METODE PENELITIAN
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode kuesioner, yaitu suatu cara pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan atau pernyataan tertulis yang disusun berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur (Sekaran & Bougie, 2010), dan harus dijawab oleh responden sesuai dengan keadaan yang ia alami.
Responden diasumsikan sebagai orang yang paling memahami dirinya sendiri, sehingga penilaian terhadap pilihan jawaban responden bukan mutlak benar atau salah, melainkan merupakan pengetahuan responden, keyakinan pribadi responden, dan pengalaman pribadi responden dengan maksud mendapatkan informasi tentang suatu masalah yang sedang diteliti (Hadi dalam Dwiningrum, 2013). Berdasarkan jawaban tersebut, peneliti dapat mengetahui perilaku subjek yang sedang diteliti dan menggunakannya sebagai dasar dalam mengambil kesimpulan riset.
D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional adalah definisi dari suatu ide dalam istilah yang dapat diukur dengan mengurangi tingkat abstraksinya melalui penggambaran dimensi dan elemennya (Sekaran & Bougie, 2010).
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah konflik- pekerjaan-keluarga sebagai variabel independen, yang memiliki dua dimensi Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah konflik- pekerjaan-keluarga sebagai variabel independen, yang memiliki dua dimensi
1. Variabel Independen: Konflik Pekerjaan-Keluarga (Work-to-Family Conflict) dan Konflik Keluarga-Pekerjaan (Family-to-Work Conflict)
Menurut Netemeyer et al. (1996) konflik pekerjaan-keluarga (work-to- family conflict) adalah bentuk konflik antar-peran yang disebabkan oleh tuntutan, waktu yang dihabiskan, dan ketegangan yang diciptakan oleh pekerjaan mengganggu pelaksanaan tanggung jawab terkait dengan keluarga. Sedangkan konflik keluarga-pekerjaan (family-to-work conflict) adalah bentuk konflik antar- peran yang disebabkan oleh tuntutan, waktu yang dihabiskan, dan ketegangan yang diciptakan oleh kehidupan keluarga mengganggu pelaksanaan tanggung jawab terkait dengan pekerjaan (Netemeyer et al., 1996).
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur konflik pekerjaan- keluarga dan konflik keluarga-pekerjaan adalah kuesioner yang dikembangkan oleh Netemeyer et al. (1996) yang terdiri dari 5 item pernyataan untuk mengukur konflik pekerjaan-keluarga dan 5 item pernyataan untuk mengukur konflik keluarga-pekerjaan. Seluruh item diukur menggunakan skala Likert 5 poin dengan bobot masing-masing item sebagai berikut.
1 = Sangat Tidak Setuju (STS),
3 = Netral (N),
4 = Setuju (S), dan
5 = Sangat Setuju (SS). Contoh item pernyataan konflik pekerjaan- keluarga adalah “tuntutan pekerjaan mempengaruhi rumah tangga dan kehidupan keluarga saya ”. Sedangkan contoh item pernyataan konflik keluarga-pekerjaan adalah “tuntutan keluarga atau suami/istri mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan”.
2. Variabel Dependen: Kepuasan Kerja (Job Satisfaction)
Menurut Luthans (2011), kepuasan kerja merupakan hasil persepsi karyawan tentang bagaimana pekerjaan dapat memberikan sesuatu yang berarti.
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur kepuasan kerja adalah Minnesota Satisfaction Questionnaire – Short Form (MSQ – Short Form) yang disusun oleh Weiss et al. (1967). MSQ – Short Form terdiri dari 20 item pernyataan yang masing-masing mewakili aspek (1) aktivitas/activity, (2) kemandirian/independence, (3) variasi/variety, (4) status social/social status, (5) hubungan dengan atasan/supervision human relations, (6) kemampuan teknikal atasan/supervision technical , (7) nilai-nilai moral/moral values , (8) keamanan/security, (9) pelayanan social/social service, (10) otoritas/authority, (11) pemanfaatan kemampuan/ability utilization, (12) kebijakan perusahaan dan penerapannya/company policies and practices, (13) imbalan/compensation, (14) Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur kepuasan kerja adalah Minnesota Satisfaction Questionnaire – Short Form (MSQ – Short Form) yang disusun oleh Weiss et al. (1967). MSQ – Short Form terdiri dari 20 item pernyataan yang masing-masing mewakili aspek (1) aktivitas/activity, (2) kemandirian/independence, (3) variasi/variety, (4) status social/social status, (5) hubungan dengan atasan/supervision human relations, (6) kemampuan teknikal atasan/supervision technical , (7) nilai-nilai moral/moral values , (8) keamanan/security, (9) pelayanan social/social service, (10) otoritas/authority, (11) pemanfaatan kemampuan/ability utilization, (12) kebijakan perusahaan dan penerapannya/company policies and practices, (13) imbalan/compensation, (14)
Ke-20 aspek tersebut dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu general satisfaction factor (aspek nomor 17,18), intrinsic satisfaction factor (aspek nomor 1,2,3,4,7,8,9,10,11,15,16,20), dan extrinsic satisfaction factor (aspek nomor 5,6,12,13,14,19). Seluruh item tersebut diukur menggunakan skala Likert
5 poin, dengan bobot masing-masing item sebagai berikut.
1 = Sangat Tidak Setuju (STS),
2 = Tidak Setuju (TS),
3 = Netral (N),
4 = Setuju (S), dan
5 = Sangat Setuju (SS). Contoh item pernyataan kepuasan kerja adalah “saya mempunyai kesempatan untuk menjadi „seseorang‟ di dalam organisasi”.
3. Variabel Pemoderasi: Dukungan Sosial (Social Support)
Dukungan sosial merupakan suatu kumpulan proses sosial, emosional, kognitif, dan perilaku yang terjadi dalam hubungan pribadi, dimana individu merasa mendapat bantuan dalam melakukan penyesuaian atas masalah yang dihadapi (Dalton et al, 2001).
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur dukungan sosial
(1992) yang terdiri dari 8 item pernyataan yang mewakili dimensi dukungan sosial, yaitu dukungan instrumental/instrumental support , dukungan informasional/ informational support, dukungan penghargaan/esteem support, dukungan
dukungan jaringan sosial/companionship support, yang telah disesuaikan dengan aspek rekan kerja. Seluruh item tersebut diukur menggunakan skala Likert-like 5 poin, dengan bobot masing-masing item sebagai berikut.
emosional/emotional
support ,
dan
1 = Tidak Pernah (TP),
2 = Jarang (J),
3 = Kadang-Kadang (KK),
4 = Sering (SR), dan
5 = Selalu (SL). Contoh item pernyataan dukungan sosial dari rekan kerja adalah “rekan kerja bersedia mendengarkan masalah saya ”.
4. Variabel Kontrol
Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen pada variabel dependen tidak dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti (Sekaran & Bougie, 2010). Dalam penelitian ini, variabel kontrolnya adalah jenis kelamin, usia, jumlah anak yang dimiliki, lamanya bekerja dalam organisasi, jenjang kepangkatan, dan
Penulis memilih variabel-variabel kontrol tersebut karena alasan berikut:
a. Menurut Glenn, Taylor, dan Wlaver (dalam Robbins & Judge, 2013), perbedaan jenis kelamin berpengaruh terhadap tinggi rendahnya kepuasan kerja. Kebutuhan wanita untuk merasa puas dalam bekerja ternyata lebih rendah dibandingkan pria.
b. Usia berhubungan dengan kepuasan kerja. Usia antara 25-34 tahun dan 40-45 tahun merupakan usia yang bisa menimbulkan perasaan kurang puas terhadap pekerjaan (Ghiselli & Brown, 1950).
c. Menurut Spector et al. (2007), semakin banyak jumlah anak yang dimiliki seseorang, akan berpengaruh kepada semakin menurunnya tingkat kepuasan kerja karena semakin besar beban yang harus ditanggung dan semakin banyak kebutuhan yang harus dipenuhi.
d. Masa jabatan memiliki korelasi yang positif terhadap kepuasan kerja (Robbins & Judge, 2013). Semakin lama masa jabatan seseorang menunjukkan bahwa orang tersebut cocok dengan organisasi tempat ia bekerja, sehingga kepuasan kerjanya juga meningkat.
e. Menurut Ghiselli dan Brown (1950), seseorang yang memiliki pangkat/golongan yang lebih tinggi umumnya memiliki gaji, wewenang, dan kedudukan yang lebih dibandingkan yang lain, sehingga menimbulkan perilaku dan perasaan yang puas terhadap pekerjaannya.
f. Pendidikan juga memiliki korelasi yang positif terhadap kepuasan kerja f. Pendidikan juga memiliki korelasi yang positif terhadap kepuasan kerja
E. Metode Analisis Data
1. Uji Instrumen Penelitian
a. Uji Validitas: Confirmatory Factor Analysis (CFA) Menurut Sekaran dan Bougie (2010), validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahan suatu instrumen penelitian. Uji validitas dilakukan untuk melihat seberapa jauh ketepatan dalam penggunaan pernyataan maupun pertanyaan di dalam kuesioner untuk memperoleh data primer. Suatu instrumen dikatakan valid apabila dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.
Untuk menguji validitas dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan SPSS for windows v.17.0. Metode ini dapat digunakan untuk menguji apakah indikator-indikator yang digunakan dapat mengkonfirmasi sebuah faktor atau variabel yang diukur. Analisis CFA menggunakan uji Kaiser- Meyer Olkin and Barlett’s. Bila nilai Kaiser-Meyer Olkin Measure of Sampling Adequency (KMO MSA) lebih dari 0,5, maka proses analisis dapat dilanjutkan (Hair, Black, Babin & Anderson; 2010).
Proses selanjutnya adalah melihat tabel Component matrix. Item dengan nilai Component > 0,5 dikatakan valid, sedangkan item dengan nilai Component ≤ 0,5 dikategorikan tidak valid dan harus dikeluarkan sebelum dilakukan pengujian selanjutnya (Hair et al., 2010).
b. Uji Reliabilitas: Cronbach ’s Alpha Reliabilitas pengukuran menunjukan sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias dan menjamin pengukuran tersebut konsisten lintas waktu dan lintas ragam pertanyaan (Sekaran & Bougie, 2010).
Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini digunakan metode pengukuran Cronbach ’s Alpha dengan menggunakan software SPSS for windows v.17.0 . Cronbach ’s Alpha merupakan koefisien reliabilitas yang mengindikasikan seberapa jauh butir-butir dalam instrument penelitian tersebut saling berhubungan positif. Cronbach ’s Alpha yang semakin mendekati 1 menunjukkan bahwa reliabilitasnya semakin baik, artinya item-item tersebut secara konsisten mengukur konsep yang sama (Hair et al., 2010). Kategori hasil pengujian Cronbach ’s Alpha adalah sebagai berikut:
Cronbach ’s Alpha 0,8 – 1,0
: reliabilitas baik
Cronbach ’s Alpha 0,6 – 0,79 : reliabilitas diterima Cronbach ’s Alpha < 0,6
: reliabilitas buruk
2. Uji Hipotesis: Moderated Regression Analysis (MRA)
Menurut Sekaran dan Bougie (2010), variabel pemoderasi adalah variabel yang mampu mempengaruhi hubungan variabel independen dengan variabel dependen secara bentuk (form) atau derajat (degree). Variabel pemoderasi dikatakan dapat mempengaruhi hubungan variabel independen dengan variabel dependen secara bentuk, jika variabel pemoderasi mampu mengubah tipe hubungan positif menjadi hubungan negatif, ataupun sebaliknya. Sedangkan variabel pemoderasi dikatakan dapat memberikan pengaruh derajat, jika variabel pemoderasi mampu memperkuat dan memperlemah pengaruh variabel independen pada variabel dependen.
Pengujian hipotesis dan uji pengaruh pemoderasian dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi moderasian (moderated regression analysis) yang dikembangkan oleh Baron dan Kenny (1986) dengan software SPSS for windows v.17.0. Analisis regresi moderasian merupakan analisis khusus regresi linear berganda dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen) dengan rumus persamaan sebagai berikut:
KK = a 1 +b 1 KPK + b 3 DS + b 5 KPK*DS + e 1 . . . . . . (1)
KK = a 2 +b 2 KKP + b 4 DS + b 6 KKP*DS + e 2 . . . . . . (2)
Keterangan: KK = kepuasan kerja
a = konstanta KPK = konflik pekerjaan-keluarga
b = koefisien KKP = konflik keluarga-pekerjaan
e = nilai residu DS = dukungan sosial dari rekan kerja
Variabel perkalian KPK*DS dan KKP*DS disebut juga variabel moderat/interaksi, karena menggambarkan pengaruh moderating variable DS terhadap hubungan KPK dan KKP pada KK. Sedangkan variabel KPK, KKP, dan DS merupakan pengaruh langsung dari variabel KPK, KKP, dan DS terhadap KK.