PERBEDAAN KEKERASAN EMAIL GIGI DESIDUI ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH PERENDAMAN DENGAN SUSU, TEH, DAN SODA

(1)

SEBELUM DAN SESUDAH PERENDAMAN DENGAN SUSU,

TEH, DAN SODA

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh : Putri Andini 20120340012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016


(2)

SEBELUM DAN SESUDAH PERENDAMAN DENGAN SUSU,

TEH, DAN SODA

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh : Putri Andini 20120340012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016


(3)

iii

Nama : Putri Andini

NIM : 20120340012

Program Studi : Pendidikan Dokter Gigi

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Menyatakan dengan ini sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dalam karya yang diterbitkan ataupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir Karya Tulis Ilmiah ini.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis ini hasil jiplakan, maka saya siap menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Yogyakarta, 27 Mei 2016 Yang membuat pernyataan,

Putri Andini 20120340012


(4)

orangtua saya, ibu Ani Lestari Marhayani dan bapak Agus Eko Wahyudi, S.H. dan juga adik saya, Nidya Ayu Puspitasari. Serta untuk Mbahkung Mardjikin dan

Yangti Alm. Nurhayati, Mbahkung Lamun dan Yangti Alm. Maerah yang telah memberikan doa terbaiknya untuk kesehatan dan kelancaran saya sebagai anak, cucu, dan kakak dalam membesarkan dan menyayangi saya hingga saya dapat

menyelesaikan salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana ini. Terimakasih banyak atas doa, semangat, dorongan, nasihat, dan kasih sayang yang telah


(5)

v

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul “ PERBEDAAN KEKERASAN EMAIL GIGI DESIDUI ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH PERENDAMAN DENGAN SUSU, TEH, DAN SODA “. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh derajat sarjana kedokteran gigi pada Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik berupa bimbingan, pengarahan, dukungan baik moral maupun materiil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. dr. H. Ardi Pramono, Sp.An., M.Kes., selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. drg. Hastoro Pintadi, Sp.Pros., selaku Kepala Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

4. drg. Atiek Driana Rahmawati, MDSc., Sp.KGA., selaku dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang selalu sabar dalam memberi petunjuk, bimbingan, dan waktunya dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. drg. Likky Tiara A, MDSc., Sp.KGA., selaku dosen penguji Karya Tulis Ilmiah yang memeberikan waktu untuk membaca dan ikut mengoreksi selama proses penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.


(6)

Wahyudi, S.H. yang telah memberikan doa, dukungan baik moral maupun materiil serta kasih sayang dan semangat yang tiada hentinya kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Adik kecil tersayang, Nidya Ayu Puspitasari, yang juga membantu menyemangati penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Architamora dan Anggun Dwi Putri selaku teman seperjuangan KTI yang selalu membantu dan menyemangati satu sama lain dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

10. Witri Setiatuti, Bella Septri, dan Sovia Raras selaku sahabat penulis yang telah membantu memberikan doa, semangat, saran, serta dukungan mental dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

11. Mazri Yulhandra, atas waktu yang telah diberikan untuk menemani penulis dalam proses menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

12. Ismi Dea yang menjadi penolong disaat penulis membutuhkan.

13. Semua teman-teman Program Studi Pendidikan Dokter Gigi UMY angkatan 2012 yang kompak dan selalu setia membeli dagangan kami untuk membantu meringankan kami dalam penelitian dan menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. 14. Semua pihak yang tidak dapat penulis tuliskan satu per satu yang telah

banyak membantu dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini masih sangat sederhana dan masih banyak terdapat kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran bagi Karya Tulis Ilmiah ini. Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat dan memberikan pengetahuan bagi pembaca.

Yogyakarta, 27 Mei 2016 Penulis


(7)

vii

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

INTISARI ... xi

ABSTRACT ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Keaslian Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Telaah Pustaka ... 10

1. Struktur Gigi Desidui ... 10

2. Demineralisasi dan Remineralisasi ... 12

3. Jenis Minuman ... 15

4. Uji Kekerasan Email ... 18

B. Landasan Teori ... 23

C. Kerangka Konsep ... 24

D. Hipotesis ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

A. Desain Penelitian ... 26

B. Tempat dan Waktu ... 26

C. Sampel Penelitian ... 26

D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 27

E. Identifikasi Variabel Penelitian ... 28

F. Definisi Operasional ... 29

G. Instrumen Penelitian ... 30

H. Cara Kerja ... 31

I. Alur Penelitian ... 35

J. Analisa Data ... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Hasil Penelitian ... 37

1. Hasil Pengukuran Nilai Kekerasan ... 37

2. Uji T Berpasangan ... 39

3. Uji Normalitas Data ... 40

4. Uji Homogenitas Data ... 41


(8)

DAFTAR PUSTAKA ... 49 LAMPIRAN


(9)

ix

Tabel 2. Hasil Uji T Berpasangan ... 39 Tabel 3. Hasil Uji One-Way Anova ... 42 Tabel 4. Hasil Uji LSD ... 43


(10)

Gambar 2. Penampang Indenter ... 21 Gambar 3. Kerangka Konsep ... 24 Gambar 4. Kerangka Penelitian ... 35


(11)

(12)

(13)

1 A. Latar Belakang Masalah

Keluhan masyarakat tentang kesehatan gigi dan mulut yang sering diterima oleh dokter gigi adalah gigi berlubang atau karies. Hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2009 yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan bahwa prevalensi gigi berlubang atau karies di Indonesia tergolong tinggi yaitu sebesar 73%, dan pada anak dengan usia dibawah 12 tahun memiliki prosentase sebanyak 89% yang menderita karies (Wala, 2014).

Karies gigi merupakan penyakit jaringan keras gigi, meliputi lapisan email, dentin, dan sementum gigi yang disebabkan oleh aktifitas dari berbagai bakteri salah satunya adalah Streptococcus mutans dan ditandai dengan adanya demineralisasi jaringan yang disertai dengan kerusakan jaringan organiknya yaitu jaringan interprismata (Abidin & Hutagalung, 2010).

Pengertian demineralisasi itu sendiri adalah lepasnya atau hilangnya garam mineral hidroksiapatit (Ca10(PO4)6OH2) dari permukaan email gigi, dan menurut penyebabnya dibagi menjadi dua yaitu demineralisasi yang melibatkan bakteri dan demineralisasi yang melibatkan zat asam (Mount, 2005).


(14)

Demineralisasi akan menyebabkan terlarutnya lapisan email yang akan mengarah ke pembentukan awal lesi karies pada bagian sub permukaan dan tampak warna keputihan pada permukaan email gigi yang biasa kita sebut dengan white spot lesion atau dengan nama lain adalah prekavitas (Welbury, 2009).

Proses terlarutnya lapisan email ini hanya akan terjadi apabila tingkat pH dalam rongga mulut berada di bawah angka netral atau dapat dikatakan asam yaitu dibawah pH 5,5 atau dapat dapat disebut juga dengan demineralisasi yang melibatkan zat asam (Barclay, 2009). Rendahnya pH dalam rongga mulut inilah yang akan menjadikan proses demineralisasi terjadi secara progresif dan proses remineralisasi tidak dapat terjadi, sehingga jika keadaan pH asam ini dibiarkan terus menerus akan mengakibatkan terjadinya karies pada gigi (Welbury, 2009).

Demineralisasi melibatkan zat asam, yang dapat mengikis dan menghilangkan garam mineral hidroksiapatit dari permukaan email gigi, atau bisa juga disebut sebagai erosi gigi (Mount, 2005). Penyebab lain demineralisasi berupa keterlibatan bakteri dapat dilihat pada proses terjadinya karies yang melibatkan empat faktor yaitu, host, mikroorganisme, substrat, dan waktu.

Dewasa ini sudah banyak survey yang memberikan informasi tentang prevalensi terjadinya karies pada orang dewasa, baik itu diawali dengan demineralisasi oleh bakteri maupun karena asupan zat asam, tetapi pada anak


(15)

– anak usia pra-sekolah sangat sulit untuk mendapatkan prevalensi hasil surveynya, dikarenakan akses yang lebih sulit dibandingkan survey terhadap anak usia sekolah (Deery & Toumba, 2005).

Hasil survey yang dilakukan di Amerika Serikat pada tahun 2007 oleh

National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) yang berdasarkan pada usia anak didapatkan hasil bahwa prevalensi karies pada anak usia 5 tahun lebih besar dibandingkan dengan usia 2 tahun, dan dari hasil survey tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa prevalensi pada anak usia pra-sekolah akan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia anak (Edelstein, dkk., 2009). Jumlah prevalensi karies yang ditemukan di kawasan Asia tenggara, Amerika tengah, dan sebagian kawasan di Afrika juga semakin meningkat berdampingan dengan jumlah ketersediaan makanan dan minuman yang mengandung gula di negara tersebut (Deery & Toumba, 2005). Ketersediaan makanan dan minuman yang mengandung gula inilah yang nantinya akan menginisiasi terjadinya demineralisasi dan kemudian dapat berujung pada terjadinya proses karies pada gigi anak jika dikonsumsi dalam kadar berlebih (Rosidi, dkk., 2013).

Proses terjadinya demineralisasi gigi pada anak, banyak dipicu oleh kegemaran dan frekuensi anak mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula tersebut, diperparah lagi oleh rendahnya tingkat kebiasaan menggosok gigi yang benar pada saat sesudah makan dan sebelum tidur, sehingga akan memperlambat proses remineralisasi gigi pada anak (Tamrin,


(16)

dkk., 2014). Faktor lain yang berpengaruh adalah struktur gigi desidui yang memiliki lapisan email yang lebih tipis dibandingkan dengan gigi permanen dan lebih permeabel sehingga lebih mudah terkena erosi dibandingkan dengan gigi permanen (Beek, 1996).

Rasa minuman yang manis adalah rasa yang paling disenangi oleh banyak orang terutama anak–anak, rasa manis ini mayoritas didapatkan dari gula atau sukrosa yang terkandung dalam minuman kesukaan anak-anak yang dapat menimbulkan kerusakan pada gigi sulung anak (Prasetya, 2008).

Minuman yang sering diberikan orang tua pada anak sebagai bahan makanan bergizi tinggi dan dapat membantu proses bertumbuhan pada anak-anak adalah susu (Legowo, 2002). Susu merupakan bahan makanan yang kaya akan mineral-mineral penting yang dibutuhkan oleh tubuh contohnya adalah kalsium, kalium, dan dua puluh jenis mineral lainnya (Saleh, 2004). Perbandingan antara jumlah kadar mineral-mineral tersebut, khususnya kalsium, dengan salah satu unsur karbohidrat yang disenangi anak, yaitu glukosa memiliki perbandingan yang cukup signifikan, hal ini dapat mempengaruhi tingat kekerasan email gigi (Legowo, 2002). Begitu juga dengan teh, teh adalah jenis minuman yang terbuat dari pucuk daun teh yang telah diproses yang memiliki beberapa kandungan salah satunya adalah jenis karbohidat yaitu glukosa, fruktosa, dan sukrosa, selain karbohidrat terdapat pula jenis-jenis asam organik dan beberapa jenis mineral. Kandungan mineral tertinggi yang terkandung dalam teh itu sendiri adalah fluor (Towaha, 2013).


(17)

Barasi Mary E. (2007) pada bukunya yang berjudul At a Glance Ilmu Gizi menyatakan bahwa masalah gizi pada anak salah satunya adalah tingginya konsumsi jus buah dan minuman ringan yang dapat menyebabkan masalah gigi seperti karies. Minuman bersoda merupakan salah satu jenis minuman ringan yang tidak mengandung alkohol dan merupakan minuman yang berkarbonasi yang sering dikonsumsi untuk melepas dahaga (Prasetyo, 2004). Penelitian laboratoris menunjukkan dengan mengonsumsi minuman bersoda, jus buah, dan minuman olahraga yang memiliki pH 5,5 atau kurang cenderung memiliki efek mengikis permukaan email gigi.

Dilihat dari kandungan ketiga jenis minuman tersebut ada yang memiliki dampak positif dan negatif bagi tubuh, terutama untuk gigi yang berkontak langsung dengan minuman tersebut. Dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui jenis minuman manakah yang lebih baik dikonsumsi untuk anak dan untuk mengetahui dampaknya pada kekerasan gigi yang mungkin bisa terjadi, sesuai dengan isi Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 168 yang berbunyi :

ـ

[٢:١٦٨]

Artinya: "Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu." (Q.S. al-Baqarah: 168).


(18)

Berdasarkan ayat tersebut, hendaknya kita memakan makanan yang halal yang tidak membawa mudharat dan yang baik lagi bermanfaat bagi tubuh. Diharapkan dengan penelitian ini kita dapat lebih menjaga tubuh kita dari mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat membawa mudharat bagi tubuh kita.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut, permasalahan yang dapat dikemukakan adalah “Apakah terdapat perbedaan kekerasan email gigi desidui antara sebelum dan sesudah dilakukan perendaman dengan susu, teh, dan soda?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengkaji perbedaan kekerasan email gigi desidui antara sebelum dan sesudah dilakukan perendaman dengan tiga variabel berbeda, yaitu susu, teh, dan soda.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui perbedaan kekerasan email gigi desidui antara sebelum dan sesudah perendaman dengan susu.


(19)

b. Untuk mengetahui perbedaan kekerasan email gigi desidui antara sebelum dan sesudah perendaman dengan teh.

c. Untuk mengetahui perbedaan kekerasan email gigi desidui antara sebelum dan sesudah perendaman dengan soda.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengalaman peneliti dalam pembuatan karya tulis ilmiah dan tata cara melakukan penelitian di bidang kesehatan, khususnya kedokteran gigi.

2. Bagi Ilmu Pengetahuan

Menambah informasi tentang perbedaan kekerasan email gigi desidui antara sebelum dan sesudah dilakukan perendaman dengan susu, teh, dan soda, serta sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya.

3. Bagi Masyarakat

Menambah informasi bagi para orang tua untuk dapat memilih dan mengontrol jenis minuman kegemaran anak yang memiliki kemungkinan lebih tinggi dalam proses demineralisasi yang lebih cepat pada anak.


(20)

E. Keaslian Penelitian

1. Keasaman Minuman Ringan Menurunkan Kekerasan Permukaan Gigi, oleh Edhie Arif Prasetyo pada tahun 2005. Penelitian ini menggunakan jenis minuman ringan berupa air mineral, teh, dan cola. Sampel yang digunakan adalah gigi permanen premolar atas yang telah dicabut untuk keperluan orthodonsi. Hasil penelitian ini adalah tidak adanya perbedaan yang bermakna mengenai kekerasan lapisan email setelah perendaman dalam larutan air mineral dan teh sebanyak 3 kali selama 30 menit pada perendaman pertama, 60 menit pada perendaman kedua dan ketiga, sedangkan pada perendaman menggunakan cola terdapat penurunan yang signifikan pada kekerasan permukaan permukaan gigi.

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Edhie Arif Prasetyo dan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah sampel yang digunakan oleh peneliti berupa gigi desidui. Jenis minuman yang digunakan adalah susu, teh, dan soda.

2. Pengaruh Teh Kombucha Terhadap Kekerasan Email, oleh Trimurni Abidin dan Mita Zahara Hutagalung pada tahun 2010. Peneliti ingin mengetahui perbandingan efek dari teh kombucha dan teh hijau pada lapisan email gigi permanen premolar yang sudah dicabut untuk keperluan orthodonsi, menggunakan teh hijau dan teh kombucha sebagai variabel pengaruh, dan gigi premolar yang sudah dicabut


(21)

untuk keperluan orthodonsi sebagai sampel. Hasil penelitian ini didapatkan, pada perendaman menggunakan teh hijau, tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna. Perbedaan yang bermakna jelas terlihat pada perendaman menggunakan teh kombucha.

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Trimurni Abidin dan Mita Zahara Hutagalung dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah sampel yang digunakan oleh peneliti berupa gigi desidui. Jenis minuman yang digunakan adalah susu, teh, dan soda.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Struktur Gigi Desidui

Gigi desidui atau lebih dikenal dengan gigi susu adalah gigi yang pertama kali muncul di rongga mulut. Gigi desidui sudah mulai berkembang pada usia empat bulan dalam kandungan. Pertumbuhan gigi desidui dimulai dengan tahap kalsifikasi mahkota dan disusul dengan kalsifikasi akar (Weiss & Scheid, 2012). Struktur gigi dilihat secara melintang, terdiri dari email, dentin, dan pulpa, yang dimana email dan dentin terbentuk oleh beberapa mineral yang melindungi pulpa (Panigoro, dkk., 2015).

Gigi desidui sendiri mempunyai waktu yang relatif singkat dalam rongga mulut anak, sebelum akhirnya digantikan oleh gigi-gigi permanen. Gigi insisivus desidui dan gigi kaninus desidui memiliki pengganti gigi permanen yang tetap, sedangkan gigi molar desidui akan digantikan dengan gigi premolar permanen (Beek, 1996). Email gigi merupakan struktur gigi yang mengalami proses mineralisasi yang tinggi, tetapi rentan terhadap asam, baik asam yang langsung dari makanan atau minuman maupun asam yang terbentuk dari proses fermentasi karbohidrat oleh mikroorganisme (Panigoro, dkk., 2015). Email gigi desidui diketahui


(23)

lebih permeabel dan lebih mudah terabrasi, tetapi derajat permeabilitas akan berkurang setelah akar mulai teresorbsi. Kedalaman dari email gigi desidui pun lebih konsisten dan lebih tipis daripada gigi permanen, dengan kira-kira ketebalan 0,5 mm sampai 1,00 mm, sedangkan ketebalan email gigi permanen kurang lebih 2,5 mm (Beek, 1996). Hal-hal seperti yang sudah disebutkan di atas inilah yang menyebabkan rasio terjadinya demineralisasi pada gigi desidui lebih tinggi dibandingkan dengan gigi permanen (Kidd, dkk., 2008).

Gambar 1. Waktu Erupsi Gigi Desidui

(Sumber :

http://www.audydental.com/wp- content/uploads/2014/09/Tabel-Pertumbuhan-Gigi-Susu-dan-Gigi-Tetap-Pada-Anak.jpg)


(24)

2. Demineralisasi dan Remineralisasi Gigi

a. Pengertian demineralisasi dan remineralisasi

Demineralisasi adalah berkurangnya kadar garam-garam anorganik dan mineral pada tulang atau email gigi secara bertahap (Dolan, 2008). Demineralisasi pada email itu sendiri ditandai dengan adanya kerusakan permukaan dan penurunan kekerasan mikro permukaan email (Syafira, dkk., 2012). Menurut penyebabnya, demineralisasi dibagi menjadi dua yaitu demineralisasi yang melibatkan bakteri secara langsung dan demineralisasi yang melibatkan zat asam (Mount, 2005). Menurut Prasetyo pada tahun 2005, demineralisasi yang melibatkan bakteri secara langsung mengacu pada proses terjadinya karies, sedangkan yang dimaksud demineralisasi yang melibatkan zat asam mengacu pada erosi gigi.

Kehilangan unsur-unsur mineral pada gigi ini bersifat reversibel atau masih dapat kembali seperti semula melalui proses remineralisasi yang artinya pemasukan kembali mineral-mineral pada gigi yang hilang seperti ion kalsium, kalium, dan fluor (Adyatmaka, 2008).

b. Erosi dan Karies

Erosi dan karies mempunyai suatu kesamaan yaitu terjadinya kerusakan pada permukaan email gigi atau demineralisasi yang disebabkan oleh asam, tetapi yang membedakan adalah jenis asamnya,


(25)

dimana erosi melibatkan asam yang terpapar langsung dari makanan atau minuman, sedangkan karies melibatkan asam hasil dari metabolisme mikroorganisme dalam rongga mulut (Prasetyo, 2005).

Definisi erosi sendiri adalah kehilangan mineral-mineral penting struktur gigi yang terjadi secara terus menerus dikarenakan paparan zat asam secara langsung baik asam yang berasal dari dalam tubuh (intrinsik) maupun dari luar tubuh (ekstrinsik) tanpa adanya keterlibatan mikroorganisme. Contoh asam yang berasal dari dalam tubuh adalah asam lambung yang dapat berkontak secara langsung dengan gigi pada keadaan muntah atau biasanya pada penderita bulimia, sedangkan asam yang berasal dari luar tubuh adalah asam yang berasal dari makanan dan minuman yang dikonsumsi, serta aktivitas lainnya seperti pada saat berenang (Silva, dkk., 2011).

Berdasarkan pada perbedaan yang telah disebutkan tersebut, karies memiliki beberapa faktor penting dalam pembentukannya, beberapa faktor pembentuk karies, yang pertama yaitu substrat. Karbohidrat tergolong salah satu contoh dari substrat. Karbohidrat dapat berupa sukrosa dan glukosa yang nantinya akan difermentasikan oleh bakteri menjadi asam. Kedua, bakteri sebagai agen pembentuk asam. Bakteri yang sering menjadi inisiator dari terjadinya demineralisasi email adalah Streptococcus mutans dan Streptococcus sobrinus, walaupun demikian Streptococcus mutans diyakini sebagai


(26)

bakteri yang paling berperan dalam proses demineralisasi pada email gigi (Manton, dkk., 2008). Ketiga, host atau keadaan dari gigi-geligi itu sendiri. Faktor keempat adalah waktu, diperlukan untuk awal proses karies yaitu demineralisasi permukaan gigi oleh asam yang ditimbulkan dari fermentasi substrat oleh bakteri (Bakar, 2012).

c. Proses demineralisasi dan remineralisasi gigi

Demineralisasi gigi dapat terjadi karena paparan zat asam secara langsung maupun zat asam yang terbentuk dari hasil metabolisme mikroorganisme dalam rongga mulut dalam kurun waktu tertentu (Panigoro, dkk., 2015). Demineralisasi itu sendiri dapat terjadi apabila lingkungan dalam rongga mulut berada pada pH dibawah 5,5, karena pada pH yang rendah ini akan meningkatkan konsentrasi ion hidrogen yang dapat merusak ikatan hidroksiapatit yang terkandung pada email gigi (Prasetyo, 2005).

Demineralisasi ini adalah sebuah proses penguraian berbagai mineral pada email gigi, terutama kalsium yang menjadi mineral utama dalam struktur gigi (Panigoro, dkk., 2015). Beberapa mineral penting ini jika dibiarkan berdifusi keluar dari struktur gigi secara terus menerus akan terbentuk lubang pada gigi (Adyatmaka, 2008).

Selain proses demineralisasi, terdapat juga proses remineralisasi yaitu proses kembalinya mineral-mineral penting pembentuk gigi,


(27)

contohnya kalsium dan fosfat, menjadi ikatan hidroksiapatit pada email gigi yang merupakan proses penting yang memiliki pengaruh signifikan pada kekerasan gigi (Widyaningtyas, dkk., 2014).

3. Jenis Minuman

Jenis minuman digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu jenis minuman keras yang mengandung alkohol dan jenis minuman ringan yang tidak mengandung alkohol. Umumnya, minuman kesukaan anak tergolong dari jenis minuman yang tidak mengandung alkohol atau minuman ringan. Minuman ringan itu sendiri terbagi menjadi dua golongan, yaitu minuman ringan tidak berkarbonasi dan minuman berkarbonasi (Chandra, 2009).

a. Susu

Susu adalah salah satu contoh dari minuman-minuman yang senang dikonsumsi anak-anak. Susu tergolong jenis minuman ringan tidak berkarbonasi. Susu adalah minuman yang sering diberikan orang tua pada anak dan juga digemari oleh anak. Sediaoetama dalam bukunya Ilmu Gizi untuk makasiswa dan profesi (2004) menggolongkan susu menjadi beberapa jenis. Jenis yang pertama yaitu susu segar, yaitu susu hasil pemerasan dari sapi secara langsung tanpa ditambahkan zat-zat lain ataupun mengalami pengolahan. Jenis yang kedua adalah susu asam atau lebih dikenal dengan yoghurt.


(28)

Yoghurt dihasilkan dari pengolahan susu segar yang diasamkan menggunakan bakteri Lactobacillus sp. Susu skim adalah jenis yang ketiga. Susu skim mengandung energi yang lebih rendah dibandingkan dengan jenis susu lainnya, dikarenakan kandungan lemak yang terdapat dalam susu ini telah diambil untuk dijadikan bahan pembuatan mentega.

Susu termasuk minuman anti kariogenik, dikarenakan kandungan kalsiumnya yang cukup tinggi dibandingkan kandungan mineral lainnya. Dibandingkan dengan kandungan glukosa yang terkandung dalam susu pun, mineral kalsium jumlahnya jauh lebih tinggi, sehingga susu digolongkan sebagai minuman anti kariogenik (Legowo, 2002).

b. Teh

Teh merupakan salah satu bahan minuman yang diambil dari pucuk muda daun teh (Camellia sinensis) (Towaha, 2013).

Teh diklasifikasikan menjadi 4 jenis, yaitu teh hijau (green tea), teh hitam (black tea), teh oolong (oolong tea), dan teh putih (white tea). Teh adalah jenis minuman yang paling banyak dikonsumsi setelah air putih, karena teh memiliki efek yang menyegarkan bagi peminumnya (BALITTRI, 2012).


(29)

Kandungan kimia dalam daun teh dapat digolongkan menjadi 4 golongan, yang pertama yaitu golongan fenol, golongan bukan fenol, golongan aromatik dan golongan enzim.

Golongan fenol terdiri katekin dan flavanol. Golongan bukan fenol termasuk karbohidrat yang terdiri dari sukrosa, glukosa, dan fruktosa. Kandungan lain yang terdapat pada golongan bukan fenol adalah alkaloid, asam-asam amino, klorofil dan zat warna lainnya, asam organik seperti asam oksalat, asam suksinat, asam malat, dan asam sitrat. Selain kandungan tersebut, teh juga memiliki kandungan mineral. Jenis mineral yang terkandung seperti Na, K, Mg, Ca, F, Zn, Mn, Cu, dan Se. Kandungan mineral F (Fluor) lebih banyak dibandingkan dengan kandungan mineral lainnya, yang memiliki fungsi penting dalam menguatkan dan mempertahankan gigi agar gigi terlindungi dari karies.

Golongan aromatik dalam teh ini mempunyai peran penting dalam menentukan kualitas teh. Banyak macam senyawa aromatik yang sudah teridentifikasi di dalam kandungan teh, salah satu contoh dari senyawa aromatik tersebut adalah linalool.

Golongan enzim yang terkandung dalam teh seperti invertase, protease, amilase, dan peroksidase. Enzim-enzim yang terkandung dalam teh tersebut berperan sebagai biokatalisator untuk setiap reaksi kimia yang terjadi di dalam tanaman (Towaha, 2013).


(30)

c. Soda

Selain susu, minuman yang digemari anak-anak adalah minuman berkarbonasi atau minuman bersoda. Soda mengandung CO2 yang dapat menimbulkan sensasi segar saat diminum, tetapi juga dapat menimbulkan suasana asam dalam mulut (Setyaningsih & Wibisono, 2010).

Kandungan dari soda sebagian besar adalah air berkarbonasi tersebut, bahan pemanis, pewarna, zat asam, dan bahan pengawet. Bahan pemanis yang digunakan pada pembuatan soda ini terdiri dari dua jenis bahan pemanis, yang pertama adalah pemanis natural yaitu gula pasir, dan pemanis buatan atau sintetik yaitu sakarin. Zat pewarna digunakan untuk menambah daya tarik dari minuman bersoda. Kandungan zat asam dalam soda berfungsi sebagai memberikan rasa asam pada minuman sekaligus sebagai pengawet. Beberapa contoh asam yang digunakan adalah asam malat, asam sitrat dan asam fumarat (Chandra, 2009).

4. Uji Kekerasan Email

Berbagai macam kandungan yang terdapat di dalam tiga jenis minuman tersebut memiliki efek masing-masing terhadap kekerasan lapisan email gigi.


(31)

Kekerasan pada suatu material diartikan sebagai kemampuan suatu material tertentu untuk menahan penetrasi suatu benda keras (indenter). Nilai suatu kekerasan tergantung pada metode yang digunakan untuk mengevaluasi tingkat kekerasan tersebut (McCabe & Walls, 2008). Sejumlah tes yang sering digunakan untuk menguji kekerasan suatu material pada kedokteran gigi adalah Barcol, Brinell, Rockwell, Shore, Vickers, dan Knoop (Anusavice, 2003).

Metode Brinell menggunakan indenter berbentuk seperti bola, metode Vickers dan Knoop menggunakan indenter berbentuk piramid, sedangkan metode Rockwell menggunakan indenter berbentuk kerucut (Noort, 2007).

Metode Brinell atau dapat disingkat BHN (Brinell Hardness Number), metode ini adalah suatu metode lama yang sudah sering digunakan untuk mengukur kekerasan bahan metal dan alloy yang sering digunakan dalam kedokteran gigi. Contohnya seperti kawat, kekerasan tumpatan bahan amalgam, dan lain sebagainya (Powers & Sakaguchi, 2006).

Metode Rockwell mengukur kedalaman dari jejas penetrasi dari indenter. Indenter yang digunakan pada metode Rockwell berupa kerucut atau bola yang mempunyai beberapa ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur berbagai jenis material. Satuan ukur yang digunakan untuk metode Rockwell adalah RHN. Satu kelemahan dari metode Rockwell yaitu


(32)

memakan waktu lebih lama dibandingkan dengan metode lain. Kekurangan yang sama dari metode Brinell dan Rockwell adalah keduanya tidak dapat digunakan untuk mengukur kekerasan dari material yang mempunya sifat mudah pecah (Anusavice, 2003).

Metode Knoop dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pengujian kekerasan menggunakan mikro-indentasi. Satuan ukur yang digunakan adalah KHN (Knoop Hardness Number). Metode ini cocok jika digunakan untuk menguji kekerasan dari meterial berbahan plastik tipis atau lembaran metal, metode ini juga cocok untuk menguji suatu material yang mempunyai sifat brittle atau mudah pecah (Powers & Sakaguchi, 2006)

Penggunaan metode Vickers menggunakan indenter yang berbentuk kotak seperti basis sebuah piramid. Metode ini hampir sama dengan metode Knoop, dapat menguji kekerasan material yang mempunyai sifat mudah pecah seperti struktur gigi (email dan dentin). Metode ini juga sangat berguna untuk menguji kekerasan material yang sangat keras dengan area yang kecil (Powers & Sakaguchi, 2006).


(33)

Gambar 2. Penampang Indenter

(Sumber : Applied Dental Material, McCabe & Walls, 2008)

Gambar 2 menunjukkan penampang indenter dari metode Brinell,

Vickers, dan Knoop. Penampang metode Vickers yang terlihat semakin ke kanan semakin mengecil tersebut menandakan bahwa semakin kecil penampang yang terlihat menandakan semakin keras suatu benda yang diuji, begitu pula sebaliknya.

Metode yang terakhir dari uji kekerasan ini adalah Shore dan

Barcol. Metode ini biasa digunakan untuk menguji material berbahan dasar karet atau plastik pada dental material (Anusavice, 2003). Contohnya seperti menentukan kekerasan dari elastomer.

Kesimpulannya, dari keenam jenis pengukuran kekerasan tersebut dapat digolongkan menjadi 2 golongan yaitu Macro Hardness Tester yaitu metode Rockwell dan Brinell dan golongan Micro Hardness Tester yaitu


(34)

metode Knoop dan Vickers. Pengukuran yang sesuai untuk mengukur atau menguji tingkat kekerasan lapisan email gigi adalah menggunakan Micro Hardness Tester menggunakan metode Vickers.


(35)

B. Landasan Teori

Gigi desidui adalah gigi yang pertama kali muncul di dalam rongga mulut anak, yang nantinya akan digantikan dengan gigi permanen. Gigi desidui memiliki beberapa struktur yang berbeda dengan gigi permanen, pada gigi desidui memiliki ketebalan lapisan email yang lebih tipis dari gigi permanen. Hal ini yang menyebabkan beberapa contoh minuman yang digemari anak seperti susu, teh, dan soda yang kandungan dari masing-masing minuman tersebut dapat mempengaruhi kekerasan lapisan email gigi desidui. Bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh dari ketiga jenis minuman tersebut pada lapisan email gigi desidui, maka dilakukan pengukuran kekerasan lapisan email sebelum dan sesudah gigi desidui mendapatkan perlakuan.

Pengukuran lapisan email gigi desidui dapat menggunakan uji kekerasan Micro Vickers Hardness Tester. Uji kekerasan menggunakan

Micro Vickers Hardness Tester inilah yang cocok untuk mengukur kekerasan email dibandingkan menggunakan metode uji kekerasan lainnya. Setelah uji kekerasan dilakukan dapat diketahui ada atau tidaknya perbedaan pada kekerasan email. Adanya pengaruh salah satu kandungan dari beberapa minuman tersebut, yang dapat mengurangi kekerasan email gigi desidui.


(36)

C. Kerangka Konsep

: Variabel yang tidak diteliti : Variabel diteliti

Gambar 3. Kerangka Konsep

Fluor

Mempengaruhi kekerasan email gigi desidui

Menyebabkan perbedaan kekerasan email gigi desidui

Zat Asam Kalsium

Asam Organik Glukosa

Terdemineralisasi

Melibatkan Bakteri

Gigi Desidui

Jenis demineralisasi

Melibatkan Zat Asam

Susu Teh

Erosi Gigi

Substrat


(37)

D. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, maka hipotesis pada penelitian ini adalah :

Terdapat perbedaan kekerasan email gigi desidui antara sebelum dan sesudah dilakukan perendaman dengan beberapa jenis minuman yang diteliti yaitu susu, teh, dan soda.


(38)

A. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah jenis penelitian ekperimental laboratoris, dimana peneliti memberi perlakuan terhadap sampel penelitian, dan perubahan yang akan timbul dari pemberian perlakuan terhadap sampel akan dianalisis.

B. Tempat dan Waktu

1. Tempat

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Bahan Teknik, Fakultas Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

2. Waktu

Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2015 - Maret 2016.

C. Sampel Penelitian

Sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah gigi desidui dengan syarat yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 6 gigi.

Banyak sampel yang digunakan dalam penelitian ini didapatkan berdasarkan penghitungan sampel menggunakan Rumus Federer (1963) :


(39)

Keterangan :

t = banyak kelompok perlakuan r = jumlah replikasi (jumlah sampel) Aplikasi rumus :

Banyak kelompok perlakuan (t) dalam penelitian ini sebanyak 4 (t-1)(r-1) ≥ 15

(4-1)(r-1) ≥ 15 (3)(r-1) ≥ 15 3r-3 ≥ 15 3r ≥ 18 r ≥ 6

r ≈ 6`

Berdasarkan perhitungan rumus di atas, minimal jumlah sampel yang dibutuhkan di dalam penelitian ini sebanyak 6 sampel gigi desidui setiap kelompok perlakuan. Pada penelitian ini terdapat 4 kelompok perlakuan, sehingga jumlah total sampel yang dibutuhkan sebanyak 24 gigi desidui.

D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

1. Kriteria Inklusi

a. Gigi desidui bagian anterior rahang atas maupun rahang bawah b. Gigi desidui tanpa fraktur mahkota


(40)

2. Kriteria Eksklusi

a. Gigi desidui dengan akumulasi kalkulus pada bagian mahkota b. Gigi desidui dengan anomali struktur

c. Gigi desidui dengan anomali morfologi

E. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel Pengaruh

a. Susu cair dengan nama dagang Frisian Flag rasa coklat b. Teh dengan nama dagang Teh Kotak

c. Soda dengan nama dagang Fanta 2. Variabel Terpengaruh

a. Kekerasan email gigi desidui 3. Variabel Kontrol

a. Aquades 4. Variabel Terkendali

a. Jenis susu yang digunakan adalah susu cair sediaan dalam kemasan kotak dengan rasa coklat dengan nama dagang Frisian Flag

b. Jenis teh yang digunakan adalah teh sediaan dalam kemasan kotak dengan nama dagang Teh Kotak

c. Jenis soda yang digunakan adalah minuman berkarbonasi dalam kemasan dengan nama dagang Fanta


(41)

d. Waktu perendaman gigi desidui adalah 45 menit e. Kekerasan awal email gigi desidui

5. Variabel Tidak Terkendali a. Suhu minuman b. Umur gigi desidui

F. Definisi Operasional

a. Susu adalah minuman dalam kemasan siap saji olahan pabrik berbahan dasar dari susu sapi murni dalam sediaan cair dengan perasa coklat. b. Soda adalah minuman ringan berkarbonasi dalam kemasan siap saji

dengan perasa stroberi.

c. Teh adalah minuman dalam kemasan siap saji olahan pabrik berbahan dasar air rebusan daun teh.

d. Gigi desidui adalah gigi yang tumbuh pada rongga mulut anak yang didapat dari hasil pencabutan bagian anterior rahang atas dan rahang bawah tanpa anomali struktur dan morfologi serta dalam keadaan yang utuh tanpa fraktur mahkota dan bebas dari karies.

e. Kekerasan email adalah sifat fisik yang dimiliki oleh email gigi yang tingkat kekerasannya dapat diukur dengan menggunakan alat Micro Vickers Hardness Tester dan didapatkan hasil dalam satuan HV (Hardness Vickers).


(42)

G. Instrumen Penelitian

1. Alat :

a. Micro Vickers Hardness Tester dengan nama dagang Boehler

b. Wadah plastik c. Timer

d. Spidol permanen

e. Wadah pencetak es batu f. Malam

g. Pinset h. Tissue

i. Hand scoone

j. Amplas k. Mangkok kaca l. Stick pengaduk m. pensil

2. Bahan :

a. Gigi desidui dengan kriteria inklusi

b. Susu cair Frisian Flag dengan perasa coklat c. Fanta

d. Teh kotak

e. Aquades


(43)

H. Cara Kerja

Cara kerja pada penelitian ini terdiri dari 2 tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan.

1. Tahap Persiapan

a. Mengurus surat izin penelitian b. Menyiapkan alat dan bahan

c. Menyiapkan sampel yang dibutuhkan 2. Tahap Pelaksanaan

a. Menyiapkan tempat penanaman sampel, menggunakan malam yang sudah dibentuk bulatan kecil kemudian diletakkan dan ditekan perlahan agar malam mengisi seluruh bagian bawah cetakan es batu,

b. Menanam sampel pada malam, dengan menggunakan pinset meletakkan bagian labial dari sampel gigi dan dibenamkan ke dalam malam, sehingga yang tertanam hanya bagian labial dari sampel,

c. Membuat media penanaman gigi, yang didapat dari pencampuran resin dan katalis secukupnya lalu diaduk hingga homogen dalam mangkok kaca menggunakan stick pengaduk, media penanaman ini berguna sebagai bantalan untuk mengisolasi seluruh bagian gigi kecuali bagian yang akan diteliti yaitu bagian labial,


(44)

d. Menuang resin ke dalam wadah pencetak es batu yang sudah tertanam sampel gigi di dalamnya hingga seluruh bagian gigi tertutupi, lalu tunggu hingga resin mengeras sempurna,

e. Melepaskan cetakan resin dari wadah pencetak es batu,

f. Membersihkan sisa-sisa malam yang menempel pada resin dan sampel gigi dengan menggunakan tissue,

g. Mengukur kekerasan email gigi desidui sebelum dilakukan perlakuan menggunakan alat Micro Vickers Hardness Tester, h. Mencatat hasil yang didapatkan dari uji kekerasan pada

keseluruhan sampel sebelum dilakukan perlakuan,

i. Meletakkan sampel yang akan direndam dengan variabel pengaruh dan variabel kontrol yang meliputi susu, teh, fanta, dan aquades ke dalam wadah plastik,

j. Menuangkan masing-masing variabel ke dalam wadah plastik hingga seluruh sampel terendam,

k. Merendam gigi desidui pada masing – masing larutan selama 45 menit menggunakan timer penghitung waktu mundur,

l. Mengeringkan sampel dari masing-masing larutan dengan tissue, m. Mengukur kembali kekerasan email gigi desidui,

n. Mencatat hasil yang didapat,

o. Membandingkan data yang didapat pada saat sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan,


(45)

p. Mengolah dan menganalisa data q. Mendapatkan hasil dan kesimpulan.

Berikut adalah cara mengoprasikan alat pengukur kekerasan mikro (Micro Vickers Hardness Tester :

1. Menghidupkan alat dengan menyambungkannya ke listrik dan menekan tombol ON pada alat,

2. Mengatur beban tekan yang akan diaplikasikan (pada penelitian ini menggunakan beban 100 gram),

3. Mengatur lama penekanan yang akan dilakukan (pada penelitian ini menggunakan waktu tekan 20 detik),

4. Meletakkan sampel yang akan teliti di meja obyek di bawah mikroskop,

5. Memberi warna pada permukaan gigi yang akan diteliti menggunakan pensil untuk mempermudah mencari fokus pada permukaan sampel,

6. Mencari fokus pada sampel dengan cara memutar tuas mikroskop dan melihatnya pada lensa okuler,

7. Setelah menemukan fokus, kemudian mengganti mikroskop dengan indenter dengan cara diputar ke arah kiri,


(46)

8. Menekan tombol “start” untuk memulai proses indenting atau penekanan dengan beban dan waktu yang telah diatur sebelumnya, tunggu hingga lampu indikator mati,

9. Mengubah kembali indenter dengan mikroskop kemudian mencari dan melihat bekas indentasi yang tadi dilakukan, yaitu berupa berkas berbentuk seperti piramida,

10.Mengukur diameter 1 yang berupa garis horizontal yang terbentang dari satu sudut piramid ke sudut lainnya, dengan cara memutar tuas angka yang terletak dekat dengan lensa okuler hingga garis ukur terletak pada titik paling ujung dari garis diameter 1,

11.Memutar lensa okuler untuk mengukur diameter 2 yang berupa garis vertikal yang terbentang dari satu sudut piramid ke sudut lainnya,


(47)

I. Alur Penelitian

Gambar 4. Alur Penelitian

Sampel gigi yang sesuai kriteria inklusi

Sampel gigi ditanam dalam campuran resin dan katalis

Sebelum dilakukan perlakuan, gigi diukur kekerasan emailnya menggunakan Micro

Vickers Hardness Tester

Kelompok 1 direndam dengan aquades selama 45

menit

Kelompok 2 direndam dengan

susu selama 45 menit

Kelompok 3 direndam dengan

teh selama 45 menit

Kelompok 4 direndam dengan

soda selama 45 menit

Setelah dilakukan perlakuan, gigi diukur kekerasan emailnya menggunakan Micro Vickers

Hardness Tester

Data

Analisis Data


(48)

J. Analisa Data

Data yang didapat dari hasil penelitian ini akan diuji kenormalitasannya menggunakan Shapiro Wilk karena jumlah sampel yang digunakan pada penelitian berjumlah kurang dari 50 sampel, dan diuji hogomenitasnya. Jika didapat hasil dari kedua uji tersebut normal dan homogen, kemudian dianalisa menggunakan one-way ANOVA dan jika didapatkan distribusi tidak normal menggunakan Kruskal-Wallis.


(49)

37 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Pengukuran Nilai Kekerasan

Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui besar nilai kekerasan gigi desidui sebelum dan sesudah perendaman pada beberapa variabel yaitu aquades sebagai variabel kontrol dan sebagai variabel pengaruh adalah susu, teh, dan soda. Didapatkan nilai diameter satu dan diameter dua pada hasil pengukuran menggunakan Micro Hardness Tester Machine

yang kemudian dihitung menggunakan rumus :

Keterangan :

VHN = Vickers Hardness Number P = Beban yang diberikan (100 gr)

d = panjang diagonal rata-rata hasil indentasi (mm)

Setelah dihitung menggunakan rumus di atas, didapatkan nilai hasil kekerasan sebelum dan sesudah perendaman. Hasil perhitungan sebelum dan sesudah dari tiap-tiap kelompok perlakuan kemudian dicari selisihnya dan kemudian dirata-rata.

VHN = 1.854 x P

d

2


(50)

Berikut adalah tabel hasil rerata hasil nilai sebelum dan sesudah perendaman :

Tabel 1. Rerata Nilai Hasil Perendaman

Aquades Susu Teh Soda

Sebelum 0.29 0.27 0.27 0.28

Sesudah 0.29 0.46 0.39 0.21

Selisih 0.01 0.19 0.12 -0.07

Tabel 1. menunjukkan nilai perubahan kekerasan antara sebelum dan sesudah perendaman setelah dirata-rata dan pada baris selisih menunjukkan angka rerata dari selisih antara sebelum dan sesudah. Nilai rerata selisih yang didapatkan pada perendaman dalam susu adalah 0.19, pada perendaman dalam teh didapatkan 0.12, serta dalam perendaman soda yaitu -0.07.

Rerata selisih hasil uji yang didapatkan pada perendaman dalam susu dan teh bernilai positif (+) yang menandakan adanya peningkatan nilai kekerasan, sedangkan pada perendaman dalam soda didapatkan nilai rerata yang negatif (-) yang menandakan adanya penurunan nilai kekerasan.

Semua data yang telah didapat dari pengukuran kekerasan sebelum dan sesudah perendaman kemudian dianalisis dengan uji normalitas diikuti dengan uji homogenitas, dan terakhir uji One-Way Anova.


(51)

2. Uji T Berpasangan

Uji T berpasangan pada penelitian ini dilakukan untuk memenuhi tujuan khusus dari penelitian ini yaitu mengetahui perbedaan kekerasan email gigi antara sebelum dan sesudah perendaman dalam masing-masing variabel pengaruh.

Hasil uji t berpasangan antara sebelum dan sesudah perendaman dalam susu, teh, dan soda adalah seperti yang tertera pada tabel di bawah ini :

Tabel 2. Hasil Uji T Berpasangan

Sampel yang direndam dengan susu mengalami perubahan nilai kekerasan yang signifikan, dilihat dari nilai signifikan pada tabel di atas ialah p=0.000 yang menandakan p<0.05 dan berarti nilai kekerasan sebelum dan sesudah perendaman dalam susu berubah secara signifikan.

Variabel pengaruh yang ke dua adalah teh, hasil uji t berpasangan antara sebelum dan sesudah perendaman dalam teh yang tertera pada tabel di atas menunjukkan nilai signifikansi p=0.010 yang menandakan juga p<0.05 dan berarti terdapat pula perubahan nilai kekerasan yang signifikan antara sebelum dan sesudah perendaman dalam teh.

Paired Differences

Sebelum-Sesudah Mean Std. Deviation df Sig. (2-tailed)

Susu -0.193 0.045 5 0.000

Teh -0.116 0.070 5 0.010


(52)

Variabel pengaruh yang ke tiga adalah soda. Hasil uji t berpasangan pada perendaman dalam soda ini menunjukkan nilai signifikansi sebesar p=0.019 seperti yang tertera pada tabel hasil, yang menunjukkan bahwa nilai p<0.05 dan berarti nilai kekerasan gigi desidui antara sesudah dan sebelum perendaman dalam soda mengalami perubahan yang signifikan.

Dilihat dari hasil uji t berpasangan, nilai signifikansi dari seluruh variabel pengaruh adalah p<0.05 yang menandakan ketiga variabel tersebut mempunyai perubahan yang signifikan antara sebelum dan sesudah perendaman.

Setelah uji t berpasangan dilakukan, selanjutnya akan dilakukan uji normalitas untuk mengetahui normal atau tidaknya sampel yang diuji.

3. Uji Normalitas Data

Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji

Shapiro-Wilk karena jumlah sampel yang digunakan kurang dari 50 sampel. Jika p>0.05 maka data dikatakan memiliki distribusi yang normal.

Uji normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk, menunjukkan bahwa nilai signifikansi pada keempat kelompok sampel yang diuji yaitu pada aquades dengan nilai p=0.823, pada susu dengan nilai p=0.441, pada teh dengan nilai p=0.669, dan pada soda dengan nilai p=0.380 yang


(53)

menunjukkan keempat kelompok ini memiliki nilai p>0.05, yang artinya keempat kelompok ini terdistribusi secara normal.

4. Uji Homogenitas Data

Uji yang dilakukan selanjutnya adalah uji homogenitas data. Uji homogenitas ini bertujuan untuk menguji apakah sampel memiliki variansi yang sama.

Dari hasil uji homogenitas ini, jika nilai p>0.05 berarti sampel homogen, nilai signifikansi yang didapatkan dari hasil uji homogenitas variansi p=0.512 . Sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel terdistribusi secara homogen.

Uji yang akan digunakan selanjutnya adalah uji statistik Anova dengan syarat jika hasil dari kedua uji normalitas dan uji homogenitas berdistribusi normal dan homogen, maka akan dilanjutkan dengan uji Anova. Tetapi jika salah satu syarat tidak terpenuhi, maka akan dilanjutkan dengan uji Kruskal-Wallis.

5. Uji One-Way Anova

Uji selanjutnya menggunakan uji One-Way Anova, dikarenakan pada hasil uji normalitas dan homogenitas yang telah dilakukan sebelumnya, didapatkan nilai signifikansi yang menandakan bahwa sampel pada penelitian terdistribusi secara normal dan homogen. Pada uji


(54)

One-Way Anova ini, jika nilai p<0.05 mempunyai arti bahwa terdapat perubahan yang signifikan pada kekerasan sampel yang diuji. Hasil dari uji ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3. Hasil Uji One-Way Anova

df Mean Squares Sig.

Between Groups 3 0.081 0.000

Within Groups 20 0.003

Total 23

Dari tabel hasil uji tersebut, didapatkan nilai p=0.000 yang artinya nilai p<0.05 yang menandakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan sesudah dilakukan perlakuan pada seluruh sampel, tetapi belum dapat diketahui dengan pasti perbedaan-perbedaan pengaruh diantara keempat kelompok sampel tersebut, oleh karena itu dilakukan uji lebih lanjut berupa uji LSD (Least Significant Differences).

6. Uji LSD (Least Significant Differences)

Hasil uji LSD dilakukan untuk mengetahui tingkat nilai signifikansi antar variabel satu dan lainnya yang diujikan pada penelitian ini. Berikut tabel hasil uji LSD :


(55)

Tabel 4. Hasil Uji LSD

*

*Perbedaan rata-rata adalah signifikan pada tingkat 0.05

Dari tabel hasil uji LSD di atas diketahui nilai signifikansi hubungan antar masing-masing variabel, dan dapat disimpulkan bahwa hubungan antar masing-masing variabel memiliki perbedaan yang signifikan dikarenakan semua nilai signifikansi yang tertera pada tabel hasil uji LSD bernilai p<0.05.

B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kekerasan email gigi desidui antara sebelum dan sesudah direndam dengan tiga variabel berbeda, yaitu susu, teh, dan soda. Penelitian ini dilakukan dengan

kelompok kelompok

Mean

Difference Std. Error Sig.

Aquades Susu -0.185* 0.03075 0.000

Teh -0.110* 0.03075 0.002

Soda 0.076* 0.03075 0.022

Susu Aquades 0.185* 0.03075 0.000

Teh 0.075* 0.03075 0.024

Soda 0.261* 0.03075 0.000

Teh Aquades 0.110* 0.03075 0.002

Susu -0.075* 0.03075 0.024

Soda 0.186* 0.03075 0.000

Soda Aquades -0.076* 0.03075 0.022

Susu -0.261* 0.03075 0.000


(56)

merendam sampel gigi desidui dengan tiga variabel berbeda, yaitu susu, teh, dan soda selama 45 menit. Hasil uji kekerasan menggunakan alat

Micro Vickers Hardness Testing Mechine yang terdapat di laboratorium bahan, Fakultas Tehnik Mesin, Universitas Gadjah Mada, mendapatkan nilai dua diameter yang terbentuk dari hasil uji sebelum dan sesudah perendaman. Nilai diameter-diameter tersebut kemudian dihitung menggunakan rumus kekerasan dan didapatkan nilai kekerasan sebelum dan sesudah perlakuan. Nilai-nilai kekerasan tersebut dicari selisihnya dan kemudian dirata-rata dan dianalisa.

Hasil analisa menggunakan uji One-Way Anova menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kekerasan yang signifikan diantara ketiga variabel yang diuji. Perbedaan tersebut berupa adanya kenaikan dan penurunan nilai kekerasan pada sampel yang diteliti. Kenaikan nilai kekerasan ini didapat pada sampel yang direndam dalam susu dan teh, sedangkan sampel yang direndam dalam soda mengalami penurunan nilai kekerasan. Hasil ini sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan kekerasan email gigi desidui antara sebelum dan sesudah perendaman pada beberapa jenis minuman yang diteliti yaitu susu, teh, dan soda.

Kenaikan nilai kekerasan pada sampel yang direndam dengan susu dan teh ini disebabkan oleh kandungan mineral-mineral yang dibutuhkan untuk proses remineralisasi gigi cukup tinggi, sedangkan faktor pendukung


(57)

demineralisasi disini yaitu kandungan sukrosa dan glukosa terkandung dalam kadar yang cukup rendah, hal ini lah yang mempengaruhi kenaikan nilai kekerasan email gigi tersebut.

Susu yang digunakan dalam penelitian ini memiliki beberapa kandungan yang berpengaruh dalam proses kenaikan nilai kekerasan email gigi, salah satunya adalah kandungan kalsium yang cukup tinggi di dalam susu, dan dengan pH susu yang tergolong netral (6.73). Beberapa faktor erosi gigi yang mempengaruhi nilai kekerasan email yaitu jumlah konsentrasi ion kimia yang terkandung dalam minuman dan dengan adanya pengaruh pH merupakan salah satu indikator dari erosi gigi (Al-Khowaiter, 2009).

Kandungan mineral yang banyak terdapat pada susu salah satunya adalah kalsium yang diketahui mempunyai manfaat dalam menguatkan gigi, fosfat, dan kandungan kasein yang dapat membantu menghambat karies (Fatmawati, 2012). Dimana kandungan kalsium dan fosfat merupakan senyawa kimia yang merupakan salah satu komposisi dari kristal email, hidroksiapatit. Dengan meningkatkan jumlah konsentrasi ion-ion tersebut dan terpapar langsung pada permukaan email gigi akan menyebabkan terbentuknya lapisan jenuh pada permukaan email gigi yang membantu mencegah terlarutnya mineral kalsium hidroksiapatit, dimana proses ini secara tidak langsung akan berpengaruh pada nilai kekerasan email (Marcella, 2014).


(58)

Tidak jauh berbeda dengan susu, komposisi pada teh yang digunakan pada penelitian ini mengandung kalsium dalam kadar yang rendah didalamnya dan terdapat pula kandungan yang berperan dalam meningkatkan nilai kekerasan email gigi, yaitu kandungan mineral fluor

yang cukup tinggi, dimana fluor juga berperan dalam membantu mempertahankan gigi dari serangan karies (Towaha, 2013). Terjadinya proses kembalinya mineral-mineral penting pembentuk gigi, contohnya kalsium dan fluor, menjadi ikatan hidroksiapatit pada email gigi atau proses remineralisasi ini adalah proses penting yang akan membantu terbentuknya lapisan jenuh pada gigi dan secara tidak langsung dapat memberi pengaruh yang signifikan pada kekerasan gigi (Widyaningtyas, dkk., 2014).

Penurunan nilai kekerasan yang terjadi pada sampel yang direndam dengan soda dikarenakan minimnya faktor-faktor mineral pendukung remineralisasi yang terkandung dalam minuman soda ini, ditambah lagi dengan banyaknya faktor pendukung proses demineralisasi yang terkandung dalam soda. Contoh kandungan dalam soda yang mendukung proses demineralisasi yaitu pH soda yang digunakan dalam penelitian ini tergolong rendah (pH=3) serta zat asam yang berperan sebagai pemberi rasa asam dan sekaligus sebagai pengawet pada minuman ini (Chandra, 2009). Kandungan zat asam yang terkandung dalam minuman soda ini juga dapat menciptakan suasana asam dalam rongga mulut setelah


(59)

dikonsumsi (Setyaningsih & Wibisono, 2010). Berkontaknya gigi secara langsung dengan minuman yang memiliki pH yang rendah akan lebih mempermudah terlarutnya kristal email gigi, hal ini dikarenakan dengan penurunan pH yang signifikan. Soda mempunyai pH yang rendah dan kaya akan ion hidrogen, dimana ion hidrogen ini akan cenderung mengikat gugus hidroksil yang terdapat pada kristal email untuk membentuk H2O. Reaksi tersebut dijabarkan sebagai berikut (Marcella, 2014) :

Terikatnya gugus hidroksil dapat menyebabkan rusaknya ikatan ion hidroksiapatit pada gigi yang akan menyebabkan kristal enamel menjadi larut. Hilangnya sebagian atau seluruh mineral email inilah yang biasa disebut dengan demineralisasi (Widyaningtyas, dkk., 2014).

Hasil pengukuran yang telah dilakukan menunjukkan adanya perubahan pada ketiga kelompok sampel yang diuji antara sebelum dan sesudah perlakuan, pada kelompok sampel yang direndam dalam susu memiliki nilai p=0.000, kemudian perendaman dalam teh dengan nilai sigifikansi p=0.010, dan perendaman dalam soda dengan nilai signifikansi p=0.019.

Ca

10

(PO

4

)

6

(OH)

2

↔10Ca

2+

+ 6PO

4 3+

+ 2OH

-


(60)

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian perbedaan kekerasan email gigi desidui antara sebelum dan sesudah dilakukan perendaman dengan beberapa jenis minuman yang diteliti yaitu susu, teh, dan soda, dapat disimpulkan bahwa :

1. Terdapat perbedaan kekerasan email gigi desidui antara sebelum dan sesudah perendaman dengan beberapa jenis minuman yang diteliti yaitu susu, teh, dan soda.

2. Kenaikan nilai kekerasan terjadi pada kelompok gigi desidui yang direndam dengan susu dan teh.

3. Penurunan nilai kekerasan terjadi pada kelompok gigi desidui yang direndam dengan soda.

B. Saran

1. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai perbedaan kekerasan email gigi desidui dengan menggunakan variabel pengaruh yang berbeda.

2. Dapat dilakukan penelitian serupa menggunakan gigi desidui dan salah satu variabel yang sama dengan waktu perendaman yang berbeda.


(61)

49

Kekerasan Enamel. dentika Dental Journal, 15, 67-70.

Adyatmaka, I. (2008). Model Simulator Resiko Karies Gigi pada Anak Prasekolah. Al-Khowaiter, S. (2009). In-vitro study on the erosive potential of milk products on

enamel structure of deciduous and permanent teeth. Thesis , 1-43.

Anusavice, K. J. (2003). Mechanical Properties of Dental Materials. Dalam Phillis' Science of Dental Materials (11 ed., hal. 96). Saunders.

Bakar, A. (2012). Kedokteran Gigi Klinis (2nd ed.). Yogyakarta: CV. Quantum Sinergis Media.

BALITTRI : Badan Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar. (2012, November 29). Dipetik April 14, 2015, dari Mengenal 4 Macam Jenis Teh:

www.balittri.litbang.pertanian.go.id/index.php/content/article/49-infotekno/159-mengenal-4-macam-jenis-teh

Barasi, M. E. (2007). At a Glance. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Barclay, S. (2009). Conservative Dentistry. Dalam Master Dentistry (Vol. 2, hal. 100). Elsevier.

Beek, G. C. (1996). Morfologi Gigi (2 ed.). Jakarta: EGC.

Chandra, E. M. (2009). Kajian Ekstensifikasi Barang Kena Cukai pada Minuman Ringan Berkarbonasi. Universitas Indonesia, Jakarta.

Deery, C., & Toumba, K. J. (2005). Diagnosis and prevention of dental caries. Dalam R. Welbury, M. Duggal, & M. Hosey, Paediatric Dentistry (hal. 112-113). New York: Oxford University Press.

Dolan, J. (2008). Mosby's Dental Dictionary. Mosby Elsevier.

Edelstein, B., Chinn, C., & Laughlin, R. (2009). Early childhood caries : Definition and epidemiology. Dalam J. Berg, & R. Slayton, Early Childhood Oral Health (hal. 31-32). Wiley-Blackwell.


(62)

Fatmawati, H. (2012). Jendela Husada. Gigi, Pintu Gerbang Kesehatan Buah Hati Kita , hal. 11-13.

Fejerskov, O., Kidd, E. A., Nyvad, B., & Baelum, V. (2008). Defining the disease : an introduction. Dalam Dental Caries : The Disease and Its Clinical Management (hal. 4). Blackwell Munksgaard.

Kidd, E. A., & Joyston-Bechal, S. (2012). Dasar-Dasar Karies Penyakit dan Penanggulangan. Jakarta: EGC.

Kidd, E. A., Amerongen, J. P., & Amerongen, W. E. (2008). The role of operative treatment in caries control. Dalam Dental Caries : The Disease and Its Clinical Management (hal. 361-362). Blackwell Munksgaard.

Legowo, A. (2002). Sifat Kimiawi, Fisik, dan Mikrobiologis Susu. Semarang. Marcella, M. (2014). Effect of coffee, tea, and milk consumption on tooth surface

hardness (In vitro study). Jurnal PDGI , 14-18.

Marsh, P. D., & Nyvad, B. (2008). The Oral Microflora and biofilm on Teeth. Dalam

Dental Caries : The Disease and Its Clinical Management (hal. 166). Blackwell Munksgaard.

McCabe, J. F., & Walls, A. W. (2008). Applied Dental Materials (9 ed.). Blackwell Munksgaard.

Noort, R. v. (2007). Introducing to Dental Materials (3 ed.). Mosby Elsevier.

Nurafifah, D. (2013). Hubungan Perilaku Pencegahan Karies Gigi dan Kejadian Karies Gigi Pada Anak di Dusun Sumberpanggang Desa Lopang Kecamaan Kembangbahu Kabupaten Lamongan. Surya, 01 (XIV), 51-57.

Oktrianda, B. (2011). Hubungan Waktu, Teknik Menggosok Gigi dan Jenis Makanan yang Dikonsumsi dengan Kejadian Karies Gigi pada Murid SDN 66 Payakumbuh di Wilayah Kerja Puskesmas Lampasi Payakumbuh Tahun 2011. Panigoro, S., Pangemanan, D., & Juliantri. (2015). Kadar Kalsium Gigi yang Terlarut

Pada Perendaman Minuman Isotonik. Jurnal e-Gigi .

Powers, J. M., & Sakaguchi, R. L. (2006). Craig's Restorative Dental Materials (12th ed.). Mosby Elsevier.


(63)

Prasetya, R. C. (2008). Perbandingan Jumlah Koloni Bakteri Saliva Pada Anak-Anak Karies dan Non-Karies Setela Mengkonsumsi Minuman Berkarbonasi.

Indonesian Journal of Dentistry , 65-70.

Prasetyo, E. A. (2005). Keasaman Minuman Ringan Menurunkan Kekerasan Permukaan Gigi. Dental Journal, 38, 60-63.

Rosidi, A., Haryani, S., & Adimayanti, E. (2013). Hubungan Antara Konsumsi Makanan Kariogenik dengan Kejadian Karies Gigi pada Anak SDN 1 Gogodalem Kec. Bringin Kab. Semarang. Akper Ngudi Waluyo Ungaran. Saleh, E. (2004). Dasar Pengolahan Susu dan Hasil Ikutan Ternak.

Sediaoetama, A. D. (2004). Ilmu Gizi untuk mahasiswa dan profesi. Jakarta: Dian Rakyat.

Setyaningsih, M., & Wibisono, G. (2010). Perbedaan Tingkat Sensitivitas Dentin pada Berbagai Tingkat Frekuensi Konsumsi Minuman Bersoda.

Sibarani, Y. A. (2011, November). Demineralisasi dan Remineralisasi Gigi.

Silva, J. S., Baratieri, L., Araujo, E., & Widmer, N. (2011). Dental Erosion: Understanding This Pervasive Condition. Journal of Esthetic and Restorative Dentistry , 205-216.

Soesilo, D., Santoso, R. E., & Diyatri, I. (2005). Peranan Sorbitol Dalam Mempertahankan kestabilan pH Saliva Pada Proses Pencegahan Karies. Dental Journal, 38, 25-28.

Syafira, G. (2012). Theobromine Effects on Enamel Surface Microhardness: In vitro.

Journal of Dentistry Indonesia , 32-36.

Syafira, G., Permatasari, R., & Wardani, N. (2012). Theobromine Effects on Enamel Surface Microhardness: In vitro. Journal of Dentistry Indonesia , 32-36.

Tamrin, M., Afrida, & Jamaluddin, M. (2014). Dampak Konsumsi Makanan Kariogenik dan Kebiasaan Menyikat Gigi Terhadap Kejadian Karies Gigi Pada Anak Sekolah. Journal of Pediatric Nursing, 01, 014-018.

Towaha, J. (2013, Desember). BALITTRI. Kandungan Senyawa Kimia Pada Daun Teh (Camellia sinensis) , hal. 12-16.


(64)

Wala, H. (2014). Gambaran Status Karies Gigi Anak Usia 11-12 tahun pada Keluarga Pemegang Jamkesmas di Kelurahan Tumatangtang I Kecamatan Tomohon Selatan.

Weiss, G., & Scheid, R. C. (2012). Woelfel's Dental Anatomy (8th ed.). USA.

Welbury, R. (2009). Paediatric dentistry. Dalam Master Dentistry (Vol. 2, hal. 173). Elsevier.

Widyaningtyas, V., Corvianindya, Y., & Barid, I. (2014). Analisis Peningkatan Remineralisasi Enamel Gigi setelah Direndam dalam Susu Kedelai Murni Menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM).

Widyaningtyas, V., Corvianindya, Y., & Barid, I. (2014). Analisis Peningkatan Remineralisasi Enamel Gigi setelah Direndam dalam Susu Kedelai Murni Menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM).


(65)

(66)

(67)

(68)

Area yang terlihat dari mikroskop setelah sampel diberikan beban seperti bentuk piramida


(69)

(70)

20 aquades 1 27 31.75 29.375 862.89 0.2149 26.5 25 26.5 25 25.750 663.0625 0.2796 bertambah keras

18 aquades 1 23 28 25.500 650.25 0.2851 25 25.5 25 25.5 25.250 637.5625 0.2908 bertambah keras

24 aquades 1 24.5 26 25.250 637.56 0.2908 23.5 26.5 23.5 26.5 25.000 625.0000 0.2966 bertambah keras

21 aquades 1 25 25 25.000 625.00 0.2966 26.5 24.25 26.5 24.25 25.375 643.8906 0.2879 melunak

23 aquades 1 26.5 23 24.750 612.56 0.3027 25.75 29 25.75 29 27.375 749.3906 0.2474 melunak

25 aquades 1 23.5 23.5 23.500 552.25 0.3357 22.25 22.75 22.25 22.75 22.500 506.2500 0.3662 bertambah keras

1 susu cair 2 29.4 29.5 29.450 867.30 0.2138 20.5 22.5 24 24 22.750 517.5625 0.3582 bertambah keras

27 susu cair 2 27.5 29.25 28.375 805.14 0.2303 24.5 27.5 18.5 20.75 22.813 520.4102 0.3563 bertambah keras

16 susu cair 2 26.9 27.4 27.150 737.12 0.2515 18 20.5 18.75 19.75 19.250 370.5625 0.5003 bertambah keras

53 susu cair 2 26.25 27.6 26.925 724.96 0.2557 19.5 20.75 20.5 20.5 20.313 412.5977 0.4493 bertambah keras

8 susu cair 2 25 25.5 25.250 637.56 0.2908 16.5 16 21 23 19.125 365.7656 0.5069 bertambah keras

40 susu cair 2 24.25 19.25 21.750 473.06 0.3919 19.5 18.5 18 13.5 17.375 301.8906 0.6141 bertambah keras

63 teh 3 30.25 28 29.125 848.27 0.2186 22.5 29.5 24.75 32.5 27.313 745.9727 0.2485 bertambah keras

56 teh 3 28 27.6 27.800 772.84 0.2399 18.5 21 21 23.25 20.938 438.3789 0.4229 bertambah keras

26 teh 3 28.25 24.5 26.375 695.64 0.2665 22 21.75 26.75 26.5 24.250 588.0625 0.3153 bertambah keras

31 teh 3 26 25.4 25.700 660.49 0.2807 20.25 21.75 21 24 21.750 473.0625 0.3919 bertambah keras

45 teh 3 24 25 24.500 600.25 0.3089 18.75 19 19.5 19 19.063 363.3789 0.5102 bertambah keras

62 teh 3 24 23.5 23.750 564.06 0.3287 21.25 20 20.5 19 20.188 407.5352 0.4549 bertambah keras

17 soda 4 28.25 28.5 28.375 805.14 0.2303 29 28 30.5 30.25 29.438 866.5664 0.2139 melunak

70 soda 4 25 28.75 26.875 722.27 0.2567 23 33 29.5 27.5 28.250 798.0625 0.2323 melunak

78 soda 4 27 25 26.000 676.00 0.2743 38.5 31 30.5 25 31.250 976.5625 0.1898 melunak

35 soda 4 27.5 23 25.250 637.56 0.2908 29 24 30.5 27.25 27.688 766.5977 0.2418 melunak

66 soda 4 25 23.5 24.250 588.06 0.3153 35.25 38 28.5 34.5 34.063 1160.2539 0.1598 melunak


(1)

The Hardness Difference of Deciduous Tooth Enamel Between Before and

After Soaking with Milk, Tea, and Soda

Perbedaan Kekerasan Email Gigi Desidui Antara Sebelum dan Sesudah

Perendaman dengan Susu, Teh, dan Soda

Putri Andini1, Atiek Driana Rahmawati2

1

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

2

Dosen Program Studi Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

ABSTRACT

Background :Caries is one of hard tissue disease that caused by the activity of many bacterias and it is signed by the present of demineralization. There are two kind of demineralization, the first is demineralization involving bacteria and demineralization involving acid agent directly. It was written in some result survey that the prevalence of caries in children is rising by the age of the children, it is

caused by some factors, there are the children’s tooth structure is thinner and also many children like to consume milk, tea, and soda. The demineralization process is

not always end up with caries in children’s tooth, but with the present of

remineralization process and with the help from its compositions, the demineralization could be inhibit or either eliminate so that the remineralization

process could happen and help to stronger the children’s tooth.

Purpose : The aim of this research is to tested the hardness difference of deciduous tooth enamel between before and after soaking in milk, tea, and soda.

Methode : The type of this research is experimental laboratory, and samples used for this research are deciduous teeth with some requirements applied the inclusion and exclusion criterias. The number of samples are six teeth for each four different variable, three are dependent variables, and one is control variable.

Result : The data from the research were analized using One-Way Anova test. The result of One-Way Anova test showed that the significancy number is p=0.000 (p<0.05), indicates that there is significant change of enamel hardness between before and after soaking in milk, tea, and soda.

Conclusion : The hardness number is increasing in the sample soaking with milk and tea, and decreasing in the sample soaking with soda.


(2)

INTISARI

Latar Belakang : Karies gigi merupakan penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan oleh aktifitas dari berbagai bakteri yang ditandai dengan adanya demineralisasi. Jenis dari derimeralisasi ini terbagi menjadi dua, yaitu demineralisasi yang melibatkan bakteri dan demineralisasi yang melibatkan zat asam secara langsung. Beberapa hasil survey mengatakan bahwa prevalensi karies pada anak semakin bertambahnya usia anak akan semakin tinggi prevalensi kariesnya, hal ini dikarenakan beberapa faktor yaitu struktur gigi anak yang lebih tipis dan kegemaran anak mengonsumsi minuman susu, teh, dan soda. Proses demineralisasi tidak selalu berujung pada karies gigi pada anak, tetapi dengan adanya proses remineralisasi dan bantuan dari beberapa kandungan dalam minuman kegemaran anak tersebut, proses demineralisasi dapat dihambat atau bahkan ditiadakan dan menjadi proses remineralisasi yang akan membantu gigi anak menjadi lebih kuat.

Tujuan : untuk menguji kekerasan email gigi desidui sebelum dan sesudah perendaman dalam susu, teh, dan soda.

Metode : Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris, dan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah gigi desidui dengan syarat yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak enam buah gigi pada empat variabel berbeda, terdiri dari tiga variabel pengaruh dan satu variabel kontrol.

Hasil : Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisa menggunakan uji One-Way Anova. Hasil uji One-Way Anova menunjukkan nilai signifikansi p=0.000 (p<0.05) yang menandakan bahwa terdapat perubahan yang signifikan antara sebelum dan sesudah perendaman dalam susu, teh, dan soda.

Kesimpulan : Kenaikan nilai kekerasan terjadi pada sampel yang direndam dalam susu dan teh, sedangkan yang mengalami penurunan terjadi pada sampel yang direndam dalam soda.

Kata kunci : Uji kekerasan, demineralisasi, gigi desidui, susu, teh, soda

Pendahuluan

Karies gigi adalah penyakit jaringan keras gigi yang ditandai adanya proses demineralisasi. Demineralisasi adalah lepasnya atau hilangnya garam mineral hidroksiapatit dari permukaan email gigi, dan menurut penyebabnya dibagi menjadi dua yaitu demineralisasi yang melibatkan bakteri dan demineralisasi yang melibatkan zat asam1. Dikatakan melibatkan bakteri karena suasana asam yang tercipta berasal dari aktifitas metabolisme bakteri, sehingga pH rongga mulut berubah menjadi asam. Tetapi, ketika demineralisasi itu melibatkan zat asam, maka suasana asam yang tercipta berasal langsung dari konsumsi makanan atau minuman yang bersifat asam. Pada anak-anak, resiko terjadinya demineralisasi pada gigi desidui ini sangatlah tinggi, dikarenakan beberapa faktor yaitu, struktur gigi desidui yang memiliki lapisan email yang lebih tipis dan kegemaran anak mengonsumsi minuman-minuman manis. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untu mengetahui pengaruh beberapa minuman ringan terhadap perubahan kekerasan email gigi desidui.


(3)

Bahan dan Cara

Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris untuk menguji perbedaan kekerasan email gigi desidui antara sebelum dan sesudah perendaman dalam susu, teh, dan soda. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah gigi desidui dengan syarat yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak enam buah gigi pada empat variabel berbeda, terdiri dari tiga variabel pengaruh yaitu susu, teh, dan soda, dan satu variabel kontrol yaitu aquades.

Sebagai kriteria inklusi adalah gigi desidui bagian anterior pada rahang atas maupun rahang bawah yang masih memiliki mahkota utuh tanpa fraktur dan bebas dari karies.

Sebagai variabel pengaruh adalah susu, teh, dan soda. Variabel terpengaruh yaitu kekerasan email gigi desidui yang akan diukur menggunakan Micro Vickers Hardness Tester.

Lalu sebagai variabel terkendali adalah jenis susu yang digunakan adalah susu cair sediaan dalam kemasan kotak dengan rasa coklat, jenis teh yang digunakan adalah teh sediaan dalam kemasan kotak, jenis soda yang digunakan adalah minuman berkarbonasi dalam kemasan, waktu perendaman gigi desisui yaitu 45 menit, serta nilai kekerasan awal gigi desidui. Sebagai variabel tidak terkendali yaitu, suhu minuman, umur gigi desidui, dan volume minuman yang digunakan untuk merendam gigi.

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah susu cair, teh, dan fanta sebaagai variabel pengaruh, gigi desidui sebagai variabel terpengaruh, serta resin dan katalis sebagai media isolasi permukaan gigi desidui yang akan diukur kekerasannya.

Alat yang digunakan ada penelitian ini yaitu Micro Vickers Hardness Tester dengan nama dagang Boehler, wadah plastik untuk tempat perendaman, mangkok kaca dan stick

pengaduk untuk mengaduk resin dan katalis, amplas untuk menghaluskan permukaan resin, pinset, malam, dan alat tulis.

Penelitian ini telah dilakukan di laboratorium bahan S1 Fakultas Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada pada bulan November 2015 sampai dengan Maret 2016.

Pelaksanaannya diawali dengan penanaman sampel gigi menggunakan bantuan malam, resin dan katalis pada wadah pencetak es batu, dengan sebelumnya resin dan katalis diaduk hingga tercampur agak mengental dalam mangkok kaca dan diaduk menggunakan

stick pengaduk, setelah itu dituang ke dalam wadah pencetak es batu yang sebelumnya sudah ditanam sampel gigi yang akan diuji. Ditunggu hingga resin mengeras. Setelah mengeras, sampel dikeluarkan dari wadah, kemudian dibersihkan dari sisa-sisa malam yang menempel, setelah itu sampel dapat langsung di uji kekerasan sebelum dilakukan perendaman.

Setelah semua sampel diuji kekerasan emailnya, kemudian dilakukan perendaman sampel yang sudah diuji pada variabel pengaruh selama 45 menit. Setelah itu sampel dikeringkan dan diuji kekerasannya kembali.

Data yang didapat antara sebelum dan sesudah perendaman kemudian dianalisa. Analisa data menggunakan Anova untuk mengetahui signifikansi perbedaan antar kelompok penelitian.

Hasil Penelitian

Hasil uji yang dilakukan dengan mencatat panjang dua diagonal yang saling tegak lurus yang membentuk bangunan seperti piramid. Hasil uji pada sampel sebelum dan sesudah perhitungan kemudian dicari selisihnya dan dirata-rata. Rerata hasil nilai yang didapatkan diperlihatkan pada Tabel 1.

Pada Tabel 1. tersebut diameter-diameter yang sebelumnya didapatkan, terlebih dahulu dihitung menggunakan rumus pengukuran kekerasan Vickers, kemudian didapatkan hasil nilai kekerasan sebelum dilakukan perendaman pada masing-masing sampel tiap-tiap


(4)

kelompok variabel, yang kemudian nilai tersebut dirata-rata dan hasilnya tertera pada Tabel.1.

Tabel 1. Rerata Nilai Hasil Perendaman

Aquades Susu Teh Soda

Sebelum 0.29 0.27 0.27 0.28

Sesudah 0.29 0.46 0.39 0.21

Selisih 0.01 0.19 0.12 -0.07

Setelah mendapatkan rerata nilai hasil uji kekerasan sebelum dilakukan perendaman, maka selanjutnya dilakukan perendaman pada masing-masing variabel pengaruh selama 45 menit, kemudian dikeringkan dan diuji kekerasannya kembali, lalu akan didapatkan nilai diameter pertama dan kedua, kemudian pada sampel yang sama, dilakukan satu kali lagi uji kekerasan dititik yang berbeda untuk diambil rata-rata diameternya. Hal ini dilakukan untuk lebih memastikan nilai perubahan kekerasan yang terjadi. Nilai-nilai diameter yang didapat dari hasil pengujian kemudian dihitung menggunakan rumus dan diperoleh hasil perhitungan nilai kekerasan sesudah perendaman yang hasil penghitungannya kemudian dirata-rata. Rerata hasil sesudah perendaman tertera pada Tabel 1. di kolom Sesudah pada masing-masing variabel pengaruh.

Analisa yang dilakukan selanjutnya adalah uji normalitas dan uji homogenitas, yang dimana uji normalitas pada keempat sampel menunjukkan sampel terdistribusi secara normal dengan nilai p>0.05, dan hasil uji homogenitas menunjukkan sampel yang homogen dengan nilai p=0.512 (p>0.05). Dikarenakan sampel terdistribusi normal dan homogen, maka analisa selanjutnya menggunakan uji One-Way ANOVA.

Hasil uji menggunakan One-Way ANOVA yang terdapat pada tabel 2. menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan sesudah dilakukan perlakuan pada seluruh sampel

dengan nilai p=0.000 (p<0.05).

Tabel 2. Hasil Uji One-Way Anova

Diskusi

Penelitian ini dilakukan dengan merendam sampel gigi desidui dengan tiga variabel berbeda, yaitu susu, teh, dan soda selama 45 menit. Hasil uji kekerasan menggunakan alat

Micro Vickers Hardness Testing Mechine mendapatkan nilai dua diameter yang terbentuk dari hasil uji sebelum dan sesudah perendaman. Nilai diameter-diameter tersebut kemudian dihitung menggunakan rumus kekerasan, dirata-rata dan dicari juga selisihnya, kemudian didapatkan rerata nilai kekerasan sebelum dan sesudah perlakuan. Nilai-nilai kekerasan tersebut kemudian dirangkum pada Tabel 1. yang menunjukkan adanya perubahan rerata nilai kekerasan serta selisih antara sebelum dan sesudah perendaman dalam masing-masing variabel pengaruh.

df Mean Squares Sig.

Between Groups 3 0.081 0.000

Within Groups 20 0.003


(5)

Perubahan tersebut berupa adanya kenaikan dan penurunan nilai kekerasan pada sampel yang diteliti. Kenaikan nilai kekerasan ini didapat pada sampel yang direndam dengan susu dan teh, sedangkan sampel yang direndam dengan soda mengalami penurunan nilai kekerasan. Hal ini disebabkan karena adanya faktor pendukung proses remineralisasi berupa kandungan mineral yang banyak terdapat pada susu salah satunya adalah kalsium yang diketahui mempunyai manfaat dalam menguatkan gigi, dan kandungan kasein yang dapat membantu menghambat karies2. Susu yang digunakan dalam penelitian ini memiliki beberapa kandungan yang berpengaruh dalam proses kenaikan nilai kekerasan email gigi, salah satunya adalah kandungan kalsium yang cukup tinggi di dalam susu, dan dengan pH susu yang tergolong netral (6.73). Beberapa faktor erosi gigi yang mempengaruhi nilai kekerasan email yaitu jumlah konsentrasi ion kimia yang terkandung dalam minuman dan dengan adanya pengaruh pH merupakan salah satu indikator dari erosi gigi3.

Kandungan mineral yang banyak terdapat pada susu salah satunya adalah kalsium yang diketahui mempunyai manfaat dalam menguatkan gigi, fosfat, dan kandungan kasein yang dapat membantu menghambat karies2. Dimana kandungan kalsium dan fosfat merupakan senyawa kimia yang merupakan salah satu komposisi dari kristal email, hidroksiapatit. Dengan meningkatkan jumlah konsentrasi ion-ion tersebut dan terpapar langsung pada permukaan email gigi akan menyebabkan terbentuknya lapisan jenuh pada permukaan email gigi yang membantu mencegah terlarutnya mineral kalsium hidroksiapatit, dimana proses ini secara tidak langsung akan berpengaruh pada nilai kekerasan email4.

Penurunan nilai kekerasan yang terjadi pada sampel yang direndam dengan soda dikarenakan minimnya faktor-faktor mineral pendukung remineralisasi yang terkandung dalam minuman soda ini, ditambah lagi dengan banyaknya faktor pendukung proses demineralisasi yang terkandung dalam soda. Contoh kandungan dalam soda yang mendukung proses demineralisasi yaitu zat asam yang berperan sebagai pemberi rasa asam dan sekaligus sebagai pengawet pada minuman ini7. Kandungan zat asam yang terkandung dalam minuman soda ini juga dapat menciptakan suasana asam dalam rongga mulut setelah dikonsumsi8. Berkontaknya gigi secara langsung dengan minuman soda yang memiliki pH yang rendah akan lebih mempermudah terlarutnya kristal email gigi, hal ini dikarenakan dengan penurunan pH yang signifikan, jumlah ion hidrogen akan bertambah, dimana ion hidrogen ini dapat merusak ikatan ion dari hidroksiapatit pada gigi yang akan menyebabkan kristal enamel menjadi larut. Hilangnya sebagian atau seluruh mineral email inilah yang biasa disebut dengan demineralisasi6.

Kesimpulan

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan kekerasan email gigi desidui antara sebelum dan sesudah perendaman dengan beberapa jenis minuman yang diteliti yaitu susu, teh, dan soda. 2. Kenaikan nilai kekerasan terjadi pada kelompok gigi desidui yang direndam dengan

susu dan teh.

3. Penurunan nilai kekerasan terjadi pada kelompok gigi desidui yang direndam dengan soda.

Saran

Dari penelitian di atas, disarankan penelitian lebih lanjut mengenai perbedaan kekerasan email gigi desidui dengan menggunakan variabel pengaruh yang berbeda untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kekerasan email gigi desidui, dan dapat pula dilakukan penelitian serupa menggunakan salah satu variabel yang sama dengan waktu perendaman


(6)

yang berbeda untuk lebih mengetahui laju proses demineralisasi maupun proses

remineralisasi pada suatu jenis minuman tertentu.

Daftar Pustaka

1. Wala, H. Gambaran Status Karies Gigi Anak Usia 11-12 tahun pada Keluarga Pemegang Jamkesmas di Kelurahan Tumatangtang I Kecamatan Tomohon Selatan. 2014.

2. Fatmawati, H. Gigi, Pintu Gerbang Kesehatan Buah Hati Kita. Jendela Husada. 2012: 11-3.

3. Al-Khowaiter, S. In-vitro study on the erosive potential of milk products on enamel structure of deciduous and permanent teeth. Thesis , 2009:1-43.

4. Marcella, M. Effect of coffee, tea, and milk consumption on tooth surface hardness (In vitro study). Jurnal PDGI , 2014:14-18.

5. Towaha, J. Kandungan Senyawa Kimia Pada Daun Teh (Camellia sinensis). BALITTRI. 2013 Desember : 12-6.

6. Widyaningtyas, V., Corvianindya, Y., & Barid, I. Analisis Peningkatan Remineralisasi Enamel Gigi setelah Direndam dalam Susu Kedelai Murni Menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM). 2014.

7. Chandra, E. M. Kajian Ekstensifikasi Barang Kena Cukai pada Minuman Ringan Berkarbonasi. Jakarta : Universitas Indonesia. 2009.

8. Setyaningsih, M., & Wibisono, G. Perbedaan Tingkat Sensitivitas Dentin pada Berbagai Tingkat Frekuensi Konsumsi Minuman Bersoda. 2010.