Dewey menyatakan bahwa keberadaan suatumasyarakat demokrasi tergantung pada konsensus sosial dengan fokus
perkembanganmanusia yang didasarkan atas kebebasan, persamaan, dan partisipasi politik.Sementara itu Peter Bachrach percaya bahwa
partisipasi aktif – dalam arti yangluas – dari individu dalam berbagai keputusan di suatu komunitas merupakan faktorutama dalam
mengembangkan kemampuan rakyat. Suatu perubahan dari demokrasiyang ada saat ini kepada “demokrasi partisipasi” akan
memerlukan: 1
perubahankesadaran rakyat, yang tadinya memandang diri mereka sebagai penerima pasif atassegala sesuatu
yang diberikan oleh kekuasaan menjadi agen-agen perubahan sosial yangaktif melalui bentuk partisipasi yang positif dalam proses
pengambilan keputusan olehnegara; dan 2 pengurangan secara besar-besaran segala ketimpangan yang ada
20
II.1.3. Partisipasi Publik
.
Sebagai bagian dari demokrasi, partisipasi publik saat ini menjadi istilah yang sangat penting, termasuk juga di dalam proses legislasi
perundang-undangan. Ada beberapa beberapa alasan mengapa partisipasi publik dalam penyelenggaraan Negara menjadi sebuah keharusan
sebagaimana dilaporkan dalam penelitian Balitbang HAM bekerjasama dengan Universitas Padjajaran Bandung pada tahun 2003.Pertama
20
S.P. Varma. 1975. Modern Political Theory. Diterjemahkan oleh Yohanes Kristianto SL, dkk. 2007. Teori Politik Modern. Raja Grafindo Persada: Jakarta. hal. 210
Universitas Sumatera Utara
partisipasi sebagai implementasi dari pemerintahan demokrasi untuk memperkuat demokrasi.Kedua, partisipasi publik publik sebagai kesadaran
atas hak politik
21
Dari pengalaman yang ada partisipasi sebagai bentuk keterlibatan warga dalam pengambilan keputusan publik, bukanlah hal yang serta merta
dapat terjadi. Melainkan memerlukan proses penyadaran, pengorganisasian, inisiasi dan fasilitasi ruang-ruang publik. Praktek pertisipasi warga
membutuhkan aktor-aktor yang terdiri dari warga negeara yang aktif, melalui proses pengorganisasian dan pendampingan yang intens political
will dan political awareness dari institusi pemerintahan .
22
. Maka menjadi suatu kewajaran jika partisipasi masyarakat sejauh ini baru pada level
adanya informasi kepada masyarakat akan diaturnya suatu materi dalam suatu perundnag-undangan di tingkat persiapan dan keterlibatan secara
tidak langsung melalui Dewan Perwakilan RakyatDaerah di tingkat pembahasan dan pengesahan
23
21
Partisipasi Publik dalam Proses Legislasi sebagai Pelaksanaan Hak Politik.Balitbang Departemen Kehakiman dan HAM RI: Jakarta. 2003
22
Laporan Studi Kasus Pengembangan Model Partisipasi Warga dalam Tata Pemerintahan dan Demokrasi Lokal.Local Government Support Program dan PP Lakpesdam NU, tidak
diterbitkan dalam Partisipasi Publik dalam Proses Legislasi sebagai Pelaksana Hak Politik.Balitbang Departemen Hukum dan HAM. 2008
23
Partisipasi Publik dalam Proses Legislasi sebagai Pelaksanaan Hak Politik. Balitbang Departemen Kehakiman dan HAM RI: Jakarta. 2003
.
Universitas Sumatera Utara
Partisipasi dapat dipahami dengan menggunakan versi tangga partisipasi yang dikembangkan oleh Arnstein, sebagai berikut
24
Gambar 2.1 Tangga Partisipasi Warga menurut Arnstein,1969
Demokrasi, partisipatif Kekuasaan warga
Tokenisme
Demokrasi representatif Non Partisipasi
Eksploitatif Sumber :Jim Ife dan Frank Tesorieri, 2008
Dari tipologi ini, jelas bahwa apa yang mungkin dikatakan sebagai partisipasi dapat berkisar dari manipulasi oleh pemegang kekuasaan
sampai kepada warga Negara yang memiliki control terhadap keputusan- keputusan yang mempengaruhi kehidupan mereka bervariasi menurut
tingkat kontrol. :
24
Jim Ife dan Frank Tesoriero. 2008. Community Development Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. Hal. 299
KontrolWarga Negara
Kekuasaan di delegasikan
Kemitraan Menenangkan
Konsultasi Menginformasikan
Terapi Manipulasi
Universitas Sumatera Utara
Secara lebih rinci lagi, indikator partisipasi kewargaan yang telah disusun secara terperinci oleh tim penulis Forum Pengembangan Partisipasi
Masyarakat FPPM sebagai berikut
25
Tingkat :
Tabel 2.1 Indikator Partisipasi Kewargaan
Tujuan Strategi
Komunikasi MetodeTeknik
Pertukaran informasi
information exchang: warga
menyampaikan informasi dan
memperoleh informasi.
Penyadaran warga.
Mengumpulkan opini publik.
Membangun momentum bagi
penyusunan kebijakan.
Komunikasi tertulis.
Komunikasi elektronik.
Komunikasi lisan.
Komunikasi verbal.
Opinion survey. Komentar publik.
Dengar pendapat umum.
Poster dan media kampanye.
Konsultasi consultation:
warga dimintai masukannya dalam
menganalisis, menyusun alternatif
dan mengambil keputusan.
Pendidikan warga
Mendorongdebat publik.
Menjabarkan nilai-nilai.
Memperluas penyediaan
informasi.
Memperbaiki keputusan.
Pertemuan tatap muka
dengan warga.
Pertemuan on-line
dengan warga.
Pertemuan warga public meeting.
Konsultasi online Econsultation.
Pelibatan Melibatkan
Pertemuan Musyawarah
25
Tim Penulis FPPM. 2007. Memfasilitasi Konsultasi Publik. http:www.scribd.comdoc205367441Memfasilitasi-Konsultasi-Publik diakses pada 10 Maret
2014 pukul 18.45 WIB
Universitas Sumatera Utara
engagement: pemerintah bekerja
dengan warga di dalam keseluruhan
proses penyusunan kebijakan agar
aspirasi warga selalu
dipertimbangkan. warga dalam
penyelesaian masalah.
Melibatkan warga dlam
pengambilan keputusan.
Mengembangkan kapasitas dalam
melaksanaan kebijakan.
Memperbaiki hasil
pelaksanaan. tatap muka
dengan warga.
Pertemuan on-line
dengan warga.
Pendeegasian kewenangan.
warga public deliberation.
Musyawarah online online
deliberation.
Kolaborasi collaboration:
pemerintah dan warga menjadi
mitra partner dalam penyusunan
kebijakan. Mewakili
berbagai pemangku
kepentingan.
Melibatkan pakar.
Mengurangi konflik
kepentingan.
Memperbaiki kebijakan.
Membangun Komite
Penasihat.
Merancang proses.
Pengambilan kepuusan
bersama share
decision making
Perundingan multipihak.
Proses konsesus kebijakan.
Sumber :Analisis FPPM, 2007 Berdasarkan Tabel 2.1 dan Gambar 1.1 partisipasi masyarakat
terlihat bukan berdasarkan kehadiran dalam suatu pertemuan tapi bagaimana masyarakat sadar dan ikut terlibat dalam mempengaruhi pembuatan
kebijakan publik.
Universitas Sumatera Utara
II.2 Demokrasi dalam Kerangka Kebijakan Publik
Inti kehidupan bernegara adalah demokrasi yang dilihat dari pembelajaran dan pengalaman selama ini. Suatu negara dikatakan memiliki demokrasi yang
baik dilihat dari kebijakan publik yang unggul yang dikembangkan dalam konteks dan proses yang demokrasi. Dan pada hakekatnya, bentuk terluar dari demokrasi
dan kebijakan publik tersebut adalah pelayanan publik yang didasarkan pada prinsip-prinsip tata kelola yang baik atau good governance
26
Menurut Thomas R. Dye, kebijakan publik adalah apa pun yang dipilih pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan. Selanjutnya Dye mengatakan,
apabila pemerintah memilih untuk melakukan sesuatu maka harus ada tujuan dan kebijakan Negara tersebut harus meliputi semua tindakan pemerintah, bukan
semata-mata pernyataan keinginan pemerintah atau pejabatnya.Disamping itu, sesuatu yang tidak dilaksanakan oleh pemerintah pun termasuk kebijakan Negara.
Hal ini disebabkan sesuatu yang tidak dilakukan oleh pemerintah akan mempunyai pengaruh yang sama besarnya dengan sesuatu yang dilakukan oleh
pemerintah. .
27
Chandler dan Plano berpendapat bahwa kebijakan publik adalah pemanfaatan yang strategis terhadap sumber daya–sumberdaya yang ada untuk
memecahkan masalah-masalah publik atau pemerintah.Kebijakan tersebut telah banyak membantu para pelaksana pada tingkat birokrasi pemerintah maupun para
26
Riant Nugroho. 2008. Publik Policy. PT. Elex Media Komputindo: Jakarta. Hal. 9
27
Hanif Nurcholis. 2007. Teori dan Praktik Pemerintah dan Otonomi Daerah. PT. Gramedia Widiasari Indonesia: Jakarta. Hal. 264
Universitas Sumatera Utara