e. Dekoktasi
Dekoktasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada temperatur 90°C selama 30 menit.
2.4 Gel
Gel kadang-kadang disebut dengan jeli, merupakan sistem semi padat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau
molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Gel dapat digunakan untuk obat yang diberikan seacara topikal atau dimasukkan ke
dalam lubang tubuh Ditjen POM, 1995. Dasar gel yang umum digunakan adalah gel hidrofobik dan gel
hidrofilik. Gel hidrofobik umumnya terdiri dari partikel-partikel anorganik. Apabila ditambahkan ke dalam fase pendispersi, hanya sedikit sekali terjadi
interaksi antara kedua fase. Berbeda dengan gel hidrofilik, gel hidrofilik umumnya adalah molekul-molekul organik yang besar dan dapat dilarutkan
atau disatukan dengan molekul dari fase pendispersi Ansel, 1989. Gel hidrofilik umumnya mengandung komponen bahan pengembang atau disebut
basis gel, air, humektan dan bahan pengawet Voigt, 1994. Sediaan bentuk gel memiliki beberapa keuntungan diantaranya tidak
lengket, tidak mengotori pakaian, mudah dioleskan, mudah dicuci, tidak meninggalkan lapisan berminyak pada kulit, viskositas gel tidak mengalami
perubahan yang berarti selama penyimpanan Lieberman, et al., 1989.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Bahan-bahan Pembuat Gel 2.5.1 Karbomer
Karbomer memiliki sinonim karbomera, karbopol, acrypol, polimer asam akrilat dan asam poliakrilat. Karbomer merupakan serbuk berwarna
putih, memiliki bau lemah, bersifat higroskopis dan asam. Karbomer stabil bila dipanaskan di bawah 104
o
C selama 2 jam. Namun pemanasan yang berlebihan dapat menyebabkan perubahan warna dan
stabilitas berkurang. Penambahan antimikroba tertentu, seperti benzalkonium klorida atau natrium benzoat dalam konsentrasi tinggi 0,1 wv dapat
menyebabkan kekeruhan dan pengurangan viskositas dispersi karbomer. Serbuk karbomer harus disimpan dalam wadah kedap udara, dan terlindung
dari kelembaban. Penggunaan kaca, plastik, atau wadah berlapis resin dianjurkan untuk penyimpanan formulasi yang mengandung karbomer.
Karbomer digunakan sebagai rheology modifier dalam formulasi farmasetika liquid atau semisolid seperti krim, gel, lotion, preparat mata, rektal,
topikal dan vaginal. Dalam formulasi tablet, karbomer digunakan sebagai pengikat. Secara umum penggunaan karbomer sebagai emulgator, rheology
modifier, stabilizing agent, suspending agent, dan pengikat tablet Rowe, et al., 2009.
2.5.2 Trietanolamin
Trietanolamin TEA memiliki sinonim tealan, trolaminum, trietilolamin. TEA merupakan cairan kental, jernih hingga kuning pucat,
Universitas Sumatera Utara
berbau lemah, campuran dari 2,2’,2”-nitrilotrietanol, dietanolamin dan monoetanolamin.
TEA akan berubah menjadi coklat bila terpapar udara dan cahaya, sehingga sebaiknya disimpan di tempat kering, sejuk dan terlindung dari
cahaya. Dengan asam mineral, TEA akan membentuk garam kristal dan ester. Dengan asam lemak konsentrasi tinggi, TEA membentuk garam yang larut
dalam air dan memiliki karakteristik sabun. TEA juga akan bereaksi dengan tembaga membentuk garam kompleks.
TEA secara luas digunakan dalam formulasi famasetikal topikal terutama dalam formulasi emulsi. Jika dicampur dengan asam lemak, seperti
asam stearat atau asam oleat, TEA akan membentuk sabun anionik dengan pH 8 sehingga dapat digunakan sebagai emulgator untuk menghasilkan emulsi ma
yang stabil. TEA secara umum juga digunakan sebagai buffer, pelarut, polymer plasticizer dan humektan Rowe, et al., 2009.
2.5.3 Gliserin
Gliserin merupakan cairan kental, tidak berwarna, tidak berbau, higroskopis dan memiliki rasa yang manis. Sinonimnya antara lain gliserol,
gliserolum, 1,2,3-propanetriol, trihidroksipropan gliserol. Gliserin dapat mengkristal jika disimpan pada suhu yang rendah, kristal
tidak meleleh sampai dipanaskan pada suhu 20
o
C. Gliserin harus disimpan dalam wadah kedap udara, di tempat yang sejuk dan kering. Gliserin dapat
meledak jika dicampur dengan oksidator kuat seperti kromium trioksida, potasium klorat atau kalium permanganat. Gliserin dapat membentuk kompleks
Universitas Sumatera Utara
asam borat, asam gliseroborat, merupakan asam yang lebih kuat dari pada asam borat. Secara umum gliserin digunakan sebagai kosolven, emolien, humektan,
zat pemanis, pengawet dan plastisizer Rowe, et al., 2009.
2.5.4 Propilen glikol
Propilen glikol memiliki sinonim metil glikol, metil etilen glikol, 1,2- dihidroksipropana, 2-hidroksipropanol, propan-1,2-diol. Propilen glikol
berbentuk cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, kental dan memilki rasa manis.
Pada suhu dingin, propilen glikol stabil dalam wadah tertutup, tetapi pada suhu tinggi, di tempat terbuka, cenderung teroksidasi, menghasilkan
produk seperti prionaldehid, asam laktat, asam piruvat dan asam asetat. Propilen glikol secara kimiawi stabil bila dicampur dengan etanol 95,
gliserin, atau air. Propilen glikol bersifat higroskopis dan harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, di tempat yang sejuk dan kering.
Propilen glikol inkompatibel dengan reagen oksidator seperti kalium permanganat.
Propilen glikol umumnya digunakan sebagai pengawet, desinfektan, humektan, plastisizer, pelarut, zat penstabil, kosolven. Propilen glikol sering
digunakan sebagai kosolven dan pengawet dalam formulasi farmasetikal parenteral maupun nonparenteral Rowe, et al., 2009.
2.5.5 Metil paraben
Metil paraben berbentuk kristal tidak berwarna atau serbuk kristal putih; tidak berbau atau hampir tidak berbau dan berasa sedikit terbakar.
Universitas Sumatera Utara
Sinonimnya antara lain nipagin, metil p-hidroksibenzoat, metagin, aseptoform. Metil paraben harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, di tempat kering dan
sejuk. Aktivitas antimikroba metil paraben dan paraben lain berkurang jika
dicampur dengan surfaktan nonionik, seperti polisorbat 80, akibat dari miselisasi. Namun, propilen glikol 10 telah terbukti memperkuat aktivitas
antimikroba paraben dalam larutan surfaktan nonionik dan mencegah interaksi antara metil paraben dan polisorbat 80.
Metil paraben umumnya digunakan sebagi pengawet dalam kosmetik, produk makanan, dan formulasi farmasetika. Dalam penggunaannya sering
dikombinasikan dengan paraben lain ataupun pengawet lain. Metil paraben 0,18 dikombinasikan dengan propil paraben 0,02 telah banyak
digunakan dalam berbagai formulasi farmasetika parentrral Rowe, et al., 2009.
2.6 Kulit
Kulit merupakan organ terbesar dari tubuh manusia, 15 dari berat badan adalah kulit. Kulit menerima 13 volume sirkulasi darah tubuh dengan
ketebalan bervariasi antara 0,5-6 mm. Fungsi utama kulit adalah sebagai pelindung. Kulit terdiri dari 3 lapisan, lapisan pertama atau yang paling luar
adalah lapisan epidermis, lapisan kedua adalah lapisan dermis dan lapisan yang ketiga adalah lapisan hipodermis atau lapisan subkutan lapisan yang paling
tebal dari kulit Arisanty, 2013.
Universitas Sumatera Utara
2.6.1 Epidermis
Epidermis adalah lapisan yang paling luar dan yang paling tipis dari kulit. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan sistem persarafan.
Epidermis memiliki variasi ketebalan antara 0,4-0,6 mm dan memiliki 5 stratumjenjang. Lokasi epidermis yang paling tebal terdapat pada telapak kaki
dan telapak tangan. Epidermis terdiri atas lima lapisan dari lapisan yang paling bawah
sampai yang paling atas Arisanty, 2013: a.
Stratum germinativum stratum basale adalah lapisan paling dalam yang terletak di dekat dermis. Sel ini merupakan sel hidup berinti karena
mendapatkan difusi oksigen dan nutrisi dari dermis. Lapisan ini merupakan sel yang mulai melakukan pembelahan sel mitosis pada proses generasi
sel keratinosit epidermis. b.
Stratum spinosum adalah lapisan di atas lapisan basale. Lapisan ini memiliki inti sel keratinosit besar. Lapisan ini merupakan hasil pembelahan
sel yang berikatan dan melakukan migrasi sel ke arah atas. c.
Stratum granulosum adalah lapisan yang mengandung sel granular granula lamelar dan keratin. Pada lapisan ini, sel berinti mulai mati dan terus
terdorong ke atas. d.
Stratum lusidum adalah lapisan yang hanya ditemukan di telapak tangan dan telapak kaki. Pada lapisan ini terdapat sel mati yang tidak memiliki inti.
e. Stratum korneum adalah lapisan paling atas dari lapisan epidermis yang
merupakan sel keratin mati, tipis dan tidak berinti.
Universitas Sumatera Utara
Lapisan epidermis memiliki empat sel utama yaitu sel keratinosit, sel langerhans, sel merkel dan sel melanosit. Sel keratinosit 90 terdapat di
epidermis. Sel langerhans ada beberapa diantara sel keratinosit yang terletak di stratum spinosum dan berfungsi sebagai sistem imun pertama. Sel merkel
berada di antara stratum basale yang berfungsi sebagai rangsangan sentuhan. Melanosit berada di antara starum spinosum yang berfungsi sebagai pemberi
warna dan proteksi dari ultraviolet UV pada kulit.
2.6.2 Dermis
Lapisan dermis adalah lapisan kedua dari kulit. Lapisan ini memiliki jaringan ikat, pembuluh darah, sistem persarafan dan kelenjar tubuh. Dermis
memiliki dua lapisan utama, yaitu: a.
Lapisan papiler berfungsi sebagai penguat dari epidermis dalam satu ikatan membran
b. Lapisan retikuler memiliki pembuluh darah perifer yang banyak dan
berikatan yang disebut cutaneous flexus Arisanty, 2013. Kolagen adalah protein utama dari dermis yang disekresi oleh fibrolas
sebagai tropokolagen. Kolagen adalah protein yang berfungsi sebagai penguat kulit Arisanty, 2013.
Elastin adalah protein lain yang ditemukan di dermis yang berfungsi sebagai pemberi elastisitas kulit. Elastin serat protein seperti kolagen dan
kandungan utamanya adalah prolin dan glisin Arisanty, 2013.
Universitas Sumatera Utara
2.6.3 Hipodermis
Lapisan hipodermis lapisan subkutan adalah lapisan paling tebal dari kulit, terdiri atas jaringan lemak paling besar, jaringan ikat dan pembuluh
darah. Hipodermis berfungsi sebagai penyimpanan lemak, kontrol temperatur dan penyangga organ disekitarnya. Pada setiap bagian, tubuh memiliki
ketebalan epidermis, dermis dan hipodermis yang berbeda tergantung pada lokasinya Arisanty, 2013.
2.7 Persarafan Kulit
Kulit juga seperti organ lain, pada kulit juga terdapat cabang-cabang saraf spinal dan permukaan yang terdiri dari saraf-saraf motorik dan saraf
sensorik. Ujung saraf motorik berguna untuk menggerakkan sel-sel otot yang terdapat pada kulit. Sedangkan saraf sensorik berguna untuk menerima
rangsangan yang terdapat dari luar. Ujung-ujung saraf yang bebas untuk menerima rangsangan sakitnyeri terdapat di epidermis Syaifuddin, 2006.
2.8 Fisiologi Kulit
Secara fisiologis peran utama kulit adalah sebagai proteksi terhadap bahan kimia, bakteri, virus patogen, fungsi proteksi dimulai dari kelenjar
sebasea sebum yang dikeluarkan dari akar rambut pori-pori. Kelenjar ini mengandung protein dan lemak yang dapat mencegah kuman masuk melalui
pori-pori rambut. Jika kelenjar sebasea tidak bekerja, sel langerhans yang akan bekerja. Sebagai pusat sensasi terhadap rasa sakit, sentuhan, tekanan, suhu. Sel
merkel merupakan sel penentuan rasa yang memiliki fungsi utama sebagai
Universitas Sumatera Utara
mekanoreseptor. Reseptor lainnya yang memiliki fungsi sensasi, yang ada pada dermis adalah korpuskel meissner yang bertugas menerima sentuhan,
korpuskel pacini yang bertugas menerima tekanan, getaran dan tarikan dan ujung saraf tepi yang berperan dalam menerima sentuhan, nyeri dan suhu,
sebagai tempat sintesis vitamin D dengan bantuan sinar matahari, sebagai sistem termoregulasi tubuh dengan mekanisme primer pada sirkulasi dan
keringat dan sebagai ekskresi tubuh yaitu hasil keluaran keringat Arisanty, 2013.
2.9 Luka