5 Penjualan Produk Sampingan

Gambar 7.5 Penjualan Produk Sampingan

Dijual Saat Splitt Off Point

Produk Sampingan

Dijual Saat Proses Lanjutan

Jual

Produk sampingan yang dihasilkan dapat kita jual kembali dengan dua cara, yaitu dijual pada saat titik pisah (splitt off point) tanpa proses lanjutan, dan dijual setelah diproses lebih lanjut.

Apabila kita membandingkan antara produk sampingan dengan produk utama, produk sampingan nilainya relatif lebih rendah. Oleh karena itu, alokasi biaya bersama ke produk sampingan tidak perlu dilakukan. Ada beberapa metode yang diperkenankan untuk menetapkan harga pokok produk sampingan, yaitu:

1. Metode Pengakuan Pendapatan Kotor Hasil penjualan produk sampingan dalam perhitungan laba rugi akan diberlakukan sebagai:

a. Pendapatan lain-lain.

b. Hasil penjualan tambahan

c. Pengurang total biaya produksi utama

2. Metode Pengakuan Pendapatan Bersih Hasil penjualan produk sampingan setelah dikurangi dengan biaya pemasaran dan administrasi serta biaya pemrosesan lanjutan, dalam perhitungan laba rugi akan diberlakukan sebagai:

a. Pendapatan lain-lain.

b. Hasil penjualan tambahan

c. Pengurang total biaya produksi utama

3. Metode Sebagian Biaya Gabungan Dialokasikan Ke Produk Sampingan

Metode ini akan dapat dibedakan dengan dua metode, yaitu

a. Metode biaya pengganti (replacement cost)

b. Metode nilai pasar (reversal cost)

Contoh 7

Unit Yang diproduksikan sama dengan unit yang dijual yaitu 10.000 unit. Harga Jual per unit adalah Rp 10.000 dan biaya produksi per unit sebesar Rp 5.500. Penjualan produk sampingan sebesar Rp 5.000.000. Biaya penjualan dan administrasi produk utama sebesar Rp 6.000.000.

Metode Pengakuan Pendapatan Kotor

a. Hasil penjualan produk sampingan dalam perhitungan laba rugi akan

diberlakukan sebagai: pendapatan lain-lain.

Penjualan (10.000 unit x Rp 10.000) Rp 100.000.000 Harga Pokok Penjualan (10.000 unit x Rp 5.500)

(55.000.000) Laba Kotor

Rp 45.000.000 Biaya Penjualan Dan Administrasi

(6.000.000) Laba Bersih Sebelum Pendapatan Lain-lain

Rp 39.000.000 Pendapatan Lain-lain

5.000.000 Laba Bersih Setelah Pendapatan Lain-lain

Rp 44.000.000

b. Hasil penjualan produk sampingan dalam perhitungan laba rugi akan

diberlakukan sebagai: hasil penjualan tambahan.

Penjualan Produk Utama (10.000 unit x Rp 10.000) Rp 100.000.000 Penjualan Produk Sampingan

5.000.000 Total Penjualan

Rp 105.000.000 Harga Pokok Penjualan (10.000 unit x Rp 5.500)

(55.000.000) Laba Kotor

Rp 50.000.000 Biaya Penjualan Dan Administrasi

(6.000.000) Laba Bersih

Rp 44.000.000

c. Hasil penjualan produk sampingan dalam perhitungan laba rugi akan

diberlakukan sebagai: pengurang total biaya produksi utama

Penjualan (10.000 unit x Rp 10.000) Rp 100.000.000 Harga Pokok Penjualan Biaya Produksi (10.000 unit x Rp 5.500)

Rp 55.000.000

(50.000.000) Laba Kotor

Penjualan Produk Sampingan

Rp 50.000.000 Biaya Penjualan Dan Administrasi

(6.000.000) Laba Bersih

Rp 44.000.000

Contoh 8

Unit Yang diproduksikan sama dengan unit yang dijual yaitu 10.000 unit. Harga Jual per unit adalah Rp 10.000 dan biaya produksi per unit sebesar Rp 5.500. Penjualan produk sampingan sebesar Rp 5.000.000 dan membutuhkan biaya proses lanjutan sebesar Rp 500.000. Biaya penjualan dan administrasi produk utama sebesar Rp 6.000.000 dan produk sampingan sebesar Rp 200.000.

Penjualan Produk Sampingan Rp 5.000.000 Biaya Proses Lanjutan

Rp

Biaya Penjualan Dan Administrasi

(700.000) Penjualan Produk Sampingan Bersih

Rp 4.300.000 Metode Pengakuan Pendapatan Bersih

a. Hasil penjualan produk sampingan dalam perhitungan laba rugi akan

diberlakukan sebagai: pendapatan lain-lain.

Penjualan (10.000 unit x Rp 10.000) Rp 100.000.000 Harga Pokok Penjualan (10.000 unit x Rp 5.500)

(55.000.000) Laba Kotor

45.000.000 Biaya Penjualan Dan Administrasi

Rp

(6.000.000) Laba Bersih Sebelum Pendapatan Lain-lain

39.000.000 Pendapatan Lain-lain

Rp

4.300.000 Laba Bersih Setelah Pendapatan Lain-lain

Rp

b. Hasil penjualan produk sampingan dalam perhitungan laba rugi akan

diberlakukan sebagai: hasil penjualan tambahan.

Penjualan Produk Utama (10.000 unit x Rp 10.000) Rp 100.000.000 Penjualan Produk Sampingan

4.300.000 Total Penjualan

Rp 104.300.000 Harga Pokok Penjualan (10.000 unit x Rp 5.500)

(55.000.000) Laba Kotor

Rp 49.300.000 Biaya Penjualan Dan Administrasi

(6.000.000) Laba Bersih

Rp 43.300.000 Rp 43.300.000

diberlakukan sebagai: pengurang total biaya produksi utama

Penjualan (10.000 unit x Rp 10.000) Rp 100.000.000 Harga Pokok Penjualan Biaya Produksi (10.000 unit x Rp 5.500)

Rp 55.000.000

(59.300.000) Laba Kotor

Penjualan Produk Sampingan

Rp 40.700.000 Biaya Penjualan Dan Administrasi

(6.000.000) Laba Bersih

Rp 34.700.000

Metode biaya pengganti (replacement cost) Pada metode ini, biasanya produk sampingan tersebut digunakan lagi untuk

memenuhi kebutuhan sendiri, yang mungkin saja dipakai menjadi bahan untuk membuat produk yang lain dalam satu perusahaan. Pada metode ini, produk sampingan tidak dijual ke pasar. Nilai produk sampingan ini sebesar berapa nilai pasar yang berlaku.

Contoh 9

Pabrik XYZ menghasilkan produk X sebagai produk utama dan menghasilkan produk Q sebagai produk sampingan. Pada bulan Maret 2015 dihasilkanlah produk

X sebesar 20.000 unit dan produk sampingan Q sebesar 100 kg. Biaya produksi yang dikeluarkan untuk memproduksikan X adalah bahan baku sebesar Rp 20.000.000, biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 15.000.000 dan biaya overhead sebesar Rp 10.000.000. Produk Q digunakan oleh pabrik tersebut untuk membuat produk Y. Harga pokok Q dipasaran adalah Rp 3000,- per kg.

Harga Pokok Produk Sampingan = 100 kg x Rp 3000 per kg = Rp 300.000

Bahan Baku Rp 20.000.000 Tenaga Kerja Langsung

15.000.000 Biaya Overhead Pabrik

10.000.000 Biaya Produksi

Rp 45.000.000 Harga Pokok Pengganti

300.000 Harga Pokok Produksi Produk Utama

Rp 44.700.000 Metode Nilai Pasar (reversal cost) Pada metode ini, produk sampingan mendapat alokasi harga pokok produksi

sebelum dipisahkan dari produk utama. Alokasi harga pokok produksi yang diterima produk sampingan adalah sebesar taksiran dari nilai jual semua produk sampingan setelah dikurangi denga taksiran laba kotor produk sampingan, biaya proses lanjutan produk sampingan dan biaya penjualan dan administrasi dari produk sampingan.

Contoh 10

CV. Laris memproduksikan satu jenis produk yaitu produk S dan menghasilkan satu produk sampingan yaitu produk A. Untuk menghasilkan kedua produk itu memerlukan biaya bersama sebesar Rp 15.000.000. CV. Laris menetapkan taksiran laba kotor dari produk sampingan adalah 20%. Data-data yang berhubungan dengan produksi kedua produk tersebut adalah sebagai berikut:

Produk Utama S

Produk Utama A

Unit Yang Dihasilkan

6.850 unit Penjualan

50.000 unit

Rp 2.000.000 Biaya Proses Lanjutan

Rp 40.000.000

Rp 200.000 Biaya Penjualan Dan Administrasi

Rp 11.170.000

Rp 230.000 Penjualan Produk sampingan

Rp 3.700.000

Rp 2.000.000 Taksiran Laba Kotor (20%)

(400.000) Taksiran Harga Pokok

Rp 1.600.000 Taksiran Biaya Proses Lanjutan

Rp

Taksiran Biaya Penjualan Dan Administrasi

Taksiran Biaya Produk Sampingan Rp 1.170.000

Biaya Bersama

Rp 15.000.000

Taksiran Biaya Produk Sampingan

Biaya Bersama Produk Utama

Rp 13.830.000

Rp 25.000.000 Produk Utama S =

Rp 13.830.000 + Rp 11.170.000

Rp 1.370.000 Produk Utama A =

Rp 1.170.000 + Rp 200.000

CV. Laris Laporan Laba Rugi

Produk Utama S

Produk Sampingan A

Penjualan

Rp 2.000.000 Harga Pokok Penjualan: Alokasi Biaya Bersama

Rp

Rp 1.170.000 Biaya Proses Lanjutan

Rp 13.830.000

200.000 (1.370.000) Laba Kotor

Rp 630.000 Biaya Penjualan Dan Administrasi

Laba Bersih

Contoh 11

PT. Xiyi memproduksi dua produk utama (yaitu : produk X dan produk Y) dan dua produk sampingan (yaitu: produk Xi dan produk Yi). Biaya bersama yang dikeluarkan dalam menghasilkan keempat produk tersebut sebesar Rp 180.975.000,-. Data-data lain yang dibutuhkan dalam menghasilkan produk tersebut adalah:

Biaya Proses Produk

Unit

Pers Akhir

Harga Jual

Lanjutan (Rp)

150.000 Informasi lain yang berhubungan dengan pengolahan produk tersebut adalah:

Jenis Beban

Xi

Yi

Penjualan (Rp)

114.000 50.000 Administrasi Dan Umum (Rp)

30.000 25.000 Taksiran laba masing-masing produk sebesar 20 %

Produk Sampingan Xi

Penjualan Produk sampingan (600 unit x Rp 1.300) Rp 780.000 Taksiran Laba Kotor (20%)

(156.000) Taksiran Harga Pokok

Rp 624.000 Taksiran Biaya Proses Lanjutan

Rp 180.000

Taksiran Biaya Penjualan

Taksiran Biaya Administrasi Dan Umum

Taksiran Biaya Produk Sampingan Produk Xi Rp 300.000 Produk Sampingan Yi

Penjualan Produk sampingan (500 unit x Rp 1.000) Rp 500.000 Taksiran Laba Kotor (20%)

(100.000) Taksiran Harga Pokok

Rp 400.000 Taksiran Biaya Proses Lanjutan

Rp 150.000

Taksiran Biaya Penjualan

Taksiran Biaya Administrasi Dan Umum

Taksiran Biaya Produk Sampingan Produk Yi Rp 175.000

Biaya Bersama Rp 180.975.000 Taksiran Biaya Produk Sampingan Xi

Rp 300.000

Taksiran Biaya Produk Sampingan Yi

Biaya Bersama Produk Utama Rp 180.500.000

Penjualan X (30.000 unit x Rp 8.000)

Rp 240.000.000

Biaya Proses Lanjutan

Nilai Jual Hipotesis Produk X Rp 210.000.000 Penjualan Y (25.000 unit x Rp6.400)

Rp 160.000.000

Biaya Proses Lanjutan

Nilai Jual Hipotesis Produk Y Rp 140.000.000 Total

Rp 350.000.000

Alokasi Biaya Bersama Ke Produk Utama

Rp 210.000.000

Produk Utama X =

X Rp 180.975.000 = Rp 108.585.000

Rp 350.000.000

Produk Utama Y = Rp 140.000.000 X Rp 180.975.000 = Rp 72.390.000

Rp 350.000.000

Produk Utama X

Alokasi Biaya Bersama Untuk Produk X Rp 108.585.000 Biaya Proses Lanjutan

30.000.000 Total Biaya Produksi Produk Utama X

Rp 138.585.000 Unit Yang Diproduksikan

30.000 unit Harga Pokok Produksi Per Unit ( ฀฀฀.฀฀฀.฀฀฀ )

Rp 4.619,5

Produk Utama Y

Alokasi Biaya Bersama Untuk Produk X Rp 72.390.000 Biaya Proses Lanjutan

20.000.000 Total Biaya Produksi Produk Utama X

Rp 92.390.000 Unit Yang Diproduksikan

25.000 unit Harga Pokok Produksi Per Unit ( ฀฀ ฀฀.฀฀฀.฀฀฀ )

Rp 3.695,6 Produk Sampingan Xi

Alokasi Biaya Bersama Untuk Produk X Rp 300.000 Biaya Proses Lanjutan

180.000 Total Biaya Produksi Produk Utama X

Rp 480.000 Unit Yang Diproduksikan

600 unit Harga Pokok Produksi Per Unit ( ฀฀ ฀฀฀.฀฀฀ )

Rp 800

Produk Sampingan Yi

Alokasi Biaya Bersama Untuk Produk X Rp 175.000 Biaya Proses Lanjutan

150.000 Total Biaya Produksi Produk Utama X

Rp 325.000 Unit Yang Diproduksikan

500 unit Harga Pokok Produksi Per Unit ( ฀฀ ฀฀฀.฀฀฀ )

Rp 650

PT. XiYi Laporan Laba Rugi

Penjualan Produk Utama: Produk Utama X ((30.000 unit- 3.000 unit) x Rp 8.000)

Rp 216.000.000

Rp 366.400.000 Penjualan Produk Sampingan:

Produk Utama Y ((25.000 unit - 1.500 unit) x Rp6.400)

150.400.000

Produk Utama Xi ((600 unit - 150 unit)x Rp 1.300)

Rp

585.000

985.000 Total Penjualan

Produk Utama Yi ((500 unit - 100 unit)x Rp 1.000)

400.000

Rp 367.385.000 Harga Pokok Penjualan: Produk Utama X ((30.000 unit- 3.000 unit) x Rp 4.619,5)

Rp 124.726.500

Produk Utama Y ((25.000 unit - 1.500 unit) x Rp 3.695,6)

86.846.600

Produk Utama Xi ((600 unit - 150 unit)x Rp 800)

360.000