WARNA-WARNI TRAVERTIN LURANG, WETAR

Geowisata

Untuk geowisata, di Taman Bumi Batur telah diidentifikasi 21 situs Geologi (geosite). Situs-situs tersebut menjadi dasar sekaligus daya tarik wisata pada setiap jalur jelajah bumi. Di antara ke-21 situs Geologi tersebut adalah: Situs Geologi 13, Lava 1849; Situs Geologi 14, Lava 1888; Situs Geologi

15, Lava 1904; Situs Geologi 15, Lava 1904; Situs Geologi 16, Lava 1905; Situs Geologi 17, Lava 1921, Situs Geologi 18, Lava 1926; Situs Geologi 19, Lava 1963; Situs Geologi 20, Lava 1968; dan Situs Geologi

21, Lava 1974. Selain jelajah jejak bumi, di kawasan Taman Bumi

Batur ada beberapa bentuk geowisata lainnya, yaitu: lokasi pemandangan indah (scenic view), telusur bumi, pendakian Gunung Batur, amfiteater, taman

Umat Hindu turun gunung seusai sembahyang di puncak Gunung Batur. Foto: Oman Abdurahman

hiburan dan pengetahuan, lokasi gabungan, museum dan pameran tetap.

Lokasi yang sangat representatif untuk melihat keindahan seluruh panorama kawasan Kaldera Batur adalah Penelokan. Kita dapat menikmati suguhan

diakui dunia. Karena baru-baru ini Subak ditetapkan ditetapkannya Subak sebagai Warisan Dunia. Selain

panorama yang indah rangkaian Kaldera Batur, Danau

Kera-kera liar di tepi kawah Gunung Batur.

sebagai salah satu Warisan Budaya Dunia dalam itu, kawasan Kaldera Batur dan sekitarnya saat

Batur, dan Kerucut Gunung Batur beserta kawah- Foto: Oman Abdurahman

sidang Komite Warisan Dunia ke-36 UNESCO di Saint

ini telah ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Alam

kawahnya. Terlihat juga indahnya puncak Gunung

Petersburg, Rusia, 29 Juni 2012.

Geologi melalui Surat Keputusan Kepala Badan

Abang, Gunung Agung, Gunung Rinjani, dan Gunung

Dalam Subak, tentu melibatkan pura air. Pura tersebut telah didelineasi sehingga dipastikan tidak terkenal jenis ini yang ada di sekitar Kaldera Batur NGL/2012.

Geologi, Kementerian ESDM, Nomor: 37.K/73/

Tambora. Di sana, tersedia teleskop untuk mengamati

dan mengagumi panorama Kaldera Batur dari jarak jauh dengan pandangan yang lebih rinci.

akan ada perluasan lagi lokasi penambangan di adalah Pura Hulun Danu Batur, yang terletak di

Kawasan TWA Penelokan meliputi Kelompok

kawasan tersebut. n

ujung jalan Danau Batur, di bawah pinggir kawah. Hutan Gunung Abang – Agung seluas 14.817,01 Ha,

Pada kegiatan telusur bumi (geotrail), ada 15

Pura ini dipersembahkan kepada sang dewi danau, terdiri dari 5.567,73 Ha hutan alam, dan 9.249,28 Ha

lintasan darat dan 3 lintasan di perairan Danau Batur yang menghubungkan kondisi geologi, biologi, Igan S. Sutawidjaja adalah Penyelidik Bumi Badan Geologi,

Ida Bhatari Dewi Danu. Pura yang memiliki meru dan hutan tanaman yang memiliki fungsi sebagai Hutan

KESDM

berumpak 11 ini sebenarnya merupakan rekonstruksi Lindung (14.038,63 Ha), Hutan Produksi Terbatas

dan budaya di kawasan tersebut. Melalui lintasan-

dari bagian-bagian pura kuno yang tidak terkena (204,11 Ha), dan Taman Wisata Alam (574,27 Ha). lintasan tersebut, wisatawan dapat menikmati Oman Abdurahman adalah Kepala Bagian Rencana dan Laporan, letusan Gunung Batur pada tahun 1917. Pura ini

dan memahami alam hasil letusan Gunung Batur Badan Geologi, KESDM.

Sementara itu, untuk pendidikan Taman Bumi

bentuk asalnya paling tidak berasal dari abad ke-11.

Purba dan interaksinya dengan alam sekitar yang

Batur saat ini ada Museum Gunung Batur di

T. Bachtiar adalah anggota Masyarakat Geografi Indonesia dan

menghasilkan keanekaragaman hayati dan budaya.

Selain Pura Hulun Danu Batur, ada juga Pura Penelokan, Kintamani. Museum ini menjadi daya

kelompok Riset Cekungan Bandung.

Dalem Balingkang yang terletak di daerah terpencil tarik wisata, serta tempat pendidikan dan penelitian Untuk pendakian gunung, aktivitas biasanya Atep Kurnia adalah penulis lepas dan peneliti literasi. di pinggir Danau Batur, di bagian utara Penulisan. ilmiah yang berkaitan dengan topik gunung api aktif.

dilakukan pagi hari, sekitar jam 03.00-04.00,

Persisnya di Desa Pinggan, Kecamatan Kintamani. Pengunjungnya dapat belajar tentang gunung api

dan menempuh jarak sekitar 1 km dari titik pemberangkatan awal di Pura Jati, Toya Bungkah.

Pura ini mudah dicapai dengan kendaraan. Setelah secara umum, seperti: tetang pembentukan gunung tiba di area parkir, pengunjung bisa langsung jalan api, gejala gunung api, tipe letusan, bentuk gunung

Setelah sampai di Puncak Gunung Batur, wisatawan

kaki sejauh 500 m ke arah pura.

api, tentang gunung api di Indonesia, dan secara

dapat melihat pemandangan Danau Batur, Kawah

khusus tentang hal-ihwal Gunung Batur.

Batur, Gunung Agung, lava yang telah dingin, Gunung Penulisan dan perbukitan yang luas.

Konservasi, Pendidikan, dan Produk Bumi

Demikian pula, produk bumi (geoproduct) yang dipersyaratkan harus ada dalam penyelenggaraan

Untuk lokasi yang berpotensi untuk amfiteater

Di kawasan Kaldera Batur ada beberapa upaya suatu taman bumi. Di kawasan Kadera Batur banyak

di Kawasan Kaldera Batur dapat dilihat di daerah

konservasi. Hal itu, antara lain, terwujud dalam tentulah tidak akan sulit dijumpai pada mereka

Songan dan Yehmampeh. Di sana, wisatawan dapat

bentuk Taman Wisata Alam (TWA) Penelokan, dan

menyaksikan penambangan pasir. Saat ini, lokasi

37

36 GEO MAGZ Desember 2012

38 GEO 39 MAGZ Desember 2012

etelah Kaldera Batur resmi menjadi Global Geoparks Network (GGN) - UNESCO, lima taman bumi lainnya akan diusulkan oleh Indonesia dalam lima tahun ke depan. Kelima lokasi tersebut merupakan bagian

dari 32 lokasi, selain kawasan Kaldera Batur, yang telah diidentifikasi sebagai lokasi yang memiliki keragaman geologi dan potensi warisan geologi di Indonesia yang layak diusulkan menjadi Taman Bumi Dunia (geopark) anggota GGN (lihat 32 Lokasi Calon Taman Bumi Dunia di Indonesia). Itulah Kaldera Toba, Fosil Flora Merangin Jambi, Kars Gunungsewu, Gunung Rinjani, dan Kars Rajaampat.

Kaldera Toba

Sebuah deretan perbukitan memagari lembah-lembah eksotis, air danau yang hijau kebiruan terhampar di salah satu sisinya. Dua benteng alam itu menjaga kehidupan masyarakatnya sejak ratusan tahun yang lalu. Itulah Danau Toba, kaldera hasil letusan supervolcano terbesar di Dunia, yang meletus pada 74.000 tahun lalu, dan berada di sebagian sesar aktif Sumatra. Hasil letusannya mempengaruhi iklim Dunia dan memusnahkan peradaban Asia Selatan.

Saat ini situs vulkanik aktif yang tersisa hanya terlihat di Pusukbuhit, sebuah bukit yang menjadi kiblat bagi orang Batak, dan dikeramatkan karena dipercaya tempat diturunkannya Raja Batak dari langit. Berbagai upacara adat seperti kurban, perkawinan, maupun memberangkatkan orang yang hendak pergi, sering dilakukan di tempat ini.

Fosil Flora Merangin ( Jambi)

Keragaman geologi yang ada di Sungai Merangin dan Mengkarang, menunjukkan bahwa Pulau Sumatra pada zaman Perem Atas – Jura awal (250 – 290 juta tahun

lalu) berada pada 40 0 di sebelah utara. Kemudian dari

rekonstruksi tektonik lempeng, Sumatra pecah akibat benturan Benua India dengan Eurasia, sehingga terseret dan berpindah dari Cathaysia melalui sistem patahan- patahan besar di Asia Timur dan Asia Tenggara. Lempengan inilah yang saling mengunci Pulau Sumatra dan menghasilkan keragaman geologi yang bernilai pusaka bumi (geoheritage). Sebagai matarantai yang sangat penting antara provinsi paleoflora Cathaysian dan Euramerican yang ditunjukkan oleh elemen paleoflora yang dikandungnya. Fosil flora Jambi merupakan salah

Lima

Siap

Taman Bumi di Indonesia

Menyusul

Lagi

Kaldera Toba. Foto: Oki Oktariadi

satu inti penyebaran migrasi paleoflora ke seluruh dunia (Paleoflora Cina Utara lebih muda). Mintakat Sumatra Barat dihuni oleh fauna air hangat dan Flora Jambi berhubungan dengan paleoflora Cathaysian, sedangkan Mintakat Sumatra Timur dihuni oleh fauna air dingin dan batuannya terdiri atas batuan benua Gondwana yang secara langsung batuannya sama dengan Australia Barat Laut.

Kars Gunungsewu

Kars Gunungsewu adalah nama kawasan batugamping yang terletak antara Pantai Parangtritis (Yogyakarta) dan Teluk Pacitan ( Jawa Timur), sepanjang lebih dari 120 km arah barat-timur dan lebar 40-60 km. Kawasan kars ini sudah dikenal secara internasional. Kars Gunungsewu menjadi lokasi tipe bentangalam kars kerucut (conical- karst type) di daerah tropis di Indonesia. Unsur-unsur bentang alam exo dan endokarst menjadi rekaman panjang atas proses karstifikasi selama ratusan ribu tahun sejak batugamping di daerah itu terangkat ke permukaan laut sekitar 1,8 juta tahun lalu.

Komponen-komponen kars seperti bangun bukit, telaga, dolina, dan gua di Gunungsewu terindikasi memiliki nilai sebagai warisan bumi dan warisan budaya. Sejak 40.000 tahun yang lalu, daerah ini telah menjadi hunian manusia prasejarah. Fosil hominid yang lengkap terawetkan di dalam lapisan sedimen di Song Terus dan Song Keplek. Temuan artefak batu Zaman Paleolitikum hingga Neolitikum di permukaan tanah dan di dalam gua berciri tipe budaya Pacitanian yang terkenal. Pusat kegiatan manusia prasejarah berupa tempat pembuatan artefak berada di dekat singkapan batugamping rijangan teridentifikasi di beberapa tempat.

Fosil Flora Merangin berumur Perm (250-300 juta tahun yang lalu). Foto: Fauzie Hasibuan

Kars Gunung Sewu. Foto: H. Samodra

38 39 GEO MAGZ Desember 2012

40 GEO 41 MAGZ Desember 2012

Gunung Rinjani

Gunung Rinjani memiliki potensi menjadi Taman Bumi Dunia - UNESCO. Gunung ini berketinggian 3.726 m dpl, terletak di Pulau Lombok bagian utara, Nusa Tenggara Barat. Gunung api ini merupakan gunung api tertinggi kedua di Indonesia. Kerucut Rinjani tumbuh di tepian kaldera bagian timur Kaldera Segara Anak. Kaldera ini memiliki danau berbentuk bulan sabit, lalu muncul kerucut gunung api baru, yaitu Gunung Barujari. Selama sejarah perkembangannya, Rinjani telah mengalami beberapa kali letusan besar yang membentuk kaldera. Selain membentuk keragaman batuan, letusannya menghasilkan bentang alam gunung api dengan nilai estetika yang tinggi. Gunung api aktif dengan tutupan hutan yang lebat di daerah sekitarnya, menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari wilayah Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Selain itu Rinjani merupakan zona transisi Garis Wallacea. Di Rinjani inilah flora dan fauna tropis Asia Tenggara bertemu dengan flora dan fauna Australia, sehingga banyak terdapat tanaman dan hewan endemik.

batu kapur yang membentuk labirin yang tampak tak berujung. Selain di Wayag, keindahan kars juga dapat ditemukan di sekitar Gam, Batanta, dan Misool.

Tidak hanya kemegahan geologinya saja yang dimiliki Kepulauan Rajaampat, keragaman hayatinya pun melimpah dan menawan. Ada 1.320 spesies ikan, 75% dari seluruh spesies karang yang ada di dunia, 10 kali lipat jumlah spesies karang yang ditemukan di seluruh Karibia, terdapat 600 spesies karang yang tercatat, 5 spesies penyu laut langka, 57 spesies udang mantis, 13 spesies mamalia laut, dan 27 spesies ikan yang hanya dapat ditemui di wilayah ini.

Selain itu sebuah fenomena alam yang unik, menarik, dan hanya dapat dilihat setiap akhir tahun, yaitu sebuah sinar yang berasal dari laut mengitari permukaannya berlangsung sekitar 10-18 menit. Penduduk setempat menyebut fenomena ini sebagai “hantu laut”. n

Penulis: Oki Oktariadi

Gunung Rinjani. Foto: Igan S. Sutawidjaja

Kars Rajaampat

Rajaampat telah menjadi primadona dan surga di Indonesia, khususnya Pulau Wayag yang terletak di Desa Waigeo Barat. Kawasan ini merupakan gugusan pulau kars yang indah dan megah, dikenal sebagai “Benteng Laut Kepala Burung”. Setidaknya ada 1.500 pulau kecil di sekitar empat pulau. Aspek yang paling spektakuler antara pemandangan di atas air adalah “topografi kars yang tertenggelam” ditandai dengan ratusan pulau

Salah satu keindahan pemandangan di kawasan Kars Rajaampat. Foto: Sinung Baskoro

Lokasi

1. Laut Tawar, Nanggroe Aceh Darussalam

2. Danau Toba dan Pulau Samosir, Sumatra Utara

3. Formasi Mengkarang atau Jambi Flora, Jambi

4. Gunung Kerinci, Jambi

5. Lembah Harau, Sumatra Barat

6. Danau Maninjau, Sumatra Barat

7. Kota Tua Sawahlunto, Sumatra Barat

8. Danau Singkarak, Sumatra Barat

9. Kompleks Krakatau–Selat Sunda, Lampung

10. Kompleks Batuan Tersier Citarik, Banten

11. Gunung Tangkubanparahu, Jawa Barat

12. Kompleks Panas Bumi Kamojang, Jawa Barat

13. Gunung Papandayan, Jawa Barat

14. Kars Rajamandala, Jawa Barat

15. Cukang Taneuh, Jawa Barat

16. Kompleks Batuan Tersier Karang Sambung, Jawa Tengah

17. Kars Karang Bolong, Jawa Tengah

18. Kompleks Pra Tersier Perbukitan Jiwo, Jawa Tengah

19. Kars Gunungsewu, Jawa Timur

20. Gunung Bromo, Jawa Timur

21. Gunung Api Purba Bawah Laut Kuta, Nusa Tenggara Barat

22. Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat

23. Gunung Tambora, Nusa Tenggara Barat

24. Gunung Kelimutu, Nusa Tenggara Timur

25. Fosil Kayu Samarinda, Kalimantan Timur

26. Danau Sentarung, Kalimantan Barat

27. Kompleks Tondano, Sulawesi Utara

28. Kars Maros, Sulawesi Selatan

29. Kars Wawolesea, Sulawesi Tenggara

30. Danau Napabale-Muna, Sulawesi Tenggara

31. Kars Rajaampat, Papua Barat

32. Gletser Pegunungan Tengah, Papua

Penulis: Oman Abdurahman

S etelah kawasan Batur, terdapat 32 lokasi di

Indonesia yang kini disiapkan untuk ditetapkan sebagai warisan geologi Indonesia sehingga nantinya dapat diusulkan ke KNGI (Komisi

Nasional Geopark Indonesia) menjadi Geopark Nasional. Selanjutnya, geopark atau taman bumi Nasional ini dapat diajukan ke UNESCO menjadi taman bumi dunia atau geopark anggota GGN. Ke-32 lokasi itu adalah:

Calon Taman Bumi Dunia di Indonesia

40 41 GEO MAGZ Desember 2012

Jaba. Kedua kasta tersebut bukan berdasarkan atas keyakinan

pemakaman orang Trunyan. Letaknya kurang lebih 500

Hindu, melainkan ditentukan garis keturunan selama meter arah utara banjar Kuban. periode Kerajaan Gelgel. Banjar Jero adalah keturunan yang

Dari dermaga kompleks pemakaman, kami berjalan

diangkat untuk memerintah oleh raja Gelgel. Sementara,

beberapa meter ke arah barat. Kompleks itu dirimbuni

Banjar Jaba keturunan yang diperintah oleh kalangan Banjar

pepohonan. Besar dan kecil. Di depan gerbang masuk,

Jero.

terlihat ada sanggah. Di atasnya ada rokok, uang logam dan

Demikian pula kesenian yang berkembang di Trunyan,

kertas. Saat masuk ke pelataran yang tanahnya berpasir itu

sangat menarik. Menurut Emiko Susilo dalam “Gambuh, A

uang-uang logam, termasuk kepeng, serta barang-barang

Dance-Drama of the Balinese Courts: Continuity and Change

lainnya berserakan.

in the spiritual and Political Power of Balinese Performing

Memang orang Trunyan tidak mengkremasi orang yang

meninggal. Mereka justru melakukan ritual membersihkan Trunyan bertaut erat dengan upacara keagamaan dan mayat dengan air hujan. Kemudian, mayat itu ditempatkan merupakan cara untuk mempertahankan keseimbangan di dalam wadah bambu seperti kurung dan diletakkan di antara dunia kasat mata dengan gaib.

Arts” (1997), bentuk musik dan tarian terpenting masyarakat

bawah pohon taru menyan, yang tumbuh di sebelah kanan

Sebuah sudut tempat pemakaman

Salah satu bentuk tarian di Trunyan adalah Berutuk.

wadah bambu. Maksudnya, agar bau mayat yang membusuk

masyarakat Trunyan berada di ceruk

Tarian ini merupakan pertunjukan, upacara, dan ritus bisa tersamarkan. Dari kata taru menyan itulah, konon, kata

sempit di kakinya. Foto: Oman Abdurahman

sekaligus. Para penarinya sekelompok pemuda atau truna

“Trunyan” berasal.

yang belum kawin. Mereka harus menjalani masa pemurnian

Menurut Nyoman Slamet, “Jumlah wadah bambu dan

ritual dan pengasingan sebelum pertunjukan berlangsung.

kerangkanya harus ada sebelas. Kalau lebih, beberapa di

Trunyan

Selama masa tersebut, mereka tidur di pura dan mempelajari

antaranya harus dipindahkan, sehingga jumlahnya tetap

doa-doa untuk upacara tersebut dari pendeta.

sebelas. Kerangka yang dipindahkan dipilih dari mayat

Para penari Berutuk mengenakan topeng keramat dan

yang sudah lama dan telah menjadi tengkorak.” Kerangka-

Abang

dua penutup dari serat pisang kering. Satu dililitkan di leher

kerangka yang melebihi “kuota” itu kemudian ditempatkan dan menggantung ke batang tubuh. Satu lagi dililitkan di atas semacam altar batu berbentuk tangga, yang letaknya

Di Bawah Lindungan

ke seputar pinggang. Tidak ada pengiring musik untuk berada di antara wadah bambu untuk mayat dan pohon taru pertunjukkan tersebut.

menyan.

Berutuk menghidupkan kembali legenda sejarah

Dalam ritual Pengiriman, yaitu membawa mayat ke

taru menyan, perempuan terlarang mengikutinya. Alasannya agi itu (14/11/2012), perahu-perahu masih serta mengenakan kain nila itu memungut Rp. 5 ribu untuk

migrasi masyarakat Trunyan dari wilayah Bali Aga yang lain

P bibir Danau Batur. Semuanya nampak cerlang, tertimpa (1937: 178-79), di atas menara atau meru Pura Pancering

adalah keyakinan bahwa jika perempuan mengikutinya, desa ditambatkan ke dermaga, di Kedisan, Kintamani.

di Bali Timur. Namun, hal ini bukan sekadar dramatisasi.

mereka akan tertimpa bencana, seperti gempa bumi, gunung Rona-rona merah kekuningan buah tomat, kol kami masuk dan berkeliling di dalam pura.

setiap helai kain yang dipinjam. Pemuda itu juga menemani

Pertunjukan Berutuk mengisyaratkan pemurnian aktor-

aktornya, sesaji yang tepat, dan doa-doa yang memungkinkan

meletus, atau longsor.

hijau kebiruan, dan cabai hijau terang, tampak di

Menurut Miguel Covarrubias dalam The Island of Bali

para anak muda terpengaruh Bethara Berutuk. Di satu

Selain itu, menurut Nyoman Slamet, “Hanya orang-

orang yang meninggal secara wajar dan sudah tua yang sinar matahari. Saat itu kami hendak ke Desa Trunyan

sisi, Berutuk disajikan dengan sesajian dan para penonton

diletakkan di bawah pohon itu. Untuk orang yang meninggal (sering pula ditulis sebagai “Terunyan”), yang terletak di

menukarnya dengan Berutuk agar bisa ambil bagian dalam

belum menikah, anak-anak, dan yang mengalami kecelakaan kaki Gunung Abang. Memang, desa adat itu memencil di

Jagat itu terdapat arca besar Dewa Ratu Pancering Jagat.

Keberadaan arca besar ini diceritakan pula oleh Nyoman

sajian tersebut.

dikuburkan di sebuah ceruk lain, sebelum kompleks pesisir timur Danau Batur, beberapa kilometer di seberang

Slamet, nakhoda sekaligus guide kami itu. Arca yang tingginya

Raja dan ratu Berutuk berkaitan dengan tarian istana

lebih dari 12 kaki dan terbesar di Bali itu, tersembunyi. Arca

itu diilhami gerakan seekor burung yang umum dikenal di

pemakaman taru menyan.”

dermaga.

Dalam perjalanan kembali ke dermaga Kedisan, kami Setelah membayar sewa perahu sebesar Rp. 424.810

tersebut dianggap sangat tua dan memiliki kesaktian luar

wilayah Trunyan. Sang ratu harus berhasil ditangkap oleh

berdiskusi tentang fenomena yang baru saja kami saksikan. untuk enam orang, kami naik dan mulai mengarungi hijau

Bayang-bayang masyarakat Trunyan yang sederhana dan kebiruannya danau seluas 16 km² itu. Perahu dinakhodai

biasa. Namun tak seorang pun diizinkan masuk ke meru

raja untuk menjamin kesuburan baik Desa Trunyan maupun

itu, kecuali para truna atau bujang desa itu, yang tentu saja

penarinya. Setelah pertunjukan tersebut, barulah truna-

tradisi penguburan mayatnya yang bersahaja namun unik, Nyoman Slamet (53), warga Kedisan. Saat itu, pria paruh

setelah melewati berbagai persyaratan.

truna itu memenuhi syarat untuk menikah secara resmi.

itu mengundang sejumlah tanya tentang asal usulnya. baya yang mengenakan udeng putih bercorak hitam “Karena penyelenggaraan nyepi bersamaan waktunya

Seorang di antara kami berpendapat, boleh jadi tradisi itu bertindak juga selaku pemandu kami.

“Tak ada nyepi di Trunyan,” kata Nyoman Slamet,

Pertunjukan tersebut berakhir setelah ratu ditangkap dan

para penarinya mandi di Danau Batur.

Pertunjukan Berutuk terjadi dalam selang waktu berkembang pada awalnya dipicu oleh persoalan ruang. Setelah lima belas menit berlalu, di kejauhan mulai

Ya, di tepian Danau Batur yang dinaungi Gunung nampak asap mengepul-ngepul dari perkampungan budaya yang ada di Bali. Desa Trunyan, yang menurut Ketut

dengan upacara di Pura Dalem ‘Sitra’”.

Abang itu, dapat dikatakan tak ada bentangan lahan datar penduduk. Barangkali sedang memasak atau membakar Armawan terdiri dari lima banjar, 2 di utara dan 3 di selatan,

Budaya Trunyan memang berbeda dengan kebanyakan

yang tidak tentu, bergantung kepada kebutuhan desa dan

mensyaratkan desanya tidak tercemari, misalnya oleh wabah

yang luas. Masyarakat memanfaatkan ceruk-ceruk yang agak sampah. Kurang lebih setengah jam, kami tiba di dermaga

atau gagal panen. Para penarinya tidak usah terlatih dalam

gerakan Berutuk, tapi dalam doa-doanya. Bukan teknik landai, namun sempit, yang tersebar di sepanjang pantai Desa Trunyan, yang berada di tepi jalan. Danau yang

itu memang termasuk budaya Bali Aga.

menari, tapi pemilihan dan persiapan ritual dari para danau, termasuk tempat Desa Trunyan berada. Ceruk-ceruk kedalamannya mencapai 88 m itu segera kami tinggalkan.

pemukiman itu mungkin merupakan hasil longsoran dari Rasa penasaran tak membiarkan kami berlama-lama di

Kata “aga” berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti

“gunung”. Ya, mereka terutama hidup di sekitar dataran

penarinya. Karena mereka sementara waktu akan menjadi

bukit-bukit di bagian tengah Abang beberapa ratus atau dermaga. Setelah melewati rumah-rumah penduduk yang

Mengenai Berutuk, pelukis terkenal Walter Spies ribuan tahun sebelumnya. Bila ini benar, maka kembali tampak dilengkapi kolam ikan atau tempat penyimpanan

tinggi gunung api. Namun, ada juga yang tinggal di desa-

wadah bagi Bethara Berutuk, yaitu Ratu Pancering Jagat.

tampak tautan pengaruh yang kuat dari kondisi alam bawang merah, kami agak menanjak menuju Pura Pancering

desa sekitar Tenganan. Pada tahun 1930-an, ahli antropologi

Margaret Mead memilih Bali Aga sebagai tempat penelitian

mencatat juga dalam “Das grosse Fest im Dorfe Trunjan”

terhadap perkembangan budaya masyarakatnya. n Jagat Bali. Sebelum tiba ke undakan-undakan itu terlihat

lapangannya. Ia memilih daerah Bayunggede, dekat Danau

(Ind. T. L. V., 1933). Spies menganggap, berutuk itu sebagai

Batur. Karena dia merasa Bali Aga lebih menggambarkan

barong. Dia sendiri tidak mengetahui asal usulnya. Dua di

tulisan “Karya Bakti ABRI 1992”. Tepat di bawah pura.

keaslian budaya Bali, daripada daerah selatan Bali yang lebih

antara berutuk itu, menurut Spies adalah diuwene dan raja. Keduanya mengingatkannya pada Jero Gede dan Jero Luh

Penulis: Atep Kurnia dan Oman Abdurahman Mengikuti aturan tradisi setempat, sejak di gerbang

kaya dan seremonial budayanya.

pura itu kami mengenakan kain, yang dililitkan ke pinggang.

Menurut James Danandjaja dalam “The Trunyanese:

dalam barong Iandong.

Penjaga gerbangnya pemuda asli Banjar Trunyan, Ketut The People who Descended from the Sky” (1978), orang

Setelah berkeliling di sana, perjalanan berperahu

Armawan (27). Pemuda berambut pendek, berbaju singlet,

Trunyan memiliki dua kasta, yaitu Banjar Jero dan Banjar

dilanjutkan ke sebelah selatan banjar Trunyan. Tujuan kami, ceruk di dinding Gunung Abang yang menjadi kompleks

42 42 GEO GEO MAGZ MAGZ Desember 2012 Desember 2012

D Di antaranya menggunakan sistem penyaluran, dam,

i Pulau Bali yang bergunung-gunung, pengairan

Kepala Subak bertugas membuka dan memimpin

pelatihan untuk petani dapat dilakukan secara efektif.

sangat sulit. Air harus diusahakan sedemikian

pertemuan, mengawasi jalannya aturan yang telah Bahkan, dengan kesuksesan sistem Subak, kini sistem ini

rupa sehingga sampai ke lahan pertanian.

ditentukan, menjatuhi denda dan hukuman, dan berkaitan dengan pertanian kering atau di dataran tinggi.

bertindak sebagai bendahara organisasi tersebut. Mereka menyebut sistemnya sebagai, Subak Abian.

gelondong bambu sebagai pipa, bahkan terowongan-

Mereka menuliskan semua nama anggota, transaksi, Pertanian kering yang dimaksud adalah kelapa, kopi,

terowongan yang menembus batuan keras. Semuanya

dan pekerjaan. Jabatan para pemimpin Subak tidak kakao, cengkeh, nanas atau tumpang sari.

agar lahan pertanian teraliri air.

digaji, kecuali keistimewaan tertentu seperti tambahan

Di sekitar Taman Bumi Global Batur, Danau Batur

Oleh karena itu, di Bali, pemilik lahan tidak

jatah air dan sedikit persentase dari denda yang berhasil adalah sumber air utama untuk pengairan lahan pertanian

bisa melakukan pengairan sendirian. Mereka harus

dikumpulkan.

kopi arabika Kintamani dan jeruk siem Kintamani.

mengelolanya secara bersama-sama. Mereka, dengan

Selain itu, para pegiat Subak biasa mendirikan pura.

Menurut Surip Mawardi (“Use of Geographical

demikian, menciptakan Subak atau dewan air yang

Pura paling besar disebut bedugul, yang lebih kecil ulun

Indications for Coffee: Experience of Indonesia,” 2008),

mengendalikan aliran air dari sumber air ke lahan

suwi yang letaknya dekat dengan bedugul, dan yang paling

sistem pengairan untuk kopi Kintamani dilakukan

pertanian semua anggotanya, agar mendapatkan jatah air

kecil yang dekat saluran air untuk sawah perseorangan melalui Subak Abian.

yang sama.

disebut sanggah uma atau catu. Semua ritual di bedugul

Bahkan tanaman yang mulai ditanam di sana

Keunggulan sistem yang sudah berabad-abad ini

dan ulun suwi didakan oleh Subak, namun untuk sanggah

pada abad ke-19, itu sejak tahun 2005, mendorong

diakui dunia. Baru-baru ini Subak ditetapkan sebagai

uma dikerjakan oleh masing-masing petani.

komersialisasi jenis kopi luwak. Menurut catatan The

salah satu Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO

Sekali sebulan, atau bisa lebih, diadakan pertemuan Jakarta Post (17 Januari 2011), pada tahun 2010, produksi

(UNESCO’s World Cultural Heritage) atau resminya

umum di bedugul, yang didirikan di tengah sawah. kopi luwak di Bali mencapai 2,5 ton. Produksinya

disebut “Cultural Landscape of Bali Province: the

Setiap anggota Subak harus hadir dan bila mangkir meningkat dari 1,7 ton pada tahun 2009. Pasaran kopi

Subak System as a Manifestation of the Tri Hita Karana

didenda. Setelah semuanya berkumpul, pemimpin luwak di Bali terus berlanjut dan permintaan terus

Philosophy”.