Sistem Akuntansi Biaya Pesanan
BAB 5 Sistem Akuntansi Biaya Pesanan
Manajer perusahaan manufaktur sangat berkepentingan dengan informasi mengenai jumlah biaya yang dipergunakan untuk memproduksi produknya. Manajer memerlukan informasi mengenai berapa biaya produksi yang dipergunakan untuk membuat suatu pesanan, berapa biaya produksi yang telah dipergunakan untuk memenuhi pesanan pelanggan, dan lain-lain. Tujuan manajer memerlukan informasi tersebut bertujuan untuk merumuskan strategi yang harus ia ambil, untuk membuat keputusan tentang harga jual dan pengendalian biaya, serta untuk menyusun laporan keuangan.
5.1 Sistem Penentuan Harga Pokok Pesanan
Kalau kita berbicara harga pokok pesanan, maka kita akan berbicara mengenai pesanan itu sendiri, perusahaan yang bergerak di bidang pesanan dan buku pembantu pesanan. Pesanan adalah jumlah unit produk yang sangat mudah untuk kita lakukan identifikasi dibandingkan dengan unit yang lain. Perusahaan yang bergerak di bidang pesanan biasanya akan melakukan kegiatan operasional kalau ada pelanggan yang melakukan pemesanan. Buku pembantu pesanan adalah tempat untuk mencatatkan biaya yang terjadi untuk membuat pesanan tersebut di dalam sistem akuntansi.
Pada sistem ini, yang menjadi objek biaya adalah unit produk individual, batch atau kelompok produk dalam satu pesanan. Umumnya manajer akan menghendaki adanya informasi mengenai berapa harga pokok produk untuk setiap jenis produk/ batch/ kelompok atau setiap kelompok pesanan, karena setiap pesanan/ kelompok pesanan tersebut memiliki spesifikasi yang berbeda. Metode ini biasanya digunakan untuk produk yang pesanannya tinggi dan dalam jumlah banyak, yang bentuknya adalah unit, dan biaya masing-masing akan tinggi. Contohnya adalah Laundry, kontruksi bangunan, rumah sakit, dan lain-lain.
Gambar 5.1 Contoh Kartu Biaya Pesanan
Apabila manajer sudah mengetahui harga pokok produk setiap pesanan, maka ini akan mempermudah manajer dalam membuat berbagai keputusan manajemen lain seperti:
a. Menentukan harga jual
b. Mempertimbangkan menolak atau menerima pesanan.
c. Memantau realisasi biaya
d. Menghitung laba rugi setiap pesanan
e. Menentukan harga pokok persediaan barang jadi dan persediaan barang dalam proses yang akan disajikan di neraca.
Tabel 5.1
Perbedaan Metode Pesanan Dengan Metode Proses Metode Pesanan
Metode Proses
1. Variasi perbedaan produk luas
1. Produk homogen
2. Biaya diakumulasi berdasarkan
2. Biaya diakumulasi berdasarkan pekerjaan
proses atau departemen
3. Biaya per unit dihitung melalui
3. Biaya per unit dihitung melalui
pembagian total biaya pekerjaan pembagian biaya proses satu periode dengan unit yang diproduksi.
dengan unit yang diproduksi selama periode tersebut.
5.2 Pencatatan Pemakaian Biaya-biaya Produksi
Sistem akuntansi biaya pesanan akan melakukan pencatatan biaya- biaya pesanan pada perkiraan-perkiraan biaya di buku besar dan pada kartu pesanan di buku tambahan. Dapat kita lihat aliran dokumen pada gambar 4.4 .
Gambar 5.2
Aliran Dokumen Pada Sistem Akuntansi Biaya Pesanan
Kartu Reakuisisi Bahan Baku
Order
Perintah
Daftar Distribusi
Tenaga Kerja
Pesanan
Langsung Tarif
Overhead
Setiap pencatatan pemakaian biaya oleh pesanan dalam buku besar, maka akan diikuti oleh pencatatan pemakaian biaya yang sama pada buku tambahan. Dalam buku besar, pencatatan biaya dilakukan pada perkiraan persediaan barang dalam proses dan dalam buku tambahan pencatatan yang dilakukan pada kartu pesanan. Masukan untuk pencatatan pemakaian biaya bahan baku diperoleh dari kartu reakuisisi bahan baku. Sedangkan, untuk Setiap pencatatan pemakaian biaya oleh pesanan dalam buku besar, maka akan diikuti oleh pencatatan pemakaian biaya yang sama pada buku tambahan. Dalam buku besar, pencatatan biaya dilakukan pada perkiraan persediaan barang dalam proses dan dalam buku tambahan pencatatan yang dilakukan pada kartu pesanan. Masukan untuk pencatatan pemakaian biaya bahan baku diperoleh dari kartu reakuisisi bahan baku. Sedangkan, untuk
Sebagaimana kebanyakan formulir-formulir yang dipergunakan dalam akuntansi, bentuk atau desain dari kartu reakusisi bahan baku dan daftar distribusi pemakaian tenaga kerja langsung tidaklah serupa antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain. Tetapi secara umum, jenis keterangan yang dicatat pada masing-masing formulir itu hampir sama.
Biaya-biaya overhead produksi biasanya akan dibebankan kepada setiap pesanan berdasarkan tarif overhead yang diaplikasikan menurut pemakaian jam atau biaya tenaga kerja langsung atau menurut basis lain yang lebih rasional.
Contoh 1:
Nona Angel mempunyai usaha membuat tas dari kulit. Usaha Nona Angel ini baru saja berdiri. Nona Angel dalam memproduksikan tas tidaklah dalam jumlah massal. Nona Angel dalam melakukan operasionalnya menggunakan pesanan, Nona Angel menerima pesanan pembuatan tas dari bahan kulit. Nona Angel dalam memulai bisnisnya menyewa gedung kecil untuk dijadikan tempat workshop dan memberi beberapa peralatan produksi yang diperlukan. Pada bulan Maret 2015, Nona Angel menerima 2 (dua) pesanan, yaitu 20 ransel kulit untuk pesanan pertama dan 10 tas kulit untuk pesanan kedua. Nona Angel menerima pesanan itu pada awal Maret 2015 dan berjanji akan menyelesaikannya pada akhir Maret 2015. Kedua pesanan itu akan dijual ke toko dengan harga biaya ditambah 50 persen untuk keuntungan. Nona Angel menyediakan dua kartu pesanan untuk kedua pesanan tersebut. Satu kartu pesanan untuk tas, satu pesanan untuk ransel.
Akuntansi Untuk Bahan Baku
a. Usaha Nona Angel baru berdiri sehingga tidak terdapat persediaan. Nona
Angel membeli secara kredit bahan baku sebesar Rp 2.500.000
Jurnal: Persediaan Bahan Baku Langsung
Utang Dagang
Persediaan Bahan Baku Langsung Utang Dagang (Rp000)
Saldo Awal a)
b. Nona Angel membutuhkan Rp 1.000.000 bahan baku langsung untuk ransel dan Rp 500.000 untuk tas. Jurnal:
Persediaan Barang Dalam Proses
Persediaan Bahan Baku Langsung
Persediaan Barang Dalam Proses Persediaan Bahan Baku (Rp 000) (Rp 000)
Saldo Awal
Saldo Awal 50 a)
Saldo Akhir
Kartu Pesanan 20 Unit Ransel Kartu Pesanan 10 Unit Tas
Bahan Baku Langsung
Rp 500.000 Tenaga Kerja Langsung
Rp
Bahan Baku Langsung
Tenaga Kerja Langsung
Overhead Yang
Overhead Yang
Dibebankan
Dibebankan
Total Biaya
Rp Biaya Per Unit
Rp
Total Biaya
Biaya Per Unit
Akuntansi Untuk Tenaga Kerja Langsung
c. Nona Angel menentukan jumlah jam tenaga kerja langsung yang akan
digunakan. Ransel membutuhkan 120 jam dan tas membutuhkan 50 jam, dengan upah Rp 9.000 per jam.
Biaya Tenaga Kerja Langsung Untuk: Ransel
Rp 1.080.000 Tas
= 120 jam x Rp 9.000
= 50 jam x Rp 9.000
Rp 450.000
Total Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 1.530.000
Jurnal: Persediaan Barang Dalam Proses
Utang Gaji 1.530.000
Persediaan Barang Dalam Proses Daftar Upah (Rp000)
Saldo Awal
Kartu Pesanan 20 Unit Ransel Kartu Pesanan 10 Unit Tas
Bahan Baku Langsung
Rp 500.000 Tenaga Kerja Langsung
Rp
Bahan Baku Langsung
450.000 Overhead Yang
Tenaga Kerja Langsung
Overhead Yang
Dibebankan
Dibebankan
Total Biaya
Rp Biaya Per Unit
Rp
Total Biaya
Biaya Per Unit
Akuntansi Untuk Biaya Overhead
d. Pada saat membuat ransel dan tas, Nona Angel mengeluarkan biaya-biaya tidak langsung sebagai berikut:
Pembayaran Sewa
200.000 Utilitas
Rp
50.000 Penyusutan Peralatan
100.000 Tenaga Kerja Tidak Langsung
65.000 Total Biaya Overhead
415.000 Jurnal:
Rp
Biaya Overhead Pabrik
Akun Kredit 415.000
Akun Kredit (Rp 000) Biaya Overhead Pabrik (Rp 000)
e. Nona Angel memperkirakan biaya overhead yang akan dipakai untuk 1 tahun sebesar Rp 9.600.000 dengan pemakaian 4.800 jam tenaga kerja langsung. Untuk membuat ransel diperlukan 120 jam tenaga kerja langsung dan untuk membuata tas diperlukan 50 jam tenaga kerja langsung.
Tarif Pembebanan Overhead = = Rp2.000
4800 jam
Pembebanan Biaya Overhead untuk : Ransel
Rp 240.000 Tas
= 120 jam x Rp 2.000
= 50 jam x Rp 2.000
Rp 100.000
Total Pembebanan Biaya Overhead Rp 340.000
Biaya Overhead Aktual
Rp
Pembebanan Biaya Overhead
Rp
Pembebanan Overhead Kurang
Rp
Jurnal: Persediaan Barang Dalam Proses
Biaya Overhead Pabrik 340. 000
Biaya Overhead Pabrik Persediaan Barang Dalam Proses (Rp 000)
Saldo Awal
Kartu Pesanan 20 Unit Ransel Kartu Pesanan 10 Unit Tas
Rp 500.000 Tenaga Kerja Langsung
Bahan Baku Langsung
Rp 1.000.000
Bahan Baku Langsung
450.000 Overhead Yang
Tenaga Kerja Langsung
Overhead Yang
Dibebankan
100.000 Total Biaya
Dibebankan
Rp 1.050.000 Biaya Per Unit
Rp 2.320.000
Total Biaya
Biaya Per Unit
Akuntansi Untuk Barang Jadi
f) Pada akhir bulan Maret 2015, pesanan yang berhasil diselesaikan adalah ransel, sedangkan tas masih akan dilanjutkan penyelesaiannya pada bulan April 2015.
Untuk sistem akuntansi biaya pesanan, setiap pesanan tersebut telah 100 % rampung dikerjakan, maka pesanan yang rampung tersebut akan dikirimkan ke gudang dan dicatatkan sebagai persediaan barang jadi. Pesanan yang belum rampung dikerjakan maka pesanan itu akan tetap ada dan dicatat sebagai persediaan akhir barang dalam proses. Untuk contoh soal ini, yang akan dicatat sebagai persediaan barang jadi adalah pesanan ransel, dan yang akan dicatat sebagai persediaan akhir barang dalam proses adalah pesanan tas.
Jurnal: Persediaan Barang Jadi
Persediaan Barang Dalam Proses
Persediaan Barang Dalam Proses (Rp 000) Persediaan Barang Jadi (Rp 000)
Saldo Awal
50 f)
Saldo Awal
Saldo Akhir
Kartu Pesanan 20 Unit Ransel Kartu Pesanan 10 Unit Tas
Rp 500.000 Tenaga Kerja Langsung
Bahan Baku Langsung
Rp
Bahan Baku Langsung
450.000 Overhead Yang
Tenaga Kerja Langsung
Overhead Yang
100.000 Total Biaya
Rp 1.050.000 Biaya Per Unit
Rp 2.320.000
Total Biaya
Biaya Per Unit
Rampung Pada Bulan Maret 2015
Akuntansi Untuk Harga Pokok Penjualan
Dalam perusahaan yang bergerak di bidang pesanan, apabila ada barang jadi yang sudah siap dan akan dijual, biasanya sesuai dengan permintaan dari pelanggan tersebut. Ini membuat biaya barang jadi akan menjadi harga pokok penjualan. Laporan harga pokok penjualan disiapkan pada tiap akhir periode yang disepakati di perusahaan tersebut.
Lanjutan Soal 1:
g) Ransel yang dipesan oleh pelanggan ke Nona Angel sudah diambil seluruhnya pada bulan Maret 2015.Harga jual per ransel adalah Rp 174.000. Nona Angel menjual ransel tersebut dengan tunai.
Jurnal: Harga Pokok Penjualan
Persediaan Barang Jadi 2.320.000
Penjualan = Rp 174.000 x 20 ransel = Rp 3.480.000 Piutang Dagang
Penjualan 3.480.000
Harga Pokok Penjualan Persediaan Barang Jadi (Rp 000) (Rp 000)
2.320 f)
Saldo Awal
Saldo Akhir
h) Informasi yang berhubungan dengan kegiatan usaha Nona Angel adalah
sebagai berikut: Iklan
75.000 Komisi Penjualan
Rp
125.000 Gaji Pegawai Kantor
500.000 Penyusutan Peralatan Kantor
Nona Angel Laporan Harga Pokok Produksi Untuk Bulan Yang Berakhir Maret 2015
Persediaan Awal Bahan Baku
Rp
Pembelian Bahan Baku 2.500.000 Barang Yang Tersedia Di Gudang
2.500.000 Persediaan Akhir Bahan Baku
(1.000.000) Pemakaian Bahan Baku
1.500.000 Tenaga Kerja Langsung
1.530.000 Biaya Overhead Aktual: Sewa
Tenaga Kerja Tidak Langsung
Total Biaya Produksi Normal
Rp 415.000
340.000 Total Biaya Produksi Berdasarkan Pembebanan
Overhead Yang Dibebankan Kurang
3.370.000 Persediaan Awal Barang Dalam Proses Total Barang Dalam Proses Maret 2015
Rp
3.370.000 Persediaan Akhir Barang Dalam Proses (Pesanan Tas)
Rp
Harga Pokok Produksi (Pesanan Ransel)
Rp
Nona Angel Laporan Harga Pokok Penjualan Untuk Bulan Yang Berakhir Maret 2015
Persediaan Awal Barang Jadi
Rp
Harga Pokok Produksi (Pesanan Ransel) 2.320.000 Barang Yang Tersedia Dijual
Rp 2.320.000 Persediaan Akhir Barang Jadi Harga Pokok Penjuaan Normal
Rp 2.320.000 Overhead Yang Dibebankan Kurang
Harga Pokok Penjuaan Setelah Disesuaikan Rp 2.395.000
Nona Angel Laporan Laba Rugi Untuk Bulan Yang Berakhir Maret 2015
Penjualan
3.480.000 Harga Pokok Penjualan
Rp
(2.395.000) Laba Kotor
1.085.000 Beban Operasional: Iklan
Komisi Penjualan
125.000
Gaji Pegawai Kantor
500.000
Penyusutan Peralatan Kantor
50.000
(750.000)
Laba Bersih
Rp
335.000