Kawasan Ciletuh

Kawasan Ciletuh

Perahu rombongan mahasiswa yang menyertai penulis saat

Peta Geologi Regional Teluk Ciletuh (Sumber: Lembar Jampang

melintas di sekitar jermal nelayan penangkap ikan di arah sekitar

Peta jalur perjalanan dari Bandung hingga ke Teluk Ciletuh. Pantai Cikepuh.

& Balekambang; Sukamto, 1975).

batuan ini. Jalan darat dari Kota Bandung menuju dilanjutkan menjelajah kawasan Ciletuh keesokan Ciletuh dengan tujuan utama Desa Cikadal, Ciwaru,

harinya. Dari Desa Cikadal terlihat jelas kerucut jaraknya sejauh + 225 km, ditempuh sekitar 6-7 jam.

Gunung Badak yang berada di kawasan Suaka Alam Rutenya Bandung–Sukabumi– Bagbagan (Pelabuhan

Cibanteng. Namun, masyarakat setempat menyebut Ratu)–Ciemas–Cikadal/Teluk Ciletuh.

bukit itu Gunung Aseupan karena bentuknya Perjalanan dari Bagbagan mulai mendaki

menyerupai aseupan, alat mengukus khas masyarakat melewati jalan yang melintasi perbukitan yang

Sunda.

berliku, melewati kawasan perkebunan teh hingga Karena sebagian besar kawasan Ciletuh memasuki Kecamatan Ciemas. Di sekitar perkebunan

merupakan kawasan Suaka Alam dan Suaka teh terdapat beberapa kegiatan penambangan

Margasatwa, khususnya banteng, tidak tersedia emas rakyat dengan tenda-tenda plastik warna biru.

akses jalan di dalam kawasan hutan suaka tersebut. Memang, kawasan Ciemas sudah sejak lama dikenal

Perjalanan harus di tempuh berjalan kaki atau sebagai wilayah yang berpotensi menghasilkan

melalui laut dengan menggunakan perahu. Untuk sumberdaya emas dan tembaga.

bisa memasuki kawasan ini harus mendapatkan izin Setelah melewati kota Kecamatan Ciemas,

dari kantor BKSAD setempat. Petugas BKSDA akan perjalanan dilanjutkan menuju kawasan Ciwaru

mendampingi untuk keselamatan dan keamanan hingga Desa Cikadal. Di sana sudah terdapat

perjalanan, terutama saat melintasi hutan suaka. pelabuhan pelelangan ikan Cikadal yang berada di

muara Ci Kadal. Jalan menuju Desa Cikadal relatif Hari Kedua menurun dan berliku. Jaraknya tidak terasa jauh,

Perjalanan dapat ditempuh juga menggunakan dengan suguhan pemandangan alam yang indah

dua perahu motor nelayan yang masing-masing sepanjang perjalanan. Dari Ciemas di sekitar tinggian

perahu berkapasitas 4 orang. Perjalanan hari kedua Jampang, terlihat morfologi amfiteater yang indah ke

adalah menyusuri pantai Teluk Ciletuh dari muara arah Teluk Ciletuh.

Morfologi Pantai Kawasan Teluk Ciletuh, diambil dari Gunung

Ci Kadal. Tujuannya mencapai pulau-pulau kecil di Sampai di Desa Cikadal menjelang ashar. Kami

Badak.

sekitar Suaka Alam Gunung Badak, seperti Pulau beristirahat di rumah penduduk, sebelum perjalanan

Mandra. Jarak tempuhnya sekitar lima menit dari

80 GEO MAGZ Desember 2012

Pelabuhan Ikan di muara Ci Kadal.

Morfologi Pulau Manuk dengan latar belakang tinggian Jampang.

muara Ci Kadal.

banyak jejak kotoran burung di permukaan batuan. Pulau ini juga ditutupi Satuan Batupasir Graywacke

berjenis gabro, sementara di puncak-puncak Gunung Pulau Mandra luasnya sekitar 1 x 0,5 km terdiri dari

relatif lebih besar dari yang menjadi komponen dalam

bukit-bukit kecil yang unik, dengan puncak tertinggi yang menunjukkan perlapisan yang hampir tegak dan

satuan breksi polimik.

Badak masih ditutupi oleh breksi volkanik dan breksi polimik. Di beberapa tempat ditemukan bentuk-

sekitar +30 m dan berlatar belakang Tinggian ditutupi breksi polimik (breksi aneka bahan) dengan

Tempat berikut yang dikunjungi adalah singkapan

batuan yang dianggap sebagai ”maskot” atau Jampang (Jampang High). Pulau tidak berpenghuni bentuk intrusi kecil jenjang volkanik (volcanic neck)

komponennya berupa basal, gabro, batugamping,

yang berjenis batuan gabro hingga diorit. Tidak jauh ini ditutupi beringin, ilalang, dan rumput kecoklatan

sekis, kuarsit, dan rijang dalam matriks batupasir.

ciri khas yang unik dari Kompleks Ciletuh ini, yaitu

dari puncak Gunung Aseupan, ditemukan bongkah karena tersapu panas yang berkepanjangan di musim

Breksi ini diperkirakan sebagai breksi polimik dari

singkapan lava bantal. Struktur bantal-guling yang

kemarau pada kunjungan bulan Juli ini.

Formasi Ciletuh bagian Atas (Sukamto, 1975).

bertumpuk-tumpuk menunjukkan arah asal aliran besar batugamping yang didominasi fosil foram

lava. Singkapan lava bantal yang tidak terlalu luas di bentonik berjenis numulites. Sisi barat komplek Seluruh Pulau Mandra ditutupi batupasir

Gunung Badak ditutupi batuan berjenis peridotit graywacke yang diduga merupakan bagian dari Kunti dan sisi barat Gunung Badak. Pulau Kunti

Setelah Pulau Manuk, tujuan berikutnya Pulau

permukaan ini diyakini sebagai bagian atas satuan

breksi polimik. Di beberapa bagian permukaan hingga serpentinit. Lereng ini relatif terbuka sehingga Formasi Ciletuh bagian bawah (Sukamto, 1975),

jelas terlihat batuannya yang berwarna kehitaman atau Formasi Bayah (Koolhoven, 1933). Umur bentuk morfologisnya sangat unik dan eksotis itu

berjarak sekitar 7 menit dari Pulau Manuk. Pulau yang

lava, kita bisa mengamati adanya pola kekar-kekar yang diisi kalsit dan silika, sehingga berbentuk sampai kehijauan.

Formasi Bayah antara Eosen Tengah sampai luasnya 200 x 100 m. Bagian selatan pulau menyatu

Pemandangan pantai Teluk Ciletuh yang sangat Eosen Akhir, mungkin juga sampai Oligosen Awal

dengan lereng Gunung Badak. Pulau ini ditumbuhi

seperti jaring dan rongga-rongga vesikuler sebagai

tempat keluarnya gas pada saat pembekuaan lava indah dapat dinikmati dari puncak Gunung Aseupan (Martodjojo, 1984). Lingkungan pengendapannya, sejenis beringin dan ilalang, serta rumput liar yang

maupun dari Gunung Badak. Pemandangan lain yang menurut Adinegoro (1973) disebut ”Fluviatile-

tumbuh di atas sedikit tanah hasil lapukan breksi

berlangsung.

lacustrine system”, sedangkan Hadiwisastra (1973) polimik, seperti yang menyusun Pulau Manuk. Perjalanan terakhir ditutup dengan mendarat tidak kalah indahnya adalah pemandangan ke arah sisi gunung di sebelah timur. Dari sana kita dapat menyimpulkan sebagai endapan laut dangkal sampai

Pada sisi lain, Pulau Kunti yang menyatu dengan

dan kemudian mendaki Gunung Badak, kawasan

mengamati hamparan padang ilalang serta padang delta, sebagaimana dijumpainya lignit menjadi Gunung Badak dijumpai endapan melange atau

Suaka Alam Cibanteng. Dua puncak bukit yang

dapat diamati dengan jelas yaitu morfologi Gunung fragmen dalam lensa-lensa batupasir kasar dalam rumput dengan perbukitan yang bergelombang. endapan bancuh dalam penyebaran yang terbatas. Aseupan bagian utara dan Gunung Badak bagian satuan batupasir graywacke. Kawasan ini tertata rapi karena merupakan daerah Jenis batuannya dibedakan atas breksi polimik, scally

selatan, serta bukit-bukit batu kecil yang menonjol latihan militer. Sambil menuruni lereng Gunung Berikutnya, perahu kami arahkan menuju Pulau

di bagian barat pulau. Jangan dilewatkan lereng Aseupan ke arah desa Cikadal, banyak ditemukan Manuk yang berjarak sekitar tiga menit dari Pulau tergerus akibat adanya subduksi yang berada di

clay atau yang dianggap sebagai batulempung yang

Gunung Badak yang berwarna kehitaman dan relatif bongkah-bongkah batuan peridotit dan serpentinit Mandra. Pulau dengan luas sekitar 500 x 200 m ini bawah breksi polimik, serta batugamping numulites

terbuka karena tidak ditutupi tumbuhan seperti yang berserakan di sekitar kaki Gunung Aseupan ditutupi tumbuhan ilalang dan jenis tumbuhan keras

hingga ke arah dataran di sekitar pantai. Di sana lainnya. Nama Pulau Manuk memang cocok diberikan

yang juga menjadi komponen di dalam breksi polimik.

Komponen-komponen batuan metamorfik juga

kawasan lainnya.

sudah ada beberapa tambak udang yang besar dan ke pulau ini, karena banyak burung camar yang banyak dijumpai sebagai bongkah-bongkah yang

Gunung Aseupan yang berbentuk kerucut dikelola secara profesional.

hinggap dan berkumpul di pulau ini, serta terlihat dari

berserakan di sepanjang tepi pantainya dalam ukuran

terbentuk dari batuan intrusi berkomposisi basa

82 GEO MAGZ Desember 2012

Pulau Kunti yang ditutupi satuan breksi polimik.

Gunung Aseupan dengan batuan berjenis gabro di foto dari arah pantai.

Hari Ketiga

peridotit. Di sepanjang perjalanan ke arah laut, dapat

Pada hari ketiga, perjalanan dilanjutkan kembali diamati banyak sekali jermal-jermal milik nelayan yang pada bagian atasnya terlihat jelas ditutupi oleh untuk menjelajah lebih jauh ke arah selatan Teluk sebagai tempat menangkap ikan, yang di malam hari

batuan konglomeratik dan breksi. Di kawasan ini kita Ciletuh hingga ke kawasan muara Ci Kepuh dan Ci terlihat berkelap kelip cahaya lampu.

tidak dapat menjelajah lebih jauh ke daratan karena Tireum dengan menggunakan perahu. Sepanjang

akses masuk yang sulit, sehingga perjalanan hari itu perjalanan, pemandangan pesisir pantainya luar singkapan batuan beku berkomposisi basa berjenis

Tiba di muara Ci Kepuh, di sana dijumpai

diakhiri di Ci Kepuh, dan kembali ke Ci Kadal. Untuk biasa. Di sana dapat diamati berbagai jenis batuan gabro dengan tekstur sangat kasar hingga mikrogabro

perjalanan ke arah lebih selatan Ci Tireum, kami yang tersingkap di antara gelombang dan terlihat yang dipotong oleh urat-urat berkomposisi epidot,

putuskan untuk menjelajahinya esok hari, dengan di balik gulungan ombak kecil. Batupasir kuarsa

menempuh perjalanan darat dari Cijaringao di yang berlapis-lapis hampir tegak berjajar rapi

kecamatan Cicaracas.

seperti memagari daratan dan pantai. Semakin jauh berlayar menuju Ci Kepuh, bentukan-bentukan unik

Hari Keempat

singkapan batupasir dan konglomerat menambah Kawasan Ci Tireum, menurut informasi dari eksotisme kawasan pantai Ciletuh ini.

BKSDA, merupakan kawasan penangkaran penyu Di sini dapat diamati bentuk yang menyerupai

hijau yang dikelola oleh BKSDA, sehingga daerah itu wajah atau bentuk-bentuk lainnya. Bila kita

menjadi layak untuk dikunjungi. Menuju pantai Ci mengamati lebih dekat, terlihat batuan konglomerat

Tireum dari Cijaringao ternyata tidak mudah, karena yang tersusun oleh aneka ragam komponen batuan,

tidak ada jalan masuk di dalam kawasan suaka alam. mulai dari komponen berkomposisi kuarsit, peridotit,

Diantar oleh petugas BKSDA dengan menggunakan serpentinit, rijang, hingga batugamping dan

sepeda motor, kami menembus hutan suaka batupasir. Struktur sedimennya cukup jelas terlihat

Citireum, melalui jalan setapak atau jalur sungai kecil seperti adanya perlapisan bersusun graded bedding,

yang mengering.

atau silang siur dan laminasi sejajar. Akhirnya, setelah menempuh perjalanan sekitar Dari kejauhan, pandangan dapat lepas ke arah

satu jam dengan sepeda motor, kami tiba di tempat daratan. Gunung Beas akan tampak berwarna

penangkaran penyu. Di tempat ini dapat dilihat kehitaman dan relatif tanpa vegetasi penutup,

Tukik atau anak penyu hijau

yang sudah berumur 1 minggu

berbagai macam bak yang disiapkan sebagai tempat kecuali rumput dan ilalang. Gunung ini berkomposisi

di kawasan penangkaran penyu

hijau yang di kelola oleh BKSDA

penetasan dan pembiakan penyu hijau yang baru

di kawasan Citirem.

menetas. Memang, sangat menarik menyaksikan

84 GEO MAGZ Desember 2012

Hamparan pasir putih di Pantai Pangumbahan, kawasan yang disukai para turis mancanegara untuk berselancar.

dengan dua konsep geosinklin dan tektonik lempeng (tektonik global).

Ofiolit menurut konsep tektonik global, terbentuk sebagai kerak samudera – selubung yang dihasilkan pada pematang tengah samudera, kemudian bergeser karena adanya pemekaran dasar samudera menuju tepi benua, kemudian disugu (digerus) dalam suatu proses penunjaman. Dengan demikian, kawasan Ciletuh dapat dijadikan laboratorium alam ilmu kebumian. Di sana dapat dipelajari fenomena petrologi, struktur kerabat ofiolit, asal-muasal kerabat ofiolit, status geotektonik, dan evolusi tektonik Jawa Barat. Selain itu, dapat juga dijadikan tempat pembelajaran pembentukan bahan galian mineral dengan tektonik yang terjadi, karena terdapat mineral talk, asbes, bijih nikel yang berasosiasi dengan batuan serpentinit, bijih titano-magnetit dalam jumlah kecil

Barisan batupasir kuarsa yang

yang mengisi urat-urat pada batuan, serta pasir

memagari antara pantai dan

kuarsa. n

daratan di sepanjang pantai menuju muara Ci Kepuh.

Penulis adalah Pengajar di Fakultas Teknik Geologi, UNPAD.

cara anak-anak penyu, tukik, mencoba berjalan-jalan kita bisa melihat singkapan lava bantal yang cukup

lempeng benua. Di kawasan ini, bukti-bukti itu

di dalam bak penangkarannya.

panjang, membentuk benteng menjorok ke pantai

ditampilkan pada singkapan dua penggalan kerak

Di pantai Citireum yang memanjang hingga ke berdampingan dengan batugamping terumbu dan

bumi yang sangat berbeda, yaitu kerabat ofiolit dan

arah pantai Pangumbahan, dari arah Ujung Genteng,

gamping klastik.

batuan sedimen laut dalam. Dengan pemunculan

terlihat hamparan pantai berpasir putih yang sangat

Inilah akhir perjalanan menyusuri kawasan

kerabat ofiolit di permukaan di Kawasan Ciletuh,

luas, landai, serta ombak yang bergulung-gulung Ciletuh yang unik dan eksotik. Dari penjelajahan

itu memberikan arti yang sangat penting bagi

dan bergelora. Dari kejauhan, terlihat beberapa turis ini menjadi semakin yakin, bahwa Kawasan Ciletuh

ilmu pengetahuan, khususnya Geologi. Informasi

asing sedang berselancar di antara gulungan ombak. merupakan kawasan yang memberikan bukti

geologi penting ini menjadi contoh yang jelas untuk

Di daerah Citireum, selain pantainya yang indah, terjadinya pendampingan lempeng samudera dan

lingkungan geotektonik yang dapat dijelaskan

86 GEO MAGZ Desember 2012 86 GEO MAGZ Desember 2012