Prilaku Pembelian Menurut Kotler 2008: 213 empat jenis prilaku pembelian :

Minat beli wiilingness to buy merupakan bagian dari komponen prilaku dalam sikap mengkomsumsi. Minat beli adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan.Minat beli adalah perhatian, kesukaan, kesenangan seseorang terhadap suatu keinginan didalam membeli sesuatu.Bila dikaitkan dengan pelayanan maka minat adalah sikap yang timbul dalam diri seseorang setelah melihat, mendengarkan, atau merasakan dan mengalami suatu pelayanan dimana orang tersebut menjadi ingin tahu mengenai produk yang ditawarkan dan berhasrat ingin memilikinya atau membelinya.

2.1.3.2 Prilaku Pembelian Menurut Kotler 2008: 213 empat jenis prilaku pembelian :

a. Prilaku pembelian kompleks Para konsumen memiliki prilaku yang berbeda dan kompleks ketika mereka terlibat dalam suatu pembelian dan menyadari adanya perbedaan nyata antara berbagai merk.Para konsumen sangat terlibat bila suatu produk mahal, jarang dibeli, berisiko, dan mempunyai ekspresi pribadi yang tinggi. Konsumen yang ingin membeli biasanya akan melalui suatu proses belajar yang pertama ditandai dengan mengembangkan kepercayaan mengenai produk tersebut, kemudian pendirian dan kemudian membuat pilihan pembelian dengan bijaksana. Pemasar dari suatu produk yang mempunyai keterlibatan tinggi harus memahami prilaku pengumpulan informasi dan evaluasi dari konsumen yang mempunyai ciri keterlibatan tinggi.Pemasar perlu mengembangkan strategi-strategi yang Universitas Sumatera Utara membantu pembeli dalam mempelajari atribut-atribut dari kelas produk tersebut, kepentingan relatifnya, dan kedudukan merk perusahaan yang tinggi pada atribut yang paling penting.Pemasar tersebut perlu untuk membedakan keistimewaan produk tersebut. b. Prilaku pembelian yang mengurangi ketidaksesuaian Kadang-kadang konsumen sangat terlibat dalam suatu pembelian tetapi tidak melihat banyak perbedaan dalam merk.Keterlibatan yang tinggi berdasarkan kenyataan bahwa pembelian tersebut bersifat mahal, jarang dan berisiko. c. Prilaku pembelian menurut kebiasaan Banyak produk yang dibeli dengan keterlibatan konsumen yang rendah dan tidak ada perbedaan merk yang signifikan. d. Prilaku pembelian yang mencari variasi Beberapa situasi pembelian ditandai dengan keterlibatan konsumen yang rendah tetapi perbedaan merk bersifat nyata.Disini konsumen dilihat banyak melakukan peralihan merk. Sedangkan menurut Morissan 2010:113 jenis prilaku pembelian berdasarkan tingkat keterlibatan dalam pembeli dan tingkat perbedaaan merk: a. Pembelian rumit, konsumen terlibat dalam prilaku pembelian yang rumit bila mereka sangat terlibat dalam pembelian dan sadar akan adanya perbedaan besar diantara merk. b. Pembelian karena kebiasaan, bagi kebanyakan produk yang berharga Universitas Sumatera Utara rendah yang sering dibeli oleh konsumen proses keputusan terdiri atas tidak lebih dari pengenalan masalah, melakukan pencarian internal secara cepat, dan melakukan pembelian. c. Pembelian yang mencari variasi, beberapa situasi pembelian ditandai oleh keterlibatan konsumen yang rendah pada suatu produk, namun berbagai merk yang ada memiliki perbedaan yang signifikan antara satu dengan yang lain. Sedangkan menurut Ginting 2011:55 jenis prilaku pembelian atas dasar keterlibatan dan perbedaan antar merk yaitu: a. Prilaku pembelian kompleks, konsumen akan melakukan pembelian komplek apabila sangat terlibat dalam pembelian dan mempunyai persepsi yang sangat mahal, penuh resiko, jarang dibeli dan sangat mengesankan diri. b. Prilaku pembelian pengurangan ketidakcocokan, terjadi bila pembeli sangat terlibat tetapi persepsi atas perbedaan merknya rendah. c. Prilaku pembelian kebiasaan, terjadi bila keterlibatan konsumen dan persepsi perbedaan merk rendah.

2.1.3.3 Meneliti Proses Keputusan Pembelian