Dataran kurang dari 4 km di bawah kawah. tinggi Tanah Karo dikenal sebagai sentra buah-buahan di Sumatera Utara, utamanya jeruk manis

Dataran kurang dari 4 km di bawah kawah. tinggi Tanah Karo dikenal sebagai sentra buah-buahan di Sumatera Utara, utamanya jeruk manis

Beberapa fenomena dapat dicatat berkaitan dengan yang kemudian dikenal dengan Jeruk Medan. Tanah

munculnya gempa kalong. Pertama, beberapa letusan Karo punya jeruk, Medan dapat nama. Itu kelakar

diawali dengan terekamnya gempa ini beberapa jam masyarakat Karo. Wilayah Tanah Karo yang berada pada

sebelumnya. Kedua, setiap gempa kalong mempunyai ketinggian rata-rata di atas 1000 m di atas permukaan

gerakan awal gelombang P (first arrival time P wave) laut dilingkupi dua gunung api, Gunung Sinabung dan

yang datang dari arah Stasiun Lau Kawar. Catatan Gunung Sibayak. Kedua gunung api inilah sumber

Titik letusan Gunung Sinabung periode September – November 2013

terakhir adalah bawah episenter atau pusat gempa itu kesuburan tanah di wilayah itu. Salah satu lirik lagu dari

masih pada lokasi yang sama dengan periode sebelumnya. Tampak

Letusan Gunung Sinabung 28 Oktober 2013. Penduduk sudah mulai

ada dua titik letusan, tetapi yang aktif yang berada di bagian atas. sebagian besar berada pada sisi barat di bawah puncak.

group Koes Plus, tongkat kayu dan batu jadi tanaman, Foto: SR. Wittiri. Dari catatan tersebut di atas dapat diduga bahwa yang menggambarkan kesuburan lahan di Nusantara,

terbiasa dengan kondisi ini. Foto: SR. Wittiri.

sumber tekanan datang dari arah baratlaut (Lau Kawar) disini seakan menjadi kenyataan.

berlanjut ke arah tenggara. Dengan energi yang besar Boleh jadi merupakan toponimi kedua gunung api

Letusan Berlanjut

dan sesaat, gempa tersebut memotori naiknya fluida gas itu, menurut beberapa tetua yang saya temui, Si Nabung

lumrah, akan tetapi apabila kejadian tersebut terbentuk

Istirahat selama tiga tahun, Sinabung meletus

yang memicu letusan yang terkesan mendadak. Disebut berarti orang yang suka menabung atau menyimpan

dalam masa peletusan, besar kemungkinan rekahan itu

kembali dimulai pada 15 September 2013. Menurut

mendadak karena memang tidak pernah terekam tremor sesuatu dalam tabung untuk masa depan, sedangkan

berkaitan dengan besarnya tekanan yang tidak mampu

hemat saya, aktivitas ini lanjutan dari letusan sebelumnya

ditahan oleh batuan penutup di sisi lain dan mendesak sebelum letusan. Artinya, laju gerak gas ke atas tidak

mampu membuat vibrasi pada dinding kepundang ditabung oleh Sinabung, namun, kaya sudah jelas, yaitu priode ini terjadi berkali-kali. Hingga tulisan ini

yang belum tuntas melepaskan energi yang sudah

Si Bayak artinya orang yang kaya. Entah apa yang

sisi yang relatif lebih rapuh.

tersimpan sangat lama. Terbukti kemudian, letusan

Merekonsruksi Peta Topografi Puncak Sinabung (pipa kawah). Kalaupun ada getaran menerus (tremor), melimpahnya hasil pertanian yang mereka usahakan.

(Neuman van Padang, 1951), rekahan tersebut bisa rekamannya hampir menyamai background noice rekaman Kehidupan tenteram itu agak terganggu dengan

dibuat, 5 November 2013, letusan masih berlangsung,

seismograf dalam masa tenang. Penyebab fenomena ini meletusnya Gunung Sinabung, gunung yang tertinggi

jadi perpanjangan dari posisi Kawah I yang mulai aktif

bahkan semakin membesar yang ditandai dengan telah

kembali atau terbentuk kawah baru seperti yang dilansir boleh jadi karena kawah sudah semakin terbuka.

terjadinya letusan disertai awan panas pada 6 November

di Sumatera Utara, pada periode Agustus 2010. Gunung

Dalam diskusi kami di lapangan, seorang api tipe B ini meletus setelah isritahat (dormand) yang Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

2013 sebagaimana disampaikan oleh Kepala Pusat

oleh NASA. Apabila menarik garis hingga ke bagian

kaki, rekahan tersebut akan menuju ke arah Danau Lau geologiawan gunung api, Indiyo Pratomo, menduga Kawar.

Kejadian ini menandakan dimulainya babak baru

bahwa keberadaan Danau Lau Kawar bukan sebagai maar

dalam letusan Sinabung, yakni magma sudah ikut

Gempa Kalong

(lubang letusan yang sudah tidak aktif kemudian terisi

berperan langsung. Letusan sudah berubah menjadi

air), tetapi terbentuk karena adanya longsoran sebagian

Gempa ini tidak berkaitan dengan aktivitas kalong,

magmatis yang sebelumnya freatik berupa letusan gas

tubuh Sinabung yang membentuk pematang setengah

yaitu sebangsa kelelawar dengan ukuran tubuh yang

atau abu. Artinya, sebelumnya, magma seolah-olah

lingkaran. Proses selanjutnya terbentuk lekukan, karena

lebih besar. Gempa kalong sebenarnya adalah gempa

sebagai provokator di balik layar yang mendorong

erosi dan sebagainya, terisi air dan menjadi danau, mirip

vulkanik tipe A (Minakami, 1969) yang dapat terekam

terbentuknya uap air (steam) yang memicu letusan.

dengan kejadian Bukit Sapuluh Rebu di Galunggung,

Setelah bukaan pipa kepundan semakin besar, magma pun memanfaatkan peluang itu, bermigrasi ke atas dan memotori langsung letusan.

Titik letusan berada di sisi selatan-tenggara puncak, paling tidak terpantau ada dua lubang letusan yang juga merupakan titik letusan tahun 2010 yang lalu.

G. SINABUNG 2460 m

Rekahan di Sisi Utara

Kawah I

Kawah II

Ada sesuatu yang sangat menarik perhatian dari letusan periode yang terakhir ini. Menyusul letusan 15

Kawah IV

Kawah III (Kw. Batu Sigala)

Oktober 2013 terbentuk rekahan di sisi barat laut – utara

Salah satu letusan Gunung Sinabung yang terjadi pada 29 Oktober 2013.

puncak, relatif berseberangan dengan titik letusan yang ada selama ini. Jauh sebelum Sinabung meletus memang

Foto: SR. Wittiri

sangat panjang, lebih dari 1000 tahun. Ini adalah gunung

sudah ada rekahan serupa di sebelah utara rekahan yang

api tipe B pertama yang meletus dan merupakan sejarah terbentuk sekarang. Rekahan tersebut menghasilkan baru bagi kegunungapian di Indonesia. Letusan 2010 belerang dan pernah ditambang oleh penduduk setempat. berlanjut pada penghujung 2013.

Rekahan di tubuh gunung api adalah sesuatu yang

Gambar kiri adalah Peta Topogra fi puncak Gunung Sinabung berdasarkan Neumann van Padang, 1951, Gambar: Hadiyanto. Peta Topografi puncak

Gunung Sinabung (Sumber: Neumann van Padang, 1951). Foto kanan adalah rekahan yang terbentuk di sisi barat laut-utara puncak. Foto: SR. Wittiri.

Tasikmalaya. Ada pula pendapat yang menyatakan bahwa berdasarkan foto satelit dibuktikan dan gempa- gempa yang dominan pada arah patahan tersebut, cekungan Lau Kawar ini terbentuk akibat secondary fault dari sesar Sumatra. Menurut penulis, data seismik lebih menguatkan bahwa danau itu terbentuk melalui longsoran sebagaian tubuh Sinabung.

Melihat kegempaan yang berkembang, saya menduga peranan danau Lau Kawar itu adalah sebagai pemasok air melalui celah batuan yang sangat porus. Air ini menyusup ke dalam tubuh gunung Sinabung untuk kemudian diubah menjadi uap air (steam) setelah bertemu dengan heat front pada kedalaman > 4 km. Elevasi permukaan danau berada pada 1.400 m dpl., sedangkan tinggi Sinabung mencapai 2.460 m, jadi ada perbedaan ketinggian sekitar 1.060 m. Jika kita menyimak kedalaman gempa vulkanik antara 1 - 3 km dan sebagian besar sumber tekanan datang dari sisi Peta Stasiun Seismik yang memonitor kegempaan di Gunung Sinabung. baratlaut (sama dengan posisi danau), maka keberadaan Sumber: Pos Pengamatan Gunung Sinabung, Badan Geologi. gempa vulkanik patut dicurigai sebagai akibat tekanan yang dibentuk oleh steam yang dibangun dari arah danau. Dengan peluang menerima tekanan lebih awal dan besar, maka konsekwensi logisnya adalah terjadi robekan pada sisi baratlaut yang menyisakan rekahan.

Antisipasi di Masa Depan

Menunjuk letusan sekitar pukul delapan pagi. Foto: Ronald Agusta.

Gunung api meletus adalah kejadian alam yang tidak dapat dicegah. Apa yang dapat kita lakukan adalah memantau dan memberikan arahan serta saran bagi penduduk agar mereka tidak terlanda bencana yang berkelanjutan. Peran tersebut sudah dilakukan dengan baik oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi sebagai institusi yang bertanggungjawab akan hal itu, termasuk di Gunung Sinabung.

Proyeksi episenter gempa vulkanik Gunung Sinabung periode Oktober 2013.

Ada hal yang patut mendapat perhatian secara Sumber : Pos Pengamatan Gunung Sinabung, PVMBG, Badan Geologi. khusus berkaitan dengan aktivitas Gunung Sinabung saat ini. Terbentuknya rekahan di sisi baratlaut-utara merupakan fenomena baru yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Tidak ada yang dapat menduga seperti apa perkembangan rekahan tersebut di masa datang. Apakah rekahan itu akan memicu ancaman serius atau tidak? Tidak ada yang dapat mengira. Terlepas dari hal itu, keberadaan rekahan tersebut perlu mendapat prioritas untuk dipantau perkembangannya. Selain itu, kondisi ini perlu disosialisasikan kepada pemerintah daerah dan segenap masyarakat sekitar secara bijak agar mereka paham dan mafhum sehingga menjadi perhatian mereka juga. Dengan cara tersebut masyarakat ikut dilibatkan secara aktif dalam mitigasi bencana. ■

Penulis: SR. Wittiri.

Rekaman gempa vulkanik tipe A (Minakami, 1969). Di kalangan para

Sekolah diliburkan, membantu ibu. Foto: Ronald Agusta.

Pengamat Gunung api di Pos Gunung Sinabung gempa ini dikenal dengan Gempa Kalong. Foto: SR. Wittiri.

Profil

Sampurno