TINJAUAN WILAYAH DESA WISATA BRAYUT

BAB IV TINJAUAN WILAYAH DESA WISATA BRAYUT

4.1 Identifikasi Desa Wisata Brayut

4.1.1 Asal Mula Nama Brayut

Nama “Brayut” berasal dari kakek Kyai Brayut, yang menurut narasumber yaitu Bapak Sudarmadi, Kyai Brayut merupakan orang pertama yang tinggal di brayut. Terdapat makam kyai brayut di desa wisata brayut. Sebelum menjadi nama brayut, terlebih dahulu dusun brayut juga disebut

“Sabuk Inten” yang artinya dikelilingi sawah yang subur, karena dusun brayut sendiri merupakan dusun yang letaknya dikelilingi oleh sawah dan tidak langsung berbatasan dengan dusun lainnya.

4.1.2 Pemrakarsa Desa Wisata Brayut

Awal mula dusun brayut menjadi desa wisata ialah karena pada saat itu ada salah seorang dari masyarakat brayut, yang bernama Budi Utomo mengajar Bahasa Indonesia kepada orang-orang luar (asing). Suatu ketika Pak Budi Utomo mengajak murid-murid ajarannya berkunjung ke rumahnya yaitu di dusun brayut. Tidak hanya mengajar semata, tetapi Pak Budi Utomo juga mengenalkan desa tempat tinggalnya kepada murid-muridnya belajar bertani, membatik dan hasilnya ialah antusias dari para murid-murid nya pun baik. mulai dari situlah Pak Budi Utomo, memulai untuk merencanakan dusun brayut sebagai desa wisata brayut budaya. Hingga pada tanggal 14 Agustus 1999, desa brayut resmi sebagai desa wisata budaya berbasis pertanian.

Pada tahun 2011, desa wisata brayut sendiri merupakan desa wisata yang tergolong dalam kategori Mandiri, merupakan tahap paling tinggi dalam perkembangan desa wisata setelah tahap embrio, tumbuh dan berkembang.

4.1.3 Identifikasi Potensi Daya Tarik Desa Wisata Brayut

Desa wisata brayut dengan berbagai pertimbangan, salah satunya adalah objek wisata yang beragam, alami dan historis. Objek wisata tersebut Desa wisata brayut dengan berbagai pertimbangan, salah satunya adalah objek wisata yang beragam, alami dan historis. Objek wisata tersebut

1. Rumah Tradisional Adat Jawa

PACUL GOWANG

LIMASAN

CERET GANCET

SINOM

RUMAH KAMPUNG

Gambar 4.1 Kondisi Eksisting Rumah Tradisional di Desa Wisata Brayut Sumber : Dokumentasi Peneliti, Maret 2016

Desa Wisata Brayut merupakan desa wisata dengan berbasis budaya pertanian dan kearifan lokal. Hingga saat ini terdapat berbagai macam jenis rumah tradisional khas Jawa di Desa Wisata Brayut. Diantaranya: Joglo, Pacul Gowang, Limasan, Ceret Gancet dan Rumah Kampung.

2. Kegiatan Paket Wisata

a. Pertanian Salah satu keunggulan yang dimiliki desa wisata brayut ialah dengan desa yang dikelilingi oleh lahan persawahan. Maka itu, pertanian

14 Yoeti, Pengantar Ilmu Pariwisata (Jakarta : 1996) hal. 172 14 Yoeti, Pengantar Ilmu Pariwisata (Jakarta : 1996) hal. 172

Gambar 4.2 Kegiatan Bertani oleh Para Pengunjung Desa Wisata Brayut

Sumber : Arsip Desa Wisata, Maret 2016

b. Permainan Tradisional

Gambar 4.3 Salah Satu Permainan Tradisional, sebagai Paket Wisata Desa Wisata Brayut Sumber : Arsip Desa Wisata Brayut, Maret 2016

Permainan Tradisional merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan dijadikan paket wisata di desa wisata brayut. Kegiatan permainan tradisional di lakukan di halaman depan Joglo 1.

c. Menangkap Ikan

Perikanan / Kolam Ikan

Gambar 4.4 Kegiatan Menangkap Ikan oleh Para Pengunjung Desa Wisata Brayut Sumber : Arsip Desa Wisata Brayut, Maret 2016

d. Membatik , Menari dan Karawitan

Gambar 4.5 Kegiatan Membatik oleh Para Pengunjung Desa Wisata Brayut Sumber : Arsip Desa Wisata Brayut, Maret 2016 Gambar 4.5 Kegiatan Membatik oleh Para Pengunjung Desa Wisata Brayut Sumber : Arsip Desa Wisata Brayut, Maret 2016

Gambar 4.6 Kegiatan Menangkap Ikan oleh Para Pengunjung Desa Wisata Brayut Sumber : Arsip Desa Wisata Brayut, Maret 2016

f. Peternakan

Gambar 4.7 Kegiatan Menangkap Ikan oleh Para Pengunjung Desa Wisata Brayut Sumber : Arsip Desa Wisata Brayut, Maret 2016

g. Makan Kenduri dan kesenian Jathilan

Gambar 4.8 Kegiatan Menangkap Ikan oleh Para Pengunjung Desa Wisata Brayut Sumber : Arsip Desa Wisata Brayut, Maret 2016

4.1.4 Prestasi Desa Wisata Brayut

Tahun 2008 Juara favorit festival desa wisata se-kabupaten Sleman, dalam rangka peringatan hari jadi kabupaten Sleman ke

92 dan 100 tahun kebangkitan nasional pada tahun 2008 Tahun 2009 Juara 3 lomba desa wisata tingkat propinsi Tahun 2009 Juara 3 lomba stand desa wisata pada pameran potensi

daerah kabupaten Sleman, dalam rangka hari jadi kab.Sleman yang ke 93

Tahun 2011 Juara 1 festival dsa wisata se-kabupaten Sleman, dalam rangka hari jadi kabupaten Sleman yang ke 95

4.2 Kondisi Fisik Desa Wisata Brayut

4.2.1 Lokasi dan Batas Wilayah

Desa wisata brayut terletak di dusun brayut, desa Pandowoharjo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Batas – batas desa wisata brayut yaitu : Utara

: Dusun Jetis Jogopaten

Barat

: Dusun Karangasem

Timur

: Dusun Berkijan

Selatan

: Dusun Tanjung dan Dusun Ngumplung

Gambar 4.9 Peta Desa Wisata Brayut Sumber, Peneliti April 2016

4.2.2 Kondisi Geografis dan Luas Wilayah

Desa wisata brayut terletak pada 7° 42’’04.93’’ s 110°22’26.22’’ dengan luas wilayah 41,7345 Ha, dengan jenis penggunaan lahan pertanian sebesar 34,0750 Ha dan tanah pekarangan 7,6595 Ha. Dengan jarak tempuh ke Ibu Kota Kecamatan 5 km, jarak ke Ibu Kota Kabupaten 1,5 km dan jarak ke Desa / Kelurahan 0,5 km.

4.2.3 Topografi

Berdasarkan RTRW Kabupaten Sleman, desa wisata brayut merupakan dusun yang terletak pada dataran tinggi dengan ketinggian 100-499 m dpl.

4.2.4 Geologi

Kondisi di dominasi dengan keberadaan gunung Merapi. Formasi geologi di kabupaten Sleman dibedakan menjadi tiga, yaitu endapan vulkanik, sedimen, dan batuan terobosan. Endapan vulkanik mendominasi wilayah yaitu sekitar 90% dari wilayah kabupaten Sleman.

Jenis tanah di Kabupaten Sleman terbagi menjadi litosol, regusol, grumosol, dan mediteran. Sebagian besar di wilayah Sleman didominasi jenis tanah regusol sebesar 49.262 ha (85,69%), mediteran 3.851 ha(6,69%), litosol 2.317 ha (4,03%), dan grumusol 1.746 ha.

4.2.5 Hidrologi

Di Kabupaten Sleman terdapat sekitar 100 sumber mata air, yang airnya mengalir ke sungai-sungai utama yaitu sungai Boyong, Kuning, Gendol, dan Krasak. Di samping itu terdapat anak-anak sungai yang mengalir ke arah selatan dan bermuara di samudera Indonesia.

4.2.6 Klimatologi

Kondisi iklim di sebagian besar wilayah Kabupaten Sleman termasuk tropis basah, hari hujan terbanyak dalam satu bulan 24 hari dan curah hujan sekitar 32 mm-699 mm. Kecepatan angin maksimum 6,00 knots dan minimum 3,00 knots, rata-rata kelembaban nisbi udara tertinggi 100% dan terendah 19,9%.Temperatur udara tertinggi 32° C dan terendah 24° C. Kondisi Kondisi iklim di sebagian besar wilayah Kabupaten Sleman termasuk tropis basah, hari hujan terbanyak dalam satu bulan 24 hari dan curah hujan sekitar 32 mm-699 mm. Kecepatan angin maksimum 6,00 knots dan minimum 3,00 knots, rata-rata kelembaban nisbi udara tertinggi 100% dan terendah 19,9%.Temperatur udara tertinggi 32° C dan terendah 24° C. Kondisi

4.2.7 Penggunaan Lahan

Penggunaan Lahan pada desa wisata brayut dibagi menjadi dua jenis, yaitu peruntukan lahan untuk lahan pekarangan dan sawah. Dengan luas sawah 34,0750 Ha dan tanah pekarangan 7,6595 Ha.

Gambar 4.10 Penanda / Signage di desa wisata brayut Sumber, Dokumentasi Peneliti April 2016

4.2.8 Peruntukan Lahan

Berdasarkan karakteristik sumberdaya yang ada, wilayah Kabupaten Sleman terbagi menjadi 4 kawasan sesuai dengan Rencana Tata Euang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sleman, yaitu :

Wilayah Tengah yaitu wilayah aglomerasi kota Yogyakarta yang meliputi Kecamatan Mlati, Sleman, Ngaglik, Ngemplak, Depok, dan Gamping. Wilayah ini merupakan pusat pendidikan, perdagangan dan jasa.

Gambar 4.11 Peruntukan Lahan Desa Wisata Brayut

Sumber, Dokumentasi Peneliti April 2016

4.3 Kondisi Non Fisik Desa Wisata Brayut

4.3.1 Kependudukan

Desa wisata brayut merupakan salah datu desa wisata yang terdapat di desa Pandowoharjo, Kecamatan Sleman. terdapat 4 Rukun Tetangga (RT) di desa wisata brayut yaitu RT 01, RT 02, RT 03 dan RT 04. Sedangkan jumlah Rukun Warga (RW) di desa wisata brayut ialah 2 yaitu RW 28 dan RW 29.

Untuk data jumlah kepala keluarga di desa wisata brayut pada tahun 2015 yaitu terdapat sebanyak 154 kepala keluarga di desa wisata brayut. Dengan rincian pada RT 01 terdapat 50 kepala keluarga, pada RT 02 terdapat

42 kepala keluarga, pada RT 03 terdapat 17 kepala keluarga, pada RT 04 terdapat 45 kepala keluarga.

4.3.2 Sosial Ekonomi

Rata-rata mata pencarian masyarakat desa wisata brayut ialah di sektor pertanian tanaman pangan, sektor perternakan dan sektor jasa / perdangan.

4.4 Identifikasi Fasilitas Desa Wisata Brayut

Penduduk di desa wisata brayut sudah menggunakan PLN sebagai sarana penerangan rumah tinggal dan memiliki berbagai fasilitas yang cukup lengkap seperti fasilitas keagamaan berupa mesjid, fasilitas lapangan voli.

Fasilitas penunjang pariwisata di desa wisata brayut sudah tersedia seperti homestay, tracking area, aula / tempat pusat kegiatan (joglo 1)

4. Tracking Area

5. Sarana Peribadatan

6. Tempat Parkir

7. Tempat Sampah

4.4 Identifikasi Penanda / Signage di Desa Wisata Brayut

Signage menjadi elemen penting dalam suatu lokasi dalam hal pencapaian. Hal ini dilakukan untuk memberi pengarahan sekaligus identitas. Tanda/ sign terbagi ke dalam lima jenis yaitu penanda orientasi (orientation sign), penanda arah (directional sign) , pemberi informasi (informational sign), pemberi identitas (identity sign), penanda larangan (statuory regulatory sign), Desa Wisata Brayut memiliki penanda atau signage berupa identifikasi, penanda arah, dan pemberi informasi sebagai berikut

Gambar 4.12 Penanda / Signage di desa wisata brayut Sumber, Dokumentasi Peneliti April 2016

4.6 Identifikasi Rumah Tradidional di Desa Wisata Brayut

4.6.1 Data Rumah Tradisional di Desa Wisata Brayut

Tabel 4.1 Data letak rumah tradisional di Desa Wisata Brayut tahun 2016

RT 04 Joglo

1.Ibu Arin

1.Bapak

2.Pak Jhoni

Limasan 1.Bapak Tarno

Harjo 1.Bapak Mujiharjo Utomo

1.Ibu Nuji Harjono 1.Ibu

2.Bapak Udhi

Utomo

2.Bapak Sugiono

3.Bapak Mujiman

2.Ibu Sutarmin

3.Bapak Pujowiyono

4.Ibu Siswito Harjo 3.Bapak

4.Bapak Soekarno

5.Ibu Sis

Mugiwiarto

5.Bapak Efendi

6.Bapak Marjono

4.Bapak Badawi

Kaderyoko

7.Bapak Suhardiyono 8.Bapak Lagi

Sinom 1.Ibu Sutris

1.Ibu Pariman

1.Bapak Rinto

2.Ibu Samidi

Ceret Gancet 1.Bapak Krismanto 1.Bapak Suparjo

2.Bapak Sus Rumah

1.Bapak Sehjono 1.Ibu Supiyah Kampung

1. Bapak Kamdi

1.Bapak Daris

2.Bapak Marsudi

2.Bapak Sanyoto 2.Bapak Hadi Sudarjo

3.Bapak Adi

3.Bapak Jumini

3.Bapak Saendi

Suparto

4.Bapak Margini 4.Bapak Sartini

4. Bapak Ado

5.Bapak Aan

5.Bapak Marimin

Warsito

6.Bapak Lestari

6.Bapak Sudiharsono

5. Bapak

7.Bapak Wagiah

7.Bapak Budi Priono

Suhardiyono

6. Bapak Bambang

7. Bapak Mitro Harjo 8.Bapak Poniman

Sumber: Bapak Sudarmadi dan observasi lapangan, Maret 2016

4.6.2 Data Kepemilikan Rumah Tradisional di Desa Wisata Brayut

Tabel 4.2 Data Kepemilikan Rumah Tradisional di Desa Wisata Brayut tahun 2016 Pemilik &

Usia

No.

Gambaran Rumah Jenis Rumah

Lokasi

Rumah

1. Ibu Supiah -

20 tahun

Rumah Kampung (homestay)

2 Bapak

50 tahun

Mujiono - Rumah

Kampung

3. Ibu Arin -

4. Bapak Suraji -

18 tahun

Rumah Kampung

5. Rahmawan

80 tahun

Dwi Atmaja - Rumah Limasan Pacul Gowang

6. Ibu Sri - Joglo

100 3 tahun

7. Bapak Brigjen

50 tahun

Krismanto - Rumah Kampung

8. Bapak

50 tahun

Susmianto - Rumah Limasan

Ceret Gancet

9. Bapak Jaka

50 tahun

Suslarto - Rumah Kampung

Mugiwiyarto - Pacul Gowang

12. Bapak

50 tahun

Mujiman – Pacul Gowang

13. Ibu Wagiyah

8 tahun

– Rumah Kampung

14. Ibu Musrini -

50 tahun

Rumah Kampung

15. Ibu Awal

Rumah Kampung

Rumah Hancur

17. Bapak

64 tahun

Sukarmin - Limasan

18. Bapak

50 tahun

Yadiwiyono – Pacul Gowang

19. Samping

20 tahun

Lapangan Voli RT 03

20. Ibu Siti

50 tahun

Sutisni – Limasan

Sumber: observasi lapangan, Maret - Mei 2016

4.6.3 Data Keluarga Pemilik Rumah Tradisional

Tabel 4.3 Data Keluarga Pemilik Rumah Tradisional di Desa Wisata Brayut tahun 2016

No. Jenis Rumah

Kepemilikan

Data Anggota Keluarga

Ibu Supiah

Sendiri (punya 3 anak)

2. Istri (Ibu Mujiono)

Anak 2

Bapak Mujiono

Menantu 1 (Suami dan Istri) Cucu 1

Ibu Arin

Cucu 1

4. Istri (Ibu Suraji) Anak 2 (perempuan dan laki-

Bapak Suraji

laki) Ibu Kandung Bapak Suraji

Nenek (Simbah Sutarmin)

Rahmawan Dwi Atmaja

Keponakan (Dede)

6. Saudara 4 orang

Ibu Sri

1 perempuan 2 laki –laki

Bapak Brigjen Krismanto

Istri (Ibu Susmiarto)

Bapak Susmianto

2 anak

Istri (Ibu Jaka)

Bapak Jaka Suslarto

2 anak (1 ngekost)

11. Istri (Ibu Mugiwiyarto)

Bapak Mugiwiyarto

1 Anak laki-laki (Adit) Keponakan 1 (Mas Rudi)

Bapak Mujiman

Istri (Ibu Mujiman)

Ibu Wagiyah

Ibu Musrini

Anak 1(perempuan)

15. Suami

2 anak perempuan dan laki-

Ibu Awal Nurhandara

laki Ibu kandung suami

Bapak Bambang Pramuji

Istri (Ibu Sukarmin)

Bapak Sukarmin

1 Anak

18. Simabh suami Istri (Ibu Yadiwiyono)

Bapak Yadiwiyono

Anak (suami + istri) Cucu

samping lapangan voli RT

20. 6 Anak

( Bapak Sukardi, Bapak

Bapak Kromo Harjo

Bambang, Bapak Sudarmadi, Ibu Sutarmin, Ibu War, 1 ibu)

Sumber: observasi lapangan, Maret - Mei 2016

4.6.4 Pembagian Warisan yang Sudah Ada atau Berjalan

1. Ibu Supiah (Homestay) Rumah tinggal ibu supiah merupakan warisan dari mertua,yaitu orang tua kandung dari suami ibu supiah. Sudah 7 tahun ibu supiah tinggal sendiri di rumahnya semenjak suami ibu supiah meninggal. Sementara itu ibu supiah memiliki 3 orang anak yang tinggal di luar brayut.

Rumah Ibu Supiah

Simbah

Ibu Supiah

Bpk. Supiah

Rumah anak

Lahan Kosong

tertua Ibu Supiah

Rumah adik mertua Ibu Supiah

Gambar 4.12 Silsilah Keluarga dan Eksisting Pembagian Warisan

Sumber : Observasi penulis, Maret – Mei 2016

2. Bapak Mujiyono (Ketua RT 04) Bapak Mujiyono tinggal bersama dengan istri yaitu Ibu Kartini besama dengan 2 anak , 1 menantu dan 1 cucu. Rumah yang ditinggali merupakan warisan dari orang tua Ibu Mujiyono.

Simbah

Rumah Kakak Bu

Rumah Bpk

Ibu Kartini Bpk Mujiyono

Anal 2

Anak 1

Gambar 4.13 Silsilah Keluarga dan Eksisting Pembagian Warisan

Sumber : Observasi penulis, Maret – Mei 2016

3. Ibu Arin Joglo 2 merupakan rumah warisan dari mendiang suami ibu Arin. Saat ini

joglo 2 hanya di tinggali oleh ibu arin bersama seorang cucu bu arin. Sementara itu, anak - anak dari bu arin tinggal di luar brayut. Apabila di jabarkan dalam hubungan kekeluargaan, joglo 2 memiliki hubungan keluarga dengan

Bapak Kartopiyogo

Bpk. Sumartono Ibu Arin

Rumah Ibu Arin

JOGLO 2

Ir. Yogi H.S Anak 2

Gambar 4.14 Silsilah Keluarga dan Eksisting Pembagian Warisan

Sumber : Observasi penulis, Maret – Mei 2016

4. Bapak Suraji Rumah yang ditinggali oleh bapak Suraji merupakan tanah warisan dari orang tua, pada kasus pembagian harta warisan di keluarga Pak Suraji sudah memikirkan mengenai jalur sirkulasi terlebih dahulu.

Simbah Kromo Prawiro

Bpk. Prawirobejo

Bpk. Prawirobejo

Gambar 4.15 Silsilah Keluarga dan Eksisting Pembagian Warisan

Sumber : Observasi penulis, Maret – Mei 2016

5. Rahmawan Dwi Atmaja Rumah yang di tinggali mas wawan merupakan kepemilikan simbah sutarmin, yang merupakan simbah mas wawan.

Simbah Kromo Prawiro

Anak 1

Mbah Sutarmin

Mbah Sutarmin

Mbah Sutarmin

Mbah Sutarmin

Anak 2

Anak 3

Bpk Sukarman

Ibu Sukaryati

Bpk Sukarno

Gambar 4.16 Silsilah Keluarga dan Eksisting Pembagian Warisan

Sumber : Observasi penulis, Maret – Mei 2016

6. Ibu Sri ( Joglo 3 ) Ibu Sri beserta 3 saudara nya tinggal di Joglo 3 sejak lama, menurut nara sumber keberadaan joglo 3 bukanlah joglo asli, namun merupakan joglo campuran

Bapak Sastro Sumarjo

Ibu Sri

Bpk Dans

Bpk. Jhoni Heri Yuliarto

Hetiwaini Pujiastuti Heru Sularto

Gambar 4.17 Silsilah Keluarga dan Eksisting Pembagian Warisan

Sumber : Observasi penulis, Maret – Mei 2016

7. Bapak Brigjen Krismanto Rumah bapak brigjen krismanto merupakan rumah yang sudah tak ditempat, menurut narasumber yaitu ibu bangun. Sekarang rumah tersebut nampak kosong dan tak terawat, karena tidak ada yang tinggal dan merawatnya.

Bpk. Prawiro Sumarto

Ibu Prawiro.S

Bpk. Karto Piyogo

Ibu Prawiro.S

Punya 11 anak

Punya 8 anak

Ibu Arin

(Bpk. Krismanto) (Bpk.Sumartono)

Anak 1

Anak 2

Gambar 4.18 Silsilah Keluarga dan Eksisting Pembagian Warisan

Sumber : Observasi penulis, Maret – Mei 2016

8. Bapak Susmianto Rumah yang ditinggali oleh pak susmianto merupakan warisan rumah dari orang tua Pak Sus dan Pak Jaka, kakak kandung Pak Sus. Dulu nya rumah tersebut ialah 1, namun setelah pembagian warisan rumah menjadi 2 bagian.

Orang Tua Bpk. Sus

Bpk. Sus

Bpk. Jaka

Mempunyai 7 anak, diantaranya :

Bpk. Sus & Bpk. Jaka

Gambar 4.19 Silsilah Keluarga dan Eksisting Pembagian Warisan

Sumber : Observasi penulis, Maret – Mei 2016

9. Bapak Jaka Suslarto Rumah Pak Jaka bersebelahan dengan rumah Pak Sus, dulunya rumah mereka merupakan 1 bagian, namun akibat dari sistem warisan rumah terbagi menjadi dua bagian. Sebelah Kanan rumah Pak Jaka dan sebalah kiri rumah Pak Sus.

Bpk. Sus

Bpk. Jaka

Orang Tua Bpk. Sus

Mempunyai 7 anak,

diantaranya :

Bpk. Sus & Bpk. Jaka

Gambar4 .20 Silsilah Keluarga dan Eksisting Pembagian Warisan

Sumber : Observasi penulis, Maret – Mei 2016

10. Joglo 1 Joglo 1 sudah di tetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah setempat. Selain sebagai bangunan ciri khas tradisional jawa yang usianya sudah mencapai hingga 200 an tahun, Joglo 1 ini juga dijadikan sebagai homestay bagi para pengunjung homestay di brayut. Status kepemilikan atas joglo 1 atas 3 nama, namun karena sudah ditetapkan sebagai bangunan konservasi oleh pemerintah setempat maka itu bentuk akan joglo 1 akan terus di pertahankan dan dirawat.

Gambar 4.21 Silsilah Keluarga dan Eksisting Pembagian Warisan

Sumber : Observasi penulis, Maret – Mei 2016

11. Bapak Mugiwiyarto Bapak Mugiwiyarto merupakan ketua RT 03 dusun brayut, rumah yang di tinggali oleh bapak mugiwiyarto merupakan warisan rumah dari orang tua pak mugiwiyarto.

Karto Prayogo

Bpk. Murtiyanto Bpk.

Mugiwiyarto

Punya Anak 8 Mugiwiyarto

Punya 1 Anak - Rudi

Lapangan Voli

Muryanto

Gambar 4.22 Silsilah Keluarga dan Eksisting Pembagian Warisan

Sumber : Observasi penulis, Maret – Mei 2016

12. Ibu Wagiyah Rumah ibu wagiyah merupakan homestay sudah selama 3 tahun, hingga kini. Rumah ibu wagiyah bukan merupakan harta warisan dari orang tua, melainkan tanah yang di beli sendiri oleh ibu wagiyah dan di bangun pada tahun 2008.

Ibu Wagiyah

Dulu hanya berupa lahan kosong Pada tahun 2000 an dibangun yang dibeli oleh Ibu Wagiyah.

rumah atas kepemilikan ibu Wagiyah

Gambar 4.23 Silsilah Keluarga dan Eksisting Pembagian Warisan

Sumber : Observasi penulis, Maret – Mei 2016

13. Ibu Musrini Rumah yang ditinggali oleh ibu musrini merupakan warisan rumah dari nenek suami ibu musrini. Dulu rumah ibu musrini merupakan 1 bagian terlihat dari atap, namun setelah pembagian warisan, rumah di bagi menjadi 2 bagian. Terllihat pada bagian atap rumah ibu musrini.

Simbah

Anak

Ibu Musrini

Gambar 4.24 Silsilah Keluarga dan Eksisting Pembagian Warisan

Sumber : Observasi penulis, Maret – Mei 2016

14. Ibu Awal Nurhandara Rumah yang ditinggali Ibu Awal Nurhandara merupakan warisan berupa tanah merupakan homestay dan dibangun sendiri oleh Bapak Awal Nurhandara pada tahun 2000 an, karena sudah berkeluarga.

Rumah awal

Gambar 4.25 Silsilah Keluarga dan Eksisting Pembagian Warisan

Sumber : Observasi penulis, Maret – Mei 2016

15. Bapak Mujiman Rumah Pak Mujiman merupakan salah satu homestay di desa wisata brayut.

Bapak Mujiman ialah pemilik atas rumah yang ia tinggali bersama sang istri. Pak Mujiman mempunyai 2 orang anak perempuan, namun sekarang kedua anak perempuan Pak Mujiman sedang bersekolah dan bekerja di Jakarta. Rumah Pak Mujiman merupakan warisan dari orang tua.

Orang tua (dari Bpk.Mujiman)

Memili 6 anak

Bapak Mujiman

Ibu Mujiman (Istri)

Mujiarti

Sumarni

Gambar 4.26 Silsilah Keluarga dan Eksisting Pembagian Warisan

Sumber : Observasi penulis, Maret – Mei 2016

16. Depan rumah pak Jaka Sejarah awal mula rumah yang sekarang kosong dan tidak berpenghuni di depan rumah pak jaka ialah Kartopiyogo – Sumarman – Bambang Pamuji (tidak ditinggali) – ditempati Pak Sumantoro sementara karena sedang membangun rumah di sebelah joglo 2 – dihancurkan namun diambil kayunya oleh pak bambang pamuji- pak bambang punya anak tunggal (pewaris tunggal)

Gambar 4.27 Silsilah Keluarga dan Eksisting Pembagian Warisan

Sumber : Observasi penulis, Maret – Mei 2016

17. Bapak Sukarmin Bangunan dengan fungsi pendidikan yaitu berupa Sekolah Dasar Salsabila

ialah rumah dengan kepemilikan Bapak Sukarmin yaitu orangtua dari Pak Poniman (kepala dusun desa wisata brayut). Saat ini rumah dengan bentuk sinom tersebut dijadikan sebagai sekolah untuk fasilitas dan kepentingan bersama. Dari pihak keluarga pun setuju akan hal tersebut. Rumah tersebut merupakan warisan berupa tanah dari orang tua Pak Sukarmin dan kemudian Pak Sukarmin membangunnya.

Orang tua (dari Bpk.Sukarmin)

Bapak Sukarmin

Bapak Sukarmin

Gambar 4.28 Silsilah Keluarga dan Eksisting Pembagian Warisan

Sumber : Observasi penulis, Maret – Mei 2016

18. Bapak Yadiwiyono

Simbah

Punya 13 anak ( salah satu nya ialah

Bapak Yadiwiyono Ibu yadiwiyono)

(suami)

Punya 5 anak termaksuk Bapak kamiso

Gambar 4.29 Silsilah Keluarga dan Eksisting Pembagian Warisan

Sumber : Observasi penulis, Maret – Mei 2016

19. Samping Lapang Voli RT 03 Terdapat tanah sengketa akibat sistem pembagian warisan rumah. Menurut

hasil wawancara dengan Pak Mujiyono (ketua RT 03) tepat di samping rumah Pak Mujiyono, terdapat kasus yang dulunya merupak sebuah rumah dan kini rata dengan tanah.

Awalnya merupakan rumah

Warisan ke kakak dan adik

Rebutan

(warisan dari orang tua)

(dulu terdapat 2 rumah)

Dirubuhkan (menjadi lahan

Dibawa kepengadilan

kosong)

(disengketa)

Gambar 4.30 Silsilah Keluarga dan Eksisting Pembagian Warisan

Sumber : Observasi penulis, Maret – Mei 2016

20. Ibu Siti Sutrisni Rumah yang ditinggali oleh ibu Siti Sutrisni merupakan kepemilikan atas saudara ibu Siti Sutrisni yaitu paman dari suami Ibu Sutrisni. Kepemilikan rumah saat ini ialah atas nama alm.Bapak Suroto yang sudah menetap di Bandung. Dulu nya rumah dengan bentuk limasan ini merupakan bekas tempat ani-ani dan sekarang berubah fungsi menjadi salah satu homestay di desa wisata brayut.

Ibu (dari suami)

Bapak Suroto

Ibu Siti

Suami Ibu Siti

Ibu Siti Sutrisni

Gambar 4.31 Silsilah Keluarga dan Eksisting Pembagian Warisan

Sumber : Observasi penulis, Maret – Mei 2016