TA : Redesain Logo dan Perancangan Corporate Identity Perusahaan Manufaktur Sepatu Sandal Eka Proma Sebagai Upaya Meningkatkan Kerjasama Antar Perusahaan.

(1)

KERJASAMA ANTAR PERUSAHAAN

TUGAS AKHIR

Nama : Dwi Estining Tyas NIM : 09.42010.0011 Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan : Desain Komunikasi Visual

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA


(2)

KERJASAMA ANTAR PERUSAHAAN

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Desain

Oleh : Nama : Dwi Estining Tyas NIM : 09.42010.0011 Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan : Desain Komunikasi Visual

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA


(3)

REDESAIN LOGO DAN PERANCANGAN CORPORATE IDENTITY

PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEPATU DAN SANDAL EKA PROMA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KERJASAMA ANTAR

PERUSAHAAN

DwiEstining Tyas1

(Muh.Bahruddin, S.Sos.,M.Med.Kom. Pembimbing I, SigitPrayitnoYosep, S.T. Pembimbing II)

1

Program Studi S1 DesainKomunikasi Visual, STIKOM

Redesain logo dan corporate identity perusahaan Proma Eka merupakan upaya untuk memperkuat citra merek terhadap potensi yang dimiliki oleh Eka

Promauntukbisalebihdikenaldalamskalanasional. Dengan adanyaupayauntukmemperkuat citra merek makadiharapkan dapat meyakinkan

perusahaan-perusahaan besar untuk menjadikan Eka Proma sebagai mitra bisnisnya dalam sebuah kontrak kerjasama. Untuk memulai meredesain logo dan perancangan corporate identity Eka Proma,maka dibutuhkan sebuahmetode agar menjadibaikdanbenar.Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kualitatif. PenelitiankualitatifuntukEkaPromadilakukandengan mengambil wawancara, observasi, dokumentasi, dan studipustaka untuk memperoleh data yang digunakan

sebagai landasandalammerancangkonsep

desain.Setelahmetodetersebutdijalankanbarulahditemukansebuahkonsep.Konsepd alamredesain logo dan perancangancorporate identityperusahaan mengacu pada

konsep "Trust"ataudalambahasa Indonesia berarti “Percaya”.Tahapselanjutnyayaknimengembangkan konsep "Trust"

tersebutkedalam logo danelemencorporate identitylainnya.Dalammengembangkankonseptersebutmakadibutuhkanbeberapata hapanyaitukonsep kreatif, strategi komunikasi, dan implementasi media yang telah mengalami proses reduksi data, display data, dan kesimpulandarimetodekualitatifdiatas. Hasilakhirdariperancanganini diharapkan mampumembuatcitramerekdari Eka Proma menjadi jelasdanlebih kuat sehinggamenjadisemakin dikenal khususnya perusahaan-perusahaan besar.

Kata kunci : Identitas korporat , Citra Merek , Meningkatkan kerjasama perusahaan


(4)

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 LatarBelakang ... 1

1.2 RumusanMasalah ... 9

1.3 BatasanMasalah ... 9

1.4 TujuanPerancangan ... 9

1.5 ManfaatPerancangan... 10

1.5.1 Manfaat Teoritis ... 10

1.5.2 Manfaat Praktis ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 Penelitian Terdahulu ... 11

2.2 Perusahaan Eka Proma... 14

2.3 Corporate Identity ... 15

2.4 Logo ... 16


(5)

2.6 Warna ... 18

2.7 Tipografi ... 23

2.8 Teknik Promosi ... 24

2.9 Branding dalam ranah Business to Business ... 26

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA ... 29

3.1 MetodologiPenelitian ... 29

3.2 TeknikPengumpulan Data ... 29

3.3 Teknik Analisis Data... 32

3.4 Hasil dan Analisis Data ... 33

3.5 Analisis Kompetitor ... 40

3.6 SWOT ... 43

3.7 Unique Selling Preposition(USP) ... 46

3.8 Keyword ... 46

3.9 Deskripsi konsep ... 48

3.10 Konsep Perancangan ... 49

3.11 Perencanaan Kreatif ... 50

3.11.1 Tujuan Kreatif ... 50

3.11.2 Strategi Kreatif ... 51

3.12 Perencanaan Media ... 64

3.12.1 Tujuan Media ... 64

3.12.2 Strategi Media ... 65


(6)

BAB IVIMPLEMENTASI KARYA ... 77

4.1 Implementasi Media ... 77

4.2 Graphic Standart Manual ... 90

BAB V PENUTUP ... 92

5.1Kesimpulan ... 92

5.2 Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 94

LAMPIRAN ... 95


(7)

1.1 Latarbelakang

Identitas korporat atau sering disebut dengan corporate identity merupakan bentuk komunikasi sebuah perusahaan terhadap konsumen untuk menjelaskan karakteristik perusahaanmelalui visi dan misi yang ditunjukkan secara visual berupa logo sebagai pembeda antara perusahaan yang dikelolanya dengan perusahaan lain yang sejenis khususnya dalam hal meningkatkan kerjasama antar perusahaan. Salah satunya pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan komponen sepatu sandal, sepatu dan sandal Eka Proma Krian Sidoarjo yang mengalami perkembangan yang cukup pesat sejak mengubah nama perusahaan Proma menjadi Eka Proma pada tahun 2000 hingga kini dan telah menambahkan jenis bidang baru yang dikelola, hanya saja kurang memperhatikan logo sebagai identitas perusahaannya maupun sebagai fokus utama dalam mengembangkan perusahaannya agar lebih dikenal dan dapat berpengaruh pada intensitas kerjasama perusahaan lain dengan Eka Proma yang semakin meningkat. Olehkarenaitu, tujuanpenelitianinidiarahkanuntuk meredesain logo dan perancangan corporate identity Eka Proma sebagai upaya meningkatkan kerjasama antar perusahaan.

Eka Proma merupakan perusahaan pembuatan komponen sepatu sandal, sepatu dan sandal yang berlokasi di Dusun Mojokemantren Krian Sidoarjo Jawa Timur. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1990 berfokus pada pembuatan


(8)

komponen sepatu sandal seperti balet dan selop berbahan PVC.Selain berfokus memproduksi komponen, Eka Promajuga memiliki harapan besar bahwa kedepannya ingin menjadi perusahaan yang dipercaya oleh perusahaan-perusahaan besar dan dikenal dalam skala nasional karena potensi yang dimiliki. Namun kenyataannya pihak perusahaan kurang memperhatikan logo dikarenakan kurangnya kesadaran akan pentingnya sebuah logo sebagai penguat citra merek sebuah perusahaan. Kurangnya kesadaran diakibatkan karena kurang pahamnya bagaimana sebuah logo dibuat dan dipergunakan. Akibatnya terdapat 2 jenis logo yang digunakan secara bergantian sesuai dengan yang diinginkan oleh pemiliknya.

Gambar 1.1 Logo Lama Perusahaan Eka Proma (Sumber: Data Administrasi Perusahaan EkaProma, 2013)

Logo lama perusahaan Eka Proma yang terdapat pada gambar 1.1 merupakan logo yang dipergunakan oleh perusahaan dalam berbagai keperluan administratif jika diperlukan dan tidak adanya hubungan dengan visi dan misi perusahaan, serta tidak adanya makna atau arti yang terkandung dalam logo yang biasanya dibuat untuk menampilkan ciri khusus yang berfungsi sebagai diferensiasi antar perusahaan Eka Proma dengan perusahaan lain. Padahal tidak demikian. Jika logo perusahaan sudah dibuat sebaiknya selalu digunakan dalam


(9)

berbagai keperluan bukan hanya sebagai administratif saja dan beberapa hal penting lainnya yang berhubungan dengan logo dan aplikasinya. Untuk itulah dibutuhkan pemahaman cukup agar logo yang telah dibuat tidak melenceng dari yang seharusnya dibutuhkan oleh perusahaan dan digunakan sesuai dengan ketentuan atau pakem yang telah dibuat sebelumnya.

Menurut Ahmad Royyan selaku manager perusahaan, perusahaan Eka Proma memang kurang memperhatikan pentingnya sebuah logo dalam sebuah perusahaan, logo dibuat hanya spontanitas untuk diletakkan pada kop surat sebagai pengganti kop yang hanya bertuliskan nama perusahaan dengan fontbiasa dan tidak didasarkan pada visi dan misi perusahaan yang telah dibuat. sehingga sangat perlu dilakukan perancangan logo sebagai identitas perusahaan agar terdapatnya ciri khas khusus yang dibuat sesuai dengan karakter perusahaan sehingga dapat dikenali dengan mudah oleh para konsumen sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan komponen sepatu sandal, Sepatu dan sandal berbahan PVC (wawancara tanggal 21 September 2013).

Sesuai dengan wawancara diatas bahwa perusahaan Eka Proma membutuhkan redesain logo perusahaan agar perusahaannya tersebut memiliki identitas atau karakter yang jelas sehingga mudah untuk dikenal dan semakin dikenal serta dapat membawa dampak positif khususnya meningkatkan kepercayaan perusahaan-perusahaan besar untuk mau bekerja sama dengan Eka Proma.

Menurut Rakhmat Supriyono (2010:103) perancangan Identitas korporat yang dilambangkan dalam sebuah logo, sangat dibutuhkan oleh perusahaan guna


(10)

mengenalkan identitas dan menyebarkan citra dari perusahaan tersebut. Dengan adanya logo maka perusahaan Eka Proma memiliki identitas yang jelas dan logo dapat ditampilkan secara benar serta dapat digunakan secara konsisten dalam segala jenis media yang akan digunakan sebagai penguat citra merek dari Eka proma itu sendiri untuk bisa semakin dikenal.

Identitas yang ditampilkan dengan konsisten akan memberi gambaran pada publik agar terlihat profesional. Dari situ diharapkan dapat meningkatkan citra merek dibenak masyarakat (Rustan, 2009:54). Eka Proma membutuhkan identitas yang sesuai untuk memperkuat citra sebagai perusahaan yang berfokus pada pembuatan komponen sepatu sandal, sepatu dan sandal dimata konsumennya. Dengan penciptaan identitas yang jelas maka diharapkanperusahaan Eka Proma dapat semakin mudah untuk mengembangkan bisnisnya khususnya dalam hal kerjasama atau partnership antar perusahaan karena adanya pencitraan yang kuat dalam diri Eka Proma sehingga dapat meyakinkan investor dan partner bisnisnya.

Menurut Veronica Napoles dalam buku Mendesain Logo milik Rustan(2009:66) mengatakan perusahaan itu bagaikan manusia. Mereka memiliki karakter pribadi, budaya dan prinsip-prinsip. Namun bagi banyak orang, mereka terlihat dingin(kaku) dan tidak berkepribadian. Tanpa tanda-tanda kehidupan. Identitas visual membantu membuat mereka lebih manusiawi, dengan memberinya ‘wajah’ dan kepribadian dalam bentuk sebuah logo.

Selain sebagai memperjelas karakter dari perusahaan dan untuk mendiferensiasi antara Eka Proma dengan perusahaan lain, terdapat beberapa pertimbangan dalam meredesain logo antara lain adalah adanyare-positioning


(11)

danorganisasi baru (Rustan, 2009: -8) dalam diri perusahaan. Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan Eka Proma memerlukan redesain logo karena adanya Re-positioning didalam diri perusahaan dan melakukan perancangan corporate identity sebagai bentuk pengaplikasian logo yang sudah dipakemkan. Logo yang sudah dipakemkan akan membawa perusahaan menjadi lebih dikenal oleh perusahaan-perusahaan yang belum mengenal potensi yang dimiliki oleh Eka Proma. Re-positioning atau dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai reposisi atau melakukan perubahan posisi dari posisi awal yang sudah ditentukan ke posisi yang akan ditetapkan kemudian yang dikarenakan adanya beberapa faktor yang mendukung. Re-positioning terjadi karena perusahaan Eka proma mengalami perubahan visi misi. Visi dan Misi yang dimiliki oleh Eka Proma menjadi berubah karena perusahaan ini memiliki keinginan untuk mengembangkan bisnisnya hingga mencapai skala nasional. Agar perusahaan dapat mencapai skala nasional maka Eka Proma harus menunjukkan potensinya dengan membangun brand image yang kuat kedalam sebuah perancangan corporate identity.

Konsep desain logo baru yang akan dibuat nantinya terdiri dari banyaknya sudut lancip yang terdapat pada logo, modifikasi huruf dari inisial perusahaan, serta adanya garis melingkar yang mengilustrasikan tingkat global atau menyeluruh mengingat visi dan misi perusahaan mereka yang ingin semakin dikenal dalam sektor skala nasional.Kemudian logo baru tersebut akan diterapkan juga pada semua media yang dipilih sebagai penguat citra merek dan konsistensi tetap terjaga. Logo yang telah didesain nantinya akan dilengkapi dengan warna


(12)

yang mewakili karakter perusahaan berdasarkan salah satu teori warna dari pendapat seorang pakar. Warna nantinya bukan hanya terdapat pada logo saja tetapi juga terdapat pada elemen grafis pada setiap media.

Dari konsep desain logobeserta penerapannya tersebut diharapkan nama Eka Proma menjadi lebih dikenal khususnya dimata perusahaan-perusahaan besar yang sejenis di seluruh Indonesia. Menurut Kotler dan Waldemar dalam buku Kotler Dengan adanya brand image yang kuat tersebut diharapkan kerjasama Eka Proma dengan perusahaan lain semakin meningkat. Karena brand yang kuat memberi perusahaan kredibilitas jauh lebih besar dibandingkan perusahaan yang tidak diketahui (Kotler, 2006:61).

Setelah itu barulah melewati beberapa tahapan untuk mendapatkan sebuah logo utama barulah merancang sebuah corporate identity. Menurut Rakhmat Supriyono (2010:103) perancangan corporate identity atau identitas perusahaan yang dilambangkan dalam sebuah logo, sangat dibutuhkan oleh perusahaan guna mengenalkan identitas dan menyebarkan citra dari perusahaan tersebut. Dengan adanya logo, maka konsumen terbantu mengenali perusahaan Eka Proma, sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan komponen sepatu sandal, sepatu dan sandal di Sidoarjo. Terciptanya logo sehingga menjadi citra merek yang kuat diperkuat dengan adanya perancangan salah satu elemen dari corporate identity yakni Graphic Standart Manual atau disingkat dengan GSM. GSM inilah yang membantu perusahaan memahami logo sepenuhnya serta tata cara penggunaan logo yang baik dan benar.


(13)

Semakin berkembangnya perusahaan Eka Proma maka semakin besar pula peluang yang dimiliki untuk mensejajarkan perusahan tersebut dengan perusahaan yang sejenis seperti perusahaan yang memproduksi sandal dengan merek Sky Way dan Walker. Adanya pesaing-pesaing tersebut, membuat Eka Proma berusaha lebih keras dalam mendapatkan perhatian dan kepercayaan konsumen. Kepercayaan konsumen terbangun karena adanya profesionalitas kerja dari dan kualitas produk dari perusahaan Eka Proma dalam menjalankan bisnisnya, Sehingga dibutuhkan adanya identitas dan pencitraan yang lebih kuat oleh perusahaan Eka Proma dimata konsumennya dengan melakukan redesain identitas perusahaan atau corporate identityyang lebih efektif dan sesuai dengan visi dan misi serta harapan dari Eka Proma kedepannya. Bukan hanya kepercayaan dari konsumen saja tetapi juga kepercayaan dari Investor dan partner bisnisnya.

Sebuah identitas perusahaan yang divisualkan dalam sebuah logo dirancang dengan seksama dan sesuai dengan watak yang dimiliki oleh perusahaan karena jika logo yang dibuat tidak sesuai, maka hal tersebut dapat memberi image buruk pula terhadap perusahaan.

Kotler dan Waldemar (2006:45) dalam bukunya Kotler B2B Brand Management menjelaskan bahwa sekarang ini hampir semua bisnis dihadapkan dengan tren kuat menuju penawaran pasar berbasis solusi kompleks. Solusi ini dapat mencakup seluruh kumpulan produk dan jasa berbeda. Karena kompleksitasnya, solusi cenderung tidak dapat menjelaskan dengan sendirinya. Oleh karena itu brand yang divisualkan dalam sebuah logo dapat menjadi alat yang sangat membantu dalam mengurangi keterlibatan kompleksitas dan


(14)

mengomunikasikan informasi yang relevan dan penting. Untuk itulah perancangan corporate identitydibutuhkan bagi perusahaan Eka Proma karena perancangan tersebut sebagai keperluan mengembangkan bisnis dari perusahaan pembuat komponen sepatu dan sandal ini kepada perusahaan lain, sehingga perusahaan Eka Proma dapat meyakinkan partner bisnisnya melalui identitas yang sudah dirancang.

Menurut Rustan (2009:54) menjelaskan bahwa untuk membuat identitas suatu perusahaan, dibutuhkan seperangkat atribut lainnya untuk menjaga konsistensi penerapan pada berbagai media, karena penerapan yang konsistensi dapat meningkatkan brand awareness seperti logo, tipografi, warna, packaging, seragam, signage, dan bangunan. Argenti (2010:78) pun juga mengatakan bahwa identitas sebuah perusahaan adalah manifestasi aktual dari realita perusahaan seperti yang disampaikan melalui nama perusahaan, logo, moto (tagline), produk, layanan, bangunan, alat-alat tulis, seragam, dan barang-barang bukti nyata yang diciptakan oleh organisasi atau perusahaan tersebut dan dikomunikasikan kepada beragam konstituen.

Untuk mengetahui efek dari perancangan sebuah logo perusahaan sebagai upaya meningkatkan loyalitas, dibutuhkan waktu yang tidak sedikit. Tetapi dari rancangan corporate identity tersebut diharapkan Brand Image dari Eka Proma sebagai perusahaan yang ahli dalam bidang pembuatan komponen sepatu dan sandal yang berfokus pada bahan PVC menjadi semakin kuat dan lebih dikenal sehingga mampu menimbulkan rasa percaya dari perusahan-perusahan yang baru untuk mengenal Eka Proma. Karena brand yang kuat memberi perusahaan


(15)

kredibilitas jauh lebih besar dibandingkan perusahaan yang tidak diketahui (Kotler, 2006:61).

Hal inilah yang menjadi acuan dalam pembuatan laporan tugas akhir yakni dengan proyek melakukan perancangan Corporate identity Eka Proma sebagai upaya meningkatkan kerjasama antar perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka permasalahan dalam perancangan ini adalah bagaimana meredesain logo dan merancangcorporate identityEkaPromasebagaiupaya meningkatkan kerjasama antar perusahaan.

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang dapat diambil dari rumusan masalah tersebut yaitu melakukan redesain hanya pada logo perusahaan Eka Proma, perancangan corporate identityyang kemudian logo tersebut diterapkan pada : surat jalan, stationary set, sarana promosi, dan seragam pegawai.

1.4 Tujuan Perancangan

Tujuan dari pembuatan laporan Tugas Akhir ini adalah :

1. Untuk meredesain logo dan merancangcorporate identityperusahaan manufaktur sepatu dan sandal EkaPromasebagai upaya meningkatkan kerjasama antar perusahaan.


(16)

2. Untuk membuat seperangkat stationary set dan seperangkat media lainnya sebagai media pengaplikasian logo yang sudah diredesain.

1.5 Manfaat Perancangan

Manfaat perancangan yang diperoleh dari pembuatan tugas akhir ini adalah : 1. Manfaat Teoritis

a. Hasil Laporan Tugas Akhir ini dapat menjadi referensi atau kajian teoritis khususnya dalam bidang perancangan corporate identity sebagai bahan keilmuan dan pengetahuan bagaimana sebuah rancangan dibuat dalam konteks business to business marketing untuk mahasiswa Desain Komunikasi Visual.

b. Hasil laporan Tugas Akhir ini dapat menjadi acuan bagi masyarakat khususnya dalam bidang desain komunikasi visual dalam hal perancangan corporate identity.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil laporan Tugas Akhir ini dapat menjadi acuan bagi Eka Proma untuk menstandartdisasi identitas yang telah dibuat untuk menjaga konsistensi identitas (logo) tersebut agar tetap tampil baik dan tidak salah dalam penempatannya pada berbagai media branding.

b. Hasil laporan Tugas Akhir ini dapat diaplikasikan pada perusahaan lain khususnya pada persoalan meningkatkan kerjasama antar perusahaan.


(17)

Bab ini menjelaskan penelitianterdahulu yang mengangkattentangmeredesain dan merancang Corporate Identity.

Kegunaandaripenelitianterdahuluadalahuntukmengidentifikasipenelitian dan hasilpenelitiansebelumnya

sertamembedakandenganpenelitianini.Selanjutnyadarihasilpenelitianterdahulubisa menjadireferensiuntukmenyelesaikanmasalah yang adadalam hal redesain dan perancangan identitas perusahaan, khususnyapentingnyasebuah perusahaan melakukan redesain logo dan merancang Corporate Identity sebagai upaya meningkatkan kerjasama antar perusahaanlain dengan perusahaan Eka Proma.

Olehkarenaitu, babinijugamenjelaskantentangbeberapa teori diantaranya perusahaan Eka Proma, Corporate Identity, logo, redesain logo,warna, tipografi,

dan Business to Business (B2B)yang

diharapkanmampumenjawabpermasalahansecarateoritis.

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitianterdahulumengenai Corporate Identity pernahdilakukanolehMadaHarindaPrimasatya(2012) yang mengangkatpermasalah

Corporate Identity darisebuahlembagalaboratoriumHidrodinamik di Indonesia denganjudulpenelitianPerancangan Corporate Identity Indonesian Hydrodinamic Laboratory (IHL).Penelitiantersebutdifokuskankepadaperancangan Corporate


(18)

Identity.Tujuanutamadalamperancangantersebutadalah agar IHL

inidapatdikenalluasolehperusahaan-perusahaan yang bergerakdalambidangperkapalanbaikdalamnegerimaupunluarnegeri.Perancangan

Corporate Identity dibutuhkansebagaiupayaatausalahsatucariuntukbersaingdandapatbertahandariperu

sahaanataupuntempat yang bergerakdalambidang yang sejenisagar tidakterlupakan.Melakukanperancangan Corporate Identity IHL inidiharapkandapatmembantumenunjukkankompetensi yang dimilikioleh IHL

sehinggamampumenambahkeunggulanbersaing di pasarindustrimaritimbaikskalalokalmaupuninternasional

(http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-18920-Paper-691123).

IHL merupakan Laboratorium Penelitian dan Pengembangan di bidang teknologi hidrodinamika dan kemaritiman di Indonesia, agar Perancangan Corporate Identitytepat dan sesuai dengan karakter dari IHL maka IHL dikemas dengan rancangan bentukan stilasi gelombang ombak yang memiliki sifat bentukan yang dinamis mengilustrasikan sebagai kapal yang sedang bergerak. Bentukan gelombang tersebut memberi makna bahwa IHL selalu bergerak dinamis dalam mengembangkan perusahaannya. Penggunaan tipografi yang tegas mencerminkan bahwa IHL merupakan perusahaan yang memiliki ketegasan dan kekuatan dalam industri Maritim khususnya di Indonesia.

Penelitian yang dilakukan saat ini adalah bagaimana meredesain logo dan merancang Corporate Identity Eka Proma sebagai upaya meningkatkan kerjasama antar perusahaan. Saat ini dibutuhkannya proses redesain logo dan perancangan


(19)

Corporate Identitybagi Eka Proma karena perusahaan ini masih belum memiliki identitas visual yang baku dan adanya jenis bidang baru dalam diri Eka Promasehingga dibutuhkannya logo baru yang sesuai, yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan dan meyakinkan para investor serta partner bisnis untuk menjalin kemitraan dengan Eka Proma.

Upaya untuk meningkatkan dan meyakinkan para investor serta partner bisnis adalah dengan dilakukannya redesain logo Eka Proma yang mampu mewakili karakter perusahaan, kemudian logo tersebut diperkuat dengan adanya perancangan Corporate Identity yang terkonsep dan baku dengan harapan agar perusahaan Eka Proma memiliki standardisasi identitasi visual serta penerapannya sehingga mampu menggambarkan atau menjadi sebuah brandingdan mampu menguatkan posisi Eka Promasebagai perusahaan yang ahli dalam bidang manufaktur komponen sepatu, sandal dan sepatu sandal.

Perbedaan tujuan penelitian saat ini dengan tujuan penelitian terdahulu ada pada tujuan perancangan, walaupun terdapat kesamaan dalam pemilihan tahap yakni akan dilakukannya redesain logo dan perancangan corporate Identity kemudian pemilihan jenis media sebagai pengaplikasiannya tetapi memiliki perbedaan pada tujuan dimana tujuan penelitian terdahulu melakukan redesain logo dan perancangan corporate Identity agar namanya lebih dikenal baik lokal maupun Internasional. Namun penelitian saat ini yang dilakukan bersifat lebih spesifik yakni dimana konsep desain logo dan perancangan corporate Identity nya lebih berfokus sebagai upaya meningkatkan kerjasama antar perusahaan yang


(20)

bersifat Business to Business (B2B) sebagai pertimbangan utama dan membuat final desain nantinya.

2.2 Perusahaan Eka Proma

Perusahaan Eka Proma merupakan perusahaan manufaktur sepatu sandal yang berlokasi di Dusun Mojokemantren Krian Sidoarjo Jawa Timur. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1990 dengan nama Proma yang berstatus home Industri dan masih berfokus pada pembuatan sepatu sandal seperti balet dan selop.

Pada tahun 1999 perusahaan Proma memulai mengembangkan produksinya dengan memproduksi bahan baku sepatu dan sandal seperti sol. Produk utama Proma dikembangkan dengan memproduksi bahan sepatu sandal yang lebih bervariasi lagi untuk dipasarkan pada awal tahun 2000. Dengan mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk, Proma berkembang menjadi salah satu perusahaan bahan baku sandal yang cukup besar di Sidoarjo. Pada tahun 2010 Proma mulai mengembangkan bisnisnya lebih luas lagi dengan memulai memproduksi sandal jadi bukan hanya bahan baku sandal saja seperti sebelumnya. Dengan adanya pengembangan bisnis yang meluas dan dengan status perusahaan yang awalnya home Industry yang akan berubah menjadi PT , maka perusahaan Proma memutuskan untuk merubah namanya menjadi Eka Proma. Sejalan dengan itu perusahaan Eka Proma juga melakukan perombakan susunan manajemen perusahaan yang lebih profesional dan tertata. Bukan hanya perombakan susunan manajemen perusahaan saja yang dilakukan oleh Eka Proma tetapi juga perubahan visi misi dan jangkauan penjualan dari barang yang diproduksi oleh Eka Proma dalam lingkup yang lebih luas.


(21)

2.3 Corporate Identity

Identitas Korporat menurut A. Argenti (2010:78) adalah manifestasi aktual dari realita perusahaan seperti yang disampaikan melalui nama perusahaan, logo, moto, produk, layanan, bangunan, alat-alat tulis, seragam, dan barang-barang bukti nyata yang diciptakan oleh organisasi tersebut dan dikomunikasikan kepada beragam konstituen. Konstituen kemudian membentuk persepsi berdasarkan pesan-pesan yang perusahaan tersebut kirimkan dalam bentuk nyata. Jika citra-citra ini dengan akurat mencerminkan realita perusahaan, program identitas tersebut berhasil. Jika persepsi berbeda sama sekali dari realita, maka strateginya tidak efektif dan pemahaman diri perusahaan itu membutuhkan modifikasi.

Menurut Balmer dalam (http://agesvisual.wordpress.com) Identitas perusahaan adalah “secara riil corporate identity dapat diwujudkan berupa kultur organisasi, perusahaan atau kepribadian dari organisasi, perusahaan tersebut agar masyarakat mengetahui, mengenal, merasakan dan memahami filosofi-filosofi perusahaan, organisasi tersebut”.

Corporate Identity atau identitas korporat itu terdiri dari tiga bagian, diantaranya :

1. Corporate Visual Identity,yaitu : logo, bangunan, seragam kerja, sarana angkut, perlengkapan kerja(stationary office), media pendukung promosi seperti merchandise, dan lain sebagainya.


(22)

informasi.

3. Corporate Behavior, yaitu : nilai-nilai internal, norma-norma, etika dalam bekerja, dan pelayanan.

2.4 Logo

Menurut Rustan (2009:13) dalam buku mendesain logo-nya mengatakan jika Logo adalah penyingkatan dari logotype dimana pengertian logotype adalah dari bahasa Yunani logos yang berarti kata, pikiran, pembicaraan, akal budi. Pertama kali istilah logotype muncul pada tahun 1810 – 1840 diartikan sebagai tulisan nama entitas(objek sebenarnya yang dimaksudkan) yang didesain secara khusus dengan menggunakan teknik lettering atau memakai jenis huruf tertentu. Pada perkembangannya orang membuatnya makin unik atau berbeda satu sama lain yang kemudian mereka mengolah huruf itu, menambahkan elemen gambar, bahkan tulisan dan gambar berbaur menjadi satu.

Istilah Logo baru muncul tahun 1937 dan kini istilah logo lebih populer daripada logotype. Logo bisa menggunakan elemen apa saja seperti tulisan, logogram, ilustrasi, gambar, dan lainnya. Banyak juga yang mengatakan logo adalah elemen gambar atau simbol pada identitas visual.

Mengutip ‘Design Dictionary’ dari Board Of Internasional Research in Design (BIRD): “logo biasanya mengandung teks, gambar, atau kombinasi keduanya”. Dalam salah satu artikelnya mengatakan, logo adalah sebuah simbol atau gambar pengidentifikasian perusahaan tanpa kehadiran nama perusahaan. Logotype adalah cara khusus menuliskan nama perusahaan.


(23)

2.5 Redesain Logo

Kata redesign diadopsi dari bahasa Inggris redesign yang terdiri dari dua unsur, yaitu re yang berarti mengulang atau kembali dan design yang berarti merencanakan atau membentuk. Jadi kata ‘redesign’ berarti merencanakan kembali atau membentuk ulang sesuatu yang sudah ada.

“Redesign is a plan for making changes to the structure and functions of an artifact, building or system so as to better serve the purpose of the original design, or to serve purposes different from those set forth in the original design”.

Redesign adalah suatu perencanaan untuk melakukan perubahan pada struktur dan fungsi suatu benda, bangunan atau suatu sistem dengan tujuan untuk menghasilkan manfaat yang lebih baik dari desain semula, atau untuk menghasilkan fungsi yang berbeda dari desain semula (http://en.wiktionary.org/wiki/redesign diakses pada tanggal 08 Oktober 2013 ).

Biasanya redesain dilakukan jika hasil sebuah rancangan atau desain dirasa kurang fokus atau memiliki kecenderungan bermakna ganda. Diharapkan setelah melakukan redesain dapat menghasilkan pemaknaan yang baik pada obyek yang telah diredesain.


(24)

2.6 Warna

Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna (berwarna putih). Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang cahaya tersebut. Sebagai contoh warna biru memiliki panjang gelombang 460 nanometer. Panjang gelombang warna yang masih bisa ditangkap mata manusia berkisar antara 380-780 nanometer (file.upi.edu).

Dalam peralatan optis, warna bisa pula berarti interpretasi otak terhadap campuran tiga warna primer cahaya: merah, hijau, biru yang digabungkan dalam komposisi tertentu. Misalnya pencampuran 100% merah, 0% hijau, dan 100% biru akan menghasilkan interpretasi warna magenta.

Dalam seni rupa, warna bisa berarti pantulan tertentu dari cahaya yang dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat di permukaan benda. Misalnya pencampuran pigmen magenta dan cyan dengan proporsi tepat dan disinari cahaya putih sempurna akan menghasilkan sensasi mirip warna merah.

Setiap warna mampu memberikan kesan dan identitas tertentu sesuai kondisi sosial pengamatnya. Misalnya warna putih akan memberi kesan suci dan dingin di daerah Barat karena berasosiasi dengan salju. Sementara di kebanyakan negara Timur warna putih memberi kesan kematian dan sangat menakutkan karena berasosiasi dengan kain kafan (meskipun secara teoritis sebenarnya putih bukanlah warna).


(25)

Di dalam ilmu warna, hitam dianggap sebagai ketidakhadiran seluruh jenis gelombang warna. Sementara putih dianggap sebagai representasi kehadiran seluruh gelombang warna dengan proporsi seimbang. Secara ilmiah, keduanya bukanlah warna, meskipun bisa dihadirkan dalam bentuk pigmen.

Warna sebagai suatu kesan yang ditimbulkan oleh cahaya terhadap mata. Tiap – tiap warna dihasilkan dari reaksi cahaya putih yang kena (mengenai) suatu permukaan, dan permukaan tersebut memantulkan sebagian dari spektrum. Bagian dari spektrum yang dipantulkan inilah yang disebut sebagai warna dari permukaan yang terkena cahaya tersebut. Terjadinya warna disebabkan oleh vibrasi cahaya putih. Misalnya benda warna merah, kelihatan merah karena permukaannya berkapasitas menyerap semua komponen dari spektrum–spektrum warna kecuali gelombang panjang warna merah.

Sebenarnya benda tidak memiliki warna tersendiri, cahayalah yang menimbulkan warna tersebut. Permukaan merah memunculkan warna merah, ini disebabkan karena ia menyerap semua gelombang panjang kecuali gelombang panjang merah. Permukaan hitam sama sekali tidak memantulkan cahaya kepadanya, ia menyerap semua gelombang panjang. Kita bisa melihat permukaan hitam karena ia kontras dengan sekelilingnya. Permukaan putih memantulkan semua gelombang panjang, ia adalah intensitas yang maksimum (file.upi.edu).

Sistem paling sederhana untuk mengetahui hubungan warna–warna adalah pada susunan warna–warna dasar dalam bentuk lingkaran warna, yang terdiri dari enam jenis yaitu merah, kuning, biru, orange, hijau, dan violet.Warna merah, kuning dan biru merupakan warna pokok atau warna primer.


(26)

Warna orange, hijau dan violet, bisa diperoleh dengan mencampur di antaranya ketiga warna dasar tadi, hasilnya dinamakan warna sekunder. Pencampuran antara warna primer dengan warna sekunder akan mendapatkan warna tersier, yaitu kuning orange, orange merah, merah violet, kuning hijau, biru hijau dan biru violet.

Menurut Prang dalam file.upi.edu mengelompokkan warna menjadi lima golongan yaitu :

1. Warna primer

Warna primer terdiri dari merah, biru, kuning. Disebut primer karena warna ini merupakan unsur dalam penggunaan pigmen. Ketiga warna dalam pigmen ini tidak dapat diperoleh dari pencampuran warna lain. Berdasarkan pengertian tersebut warna hitam, putih, emas, dan perak termasuk ke dalam deretan warna pokok. Namun, karena warna hitam, putih, emas, dan perak tidak menampakkan kroma tertentu, warna-warna tersebut dianggap bukan warna.

2. Warna sekunder

Warna sekunder diperoleh dari percampuran dua warna primer dalam jumlah yang sama. Warna-warna tersebut adalah :

Jingga (Merah + Kuning), Hijau (Kuning + Biru) dan Ungu (Biru +Merah).


(27)

3. Warna antara (intermediate)

Warna antara meliputi Kuning Hijau, Biru Hijau, Biru Ungu, Merah Ungu, Merah Jingga dan Kuning Jingga. Di antara warna-warna tersebut masih

dapat dihasilkan sejumlah warna lainnya. Warna antara diperoleh dari percampuran warna primer dengan sekunder yang berdekatan dalam perbandingan yang sama.

4. Warna tersier

Warna tertier diperoleh dari percampuran warna-warna sekunder dalam jumlah yang sama, yaitu :

Tertier Kuning (Hijau + Jingga), Tertier Biru (Ungu + Hijau) Dan Tertier Merah (Jingga + Ungu).

5. Warna kuarter

Percampuran dua warna Tertier dalam jumlah yang sama akan menghasilkan warna kuarter, warna kuarter terdiri dari :

Kuarter Hijau : campuran antara Tertier Biru + Tertier Kuning Kuarter Ungu : campuran antara Tertier Biru + Tertier Merah Kuarter Jingga : campuran Tertier Merah + Tertier Kuning

Warna-warna dari golongan Kuarter ini pada umumnya bersifat menetralkan, terutama pada pengkombinasian warna, karena warna ini merupakan campuran dari berbagai macam warna.


(28)

Warna panas dan warna dingin, Semua warna masing–masing memiliki temperatur sehingga dapat menimbulkan sensasi visual (penglihatan) akan perasaan panas dan dingin. Kualifikasi temperatur warna dapat dilihat pada lingkaran warna. Warna kuning, orange, kuning orange, orange merah, merah dan merah violet termasuk warna panas. Warna kuning hijau, hijau, hijau biru,biru, biru violet dan violet termasuk warna dingin. Warna merah, merah orange dan orange merupakan warna–warna yang paling panas sedang warna biru, hijau biru dan hijau adalah warna–warna yang paling dingin. Warna hijau dan warna violet bersifat antara warna panas dengan warna dingin, karena apabila hijau berubah menjadi hijau kekuningan–kuningan, warna tersebut akan menjadi warna panas, dan akan menjadi dingin jika berubah menjadi kebiru–biruan, demikian pula warna violet akan menjadi panas bila berubah menjadi warna violet kemerah– merahan dan menjadi warna dingin bila berubah menjadi biru violet.

Warna panas memberikan rasa gembira dan menggugah, sedangkan warna dingin memberikan rasa kalem dan tenang. Warna panas membuat suatu obyek kelihatan lebih besar, lebih dekat dan memberikan rasa kehangatan. Warna dingin mempunyai sifat tenggelam sehingga tampak lebih kecil, jauh dan memberi kesan tentram(file.upi.edu).

Pengaruh warna terhadap manusia. Secara mendasar setiap warna memberikan efek psikologis tertentu bagi manusia secara mental dan emosional. Pandangan segi psikologis terhadap warna diantaranya adalah orang yang Extrovert lebih banyak terpengaruhi oleh warna daripada bentuk. Iapun cenderung memilih warna-warna yang panas, terang, cerah, ceria, dan cemerlang. Sebaliknya


(29)

orang yang Introvert lebih terpengaruh oleh bentuk daripada warna, dan golongan warna yang digandrunginya adalah warna-wrana dingin dan nada-nada yang kelam (file.upi.edu).

2.7 Tipografi

Pengertian tipografi menurut Surianto Rustan (2009 : 78-79) “ Tipografi terdiri dari dua macam yaitu tipografi dalam logo (letter marks), dan tipografi yang digunkan untuk mengaplikasikan logo (corporate typeface / corporate typography). Fungsi-fungsi tipografi pada umumnya yaitu penyampaian informasi yang harus nyaman dibaca dengan segala kriteria-kriterianya.

”Tipografi adalah desain yang menggunakan pengaturan huruf sebagai elemen utamanya. Dalam pemilihan atau penciptaan jenis huruf tidak hanya didasari oleh selera atau kesukaan semata, karena masing-masing jenis huruf mencerminkan identitas, sifat ataupun kepribadian dari entitas atau institusi itu sendiri.


(30)

2.8 Teknik promosi

Menurut Rosadi (2004) terdapat empat teknik promosi yang biasa dipergunakan untuk melakukan promosi pariwisata, yaitu advertising, sales promotion, personal selling, dan public relation. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Advertising

Advertising atau yang sering juga kita kenal dengan istilah ‘periklanan’ merupakan salah satu bentuk dari komunikasi impersonal (impersonal communication) yang digunakan oleh perusahaan baik perusahaan barang maupun jasa.

Peranan periklanan dalam pemasaran jasa adalah untuk membangun kesadaran (awarenes) calon pembeli terhadap jasa yang ditawarkan, untuk menambah pengetahuan konsumen tentang jasa yang ditawarkan, membujuk calon pembeli agar mau membeli, mau menggunakan jasa tersebut, dan untuk membedakan pelayanan dari perusahan satu dengan perusahaan lain (diferentiate the service).

Setiap kegiatan promosi membutuhkan media dalam penyampaiannya. Media yang sering digunakan untuk promosi pariwisata adalah media cetak dan elektronik. Media cetak misalnya surat kabar dan majalah, sedangkan media elektronik misalnya televisi, radio dan lain sebagainya.


(31)

2. Sales Promotion

Sales promotion adalah kegiatan-kegiatan pemasaran selain periklanan yang mendorong efektifitas pembelian konsumen dan pedagang perantara dengan menggunakan alat-alat promosi. Alat-alat promosi yang sering digunakan dalam kegiatan ini antara lain brosur, pameran, dan demonstrasi.

3. Personal Selling

Personal selling atau sering disebut penjualan tatap muka merupakan aktifitas komunikasi antar produsen yang diwakili oleh tenaga penjual, dengan konsumen potensial, yang melibatkan pikiran dan emosi, serta berhadapan langsung dengan pembeli.

4. Public Relations

Kata “masyarakat” dalam hubungan masyarakat berarti, setiap individu, kelompok, organisasi dan lain sebagainya, yang mempunyai potensi untuk mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pengusaha produk pariwisata.

Sedangkan kata “hubungan” berarti menciptakan atau membuka komunikasi dua arah yang saling menguntungkan, termasuk hubungan pertukaran dalam pemasaran produk pariwisata. Oleh karena itu, hubungan masyarakat bertanggung jawab untuk menentukan dan mempertahankan komunikasi dua arah secara terbuka dengan semua lapisan masyarakat serta menciptakan opini masyarakat yang baik tentang produk pariwisata yang ditawarkan. Hubungan masyarakat dapat didefinisikan sebagai sejumlah informasi tentang produk barang dan jasa, organisasi maupun perorangan yang disebarluaskan ke masyarakat melalui media massa tanpa pengawasan dari sponsor.


(32)

Sifat-sifat yang dimiliki teknik promosi dengan menggunakan teknik public relation ini sangat mendukung terhadap beberapa tugas pemasaran, antara lain:

a. Membangun image (citra) perusahaan. b. Mendukung aktifitas komunikasi lainnya. c. Mengatasi permasalahan dan isu yang ada. d. Memperkuat positioning perusahaan. e. Mempengaruhi publik yang spesifik.

f. Mengadakan launching untuk produk atau jasa baru.

Selain tugas-tugas teknik promosi dengan menggunakan teknik public relation di atas, teknik public relation juga mempunyai beberapa program yang dijalankan. Program public relation antara lain adalah:

a. Publikasi

b. Event (Exhibitions atau pameran) c. Hubungan dengan investor

2.9 Branding dalam ranah Business to Business(B2B)

Menurut Scott Bedburry penulis buku A New Brand Worlddalam buku B2B Brand Management milik Kotler (2006:38-49) merumuskan bahwa :

“Branding itu tentang membawa sesuatu yang biasa dan meningkatkannya dengan cara-cara yang membuatnya menjadi lebih berharga dan bernilai.”

Branding bukanlah tentang mengubah orang menjadi pengambil keputusan yang tidak rasional ini merupakan alat bantu yang efektif dan memaksa untuk


(33)

mengomunikasikan manfaat dan nilai yang dapat diberikan produk dan jasa. Branding dibutuhkan bukan hanya bagi perusahaan yang berbasis Business to Costumer(B2C) saja tetapi pada B2B juga sangat dibutuhkan.

Ada berbagai kekuatan besar yang membuat pembangunan brand B2B menjadi faktor krusial. Beberapa faktor tersebut dintaranya perkembangan produk dan jasa yang serupa, kompleksitas yang semakin tinggi, dan tekanan harga yang sangat besar. Dihadapkan pada tiga faktor utama yang memperkuat pentingnya brand di lingkungan B2B, menjadi sangat jelas bahwa brand adalah solusi terbaik untuk bisnis.

Brand adalah alat bantu efektif dan memaksa untuk mendifensiasi penawaran dari pesaing yang ada. Brand membantu bisnis mengatasi perkembangan cepat produk dan jasa yang serupa. Ketiak produk atau jasa dapat ditiru dengan mudah, maka tidak demikian dengan Brand. Terkadang Brand dapat menjadi pembeda satu-satunya dalam lingkungan yang sangat kompleks. Brand adalah satu hal yang dapat menerobos kekacauan dan membuat perusahaan dikenal dan didengar oleh customer. Makin tingginya resiko terlibat dalam dunia yang makin kompleks sekarang ini dapat diatasi dengan membangun brand yang kuat dan dapat dipercaya. Brand mengurangi risiko karena Brand membawa gambaran tertentu produk, jasa dan perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan peranan Brand dalam B2B adalah sebagai berikut :

1. Sebagai diferensiasi

2. Dapat menjamin masa depan bisnis yang aman 3. Menciptakan kesetiaan brand


(34)

4. Mendiferensiasikan usaha pemasaran 5. Dapat menciptakan preferensi

6. Menetapkan harga premuim 7. Dapat meningkatkan citra brand 8. Terjadinya peningkatan penjualan


(35)

3.1 Metodologi Penelitian

Perancanganinimenggunakanmetodologipenelitiankualitatifsebagaiprosedur penelitian.Hal

inikarenapenelitianinimembutuhkaninformasilebihmendalamtentang perusahaan manufaktur sepatu sandal, sepatu dan sandal milik Eka Proma.

Berdasarkanhasilpengumpulan data baikliteraturmaupunpengambilan data secaralangsung di lapangan, selanjutnya data-data untukmelakukan redesain dan merancangCorporate Identitybranding baikitudalamhalpemilihanjenis media, unsur-unsur visual desaindianalisisberdasarkanmetodekualitatifdandiperolehnya sebuahkesimpulan.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknikpengumpulan data dilakukandengancarawawancara, observasi, dokumentasidanstudipustaka. Dalam hal ini teknik pengumpulan data melalui data penelitian komunikasi kualitatif yang pada umumnya berupa informasi kategori substansif yang sulit dinumerasikan. Secara garis besar data dalam penelitian komunikasi kualitatif dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis:

1. Data yang diperoleh dari interview 2. Data yang diperoleh dari observasi


(36)

3. Data yang berupa dokumen, teks, atau karya seni yang kemudian dinarasikan (dikonversikan ke dalam bentuk narasi).

Transkrip dari hasil interview atau percakapan dengan subjek, catatan lapangan yang dibuat ketika observasi, catatan berkenaan dengan shot adegan dalam film atau mungkin diorama sebuah candi, dokumen-dokumen organisasi atau bentuk-bentuk perkumpulan, semuanya adalah data. Berkenaan dengan upaya pengumpulan data, terdapat setidaknya dua hal yang sangat menentukan kualitas dari data, yakni teknik pengumpulan data dan alat (instrument) yang digunakan (Sugiyono, 2005: 59).

1. Wawancara

Interview (wawancara) merupakan alat pengumpulan data yang sangat penting dalam penelitian kualitatif yang melibatkan manusia sebagai subjek (pelaku, aktor) sehubungan dengan realitas atau gejala yang dipilih untuk diteliti. Dalam penelitian kualitatif dikenal setidaknya ada tiga jenis wawancara: (a) Wawancara percakapan, (b) wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara, dan (c) wawancara dengan menggunakan open-ended standard (Pawito, 2007: 132).

Dalam melakukan redesain logo dan perancangan, wawancara dilakukan oleh peneliti kepada anak dari pemilik perusahaan Eka Proma yang berkedudukan sebagai manager di perusahaan tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengetahui karakter perusahan yang dilihat dari sejarah perusahaan sampai dengan sejauh mana cara pengelolaan perusahaan Eka Proma yang mengalami


(37)

perkembangan pesat sampai saat ini yang berfokus kepada kerjasama antar perusahaan.

2. Observasi

Didalam buku Penelitian Komunikasi Kualitatif milik Pawito (2007: 111) mengatakan bahwa penelitian dengan metode pengamatan atau observasi (observation research) biasanya dilakukan untuk melacak secara sistematis dan langsung gejala-gejala komunikasi terkait dengan persoalan-persoalan sosial, politis, dan kultural masyarakat. Disini, kata “langsung” memiliki pengertian bahwa peneliti hadir dan mengamati kejadian-kejadian di lokasi. Untuk penelitian ini, proses observasi dilakukan dengan cara melakukan survey dengan mengamati lokasi Perusahaan Eka Proma di Krian Sidoarjo. Observasi penting untuk dilakukan karena dalam proses observasi tersebut dapat melihat lebih dalam tentang karakteristik dari perusahaan Eka Proma dalam proses meningkatkan kerjasama antar perusahaan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi ini dilakukan dengan cara mendokumentasikan produk yang diproduksi oleh perusahaan Eka Proma dalam hal ini adalah beberapa macam jenis komponen sepatu yang diproduksi baik berupa foto, arsip, dan seluruh gambar objek yang diteliti serta seluruh bahan tertulis yang berhubungan dengan permasalahan redesain logo dan perancangan Corpoorate Identity yang nantinya akan dicatat.Dokumentasi ini penting sebagai bahan untuk memahami lebih dalam mengenai data yang diteliti.


(38)

4. StudiPustaka

Studikepustakaandilakukandengancaramencarireferensidalampustaka yang berkaitandenganobjekpenelitian. Studipustakainipentinguntukmendukung data penelitian yang akandiimplementasikan dalam proses redesain logo dan perancangan corporate identity.

Untuk mendukung proses redesain logo dan perancangan corporate identity perusahaan Eka Proma, maka dilakukannya studi pustaka melalui penelitian terdahulu dan konsep-konsep yang mendukung perancangan corporate identity.

3.3 Teknik Analisis Data

Teknikanalisis data didalampenelitianinimenggunakan model Miles dan Huberman dengan menggunakan teknik analisis yang disebut Interactive model. Menurut Pawito(2007: 104-106), teknik analisis ini terdiri dari tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan serta pengujian kesimpulan. Dalam reduksi data bukan asal membuang data yang tidak dilakukan, melainkan merupakan upaya yang dilakukan oleh peneliti selama analisis data dilakukan dan merupakan langkah yang tidak lepas dari analisis data.

Menurut Miles dan Huberman dalam buku Pawito(2007: 104-106) langkah reduksi data melibatkan beberapa tahap. Tahap pertama adalah melibatkan langkah-langkah editing, pengelompokan, dan meringkas data. Pada tahap kedua, menyusun beberapa kode dan catatan mengenai berbagai hal yang berkenaan dengan aktivitas serta proses-prosesnya sehingga dapat menemukan beberapa


(39)

tema, kelompok-kelompok, dan pola-pola data sebagai bahan perancangan corporate identity dari perusahaan Eka Proma.

Kemudian pada tahap ketigaadalah penyusunan rancangan konsep-konsep serta adanya penjelasan yang berhubungan dengan tema ataupun dari data-data yang telah ditemukan. Setelah data yang ditemukan disusun dan direduksi barulah sampai kepada penyajian data. Data yang disajikan berupa kelompok-kelompok data yang dianggap penting kemudian dikaitkan dengan beberapa teori dan Setelah penyusunan selesai dilakukan maka, tahap selanjutnya ialah penarikan dan pengujian kesimpulan. Simpulan dilakukan untuk mencari penjelasan dari beberapa data yang telah dianalisis yang nantinya digunakan sebagai dasar dalam membuat rancangan corporate identitydari perusahaan Eka Proma sesuai dengan konsep tertentu.

3.4 Hasil dan Analisis Data

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan di Perusahaan manufaktur sepatu, sandal, dan sepatu sandal pada tanggal 21 September 2013 kepada bapak Ahmad Royyan selaku anak dari pemilik perusahaan yang sekaligus menjadi manager dan pengelola dari perusahaan Eka Proma bahwa perusahaan Eka Proma merupakan perusahaan yang berawal dari sebuah perusahaan keluarga yang bertaraf kecil dengan nama Proma yang mengalami perkembangan cukup pesat hingga menjadi perusahaan dengan puluhan karyawan. Kemudian pada tahun 2000 dengan perkembangan yang semakin pesat Proma memutuskan untuk merubah nama mereka menjadi Eka


(40)

Proma menjadi perusahaan yang berfokus kepada tipe pemasaran produk industri atau yang dikenal dengan sebutan Business To Business (B2B). Dengan latar belakang metode pemasaran B2B pada perusahaan Eka Proma, maka proses penjualan jasanya menekankan pada penjualan secara personal atau Personal Selling.

Personal Sellingmerupakan metode promosi yang dilakukan pada ranah pemasaran produk industriatau B2B dimana hanya melibatkan pihak-pihak tertentu dengan proses negosiasi yang terjadi secara profesional antara perusahaan satu dengan yang lain dan biasanya terjadi dalam beberapa bulan sehingga dalam proses tersebut perusahaan mampu memperoleh kontrak penjualan yang saling menguntungkan. Proses negosiasi dalam B2B itulah banyak disebut dengan istilah Tender (Subroto, 2011:6).

Proses Tender terjadi dalam beberapa tahap diantaranya akan dikaji legalitas perusahaan dengan adanya evaluasi administratif, persyaratan perusahaan secara teknis untuk mengikuti tender sampai dengan tahap evaluasi harga yang ditawarkan (Subroto, 2011:6) Dengan adanya proses tender tersebut memungkinkan perusahaan Eka Proma menjadi lebih dikenal selain menggunakan media promosi yang digunakan oleh perusahaan yang berbasis B2B.

Media Promosi untuk perusahaan berbasis pemasaran produk industri atau B2B berbeda dengan pemasaran konsumsi atau B2C dimana kegiatan promosinya dilakukan pada acara eksibisi, pameran dagang, dan juga dilakukandengan penyelenggaraan seminar teknik dengan menggunakan jenis media promosi tertentu seperti dengan menggunakan iklan dalam jurnal profesi, majalah bisnis,


(41)

surat, flyer, atau katalog. Dalam sebuah proses promosi para investor atau perusahaan-perusahaan yang akan memilih perusahaan tertentu untuk menjadi partner bisnisnya biasanya melihat dari karakteristik perusahaan yang menonjol dan terancang rapi melalui identitas yang jelas dan menarik. Untuk itu agar proses promosi dapat maksimal, maka perusahaan Eka Proma membutuhkan perancangan identitas melalui redesain logo dan perancangan corporate identity sesuai dengan karakter perusahaan agar terlihat menonjol dan profesional sehingga mendapatkan posisi sebagai perusahaan pembuat komponen sepatu, sandal, dan sepatu sandal dimata perusahaan-perusahaan yang memiliki jenis usaha dalam bidang manufaktur sepatu, sandal maupun sepatu sandal.

Metode personal selling yang dilakukan oleh perusahaan Eka Proma sudah cukup bagus bahkan dari metode tersebut membuat perusahaan Eka Proma mendapatkan pemesanan hingga sampai luar pulau Jawa seperti Sulawesi dan Sumatera. Jumlah pesanan pun tidak sedikit yakni mencapai beberapa ton sak dalam sekali pemesanan. Perusahaan Eka Proma juga melayani permintaan dalam jumlah yang sedikit seperti memasok komponen sepatu dan sandal yang telah diproduksi ke berbagai Industri perumahan atau home industry di area sekitar Krian, Sidoarjo dan sekitarnya.

Selain untuk mengetahui metode seperti apa yang digunakan oleh perusahaan Eka Proma dari observasi dan wawancara yang telah dilakukan pada tanggal 21 September 2013 lalu menegaskan bahwa tidak adanya standart identitas yang jelas serta tidak adanya corporate identity yang baku sehingga perusahaan Eka Proma akan mengalami kesulitan dalam hal menempatkan


(42)

posisinya sebagai perusahaan yang ahli dalam bidang pembuatan komponen sepatu, sandal dan sepatu sandal dikalangan para pengusaha yang bergerak dalam bidang pembuatan sepatu. Karena pada dasarnya pentingnya sebuah identitas dalam sebuah perusahaan berbasis B2B menurut Kotler dan Waldemar (2006:38) adalah dengan adanya identitas yang jelas dalam perusahaan maka akan dapat mengurangi resiko ketidakpercayaan dari para investor dan partner bisnisnya untuk melakukan proses kerjasama dengan sebuah perusahaan, disamping itu dengan adanya identitas yang baku dan jelas dapat membuat sebuah perusahaan dapat menempatkan diri dan mendapatkan posisi yang kompetitif yang baik dalam pasar bisnis dalam hal ini adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur sepatu, sandal, dan sepatu sandal. Berikut merupakan segmentasi, targeting, dan positioning dari Eka Proma:

1. Segmentasi Perusahaan

Dalammempromosikan potensi dari perusahaannya maka Eka Proma memiliki target audience(dalam hal ini sesama perusahaan) yang ditujuadalah:

a. Demografis

Statusperusahaan : Perseroan Terbatas (P.T) Metode pemasaran : Business to Business (B2B) Jenis perusahaan : Manufaktur sepatu dan sandal


(43)

b. Geografis

Wilayah : Indonesia Ukurankota : Kota besar

Iklim : Tropis dan Sub-tropis 2. Targeting Kompetitor

Perusahaan Eka Proma memiliki target yaitu seluruh perusahaan besar yang bergerak dalam bidang industri sepatu dan sandal di seluruh Indonesia untuk bisa menjadikan Eka Proma sebagai partner bisnis atau rekanan. Sehingga menjadi perusahaan berskala nasional yang terpercaya. Namun tidak menutup kemungkinan bagi beberapa perusahaan industri atau usaha kecil menengah yang ingin bekerjasama dengan Eka Proma. 3. Positioning Kompetitor

Perusahaan Eka Proma menempatkan diri yakni sebagai perusahaan manufaktur satu-satunya yang memproduksi komponen sepatu dan sandal berbahan PVC(tidak menerima pesanan dengan bahan selain PVC).

4. Keunggulan Eka Proma

Perusahan Eka Proma merupakan perusahaan pembuat komponen sepatu dan sandal yang berdiri sudah lebih dari 10 Tahun. Pengalamannya dalam mengolah dan memproduksi komponen berbahan PVC menjadikan perusahaan ini ahli dan tidak diragukan lagi hasilnya.

Perusahaan yang dahulunya hanya memproduksi komponen sepatu dan sandal bertaraf kecil kini menjadi berkembang pesat dengan adanya pesanan yang mencapai hampir seluruh pelosok Indonesia.


(44)

Komitmenuntuk tetap mempertahankan kualitas membawa Eka Proma berkembang menjadi salah satu perusahaan yang ahli dalam bidang pembuatan komponen sandal yang cukup besar

5. Peluang dan Tantangan dari Brand Eka Proma

Peluang dari perusahaan Eka Proma adalah belum adanya perusahaan manufaktur sepatu dan sandal yang berfokus pada pembuatan komponen sepatu dan sandal berbahan PVC khususnya di Indonesia. Cuaca yang tidak menentu yang dimiliki oleh Indonesia seperti hujan yang tiada henti membuat sepatu dan sandal berbahan PVC menjadi semakin diminati karena tahan lama dan tidak mudah rusak. Dengan hasil yang terpercaya dan berpengalaman serta pengaruh dari perancangan ulang logo yang tepat mengantarkan Eka Proma sebagai perusahaan yang memiliki brand image yang kuat sebagai perusahaan yang ahli dalam bidang pembuatan komponen sepatu dan sandal PVC dan bisa meyakinkan para partner bisnis untuk bekerjasama.

Akan tetapi yang menjadi ancaman dari Eka Proma yaitu akan banyak munculnya perusahaan serupa dan lebih handal serta terjamin membuat Eka Proma harus berusaha keras untuk mengelola brand Imagennya untuk bisa menunjukkan potensinya dalam hal pembuatan komponen sepatu dan sandal PVC.


(45)

6. Perkembangan Eka Proma

Sejak berganti nama menjadi Eka Proma pada tahun 2010, Eka Proma terus mengalami perkembangan baik dari segi kualitas produk maupun pelayanan. Berikut perkembangan Eka Proma dilihat dari visi misi perusahaan dan produk :

Tahun 2010 Nama Eka Proma Produk yang ditawarkan Komponen sepatu dan sandal PVC

Visi

Menjadi perusahaan pembuat komponen sepatu dan sandal PVC yang dapat menyediakan produk yang berkualitas dan bervariasi dengan harga

yang kompetitif Misi

Memproduksi komponen sepatu dan sandal PVC dengan mengutamakan kualitas produk mulai dari pemilihan bahan baku sampai hasil akhir.

Tahun 2010-2014 Nama Eka Proma Produk yang ditawarkan

Komponen sepatu dan sandal PVC, bentuk jadi sepatu dan sandal PVC, bentuk jadi sepatu flat wanita, komponen berbahan PVC

Visi

Menjadi perusahaan yang ahli dalam pembuatan komponen PVC juga memproduksi komponen sepatu dan sandal berbahan PVC yang dapat menyediakan produk yang berkualitas dan bervariasi dengan harga yang

kompetitif. Misi

Menjadi perusahaan manufaktur komponen PVC juga memproduksi sepatu dan sandal berbahan PVC dengan mengutamakan kualitas produk


(46)

3.5 Analisis kompetitor

Study kompetitor ini menjelaskan mengenai kemiripan metode pemasaran dalam sebuah perusahaan barang dan jasa. Untuk kompetitor dengan permasalahan pentingnya sebuah logo bagi perusahaan B2B seperti yang dialami oleh Eka Proma maka dipilihlah perusahaan Federal Express. Kompetitior tersebut memiliki metode pemasaran yang sama dalam mengembangkan bisnisnya dengan konsep yang hampir sama dimana sebuah brand dalam sebuah logo berperan sangat penting untuk memosisikan bisnis menjadi lebih baik. Dalam Kasus ini Federal Express mengubah logonya yang berarti adanya perluasan penawaran perusahaan kepada pasar.

Analisis kompetitor mengacu pada pesaing Eka proma dalam hal keberhasilan perusahaan dalam meredesain logo dan perancangan corporate identity dalam pengembangan bisnisnya. Perusahaan yang berhasil adalah Federal Express atau saat ini dikenal dengan FedEx.

1. SegmentasiKompetitor

Dalammempromosikan potensi dari perusahaannya maka FedEx target audience(dalam hal ini sesama perusahaan) yang ditujuadalah:

a. Demografis

Statusperusahaan :Perseroan Terbatas (P.T) Metode pemasaran : Business to Business (B2B) Jenis perusahaan : Cargo


(47)

b. Geografis

Wilayah : Amerika Serikat Ukurankota : Kota besar

Iklim : semi, kemarau, gugur, dan salju

2. Targeting Kompetitor

Target dari perusahaan FedEx adalah seluruh jenis perusahaan diseluruh dunia yang membutuhkan mitra bisnis atau rekanaan dalam hal pengiriman barang baik berupa file(softcopy) maupun Hardcopy dengan pengiriman antar negara. 3. Positioning Kompetitor

a. Perusahaan FedEx menempatkan diri sebagai perusahaan yang melayani berbagai jenis perusahaan yang membutuhkan pengiriman barang dengan praktis, cepat, dan aman.

b. Perusahaan FedEx menempatkan diri sebagai perusahaan dengan armada kargo terbesar di dunia.

4. Keunggulan Brand FedEx

Perusahaan Federal Express yang sekarang merubah namanya menjadi FedEx merupakan perusahaan kargo dengan ratusan armaga yang tersebar diseluruh dunia dimana memiliki total kapasitas angkut harian armadannya melebihi 12 juta kg. Dalam 24 jam, semuanya menempuh jarak sekitar 800.000 km. Dengan catatan perjalanan kurir FedEx sejauh 4 juta mil sehari sama dengan 100 kali perjalanan keliling dunia.


(48)

Gagasan sistem jaringan ekspres yang dimiliki, dibangun untuk menggerakkan hal yang sangat penting dengan kontrol dari seseorang yang bertanggung jawab dan mengirimkannya dalam waktu tertentu. Transportasi, logistik, dan pergerakan barang segala sesuatu yang sesuai dengan brand FedEx. Fokus brand terletak pada identifikasinya yaitu jaringan ekspres. Hal yang menjadi andalan dari FedEx adalah keamanan dan keandalan sehingga membuat pemikiran para customer tenang dan merasa aman ketika mereka menggunakan brand ini.

Pada awal 1990, perusahaan kemudian melakukan perluasan ke pasar gobal dann ingin memodernisasi brand korporatnya. Akhirnya perusahaan FedEx menyadari bahwa diperlukan lebih dari sekedar perombakan visual biasa yang harus dilakukan untuk logo ungunya yang sudah lama dengan mengganti identitas korporat seluruhnya, mulai dari desain visual nama korporat sampai nama dari segala sesuatu yang ditawarkannya, hal ini membawa FedEx sebagai sebagai brand yang paling dikenal dan dipercaya didunia. Dari brand FedEx inilah membuktikan bahwa brand image perusahaan khususnya pada perusahaan berbasis B2B sangat memegang peran penting dan bisa menjadi kunci keberhasilan perusahaan untuk menjadi lebih berkembang.

5. Peluang dan Tantangan dari Brand FedEx

Peluang dari FedEx karena brandnya yang kuat membuat perusahaan ini merasakan kemudahan untuk bisa meyakinkan partner bisnisnya untuk bisa bekerjasama. Sistem informasi dan pelayanan membuat para customer jadi lebih sulit untuk beralih ke penawaran perusahaan lainnya.


(49)

Tetapi yang menjadi ancaman dari FedEx yaitu akan banyak munculnya perusahaan serupa dan lebih handal serta terjamin membuat FedEx harus berusaha keras untuk mengelola brandnya dengan berpegang kepada pelayanan yang praktis, cepat dan aman.

3.6 SWOT

SWOT dipergunakan untuk menilai dan menilai ulang (reevaluasi) suatu hal yang telah ada dan telah diputuskan sebelumnya dengan tujuan meminimumkan resiko yang mungkin timbul. Langkahnya adalah dengan mengoptimalkan segi positif yang mendukung serta meminimalkan segi negatifyang berpotensi menghambat pelaksanaan keputusan perancangan yang telah diambil.

Langkah analisis: Mengkaji hal atau gagasan yang akan dinilai dengan cara memilah dan menginventarisasi sebanyak mungkin segi kekuatan (strenght), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat).

Segi kekuatan dan kelemahan merupakan kondisi internal yang dikandung oleh obyek yang dinilai, sedangkan peluang dan ancaman merupakan faktor eksternal.

Hasil kajian dari keempat segi ini kemudian disimpulkan, meliputi strategi pemecahan masalah, perbaikan, pengembangan, dan optimalisasi.

Penyusunan kesimpulan lazim dilakukan dengan cara meramu (sedapat mungkin) hal-hal yang dikandung oleh keempat faktor menjadi sesuatu yang positif, netral atau minimal dipahami. Penyusunan kesimpulan ini ditampung dalam Matriks Pakal yang terdiri dari:


(50)

a. Strategi PE-KU (S-O) / Peluang dan Kekuatan: Mengembangkan peluang menjadi kekuatan.

b. Strategi PE-LEM (W-O) / Peluang dan Kelemahan: Mengembangkan peluang untuk mengatasi kelemahan.

c. Strategi A-KU (S-T) / Ancaman dan Kekuatan: Mengenali dan mengantisipasi ancaman untuk menambah kekuatan.

d. Strategi A-LEM (W-T) / Ancaman dan Kelemahan: Mengenali dan mengantisipasi ancaman untuk meminimumkan kelemahan. (Sarwono dan Lubis, 2007:18-19).

Untuk analisis SWOT sebagai bahan redesain logo dan perancangan corporate identity Eka Proma yang dijelaskan pada tabel 3.1 dengan menggunakan tabel matriks SWOT sebagai berikut:


(51)

T

ab

el

3

.1

Ma


(52)

(S

u

mb

er

: H

as

il O

la

h

an

P

en

eliti,

3.7 Unique Selling Preposition(USP)

Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pembuatan komponen sepatu dan sandal selama lebih dari 10 tahun, Eka Proma telah mengalami banyak perubahan yang positif. Salah satu perubahan dan menjadi kekuatannya hingga saat ini adalah perusahaan Eka Proma berfokus kepada pembuatan komponen sepatu dan sandal berbahan PVC dan tidak akan menerima pesanan dengan bahan lain. Karena fokusnya tersebut, perusahaan Eka Proma ingin menguatkan brand Image perusahaannya sebagai perusahaan manufaktur yang ahli dalam pembuatan komponen PVC juga memproduksi komponen sepatu dan sandal berbahan PVC.


(53)

Dengan pemilihan judul “Redesain logo dan perancangan corporate identitysebagai upaya meningkatkan kerjasama antar perusahaan”, maka untuk pemilihan keyword dari perancangan corporate identity Eka Proma ini sudah dipilih dengan dasar acuan dari data yang sudah dilakukan. Penentuan keyword diambil berdasarkan data yang sudah terkumpul dari hasil observasi dan wawancara, hasil analisis SWOT dan STP.

Dari hasil observasi dan wawancara didapat beberapa kata kunci yaitu corporate identity, personal selling, dikenal dalam skala nasional, perusahaan besar, home industri, usaha kecil menengah, komponen yang variatif, komitmen, dna terpercaya. Kemudian dari hasil analisis SWOT didapatkan kata kunciprofesionalisme. Dan yang terakhir ialah dari USP didapat kata kunci produk yang berkualitas, modern, dan PVC.

Gambar 3.1 Analisis Keyword dari hasil pengumpulan data penelitian (Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013)


(54)

Dari hasil penjelasan gambar 3.1 analisis keyword diatas dapat ditemukan kata kunci yaitu identitas, dinamis, Inovatif, profesional, nyaman, cerdas, dan


(55)

berbeda. Dari ketujuh kata kunci tersebut kemudian dikerucutkan kembali init definisinya, sehingga dapat ditemukan satu kata kunci inti yang menjadi konsep dari redesai logo dan perancangan corporate identity Eka Proma.

3.9 Deskripsi konsep

Dari hasil analisis final keyword, maka konsep untuk redesain logo dan perancangan corporate identity Eka Proma ini adalah “Trust”. Deskripsi dari “Trust” adalah suatu sikap untuk merasa yakin terhadap sesuatu yang sudah terbukti dengan mempertahankan keberhasilan itu sampai kapanpun. Walaupun belum sepenuhnya tercapai. Dalam hal ini “Trust” atau dalam kamus Bahasa Indonesia berarti ‘Percaya’. Konsep ‘Percaya’diarahkan pada bagaimana memilih rekanan atau partner bisnis yang terpercaya, dengan pengalaman lebih dari 10 tahun bergelut dalam dunia manufaktur berbahan PVCyang dimiliki oleh Eka Proma yang dikemas dalam desain yang formal dengan penggunaan element garis yang kaku untuk memberi kesan modern. Pemilihan warna gelap untuk memberi kesan bold atau gagah yang mewakili konsep profesionalisme.


(56)

Gambar3.2Alur Konsep Perancangan (Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013)


(57)

Gambar3.2 menjelaskan alur konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan corporate identity Eka Proma. Fungsinya adalah sebagai urutan skema pemikiran dan urutan proses penelitian agar terarah dan tertata.

3.11 Perencanaan Kreatif 3.11.1 Tujuan Kreatif

Melakukan proses redesain logo dan perancangan corporate identitydilakukan dengan tujuan sebagai penguat brand image dipandang sebagai keperluan perusahaan agar semakin dikenal dalam skala nasional dan sebagai upaya untuk membangun ‘TRUST’ atau kepercayaan dari dalam diri Eka Proma itu sendiri. Perancangan corporate identity yang dibutuhkan oleh Eka Proma melingkupi perancangan logo, stationary set, sarana promosi yang dibutuhkan untuk perusahaan dengan basis B2B, sarana transportasi, dan seragam pegawai. Serta adanya graphic standart manual sebagai keperluan penggunaan dan penerapan logo dengan benar sesuai pakem yang telah ditentukan.

Dengan adanya keyword, diharapkan akan memberikan visualisasi yang sesuai dengan perancangan corporate identity yang dibutuhkan oleh Eka Proma sebagai upayanya untuk menguatkan brand imagenya agar lebih dikenal dan berpengaruh dengan intensitas kerjasama Eka Proma dengan perusahaan lain yang terus meningkat.Keywordtersebut adalah ‘TRUST’ atau percaya yang merupakan hasil penggabungan dari antara observasi dan waaawancara, analisis SWOT dan USP yang sudah melalui proses reduksi dengan menggunakan Interaktif model


(58)

milik Miles and Huberman sehingga muncul konsep ‘TRUST’ sebagai dasar acuan perancangannya.

Konsep Trust atau percaya memiliki beberapa indikator diantaranya adalah Percaya akan potensi yang dimilik oleh Eka Proma sebagai perusahaan yang ahli dalam bidang PVC yang telah digelutinya selama lebih dari 10 tahun, Percaya akan komitmen dari Eka Proma untuk menjadi partner bisnis yang bisa diandalkan(khususnya dalam hal pembuatan komponen sepatu dan sandal PVC), dan Percaya akan Eka Proma untuk menjadi perusahaan yang profesional dan berskala nasional suatu saat nanti.

3.11.2 Strategi Kreatif

Strategi kreatif visual yang digunakan dalam perancangan corporate

identity Eka Proma sebagai upaya meningkatkan kerjasama antar perusahaan

Tema Pokok Perancangan adalah sesuai dengan keyword yang telah dihasilkan sebelumnya yaitu ‘TRUST’. Maksud dari tema ini adalah dikemas dalam desain yang formal dengan penggunaan element garis yang kaku untuk memberi kesan modern. Pemilihan warna gelap untuk memberi kesan bold atau gagah yang mewakili konsep profesionalisme:

1. Tagline

Tagline yang dihadirkan sekaligus menjadi headline didalam setiap

aplikasi desain media. Tagline yang dipilih untuk perancangan corporate identityEka Proma ini adalah “Experting PVC manufacturer outsole, shoes, and sandal.” Tagline yang dipilih ini atas dasar kata Expert atau dalam


(59)

bahasa Indonesia berarti ahli yang dilihat dari pengalaman Eka Proma selama lebih dari 10 tahun kemudian dengan penekanan PVC sebagai bahan yang dikuasai oleh Eka Proma sekaligus mengkotakkan bidang yang digunakan sebagai fokus bisnisnya. Lalu kata selanjutnya ialah manufacturer yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia adalah pengusaha pabrik yang kemudian diikuti dengan penyebutan produk yang menjadi fokus utama proses produksi yang dilakukan oleh Eka Proma dan sebagai bentuk penyampaian kepada khalayak mengenai komponen yang dikuasainya.

Bahasa yang digunakan didalam timeline adalah bahasa Inggris dengan harapan tagline ini akan terus terpakai hingga perusahaan ini dapat mencapai bukan hanya skala nasional saja tetapi sudah masuk dalam skala Internasional.

2. Headline

Pada Headline yang akan tertera atau tercantum pada setiap karya adalah ‘BEING OUR PARTNER NOW’. Sehubungan dengan upaya meningkatkan kerjasama maka didalam setiap karya desain dalam pengaplikasiannya terdapat headline yang bertuliskan ‘BEING OUR PARTNER NOW’ yang dalam bahasa Indonesia memiliki arti ‘Jadilah rekanan dengan kami sekarang’. Headline tersebut bertujuan sebagai ungkapan ajakan kepada pada investor dan perusahaan-perusahaan besar untuk bergabung bersama Eka Proma yang terikat dalam sebuah kontrak kerjasama.


(60)

Pada Headline tersebut akan disertakan bentuk modifikasi dari balon kata yang bertujuan bahwa Eka Proma berbicara untuk mengajak para investor dan perusahaan-perusahaan untuk bergabung bersamanya yaitu perusahaan yang berpengalaman dan terpercaya.

Bahasa yang digunakan didalam headline juga memiliki kesamaan bahasa yang digunakan dalam tagline dalam perancangan corporate identity Eka Proma ini. Bukan hanya sebagai prestice semata jika menggunakan bahasa Inggris tetapi didalamnya menyimpan harapan dari dalam diri perusahaan untuk bisa menjadi berkembang sampai ke skala Internasional. Selain bahasa, jenis huruf yang digunakan sebagai Headline adalah jenis huruf ‘ROCKWELL’. Menurut Rustan dalam bukunya hurufontipografi diantara sekian jenis huruf yang merepresentasikan kesan kaku, Bold (gagah), memiliki kesan Tegas dan Modern (simpel) maka terpilihlah jenis huruf ‘ROCKWELL’. Selain karena kesan yang ditimbulkan dari jenis huruf tersebut pertimbangan lain adalah mudah dibaca secara huruf besar maupun huruf kecil.

3. Teks Bodycopy

Berdasarkan konsep “Trust” yang akan dikemas secara formal dan sedikit kaku maka pemilihan untuk text bodycopy didasari oleh pertimbangan gaya desain, fungsi dan karakter huruf yang merepresentasikan profesionalisme, bold(gagah), memiliki kesan Tegas dan Modern (Simpel). Didalam setiap text bodycopy menggunakan jenis huruf Sans Serif (tidak berkait) dengan karakter font yang dipilih adalah “Futura Bk BT”.


(61)

Font“Futura Bk BT” dipilih berdasarkan pertimbangan mudah dibaca baik dicetak secara huruf besar maupun kecil, dan keserasian dengan logogram Eka Proma yang memiliki kesan sedikit kaku, tegas, modern dan gagah. Bahasa yang digunakan didalam teks bodycopy memakai bahasa Indonesia dengan penyampaian informasi yang mudah dipahami dan bersifat informatif komunikatif. Untuk lebih menekankan kesan modern maka tidak disertakan terlalu banyak tulisan pada bodycopy disetiap pengaplikasian karya.

4. Ilustrasi

Untuk ilustrasi yang digunakan dalam perancangan ini menggunakan ilustrasi fotografi. Foto ditampilkan secara informatif. Foto yang ditampilkan adalah foto produk dan foto sekerumunan orang yang mengilustrasikan proses negosiasi dan kebersamaan untuk mengesankan bahwa Eka Proma memiliki team yang solid untuk menjadikan diri mereka sebagai pakar komponen berbahan PVC.

5. Tipografi

Berdasarkan pertimbangan kesesuaian jenis tipografi dengan konsep, maka tipografi yang digunakan memiliki karakter huruf yang kaku dengan kesan modern yang kental dan mencirikan karakter profesionalitas dan gagah maka dari itu pemilihan jenis tipografi untuk setiap jenis media yang digunakan menggunakan “Rockwell” dan “Futura BT family”. Pertimbangan pemilihan tipografi “Rockwell” dan “Futura BT family” adalah karena huruf jenis ini memiliki kesan maskulin, berwibawa,


(62)

dewasa, kaku, kokoh dan penuh keyakinan sesuai dengan konsep dasar dari keyword Eka Proma ialah Trust(Rustan, 2011: 108-109).

Gambar 3.3 Tipografi “Rockwell” yang terpilih untuk Headline

(Sumber:HasilOlahanPeneliti, 2013)

Gambar 3.4 Tipografi “Futura BT family” yang terpilih untuk bodycopy (Sumber:HasilOlahanPeneliti, 2013)


(63)

Dalam penggunaan warna disetiap media rancangan corporate identity Eka Proma digunakan warna yang sesuai dengan karakter konsep “Trust” yang tidak lepas dari karakteistik modern, Bold(gagah) dan profesionalisme. Untuk psikologi warna diambil dari buku Mendesain Logo dari Suryanto Rustan.

Berdasarkan pertimbangan warna dari karakter perusahaan Eka Proma yang inginn menonjolkan kesan ahli atau profesional maka diambilah warna dasar atau warna utama untuk perusahaan ini yaitu warna Biru, dengan psikologi warna yang melambangkan produktif(selalu menciptakan desain komponen sepatu dan sandal yang variatif), percaya, berteknologi(modern) yang sesuai dengan konsep “Trust” yaitu percaya dengan potensi yang dimiliki Eka Proma sebagai perusahaan yang ahli dalam bidang pembuatan komponen sepatu dan sandal berskala nasional (Rustan, 2009:73).

Kemudian diambil juga warna merah yang melambangkan ambisi, menonjol(berbeda karena unik), dan pemimpin. Pemimpin dalam hal ini adalah menjadi perusahaan yang memimpin pasar skala nasional dalam hal pembuatan komponen sepatu dan sandal berbahan PVC

(Rustan, 2009:73). Warna merah ini diambil berdasarkan pertimbangan ambisis dari visi dan misi perusahaan Eka Proma untuk bisa dikena dalam skala nasional dalam produksi sepatu dan sandal.

Sehingga warna untuk konsep perancangan ini terdapat 2 warna yaitu warna biru dengan kalibrasi warna (C:100% M:96% Y:28% K:31%) (R:1


(64)

G:23 B:96), merah dengan kalibrasi (C:19% M:100% Y:100% K:11%) (R:182 G:32 B:37).

Gambar 3.5 Warna yang Terpilih (Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013)

7. Logo (Logogram& Logotype)

Pada perancangan corporate identity Eka Proma ini dalam pembuatan logo tidak membuatnya dari awal tetapi memperbaiki dan membuatnya bagus dengan pemaknaan yang jelas dan pakem yang disebut dengan redesign. Logo yang diredesain berupa logogram sebagai simbol identitas yang mewakili karakter, harapan dan tujuan dari Eka Proma. Proses pembuatan logogram berawal dari konsep “Trust” yang tidak lepas dari karakter modern, bold(gagah), dan profesionalisme dengan kata kunci Trust kemudian dijabarkan secara definitif sehingga menghasilkan konsep bentuk serta garis dasar dari logogram dari perancangan corporate identity Eka Proma.


(65)

Didalam menentukan bentuk logogram yang akan dibuat maka dilakukanlah sebuah langkah brainstorming terhadap beberapa aspek yang dianggap mewakili karakter dari Eka Proma, diantaranya adalah :

- Identitas (Inisial) - Skala Nasional - Formal (sedikit kaku)

- Berteknologi tinggi atau modern - Profesional (Ahli, handal, cakap)

Adapun proses pencarian konsep bentuk dan garis yang akan dijadikan logogram adalah seperti pada gambar berikut :


(66)

Gambar 3.6Proses Perancangan Konsep Dasar Bentuk dan Garis untuk Logogram

(Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013)

Berdasarkan proses pencarian konsep yang dijelaskan diatas, konsep Trust menghasilkan beberapa definisi yaitu Trust atau Percaya akan potensi yang dimilik oleh Eka Proma sebagai perusahaan yang ahli dalam bidang PVC yang telah digelutinya selama lebih dari 10 tahun, Percaya akan komitmen dari Eka Proma untuk menjadi partner bisnis yang bisa diandalkan(khususnya dalam hal pembuatan komponen sepatu dan sandal PVC), dan Percaya akan Eka Proma untuk menjadi perusahaan yang profesional dan berskala nasional suatu saat nanti.


(67)

Dari indikator yang sudah dijelaskan diatas maka mulailah dikombinasikan dengan beberapa aspek yang ditemukan dari proses Brainstorming seperti modern, formal, inisial dari identitas, dan profesionalisme.

Beberapa bentuk kombinasi sketsa alternatif logogram menghasilkan beberapa varian logogram yang kemudian dipilih hanya satu yang sesuai dengan konsep “Trust”. Logogram yang sudah terpilih merupakan hasil Group Discussion Forum yang dilakukan pada saat kolokium dengan 3 informan yang dianggap menguasai dalam bidang perancangan corporate identity, dosen pembimbing dan pemilik perusahaan. Logogram yang terpilih dianggap sebagai logogram yang bersifat original, legible, simple, memorable, komunikatif,dan dinamis.

Berikut ini merupakan sketsa logogram yang sudah melewati tahap seleksi dari berbagai macam bentuk alternatif.


(68)

Gambar 3.7 Sketsa Alternatif Logogram (Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013)

Tabel 3.3 PenentuanPemilihan Sketsa Logogram (Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013)

No. 1 2 3 4

Original X X X

Legible X X

Simple X X X

Memorable X X X

Komunikatif X X


(69)

Berdasarkan tabel 3.3 diketahui bahwa terdapat 4 alternatif logo berdasarkan original, legible atau memiliki tingkat keterbacaan tinggi, simple atau sederhana, memorable atau cukup mudah untuk diingat, komunikatif dan dinamis. Dari kelima alternatif logo tersebut yang memenuhi keseluruhan kriteria logo yang baik hanya pada alternatif logo ke 2 sedangkan alternatif logo yang lain belum memenuhi keseluruhan kriteria yang seharusnya terkandung pada logogram.

Sketsa nomor 2 tersebut kemudian dibuat beberapa varian dengan merujuk pada sketsa nomor 2 barulah dihasilkan satu logogram yang dianggap memenuhi kriteria bentuk dan garis yang mewakili konsep “Trust” untuk perusahaan Eka Proma yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.8 Sketsa Logogram yang Terpilih (Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013)


(70)

Gambar 3.9Alternatif Logotype (Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013)

Selain membuat alternatif untuk logogram, peneliti juga membuat alternatif

logotype yang bertujuan sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan guna

kesesuaian bentuk pada logogram. Dari keempat alternatif logotype di atas maka dipilihlah alternatif nomer 1. Alternatif nomer 1 dipilih melalui pertimbangan kesesuaian antara logotype dengan logogram dan dengan konsep yang akan ditonjolkan, hasil diskusi peneliti dengan pemilik perusahaan serta diskusi dengan dosen pembimbing.

Logogram yang sudah terpilih akan dikombinasi dengan Logotype “Eka Proma”. Logotype dipilih berdasarkan keserasian dari logogramyang ada dan pertimbangan berdasarkan kesesuaian konsep “Trust” yang mewakili karakter modern, formal, bold(gagah) dan profesionalisme, maka dipilihlah jenis tipografi sans serif dengan font “Futura BT family”.

Setelah dikombinasikan barulah mengatur komposisi font “Futura” bertuliskan EKA PROMA Experting PVC manufacturer Outsole, Shoes, and Sandal yang dibuat beberapa alternatifnyasebagai berikut :


(71)

Gambar 3.10 Komposisi pada peletakan Logotype (Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013)

Studi Komposisi pada peletakan logotype dibuat untuk disandingkan dengan logogram yang tepilih. Kompisisi logotype ini yang dianggap memenuhi kriteria adalah komposisi nomor 2. Pertimbangan dipilihnya logotype nomor 2 ini berdasarkan keserasian penempatan, keseimbangan, dan kemudahan terbacanya logotype jika disandingkan dengan logogram.


(72)

Gambar dibawah ini merupakan wujud pengaplikasian penempatan logotype dengan logogramyang sudah terpilih.

Gambar 3.11 Komposisi Logogram dan Logotype yang Terpilih (Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013)

3.12 PerencanaanMedia 3.12.1 Tujuan Media

Tujuan dari penggunaan media adalah untuk mencapai efektifitas informasi kepada target audien yang dituju. Dibutuhkan beberapan media untuk mempromosikan Perusahaan Eka Proma sebagai penjelas dan penguat citra merek sehingga dapat meningkatkan TRUST oleh perusahaan lain kepada Eka Proma. Dengan beberapa media inilah yang tentunya sesuaii dengan SWOT dan STP sehingga akan timbul suatu kesatuan komunikasi dan visual.


(73)

3.12.2 Strategi Media

Untuk perancangan kali ini, maka digunakan strategi media yang sesuai dengan jenis perusahaan. Dalam hal ini perusahaan Eka Proma merupakan perusahaan yang berbasis Business to Business dimana pada perusahaan jenis ini sudah memiliki ranah promosi tersendiri dan sangat terbatas. Selain pada media apa saja yang digunakan juga terdapat beberapa media tambahan sebagai penguat citra merek Eka Proma yang diaplikasikan pada elemen merchandising dan stationary set.

3.12.3 AlternatifDesain

Adapun media merchandising, stationary set dan media promosiyang digunakan kali ini yang dibuatdalambentuk alternative sketsadesain adalah sebagai berikut:

1. Seragam Karyawan (Merchadising)

Gambar 3.12 Sketsa alternatif seragam karyawan (Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013)


(74)

Konsep dari seragam karyawan adalah dibuat dengan dua jenis, yakni blazer untuk yang dikhususkan untuk staff kantordan kaos polo shirt untuk karyawan pabrik. Blazer dimaksudkan untuk keperluan resmi yang biasa dilakukan staff kantor seperti menghadiri seminar, mengadakan promosi dengan berkunjung ke beberapa perusahaan dan saat perusahaan berpartisipasi dalam sebuah acara exhebisi. Blazer juga mengesankan sikap formal, profesionalisme dan modern dalam bekerja sebagai penekanan unsur Trust. Berikut ini merupakan sketsa perancangan seragam karyawan yang dapat digunakan sebagai acuan pedoman sistem identitas, posisi penempatan logo.

Gambar 3.13 Sketsa terpilih seragam karyawan (Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013)


(75)

2. Stationaries

Perancangan Stationary set meliputi kartu nama, kertas surat, amplop, amplop besar, surat jalan, label atau stiker, nametags atau tanda pengenal. Berikut beberapa sketsanya.

Gambar 3.14 Sketsa alternatif Kartu nama (Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013)

Sketsaalternatifuntukdesainkartunamatelahdibuat. Untukkartunamaalternatif yang

dibuatterdiridariempatmacamdesaindimanadalamsatumacamterdapatduagambarse bagaiketerangantampakdepandantampakbelakang.

Tujuanadanyaalternatifiniadalahsebagaiminiaturataugambaranhasilakhirsebelum


(76)

Denganadanyagambarantersebutdapatmembantupenelitiuntukmelakukan proses desainsecara digital.

Gambar 3.15 Sketsa alternatif Surat Jalan (Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013)

Samahalnyadengansuratjalan.

Dalamsketsaalternatifnyaterdapatempatmacamrancangansuratjalan.

Suratjalandirancanglebihsederhanajikadibandingkandenganimplementasi media yang laindikarenakanhasilakhirsuratjalannantinyaakandibuatdalamkertaskarbon 3 warna, jikamenggunakandesain yang bersifat full block

warnatertentumakakemungkinan yang terjadiadalahpihakperusahaanakanmengalamikendaladalamhalcetak.

Didalamsketsa alternative suratjalantampakdiperlihatkanpadagambar 3.15 bahwaterdapatbeberapakotakuntukkolomketeranganbarangdanpeletakan logo perusahaanEkaProma agar tetapterbaca yang kemudiansepertisketsadesaimsuratjalanterpilih yang ditunjukkanpadagambar 3.18. Berbedadengangambaralternatifdesain kop surat yang ditunjukkanpadagambar 3.16.


(1)

Terdiri dari Master Logo yakni tampilan logo utama secara utuh, lalu makna logo, makna warna pada logo, Clear Space Area, penembatan tagline, Logo standard, dan logo grid sistem.

3. Warna Background Utama 4. Penggunaan Backgound 5. Incorrect Logo dari Eka Proma 6. Corporate logo dari Eka Proma 7. Tipografi

8. Penerapan identitas pada element stationaries dan advertising.

Berikut ini merupakan gambar isi dari Graphic Standart Manual milik Eka Proma :

Gambar 4.14 Isi GSM hal 1-18 Perusahaan Eka Proma (Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013)


(2)

92


(3)

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan implementasi karya yang telah dibahas di bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu:

1. Konsep dalam redesain logo dan perancangan corporate identity Eka Proma adalah “Trust”. “Trust” merupakan suatu sikap untuk merasa yakin terhadap sesuatu yang sudah terbukti dan percaya dengan mempertahankan keberhasilan itu sampai kapanpun. Walaupun belum sepenuhnya tercapai. Dalam hal ini “Trust” atau percaya diarahkan pada bagaimana memilih rekanan atau partner bisnis yang terpercaya. Selanjutnya, konsep “Trust” diimplementasikan dalam bentuk konsep kreatif, strategi komunikasi, dan strategi media.

2. Proses redesain logo dan perancangan corporate identity ini mengacu kepada perusahaan Eka Proma dimana dalam perancangan ini diharapkan agar brand image dari Eka Proma menjadi semakin kuat sehingga namanya dikenal khususnya dikenal oleh perusahaan-perusahaan besar yang membutuhkan rekanan perusahaanyang memiliki potensi seperti Eka Proma sehingga mereka tertarik dan memutuskan untuk bekerjasama dengan Eka Proma. Hal ini ditunjukkan dengan pembuatan grand design, memiliki sistem identitas yang pakemyang berpengaruh pada penggunaan dan penempatan media.


(4)

93

3. Media branding yang digunakan dalam perancangan ini disesuaikandengantarget konsumen yaitu logo, graphic standart manual, stationary set, media promosi verbal, Katalog, seragam karyawan dan stiker.

5.2 Saran

Redesain logo dan perancangan corporate identity Eka Proma ini merupakan salah satu upaya untuk menonjolkan potensi yang dimiliki oleh Eka Proma, dengan memperkuat brand image agar perusahaan ini semakin dikenal dan dapat meyakinkan perusahaan-perusahaan besar untuk menjadikan Eka Proma sebagai partner bisnisnya yang terikat dalam kontrak kerjasama. Olehkarenaitu, perancanganbrandinginikedepandiharapkanmampumembuat perusahaan Eka Proma dikenal sebagaiperusahaan yang ahli dalam bidang pembuatan komponen sepatu dan sandal berbahan PVCberskala nasional.


(5)

SumberBuku :

Argenti, Paul A. 2010. KomunikasiKorporat (Corporate Communication). Jakarta: SalembaHumanika.

Kotler, Waldemar, P. 2006. B2B Brand Management. Jakarta: KelompokGramedia.

Pawito. 2007. PenelitianKomunikasiKualitatif. Yogyakarta: PT LkiSPelangiAksara Yogyakarta.

Rosadi, Ruslan. 2004. MetodePenelitian Public Relation, Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada.

Rustan, Surianto. 2009. Mendesain Logo. Jakarta: PT. Gramedia. Rustan, Surianto. 2011. Hurufontipografi. Jakarta: PT. Gramedia.

Sarwono Jonathan dan Lubis Hary. 2007. Metode Riset untuk Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi.

Subroto, Budiarto. 2011. Pemasaran Industri Business to Business Marketing. Yogyakarta: Andi.

Sugiyono. 2005. MemahamiPenelitianKualitatif.Badung: CV Alfabeta. Supriono Rakhmat. 2010. Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi.


(6)

95

Sumber Website :

http://agesvisual.wordpress.com

http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-18920-Paper-691123 http://en.wiktionary.org/wiki/redesign

Http://file.upi.edu/direktori/fptk/jur._pend._kesejahteraan_keluarga/19631016199