2.3: Klasifikasi Huruf Jenis Black Letter Sumber: Font & Tipografi (Rustan, 2010:47)

2. Humanist/Venetian

Jenis huruf ini disebut demikian karena memiliki goresan lembut dan organic

seperti tulisan tangan.

Gambar 2.4: Klasifikasi Huruf Jenis Humanist Sumber: Font & Tipografi (Rustan, 2010:47)


(27)

3. Old style/Old face/ Garalde

Karakter-karakter pada kelompok typeface ini lebih presisi, lebih lancip, lebih kontras dan berkesan lebih ringan, menjauhi bentuk-bentuk kaligrafis/tulisan tangan.

Gambar 2.5: Klasifikasi Huruf Jenis Old Style Sumber: Font & Tipografi (Rustan, 2010:47)

4. Transitional/Reales

Kelompok typeface ini disebut Transitional karena berada di antara Old Style

dan Modern. Typeface ini dibuat berdasarkan perhitungan secara ilmiah dan prinsip-prinsip matematika, makin jauh dari sifat kaligrafis/tulisan tangan.

Gambar 2.6: Klasifikasi Huruf Jenis Transitional Sumber: Font & Tipografi (Rustan, 2010:48)


(28)

5. Modern/Didone

Dinamakan Modern karena kemunculan kelompok typeface ini pada akhir abad 17, menuju era yang disebut Modern Age. Ciri-cirinya hampir lepas sama sekali dari sifat kaligrafis typeface pendahulunya.

Gambar 2.7: Klasifikasi Huruf Jenis Modern Sumber: Font & Tipografi (Rustan, 2010:48)

6. Slab Serif/Egyptian/Square Serif/Mecanes/Antiques

Typeface ini juga disebut Egyptian karena bentuknya yang berkesan berat dan horisontal, mirip dengan gaya seni dan arsitektur Mesir kuno.

Gambar 2.8: Klasifikasi Huruf Jenis Slab Serif Sumber: Font & Tipografi (Rustan, 2010:48)


(29)

7. Grotesque Sans Serif

Sans Serif yang muncul sebelum abad 20 masuk dalam golongan Grotesque

Gambar 2.9: Klasifikasi Huruf Jenis Grotesque Sumber: Font & Tipografi (Rustan, 2010:49)

8. Geometric Sans Serif

Sesuai dengan namanya, Geometric Sans Serif memiliki bentuk yang geometris mendekati bentuk-bentuk dasar/basic shapes (segiempat, segitiga, lingkaran). Mengekspresikan masyarakat industri dan mekanis.

Gambar 2.10: Klasifikasi Huruf Jenis Geometric Sans Serif Sumber: Font & Tipografi (Rustan, 2010:49)

9. Humanist Sans Serif

Humanist Sans Serif berkesan lebih organic dibandingkan dengan Grotesque dan Geometric.


(30)

Gambar 2.11: Klasifikasi Huruf Jenis Humanist Sans Serif Sumber: Font & Tipografi (Rustan, 2010:49)

10. Script dan Cursive

Typeface ini bentuknya didesain menyerupai tulisan tangan, ada yang seperti goresan kuas, atau pena kaligrafi. Kalau Script huruf-huruf kecilnya saling menyambung, sedangkan Cursive tidak. Script maupun Cursive didesain untuk digunakan dalam teks yang memadukan huruf besar dan huruf kecil, bukan huruf besar semua,

Gambar 2.12: Klasifikasi Huruf Jenis Script Dan Cursive Sumber: Font & Tipografi (Rustan, 2010:50)


(31)

11. Display/dekoratif

Display type dibuat dalam ukuran besar dan diberi ornamen-ornamen yang indah. Yang diprioritaskan bukan legibility-nya melainkan keindahannya. Kelompok Display/Dekoratif ini juga mewakili segala typeface yang tidak termasuk ke dalam kategori lain, baik itu typeface lama maupun baru.

Gambar 2.13: Klasifikasi Huruf Jenis Display/Dekoratif Sumber: Font & Tipografi (Rustan, 2010:50)

2.6.3 Layout

Layout adalah tata letak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep/pesan yang dibawanya (Rustan, 2009). Dalam perkembangannya, definisi layout ini sendiri sudah sangat meluas dengan definisi desain yang ada, sehingga banyak orang yang mengatakan bahwa me-layout adalah sama dengan mendesain.

Layout terdiri dari beberapa jenis, tiap-tiap jenis layout memiliki ciri khasnya masing-masing. Berikut adalah jenis-jenis layout:


(32)

1. Mondrian Layout

Jenis layout ini mengacu pada bentuk-bentuk seperti square / landscape / potrait. Yaitu dimana tiap-tiap bidang dalam penataannya sejajar sehingga berpadu membentuk suatu komposisi yang konseptual.

2. Multi Panel Layout

Suatu penataan yang dimana bidang penyajiannya terbagi menjadi beberapa tema visual dalam bentuk yang sama.

3. Picture Window Layout

Penataan letak yang dimana produk yang diiklankan ditampilkan secara close up. Bisa menggunakan gambar produk ataupun menggunakan model.

4. Copy Heavy Layout

Jenis penataan yang mengutamakan bentuk naskah iklan, atau dapat disebut sebagai komposisi penataannya didominasi oleh teks.

5. Frame Layout

Penataan letak dimana border (frame)-nya memberntuk suatu naratif atau alur cerita.

6. Shilhoutte Layout

Tata letak yang berisikan gambar dengan teknik fotografi yang dimana hanya bayangannya saja yang ditonjolkan.

7. Type Specimen Layout

Penataan yang hanya menekankan pada tampilan jenis huruf dengan point


(33)

8. Sircus Layout

Penataan yang tidak mengacu pada ketentuan yang baku atau tidak beraturan. 9. Jumble Layout

Penataan yang komposisinya disusun secara rapi dan teratur. 10. Grid Layout

Tata letak yang mengacu pada grid. Yaitu tata letaknya disusun seolah bagian per bagian yang berada dalam skala grid.

11. Bleed Layout

Komposisi penataan yang dimana sekeliling bidang tidak menggunakan grid. 12. Vertical Panel Layout

Penataannya memisahkan bagian-bagian secara vertikal. 13. Alphabet Inspired Layout

Penataan letak yang menekankan pada komposisi huruf ataupun angka-angka yang berurutan sehingga membentuk suatu kata dan diimprovisasikan sehingga menimbulkan kesan narasi.

14. Angular Layout

Tata letak yang susunan elemen visualnya membentuk sudut kemiringan. 15. Informal Balance Layout

Jenis layout yang tampilannya merupakan suatu perbandingan yang tidak seimbang.

16. Brace Layout

Unsur-unsur dalam layout yang membentuk letter L. Posisi bentuk L-nya bisa saja terbalik, dan dimuka bentuk L tersebut dibiarkan kosong.


(34)

17. Two Mortises Layout

Tata layout yang pengaplikasiannya menghadirkan dua inset yang masing-masing memvisualkan secara deskriptif mengenai hasil penggunaan/detail dari produk yang ditawarkan.

18. Quadran Layout

Bentuk layout yang tampilannya dibagi menjadi empat bagian dengan volume yang berbeda.

19. Comic Script Layout

Penyajian iklan yang dirancang secara kreatif sehingga membentuk komik, lengkap dengan captionnya.

20. Rebus Layout

Susunan layout yang menampilkan perpaduan antara gambar dan teks sehingga membentuk suatu cerita.

2.7Tagline

Knapp (2002:136) mendefinisikan tagline sebagai lini ekspresif yang digunakan untuk mengklarifikasi atau mendramatisir manfaat-manfaat emosional dan fungsional dari merek bagi para pelanggan dan pelanggan potensial. Tagline memberitahu konsumen bagaimana mereka diharapkan akan merasakan tentang merek tersebut.

Tagline dapat digunakan untuk membantu mengkomunikasikan titik perbedaan perusahaan dengan para pesaing. Dalam beberapa hal tagline tagline digunakan untuk memposisikan kembali suatu merek.


(35)

Dalam bab ini akan dijabarkan langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam mendapatkan dan menganalisa data serta perancangan karya.

3.1 Metodologi Perancangan

Perancangan ini menggunakan metode penelitian kualitatif.Bogdan dan Taylor (Indranata,2008:7) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang dapat diamati.Penelitian dengan metode kualitatif ini bertujuan untuk menjelaskan fenomena sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data yang dilakukan dan kemudian menggambarkannya dengan penjelasan lebih rinci terkait permasalahan yang diajukan.

3.2Teknik Pengumpulan Data

Penentuan teknik pengumpulan data adalah kelengkapan dari metode riset yang dipilih, agar data bisa dikumpulkan.Data yang diperoleh memiliki peranan penting untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi dalam perancangan media promosi Coffee Corner.

Kriyantono (2006:64) menjelaskan bahwa berdasarkan metodologi kualitatif dikenal beberapa metode riset yaitu focus group discussion, wawancara mendalam, studi kasus dan observasi.


(36)

1. Wawancara

Berger dalam Kriyantono (2006:96) mendefinisikan wawancara sebagai percakapan antara periset (seseorang yang berharap mendapatkan informasi) dan informan (seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting tentang sebuah objek).Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan Bapak Rizky Bani, beliau adalah manager promotion Coffee Corner.Wawancara diarahkan pada visi misi, promosi, dan juga masalah-masalah yang timbul saat muncul banyaknya kompetitor dan berbagai informasi lainnya yang dapat mendukung penelitian ini.

2. Observasi

Obsevasi adalah metode di mana periset mengamati langsung objek yang diteliti (Kriyantono, 2006:65).Dalam penelitian ini peneliti mendatangi langsung Coffee Corner yang berada di Surabaya untuk selanjutnya diamati dan kemudian mencatat informasi-informasi yang peneliti dapatkan saat melakukan observasi.

3. FGD (Focus Group Discussion)

FGD adalah metode pengumpulan data atau riset untuk memahami sikap dan perilaku khalayak yang biasanya terdiri dari 6-12 orang yang secara bersamaan dikumpulkan, diwawancarai dengan dipandu oleh moderator.

4. Kepustakaan

Metode ini digunakan untuk menunjang semua data yang diperoleh dari berbagai sumber kepustakaan untuk memperoleh teori-teori yang berhubungan


(37)

dengan penelitian ini serta menunjang keabsahan data yang diperoleh di lapangan.

Pada metode ini, digunakan berbagai literatur yang berhubungan dengan proses perancangan media promosi Coffee Corner sebagai upaya meningkatkan brand loyalty seperti penelitian terdahulu, buku, jurnal, dan artikel yang diperoleh dari website.

5. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dan bukti-bukti yang berkaitan dengan media promosi Coffe Corner yang bisa berupa foto lokasi, produk, suasana, dan sebagainya.Data dokumentasi ini dianggap penting karena informasi yang terkandung didalamnya dapat mendukung hasil-hasil pengumpulan data lainnya.

3.3Teknik Analisa Data

Setelah proses pengumpulan data selesai, maka tahap selanjutnya adalah teknik analisis data. Analisis data merupakan proses memanipulasi data hasil penelitian sehingga data tersebut dapat menjawab pertanyaan penelitian, indranata (2001: 196 ). Memanipulasi data disini seperti menyederhanakan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Proses ini dilakukan mulai dari data yang diperoleh dari kegiatan penelitian hingga data yang disajikan dapat dikomunikasikan sesuai dengan tujuan dan desain penelitian.


(38)

3.3.1 Hasil Analisis Data

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan pada tanggal 27 Maret 2013 dengan Bapak Rizky Bani selaku Manager Promotion Coffe Corner bahwa Coffee Corner merupakan pencetus coffee shop yang berdiri terpisah dari pusat perbelanjaan atau mall Surabaya. Coffee shop ini berdiri pada tanggal 14 Februari 2007 dan beralamatkan di Jalan Arif Rahman Hakim. Tujuan didirikannya Coffee Corner ini awalnya adalah untuk memudahkan para coffee lovers yang tidak ingin repot pergi ke mall untuk menikmati secangkir kopi.

Target utama Coffee Corner adalah mahasiswa, karena di daerah berdirinya coffee shop ini berdekatan dengan beberapa kampus yang ada di Surabaya. Oleh karena itu sejak awal berdirinya Coffee Corner telah menggandeng beberapa mahasiswa untuk bergabung dan bekerja bersama dengan Coffee Corner. Tujuannya adalah agar para mahasiswa tersebut ikut mempromosikan Coffee Corner di kampus mereka masing-masing, dengan cara promosi inilah Coffee Corner mulai dikenal olah masyarakat Surabaya terutama mahasiswa-mahasiswa yang kampusnya berdekatan dengan coffee shop tersebut.

Tidak hanya dengan promosi dari mulut ke mulut, Coffee Corner juga sering mengadakan event yang bekerja sama dengan beberapa sponsor untuk menarik minat pengunjung. Event yang sering diadakan seperti live music dari band-band lokal maupun band nasional. Selain live music Coffee Corner juga sering mengadakan event-event lainnya sepertievent perayaan hari jadi Coffee Corner dengan mengajak para pelanggan untuk turut serta didalamnya. Selain itu ada juga beberapa event yang diadakan untuk merayakan hari-hari tertentu dengan


(39)

pelanggannya seperti perayaan tahun baru dan lain sebagainya. Dengan event

-event seperti inilah Coffee Corner mencoba untuk mendekatkan diri dengan para pelanggannya yang dianggap sebagai sahabat.

Dua tahun setelah berdirinya Coffee Corner atau pada tahun 2009 berdirilah Keiko (Kedai Kopi) yang kemudian disusul oleh beberapa kompetitor-kompetitor lainnya.Kompetitor terbaru yang muncul adalah Cafe Rodo yang berdiri tepat disamping Coffee Corner pada tahun 2012.Munculnya kompetitor-kompetitor ini menyebabkan Coffee Corner mengalami penurunan tingkat penjualan.Selain penurunan tingkat penjualan, Coffee Corner juga kesulitan untuk mem-positioning-kan brandnya. Hal ini disebabkan karena hampir semua kompetitor yang bermunculan ini menawarkan daftar menu yang hampir sama dengan Coffee Corner.

Sebagai sebuah coffee shop, Coffee Corner menyediakan beberapa jenis minuman kopi seperti cappucino, espresso mochacino dan juga beberapa jenis minuman kopi asli Indonesia seperti kopi Flores, kopi Toraja dan lain-lain.Untuk memberi rasa yang nikmat pada kopi yang disuguhkan, Coffee Corner menggunakan mesin pembuat kopi semi otomatis yang berbeda dengan beberapa jenis coffee shop lainnya yang biasanya menggunakan mesin pembuat kopi otomatis.

Dari beberapa kompetitor Coffee Corner yang ada sekarang, Cafe Rodo dan Coffee Toffee lah yang dianggap bersaing dengan Coffee Corner. Cafe Rodo dianggap pesaing yang seimbang dengan Coffee Corner karena berdirinya Cafe Rodo memberikan efek penurunan tingkat penjualan pada produk Coffee


(40)

Corner.Sedangkan Coffee Toffee juga dianggap sebagai pesaing karena brand-nya yang telah terkenal dan cabangnya berada hampir di seluruh Indonesia.

Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan, peneliti dapat menyimpulkan bebrapa keunggulan dan kelemahan yang dimiliki oleh Coffee Corner yaitu sebagai berikut:

1. Keunggulan Coffee Corner

Pelayanan yang dilakukan Coffee Corner kepada pelanggannya lebih baik dari kompetitornya. Para pelanggan Coffee Corner dipersilahkan untuk duduk dulu baru ditawarkan daftar menu oleh pelayannya, sedangkan untuk Coffee Toffee dan Café Rodo pelanggan harus memesan langsung di bar, yang jelas akan merepotkan untuk seorang pelanggan.

Keunggulan lainnya yang dimiliki Coffee Corner adalah fokusnya Coffee Corner terhadap target market mereka yaitu mahasiswa. Keseriusan Coffee Corner dalam target pasar mereka ini jelas terlihat dalam managemennya. Coffee Corner menggandeng para mahasiswa untuk dijadikan sebagai barista. Selain untuk berpromosi di kampus mereka masing-masing, para barista ini juga menimbulkan kesan friendly untuk para pelanggannya.

Dari segi promosi, event yang diadakan Coffee Corner tergolong sukses karena dapat mengundang banyak pelanggan untuk datang menghadiri event tersebut.Hal ini memberi peluang baru untuk berpromosi kepada pelanggan yang hadir dengan membagikan marchendise Coffee Corner yang bertujuan untuk mengingatkan para pelanggan untuk mengunjungi kembali Coffee Corner.


(41)

2. Kelemahan Coffee Corner

Coffee Corner ingin menempatkan dirinya sebagai sebuah coffee shop yang ditujukan khusus untuk para mahasiswa, namun konsep tersebut belum tergambar jelas pada Coffee Corner itu sendiri.Hal ini dapat dilihat dari desain interior maupun media promosi yang digunakan tidak memiliki ciri khasyang bertema mahasiswa.

Media promosi yang digunakan oleh Coffee Corner juga sangat minim yaitu hanya melalui social media facebook dan twitter dan event. Beberapa media promosi seperti spanduk maupun brosur juga digunakan namun hanya untuk mempromosikan event yang akan digelar, sedangkan jika tidak ada event maka media promosi ini tidak digunakan.

3.3.2 Studi Eksisting

Analisis studi eksisting dalam perancangan ini mengacu pada observasi yang dilakukan terhadap media promosi terdahulu yang digunakan oleh Coffee Corner.

Media promosi yang digunakan Coffee Corner tergolong sedikit, Coffee Corner hanya mengandalkan sosial media seperti twitter dan facebook serta event sebagai senjata mereka dalam berpromosi.Spanduk dan poster juga digunakan sebagai media promosi hanya saja spanduk dan poster ini digunakan hanya untuk mempromosikan event-event yang mereka selenggarakan.

Desain-desain yang dicetak dalam media promosi yang digunakan oleh Coffee Corner dianggap belum menggambarkan visi misi mereka yaitu menjadi


(42)

coffee shop yang “mahasiswa banget”. Berikut adalah beberapa contoh dari media promosi Coffee Corner yang pernah dibuat:

Gambar 3.1: Media Promosi Coffee Corner Sumber: http://facebook.com/ccsurabaya

Gambar 3.1 adalah salah satu bentuk media promosi poster yang digunakan Coffee Corner dalam mempromosikan event batik yang diselenggarakan di Coffee Corner selama tiga hari. Pada desain poster tersebut lebih menekankan pada desain dengan motif batik daripada desain yang sesuai untuk target market Coffee Corner yaitu mahasiswa.


(43)

Gambar 3.2: Media Promosi Coffee Corner Sumber: http://facebook.com/ccsurabaya

Gambar 3.2 merupakan desain poster yang digunakan dalam mempromosikan event musik “Coffeecoustic” yang diselenggarakan di Coffee Corner. Coffee Corner sering mengadakan event live music untuk menarik minat pengunjung namun saja pada desain tersebut belum menggambarkan ciri khas dari target pasar Coffee Corner yaitu mahasiswa.


(44)

Gambar 3.3: Media Promosi Coffee Corner Sumber: http://facebook.com/ccsurabaya

Desain yang ada pada gambar 3.3 merupakan media promosi berbentuk poster yang bertujuan untuk mempromosikan event ulang tahun Coffee Corner. Desain tersebut sangat simpel hanya menggunakan satu warna sebagai background, namun saja desain tersebut belum menggambarkan tujuan Coffee Corner yang ingin menjadi cafe yang “mahasiswa banget”


(45)

Gambar 3.4: Media Promosi Coffee Corner Sumber: http://facebook.com/ccsurabaya

Gambar 3.4 merupakan satu-satunya bentuk desain poster yang pernah dibuat oleh Coffee Corner yang bertujuan khusus mempromosikan Coffee Corner, bukan untuk mempromosikan event yang ada di Coffee Corner. Desain tersebut terlihat sangat polos dan belum menggambarkan tujuan Coffee Corner untuk menjadi cafe yang “mahasiswa banget”.


(46)

Gambar 3.5: Media Promosi Coffee Corner Sumber: http://facebook.com/ccsurabaya

Gambar 3.5 merupakan desain poster yang digunakan Coffee Corner untuk mempromosikan event “Coffeecoustic” yang diselenggarakan di Coffee Corner. Sama dengan media promosi lainnya, poster ini juga belum menggambarkan tujuan Coffee Corner untuk menjadi cafe yang “mahasiswa banget”.

3.3.3 STP

1. Segmentasi dan Targeting

a. Demografis

• Usia : Dewasa dini (18-40 tahun)

• Jenis kelamin : Pria dan Wanita

• Profesi : Mahasiswa

• Pendidikan : Perguruan tinggi


(47)

b. Geografis

• Wilayah : Surabaya

• Ukuran kota : Besar c. Psikografis

• Gaya hidup : aktifitas padat dan sibuk, modern, mengikuti trend yang ada, senang menghabiskan waktu luang dengan kegiatan berkumpul bersama.

• Kepribadian : tampil menarik, pergaulan luas, terbuka pada hal- hal baru, suka minum-minuman kopi.

d. Behaviour

• Sikap terhadap produk : ingin mendapatkan tempat yang nyaman dan gaul untuk berkumpul atau mengerjakan tugas kuliah.

2. Positioning

Untuk bisa menggaet target pasar utama mereka yaitu mahasiswa, Coffee Corner ingin menempatkan dirinya sebagai coffee shop yang “mahasiswa banget”.


(48)

3.3.4 Analisis Kompetitor 1. Rodo Coffee Shop

Gambar 3.6 Logo Rodo Coffee Shop Sumber: http://facebook.com/rodocoffee

Rodo Coffee Shop adalah salah satu cafe yang berdiri daerah Arif Rahman Hakim.Cafe ini berdiri tahun 2012 dengan membawa konsep sidewalk eropa.Konsep ini tergambar jelas dari desain interiornya yaitu pada lantai satu dihiasi dengan sepeda yang terparkir disamping miniatur jalan raya, gambar-gambar grafiti di dinding-dinding dan banyak pajangan foto-foto produk maupun foto panorama eropa yang memperjelas konsep dari cafe tersebut. Sedangkan untuk lantai dua café ini telah dilengkapi mini stage yang dipersiapkan untuk live music dan proyektor untuk event nonton bareng atau untuk presentasi-presentasi.


(49)

Gambar 3.7: Rodo Coffee Shop Lantai 1 Sumber: http://facebook.com/rodocoffee

Menu yang ditawarkan di kafe ini tidak berbeda jauh dengan Coffee Corner, Rodo Coffee Shop juga menawarkan kopi sebagai menu utama mereka hanya saja harga yang ditawarkan sedikit lebih mahal dari yang ditawarkan oleh Coffee Corner. Namun kedua kafe ini memiliki cara yang berbeda dalam pelayanannya, untuk memesan makanan atau minuman di Café Rodo pelanggan harus menuju bar untuk memesannya langsung sedangkan di Coffee Corner pelanggan lebih dipermudah karena waitress akan mempersilahkan pelanggan untuk duduk dulu kemudian baru memesan makanan atau minuman melalui waitress tersebut.

Media promosi yang digunakan oleh Rodo Coffee Shop hampir sama dengan Coffee Corner, mereka menggunakan social media seperti twitter dan facebook serta event.


(50)

2. Coffee Toffee

Gambar 3.8: Logo Coffee Toffee Sumber: http://coffeetoffee.co.id

Coffee Toffee adalah salah satu coffee shop yang sudah cukup terkenal di Indonesia karena telah memiliki lebih dari 100 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.Café ini awal berdiri dimulai dari Surabaya pada akhir tahun 2005.Awal berdiri Coffee Toffee hanya berbentuk sebuah booth yang menyediakan berbagai jenis minuman kopi dan mulai berkembang hingga akhirnya membentuk sebuah coffee shop seperti yang sekarang ini.

Salah satu cabang Coffee Corner yang ada di Surabaya terletak di daerah Klampis yang berdekatan dengan Coffee Corner.Coffee Toffee di daerah ini juga sudah banyak dikenal oleh masyarakat Surabaya sehingga dapat dikatan kafe ini adalah pesaing berat dari Coffee Corner.


(51)

Gambar 3.9: Coffee Toffee Klampis Surabaya

Sumber: http://facebook.com/pages/Coffee-Toffee-Indonesia/90807692115

Café ini menawarkan jenis makanan dan minuman yang hampir sama dengan Coffee Corner, hanya saja Coffee Corner dapat dianggap lebih lengkap karena menyediakan beberapa makanan berat seperti nasi goreng yang ridak ditawarkan oleh Coffee Toffee. Untuk soal harga, Coffee Toffee memiliki harga yang hampir sama dengan Coffee Corner namun kedua café ini berbeda pada pelayanannya. Sama seperti Rodo Coffee Shop, Coffee Toffee pelayanannya juga mengharuskan para pelanggan untuk memesan langsung di bar yang telah disediakan.

Soal promosi, Coffee Toffee awalnya dikenal hanya dari pembicaraan mulut ke mulut.Namun hingga sekarang promosi tersebut telah berkembang dengan menggunakan social media, event dan juga website yang tidak dimiliki oleh kedua kompetitornya yaitu Coffee Corner dan Rodo Coffee Shop.


(52)

3.4Keyword

Pada perancangan ini, penentuan keyword ditentukan dengan menggunakan hasil analisis data dari wawancara dan observasi yang telah dilakukan sebelumnya, serta ditambahkan dengan target Coffee Corner yaitu mahasiswa.

Gambar 3.10: Keyword Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Sesuai dengan bagan diatas maka kesimpulan dari keyword dalam perancangan media promosi Coffee Corner sebagai upaya meningkatkan brand loyalty adalah “Pleasant and Geek”.

3.4.1 Deskripsi Konsep

Pada hasil analisis keyword, didapatkan bahwa keyword yang akan digunakan dalam perancangan ini adalah “pleasant and geek”. Keyword inilah yang akan menjadi dasar konsep perancangan media promosi Coffee Corner.

Pleasant memiliki arti nyaman, ramah dan juga menyenangkan. Sedangkan geek merupakan bahasa slang yang digunakan untuk menyebut orang-orang


(53)

anti-mainstream ataupun kutu buku. Namun belakangan ini kata geek ini sendiri telah mengalami pergeseran arti yaitu untuk menyebut seseorang yang berintelektual namun tetap gaul.

Jika disimpulkan keyword Pleasant and Geek ini memiliki pengertian yaitu kenyamanan untuk golongan orang berintelek dan gaul yang dalam kasus perancangan ini yaitu adalah mahasiswa. Mahasiswa sebagai target utama Coffee Corner benar-benar harus diperhatikan. Dalam upaya perancangan media promosi ini akan digunakan gaya desain yang cocok untuk menyampaikan pesan kepada mahasiswa, dan akan menunjukkan bahwa Coffee Corner ini merupakan Coffee Shop yang nyaman dan gaul untuk para mahasiswa.


(54)

3.5Konsep Perancangan

Gambar 3.11: Bagan Konsep Perancangan Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013


(55)

3.6Perancangan Kreatif 3.6.1 Tujuan Kreatif

Tujuan kreatif dalam perancangan ini adalah untuk mengundang daya tarik calon pelanggan maupun pelanggan lama agar mengunjungi Coffee Corner.Daya tarik yang ditawarkan untuk mengundang pelanggan ini menggunakan beberapa media promosi yang ada seperti flyer, poster, website, iklan radio, dan beberapa bentuk merchandise.

Dengan adanya keyword diharapkan akan memberikan visualisasi yang sesuai dengan tujuan perancangan yang dilakukan. Keyword yang telah dipilih adalah “pleasant and geek”. Dalam konsep pleasant and geek ini akan memunculkan tampilan visual yang menggambarkan bahwa Coffee Corner merupakan tempat nongkrong yang nyaman dan gaul untuk para mahasiswa.

Konsep pleasant and geek dalam media promosi Coffee Corner ini akan ditampilkan dengan menggunakan elemen-elemen yang biasanya ada dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa seperti buku, laptop, ataupun blocknoteyang dikemas secara simple dan rapi.

3.6.2 Strategi Kreatif 1. Tagline (Verbal)

Tagline yang digunakan dalam perancangan ini ditentukan melalui FGD (Focus Group Discussion).Beberapa tagline awalnya telah dibuat sebagai bahan pertimbangan dalam FGD yang dilakukan.Tagline-tagline tersebut dibuat berdasarkan keyword yang telah ditentukan sebelumnya yaitu pleasant and geek.


(56)

Berikut adalah hasil dari FGD yang telah dilakukan untuk penentuan tagline yang akan digunakan dalam perancangan ini.

Tabel 3.1: Hasil FGD tagline Tagline Mudah

diingat Original

Sesuai

Keyword Unik

Sesuai segmentasi

Total point Pleasant Place For

You

2 0 4 0 0 6

Cozy Corner For You

1 1 1 1 1 5

Smart Corner For You

2 2 2 2 3 11

Geek’s Corner 1 0 1 2 1 5 Geeks Are

Welcome

0 3 1 2 1 7

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa hasil dari FGD yang telah ditentukan maka tagline yang akan digunakan dalam perancangan ini adalah “Smart Corner For You”.

2. Ilustrasi (Visual)

Ilustrasi yang digunakan dalam perancangan ini akan berpatok pada konsep yang telah ditentukan sebelumnya. Ilustrasi yang digunakan dalam perancangan ini menggunakan teknik fotografi dan vector. Elemen-elemen yang ada dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa akan tampil disini seperti buku catatan ataupun laptop.Elemen-elemen tersebut akan menggambarkan bahwa Coffee Corner memang merupakan tempat yang nyaman dan gaul untuk para mahasiswa.


(57)

Gambar 3.12: Sketsa Alternatif Flyer Dan Poster Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013, 2013

Pada sketsa poster dan flyer di atas menggunakan elemen-elemen yang menunjukkan mahasiswa seperti buku, laptop maupun jenis sepatu yang paling mencirikan mahasiswa.

Gambar 3.13: Sketsa Alternatif Website Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Sketsa diatas menggunakan tata layout yang sederhana. Hanya menggunakan secangkir kopi untuk menggambarkan coffee shop. Layout yang digunakan hampis sama untuk semua page yang ada pada website.


(58)

Gambar 3.14: Sketsa Alternatif Stiker Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Sketsa desain stiker menggunakan ilustrasi gelas kopi yang akan menggunakan teknik vektor.

Gambar 3.15: Sketsa Alternatif Chalkboard

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Sketsa chalk board menggunakan gambar gelas kopi yang digabyngkan dengan tumpukan buku sebagai ciri untuk elemen mahasiswa.


(59)

3. Tipografi (Visual)

Pemilihan jenis huruf yang digunakan dalam perancangan media promosi Coffee Corner ini disesuaikan dengan keyword yang telah ditentukan sebelumnya. Sesuai dengan keyword yang ada yaitu pleasant and geek maka huruf yang dipilih harus bisa menggambarkan kenyamanan dan mencerminkan identitas seorang mahasiswa.

Jenis huruf yang akan digunakan yaitu huruf dalam kelompok sans serif. Jenis huruf ini digunakan karena tipe jenis huruf sans serif ini mengandung makna modern yang sesuai dengan sifat pribadi mahasiswa yang selalu mengikuti perkembangan jaman.

Huruf yang digunakan adalah NewsGoth CN BT. Jenis huruf ini digunakan sebagai headline ataupun untuk penulisan tagline yang dicantumkan dalam media promosi Coffee Corner.

Gambar 3.16: Huruf Newsgoth Cn Bt Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

4. Warna (Visual)

Pemilihan warna dalam perancangan ini menggunakan teori dari Shigenobu Kobayashi. Warna yang dipilih disesuaikan dengan konsep yang telah ditentukan yaitu pleasant and geek.


(60)

Gambar 3.17: Bagan Warna Kobayashi

Dari bagan diatas maka kata smart yang mewakili keyword berada pada di area warna cool. Kata smart digunakan karena dapat mewakili keyword yang ada yaitu pleasant and geek.


(61)

R=190 G=192 B=178 C=26 M=18 Y=29 K=0 R=164 G=153 B=136 C=37 M=35 Y=46 K=2 R=212 G=213 B=199 C=16 M=11 Y=21 K=0 R=237 G=238 B=242 C=6 M=3 Y=11 K=0 R=246 G=249 B=242 C=2 M=1 Y=4 K=0

Gambar 3.19: Kode Warna Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Pada gambar diatas dapat ditunjukkan bahwa warna yang akan digunakan dalam perancangan media promosi Coffee Corner ini adalah warna “quiet” yang berada pada bagian warna “smart” yang ditunjukkan pada gambar 3.14.

3.6.3 Program Kreatif

Perancangan ini dimulai dengan membuat tagline yang sesuai dengan keyword yang sebelumnya telah ditentukan yaitu pleasant and geek.Setelah selesai dengan pembuatan tagline, perancangan dilanjutkan dengan menentukan beberapa elemen visual yang diperlukan yaitu ilustrasi, tipografi dan warna. Berbagai elemen verbal maupun visual yang telah ditentukan tersebut akan digunakan dalam desain media yang dirancang selanjutnya.Perancangan desain media akan melalui tiga tahap yaitu proses sketsa, alternatif desain, hingga final desain.


(62)

3.7Perancangan Media 3.7.1 Tujuan Media

Tujuan penggunaan media dalam perancangan ini adalah untuk mencapai efektifitas promosi kepada target pasar yang dituju. Dibutuhkan beberapa media yang disesuaikan dengan segmentasi pasar yang dituju untuk mendukung promosi Coffee Corner. Untuk menuju efektifitas tersebut maka dalam perancangan media promosi Coffee Corner ini akan memperhatikan tiga aspek yaitu jangkauan, frekuensi, dan kesinambungan.

3.7.2 Strategi Media

Strategi di dalam penggunaan media penting untuk dilakukan. Didalam strategi media ditetapkan pemilihan media yang berdasar atas karakter segmentasi pasar yang dituju, sehingga didapatkan efektifitas komunikasi terhadap apa yang ingin disampaikan dalam promosi Coffee Corner.

Promosi Coffee Corner ini dilakukan dengan menggunakan beberapa jenis media promosi seperti flyer, poster, chalk board, website, iklan radio, dan beberapa bentuk merchandise.

1. Flyer

Flyer merupakan salah satu media promosi yang akan digunakan dalam perancangan ini. Flyer dianggap efektif untuk dijadikan media promosi dalam perancangan ini karena flyer memiliki jangka waktu bertahan yang lama dan dapat disebar dengan mudah.


(63)

Flyer promosi Coffee Corner ini akan disebar di beberapa kampus di Surabaya. Penyebaran flyer ini akan dilakukan oleh karyawan-karyawan Coffee Corner yang juga merupakan seorang mahasiswa.

Sesuai dengan tema yang diangkat yaitu pleasant and geek makabentuk visualisasi flyer akan menggunakan ilustrasi fotografi. Dimana ilustrasi tersebut akan memunculkan elemen-elemen yang ada dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa seperti buku atau laptop. Selain itu juga akan ditambahkan dengan foto secangkir kopi sebagai pelengkap dalam ilustrasi flyer yang dibuat.Didalam flyer tersebut akan memuat logo, tagline, alamat situs website resmi, serta beberapa alamat media social yang digunakan oleh Coffee Corner seperti Facebook dan Twitter.

2. Poster

Poster digunakan sebagai pendukung flyer yang juga akan disebar di beberapa kampus di Surabaya. Poster akan disebar juga oleh karyawan-karyawan Coffee Corner dikampus mereka masing-masing. Selain di kampus, poster juga akan disebar di warung-warung kecil disekitar kampus.

Ilustrasi pada poster tidak jauh berbeda dengan flyer. Masih tetap menggunakan tema yang sama yaitu pleasant and geek. Ilustrasi poster akan memunculkan elemen-elemen yang ada dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa seperti buku atau laptop. Selain itu akan ditambahkan juga foto secangkir kopi sebagai pelengkap dalam ilustrasi tersebut.

Informasi-informasi yang terdapat dalam poster akan berisikan logo Coffee Corner yang juga dilengkapi dengan tagline,serta alamat situs website


(64)

resmi Coffee Corner, nama akun facebook dan akun twitter juga akan dimuat dalam poster tersebut.

3. Chalk Board

Chalkboarddalam perancangan ini ditempat didalam Coffee Corner sebagai pendukung media promosi lainnya. Chalk board yang diletakkan dalam Coffee Corner ini akan menambah kesan bahwa Coffee Corner benar-benar merupakan tempat nongkrong yang nyaman dan gaul buat para mahasiswa.

Ilustrasi yang terdapat dalam chalk boardini juga memuat elemen-elemen mahasiswa seperti buku atau laptop, hanya saja chalk board ini tidak dicetak tetapi digambar langsung menggunakan kapur tulis.

Selain menggunakan elemen-elemen yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa seperti buku dan laptop, chalk board juga akan memuat tagline dari Coffee Corner.

4. Website

Tidak terlepas dari konsep yang telah ditentukan yaitu pleasant and geek, website Coffee Corner juga harus menggambarkan bahwa Coffee Corner merupakan sebuah tempat nongkrong yang nyaman dan gaul untuk para mahasiswa. Ilustrasi yang ditampilkan dalam website menyerupai ilustrasi yang ada pada poster atau flyer.

Beberapa halaman konten yang terdapat dalam website adalah home, product, gallery, news dan contact us.


(65)

5. Iklan Radio

Iklan radio yang dibuat bertujuan agar dapat didengar oleh calon pelanggan yang sedang di dalam mobil maupun sedang santai dirumah atau kost-kostan. Iklan radio akan dibuat dengan dengan dialog dua orang pasangan cowok-cewek. Dalam dialog tersebut digambarkan bahwa sang cowok mengajak sang cewek yang sedang sibuk mengerjakan tugas kuliah untuk nongkrong dan mengerjakan tugas kuliahnya di Coffee Corner karena Coffee Corner memang merupakan tempat yang nyaman dan asik untuk para mahasiswa.

6. Merchandise

Ada beberapa jenis merchandise yang akan dibuat dalam perancangan ini yaitu blocknote,totebag, stiker, dan gelas. Merchandise ini akan dibagikan secara gratis kepada pengunjung Coffee Corner dengan persyaratan pengunjung membeli produk Coffee Corner dalam jumlah harga tertentu. Selain itu merchandise ini juga dapat dibagikan dalam event-event yang diselanggarakan oleh Coffee Corner.

Ilustrasi pada mechandise tidak menggunakan teknik fotografi seperti media promosi lainnya, namun menggunakan ilustrasi vector yang menggambarkan sebuah ciri khas sebuah coffee shop yaitu segelas kopi. Dalam ilustrasi tersebut akan memuat logo, tagline, alamat website, dan social media Coffee Corner.


(66)

Pada bab ini akan membahas tentang proses dan implementasi desain pada berbagai media yang telah ditentukan sebelumnya.

4.1. Implementasi Desain

Sketsa yang telah dibuat pada bab tiga sebelumnya kemudian diimplementasikan dalam media promosi yang juga telah ditentukan sebelumnya. Untuk membuat media promosi yang dapat meningkatkan brand loyalty pada Coffee Corner, maka pada setiap desain akan dirancang sebagai berikut:

1. Desain pada setiap media promosi dirancang dengan menggunakan teknik fotografi dan vector. Visual yang ditampilkan menggambarkan yang menggambarkan kegiatan-kegiatan mahasiswa yang dapat dilakukan di Coffee Corner seperti membaca buku. Pada visualisasinya juga ditambahkan unsur gelas kopi sebagai penanda coffee shop. Warna yang digunakan ditentukan dengan menggunakan teori Kobayashi yang kemudian menghasilkan warna-warna yang dianggap dapat mewakili warna mahasiswa, yaitu warna smart.

2. Media promosi yang dirancang hanya memuat sedikit informasi tetapi sarat akan makna yang disampaikan melalui visualnya.

3. Tagline yang ditentukan dengan menggunakan teknik FGD yang kemudian meghasilkan tagline ”Smart Corner For You”.


(67)

4. Desain media promosi dirancang dengan satu tema “pleasant and geek” agar dapat memiliki kesatuan dalam menyampaikan pesan yang ingin disampaikan.

5. Adapun layout yang konsisten pada tiap media promosi yang dirancang yaitu sebagai berikut:

- Menggunakan tipe huruf yang sama pada tiap tagline dan juga bodycopy yang ada pada setiap media promosi yaitu tipe font NewsGoth CN BT. - Menggunakan ilustrasi yang berbeda pada tiap media promosi tapi tetap

dalam satu tema yaitu pleasant and geek.

Berikut ini adalah implementasi final desain berserta rencana penempatannya pada masing-masing media.

1. Flyer

Flyer akan disebar diberbagai kampus di Surabaya terutama di kampus-kampus yang berdekatan dengan Coffee Corner. Flyer disebarkan melalui karyawan-karyawan Coffee Corner yang juga merupakan seorang mahasiswa. Dengan cara inilah flyer diyakini bisa sampai pada target yang telah ditentukan.


(68)

Gambar 4.1: Final Desain Flyer Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Pada gambar 4.1 adalah desain flyer yang menampilkan seorang mahasiswa yang sedang santai mengerjakan tugas kuliahnya menggunakan laptop dan ditemani secangkir kopi panas dari Coffee Corner. Pada desain flyer tersebut juga ditambahkan logo Coffee Corner, tagline, alamat website dan nama media social Coffee Corner di facebook dan twitter.


(69)

2. Poster

Penyebaran poster sama dengan cara penyebaran flyer yaitu disebarkan oleh karyawan-karyawan Coffee Corner yang merupakan seorang mahasiswa di kampus-kampus Surabaya terutama kampus yang berdekatan dengan Coffee Corner.

Gambar 4.2: Final Desain Poster Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013


(70)

Ilustrasi pada poster berbeda dengan yang ada pada flyer namun masih dalam satu tema. Pada desain poster ini ilustrasinya menggambarkan seorang mahasiswa yang sedang duduk santai setelah membaca buku sambil ditemani secangkir kopi dari Coffee Corner.

3. Merchandise

Desain merchandise disesuaikan dengan target pasar Coffee Corner yaitu mahasiswa, dalam perancangan ini marchandise yang dirancang berupa stiker yang bisa ditempelkan di laptop, gelas, totebag dan blocknote. Merchandise ini akan dibagikan kepada pelanggan-pelanggan Coffee Corner yang membeli produk Coffee Corner dengan nominal harga tertentu.

Gambar 4.3: Final Desain Stiker Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Gambar 5.3 menggambarkan hasil final desain stiker. Desain stiker menggambarkan ilustrasi gelas kopi dan ditambahkan logo, tagline serta alamat


(71)

website Coffee Corner. Desain stiker ini menggunakan teknik vector yang kemudia dicetak dan di gunting sesuai bentuk stiker tersebut.

Gambar 4.4: Final Desain Gelas Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Desain dibuat sederhana hanya dengan menggunakan logo Coffee Corner dan juga taglinenya, mug ini dibagikan kepada pengunjung Coffee Corner dengan syarat pembelian produk Coffee Corner dengan total harga pembelian tertentu.


(72)

Gambar 4.5: Final Desain Totebag Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Pada desain totebag ilustrasinya hanya menampilkan logo dan tagline Coffee Corner, desain pada media ini tidak menggunakan ilustrasi fotografi maupun vector berbentuk gelas kopi dan sengaja dibuat simpel agar cocok digunakan oleh mahasiswa.


(73)

Cover depan Cover Belakang Gambar 4.6: Final Desain Cover Blocknote

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Ilustrasi pada blocknote mengikuti ilustrasi yang digunakan dalam stiker yatu menggunakan jenis vektor dengan bentuk gelas kopi, untuk bagian cover belakang dari blocknote berisi informasi alamat website dan juga alamat sosial media Coffee Corner.

4. Website

Website Coffee Corner didesain mengikuti gaya desain yang ada pada media promosi lainnya, yaitu menggunakan ilustrasi fotografi sebagai latar belakangnya. Dalam website ini terdapat menu home, product, galery, news,


(74)

Gambar 4.7: Final Desain Website – Home Page

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Tampilan dasar website menampilkan secangkir kopi diatas meja dengan tekstur kayu. Ditambahkan juga dengan logo serta tagline dari Coffee Corner. Untuk isi konten dari laman home berisikan ilustrasi tiga buah gelas cappucino yang merupakan salah satu menu di Coffee Corner, selain itu ditambahkan juga dengan kacamata khas geek yang sebagai ilustrasi yang mewakili mahasiswa.

Gambar 4.8: Final Desain Website – Product Page


(75)

Pada laman product berisikan foto-foto dari menu-menu yang tersedia di Coffee Corner, mulai dari minuman hingga makanan yang tersedia pada menu Coffee Corner akan ditampilkan di laman ini.

Gambar 4.9: Final Desain Website – Galery Page

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Pada laman galery di website akan memuat foto event-event yang pernah diadakan di Coffee Corner, mulai dari event dengan mendatangkan artis nasional, maupun event-event lainnya seperti acara ulang tahun ataupun acara lainnya.


(76)

Gambar 4.10: Final Desain Website – News Page

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Pada laman news memuat informasi-informasi tentang event-event yang akan diadakan oleh Coffee Corner. Mulai dari event buatan Coffee Corner sendiri hingga event yang dibuat oleh sponsor maupun pelanggan Coffee Corner.

Gambar 4.11: Final Desain Website – Contact Us Page


(77)

Pada laman contact us akan memuat informasi tentang alamat Coffee Corner, dan juga alamat-alamat social media yang digunakan oleh Coffee Corner.

5. Chalk Board

Media chalk board ini ditempatkan di dalam Coffee Corner untuk menunjang suasana “mahasiswa banget”. Media ini juga digambarkan berdasarkan keyword yang telah ditentukan sebelumnya yaitu pleasant and geek.

Gambar 5.8: Final Desain Chalk Board

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Chalk board digambar menggunakan kapur tulis diatas papan tulis hitam. Ilustrasi yang digunakan yaitu gambar gelas kopi dan juga tumpukan buku. Dalam ilustrasi tersebut juga ditambahkan gambar logo dan tagline dari Coffee Corner.


(78)

6. Iklan radio

Pada iklan radio akan diisi dengan dialog seorang laki-laki dan perempuan yang dimulai dengan bercakap di telepon. Kemudian laki-laki mengajak perempuan tersebut untuk nongkrong di luar, sang perempuan sempat menolak karena banyak tugas kuliah yang harus dikerjakannya. Namun laki-laki mempunyai ide yang bagus untuk mengajaknya ke Coffee Corner. Setelah sampai di Coffee Corner perempuan tersebut merasa senang. Dan pada akhir iklan radio ini akan ditutup dengan laki-laki yang menyebutkan nama Coffee Corner dan juga taglinenya.

Narasi Sound Effect dan Musik

• Cowok : Hallo sayang

• Cewek : Iya sayang?

• Cowok :

Sayang jalan yuk, malam minggu nih.

• Cewek :

Yah, sorry aku ngga bisa, banyak tugas kuliah nih sayang.

• Cowok :

Yahh..hmm.. ehh iya..

Gmna kalo ngerjain tugas kuliahnya di luar aja? Aku tau tempat yang asik dan nyaman banget buat mahasiswa loh.


(79)

Apalagi buat ngerjain tugas kuliah, udah pasti cozy banget deh yang.

• Cewek :

Hah? Emang ada tempat kayak gitu?

• Cowok :

Jelas ada dong, tempatnya tuh di Coffee Corner, Jalan Arief Rahman Hakim nomor 40 yang. Gimana? Mau nyobain?

• Cewek :

Mau-mau-mau-mau (nada suara senang)

• Cowok :

Yaudah, aku jemput sekarang yah.

• Cowok :

Nah, ini dia tempatnya yang, gimana? Asik banget kan?

• Cewek :

Iya, cozy banget. Tugasnya dijamin selesai nih kalo ngerjain di sini. Makasih yah sayang udah ngajak aku ke sini.

• Cowok :

Sama-sama sayang.

Coffee Corner, smart corner for you.

• Suara motor jalan

• Background musik (Depapepe – Hi-D!)


(80)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana merancang media promosi Coffee Corner sebagai upaya meningkatkan brand loyalty.

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari perancangan media promosi Coffee Corner sebagai upaya meningkatkan brand loyalty adalah:

1. Perancangan ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan brand loyalty dari pelanggan Coffee Corner karena banyak munculnya pesaing-pesaing baru dalam bisnis yang sama.

2. Konsep dasar dalam perancangan ini adalah Pleasant and geek yang memiliki makna kenyamanan untuk para mahasiswa. Coffee Corner ingin menempatkan dirinya sebagai salah satu coffeeshop yang benar-benar diciptakan untuk para mahasiswa dengan menggunakan tagline “Smart Corner For You”.

3. Implementasi perancangan ini mengacu pada promosi Coffee Corner yang diharapkan dapat meningkatkat loyalitas merek dari pelanggan Coffee Corner itu sendiri dan juga dapat menanamkan positioning yang dituju yaitu coffeeshop yang nyaman dan gaul untuk para mahasiswa.


(81)

4.

Media promosi yang digunakan dalam perancangan ini yaitu disesuaikan dengan STP yang ada. Media promosi yang digunakan dalam perancangan ini adalah flyer, poster, x-banner, website, iklan radio, iklan video interaktif dan merchandise.


(82)

Aaker, David. (1997). Manajemen Ekuitas Merek. Jakarta: Spektrum

Dharmaprawira W.A, Sulasmi. 2002. Warna Teori dan Kreativitas Penggunanya. Bandung: ITB

Estaswara. (2008). Think IMC: Efektifitas Komunikasi Untuk Meningkatkan Loyalitas Merek dan Laba Perusahaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Harjanto, Rudi. 2009. Prinsip-Prinsip Periklanan. Jakarta: Gramedia

Indranata, Iskandar. 2008. Pendekatan Kualitatif untuk Pengendalian Kualitas. Jakarta: Universitas Indonesia

Kasali, Rhenald. 2000. Membidik Pasar Indonesia, Segmentasi Targeting Positioning. Jakarta: Gramedia

Knapp, Duane E. 2002. The Brand Mindset. Yogyakarta: Andi

Kotler, Philips dan Kevin Lane Keller. 2007. Manajemen Pemasaran Edisi 12. Jakarta: PT Index

Kriyantono, Rachmat. 2010. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Group

Morissan. 2010. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Ramdina Prakarsa

Rangkuti, Freddy. 2002. The Power of Brands. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Rustan, Surianto. 2010. Font & Tipografi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Shimp, Terence A. 2000. Periklanan Promosi. Jakarta: Erlangga

Sihombing, Danton. 2001. Tipografi Dalam Desain Grafis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Sumber Internet :

http://amaliamaulana.com/popular-article/the-end-of-the-line-mengakhiri-penggunaan-istilah-atl-vs-btl (diakses tanggal 21 Desember 2013) http://id.wikipedia.org/wiki/Tipografi (diakses tanggal 21 Desember 2013) http://id.wikipedia.org/wiki/Kafe (diakses tanggal 14 November 2013) http://facebook.com/ccsurabaya (diakses tanggal 14 November 2013) http://facebook.com/rodocoffee (diakses tanggal 14 November 2013)

http://facebook.com/pages/Coffee-Toffee-Indonesia/90807692115(diakses tanggal 14 November 2013)

http://coffeetoffee.co.id (diakses tanggal 14 November 2013)


(1)

72

Pada laman contact us akan memuat informasi tentang alamat Coffee Corner, dan juga alamat-alamat social media yang digunakan oleh Coffee Corner. 5. Chalk Board

Media chalk board ini ditempatkan di dalam Coffee Corner untuk menunjang suasana “mahasiswa banget”. Media ini juga digambarkan berdasarkan keyword yang telah ditentukan sebelumnya yaitu pleasant and geek.

Gambar 5.8: Final Desain Chalk Board Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Chalk board digambar menggunakan kapur tulis diatas papan tulis hitam. Ilustrasi yang digunakan yaitu gambar gelas kopi dan juga tumpukan buku. Dalam ilustrasi tersebut juga ditambahkan gambar logo dan tagline dari Coffee Corner.


(2)

6. Iklan radio

Pada iklan radio akan diisi dengan dialog seorang laki-laki dan perempuan yang dimulai dengan bercakap di telepon. Kemudian laki-laki mengajak perempuan tersebut untuk nongkrong di luar, sang perempuan sempat menolak karena banyak tugas kuliah yang harus dikerjakannya. Namun laki-laki mempunyai ide yang bagus untuk mengajaknya ke Coffee Corner. Setelah sampai di Coffee Corner perempuan tersebut merasa senang. Dan pada akhir iklan radio ini akan ditutup dengan laki-laki yang menyebutkan nama Coffee Corner dan juga taglinenya.

Narasi Sound Effect dan Musik

• Cowok : Hallo sayang • Cewek :

Iya sayang? • Cowok :

Sayang jalan yuk, malam minggu nih.

• Cewek :

Yah, sorry aku ngga bisa, banyak tugas kuliah nih sayang. • Cowok :

Yahh..hmm.. ehh iya..

Gmna kalo ngerjain tugas kuliahnya di luar aja? Aku tau tempat yang asik dan nyaman banget buat mahasiswa loh.


(3)

74

Apalagi buat ngerjain tugas kuliah, udah pasti cozy banget deh yang.

• Cewek :

Hah? Emang ada tempat kayak gitu?

• Cowok :

Jelas ada dong, tempatnya tuh di Coffee Corner, Jalan Arief Rahman Hakim nomor 40 yang. Gimana? Mau nyobain?

• Cewek :

Mau-mau-mau-mau (nada suara senang)

• Cowok :

Yaudah, aku jemput sekarang yah.

• Cowok :

Nah, ini dia tempatnya yang, gimana? Asik banget kan? • Cewek :

Iya, cozy banget. Tugasnya dijamin selesai nih kalo ngerjain di sini. Makasih yah sayang udah ngajak aku ke sini.

• Cowok :

Sama-sama sayang.

Coffee Corner, smart corner for you.

• Suara motor jalan • Background musik

(Depapepe – Hi-D!)


(4)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana merancang media promosi Coffee Corner sebagai upaya meningkatkan brand loyalty.

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari perancangan media promosi Coffee Corner sebagai upaya meningkatkan brand loyalty adalah:

1. Perancangan ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan brand loyalty dari pelanggan Coffee Corner karena banyak munculnya pesaing-pesaing baru dalam bisnis yang sama.

2. Konsep dasar dalam perancangan ini adalah Pleasant and geek yang memiliki makna kenyamanan untuk para mahasiswa. Coffee Corner ingin menempatkan dirinya sebagai salah satu coffeeshop yang benar-benar diciptakan untuk para mahasiswa dengan menggunakan tagline “Smart Corner For You”.

3. Implementasi perancangan ini mengacu pada promosi Coffee Corner yang diharapkan dapat meningkatkat loyalitas merek dari pelanggan Coffee Corner itu sendiri dan juga dapat menanamkan positioning yang dituju yaitu coffeeshop yang nyaman dan gaul untuk para mahasiswa.


(5)

76

4.

Media promosi yang digunakan dalam perancangan ini yaitu disesuaikan dengan STP yang ada. Media promosi yang digunakan dalam perancangan ini adalah flyer, poster, x-banner, website, iklan radio, iklan video interaktif dan merchandise.


(6)

Aaker, David. (1997). Manajemen Ekuitas Merek. Jakarta: Spektrum

Dharmaprawira W.A, Sulasmi. 2002. Warna Teori dan Kreativitas Penggunanya. Bandung: ITB

Estaswara. (2008). Think IMC: Efektifitas Komunikasi Untuk Meningkatkan Loyalitas Merek dan Laba Perusahaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Harjanto, Rudi. 2009. Prinsip-Prinsip Periklanan. Jakarta: Gramedia

Indranata, Iskandar. 2008. Pendekatan Kualitatif untuk Pengendalian Kualitas. Jakarta: Universitas Indonesia

Kasali, Rhenald. 2000. Membidik Pasar Indonesia, Segmentasi Targeting Positioning. Jakarta: Gramedia

Knapp, Duane E. 2002. The Brand Mindset. Yogyakarta: Andi

Kotler, Philips dan Kevin Lane Keller. 2007. Manajemen Pemasaran Edisi 12. Jakarta: PT Index

Kriyantono, Rachmat. 2010. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Group

Morissan. 2010. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Ramdina Prakarsa

Rangkuti, Freddy. 2002. The Power of Brands. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Rustan, Surianto. 2010. Font & Tipografi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Shimp, Terence A. 2000. Periklanan Promosi. Jakarta: Erlangga

Sihombing, Danton. 2001. Tipografi Dalam Desain Grafis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Sumber Internet :

http://amaliamaulana.com/popular-article/the-end-of-the-line-mengakhiri-penggunaan-istilah-atl-vs-btl (diakses tanggal 21 Desember 2013) http://id.wikipedia.org/wiki/Tipografi (diakses tanggal 21 Desember 2013) http://id.wikipedia.org/wiki/Kafe (diakses tanggal 14 November 2013) http://facebook.com/ccsurabaya (diakses tanggal 14 November 2013) http://facebook.com/rodocoffee (diakses tanggal 14 November 2013)

http://facebook.com/pages/Coffee-Toffee-Indonesia/90807692115(diakses tanggal 14 November 2013)

http://coffeetoffee.co.id (diakses tanggal 14 November 2013)