P PENGOPER RASIAN UN NIT PENGO OLAHAN A AIR LIMBA H

6. P PENGOPER RASIAN UN NIT PENGO OLAHAN A AIR LIMBA H

a. P Pengendapa an /Sedimen ntasi awal

ƒ ƒ Jika mem makai tangki i pengendapa an dengan pe eralatan meka anik (mechan nical clarifie er).

Ga ambar 25. Ta angki Pengen ndap Pertama a Tipe Mech anical Circu ular (Sumber: M Metcalf & E ddy, 2000)

ƒ Hidupkan listrik pada clarifier 1 pada kontrol panel. ƒ Periksa apakah mekanik scapper dan scoop pada tangki clarifier sudah berjalan normal. ƒ Hidupkan pompa lumpur sekali atau dua kali setiap harinya. ƒ Periksa apakah lumpur tersalurkan dengan baik kekolam pengering lumpur.

Jika memakai kolam pengendapan natural, misal dengan konstruksi tangki septik, maka operasionalnya adalah sebagai berikut:

ƒ Sedot dan buang lumpur pada periode tertentu menurut desain, misal setiap 6 (enam) bulan atau setiap tahun.

ƒ Serok dan buang juga scum yang terkumpul pada bagian atas air. ƒ Penyedotan bisa memakai pompa lumpur, pompa vacuum, pompa angkat dengan udara,

atau bisa memakai jasa mobil sedot tinja. ƒ Masukan lumpur dan scum tersebut pada kolam pengering lumpur.

ƒ Serok lumpur yang telah kering dari kolam pengering tersebut secara periodik, buang ke pembuangan lumpur, atau gunakan sebagai pupuk.

b. Pengolahan Anaerobik

Teknologi pengolahan secara Anaerobik sebagai pengolahan awal/primary treatment pada IPAL komunal, bertujuan untuk mengurangi/menekan biaya operasi yang timbul, bandingkan jika hanya memakai pengolahan aerobik (misal RBC) saja. Teknologi yang biasa dipakai adalah tangki septik model baffle atau anaerobik filter.

Pada kedua teknologi tersebut tidak diperlukan sistem pengoperasian khusus, setelah air limbah masuk secara kontinyu lewat kota pengontrol aliran, maka pemeliharaan rutin adalah :

ƒ Sedot lumpur dari kolam anaerobik, setiap tahun ƒ Penyedotan bisa memakai pompa lumpur, pompa vacuum, pompa angkat dengan udara, atau

bisa memakai jasa mobil sedot tinja. ƒ Pada konstruksi baffle septic tank, penyedotan lumpur tidak boleh sampai habis, sisakan

sekitar sepertiga dari akumulasi lumpur yang ada. ƒ Masukan lumpur ke sludge drying bed, dan keringkan.

ƒ Ambil/sekop lumpur yang telah kering dari kolam pengering lumpur, buang lumpur tersebut ke tempat pembuangan atau gunakan untk keperluan lain.

Media

Filter Anaerobik

Gambar 26. Kompartemen Pada Filter Anaerobik

c. RBC (Rotating Biological Contactor)

Unit RBC bisa diletakkan selevel dengan unit anaerobik, dibawah tanah, dan bisa juga diletakan di atas tanah ataupun di atas bangunan. Peletakan unit RBC bergantung pada kondisi lokasi yang ada.

Gambar 27. Rotating Biological Contactor

Secara umum teknologi RBC mengkonsumsi energi/listrik sangat kecil, sehingga hal inilah yang menjadikan RBC berkembang pesat. Perbandingan kasar antara teknologi RBC dan Activated sludge (sama sama pengolahan dengan sistem aerobik) adalah 1 : 10, sehingga biaya operasional dengan sistem RBC sangat rendah. Sebagai gambaran RBC dengan teknologi lattice

3 dimensi dengan motor penggerak hanya 2 HP (1,5 KW) sanggup menghilangkan kandungan BOD sampai 20 Kg BOD per harinya. Teknologi lumpur aktif dengan kapasitas sama akan membutuhkan energi sampai 20 HP (15 KW)

ƒ Persiapan operasi/ item yang harus diperiksa o Periksa apakah operation panel (panel kontrol operasi) sudah menyala. Panel operasi

ada di ruang mesin. o Periksa lampu indikator yang berwarna hijau.

o Jika lampu indikator energi/listrik tidak menyala, hidupkan NFB untuk power supply. o Periksa listrik yang disalurkan ke RBC. Listrik tersambung jika lampu indikator yang

warna hijau menyala. o Jika lampu operasi tidak menyala, hidupkan NFB untuk RBC didalam panel listrik.

ƒ Pengoperasian o

RBC hanya punya sistem pengoperasian secara manual. o

Pada panel listrik RBC terdapat tombol on dan off o

Pijit tombol on maka RBC akan berputar, dan tekan tombol off, maka RBC akan berhenti.

o Pada panel listrik tersebut juga terdapat satu tombol besar berwarna merah, namanya tombol emergensi, jika terjadi kondisi darurat tertentu, pijitlah tombol merah tersebut dan seluruh unit mesin yang bergerak akan segera berhenti/stop.

o RBC dioperasikan non-stop tanpa berhenti, hentikan RBC hanya untuk pemeliharaan rutin dan atau dalam keadaan darurat.

d. Cara menumbuhkan Mikroba Pada Awal Operasi RBC

Secara natural mikroba akan tumbuh sendiri pada media RBC setelah beberapa minggu RBC beroperasi. Ada beberapa trik untuk mempercepat pertumbuhan mikroba yaitu:

o Pasokan limbah yang masuk diperbesar debitnya, contoh: bila desain parameter untuk

3 pasokan limbah masuk sebesar 1 m 3 / menit, maka jadikan menjadi 2 m /menit, setelah mikroba terlihat tumbuh (sekitar 2 minggu), maka pasokan dikembalikan lagi ke

normal. o Bisa menambahkan nutrisi kedalam bak/vessel RBC contohnya susu atau pupuk urea.

Jika diberi nutrisi, maka pasokan limbah yang masuk hendaknya dihentikan atau diperkecil menjadi 25% sampai terlihat mikroba tumbuh pada media, dan secara Jika diberi nutrisi, maka pasokan limbah yang masuk hendaknya dihentikan atau diperkecil menjadi 25% sampai terlihat mikroba tumbuh pada media, dan secara

pH netral dan tidak terdapat kandungan yang bersifat toksik bagi mikroba. o Secara natural mikroba akan tumbuh lebih banyak pada bagian hulu RBC, dan semakin

menuju ke outlet maka pertumbuhannya akan semakin kecil ƒ Kondisi Microorganisme pada RBC. o Pada umumnya putaran RBC telah dirancang sesuai dengan beban limbah yang akan

diolah, sehingga pertumbuhan mikroba tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu kecil yang terlihat dari tebal atau tipisnya lapisan lendir pada cakram RBC.

o Jika mikroba pada RBC terlalu tipis, bisa berarti bahwa kandungan organik pada limbah telah diuraikan pada pengolahan pada hulunya, misal dengan pengolahan anaerobik, sehingga dapat dikatakan mikroba pada RBC telah kehabisan makanan sehingga tidak

bisa tumbuh dengan baik/sehat. o Tetapi jika dari analisis efluen, ternyata kandungan organiknya masih tinggi, berarti ada

sesuatu hal yang menjadikan mikroba tidak mau tumbuh pada media RBC. Beberap hal bisa menjadikan kondisi seperti ini antara lain putaran RBC terlalu cepat, sehingga mikroba sulit menempel dan berkembang karena banyak yang rontok, pH mungkin terlalu asam atau terlalu basa atau terdapat kandungan yang bersifat toksik terhadap mikroba, seperti disinfektan, kandungan kimia, dan sebagainya.

• Jika mikroba terlalu tebal, hal ini juga akan merugikan kinerja RBC karena luas permukaan RBC menjadi lebih kecil sehingga mikroba yang aktif jadi berkurang

juga. Akibatnya efisiensi RBC akan menurun. • Mikroba terlalu tebal bisa diakibatkan karena beban organik yang masuk terlalu

besar, dengan kata lain makanan terlalu banyak sehingga mikroba akan tumbuh terlalu gemuk

• Atau putaran RBC terlalu lambat, sehingga mikroba tua yang berada pada permukaan tidak mau rontok, padahal mikroba tua kinerjanya juga sudah

berkurang, dan harus dirontokan, supaya mikroba yang muda dan aktif bisa lebih berperan.

• Kadang warna mikroba pada RBC berbeda beda, hal ini dikarenakan variasi mikroba pada RBC memang banyak, sehingga koloni jenis mikroba tertentu akan

berwarna tertentu pula. Jika terjadi hal ini menandakan RBC berjalan dan berfungsi sangat baik.

e. Pe engendapan n akhir / Sec condary Clar rifier

Bak p pengendap p pada pengola ahan ini berfu fungsi menge endapkan pad datan tersusp pensi atau pa artikel dan m mikroba dari proses aerob bik dihuluny ya. Sama sep perti pada bak k pengendap pan awal, bia asanya pada IPAL komun nal hanya di pakai kostru uksi sederhan na saja, tanpa a mekanik te rtentu. Kons struksi bak p pengendapan n akhir bisa a lebih keci il dibanding pengendap an awal, ka arena disini tidak dides sain untuk m menyimpan l lumpur dalam m jangka w waktu tertentu u (1 tahun). . Endapan/lu umpur pada kolam ini d dipompa seti iap hari dan dimasukan pada bak pe engendapan awal, pompa a bisa meng ggunakan pom mpa lumpur, , atau jenis p pompa angka at lainnya.

Gambar 28 . Bak Pengen ndap Kedua

f. Su uci Hama/D Disinfection

Unit disinfeksi un ntuk IPAL ko omunal hend daknya dipak kai yang sed derhana saja, seperti tipe kotak atau kanal denga an tablet klor rin. Bentuk bak atau tan ngki untuk p proses desinf feksi dapat d dilihat pada Gambar 31 d di bawah. Op perasional de esinfeksi aka an diuraikan selanjutnya. ƒ M Masukan klor rin tablet pad da wadah yan ng telah dise ediakan ƒ A Atur bukaan p pintu air (ga te) pada alat tersebut ƒ P Periksa/analis sa kandunga an khlorin pa ada efluen ak khir, setelah kandungan mencapai 4 ml/lt,

k kencangkan b baut pada gat te tersebut. ƒ S Secara berkal la periksa un nit desinfeks i ini dari kot toran yang m menyumbat pa ada pintunya a. ƒ T Tablet klorin dimasukan p pada wadah y yang tersedia a, dan klorin n akan menca air secara per rlahan

ji ika terkena a aliran air lim mbah efluen, dan secara berkala dipe eriksa dan d ditambahkan tablet klorin nya jik k ka telah habis s.