2.5 Bahan-bahan Pembuat Gel 2.5.1 Karbomer
Karbomer memiliki sinonim karbomera, karbopol, acrypol, polimer asam akrilat dan asam poliakrilat. Karbomer merupakan serbuk berwarna
putih, memiliki bau lemah, bersifat higroskopis dan asam. Karbomer stabil bila dipanaskan di bawah 104
o
C selama 2 jam. Namun pemanasan yang berlebihan dapat menyebabkan perubahan warna dan
stabilitas berkurang. Penambahan antimikroba tertentu, seperti benzalkonium klorida atau natrium benzoat dalam konsentrasi tinggi 0,1 wv dapat
menyebabkan kekeruhan dan pengurangan viskositas dispersi karbomer. Serbuk karbomer harus disimpan dalam wadah kedap udara, dan terlindung
dari kelembaban. Penggunaan kaca, plastik, atau wadah berlapis resin dianjurkan untuk penyimpanan formulasi yang mengandung karbomer.
Karbomer digunakan sebagai rheology modifier dalam formulasi farmasetika liquid atau semisolid seperti krim, gel, lotion, preparat mata, rektal,
topikal dan vaginal. Dalam formulasi tablet, karbomer digunakan sebagai pengikat. Secara umum penggunaan karbomer sebagai emulgator, rheology
modifier, stabilizing agent, suspending agent, dan pengikat tablet Rowe, et al., 2009.
2.5.2 Trietanolamin
Trietanolamin TEA memiliki sinonim tealan, trolaminum, trietilolamin. TEA merupakan cairan kental, jernih hingga kuning pucat,
Universitas Sumatera Utara
berbau lemah, campuran dari 2,2’,2”-nitrilotrietanol, dietanolamin dan monoetanolamin.
TEA akan berubah menjadi coklat bila terpapar udara dan cahaya, sehingga sebaiknya disimpan di tempat kering, sejuk dan terlindung dari
cahaya. Dengan asam mineral, TEA akan membentuk garam kristal dan ester. Dengan asam lemak konsentrasi tinggi, TEA membentuk garam yang larut
dalam air dan memiliki karakteristik sabun. TEA juga akan bereaksi dengan tembaga membentuk garam kompleks.
TEA secara luas digunakan dalam formulasi famasetikal topikal terutama dalam formulasi emulsi. Jika dicampur dengan asam lemak, seperti
asam stearat atau asam oleat, TEA akan membentuk sabun anionik dengan pH 8 sehingga dapat digunakan sebagai emulgator untuk menghasilkan emulsi ma
yang stabil. TEA secara umum juga digunakan sebagai buffer, pelarut, polymer plasticizer dan humektan Rowe, et al., 2009.
2.5.3 Gliserin
Gliserin merupakan cairan kental, tidak berwarna, tidak berbau, higroskopis dan memiliki rasa yang manis. Sinonimnya antara lain gliserol,
gliserolum, 1,2,3-propanetriol, trihidroksipropan gliserol. Gliserin dapat mengkristal jika disimpan pada suhu yang rendah, kristal
tidak meleleh sampai dipanaskan pada suhu 20
o
C. Gliserin harus disimpan dalam wadah kedap udara, di tempat yang sejuk dan kering. Gliserin dapat
meledak jika dicampur dengan oksidator kuat seperti kromium trioksida, potasium klorat atau kalium permanganat. Gliserin dapat membentuk kompleks
Universitas Sumatera Utara
asam borat, asam gliseroborat, merupakan asam yang lebih kuat dari pada asam borat. Secara umum gliserin digunakan sebagai kosolven, emolien, humektan,
zat pemanis, pengawet dan plastisizer Rowe, et al., 2009.
2.5.4 Propilen glikol
Propilen glikol memiliki sinonim metil glikol, metil etilen glikol, 1,2- dihidroksipropana, 2-hidroksipropanol, propan-1,2-diol. Propilen glikol
berbentuk cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, kental dan memilki rasa manis.
Pada suhu dingin, propilen glikol stabil dalam wadah tertutup, tetapi pada suhu tinggi, di tempat terbuka, cenderung teroksidasi, menghasilkan
produk seperti prionaldehid, asam laktat, asam piruvat dan asam asetat. Propilen glikol secara kimiawi stabil bila dicampur dengan etanol 95,
gliserin, atau air. Propilen glikol bersifat higroskopis dan harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, di tempat yang sejuk dan kering.
Propilen glikol inkompatibel dengan reagen oksidator seperti kalium permanganat.
Propilen glikol umumnya digunakan sebagai pengawet, desinfektan, humektan, plastisizer, pelarut, zat penstabil, kosolven. Propilen glikol sering
digunakan sebagai kosolven dan pengawet dalam formulasi farmasetikal parenteral maupun nonparenteral Rowe, et al., 2009.
2.5.5 Metil paraben