TA : Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Tenaga Kerja dengan Menggunakan Metode Promethee (Studi Kasus PT. Telkomsel Regional Bali - Nusa Tenggara).

(1)

METODE PROMETHEE

TUGAS AKHIR

Nama : GABRIEL FIRSTA ADNYANA

NIM : 07.41010.0103

Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER SURABAYA


(2)

Halaman

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Batasan Masalah ... 5

1.4 Tujuan ... 6

1.5 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia ... 8

2.2 Seleksi Tenaga Kerja ... 11

2.3 Pengambilan Keputusan ... 13

2.3.1 Pengertian Keputusan... 13

2.3.2 Pengertian Pengambilan Keputusan ... 14

2.3.3 Definisi Sistem Pendukung Keputusan ... 14

2.3.4 Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan ... 15

2.3.5 Komponen Sistem Pendukung Keputusan ... 17

2.3.6 Multi Criteria Decission Making ... 23


(3)

2.3.8 Langkah-Langkah perhitungan dengan metode

PROMETHEE ... 33

2.4 Short Message Service (SMS Gateway) ... 34

2.4.1 Keuntungan SMS Gateway ... 35

2.4.2 Kebutuhan SMS Gateway ... 35

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM ... 36

3.1 Identifikasi Masalah ... 36

3.2 Perancangan Sistem ... 38

3.2.1 Analisa Sistem ... 39

3.2.2 Flowchart Perhitungan Metode Promethee ... 41

3.2.3 Document Flow ... 42

3.2.4 System Flow ... 46

3.2.5 Desain Database ... 50

3.2.6 Context Diagram... 51

3.2.7 Data Flow Diagram Level 0 (DFD) ... 52

3.3 Entity Relational Diagram (ERD) ... 55

3.3.1 Conceptual Data Modeling ... 57

3.3.2 Physical Data Modeling... 58

3.4 Struktur Tabel... 59

3.5 Desain IO ... 70

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 83

4.1 Implementasi ... 83

4.1.1 Kebutuhan Sistem ... 83


(4)

4.2 Evaluasi Sistem ... 104

4.2.1 Uji Coba Fitur Dasar Sistem ... 104

4.2.2 Uji Coba Hasil Kuisioner ... 140

4.2.3 Analisa Hasil Uji Coba ... 143

BAB V PENUTUP ... 145

5.1 Kesimpulan ... 145

5.2 Saran ... 146

DAFTAR PUSTAKA ... 147

LAMPIRAN ... 149


(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Keberhasilan suatu perusahaan tidak lepas dari peran tenaga kerja sebagai Sumber Daya manusia (SDM) yang menjalankan segala macam aktifitas untuk kemajuan tempat kerjanya. Oleh karena itu, SDM harus diseleksi dengan tepat agar menunjukkan kinerja yang baik dan optimal. Dalam pemilihan atau seleksi tenaga kerja sering terjadi masalah, karena ada kemungkinan proses seleksi yang tidak sesuai dengan tingkat kebutuhan perusahaan pada jabatan tertentu untuk pelamar sehingga proses tidak berjalan dengan semestinya dan hasil yang dicapai kemungkinan tidak sesuai target.

PT. Telkomsel merupakan operator selular terkemuka di Indonesia yang dimiliki PT Telkom dengan kepemilikan saham sebesar 65 persen dan SingTel sebesar 35 persen. Telkomsel sebenarnya hasil dari GSM pilot project PT. Telkom. Selama ini PT. Telkomsel menangani beberapa proyek yang tersebar di area Bali-Nusa Tenggara dan penanganan proyek ini membutuhkan tenaga kerja. Oleh karena itu PT. Telkomsel terus membutuhkan tenaga kerja dengan SDM yang baik dan berkualitas. Tidak lepas dari permasalahan di atas, dimana proses seleksi calon tenaga kerja masih menggunakan metode konvensional, dengan melalui tes administrasi, tes psikologi, tes wawancara dan tes kesehatan yaitu pada penginputan data hasil seleksi pun masih disimpan berupa excel, dimana perhitungan akan nilai calon tenaga kerja pada seleksi sebelumnya tidak diperhitungkan yaitu hanya berdasakan pada kriteria tertentu atau satu kriteria. Seleksi tenaga kerja dengan menggunakan kriteria tertentu atau satu kriteria tidak efektif karena


(6)

dapat menimbulkan kesalahan dalam memilih tenaga kerja sehingga akan mendapatkan tenaga kerja yang kurang tepat akan sangat terasa untuk jabatan-jabatan penting yang merupakan kunsi sukses atau gagalnya suatu perusahaan. Oleh karena itu seleksi tenaga kerja diperlukan banyak kriteria dengan harapan proses seleksi dapat menghasilkan tenaga kerja yang paling tepat. (Nitisemito,1982).

Untuk mengatasi masalah seleksi tenaga kerja yang terjadi di PT. Telkomsel Regional Bali - Nusa Tenggara, maka diperlukannya suatu sistem pendukung keputusan. Sistem pendukung keputusan adalah suatu sistem berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu pengambil keputusan dalam memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur. Terdapat beberapa metode sistem pendukung keputusan di antaranya AHP, Promethee, dan Topsis (Hasan, 2002). Metode yang akan digunakan dalam pembuatan sistem ini adalah PROMETHEE (Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation ). PROMETHEE adalah salah satu metode penentuan urutan atau prioritas dalam analisis multikriteria atau MCDM (Multi Criterion Decision Making). Kelebihan metode PROMETHEE yaitu : (1) bisa menentukan urutan atau prioritas dalam analisis. (2) dalam proses perangkingan alternatif-alternatif yang dilakukan dapat menggunakan data kuantitatif maupun data kualitatif sekaligus. Data-data tersebut akan digabungkan menjadi satu dengan bobot penilaian yang telah diperoleh melalui penilaian atau survei yang dilakukan. (3) Memperhitungkan kriteria berbeda pada saat yang sama, yang tidak mungkin dengan keputusan berbasis proses yang didasarkan hanya pada satu kriteria. (4) Perangkingan alternatif dapat dilakukan secara parsial maupun lengkap. (Hasan, 2002).


(7)

Ada proyek Tugas Akhir yang menggunakan metode ini, diantaranya SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN REKRUTMEN MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE PADA PT. PAL INDONESIA (ARLINCE SILITONGA, 20 0 9), tetapi dari tugas akhir tersebut penilaian pada proses seleksi yang digunakan belum terperinci yaitu pada laporan penerimaan tenaga kerjanya masih belum bisa memberikan informasi langsung kepada pelamar. Ada perbedaan antara Tugas Akhir tersebut dengan Tugas Akhir ini yaitu pada studi kasus dan mekanisme kerja sistemnya dalam proses seleksi karena perbedaan jenis usaha dan budaya perusahaan tersebut. Untuk melakukan proses seleksi, pelamar dapat langsung menyerahkan berkas-berkas dan ijasah dari pelamar tersebut kepada bagian HRD, selanjutnya data-data dari pelamar itu akan diproses dan diseleksi oleh sistem pendukung keputusan yang akan dibangun pada penelitian Tugas Akhir ini yang menghasilkan output berupa informasi pelamar tersebut lulus atau tidak. Kemudian pelamar dapat meminta informasi kepada sistem dengan mengirimkan SMS, lalu sistem akan mengirimkan informasi lulus atau tidaknya pelamar tersebut.

Melihat keadaan diatas, maka perlunya dibangun sebuah aplikasi yang dapat mengatasi permasalahan seleksi tenaga kerja yang bersifat multiobjectives (ada banyak tujuan yang ingin dicapai) yaitu : (1) Mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas, (2) Dapat mengefisienkan proses penerimaan dan seleksi tenaga kerja, (3) Dapat menghasilkan laporan yang akurat secara berkala. Dan bersifat multicriterias (ada banyak kriteria untuk mencapai tujuan) yaitu : (1) Calon tenaga kerja mengikuti tes administrasi yang berupa biodata pelamar, nilai IPK, serta batasan umur, (2) Calon tenaga kerja mengikuti tes psikologi yang berupa nilai test IQ dan EQ, (3) Calon tenaga kerja mengikuti tes wawancara yang berupa penguasaan materi, penyampaian materi, nilai


(8)

kerapian dan nilai sopan santun, (4) Calon tenaga kerja mengikuti tes kesehatan yang berupa tes penyakit bawaan dan tes penyakit dalam. Dengan membuat sebuah sistem pendukung keputusan seleksi tenaga kerja yang menggunakan metode PROMETHEE diharapkan dapat meningkatkan kualitas tenaga kerja yang dihasilkan dari proses seleksi yang dilakukan di PT. Telkomsel Regional Bali-Nusa Tenggara.

Melihat keadaan tersebut, maka perlu dibangun sebuah aplikasi sistem pendukung keputusan yang mampu melakukan seleksi tenaga kerja menggunakan metode PROMETHEE yaitu dengan melakukan seleksi tenaga kerja dengan menggunakan banyak kriteria dan berbasis SMS Gateway untuk mendukung proses seleksi dan pemberian informasi kepada calon tenaga kerja. Aplikasi yang dibangun adalah suatu sistem yang dapat menghasilkan alternatif keputusan untuk membantu perusahaan dalam pemilihan calon tenaga kerja.

Sesuai dengan latar belakang yang telah dipaparkan, maka Tugas Akhir ini akan dikerjakan dengan berfokus pada upaya rancang bangun aplikasi yang dapat membantu PT. Telkomsel Regional Bali-Nusa Tenggara dalam pengambilan keputusan untuk seleksi calon tenaga kerja yang berkompetensi.

1.2 Perumusan Masalah

Secara khusus perumusan masalah pada Tugas Akhir ini adalah :

1. Bagaimana membuat rancang bangun sistem pendukung keputusan seleksi tenaga kerja dengan metode PROMETHEE berbasis respon kepada pelamar berupa SMS ?

2. Bagaimana cara meningkatkan kualitas dalam proses seleksi tenaga kerja khususnya bagian personalia dengan memanfaatkan metode PROMETHEE sehingga dapat


(9)

meningkatkan keuntungan bagi perusahaan khususnya PT. Telkomsel Regional Bali-Nusa Tenggara?

1.3Pembatasan Masalah

Batasan masalah pada sistem informasi penerimaan dan perekrutan karyawan ini sebagai berikut :

1. Sistem Pendukung Keputusan seleksi ini hanya membahas seleksi tenaga kerja dan seleksi yang dilakukan berasal dari luar perusahaan bukan intern perusahaan (jenjang karier).

2. Pada Sistem Pendukung Keputusan ini hanya diselesaikan dengan metode Promethee dan digunakan Promethee rangking.

3. Bahasa pemrograman yang dipergunakan dalam membangun aplikasi ini adalah Microsoft Visual Studio 2005 dengan database Microsoft Access 2007.

4. Diasumsikan data pelamar merupakan data valid yang diinputkan oleh pihak departemen HRD (Personalia) pada saat pelamar menyerahkan biodata dan ijasahnya ke PT. Telkomsel Regional Bali-Nusa Tenggara.

5. Tes kesehatan dan tes psikologi dilakukan secara manual oleh pihak agensi atau rekanan yang telah ditunjuk yang kemudian menginformasikan hasilnya kepada pihak departemen HRD (Personalia), lalu diolah secara terkomputerisasi.

6. Sistem akan memberikan informasi kepada pihak departemen HRD (Personalia) hasil test para pelamar yang memenuhi kriteria.

7. Tidak membahas tentang proses pelatihan dan proses penempatan kerja pelamar yang diterima.


(10)

8. Tidak membahas tentang keamanan jaringan dan aplikasi berbasis Web.

1.4 Tujuan

Adapun tujuan dalam pembuatan Tugas Akhir ini adalah :

1. Aplikasi yang dibuat dapat digunakan dalam proses seleksi dan penerimaan tenaga kerja dengan menggunakan metode PROMETHEE berbasis respon kepada pelamar berupa SMS dengan mengefisienkan proses penerimaan dan seleksi tenaga kerja.

2. Meningkatkan kualitas dalam proses seleksi tenaga kerja khususnya di bagian personalia setelah melalui proses seleksi sebanyak 5 kali yang bertujuan untuk meningkatkan keuntungan bagi perusahaan tersebut.

1.6 Sistematika Penulisan

Pada penyusunan laporan tugas akhir ini, sistematika penulisan dibagi menjadi lima bab. Pada setiap bab juga terdapat sub-sub bahasan yang menjelaskan isi dari bab secara lebih detail. Berikut ini sistematika yang digunakan :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan latar belakang dalam membangun sistem pendukung keputusan seleksi tenaga kerja pada PT. Telkomsel Regional Bali-Nusa Tenggara, perumusan masalah yang ingin diselesaikan, pembatasan masalah untuk sistem yang akan dibuat, tujuan dari sistem yang dibuat, kontribusi yang diharapkan dapat bermanfaat untuk kemajuan PT. Telkomsel Regional Bali-Nusa Tenggara, serta sistematika penulisan yang digunakan dalam pengerjaan pembuatan laporan tugas akhir ini.


(11)

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang definisi dan penjelasan yang lebih detail mengenai konsep yang digunakan untuk merancang sistem yang akan dibangun meliputi manajemen sumber daya manusia, pengambilan keputusan, konsep sistem pendukung keputusan, karakteristik sistem pendukung keputusan, komponen sistem pendukung keputusan, Multi Criteria Decision Making (MCDM), teori tentang metode Promethee dan definisi tentang SMS Gateway.

BAB III : ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini menjelaskan tentang tahap – tahap yang dikerjakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini mulai dari metodologi penelitian yang mencakup identifikasi masalah, pengumpulan data, perancangan sistem, desain ERD, struktur basis data, desain DFD, desain antarmuka, dan desain Promethee.

BAB IV : EVALUASI DAN IMPLEMENTASI

Bab ini menjelaskan tentang evaluasi dari sistem yang dibuat dan proses implementasi dari sistem dan testing dari program yang berupa desain test case dari perangkat lunak dan pengujian secara manual dengan menggunakan tabel dan telah melalui tahap evaluasi.

BAB V : PENUTUP

Bab ini menjelaskan tentang evaluasi dari perangkat lunak yang telah dibuat yang mencakup kesimpulan yang didapat dari pembuatan Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Tenaga Kerja dengan Menggunakan Metode PROMETHEE (Studi


(12)

Kasus PT. Telkomsel Regional Bali – Nusa Tenggara) serta saran yang bermanfaat untuk pengembangan sistem selanjutnya.


(13)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Manajement Sumber Daya Manusia

Manajer Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. Proses ini terdapat dalam fungsi/bidang produksi, pemasaran, keuangan maupun kepegawaian. Karena Sumber Daya Manusia (SDM) dianggap semakin penting peranannya dalam pencapaian tujuan perusahaan, maka berbagai pengalaman dan hasil penelitian dalam bidang SDM dikumpulkan secara sistematis dalam apa yang disebut manajemen sumber daya manusia.

Dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan, permasalahan yang dihadapi manajemen bukan hanya terdapat pada bahan mentah, alat-alat kerja, mesin produksi, uang dan lingkungan kerja saja, tetapi juga menyangkut karyawan (Sumber daya manusia) yang mengelola faktor-faktor produksi lainnya tersebut.Namun, perlu diingat bahwa sumber daya manusia sendiri sebagai faktor produksi, seperti halnya faktor produksi lainnya, merupakan masukan (input) yang diolah oleh perusahaan dan menghasilkan keluaran (output). Karyawan baru yang belum mempunyai ketrampilan dan keahlian dilatih, sehingga menjadi karyawan yang trampil dan ahli. Apabila dia dilatih lebih lanjut serta diberikan pengalaman dan motivasi dia akan menjadi karyawan yang matang. Pengolahan sumber daya manusia inilah yang disebut manajemen SDM.

Makin besar suatu perusahaan, makin banyak karyawan yang bekerja di dalamnya, sehingga besar kemungkinan timbulnya permasalahan didalamnya, dan


(14)

permasalahan manusianya. Penanganan semua persoalan tersebut sangat tergantung pada tingkat kesadaran manajemen terhadap pentingnya sumber daya manusia dalam pencapaian tujuan perusahaan.Kita dapat melihat adanya perbedaan antar perusahaan dalam penyediaan waktu, biaya, dan usaha dalam pengelolaan SDM.

Manajemen SDM yang sebelumnya dikenal sebagai manajemen personalia, dan perubahan nama ini menggambarkan perluasan peran manajemen personalia dan meningkatkan kesadaran bahwa SDM adalah kunci bagi suksesnya suatu perusahaan. Seorang manajer SDM dalam kapasitasnya sebagai staf harus bekerjasama dengan line manager dalam menangani berbagai masalah SDM. Para line manager itu dengan SDM yang sesuai dengan kebutuhan Divisi/Departemen tersebut (Veithzal Rivai, 2004).

Manusia sebagai SDM keberadaanya sangat penting dalam perusahaan, karena SDM menunjang perusahaan melalui hasil karya, bakat, kreativitas, dorongannya, dan peran nyata seperti yang dapat disaksikan dalam setiap perusahaan ataupun dalam organisasi, yaitu :

1. Sebagai Pengusaha 2. Sebagai Karyawan

3. Sebagai Manajer atau Pemimpin 4. Sebagai Komisaris, dan

5. Sebagai Pemilik

Tanpa adanya unsur manusia dalam perusahaan, tidak mungkin perusahaan tersebut dapat bergerak dan berjalan menuju yang diinginkan. Dengan demikian SDM adalah seorang yang siap, mau dan mampu memberi sumbangan terhadap usaha pencapaian tujuan organisasi. Selain itu, SDM juga merupakan salah satu unsur masukanyang bersama


(15)

dengan unsur lainnya, seperti : modal, bahan, mesin, dan metode/teknologi diubah melalui proses manajemen menjadi keluaran berupa barang dan jasa dalam usaha mencapai tujuan perusahaan.

2.2 Seleksi Tenaga Kerja

Proses seleksi merupakan rangkaian tahap-tahap khusus yang digunakan untuk memutuskan pelamar melamar kerja dan diakhiri dengan keputusan penerimaan. Penerimaan akhir dilakukan oleh Departemen SDM sebagai hasil dari evaluasi para pelamar mengenai kesesuaian potensi mereka melalui penggunaan prosedur-prosedur yang valid.

Seleksi adalah kegiatan dalam manajemen SDM yang dilakukan setelah proses rekruitmen selesai dilaksanakan. Hal ini berarti telah terkumpul sejumlah pelamar yang telah memenuhi syarat untuk kemudian dipilih mana yang dapat ditetapkan sebagai karyawan dalam suatu perusahaan.

Proses seleksi adalah langkah-langkah yang harus dilalui oleh para pelamar sampai akhirnya memperoleh keputusan ia diterima atau ditolak sebagai karyawan baru. Proses ini berbeda antar satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Ada dua konsep penting yang harus diperhatikan untuk peralatan seleksi ini yaitu reliabilitas dan validitas. Reliabilitas (dapat dipercaya) berhubungan dengan konsistensi pengukuran yang digunakan sepanjang waktu. Hasil tes seorang dikatakan valid, bila skornya tinggi dan kenyataan di lapangan memang sesuai. Metode seleksi yang tidak dapat dipercaya tentu saja tidak akan valid.


(16)

Seleksi merupakan proses untuk mencocokkan orang-orang dengan kualifikasi yang mereka miliki. Jenis-jenis seleksi :

1. Seleksi administrasi

Seleksi berupa surat-surat yang dimiliki pelamar untuk menentukan apakah sudah sesuai dengan persyaratan yang diminta organisasi perusahan, antara lain :

a. Surat lamaran b. Ijazah

c. Domisili/keberadaan status yang bersangkutan d. Pas foto

e. Copy identitas (KTP, Pasport, SIM, dan lain-lain) f. Umur

g. Jenis kelamin

2. Seleksi secara tertulis a. Tes kecerdasan b. Tes kepribadian c. Tes bakat d. Tes minat e. Tes prestasi

3. Seleksi secara tidak tertulis a. Wawancara


(17)

2.3. Pengambilan Keputusan 2.3.1 Pengertian Keputusan

Adapun pengertian dari keputusan yaitu dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Menurut Ralp C. Davis (Brans, J.P, 1986), keputusan adalah hasil pemecahan masalah

yang dihadapi dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan.

b. Menurut Mary Follet (Nitisemito, 1982), keputusan adalah suatu atau sebagai hukum situasi. Apabila semua fakta dari suatu situasi itu dapat diperolehnya dan semua terlibat, baik pengawas maupun pelaksana mau mentaati ketentuannya maka tidak sama dengan mentaati perintah.

c. Menurut James A.F. Stoner (Stoner, 1993), keputusan adalah pemilihan di antara alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian yaitu : ada pilihan atas dasar logika, ada beberapa alternatif yang harus dan dipilih satu yang terbaik dan ada tujuan yang ingin dicapai dan keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan tersebut.

d. Menurut Prajudi Atmosudirjo (Sedanayasa, 2009), keputusan adalah suatu pengakhiran daripada proses pemikiran tentang suatu masalah untuk menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat guna mengatasi masalah tersebut dengan menjatuhkan pilihan pada satu alternatif.

Dari pengertian keputusan di atas dapat disimpulkan bahwa keputusan adalah suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi yang dilakukan melalui pemilihan satu alternatif dari beberapa alternatif.


(18)

2.3.2 Pengertian Pengambilan Keputusan

Adapun pengertian dari pengambilan keputusan yaitu dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Menurut George R. Terry (Terry, 1964), pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.

b. Menurut S.P. Siagian (Hasan, 2002), pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.

c. Menurut James A.F. Stoner (Stoner, 1993), pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.

Dari pengertian pengambilan keputusan di atas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindak lanjuti sebagai suatu cara pemecahan masalah.

2.3.3 Definisi Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

Konsep-konsep mengenai Decision Support System atau sistem pendukung keputusan diungkapkan pertama kali pada awal tahun 1970 oleh Michael S. Scott Morton dengan istilah Management Decision System yang merupakan suatu sistem berbasis komputer yang membantu pengambilan keputusan dengan memanfaatkan data dan model-model untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tidak terstruktur.

Dari definisi tersebut pengertian sistem pendukung keputusan dapat disimpulkan sebagai sistem berbasis komputer untuk membantu pengambilan keputusan dalam mencari pemecahan masalah, baik semi terstruktur ataupun tidak terstruktur melalui


(19)

pemodelan. Pengolahan data dan informasi pada akhirnya menghasilkan berbagai alternatif keputusan yang dapat diambil. Sistem pendukung keputusan merupakan penerapan sistem informasi yang ditujukan untuk membantu pimpinan untuk mengambil keputusan. Sistem pendukung keputusan menggabungkan kemampuan komputer dalam pelayanan interaktif dengan pengolahan atau pemanipulasi data yang memanfaatkan model atau aturan penyelesaian yang tidak terstruktur. Sistem pendukung keputusan mempunyai beberapa sumber intelektual dengan kemampuan dari komputer untuk memperbaiki kualitas keputusan.

Hal yang ini terpenting dari pengertian ini adalah sistem pendukung keputusan merupakan alat pelengkap bagi mereka yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan. Dimana sistem pendukung keputusan tidak ditujukan untuk menggantikan peran pengambil keputusan dalam mengambil keputusan.

2.3.4 Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan

Secara spesifik, sistem pendukung keputusan dirumuskan berdasarkan kemampuannya dalam berbagai hal yang merupakan syarat utama bagi tercapainya tujuan yang mendasari pengembangan suatu sistem, yang dapat dijelaskan pada karakteristik sistem pendukung keputusan adalah sebagai berikut :

1. Didasarkan pada pendekatan yang luas dalam mendukung proses pengambilan keputusan yang menitikberatkan pada “Management by Perception” (sangat dibutuhkan persepsi dari manajer).

2. Interface manusia-mesin, dimana manusia sebagai pemakai, tetap mengontrol proses pengambilan keputusan.


(20)

3. Mendukung pengambilan keputusan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang tidak terstruktur dan semi terstruktur.

4. Menggunakan model-model, baik model matematis, statistik, dan model lainnya yang sesuai untuk menunjang proses pengambilan keputusan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.1.

5. Mampu memberikan informasi yang sesuai untuk kebutuhan model interaktif.

6. Memiliki subsistem yang terintegrasi dalam suatu sistem pendukung keputusan sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan sistem, yang secara efektif dapat memberikan dukungan pada semua tingkatan manajemen.

7. Didukung dengan data yang komprehensif guna memenuhi fungsi-fungsi yang ada dalam tingkatan manajemen.

8. Pendekatan easy to use, artinya kemudahan dalam penggunaan sistem, ini merupakan ciri sistem pendukung keputusan yang efektif, dimana memungkinkan pemakai bebas dan cepat untuk berinteraksi.

9. Mampu untuk beradaptasi secara tepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, dengan kata lain sistem dapat menghadapi masalah-masalah yang baru muncul sebagai akibat dari adanya perubahan kondisi.


(21)

Gambar 2.1 Model matematis atau statistik dalam sistem pendukung keputusan

2.3.5 Komponen Sistem Pendukung Keputusan

Suatu sistem pendukung keputusan harus memiliki tiga komponen atau subsistem utama yang menyusunnya, (Kadarsah, 1998), yaitu:

1. Subsistem Basis Data 2. Subsistem Basis Model 3. Subsistem Dialog

Keterkaitan ketiga subsistem tersebut menjadi dasar bagi perancangan sistem pendukung keputusan yang dapat dilihat pada Gambar 2.2.


(22)

Gambar 2.2. Komponen sistem pendukung keputusan

1. Subsistem Basis Data

Banyak orang yang berpendapat bahwa terdapat perbedaan antara basis data yang digunakan untuk sistem pendukung keputusan dan non sistem pendukung keputusan. Pertama, sumber data untuk sistem pendukung keputusan lebih “kaya” daripada non sistem pendukung keputusan dimana data harus berasal dari luar dan dari dalam karena proses pengambilan keputusan, terutama dalam manajemen puncak sangat tergantung pada sumber data dari luar. Perbedaan lain adalah proses pengambilan dan ekstraksi data dari sumber data yang sangat besar. Sistem pendukung keputusan membutuhkan proses ekstraksi dan DBMS yang dalam pengelolaannya harus cukup


(23)

fleksibel untuk memungkinkan penambahan dan pengurangan secara cepat. Adapun subsistem basis data yang tercakup dalam DBMS dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Subsistem manajemen basis data

2. Subsistem Basis Model

Salah satu keunggulan sistem pendukung keputusan adalah kemampuan untuk mengintegrasikan akses data dan model keputusan. Hal ini dapat dilakukan dengan menambah model-model keputusan ke dalam sistem informasi menggunakan basis data sebagai mekanisme integrasi dan komunikasi di antara model-model.

Salah satu persoalan yang berkaitan dengan model adalah bahwa penyusunan model seringkali terikat pada struktur model yang mengasumsikan adanya masukan yang benar dan cara keluaran yang tepat. Sementara itu, model cenderung tidak mencukupi karena adanya kesulitan dalam mengembangkan model yang terintegrasi untuk


(24)

menangani sekumpulan keputusan yang saling bergantungan. Cara untuk menangani permasalahan ini dengan menggunakan koleksi berbagai model yang terpisah, dimana setiap model digunakan untuk menangani bagian yang berbeda dari masalah yang dihadapi. Komunikasi antara berbagai model digunakan untuk menangani bagian yang berbeda dari masalah tersebut. Komunikasi antara berbagai model yang saling berhubungan diserahkan kepada pengambil keputusan sebagai proses intelektual dan manual.

Gambar 2.4 memperlihatkan komponen-komponen dari subsistem model. Kemampuan yang dimiliki subsistem basis model meliputi, antara lain :

1. Kemampuan untuk menciptakan model-model baru secara cepat dan mudah. 2. Kemampuan untuk mengakses dan mengintegrasikan model-model keputusan.

3. Kemampuan untuk mengelola basis model dengan fungsi manajemen yang analog dan manajemen basis data.


(25)

3. Subsistem Dialog

Subsistem dialog adalah fleksibel dan kekuatan karakteristik sistem pendukung keputusan timbul dari kemampuan interaksi antara sistem dan pemakai. Subsistem dialog dapat dibagi menjadi tiga bagian, dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 2.5. Subsistem penyelengara dialog 1. Bahasa aksi

Meliputi apa yang dapat digunakan oleh pemakai dalam berkomunikasi dengan sistem. Bisa berupa keyboard, joystick, panel sentuh, dan lain sebagainya.

2. Bahasa tampilan

Meliputi apa yang harus diketahui oleh pemakai. Meliputi pilihan-pilihan seperti printer, layar tampilan, grafik, dan sebagainya.

3. Basis pengetahuan

Meliputi apa yang harus diketahui oleh pemakai agar pemakaian sistem bisa tepat sasaran. Basis pengetahuan bisa berada pada pikiran si pemakai, kartu referensi, buku manual, dan sebagainya.


(26)

Kombinasi dari kemampuan-kemampuan di atas terdiri dari apa yang disebut gaya dialog, misalnya pendekatan tanya jawab, bahasa perintah, menu-menu, dan mengisi tempat kosong. Kapasitas yang harus dimiliki oleh sistem pendukung keputusan untuk mendukung dialog antara pemakai dan sistem adalah kemampuan untuk :

1. Menangani berbagai variasi gaya dialog sesuai dengan keinginan pemakai. 2. Mengakomodasi tindakan pemakai dengan berbagai peralatan masukan. 3. Menampilkan data dengan berbagai variasi format dan peralatan keluaran. 4. Memberikan dukungan yang fleksibel untuk basis pengetahuan.

Beberapa jenis gaya dialog yaitu :

1. Dialog tanya jawab, sistem bertanya dan pemakai menjawab sampai sistem menemukan jawaban untuk mendukung keputusan.

2. Dialog perintah, memberikan perintah untuk menjalankan fungsi-fungsi sistem pendukung keputusan.

3. Dialog menu, pemakai menjalankan sistem dengan memilih alternatif menu.

4. Dialog form masukan/keluaran, menggunakan form tempat pemakai memasukkan perintah dan data, dan form keluaran sebagai jawaban untuk pendukung keputusan. 5. Dialog masukan dalam konteks keluaran, mengkombinasikan form masukan dan

keluaran, sehingga masukan dari pemakai selalu diberikan dalam konteks keluaran sistem pendukung keputusan sebelumnya.

Sedangkan perangkat lunak pendukung manajemen dialog dapat dipilih dari pilihan :


(27)

1. Paket perangkat lunak, merupakan kumpulan program yang dapat diakses dengan perintah call.

2. Bahasa pemrograman tingkat tinggi, memungkinkan kode untuk komponen dialog ditulis dengan bahasa yang sama dengan bahasa yang digunakan untuk komponen lain dalam sebuah sistem pendukung keputusan.

3. Bahasa data definisi, memperlihatkan masukan dan keluaran untuk komponen dialog sebagai data daripada sebagai subroutine atau statement dalam bahasa pemrograman.

2.3.6 Multi Criteria Decision Making (MCDM)

Menurut Ismail (2005), dalam sebuah pengambilan keputusan selalu dihadapkan pada beberapa alternatif yang dapat dipilih dengan kriteria-kriteria yang bersesuaian sehingga digunakan sebagai bahan evaluasi untuk memilih. Jadi MCDM adalah disiplin dalam pengambilan keputusan dengan banyak kriteria.

Disiplin dalam MCDM secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu Multi-Attribute Decision Making (MADM) dan Multi-Objective Decision Making (MODM). Dimana MADM lebih menitikberatkan pada pemilihan alternatif dalam jumlah yang terbatas sedangkan MODM merancang alternatif terbaik, meskipun demikian kedua istilah MADM dan MODM berada pada ketegori kelas yang sama.

Pada tabel dibawah ini akan diperlihatkan perbedaan antara MADM dan MODM. Pada proposal ini, akan lebih difokuskan pada permasalahan dengan alternatif solusi yang terbatas (MADM).


(28)

Tabel 2.1 Perbedaan MADM dan MODM (Yoon dan Hwang, 1981)

MADM MODM

Criteria (defined by) Objectives

Attributes Alternatif Usage

Attributes Implicit Explicit

Finite number, discrete Selection

Objective Explicit Implicit

Infinite number, continuous Design

Beberapa ciri yang selalu ada dalam MCDM adalah : Alternatif

Kemungkinan-kemungkinan yang dapat dipilih oleh pengambil keputusan. Jumlah alternatif ini adalah terbatas.

Atribut

Biasanya merupakan karakteristik, komponen atau kriteria keputusan. Pembobotan

Pemberian bobot pada setiap kriteria. Matrik Keputusan

Metode MCDM dapat dinyatakan dalam bentuk matrik. Sebuah matrik X adalah matrik (m x n) dimana elemen xij, dengan i mewakili alternatif, yaitu Ai(untuk i = 1,2,3,…,m)


(29)

dan j mewakili kriteria, yaitu Cj(untuk i = 1,2,3,…,n). Ai,i = 1,2,3,…,m dinotasikan dengan :

ai = (ai1,ai2,…,ain)

Dan vektor kolomnya adalah : aj = (aj1,aj2,…,ajn)

Yang memperlihatkan perbedaan antar setiap alternatif adalah nilai dari atribut yang dimiliki oleh alternatif tersebut j, yaitu Cj.

Untuk menggambarkan pentingnya hubungan antara atribut-atribut yang ada maka weighted vector diberikan dengan W = (w1,w2,…,wn).

Pertentangan antar Kriteria

Dalam kriteria majemuk biasanya terjadi pertentangan kepentingan antara satu kriteria dengan kriteria yang lainnya.

2.3.7 Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation

(PROMETHEE)

PROMETHEE adalah salah satu metode penentuan urutan atau prioritas dalam analisis multikriteria atau MCDM (Multi Criterion Decision Making). Dugaan dari dominasi kriteria yang digunakan dalam PROMETHEE adalah penggunaan nilai dalam hubungan outrangking. Masalah pokoknya adalah kesederhanaan, kejelasan dan kestabilan. Semua parameter yang dinyatakan mempunyai pengaruh nyata menurut pandangan ekonomi (Brans J.P., 1986). Data dasar untuk evaluasi dengan methode PROMETHEE disajikan pada Gambar 1 sebagai berikut :


(30)

Gambar 2.1 Data Dasar analisis PROMETHEE

Dominasi kriteria

Nilai f merupakan nilai nyata dari suatu kriteria, f : K → Я (Real Word) dan tujuannya berupa prosedur optimasi untuk setiap alternatif yang akan diseleksi, a ε K, f(a) merupakan evaluasi dari alternatif yang akan diseleksi tersebut untuk setiap kriteria. Pada saat dua alternatif dibandingkan a,b ε K, harus dapat ditentukan perbandingan preferensinya.

Penyampaian Intensitas (P) dari preferensi alternatif a terhadap alternatif b sedemikian rupa sehingga:

- P(a,b) = 0,berarti tidak ada beda antara a dan b, atau tidak ada preferensi dari a lebih baik dari b.

- P(a,b) ≈ 0, berarti lemah preferensi dari a lebih baik dari b. - P(a,b) = 1, kuat preferensi dari a lebih baik dari b.

- P(a,b) ≈ 1, berarti mutlak preferensi dari a lebih baik dari b.

Dalam metode ini fungsi preferensi seringkali menghasilkan nilai fungsi yang berbeda antara dua evaluasi, sehingga : P(a,b) = P(f(a)-f(b)). Untuk semua kriteria, suatu obyek akan dipertimbangkan memiliki nilai kriteria yang lebih baik ditentukan nilai f dan


(31)

akumulasi dari nilai ini menentukan nilai preferensi atas masing–masing obyek yang akan dipilih. Setiap kriteria boleh memiliki nilai dominasi kriteria atau bobot kriteria yang sama atau berbeda, dan nilai bobot tersebut harus di atas 0 (Nol). Sebelum menghitung bobot untuk masing-masing kriteria, maka dihitung total bobot dari seluruh kriteria terlebih dahulu. Berikut rumus perhitungan bobot kriteria :

Maka didapat rumus perbandingan untuk setiap alternatif, sebagai berikut :

Dalam metode PROMETHEE ada Enam bentuk fungsi preferensi kriteria. Untuk memberikan gambaran yang lebih baik terhadap area yang tidak sama, maka digunakan tipe fungsi preferensi. Ke Enam tipe preferensi tersebut meliputi :

1. Tipe Biasa (Usual Criterion)

Tipe Usual adalah tipe dasar, yang tidak memiliki nilai threshold atau kecenderungan dan tipe ini jarang digunakan. Pada tipe ini dianggap tidak ada beda antara alternatif a dan alternatif b jika a=b atau f(a)=f(b) , maka niliai preferensinya benilai 0 (Nol) atau P(x)=0. Apabila nilai kriteria pada masing-masing alternatif memiliki nilai berbeda, maka pembuat keputusan membuat preferensi mutlak benilai 1 (Satu) atau P(x)=1 untuk alternatif yang memiliki nilai lebih baik. Fungsi P(x) untuk preferensi ini disajikan pada gambar 2.8.


(32)

………. (1) Gambar 2.8 Tipe Preferensi Usual

2. Tipe Quasi (Quasi Criterion atau U-Shape)

Tipe Quasi sering digunakan dalam penilaian suatu data dari segi kwalitas atau mutu, yang mana tipe ini menggunakan Satu threshold atau kecenderungan yang sudah ditentukan, dalam kasus ini threshold itu adalah indifference. Indifference ini biasanya dilamabangkan dengan karakter m atau q, dan nilai indifference harus diatas 0 (Nol). Suatu alternatif memiliki nilai preferensi yang sama penting selama selisih atau nilai P(x) dari masing-masing alternatif tidak melebihi nilai threshold. Apabila selisih hasil evaluasi untuk masing-masing alternatif melebihi nilai m maka terjadi bentuk preferensi mutlak, jika pembuat memutuskan menggunakan kriteria ini, maka decision maker tersebut harus menentukan nilai m, dimana nilai ini dapat dijelaskan pengaruh yang signifikan dari sutau kriteria. fungsi P(x) untuk preferensi ini disajikan pada gambar 2.9


(33)

……… (2) Gambar 2.9 Tipe Preferensi Quasi

3. Tipe Linier (Linear Criterion atau V-Shape)

Tipe Linier acapkali digunakan dalam penilaian dari segi kuantitatif atau banyaknya jumlah, yang mana tipe ini juga menggunakan Satu threshold atau kecenderungan yang sudah ditentukan, dalam kasus ini threshold itu adalah preference. Preference ini biasanya dilamabangkan dengan karakter n atau p, dan nilai preference harus diatas 0 (Nol). Kriteria ini menjelaskan bahwa selama nilai selisih memiliki nilai yang lebih rendah dari n, maka nilai preferensi dari pembuat keputusan meningkat secara linier dengan nilai x, jika nilai x lebih besar dibandingkan dengan nilai n, maka terjadi preferensi mutlak. Fungsi P(x) untuk preferensi ini disajikan pada gambar 2.10

……… (3) Gambar 2.10 Tipe Preferensi Linear

4. Tipe Tingkatan (Level Criterion)

Tipe ini mirip dengan tipe Quasi yang sering digunakan dalam penilaian suatu data dari segi kualitas atau mutu. Tipe ini juga menggunakan threshold indifference (m) tetapi ditambahkan Satu threshold lagi yaitu preference (n). Nilai indifference serta preference harus diatas 0 (Nol) dan nilai indifference harus di bawah nilai


(34)

preference. Apabila alternatif tidak memiliki perbedaan (x), maka nilai preferensi sama dengan 0 (Nol) atau P(x)=0. Jika x berada diatas nilai m dan dibawah nilai n, hal ini berarti situasi preferensi yang lemah P(x)=0.5. Dan jika x lebih besar atau sama dengan nilai n maka terjadi preferensi mutlak P(x)=1. Fungsi P(x) untuk preferensi ini disajikan pada gambar 2.11

…….. (4) Gambar 2.11 Tipe Preferensi Level

5. Tipe Linear Quasi (Linear Criterion with Indifference)

Tipe Linear Quasi juga mirip dengan tipe Linear yang acapkali digunakan dalam penilaian dari segi kuantitatif atau banyaknya jumlah. Tipe ini juga menggunakan threshold preference (n) tetapi ditambahkan Satu threshold lagi yaitu indifference (m). Nilai indifference serta preference harus diatas 0 (Nol) dan nilai indifference harus di bawah nilai preference. Pengambilan keputusan mempertimbangkan peningkatan preferensi secara linier dari tidak berbeda hingga preferensi mutlak dalam area antara dua kecenderungan m dan n. Fungsi P(x) untuk preferensi ini disajikan pada gambar 2.12

…… (5) Gambar 2.12 Tipe Preferensi Linear Quasi


(35)

6. Tipe Gaussian

Tipe Gaussian sering digunakan untuk mencari nilai aman atau titik aman pada data yang bersifat continue atau berjalan terus. Tipe ini memiliki nilai threshold yaitu Gaussian threshold ( ) yang berhubungan dengan nilai standar deviasi atau distribusi normal dalam statistik. fungsi P(x) untuk preferensi ini disajikan pada gambar 2.13

…… (6) Gambar 2.13 Tipe Preferensi Gaussian

Nilai Threshold atau kecenderungan

Enam tipe dari penyamarataan kriteria bisa dipertimbangkan dalam metode PROMETHEE, tiap-tiap tipe bisa lebih mudah ditentukan nilai kecenderungannya atau parameternya karena hanya Satu atau Dua parameter yang mesti ditentukan. Hanya tipe Usual saja yang tidak memiliki nilai parameter.

1. Indifference threshold yang biasa dilambangkan dalam karakter m atau q. Jika nilai perbedaan (x) di bawah atau sama dengan nilai indifference x ≤ m maka x dianggap tidak memiliki nilai perbedaan x = 0.

2. Preference threshold yang biasa dilambangkan dalam karakter n atau p. Jika nilai perbedaan (x) di atas atau sama dengan nilai preference x ≥ n maka perbedaan tersebut memiliki nilai mutlak x = 1.


(36)

3. Gaussian threshold yang biasa dilambangkan dalam karakter σ serta diketahui dengan baik sebagai parameter yang secara langsung berhubungan dengan nilai standar deviasi pada distribusi normal.

Arah dalam grafik nilai outrangking

Perangkingan yang digunakan dalam metode PROMETHEE meliputi tiga bentuk antara lain :

1. Entering Flow

Entering flow adalah jumlah dari yang memiliki arah mendekat dari node a dan hal ini merupakan karakter pengukuran outrangking.

Untuk setiap nilai node a dalam grafik nilai outrangking ditentukan berdasarkan entering flow dengan persamaan :

2. Leaving Flow

Sedangkan Leaving flow adalah jumlah dari yang memiliki arah menjauh dari node a dan hal ini merupakan pengukuran outrangking. Adapun persamaannya:

3. Net Flow


(37)

Semakin besar nilai Entering flow dan semakin kecil Levaing flow maka alternatif tersebut memiliki kemungkinan dipilih yang semakin besar. Perangkingan dalam PROMETHEE I dilakukan secara parsial, yaitu didasarkan pada nilai Entering flow dan Levaing flow. Sedangkan PROMETHEE II termasuk perangkingan komplek karena didasarkan pada nilai Net flow masing-masing alternatif yaitu alternatif dengan nilai Net flow lebih tinggi menempati satu rangking yang lebih baik.

2.3.8 Langkah-langkah perhitungan dengan metode PROMETHEE

Langkah-langkah perhitungan dengan metode PROMETHEE adalah sebagai berikut: 1. Menentukan beberapa alternatif

2. Menentukan beberapa kriteria 3. Menentukan dominasi kriteria

4. Menentukan tipe penilaian, dimana tipe penilaian memiliki 2 tipe yaitu; tipe minimum dan maksimum.

5. Menentukan tipe preferensi untuk setiap kriteria yang paling cocok didasarkan pada data dan pertimbangan dari decision maker. Tipe preferensi ini berjumlah Enam (Usual, Quasi, Linear, Level, Linear Quasi dan Gaussian).

6. Memberikan nilai threshold atau kecenderungan untuk setiap kriteria berdasarkan preferensi yang telah dipilih.

7. Perhitungan Entering flow, Leaving flow dan Net flow 8. Hasil pengurutan hasil dari perangkingan


(38)

Dalam metode promethee ada 2 macam perangkingan yang disandarkan pada hasil perhitungan, antara lain :

1. Perangkingan parsial yang didasarkan pada nilai Entering flow dan Leaving flow. 2. Perangkingan lengkap atau komplit yang didasarkan pada nilai Net flow.

2.4 Short Message Service (SMS Gateway)

SMS Gateway adalah suatu platform yang menyediakan mekanisme untuk EUA menghantar dan menerima SMS dari peralatan mobile (HP, PDA phone, dll) melalui SMS Gateway’s shortcode. SMS Gateway membolehkan UEA untuk berkomunikasi dengan Telco SMSC (telkomsel, indosat, dll) atau SMS platform untuk menghantar dan menerima pesan SMS dengan sangat mudah, Karena SMS Gateway akan melakukan semua proses dan koneksi dengan Telco. SMS Gateway juga menyediakan UEA dengan interface yang mudah dan standar. UEA dapat berupa berbagai aplikasi yang memerlukan penggunaan SMS. Seperti berbagai aplikasi web yang telah banyak menggunakan SMS (free sms, pendaftaran, konfirmasi melalui SMS, aplikasi perkantoran, dsb), CMS, acara pengundian di televisi, dll. UEA melakukan komunikasi dengan SMS Gateway melalui Internet menggunakan standard HTTP GET atau HTTPS (untuk komunikasi yang aman).

Telco SMSC akan menghantar pesan (SMS) tersebut kepada perusahaan SMS Gateway (sesuai dengan nomor yang telah disewa) dengan menggunakan protokol yang khusus. Dan berdasarkan keyword yang telah dituliskan pada SMS, maka sistem SMS Gateway akan menghantar SMS tersebut ke URL yang telah ditentukan. UEA dapat menghantar SMS reply kepada pelanggan melalui SMS Gateway tersebut. Dan UEA


(39)

dapat menentukan besarnya biaya (charging) yang akan dikenakan kepada pelanggan. Biasanya telah ditentukan regulasi biayanya (microcharging mechanism).

2.4.1 Keuntungan SMS Gateway

SMS Gateway merupakan pintu gerbang bagi penyebaran Informasi dengan menggunakan SMS. Anda dapat menyebarkan pesan ke ratusan nomor secara otomatis dan cepat yang langsung terhubung dengan database nomor-nomor ponsel saja tanpa harus mengetik ratusan nomor dan pesan di ponsel anda karena semua nomor akan diambil secara otomatis dari database tersebut. Selain itu , dengan adanya SMS Gateway anda dapat mengustomisasi pesan-pesan yang ingin dikirim. Dengan menggunakan program tambahan yang dapat dibuat sendiri, pengirim pesan dapat lebih fleksibel dalam mengirim berita karena biasanya pesan yang ingin dikirim berbeda-beda untuk masing-masing penerimanya.

2.4.2 Kebutuhan SMS Gateway

Untuk kebutuhan SMS Gateway tidak terlalu belebihan dan juga fleksibel karena bisa dibuat dengan 1. PC maupun Notebook. Yang mutlak dibutuhkan adalah sebuah komputer, 2. sebuah ponsel dengan 3. kabel data (Kabel berantarmuka serial yang dapat menghubungi ponsel dengan PC) atau dapat munggunakan InfraRed dan piranti lunak sebagai SMS Gateway. Untuk menggunakan InfraRed anda membutuhkan sebuah ponsel yang juga memiliki fasilitas tsb, tapi tidak dianjurkan untuk kebutuhan SMS gateway karena komunikasi dengan InfraRed tidak terlalu baik (jika tergeser gampang putus).


(40)

BAB III

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Identifikasi Masalah

Proses seleksi akan dimulai saat adanya surat permohonan dari bagian peminta kepada bagian HRD yang berisi banyaknya tenaga kerja berdasarkan jabatan yang dibutuhkan dan pendidikan minimal yang diinginkan, untuk lebih jelas bisa dilihat pada Gambar 3.1. Berdasarkan surat permohonan tersebut maka bagian HRD akan membuka lowongan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang ditetapkan oleh bagian HRD.

Setelah berkas lamaran diterima oleh bagian HRD maka proses seleksi akan dimulai dengan seleksi administrasi berupa kelengkapan data dari berkas - berkas lamaran yang diserahkan serta nilai dari IPK calon tenaga kerja, setelah lulus proses seleksi administrasi yang meliputi seleksi nilai IPK, pendidikan, dan batasan Umur maka calon tenaga kerja akan mendapatkan surat panggilan dan akan mengikuti seleksi psikologi yang meliputi tes IQ dan EQ, setelah lulus proses seleksi psikologi maka calon tenaga kerja akan mendapatkan surat panggilan dan akan mengikuti seleksi wawancara yang meliputi penguasaan materi, penyampaian materi, sopan santun, dan kerapian, setelah lulus proses seleksi wawancara maka calon tenaga kerja akan mendapatkan surat panggilan dan akan mengikuti seleksi kesehatan yang meliputi tes kondisi hati, paru – paru, ginjal dan mata. Hasil yang diambil yaitu calon tenaga kerja yang memiliki hasil nilai tes tertinggi sesuai dengan banyaknya jumlah tenaga kerja yang direkrut untuk jabatan tertentu pada tes terakhir yaitu tes kesehatan.


(41)

Dalam sistem yang sudah ada, proses seleksi pelamar dalam pengambilan keputusan yang dilakukan dalam seleksi tenaga kerja pada PT. Telkomsel Regional Bali – Nusa Tenggara masih menggunakan Microsoft excel dan penyimpanan data berupa berkas – berkas, maka pencarian permintaan dan proses seleksi seperti yang telah dijelaskan diatas maka akan sulit dilaksanakan

Berdasarkan identifikasi masalah yang ada pada PT. Telkomsel Regional Bali – Nusa Tenggara dapat diinformasikan bahwa proses seleksi yang ada masih dalam keadaan manual. Manual disini adalah data – data calon tenaga kerja yang masih dicatat dalam Microsoft excel, penginputan data hasil seleksi pun masih disimpan berupa excel, dimana perbandingan akan nilai calon tenaga kerja pada seleksi sebelumnya tidak diperhitungkan, hal ini tidak memberikan informasi yang cukup kepada pengambil keputusan yaitu bagian HRD dalam menentukan calon tenaga kerja yang cocok untuk mengisi jabatan tertentu dan juga sistem yang lama tidak bisa memberikan informasi kelulusan secara langsung kepada calon tenaga kerja. Permasalahan ini dapat dipecahkan dengan menyimpan hasil atau nilai dari setiap seleksi yang dilakukan pada Database yang nantinya dapat diproses kembali dengan pemilihan pada syarat dan ketentuan dari kriteria lainnya yang dibutuhkan untuk jabatan tertentu seperti umur, nilai IQ, nilai EQ, nilai wawancara, nilai kesehatan dan status pernikahan yang dimiliki oleh calon tenaga kerja yang juga dapat diatur dan disimpan kemudian dilakukan pencarian terhadap calon tenaga kerja yang berkualitas, berdasarkan kriteria pemilihan yang banyak maka perhitungan menggunakan metode Promethee akan dimasukkan ke dalam sistem seleksi ini sebagai metode akhir dalam pemilihan calon tenaga kerja yang telah lulus seluruh seleksi. Dengan adanya sistem ini maka kedepannya diharapkan HRD akan mendapatkan


(42)

informasi yang cukup untuk menentukan calon tenaga kerja serta bisa menyampaikan hasil akhir yang berupa informasi kelulusan dari calon tenaga kerja.jika hasil kelulusan sudah didapatkan maka informasi yang berupa hasil kelulusan ini bisa disampaikan secara langsung dengan memanfaatkan teknologi berbasis respon kepada calon tenaga kerja berupa SMS.

Melihat keadaan tersebut, maka perlu dibangun sebuah aplikasi yang mampu melakukan seleksi tenaga kerja dengan metode PROMETHEE berbasis SMS Gateway yaitu dalam sistem seleksi tenaga kerja ini menggunakan metode yang bisa menentukan urutan dan prioritas dalam analisis multikriteria. Aplikasi yang akan dibangun ini adalah suatu sistem yang dapat menghasilkan alternatif keputusan untuk membantu perusahaan dalam pemilihan calon tenaga kerja dan memberikan respon berupa SMS kepada calon tenaga kerja.

General Manager

Manager IT Manager HRD Manager

Marketing

Customer Service

Manager Keuangan Manager Operasional

Staff IT

(Programmer) Staff HRD Sales Staff IT

(Analis) Staff IT

(Networking)

Staff Accounting

Staff Operasional

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Telkomsel Regional Bali – Nusa Tenggara

3.2 Perancangan Sistem

Berdasarkan analisis permasalahan pada bagian diatas, penyelesaian masalah yang peneliti ajukan yaitu dengan membangun suatu sistem pendukung keputusan seleksi


(43)

tenaga kerja menggunakan metode Promethee dan memberikan respon berupa SMS kepada pelamar.

Tugas Akhir ini menghasilkan perangkat lunak / software Sistem Pendukung Keputusan seleksi tenaga kerja yang dikembangkan dengan interface yang user friendly. Sistem Pendukung Keputusan seleksi tenaga kerja ini digunakan untuk memanajemen data departemen, data jabatan, data lowongan, data pelamar, data hasil seleksi tes, dan data hasil seleksi promethee sehingga dapat menghasilkan data yang akurat.

3.2.1 Analisa Sistem

Setelah mengetahui dan mengenali latar belakang, tujuan, ruang lingkup dan proses yang sudah dikaji secara keseluruhan dari sistem tersebut, untuk membangun sistem tersebut perlu dilakukan tahapan-tahapan yang dapat disusun dan dilaksanakan tahap demi tahap langkah-langkah sebagai berikut:

1. Melakukan penelitian pada sistem yang akan digunakan pada komputer yang berupa :

a. Identifikasi masalah

Pada tahap ini detail dari penelitian dirumuskan dengan seksama agar pengembangannya tidak keluar dari yang diharapkan. Dan tujuan penelitian ditetapkan, hal ini bertujuan agar batasan-batasan dan fungsi dari pengembangan dapat diketahui dengan jelas. Kemudian konsep-konsep dan teori-teori pengembangan sistem yang berhubungan dipelajari dengan seksama. Langkah berikutnya adalah mengidentifikasikan metode analisa dan prosedur pengolahan data pada pengembangan sistem ini.


(44)

Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung, data-data yang akan dikumpulkan harus disesuaikan dengan ruang lingkup pengembangan sistem. Berikut ini data-data yang diperlukan dalam pengamatan adalah data materi, data alternatif dan data kriteria,

Tahapan penelitian tersebut dapat dijelaskan pada blog diagram pada gambar 3.2

Data Inputan : Biodata pelamar dan ijasah pelamar Proses Seleksi administrasi Proses Seleksi psikotest Proses Seleksi wawancara Proses Seleksi kesehatan Kandidat Calon Pegawai Proses Laporan Penerimaan tenaga kerja Output :

1. Laporan calon pegawai di terima 2. Laporan calon pegawai ditolak 3. Laporan jumlah pelamar Kriteria tenaga kerja Proses Perhitungan dengan metode Promethee

Gambar 3.2. Blok Diagram Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Tenaga Kerja

Seperti yang terlihat pada struktur hirarki diatas, pertama-tama para user memberikan masukan berupa kriteria-kriteria yang akan dipilih, lalu melakukan pembobotan atas kriteria yang ada. Hasil masukan kemudian oleh sistem akan dilakukan perhitungan PROMETHEE. Output yang dihasilkan berupa nama calon pegawai dari hasil perhitungan dengan PROMETHEE


(45)

2. merancang document flow yang meliputi apa dan bagaimana dari tiap-tiap input, proses dan output

3. Menyusun file-file dan struktur file untuk membuat sistem flow 4. Membuat struktur database dari sistem

5. Menyusun program

6. Uji coba sistem dengan data yang sebenarnya

3.2.2 Flowchart Perhitungan Metode Promethee

Berikut ini adalah flowchart dari perhitungan metode Promethee. Proses-proses yang terjadi di dalam metode Promethee ini dapat dilihat pada Gambar 3.2 dibawah ini. Dijelaskan dimana proses-proses yang terjadi dengan melakukan pemilihan criteria-kriteria yang dibutuhkan untuk jabatan tertentu.

Mulai

Input Kriteria

Input Nilai Kualitatif

Hitung Nilai

Treshold Hitung Preferensi

Hitung Index Preferensi Hitung Leaving Flow dan Entering

Flow Rangking Leaving Flow dan Entering

Flow

Rangking LF = Rangking EF

Selesai

Hitung dan Rangking Net Flow

ya

tidak


(46)

3.2.3 Document Flow

Berdasarkan hasil survey dan analisis sistem yang dilakukan, berikut ini akan digambarkan Dokumen flow dari proses-proses yang ada pada saat ini sebelum dilakukan pengembangan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 3.4

A Document Flow Sistem Perekrutan Tenaga Kerja Manual

Sistem seleksi yang terjadi pada PT. Telkomsel Regional Bali-Nusa Tenggara dimulai dengan dikirimnya surat lamaran oleh pelamar pada bagian personalia yang mana akan mengumpulkan data sesuai kode lowongan. Lalu akan dilakukan seleksi bagi pelamar. Apabila pelamar tidak lolos seleksi maka bagian personalia akan membuat surat penolakan dan akan mengirimnya pada pelamar. Apabila pelamar lolos seleksi maka akan dibuatkan dua surat panggilan kerja oleh pihak personalia yang mana satu surat akan dikirim ke pihak pelamar dan satunya lagi akan dijadikan arsip bagian personalia/HRD. Bagi pelamar yang telah merespon dan mendaftar kembali maka pihal personalia akan membuat dua laporan karyawan diterima yang mana satu dijadikan ebagai arsip bagian personalia/HRD dan yang lainnya diberikan pada pihak manajer, dapat dilihat pada Gambar 3.4.


(47)

Sistem Seleksi Tenaga Kerja Manual Personalia Manajer Pelamar START Surat Lamaran Surat Lamaran Mengumpulkan Data Sesuai Kode

Lowongan Membuat Laporan Pelamar Ditolak Data Pelamar Ditolak Melakukan Seleksi Terhadap Pelamar Lolos Membuat Surat Panggilan Kerja Surat Panggilan Kerja Surat Panggilan Kerja Membuat Laporan Karyawan Diterima Laporan Karyawan Diterima FINISH tidak ya Laporan Karyawan Diterima Surat Penolakan Surat Penolakan

Gambar 3.4 Document Flow Seleksi Tenaga Kerja Manual

B. Document Flow Seleksi Tenaga Kerja

Seleksi tenaga kerja yang terjadi pada PT. Telkomsel Regional Bali-Nusa Tenggara adalah sebagai berikut. Setelah mendapat dan mengumpulkan data pelamar, maka akan dilakukan tes sesuai urutan yaitu kelengkapan administrasi, tes psikologi, tes wawancara, dan tes kesehatan. Apabila pelamar lolos tes kelengkapan administrasi, maka


(48)

pelamar akan dipanggil untuk mengikuti tes psikologi. Apabila pelamar lolos tes psikologi, maka pelamar akan dipanggil untuk mengikuti tes wawancara. Apabila pelamar lolos tes wawancara, maka pelamar akan dipanggil untuk mengikuti tes kesehatan.. Apabila pelamar lolos tes kesehatan maka data para pelamar akan diseleksi menggunakan metode PROMETHEE sehingga akan mendapatkan informasi ranking pelamar berdasarkan jabatan yang dipilih masing-masing. Informasi data ranking ini akan dibuat tiga rangkap, masing-masing untuk bagian personalia, pelamar dan manajer, dapat dilihat pada Gambar 3.5.


(49)

Document Flow Seleksi Tenaga Kerja Pimpinan Lembaga kesehatan Bagian HRD Lembaga Psikologi Pelamar Mulai Surat Lamaran Menyerah kan surat lamaran Membuat Data Pelamar Surat Lamaran lulus Data Pelamar Menyeleksi dan Membuat data lulus administrasi Data lulus administrasi Membuat Surat Panggilan Psikotest Data lulus administrasi Panggilan Psikotest Panggilan Psikotest Panggilan Psikotest Tes Psikologi Hasil Psikotest Panggilan Wawancara Hasil Psikotest Membuat Surat Panggilan test wawancara Panggilan Wawancara Menyeleksi dan membuat data lulus psikotest Data Lulus Psikotest tidak selesai ya tidak ya selesai lulus Membuat Surat Panggilan test kesehatan Data Lulus Wawancara Menyeleksi dan membuat data lulus Wawancara tidak lulus selesai Panggilan Wawancara ya Hasil Tes kesehatan Menyeleksi dan membuat data lulus tes kesehatan Panggilan test kesehatan Panggilan test kesehatan Surat Panggilan tes kesehatan Tes Kesehatan Hasil Tes kesehatan Data Lulus Wawancara Data Lulus Kesehatan A


(50)

Gambar 3.5 Lanjutan

3.2.4 System Flow

Setelah menganalisa document flow yang tersedia, dapat dirancang system flow untuk menyelesaikan permasalahan. System flow yang dirancang adalah system flow untuk rekruitmen dan seleksi karyawan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 3.5.


(51)

Sistem Flow Seleksi Tenaga Kerja

Pimpinan Lembaga

kesehatan Lembaga

Psikologi Bagian HRD Pelamar Start Surat Lamaran Maintenance Data Pelamar Input data pelamar Pelamar Maintenance Data Kebutuhan Tenaga Kerja Jabatan Lowongan Memproses Lowongan lowongan pekerjaan Spesifikasi Jabatan Menyeleksi administrasi Surat Panggilan Test Psikologi Lulus administrasi Surat Panggilan Test Psikologi Mencetak Surat Panggilan Psiko logi dan daftar pelamar lulus administrasi Surat Panggilan Psiko Test Membuat Surat Lamaran Tes Psikologi Hasil Psikologi Input hasil Psikologi Menyeleksi Hasil Psikologi Standart Psikologi Standart Administrasi Lulus Psikologi Mencetak Surat Panggilan test Wawancara Surat Panggilan tes wawancara Surat Panggilan tes wawancara Daftar pelamar lulus administrasi Daftar pelamar lulus administrasi Pendidikan Kota Departemen Surat Lamaran Hasil Psikologi A B 1


(52)

Pimpinan Lembaga kesehatan Bagian HRD Lembaga Psikologi Pelamar Lulus wawancara Standart test Kesehatan

Input Hasil Test Kesehatan Hasil kesehatan Menyeleksi Hasil Tes Kesehatan Menyeleksi Hasil wawancara Mencetak Surat Panggilan test Kesehatan Merangking Dengan Metode Promethee Surat Panggilan test Kesehatan Tes Kesehatan Surat Panggilan tes kesehatan Standart Wawancara Lulus Kesehatan Test Wawancara Surat Panggilan tes wawancara Hasil Test Wawancara

Input Hasil Test Wawancara Surat Panggilan tes kesehatan Hasil kesehatan Hasil kesehatan C D 1 Input Kriteria Promethee Kriteria Detail Kriteria Promethee Laporan Hasil Rangking Tenaga Kerja 2


(53)

Gambar 3.6 Lanjutan

Pada Gambar 3.6 digambarkan system flow perusahaan yang menggambarkan aliran data dan informasi dalam proses perekrutan dan seleksi pelamar pada PT. Telkomsel Regional Bali-Nusra. Dimulai dari maintenance data kebutuhan karyawan/pegawai, penginputan spesifikasi jabatan, memproses lowongan, penginputan standar tes, dan seleksi tes yang dilakukan oleh pelamar.


(54)

3.2.5 Desain Database

Dari penjelasan analisa sistem di atas, maka dibutuhkan database yang meliputi Struktur Hirarki (HIPO), DFD yang terdiri dari Context Diagram dan DFD level 0, ERD yang terdiri dari PDM dan CDM, serta struktur tabel database yang ada.

A. Pembuatan Struktur Hirarki

Struktur Hirarki Proses (HIPO) dari PT. Telkomsel Regional Bali-Nusra dapat dilihat dari gambar 3.7.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI TENAGA KERJA DENGAN METODE PROMETHEE PADA

PT.TELKOMSEL BALINUSRA

Memproses Seleksi

Pelamar Memproses Laporan

Memaintenance Data

Memproses Lowongan

Menyeleksi Administrasi

Menyeleksi Psikotest

Menyeleksi Wawancara

Menyeleksi Kesehatan

Menyeleksi Dengan Metode

Promethee

Memproses Laporan Penerimaan Tenaga

Kerja


(55)

3.2.6 Context Diagram

Informasi Pelamar Diterima

Daftar_Pelamar_Lulus_Tes_wawancara Hasil_Tes_Kesehatan

Hasil Kesehatan

Request Laporan Penerimaan Karyawan

Surat Panggilan Test Kesehatan Surat Panggilan Test Wawancara

Surat Panggilan Tes Psikotest Informasi Lowongan Pekerjaan

Surat Lamaran

Daftar Pelamar Lulus administrasi

Hasil Psikotest

Laporan penerimaan karyawan Hasil test wawancara

Hasil test Psikotest

1

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Tenaga Kerja PT Telkomsel Regional Balinusra

+ Pelamar

Pimpinan

Lembaga Psikologi Lembaga Kesehatan

Gambar 3.8 Context Diagram SPK Seleksi Tenaga Kerja

Pada Gambar 3.8 adalah context diagram dari sistem informasi seleksi tenaga kerja pada PT. Telkomsel Regional Balinusra. Context diagram tersebut menggambarkan proses secara umum yang terjadi pada PT. Telkomsel Regional Balinusra. Pada context diagram tersebut, juga terlihat bahwa sistem informasi rekruitmen dan seleksi melibatkan 4 entity yaitu pelamar, lembaga psikologi, lembaga kesehatan dan pimpinan. Dalam sistem perekrutan dan seleksi karyawan di PT. Telkomsel Regional Bali-Nusra dimulai dari pelamar yang akan mendaftar sebagai karyawan baru yang disesuaikan


(56)

dengan lowongan yang ada. Pelamar ini akan menjalani beberapa tes yaitu tes administrasi, tes psikologi, tes wawancara, dan tes kesehatan.

3.2.7 DFD level 0

Pada DFD level 0 ini terdapat 2 proses yaitu seleksi pelamar dan pembuatan laporan terdapat 4 entity yang sama dengan context diagram. Serta terdapat 18 tabel yang terlibat yaitu master kota, master pendidikan, master departemen, master standar tes, dll. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar


(57)

Pelamar Lulus Tes Kesehatan Surat_Pelamar_diterima

Data username password

Informasi Pelamar Diterima

Daftar_Pelamar_Lulus_Tes_wawancara Hasil_Tes_Kesehatan

Data_Detail_Kriteria

Data_Kriteria_Promethee

Hasil Kesehatan

Request Laporan Penerimaan Karyawan Surat Lamaran

Surat Panggilan Tes Psikotest Surat Panggilan Test Wawancara

Surat Panggilan Test Kesehatan Informasi Lowongan Pekerjaan

Daftar Pelamar Lulus administrasi

Data Lulus tes Kesehatan Data Lulus Tes Kesehatan

Simpan Data Test Lulus Kesehatan

Data Lulus Tes Wawancara Data Standar Tes Kesehatan

Simpan Data Lowongan Data Kota

Data Pendidikan Data Departemen

Hasil Psikotest

Data Jabatan

Data Spesifikasi Jabatan

Laporan penerimaan karyawan

Data lulus tes wawancara Data Lulus tes administrasi

Data Lulus tes tulis

Data Lulus tes administrasi

Simpan lulus tes wawancara

Simpan Data Lulus tes tulis

Data Lulus tes tulis Simpan Data Lulus tes administrasi

Data Standart Tes Administrasi Data pelamar

Data Standart Tes Tulis

Hasil test Psikotest

Hasil test wawancara Simpan Data Pelamar

Pelamar

1

Memproses Seleksi Pelamar

+ 1 Jabatan

4 Spesifikasi Jabatan 8 Standart Tes

Psikotest

9 Standart Test Wawancara 3 Lowongan

11 Pelamar

7 Standar tes administrasi

14 Lulus tes administrasi 15 Lulus tes

Psikologi

12 Lulus tes wawancara 2 Memproses Laporan + Pimpinan Lembaga Psikologi 2 Departemen

5 Kota 6 Pendidikan

10 Standar Tes Kesehatan

13 Lulus Test Kesehatan 16 Login 17 Tipe_Kriteria 18 Promethee Lembaga Kesehatan


(58)

Informasi Pelamar Diterima Hasil Kesehatan Surat_Pelamar_Diterima

Hasil test wawancara Surat Panggilan Test Kesehatan

Surat Lamaran

Surat Panggilan Test Wawancara Surat Panggilan Tes Psikotest

Informasi Lowongan Pekerjaan

Data username password

Pelamar Lulus Tes Kesehatan Hasil_Tes_Kesehatan

Daftar_Pelamar_Lulus_Tes_wawancara

Data_Detail_Kriteria

Data_Kriteria_Promethee Data Lulus Tes Wawancara

Simpan Data Test Lulus Kesehatan Data Lulus Tes Kesehatan Data Standar Tes Kesehatan

Data Jabatan

Data Standart tes wawancara Data Spesifikasi Jabatan

Simpan lulus tes wawancara Data Lulus tes tulis

Hasil Psikotest Hasil test Psikotest

Simpan Data Lulus tes tulisData Standart Tes Tulis Data Lulus tes administrasi

Simpan Data Lulus tes administrasi Data Standart Tes Administrasi

Daftar Pelamar Lulus administrasi Data pelamar

Simpan Data Pelamar Simpan Data Lowongan

Data Departemen Data Pendidikan

Data Kota

Pelamar

11 Pelamar

9 Standart Test Wawancara

8 Standart Tes Psikotest 7 Standar tes

administrasi

14 Lulus tes administrasi

15 Lulus tes Psikologi

12 Lulus tes wawancara Lembaga Psikologi Lembaga Psikologi 4 Spesifikasi Jabatan 1 Jabatan 1 Memaintenance Data 2 Departemen 6 Pendidikan 5 Kota 3 Lowongan 2 Memproses Lowongan 3 Menyeleksi administrasi 4 Menyeleksi Psikotest 5 Menyeleksi Wawancara 6 Menyeleksi Kesehatan 10 Standar Tes

Kesehatan

13 Lulus Test Kesehatan 18 Promethee 17 Tipe_Kriteria 7 Perhitungan Promethee Lembaga Kesehatan 16 Login


(59)

Data Lulus tes tulis

Laporan penerimaan karyawan Data Lulus tes Kesehatan

Data lulus tes wawancara

Data Lulus tes administrasi Request Laporan Penerimaan Karyawan

15 Lulus tes

Psikologi

14 Lulus tes administrasi

12 Lulus tes

wawancara

13 Lulus Test

Kesehatan

Pimpinan 1

Memproses Laporan Penerimaan Tenaga

Kerja

Gambar 3.11 DFD Level 1 Proses Pembuatan Laporan Penerimaan Tenaga Kerja

3.3 Entity Relational Diagram

Entity Relational Diagram (ERD) adalah suatu desain system yang digunakan untuk mempresentasikan, menentukan dan mendokumentasikan kebutuhan-kebutuhan untuk sistem yang digunakan dalam database. ERD juga menyediakan bentuk untuk menunjukkan struktur keseluruhan dari data pemakai. Dalam perencanaan system ini telah terbentuk ERD yang merupakan lanjutan dari pembuatan desain dengan menggunakan DFD. Dalam ERD, data-data tersebut digambarkan dengan menggunakan symbol entity. Dalam perancangan system ini terdapat beberapa entity yang saling berkaitan untuk menyediakan data-data yang dibutuhkan oleh sistem, yaitu:

1. DEPARTEMEN 2. JABATAN 3. LOWONGAN


(60)

5. PELAMAR 6. KOTA

7. PENDIDIKAN

8. STANDAR_TES_ADMINISTRASI 9. LULUS_TES_ADMINISTRASI 10.STANDAR_TES_PSIKOLOGI 11.LULUS_TES_PSIKOLOGI

12.STANDAR_TES_WAWANCARA 13.LULUS_TES_WAWANCARA 14.STANDAR_TES_KESEHATAN 15.LULUS_TES_KESEHATAN 16.LOGIN

17.TIPE_KRITERIA 18.PROMETHEE

Pada gambar berikut ini akan dijelaskan hubungan antara table dalam perancangan system pendukung keputusan seleksi tenaga kerja dengan menggunakan metode PROMETHEE pada PT. Telkomsel dalam bentuk CDM dan PDM


(61)

3.3.1 Conceptual Data Modeling (CDM) Diambil Diambil Mempunyai Mempunyai Mempunyai Memiliki Mempunyai Mengambil Diambil Diambil Diambil Diambil Mempunyai Mempunyai Mempunyai Mempunyai Memiliki Memiliki Memiliki Mempunyai Pelamar No_Pelamar Nama Pelamar Tempat_lahir Tang g al_lahir Jenis_kelamin Alamat Pelamar Propins i Telp_Pelamar HP_Pelamar Agama Jenis_pelamar Jurusan

Nama Perg uruan Ting gi IP

Peng alaman kerja Tempat Kerja no_ ijaz ah tahun_lulus Tang g al_Lamaran

Jabatan Kd_J abatan Nama_departemen Lokasi_Kantor Nama_jabatan Status_J abatan Level_Jabatan Kota kode_kota nama_kota nama_propins i Pendidikan Kode_pendidikan Nama_pendidikan Departemen Kd_Departemen Nama_departemen Reg ional_departemen Lokasi_Kantor Lowong an Id_Lowong an Jenis_Kelamin_lowong an Jumlah Batas_Waktu Spes ifikasi Jabatan Kode SPJabatan Kewarg anegaraan SPJabatan Umur Min SPJ abatan Umur Max SPJabatan Keahlian SPJabatan

Standar Tes Adminis trasi NoSTadministras i Nilai IP Pendidikan

Lulus Tes Administrasi No_test_Administras i Nama Pelamar IP Pendidikan Status_tes t

Standar Tes Psikotest No_Standar_tes_Ps ikologi IQ

EQ

Lulus Tes Ps ikolog i NoTes Tulis Nama Pelamar Has il_IQ Has il_EQ Status_tes t

Standar Tes Wawancara No_Standar_Wawancara Nilai_penguasaan_materi Nilai_penyampaian_materi Nilai_materi_lis an Nilai_budaya_per usahaan Nilai_tata_bicara Nilai_kerapaian Nilai_sopan_santun Rata_rata Lulus Tes Wawancara

NOtestwawanc ara Nama Pelamar Nilai_penguasaan_materi Nilai_penyampaian_materi Nilai_materi_lis an Nilai_budaya_per usahaan Nilai_tata_bicara Nilai_kerapaian Nilai_sopan_santun Rata_rata Status_tes t

Standar Tes Kes ehatan NO_ST_kes ehatan kondisi_THT penyakit_bawaan kondisi_jantung kondisi_paru kondisi_hati kondsi_g injal kondisi_mata

Lulus Tes Kesehatan Kode_test_kesehatan Nama Pelamar kondisi_THT penyakit_bawaan Jenis_penyakit_bawaan kondisi_jantung kondisi_paru kondisi_hati kondisi_g injal kondisi_mata Status_tes t Promethee Rangking Leaving _Flow Entering _Flow Net_Flow Kriteria ID_Kriteria Tipe Tujuan Jumlah Detail_Kriteria ID_Kriteria Nama Nilai_Kriteria

Gambar 3.12 CDM sistem pendukung keputusan seleksi tenaga kerja dengan menggunakan metode promethee pada PT. Telkomsel Regional Bali-Nusa Tenggara


(62)

3.3.2 Phisycal Data Modeling (PDM)

ID_KRITERIA = ID_KRITERIA ID_KRITERIA = ID_KRITERIA

ID_KRITERIA = ID_KRITERIA KD_DEPARTEMEN = KD_DEPARTEMEN

KD_DEPARTEMEN = KD_DEPARTEMEN

KODE_SPJABATAN = KODE_SPJABATAN

NO_PELAMAR = NO_PELAMAR NO_PELAMAR = NO_PELAMAR

NO_PELAMAR = NO_PELAMAR

NO_PELAMAR = NO_PELAMAR

NO_STANDAR_WAWANCARA = NO_STANDAR_WAWANCARA

NO_STANDAR_TES_PSIKOLOGI = NO_STANDAR_TES_PSIKOLOGI NO_ST_KESEHATAN = NO_ST_KESEHATAN

NOSTADMINISTRASI = NOSTADMINISTRASI

ID_LOWONGAN = ID_LOWONGAN

KODE_PENDIDIKAN = KODE_PENDIDIKAN KODE_KOTA = KODE_KOTA

KD_JABATAN = KD_JABATAN

PELAMAR

NO_PELAMAR numeric(10) KODE_KOTA long varchar KODE_PENDIDIKAN long varchar ID_LOWONGAN long varchar NAMA_PELAMAR long varchar TEMPAT _LAHIR long varchar TANGGAL_LAHIR timestamp JENIS_KELAMIN long varchar ALAMAT_PELAMAR long varchar PROPINSI long varchar TELP_HP_PELAMAR numeric(30) HP_PELAMAR numeric(30) AGAMA long varchar JENIS_PELAMAR long varchar JURUSAN long varchar NAMA_UNIV_PERGURUAN_T INGGI long varchar

IP numeric(10)

PENGALAMAN_KERJA long varchar TEMPAT _KERJA long varchar NO__IJAZAH numeric(10) TAHUN_LULUS numeric(10) TANGGAL_LAMARAN timestamp

JABAT AN KD_JABAT AN long varchar KD_DEPART EMEN long varchar NAMA_DEPART EMEN long varchar LOKASI_KANT OR long varchar NAMA_JABAT AN long varchar ST AT US_JABATAN long varchar LEVEL_JABATAN long varchar

KOTA KODE_KOTA long varchar NAMA_KOTA long varchar NAMA_PROPINSI long varchar

PENDIDIKAN KODE_PENDIDIKAN long varchar NAMA_PENDIDIKAN long varchar

DEPART EMEN KD_DEPART EMEN long varchar NAMA_DEPART EMEN long varchar REGIONAL_DEPARTEMEN long varchar LOKASI_KANT OR long varchar

LOW ONGAN ID_LOWONGAN long varchar KODE_SPJABATAN long varchar JENIS_KELAMIN_LOWONGAN long varchar JUMLAH numeric(10) BATAS_W AKTU timestamp

SPESIFIKASI_JABAT AN KODE_SPJABATAN long varchar KD_JABAT AN long varchar KD_DEPART EMEN long varchar KEWARGANEGARAAN_SPJABATAN long varchar UMUR_MIN_SPJABATAN numeric(10) UMUR_MAX_SPJABAT AN numeric(10) KEAHLIAN_SPJABATAN long varchar

ST ANDAR_T ES_ADMINISTRASI NOST ADMINIST RASI long varchar NILAI_IP numeric(10) PENDIDIKAN long varchar

LULUS_T ES_ADMINISTRASI NO_TEST _ADMINISTRASI long varchar NOST ADMINIST RASI long varchar NO_PELAMAR numeric(10) NAMA_PELAMAR long varchar IP numeric(10) PENDIDIKAN long varchar

ST AT US_TEST long varchar ST ANDAR_T ES_PSIKOT EST NO_ST ANDAR_TES_PSIKOLOGI long varchar

IQ numeric(10)

EQ numeric(10)

LULUS_T ES_PSIKOLOGI NOTEST ULIS long varchar NO_ST ANDAR_TES_PSIKOLOGI long varchar NO_PELAMAR numeric(10) ID_KRIT ERIA integer NAMA_PELAMAR long varchar HASIL_IQ numeric(10) HASIL_EQ numeric(10) ST AT US_TEST long varchar

ST ANDAR_T ES_W AW ANCARA NO_ST ANDAR_WAWANCARA long varchar NILAI_PENGUASAAN_MAT ERI numeric(10) NILAI_PENYAMPAIAN_MAT ERI numeric(10) NILAI_MATERI_LISAN numeric(10) NILAI_BUDAYA_PERUSAHAAN numeric(10) NILAI_TATA_BICARA numeric(10) NILAI_KERAPAIAN numeric(10) NILAI_SOPAN_SANT UN numeric(10) RATA_RATA numeric(10) LULUS_T ES_WAW ANCARA

NOTEST WAWANCARA long varchar NO_ST ANDAR_WAWANCARA long varchar NO_PELAMAR numeric(10) NAMA_PELAMAR long varchar NILAI_PENGUASAAN_MAT ERI numeric(10) NILAI_PENYAMPAIAN_MAT ERI numeric(10) NILAI_MATERI_LISAN numeric(10) NILAI_BUDAYA_PERUSAHAAN numeric(10) NILAI_TATA_BICARA numeric(10) NILAI_KERAPAIAN numeric(10) NILAI_SOPAN_SANT UN numeric(10) RATA_RATA numeric(10) ST AT US_TEST long varchar ST ANDAR_T ES_KESEHAT AN NO_ST _KESEHAT AN long varchar KONDISI_T HT long varchar PENYAKIT_BAWAAN long varchar KONDISI_JANT UNG long varchar KONDISI_PARU long varchar KONDISI_HAT I long varchar KONDSI_GINJAL long varchar KONDISI_MAT A long varchar

LULUS_T ES_KESEHAT AN KODE_TEST _KESEHAT AN long varchar NO_ST _KESEHAT AN long varchar NO_PELAMAR numeric(10) ID_KRIT ERIA integer NAMA_PELAMAR long varchar KONDISI_T HT long varchar PENYAKIT_BAWAAN long varchar JENIS_PENYAKIT_BAW AAN long varchar KONDISI_JANT UNG long varchar KONDISI_PARU long varchar KONDISI_HAT I long varchar KONDISI_GINJAL long varchar KONDISI_MAT A long varchar ST AT US_TEST long varchar

PROMET HEE RANGKING numeric(2) LEAVING_FLOW decimal(2) ENTERING_FLOW decimal(2) NET_FLOW decimal(2) KRITERIA

ID_KRIT ERIA integer TIPE long varchar TUJUAN integer JUMLAH numeric(10)

DETAIL_KRITERIA ID_KRIT ERIA integer NAMA long varchar NILAI_KRITERIA decimal

Gambar 3.13 PDM sistem pendukung keputusan seleksi tenaga kerja dengan menggunakan metode promethee pada PT. Telkomsel Regional Bali-Nusa Tenggara


(63)

3.4 Struktur Tabel

Dalam hal merancang struktur table yang diperlukan, meliputi nama table, nama atribut, tipe data pelengkap seperti primary key, foreign key, dan sebagainya. Rancangan basis data aplikasi ini terdiri dari tabel-tabel sebagai berikut :

A. Tabel Jabatan

Primary key : Kd_Jabatan

Foreign key : Kd_Departemen references Departemen. Kd_Departemen

Fungsi : Menyimpan data Master Jabatan

Tabel 3.1 Jabatan

Field Tipe Ukuran Keterangan

Kd_Jabatan VARCHAR 20 Format : JXXXX J = Identifier

XXXX = no. jabatan Kd_Departemen VARCHAR 10

Lokasi TEXT 50

Nama_jabatan TEXT 50 Status_jabatan TEXT 10 Level_Jabatan TEXT 50

B. Tabel Departemen

Primary key : Kd_Departemen Foreign key :


(64)

Tabel 3.2 Departemen

Field Tipe Ukuran Keterangan

Kd_Departemen VARCHAR 10 Format : DPYYYY DP = Departemen

YYYY= No. Departemen Nama_departemen TEXT 50

Regional_departemen TEXT 50

C. Tabel Spesifikasi Jabatan

Primary key : Kode SPJabatan

Foreign key : Kd_Jabatan references Jabatan.Kd_Jabatan Kd_Departemen references Departemen. Kd_Departemen

Fungsi : Menyimpan data Master spesifikasi jabatan

Tabel 3.3 Spesifikasi Jabatan

Field Tipe Ukuran Keterangan

Kode SPJabatan VARCHAR 20 Format : SJXXXX SJ = Spesifikasi

Jabatan XXXX=No

Spesifikasi

Kd_Jabatan VARCHAR 20

Kd_Departemen VARCHAR 10

KewarganegaraanSPJabatan TEXT 20 Umur Min SPJabatan NUMBER 10 Umur Max SPJabatan NUMBER 10 Keahlian SPJabatan TEXT 150


(65)

D. Tabel Lowongan

Primary key : id_Lowongan

Foreign key : Kode SPJabatan references Spesifikasi Jabatan. Kode SPJabatan

Fungsi : Menyimpan data Master Lowongan

Tabel 3.4 Lowongan

Field Tipe Ukuran Keterangan

id_Lowongan VARCHAR 20 Format : LXXXX L = Identifier Lowongan XXXX = No Lowongan Kode SPJabatan TEXT 20

Jenis_kelamin_Lowongan TEXT 1 L untuk laki-laki P untuk perempuan

Jumlah NUMBER 10 Untuk banyaknya

lowongan

Batas_Waktu DATE

E. Tabel Kota

Primary key : kode_kota Foreign key :

Fungsi : Menyimpan data master kota

Tabel 3.5 Kota

Field Tipe Ukuran Keterangan

kode_kota VARCHAR 20 Format : KXXXX K = Identifier Kota XXXX=No Kota

nama_kota TEXT 50


(66)

F. Tabel Pendidikan

Primary key : Kode_pendidikan Foreign key :

Fungsi : Menyimpan data Master Pendidikan

Tabel 3.6 Pendidikan

Field Tipe Ukuran Keterangan

Kode_pendidikan VARCHAR 10 Format : PXXX K = Identifier

Pendidikan XXX=No Pendidikan Nama_pendidikan TEXT 5

G. Tabel Standar Administrasi

Primary key : NoSTadministrasi Foreign key :

Fungsi : Menyimpan Data Master Standar Nilai Administrasi untuk proses seleksi administrasi.

Tabel 3.7 Standar Administrasi

Field Tipe Ukuran Keterangan

NoSTadministrasi VARCHAR 50 Format : STAXX

STA = Identifier Standar Administrasi

XX=No Standar Administrasi

Nilai IP NUMBER 10


(67)

H. Tabel Pelamar

Primary key : No_Pelamar,Id_Lowongan

Foreign key : Id_Lowongan references Lowongan. Id_Lowongan Kode_kota references Kota. kode_kota

Kode_Pendidikan references Pendidikan. Kode_pendidikan

Fungsi : Menyimpan data pelamar yang melamar pekerjaan di PT.Telkomsel

Tabel 3.8 Pelamar

Field Tipe Ukuran Keterangan

No_Pelamar NUMBER 10

Id_Lowongan VARCHAR 20

Kode_kota VARCHAR 20

Kode_Pendidikan VARCHAR 10

Nama Pelamar TEXT 50

Tempat_lahir TEXT 50

Tanggal_lahir DATE

Jenis_kelamin TEXT 1

Alamat Pelamar TEXT 50

Propinsi TEXT 50

Telp_Pelamar NUMBER 30

HP_Pelamar NUMBER 30

Agama TEXT 30

Jurusan TEXT 50

Nama Perguruan Tinggi TEXT 50

IP NUMBER 10

Pengalaman kerja TEXT 150

Tempat Kerja TEXT 50

no_ ijazah VARCHAR 10

tahun_lulus NUMBER 10


(68)

I. Tabel Standar Psikotest

Primary key : No_Standar_tes_Psikologi Foreign key :

Fungsi : Menyimpan Data Master Standar Nilai Psikotest untuk proses seleksi Psikotest.

Tabel 3.9 Standar Psikotest

Field Tipe Ukuran Keterangan

No_Standar_tes_Psikologi VARCHAR 50 Format : STPXX STA = Identifier Standar Psikotest XX=No Standar Psikotest

IQ NUMBER 10

EQ NUMBER 10

J. Tabel Standar Tes Wawancara

Primary key : No_Standar_Wawancara Foreign key :

Fungsi : Menyimpan Data Master Standar Nilai Wawancara untuk proses seleksi wawancara.

Tabel 3.10 Standar Tes Wawancara

Field Tipe Ukuran Keterangan

No_Standar_Wawancara VARCHAR 50 Format : STWXX STW = Identifier Standar Wawancara XX=No Standar Wawancara


(69)

Nilai_penguasaan_materi NUMBER 10 Nilai_penyampaian_materi NUMBER 10 Nilai_materi_lisan NUMBER 10 Nilai_budaya_perusahaan NUMBER 10 Nilai_tata_bicara NUMBER 10 Nilai_kerapaian NUMBER 10 Nilai_sopan_santun NUMBER 10

Rata_rata NUMBER 10

K. Tabel Standar Tes Kesehatan

Primary key : NO_ST_kesehatan Foreign key :

Fungsi : Menyimpan Data Master Standar Nilai Kesehatan untuk proses seleksi kesehatan.

Tabel 3.11 Standar Tes Kesehatan

Field Tipe Ukuran Keterangan

NO_ST_kesehatan VARCHAR 50 Format : STKXX

STK = Identifier Kesehatan XX=No Standar Kesehatan

kondisi_THT TEXT 10

penyakit_bawaan TEXT 10 kondisi_jantung TEXT 10 kondisi_paru TEXT 10 kondisi_hati TEXT 10 kondsi_ginjal TEXT 10 kondisi_mata TEXT 10

L. Tabel Lulus Seleksi Administrasi


(70)

Foreign key : NoSTadministrasi references Standar Administrasi. NoSTadministrasi

No_Pelamar references Pelamar. No_Pelamar Id_Lowongan references Lowongan. Id_Lowongan Fungsi :Menyimpan data pelamar yang lulus maupun tidak

lulus seleksi administrasi

Tabel 3.12 Lulus Seleksi Administrasi

Field Tipe Ukuran Keterangan

No_test_Administrasi VARCHAR 50 Format : KDTAXXXXX KDTA = Identifier Tes Administrasi

XXXXX=No Tes Administrasi NoSTadministrasi VARCHAR 50

No_Pelamar NUMBER 10

Id_Lowongan VARCHAR 20

Nama Pelamar TEXT 50

IP NUMBER 10

Pendidikan TEXT 5

Status_test TEXT 50

M. Tabel Lulus Seleksi Psikologi Primary key : NoTesTulis

Foreign key : No_Standar_tes_Psikologi references Standar Psikotest. No_Standar_tes_Psikologi

No_Pelamar references Pelamar. No_Pelamar Id_Lowongan references Lowongan. Id_Lowongan


(1)

aktraktif ?

4. Apakah hasil seleksi sudah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan perusahaan ?

76% Baik

5. Apakah aplikasi cukup mudah di mengerti ? 78% Baik

Rata-Rata 80,04% Sangat Baik

Dari kesimpulan pada tabel 4.15 dapat disimpulkan secara garis besar :

1. Rata-rata skor untuk pertanyaan pertama adalah 82% yang berarti responden memiliki interpretasi yang sangat baik untuk variabel ini.

2. Rata-rata skor untuk pertanyaan kedua adalah 84% yang berarti responden memiliki interpretasi yang sangat baik untuk variabel ini.

3. Rata-rata skor untuk pertanyaan ketiga adalah 82% yang berarti responden memiliki interpretasi yang baik untuk variabel ini.

4. Rata-rata skor untuk pertanyaan keempat adalah 76% yang berarti responden memiliki interpretasi yang baik untuk variabel ini.

5. Rata-rata skor untuk pertanyaan kelima adalah 78% yang berarti responden memiliki interpretasi yang baik untuk variabel ini.

6. Interpretasi secara keseluruhan untuk aplikasi sistem pakar ini dapat dihitung dari rata-rata skor untuk semua variabel yaitu 80,04% yang berarti responden memiliki interpretasi baik untuk aplikasi ini.

4.2.3 Analisis Hasil Uji Coba

Uji coba dilakukan dengan mengevaluasi dan melakukan testing pada fungsi-fungsi dan proses-proses yang terdapat pada aplikasi. Ketika ditemukan error atau kesalahan, akan dilakukan trace error maupun kesalahan tersebut. Selanjutnya jika sudah


(2)

ditemukan error atau kesalahan yang ada akan dilakukan perbaikan dan kemudian dilakukan evaluasi atau testing kembali sampai aplikasi tidak mengalami error.

Berdasarkan hasil uji coba dari fitur – fitur sistem dan analisa hasil uji coba kuisioner dapat disimpulkan bahwa aplikasi Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Tenaga Kerja dengan Menggunakan Metode Promethee ini telah berhasil diimplementasikan dengan sangat baik pada PT. Telkomsel Regional Bali – Nusa Tenggara dan tingkat keakurasian dari program ini sebesar 80,04%


(3)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pembuatan aplikasi rancang bangun sistem pendukung keputusan seleksi tenaga kerja dengan menggunakan metode PROMETHEE ini bertujuan untuk mempermudah bagian Human Resources Department (HRD) untuk menangani masalah seleksi tenaga kerja. Secara garis besar, berdasarkan hasil perancangan dan pembuatan aplikasi untuk rancang bangun sistem pendukung keputusan seleksi tenaga kerja dengan menggunakan metode PROMETHEE yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Proses perhitungan dan pembobotan dalam seleksi tenaga kerja dengan menggunakan metode Promethee dapat diimplementasikans dengan sangat baik pada PT. Telkomsel Regional Bali – Nusa Tenggara sehingga mendapatkan tenaga kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan.

2. Dengan adanya metode promethee, proses seleksi tenaga kerja dapat menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas.

3. Sistem yang dibuat ini dapat memberikan informasi secara langsung kepada calon tenaga kerja yang sudah diseleksi melalui layanan respon berbasis SMS dan tidak ada batasan ruang dan waktu.

4. Berdasarkan analisa hasil uji coba dapat disimpulkan bahwa tingkat keakurasian program ini sebesar 80,04%


(4)

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan untuk pengembangan rancang bangun sistem pendukung keputusan seleksi tenaga kerja ini adalah :

1. Batasan/constraint yang digunakan dalam tugas akhir ini merupakan batasan yang umum. Tidak menutup kemungkinan untuk menetapkan batasan tersendiri yang jauh lebih kompleks, mengingat hal ini sangat bergantung pada kebijakan PT. Telkomsel Regional Bali-Nusa Tenggara atau masing-masing lembaga.

2. Sistem ini dapat dikembangkan sampai pada proses pelatihan serta penempatan karyawan dan diintegrasikan dengan sistem informasi sumber daya manusia yang lain.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Jalaluddin, (1 Maret 2009), Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Dalam Pengembangan Industri Potensial Dengan Metode PROMETHEE, http://ahmadjalaluddin.blogspot.com/2008/06/journal-ta.html. Brans, J. P. 1994. The Space of Freedom of the Decision Maker or Modeling the Human

Brain. Vrije Universiteit, Brussel.

Brans, J. P. Dan B. Mareshal 1992.Promethee V : MCDM Problems with Segmentation Constrain. Journal. INFOR vol.30, No.2, May 1992

Brans, J.P., Vinkle dan B. Mareshal. 1986. How to Select and How to Rank Project; The Promethee Method. Jurnal. European of Operational Research, Elvsevier Science Publisher B.V.., Holland.

Grives, Jim., 2003, Strategic Human Resource Development, Sage Publisher, London Hague, Paul, 1993, Merancang Kuesioner, Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta

Hartono, Jogiyanto. 1990. Analisis & Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur. Andi Offset, Yogyakarta.

Hasan, I., 2002, Pokok – Pokok Materi Teori Pengambilan Keputusan, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Hwang, Ching-Lai, and Kwangsun Yoon, Multiple Attribute Decision Making, Methods and Application, A State-of-the-Art Survey, Berlin, Heidelberg, New York:Spinger-Verlag, 1981.

Ismail, Hossam.2005.Operating Modelling and Simulation Presentation,(Online), (http://www.liv.ec.uk/~hsismail/EBUS504/10_MCDA.pdf, diakses 23 Februari 2012 pukul 14.10)

Kristanto, Andri. 2004. Rekayasa Perangkat Lunak (Konsep Dasar). Gava Media, Yogyakarta.

Mitrani, Alain, et al. 1992. Manajemen Sumber Daya Manusia Berdasarkan Kompetensi. Jakarta: Pt Pustaka Utama Grafiti.

Nitisemito, Alex. 1982. Manajemen Sumber Daya manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia. Rivai, Veithzal, 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari Teori


(6)

Sedanayasa, Nyoman, 2009, Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Kerajinan Tangan Dengan Metode ELECTRE (Studi Kasus : Fa.Ari). Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer Surabaya, Surabaya.

Silitonga, Arlince. 2009, Sistem Pendukung Keputusan Rekruitment Menggunakan Metode Promethee Pada PT. PAL Surabaya. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer Surabaya, Surabaya.

Suryadi, Kadarsah. & Ramdhani, Ali. 1998. Sistem Pendukung Keputusan: Suatu Wacana Struktural Idealisasi dan Implementasi Konsep Pengambilan Keputusan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Stoner, J.A.F dan C. Wankel. 1993. Perencanaan dan pengambilan Keputusan dalam Manajemen. Jakarta: Rineka Cipta.

Terry, George. 1964. Principles of Management and Illionist Richard D. Irwin, Inc. London