Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Minat Ibu Akseptor KB Menggunakan Kontrasepsi AKDR di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2013

(1)

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT IBU AKSEPTOR KB MENGGUNAKAN KONTRASEPSI AKDR

DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN ASAM KUMBANG KECAMATAN MEDAN SELAYANG TAHUN 2013

WIWI WARDANI TANJUNG 125102117

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

(4)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013 Wiwi Wardani Tanjung

Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Minat Ibu Akseptor KB Menggunakan Kontrasepsi AKDR di Lingkungan IV Kelurahan

Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2013 vii + 40 hal + 6 tabel + 1 skema + 10 lampiran

ABSTRAK

Indonesia sebagai negara berkembang mempunyai masalah lajunya pertumbuhan penduduk. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat (215,27 juta jiwa) setelah Cina (1,306 milyar jiwa), India (1,068 milyar jiwa) dan Amerika Serikat (295 juta jiwa). Untuk itu diperlukan metode kontrasepsi yang sangat efektif yaitu Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR). Efektivitas AKDR dalam mencegah kehamilan mencapai 98% hingga 100%. AKDR memiliki angka kegagalan yang rendah dibandingkan kontrasepsi lain pada tahun pertama pemakaiannya (0,1%), suntik (0,3%), pil (5%), dan diafragma (20%). Walaupun demikian, terdapat satu masalah utama yang dihadapi saat ini yaitu masih rendahnya penggunaan AKDR. Saat ini kurang lebih 85 juta wanita di seluruh dunia yang menggunakan AKDR dimana kira- kira 70% (59 juta) ada di RRC. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan faktor- faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang tahun 2013. Desain pada penelitian ini adalah deskriftif. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 54 responden. Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai bulan Mei 2013. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang meliputi data demografi, pertanyaan dari faktor pengetahuan dan faktor sikap.Hasil penelitian menunjukkan mayoritas berpendidikan SMP yaitu 18 responden (33,3%). Pada usia ditemukan mayoritas berumur 20-35 tahun sebanyak 29 responden (53,7%).Berdasarkan pengetahuan responden berada dalam kategori cukup yaitu sebanyak 24 responden (44,4 %). Berdasarkan sikap menunjukkan mayoritas respondenbersikap negatif yaitu sebanyak 35 orang (64,8%). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan responden tentang AKDR cukup, namun mayoritas responden bersikap negatif, sehingga diharapkan adanya penyuluhan dari tenaga kesehatan agar sikap responden yang negatif terhadap kontrasepsi AKDR bisa menjadi lebih positif.

Kata Kunci : Usia, Pendidikan, Pengetahuan, Sikap, Kontrasepsi AKDR Daftar Pustaka: 28 (2000-2012)


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Minat Ibu Akseptor KB Menggunakan Kontrasepsi AKDR di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2013” yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini peneliti mendapatkan bimbingan, masukan dan arahan dari berbagai pihak, sehingga peneliti dapat membuat Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. dr. Dedi Ardinata M.Kes, selaku dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep.Ns.M.Kep selaku ketua program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Farida Linda Sari Siregar S.Kep. M.Kep selaku penguji I yang telah memberikan saran dan kritik dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Hj. Juliani, SST. MARS selaku penguji II saya yang telah memberikan saran dan kritik dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. dr. Juliandi Harahap, MA selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan bantuan dan arahan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.


(6)

6. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

7. Bapak Riswan Sihombing selaku Kepala Lurah Asam Kumbang yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti dalam melakukan penelitian.

8. Teristimewa Ayahanda tercinta, tetes demi tetes keringat mu telah menjadi motivasi kuat dan Ibunda tersayang sentuhan belai kasih sayangmu menjadi inspirasi dan doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis dalam membuat Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Buat teman - teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih memiliki banyak kekurangan, untuk itu masukan dan saran yang membangun sangat peneliti diharapkan demi perbaikan dimasa yang akan datang. Akhirnya hanya kepada Allah peneliti berserah diri, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juli 2013


(7)

DAFTAR ISI ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR SKEMA ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keluarga Berencana (KB)... 6

1. Defenisi KB ... 6

2. Tujuan KB ... 6

3. Sasaran KB ... 7

B. Kontrasepsi ... 7

C. Pengertian AKDR ... 7

D. Jenis- Jenis AKDR ... 8

E. Mekanisme Kerja ... 8

F. Efektivitas ... 8

G. Keuntungan AKDR ... 9

H. Persyaratan Pemakaian AKDR ... 10

I. Efek Samping dan Komplikasi ... 11

J. Waktu Pemasangan AKDR ... 12

K. Cara Pemasangan AKDR ... 12

L. Cara Melepas AKDR ... 13

M. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Penggunaan AKDR 15 1. Tingkat Pendidikan ... 15

2. Usia ... 16

3. Pengetahuan ... 17


(8)

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL

A. Kerangka Konsep ... 19

B. Defenisi Operasional ... 20

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 21

B. Populasi dan sampel ... 21

C. Tempat Penelitian ... 22

D. Waktu Penelitian ... 22

E. Pertimbangan Etik ... 22

F. Instrumen Penelitian ... 23

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 25

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 26

I. Analisa Data ... 27

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 28

1. Karakteristik Responden ... 28

2. Pengetahuan Responden ... 29

3. Sikap Responden ... 31

B. Pembahasan ... 34

1. Karakteristik Responden ... 34

2. Pengetahuan Responden ... 35

3. Sikap Reponden ... 37

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 39

B. Saran ... 40 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR SKEMA


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Defenisi Operasional ... 20 Tabel 5.1 Distribusi Karekteristik Reponden di Lingkungan IV Kelurahan Asam

Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2013... 29 Tabel 5.2 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Kuesioner Pengetahuan

di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2013... 30 Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Responden

di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2013... 31 Tebel 5.4 Distribusi Jawaban Responden Kuesioner Sikap di Lingkungan IV

Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2013 ... 32 Tebel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Ibu tentang Kontrasepsi

AKDR di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2013 ... 33


(11)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Lembar Kuesioner

Lampiran 2 : Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden

Lampiran 3 : Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (informed Consent) Lampiran 4 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 5 : Surat Persetujuan Content Validity Lampiran 6 : Surat Izin Penelitian dari Pendidikan Lampiran 7 : Surat Balasan Penelitian


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Jumlah penduduk yang terus meningkat merupakan masalah besar bagi negara-negara di dunia khususnya negara-negara berkembang. Menurut data WHO didapatkan bahwa di seluruh dunia terjadi 1 juta kelahiran baru per hari, dimana 50% diantaranya tidak direncanakan dan 25% tidak diharapkan (Wiknjosastro, 2011:437).Jumlah penduduk di Indonesia sejak sensus pertama sampai dengan sensus terakhir jumlahnya terus bertambah. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat (215,27 juta jiwa) setelah Cina (1,306 milyar jiwa), India (1,068 milyar jiwa) dan Amerika Serikat (295 juta jiwa) (Anggraini & Martini, 2012: 9-10).

Upaya langsung untuk menurunkan tingkat kelahiran dilaksanakan melalui program keluarga berencana (KB), yaitu dengan mengajak pasangan usia subur (PUS) agar memakai alat kontrasepsi (Angraini & Martini, 2012: 1). Keluarga Berencana (KB) merupakan upaya pelayanan kesehatan preventif atau pencegahan yang paling dasar dan utama.Untuk menekan angka kenaikan jumlah penduduk pemerintah menyusun program Keluarga Berencana sebagai program nasional yang bertujuan untuk mewujudkan “Keluarga Berkualitas Tahun 2015”. Keluarga yang berkualitas yang dimaksud adalah keluarga yang sehat, sejahtera, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Saifuddin, 2006). Keluarga Berencana (KB) membantu perorangan atau pasangan untuk memilih apakah ingin mempunyai anak atau menentukan jumlah anak yang mereka inginkan/


(13)

pembatasankeluarga (Jones, 2005: 106). KB dalam kesehatan reproduksi berperan untuk menunjang tercapainya kesehatan ibu dan bayi karena kehamilan yang diinginkan dan berlangsung dalam keadaan dan saat yang tepat akan lebih menjamin keselamatan ibu dan bayi yang dikandungnya. Selain itu juga berperan dalam menurunkan risiko kematian ibumelalui pencegahan kehamilan, menunda kehamilan melalui pendewasaan usia hamil, menjarangkan kehamilan atau membatasi kehamilan bila anak sudah dianggap cukup (Pinem, 2009).

Salah satu alat jenis alat kontrasepsi yang memiliki efektivitas tinggi adalah Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR). AKDR adalah cara pencegahan kehamilan yang sangat efektif, aman, dan reversibel bagi wanita (Pendit, 2006: 20). Efektivitas AKDR dalam mencegah kehamilan mencapai 98% hingga 100%, tergantung jenis AKDR (Meilani N, et al. 2010: 119). Selain efektivitas yang tinggi, sebagian besar AKDR memiliki angka berkelanjutan yang tinggi, antara 70% dan 90%. Studi mengenai kegagalan metode di 15 negara berkembang mengungkapkan angka kegagalan AKDR tahun pertama rata- rata 0,1 % (Pendit, 2006: 20). Kontrasepsi AKDR memiliki angka kegagalan yang rendah dibandingkan kontrasepsi lain pada tahun pertama pemakaiannya (0,1%), suntik (0,3%), pil (5%), dan diafragma (20%) (Glasier & Gebbie, 2005: 11).

Walaupun demikian, terdapat satu masalah utama yang dihadapi saat ini yaitu masih rendahnya penggunaan KB AKDR. Saat ini kurang lebih 85 juta wanita di seluruh dunia yang menggunakan AKDR dimana kira- kira 70% (59 juta) ada di RRC. Dari data yang dikumpulkan pada tahun 1982, tercatat 2,2 juta wanita akseptor KB AKDR di Amerika Serikat. Tetapi sejak tahun 1982, timbul sejumlah kejadian yang mengakibatkan penurunan jumlah akseptor KB AKDR (Anggraini & Martini, 2012: 155).


(14)

Menurut BKKBN dan UNFPA (2005) dalam pelaksanaannya, program KB masih mengalami beberapa hambatan. Menurut SDKI 2002-2003, masih sekitar 40% pasangan usia subur (PUS) yang belum menjadi peserta KB.Secara umum faktor-faktor yang menyebabkan PUS tidak menjadi peserta KB adalah pelayanan KB yang masih kurang berkualitas, keterbatasan alat kontrasepsi, penyampaian konseling maupun KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi) belum dilaksanakan dengan baik, hambatan budaya, kelompok wanita yang sudah tidak ingin anak lagi tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi (unmet need), dan kelompok hard core yaitu kelompok wanita yang tidak mau menggunakan alat kontrasepsi baik pada saat ini maupun pada waktu yang akan datang (Pinem, 2009: 199).

Berdasarkan Profil Data Kesehatan Indonesia jumlah peserta KB aktif di Indonesia pada tahun 2011 adalah 75,96% dari seluruh jumlah PUS. Metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah suntikan (48,47%), pil (25,81%), sedangkan AKDR berada di urutan ketiga (11,28%). Di Medan peserta KB aktif berjumlah 1.509.109 orang, metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah suntikan (44,69%), berikutnya pil (40,32%), sementara AKDR berada di urutan ketiga (10,61%) (BKKBN, 2011).

Hasil penelitian Haryani (2008) yang dilakukan di Kelurahan PrengganKecamatan KotagedeYogyakarta, menyebutkan bahwa ada pengaruh antara faktor pendidikan, pengetahuan, dan sikap terhadap pemilihan penggunaan kontrasepsiIUD. Menurut hasil penelitian Brambila C dan Taracena B (2003),rendahnya penggunaan AKDR dipengaruhi oleh usia dan kurangnya pengetahuan ibu tentang AKDR.

Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan di Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang diperoleh jumlah peserta KB aktif 1.513 dari 2.248 PUS. Metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah pil (40,7%), kemudian


(15)

IVKelurahan Asam Kumbang jumlah peserta KB yang menggunakan metode kontrasepsi AKDR pada tahun 2012 juga masih sedikit, hanya 26 orang dari 150 peserta KB aktif dan 250 PUS.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan permasalahannya adalah faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2013.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Menggambarkan faktor- faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2013.

2. Tujuan Khusus

a. Menggambarkan faktor pendidikan responden sebagai faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR

b. Menggambarkan faktor usia responden sebagai faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR

c. Menggambarkan faktor pengetahuan responden sebagai faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR


(16)

d. Menggambarkan faktor sikap responden sebagai faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman secara langsung tentang penelitian yaitu dengan mengaplikasikan berbagai teori dan konsep yang didapatkan dari bangku kuliah ke dalam bentuk penelitian 2. Bagi Tenaga Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam upaya pemberian konseling kepada calon akseptor khususnya akseptor KB yang tidak menggunakan kontrasepsi AKDR agar dapat menerima alat kontrasepsi AKDR

3. Bagi Responden

Bagi responden hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan ibu akseptor KB tentang kontrasepsi AKDR

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai sumber data atau masukan bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan faktor- faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Keluarga Berencana (KB) 1. Defenisi KB

Menurut WHO (World Health Organisation), keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran, dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (Hartanto, 2004: 27) 2. Tujuan KB

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki beberapa tujuan. Adapun tujuannya yaitu tujuan demografi (mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan menekan laju pertumbuhan penduduk), mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan anak pertama, dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup, mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah lebih dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan, sebagai nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan yang akan menikah dengan harapan bahwa pasangan akan mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukup tinggi dalam membentuk keluarga yang bahagia dan berkulitas, demi tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera) (Suratun,et al. 2008: 15).


(18)

3. Sasaran KB

Sasaran dan target program KB adalah tercapainya Norma keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Sasaran untuk mencapai target tersebut dibagi menjadi dua bagian yaitu sasaran secara langsung dan tidak langsung. Sasaran langsung dari program KB adalah pasangan usia subur (PUS) yakni pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49 tahun karena kelompok ini merupakan pasangan yang aktif melakukan hubungan seksual dan setiap kegiatan seksual yang dapat mengakibatkan kehamilan. Secara tidak langsung adalah dari kelompok remaja usia 15-19 tahun, organisasi- organisasi, lembaga kemasyarakatan, serta instansi pemerintah maupun swasta serta tokoh masyarakat dan pemuka agama yang diharapkan dapat memberikan dukungan demi tercapainya NKKBS (Suratun, et al. 2008: 17).

B. Kontrasepsi

Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti “melawan” atau “mencegah”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Jadi kontrasepsi adalah mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma (Hartanto, 2004).

C. Pengertian AKDR

AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) adalah alat kecil yang terbuat dari plastik keras atau campuran plastik atau tembaga, yang diletakkan di dalam rahim untuk mencegah kehamilan (Klein & Thompson, 2009: 398). Menurut Pendit (2007:20), AKDR adalah cara pencegahan kehamilan yang sangat efektif, aman, dan reversibel bagi wanita tertentu, terutama yang tidak terjangkit PMS (Penyakit Menular Seksual) dan sudah pernah melahirkan.


(19)

D. Jenis- Jenis AKDR

1. AKDR yang tidak mengandung obat yaitu lipes loop yang terbuat dari plastik, mengandung barium sulfat dan masih digunakan di seluruh dunia 2. AKDR yang mengandung tembaga, yaitu Copper T (CuT-380A) yang

berbentuk T, dengan kerangka polietilen yang memiliki 380 mm2 daerah permukaan tembaga yang terpajan

3. AKDR yang mengandung hormon yaitu progestasert yang berbentuk T, terbuat dari etilen/ vinil asetat kopolimer yang mengandung titanium dioksida. Batang vertikalnya mengandung suatu reservoir progesteron 38 mg bersama dengan barium sulfat yang terdispersi dalam cairan silikon

4. AKDR tanpa kerangka yaitu FlexiGard yang terdiri dari 6 bungkus lengan tembaga (330 mm2 tembaga), yang terangkai pada benang nilon bedah dan disimpul pada satu ujung (Speroff & Darney, 2005: 207).

E. Mekanisme Kerja

Semua AKDR menimbulkan reaksi benda asing di endometrium, disertai peningkatan produksi prostaglandin dan infiltrasi leukosit. Reaksi ini ditimbulkan oleh tembaga, yang mempengaruhi enzim- enzim endometrium, metabolisme glikogen, dan penyerapan estrogen serta menghambat transportasi sperma. Pada pemakai AKDR yang mengandung tembaga, jumlah spermatozoa yang mencapai saluran genetalia atas berkurang. Perubahan cairan uterus dan tuba mengganggu viabilitas gamet, baik sperma maupun ovum (Galsier & Gebbie, 2005: 119).

F. Efektivitas

Efektivitas AKDR dipengaruhi oleh karakteristik alat, keterampilan penyedia layanan (dalam memasang alat), dan karakteristik pemakai misalnya usia dan paritas (Pendit, 2006: 20). Efektivitas AKDR telah meningkat, dari angka kehamilan 1


(20)

tahun 2-3% untuk AKDR lipes loop dan AKDR yang mengandung tembaga menjadi kurang dari 0,5% untuk AKDR yang lebih baru yang mengandung tembaga lebih dari 300 mm2 (Glasier & Gebbie, 2005: 120).

Menurut Handayani (2010: 143), alat kontrasepsi dalam rahim memiliki efektivitas antara lain :

1. Efektivitas dari alat kontrasepsi dalam rahim dinyatakan dalam angka kontinuitas (continuation rate) yaitu berapa lama alat kontrasepsi dalam rahim tetap tinggal in-utero tanpa ekspulsi spontan, terjadinya kehamilan dan pengangkatan/ pengeluaran karena alasan medis atau pribadi.

2. Efektivitas dari alat kontrasepsi dalam rahim tergantung pada :

a. Ukuran, bentuk, dan mengandung tembaga (Cu) atau Progesterone. b. Akseptor

1) Umur : Semakin tua usia, semakin rendah angka kehamilan, ekspulsi dan pengangkatan/ pengeluaran alat kontrasepsi dalam rahim.

2) Paritas : Semakin muda usia, terutama pada nulligravid, semakin tinggi angka ekspulsi dan pengangkatan/ pengeluaran alat kontrasepsi dalam rahim.

3) Frekuensi senggama. G. Keuntungan AKDR

1. Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi 2. Reversibel, berjangka panjang (dalam waktu 10 tahun) 3. Tidak mempengaruhi hubungan seksual

4. Meningkatkan hubungan seksual karena tidak perlu takut hamil 5. Tidak mempengaruhi produksi dan kualitas ASI


(21)

6. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau setelah abortus bila tidak ada infeksi

7. Membantu mencegah kehamilan ektopik

8. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir) (Pinem S, 2009: 288).

H. Persyaratan Pemakaian AKDR 1. Indikasi

Pemasangan AKDR untuk tujuan kontrasepsi dapat dilakukan pada wanita yang: a. Telah mempunyai anak hidup satu atau lebih

b. Ingin menjarangkan kehamilan

c. Sudah cukup anak hidup, tidak mau hamil lagi, namun takut atau menolak metode kontrasepsi permanen (kontrasepsi mantap)

d. Tidak boleh atau tidak cocok memakai kontrasepsi hormonal (penyakit jantung, hipertensi, hati)

e. Berusia diatas 35 tahun, dimana kontrasepsi hormonal dapat kurang menguntungkan (Mochtar, 2004: 296).

2. Kontraindikasi

a. Dicurigai atau dipastikan hamil

b. Adanya penyakit inflamasi pelvik (PID) dalam tiga bulan terakhir, termasuk endometritis pasca melahirkan atau abortus terinfeksi

c. Dicurigai atau diketahui karsinoma serviks atau uterus

d. Riwayat atau keberadaan penyakit katup jantung (kontraindikasi karena penderita penyakit ini rentan terhadap endokarditis bakterial)

e. Diketahui atau dicurigai alergi terhadap tembaga atau penyakit Wilson (penyakit genetik yang mempengaruhi metabolisme tembaga sehingga mengakibatkan penumpukan tembaga di berbagai organ dalam tubuh)


(22)

f. Ukuran uterus dengan alat periksa berada diluar batas yang ditetapkan pada petunjuk terbaru tentang cara memasukkan AKDR (Varney, 2007: 450). I. Efek Samping dan Komplikasi

1. Efek samping

a. Adanya bercak darah, perdarahan, hemoragi, anemia (memburuk pada pengguna AKDR tembaga, membaik setelah 3 bulan)

b. Dismenorhea membaik setelah 3 bulan. Dapat mencegah kehamilan ektopik c. AKDR terlepas keluar. Gejalanya adalah perdarahan, nyeri atau dispareuni

pada wanita atau pasangannya d. Benang AKDR hilang

e. Pasangan teriritasi benang

f. Kegagalan kontrasepsi yang menyebabkan aborsi septik yang diindikasikan dengan adanya gejala seperti flu (Sinclair, 2010: 691).

2. Komplikasi

Menurut Varney (2007: 451), komplikasi yang bisa terjadi pada saat pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim antara lain :

a. Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan b. Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan

penyebab anemia

c. Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar). d. Sinkop vasovagal saat pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim e. Aborsi sepsis spontan

f. Penyakit Inplamasi Uterus (PID)

g. Kista ovarium (hanya pada penggunaan AKDR hormonal) h. AKDR tertanam dalam endometrium atau miometrium.


(23)

J. Waktu Pemasangan AKDR

Menurut Wiknjosastro (2011: 561), AKDR dapat dipasang dalam keadaan berikut: 1. Sewaktu haid sedang berlangsung

Pemasangan AKDR pada waktu ini dapat dilakukan pada hari- hari pertama atau hari- hari terakhir haid. Keuntungan pemasangan AKDR pada waktu sedang haid antara lain pemasangannya lebih mudah, rasa nyeri tidak seberapa keras. 2. Sewaktu postpartum

Pemasangan AKDR setelah melahirkan dapat dilakukan:

a. Secara dini yaitu AKDR dipasang pada wanita yang melahirkan sebelum dipulangkan dari rumah sakit

b. Secara langsung yaitu AKDR dipasang dalam masa tiga bulan setelah partus c. Secara tidak langsung yaitu AKDR dipasang sesudah masa tiga bulan setelah

partus.

3. Sewaktu postabortum

Sebaiknya AKDR dipasang segera setelah abortus karena dari segi fisiologis dan psikologi, waktu itu adalah yang paling ideal. Tetapi, septic abrtion merupakan kontraindikasi.

4. Beberapa hari setelah haid terakhir

AKDR boleh dipasang beberapa hari setelah haid terakhir dengan syarat wanita yang bersangkutan dilarang bersenggama sebelum pemasangan AKDR.

K. Cara Pemasangan AKDR

1. Akseptor diberi penjelasan bahwa pemasangan AKDR akan dilaksanakan 2. Akseptor dipersilahkan BAK terlebih dahulu

3. Akseptor dipersilahkan berbaring dalam posisi litotomi untuk mempermudah pemasangan AKDR


(24)

4. Bila akseptor belum/ tidak bisa BAK, sebaiknya dianjurkan buang air kecil dahulu

5. Lakukan pemeriksaan dalam (PD) untuk menentukan besar rahim dan bentuk rahim

6. Masukkan spekulum, bersihkan dinding vagina dan mulut rahim dengan kapas desinfektan. Perhatikan dinding vagina dan mulut rahim apakah terdapat kelainan atau tidak.

7. Bersihkan portio dengan larutan antiseptik

8. Kait bibir depan portio serviks dengan tenakulum tepat pada sebelah atas portio

9. Masukkan sonde sesuai dengan arah rahim, untuk menentukan dalamnya rahim

10.Siapka n AKDR steril.

11.Masukkan AKDR sesuai dengan arah dan dalamnya sonde. Terdapat dua cara untuk melepaskan AKDR dari tabungnya. Cara pertama adalah dengan mendorong flunger (bagi tipe lippes loop). Cara kedua adalah dengan menahan flunger penahan dan menarik tabung ke arah pemasang AKDR (bagi AKDR Cu T.380 A)

12.Potong benang, jangan terlalu panjang dan juga terlalu pendek agar tidak menyebabkan sakit pada waktu senggama (Suratun, et al. 2008).

L. Cara Melepas AKDR

1. Sebelum menggunakan sarung tangan, petugas mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir sebelum dan setelah tindakan


(25)

2. Akseptor dipersilahkan untuk BAK terlebih dahulu dan membersihkan daerah genitalnya, kemudian dipersilahkan berbaring di tempat periksa dalam dengan posisi litotomi

3. Gunakan sarung tangan

4. Bersihkan bibir liang senggama, dinding liang senggama dan mulut rahim dengan memakai kapas yang dibasahi dengan cairan antiseptik

5. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan besar, bentuk, dan posisi rahim

6. Masukkan spekulum ke dalam liang senggama. Posisikan sedemikian rupa sehingga mulut rahim terlihat dengan baik

7. Bersihkan serviks dengan larutan antiseptik 3x secara merata pada daerah serviks dan vagina

8. Identifikasi benang AKDR, jika sudah terlihat jepit dengan porsep, kemudian tarik benang AKDR perlahan- lahan ke arah bawah hingga keluar dari liang senggama. Bila terasa ada tahanan terlalu kuat, coba lakukan manuver dengan menarik- narik secara halus benang tersebut

9. Apabila benang tidak terlihat, masukkan sonde sesuai dengan posisi rahim pada pemeriksaan dalam. Ukur dalam rahim dan putar gagang sonde secara perlahan-lahan dalam bentuk lingkaran, benturan sonde dengan AKDR akan terasa bila AKDR terdapat di dalam rahim. Tarik AKDR keluar dengan memakai pengait AKDR

10.Lepaskan spekulum, kemudian lakukan desinfeksi daerah vagina

11.Lakukan dekontaminasi peralatan dan bahan pakai ulang dengan bahan klorin 0,5% (Suratun, et al. 2008: 93-103).


(26)

Petunjuk bagi klien :

1. Kembali memeriksakan diri setelah 4 sampai 6 minggu pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim.

2. Selama bulan pertama menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim, periksalah benang alat kontrasepsi dalam rahim secara rutin terutama setelah haid.

3. setelah bulan pertama pemasangan, hanya perlu memeriksa keberadaan benang setelah haid apabila mengalami :

a. Kram / kejang di perut bagian bawah.

b. Perdarahan (spotting) di antara haid atau setelah senggama.

c. Nyeri setelah senggama atau apabila pasangan mengalami tidak nyaman selama melakukan hubungan seksual.

4. Alat kontrasepsi dalam rahim perlu dilepas setelah 10 tahun pemasangan, atau lebih awal apabila diinginkan.

5. Kembali ke klinik apabila :

a. Tidak dapat meraba benang alat kontrasepsi dalam rahim berarti alat kontrasepsi dalam rahim lepas.

b. Terjadi pengeluaran cairan dari vagina yang mencurigakan dan berlebihan. c. Adanya infeksi

d. Muncul keluhan sakit kepala atau sakit makin parah (Arum & Sujiyatini, 2009: 151).

M. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Penggunaan AKDR 1. Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan dan sikap tentang metode kontrasepsi. Orang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional daripada mereka yang


(27)

berpendidikan rendah, lebih kreatif dan lebih terbuka terhadap usaha- usaha pembaharuan. Ia juga dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan- perubahan sosial. Secara langsung maupun tidak langsung dalam hal keluarga berencana (KB) karena pengtahuan tentang KB secara umum diajarkan pada pendidikan formal di sekolah dalam mata pelajaran kesehatan, pendidikan, kesejahteraan keluarga dan kependudukan (Purwoko, 2000).

Semakin tinggi tingkat pendidikan pasangan yang ikut KB, makin besar pasangan suami istri memandang anaknya sebagai alasan penting untuk melakukan KB, sehingga semakin meningkatnya pendidikan semakin tinggi proporsi mereka yang mengetahui dan menggunakan kontrasepsi untuk membatasi jumlah anaknya (Purwoko, 2000).

2. Usia

Usia seorang wanita dapat mempengaruhi kecocokan dan akseptabilitas metode- metode kontrasepsi tertentu. Dua kelompok pemakai, remaja dan wanita perimenopause perlu mendapat perhatian khusus (Pendit, 2006).

ADKR kecil kemungkinannya menjadi metode kontrasepsi yang cocok bagi remaja. Remaja cenderung memiliki hubungan yang lebih singkat, sehingga lebih besar kemungkinannya memiliki banyak pasangan seksual selama rentang usia kurang dari 20 tahun AKDR. Wanita yang berusia kurang dari 20 tahun lebih besar kemungkinannya terinfeksi oleh clamydia trachomatis daripada mereka yang lebih dewasa. Selain itu, pengepasan AKDR biasanya lebih sulit dilakukan pada wanita berusia remaja, karena mereka biasanya nulipara dan rongga uterusnya mungkin sempit (Glasier & Gebbie, 2005).

Menurut Hartanto (2004), AKDR kurang dianjurkan bagi ibu yang berumur kurang dari 20 tahun dan belum mempunyai anak. Bagi ibu yang berumur antara


(28)

20-30/35 tahun, segera setelah anak pertama lahir dianjurkan untuk memakai AKDR sebagai pilihan utama, sedangkan bagi ibu yang berumur diatas 35 tahun, penggunaan kontrasepsi spiral dan norplant merupakan pilihan utama. 3. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Pengetahuan umumnya datang dari pengalaman juga dapat diperoleh dari informasi yang disampaikan orang lain, didapat dari buku, surat kabar, atau media massa, elektronik (Notoatmodjo, 2012).

Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman langsung ataupun melalui pengalaman orang lain. Pengetahuan dapat ditingkatkan melalui penyuluhan baik secara individu maupun kelompok untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan perilaku individu, kelurga dan masyarakat dalam mewudkan derajat kesehatan yang optimal (Notoatmodjo, 2012).

Kurangnya pengetahuan pada calon akseptor sangat berpengaruh terhadap pemakaian kontrasepsi AKDR. Dari beberapa temuan fakta memberikan implikasi program, yaitu manakala pengetahuan dari wanita kurang maka penggunaan kontrasepsi terutama AKDR juga menurun. Jika hanya sasaran para wanita saja yang selalu diberi informasi, sementara para suami kurang pembinaan dan pendekatan, suami kadang melarang istrinya karena faktor ketidaktahuan dan tidak ada komunikasi untuk saling memberikan pengetahuan (Evereet, 2008).


(29)

4. Sikap

Sikap dapat dirumuskan sebagai kecenderungan untuk berespon secara positif maupun negatif terhadap orang, objek, ataupun situasi tertentu. Sikap mengandung penilaian emosional (senang, benci, sedih, setuju, tidak setuju dan lain- lain) dan memiliki tingkat kedalaman yang berbeda (Sobur, 2003).

Sikap dan keyakinan merupakan kunci penerimaan KB. Banyak sikap yang dapat menghalangi KB dan penggunaan suatu alat kontrasepsi. Banyak ibu bersikap negatif terhadap alat kontrasepsi AKDR. Hal ini karena sering mendengar rumor/ mitos yang beredar di masyarakat, misalnya rumor tentang AKDR yang dapat berpindah- pindah tempatnya dan hilang, dapat menyebabkan kanker (Pendit, 2006).


(30)

BAB III

KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL

A. Kerangka Konsep

Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR. Untuk memperjelas arah penelitian ini maka dapat digambarkan kerangka konsep.

Skema 3.1 Kerangka Konsep

KB AKDR Pengetahuan

Sikap Pendidikan


(31)

B. Defenisi Operasional

Defenisi Operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan bagaimana caranya menentukan variabel dan cara pengukuran variabel. Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.

Tabel 3.1 No Variabel Defenisi

Operasional

Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala 1 Pendidikan Jenjang

pendidikan yang pernah diikuti oleh ibu akseptor KB sampai saat diteliti.

Kuisioner Wawancara 1: SD 2: SMP 3: SMA 4: Perguruan Tinggi

Ordinal

2 Usia Umur ibu

akseptor KB yang dihitung sejak lahir hingga penelitian dilakukan

Kuesioner Wawancara < 20 tahun 20-35 tahun > 35 tahun

Ordinal

3 Pengetahuan Pengetahuan yang dimiliki ibuakseptor KB tentang AKDR

Kuesioner Wawancara Pengetahuan dikatakan: 1. Baik : nilai

8-10

2. Cukup : nilai 4-7

3. Kurang : nilai 0-3

Ordinal

4 Sikap Respon atau reaksi ibu akseptor KB terhadap AKDR

Kuesioner Wawancara Sikap dikatakan : 1. Sikap positif

total skor responden : 10-25

2.Sikap negatif total skor responden : 26-40


(32)

BAB IV

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriftif, yang menggambarkan faktor- faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2012, dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian diukur satu kali saja dalam kurun waktu yang bersamaan.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu akseptor KB yang tidak menggunakan AKDR yaitu sebanyak 116 (Kantor Lurah Asam Kumbang).

2. Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang akan diteliti. a. Kriteria Sampel

Akseptor KB aktif yang tidak menggunakan AKDR. b. Besar Sampel

Besar sampel yang menjadi objek penelitian adalah 54 orang dihitung dengan menggunkan rumus:

n =

2 ) ( 1 N d

N + n = 2 ) 1 , 0 ( 116 1 116 +


(33)

Keterangan : n : Besar Sampel

N: Jumlah Populasi = 116 orang

d: Tingkat Kesalahan yang ditolerier ( 0.1) c. Cara pengambilan sampel

Teknik dalam pengambilan sampel dengan menggunakan teknik simple random sampling.

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang. Karena di tempat tersebut banyak terdapat ibu akseptor KB yang tidak menggunakan AKDR.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Mei 2013.

E. Pertimbangan Etik

Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan izin kepada Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan mengajukan permohonan izin penelitian kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Medan, kemudian izin dari Kepala Kecamatan Medan Selayang, dan izin dari Kepala Lurah Asam Kumbang Medan, tempat peneliti melakukan penelitian untuk mengambil data dalam bentuk penyebaran kuesioner.

Sebelum menyebarkan kuesioner terlebih dahulu peneliti memberikan lembaran persetujuan (Informed consent) menjadi responden dan diberikan kepada calon responden yang akan diteliti, peneliti akan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta resiko yang mungkin akan terjadi selama dan


(34)

sesudah penelitian, maka responden diminta untuk menandatangani dengan pengisian lembaran persetujuan yang dilanjutkan dengan pengisian lembaran kuisioner. Peneliti juga memberikan kesempatan kepada responden jika memilih untuk menarik diri dari pertanyaan untuk menghargai hak- hak responden.

Untuk menjaga kerahasian, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada masing- masing lembaran.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang diinformasikan oleh peneliti dan disusun secara tertutup serta berisikan pertanyaan yang harus dijawab responden. Kuesioner yang dibagikan terdiri dari 3 bagian, yaitu kuesioner data demografi, kuesioner pengetahuan ibu akseptor KB dan kuesioner untuk mengetahui sikap ibu akseptor KB terhadap AKDR.

1. Kuesioner data demografi Ibu Akseptor KB (identitas Ibu) di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang yang meliputi usia dan pendidikan.

2. Kuesioner Data Pengetahuan

Pertanyaan untuk pengetahuan sebanyak 10 (sepuluh), dengan bentuk pertanyaan tertutup yang terdiri dari pilihan jawaban benar salah. Jika jawaban benar maka diberi nilai satu (skor = 1), dan jika jawaban salah maka diberi nilai nol (skor = 0). Penilaian yang digunakan tersebut ialah menurut Guttman.

Kelas Banyak

R g n P

statistika rumus

n

Berdasarka = Re tan ( )

P merupakan panjang kelas (i), R adalah rentang merupakan skor terbesar, skor terendah, banyak kelas merupakan banyaknya kelompok/ lebar interval yang terdiri dari 3 (tiga) kelas yakni, baik, cukup dan kurang. Untuk mendapatkan kriteria


(35)

Skor tertinggi = 10 Skor terendah = 0

a. Menentukan nilai rentang (R)

Rentang = Skor tertinggi – skor terkecil = 10 – 0

= 10

b. Menentukan panjang kelas (i) Panjang kelas (i) = Rentang

Kelas Banyak

R) (

= 3 10

= 3,3

c. Untuk menentukan kategori pengetahuan adalah sebagai berikut :

1. Kategori kurang : 0 + 3,3 = 3,3 (jika responden menjawab 0 – 3 pertanyaan dengan benar)

2. Kategori cukup : 3,4 + 3,3 = 6,7 (jika responden menjawab 4 – 7 pertanyaan dengan benar)

3. Kategori baik : 6,7 + 3,3 = 10 (jika responden menjawab 8 – 10 pertanyaan dengan benar)

3. Kuesioner Data Sikap

Bagian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sikap ibu akseptor KB dalam menggunakan kontrasepsi AKDR, yang terdiri dari 10 pertanyaan. Aspek pengukuran sikap dilakukan berdasarkan jawaban responden dari semua pertanyaan sikap yang diberikan terdiri dari empat kategori yaitu, Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Skor yang diperoleh yaitu jika menjawab Sangat Setuju (SS) bernilai 4, Setuju (S) bernilai 3, Tidak Setuju (TS) bernilai 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) bernilai 1. Total skor diperoleh nilai terendah 10 dan nilai tertinggi 40.


(36)

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan rumus:

Kelas Banyak

Rentang P=

Ket : P = Panjang kelas interval

Rentang = Nilai tertinggi – Nilai terendah Banyak Kelas = Jumlah kategori

Di mana diketahui skor maksimum diperoleh dari jumlah nilai jawaban tertinggi dikali jumlah pernyataan (4x10)dan skor minimum diperoleh dari jumlah nilai jawaban terendah dikali jumlah pernyataan (1x10). Rentang kelas sebesar 30 dan banyak kelas sebanyak 2 kelas maka didapatkan panjang kelas sebesar 15. Jika skor maksimum adalah 40 dan skor minimum adalah 10 dapat dikategorikan :

1. Positif : apabila mendapat skor : 10-25 2. Negatif : apabila mendapat skor : 26-40 G. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji validitas

Uji validitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mengukur aspek yang perlu diukur. Semakin tinggi validitas suatu alat test tersebut semakin mengenai sasarannya atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur (Notoatmodjo, 2010).

Sebelum mengumpulkan data, instrument harus di konsultasikan kepada dosen pembimbing. Uji validitas content dilakukan dengan mengonsulkan kepada dosen ahlinya sehingga hasil dari seluruh pertanyaan dinyatakan valid.

Dalam hal ini peneliti telah melakukan content validity pada bulan Februari tahun 2013 dengan Ibu Diah Lestari Nasution, SST, M. Keb dengan score indeks


(37)

0,81. Tujuannya adalah untuk mendapatkan alat ukur yang dapat dilaksanakan dan dapat diandalkan. Selain itu peneliti juga melakukan uji coba dengan uji korelasi tiap- tiap pertanyaan dengan skors total kuesioner tersebut. Bila semua pertanyaan mempunyai korelasi yang bermakna (construct validity), berarti semua item pertanyaan dapat digunakan sebagai alat ukur.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur memperlihatkan hasil yang relatif sama dalam beberapa kali pengukuran terhadap sekelompok subjek yang sama. Hasil pengukuran yang relatif sama menunjukkan bahwa ada toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran tersebut. Apabila dari waktu ke waktu perbedaan sangat besar, maka hasil pengukuran tidak dapat dipercaya dan dikatakan tidak reliabel (Arikunto,2006).

Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach’s alpha yang diolah melalui program komput erisasi. Uji reliabilitas telah dilakukan kepada 20 responden di Kelurahan Tanjung Sari yang mempunyai kriteria yang sama dengan responden yang diteliti. Nilai koefisien dikatakan reliabel apabila koefisien alpha ≥ 0,7. Pada uji reliabilitas yang dilakukan oleh peneliti didapatkan hasil cronbach alpha 0,797 pada kuesioner pengetahuan dan 0,769 pada kuesioner sikap. H. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan mengajukan surat permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan mengajukan


(38)

permohonan izin melaksanakan penelitian kepada Kepala Lurah Asam Kumbang, setelah mendapat izin maka peneliti melaksanakan penelitian. Selanjutnya peneliti mencari calon responden yang sesuai dengan kriteria dan menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian ini dan meminta persetujuan calon responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed consent, setelah itu peneliti mendampingi responden dan menjelaskan kepada responden jika ada pertanyaan yang kurang jelas. Kemudian peneliti memeriksa kembali kelengkapan data. Selanjutnya data yang telah terkumpul dianalisis.

I. Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, dilakukan analisa data kembali dengan tahapan: 1) Editing, yaitu data diperiksa/ dicek isian kuesioner. Jika tidak lengkap maka meminta responden untuk melakukan pengisian kembali; 2) Coding, yaitu dengan memberikan code pada setiap jawaban responden untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa dan pengolahan data serta pengambilan kesimpulan data yang dimasukkan ke dalam bentuk tabel; 3) Entri, yaitu data yang sudah diberi kode kemudian dimasukkan ke dalam program komputer; 4) Saving, yakni melakukan penyimpanan data untuk siap dianalisis; 5) Tabulating, yakni menghitung data yang telah lengkap, sesuai dengan variabelnya masing- masing, kemudian disajikan dalam distribusi frekuensi.

Analisis data yang dilakukan adalah analisa univariat. Analisis data dalam penelitian ini bersifat deskriptif dengan melakukan pengukuran terhadap masing-masing jawaban responden, lalu ditampilkan dalam tabel distribusi frekuensi, kemudian dicari persentase untuk masing-masing jawaban responden.


(39)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang tahun 2013. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai bulan Februari hingga Mei 2013 di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang, dengan jumlah responden sebanyak 54 orang.

Untuk mengidentifikasi faktor- faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR, peneliti menggunakan kuesioner yang berisikan 10 (sepuluh) pertanyaan untuk pengetahuan dan 10 pertanyaan untuk sikap, berikut ini akan dijabarkan hasil dari penelitian tersebut yaitu karakteristik responden, pengetahuan dan sikap responden di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang tahun 2013.

1. Karakteristik Responden

Peneliti menggolongkan karakteristik responden berdasarkan pendidikan dan usia. Pendidikan dan usia merupakan faktor yang dapat mempengaruhi terhadap pemilihan alat kontrasepsi. Semakin tinggi tingkat pendidikan pasangan yang ikut KB, makin besar pasangan suami istri memandang anaknya sebagai alasan penting untuk menggunakan kontrasepsi AKDR. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel5.1 berikut:


(40)

Tabel 5.1

Distribusi Karakteristik Responden di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2013

Karakteristik f (n) (%)

Pendidikan SD SMP SMA Perguruan Tinggi 13 18 17 6 24,1 33,3 31,5 11,1 Usia

< 20 tahun 20-35 tahun > 35 tahun

13 29 12 24,1 53,7 22,2

Berdasarkan Tabel 5.1 diatas, karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan adalah SD sebanyak 13 orang (24,1%), SMP sebanyak 18 orang (33,3%), SMA sebanyak 17 orang (31,5%) dan Perguruan Tinggi sebanyak 6 orang (11,1%). Hal ini berarti mayoritas responden berpendidikan SMP sebanyak 18 orang (33,3%).

Dari hasil penelitian menunjukkan karakteristik responden berdasarkan umur adalah berumur < 20 tahun sebanyak 13 orang (24,1%), berumur antara 20-35 tahun sebanyak 29 orang (53,7%), berumur > 35 tahun sebanyak 12 orang (22,2%). Hal ini berarti mayoritas umur responden 20-35 tahun sebanyak 29 orang (53,7%).

2. Pengetahuan Responden

Pengetahuan umumnya datang dari pengalaman juga dapat diperoleh dari informasi yang disampaikan orang lain, didapat dari buku, surat kabar atau media massa, elektronik. Kurangnya pengetahuan pada calon akseptor sangat berpengaruh terhadap pemakaian kontrasepsi AKDR. Pengetahuan responden pada penelitian ini ditujukan untuk mengidentifikasi pengetahuan yang dimiliki oleh responden tentang AKDR melalui beberapa pertanyaan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.2 berikut:


(41)

Tabel 5.2

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Kuesioner Pengetahuan di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang

Kecamatan Medan Selayang Tahun 2013

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Benar Salah

f % F %

1 Kontrasepsi AKDR merupakan alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim

53 98,1 1 1,9 2 Salah satu jenis kontrasepsi AKDR tidak

mengandung obat

23 42,6 31 57,4 3 Kontrasepsi AKDR dapat mencegah

terjadinya kehamilan

26 48,1 28 51,9 4 Kontrasepsi AKDR hanya dapat digunakan

dalam jangka waktu 10 bulan

25 46,3 29 53,7 5 Penggunaan kontrasepsi AKDR tidak

mempengaruhi hubungan seksual

25 46,3 29 53,7 6 Ibu yang sudah mempunyai cukup anak dan

tidak mau hamil lagi diperbolehkan menggunakan kontrasepsi AKDR

24 44,4 30 55,6

7 Ibu yang tidak cocok memakai kontrasepsi hormonal (suntik, pil, dan implant) boleh menggunakan kontrasepsi AKDR

25 46,3 29 53,7

8 Rasa nyeri saat haid pada pemakaian kontrasepsi AKDR akan hilang setelah 3 bulan

20 37,0 34 63

9 Penggunaan kontrasepsi AKDR tidak mempengaruhi produksi dan kualitas ASI

27 50 27 50 10 Pemasangan kontrasepsi AKDR sewaktu ibu

sedang haid menyebabkan rasa nyeri

29 53,7 25 46,3

Berdasarkan Tabel 5.2 diatas distribusi jawaban responden mayoritas responden yaitu sebanyak 53 orang (98,1%) mengetahui bahwa kontrasepsi AKDR merupakan alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim dan minoritas responden yaitu sebanyak 20 orang (37,0%) mengetahui bahwa rasa nyeri saat haid pada pemakaian kontrasepsi ADKR akan hilang setelah 3 bulan. Sebaliknya, mayoritas responden sebanyak 34 orang (63%) tidak mengetahui bahwa rasa nyeri pada pemakaian kontrasepsi ADKR akan hilang setelah 3 bulan dan hanya 1 orang (1,9%) responden


(42)

yang tidak mengetahui bahwa kontrasepsi AKDR merupakan alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim.

Berdasarkan perhitungan sesuai kategori yang ditetapkan yaitu pengetahuan dikatakan baik apabila responden dapat menjawab 8-10 pertanyaan dengan benar, pengetahuan dikatakan cukup apabila responden dapat menjawab 4-7 pertanyaan dengan benar dan pengetahuan dikatakan kurang apabila responden hanya menjawab 0-3 pertanyaan dengan benar. Pengetahuan responden tentang kontrasepsi AKDR dapat dilihat pada Tabel 5.3 berikut :

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Responden di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan

Medan Selayang Tahun 2013

Variabel f %

Baik 8 14,8

Cukup 24 44,4

Kurang 22 40,8

Total 54 100

Berdasarkan Tabel 5.3 diatas menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi AKDR, yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 8 orang (14,8%), pengetahuan cukup sebanyak 24 orang (44,4%) dan pengetahuan kurang sebanyak 22 orang (40,8%). Hal ini berarti mayoritas responden mempunyai pengetahuan cukup yaitu sebanyak 24 orang (44,4%).

3. Sikap Responden

Sikap dan keyakinan merupakan kunci penerimaan KB. Banyak sikap yang dapat menghalangi KB dan penggunaan suatu alat kontrasepsi. Banyak ibu bersikap negatif terhadap alat kontrasepsi AKDR. Hal ini karena sering mendengar rumor/ mitos yang beredar di masyarakat, misalnya rumor tentang AKDR yang dapat berpindah- pindah tempatnya dan hilang, serta dapat menyebabkan kanker. Sikap


(43)

responden pada penelitian ini ditujukan untuk mengidentifikasi respon atau pun reaksi yang dimiliki oleh responden tentang AKDR melalui beberapa pertanyaan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.4 berikut:

Tabel 5.4

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Kuesioner Sikap di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2013

No Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S TS STS

F % f % f % f %

1. Ibu merasa takut saat pemasangan AKDR

13 24,1 21 38,9 18 33,3 2 3,7

2. Ibu khawatir benang AKDR dapat keluar sendiri

14 25,9 19 35,2 17 31,5 4 7,4

3. Ibu tidak nyaman melakukan hubungan seksual saat menggunakan kontrasepsi AKDR

12 22,2 14 25,9 21 38,9 7 13

4. Ibu takut jika sudah

menggunakan AKDR tidak bisa mempunyai anak lagi

6 11,1 21 38,9 20 37 7 13

5. Ibu merasa malu saat pemasangan AKDR

17 31,5 16 29,6 17 31,5 4 7,4

6. Ibu merasa takut karena mendengar rumor bahwa AKDR menyebabkan kanker

13 24,1 16 29,6 19 35,2 6 11,1

7. Ibu merasa AKDR kurang nyaman untuk dipakai

11 20,4 15 27,8 23 42,6 5 9,2

8. Ibu merasa risih karena harus sering memeriksa benang AKDR

8 14,8 17 31,5 23 42,6 6 11,1

9. Ibu merasa pemasangan AKDR terlalu rumit

14 25,9 14 25,9 22 40,7 4 7,4

10. Ibu takut dengan mitos AKDR dapat menimbulkan kemandulan


(44)

Berdasarkan Tabel 5.4 diatas, distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan kuesioner sikap mayoritas responden sangat setuju pada saat pemasangan AKDR menimbulkan rasa malu yaitu sebanyak 17 orang (31,5%) dan mayoritas responden setuju saat pemasangan AKDR responden merasa takut jika sudah memakai AKDR tidak bisa hamil lagi yaitu sebanyak 21 orang (38,9%). Sebaliknya mayoritas responden tidak setuju dengan pernyataan yang mengatakan bahwa kontrasepsi AKDR kurang nyaman untuk dipakai serta terasa risih menggunakan kontrasepsi AKDR karena harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu yaitu sebanyak 23 orang (42,6%), dan mayoritas responden sangat tidak setuju dengan pernyataan kontrasepsi AKDR dapat mengurangi kenyamanan saat melakukan hubungan seksual dan jika sudah menggunakan kontrasepsi AKDR tidak bisa mempunyai anak lagi sebanyak 7 orang (13%).

Berdasarkan perhitungan sesuai kategori yang ditetapkan yaitu dikatakan sikap positif apabila mendapat skor 10-25 dan dikatakan sikap negatif apabila mendapat skor 26-40, dapat dilihat pada Tabel 5.5 berikut :

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Ibu tentang Kontrasepsi AKDR di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang

Kecamatan Medan Selayang Tahun 2013

Kategori F (%)

Positif 19 35,2

Negatif 35 64,8

Total 54 100

Berdasarkan Tabel 5.5 menunjukkan bahwa mayoritas responden bersikap negatif tentang kontrasepsi AKDR yaitu 35 orang (64,8 %) dan yang bersikap positif yaitu 19 orang (35,2 %).


(45)

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap faktor - faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2013 sebagai berikut :

1. Karakteristik Ibu 1) Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan dan sikap tentang metode kontrasepsi. Orang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional daripada mereka yang berpendidikan rendah, lebih kreatif dan lebih terbuka terhadap usaha- usaha pembaharuan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tingkat pendidikan dari 54 ibu yang menjadi responden ditemukan bahwa mayoritas ibu berpendidikan SMP yaitu 18 orang (33,3%) dan minoritas Perguruan Tinggi yaitu 6 orang (11,1 %).

Menurut hasil penelitian Haryani (2008) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi akseptor Keluarga Berencana dalam pemilihan penggunaan jenis kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device) menyatakan ada pengaruh yang bermakna antara faktor pendidikan terhadap pemilihan penggunaan kontrasepsi IUD.

Sesuai dengan pendapat Purwoko (2000) yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan pasangan yang ikut KB, makin besar pasangan suami istri memandang anaknya sebagai alasan penting untuk melakukan KB, sehingga semakin meningkatnya pendidikan semakin tinggi proporsi mereka yang mengetahui dan menggunakan kontrasepsi untuk membatasi jumlah anaknya.


(46)

Pada penelitian ini karena mayoritas responden berpendidikan SMP sehingga mempengaruhi terhadap rendahnya minat ibu menggunakan kontrasepsi AKDR. 2) Usia

Usia merupakan umur ibu akseptor KB yang dihitung sejak lahir hingga penelitian dilakukan. Dari hasil penelitian usia ibu ditemukan bahwa mayoritas ibu berumur 20-35 tahun sebanyak 29 orang (53,7%) dan minoritas ibu yang berumur > 35 tahun sebanyak 12 orang (22,2%).

Menurut hasil penelitian Brambila C dan Taracena B (2003), rendahnya penggunaan AKDR dipengaruhi oleh faktor usia. Hal ini dikaitkan dengan pendapat Pendit (2006) bahwa usia seorang wanita dapat mempengaruhi kecocokan dan akseptabilitas metode- metode kontrasepsi tertentu. Dua kelompok pemakai, remaja dan wanita perimenopause perlu mendapat perhatian khusus. Menurut Hartanto (2004), AKDR kurang dianjurkan bagi ibu yang berumur kurang dari 20 tahun dan belum mempunyai anak. Bagi ibu yang berumur antara 20-30/35 tahun, segera setelah anak pertama lahir dianjurkan untuk memakai AKDR sebagai pilihan utama, sedangkan bagi ibu yang berumur diatas 35 tahun, penggunaan kontrasepsi spiral dan norplant merupakan pilihan utama.

Dalam penelitian ini, ibu akseptor KB yang berumur kurang dari 20 tahun di ambil sebagai sampel/ responden karena di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang terdapat banyak ibu akseptor KB yang masih berumur kurang dari 20 tahun, namun sudah mempunyai anak lebih dari 2 orang.

2. Pengetahuan Ibu tentang Kontrasepsi AKDR


(47)

kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim sebanyak 53 orang (98,1%). Ini menunjukkan bahwa hampir seluruh ibu mengetahui bahwa AKDR merupakan suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim ibu. Sedangkan sebagian besar menjawab salah pada pertanyaan tentang rasa nyeri saat haid akan hilang setelah 3 bulan sebanyak 34 orang (63%). Hal ini dikarenakan masih kurangnya ibu mendapatkan sumber informasi tentang efek samping kontrasepsi AKDR, karena sumber informasi juga dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang.

Berdasarkan hasil penelitian faktor- faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayangmenyatakan bahwa mayoritas responden yang tidak menggunakan kontrasepsi AKDR berada dalam klasifikasi pengetahuan cukup yaitu 24 responden (44,4%) dan minoritas responden yang tidak menggunakan kontrasepsi AKDR berada dalam klasifikasi baik sebanyak 8 responden (14,8%).

Menurut hasil penelitian Haryani (2008) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi akseptor Keluarga Berencana dalam pemilihan penggunaan jenis kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device) menyatakan ada pengaruh yang bermakna antara faktor pengetahuan terhadap pemilihan penggunaan kontrasepsi IUD.

Adanya pengetahuan akan menimbulkan kesadaran seseorang yang akhirnya memicunya untuk berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya tersebut (Notoatmodjo, 2003). Semakin baik pengetahuan seseorang tentang suatu objek maka akan semakin tinggi kesadarannya untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan pengetahuannya tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun responden berpengetahuan cukup, tetapi responden tidak mau ikut serta menjadi akseptor


(48)

AKDR. Seharusnya responden yang memiliki pengetahuan cukup mau ikut serta menjadi akseptor AKDR.Alasan responden tidak ikut menjadi akseptor AKDR karena sikap negatif ibu terhadap kontrasepsi AKDR.

3. Sikap Ibu tentang Kontrasepsi AKDR

Jika dilihat secara rinci dari kuesioner sikap, mayoritas responden sangat setuju pada saat pemasangan AKDR menimbulkan rasa malu yaitu sebanyak 17 orang (31,5%). Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak ibu yang kurang tahu bahwa pada saat pemasangan AKDR privasi ibu tetap dijaga. Kemudian, mayoritas responden setuju saat pemasangan AKDR responden merasa takut jika sudah memakai AKDR tidak bisa hamil lagi yaitu sebanyak 21 orang (38,9%). Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak ibu yang kurang mengetahui efek samping penggunaan AKDR.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa mayoritas ibu memiliki sikap yang negatif yaitu sebanyak 35 orang (64,8 %). Ini menunjukkan bahwa hampir sebagian besar ibu memiliki sikap yang negatif terhadap kontrasepsi AKDR.

Menurut hasil penelitian Haryani (2008) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi akseptor Keluarga Berencana dalam pemilihan penggunaan jenis kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device) menyatakan ada pengaruh yang bermakna antara faktor sikap terhadap pemilihan penggunaan kontrasepsi IUD, dari hasil analisis statistik didapat hit > t tab (2,354 > 1,988).

Menut Pendit (2006), sikap dan keyakinan merupakan kunci penerimaan KB. Banyak sikap yang dapat menghalangi KB dan penggunaan suatu alat kontrasepsi. Banyak ibu bersikap negatif terhadap alat kontrasepsi AKDR. Hal ini karena sering mendengar rumor/ mitos yang beredar di masyarakat, misalnya rumor tentang


(49)

AKDR yang dapat berpindah- pindah tempatnya dan hilang, dapat menyebabkan kanker.

Menurut asumsi peneliti bahwa mayoritas responden memiliki sikap yang negatif terhadap kontrasepsi AKDR sehingga banyak akseptor KB yang tidak mau menggunakan kontrasepsi AKDR.


(50)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang faktor- faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2013 diperoleh :

1. Dari segi karakteristik responden diketahui bahwa mayoritas ibu berpendidikan SMP yaitu sebanyak 18 orang (33,3%) dan minoritas berpendidikan perguruan tinggi sebanyak 6 orang (11,1 %) dan pada usia ibu ditemukan bahwa mayoritas ibu berumur 20-35 tahun sebanyak 29 orang (53,7%) dan minoritas ibu yang berumur >35 tahun sebanyak 12 orang (22,2).

2. Dari segi pengetahuan tentang kontrasepsi AKDR menunjukkan bahwa mayoritas responden berpengetahuan cukup sebanyak 24 orang (44,4 %) dan minoritas berpengetahuan baik yaitu sebanyak 8 orang (14,8%)

3. Dari segi sikap tentang kontrasepsi AKDR menunjukkan mayoritas responden bersikap negatif yaitu sebanyak 35 orang (64,8%) dan minoritas bersikap positif sebanyak 19 orang (35,2%)

B. Saran

Adapun saran pada penelitian ini adalah : 1. Bagi peneliti

Diharapkan akan menambah pengalaman bagi penulis dalam mengaplikasikan ilmu yang telah di dapat dalam memberikan pelayanan


(51)

kepada masyarakat, serta sebagai masukan akan pengetahuan tentang kontrasepsi AKDR

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi setiap petugas kesehatan di rumah sakit maupun di praktek swasta dalam meningkatkan pemahaman dan pemberian informasi yang tepat, akurat, serta berkesinambungan melalui penyuluhan, sehingga dapat mengubah persepsi negatif ibu tentang kontrasepsi AKDR

3. Bagi Responden

Diharapkan untuk ibu akseptor KB dapat menambah pengetahuannya dari berbagai sumber informasi tentang AKDR dan dapat memilih alat kontrasepsi yang memiliki efektivitas yang tinggi dan memiliki angka kegagalan yang rendah, terutama bagi ibu yang sudah mempunyai 2 orang anak.

4. Bagi Peneliti Lanjut

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dengan melihat hubungan pengetahuan dengan sikap Akseptor KB dalam menggunakan kontrasepsi AKDR.


(52)

DAFTAR PUSTAKA

Angaraini, Yetti dan Martini, 2012. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogjakarta: Rohima Press.

Arum, D. dan Sujiyatini, 2009. Panduan Lengkap Pelayanan KB terkini. Yogjakarta: Mitra Medika.

Arikunto, 2006,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta.

Brambila, C dan Teracena B, 2003. Availibility and Acceptability of IUDs in Guatelama. Diakses tanggal 12 November 2013 dari http://www.popcouncilorg/pdfs/frontiers/FR_FinalReports/Guatemala_IUD. Everett, S., 2008. Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduktif. Jakarta: EGC.

Glasier, A. dan Gebbie, A., 2005. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC.

Handayani, S., 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

Hartanto, H., 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Haryani, Dewi, 2008. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Akseptor KB dalam Pemilihan Penngunaan Jenis Kontrasepsi IUD. Yogyakarta. Diakses dari

Hidayat, 2011. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis DataEdisi 1, Jakarta: Salemba Medika.

http://www.kti-skipsi.net/2012/07/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html

Jones, Derek L. 2005.Setiap Wanita. Jakarta: Delapratasa Publishing

Klein S, Fiona T., 2009. Panduan Lengkap Kebidanan. Yogyakarta: Palmall.

Manik, Murniati., Asnah, S., dan Asiah, N. 2008. Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Medan. Program D-IV Bidan Pendidik FK USU.

Meilani, N., Setiyawanti, N., Estiwidani, D., Suherni. 2010. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Fitramaya.

Menteri Kesehatan, 2011. Profil Data Kesehatan Indonesia. Jakarta: Menteri

Kesehatan. Diakses dari


(53)

__________, S 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Mochtar, Rustam., 2004. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.

Pinem, Saroha., 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta: Trans Info Media

Purwoko.2000, Tesis Penerimaan Vasektomi dan Sterilisasi Tuba. Semarang: Fakultas Kedokteran Undip.

Pendit, Brahm U., 2006. Ragam Metode Kontrasepsi. Jakarta: ECG. Sinclair, Constance. 2010. Buku Saku Kebidanan. Jakarta. ECG.

Siswosudarmo, HR., Anwar H., Emilia, O. 2007.Teknologi Kontrasepsi. Yogyakarta: Gadjah mada university press.

Sobur, Alex, Psikologi Umum dalam Landasan Kerja. Bandung: Pustaka Setia Speroff L., Darney P., 2005. Pedoman Klinis Kontrasepsi, Edisi 2. Jakarta: ECG. Suratun, dkk. 2008. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi.

Jakarta: Trans Info Media.

Syaifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Varney, H., Kriebs, J., Gegor, C. 2004. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. Jakarta: EGC.

Wiknjosastro, Hanifa, dkk. 2011. Ilmu Kandungan.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.


(54)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu Dengan Hormat,

Nama saya Wiwi Wardani Tanjung, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Minat Ibu Akseptor KB Menggunakan Kontrasepsi AKDR”.

AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) adalah alat kecil yang terbuat dari plastik keras atau campuran plastik atau tembaga, yang diletakkan di dalam rahim untuk mencegah kehamilan (Klein & Thompson, 2009: 398).

Dengan menggunakan AKDR dapat mencegah kehamilan dengan sangat efektif dan aman bagi wanita tertentu, terutama yang tidak terjangkit PMS (Penyakit Menular Seksual) dan sudah pernah melahirkan (Pendit, 2006: 20).

Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan faktor- faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR.

Saya akan melakukan wawancara terstruktur kepada ibu tentang:

a. Data demografi seperti usia dan pendidikan. Wawancara akan kami lakukan selama 15 menit.

b. Pengetahuan dan sikap ibu tentang Alat kontrasepsi dalam rahim

Partisipasi ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk penelitian ini ibu tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila ibu membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya:


(55)

Nama : Wiwi Wardani

Alamat : Jl. Bunga Asoka Gg. Family No. 88 Medan No. HP : 082369331175

Terima kasih saya ucapkan kepada ibu yang telah berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan ibu dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan ibu bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.

Medan, 2013

Peneliti


(56)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Umur :

Alamat :

Telp/HP :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang “faktor- faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR”. Maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, 2013


(57)

(58)

(59)

(60)

(1)

Nama : Wiwi Wardani

Alamat : Jl. Bunga Asoka Gg. Family No. 88 Medan No. HP : 082369331175

Terima kasih saya ucapkan kepada ibu yang telah berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan ibu dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan ibu bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.

Medan, 2013

Peneliti


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Umur :

Alamat :

Telp/HP :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang “faktor- faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR”. Maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, 2013


(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Minat Ibu Untuk Memilih Implant sebagai alat kontrasepsi di kelurahan Madras Hulu Kecamatan Medan polonia Tahun 2013

5 151 91

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Minat Ibu Akseptor KB Menggunakan Kontrasepsi AKDR di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2013

1 60 60

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Minat Ibu Menggunakan Metode Kontrasepsi AKDR di Desa Kedai Damar Kecamatan Tebing Tinggi

49 178 81

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Minat Ibu Untuk Memilih Implant sebagai alat kontrasepsi di kelurahan Madras Hulu Kecamatan Medan polonia Tahun 2013

5 79 91

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Minat Ibu Untuk Memilih Implant sebagai alat kontrasepsi di kelurahan Madras Hulu Kecamatan Medan polonia Tahun 2013

0 0 11

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Minat Ibu Untuk Memilih Implant sebagai alat kontrasepsi di kelurahan Madras Hulu Kecamatan Medan polonia Tahun 2013

0 0 1

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Minat Ibu Untuk Memilih Implant sebagai alat kontrasepsi di kelurahan Madras Hulu Kecamatan Medan polonia Tahun 2013

0 0 7

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Minat Ibu Untuk Memilih Implant sebagai alat kontrasepsi di kelurahan Madras Hulu Kecamatan Medan polonia Tahun 2013

0 0 26

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Minat Ibu Untuk Memilih Implant sebagai alat kontrasepsi di kelurahan Madras Hulu Kecamatan Medan polonia Tahun 2013

0 0 11

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL A. Kerangka Konsep - Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Minat Ibu Akseptor KB Menggunakan Kontrasepsi AKDR di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2013

0 1 22