56 dikuasai Bea Cukai, Lelang Eksekusi Barang Sitaan Pasal 45
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana KUHAP, Lelang Eksekusi Barang Rampasan, Lelang Eksekusi Barang Temuan,
Lelang Eksekusi Fidusia, Lelang Eksekusi Gadai. b. Lelang Non Eksekusi, jenis lelang ini merupakan penjualan
umum di luar pelaksanaan putusan atau penetapan pengadilan yang terdiri dari :
1 Lelang Non Eksekusi Wajib adalah lelang untuk
melaksanakan penjualan barang milik negaradaerah sebagaimana dimaksud dalam Undang–Undang Nomor 1
Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara atau barang milik Badan Usaha Milik NegaraDaerah BUMND yang
oleh peraturan perundang-undangan diwajibkan untuk dijual secara lelang, termasuk kayu dan hasil hutan lainnya dari
tangan pertama. 2 Lelang Non Eksekusi Sukarela adalah lelang untuk
melaksanakan penjualan barang milik perorangan, kelompok masyarakat atau badan swasta yang dilelang
secara sukarela oleh pemiliknya, termasuk BUMND berbentuk persero.
5. Subyek Lelang
57 Subyek dalam proses lelang adalah Pejabat Lelang, Penjual,
dan Pembeli Peserta Lelang. Subyek-subyek ini memiliki peranan yang sangat dominan. Masing-masing mempunyai hak dan
kewajiban yang berbeda tetapi saling berkaitan sehingga ketiga subjek lelang tersebut dituntut untuk bertanggung jawab
dalam pelaksanaan lelang. a. Pejabat Lelang
Pejabat Lelang vendumeester, auctioneer
adalah orang yang khusus diberi wewenang oleh Menteri Keuangan
melaksanakan penjualan barang secara lelang. Pasal 1 PMK Nomor 40PMK.072006 tanggal 30 Mei 2006.
Berdasarkan Pasal 5 PMK Nomor 40PMK.072006, Pejabat Lelang dibedakan menjadi:
1 Pejabat Lelang Kelas I yaitu Pegawai Negeri Sipil PNS Direktorat Jenderal Kekayaan Negara DJKN yang
berkedudukan di KPKNL dan diberi wewenang oleh Undang-Undang untuk melaksanakan lelang untuk semua
jenis lelang 2 Pejabat Lelang Kelas II yaitu Lulusan Pendidikan dan
Pelatihan Pejabat Lelang yang diselengggarakan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan BPPK,
Notaris, atau Pensiunan PNS DJKN diutamakan yang
58 pernah menjadi Pejabat Lelang Kelas I yang berkedudukan
di Kantor Pejabat Lelang Kelas II dan hanya berwenang melaksanakan lelang berdasarkan permintaan Balai Lelang.
Pejabat Lelang Kelas II diberi wewenang oleh Undang- Undang untuk melaksanakan lelang untuk jenis Lelang Non
eksekusi Sukarela, lelang aset BUMND berbentuk Persero, dan lelang aset milik Bank dalam likuidasi berdasarkan PP
Nomor 25 Tahun 1999. Apabila di suatu wilayah jabatan Pejabat Lelang Kelas I
terdapat Pejabat Lelang Kelas II, Pejabat Lelang Kelas I yang bersangkutan tidak diperbolehkan melaksanakan lelang atas
permohonan Balai Lelang, kecuali Pejabat Lelang Kelas II yang ada di wilayah tersebut dibebastugaskan, cuti atau berhalangan
tetap. Secara umum Pejabat Lelang berperan dalam
menjalankan tugasnya sebagai : 1 Pemimpin Lelang, yang menjamin ketertiban, keamanan
dan kelancaran serta mewujudkan pelaksanaan lelang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam memimpin
lelang, Pejabat Lelang dituntut untuk bersikap komunikatif, tegas dan berwibawa.
59 2 Perantara antara penjual yang ingin menjual barang secara
lelang dan peserta lelang yang bermaksud membeli barang yang dilelang.
3 Hakim dalam pelaksanaan lelang yang menetapkan seorang peserta lelang menjadi pemenang lelang.
4 Pejabat umum yang membuat akta otentik sebagai bukti pelaksanaan lelang berupa Risalah Lelang.
41
Pejabat Lelang dalam melaksanakan tugasnya memiliki wewenang, kewajiban dan larangan, berdasarkan PMK Nomor
41PMK.072006 tentang Pejabat Lelang Kelas I jo. PMK Nomor 119PMK.072005 tentang Pejabat Lelang Kelas II
Pejabat Lelang berwenang : 1 melakukan analisis yuridis terhadap dokumen persyaratan
lelang dan dokumen barang yang akan dilelang; 2 menegur danatau mengeluarkan peserta atau pengunjung
lelang, apabila melanggar tata tertib pelaksanaan lelang; 3 menghentikan pelaksanaan lelang untuk sementara waktu
apabila diperlukan dalam rangka menjaga ketertiban pelaksanaan lelang;
4 menolak melaksanakan lelang apabila tidak yakin akan kebenaran formal berkas persyaratan lelang;
5 melihat barang yang akan dilelang; 6 meminta bantuan aparat keamanan apabila diperlukan;
danatau 7 membatalkan Pembeli Lelang yang wanprestasi.
41
BPPK, Op. Cit
, hal. 21
60 Berdasarkan Pasal 9 PMK Nomor 41PMK.072006
Pejabat Lelang Kelas I dalam melaksanakan jabatannya berkewajiban :
1 bertindak jujur, saksama, mandiri, tidak berpihak dan menjaga kepentingan pihak yang terkait;
2 meneliti dokumen persyaratan lelang; 3 membuat bagian Kepala Risalah Lelang sebelum Lelang
dimulai; 4 membacakan bagian Kepala Risalah Lelang dihadapan
peserta lelang sebelum lelang dimulai, kecuali dalam lelang yang dilakukan melalui media elektronik;
5 memimpin pelaksanaan lelang; 6 mengesahkan Pembeli Lelang;
7 membuat Minuta Risalah Lelang dan menyimpannya; 8 membuat Salinan dan Kutipan Risalah Lelang menyerahkan
kepada yang berhak; 9 meminta dari Pembeli bukti Pelunasan Harga Lelang, Bea
Perolehan Hak atas Tanah danatau Bangunan, dan pungutan-pungutan lain yang diatur sesuai peraturan
perundang-undangan dan meneliti keabsahannya;
10 membuat administrasi pelaksanaan lelang; 11 memberikan pelayanan jasa lelang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan di bidang lelang; dan 12 mematuhi peraturan perundang-undangan di bidang lelang.
Berdasarkan Pasal 11 PMK Nomor 119PMK.072005 disebutkan bahwa Pejabat Lelang Kelas II dalam melaksanakan
jabatannya berkewajiban : 1 bertindak jujur, saksama, mandiri, tidak berpihak dan
menjaga kepentingan pihak yang terkait; 2 meneliti dokumen persyaratan lelang;
3 membuat bagian Kepala Risalah Lelang sebelum Lelang dimulai;
4 membacakan bagian Kepala Risalah Lelang dihadapan peserta lelang sebelum lelang dimulai, kecuali dalam lelang
yang dilakukan melalui media elektronik; 5 memimpin pelaksanaan lelang;
61 6 membuat Minuta Risalah Lelang dan menyimpannya;
7 membuat Salinan dan Kutipan Risalah Lelang menyerahkan kepada yang berhak;
8 menyetorkan bagian perurugi kepada Superintenden; 9 meminta dari Balai Lelang bukti Pelunasan Harga Lelang,
Bea Perolehan Hak atas Tanah danatau Bangunan, dan pungutan-pungutan lain yang diatur sesuai peraturan
perundang-undangan dan meneliti keabsahannya;
10 membuat administrasi
perkantoran dan pelaporan pelaksanaan lelang;
11 memberikan pelayanan jasa lelang sesuai dengan peraturan perundang-undangan lelang yang berlaku; dan
12 mematuhi peraturan perundang-undangan lelang.
Berdasarkan Berdasarkan PMK Nomor 41PMK.072006 jo. PMK Nomor 119PMK.072005 Pejabat Lelang dilarang:
1 melayani permohonan lelang di luar kewenangannya; 2 dengan sengaja tidak hadir dalam pelaksanaan lelang yang
telah dijadwalkan; 3 membeli barang yang dilelang di hadapannya secara
langsung maupun tidak langsung; 4 menerima uang jaminan lelang dan Harga Lelang dari
Pembeli; 5 melakukan pungutan lain di luar yang telah ditentukan dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku; 6 melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan kepatutan
sebagai Pejabat Lelang; 7
menolak permohonan lelang sepanjang dokumen persyaratan lelang sudah lengkap dan telah memenuhi
legalitas subjek dan objek lelang; atau
8 merangkap jabatan atau profesi sebagai Pejabat Negara, Kurator, Penilai, PengacaraAdvokat, atau jabatan lain yang
oleh peraturan perundangan dilarang dirangkap dengan jabatan Pejabat Lelang.
b. Penjual
62 Pengertian penjualpemilik barang menurut Pasal 1 angka
16 dan 17 PMK Nomor 40PMK.072006 adalah perorangan atau badan hukum yang berdasarkan peraturan perundang-
undangan atau perjanjian, mempunyai hak dan atau berwenang melakukan penjualan secara lelang dan memiliki hak
kepemilikan atas suatu barang yang dilelang. Penjual dapat berstatus pemilik barang, kuasa pemilik
barang, atau orangbadan yang oleh Undang-Undang atau peraturan yang berlaku diberi wewenang untuk menjual barang
secara lelang. Penjual memegang peranan penting dalam mewujudkan terciptanya harga lelang yang optimal berada di
tangan Penjual. Pelaksanaan pengumuman lelang dan pemberian kesempatan yang sama dan kemudahan kepada
para peminat lelang untuk menjadi peserta lelang serta pilihan tempat lelang yang baik, mudah dijangkau oleh peserta lelang
adalah beberapa hal penting yang harus dilakukan oleh Penjual dengan sebaik-baiknya sesuai dengan esensi dari tahapan
tersebut.
42
Dalam pelaksanaan lelang, penjual bertanggung jawab terhadap keabsahan barang dan dokumen persyaratan lelang
serta bertanggung jawab atas tuntutan ganti rugi terhadap
42
BPPK, Op. Cit
, hal. 23
63 kerugian yang timbul karena ketidakabsahan barang dan
dokumen persyaratan lelang Pasal 7 PMK Nomor 40PMK.072006.
Penjual memiliki hak dan kewajiban dalam pelaksanaan lelang. Hak-hak yang dimiliki penjual adalah memilih cara
penawaran lelang, menetapkan syarat-syarat lelang bila dianggap perlu, menerima Uang Hasil Lelang dan menerima
Salinan Risalah Lelang. Adapun kewajiban penjual adalah mengajukan permohonan lelang secara tertulis, melengkapi
dokumen-dokumen yang diperlukan, melaksanakan pengumuman lelang, menetapkan hargaharga limit yang wajar
atas barang yang dilelang, membayar Bea Lelang, Biaya Administrasi, dan PajakPungutan lainnya misalnya : PPh
Pasal 25, menyerahkan barang dan dokumen-dokumennya kepada pembeli lelang dan mentaati tata tertib lelang.
43
c. Peserta LelangPembeli
Pengertian Peserta LelangPembeli Lelang adalah Perorangan atau Badan Usaha dapat menjadi pesertapembeli
lelang kecuali yang secara tegas dilarang oleh peraturan yang berlaku, seperti Hakim, Jaksa, Panitera, Pengacara, Pejabat
43
Loc. Cit
64 Lelang, Jurusita, Notaris, yang terkait dengan pelaksanaan
lelang. Peserta lelang yang memenuhi syarat dan sebagai penawar tertinggi yang telah melampaui atau sama dengan
harga limit ditetapkan sebagai pembelipemenang lelang.
44
Peserta lelang memiliki hak dan kewajiban dalam pelaksanaan suatu lelang. Hak-hak peserta lelang adalah :
1 Melihat dan meminta keterangan atas dokumen-dokumen barang yang akan dilelang.
2 Melihat dan memeriksa barang yang akan dilelang. 3 Meminta kembali Uang Jaminan bila tidak ditunjuk sebagai
pembeli lelang. 4 Meminta Kutipan Risalah LelangGrosse dan kwitansi lelang
bila ditunjuk sebagai pembeli lelang. 5 Mendapatkan barang beserta dokumen-dokumennya bila
ditunjuk sebagai pembeli lelang. Sedangkan kewajiban peserta lelang adalah :
1 Menyetor Uang Jaminan kepada Pejabat Lelang, bila disyaratkan demikian.
2 PesertaKuasanya hadir dalam pelaksanaan lelang. 3 Mengisi Surat Penawaran dengan baik dan benar dalam hal
lelang tertutuptertulis.
44
Ibid , hal. 24.
65 4 Membayar Pokok Lelang, Bea Lelang, dan Pajakpungutan
lainnya misalnya : Bea Peroleh Hak atas Tanah dan BangunanBPHTB bila ditunjuk jadi pembeli lelang.
5 Menaati tata tertib pelaksanaan lelang.
45
6. Prosedur Lelang