Pelaksanaan Lelang Kayu Jati dan Rimba pada Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah

110 target penjualan senilai Rp 65.069.003.000,- dan meningkat drastis pada tahun 2008 menjadi sebesar 255 senilai Rp 108.426.930.000,- dari target penjualan senilai Rp 42.571.671.000,- Saluran-saluran penjualan lain seperti perjanjian kontrak, penjualan langsung, PSO belum dapat memenuhi target yang ditentukan. Pencapaian melebihi target penjualan melalui saluran lelang sangat ditentukan kolaborasi antara Pejabat Lelang dan Penjual. Lelang sebagai suatu lembaga pola perilaku manusia yang mapan, terdiri atas interaksi sosial berstuktur dalam suatu kerangka nilai yang relevan telah diatur dalam Vendu Reglement dan peraturan pelaksananya, sehingga diharapkan “rule of the game” lelang benar-benar dilaksanakan dengan sebaik-baiknya tanpa ada yang ditutupi, sehingga tujuan utama penjualan secara lelang untuk menciptakan harga yang optimal dapat dicapai dalam setiap pelaksanaan lelang.

3. Pelaksanaan Lelang Kayu Jati dan Rimba pada Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah

Lelang Perum Perhutani adalah Penjualan Kayu yang berasal dari hasil-hasil hutan pemerintahnegara yang dikelola Perum Perhutani. Cara penjualannya berdasarkan SK Dir Nomor 111 995KPTSDIR2007 yang mengatur cara penjualan kayu oleh Perum Perhutan yaitu melalui cara penjualan dengan perjanjian kontrak, penjualan langsung, penjualan lelang dan penjualan lainnya misalnya ekspor, retribusi dan sebagainya. Hasil hutan yang dijual melalui penjualan lelang adalah kayu jati, kayu rimba, kayu sisa pencurian dan kayu temuan yang sudah menjadi persediaan Perum Perhutani, kayu bukti yang sudah divonis pengadilan dan telah menjadi persediaan Perum Perhutani dan hasil hutan lain seperti rotan, cengkih, gagang cengkih, bambu, kopi glondong, perlebahanmadu, wisata hutan dan benih tanaman. Sumber lelang kayu berasal dari hutan-hutan jati yang dikelola Perum Perhutani. Hutan-hutan kayu jati banyak terdapat di pulau Jawa terutama di daerah Blora, Cepu, Kebonharjo, Gundih dan Purwodadi. Daerah-daerah tersebut merupakan penghasil kayu jati dengan kualitas prima sehingga tidak berlebihan kiranya kayu jati merupakan emas hijau di Jawa Tengah. SK Dir Nomor 995KPTSDIR2007 juga mengatur tentang penetapan volume penjualan melalui saluran lelang yaitu : 1. volume penjualan hasil hutan melalui saluran lelang pada masing-masing Area General Manager ditetapkan oleh Kepala Unit 112 2. volume hasil hutan yang dijual melalui lelang untuk masing- masing Area Asisten Manager TPKTPn ditetapkan oleh General Manager Lelang kayu Perum Perhutani termasuk kategori Lelang Non Eksekusi Wajib sebagaimana diatur dalam Pasal 1 Angka 5 PMK Nomor 40PMK.072006. Lelang kayu jati dan rimba oleh dilaksanakan Perum Perhutani bekerja sama dengan KPKNL yang merupakan institusi yang berwenang melakukan pelaksanaan lelang non eksekusi wajib berdasarkan PMK tersebut. Pelaksanaan lelang kayu Perum Perhutani dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu tahapan persiapan lelang, pelaksanaan lelang dan pasca lelang seperti lelang non ekseskusi pada umumnya namun ada karakteristik lelang tersendiri karena Perum Perhutani memiliki aturan khusus mengenai lelang kayu yaitu SK Dir Nomor 995KPTSDIR2007. Surat Keputusan Direksi Perum Perhutani tentang Pedoman Penjualan Dalam Negeri Hasil Hutan Kayu Bundar Jati dan Rimba sudah dikeluarkan sejak tahun 2004 dan mengalami perubahan hampir setiap tahun disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Prosedur pelaksanaan lelang Perum Perhutani dapat dilihat pada skema 3 di bawah ini : 113 Skema 3 Prosedur Lelang Perum Perhutani 3 1 2 7 6 4 5 Keterangan : PERSIAPAN LELANG

1. Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah mengajukan permohonan lelang kepada KPKNL Semarang