TA : Perancangan Corporate Identity S1 Desain Komunikasi Visual Stikom Surabaya Sebagai Upaya Meningkatkan Brand Awareness.

(1)

PERANCANGAN CORPORATE IDENTITY

S1DESAIN KOMUNIKASI VISUAL STIKOM

SURABAYASEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BRAND

AWARENESS

TUGAS AKHIR

Nama : Achmad Reza Pahlevi NIM : 09.42010.0026

Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan : DesainKomunikasi Visual

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA


(2)

ix

SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BRAND AWARENESS

Achmad Reza Pahlevi1

(Muh. Bahruddin, S.Sos., M.Med.Kom , Thomas Hanandry Dewanto, S.St, M.T) 1S1 Desain Komunikasi Visual, STIKOM Surabaya

Desain Komunikasi Visual Stikom Surabaya merupakan sebuah program studi yang baru dibentuk pada tahun 2008 di STIKOM Surabaya. Untuk menghadapi persaingan antar perguruan tinggi maka perlu adanya sebuah identitas yang unik diantara perguruan tinggi yang lain. Selama ini DKV Stikom Surabaya hanya memiliki identitas sebatas dengan sebuah logo. Yang dimana logo saja tidaklah cukup untuk untuk membuat publik aware terhadap identitas DKV STIKOM Surabaya

Tujuan perancangan ini adalah untuk mengetahui Bagaimana Merancang Corporate Identity S1 Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya sebagai Upaya Meningkatkan Brand Awareness. Perancangan dilakukan dengan pendekatan kualitatif, yaitu wawancara, observasi, wawancara, dan studi eksisting. Pada perancangan ini juga digunakan metode kuesioner sebagai data pendukung data kualitatif. Data di analisis dengan menggunakan teknik reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. (Pawito, 2007: 104)

Hasil analisis menemukan bahwa target audience (SMA) masih kurang aware terhadap DKV Stikom Surabaya. Tidak hanya itu minimnya strategi promosi menjadi salah satu faktor kurang awarenya publik terhadap DKV STIKOM Surabaya.

Dari proses analisis data, ditemukan sebuah keyword/konsep perancangan “Future Creativity” yang berarti kreatifitas masa depan. Berdasarkan keyword tersebut dapat dideskripsikan bahwa DKV STIKOM Surabaya merupakan sebuah pusat pendidikan advertising dan branding untuk masa depan.

Dalam perancangan ini peneliti meredesain logo sesuai dengan keyword dan visi misi DKV STIKOM Surabaya, yang kemudian berlanjut pada Graphic Standart Manual, untuk membantu terjaganya unity antara media satu dengan media yang lain. Hasil perancangan ini diharapkan dapat meningkatkan awareness tidak hanya pada target audience tetapi juga publik.

Kata Kunci : Perancangan, Corporate Identity, Desain Komunikasi Visual, Brand Awareness


(3)

xii

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Batasan Masalah ... 7

1.4 Tujuan Perancangan ... 8

1.5 Manfaat Perancangan ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Penelitian Terdahulu ... 9

2.2 Corporate Identity ... 11

2.3 Identitas Visual ... 11

2.3.1 Logo ... 13

2.3.2 Nama ... 13

2.3.3 Warna ... 14

2.3.4 Tipografi ... 14


(4)

xiii

2.6 Brand Image ... 17

2.7 Brand Awareness ... 17

2.8 Desain Komunikasi Visual ... 19

2.9 Promosi ... 19

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA ... 20

3.1 Metodologi Penelitian ... 20

3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 20

3.3 Teknik Analisis Data ... 23

3.4 Hasil dan Analisis Data ... 24

3.4.1 Wawancara ... 24

3.4.2 Data Pendukung ... 25

3.4.2.1 Visi Misi DKV STIKOM ... 25

3.4.2.2 Kuesioner ... 27

3.4.3 Observasi ... 37

3.4.4 Studi Eksisting ... 39

3.4.5 Analisis Pesaing ... 41

3.5 Segmentasi Targetting Positioning ... 43

3.6 Analisis SWOT ... 44

3.7 Keyword ... 46


(5)

xiv

3.9.2 Strategi Kreatif ... 50

3.9.3 Program Kreatif ... 50

3.10 Perencaan Media ... 50

3.10.1 Tujuan Media ... 50

3.10.2 Strategi Media ... 51

3.10.3 Program Media ... 53

3.11 Perancangan Karya ... 54

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA ... 70

4.1 Implementasi Desain ... 70

4.2 Logo ... 71

4.3 Graphic Standart Manual ... 73

4.4 Tugas Mahasiswa ... 75

4.5 Brosur ... 80

4.6 Notepad ... 82

4.7 Stiker cutting ... 83

4.8 Website ... 84

BAB V PENUTUP ... 90

5.1 Kesimpulan ... 90

5.2 Saran ... 90


(6)

xv

Daftar SMA Swasta Akreditasi A Surabaya ... 94 Lembar Kuesioner ... 96 Data Koresponden Kuesioner ... 99


(7)

xvi

Tabel 3.1 Kekuatan dan Kelemahan competitor DKV UK Petra ... 41 Tabel 3.2 Kekuatan dan Kelemahan competitor VCD Ciputra ... 42 Tabel 3.3 Analisis SWOT ... 44


(8)

xvii

Gambar 2.1 Logo Dan Brand ... 16

Gambar 2.2 Piramida Brand Awareness ... 18

Gambar 3.1 Diagram Mengenal Tentang DKV STIKOM ... 28

Gambar 3.2 Diagram Efek Dari Info ... 29

Gambar 3.3 Diagram Seberapa Sering Melihat Logo DKV STIKOM ... 30

Gambar 3.4 Diagram Mengenal Tentang Logo DKV STIKOM ... 30

Gambar 3.5 Diagram Paling Diingat Dari Logo DKV STIKOM ... 31

Gambar 3.6 Diagram Seberapa Sering Logo DKV STIKOM Terlihat ... 31

Gambar 3.7 Diagram Pernah Membaca/Mendapat Brosur DKV STIKOM ... 32

Gambar 3.8 Diagram Tempat Mendapatkan Brosur DKV STIKOM ... 33

Gambar 3.9 Diagram Kejelasan Info Brosur DKV STIKOM ... 33

Gambar 3.10 Diagram Efek Dari Brosur DKV STIKOM ... 34

Gambar 3.11 Diagram Pernah Berkunjung Ke Website DKV STIKOM ... 34

Gambar 3.12 Diagram Mengetahui Website DKV STIKOM ... 35

Gambar 3.13 Diagram Informasi Dari Website DKV STIKOM ... 35

Gambar 3.14 Diagram Sering Berkunjung Ke Website DKV STIKOM ... 36

Gambar 3.15 Logo Lama DKV STIKOM Surabaya ... 39

Gambar 3.16 Pengaplikasian Logo Pada Beberapa Media ... 39


(9)

xviii

Gambar 3.20 Skema Perancangan ... 47

Gambar 3.21 Contoh Logo Combination Mark ... 49

Gambar 3.22 Warna Yang Akan Digunakan ... 49

Gambar 3.23 Font Yang Akan Digunakan ... 50

Gambar 3.24 Gambar Referensi Pendekatan Visual Pusat ... 54

Gambar 3.25 Gambar Referensi Pendekatan Visual Pendidikan ... 55

Gambar 3.26 Gambar Referensi Pendekatan Visual Advertising&Branding. .... 55

Gambar 3.27 Gambar Referensi Pendekatan Visual Future ... 56

Gambar 3.28 Gambar Sketch Logo ... 56

Gambar 3.29 Gambar Sketch Logo Yang Terpilih ... 56

Gambar 3.30 Gambar Draft Logo ... 57

Gambar 3.31 Gambar Sketch Elemen Visual ... 58

Gambar 3.32 Gambar Elemen Visual Yang Terpilih ... 58

Gambar 3.33 Gambar Sketch GSM. ... 59

Gambar 3.34 Gambar Sketch GSM Yang Tepilih ... 60

Gambar 3.35 Gambar Draft GSM ... 60

Gambar 3.36 Gambar Sketch Tugas-Tugas Mahasiswa ... 61

Gambar 3.37 Gambar Draft Cover A4 Potrait ... 62

Gambar 3.38 Gambar Draft Cover A3/A4 Landscape ... 62


(10)

xix

Gambar 3.42 Gambar Sketch Brosur Yang Terpilih ... 65

Gambar 3.43 Gambar Draft Brosur ... 66

Gambar 3.44 Gambar Sketch Notepad ... 66

Gambar 3.45 Gambar Draft Notepad ... 67

Gambar 3.46 Gambar Draft Stiker Cutting ... 67

Gambar 3.47 Gambar Sketch Website ... 68

Gambar 3.48 Gambar Draft Website ... 69

Gambar 4.1 Final Desain Logo Utama ... 72

Gambar 4.2 Final Desain Logo Alternatif ... 72

Gambar 4.3 Gambar Isi1-10 Final Desain Buku GSM ... 74

Gambar 4.4 Gambar Isi 11-21Final Desain Buku GSM ... 74

Gambar 4.5 Gambar Mockup Final Desain Buku GSM ... 75

Gambar 4.6 Gambar Final Desain Cover Tugas Mahasiswa A4 Potrait ... 76

Gambar 4.7 Gambar Mock Up Cover Tugas Mahasiswa A4 Potrait ... 76

Gambar 4.8 Gambar Final Desain Cover Tugas Mahasiswa A3/A4 Ls ... 77

Gambar 4.9 Gambar Mockup Cover Tugas Mahasiswa A3/A4 Landscape ... 77

Gambar 4.10 Gambar Final Desain Tempat Cd Tugas Mahasiswa ... 78

Gambar 4.11 Gambar Foto Tempat Cd Tugas Mahasiswa... 79

Gambar 4.12 Gambar Final Desain Stiker Label Cd Tugas Mahasiswa ... 79


(11)

xx

Gambar 4.16 Gambar Final Desain Notepad Cover Dan Isi ... 82

Gambar 4.17 Gambar Mockup Notepad ... 83

Gambar 4.18 Gambar Mockup Stiker Cutting ... 83

Gambar 4.19 Gambar Final Desain Halaman Utama ... 84

Gambar 4.20 Gambar Footer Website ... 85

Gambar 4.21 Gambar Konten Halaman Utama Website ... 85

Gambar 4.22 Gambar Konten Halaman About Us ... 86

Gambar 4.23 Gambar Konten Subhalaman Vision&Mission Dan Kurikulum .. 86

Gambar 4.24 Gambar Isi Konten Halaman Lecturer ... 87

Gambar 4.25 Gambar Isi Konten Halaman Facilities ... 87

Gambar 4.26 Gambar Isi Konten Halaman Research ... 88

Gambar 4.27 Gambar Isi Konten Halaman Contact Us ... 88


(12)

1 1.1 Latar Belakang

Perkembangan pendidikan di Indonesia semakin meningkat. Dapat dilihat dari mulai banyaknya dibuka program studi - program studi baru di perguruan tinggi Indonesia. Ahmad Adib mengatakan, bahwa ada fenomena semakin besarnya minat remaja Indonesia pada bidang DKV, yang diikuti banyaknya lembaga pendidikan tinggi membuka program studi tersebut (edukasi.kompas.com, 28/10/2012), termasuk Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STIKOM) Surabaya.

Banyaknya persaingan ini mengakibatkan perlunya sebuah identitas yang unik antara perguruan tinggi satu dan yang lainnya. Oleh karena itu, penelitian ini diarahkan untuk merancang corporate identity guna meningkatkan brand awareness program studi Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya sehingga memperlihatkan identitas yang memiliki ciri khusus daripada perguruan tinggi lain.

Selama ini identitas yang dimunculkan dari DKV STIKOM Surabaya yaitu melalui logo. Dengan menggunakan logo saja sebagai identitas dari DKV STIKOM Surabaya tidaklah cukup. Corporate Identity berfungsi untuk mengomunikasikan identitas perusahaan kepada publik. Tidak dengan asal membuat corporate identity, dibutuhkan sebuah graphic standard manual yang dimana menjadikan patokan untuk pemasangan logo, dan identitas visual lainnya


(13)

pada media sehingga dapat menjadikan corporate identity mempunyai bentuk image yang sesuai.

Tidak hanya STIKOM Surabaya yang memulai membangun corporate identity. Beberpa universitas dan perguruan tinggi lain sudah mulai membentuk identitasnya, dimana publik langsung mengenal secara tidak langsung tertancap pada benak publik dengan menggunakan visual yang dipakai.

Mulai masuknya dunia desain pada negara Indonesia menjadi faktor penunjang munculnya perguruan tinggi-perguruan tinggi yang memiliki program studi desain, dan tertariknya mahasiswa baru dengan desain. Dampak dari mulai tertariknya masyarakat Indonesia dengan desain dapat dilihat dari banyaknya baliho,poster dan beberapa media lain yang mempunyai unsur desain.

Semakin banyaknya produk atau media yang memerlukan sebuah desain mengakibatkan naiknya minat sebuah perusahaan untuk mempunyai pekerja pada bidang desain atau bahkan mulai membuka lapangan kerja pada bidang desain. Alasan ini mendukung perlunya ilmu desain pada sebuah pendidikan di Indonesia, sehingga desain-desain yang dibuat tidak menjadi sebuah sampah visual (kurang efektif).

Beberapa perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki program studi desain komunikasi visual antara lain Institut Teknologi Surabaya, Universitas Kristen Petra, Institut Teknologi Bandung, Institut Seni Jogja, dan Universitas Bina Nusantara.

Perguruan tinggi swasta di Indonesia jauh lebih besar dibandingkan jumlah Perguruan tinggi negeri. Sebagian besar mahasiswa baru yang


(14)

berkeinginan masuk ke program studi desain komunikasi visual lebih tertarik pada perguruan tinggi negeri. Alasan biaya dan kualitas semakin memperteguh perguruan tinggi negeri menjadi superior(www.hariansumut.com/2012/06/35194). Peluang untuk masuk ke perguruan tinggi negeri bagi mahasiswa baru cukup sulit. Test SNMPTN yang dapat diikuti peserta seluruh Indonesia, menimbulkan sedikitnya mahasiswa baru untuk tertampung pada program studi perguruan tinggi yang diinginkan. Selain itu untuk program studi desain komunikasi visual juga ditambahkan test kemampuan gambar dan visual.

Mahasiswa baru yang tidak lolos test tentunya akan mencari alternatif untuk masuk ke program studi yang diharapkan. Salah satunya dengan masuk pada perguruan tinggi swasta yang mempunyai peluang masuk atau diterimanya mahasiswa baru lebih besar daripada perguruan tinggi negeri. Namun mahasiswa baru tentunya akan lebih memilih pada perguruan tinggi swasta yang dikenal dan mempunyai image positif di masyarakat.

Peluang untuk menawarkan program studi Desain komunikasi visual swasta sangat efektif. Di mana dapat membuat mahasiswa "safe" atau aman ketika tidak diterima atau lolos seleksi oleh perguruan tinggi negeri. Dalam event tahunan ini tidak hanya satu-dua perguruan tinggi swasta yang turut bagian menyebarkan media promosinya. Dari sini persaingan untuk memperebutkan mahasiswa baru antar perguruan tinggi swasta dimulai. Banyak cara yang diambil untuk memperebutkan dan menarik perhatian dari mahasiswa baru. Mulai dari media promosi berupa brosur, poster, dan event.


(15)

Semakin banyak brosur yang didapat oleh mahasiswa baru tersebut menimbulkan kurangnya daya tarik untuk membaca atau merespon media promosi. Mahasiswa baru tidak mau menggantungkan nasibnya pada perguruan tinggi yang tidak jelas identitasnya. Tidak hanya itu banyaknya kemiripan identitas antar perguruan tinggi swasta juga menimbulkan keraguan dan kebimbangan mahasiswa untuk memilih dan masuk pada perguruan tinggi swasta. Untuk daerah kota besar seperti Surabaya, cukup banyak berdiri perguruan tinggi swasta yang menyajikan jurusan desain komunikasi visual. Beberapa perguruan tinggi swasta di Surabaya yaitu, desain komunikasi visual Universitas Kristen Petra, desain komunikasi visual Univertitas Pembangunan Nasional , desain komunikasi visual Universitas Negeri Surabaya, desain komunikasi visual Sekolah Tinggi Teknik Surabaya, desain komunikasi visual Institut Informatika Indonesia, desain komunikasi visual Universitas Ciputra Surabaya, desain komunikasi visual Universitas Pelita Harapan Surabaya, desain komunikasi visual Universitas PGRI Adi Buana dan terakhir STIKOM Surabaya (www.dgi-indonesia.com/school-collage).

Dapat disimpulkan bahwa persaingan antar perguruan tinggi swasta di daerah Surabaya sangat besar dan tinggi. Karena masih sedikitnya perguruan tinggi swasta yang dipercaya atau mempunyai image baik bagi masyarakat dan perusahaan, maka pembuatan atau pembentukan corporate identity relevan sekali untuk menimbulkan image positif dari perguruan tinggi tersebut dan mendapat kepercayaan pada masyarakat dan perusahaan.


(16)

Menurut Schultz, Hatch and Larsen (2000: 66), sebuah corporate identity memiliki peran yang mendukung didalam menciptakan reputasi. Sebuah corporate identity dapat membuat reputasi atau image perusahaan menjadi baik dan positif sesuai dengan visual yang ditampilkan. Dengan adanya corporate identity yang baik, maka kedepannya dapat menghasilkan identitas visual yang diaplikasikan pada corporate communication (iklan, media promosi, public relation dsb.) dan corporate behavior (nila-nilai internal, norma-norma dsb.).

Banyak pihak perguruan tinggi swasta melupakan pentingnya sebuah corporate identity sebagai penanam brand awarness, dan brand trust pada mahasiswa baru. Tanpa ada corporate identity (identitas) yang jelas atau lebih mudahnya masih belum dikenal oleh mahasiswa baru maka akan menimbulkan beberapa efek negatif. Dapat dicontohkan apabila seorang mahasiswa baru menerima sebuah brosur dan kurang mengenal, dari perguruan tinggi apa dan di mana, akan menimbulkan kurangnya rasa percaya dari sebuah brosur tersebut. Mahasiswa tidak mau mempertaruhkan jutaan rupiah hanya untuk masa depan yang tidak jelas gara-gara salah memilih perguruan tinggi swasta. Dengan adanya sebuah brand awareness pada sebuah perguruan tinggi swasta, dapat mempengaruhi konsumen atau mahasiswa baru untuk percaya untuk memilih perguruan tinggi swasta tersebut.

Brand Awareness adalah kemampuan dari seseorang yang merupakan calon pembeli (potential buyer) untuk mengenali (recognize) atau menyebutkan kembali (recall) suatu merek yang merupakan bagian dari suatu kategori produk (Aaker, 1991: 61). Dengan adanya sebuah corporate identity atau identitas yang


(17)

baik dan jelas serta konsisten akan menimbulkan sebuah brand awareness dan brand image positif dari masyarakat (Rustan, 2009: 54).

Dari sini terlihat pentingnya sebuah corporate identity (identitas) dalam penanaman brand awareness mulai dari awal. Sehingga kedepannya media promosi dan sistem identitas lainnya dapat dibangun dan diciptakan secara efektif. Corporate identity juga akan berguna bagi sebuah perguruan tinggi (perusahaan) tersebut kedepannya yang dimana dapat membentuk sebuah citra dan media promosi yang mempunyai citra atau image dari perusahaan tersebut (Landa, 2011: 219).

Salah satu peruguran tinggi swasta yang mempunyai desain komunikasi visual di Surabaya yaitu STIKOM. STIKOM Surabaya merupakan sebuah perguruan tinggi swasta yang memiliki jurusan yang identik dengan komputer. Banyak kalangan masyarakat Surabaya mengenal STIKOM Surabaya sebagai sebuah perguruan tinggi dalam bidang komputer. Sedangkan pada tahun 2008 telah dibuka jurusan Desain komunikasi visual di STIKOM Surabaya.

Sejauh ini program studi yang ada di STIKOM kebanyakan pada bidang komputer seperti Sistem Informasi, Sistem Komputer, Akutansi, dan Manajemen Informatika. Banyak masyrakat Surabaya lebih mengenal program studi tersebut karena nama perguruan STIKOM yaitu Sekolah Tinggi Ilmu Komputer. Otomatis banyak masyarakat awam di Surabaya lebih mengenal program studi komputer di STIKOM dari pada program studi yang lain.

Beberapa program studi lain yang berkaitan dengan desain adalah D4 Multimedia, D3 Komputer Grafis Cetak dan yang terakhir dan paling baru adalah


(18)

program studi S1 Desain Komunikasi Visual. Program studi ini baru didirikan pada tahun 2008. Karena masih baru, dan mulai banyaknya peruguruan tinggi sawasta membuka program studi desain komunikasi visual maka pembentukan identitas yang berbeda dari perguruana tinggi swasta yang lain sangat diperlukan. Identitas yang unik ini akan membentuk sebuah brand awareness pada masyarakat surabaya. Identitas sendiri dapat dibentuk melalui corporate identity, atau disebut juga identitas visual perusahaan (Landa, 2011: 219)

Perancangan corporate identity ini akan berupa logo, dan graphic standard manual, yang kemudian diaplikasikan pada beberapa media, seperti media promosi, merchandise, dan tugas-tugas mahasiswa.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah yang ditemukan yaitu:

“Bagaimana merancang corporate identity program studi S1 Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya sebagai upaya meningkatkan brand awareness?”

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang di atas perancangan ini dibatasi dengan: 1. Merancang identitas visual program studi Desain Komunikasi Visual.

2. Penerapan identitas visual pada media yang ditentukan seperti: graphic standard manual, website, dan beberapa media promosi.


(19)

1.4 Tujuan Perancangan

Berdasarkan rumusan masalah yang diatas, maka tujuan dari perancangan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk merancang corporate identity program studi S1 Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya yang dapat meningkatkan brand awareness.

2. Untuk merancang sebuah graphic standard manual sehingga penerapan corporate identity dapat terlaksanakan dengan efektif.

1.5 Manfaat Perancangan

Dari perancangan corporate identity ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari Perancangan diharapkan dapat berguna dalam teori desain komunikasi visual STIKOM Surabaya. Perancangan ini dapat dijadikan sebagai referensi pada bidang corporate identity.

2. Manfaat Praktis

Corporate identity yang teleh dirancang dapat diaplikasikan langsung pada desain komunikasi visual STIKOM Surabaya. Sehingga dengan adanya identitas visual yang dibuat dapat meningkatkan brand awareness program studi desain komunikasi visual STIKOM Surabaya pada publik.


(20)

9

Bab ini menguraikan tentang konsep dan teori yang memperkuat perancangan. Dengan adanya referensi-referensi diharapkan perancangan ini dapat membuahkan hasil yang maksimal. Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya yang baru berdiri tahun 2008 hanya mempunyai identitas berupa logo. Masih belum adanya graphic standard manual dan elemen-elemen pendukung identitas visual lainnya seperti, identitas warna, dan elemen gambar membuat tidak konsistensinya visual yang ditampilkan. Tidak konsistennya visual yang ditampilkan membuat publik kurang aware dengan Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya.

2.1 Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian terdahulu berjudul Perancangn Ulang Identitas Visual Phillip Secuirities Indonesia oleh Thomas (2012). Dalam hasil data penelititan tersebut menyatakan bahwa masyarakat luas masih belum aware terhadap subjek penelitian “Phillip Secuirites”. Hal ini diakibatkan dari berbagai hal yang bias, kurang mempresentasikan perusahaan yang bergerak pada bidang inventasi, dan terakhir kurang diketahui keberadaannya di pasar dikarenakan begitu banyaknya sekuritas lain yang memiliki nama yang lebih dikenal di mata para investor. Sehingga yang dibutuhkan oleh Phillip Securities Indonesia untuk menghadapi persaingan tersebut adalah merubah citra dan memperkenalkan diri kedepan


(21)

publik dengan nilai-nilai yang tentunya menjadi daya jual untuk diberikan kepada para konsumen / investor.

Dengan merancang kembali identitas visual perusahaan diharapkan dapat menunjukkan image subjek penelitian dibenak masyarakat. Beberapa penerapan identitas visual yang diambil antara lain: logo, panduan aturan grafis (graphic standard manual) , dan media pendukung lainnya.

Simpulan yang didapat dari penelitian ini adalah identitas merupakan dasar pembentukan citra dimasyarakat umum, yang akhirnya menimbulkan sisi emosianal didalam benak mereka. Perancangan identitas visual mencakup berbagai elemen grafis seperti tipografi, ilustrasi dan warna, yang saling berkaitan dan saling mendukung satu sama lain. Dengan pembentukan ulang identitas visual, Phillip Securities hadir dengan penuh percaya diri untuk memberikan pelayanan yang lebih baik dan menjadi mitra yang terpercaya di benak konsumen, khususnya para invetor.

Pada penelitian terdahulu berjudul Perancangan Corporate Identity PT. Yasa Industri Nusantara yang mampu merepresentasikan visi dan misi, filosofi perusahaan dan servis bisnis yang berupa epc oleh Dityo Wahyu Primandono (2010) memberikan sebuah simpulan bahwa corporate identity tidak berhenti pada logo saja, tetapi berlangsung pada elemen-elemen pendukung lainnya. Elemen-elemen pendukung ini kemudian diterapkan secara konsisten dan terintegrasi secara menyeluruh. Pesan pencitraan dari identitas visual sebuah perusahaan terbentuk dari disampaikannya brand image, filosofi serta servis bisnis antara subjek penelitian dengan target audisensnya. Agar tercipta brand


(22)

awareness yang diharapkan. Dan diharapkan perancangan identitas visual ini dapat menjadi interaksi yang berkesinambungan antara subjek penelitian dengan para target audiensnya.

2.2 Corporate Identity

Elinor Selame dalam buku Sutojo (2004: 13) mengatakan identitas korporat atau corporate identity adalah apa yang senyatanya ada pada atau ditampilkan oleh perusahaan. Menurut M. Linggar Anggoro (2000: 280) corporate identity merupakan suatu cara atau suatu hal yang memungkinkan suatu perusahaan dikenal dan dibedakan dari perusahaan-perusahaan lainnya. Ia juga menyebutkan bahwa identitas perusahaan harus diciptakan melalui suatu rancangan desain khusus yang meliputi hal-hal unik atau khas tentang perusahaan yang bersangkutan secara fisik.

Rhenald Kasali (2003: 110-114) dalam buku Manajemen Public Relations Konsep dan Aplikasinya di Indonesia mengatakan bahwa identitas perusahaan atau identitas korporat disebut juga sebagai simbol perusahaan, apakah berbentuk logo perusahaan atau lambang lainnya. Simbol selain dimaksud agar lebih mudah diingat oleh konsumen juga agar dijiwai oleh segenap karyawannya. Simbol sangat penting bagi perusahaan yang bergerak di sektor jasa yang menjaga pelayanan, kredibilitas, dan keramahan manusia di dalamnya.

2.3 Identitas Visual

Identitas visual merupakan kesan keseluruhan dari sebuah organisasi yang terproyeksi secara internal maupun eksternal melalui kop surat, brosur, newsletter,


(23)

iklan, papan penunjuk jalan, seragam, bangunan, dan sebagainya (www.cardiff.ac.uk/identity).

Dalam www.businessdictionary.com juga mengatakan bahwa identitas visual adalah elemen-elemen yang dapat dilihat dan disentuh sebagai bagian dari suatu merk, seperti warna, bentuk dan gaya, yang menyederhanakan dan menyampaikan arti simbolik yang tak bisa digambarkan melalui kata-kata saja. Pada lingkup korporat, hal ini bisa juga termasuk berbagai macam elemen seperti arsitektur bangunan, skema warna, dan gaya pakaian.

Alicia Perry dan David Wisnom (2002: 18), menegaskan bahwa identitas visual memilik 4 tujuan:

1. Untuk menghidupkan merk tersebut dengan memberikan karakter dan kepribadian terhadapnya.

2. Meningkatkan pengenalan publik akan merk tersebut.

3. Membuat merk tersebut berbeda di antara arus kompetisi yang ketat.

4. Menggabungkan segala perbedaan yang tercerai berai ke dalam satu kesatuan gaya dan feeling.

Identitas visual terdiri dari sistem yang terintegrasi, termasuk di dalamnya warna, bentuk dan tipografi. Elemen-elemen kreatif ini adalah sesuatu yang fundamental yang kemudian dikombinasikan dalam cara yang unik dan kreatif untuk menciptakan suatu merk yang kokoh dan memiliki ciri khasnya sendiri dalam bentuk logo, struktur kemasan dan grafis, grafis di lokasi penjualan, iklan, marketing dan promosi, kendaraan, penanda/ signage, seragam, dan sebagainya. Semua elemen ini tergabung dan menjadi satu identitas visual yang total.


(24)

2.3.1 Logo

Asal kata logo dari bahasa Yunani Logos, yang berarti kata, pikiran, embicaraan, akal budi. Pada awalnya lebih dulu popular adalah istilah logotype, bukan logo. Logo adalah penyingkatan dari logotype. Istilah logo baru muncul tahun 1937 dan kini istilah logo lebih popular daripada logotype. Logo bisa menggunakan elemen apa saja: tulisan, logogram, gambar, ilustrasi, dan lain-lain. (Rustan,2009: 13).

Menurut Rustan (2009: 13) beberapa fungsi dari logo adalah : 1. Identitas diri, untuk membedakannya dengan identitas milik orang lain. 2. Tanda kepemilikan Untuk membedakan miliknya dengan milik orang lain. 3. Tanda jaminan kualitas.

4. Mencegah peniruan / pembajakan.

2.3.2 Nama (Naming)

Menurut Rustan (2009: 60) semua atribut identitas seperti logo, tipografi, warna, images, dan lain-lain dibangun dengan berpijak pada nama. Nama menjadi atribut identitas yang membentuk brand image awal di benak publik. Oleh karenanya, sebelum menentukan nama, terlebih dahulu perlu ditentukan skenario brand architecture-nya, karena hal itu mempengaruhi konstruksi penanaman dan identitas visual lainnya.

Dalam buku Rustan (2009: 62) beberapa kriteria untuk pembentukan sebuah nama yaitu :

1. Bahasa Indonesia atau bahasa asing. 2. Unik.


(25)

3. Singkat.

4. Tidak mirip kata lain baik ditulis maupun diucapkan. 5. Tidak mengandung konotasi negatif.

6. Fleksibel.

Tetap jelas dan menarik ketika divisualisasikan dalam bentuk logo atau digabungkan dengan bentuk visual lainnya.

2.3.3 Warna

Rustan (2009: 72) dalam bukunya mengatakan, warna memainkan peran sangat besar dalam pengambilan keputusan saat membeli barang. Warna juga meningkatkan brand recognition sebanyak 80% menurut penelitian yang dilakukan oleh University of Loyola, Cicago, Amerika. Karena itu pemilihan warna yang tepat merupakan proses sangat penting dalam mendesain identitas. Untuk itu pemilihan warna membutuhkan riset dalam bidang psikologi, budaya, dan komunikasi.

Rustan (2009: 72) juga menyatakan, umunya ada dua macam warna pada identitas visual, yaitu warna pada logo dan warna untuk corporate. Adakalamya corporate color yang digunakan dalam alplikasi-aplikasi desain menggunakan warna pada logo, namun ada juga yang memperluas jangkuan area warnanya.

2.3.4 Tipografi

Tipografi dalam corporate identity dibagi menjadi dua macam, yaitu: tipografi dalam logo (lettermarks) dan tipografi yang digunakan dalam


(26)

media-media aplikasi logo (corporate typeface / corporate typography). (Rustan, 2009: 78)

Rustan (2009: 78) juga menambahkan bahwa untuk letter marks keunikan menjadi hal yang paling utama dalam logo. Sedangkan pada coporate typeface lebih bertujuan untuk menjaga kesatuan desain (unity) antar media-media atau aplikasi desain perusahaan. Tidak lupa juga harus sesuai dengan fungsi-fungsi tipografi pada umumnya, yaitu penyampai informasi harus nyaman dibaca dengan segala kriterianya (legible, readable, dan lain-lain).

2.3.5 Elemen Gambar

Dalam buku Rustan (2009: 82) elemen gambar berguna untuk memperkuat kesan terhadap kepribadian brand. Yang termasuk dalam elemen gambar di sini adalah foto, artworks, infographics, dan lain-lain.

Kadangkala dalam identitas visual penciptaan elemen visual lain seperti background atau cropping image. Berfungsi untuk memperkuat identitas dengan menambah keunikannya, sehingga secara visual brand lebih mudah dikenali. Selain itu background juga menciptakan unity

2.4 Trademark

Menurut KBBI trademark diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai merek dagang. Menurut Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual (Dirjen HAKI): “Merek adalah suatu ’tanda’ yang berupa gambar, nama kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur terebut


(27)

yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam perdagangan barang dan jasa”.

Sedangkan merek dagang menurut Dirjen Haki adalah: “merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hokum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.” Merek juga seing digunakan secara umum untuk menyebut sebuah logo atau brand. (Rustan, 2009: 15)

2.5 Brand

Menurut Alina Wheeler dalam buku Rustan (2009: 16) “Makna brand dapat berubah sesuai konteksnya. Kadang brand sebagai kata benda, kadang sebagai kata kerja. Kadang menjadi sama dengan nama perusahaan, pengalaman perusahaan dan harapan konsumen”.

Dalam buku mendesain logo (Rustan, 2009: 16) hubungan antara logo dan brand, brand memiliki makna yang jauh lebih dalam dan luas daripada logo. Logo berbentuk benda fisik yang bisa dilihat, sedangkan brand mencakup keseluruhannya, baik yang fisik, non fisik, pengalaman dan asosiasi.

Gambar 2.1 Logo Dan Brand


(28)

2.6 Brand Image

Kotler (2002: 215) mendefinisikan citra merek sebagai seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu merek. Karena itu sikap dan tindakan konsumen terhadap suatu merek sangat ditentukan oleh citra merek tersebut.

Kotler (2002: 225) juga menambahkan bahwa citra merek merupakan syarat dari merek yang kuat dan citra adalah persepsi yang relatif konsisten dalam jangka panjang (enduring perception). Jadi tidak mudah untuk membentuk citra, dan bila terbentuk akan sulit untuk mengubahnya. Citra yang dibentuk harus jelas dan memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan pesaingnya. Saat perbedaan dan keunggulan merek dihadapkan dengan merek lain, munculah posisi merek.

2.7 Brand Awareness

Tingkat penerimaan awal dari seseorang ketika melihat atau mendengar suatu informasi tentanf produk beserta mereknya adalah brand awareness (kesadaran merek). Menurut Surachman (2008: 7) brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengigat kembali bahwa suatu merek merupakan kategori produk tertentu. Peran brand awareness dalam seluruh kekuatan merek tergantung pada sejauh mana tingkta kesadaran yang dicapai oleh suati merek.

Menurut Buchari Alma (2007: 18) brand awareness adalah kesanggupan konsumen untuk mengenali suatu merek yang tertanam dalam ingatan konsumen. Menurut Philip Kotler dan Keller (2009: 346) brand awareness yaitu kemampuan


(29)

konsumen untuk mengidentifikasi merek dalam kondisi berbeda, seperti tercermin oleh pengenalan merek mereka atau prestasi pengingatan.

Gambar 2.2 Piramida Brand Awareness

Sumber: Durianto, 2004, Brand Equity Ten: Strategi Menempati Pasar: 28

Brand Awareness memiliki 4 tingkatan, yaitu: 1. Tidak menyadari merek (unaware of brand)

Pada tahapan ini, pelanggan merasa ragu apakah sudah mengenal merek yang disebutkan atau belum mengenal.

2. Mengenali merek (brand recognition)

Pada tahapan ini, pelanggan mampu mengidentifikasi atau mengenali merek yang disebutkan.

3. Mengingat merek (brand recall)

Pada tahapan ini, pelanggan mampu mengingat merek jika diberi stimulus atau petunjuk.

4. Puncak pikiran (top of mind)

Pada tahapan tertinggi ini, sebuah merek mampu muncul pertama kali di benak pelanggan ketika berbicara mengenai kategori produk tertentu.


(30)

2.8 Desain Komunikasi Visual

Desain komunikasi visual merupakan ilmu mengembangkan bentuk bahasa komunikasi visual berupa pengolahan pesan yang mempunyai tujuan sosial atau komersial, dari individu atau kelompok yang ditujukan kepada individu atau kelompok lainnya. Pesan dapat berupa informasi produk, jasa atau gagasan yang disampaikan kepada target audience, dalam upaya peningkatan usaha penjualan, peningkatan citra dan publikasi program pemerintah. Pada prinsipnya DKV adalah perancangan untuk menyampaikan pola pikir dari penyampaian pesan kepada penerima pesan, berupa bentuk visual yang komunikatif, efektif, efisien dan tepat. terpola dan terpadu serta estetis, melalui media tertentu sehingga dapat mengubah sikap positif sasaran (www.dkt.itb.ac.id).

2.9 Promosi

Promosi adalah salah satu bagian dari pemasaran, yang dimana merupakan sebuah usaha dalam artian untuk mempromosikan, mengenalkan sesuatu baik itu berupa barang ataupun jasa, bahkan dalam bentuk lainnya yang masih bisa dipromosikan. Sehingga orang lain tertarik untuk melakukan transaksi atas apa yang dipromosikan.

Menurut Michael Ray dalam buku Morrisan M.A (2010: 16), mendefinisikan promosi adalah koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai pihak penjual untuk membangun berbagai saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan. Pembuatan promosi ini tentu diterapkan pada media-media, yang disebut media promosi.


(31)

20

Bab ini membahas tentang metodologi yang dipakai dalam perancangan serta hasil dan analisis data yang dilakukan selama penelitian. Dengan memakai metode dan teknik tertentu diharapkan dapat menyelesaikan masalah dalam objek penelitian. Hasil dari penelitian diharapkan dapat menghasilkan sebuah konsep dan perencanaan kreatif untuk diimplementasikan dalam sebuah bentuk karya.

3.1 Metodologi Penelitian

Perancangan ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini bersifat fleksibel dan berubah-ubah sesuai kondisi lapangan (Sarwono, 2010: 95). Untuk merancang corporarate identity dibutuhkan penelitian yang mendalam

pada perusahaan (objek yg di teliti) mulai dari visi misi, strategi kreatif, hingga media promosi apa yang sudah digunakan. Untuk mendukung sumber data yang diambil melalui metode kualitatif, digunakan juga data kuantitatif yaitu kuesioner sehingga dapat mendukung metode kualitatif.

3.2. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh mempunyai peran yang penting untuk merancang corporate identity desain komunikasi visual STIKOM Surabaya. Data mengenai

desain komunikasi visual STIKOM Surabaya diperoleh melalui pengamatan langsung pada produk, segmentasi pasar, akreditasi kampus dan kompetitor dari


(32)

desain komunikasi visual STIKOM. Data ini berguna untuk mengetahui konsep awal yang akan digunakan untuk merancang corporate identity desain komunikasi visual STIKOM Surabaya. Beberapa teknik yang akan digunakan untuk mengambil data yaitu:

1. Wawancara

Wawancara atau interview adalah metode pengumpulan data yang menghendaki komunikasi langsung antara penyelidik dengan subjek atau informan (Yatim, 2001: 15). Metode ini merupakan proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik. Wawancara ini digunakan agar peneliti dapat menegetahui lebih dalam tentang objek yang diteliti. Pada penelitian ini wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur dimana pewawancara menggunakan pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Adapun informan yang dipilih adalah Kaprodi Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya yang memahami tentang program studi desain komunikasi visual STIKOM Surabaya terutama pada visi misi, strategi kreatif yang dilakukan dalam kurun waktu mulai tahun 2008 hingga saat ini. Kedua, wawancara pada bagian Penerimaan Mahasiswa Baru Desain Komunikasi Visual yang mengetahui promosi apa saja yang telah digunakan selama 2008-2012 ini.

2. Observasi

Observasi (pengamatan) adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu objek dalam suatu periode tertentu dan mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu


(33)

yang diamati. Observasi dilakukan pada objek yang diteliti langsung yaitu STIKOM Surabaya dan dari internet.

3. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan objek penelitian yang kemudian diberikan kepada responden. Untuk pemilihan responden sendiri digunakan sebuah metode yaitu random sampling cluster

pada SMA swasta Surabaya. Kuesioner disini digunakan sebagai data pendukung saja untuk menguatkan sumber data.

4. Studi Eksisting dan Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan. (Nazir, 1988: 111). Langkah selanjutnya adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan teori yang berkaitan dengan topik penelitian. Dalam pencarian teori, peneliti akan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari kepustakaan yang berhubungan. Sumber-sumber kepustakaan dapat diperoleh dari buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian (tesis dan disertasi), dan sumber-sumber lainnya yang sesuai (internet, koran, dll).


(34)

5. Analisis Pesaing

Analisis pesaing adalah pengamatan langsung terhadap pesaing dari bisnis atau usaha. Dengan menagamati pesaing, dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pesaing tersebut. Untuk jenis pesaing dibagi menjadi dua yaitu pesaing langsung (direct competitor) dan pesaing tidak langsung (indirect competitor).

Pesaing langsung dibagi lagi menjadi tiga, yaitu prime kompetitor,

middle kompetitor, dan weak kompetitor. Dalam perancangan ini, peneliti

mengambil prime kompetitor dari Desain Komunikasi Visual STIKOM

Surabaya yaitu : Desain Komunikasi Visual UK. Petra dan Visual Communication Design Universitas Ciputra. Kedua universitas tersebut sama-sama menarget audien siswa SMA, swasta, regional Surabaya, dan juga dikenal oleh masyrakat Surabaya.

3.3 Teknik Analisis Data

Pada perancangan ini menggunakan teknik analisis interaktif Miles dan Huberman (Pawito, 2007: 104). Teknik ini menggunakan tiga komponen yaitu; reduksi data, penyajian data, dan penarikan serta pengujian kesimpulan (Punch, 1998: 202-204)

Reduksi data dimana peneliti mengelompokkan dan meringkas data-data yang didapat. Kemudian peyajian data dimana peneliti mengorganisasikan data (menjalin data atau kelompok data yang satu dengan yang lain). Dan terakhir penarikan dan pengujian kesimpulan yaitu implementasi dari prinsip induktif


(35)

dengan mempertimbangkan pola-pola data yang ada dan kecenderungan dari penyajian data yang telah dibuat.

3.4 Hasil dan Analisis Data 3.4.1 Wawancara

Pertama peneliti melakukan wawancara kepada Januar Wibowo selaku kepala bagian penerimaan mahasiswa baru STIKOM Surabaya. Peneliti menyanyakan perihal tentang strategi promosi atau media promosi apa yang telah dilakukan untuk mempromosikan DKV STIKOM Surabaya. Wawancara dilakukan pada 22 januari 2013, pukul 13:30 WIB. Berikut uraian dari hasil wawancara yang telah dilakukan

DKV STIKOM Surabaya mulai di buka pada tahun 2008. Pihak STIKOM Sendiri mempromosikan Desain Komunikasi Visualnya secara menyuluruh tanpa ada pengkhususan dengan program studi lain. Promosi yang selama ini dipakai yaitu, katalog STIKOM Surabaya yang berisi seluruh program studinya, radio berupa announcer, stand pameran pada Jatim EXPO, event tahunan yaitu lomba dan acara sesuai dengan masing-masing program studi, workshop, visitasi, dan menerima kunjungan dari SMA-SMA di Surabaya. Secara visual media promosi yang telah dilaksanakan pada waktu 2008-2012 satu kesatuan dengan promosi program studi lain yang identik dengan komputer,

Kedua Peneliti melakukan wawancara pada Kepala Prigram Studi DKV STIKOM Surabaya yaitu bapak Muh. Bahruddin. Menurutnya, pembaharuan visi dan misi DKV STIKOM Surabaya pada tahun 2012 yaitu Menjadi pusat pendidikan advertising dan branding dalam konteks kreatif di Indonesia pada


(36)

tahun 2018. Dengan adanya perubahan visi misi ini tentunya perlu diadakan penelitian sesuai tidaknya logo dari Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya dengan visi misi baru tersebut.

Dari data hasil wawancara diatas maka diperoleh analisi dan kesimpulan sebagai berikut :

1. Tidak ada strategi khusus pada promosi program studi DKV STIKOM Surabaya.

2. Adanya perubahan visi misi pada program studi DKV STIKOM Surabaya.

3.4.2 Data Pendukung

3.4.2.1 Visi Misi DKV STIKOM 1. Visi DKV STIKOM Surabaya

Menjadi pusat pendidikan advertising dan branding dalam konteks kreatif

di Indonesia pada tahun 2018. 2. Misi DKV STIKOM Surabaya

a. Menyelenggarakan pendidikaan desain komunikasi visual yang menghasilkan sarjana yang memiliki kemampuan tata kelola secara konseptual dan penerapannya untuk mencipta (to create) yang baru dan berbeda (to innovative) khususnya dalam industry periklanan

(advertising).

b. Mengembangkan kemampuan merancang branding promotion seperti

corporate branding dan city branding yang melibatkan banyak perusahaan


(37)

c. Mengembangkan kemampuan melakukan riset di bidang desain dan periklanan.

d. Mengembangkan hard skill di bidang multimedia, desain web, packaging,

dan cetak.

e. Mengembangkan kemampuan etika dan komunikasi verbal internasional. f. Mengembangkan iklim akademik yang progresif dan sistematis guna

meningkatkan kemampuan dan integritas sumber daya manusia secara smultan dan holistik dalam menerapkan pelayanan pendidikan yang optimal.

g. Melaksanakan pengabdian masyarakat di bidang desain komunikasi visual yang bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat khususnya pemberdayaan pada masyarakat tertinggal, serta pengembangan keilmuan bidang desain komunikasi visual melalui penelitian-penelitian stimultan. h. Melangsungkan pembangunan, pemberdayaan sekaligus pengelolaan

dalam usaha untuk berjejaring dengan seluruh stakeholders, khususnya

dunia industri yang relevan dengan kompetensi desain komunikasi visual guna tercapainya prinsip “link dan match”.


(38)

3.4.2.2 Kuesioner

Peneliti melakukan metode kuesioner untuk mengetahui tingkat awareness dari DKV STIKOM Surabaya terhadap siswa SMA (target audience). Pengisian Kuisioner dilaksanakan pada 6-7 Maret 2013 di SMA Muhammadiyah 2 Surabaya pada siswa kelas XII. Penentuan sample ini menggunakan teknik random

sampling yaitu sampling cluster (menurut wilayah).

Untuk pertama peneliti mengelompokkan SMA berakreditasi A di Surabaya sebagai populasi. SMA berakreditasi diambil karenakan SMA tersebut diminati oleh siswa kalangan menengah atas. Setelah SMA akreditasi A terdaftar yaitu berjumlah 75 sekolah, peneliti mengelompokkan SMA-SMA tersebut sesuai dengan wilayah surabaya yaitu utara, timur, barat, selatan dan pusat. Melalui metode pengacakan (undi) terpilih wilayah surabaya timur, dimana terdapat 22 sekolah SMA.

Peneliti mengundi lagi dari 22 sekolah tersebut menjadi 1 sekolah yaitu terpilih SMA Muhammadiyah 2 Surabaya. Siswa dari SMA Muhammdiyah mempunyai jumlah murid kelas XII yaitu 263 siswa (smamda.net). Karena peneliti mengetahui jumlah pasti populasi tersebut, peneliti menggunakan rumus slovin untuk mengambil sampel yaitu berjumlah 34,719 atau 35 siswa kelas XII.

Dari 35 responden ini akan diberikan 15 pertanyaan seputar tentang awareness mereka terhadap DKV STIKOM Surabaya dan awareness mereka

terhadap media promosi yang sudah dilakukan selama ini oleh DKV STIKOM Surabaya.


(39)

Tahu, 15

Tidak Tahu, 30

Tahu tentang Desain Komunikasi Visual STIKOM

Surabaya

Tahu Tidak Tahu

Gambar 3.1 Diagram Mengenal Tentang DKV STIKOM

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Dari data tersebut dinyatakan bahwa masih banyak siswa belum tahu dan mengenal DKV STIKOM Surabaya. Memberikan sebuah kesimpulan bahwa siswa SMA di Surabaya belum aware dengan desain komunikasi visual STIKOM Surabaya.

Pertanyaan selanjutnya mengarah bagi siswa SMA yang tahu tentang DKV STIKOM Surabaya, yaitu darimana mereka tahu tentang DKV STIKOM Surabaya.


(40)

Dari data tersebut menyatakan bahwa DKV STIKOM Surabaya dikenal oleh siswa SMA melalui mouth-to-mouth (mulut ke mulut). Dimana lebih banyak diberitahu oleh teman mereka.

Sangar tertarik 2

Ragu-ragu 8 Tidak tertarik

4

Efek yang diakibatkan dari info yang didapat

Sangar tertarik Ragu-ragu Tidak tertarik

Gambar 3.2 Diagram Efek Dari Info

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Data ini menyatakan bahwa siswa masih ragu-ragu untuk masuk ke DKV STIKOM Surabaya karena sebagian besar dari mereka mengetahui DKV STIKOM hanya dari mulut ke mulut, sehingga informasi yang mereka dapat masih kurang jelas.

Pertanyaan selanjutnya seputar tentang media promosi dan logo yang sudah digunakan oleh DKV STIKOM Surabaya.


(41)

Pernah 3

Tidak pernah 32

Pernah melihat logo DKV STIKOM Surabaya

Pernah Tidak pernah

Gambar 3.3 Diagram Seberapa Sering Melihat Logo DKV STIKOM

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Pertanyaan selanjutnya mengarah pada responden yang pernah melihat logo DKV STIKOM Surabaya.

Tahu 1 Tidak Tahu

3

Dari Logo tahu jika logo DKV STIKOM Surabaya

Tahu Tidak Tahu

Gambar 3.4 Diagram Mengenal Tentang Logo DKV STIKOM

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Dari dua data tersebut menyatakan bahwa logo DKV STIKOM Surabaya masih jarang terlihat di kalangan siswa SMA. Dan bagi yang pernah melihat logo


(42)

tersebut juga belum tahu jika logo tersebut adalah logo Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya.

Tulisan 2 Simbol &Tulisan

1

Yang paling diingat dari logo DKV

Tulisan Simbol &Tulisan

Gambar 3.5 Diagram Paling Diingat Dari Logo DKV STIKOM

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Dari data tersebut menyatakan bahwa logo Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya dapat diingat oleh siswa SMA dari tulisan pendukung logo.

Jarang 3

Seberapa sering menjumpai Logo DKV STIKOM

Surabaya

Jarang

Gambar 3.6 Diagram Seberapa Sering Logo DKV STIKOM terlihat


(43)

Dari data tersebut terlihat bahwa logo DKV STIKOM Surabaya masih jarang terlihat atau dilihat oleh siswa SMA.

Pertanyaan selanjutnya mengenai media promosi yang digunakan oleh DKV STIKOM Surabaya, yaitu brosur.

Ya 9 Tidak

26

Pernah membaca / mendapat brosur DKV STIKOM

Surabaya

Ya Tidak

Gambar 3.7 Diagram Pernah Membaca/Mendapat Brosur DKV STIKOM

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Dari data tersebut menyatakan bahwa brosur dari DKV STIKOM Surabaya masih belum tepat mengenai sasaran, atau belum efektif. Pertanyaan selanjutnya mengarah pada responden yang pernah membaca atau mendapat brosur.


(44)

Sekolah 2

Kampus Stikom 2 Teman

4 Lainnya

1

Tempat mendapatkan brosur DKV STIKOM

Surabaya

Sekolah Kampus Stikom Teman Lainnya

Gambar 3.8 Diagram Tempat Mendapatkan Brosur DKV STIKOM

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Dari data tersebut menyatakan bahwa brosur dari Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya banyak mereka dapat dari teman mereka.

jelas 3 cukup jelas

6

Kejelasan info dari brosur DKV STIKOM Surabaya

jelas cukup jelas

Gambar 3.9 Diagram Kejelasan Info Brosur DKV STIKOM


(45)

Dari data tersebut menyatakan bahwa brosur dari DKV STIKOM Surabaya masih membutuhkan penambahan beberapa informasi mengenai DKV STIKOM Surabaya.

Tertarik 2

Tidak tertarik 7

Efek dari membaca/mendapat brosur DKV STIKOM

Surabaya

Tertarik Tidak tertarik

Gambar 3.10 Diagram Efek Dari Brosur DKV STIKOM

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Dari data tersebut menyatakan bahwa brosur dari DKV STIKOM Surabaya masih belum dapat menarik minat dari siswa SMA.

Pertanyaan selanjutnya mengenai website dari DKV STIKOM Surabaya

perna h 3

ti da k pernah 32

Pernah berkunjung ke website DKV STIKOM

Surabaya

pernah tidak pernah

Gambar 3.11 Diagram Pernah Berkunjung Ke Website DKV STIKOM


(46)

Dari data tersebut menyatakan bahwa website dari DKV STIKOM Surabaya masih belum banyak diketahui oleh siswa SMA.

Pertanyaan Selanjutnya ditujukan pada responden yang pernah berkunjung ke website DKV STIKOM Surabaya.

Brosur 2 Website Stikom

1

Tahu website DKV STIKOM Surabaya dari :

Brosur Website Stikom

Gambar 3.12 Diagram Mengetahui Website DKV STIKOM

Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2013

Jelas 1

Tidak jelas 2

Informasi pada website DKV STIKOM Surabaya

Jelas Tidak jelas

Gambar 3.13 Diagram Informasi Dari Website DKV STIKOM


(47)

Dari data tersebut menyatakan bahwa website dari DKV STIKOM Surabaya perlu memperbaiki konten dan informasinya.

Jarang 3

Seberapa sering berkunjung ke website DKV

STIKOM Surabaya

Jarang

Gambar 3.14 Diagram Seberapa Sering Berkunjung Ke Website DKV STIKOM

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Dari data tersebut menyatakan bahwa website dari DKV STIKOM Surabaya masih kurang diminati oleh siswa SMA dikarenakan minimnya info-info yang di dapat dari website tersebut.

Dari data kuesioner yang diperoleh peneliti menganalisi dan menyimpulkan bahwa

1. Sekitar 70% dari siswa SMA masih kurang aware terhadap Desain

Komunikasi Visual STIKOM Surabaya.

2. Untuk logo DKV STIKOM Surabaya, siswa SMA jarang melihat logo tersebut dan bagi yang pernah lihat mereka mengenal dari tulisan pendukung logo.


(48)

3. Media promosi yang sudah dilakukan selama ini oleh DKV STIKOM Surabaya. Siswa SMA rata-rata lebih mengenal DKV STIKOM Surabaya lewat mulut ke mulut.

4. Brosur yang digunakan masih kurang efektif, dimana siswa SMA lebih banyak mendapatkan brosur dari teman mereka dan isi brosur yang masih kurang dalam penyampaian informasi.

5. Masih kurang berfungsinya website Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya yang menjadikan tidak berminatnya siswa SMA untuk membuka atau mengakses website tersebut.

3.4.3 Observasi

STIKOM Surabaya merupakan sebuah sekolah tinggi yang memeliki beberapa program studi antara lain Sistem Informasi, Sistem Komputer, Komputer Manajemen, Komputer Akutansi, KGC, Multimedia dan Desain Komunikasi Visual. Citra yang timbul dari benak publik selama ini adalah STIKOM merupakan sekolah tinggi yang identik dengan teknologi dan komputer. Dari observasi selama penelitian rata-rata mahasiswa STIKOM telah paham dan mengenal tentang teknologi, bahkan gadget.

Tidak hanya mahasiswa program studi saja yang paham tentang komputer, mahasiswa desain juga paham tentang komputer meskipun tidak begitu mendalam. Rata-rata mahasiswa dari STIKOM merupakan kalangan menengah atas, dimana terlihat dari atribut yang dikenakan yaitu gadget dan juga notebook atau komputer. Pembayaran SPP dan uang gedung yang berkisar 5-9 juta juga


(49)

menjadi faktor bahwa mahasiswa STIKOM sebagaian besar dari kalangan menengah atas.

Untuk akreditasi sendiri Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya mempunyai akreditasi B terhitung dari tahun 2013. Mudahnya untuk masuk ke Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya merupakan salah satu daya tarik atau keunggulan untuk menarik mahasiswa baru.

Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti, dapat disimpulkan, yaitu : 1. Kampus STIKOM identik dengan komputer, dimana mengarah kepada konsep

teknologi dan modern.

2. Mahasiswa STIKOM Surabaya sebagian besar merupakan dari kalangan menengah keatas.

3. DKV STIKOM Surabaya mempunyai akreditasi B terhitung dari tahun 2013. 4. Jalur masuk untuk program studi DKV STIKOM Surabaya lebih mudah


(50)

3.4.4 Studi Eksisting

Gambar 3.15 Logo lama DKV STIKOM Surabaya

Sumber: http://thomashanandry.deviantart.com/art/DKV-logo-159749063

Logo dari Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya. Logo dari DKV STIKOM Surabaya ini terutama logografnya mempunyai beberapa kemiripan dengan logo-logo di internet.

Gambar 3.16 Pengaplikasian Logo Pada Beberapa Media

Sumber : Facebook DKV-MM STIKOM Surabaya

Pada beberapa media terdapat tidak kekonsistensinya logo dari Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya. Logo yang tidak konsisten menimbulkan publik bingung dan kurang aware terhadap DKV STIKOM Surabaya. Ketidak


(51)

Gambar 3.17 Website DKV STIKOM Surabaya

Sumber: http://dkv.STIKOM.edu

Tampilan website Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya. Dari desain dan tampilan sama sekali tidak mencerminkan konsistensi dari logo. Banyak konten-konten yang tidak diisi atau masih kurang. Dalam perkembangan teknologi yang semakin maju ini, website menjadi salah satu media yang cukup efisien selain mudah diakses dimanapun dan kapanpun.

Gambar 3.18 Brosur DKV STIKOM Surabaya

Sumber: Foto Brosur DKV 2009-2012

Tampilan dari brosur Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya. Dari desain dan tampilan menggambarkan bahwa DKV STIKOM Surabaya unggul


(52)

dalam bidang gambar manual yang juga gambar digital. Penggabungan unsur coklat dan pewayangan menjadikan salah satu unsur yang menarik dibanding brosur-brosur lain. Tetapi kembali pada logo, tidak ada satu-kesatuan dari logo awal.

3.3.5 Analisis Pesaing

Pesaing yang diambil dari Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya adalah Desain Komunikasi Visual Universitas Kristen Petra, dan Visual Communication Design Universitas Ciputra. Pengambilan pesaing direct

competitor ini berdasarkan dari kesamaan regional, sama-sama perguruan tinggi

swasta, target audience yang sama-sama siswa SMA kalangan menengah atas. 1. Desain Komunikasi Visual Universitas Kristen Petra

Tabel 3.1 Kekuatan dan Kelemahan Kompetitor DKV UK Petra

Kekuatan Kelemahan

- Top of mind dari Desain Komunikasi Visual Swasta di Surabaya

- Pemain lama, memiliki prestasi yang cukup banyak. - Identitas visual yang solid

dan lengkap

- Media promosi yang dikemas sesuai dengan identitas visual.

- Warna identitas visual terlihat girlish (berwarna ungu)

- Web desain terlihat seperti web-web pada umumnya. - Konten dan website yang

jarang update.


(53)

2. Visual Communication Design Universitas Ciputra

Tabel 3.2 Kekuatan dan Kelemahan Kompetitor VCD Universitas Ciputra

Kekuatan Kelemahan

- Penamaan program studi

dengan bahasa inggris yaitu Visual Cammunication Design, menjadikan unik. - Kesan “wah” dari image

masyarakat terhadap brnad Ciputra

- Seringkali melakukan media

promosi berbentuk event. - Promosi event biasanya

dilakukan di bangunan milik Ciputra, (identitik dengan mall)

- Media promosi cetak jarang

tampak.

- Website utama dari VCD

Ciputra masih belum selesai, sehingga informasi yang di dapat sangatlah kurang.

- Masih baru dalam membuka

program studi Desain Komunikasi Visual.


(54)

3.5 Segmentasi Targetting Positioning 1. Demografis

- Usia : 16-18 tahun - Jenis kelamin : Pria dan wanita

- Siklus hidup : belum menikah, menikah belum mempunyai anak, menikah mempunyai anak

- Profesi : pelajar SMA. 2. Geografis

- Wilayah : Jawa Timur

- Ukuran kota : Kota Besar ( misal: Surabaya, Sidoarjo ) 3. Psikografis

- Gaya hidup: Menengah atas, suka dengan barang berkualitas, praktis atau instan.

4. Positioning

Dalam hal ini Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya mencoba untuk memposisikan sebagai Program Studi yang dapat mencetak lulusan advertising dan branding berkualitas. Pada piramida brand awareness sendiri Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya masih berada ditengah dimana masyarakat banyak mengenal STIKOM Surabaya tetapi belum tentu mengetahui bahwa STIKOM memiliki program studi Desain Komunikasi Visual..


(55)

3.6 Analisis SWOT Tabel 3.3 Tabel SWOT

Internal

Eksternal

STRENGHTS

1. Sebagian besar masyarakat Surabaya telah mengenal STIKOM

2. Memiliki citra sebagai cyber campus.

3. Media promosi semua prodi tergabung menjadi satu.

4. Event workshop setiap tahunnya. Dimana lebih menyentuh langsung pada target audience.

WEAKNESS

1. Image STIKOM yang berupa komputer kurang sinergi dengan bidang Desin Komunikasi Visual.

2. Masih jarang melakukan

event pameran pada luar wilayah kampus.

3. Tergabungnya media promosi menjadi satu dengan kampus membuat informasi yang didapat kurang maksimal.

4. Konten web yang belum selesai atau terupdate.

OPPORTUNITY

1. Media promosi cetak yang jarang tampak.

2. Media promosi web terdesain secara sederhana (umum).

3. Konten website kompetitor yang jarang di update, dan belum selesai

4. Identitas visual yang dipakai kadang kurang cocok atau sesuai

STRATEGI S-O - Menggunakan kesan

cyber/modern untuk memperoleh awareness.

- Mensinergikan bidang desain (kreatifitas) dengan unsur modern atau cyber.

- Menggunakan media cetak sebagai salah satu media promosinya.

- Pada event workshop, mengenakan atribut identitas visual DKV

STRATEGI W-O - Menciptakan identitas

visual dengan hubungan antara teknologi dengan desain terutama pada advertising dan branding.

- Memiliki media promosi sendiri pada program studi DKV

- Menggunakan media digital terutama web sebagai media promosi.


(56)

dengan karakteristik kampus.

5. Masih baru dalam bidang program studi Desain komunikasi Visual

STIKOM Surabaya.

THREAT

1. Sebagian besar kompetitor telah mempunyai identitas visual.

2. Pemain Lama.

3. Media promosi dikemas sesuai identitas visual program studi mereka.

4. Sudah banyak melakukan event

pameran diluar wilayah kampus.

5. Telah terciptanya image luxury dari brand kampus.

STRATEGI S-T - Merancang panduan grafis

untuk logo dan elemen-elemen identitas visual lainnya

- Menggunakan unsur logo

lettermark dan symbol.

Sehingga memudah proses

brand recognition.

- Penerapan identitas visual secara konstan pada media promosi sesuai dengan panduan grafis yang telah dibuat.

STRATEGI W-T - Penerapan identitas

visual nantinya pada

event-event yang akan di adakan.

- Pengaplikasian unsur cyber pada media promosi (misal: Augmented Reality)

- Web yang akan selalu di update dan dibentuk sesuai identitas visual yang diterapkan pada panduan grafis.

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Hasil Tabel : Bagaimana mensinergikan antara cyber atau modern dengan bidang desain yaitu kreatifitas, advertising dan branding menjadi satu. Sehingga dapat membuat sebuah image baru dan berbeda dari kompetitornya.


(57)

3.7 Keyword

Gambar 3.19 Keyword Perancangan

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Penentuan keyword diambil berdasarkan data yang sudah terkumpul dan

dari hasil analisis data dan analisis SWOT.

Dari hasil analisis data ditemukan sebuah keyword yaitu “Future Creativity”. Disini dimaksudkan dimana membentuk image pada masyarakat

bahwa Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya merupakan tempat studi advertising dan branding (industri kreatif) yang cenderung membutuhkan

kreativitas tinggi dan dimana desainer menciptakan sebuah konsep visual dan dapat dikomunikasikan kepada publik.

Unsur Future sendiri bisa diartikan bagaimana mengemas visual (output

karya desainer) pada masyarakat saat ini. Future bukan berarti harus

menggunakan digital atau hal-hal modern, tetapi bagaimana desainer tersebut dapat mengkomunikasikan visual dengan teknik digital maupun manual terhadap publik yang sebagian besar adalah masyarakat modern.


(58)

3.8 Skema Perancangan

Gambar 3.20 Skema Perancangan


(59)

3.9 Perencanaan Kreatif 3.9.1 Tujuan Kreatif

Dengan menggunakan keyword “Future Creativity” tujuan kreatif visual dari perancangan corporate identity DKV STIKOM Surabaya akan identik dengan unsur dan visual futuristik dan kreatif. Dari konsep tersebut diharapkan membentuk sebuah identitas yang unik dari perguruan-perguruan tinggi yang lain. Dimana DKV STIKOM Surabaya ini telah mempunyai visi misi yang jelas yaitu sebagai pusat studi advertising dan branding di Indonesia.

3.9.2 Strategi Kreatif 1. Verbal

Dalam penggunaan verbal, nama pada logo akan dipersingkat menjadi “DKV”. Yang dimana masyarakat umum atau publik lebih mengenal atau tidak asing dengan istilah DKV.

Untuk tagline akan di gunakan “The Future of Advertising & Branding Design”. Merupakan sebuah kalimat profokatif yang dimana nantinya sebagai

daya tarik untuk target audience. 2. Visual

Pada visualisasi, logo akan berbentuk combination mark (gabungan

logogram dan logotype). Dalam http://www.logodesignsource.com/types.html

mengatakan bahwa combination mark ini merupakan salah satu jenis logo yang mudah diingat dan mudah dipahami, terutama untuk sebuah perusahaan atau organisasi yang baru berdiri.


(60)

Gambar 3.21 Contoh Logo Combination Mark

Sumber: google images keyword: combination mark

Untuk pemilihan warna akan diambil dari warna prodi DKV STIKOM yaitu cokelat. Dalam buku Color Management (Drew,Sarah:2008) Cokelat yang mengartikan kewibawaan, art, elegan dan natural. Untuk menggabungkan dengan konsep futuristis maka diambil warna putih, dimana putih ini menyimbolkan clean dan simple dimana desain modern identik dengan white space dan clean.

Selanjutnya dengan metode analogus untuk menampilkan kesan kreatifitas diambil warna gold orange. Diambil juga warna merah dari logo STIKOM untuk

mengesankan satu kesatuan dengan kampus STIKOM dan juga berfungsi sebagai aksentuasi logo.

Gambar 3.22 Warna Yang Akan Digunakan Pada Pengaplikasian Logo Dan Media

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Keempat warna tersebut mewakili dari kultural Indonesia/asia yang lebih ccenderung ke warna “warm”, lalu di padu dengan psikologi “creativity”, dan terakhir dengan warna future yg cenderung berwarna “cool”. Dari keempat warna


(61)

pokok ini nantinya akan dapat dijadikan sebagai elemen visual dan untuk tiap-tiap media.

Font menggunakan sans serif untuk mengesankan modern. Beberapa font yang dipilih dan nantinya digunakan dan di aplikasikan pada beberapa media antara lain :

Gambar 3.23 Font yang akan digunakan pada media dan logo

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

3.9.3 Program Kreatif

Perancangan ini berawal dari pembuatan logo dan Graphic Standart

Manual. Didalamnya akan ada proses seperti sketch, draft, hingga final design.

Setelah selesai baru akan diaplikasikan pada media-media yang dipilih. Pengaplikasian pada media-media tersebut juga melalui proses yang sama seperti pembuatan logo, dan grapic standart manual.

3.10 Perencanaan Media 3.10.1 Tujuan Media

Supaya informasi atau identitas dari Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya, dibutuhkan beberapa media untuk mencapai pada benak target audiancenya. Dengan beberapa media juga akan menjadikan sebuah identitas bagi


(62)

Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya, bila pengaplikasian-pengaplikasian media tersebut membentuk sebuah satu-kesatuan antara corporate

identity dengan media promosi yang dipakai.

3.10.2 Strategi Media

Pada perancangan ini digunakan strategi media sehingga mampu menvisualisasikan dari keyword dan visi misi yang telah didapat. Media yang digunakan antara lain :

1. Graphic Standart Manual

Dibutuhkan sebagai acuan untuk Logo dan elemen-elemen visual yang lain untuk menjaga konsistennya identitas ketika diaplikasikan ke media-media. GSM akan dicetak dengan ukuran A4. Isi dari GSM sendiri mulai dari aturan-aturan penempatan logo, warna dari logo dan warna elemen visual, font yang dipakai, dan terakhir penerapan logo dan elemen visual pada beberapa media. GSM ini menggunakan media kertas artpaper 260gr sebagai cover dan artpaper 150gr untuk isi yang kemudian di jilid softcover. GSM ini juga bisa didapat di

website DKV STIKOM Surabaya dengan bentuk digital yaitu pdf. 2. Tugas-tugas mahasiswa

Mahasiswa Desain Komunikasi Visual yang cenderung mempunyai banyak tugas berbentuk visual, akan lebih menampakkan unitynya ketika dibuat

dengan menggunakan elemen visual dari logo untuk cover-cover tugas mereka. Peneliti mengelompokkan menjadi dua tipe tugas yaitu tugas teori dan tugas praktek. Pada tugas teori akan dibuat sebuah layout dengan bentuk cover portrait berukuran A4. Sedangkan pada tugas praktek yang cenderung


(63)

menampilkan gambar akan dibuat dengan layout cover landscape A3 atau A4 sesuai dengan media tugas yang dipakai oleh mahasiswa. Terakhir pada tugas media digital yang cenderung menggunakan CD atau DVD untuk mengumpulkan karya tugas, maka peneliti membuat layout tempat CD dan cover stiker CD. Tempat CD ini dari kertas A4 yang kemudian dilipat sesuai dengan layout, sehingga memudahkan mahasiswa untuk mengaplikasikan tempat CD ini. Cover CD sendiri dicetak dengan menggunakan kertas stiker. 3. Stiker

Berupa stiker berjenis cutting. Dimana alasan memakai media ini yaitu dilihat

dari target audience anak muda dan suka dengan visual. Stiker cutting akan dicetak menggunakan 1-color yaitu putih dengan bahan oracal. Ukuran dari

stiker yaitu 12cmx12cm dimana dengan ukuran tersebut logo dan tulisan terlihat jelas dan dapat dibaca dengan mudah.

4. Brosur

Diambil dari hasil riset, dimana sebagian besar siswa SMA di Surabaya selama ini mengetahui program studi Desain Komunikasi Visual dari brosur. Brosur dicetak dengan ukuran A4 dan menggunakan layout trifold. Kertas yang

digunakan yaitu artpaper 190gr dan finishing dengan laminasi doff. Isi dari

brosur sendiri yaitu kompetensi lulusan, profesi lulusan, laboratorium (studio), mata kuliah pokok, prestasi dan terakhir map dan alamat STIKOM Surabaya. 5. Notepad

Selain sebagai media promosi, notepad bisa dijadikan sebuah merchandise. Selain mudah di bawa, notepad sering digunakan pada kegiatan diluar kampus,


(64)

sehingga mempunyai kemungkinan publik dapat melihat logo ataupun elemen visual dari DKV STIKOM Surabaya. Cover notepad dicetak dengan kertas artpaper 260gr dan isi dari notepad menggunakan kertas hvs 70 atau 60gr. Cover dari notepad juga akan mempunyai layout sama dengan media yang telah dibuat.Untuk proses finishing notepad akan di jilid spiral dan cover dilapisi dengan mika doff tebal.

6. Website

Merupakan media yang paling mudah diakses dan dilihat. Dengan adanya website diharapkan segala info mengenai tugas-tugas dan karya-karya mahasiswa DKV STIKOM Surabaya dapat tersalurkan kepada publik atau masyarakat umum. Website dibuat dengan basis html5, dengan optimalisasi resolusi 1366x768. Layout yang digunakan yaitu center oriented untuk

memudahkan tampilan pada layar desktop maupun layar device seperti tablet

ataupun smartphone. Visual yang dipakai juga akan sama dengan media yang

telah dibuat yaitu dengan menggunakan warna yang telah diambil dan elemen visual yang telah ditentukan untuk media-media.

3.10.3 Program Media

Perancangan media akan dimulai setelah proses pembuatan graphic

standard manual. Dalam GSM sendiri telah memiliki komponen-komponen dan

aturan-aturan untuk pengaplikasian pada media.

Media berupa cetak akan diproduksi dalam periode-periode tertentu, terutama ketika terdapat event dan menjelang UNAS dan SNMPTN. Untuk media


(65)

digital sendiri akan dipantau setiap bulannya. Web akan selalu diupdate tiap minggunya.

3.11 Perancangan Karya

Dari perencanaan kreatif dan perencanaan media diatas, peneliti merancang sebuah konsep, dan sketsa pada masing-masing media untuk menghasilkan final design yang sesuai dengan keyword yang telah didapat. 1. Logo

Logo dirancang melalui bentuk simplify dengan pendekatan-pendekatan dari keyword dan visi misi DKV STIKOM Surabaya. Proses perancangan logo sendiri dimulai dari sketch – draft – final design. Untuk pertama-tama sebelum memulai sketch, peneliti mengambil beberapa pendekatan dari visi misi, dan keyword yaitu: pusat, pendidikan, advertising & branding, future, dan creativity. Dari

pendekatan tersebut peneliti mencari gambar yang dimana dari gambar tersebut dibuat bentuk simplify. Sehingga bentuk logo yang dicapai secara tidak langsung

mengartikan dari visi misi dan keyword yang telah didapat oleh peneliti.

- Pusat: lingkaran, titik temu, inti:

Gambar 3.24 Gambar Referensi Pendekatan Visual Pusat


(66)

- Pendidikan: studi, penelitian, riset, buku :

Gambar 3.25 Gambar Referensi Pendekatan Visual Pendidikan

Sumber: google images keyword : research-study-literature

- Advertising & Branding:

Gambar 3.26 Gambar Referensi Pendekatan Visual Advertising&Branding


(67)

- Future: teknologi, modern

Gambar 3.27 Gambar Referensi Pendekatan Visual Future

Sumber: google images keyword : future-modern-technology

Dari pendekatan-pendekatan tersebut dibentuklah sebuah logo mulai dari sketch, yang dimana dari sketch ini akan di pilih salah satu bentuk logo dengan kriteria mudah diingat, sesuai dengan visi misi, dan mudah dipahami. Pemilihan tersebut menggunakan metode Forum Group Discussion, yang dimana

menyertakan pihak-pihak terkait yaitu, Kaprodi DKV STIKOM, dosen DKV STIKOM dan mahasiswa DKV STIKOM Surabaya.

Gambar 3.28 Gambar Sketch Logo Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013


(68)

Setelah dipilih salah satu dari bentuk logo, maka peneliti kembali memberikan bentuk-bentuk alternatif dari sketch logo yang terpilih dengan bentuk draft.

Gambar 3.29 Gambar Sketch Logo Yang Terpilih Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Gambar 3.30 Gambar Draft Logo

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Dari draft nantinya akan dipilih kembali dengan metode FGD. Bentuk

logo kemudian akan diberi warna sesuai dengan pemilihan warna yang telah di dapat oleh peneliti, yaitu cokelat, putih dan merah sebagai aksentuasi.

2. Elemen visual

Elemen visual berfungsi untuk mendukung logo ketika diaplikasikan pada media. Untuk elemen visual sendiri peneliti menentukan warna yang telah didapat yaitu warna cokelat, gold orange, dan putih sebagai elemen visual. Yang nantinya


(69)

warna-watna ini akan di masukkan dalam sebuah bentuk objek pada media-media yang akan dibuat.

Untuk bentuk peneliti memilih bentuk persegi, garis, dan lingkaran yang nantinya akan di buat sketch dan akan dipilih bentuk yang sesuai dengan

media-media yang akan dipakai. Media yang akan dipakai sendiri cenderung berbentuk persegi maka dari itu layout yang diambil sebagai bentuk dasarnya adalah persegi. Nantinya elemen visual yang telah diambil atau jadi akan di pakai pada seluruh media-media yang dibuat. `

Gambar 3.31 Gambar Sketch Elemen Visual

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Dari enam jenis layout elemen visual tersebut dipilih satu untuk diaplikasikan pada media-media. Pemilihan layout elemen visual tidak lepas dari keyword yaitu “future creativity”. Future yang bisa diartikan modern gaya desain yang dipakai cenderung mengutamakan whitespace.


(70)

Gambar 3.32 Gambar Elemen Visual Yang Terpilih

Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2013

3. Graphic Standart Manual

Pada Layout cover GSM nantinya akan ada logo kemudian ditambah dengan headline yaitu “Graphic Standart Manual”. Warna elemen visual juga

akan diaplikasikan pada cover dan isi, seperti warna cokelat, gold orange, dan putih. Untuk font sendiri headline menggunakan font myriad pro light 24pt , subheadline menggunakan myriad pro light 16pt dan terakhir bodytext akan menggunakan myriad pro 12pt.

Gambar 3.33 Gambar Sketch GSM


(71)

Dari enam layout tersebut dipilih satu yang sesuai dengan kriteria elemen visual. Untuk finishing cover akan dilaminasi doff dan dijilid softcover. Dari

proses sketch akan berlanjut pada proses draft . Yang kemudian hasil dari draft

merupakan final design dari GSM.

Gambar 3.34 Gambar Sketch GSM yang tepilih

Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2013

Pada proses draft peneliti menentukan ukuran layout yang tepat pada

GSM dengan menggunakan bantuan grid. Sehingga hasil dari draft bisa dipakai

menjadi final design.

Gambar 3.35 Gambar draft GSM


(72)

4. Tugas-tugas mahasiswa

Pada DKV STIKOM Surabaya ada dua tipe tugas yang sering dikerjakan oleh mahasiswa yaitu, tugas teori dan tugas praktek. Pada tugas teori lebih banyak menggunakan format portrait A4 sehingga peneliti merancang cover berbentuk A4.. Sedangkan pada tugas praktek yang lebih banyak gambar sehingga dirancang layout cover landscape A3 atau A4 sesuai dengan media tugas yang dipakai oleh mahasiswa.

Terakhir pada tugas media digital yang cenderung menggunakan CD atau DVD untuk mengumpulkan karya tugas, maka peneliti membuat layout tempat CD dan cover stiker CD. Tempat CD ini dari kertas A4 yang kemudian dilipat sesuai dengan layout, sehingga memudahkan mahasiswa untuk mengaplikasikan tempat CD ini.

Gambar 3.36 Gambar Sketch Tugas-Tugas Mahasiswa

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Karena elemen visual telah dipilih maka untuk pemilihan layout tugas-tugas mahasiswa sama dengan elemen visual, hanya menyelaraskan ukuran dan posisi-posisi elemen visual pada media yang akan di buat. Sehingga dari proses


(1)

Gambar 4.26 Gambar Isi Konten Halaman Research Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Pada halaman research berisikan link menuju perpustakaan digital STIKOM dan jurnal digital DKV STIKOM Surabaya. Pada tampilan visual dibuat banner berukuran 200x150 pixel sebagai banner link untuk menuju pada perpustakaan digital atau jurnal digital DKV STIKOM Surabaya.

Gambar 4.27 Gambar Isi Konten Halaman Contact Us Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013

Pada halaman contact us terdapat info kontak mulai dari alamat, telepon, email, website dan fax DKV STIKOM Surabaya. Diberi penambahan juga google map pada konten dimana pada saat website dibuka atau menuju halaman contact us google map akan otomatis menunjukan tempat kampus STIKOM Surabaya.


(2)

89

Pada google maps sendiri pengguna bisa melakukan interaksi seperti menggeser map, mencari jalan untuk menuju kampus STIKOM Surabaya.

Karena berbasis html5 maka website akan berubah secara otomatis ketika diakses melalui mobile device missal tablet ataupun smartphone. Website ini dirancang dengan layout centered, maka tampilan pada mobile device akan tetap terjaga elemen visual yang ditampilkan tetapi berbeda pada isi konten konten akan memanjang karena ukuran layar device yang cenderung memanjang ke atas.

Gambar 4.28 Gambar Mockup Website Pada Device Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2013


(3)

90

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana merancang corporate identity S1 Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya sebagai upaya meningkatkan brand awareness.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan perancangan karya dan implementasi karya yang telah dijelaskan di bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:

1. Perancangan Corporate Identity S1 Desain Komunikasi Visual STIKOM Surabaya sebagai upaya Meningkatkan Brand Awareness, membutuhkan konsistensi pada penerapan visual di setiap media-medianya. Karena sebuah konsistensi visual dapat menciptakan sebuah image di benak target audience, yang kemudian menimbulkan brand awareness.

2. Dengan menggunakan sebuah acuan untuk penerapan visual yaitu Graphic Standart Manual. Dapat membantu terbentuknya konsistensi visual dalam implementasi di berbagai media.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, saran dan rekomndasi yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya yaitu, Logo pada DKV STIKOM selain berdasarkan visi misi dan keyword, logo harus memenuhi kriteria yaitu; pure art, pure science, dan pure technology. Yang dimana dalam perancangan ini kriteria pure art dalam


(4)

91

logo masih belum terlihat. Pada Tugas mahasiswa digunakan cara lain untuk meminimalisir biaya pembuatan cover. Untuk brosur, lebih ditonjolkan lagi mata kuliah-mata kuliah unik dari DKV seperti Intergrated Marketing, Public Speaking dll. Sehingga dapat menarik perhatian mahasiswa baru.

Pada website untuk halaman home diharapkan lebih banyak konten dan mengurangi thumbnail. Konten dapat diisi dengan news atau info terbaru STIKOM, info tentang pendaftaran, mengapa memilih DKV STIKOM Surabaya, dan keunggulan DKV STIKOM Surabaya, sehingga halaman home dapat menampilkan info-info penting atau utama pada DKV STIKOM Surabaya.

Masih belum tersentuhnya media promosi digital seperti video profile, iklan radio, dan iklan web. Dapat digunakan sebagai upaya untuk menjaga brand awareness DKV STIKOM Surabaya yang telah tercapai saat ini.


(5)

91

Aaker, A. David. 1991. Managing Brand Equity:Capitalizing on the value of a brand name.New York : Free Press.

Alma, Buchori, 2007. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:Alfabeta.

Anggoro, M.Linggar. 2005. Teori dan Profesi Kehumasan sera Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Durianto, Darmadi, Sugianto dan Lie Joko Budiman. 2004. Brand Equity Ten: Strategi menempati pasar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kasali, Renaldi. 2003. Manajemen Public Relations & Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: PT.Graffiti.

Kotler, Philip dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran edisi 12 jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Landa, Robin. 2010. Graphic Design Solutions. Boston: Wadsworth.

Majken Schultz, Mary Jo Hatch, Mogens Holten Larsen. 2000. The Expressive Organization : Linking Identity, Reputation, and the Corporate Brand. Oxford: Oxford University Press.

Morrison, M.A. 2005. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Ramdina Prakarsa.

Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Pawito. 2007. Penelitian komunikasi kualitatif. Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara.

Perry, Alicia dan David Wisnom III. 2003. Before the Brand : Creating the Unique. DNA of an Enduring Brand Identity. US : McGraw-Hill

Rustan, Surianto. 2009. Mendesain Logo. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama. Sarwono, Jonathan dan Lubis, Hary. 2007. Metode Riset untuk Desain.


(6)

92

S.A, Surachman, 2008. Dasar-dasar Manajemen Merek. Malang : Bayumedia Publishing

Yatim Riyanto. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. SIC. Surabaya.

Sumber Jurnal :

Primandono, Dityo Wahyu. 2010. Perancangan Corporate Identity PT. Yasa Industri Nusantara. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember Thomas, Thomas. 2012. Perancangan Ulang Identitas Visual Phillip Secuirities

Indonesia. Jakarta: Bina Nusantara University

Sumber Internet :

http://edukasi.kompas.com/read/2012/09/28/16313473/Kurikulum.Desain.Komun ikasi.Visual.Tak.Perlu.Seragam/ (diakses pada tanggal 8 November 2012) http://dgi-indonesia.com/school-collage (diakses pada tanggal 8 November 2012)

http://www.hariansumutpos.com/2012/06/35194/cara-hemat-memilih-perguruan-tinggi#axzz2NmppJGUl (diakses pada tanggal 8 November 2012) http://www.itb.ac.id (diakses pada tanggal 12 Desember 2012)

http://www.cardiff.ac.uk/identity (diakses pada tanggal 2 pada februari 2013) http://www.businessdictionary.com/definition/visual-identity.html (diakses pada

tanggal 2 februari 2013)