PERAN NGO “MER-C INDONESIA” DI PALESTINA (2010-2015) INDONESIA’S MER-C NGO ROLE IN PALESTINE 2010-2015

(1)

SKRIPSI

PERAN NGO “MER-C INDONESIA” DI PALESTINA (2010-2015) Indonesia’s MER-C NGO Role In Palestine 2010-2015

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik S-1 pada

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh : FAIS ALFARIZI

2012 051 0068

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMADIYAH YOGYAKARTA


(2)

iii SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi saya ini adalah asli dan belum

pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik sarjana baik di Universitas

Muhamadiyah Yogyakarta ataupun di Perguruan Tinggi lain.

Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau

dipublikasikan oranglain-kecuali secara tertulis dengan jelas dicantum sebagai acuan

dalam naskah dengan disebutkan nama dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari

terdapat ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi

akademik sesuai dengan aturan yang berlaku di Universitas Muhamadiyah

Yogyakarta. Yogyakarta, 18 Mei 2016 Yang Membuat Pernyataan


(3)

iv HALAMAN MOTTO

Jangan Sekali-sekali kamu menganggap remeh kebajikan meski kelihatannya tidak berharga, yaitu ketika kamu menyambut

temanmu dengan wajah berseri-seri - Nabi Muhammad SAW –

Dengan belajar Anda akan mengajar, dengan mengajar Anda akan belajar - Peribahasa latin –

Masa depan adalah mereka yang percaya tentang mimpi-mimpi mereka - Elanor Roosevelt –

Tidak ada keberhasilan tanpa pengorbanan - Robert Schuller

The dignity of individuals comes not from their basic needs,but from Their contributions to something grater than themselves


(4)

v HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk : Kedua orang tua terhebat dan adik-adik saya Teman-teman yang telah mendukung Partner dimasa sekarang dan di masa depan nanti


(5)

vi KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat, karunia, rahmat, serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam tidak lupa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kemajuan besar kepada umat manusia di dunia.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat membantu pihak yang berkepentingan maupun dapat mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya Ilmu Hubungan Internasional.

Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, penulisan skripsi ini tidak dapat berjalan lancar. Oleh sebab itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada :

1. Bapak Dr. Sidik Jatmika, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah berkenan meluangkan waktu untuk membimbing serta memberikan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi tepat waktu.

2. Ibu Nur Azizah, selaku Ketua Jurusan Prodi Ilmu Hubungan Internasional atas berbagai bantuan dalam proses awal hingga akhir pembuatan skripsi ini.


(6)

vii 3. Bapak Sugito, S.IP. M.Si selaku dosen penguji I, terima kasih untuk segala masukan, saran dan dukungannnya dalam menjadikan skripsi penulis menjadi lebih baik.

4. Bu Siti Muslikhati, S.IP,M.Si. selaku dosen penguji II, terima kasih untuk segala masukan, saran dan dukungannya dalam menjadikan skripsi penulis menjadi lebih baik.

5. Seluruh Dosen Prodi Ilmu Hubungan Internasional UMY, terima kasih atas ilmu pengetahuannya yang selama ini telah diajarkan kepada saya selama perkuliahan.

6. Pegawai bagian TU HI, Pak Ayub, Pak waluyo, dan Pak Jumari terima kasih atas segala informasi dan kesabarannya menjawab berbagai pertanyaan dari kami dan telah meluangkan waktu untuk membantu kelancaran proses skripsi dari awal sampai akhir.

7. Terimakasih kepada teman-teman, keluarga dan partner yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu untuk doa dan dukungannya sehingga skripsi ini bisa selesai tepat waktu. Karena dukungan semua lah skripsi ini ada.


(7)

viii Terimakasih kepada semua orang yang disebutkan diatas untuk segala budi dan amal baiknya selama ini semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda.

Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Amin.

Yogyakarta, September 2016


(8)

HALAMANPENGESAHAN Skripsi Dengan Judul :

PERAN NGO "MER-C INDONESIA" DI P ALESTINA (2010-2015)

Indonesia's jl1ER-C NGO Role In Palestine 2010-2015

Disusun Oleh :

Fais Alfarizi 2012 051 0068

Telah dipertahankan dalam ujian pendadaran, dinyatakan lulus dan disahkan didepan Tim Penguji Program Studi IImu Hubungan Intemasional

Fakultas llmu Sosial dan lImu Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

pada: Hari/Tanggal

Pukul Ruang

: Selasal 30Agustus 2016 : 08.00

: HI. D Tim Penguji

Penguji 1

Ketua Penguji

Pセセ@

Siti Muslikhati, S.IP, M Penguji II


(9)

Indonesia’s NGO MER-C’s Role In Palestine 2010-2015

Nama : Fais Alfarizi NIM : 20120510068

ABSTRACT

MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) social and humanitarian organizations engaged in the field of medical emergency and have the nature of the mandate, professional, neutral, independent, voluntary, and high mobility. MER-C aims to provide medical care to victims of war, violence due to conflict, unrest, extraordinary events, and natural disasters at home and abroad. Palestinian-Israeli conflict events caused many casualties that the Palestinian government had difficulty in providing care to victims. With the intention of improving the health condition of the people of Gaza, the volunteers managed to raise funds and establish a medical facility with hospital name Indonesia (RSI).

Identity MER-C as an NGO that upholds Islamic values make it more concerned about the Palestinian state with the followers of Islam are many. And the condition of the conflict has lasted longer cause much harm compared to other countries that are in conflict. In the last five years, MER-C is more focused on helping the people of the victims of the conflict between the Palestinians and Israel in Gaza, Palestine.

Establishment of Hospital Indonesia based on the number of casualties suffered by the Palestinians. Data in 2008-2009 showed 1,400 people died and more than 5300 of them wounded in the attack on Israel. Victims of this war will grow, given the 5000 victims some of them are seriously injured.


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) adalah organisasi sosial kemanusiaan yang bergerak dalam bidang kegawatdaruratan medis dan mempunyai sifat amanah, profesional, netral, mandiri, sukarela, dan mobilitas tinggi.MER-C bertujuan memberikan pelayanan medis untuk korban perang, kekerasan akibat konflik, kerusuhan, kejadian luar biasa, dan bencana alam di dalam maupun di luar negeri. Organisasi ini dibentuk oleh sekumpulan mahasiswa Universitas Indonesia yang berinisiatif melakukan tindakan medis untuk membantu korban konflik di Maluku, Indonesia Timur pada Agustus 1999. MER-C merupakan lembaga yang keanggotaannya disebut relawan (unpaid volunteers).

Mahasiswa Universitas Indonesia yang tergabung dalam Tim Medis Mahasiswa Universitas Indonesia (TMM-UI), April 1999 mengirimkan tim ke Ambon. Tim yang terdiri dari beberapa orang mahasiswa dan dokter ini telah melakukan berbagai aksi kemanusiaan yang antara lain berupa pelayanan pengobatan bagi pengungsi dan hospitalisasi di sebuah rumah sakit yang tidak berfungsi sejak kerusuhan berlangsung.

Menyoroti penanganan korban kerusuhan dan pengungsi pada tragedi Ambon, TMM-UI berpendapat bahwa terdapat ketidaknetralan dan keberpihakan


(11)

tenaga medis dalam kancah pertempuran di kepulauan wilayah timur Indonesia ini. Sikap profesional yang seharusnya ada pada setiap tenaga medis, salah satunya terlihat dari sikap netral dan tidak bepihak, sulit ditemui. Distribusi bantuan baik berupa logistik maupun pelayanan medis yang diberikan pada kedua belah pihak yang bertikai tidak adil dan merata. Ada pihak yang mendapatkan bantuan logistik dan pelayanan medis secara wajar, namun ada pihak yang tidak mendapatkannya. Kondisi ini diperburuk oleh mobilitas tenaga medis ke daerah kerusuhan yang kurang. Semua faktor di atas berimplikasi pada penanganan korban yang tidak optimal.

Atas dasar pemikiran bahwa penanganan korban kerusuhan dan pengungsi tidak optimal khususnya dalam pelayanan medis maka perlu sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang kegawatdaruratan medis dan mempunyai sifat amanah, profesional, netral, mandiri, sukarela, dan memiliki mobilitas tinggi. Apalagi mengingat bahwa akhir-akhir ini kerusuhan yang terjadi di negara kita cenderung meningkat. Terbukti setelah Ambon, meletus pula kerusuhan di Sambas dan Aceh. Berlatar belakang keadaan tersebut, tepatnya pada tanggal 14 Agustus 1999, lahir suatu organisasi sosial kemasyarakatan bernama Medical Emergency Rescue Committee yang disingkat MER-C.1

MER-C berasaskan Islam dan berpegang pada prinsip rahmatan lil'aalamiin. Dengan prinsip rahmatan lil alamin, MER-C memberi rahmat dalam hal ini pertolongan kepada semua makhluk baik personal maupun kelompok tanpa melihat

1


(12)

latar belakang, agama, mazhab, harakah, kebangsaan, etnis, golongan, politik, penjahat/bukan, pemberontak/bukan, melainkan atas dasar URGENCY, yaitu to help

the most vulnerable people and the most neglected people. Adapun visi dari lembaga

MER-C ini yaitu Menjadi sebuah organisasi sosial kemanusiaan dalam bidang kegawatdaruratan medis yang bersifat amanah, profesional, sukarela, netral, mandiri dan mobilitas tinggi dalam memberikan bantuan medis untuk korban perang, kekerasan akibat konik, kerusuhan, kejadian luar biasa, bencana alam yang terjadi di dalam dan luar negeri.

Dalam perjalanan organisasi kemanusiaan ini, MER-C selalu memberikan bantuan terhadap korban-korban konflik. Salah satu usaha MER-C terlihat saat terjadi gemba bumi berkekuatan 7,3 Skala Richter (SR) yang terjadi di Jawa Barat pada September 2009. MER-C mengirimkan tim medis untuk melayani korban-korban serta memberikan obat-obatan. Selain itu MER-C juga ikut menangani bencana banjir yang sempat terjadi di Wasior, Papua. Tak hanya peduli dengan korban dalam negeri saja, MER-C juga ikut andil dalam kegiatan kemanusiaan di luar negeri. Salah satunya yakni ikut serta dalam kegiatan sosial di negara konflik seperti Palestina. Dalam lima tahun terakhir ini MER-C lebih fokus terhadap wilayah konflik Palestina untuk meringankan masyarakat Palestina yang sedang dilanda konflik berkepanjangan. Melalui upaya – upaya tertentu selama lima tahun ini MER-C berhasil meringankan penderitaan masyarakat dan membuat hubungan Indonesia dengan Palestina semakin harmonis. Melihat peranan MER-C yang sangat


(13)

bermanfaat bagi Palestina, maka penulis tertarik untuk lebih lanjut mengetahui apa saja peran MER-C dalam hal tersebut sehingga penulis mengangkat tema ini.

B. Rumusan Masalah

Dari ulasan singkat mengenai latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, maka penelitian akan merumuskan suatu rumusan masalah yang akan menjadi panduan pada penelitian selanjutnya yaitu : Bagaimana peran MER-C sebagai NGO Indonesia di negara konflik Palestina ?

C. Kerangka Berpikir

1. Non-Governmental Organization (NGO)

Peran Non-Governmental Organization (NGO) dalam ranah politik global dalam perkembangannya menjadi semakin signifikan terutama setelah Perang Dingin berakhir. Dalam tiga dekade terakhir NGO telah berkembang dalam hal jumlah, ukuran, maupun keragaman isu yang menjadi perhatiannya. Konsep NGO sendiri belum menemukan bentuk yang pasti dan masih terdapat perbedaan-perbedaan dalam pendefinisiannya. Menurut Tujil, NGO dapat didefinisikan sebagi organisasi independent, non-partisan, non-profit, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas


(14)

dari mereka yang termarjinalkan.2NGO bukanlah bagian dari pemerintah namun merupakan elemen dari masyarakat madani yang menjembatani antara masyarakat dengan pemerintah dengan melakukan tindakan nyata dan merupakan sebuah organisasi independen yang bersifat sosial.

PBB mendefinisikan NGO sebagi organisasi non-profit dan voluntary yang terorganisir dalam level lokal, nasional ataupun internasional. Didorong oleh masyarakat dengan kepentingan bersama, NGO melakukan berbagai variasi pelayanan dan fungsi humanitarian, membawa kekhawatiran masyarakat kepada pemerintah, memonitor kebijakan dan mendorong partisipasi politik di level komunitas. NGO menyediakan analisis dan keahlian sebagai mekanisme peringatan awal serta membantu memonitor dan mengimplementasikan perjanjian Internasional. Beberapa diantaranya terorganisir atas isu spesifik seperti hak asasi manusia, lingkungan atau kesehatan.

Sementara itu, Teegen et.al mendifinisikan NGO sebagai organisasi non-profit yang bertujuan untuk melayani interest masyarakat yang particular dengan momfokuskan kepada upaya advokasi dan atau operasional kepada tujuan sosial, politik dan ekonomi, termasuk persamaan, pendidikan, kesehatan, perlindungan, lingkungan dan HAM.3 NGO juga dikatakan sebagai manifestasi organisasi dari civil society’s interest.Civil society sendiri didefinisikan sebagai sebuah area asosiasi dan

2Peter va Tujil, NGOs a d Hu a Rights: sour e of justi e a d de o ra y dala

Journal of International Affairs, Vol. 52, No: 2, Spring, 1999. hal. .495

3Hildy Teege , Jo atha P. Doh, “ushil Va ha i, The I porta e

of Nongovernmental Organizations NGOs i Glo al Gover a e a d Value Creatio : A I ter atio al Busi ess Resear h Age da , Journal of International Business Studies, Vol. 35, No. 6, hal. 463-465


(15)

tindakan yang independen dari state dan market dimana didalamnya penduduk dapat mengorganisir untuk mencapai tujuan yang penting bagi mereka baik secara individu maupun kolektif. Civil society yang juga merujuk kepada ‘third sector’ atau sektor ‘non-profit’, seringkali digunakan untuk mendiskripsikan aspek dari masyarakat yang melampaui sektor publik dan privat. Asosiasi di dalam civil society adalah voluntary dan memiliki karakteristik dimana individu-individu bersatu asat ide, kebutuhan atau tujuan bersama untuk mempromosikan keuntungan kolektif- yaitu dengan melakukan tindakan kolektif.

Berdasar aktivitas utamanya, NGO dapat dibagi kedalam dua kategori yaitu operasional dan advokasi.4 Yang dimaksud dengan operasional adalah NGO yang

menyediakan barang dan jasa yang kritis bagi ‘klien’ yang membutuhkan. Sementara

advokasi adalah NGO yang bekerja sebagai representasi dari masyarakat yang tidak memiliki suara atau akses untuk mempromosikan kepentingan mereka. Dalam melakukan praktek advokasi, NGO menggunakan berbagai macam cara seperti lobi, berperan sebagai pakar ahli serta penasehat, mengadakan penelitian, mengadakan konferensi, memonitor dan mengekspos tindakan aktor lain, mengadakan pengadilan public, membagikan informasi terhadap konsituen utama, membentuk agenda ataupun melakukan boikot.5

4

Ibid

5A. Hudso , advo a y y the UK-based development NGOs ,

Nonprofit and Voluntary sector Quarterly 31(3), 2001, hal. 402-418.


(16)

2. Konsep Peran

Peran adalah sebuah konsep yang dulu biasa dikembangkan dalam ilmu sosial dan psikologi sosial untuk mengindikasikan pola karakteristik actor yang menduduki posisi tertentu. Hal ini berarti bahwa setiap individu, organisasi, atau negara sebagai actor yang diberi posisi tertentu diharapkan untuk bertindak sebagaimana tindakan itu diambil sesuai dengan posisi yang dijabat.6

Dalam teori peran, perilaku individu harus dipahami dan dimaknai dalam konteks sosial. Peran adalah perilaku yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang yang menduduki posisi. Baik posisi berpengaruh dalam organisasi maupun dalam sikap negara. Setiap orang yang menduduki posisi itu, diharapkan berperilaku sesuai dengan sifat posisi itu. Teori peran berasumsi bahwa perilaku politik adalah akibat dari tuntutan atau harapan terhadap peran yang kebetulan dipegang oleh seorang actor politik. Dalam teori peran ini, aktor politik umumnya berusaha menyesuaikan perilakunya dengan norma yang berlaku dalam peran yang dijalankannya. Jadi kegiatan politik individu selalu ditentukan oleh konteks sosialnya.7 Teori peranan

menegaskan bahwa “perilaku politik adalah perilaku dalam menjalankan peranan

politik”.

Menurut Alan C. Isaak, harapan dapat muncul dua jenis sumber. Pertama, itu bisa berasal dari harapan orang lain terhadap seorang aktor politik. Artinya, setiap

6

http://www.arena.uio.no/publications/wp99_8.htm

Role Conception and Politics of Identity in Foreign Policy,

7Mohtar Mas’oed,

Studi Hubungan Internasional (Yogyakarta: Pusat Antar Universitas Studi Sosial UGM, 1989),44.


(17)

orang pasti memiliki suatu gagasan tentang apa yang harus dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh seorang aktorpolitik. Jadi, jenis sumber pengaruh pertama yang disebut dalam teori peran adalah hubungan orang lain terhadap pemegang peran dengan persepsi si pemegang peran terhadap harapan itu. Kedua, harapan itu juga bisa muncul dari cara si pemegang peran menafsirkan peranan yang dipegangnya, yaitu harapan sendiri tentang apa yang harus dan apa yang tidak boleh dilakukan tentang apa yang bisa dan apa yang tidak bisa dilakukan.8 Sedangkan menurut Jack. C. Plano, Yang dimaksud dengan teori peranan dalam kamus analisa politik diartikan sebagai perilaku yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang yang menduduki posisi tertentu.

Keberadaan organisasi non profit berupa LSM dalam masyarakat tidak lepas dari tujuannya untuk membantu masyarakat yang memerlukan bantuan. Peranan NGO (Non Government Organization) penting untuk membangun suatu masyarakat dan bangsa. Ini disebabkan karena banyak pembiayaan dari perorangan, institusi dan pemerintah untuk masyarakat disalurkan melalui NGO. Sejak tahun 1970-an, NGO telah bertambah banyak dari sebelumnya mencoba untuk mengisi ruang yang tidak akan atau tidak dapat diisi oleh pemerintah.9

Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa NGO sangat berperan bagi pembangunan disetiap negara. Bahkan dapat dikatan bahwa NGO mampu berperan

8

Alan C. Isaak, Scope and Methods of Political Science: An introductuction to the Methodology of political Inquiry, 3rd ed. (Illinois: The Dorsey Press, 1981), 255, dalam studi Hubungan Internasional,

Mo htar Mas’oed Yogyakarta: Pusat A tar U iversitas-Studi Sosial UGM,1989), 45-46

9


(18)

penting sebagai alat atau proses tercapainya tujuan kepentingan nasional disetiap negara.

Menurut World Bank NGO dibagi menjadi dua yaitu NGO operasional dan NGO advokasi. NGO operasional memfokuskan pada perancangan dan implementasi proyek pengembangan. Kelompok ini menggerakkan sumber daya dalam bentuk keuangan, material atau tenaga relawan, untuk menjalankan proyek dan program

mereka. Dan juga menyediakan barang dan jasa yang kritis bagi “klien” yang

membutuhkan. NGO operasional ini masih dapat dibagi atas 3 kelompok besar yaitu: a. Organisasi berbasis masyarakat – yang melayani suatu populasi khusus dalam suatu daerah geografis yang sempit

b. Organisasi Nasional – yang beroperasi dalam sebuah negara yang sedang berkembang, dan

c. Organisasi Internasional – yang pada dasarnya berkantor pusat di negara maju dan menjalankan operasi di lebih dari satu negara yang sedang berkembang.

Sedangkan tujuan dari NGO advokasi adalah mempertahankaan atau memelihara suatu isu khusus dan bekerja untuk mempengaruhi kebijakan dan tindakan pemerintah untuk atau atas isu itu. Berlawanan dengan manajemen proyek operasional, organisasi ini pada dasarnya berusaha untuk meningkatkan kesadaran

(awareness) dan pengetahuan dengan melakukan lobi, kegiatan pers dan

kegiatan-kegiatan aktivis. NGO ini pada dasarnya bekerja melalui advokasi atau kampanye atas suatu isu dan tidak mengimplementasikan program. Kelompok ini menjalankan


(19)

fungsi yang hampir sama dengan kelompok operasional, namun dengan tingkatan dan komposisi yang berbeda. Pencarian dana masih perlu namun dengan ukuran yang lebih kecil. Menurut pengertian diatas, MER-C merupakan NGO yang masuk kedalam kategori NGO operasional hal ini dapat terlihat dari aktivitas maupun kegiatan MER-C yang menyediakan barang dan jasa yang kritis bagi “klien” yang membutuhkan. Hal ini berbeda dengan NGO yang bersifat advokasi karenan basis kegiatas mereka hanya terbatas pada lobi-lobi kepada aktor-aktor yang terkait, meningkatkan kesadaran terhadap isu tertentu dan kegiatan-kegiatan aktivis seperti demonstrasi tanpa melakukan implementasi langsung ke masyarakat untuk membantu menyelesaikan suatu masalah didalam masyarakat. Terbukti dengan MER-C langsung terjun ke Gaza untuk membantu para korban konflik. Tidak hanya di wilayah Gaza, Palestina. MER-C juga ikut andil dalam menanggulangi suatu isu tertentu di daerah lain seperti membantu korban gempa di Nepal tahun 2015, disana MER-C membuka posko pengobatan di wilayah Keurini.

Dengan alat NGO, negara - negara dapat berfungsi lebih baik di mata masyarakat maupun di mata masyarakat internasional. Harapan itulah yang kemudian membentuk suatu peran. Sehingga peranan aktor akan sangat tergantung dari harapan atau dugaan yang muncul. Berdasarkan asumsi inilah, MER-C yang merupakan NGO operasional asal Indonesia yang bergerak di dalam negeri maupun di dunia internasional memiliki peran dalam membantu meningkatkan kondisi kesehatan di Palestina melalui upaya-upaya tertentu.


(20)

D. Hipotesa

Peran MER-C sebagai NGO Indonesia di wilayah konflik Palestina yaitu : 1. Membangun Rumah Sakit Indonesia.

2. Membantu dan meningkatkan kesehatan masyarakat Palestina.

E. Jangkauan Penelitian

Jangkauan Penelitian skripsi ini adalah peranan NGO MER-C Indonesia di Palestina dan data yang diambil dalam penelitian adalah tahun 2010 dari mulai masuknya relawan MER-C di Palestina sampai tahun 2015 setelah MER-C menyelesaikan program - programnya. Tetapi tidak menutup kemungkinan data tersebut diperoleh pada masa sebelum dan sesudahnya selama data tersebut masih relevan.

F. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui peran NGO MER-C di negara konflik Palestina.


(21)

G. Metode penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode kepustakaan

(Librabry Research) yaitu memperoleh data-data dari buku-buku, artikel, website,

majalah ataupun jurnal dan berbagai surat kabar baik versi cetak maupun elektronik yang berkaitan dengan penelitian ini.

2. Analisis Data

Teknik untuk menganalisa data dalam penelitian ini adalah teknik analisa kualitatif, yakni data yang dikumpulkan dari studi kepustakaan kemudian diproses, dilakukan analisa data dengan menghubungkan konsep-konsp, dan disusun secara sistematis.

H. Sistematika penulisan

Adapun sistematika dari penulisan ini adalah sebagai berikut:

Bab 1 Pendahuluan, memuat latar belakang masalah, rumusan masalah kerangka dasar pemikiran, hipotesa, jangkauan penulisan, teknik pengumpulan data dan sistematika penulisan.

Bab II Pemaparan tentang MER-C, diantaranya latar belakang berdirinya MER-C, Termasuk didalamnya visi dan misi serta tujuan dan prinsip dasar organisasi.

Bab III bercerita tentang mengapa MER-C memilih palestina sebagai wilayah pengabdiannya.


(22)

Bab IV bercerita tentang bagaimana peran NGO MER-C di negara konflik Palestina. Bab V memuat kesimpulan dari uraian yang telah disampaikan pada bab I hingga Bab IV. Bab ini juga menandai akhir dari karya tulis ilmiah ini.


(23)

BAB II

DINAMIKA PERKEMBANGAN NGO MER-C

Pada bab ini penulis akan membahas mengenai profil MER-C yang menyangkut tentnag sejarah terbentuknya organisasi MER-C, visi dan misi serta tujuan dibentuknya MER-C dan hal yang mengenai MER-C.

A. Sejarah MER-C

MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) adalah organisasi sosial kemanusiaan yang bergerak dalam bidang kegawatdaruratan medis dan mempunyai sifat amanah, profesional, netral, mandiri, sukarela, dan mobilitas tinggi. MER-C bertujuan memberikan pelayanan medis untuk korban perang, kekerasan akibat konflik, kerusuhan, kejadian luar biasa, dan bencana alam di dalam maupun di luar negeri. Organisasi ini dibentuk oleh sekumpulan mahasiswa Universitas Indonesia yang berinisiatif melakukan tindakan medis untuk membantu korban konflik di Maluku, Indonesia Timur pada Agustus 1999.

MER-C merupakan lembaga yang keanggotaannya disebut relawan (unpaid volunteers). MER-C berasaskan Islam dan berpegang pada prinsip rahmatan lil'aalamiin. Dengan prinsip rahmatan lil alamin, MER-C memberi rahmat dalam hal ini pertolongan kepada semua makhluk baik personal maupun kelompok tanpa melihat latar belakang, agama, mazhab, harakah, kebangsaan, etnis, golongan, politik, penjahat/bukan, pemberontak/bukan, melainkan atas dasar urgency, yaitu to help the


(24)

most vulnerable people and the most neglected people. Atas dasar inilah MER-C menjalankan misi kemanusiaannya ke Afghanisan, Irak, Iran, Palestina, Lebanon Selatan, Kashmir, Sudan, Filipina Selatan, Thailand Selatan dan lain-lain.

Berawal dari Mahasiswa Universitas Indonesia yang tergabung dalam Tim Medis Mahasiswa Universitas Indonesia (TMM-UI), April 1999 mengirimkan tim ke Ambon. Tim yang terdiri dari beberapa orang mahasiswa dan dokter ini telah melakukan berbagai aksi kemanusiaan yang antara lain berupa pelayanan pengobatan bagi pengungsi dan hospitalisasi di sebuah rumah sakit yang tidak berfungsi sejak kerusuhan berlangsung. Menyoroti penanganan korban kerusuhan dan pengungsi pada tragedi Ambon, TMM-UI berpendapat bahwa terdapat ketidaknetralan dan keberpihakan tenaga medis dalam kancah pertempuran di kepulauan wilayah timur Indonesia ini. Sikap profesional yang seharusnya ada pada setiap tenaga medis, salah satunya terlihat dari sikap netral dan tidak bepihak, sulit ditemui. Distribusi bantuan baik berupa logistik maupun pelayanan medis yang diberikan pada kedua belah pihak yang bertikai tidak adil dan merata. Ada pihak yang mendapatkan bantuan logistik dan pelayanan medis secara wajar, namun ada pihak yang tidak mendapatkannya. Kondisi ini diperburuk oleh mobilitas tenaga medis ke daerah kerusuhan yang kurang. Semua faktor di atas berimplikasi pada penanganan korban yang tidak optimal. 1

Atas dasar pemikiran bahwa penanganan korban kerusuhan dan pengungsi tidak optimal khususnya dalam pelayanan medis maka perlu sebuah organisasi yang

1


(25)

bergerak dalam bidang kegawatdaruratan medis dan mempunyai sifat amanah, profesional, netral, mandiri, sukarela, dan memiliki mobilitas tinggi. Apalagi mengingat bahwa akhir-akhir ini kerusuhan yang terjadi di negara kita cenderung meningkat. Terbukti setelah Ambon, meletus pula kerusuhan di Sambas dan Aceh.

Berlatar belakang keadaan tersebut, tepatnya pada tanggal 14 Agustus 1999, lahir suatu organisasi sosial kemasyarakatan bernama Medical Emergency Rescue Committee yang disingkat MER-C. Hingga kini, MER-C sudah mengirimkan lebih dari 124 misi kemanusiaan ke berbagai daerah di tanah air termasuk 2 misi ke Afghanistan, 1 misi ke Irak, 1 misi ke Iran (di bawah naungan Departemen Kesehatan RI), 1 misi ke Thailand, 2 misi ke Kashmir Pakistan, 1 misi ke Libanon Selatan, 1 misi ke Sudan, 1 misi ke Somalia, 2 misi ke Palestina (pada saat agresi militer Israel ke Jalur Gaza). MER-C yang semula hanya berbasis di Jakarta, kini jiwanya sudah mulai merambah ke berbagai daerah. Ditandai dengan adanya cabang dan perwakilan MER-C dengan 6 cabang tersebar di dalam negeri, 1 cabang berada di Jerman dan 1 cabang berada di Gaza, Palestina. Seiring dengan petumbuhan cabang-cabang, semoga kualitas dalam membantu ummat dapat lebih ditingkatkan.


(26)

B. Riwayat Organisasi

Table 1. riwayat organisasi NGO MER-C

Tahun Informasi Keterangan

1999 Terjadi kerusuhan massal yang meluas di Maluku dan Indonesia bagian Timur menyebabkan Tim Medis Mahasiswa Universitas Indonesia (TMM-UI)

TMM - UI

14 Agustus 1999 MER-C didirikan oleh para pendirinya

Terbentuknya NGO

MER-C September

-November 1999

Membentuk tim advance dan medis untuk menangani kasus kerusuhan di Ambon sebanyak 3 Tim

MER-C

2000 MER-C Mulai menyebarkan

bantuan medis berupa tenaga kesehatan dan ke-daruratan sesuai dengan berbagai bentuk bencana dan kerusuhan yang membutuhkan perhatian medis.

MER-C

2001 Tahun dimana MER-C pertama kali Mengirimkan tim relawan


(27)

medisnya ke Afghanistan sebagai pusat daerang perang dan konflik. 2004 Tim MER-C berkerja sama dengan

Depkes RI untuk membantu korban Gempa di Iran

DEPKES – MER-C Indonesia

2006 – 2008 Membantu penanganan korban bersamaan dengan berlangsungnya perang di Lebanon dan Gaza (dikirimkan 2 tim)

MER-C

2008 – 2010 Rencana membangun RS Indonesia di Gaza sebagai bentuk dukungan moriil dan materiil bagi perbaikan kehidupan masyarakat Gaza dari rakyat Indonesia.

MER-C dana donasi dari Masyarakat Indonesia.

2010 Mengikut sertakan diri dalam kapal Freedom Fotilla yang merupakan kapal bantuan humaniter yang diserang oleh AL Israel.

Tim Internasional melibatkan Mer-C

Banyak dan berbagai macam program MER-C yang tidak dituliskan maupun disebutkan didalam riwayat diatas namun akan dijelaskan sebagai program MER-C


(28)

baik nasional maupun internasional. Yang menjadi pertimbangan untuk penulisan table diatas adalah hal – hal penting dalam proses perjalanan historis MER-C sebagai organisasi dari periode awal (cikal bakal sebelum menjadi MER-C) sampai dengan hari ini.

1. Visi MER-C

Menjadi sebuah organisasi sosial kemanusiaan dalam bidang kegawatdaruratan medis yang bersifat amanah, profesional, sukarela, netral, mandiri dan mobilitas tinggi dalam memberikan bantuan medis untuk korban perang, kekerasan akibat konik, kerusuhan, kejadian luar biasa, bencana alam yang terjadi di dalam dan luar negeri.

2. Misi MER-C

1. Memberikan bantuan medis sesuai dengan visi MER-C kepada masyarakat yang membutuhkan baik diminta maupun tidak

2. Membangun sistem dan struktur organsiasi untuk mencapai visi yang telah ditetapkan

3. Mempersiapkan SDM yang amanah, profesional, netral, dan berkemampuan untuk memberikan bantuan medis

4. Membangun kerjasama dengan lembaga terkait.2

2


(29)

C. Struktur Organisasi MER-C

MER-C tidak memiliki kartu anggota, karena organisasi ini merupakan organisasi sukarela yang terbuka untuk semua orang yang ingin bergabung. Tetapi pusat MER-C yang berada di Jakarta memiliki beberapa anggota inti, mereka memiliki 5 orang presidium diantaranya ;

1. Dr. Henry Hidayatullah (Ketua Presidium) 2. Dr. Sarbini Abdul Murad

3. Dr. Joserizal Jurnalis, SpOT 4. Ir. Faried Thalib

5. Dr. Arief Rachman

Dr. Henry Hidayatullah yang dipercaya sebagai Ketua Presidium MER-C periode 2013 - 2018 adalah salah satu pendiri MER-C dan anggota Presidium pada periode sebelumnya. Dr. Sarbini dan Dr. Joserizal kembali dipercayai untuk tetap berada di jajaran Presidium MER-C guna ikut memimpin gerak serta langkah organisasi MER-C ke depan yang tidak terasa sudah menginjak usia 14 tahun. Untuk pertama kalinya dalam sejarah MER-C, relawan berlatar belakang non medis berada di jajaran Presidium. Meskipun bukan dokter, namun kiprah Ir. Faried Thalib sebagai relawan sudah cukup besar. Bencana tsunami Aceh adalah awal keterlibatannya di MER-C. Sejak saat itu, insinyur bidang sipil ini selalu siap hadir di berbagai wilayah perang, konflik dan bencana baik di dalam maupun di luar negeri. Bahkan kini Ir. Faried Thalib tengah mengomandoi program pembangunan Rumah Sakit Indonesia di


(30)

Jalur Gaza, Palestina dan pembangunan Rumah Sakit MER-C di Galela, Maluku Utara.

Anggota Presidium MER-C yang termuda adalah dr. Arief Rachman. Meskipun masih muda, namun dr. Arief sudah memiliki pengalaman dan memimpin misi kemanusiaan MER-C di luar negeri, seperti Ketua Tim 2 MER-C untuk Gaza Palestina dan mengikuti misi "Mavi Marmara". Bahkan dokter yang sedang mengambil program pendidikan spesialis radiologi di FKUI ini sempat menetap di Gaza selama lebih dari 3 bulan untuk menindaklajunti penandatanganan MOU Pembangunan RS Indonesia. Selama tiga bulan, dr. Arief dan Tim MER-C melakukan survey lahan yang akan menjadi lokasi RS Indonesia dan berkoordinasi dengan Pemerintah setempat.

Organisasi tidak terstruktur, tetapi mereka memiliki database. Anggota mereka terdiri dari relawan yang 200- 300 orang. Jika ada situasi darurat para relawan akan langsung datang ke MER-C. MER-C memiliki banyak dokter tapi tidak memiliki data matematis berapa banyak jumlah dokter yang ada. Para dokter datang dan pergi, tapi yang paling penting adalah ketika ada suatu kasus mereka selalu siap. MER-C tidak memanggil mereka tetapi mereka secara sukarela datang dan memanggil ke kantor dan menyatakan bahwa mereka bersedia untuk bergabung dengan MER-C. Setelah itu MER-C akan menawarkan pilihan yang preferensi mereka mampu.


(31)

D. Relawan MER-C

MER-C merupakan lembaga yang keanggotaannya disebut relawan (unpaid volunteers). Relawan MER-C terbagi menjadi beberapa kategori sebagai berikut: 1. Kategori M

Yaitu tenaga medis yang bersedia menjadi relawan dan siap membantu terlaksananya program-program MER-C sesuai dengan kemampuan dan kewenangan yang dimilikinya.

2. Kategori E

Yaitu tenaga medis yang bersedia menjadi relawan dan siap membantu terlaksananya program-program MER-C sesuai dengan kemampuan dan kewenangan yang dimilikinya serta siap untuk menjadi relawan yang diterjunkan ke daerah operasi.

3. Kategori R

Yaitu tenaga non-medis yang bersedia menjadi relawan dan siap membantu terlaksananya program-program MER-C sesuai dengan kemampuan dan kewenangan yang dimilkinya serta siap untuk menjadi relawan yang diterjunkan ke daerah operasi. 4. Kategori C

Yaitu tenaga non-medis yang bersedia menjadi relawan dan siap membantu terlaksananya program-program MER-C sesuai dengan kemampuan dan kewenangan yang dimilkinya.


(32)

E. Hak dan Kewajiban Relawan MER-C

Hak relawan

1. mendapatkan informasi kegiatan MER-C

2. mengikuti setiap kegiatan yang diselenggaraka oleh MER-C

3. mengadakan kegiatan atas nama MER-C dengan sebelumnya mengajukan proposal kegiatan dan telah disetujui

4. memilih dan dipilih menjadi pengurus MER-C Kewajiban relawan

1. menjaga dan membela nama baik MER-C

2. membantu setiap program MER-C yang berkaitan dengan kemampuan dan kewenangan yang dimilikinya

3. memberikan laporan pertanggungjawaban atas kegiatan yang dilakukan dengan mengatasnamakan MER-C

4. menaati ketentuan-ketentuan organisasi yang telah ditetapkan

F. Proses Pengambilan Keputusan

MER-C adalah sebuah organisasi darurat yang memiliki prinsip untuk membantu orang yang paling rentan dan orang-orang yang paling diabaikan, sehingga MER-C harus fleksibel dan bertindak cepat ketika ada kasus seperti bencana nasional atau perang. MER-C akan langsung mengirim bantuan medis mereka terhadap orang-orang yang paling rentan dan paling diabaikan. Dalam proses pengambilan keputusan dibuat oleh presidium MER-C.


(33)

G. Jasa (sumber dana tambahan di samping sumbangan)

Dalam menggalang dana tambahan untuk kegiatan operasional, MER-C menawarkan

berbagai layanan meliputi:

1. Penyediaan tim medis untuk berbagai acara dan kegiatan. 2. Menyewakan ambulans untuk berbagai acara dan kegiatan. 3. Menyewakan ambulans untuk pasien baik dalam dan luar kota.

4. Pelayanan kesehatan dalam bentuk khitanan massal dan pengobatan dengan bekerja sama dengan perusahaan, lembaga, dll

5. MTC (MERC TRAINING CENTRE) yang menawarkan banyak pelatihan bahan untuk mahasiswa keperawatan, mahasiswa medis dan umum meliputi :

- Khitan - Operasi kecil - Hecting

- Basic Life Support (BLS)

6. Konsultasi Kesehatan manufaktur tim konsultasi Unit Medis Mobile milik SAMPOERNA Penyelamatan (2006-2007).

MER-C menawarkan berbagai jasa pelayanan guna untuk menambah materi atau modal yang akan digunakan untuk kegiatan kegiatan MER-C terutama visi misi MER-C yaitu untuk membantu orang-orang yang terkena musibah baik itu bencana


(34)

alam maupun konflik antar negara. Dana dari kegiatan diataslah yang nantinya dipakai untuk mempermudah misi kemanusian yang dilakukan oleh organisasi MER-C.3

H. Program Kegiatan MER-C.

Dalam memberikan bantuan kemanusiaan MER-C tidak membe-bedakan. Selama terdapat ada orang yang menderita MER-C akan segera memberikan bantuan ke arah mereka, karena prinsip MER-C adalah untuk membantu orang yang paling rentan paling dan orang yang paling diabaikan. Berikut program-program penting yang sudah dilakukan oleh MER-C:

1. Program relief for Aceh

Sejak awal bencana tsunami hingga kini MER-C masih terus eksis diwilayah Aceh dengan menempatkan relawan dokter, perawat dan non medis. Bahkan di wilayah Aceh Jaya, dengan menggunakan donasi yang masuk ke rekening MER-C for Aceh, MER-C telah membangun dan mengoperasionalkan sebuah Puskesmas Rawat Inap di Pangka Kab. Aceh Jaya, salah satu wilayah terparah akibat terjangan tsunami. Selain memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas, relawan MER-C juga melakukan pelayanan mobile clinic ke wilayah sekitar yang masih membutuhkan bantuan medis.

2. 60 Klinik Sosial Berkerjasama dengan BNI

Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,

3


(35)

khususnya di wilayah kumuh , rawan bencana alam dan konflik, bekerja sama dengan PT BNI 46, MER-C melakukan Program Pengadaan 60 klinik sosial di seluruh Indonesia. Program ini sudah berjalan selama 4 tahun dan hingga kini program klinik sosial sudah tersebar di 28 propinsi yang ada di Indonesia.

3. Rumah Sakit Sosial Khusus Bedah Yogyakarta

Guna memberikan manfaat jangka panjang bagi korban gempadi Yogyakarta, MER-C mengadakan program pembangunan Rumah Sakit Khusus Bedah (TraumaCenter) di wilayah ini, rumah Sakit berlokasi di Jl. Prambanan Piyungan, Bokoharjo, Sleman. Dengan menggunakan donasi amanah gempa Yogyakarta, Tim Divisi Konstruksi MER-C saat ini sedang merampungkan pembangunan lantai 1 Rumah Sakit dari 3 lantai yang direncanakan. Apabila pembangunan lantai 1 selesai, fasilitas kesehatan ini akan segera dioperasionalkan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.

4. Rumah Sakit Perintis di Galela Halmahera Utara, Maluku Utara

Galela adalah wilayah yang mempunyai sejarah kelam akibat konflik yang terjadi di beberapa tahun silam. Hal ini membuat MER-C memilih wilayah Galela sebagai salah satu wilayah penyelenggaraan Program klinik sosial. Program klinik sosial wilayah ini sudah berjalan selama 2 tahun lebih dan mendapat respon yang sangat positif dari masyarakat setempat. Bahkan, masyarakat stempat telah memberikan sebidang tanah waqaf tepatnya di Desa Towara dan berharap MER-C dapat memfasilitasi pembangunan sebuah Rumah Sakit di wilayah mereka.


(36)

Upaya-upaya pemggalangan dana kini tengan dilakukan oleh MER-C demi mewujudkan harapan masyarakat Galela akan sebuah fasilitas kesehatan.

5. Rumah Sakit Printis di Timika Papua

Kiprah MER-C di wilayah Timika melalui Program Klinik Sosial sudah berjalan lebih dari 3 tahun. Jumlah pasien di wilayah yang rawan isu disintegrasi ini juga tinggi, rata-rata mencapai lebih dari 1.000 orang pasien setiap bulannya. Bahkan, masyarakat Timika telah mewaqafkan sebidang tanah kepada MER-C . seperti masyarakat Galela, masyarakat Timika berharap MER-C dapat memfasilitasi pembangunan Rumah Sakit di wilayah mereka.

6. Program Health Center di Sudan

Konflik di Sudan telah menyebabkan pengungsian yang memprihatinkan . pada akhir bulan Mei 2009, atas undangan pemerintah Sudan MER-C mengirimkan 2 relawan sebagai Advance Team ke salah satu wilayah pengunsian di Darfuur Sudan. Melihat kondisi masyarakat di pengungsian, MER-C merencanakan Health Center Program atau program fasilitas kesehatan guna membantu masalah kesehatan mereka. 7. Program Pelayanan Kesehatan Pasca Gempa Sumbar

Dalam rangka menyalurkan amanah dana dari masyarakat, maka MER-C melanjutkan program pelayanan kesehatan pasca gempa di Sumatra Barat dengan menempatkan 1 dokter, 1 perawat dan 1 relawan non medis. Program pelayanan kesehatan sudah dimulai sejak 8 Februari 2010 dengan kegiatan berupa : pelayanan medis di posko MER-C di Kecamatan Sungai Limau (Padang Pariaman), pelayanan medis keliling (mobile clinic) dan home visite pasien-pasien yang telah dioperasi oleh


(37)

Tim MER-C pada awal bencana. Selain bantuan dalam bidang medis, di wilayah ini MER-C juga telah menyelesaikan pembangunan 51 unit rumah sederhana di wilayah Nagari Kota Tinggi, Kab Agam dan 2 Sekolah Dasar Negri, yaitu SDN 16 dan SDN 20 di Kec. V Koto Timur yang mengalami kerusakan karena gempa.4

I. Kedudukan MER-C Sebagai NGO yang berasaskan Agama Islam

Identitas MER-C sebagai MNC yang menjunjung nilai-nilai Islam membuatnya lebih prihatin terhadap Palestina yang merupakan negara dengan penganut Islam yang banyak, Serta kondisi konflik yang terjadi di Palestina telah berlangsung sangat lama, Sehingga menimbulkan banyak kerugian dibanding negara-negara lain yang sedang berkonflik. Maka dari itu, MER-C lebih tertarik untuk menjadikan Palestina sebagi tempat dibangunnya Rumah Sakit Indonesia. MER-C NGO yang berasaskan Islam dan berpegang teguh pada prinsip rahmatan lil’aalamin. Dengan prinsip rahmatan lil’aalamin, MER-C memberi rahmat dalam hal ini pertolongan kepada semua mahluk baik personal maupun kelompok. Organisasi Mer-C memiliki 5 orang anggota presidium diantaranya Dokter Henry sebagai ketua, dengan anggota dr Sarbini, dr Joserizal Jurnalis, Ir Faried Thalib dan dr Arief Rachman. Dari lima orang anggota presidium tersebut menganut agama Islam dan menjunjung nilai-nilai keislaman yang tinggi terbukti dengan memiliki prinsip dan tujuan yang sama

yaitu Rahmatan lil’alamin. Dengan demikian MER-C tersebut dikenal sebagai organisasi yang berasaskan Islam dikarenakan MER-C selalu konsen pada korban

4


(38)

pembantaian baik di Poso, Ambon, sampai Irak, bahkan di Palestina dibangun rumah sakit Indonesia yang digalang dana sampai ke Sintang Kalbar, dari setiap korban yang dibantu oleh organisasi MER-C tersebut merupakan korban yang mayoritas beragama islam

Contoh bantuan lain yang diberikan oleh organisasi MER-C yakni Konflik yang mencuat pada tahun 2012 yang mendorong MER-C mengirimkan Tim pertamanya ke Rakhine State Myanmar untuk memberikan pertolongan medis, tepatnya pada tanggal 12 -19 September 2012. Dengan proses perizinan dan negosiasi yang cukup sulit, akhirnya Tim bisa melakukan pengobatan di kedua kamp baik kamp Muslim maupun kamp Budha. Adapun yang menjadi fokus perhatian tim MER-C pada saat kunjungan misi pertama ini adalah kondisi kampung muslim yang sangat memprihatinkan kala itu. Meskipun area kampung cukup luas, namun sangat ramai dan padat serta dengan sarana yang sangat terbatas. Bahkan pos kesehatan hanya terbuat dari tenda tanpa ada peralatan medis di sana. Kami melihat pasien tergolek lemah tidak berdaya tanpa tindakan medis. Warga kamp muslim juga tidak bisa keluar dengan bebas dari kampung. Oleh karena itu dari paparan sebelumnya MER-C dikenal merupakan sebuah organisasi yang berasaskan islam, dan organisasi tersebut memiliki presidium-presidium yang menganut agama Islam sehingga proses pengambilan keputusan ditentukan oleh mereka para presidium. Para presidium menganggap memberi bantuan terhadap umat beragama merupakan salah satu bentuk dari Jihad dari seorang muslim.


(39)

Jihad mempunyai keutamaan yang besar dalam Islam dan mencakup semua lini kehidupan. Jihad secara bahasa berarti mengerahkan segala upaya dan kemampuan, baik berupa perkataan maupun perbuatan. Definisi jihad secara syariat yang paling komperehensif diutarakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah adalah upaya yang sungguh-sungguh untuk mencapai hal-hal yang diridhai oleh Allah seperti iman dan amal saleh, sekaligus untuk menolak hal-hal yang dibenci-Nya

seperti kekufuran, kefasikan, dan kemaksiatan.” Definisi tersebut mencakup semua

jenis jihad yang dapat dilakukan seorang muslim. Mencakup usaha kerasnya dalam menaati Allah, dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Termasuk juga usahanya dalam mengajak orang lain – muslim atau kafir – untuk menaati Allah, usahanya dalam memerangi orang kafir untuk meninggikan kalimat Allah, dan sebagainya. Sebuah upaya dikatakan sebagai jihad jika memenuhi syarat,

yaitu dilakukan ‘di jalan Allah’. Oleh karena itu, segala upaya yang dilakukan tidak di jalan Allah Ta’ala, maka tidak bisa dikatakan sebagai jihad.5

Para presidium dan relawan-relawan MER-C percaya dengan membantu Palestina dari mulai memberi obat-obatan, makanan pokok, merawat korban konflik sampai mendirikan rumah sakit untuk mereka merupakan salah satu bentuk dari Jihad dengan membantu sesama umat muslim yang sedang mengalami musibah dan mereka percaya Allah akan memudahkan urusannya baik didunia maupun akhirat.

5


(40)

J. MER-C sebagai NGO yang merepresentasikan kepedulian masyarakat Indonesia

Indonesia adalah negara yang memiliki populasi muslim terbesar di seluruh dunia. Pada saat ini diperkirakan bahwa jumlah umat muslim mencapai 207 juta orang. Jumlah yang besar ini mengimplikasikan bahwa sekitar 13% dari umat Muslim di seluruh dunia tinggal di Indonesia dan juga mengimplikasikan bahwa mayoritas populasi penduduk di Indonesia memeluk agama Islam. 6 Dari fakta tersebut kita bisa melihat bahwa banyaknya jumlah pemeluk Islam di Indonesia akan ikut mempengaruhi aktivitas ataupun pengambilan keputusan baik yang dilakukan oleh pemerintah (state) maupun aktor non-pemerintah (non-state).

Mayoritas penduduk muslim Indonesia ini seakan-akan memiliki suatu ikatan kepedulian dengan umat muslim di belahan dunia lain. Hal ini terbukti dengan banyaknya warga Indonesia yang peduli dan menyalurkan bantuan untuk warga Palestina melalui organisasi-organisasi yang menyediakan sarana untuk mempermudah proses penyaluran bantuan Salah satu organisasi yang merepresentasikan kepedulian masyarakat Indonesia terhadap Palestina yaitu MER-C, organisasi yang berasaskan Islam yang menjunjung nilai-nilai keislaman. Dalam lima tahun belakangan MER-C lebih fokus untuk membantu umat korban dari konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel di wilayah Gaza, Palestina. Aksi yang dilakukan oleh MER-C ini merupakan suatu bentuk dari kepedulian masyarakat Indonesia terhadap Palestina yang mayoritas penduduknya juga beragama Islam.

6


(41)

Menurut teori peran yang sudah dijelaskan oleh penulis di bab pertama, adanya harapan dari masyarakat Indonesia terhadap organisasi MER-C (main actor) untuk membantu Palestina yang sedang dilanda konflik berkepanjangan

Besarnya kepedulian masyarakat Indonesia terhadap rakyat Palestina juga ditunjukan dengan adanya organisasi lain yang ikut menyalurkan bantuan ke wilayah Palestina yaitu organisasi Rumah Zakat. Warga Indonesia melalui Rumah Zakat menyalurkan bantuan berupa obat-obatan dan makanan. Selain bantuan makanan dan perlengkapan medis, Rumah Zakat pun menggalang bantuan beasiswa bagi yatim Palestina dengan meluncurkan program Kembalikan Senyum Anak Palestina. Beasiswa ini merupakan program pendidikan bagi anak yatim berprestasi agar dapat melanjutkan pendidikan hingga menjadi profesional sesuai dengan kebutuhan masyarakat Palestina. Beasiswa diberikan kepada semua jenjang pendidikan, dari SD hingga perguruan tinggi dalam bidang kesehatan dan bisnis. Rumah Zakat semaksimal mungkin terus berkontribusi untuk menyelamatkan generasi Palestina. Tahun 2012 Rumah Zakat memberikan bantuan ekonomi, pangan, dan pembangunan masjid. Kini Rumah Zakat akan menyalurkan bantuan pendidikan untuk anak-anak Palestina hingga mereka dapat membangun ekonomi negerinya. Rumah Zakat menargetkan sebanyak mungkin anak-anak Palestina dapat mengenyam pendidikan tinggi sesuai dengan donasi yang terhimpun. Semakin banyak donasi yang terkumpul maka semakin banyak anak Palestina yang mendapatkan beasiswa ini. Mekanisme


(42)

pemberian beasiswa untuk jenjang SD hingga SMA dilakukan di Palestina, setelah itu mereka dapat menempuh jenjang perguruan tinggi di Indonesia.7

Selain dari adanya ikatan kepedulian dari faktor agama bentuk kepedulian ini juga didasarkan pada adanya ikatan sejarah antara Indonesia dengan Palestina Indonesia membutuhkan pengakuan dari bangsa-bangsa lain secara hukum atau de jure untuk berdiri sebagai negara yang berdaulat, Karena pada masa revolusi itu, wilayah Indonesia terjadi kekosongan pemerintahan setelah Jepang menyerah pada Sekutu, dan pasukan Sekutu akan mendarat dengan membawa pasukan Belanda yang ingin berkuasa kembali di Indonesia. Pada persyaratan ini, Indonesia tertolong dengan adanya pengakuan dari tokoh tokoh Timur Tengah, sehingga Negara Indonesia dapat berdaulat. Gong dukungan untuk kemerdekaan Indonesia ini dimulai dari Palestina dan Mesir. Dukungan Palestina ini diwakili oleh Syekh Muhammad Amin Al-Husaini (mufti besar Palestina) secara terbuka mengenai kemerdekaan Indonesia tepatnya pada tanggal 6 September 1944.8

7

http://citizen6.liputan6.com/read/2085573/peduli-palestina-bantuan-masyarakat-indonesia-sampai-di-gaza

8


(43)

BAB III

PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA

Pada bab ini penulis akan bercerita tentang bagaimana sejarah konflik antara Palestina dan Israel dan dampak yang terjadi pada warga Palestina akibat dari konflik tersebut

A. Sejarah konflik Palestina - Israel

Konflik merupakan permasalahan sosial yang dihadapi oleh banyak negara. Banyak di antara konflik tersebut sudah mengarah pada secara keseluruhan. Penyebab terjadinya mungkin hanya diakibatkan oleh hal yang sifatnya tidak terlalu penting, dan berdampak pada hancurnya berbagai sarana dan prasarana yang telah demikian susahnya dibangun, serta muncul-nya berbagai suasana psikologis yang tidak kondusif untuk hidup secara berdampingan.

Konflik biasa terjadi ketika ada pertemuan antara dua atau lebih suku bangsa pada suatu wilayah atau dalam suatu pemukiman, dan akan terjadi kontak serta interaksi antar mereka, baik interaksi secara fisik maupun melalui lambang- lambang atau simbol- simbol. Sebagai suatu unsur kebudayaan, interaksi seperti itu adakalanya


(44)

berakhir dengan pertentangan. Kedua kondisi sosial seperti itu senantiasa terjadi karena adanya kepentingan yang berbeda- beda pada masing- masing kelompok etnis dalam masyarakat tersebut. Dikarenakan kepentingan- kepentingan yang berbeda itupula kemudian masing- masing pihak ingin mengklaim daerah kekuasaannya untuk lebih memperkuat kedudukan mereka sebagai sebuah komunitas.1

Perebutan kekuasaan bukan saja terjadi pada sebuah komunitas kecil dalam sebuah negara, namun seringkali pula terjadi antara dua negara dan kerap menimbulkan konflik berkepanjangan antara kedua belah pihak. Hal ini kemudian menjadi alasan utama konflik berkepanjangan yang terjadi antara Israel – Palestina.

Persoalan konflik di dunia menjadi begitu kompleks dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu konflik terbesar adalah antara Israel dan Palestina. Konflik Israel – Palestina adalah konflik yang paling lama berlangsung di wilayah Timur Tengah (dengan mengenyampingkan Perang Salib), dan konflik tersebut tidak bisa hanya dilihat dari kejadian 5 atau 10 tahun belakangan. Konflik tersebut telah merambah ke dunia internasional. Di mata dunia, konflik berkepanjangan dari kedua negara ini terus menerus menjadi bahan perbincangan yang selalu aktual. Salah satu tindakan yang jelas dilakukan oleh dunia internasional adalah dengan menjadikan peristiwa ini sebagai isu hangat yang pantas untuk dijadikan berita, yang bukan saja sebagai cara agar dunia tahu apa yang terjadi, namun juga agar lebih banyak pihak lagi yang bisa memberi solusi.

1


(45)

Sejak zaman dulu, wilayah di sebelah barat sungai Jordan sudah dikenal sebagai tanah Palestina. Mulai awal abad ke 16 sampai dengan akhir Perang Dunia I, Palestina dibawah kekuasaanTurki / kekuasaan Ottoman. Kekalahan Turki dalam PD I menyebabkan pindahnya kekuasaan atas Palestina kebawah kekuasaan Inggris, sesuai dengan mandate yag diberikan oleh Liga Bangsa-Bangsa.

Pada Tahun 1947 mandat yang diberikan Inggris dipindahkan ke bawah PBB, seiring bertambahnya orang-orang Yahudi dari berbagai pelosok dunia yang datang ke wilayah Yahudi di Palestina serta semakin maraknya kerusuhan – kerusuhan yang terjadi antara orang Yahudi dan orang – orang Arab di wilayah itu dimana Inggris merasa tidak sanggup lagi mengatasinya.

Pada Mei 1948 Israel memproklamirkan kemerdekaannya dan secara mendirikan sebuah negara di Palestina dan dengan secara paksa pula Israel telah mengusir 750.000 rakyat Palestina dari rumahnya (negaranya sendiri) dan ratusan rumah dibumihanguskan. Tanah Palestina saat itu telah diklaim sebagai miliklsrael. Hingga pada tanggal ll Desember 1948. malalui resolusi Nomor 194 dari Majelis Umum PBB menetapkan pembentukan dua negara di Palestina. Yaitu Palestina dan Israel. Secara hukum. sebenarnya telah disepakati bahwa Israel wajib menerima kembali rakyat Palestina yang terusir dan mengganti kerugian serangan-serangan yang telah dilakukan Israel terhadap Palestina.

Tapi isi perjanjian perundingan perdamaian saat itu seperti hanya tinggal wacana belaka. Karena kenyataannya, Palestina tidak juga mendapatkan haknya. Nasib pengungsi Palestina pun semakin terkatung-katung. Karena Israel masih


(46)

menolak hak pengembalian pengungsi Palestina ke tanah airnya sendiri. Israel tidak pernah tulus menunjukan niat untuk benar-benar ingin berdamai dengan Palestina.

Israel kemudian berhasil memperluas wilayahnya termasuk penguasaannya terhadap lebih dari setengah kota Yerussalem (Barat), setelah memenangkan konflik bersenjata dengan orang-orang Arab sepanjang tahun 1948-1949. Dengan meluasnya wilayah yang dikuasai Israel tersebut, maka Jalur Gaza yang berada di bawah kekuasaan Mesir terpisah dengan sungai Jordan. Wilayah ini kemudian disatukan oleh Yordania ke dalam negaranya tahun 1950.2

Palestina dan Israel memiliki sejarah peperangan yang sangat panjang, setidaknya perang telah berlangsung sejak seribu tahun sebelum masehi. Pasca Perjanjian Balfour (1917) dan deklarasi kemerdekaan Israel (1948), Israel telah menghancurkan 478 desa dari 585 desa dan melakukan 34 operasi pembantaian massal pada penduduk sipil Palestina. Puncak perlawanan balik dilakukan oleh Palestina, pada Intifada Pertama (1987) dan Intifada Kedua (2000). Pendudukan yang dilakukan Israel membuat Palestina kehilangan hampir 90% wilayahnya dalam 65 tahun terakhir. Israel kemudian memblokade Gaza sejak 2007, hingga meletus Perang Gaza pada 2008. Blokade air, darat, dan udara yang dilakukan Israel membuat penduduk Gaza kesulitan hidup. Gaza mengalami krisis bahan makanan, air bersih, pendidikan, pekerjaan, listrik, serta pelayanan kesehatan. Dengan jumlah penduduk

2 Musma Musa abbas, Memorandum Akhir Jabatan Sebagai Duta Besar RI Untuk Negara Palestina, Buku II, 2004, hal, 10


(47)

mencapai 1,6 juta jiwa, Gaza membutuhkan 17.760 tempat tidur di rumah sakit umum dan 12.160 tempat tidur di rumah sakit gawat darurat

B. Kejahatan Perang Israel

Serangan militer Israel ke Gaza yang dimulai pada tanggal 27 Desember 2008 diawali dengan serangan udara. Serangan yang dilancarkan dari udara ini diberi nama “Operation Cast Lead”. Serangan udara ini dilakukan oleh pesawat tempur F-16 serta helikopter Apache milik Israel. Selain melancarkan serangan udara, dalam agresinya kali ini Israel juga melancarkan serangan darat.

Serangan militer yang awalnya ditujukan untuk menumpas gerakan ataupun pengikut Hamas ini ternyata mengakibatkan jatuhnya korban rakyat sipil dan banyak diantaranya adalah anak-anak dan wanita yang tidak berdosa. Sebuah sumber medis Palestina mengatakan serangan militer Israel di Gaza menewaskan 1.330 orang, setidaknya separuh dari jumlah itu adalah warga sipil. Korban luka-luka tercatat 5.450 orang. Diantara korban tewas terdapat lebih dari 400 anak dibawah usia 16 tahun, dan lebih dari 100 perempuan. Timbulnya korban sipil ini merupakan sebuah pelanggaran terhadap hukum internasional dan konvensi ke -4 jenewa mengenai perlindungan anak untuk warga sipil saat perang. Tidak hanya itu saja, serangan militer Israel jugamenghancurkan sekitar 4000 rumah. Daftar panjang kerusakan yang dicatat otoritas Palestina juga mencakup kerusakan jalan, sekolah, jaringan listrik dan instalasi air. Secara total, 14% dari seluruh bangunan di Jalur Gaza berada dalam kondisi atau hancur.


(48)

C. Dampak konflik Palestina – Israel

pihak Israel juga memotong persediaan air warga Palestina lewat perusahaan air nasional Israel, sekitar 40 ribu penduduk mengalami kekurangan pasokan air. Perusahaan Air Nasional Israel yang sengaja mengurangi pasokan air ke beberapa kota di Palestina, seperti Jenin, Nablus, Salfit, dan beberapa wilayah sekitarnya. Masyarakat menggantungkan kebutuhan air mereka dari truk penyedia air atau mencari sumber mata air terdekat di sekitar lingkungan mereka. Banyak keluarga yang terpaksa bertahan dengan 2, 3, atau kalau beruntung 10 liter air per orang setiap harinya. Pembatasan pasokan air di wilayah tepi barat Palestina dan Jalur Gaza ini sudah terjadi sejak tahun 1967, ketika penduduk setempat berhasil menguasai kembali wilayah ini. Pengurangan pasokan air ini tentu saja membuat masyarakat yang tinggal di daerah tersebut menderita. Menurut PBB, setiap orang di wilayah Palestina membutuhkan air minimal sebanyak 7.5 liter per harinya. Sedangkan di beberapa wilayah dengan suhu mencapai lebih dari 35 derajat celcius membutuhkan pasokan air dalam jumlah yang lebih banyak. Sayangnya, kini mereka hanya bisa bertahan dengan mengandalkan pasokan air secukupnya. Padahal, penduduk Israel termasuk pendatang mengonsumsi air dalam jumlah lima kali lipat lebih banyak daripada penduduk tepi barat Palestina. Dibanding penduduk tepi barat Palestina yang membutuhkan hanya 60 liter air setiap orang per hari, masyarakat Israel termasuk para pendatang menghabiskan air sebanyak 350 liter per hari.3

3


(49)

Gaza mengalami krisis bahan makanan, air bersih, pendidikan, pekerjaan, listrik, serta pelayanan kesehatan. Dengan jumlah penduduk mencapai 1,6 juta jiwa, Gaza membutuhkan 17.760 tempat tidur di rumah sakit umum dan 12.160 tempat tidur di rumah sakit gawat darurat. Penyiksaan, kekerasan terorganisir, dan pelanggaran HAM lainnya dilakukan di tengah budaya penjajahan yang meluas di seluruh Palestina.


(50)

BAB IV

PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT INDONESIA DI GAZA PALESTINA

Pada bab ini penulis akan bercerita mengenai ulasan pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza yang meliputi Sejarah Konflik Palestina dan Israel, Pembangunan Rumah Sakit Indonesia, Faktor- faktor Pendukung dan Penghambat Pendirian Rumah Sakit Indonesia, Peran Penting Berbagai Pihak Atas Berdirinya RSI Gaza, dan Peresmian Rumah Sakit Indonesia di Gaza Palestina.

A. Masuknya relawan MER-C ke daerah konflik Palestina

Medical Emergency Rescue Committe (MER-C) mengirimkan 5 relawannya kePalestina. Tim telah berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta. Tim MER-C masuk Palestina melalui melalui pintu perbatasan Rafah-Gaza, Mesir. . Tim MER-C yang terdiri dari 4 relawan, yaitu dr. Joserizal Jurnalis, Sp.OT, dr. Sarbini, dr. Indragiri, Sp.An., dan Mursalim bisa memasuki Gaza setelah mendapat surat rekomendasi dari KBRI di Kairo, Red Crescent Mesir dan Mendagri Mesir. Sebelumnya Tim MER-C juga telah dua kali menandatangani surat pernyataan tidak akan menuntut Pemerintah Indonesia bila terjadi sesuatu pada mereka. Sementara satu relawan MER-C, Ir. Faried Thalib yang juga


(51)

sudah mendapat izin untuk masuk ke Gaza, tetap tinggal di Kairo dan El-Arish untuk mengurus pengiriman bantuan obat-obatan dan ambulan serta pengiriman Tim Medis selanjutnya untuk masuk ke Gaza. Karena belum memungkinkan untuk membangun Rumah Sakit Darurat, maka Tim rencananya akan bekerja memberi pertolongan kepada para korban di Rumah Sakit Asy Syifa. Tim MER-C masuk ke Gaza hanya membawa pakaian secukupnya, karena obat-obatan dan peralatan medis tidak diizinkan masuk bersama Tim. Tim bergerak dari perbatasan Mesir menuju perbatasan Palestina dengan menggunakan Bus ”Gaza City” dengan nomor 08-2822616, kemudian dipindahkan ke mobil ambulan untuk menuju Jalur Gaza. Bantuan obat-obatan Tahap II dan 2 unit ambulan yang dibeli oleh MER-C dari dana sumbangan yang masuk ke rekening MER-C untuk Palestina,. Untuk kemudahan dalam pengiriman, semua bantuan ini akan dikirimkan ke Gaza secara kolektif melalui Red Crescent Mesir dan Red Crescent Palestina. Tim pertama MER-C yang masuk ke Gaza adalah Tim Bedah yang akan bertugas untuk mencari informasi kebutuhan di lapangan dan melakukan pertolongan medis khususnya operasi bedah tulang kepada korban agresi Israel yang dikabarkan banyak mengalami kasus trauma tulang. Belum diketahui berapa lama tim akan bertugas di Gaza, kemungkinan 1 pekan atau lebih sesuai dengan kondisi di lapangan. Untuk mem-back up kebutuhan Tim Bedah MER-C, maka MER-C akan memberangkatkan Tim ke 2 berjumlah 7 relawan yang terdiri dari: 1 dokter umum, 1 dokter spesialis bedah umum, 1 dokter spesialis penyakit dalam, 1 dokter residen bedah syaraf dan 3


(52)

relawan non medis sebagai logistik. Setiba di Kairo Tim ke-2 berencana akan langsung menuju basecamp MER-C di El Arish.

Adapun progam-program recovery yang akan dilakukan MER-C setelah berhasil masuk ke Gaza yaitu sebagai berikut :

1. Pembangunan fasilitas medis (Rumah Sakit)

2. Pengiriman tenaga medis secara berkala sesuai kebutuhan

Untuk mendukung program tersebut, MER-C terus melakukan penggalangan dana melalui:

1. Rekening bank,

2. Bantuan tunai

3. Bantuan berupa barang berharga

4. SMS MERC PEDULI di 7505

Melihat kondisi fasilitas medis di Gaza City yang hancur, Tim MER-C berinisiatif untuk membantu pembangunan fasilitas medis (Rumah Sakit) di wilayah ini dengan menggunakan donasi dari masyarakat Indonesia. Inisiatif ini mendapat sambutan yang sangat baik dari Pemerintah Palestina, Tim MER-C telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman Rencana Pembangunan Rumah Sakit permanen di Gaza City dengan Menteri Kesehatan Palestina, dr.


(53)

Bashim Naim yang juga disaksikan.oleh ulama-ulama Palestina. Pemerintah Palestina juga akan memberikan tanah bagi pembangunan Rumah Sakit ini.

Dalam penandatanganan tersebut, Tim MER-C diwakili oleh dr. Sarbini, sementara dr. Joserizal Jurnalis, Sp.OT mewakili masyarakat Indonesia. Penandatanganan ini juga turut disaksikan oleh sejumlah wartawan Indonesia yang ada di Gaza. Pembangunan RS diperkirakan membutuhkan dana sebesar Rp 20 Miliar di luar peralatan medis, sehingga perlu dilakukan penggalangan dana lebih lanjut. Pemerintah Palestina memberikan lahan 1,6 hektare di Beit Lahia untuk lokasi RS.1

B. Pembangunan Rumah Sakit Indonesia

Tim MER-C melihat bahwa RS di Gaza kewalahan menampung korban agresi yang begitu banyak, terlebih lagi wilayah gaza utara yang berbatasan langsung dengan Israel. Sebagai sebuah wilayah perang, Gaza juga hanya memiliki 1 RS Rehabilitasi, yang tidak luput dari serangan Israel. Dalam proses desain, ditentukanlah bentuk RS Indonesia berupa bangunan segi delapan. Inspirasinya datang dari bentuk Qubbatul Sakhrah, masjid kubah emas

di wilayah Al Quds, Palestina. ”Sedangkan namanya ditetapkan Rumah Sakit

Indonesia, bukan Indonesia Hospital, supaya kental dengan nuansa Indonesia

1


(54)

Adapun dana pembangunan Rumah Sakit Indonesia seluruhnya didapat dari masyarakat Indonesia yang mempunya rasa empati dan memiliki rasa kepedulian yang tinggi. Dengan niat membantu memperbaiki kondisi kesehatan rakyat Gaza, para relawan berhasil mengumpulkan dana dan digunakan untuk mendirikan fasilitas kesehatan yang diberi nama Rumah Sakit Indonesia (RSI). Beragam rintangan dihadapi untuk mewujudkan misi kemanusiaan ini. Selama kurang lebih empat tahun sejak Mei 2011, selain dihadang kesulitan mengakses Gaza dan pengadaan bahan, tim relawan juga harus siap berkorban jiwa dan raga.

Setelah hampir satu tahun sejak dimulainya proses pembangunan Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza-Palestina pada Mei 2011, akhirnya pembangunan tahap 1 untuk struktur RSI selesai 100 persen. Laporan pembangunan RSI di Gaza-Pelestina ini disampaikan salah seorang relawan MER-C, Ir. Nur Ikhwan Abadi yang dikirimkan ke redaksi voa-islam.com. Pekerjaan yang semula ditargetkan selama 9 bulan, sempat molor selama 3 bulan dikarenakan beberapa hal antara lain, susahnya relawan masuk ke Gaza dalam rangka mengawal pembangunan RSI, pengadaan material yang senantiasa dikirimkan melalui terowongan, kondisi cuaca pada akhir tahun 2011 dan awal tahun 2012 yang senantiasa turun hujan lebat.

Selain itu, kondisi keamanan di Gaza yang tidak menentu akibat serangan-serangan zionis Israel juga menyebabkan beberapa kali pekerjaan


(55)

harus terhenti, serta beberapa item pekerjaan tambahan memerlukan waktu tambahan pula dalam pengerjaannya. Akhir pekerjaan RSI Gaza ini ditandai dengan pengecoran akhir tangga ramp yang dilaksanakan pada hari Sabtu 28 April 2012. Dua minggu sebelumnya diadakan pengecoran middle area dari RSI ini setinggi 1 lantai, dan beberapa item lain seperti pintu masuk basement dan lantainya. Dengan demikian 100% selesai sudah pembangunan RSI tahap pertama ini yang selanjutnya akan diikuti oleh pembangunan tahap kedua untuk Arsitektur dan ME (Mekanikal Elektrikal) RSI.2

Sebagai negara yang masih diduduki Israel, Palestina rentan terpantik perang. Namun di tengah-tengah konflik, para relawan tetap konsisten mewujudkan amanah rakyat Indonesia. Rakyat Palestina pun mengacungkan jempol. Presidium MER-C Joserizal Jurnalis mengatakan, pembangunan konstruksi RSI memakan biaya hingga Rp 40 miliar, sedangkan pembelian dan pemasangan seluruh unit perlengkapan kesehatan seperti CT Scan mencapai Rp. 80 miliar.

RSI kini sudah mulai beroperasi. Keberadaan RSI di Gaza merupakan simbol baru persaudaraan Indonesia dengan Palestina. Total pembangunan RSI mencapai Rp120 miliar. Ini merupakan hadiah dari rakyat Indonesia. Ini merupakan kerja anak bangsa. Berdirinya Rumah Sakit Indonesia di Palestina merupakan suatu bentuk program dukungan NGO MER-C Indonesia terhadap pemerintah negara Palestina dengan bermodalkan dana sumbangan bagi

2


(56)

Palestina sebesar 5 miliar dan beberapa dana lain dengan total produksi hingga mencapai 30 miliar, Rumah Sakit Indonesia yang terletak di Bayt Lahiya, Gaza Utara telah rampung dikerjakan. Pengerjaan proyek ini sendiri telah hampir berjalan 2 tahunan.3

C. Faktor Pendukung Dan Penghambat Pendirian RSI

1. Faktor Pendukung

Melihat dalam skup yang lebih kecil pemanfaatan dan melanjutkan prinsip thousand friends and zero enemy yang dapat membuka peluang hubungan Indonesia dengan Israel tetap terbuka. Tentunya, dengan memperhatikan kondisi domestik dan global. Dengan demikian Indonesia dapat memperlihatkan dan memposisikan dirinya di dalam perpolitikan internasional yang tidak memihak sehingga mudah diterima baik Palestin-Israel maupun sekutu mereka dalam mengupayakan perdamaian tersebut. Selebihnya indonesia dapat dikatakan beruntung memiliki warga negara yang sangat mendukung kebijakan pemerintahnya dalam mengusung perdamaian tersebut. Dengan penduduk yang mayorias muslim, masyarakat Indonesia dapat digerakkan dengan mudah dalam membantu pemerintah dalam mengusahakan hal tersebut. Rakyat Indonesia pun memiliki komitmen yang jelas dalam menanggapi konflik tersebut. Mereka dapat dengan sukarela memberikan

3


(57)

bantuanya tanpa tangan pemerntah Indonesia. Dengan demikian tidak mengherankan bahwa bantuan kemanusiaan Indonesia terhadap Palestina terbilang maksimal, belum lagi ditambah dengan berbagai bantuan internasional yang Indonesia terdapat didalamya seperti NASSP Capacity Building dan lainya.4

2. Faktor Penghambat

Dengan selesainya pembangunan tahap pertama untuk struktur Rumah Sakit Indonesia (RSI), bukan berarti pekerjaan selesai sampai disini. Pembangunan tahap kedua untuk pekerjaan Arsitektur dan ME (Mekanikal Elektrikal) sudah menanti diepan mata dan memiliki tantangan yang tak kalah besarnya dari tahap pertama. Jika tahap pertama pembangunan RSI ini material yang dibutuhkan hanya berupa beton dan besi, maka di tahap kedua proses akan lebih rumit dan memerlukan konsenterasi dan tenaga yang lebih besar. Pembangunan tahap kedua untuk Arsitektur dan ME akan memerlukan banyak material yang disuplai dari luar Gaza. Terlebih lagi material-material tersebut hampir semua diimpor melalui terowongan Gaza. Namun demikian harus diyakin akan pertolongan Allah. Dulu RSI ini awalnya adalah sebuah khayalan, namun dengan pertolongan Allah khayalan itu kini sudah berbentuk nyata dan berdiri tegak di Gaza. Demikian juga dengan semua relawan MER-C yang mengawasi pembangunan RSI Gaza, insya Allah senantiasa berkomitmen akan

4

https://www.academia.edu/9948869/POTENSI_INDONESIA_DALAM_RESOLUSI_KONFLIK_ISRA EL-PALESTINA_PELUANG_DAN_TANTANGAN_


(58)

mengerahkan segenap kemampuan dan tenaga yang dimiliki untuk menyelesaikan pembangunan RSI Gaza ini. Sementara itu kendala pendanaan juga menjadi salah satu faktor penghambat dilanjutkanya tahap kedua. Sejatinya, setelah selesai tahap pertama RSI ini dilanjutkan langsung dengan pembangunan Tahap kedua, namun karena dana yang dibutuhkan belum memadai, maka pembanguanan tahap kedua menjadi molor. Dari total dana yang dibutuhkan sekitar 30 milyar rupiah, dana yang sudah terkumpul sumbangan dari rakyat Indonesia sekitar 21 milyar rupiah, masih diperlukan 9 milyar rupiah lagi untuk selesainya pembangunan tahap kedua ini.

RSI Gaza sangat berperan mengangkat nama baik Indonesia di dunia internasional, terlebih lagi sudah banyak rekan-rekan dari luar negeri seperti Turki dan Malaysia yang pernah mengunjungi dan melihat langsung proses pembangunan RSI di Gaza. Mereka mengatakan kekagumannya terhadap perjuangan rakyat Indonesia dalam memberikan bantuan kepada rakyat Gaza. Sudah seyogyanya bukti kecintaan terhadap sesama muslim itu terwujud, melintasi batas sekat territorial.

D. Peran Penting Berbagai Pihak Atas Berdirinya RSI Gaza

Pihak yang berperan penting dalam pelaksanaan pembangunan RSI ini adalah rakyat Indonesia yang telah menyumbangkan donasinya rupiah demi rupiah sebagai tanda cintanya terhadap saudara-saudara mereka yang sedang


(59)

dalam penderitaan di Gaza. Peran besar yang dimainkan oleh rakyat Indonesia ini tercermin dari donasi yang masuk ke MER-C yang mencapai milyaran rupiah. Tiada kata lain selain kami mengucapkan syukur dan terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia yang telah memberikan sumbangsih yang

begitu besar. Kami mendoakan semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala

memberikan balasan yang lebih baik. Rakyat Gaza juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada rakyat Indonesia atas bantuan ini.

Hampir di setiap sudut Gaza, mengetahui adanya rumah sakit ini, rumah sakit yang unik, berbentuk segi delapan seperti Masjid Qubbah Sakhra yang ada di Masjid Al-Aqsha, dan bentuk seperti ini belum pernah ada sebelumnya di Gaza. Selain itu, program RSI juga tidak terlepas dari peran relawan yang pertama kali memunculkan ide pembangunan bantuan Rumah Sakit Indonesia ini. Peran media, baik cetak maupun elektronik yang ada di Indonesia juga tak kalah pentingnya. Mereka senantiasa membantu dengan menyebarkan setiap informasi terkait pembangunan RSI Gaza. Peran berbagai pihak di Gaza sendiri tidak kalah pentingnya terhadap program pembangunan RS Indonesia (RSI). Di tengah wilayah Gaza yang sempit dan lahan yang terbatas, Pemerintah Gaza menyambut baik rencana program pembangunan RS di wilayah mereka dengan mewakafkan lahan seluas 16.000 m2 kepada MER-C Indonesia untuk pembangunan RSI.


(60)

Selain itu, teman-teman seperjuangan dari Turki, juga memberikan dukungannya. Salah satunya Muhammad Kaya, Ketua IHH Turki Cabang Gaza. Ia memberikan dukungan penuh dari awal hingga akhir demi terlaksananya pembangunan RSI ini. Tak jarang pula Muhammad Kaya memberikan nasihat-nasihat berharga kepada kami selama di Gaza. Salah satu nasehat yang masih kami ingat selalu adalah ketika beliau mengatakan bahwa,

dalam menjalankan amanah orang turki memiliki prinsip, “Pantang kembali

atau mundur kebelakang jika amanah yang diemban belum selesai dilaksanakan. Karena ketika berangkat menunaikan amanah, kapal yang akan membawa kami kembali sudah kami bakar, tidak ada kata lain selain maju terus

meraih kemuliaan disisi Allah Subhanahu wa Ta’ala,” tuturnya. Sungguh

kesempatan dan pengalaman menunaikan amanah tugas di Gaza mengawal pembangunan RSI adalah hal yang luar biasa yang tidak bisa kami ungkapkan dengan kata-kata.

E. Respon Masyarakat Palestina Terhadap pembangunan Rumah Sakit

Indonesia

Pemerintah palestina yg diwakili oleh pemerintah otoritas palestina di jalur gaza, Mofeed M Mokhallalat menyatakan pesan persahabatan dan ucapan terima kasih atas usaha yang besar dan sumbangan yang berharga karena tanpa usaha tersebut rumah sakit tidak akan berjalan lancar. Dengan demikian maka apa yang diusahakan akan bermanfaat bagi orang-orang. Dengan adanya rumah sakit akan menolong pasien yang terluka, dan juga merupakan dukungan nyata


(61)

rakyat Indonesia untuk perjuangan rakyat Palestina, Al Aqsa, dan Yarusalem termasuk juga untuk Gaza.5 Menteri Kesehatan Palestina Dr. Baseem Naeem mengucapkan teritama kasih dan apresiasinya kepada rakyat Indonesia dan pemerintah atas sikapnya yang terpuji dan orisinil, yang mencerminkan semangat persaudaraan dan empati Islam, yang terwujud dalam dukungan mereka dan sikap mereka yang terus menbela rakyat Palestina dan meringatkan penderitaan rakyat Palestina di Jalur Gaza akibat blokade dan agresi yang berkelanjutan. Hal tersebut disampaikan Naeem dalam penandatanganan nota kesepahaman antara departemen kesehatan Palestina dengan MER-C Indonesia. Naeem menambahkan bahwa proyek ini memiliki urgensi besar dan dampak yang baik bagi penduduk di propinsi utara Jalur Gaza, yang mana mereka sangat membutuhkan dukungan kualitas pelayanan medis dan pihaknya berharap proyek ini menjadi simbul penting untuk mengatasi perubahan yang diinginkan departemen kesehatan. Pihak MER-C menegaskan bahwa dukungan rakyat Indonesia kepada rakyat Palestina akan terus berlanjut, semua orang Indonesia merasakan kewajibannya terhadap saudaranya di Palestina. Dia berharap proyek ini menjadi tambahan keistimewaan kerja nasional Palestina yang sangat dibutuhkan setelah krisis yang diderita akibat blokade. 6Ketua Delegasi Palestina dalam Konferensi Anggota Parlemen Asia-Afrika (KAA), Abdullah berterima kasih pada pemerintah dan rakyat Indonesia yang senantias

5 http://www.mer-c.org/index.php/id/berita2?id=564:kami-percaya-rakyat-indonesia 6


(62)

selalu mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk merdeka. Rakyat dan pemerintah Palestina mengharapkan agar pemerintah Indonesia segera membuka kantor kedutaannya di Ramalah, Palestina.

Tidak hanya mendapat respon dari pihak luar, MER-C juga mendapatkan respon dari wakil presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla yang mengapresiasi pengoperasian rumah sakit Indonesia di Kota Gaza, Palestina. Menteri Kesehatan Palestina, Hani Abdeen, meresmikan rumah sakit Indonesia di Kota Gaza. Menurut Wapres JK, keberadaan rumah sakit itu merupakan sebuah prestasi besar yang menandakan besarnya perhatian masyarakat Indonesia kepada Palestina. Bapak Jusuf Kalla menyampaikan keberadaan rumah sakit Indonesia di Kota Gaza akan menjadi tonggak yang diingat oleh masyarakat dunia, khususnya Palestina. Dia pun mengaku bangga melihat masyarakat Indonesia mampu menunjukkan solidaritas kemanusiaan secara nyata.7

F. Peresmian Rumah Sakit Indonesia Di Gaza Palestina

Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina, resmi beroperasi yang merupakan sumbangan dari warga Indonesia untuk rakyat Palestina. Pembangunan RS ini dimulai pada Januari 2009 lalu. RS ini dibangun oleh lembaga medis kemanusiaan MER-C Indonesia bersama para relawan Pondok Pesantren Al-Fatah se-Indonesia. RS ini dibangun di lahan seluas 16.261 meter

7


(63)

persegi yang merupakan wakaf dari pemerintah Palestina. Luas bangunan sekitar 10.000 meter persegi. RS ini terdiri dari dua lantai dan ruang bawah tanah. Ada 90 ruang rawat inap, 10 ruang instalasi gawat darurat, satu laboratorium, satu ruang radiologi dan 10 ruang perawatan intensif berkapasitas 100-150 pasien. Pembangunan gedung RS ini menelan biaya Rp 30 miliar. Sementara untuk bangunan pelengkap kompleks RS ini Rp 7,5 miliar. Serta Rp 65 miliar untuk alat kesehatan dan perlengkapan lainnya. pembukaan RS Indonesia itu disambut antusias oleh masyarakat Palestina di Gaza. Sudah 312 orang pasien rawat jalan yang berobat di RS itu. RS Indonesia di Gaza ini dibangung dari hasil donasi masyarakat Indonesia. Pembangunan RS ini sebagai wujud kepedulian dan bantuan dari masyarakat Indonesia untuk Palestina.

Peresmian Rumah Sakit Indonesia dilakukan dengan acara penyerahan secara simbolis, rencananya akan dilakukan langsung oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di Gedung Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Sabtu (9/1/2016) sekitar pukul 18.00 WIB. Selain Wapres Jusuf Kalla, Plt Ketua DPR Fadli Zon dan Menteri Kesehatan Palestinan Jawad Awwad, Duta Besar Palestina untuk Indonesia Faris Mehdawi dan beberapa duta besar negara sahabat lainnya menghadiri acara penyerahan Rumah Sakit Indonesia di Gaza Palestina. Penyerahan secara simbolis ini menandakan telah beroperasinya Rumah Sakit Indonesia di Gaza. Meski sebelumnya RS ini telah resmi beroperasi pada akhir Desember 2015 lalu. Sebetulnya, RS Indonesia ini sudah


(64)

mulai beroperasi sejak 27 Desember 2015. Bahkan RS ini sudah melakukan tindakan operasi tiga orang pasien dari Gaza Utara. Operasi dilakukan di Ruang Operasi Jawa 1 dan Ruang Operasi Jawa 2. Usai operasi, pasien langsung dipindahkan dan diinapkan di Ruang Rawat Inap Batam yang berada di lantai 2.8

Rumah sakit pusat di Gaza, yang merupakan rumah sakit terbesar memiliki total 350 kamar. Sedangkan, RSI memiliki 117 kamar, yang terdiri dari 90 unit kamar rawat, 17 unit emergency, dan 10 ruang ICU. RSI, dibangun di atas tanah seluas 1,6 hektar, dengan luas bangunan mencapai 1.000 meter persegi. RSI terdiri dari dua lantai, dengan satu basement, dan bila diperlukan RSI bisa dibangun hingga lima lantai. RSI menerima hampir 400 pasien setiap harinya mulai dari kasus umum hingga kasus akibat korban perang. RSI banyak menerima pasien dari korban perang seperti korban kanker kulit dan kanker darah. RSI ini merupakan tulang punggung bagi sistem kesehatan di gaza utara. Sekaligus, dapat mengurangi beban dari RS Syifa Gaza City.9 Rumah Sakit ini adalah hadiah dari Indonesia untuk orang orang Palestina. Rumah Sakit ini adalah simbol cinta dari Muslim Indonesia untuk orang Palestina. Rumah Sakit ini adalah simbol ukhuwah antara Muslimin di Indonesia dengan Palestina.

8

http://news.detik.com/berita/3114469/rumah-sakit-indonesia-di-gaza-telah-beroperasi

9


(65)

Adapun peran lain MER-C dipalestina yang tidak kalah pentingnya untuk meringankan beban korban konflik di Gaza Palestina seperti, MER-C menggunakan mobil minibus lengkap dengan Bendera Merah Putih, relawan MER-C memberikan bantuan berupa sembako kepada warga Palestina di Jabaliya Gaza City dan Bait Lahiya. Tak hanya memberikan sembako, relawan juga menyambangi satu per satu rumah warga untuk memberi dukungan moril kepada para korban. Dan MER-C juga mengadakan program Gelar Buka Puasa Bersama 1.000 Anggota Keluarga Yatim”. Para relawan MER-C di Gaza bekerja sama dengan yayasan lokal As-Shalaah memilih taman rekreasi Madinat Bisan di Bait Lahiya, Jalur Gaza Utara, sebagai lokasi acara buka bersama keluarga yatim. Acara tersebut dihadiri oleh 1.000 anggota keluarga yatim yang terdiri dari anak-anak yatim dan ibu mereka. Di akhir acara, tim relawan MER-C Gaza membagikan bingkisan khusus untuk anak-anak yatim yang hadir dalam acara hari itu. Selain buka bersama 1.000 anggota keluarga yatim di Gaza, MER-C juga sedang menyelenggarakan program bantuan berupa kupon belanja untuk 2.000 warga Gaza yang membutuhkan.10

10


(1)

Gambar 2. Peta Negara Palestina

2

Peta negara Palestina dari tahun 1947 sampai sekarang, hampir 90% Palestina

kehilangan tanahnya akibat konflik berkepanjangan.

2


(2)

Gambar 3. Suasana Konflik di Jalur Gaza Palestina

3

3

http://internasional.republika.co.id/berita/internasional/palestina- israel/16/05/05/o6ovop394-memanas-tentara-israel-dan-gerilyawan-palestina-saling-tembak-di-jalur-gaza


(3)

Gambar 4. Dukungan Kuat Dari Masyarakat Indonesia Untuk Palestina.

4

Gambar 5. Miniatur perencanaan gedung bangunan Rumah Sakit Indonesia

5

4


(4)

Gambar 6. Tim Konstruksi Pembangunan RS Indonesia di Gaza

6

Gambar 7. Pembangunan Rumah Sakit Indonesia Tahap Pertama Dan Tahap Ke

Dua

5

http://images.detik.com/community/media/visual/2015/12/29/2c475f01-5205-4938-a2ce-40a340172224_169.jpg?w=780&q=90

6


(5)

7

8

Gambar 8. Peresmian Rumah Sakit Indonesia yang diwakili oleh wakil presiden

Indonesia Jusuf Kalla

7 http://www.acehtraffic.com/2012/02/rumah-sakit-indonesia-di-gaza-hampir.html 8


(6)

9

Gambar 9.

Rumah Sakit Indonesia Yang Telah Resmi Beroperasi

10

9 http://www.antaranews.com/berita/539078/rs-indonesia-pererat-hubungan-ri-palestina 10