Latar Belakang Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) SMP MTS Kota Salatiga T2 942012059 BAB I

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelaksanaan bimbingan dan konseling di Indonesia telah berjalan lebih dari 30 tahun Badrujaman, 2011. Permendikbud No.111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah merupakan tindak lanjut dari dilaksanakannya kurikulum 2013. Di dalamnya berisi tentang mekanisme layanan bimbingan dan konseling terbaru, di mana isinya harus diketahui oleh guru bimbingan dan konseling. Dalam Kurikulum 2013 peran guru bimbingan dan konseling SMPMTs sangat banyak, khususnya di dalam hal peminatan dan penilaian. Permendikbud No 64 tahun 2014 mengatur tentang Peminatan pada Pendidikan Menengah, guru bimbingan dan konseling dituntut untuk memperbarui pengetahuannya mengenai perkembangan- perkembangan terbaru dalam dunia bimbingan dan konseling. Di Kota Salatiga pelaksanaan bimbingan dan konseling sudah berjalan lebih dari 56 tahun. Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan baru di buka di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga pada tahun 1962. Meskipun demikian masalah yang terjadi di dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling masih sering ditemui. Mulai dari personel bimbingan konseling yaitu petugas bimbingan dan 2 penyuluhan sendiri, ditambah dengan perangkat-perangkat lain yang mendukung guru bimbingan dan konseling di dalam menjalankan layanan bimbingan dan konseling. Masalah yang dihadapi oleh guru bimbingan dan konseling di Kota Salatiga terdiri dari ketidaktahuan mengetahui perkembangan terakhir mengenai konsep pendekatan bimbingan dan konseling, perkembangan terbaru dari kurikulum 2013 khususnya dalam hal penilaian dan peminatan. Hal-hal tersebut diketahui dari hasil wawancara dengan 26 guru bimbingan dan konseling di Kota Salatiga. Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa guru bimbingan dan konseling perlu membekali diri berkaitan dengan hal-hal baru dalam dunia bimbingan dan konseling. Gibson dan Mitchel 2011 menjelaskan bahwa para guru bimbingan dan konseling professional perlu berkomitmen secara pribadi dan professional untuk terus memperbarui dan meningkatkan keahlian dan pengetahuan sebagai cerminan dan representasi kemajuan terbaru di bidang profesi bimbingan dan konseling. Apabila guru bimbingan dan konseling bisa memahami perkembangan terakhir mengenai bimbingan dan konseling maka kualitas kinerja guru BK pun akan meningkat. Perlunya meningkatkan kualitas dan kinerja demi mempertahankan pelayanan bimbingan dan konseling yang berkualitas di tempat kerja masing-masing. Karena begitu pentingnya peningkatan kualitas guru bimbingan dan konseling, maka upaya untuk meningkatkan mutu guru 3 bimbingan dan konseling SMP Kota Salatiga pun sudah dilakukan seperti mengadakan pelatihan, meningkatkan keterampilan melakukan layanan BK, seminar nasional maupun internasional, workshop, bahkan mendatangkan konselor sejawat yang baru saja mendapat pelatihan di luar kota atau narasumber bidang BK dari Perguruan Tinggi. Menurut Rogoff Coburn dan Stein, 2004 menyatakan bahwa pembelajaran bagi seorang guru dapat dilaksanakan dalam komunitas kelompok atau organisasi dengan memberikan kesempatan kepada setiap guru untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan kelompok atau organisasi tersebut. Dengan adanya partisipasi dan aktivitas guru dalam kelompok tersebut diharapkan profesionalitas dan kompetensi guru dapat berkembang. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan menyediakan wadahforum pembinaan dan pengembangan profesionalitas melalui kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran atau Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling di Salatiga, baik itu MGBK SMPMTS maupun MGBK SMASMK. Melalui MGBK inilah guru bimbingan dan konseling sering mendapatkan informasi berkaitan dengan perkembangan teori konseling dan perkembangan lainnya yang berkaitan dengan BK. Peran Musyawarah Guru Bimbingan Konseling MGBK SMPMTs beserta dengan program MGBK SMPMTS Kota Salatiga sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan dan kualitas layanan bimbingan dan konseling 4 oleh guru bimbingan dan konseling. Hal tersebut sama dengan tujuan Dirjen Dikti membentuk KKG dan MGMPMGBK yaitu untuk meningkatkan kualitas dan kinerja para guru. Kota Salatiga memiliki 25 SMP dan 5 MTs, guru BK yang tergabung dalam wadah kegiatan tersebut ada 55 orang. Program MGBK SMPMTS Kota Salatiga belum mencapai hasil yang maksimal, bagaimana dampak dan manfaatnya bagi guru-guru BK yang terlibat di dalamnya. Perubahan apa yang terjadi setelah program MGBK SMPMTS Kota Salatiga dilaksanakan. hal tersebut dapat dilihat bahwa MGBK SMP Kota Salatiga sudah berjalan, namun pada kenyataannya 86,7 anggota MGBK belum mengetahui perkembangan terbaru ilmu bimbingan dan konseling. Berdasarkan Prosedur Operasional Standar POS Penyelenggaraan KKG dan MGMPMGBK, tertulis bahwa kegiatan dalam sebuah program MGMPMGBK minimal dalam satu tahun terdapat 12 kegiatan dan pengurus MGBK setidaknya mengadakan koordinasipertemuan rutin 1 kali dalam satu semester. Pada kenyataannya program MGBK SMPMTS Kota Salatiga terlampir dilaksanakan setiap 3 tahun sekali dengan 8 kegiatan pokok dan belum pernah melakukan evaluasi terhadap program MGBK SMPMTS yang sudah dilaksanakan. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua MGBK SMPMTS Kota Salatiga. Program MGBK pada dasarnya merupakan kegiatan utama dalam pelaksanaan aktivitas MGBK. Berdasarkan 5 hal tersebut maka program MGBK Kota Salatiga perlu di evaluasi sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelaksanakan kegiatan program MGBK Kota Salatiga. Tidak ada waktu dan ketidaktahuan cara mengevaluasi membuat pengurus MGBK SMPMTS kota Salatiga belum pernah melakukan evaluasi program MGBK SMPMTS Kota Salatiga. Sehingga program MGBK SMP Kota Salatiga belum pernah mendapatkan evaluasi dari penyusun Program MGBK SMP Kota Salatiga maupun dari Pemantau Program MGBK SMP Kota Salatiga. Gibson dan Mitchell 2011 menjelaskan bahwa menghindari evaluasi sama saja mengatakan program yang sedang dijalankan memiliki kelemahan dan berpotensi gagal. Program MGBK SMPMTs Kota Salatiga sampai saat ini belum diketahui apakah mengalami keberhasilan atau kegagalan dikarenakan belum pernah ada evaluasi program MGBK. Dalam Prosedur Operasional Standar POS Penyelenggaraan MGMPMGBK yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan menjelaskan bahwa evaluasi terhadap program MGMPMGBK diperlukan dalam rangka mengendalikan mutu kegiatan MGMPMGBK, agar dapat mewujudkan guru BK yang professional dan berkualitas. Berdasarkan uraian di atas, peneliti memandang penting diadakannya evaluasi program MGBK SMPMTS Kota Salatiga dengan menggunakan metode evaluasi CIPP context, Input, Process, Product. Metode evaluasi CIPP dipilih karena program MGBK SMPMTS Kota Salatiga 6 belum memiliki tujuan dan visi misi program MGBK dibuat. Evaluasi konteks bertujuan untuk menyediakan alasan bagi pengurus MGBK SMPMTS dalam menentukan tujuan dan kompetensi guru BK, sejalan dengan yang diungkapkan oleh Stuflebeam Badrujaman, 2011 yang mengemukakan bahwa evaluasi konteks harus memapu mendefinisikan ligkungan di mana program dilaksanakan, mengidentifikasikan berbagai kebutuhan yang tidak diakomodir, dan menentukan kenapa kebutuhan ini belum diakomodir. Melalui evaluasi program MGBK SMPMTs Kota Salatiga nantinya dapat 1 mendeskripsikan tentang relevansi program MGBK SMP Kota Salatiga terhadap pemenuhan kebutuhan guru BK SMP Kota Salatiga dan apabila ada kebutuhan yang belum diakomodir bisa diketahui alasannya. Evaluasi program MGBK ini perlu dilakukan mengingat hasil wawancara dengan ketua MGBK SMP Kota Salatiga diketahui bahwa MGBK SMP Kota Salatiga belum memiliki Visi dan Misi. Sedangkan di Prosedur Operasional Standar POS Penyelenggaraan MGMPMGBK, visi dan misi merupakan pedoman untuk menyelenggarakan program MGMPMGBK. Melalui evaluasi konteks dapat mengukur sejauh mana program MGBK SMPMTS dibuat sesuai dengan kebutuhan guru BK SMPMTS kota Salatiga. 2 Evaluasi program MGBK SMPMTs Kota Salatiga nantinya akan membantu menentukan program atau kegiatan yang membawa pada perubahan yang dibutuhkan oleh guru BK. Melalui evaluasi program MGBK akan digali 7 strategi yang sudah digunakan dalam menjalankan program MGBK SMPMTS Kota Salatiga sudah tepat atau belum. Seperti yang dijelaskan Stuflebeam Badrujaman, 2011 bahwa evaluasi input dilakukan dengan menelaah dan menilai secara kritis pendekatan yang relevan yang dapat dilakukan. Evaluasi input memiliki tujuan untuk mengidentifikasikan dan menelaah kapabilitas sistem, alternative strategi program, desain prosedur di mana strategi akan diimplementasikan. Sejauh ini, strategi yang digunakan oleh MGBK SMPMTS Kota Salatiga dalam menjalankan kegiatan belum terkelola seperti semestinya. Kegiatan dilakukan apabila ada hal-hal yang perlu dibicarakan secara insidental, seperti kegiatan sosialisasi tentang Pelatihan Guru Pembelajar dan penjelasan mengenai peran Guru BK di Kurikulum 2013. Kegiatan insidental memang diperlukan, namun bukan menjadi satu-satunya alasan diadakan pertemuan MGBK SMP Kota Salatiga. Evaluasi input program MGBK SMP Kota Salatiga yang akan dilaksanakan nantinya meliputi karakteristik peserta MGBK SMP Kota Salatiga, strategi pelaksanaan program, sumber daya manusia, materi atau kegiatan program yang sudah dilaksanakan, sarana prasarana penunjang pelaksanaan program dan sistem pengelolaan program MGBK SMP Kota Salatiga. Selanjutnya, 3 evaluasi program MGBK SMPMTs Kota Salatiga nantinya akan mengukur sejauh mana pelaksanaan program MGBK SMPMTS Kota Salatiga sesuai dengan strategi yang sudah direncanakan. Evaluasi 8 program pada bagian ini meliputi partisipasi peserta MGBK SMP Kota Salatiga yaitu 55 guru BK SMP Kota Salatiga, kualitas pelaksanaan program MGBK SMP Kota Salatiga serta kesesuaian kegiatan MGBK SMP Kota Salatiga dengan Alur pengembangan kegiatan yang sesuai dengan Standar Pengembangan KKG dan MGMPMGBK yang dikeluarkan oleh Dirjen Dikti. Di dalam Standar Pengembangan KKG dan MGMPMGBK yang dikeluarkan oleh Direktorat Profesi Pendidik Dirjen Dikti pada tahun 2008 terdapat paparan tentang alur pengelolaan program MGMPMGBK. Alur pengelolaan program MGMPMGBK terdiri dari 8 kegiatan dan 30 sub kegiatan. 8 kegiatan tersebut adalah merancang kegiatan, rapat koordinasi 1, mengembangkan kegiatan, rapat koordinasi 2, melaksanakan kegiatan, memonitor kegiatan, rapat evaluasi kegiatan, dan melaporkan kegiatan. MGBK SMPMTs Kota Salatiga sudah merancang kegiatan dengan adanya program tertulis, namun kegiatan yang di programkan tidak semua bisa dilaksanakan, rapat koordinasi tidak dilaksanakan setiap tahun, monitoring dan rapat evaluasi belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, menjadi penting untuk melakukan evaluasi proses untuk mengetahui sejauh mana kesesuaian pelaksanaan program MGBK SMP Kota Salatiga dengan rancangan yang telah disusun, selain itu untuk melihat partisipasi guru BK dalam setiap kegiatan MGBK SMP Kota Salatiga, dan melihat mekanisme pelaksanaan program MGBK SMPMTs Kota Salatiga serta program apa saja yang sudah bisa dilaksanakan. 9 Terakhir, 4 evaluasi program MGBK SMPMTs Kota salatiga membantu pengurus MGBK SMPMTS Kota Salatiga untuk mengukur, mengintepretasi dan menilai pencapaian program MGBK SMPMTS Kota Salatiga. Seperti melihat manfaat yang sudah dicapai melalui pelaksanaan program MGBK SMP Kota Salatiga, hasil yang bisa dilihat setelah mengikuti kegiatan program MGBK SMP Kota Salatiga, serta melihat keterampilan guru BK di dalam melaksanakan layanan BK di sekolah. Melihat 86,7 Guru BK SMPMTs di Kota Salatiga tidak mengetahui perkembangan terbaru tentang bimbingan dan konseling. Peneliti memandang penggunaan model evaluasi CIPP nantinya akan mengevaluasi program MGBK SMP Kota Salatiga secara komprehensif dan dapat melihat secara keseluruhan hal-hal yang sudah baik ataupun yang perlu diperbaiki dalam program MGBK SMPMTs Kota Salatiga.

1.2 Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor Penyebab Guru Bimbingan & Konseling SLTA di Salatiga Tidak Melakukan Evaluasi Perencanaan Program T2 942011087 BAB I

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor Penyebab Guru Bimbingan & Konseling SLTA di Salatiga Tidak Melakukan Evaluasi Perencanaan Program T2 942011087 BAB II

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor Penyebab Guru Bimbingan & Konseling SLTA di Salatiga Tidak Melakukan Evaluasi Perencanaan Program T2 942011087 BAB IV

0 0 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor Penyebab Guru Bimbingan & Konseling SLTA di Salatiga Tidak Melakukan Evaluasi Perencanaan Program T2 942011087 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) SMP MTS Kota Salatiga

0 1 76

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) SMP MTS Kota Salatiga

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) SMP MTS Kota Salatiga T2 942012059 BAB V

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) SMP MTS Kota Salatiga T2 942012059 BAB IV

0 0 43

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) SMP MTS Kota Salatiga T2 942012059 BAB II

1 23 29

TINGKAT PEMAHAMAN GURU BK TENTANG PERAN DAN FUNGSI MUSYAWARAH GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (MGBK) DI SMP NEGERI SE-KOTA SEMARANG -

0 0 83