PERBEDAAN KEKERASAN EMAIL GIGI DESIDUI ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH PERENDAMAN DENGAN BEBERAPA JENIS SEDIAAN SUSU

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN KEKERASAN EMAIL GIGI DESIDUI ANTARA

SEBELUM DAN SESUDAH PERENDAMAN DENGAN

BEBERAPA JENIS SEDIAAN SUSU

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh: Anggun Dwi Putri

20120340114

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016


(2)

BEBERAPA JENIS SEDIAAN SUSU

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh: Anggun Dwi Putri

20120340114

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016


(3)

HALAMAN PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN KEKERASAN EMAIL GIGI DESIDUI ANTARA

SEBELUM DAN SESUDAH PERENDAMAN DENGAN

BEBERAPA JENIS SEDIAAN SUSU

disusun oleh: ANGGUN DWI PUTRI

20120340114

Telah disetujui pada tanggal 27 Mei 2016

Dosen Pembimbing, Dosen Penguji,

(drg. Atiek Driana R, MDSc., Sp.KGA) (drg. Likky Tiara A, MDSc., Sp.KGA) NIK : 19690807200410.173.065 NIK: 198105032013.173.217

Mengetahui,

Kepala Prodi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

(drg. Hastoro Pintadi, Sp. Pros) NIK: 19680212200410.173.071


(4)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Anggun Dwi Putri

NIM : 20120340114

Program Studi : Pendidikan Dokter Gigi

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini benar– benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dalam karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Karya Tulis Ilmiah ini.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya tersebut.

Yogyakarta, 27 Mei 2016 yang membuat pernyataan,

Anggun Dwi Putri (20120340114)


(5)

MOTTO

“Man Jadda Wajada”

- Barang siapa bersungguh-sungguh maka dapatlah ia - “Man shabara dzhafira”

- Barang siapa bersabar maka beruntunglah ia - “Man saara 'alaa ad-darbi washala”

- Barang siapa berjalan pada jalannya maka sampailah ia - “Man yazra' yahshud”

- Barang siapa menanam maka ia akan menuai -

“ Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya, dan beribadahlah untuk akhiratmu seakan-akan kamu mati besok”

(HR. Baihaqi)

“... dan apabila dikatakan, berdirilah kamu,maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu

dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat ... ” (QS Al-Mujadalah : 11)

“... sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sebelum mereka merubah keadaan diri mereka sendiri ... ”

(QS Al-Ra’d : 11)


(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini dipersembahkan kepada:

Allah SWT.

Kedua Orang Tua Penulis,

Mama Hj. Ely Sulastri, S.E dan Ayah H. Mohammad Zukri, M.M

yang tidak pernah berhenti mendo’akan segala kelancaran

penulis dan selalu memberikan dukungan.

Abang dan Adik tersayang,

Abang Aan dan Habibi

terima kasih untuk segalanya.


(7)

KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum Wr.Wb

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Perbedaan Kekerasan Email Gigi Desidui Antara Sebelum dan Sesudah Perendaman dengan Beberapa Jenis Sediaan Susu”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada:

1. Allah SWT sang pemberi nikmat iman, islam, dan ilmu pengetahuan.

2. dr. H. Ardi Pramono, Sp.An., M. Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. drg. Hastoro Pintadi, Sp.Pros, selaku Kepala Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

4. drg. Atiek Driana Rahmawati, MDSc., Sp.KGA, selaku dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang senantiasa dengan sabar membimbing, mengarahkan, berbagi ilmu dan pengalaman kepada penulis mulai dari awal penelitian hingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat tersusun dengan baik.


(8)

5. drg. Dwi Aji Nugroho,MDSc., selaku penanggung jawab blok 17 yang selalu memberi dorongan kepada mahasiswa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah. 6. drg. Likky Tiara Alphianti, MDSc., Sp.KGA, selaku dosen penguji yang telah

membimbing dan memberikan arahan yang bermanfaat.

7. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya tulis ini.

8. Kedua orang tua, ibunda Hj. Ely Sulastri, S.E dan ayahanda H. Mohammad Zukri, M.M yang telah membesarkan penulis dengan penuh cinta dan kasih serta memberikan do’a, semangat, dukungan moral dan material.

9. Saudara tercinta, terkasih dan tersayang Abang Aan dan Habibi.

10.Teman-teman satu bimbingan yang selalu menemani dan membantu dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

11.Teman-teman seperjuangan Kedokteran Gigi UMY 2012.

12.Puskesmas Sanggaran Agung, Kecamatan Danau Kerinci, Kerinci-Jambi yang telah membantu dalam pengambilan sampel penelitian.

13.Para guru dan adik-adik SDN 9, SDN 11, SDN 17, SDN 49, SDN 135 dan SDN 136, Kerinci-Jambi yang turut membantu dalam pengumpulan sampel gigi dalam penelitian ini.

14.Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yang tidak bias disebutkan satu persatu.


(9)

Semua bantuan yang diberikan kepada penulis semoga mendapatkan karunia Allah SWT. Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi sempurnanya penulisan ini. Penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kemajuan ilmu Kedokteran Gigi pada umumnya dan bermanfaat bagi pembaca pada khususnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 27 Mei 2016

Penulis


(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iii

MOTTO ...iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ...vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

INTISARI ... xiii ABSTRACT ...Error! Bookmark not defined. BAB IPENDAHULUAN ...Error! Bookmark not defined.

A.Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. B.Perumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C.Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.Tujuan Umum ...Error! Bookmark not defined. 2.Tujuan khusus ...Error! Bookmark not defined.

D.Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.Bagi peneliti ...Error! Bookmark not defined.

2.Bagi Ilmu Pengetahuan dalam Kedokteran Gigi ...Error! Bookmark not defined.

3.Bagi Masyarakat ...Error! Bookmark not defined.

E.Keaslian Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB IITINJAUAN PUSTAKA ...Error! Bookmark not defined.

A.Telaah Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 1.Susu ...Error! Bookmark not defined. 2. Gigi Desidui ...Error! Bookmark not defined. 3. Kekerasan Email ...Error! Bookmark not defined.

B. Landasan Teori ... Error! Bookmark not defined. C. Kerangka Konsep ... Error! Bookmark not defined. D. Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB IIIMETODE PENELITIAN...Error! Bookmark not defined.

A.Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Tempat dan Waktu Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Tempat ...Error! Bookmark not defined. 2. Waktu ...Error! Bookmark not defined.

C. Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... Error! Bookmark not defined. 1. Kriteria inklusi ...Error! Bookmark not defined. 2. Kriteris eksklusi ...Error! Bookmark not defined.

E.Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Variabel pengaruh ...Error! Bookmark not defined. 2. Variabel terpengaruh ...Error! Bookmark not defined. 3. Variabel kontrol ...Error! Bookmark not defined. 4. Variabel terkendali ...Error! Bookmark not defined. 5. Variabel tidak terkendali ...Error! Bookmark not defined.


(11)

F.Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined. G. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Alat yang digunakan : ...Error! Bookmark not defined. 2. Bahan yang diperlukan...Error! Bookmark not defined.

H. Cara Kerja Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Tahap persiapan : ...Error! Bookmark not defined. 2. Tahap pelaksanaan penelitian : ...Error! Bookmark not defined.

I.Alur Penelitian ... Error! Bookmark not defined. J. Analisa Data ... Error! Bookmark not defined.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN ...Error! Bookmark not defined.

A.Hasil Penilitian ... Error! Bookmark not defined. B. Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN ...Error! Bookmark not defined.

A.Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. B. Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ...Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pola erupsi gigi desidui...12

Tabel 2. Rerata hasil perendaman...31

Tabel 3. Hasil Uji T Berpasangan...32

Tabel 7. Hasil Uji Anova...34


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka konsep ...17 Gambar 2. Alur penelitian ...28 Gambar 3. Penampang hasil uji kekerasan email gigi desidui...31


(14)

INTISARI

Email gigi merupakan jaringan yang mengalami mineralisasi paling besar pada tubuh manusia karena mengandung lebih dari 90% bahan anorganik yaitu hidroksiapatit. Email pada gigi desidui memiliki struktur yang kurang padat dan lebih tipis apabila dibandingkan dengan email gigi permanen sehingga proses terjadinya karies pada anak-anak rentan terjadi. Anak cenderung suka mengkonsumsi makanan dan minuman yang manis seperti susu. Susu merupakan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi karena memiliki kandungan nutrisi yang lengkap seperti laktosa, lemak, protein, berbagai vitamin dan mineral. Susu disajikan dalam berbagai bentuk sediaan seperti susu bubuk, susu cair atau susu UHT (Ultra High Temperature) dan susu kental manis. Komposisi makanan manis dapat mempengaruhi kekerasan struktur email gigi desidui karena mengandung glukosa dan sukrosa yang berdampak terhadap terjadinya proses demineralisasi dan remineralisasi gigi. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris. Sampel yang digunakan berjumlah 24 gigi desidui yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi dimana terdapat 6 sampel pada masing masing kelompok perendaman yaitu susu bubuk, susu cair (UHT) dan susu kental manis sebagai variabel pengaruh serta aquades sebagai variabel kontrol. Hasil penelitian memperlihatkan nilai normal dan homogen sehingga dapat dilakukan uji One way Anova untuk menganalisa perbedaan kekerasan email antara sebelum dan sesudah perendaman pada seluruh kelompok perlakuan. Hasil uji One way Anova menunjukkan nilai probabilitas 0,00 yang berarti p<0,05 dan disimpulkan bahwa terdapat perubahan yang bermakna antara sebelum dan sesudah perendaman dengan susu bubuk, susu cair (UHT) dan susu kental manis.

Kata kunci : Kekerasan email, gigi desidui, susu bubuk, susu cair (UHT), susu kental manis.


(15)

(16)

hydroxyapatite. Enamel in deciduous tooth have structure that is less and thinner when compared with permanent tooth therefore the caries process in children prone to happen. Children tend to consume foods and baverages more sweet such as milk. Milk has a high nutrition value as lactose, lipid, protein, various vitamin and mineral. Milk served in a various form such as milk powder, liquid or UHT (Ultra Hight Temperature) and sweet condensed milk. Composition of sweet diet’s can affect the tooth hardness of enamel in deciduous tooth because it is contains glucose and sucrose that having an effect to the remineralization and demineralization of the tooth. This type of research is an experimental laboratory, samples were used 24 deciduous as according to inclusion and exclusion tooth criteria. The tooth were devided to 6 samples in each groups. That is milk powder, liquid (UHT) and sweet condensed milk as dependent variable and also aquades as control variable. The result showed the normal values and homogeneous data then test the data with One Way Anova test for analyze the enamel hardness difference between before and after immersion each variables. The results of One Way Anova test showed the probability score 0.00 which means p<0.05 and concluded that there are signifacant difference between before and after immersion the tooth in powder milk, liquid (UHT) and sweet condensed milk.

Keyword: Tooth hardness, deciduous tooth, milk powder, UHT, sweet condensed

milk


(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu kondisi yang turut mangambil andil dalam bidang kesehatan nasional. Prevalensi nasional terkait masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia ikut berperan sebesar 23,5 % (Riskesdas, 2007). Kesehatan gigi dan mulut anak juga ikut berpengaruh besar terhadap terjadinya keries gigi. Penelitian Essie Octiara pada tahun 2004 menunjukkan bahwa prevalensi kasus karies gigi desidui pada anak usia 2-5 tahun sebanyak 84,21% sedangkan untuk gigi permanen usia 6-14 tahun sebanyak 64,59%.

Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan dan ditandai dengan adanya demineralisasi atau penurunan kekerasan email serta diikuti oleh kerusakan bahan organiknya. Email pada gigi merupakan jaringan yang mengalami mineralisasi paling besar pada tubuh manusia, yakni mengandung 96% bahan anorganik yaitu hidroksiapatit (Ca10(PO4)6(OH)2), 1%

bahan organik dan 3% kandungan air (Junqueira & Carneiro, 2007).


(18)

Struktur gigi baik secara fisika maupun kimiawi memiliki lapisan permukaan terluar yaitu email. Email berbeda dengan lapisan di bawahnya. Lapisan terluar jauh lebih keras dan lebih padat karena mengandung banyak mineral dan bahan anorganik. Email pada gigi desidui memiliki struktur email yang kurang padat dan lebih tipis apabila dibandingkan dengan gigi permanen. Hal ini berkaitan dengan cepatnya proses karies terjadi karena anak-anak yang cenderung suka mengkonsumsi makanan dan minuman yang manis, sedangkan struktur email gigi desidui tipis (Fayle, 2005).

Makanan dan minuman manis kuat kaitannya dengan karies gigi anak. Pembentukan dan komposisi dari makanan manis mengambil peran penting karena mengandung glukosa dan sukrosa. Kuantitas dari mengkonsumsi makanan dan minuman manis tidak begitu berpengaruh apabila dibandingkan dengan frekuensinya karena frekuensi merupakan faktor utama aktivitas karies. Peningkatan dari 30 gram sampai 330 gram konsumsi manis per hari menyebabkan hanya sedikit peningkatan terjadinya karies. Makanan manis hanya memiliki efek lokal pada permukaan gigi saja (Sroda, 2010).

Makanan dan minuman manis sangat banyak di pasaran. Salah satu contohnya adalah susu yang kebanyakan dari anak-anak senang dan sering mengkonsumsinya. Susu disajikan dalam berbagai bentuk sediaan seperti susu bubuk, susu cair atau susu UHT (Ultra High Temperature) dan susu kental manis. Masing-masing bentuk sediaan susu memiliki kadar glukosa dan sukrosa yang berbeda-beda. Susu merupakan minuman bergizi yang banyak


(19)

3

mengandung laktoferin, kalsium, fosfat, lemak serta kasein yang baik untuk kesehatan anak dan dapat melindungi gigi dari karies (Nagpal, dkk., 2014).

Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-qur’an surat An-Nahl ayat : 66

Artinya : “Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu murni yang bersih antara kotoran dan

darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya” (QS An-Nahl:66)

Nabi menganjurkan bagi setiap muslim berkumur-kumur setelah minum susu, beliau bersabda :

ﺎً د

نﺈﻓ

اﻮﻀ ﻀ ﻓ

ا

ﺘ ﺮ

اذإ

“Apabila kalian minum susu maka berkumurlah, karena sesungguhnya susu meninggalkan rasa masam pada mulut” (HR. Ibnu Majah: 499)

Berdasarkan penjelasan dari uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang perbedaan kekerasan email gigi desidui antara sebelum dan sesudah perendaman dengan beberapa jenis sediaan susu.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang dapat diajukan pada penelitian ini adalah: Apakah terdapat perbedaan kekerasan email gigi desidui antara sebelum dan sesudah perendaman dengan beberapa jenis sediaan susu?

ۢ

ﮫ ﻮﻄ

ﻰﻓ

ﻜﯿﻘ

ًةﺮ ﻌ

ﻌ ﻷ

ﻰﻓ

نإو


(20)

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perbedaan kekerasan email gigi desidui antara sebelum dan sesudah perendaman dengan beberapa jenis sediaan susu.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui perbedaan kekerasan email gigi desidui antara sebelum dan sesudah perendaman dengan susu bubuk.

b. Untuk mengetahui perbedaan kekerasan email gigi desidui antara sebelum dan sesudah perendaman dengan susu cair (UHT).

c. Untuk mengetahui perbedaan kekerasan email gigi desidui antara sebelum dan sesudah perendaman dengan susu kental manis.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti

Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mengenai ilmu kedokteran anak dan dapat mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari.

2. Bagi Ilmu Pengetahuan dalam Kedokteran Gigi

Memberikan informasi ilmiah mengenai perbedaan mengkonsumsi susu bubuk, susu cair (UHT), dan susu kental manis terhadap perubahan kekerasan email gigi desidui dan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.


(21)

5

3. Bagi Masyarakat

Memberi informasi kepada masyarakat khususnya kepada orang tua tentang perbedaan mengkonsumsi susu dengan berbagai jenis sediaan terhadap kemungkinan terjadinya karies pada anak.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai perbedaan kekerasan email gigi desidui antara sebelum dan sesudah perendaman dengan beberapa sediaan susu belum pernah dilakukan sebelumnya. Beberapa penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain:

1. Penelitian oleh Trimurni Abidin (2010) yang berjudul Pengaruh Teh Kombucha Terhadap Kekerasan Email, menyatakan bahwa semakin lama perendaman gigi dengan teh maka kekerasan email semakin meningkat. Jenis penelitian ini adalah in vitro laboratoris dengan perendaman gigi menggunakan ekstrak teh kombucha 50 gram yang ditambahkan 100 gram gula pasir lalu difermentasikan selama tujuh hari. Perbedaan jurnal ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah peneliti menggunakan susu sebagai media perendaman (variabel pengaruh) dan gigi desidui sebagai variabel terpengaruh.

2. Penelitian oleh Edhie Arif Prasetyo (2005) membahas mengenai Keasaman Minuman Ringan Menurunkan Kekerasan Permukaan Gigi, menyatakan bahwa keasaman dengan pH kurang dari tujuh dapat menurunkan kekerasan permukaan email gigi selama perendaman 12


(22)

jam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh penurunan kekerasan email gigi karena keasaman (pH) pada minuman ringan. Jenis penelitian ini adalah eksperimen laboratoris dengan menggunakan bahan air mineral, teh dengan pH 6,7 dan coca-cola dengan pH 2,5 sebagai media perendaman gigi. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu peneliti menggunakan media susu dan gigi desidui untuk menentukan ada tidaknya perubahan kekerasan pada email gigi anak. 3. Penelitian oleh Aprilia Lombo, dkk (2015) meneliti mengenai Status

Karies Anak Usia Prasekolah Citra Kasih Yang Mengkonsumsi Susu Formula. Hasil penelitian menyatakan bahwa anak yang mengkonsumsi susu formula dengan ditambah atau tidaknya pemanis, memiliki status karies yang rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran status karies pada anak usia prasekolah yang mengkonsumsi susu formula. Penelitian ini bersifat deskriptif cross sectional pada 63 anak usia 2-5 tahun yang mengkonsumsi susu formula dengan menggunakan botol. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah peneliti akan melihat pengaruh demineralisasi yang akan berdampak pada kekerasan email sebelum terjadinya karies gigi pada anak.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka 1. Susu

Susu merupakan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi karena memiliki kandungan nutrisi yang lengkap seperti laktosa, lemak, protein, berbagai vitamin dan mineral (Widodo, 2003). Susu adalah cairan yang diperoleh dari kelenjar susu baik dari binatang maupun seorang ibu. Air susu ibu biasa dikenal dengan ASI. Susu hewan seperti sapi, kambing, dan lain-lain atau yang berasal dari tumbuhan seperti kedelai disebut Pengganti Air Susu Ibu (PASI). Pada umumnya susu dalam kehidupan sehari-hari yang dimaksud adalah susu sapi.

ASI maupun susu sapi mengandung gula khusus yang disebut laktosa. Jenis gula ini hanya terdapat pada susu. Laktosa dipecah menjadi glukosa dan galaktosa oleh enzim laktase di dalam saluran pencernaan (Sediaoetama, 2004).

Susu merupakan sumber protein yang sangat baik untuk pertumbuhan. Susu mengandung cairan dengan gizi yang kompleks. Kalsium, fosfat, laktosa, kasein dan lemak dapat melindungi gigi dari karies. Laktosa merupakan tambahan konten dari susu yang berpotensi kariogenik. Sifat kariogenik pada susu tidak dapat muncul menjadi karies


(24)

apabila tidak adanya bottle mouth yang memungkinkan mikroorganisme pada plak terus memfermentasi laktosa (Aimutis, 2015).

Unsur-unsur yang terkandung di dalam susu sebagian besar merupakan media yang tepat bagi pertumbuhan bakteri dan mikroba, maka susu sangat mudah mengalami kerusakan sehingga tempat dan suhu penyimpanan merupakan faktor yang penting untuk mempertahankan kondisi susu dan unsur-unsur di dalamnya selama penyimpanan(Fithria, Suprijono, & Hariono, 2010). Susu tersedia dalam berbagai bentuk sediaan mulai dari susu bubuk yang dilarutkan, susu cair (UHT) dan susu kental manis yang telah ditambahkan air. Berikut ini merupakan beberapa bentuk sediaan susu yang banyak dijual di pasaran:

a. Susu Bubuk

Susu bubuk didapat dengan pengeringan susu segar sehingga hanya tertinggal komponen padat dari kandungan susu tersebut. Pada umumnya kandungan susu yang tersisa hanya 14% dari total seluruhnya. Proses pengeringan yang dilakukan akan terjadi perubahan atau kerusakan pada beberapa kandungan gizi pada susu seperti vitamin A dan vitamin B-kompleks. Dalam kemasan susu bubuk yang dijual dipasaran biasanya ditambahkan beberapa zat gizi untuk menutupi kandungan yang rusak tersebut (Sediaoetama, 2004).


(25)

9

b. Susu cair (UHT)

Susu cair (UHT) berasal dari susu segar yang mengalami proses pasteurisasi yang bertujuan membunuh mikroorganisme (SNI, 1998). Susu cair (UHT) yang dijual dipasaran biasanya disediakan dalam bentuk kemasan kotak yang dapat langsung diminum. Susu jenis ini tersedia dalam berbagai varian rasa seperti cokelat, vanila dan stroberi. Rasa dari susu tersebut ditambahkan dari ekstrak buah esensial. Susu cair ini juga ditambahkan zat pewarna sehingga tampak menarik. Rasa dari susu jenis ini manis karena ada tambahan gula di dalamnya (Sediaoetama, 2004).

c. Susu kental manis

Susu kental manis berasal dari susu segar yang mengalami pasteurisasi kemudian diuapkan yang bertujuan untuk memekatkan (SNI, 1998). Jenis susu ini biasanya dikemas dalam bentuk kaleng. Susu kental manis didapat dengan menguapkan sebagian air dari susu segar. Susu kental manis dicirikan dengan penambahan gula untuk memelihara rasa manis tetap ada setelah penguapan. Susu jenis ini memiliki rasa yang sangat manis dibandingkan bentuk sediaan susu yang lainnya sehingga kandungan energi dan glukosa yang dimiliki sangat tinggi. Susu ini tidak dianjurkan untuk bayi, namun dapat dikonsumsi oleh anak-anak (Sediaoetama, 2004).


(26)

2. Gigi Desidui

a. Definisi Gigi Desidui

Desidui berasal dari bahasa latin decider yang berarti tunggal atau lepas seperti dedaunan pada pohon deciduous. Gigi desidui dapat didefinisikan sebagai gigi yang nantinya akan lepas dan digantikan oleh gigi dewasa atau gigi permanen. Beberapa orang tua kurang memperhatikan kesehatan gigi pada anak mereka dikarenakan menganggap gigi desidui adalah gigi sementara yang nanti akan ada penggantinya (Scheid, 2012).

b. Fungsi Gigi Desidui

Gigi desidui sangat penting karena merupakan satu-satunya gigi yang dimiliki oleh anak sampai mereka berusia kurang lebih enam tahun. Gigi desidui memiliki peran sebagai penyimpanan ruang untuk erupsi gigi permanen yang dapat memastikan deretan, jarak antar gigi dan oklusi yang tepat (Rusepno, 2005).

Gigi desidui berfungsi untuk mastikasi, vonasi, estetika dan pendukung jaringan periodontal. Pertumbuhan dan perawatan yang baik pada gigi desidui merupakan awal yang baik pada pertumbuhan dan perjalanan hidup gigi permanen. Gigi desidui yang tanggal sebelum waktunya dapat berakibat buruk pada keselarasan dan deformitas gigi permanen sehingga terbesit di benak kita untuk selalu menjaga dan mempertahankan gigi desidui dari kerusakan bahkan dari karies sekalipun (Scheid, 2012).


(27)

11

c. Struktur Gigi Desidui

Gigi desidui memiliki struktur terluar mulai dari email, dentin, jaringan pulpa dan sementum. Gigi desidui ditandai dengan ukurannya yang kecil dan warnanya yang lebih putih apabila dibandingkan dengan gigi permanen. Email gigi desidui memiliki jaringan yang tipis sehingga lebih permeabel dan lebih mudah terabrasi. Ketebalan email gigi desidui lebih konsisten dan lebih tipis yaitu 0,5 mm sampai 1,00 mm (Van Beek, 1996).

Lapisan di bawah email gigi adalah dentin. Dentin mengandung bahan anorganik hidroksiapatit tidak sebanyak email yaitu hanya 47% dan bahan organik yaitu kolagen sebanyak 33%. Dentin juga mengandung komponen air sebanyak 20% (Magalhaes, 2009).

d. Pola Erupsi

Benih gigi mulai terbentuk pada trimester kedua masa kehamilan. Benih dari tiap gigi akan terus bergerak keluar dari rahang sampai tumbuh sempurna. Gigi desidui regio mandibula pada umumnya muncul lebih awal dari pada gigi desidui regio maxilla dan pada wanita biasanya lebih cepat erupsi dibandingkan laki-laki (Segura, 2009).

Mahkota pada benih gigi yang mulai erupsi akan menembus mukosa mulut. Mukosa tersebut akan mengalami peradangan karena robeknya jaringan yang tertembus oleh gigi yang erupsi. Jaringan yang sobek akan meyusun diri sedemikian rupa di sekitar gigi dan akhirnya membentuk gingival (Rusepno, 2005).


(28)

Tabel 1. Pola erupsi gigi desidui menurut Segura (2009)

Gigi Desidui Erupsi Pelepasan

Maksila Mandibula Maksila Mandibula

Insisivus Sentral 8-12 bulan 6-10 bulan 7-8 tahun 6-7 tahun

Insisivus Lateral 9-13 bulan 10-16 bulan 8-9 tahun 7-8 tahun

Kaninus 16-22 bulan 17-23 bulan 11-12 tahun 9-11 tahun

Molar I 13-19 bulan 14-18 bulan 10-11 tahun 10-12 tahun

Molar II 25-33 bulan 23-31 Bulan 10-12 tahun 11-12 ahun

3. Kekerasan Email

a. Definisi kekesaran email

Gigi terdiri dari jaringan keras dan jaringan lunak. Jaringan keras mengandung bahan anorganik lebih banyak dibandingkan bahan organik. Bahan anorganik terdiri dari kandungan kapur dan mineral dalam bentuk kristal hidroksiapatit dan kalsium fosfat sebanyak 96% (Ca10(PO4)6(OH)2)

dan kandungan organik sebanyak 4%. Hidroksiapatit dapat berbentuk kristal yang disusun dalam prisma email gigi dengan pH > 4,5. Gigi dengan kondisi asam dapat membuat email gigi mengalami perlunakan, bahkan bila berlangsung terus-menerus email tersebut akan larut (Magalhaes, 2009).

Kandungan pH yang rendah mengakibatkan penurunan kekerasan email gigi meskipun kandungan kalsium, fosfat, dan fluorida dapat mengurangi proses demineralisasi pada waktu tertentu (Fadhilah, 2012).

Kekuatan jaringan keras tubuh seperti email gigi sepenuhnya tergantung pada komposisinya. Kalsium fosfat membuat struktur email menjadi keras karena membentuk kristal-kristal yang menyusun matriks gigi. Proses pembentukan senyawa kalsium fosfat menjadi kristal apatit


(29)

13

berlangsung sejak periode prenatal sampai periode anak-anak. Matriks gigi mampu menarik dan mengorganisasi ion-ion kalsium dan fosfat membentuk satu fase mineral yang terstruktur dan stabil. Kekerasan email terbentuk karena interaksi antara proses pembentukan matriks dan proses mineralisasi (Nanci, 2003).

Kekerasan merupakan ukuran ketahanan material terhadap deformasi tekan. Deformasi ini dapat berupa kombinasi perilaku elastis dan plastis. Deformasi elastis terjadi pada permukaan yang keras, sedangkan deformasi plastis terjadi pada permukaan yang lunak. Efek dari deformasi tersebut tergantung pada kekerasan permukaan material. (Anusavice, 2003).

b. Alat pengukur kekerasan

Micro Vickers Hardness Tester merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mengukur kekerasan mikro. Pengukuran kekerasan email pada permukaan gigi dilakukan sebelum dan sesudah perendaman. Kekerasan material memberikan sebuah indikasi terhadap resistensi pada suatu benda untuk diukur kekerasannya. Nilai kekerasan dapat diukur dari tingkat kekerasannya dan tergantung pada metode yang digunakan. Nilai kekerasan yang tinggi menunjukkan material kuat dan nilai rendah menunjukkan jenis material yang lunak (Powers & Sakaguchi, 2006).

Philip dalam Amelia (2008), menyatakan bahwa untuk mengukur kekerasan suatu benda keras dengan ukuran mikron dapat digunakan alat


(30)

yang disebut Micro Vickers Hardness Tester yang menggunakan metode Vickers dengan satuan Vickers Hardness Number (VHN).

Micro Vickers Hardness Tester ini dilengkapi sebuah mata uji berupa intan dalam bentuk square di dasar piramida, bekas yang di timbulkan berupa cekungan trapesium dengan garis diagonal pada cekungan. Cekungan tersebut diperoleh dengan menekankan indentor atau alat penguji kekerasan ke suatu bahan pada besar beban yang diketahui dan dalam jangka waktu yang telah ditentukan (Combe, 1992). Nilai kekerasannya dinyatakan dengan VHN yakni perbandingan antara beban tekan P (Kg) dengan luas tapak tekan A(mm2), dengan rumus:

VHN = (P/ A) Kg / mm2

A= a2 dimana a = panjang sisi tapak tekan ( mm) a = 2 sin 680 x d

A= (2 sin 680 x d )2 dimana d = diagonal tapak tekan Jadi VHN = ((1,854 x P) / d2) kg/mm2


(31)

15

B. Landasan Teori

Anak terlahir dalam kondisi benih gigi sudah tumbuh dalam rahang. Benih ini akan terus tumbuh seiring berjalannya waktu sampai erupsi mahkota gigi utuh pada tampak klinis. Gigi pertama yang dimiliki oleh anak-anak biasa disebut dengan gigi sulung atau gigi susu atau gigi desidui.

Gigi desidui memiliki email yang cenderung lebih tipis apabila dibandingkan dengan gigi permanen. Email mengandung bahan anorganik yaitu hidroksiapatit yang menyebabkan struktur gigi menjadi kuat dan keras. Email gigi desidui yang tipis menunjukkan bahwa kandungan hidroksiapatit tidak sebanyak pada gigi permanen. Kondisi ini menyebabkan gigi desidui rentan terhadap karies.

Karies adalah penyakit jaringan keras gigi yang pada mulanya menyerang email. Karies gigi disebabkan oleh empat faktor yaitu substrat diet, mikroorganisme, host atau gigi dan waktu. Mikroorganisme yang berperan dalam terjadinya karies gigi adalah Streptococcus mutans dan Laktobacillus. Substrat diet mengandung glukosa, apabila berinteraksi dengan mikroorganisme akan menghasilkan asam yang dalam jangka waktu tertentu email gigi akan mengalami proses demineralisasi.

Demineralisasi gigi adalah hilangnya beberapa kandungan bahan anorganik. Deminerasisasi yang terjadi terus-menerus akan mempengaruhi kekerasan email gigi. Proses demineralisasi apabila lebih besar dibandingkan dengan proses remineralisasi akan menyebabkan penurunan tingkat kekerasan


(32)

gigi. Salah satu penyebab demineralisasi gigi adalah makanan dan minuman yang manis seperti susu.

Anak-anak suka mengkonsumsi susu. Susu terdiri dari berbagai bentuk sediaan seperti susu bubuk, susu cair (UHT) dan susu kental manis. Masing-masing bentuk sediaan mengandung kadar glukosa yang berbeda-beda. Jumlah kandungan glukosa pada susu dapat mempengaruhi terjadinya karies pada gigi anak.


(33)

17

C. Kerangka Konsep

: Variabel yang tidak diteliti : Variabel yang diteliti

Gambar 1. Kerangka Konsep

Kebiasaan baby bottle saat tidur Host Waktu Mempengaruhi Kekerasan email Kebiasaan Minum Susu Substrat Diet

Susu Bubuk Susu Cair Susu Kental Manis Mengandung 19g/180ml glukosa Mengandung 27g/225ml glukosa Mengandung 20g/140ml glukosa Melibatkan Mikroorganisme Terjadinya Karies Gigi Desidui Mudah terdemineralisasi Email tipis Melibatkan Zat Asam Erosi gigi


(34)

D. Hipotesis

Bedasarkan uraian tersebut, maka dapat ditarik hipotesis pada penelitian ini adalah :

Terdapat perbedaan kekerasan email gigi desidui antara sebelum dan sesudah perendaman dengan beberapa jenis sediaan susu.


(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris. B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian uji kekerasan email dilaksanakan di Laboratorium Bahan, Fakultas Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

2. Waktu

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2015 s.d Maret 2016. C. Sampel Penelitian

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah gigi desidui dengan syarat yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

Banyak sampel yang digunakan untuk mengukur perubahan kekerasan email didapat berdasarkan perhitungan sampel dengan menggunakan Rumus Federer (1977) :

( t – 1 ) ( r –

1 ) ≥ 15

Keterangan :

t = banyak kelompok perlakuan r = jumlah replikasi ( jumlah sampel )


(36)

Aplikasi rumus :

Banyaknya kelompok perlakuan (t) dalam penelitian ini adalah 4 kelompok, yaitu aquades, larutan susu bubuk, susu cair (UHT) dan larutan susu kental manis, sehingga didapatkan jumlah sampel (r) dengan perhitungan :

( t – 1 ) ( r – 1 ) ≥ 15 ( 4 – 1 ) ( r – 1 ) ≥ 15 3 ( r – 1 ) ≥ 15 3r - 3 ≥ 15 3r ≥ 18 r ≥ 6 r ≈ 6

Berdasarkan perhitungan rumus di atas, minimal jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebanyak 6 sampel gigi desidui setiap kelompok perlakuan.

Pada penelitian ini terdapat empat kelompok perlakuan, sehingga total sampel yang dibutuhkan adalah 6 x 4 (kelompok) = 24 gigi desidui.

D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 1. Kriteria inklusi

a. Gigi desidui tanpa fraktur mahkota

b. Gigi desidui anterior rahang atas dan rahang bawah c. Gigi desidui bebas karies


(37)

20

2. Kriteris eksklusi

a. Gigi desidui dengan akumulasi kalkulus pada bagian mahkota b. Gigi desidui dengan anomali struktur

c. Gigi desidui dengan anomali morfologi d. Gigi dengan tumpatan

E. Variabel Penelitian 1. Variabel pengaruh

a. Larutan susu bubuk b. Susu cair (UHT)

c. Larutan susu kental manis 2. Variabel terpengaruh

Kekerasan email gigi desidui 3. Variabel kontrol

Aquades

4. Variabel terkendali

a. Waktu perendaman gigi desidui (45 menit) b. Kekerasan awal email gigi desidui

c. Perasa dari susu (coklat) 5. Variabel tidak terkendali

a. Suhu susu

b. Usia gigi desidui


(38)

F. Definisi Operasional

1.Gigi desidui adalah gigi desidui yang didapat dari hasil pencabutan pada regio anterior rahang atas maupun rahang bawah tanpa anomali struktur dan morfologi dengan kondisi mahkota tanpa fraktur dan keadaan akar boleh resorbsi atau utuh serta bebas dari karies.

2.Susu bubuk adalah susu Frisian Flag sediaan bubuk rasa cokelat dengan kandungan glukosa sebanyak 19gram/180ml air dan kandungan kalsium 60%.

3.Susu cair adalah susu cair Frisian Flag UHT rasa cokelat dalam kemasan kotak yang mengandung glukosa sebanyak 27gram/225ml air dan kalsium sebanyak 25%.

4.Susu kental manis adalah susu Frisian Flag rasa cokelat dalam sediaan kaleng yang mengandung glukosa sebanyak 20gram/140ml air dan kandungan kalsium 6%.

5.Kekerasan email adalah sifat fisik yang dimiliki oleh email gigi yang tingkat kekerasannya dapat diukur dengan menggunakan alat Micro Vickers Hardness Tester dan didapatkan hasil dalam satuan HVN (Hardness Vickers Number).


(39)

20

G. Instrumen Penelitian 1. Alat yang digunakan :

a. Micro Vicker Hardness Tester dengan merek dagang Boehler b. Wadah pencetak es batu

c. Malam

d. Mangkok kaca e. Stik pengaduk f. Spidol permanen g. Hand Scoon steril h. Gelas ukur i. Wadah plastik j. Sendok makan k. Timer

l. Tisu m. Pensil 2B n. Amplas halus

2. Bahan yang diperlukan

a. Gigi desidui dengan kriteria inklusi b. Susu bubuk Frisian Flag rasa cokelat c. Susu cair Frisian Flag rasa cokelat

d. Susu kental manis Frisian Flag rasa cokelat e. Aquades


(40)

H. Cara Kerja Penelitian 1. Tahap persiapan :

a. Mengumpulkan sampel gigi desidui yang memenuhi kriteria inklusi. b. Mempersiapkan alat dan bahan penelitian.

c. Mengurus perizinan penelitian yang akan dilakukan di Laboratorium bahan Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada.

2. Tahap pelaksanaan penelitian :

a. Membuat tempat penanaman sampel, gunakan malam yang sudah dibentuk bulatan kecil kemudian diletakkan dan ditekan perlahan agar malam mengisi seluruh bagian bawah cetakan es batu,

b. Menanam sampel pada malam, letakkan bagian labial gigi dengan menggunakan pinset dan dibenamkan ke dalam malam, sehingga yang tertanam hanya bagian labial dari sampel,

c. Membuat media penanaman gigi, yang didapat dari pencampuran resin dan katalis secukupnya lalu diaduk hingga homogen dalam mangkok kaca menggunakan stik pengaduk, media penanaman ini berguna sebagai bantalan untuk mengisolasi seluruh bagian gigi kecuali bagian yang akan diteliti yaitu bagian labial,

d. Menuang resin ke dalam wadah pencetak es batu yang sudah tertanam sampel gigi di dalamnya hingga seluruh bagian gigi tertutupi, lalu tunggu hingga resin mengeras sempurna,


(41)

20

f. Membersihkan sisa-sisa malam yang menempel pada resin dan sampel gigi dengan menggunakan tisu,

g. Pemberian nomor sampel dengan spidol permanen pada salah satu sisi cetakan yang sudah jadi,

h. Mengukur kekerasan email gigi desidui sebelum diberikan perlakuan menggunakan alat Micro Vickers Hardness Tester,

i. Mencatat hasil yang didapatkan dari uji kekerasan pada keseluruhan sampel sebelum diberikan perlakuan,

j. Menyiapkan variabel kontrol (aquades) dan variabel pengaruh yang meliputi susu bubuk, susu cair (UHT) dan susu kental manis,

1.Tuang 180ml aquades yang telah ditakar dengan gelas ukur ke dalam wadah plastik,

2.Susu bubuk : tuangkan tiga sendok makan (± 40gram) susu bubuk Frisian Flag cokelat ke dalam gelas plastik lalu tambahkan 180ml aquades, aduk hingga merata kemudian tuang dalam wadah plastik, 3.Susu cair : tuangkan 225ml susu cair (UHT) Frisian Flag cokelat ke

dalam wadah plastik,

4.Susu kental manis : masukkan empat sendok makan (± 40gram) susu kental manis Frisian Flag cokelat ke dalam gelas plastik lalu tambahkan 140ml aquades, aduk hingga merata kemudian tuangkan dalam wadah plastik,

k. Merendam gigi desidui pada masing-masing larutan yang telah dibuat selama 45 menit dengan menggunakan timer penghitung waktu mundur,


(42)

l. Mengeringkan sampel dari masing-masing larutan dengan tisu, m. Mengukur kembali kekerasan email gigi desidui setelah perlakuan, n. Mencatat hasil yang didapatkan dari uji kekerasan pada masing-masing

sampel,

o. Membandingkan data yang diperoleh pada sebelum dan sesudah diberi perlakuan,

p. Mengolah dan menganalisa data, q. Mendapatkan hasil dan kesimpulan.

Berikut adalah cara mengoprasikan alat pengukur kekerasan mikro (Micro Vickers Hardness Tester :

1. Menghidupkan alat dengan menyambungkannya ke listrik dan menekan tombol ON pada alat,

2. Mengatur beban tekan yang akan diaplikasikan (pada penelitian ini menggunakan beban 100 gram),

3. Mengatur lama penekanan yang akan dilakukan (pada penelitian ini menggunakan waktu tekan 20 detik),

4. Meletakkan sampel yang akan teliti di meja obyek di bawah mikroskop, 5. Memberi warna pada permukaan gigi yang akan diteliti menggunakan

pensil untuk mempermudah mencari fokus pada permukaan sampel, 6. Mencari fokus pada sampel dengan cara memutar tuas mikroskop dan


(43)

20

7. Setelah menemukan fokus, ganti mikroskop dengan indenter dengan cara diputar ke arah kiri,

8. Menekan tombol “start” untuk memulai proses indenting atau penekanan dengan beban dan waktu yang telah diatur sebelumnya, tunggu hingga lampu indikator mati,

9. Mengubah kembali indenter dengan mikroskop kemudian mencari dan melihat bekas indentasi yang tadi dilakukan, yaitu berupa penampang berbentuk belah ketupat,

10.Mengukur diameter 1 yang berupa garis horizontal yang terbentang dari satu sudut ke sudut lainnya, dengan cara memutar tuas angka yang terletak dekat dengan lensa okuler hingga garis ukur terletak pada titik paling ujung dari garis diameter 1,

11.Memutar lensa okuler untuk mengukur diameter 2 yang berupa garis vertikal yang terbentang dari satu sudut ke sudut lainnya,


(44)

I. Alur Penelitian

Gambar 2 : Alur Penelitian Kelompok 1

(aquades)

Kelompok 2 (larutan susu

bubuk)

Kelompok 3 (susu cair)

Kelompok 4 (larutan susu kental manis)

Masing-masing kelompok direndam selama 45 menit

Gigi diukur kekerasan emailnya sesudah diberi perlakuan menggunakan Micro

Vickers Hardness Tester

Analisis data Data

Sampel gigi sesuai kriteria inklusi dan eksklusi

Sampel gigi ditanam dalam media resin dan katalis

Gigi diukur kekerasan emailnya sebelum diberi perlakuan menggunakan Micro Vickers Hardness Tester


(45)

20

J. Analisa Data

Data hasil penelitian kekerasan email gigi desidui ini akan diuji normalitasnya menggunakan Shapiro Wilk karena jumlah sampel kurang dari 50, dan diuji homogenitasnya. Analisa menggunakan Paired T-test untuk membandingkan hasil sebelum dan sesudah perlakuan pada masing-masing variabel. One way ANOVA digunakan untuk menganalisa perbedaan tingkat kekerasan dari keempat perlakuan apabila didapatkan data tersebut normal dan homogen, namun jika salah satu atau kedua syarat tidak terpenuhi maka uji statistik yang digunakan adalah uji Kruskal Wallis.


(46)

Penelitian mengenai perbedaan kekerasan email gigi desidui antara sebelum dan sesudah perendaman dengan beberapa jenis sediaan susu telah dilaksanakan di Laboratorium Bahan, Fakultas Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada. Penelitian dilakukan dengan mengamati hasil data antara sebelum dan sesudah perendaman yang diukur nilai kekerasan gigi desidui dengan aquades sebagai variabel kontrol dan variabel pengaruh yaitu susu bubuk, susu cair (UHT) dan susu kental manis.

Hasil uji kekerasan email dengan menggunakan Micro Vickers Hardness Tester Machine didapatkan penampang berbentuk belah ketupat dimana diukur nilai diameter satu (d1) dan diameter dua (d2), kemudian dihitung menggunakan rumus :

VHN = 1,854 x P

d

2

Dimana :

VHN = Vickers Hardness Number P = Beban yang diberikan (100gr) d = Panjang diameter rata-rata (mm)

d didapat dari : (d1 + d2) ÷ 2

Setelah dihitung dengan rumus di atas, didapatkan nilai hasil uji kekerasan gigi desidui antara sebelum dan sesudah perendaman.


(47)

31

Gambar 3. Penampang hasil uji kekerasan email gigi desidui

Berikut adalah tabel dari hasil perhitungan nilai uji kekerasan email gigi desidui sebelum dan sesudah perendaman :

Tabel 2. Rerata hasil perendaman (VHN)

Susu bubuk Susu cair (UHT) Susu kental manis Aquades

Sebelum 0,3033 0,2721 0,2664 0,2876

Sesudah 0,3302 0,4725 0,1680 0,2948

Selisih 0,0269 0,2005 -0,0983 0,0071

Keterangan :

VHN : Vickers Hardness Number (satuan nilai kekerasan)

Tabel 2 menunjukkan nilai rerata sebelum, sesudah dan selisih dari keempat kelompok perendaman. Nilai sebelum dan sesudah perendaman akan digunakan sebagai uji Paired T-test, sedangkan nilai selisih untuk uji One way Anova. Selisih dari setiap kelompok mendapatkan hasil yakni susu bubuk 0,0269 dan susu cair (UHT) 0,2005 memiliki nilai positif, hal ini menunjukkan terjadi peningkatan nilai kekerasan. Susu kental manis berada pada angka


(48)

negatif yaitu -0,0983 yang menandakan terjadi penurunan tingkat kekerasan email gigi.

Mengetahui nilai perbedaan kekerasan email gigi desidui antara sebelum dan sesudah perendaman pada masing-masing variabel dilakukan dengan uji Paired T-test. Uji ini dilakukan untuk memenuhi tujuan khusus dari hasil penelitian.

Hasil yang diperoleh antara sebelum dan sesudah perendaman seperti yang tertera pada tabel di bawah ini :

Tabel 3. Hasil Uji T Berpasangan

Paired Difference

Mean Std. Deviation df Sig. (2-tailed)

Sebelum - sesudah

perendaman susu bubuk -0,4563 0,0199 5 0,002

Sebelum - sesudah perendaman susu cair

(UHT)

-0,1921 0,0479 5 0,000

Sebelum - sesudah perendaman susu kental

manis

0,0983 0,0518 5 0,006

Sebelum - sesudah

perendaman aquades -0,0071 0,0400 5 0,681

Berdasarkan analisis Paired T-test tabel 3 dapat disimpulkan bahwa perendaman gigi desidui dengan menggunakan susu bubuk, susu cair (UHT) dan susu kental manis seluruhnya signifikan, karena nilai probabilitas pada perendaman dengan susu bubuk=0,002; susu cair (UHT)=0,000 dan susu kental manis=0,006. Nilai probabilitas pada ketiga perlakuan di atas memiliki nilai di bawah 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada kekerasan email gigi desidui antara sebelum dan sesudah perendaman dengan beberapa jenis sediaan susu.


(49)

33

Semua data hasil pengukuran kekerasan antara sebelum dan sesudah perendaman kemudian dianalisis dengan uji normalitas. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah nilai yang didapat dari hasil pengukuran kekerasan permukaan gigi desidui tersebut terdistribusi secara normal atau tidak.

Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Shapiro-Wilk karena jumlah sampel yang digunakan kurang dari 50. Jika didapatkan p>0,05 maka data dikatakan memiliki distribusi yang normal. Hasil uji normalitas pada sebelum perendaman adalah p=0,18 dan sesudah perendaman p=0,554. Data ini menunjukkan bahwa nilai p>0,05 yang artinya kedua kelompok terdistribusi secara normal.

Setelah dilakukan uji normalitas, selanjutnya dilakukan uji homogenistas untuk menguji apakah sampel memiliki variansi yang sama atau tidak. Jika didapatkan nilai p>0,05 maka sampel dikatakan homogen. Hasil uji homogenitas adalah 0,164. Hasil ini menunjukkan bahwa data yang diperoleh adalah homogen atau memiliki variansi yang sama pada setiap kelompok perlakuan sehingga dapat dilakukan uji berikutnya dengan One way Anova.

Uji One way Anova dilakukan jika uji normalitas didapatkan data normal dan uji homogenitas didapatkan hasil yang homogen. Jika nilai probabilitas perubahan tingkat kekerasan p<0,05 maka hasilnya adalah terdapat perubahan yang signifikan pada kekerasan sampel yang diuji. Hasil dari uji ini dapat dilihat pada tabel berikut :


(50)

Tabel 4. Hasil Uji Anova

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 0,260 3 0,087 49,621 0,000

Within Groups 0,035 20 0,002

Total 0,295 23

Dari tabel 4 didapatkan nilai p adalah 0,000 yang menunjukkan nilai p<0,05. Hasil ini menandakan bahwa adanya perubahan yang signifikan dari selisih antara nilai sebelum dan sesudah perendaman seluruh sampel pada masing-masing kelompok uji yaitu susu bubuk, susu cair (UHT) dan susu kental manis.

B. Pembahasan

Penelitian ini bersifat eksperimental laboratoris yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan kekerasan email gigi desidui antara sebelum dan sesudah perendaman dengan beberapa jenis sediaan susu yang telah dilaksanakan di Laboratorium Bahan, Teknik Mesin, Universitas Gadjah Mada dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 24 gigi desidui sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian ini dilakukan dengan merendam sampel gigi desidui pada tiga variabel berbeda, yaitu susu bubuk, susu cair (UHT) dan susu kental manis serta aquades sebagai variabel kontrol. Perendaman pada masing-masing variabel dilakukan selama 45 menit.

Uji kekerasan email gigi dilakukan dengan menggunakan alat Micro Vickers Hardness Tester Mechine. Nilai diameter hasil pengujian pada sampel sangat dibutuhkan. Nilai diameter (d) didapat dari penjumlahan diameter satu (d1) dan diameter dua (d2) pada hasil penampang seperti gambar 1 yang


(51)

35

kemudian hasil penjumlahan tersebut dibagi dua. Semakin besar nilai diameter yang didapat maka semakin lunak permukaan email gigi desudui dan semakin kecil nilai diameter maka semakin keras permukaan email gigi. Nilai diameter dimasukkan ke dalam rumus uji sehingga didapatkan nilai kekerasan (VHN) antara sebelum dan sesudah perendaman. Nilai VHN berbanding terbalik dengan nilai diameter. Semakin besar nilai VHN maka semakin lunak suatu permukaan yang diuji dan semakin kecil nilai VHN maka semakin tinggi tingkat kekerasan email gigi. Nilai VHN dianalisa menggunakan program SPSS (Stastistical Package for Social Science) dengan memasukkan seluruh data nilai yang didapat dari penelitian yang telah dilakukan.

Data penelitian memperlihatkan nilai normal dan homogen. Hal ini merupakan syarat uji One way Anova untuk memprediksi nilai signifikan dari pengukuran selisih antara sebelum dan sesudah perendaman. Analisa One way Anova menunjukkan hasil yang signifikan sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kekerasan yang bermakna antara ketiga variabel. Perbedaan tersebut berupa adanya kenaikan dan penurunan nilai kekerasan pada sampel yang diteliti. Kenaikan nilai kekerasan didapat pada sampel yang direndam dengan susu bubuk dan susu cair (UHT), sedangkan sampel yang direndam dengan susu kental manis mengalami penurunan nilai kekerasan.

Kenaikan nilai kekerasan pada sampel yang direndam dengan susu bubuk dan susu cair (UHT) disebabkan oleh kandungan mineral-mineral yang dibutuhkan pada proses remineralisasi gigi cukup tinggi, sedangkan faktor pendukung demineralisasi yaitu sukrosa dan glukosa terkandung dalam kadar


(52)

yang rendah. Penurunan tingkat kekerasan pada susu kental manis disebabkan nilai glukosa lebih tinggi dibandingkan faktor remineralisasi yaitu kalsium dan fosfat.

Mineralisasi pada gigi dipengaruhi oleh kandungan mineral dari susu yaitu paparan kalsium dan fosfat. Adanya kandungan tersebut diharapkan terjadi peningkatan kekerasan email gigi. Kalsium dan fluor akan menjadi ikatan hidroksiapatit pada email gigi yang disebut proses remineralisasi sehingga dapat mempengaruhi tingkat kekerasan pada permukaan gigi (Widyaningtyas, dkk., 2014).

Susu bubuk mengandung laktosa 37%, dan lemak 29% (Chairunnisa, 2009). Mineral yang banyak terdapat pada susu salah satunya adalah kalsium yang diketahui mempunyai manfaat dalam menguatkan gigi sehingga menghambat terjadinya proses demineralissi gigi (Fatmawati, 2012).

Kandungan kalsium pada susu bubuk lebih tinggi apabila dibandingkan dengan susu cair (UHT) dan susu kental manis. Susu bubuk mengandung 60% kalsium sedangkan susu cair (UHT) mengandung 25% dan susu kental manis hanya 6% saja. Glukosa sebagai faktor terjadinya demineralisasi gigi lebih banyak terkandung pada susu cair (UHT) yakni 27gr/225ml air diikuti susu kental manis 20gr/140ml air dan susu bubuk 19gr/180ml air.

Penurunan nilai kekerasan yang terjadi pada sampel yang direndam dengan susu kental manis dikarenakan kurangnya faktor mineral yang mendukung demineralisasi gigi. Banyaknya faktor yang menyebabkan remineralisasi yang terkandung dalam susu kental manis inilah yang


(53)

37

memperparah terjadinya perlunakan email. Terdapat penambahan sukrosa dengan kadar yang tinggi pada pengolahan susu sapi segar menjadi susu kental manis. Susu bubuk juga terdapat penambahan sukrosa, namun jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan susu kental manis (Fithria, dkk., 2010).

Selain faktor glukosa dari masing-masing jenis susu, proses remineralisasi email gigi terjadi karena adanya ion kalsium dan fosfat. Ion ini berdifusi dari larutan susu ke dalam mikroporositas email gigi. Difusi ion tersebut diperngaruhi oleh viskositas larutan. Viskositas larutan yang baik untuk remineralisasi adalah viskositas rendah sehingga memungkinkan larutan mengalami penetrasi cepat ke dalam mikroporositas email (Megantoro & Aryo, 2008).

Susu cair (UHT) memiliki nilai viskositas terendah dari jenis sediaan yang lain, hal ini mengakibatkan proses difusi berlangsung cepat sehingga proses remineralisasipun lebih cepat terjadi dan didapatkan tingkat kekerasan email meningkat. Susu kental manis memiliki viskositas paling tinggi (paling kental) sehingga proses difusi berjalan lebih lambat dan proses remineralisasipun menjadi terhambat.

Kalsium dan fosfat pada proses remineralisasi gigi pada awalnya terdeposit pada permukaan email yang kemudian berdifusi masuk ke dalam mikroporositas email (Cate, dkk., 2008). Mineral yang masuk berdifusi kesegala arah di antara prisma email kemudian diserap oleh hypomineralisasi email atau email yang belum mengalami demineralisasi sebelumnya (Barbakow, dkk., 1991).


(54)

Remineralisasi terjadi pada pH netral. Ion kalsium dan fosfat akan menghambat penguraian hidroksiapatit dan menyebabkan terjadinya pembentukan kembali sebagian kristal hidroksiapatit yang larut. Semakin tinggi tingkat konsentrasi kalsium dan fosfat maka presipitasi mineral pada mikroporositas email juga semakin cepat. Presipitasi mineral mengakibatkan penutupan mikroporositas email yang disebut dengan remineralisasi email gigi (Godoy, dkk., 2008).

Adanya perbedaan tingkat kekerasan email gigi pada ketiga kelompok uji disebabkan kandungan glukosa dan mineral pada masing-masing sediaan beragam serta tingkat viskositas larutan susu yang beragam pula. Ion kalsium dan fosfat merupakan kandungan mineral terbanyak dalam susu. Ion ini berdifusi dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah yakni dari larutan susu berdifusi ke dalam mikroporositas permukaan gigi.

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan adanya perubahan yang bermakna pada ketiga kelompok sampel yang diuji antara sebelum dan sesudah perlakuan. Hal ini dapat menjawab hipotesa penelitian yaitu terdapat perbedaan kekerasan email gigi desidui antara sebelum dan sesudah perendaman dengan beberapa jenis sediaan susu yang akan diteliti yaitu susu bubuk, susu cair (UHT), dan susu kental manis. Tercapainya tujuan penelitian yakni untuk mengkaji perbedaan kekerasan email gigi desidui antara sebelum dan sesudah perendaman dengan beberapa jenis sediaan susu juga menandakan telah dilaksanakannya penelitian ini.


(55)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai perbedaan kekerasan email gigi desidui antara sebelum dan sesudah perendaman dengan beberapa jenis sediaan susu yang diamati yaitu susu bubuk, susu cair (UHT) dan susu kental manis, dapat disimpulkan bahwa :

1.Terdapat perbedaan kekerasan email gigi desidui antara sebelum dan sesudah perendaman dengan beberapa jenis sediaan susu yang diteliti yaitu susu bubuk, susu cair (UHT) dan susu kental manis. 2.Terdapat perbedaan pada ketiga sampel uji kekerasan email gigi

desidui yang direndam dengan beberapa jenis sediaan susu.

3.Kenaikan nilai kekerasan terjadi pada kelompok gigi desidui yang direndam dengan susu bubuk dan susu cair (UHT).

4.Penurunan nilai kekerasan terjadi pada kelompok gigi desidui yang direndam dengan susu kental manis.


(56)

B. Saran

1. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai perbedaan kekerasan email gigi desidui dengan menggunakan variabel pengaruh yang berbeda.

2. Dapat dilakukan penelitian serupa menggunakan gigi desidui dan salah satu variabel yang sama dengan waktu perendaman yang berbeda.


(57)

41

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, T., & Hutagalung, M.Z. (2010). Pengaruh Teh Kombucha Terhadap Kekerasan Enamel. Dentika Dental Journal , 15, 67-70.

Aimutis, R.W. (2015, Maret 27). Bioactive Properties of Milk Proteins with Particular Focus on Anticariogenesis. The Journal of Nutrition , 989S-995S. Anusavice & Kenneth J. (2003). Phillips. Buku ajar ilmu bahan kedokteran gigi.

Trans. Johan Arif Budiman, Susi Puwoko. Lilian Juwono, eds. Edisi 10. Jakarta: EGC.

Badan Standardisasi Nasional. (1998). SNI No. 01-2971-1998. Tentang Susu Kental Manis. Jakarta: BSN.

Badan Standardisasi Nasional. (1998). SNI No. 01-3950-1998. Tentang Susu UHT (Ultra High Temperature). Jakarta: BSN.

Barbakow F., Imfeld T,. Lutz F. (May, 1991). Enamel Remineralization: How to Explain it to Patientes. 22(5). Journal of Preventive Dentistry Quintessence Internasional.

Cate & Tien, Jacob Martien. (2008). Remineralization of Enamel Lesion. A Study of The Physico-Chemical Mechanism. Tidak Diterbitkan. Disertasi. Belanda: Universitas Groningen.

Chairunnisa, H. (2009). Penambahan susu bubuk full cream pada pembuatan produk minuman fermentasi dari bahan baku ekstrak jagung manis. Teknologi dan Industri Pangan, XX.

Combe EC. (1992). Sari dental material. Trans. Slamat Tarigan. Jakarta: Balai Pustaka.

Fadhilah. (2012). Pengaruh Lama Perendaman dan Jenis Minuman Beralkohol Bir dan Tuak Terhadap Kekerasan Email Gigi.

Fatmawati, H. (2012). Jendela Husada. Gigi, Pintu Gerbang Kesehatan Buah Hati Kita, hal.11-13.

Fayle, S. (2005). Treatment of Dental Caries in the Preschool Child. In R. Welbury, M. Duggal, & M.T. Hosey (Eds.), Paediatric Dentistry (3rd ed.). Oxford University Press.

Fithria, R. F., Suprijono, A., & Hariono, M. (2010). Perbedaan pengaruh lama penyimpanan larutan susu bubuk full cream dan larutan susu kental manis terhadap kadar glukosa.


(58)

Godoy, Franklin Gracia & Hicks, M. John. (2008). Mantaining The Integrity of Enamel Surface. The Journal of American Dental Association. 139. 25s- 34s. Junqueira, L.C., & Carneiro, J. (2007). Histologi Dasar : Teks dan Atlas (10th ed.). Lombo, A., Mayulu, N., & Gunawan, N.P. (2015). Status Keries Anak Usia

Prasekolah Sekolah Citra Kasih Yang Mengkonsumsi Susu Formula. Jurnal e-Gigi (eG) , 3 (1).

Magalhaes, A.C. (2009). Insight Into Preventive Measure For Dental Erosion. Journal of Applied Oral Science , 17 (2), 75-86.

Megantoro, Aryo. (2008). Pengaruh Xylitol terhadap Proses Remineralisasi Email: Analisis Kualitatif Struktur Permukaan Email Gigi Menggunakan SEM. Tidak Diterbitkan. Skripsi. Jakarta: Universitas Indonesia.

Nagpal, I., Gupta, N., Arora, V., Gupta, P., & Nishant. (2014). Can Milk, Coffee and Tea Prevent Dental Caries ? International Journal of Dental and Medical Research , 1 (4), 129-134.

Nanci, A. (2003). Oral Histology, Development, Structure and Function (7th ed.). Mosby.

Octiara, E., & Rornawi, Y. (2004). Karies Gigi, Oral Higiene dan Kebiasaan Membersihkan Gigi pada Anak-anak Panti Karya Pungai di Binjai. Dentika Dental Journal .

Powers JM & Sakaguchi RL. (2006). Craig’s restorative dental materials. 12th ed, Saint Louis: Mosby.

Prasetyo, A.E. (2005). Keasaman Minuman Ringan Menurunkan Kekerasan Permukaan Gigi. Dentika Dental Journal , 38 (2), 60-63.

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). (2007). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Rusepno, Hassan, & Alatas, H. (2005). Ilmu Kesehatan Anak. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokretan Umum Universitas Indonesia. Jakarta. Scheid, R.C. (2012). Anatomi Gigi (8th ed.). Jakarta: EGC.

Sediaoetama, A.D. (2004). Ilmu Gizi : Untuk Mahasiswa dan Profesi (2nd ed.). Dian Rakyat.

Segura, A. (2009). Examination of Infant and Toddlers. In H.J. Berg, & L.R. Slayton, Early Childhood Oral Health. Wiley-Blackwell.

Sroda, R. (2010). Nutrition for A Healthy Mouth (2nd ed.). Wolters Kluwer Health. Van Beek, G.C. (1996). Morfologi Gigi : Penuntun Bergambar (2nd ed.). (P.


(59)

43

Widodo. (2003). Bioteknologi Industri Susu. Yogyakarta: Lacticia Press.

Widyaningtyas, V. Corvianindya,Y.R & Barid, I. (May,2014). Analisis Peningkatan Remineralisasi Enamel Gigi setelah Direndam dalam Susu Kedelai Murni (Glycine max (L.) Merill) Menggunakan Scanning Electron Micrroscope (SEM). (2nd. Ed.) Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Pustaka Kesehatan.


(60)

(61)

Tabel hasil perhitungan nilai kekerasan sebelum perendaman

No Sampel

Aquades Susu bubuk Susu cair Susu kental manis

d1 d2 D VHN d1 d2 D VHN d1 d2 d VHN d1 d2 d VHN

1 27 31.75 29.375 0.2149 30 28.5 29.25 0.2167 29.5 29.5 29.5 0.2130 27.75 28 27.875 0.2386

2 23 28 25.5 0.2851 27 30 28.5 0.2283 27.5 29.25 28.375 0.2303 26.5 27.25 26.875 0.2567

3 24.5 26 25.25 0.2908 24.5 25.5 25 0.2966 27 27.5 27.5 0.2497 25.5 27.25 26.375 0.2665

4 25 25 25 0.2966 25.25 23.5 24.375 0.3120 26.25 27.5 26.875 0.2567 25.5 26.5 26 0.2743

5 26.5 23 24.75 0.3027 22.5 22 22.25 0.3745 25 25.5 25.25 0.2908 26.75 25 25.875 0.2769


(62)

No Sampel

d1 d2 D VHN d1 d2 D VHN d1 d2 d VHN d1 d2 D VHN

1 26.5 25 25.75 0.2796 28.5 27 27.75 0.2408 22.25 23.25 22.75 0.3582 36 34 35 0.1513

2 25 25.5 25.25 0.2908 26 26 26 0.2743 21.5 24 22.75 0.3583 28 28.75 28.375 0.2293

3 23.5 26.5 25 0.2966 22.25 24.5 23.375 0.3375 18.25 20.25 19.25 0.5003 31.75 27.5 29.625 0.2112

4 26.5 24.25 25.375 0.2897 25.25 20.75 23 0.3505 20 20.5 20.25 0.3505 34 33.5 33.75 0.1622

5 25.75 29 27.375 0.2474 21 21.25 21.125 0.4154 18.5 19.75 19.125 0.5069 37.75 38.25 38 0.1284


(63)

Rerata hasil perendaman (VHN)

Susu bubuk Susu cair (UHT) Susu kental manis Aquades

Sebelum 0,3033 0,2721 0,2664 0,2876

Sesudah 0,3302 0,4725 0,1680 0,2948

Selisih 0,0269 0,2005 -0,0983 0,0071

Explore sampel

Case Processing Summary

sampel

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

sebelum Susu cair 6 100.0% 0 .0% 6 100.0%

Susu bubuk 6 100.0% 0 .0% 6 100.0%

Susu kental manis 6 100.0% 0 .0% 6 100.0%

Aquades 6 100.0% 0 .0% 6 100.0%

sesudah Susu cair 6 100.0% 0 .0% 6 100.0%

Susu bubuk 6 100.0% 0 .0% 6 100.0%

Susu kental manis 6 100.0% 0 .0% 6 100.0%


(64)

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound .2051

Upper Bound .3396

5% Trimmed Mean .2689

Median .2536

Variance .004

Std. Deviation .06410

Minimum .21

Maximum .39

Range .18

Interquartile Range .09

Skewness 1.626 .845

Kurtosis 2.859 1.741

Susu bubuk Mean .3033 .02953

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound .2274

Upper Bound .3792

5% Trimmed Mean .3032

Median .3043

Variance .005

Std. Deviation .07234


(65)

1 2 3

Maximum .39

Range .18

Interquartile Range .15

Skewness -.014 .845

Kurtosis -1.771 1.741

Susu kental manis

Mean .2661 .00686

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound .2485

Upper Bound .2838

5% Trimmed Mean .2666

Median .2699

Variance .000

Std. Deviation .01680

Minimum .24

Maximum .29

Range .05

Interquartile Range .03

Skewness -.882 .845

Kurtosis .448 1.741

Aquades Mean .2876 .01625

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound .2459

Upper Bound .3294

5% Trimmed Mean .2890


(66)

Minimum .21

Maximum .34

Range .12

Interquartile Range .04

Skewness -1.282 .845

Kurtosis 3.053 1.741

sesudah Susu cair Mean .4642 .04029

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound .3606

Upper Bound .5678

5% Trimmed Mean .4618

Median .4748

Variance .010

Std. Deviation .09869

Minimum .36

Maximum .61

Range .26

Interquartile Range .18

Skewness .326 .845

Kurtosis -.554 1.741

Susu bubuk Mean .3490 .03549

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound .2577


(67)

1 2 3

5% Trimmed Mean .3480

Median .3440

Variance .008

Std. Deviation .08693

Minimum .24

Maximum .48

Range .23

Interquartile Range .16

Skewness .286 .845

Kurtosis -.829 1.741

Susu kental manis

Mean .1680 .01762

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound .1227

Upper Bound .2133

5% Trimmed Mean .1669

Median .1568

Variance .002

Std. Deviation .04315

Minimum .13

Maximum .23

Range .10

Interquartile Range .09

Skewness .626 .845

Kurtosis -1.523 1.741


(68)

5% Trimmed Mean .2934

Median .2894

Variance .002

Std. Deviation .03910

Minimum .25

Maximum .37

Range .12

Interquartile Range .04

Skewness 1.279 .845


(1)

differences of the enamel in deciduous teeth between before and after immersion in several of milk. Methods: eksperimental laboratories design with 24 samples of deciduous teeth in accordance with inclusion and exclusion criteria. There are 6 samples in each group which immersion in milk powder, UHT milk and sweet condensed milk as a influence variabel and aquades as a control variable. Immersing performed for 45 minutes. Result: immersing the deciduous teeth in milk powder and UHT milk was show that increasing the hardness of enamel while in sweet condensed milk decreasing the hardness of enamel in deciduous teeth.

Keyword: Teeth hardness, deciduous teeth, milk powder, UHT, sweet condensed milk.

Pendahuluan

Kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu kondisi yang turut mangambil andil dalam bidang kesehatan nasional. Prevalensi nasional terkait masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia ikut berperan sebesar 23,5%1. Kesehatan gigi dan mulut anak juga ikut berpengaruh besar terhadap terjadinya keries gigi. Penelitian Essie Octiara pada tahun 2004 menunjukkan bahwa prevalensi kasus karies gigi desidui pada anak usia 2-5 tahun sebanyak 84,21% sedangkan untuk gigi permanen usia 6-14 tahun sebanyak 64,59%.

Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan dan ditandai dengan adanya demineralisasi atau penurunan kekerasan email serta diikuti oleh kerusakan bahan organiknya. Email pada gigi merupakan jaringan yang mengalami mineralisasi paling besar pada tubuh manusia, yakni mengandung 96% bahan anorganik yaitu hidroksiapatit (Ca10(PO4)6(OH)2), 1% bahan organik dan 3% kandungan air2.

Email merupakan lapisan terluar gigi. Lapisan terluar jauh lebih keras dan lebih padat karena mengandung banyak mineral dan bahan anorganik. Email pada gigi desidui memiliki struktur email yang kurang padat dan lebih tipis apabila dibandingkan dengan gigi permanen. Hal ini berkaitan dengan cepatnya proses karies terjadi karena anak-anak yang cenderung suka mengkonsumsi makanan dan minuman yang manis, sedangkan struktur email gigi desidui tipis3.

Makanan dan minuman yang manis kuat kaitannya dengan karies gigi anak. Pembentukan dan komposisi dari makanan manis mengambil peran penting karena mengandung glukosa dan sukrosa. Makanan manis hanya memiliki efek lokal pada permukaan gigi saja4.

Makanan dan minuman manis sangat banyak di pasaran. Salah satunya adalah susu yang kebanyakan dari anak-anak senang dan sering mengkonsumsinya. Susu disajikan dalam berbagai bentuk sediaan seperti susu bubuk, susu cair atau UHT (Ultra High Temperature) dan susu kental manis. Masing-masing bentuk sediaan susu memiliki kadar glukosa dan kalsium yang berbeda-beda. Susu merupakan minuman bergizi yang banyak mengandung laktoferin, kalsium, fosfat, lemak serta kasein yang baik untuk kesehatan anak dan dapat melindungi gigi dari karies5.


(2)

Bahan dan cara

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental laboratoris dengan menggunakan 24 sampel gigi desidui anterior baik rahang atas maupun rahang bawah tanpa fraktur mahkota serta bebas dari karies.

Penelitian ini terdiri dari empat kelompok yang masing-masing terdiri dari 6 sampel yaitu susu bubuk, susu cair (UHT) dan susu kental manis sebagai variabel pengaruh serta aquades sebagai variabel kontrol. Kekerasan email gigi desidui adalah variabel terpengaruh dan sebagai variabel terkendali adalah waktu perendaman selama 45 menit, kekerasan awal email gigi desidui dan perasa susu yakni rasa cokelat. Suhu susu, usia gigi desidui dan volume minuman yang digunakan termasuk dalam variabel tidak terkendali.

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah gigi desidui, susu bubuk

Frisian Flag rasa cokelat, susu cair (UHT) Frisian Flag rasa cokelat, susu kental manis

Frisian Flag rasa cokelat, aquades serta resin dan katalis sebagai media tanam gigi desidui yang akan diuji.

Alat yang digunakan yaitu Micro Vicker Hardness Tester untuk mengukur kekerasan email gigi; mangkok kaca dan stik untuk mengaduk resin dan katalis; wadah pencetak es batu untuk mencetak media tanam gigi; wadah plastik dan sendok makan untuk mengaduk larutan susu; timer untuk menghitung waktu perendaman; malam; spidol permanen untuk pemberian no sampel uji; hand scoon steril; gelas ukur untuk mengukur larutan susu; serta tisu dan amplas halus.

Penelitian ini dilaksanakan pada November 2015 s.d Maret 2016 di Laboratorium Bahan, Fakultas Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Pelaksanaan diawali penanaman sampel gigi dengan mengaduk resin dan katalis sebagai media tanam yang sebelumnya telah menggunakan handscoon steril, setelah itu adonan dituang pada wadah cetakan es batu dimana malam dan sampel gigi sebelumnya diletakkan pada bagian bawah cetakan agar permukaan gigi yang akan diuji tidak tertutupi resin. Setelah mengeras, sampel dikeluarkan dari wadah dan sisa-sisa malam yang menempel dibersihkan dengan tisu. Pemberian nomor sampel ditandai dengan spidol permanen pada salah satu sisi cetakan yang sudah jadi. Selanjutnya dapat dilakukan pengukuran kekerasan email gigi desidui sebelum perlakuan dengan Micro Vickers Hardness Tester Machine dan catat hasil yang diperoleh.

Pembuatan larutan susu bubuk, susu cair (UHT) dan susu kental manis dikerjakan setelah didapatnya kekerasan awal email. Perendaman sampel pada masing-masing kelompok selama 45 menit dengan menggunakan timer penghitung waktu mundur. Keringkan sampel dengan tisu. Ukur kembali kekerasan setelah perlakuan dan catat hasil yang didapatkan. Bandingkan data yang diperoleh pada sebelum dan sesudah perendaman. Data yang didapat dimasukkan dalam rumus kekerasan mikro dengan satuan VHN (Vickers Hardness Number). Data diolah dan dianalisa sehingga mendapatkan hasil dan kesimpulan.


(3)

Hasil penelitian

Hasil penelitian didapat dari nilai data sebelum dan sesudah perendaman dengan beberapa jenis sediaan susu. Uji kekerasan permukaan email memperlihatkan hasil penampang dibawah lensa Micro Vickers Hardness Tester Machine berbentuk belah ketupat. Bentuk belah ketupat tersebut diukur nilai diameter satu (d1) dan diameter dua (d2), kemudian dihitung dalam rumus sehingga didapatkan hasil rerata seperti tabel 1:

Tabel 1. Rerata hasil perendaman (VHN)

Susu bubuk Susu cair (UHT) Susu kental manis Aquades

Sebelum 0,3033 0,2721 0,2664 0,2876

Sesudah 0,3302 0,4725 0,1680 0,2948

Selisih 0,0269 0,2005 -0,0983 0,0071

Nilai sebelum dan sesudah perendaman akan digunakan sebagai uji Paired T Test, sedangkan nilai selisih akan digunkaan untuk uji One way Anova. Selisih dari keempat kelompok menujukkan hasil yakni susu bubuk 0,0269 dan susu cair (UHT) 0,2005 memiliki nilai positif, hal ini menunjukkan terjadi peningkatan nilai kekerasan. Susu kental manis menunjukkan nilai negatif yaitu -0,0983 yang menandakan terjadi penurunan tingkat kekerasan email gigi.

Uji selanjutnya adalah uji normalitas dan uji homogenitas. Data penelitian memperlihatkan nilai normal dan homogen. Hal ini ditunjukkan dari hasil probabilitas yang diperoleh adalah p>0,05 yaitu seluruh sampel terdistribusi secara normal dan data memiliki variansi yang sama sehingga dapat diuji dengan One way Anova seperti tabel 2:

Tabel 2. Hasil Uji Anova

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 0,260 3 0,087 49,621 0,000

Within Groups 0,035 20 0,002

Total 0,295 23

Hasil analisa yang didapatkan melalui uji One way Anova menunjukkan nilai p<0,05 yang menandakan terdapat perbedaan kekerasan yang signifikan dari selisih antara nilai sebelum dan sesudah perendaman seluruh sampel pada masing-masing kelompok uji.

Diskusi

Hasil uji dibawah lensa Micro Vickers Hardness Tester Machine mendapatkan penampang berbentuk belah ketupat. Nilai diameter pada penampang belah ketupat sangat dibutuhkan untuk mencari nilai kekerasan email gigi. Nilai diameter (d) didapat dari penjumlahan diameter satu (d1) dan diameter dua (d2) yang kemudian hasil penjumlahan

tersebut dibagi dua. Semakin besar nilai diameter yang didapat maka semakin lunak permukaan email gigi desudui dan berlaku sebaliknya. Nilai diameter dimasukkan ke dalam rumus uji sehingga didapatkan nilai kekerasan (VHN) antara sebelum dan sesudah


(4)

perendaman. Nilai VHN berbanding terbalik dengan nilai diameter. Semakin besar nilai VHN maka semakin lunak suatu permukaan yang diuji dan semakin kecil nilai VHN maka semakin tinggi tingkat kekerasan email gigi. Nilai VHN kemudian dianalisa menggunakan program SPSS (Stastistical Package for Social Science).

Data penelitian memperlihatkan nilai normal dan homogen. Hal ini merupakan syarat uji One way Anova untuk memprediksi signifikansi dari pengukuran selisih antara sebelum dan sesudah perendaman. Analisa One way Anova menunjukkan hasil yang signifikan sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kekerasan yang bermakna antara ketiga variabel. Perbedaan tersebut berupa adanya kenaikan dan penurunan nilai kekerasan pada sampel yang diteliti. Kenaikan nilai kekerasan didapat pada sampel yang direndam dengan susu bubuk dan susu cair (UHT), sedangkan sampel yang direndam dengan susu kental manis mengalami penurunan nilai kekerasan.

Kenaikan nilai kekerasan pada sampel yang direndam dengan susu bubuk dan susu cair (UHT) disebabkan oleh kandungan mineral yang dibutuhkan untuk proses remineralisasi gigi cukup tinggi, sedangkan faktor pendukung demineralisasi yaitu kandungan sukrosa dan glukosa terkandung dalam kadar yang rendah. Mineralisasi pada gigi dipengaruhi oleh kandungan mineral susu yaitu paparan kalsium dan fosfat. Adanya kandungan tersebut diharapkan terjadinya peningkatan kekerasan email gigi. Kalsium dan fosfat akan menjadi ikatan hidroksiapatit pada email gigi yang disebut proses remineralisasi sehingga dapat mempengaruhi tingkat kekerasan pada permukaan gigi6. Mineral yang banyak terdapat pada susu salah satunya adalah kalsium yang diketahui mempunyai manfaat dalam menguatkan gigi sehingga menghambat terjadinya proses demineralisasi gigi7.

Penurunan tingkat kekerasan pada susu kental manis disebabkan kandungan glukosa lebih tinggi dibandingkan faktor remineralisasi yaitu kalsium dan fosfat. Terdapat penambahan sukrosa dengan kadar yang tinggi pada pengolahan susu sapi segar menjadi susu kental manis. Susu bubuk juga terdapat penambahan sukrosa, namun jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan susu kental manis8.

Kandungan kalsium pada susu bubuk lebih tinggi apabila dibandingkan dengan susu cair (UHT) dan susu kental manis. Susu bubuk mengandung 60% kalsium sedangkan susu cair (UHT) mengandung 25% dan susu kental manis hanya 6% saja. Glukosa sebagai faktor terjadinya demineralisasi gigi lebih banyak terkandung pada susu cair (UHT) yakni 27gr/225ml air diikuti susu kental manis 20gr/140ml air dan susu bubuk 19gr/180ml air.

Selain faktor glukosa, proses perubahan tingkat kekerasan email gigi terjadi karena adanya kandungan mineral. Ion kalsium dan fosfat merupakan kandungan mineral terbanyak dalam susu. Ion ini berdifusi dari larutan susu ke dalam mikroporositas email gigi. Difusi merupakan proses perpindahan suatu zat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah yaitu dari larutan susu berdifusi ke dalam mikroporositas permukaan gigi. Difusi ion dipengaruhi oleh viskositas larutan. Viskositas larutan yang baik untuk remineralisasi adalah viskositas rendah sehingga memungkinkan larutan mengalami penetrasi cepat ke dalam mikroporositas email9.

Susu cair (UHT) memiliki nilai viskositas terendah dari jenis sediaan yang lain, hal ini mengakibatkan proses difusi berlangsung cepat sehingga proses remineralisasipun


(5)

lebih cepat terjadi dan didapatkan tingkat kekerasan email meningkat. Susu kental manis memiliki viskositas paling tinggi (paling kental) sehingga proses difusi berjalan lebih lambat dan proses remineralisasipun menjadi terhambat.

Kalsium dan fosfat pada proses remineralisasi gigi pada awalnya terdeposit pada permukaan email yang kemudian berdifusi masuk ke dalam mikroporositas email10. Mineral yang masuk berdifusi kesegala arah di antara prisma email kemudian diserap oleh hypomineralisasi email atau email yang belum mengalami demineralisasi sebelumnya11.

Remineralisasi terjadi pada pH netral. Ion kalsium dan fosfat akan menghambat penguraian hidroksiapatit dan menyebabkan terjadinya pembentukan kembali sebagian kristal hidroksiapatit yang larut. Semakin tinggi tingkat konsentrasi kalsium dan fosfat maka presipitasi mineral pada mikroporositas email juga semakin cepat. Presipitasi mineral mengakibatkan penutupan mikroporositas email yang disebut dengan remineralisasi email gigi12.

Adanya perbedaan tingkat kekerasan email gigi pada ketiga kelompok uji disebabkan kandungan glukosa dan mineral pada masing-masing sediaan beragam serta tingkat viskositas larutan susu yang beragam pula.

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan adanya perubahan yang bermakna pada ketiga kelompok sampel yang diuji antara sebelum dan sesudah perlakuan. Hal ini dapat menjawab hipotesa penelitian yaitu terdapat perbedaan kekerasan email gigi desidui antara sebelum dan sesudah perendaman dengan beberapa jenis sediaan susu yang akan diteliti yaitu susu bubuk, susu cair (UHT), dan susu kental manis. Tercapainya tujuan penelitian yakni untuk mengkaji perbedaan kekerasan email gigi desidui antara sebelum dan sesudah perendaman dengan beberapa jenis sediaan susu juga menandakan telah dilaksanakannya penelitian ini.

Kesimpulan

1. Terdapat perbedaan kekerasan email gigi desidui antara sebelum dan sesudah perendaman dengan beberapa jenis sediaan susu yang diteliti yaitu susu bubuk, susu cair (UHT) dan susu kental manis.

2. Terdapat perbedaan pada ketiga sampel uji kekerasan email gigi desidui yang direndam pada beberapa jenis sediaan susu.

3. Kenaikan nilai kekerasan terjadi pada kelompok gigi desidui yang direndam dalam susu bubuk dan susu cair (UHT).

4. Penurunan nilai kekerasan terjadi pada kelompok gigi desidui yang direndam dalam susu kental manis.

Saran

1. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai perbedaan kekerasan email gigi desidui dengan menggunakan variabel pengaruh yang berbeda.

2. Dapat dilakukan penelitian serupa menggunakan gigi desidui dan salah satu variabel yang sama dengan waktu perendaman yang berbeda.


(6)

Daftar Pustaka

1. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta; 2007

2. Junqueira, L.C., & Carneiro, J. Histologi Dasar : Teks dan Atlas (10th ed.). (F. Dany, Ed., & J. Tambayong, Trans.). Jakarta: EGC; 2007

3. Fayle, S. Treatment of Dental Caries in the Preschool Child. In R. Welbury, M. Duggal, & M.T. Hosey (Eds.), Paediatric Dentistry (3rd ed.). Oxford University Press; 2005.

4. Sroda, R. Nutrition for A Healthy Mouth (2nd ed.). Wolters Kluwer Health; 2010. 5. Nagpal, I., Gupta, N., Arora, V., Gupta, P., & Nishant. Can Milk, Coffee and Tea

Prevent Dental Caries ? International Journal of Dental and Medical Research, 1 (4), 129-134; 2014

6. Widyaningtyas, V., Rahayu, Y. C., & Barid, I. Analisis Peningkatan Remineralisasi Enamel Gigi setelah Direndam dalam Susu Kedelai Murni (Glycine max (L.) Merill) Menggunakan Scanning Electron Micrroscope (SEM). (2nd. Ed.) Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Pustaka Kesehatan; May,2014.

7. Fatmawati, H. Jendela Husada. Gigi, Pintu Gerbang Kesehatan Buah Hati Kita, hal.11-13; 2012.

8. Fithria, R. F., Suprijono, A., & Hariono, M. Perbedaan pengaruh lama penyimpanan larutan susu bubuk full cream dan larutan susu kental manis terhadap kadar glukosa; 2010.

9. Megantoro, Aryo. Pengaruh Xylitol terhadap Proses Remineralisasi Email: Analisis Kualitatif Struktur Permukaan Email Gigi Menggunakan SEM. Tidak Diterbitkan. Skripsi. Jakarta: Universitas Indonesia; 2008.

10.Cate & Tien, Jacob Martien. Remineralization of Enamel Lesion. A Study of The Physico-Chemical Mechanism. Tidak Diterbitkan. Disertasi. Belanda: Universitas Groningen; 2008.

11.Barbakow F., Imfeld T,. Lutz F. Enamel Remineralization: How to Explain it to Patientes. 22(5). Journal of Preventive Dentistry Quintessence Internasional; May, 1991.

12.Godoy, Franklin Gracia & Hicks, M. John. Mantaining The Integrity of Enamel Surface. The Journal of American Dental Association. 139. 25s- 34s; 2008.