Penyalahgunaan Narkoba Ciri-ciri Penyalahgunaan Narkoba

22 b. Tidak dapat berfikir. c. Mudah berdarah dan memar. d. Kerusakan system syaraf utama. e. Kerusakan hati dan ginjal. f. Sakit maag. g. Sakit pada waktu buang air kecil. h. Kejang-kejang otot dan batuk-batuk Nasution, 2013:15.

2.2.2 Penyalahgunaan Narkoba

Penyalahgunaan narkoba merupakan suatu proses yang makin meningkat dari taraf coba-coba ke taraf penggunaan untuk hiburan, penggunaan situasional, penggunaan teratur sampai kepada ketergantungan. Memasuki taraf coba-coba bisa langsung terseret kepada taraf ketergantungan oleh karena sifat narkoba yang mempunyai daya menimbulkan ketergantungan yang tinggi. Penyalahgunaan narkoba dapat dilakukan dengan cara ditelan, dirokok, disedot dengan hidung, disuntikkan ke dalam pembuluh darah balik intravena, disuntikkan ke dalam otot atau disuntikkan ke dalam lapisan lemak dibawah kulit. Penggunaan narkoba secara suntik dan menggunakan jarum suntik secara bergilir dapat menimbulkan ketularan penyakit HIVAIDS. Hepatitis B, Hepatitis C, dan penyakit infeksi lainnya yang ditularkan melalui darah atau cairan tubuh. Penggunaan narkoba secara berulang kali akan menimbulkan ketergantungan yang makin lama memerlukan jumlah narkoba yang makin tinggi dosisnya untuk menghasilkan khasiat yang sama menimbulkan daya toleransi. Bila pemakaian Universitas Sumatera Utara 23 narkoba dihentikan atau dikurangi secara mendadak akan menimbulkan gejala putus narkoba withdrawal syndrome, yaitu perasaan nyeri seluruh badan. Sekali mencoba narkoba berisiko timbul keinginan untuk mencoba dan mencoba lagi sehingga akhirnya timbul ketagihan dan ketergantungan. Pada umumnya, baru timbul keinginan untuk menghentikannya dalam keadaan sudah terlambat, yaitu sudah berada dalam cengkeraman ketergantungan yang tidak bisa ditinggalkan BNN, 2004: 9-10.

2.2.3 Ciri-ciri Penyalahgunaan Narkoba

Mereka yang mengkonsumsi narkoba akan mengalami gangguan mental dan perilaku, akibat terganggunya system neuron transmiter pada sel-sel susunan saraf pusat diotaknya. Gangguan pada system ini mengakibatkan terganggunya fungsi koqnitif atau alam pikiran, afektif atau alam perasaanmoodemosi dan psikomotor atau perilaku. Orang berpendidikan sekalipun akan menemui kesulitan untuk bisa mengetahui seseorang telah mengalami ketergantungan obat-obatan. Mengapa ? Bisa jadi karena mereka tidak tahu atau kurang pengetahuannya tentang ketergantungan obat. Bisa juga karena mereka menggangap remeh kadar penggunaan narkoba. Karena memang diawal penggunaan, seorang penyalahguna narkoba tidak begitu berbeda dari lainnya. Apalagi seorang anak yang pintar pasti akan memakai segala kepintarannya untuk menipu orang lain terutama orang tua agar tidak ketahuan bahwa dia telah memakai narkoba BNN, 2007: 22. Universitas Sumatera Utara 24

2.3 Adiksi