Al 9pedoman pengoperasian dan pemelihara

1) UMUM

Sebelum mengoperasikan instalasi pengolahan air limbah (IPAL), Kepala bagian IPAL yang bertanggung jawab penuh atas instalasi, harus mengorganisir dan menginstruksikan tindakan- tindakan yang tepat kepada personel-personel yang bertanggung jawab atas pengoperasian instalasi tersebut.

a. Kepala IPAL harus menentukan kondisi pengoperasian aktual dari waktu ke waktu dengan mempertimbangkan flow rate, kualitas influent dan efluen, sudut pandang ekonomis, usia masing-masing peralatan, dan lain-lain.

b. Kepala IPAL harus mengkonfirmasikan kegiatan harian dalam sistem pengoperasian IPAL. Kepala IPAL harus menerangkan hal penting berkaitan dengan sistem

operasional berikut ini kepada operator: ¾ Detail pengoperasian ¾ Pencatatan Data Pengoperasian

¾ Memelihara Kebersihan lokasi ¾ Langkah Pengamanan

Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan IPAL mengacu pada Pedoman dan Tata Cara Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Sub Bidang Air Limbah. Pedoman dan Tata Cara yang diacu adalah sebagai berikut:

• Pedoman operasi dan pemeliharaan IPAL Kolam Stabilisasi • Pedoman operasi dan pemeliharaan IPAL Rotating Biological Contactor (RBC) • Tata Cara Perencanaan Jaringan Perpipaan Air Limbah Terpusat tentang Pedoman

Operasi dan Pemeliharaan

2) SISTEM PELISTRIKAN

Pasokan listrik biasanya dari jaringan PLN, tetapi jika diperlukan bisa juga di backup dengan unit genset tersendiri. Jika dengan dua sumber, maka penel listrik untuk power supply juga dipasang (lihat Gambar 1).

Handle pada posisi 0 : Netral, semua listrik baik dari jaringan PLN maupun Genset tidak tersambung kejaringan, sehingga semua peralatan tidak bisa berjalan / berfungsi.

Hand dle pada posi isi I

: Sumber listr rik berasal da ari PLN.

Hand dle pada posi isi II

: Sumber listr rik berasal da ari Genset.

Gamb bar 1. Panel L Listrik

Dari panel powe er supply in ni, listrik ak kan masuk k ke panel list trik utama. Panel listrik k dan perlen ngkapannya adalah untu uk memudah hkan komuni kasi dan int eraksi antara a operator d engan mesin n yang dikelo olanya. Sem mua peralatan n mesin pada suatu plant IPAL dikont trol dan dim onitor melal lui panel lis strik yang su udah diatur dan disetel sedemikian rupa, baik s susunan per alatan listrik k dan masing g masing kap pasitasnya se erta kabel dan n sambungan nnya.

Berag gam bentuk d dan dimensi dari panel li istrik adalah bergantung pada banyak knya peralata an dan mesin n yang diko ontrol, dan ju uga sampai seberapa ja auh/detil aka an memonito or dan meng gamati unjuk k kerja dari s setiap peralat tan atau mes sin yang terp pasang. Bila ada peralatan n/mesin yang g bisa beker rja secara ot tomatis, mak ka pasti ada a peralatan s sensor yang mengatur s sistem otoma atisasi terseb but.

Secar ra umum per ralatan listrik k standar yan ng selalu ada pada box pa anel adalah se ebagai beriku ut: NFB (No Fus a) N se Breaker) : ƒ Untuk pe embatas daya a / beban listr rik yang digu unakan oleh sesuatu mesi in. ƒ Sebagai p pengaman jar ringan jika te erjadi hubun ngan arus pen ndek ƒ Sebagai p penghubung atau pemutu us jaringan/te egangan listr rik yang mem mpunyai kap pasitas

amper tin nggi

b) M MCB (Magne etic Circuit B Breaker): ƒ MCB ber rfungsi sama a dengan NFB B namun MC CB digunaka an untuk keku kuatan arus d engan

amper ya ang kecil

Gambar 2. Panel listrik IPAL dan isinya (Mexico)

c) Contactor : ƒ Saklar yang bekerja berdasarkan magnit listrik

ƒ Untuk mengaktifkan/bekerjanya magnit, kontaktor memerlukan tegangan listrik. ƒ Untuk mengaktifkan magnitnya hanya membutuhkan tegangan listrik + 3 watt, bisa

difungsikan sebagai otomatisasi untuk mengkontrol alat/jaringan yang mempunyai tegangan sampai ribuan watt.

Gamba ar 3. No Fus e Breaker (N NFB) Dan Ma Magnetic Circ cuit Breaker ( (MCB)

Overload ther d) O rmis : ƒ Fungsiny ya untuk men ngamankan b beban listrik k, terutama m motor listrik agar tidak ru usak /

terbakar jika kelebih han beban/ti idak kuat m memutar alat t yang diger rakkan. Ove erload thermis b bekerja berda asarkan senso or panas.

Tombol tekan e) T n on/off (Pus sh Button) : ƒ Warna h hijau : untu uk mengakti ifkan kontak ktor, mengh hubungkan k kontaktor d engan

tegangan listrik agar a aktif/bekerja a. ƒ Warna m merah : untuk memutuskan n kontaktor d dari aliran/ja aringan tegan ngan listrik su upaya mati /off

Kontak ktor

Overload d

Gambar r 4. Contacto or, Overload Dan Tombo ol On/Off

Lampu indika f) L ator : ƒ Sebagai a alat bantu v visual yang d dihubungkan n ke push bu utton, sehing gga mudah d dilihat

apakah po osisi pada on n (lampu war rna hijau) ata au posisi pad da off (lampu u warna mera ah) ƒ Pada indi ikator power r supply deng gan jaringan 3 phasa, lam mpu indikato ornya ada 3 w warna, yaitu mer rah, kuning d dan hijau. Se ehingga jika power supp ly dihidupka an harusnya k ketiga lampu ter rsebut akan m menyala, jik ka ada yang m mati salah sa atu, artinya s salah satu pa asokan listrik da ari aliran 3 phasa ters sebut ada y yang mati. Jangan men ngaktifkan s semua peralatan /mesin jika s salah satu ph hasa mati.

Saklar geser : g) S : ƒ Untuk me emindahkan fungsi kerja , dari / ke au utomatis dan manual

Auto

Man nual

Gam mbar 5. Lamp pu Indikator D Dan Saklar G Geser

h) P Penghubung K Kabel/Termi inal ƒ Untuk me enghubungka an kabel kab bel

Gam mbar 6. Term minal

i) A Aksesoris Pel lengkap Lain nnya : ƒ Alat bant tu untuk mem mudahkan pe enyambungan n / pengerjaa an electrical

Buatlah Pla B akat berisi u urut urutan c cara menghi idupkan dan n mematika an peralatan listrik untu uk pengoper rasian IPAL L, Plakat dite empekan pa ada pintu pa anel listrik, supaya mud s dah terlihat d dan terbaca .

3. PENGOPERASIAN UNIT PRETREATMENT

a. Saringan /Screen Awal (Sebelum Pompa Angkat)

ƒ Sampah seperti plastik dan kotoran-kotoran mengambang dalam influen disaring dengan saringan kasar. ƒ Kotoran yang tersaring pada bar screen seperti yang tersebut diatas diambil secara manual dengan alumunium rake. ƒ Jika menggunakan/terpasang saringan mekanis (mechanical screen), maka dengan conveyor belt sampah yang terangkat dipisahkan dan dimasukan dalam pengumpul

sampah. ƒ Kotoran diambil dan dibuang paling tidak satu kali sehari jika menggunakan bar screen dan sistem manual, dan jika memakai saringan mekanis juga dibuang sekali sehari.

Bar Screen

Gambar 7. Bar Screen

b. Pompa Angkat / Lift Pump

Pada suatu IPAL biasanya selalu terdapat 3 unit pompa angkat, 2 unit pompa untuk dioperasikan dan 1 unit pompa untuk standby. Standby bisa berarti pompa bisa dioperasikan sewaktu-waktu, misal dalam kondisi air di stasiun pompa dalam keadaan banjir, atau bila salah satu pompa mengalami kerusakan atau macet, dan lain sebagainya.

ƒ Persiapan operasi/ item yang harus diperiksa

i. Periksa apakah operation panel (Kontrol Panel Pompa) sudah menyala. Panel operasi ada di ruang mesin untuk lift pump. Periksa lampu yang berwarna hijau. Jika power indicator lamp (lampu indikator power) tidak menyala, hidupkan NFB untuk power supply.

ii. Perik ksa listrik ya ang disalurka an ke pompa a. Listrik ters sambung jik ka lampu ind dicator yang warna hijau u menyala. Ji ka lampu op perasi tidak m menyala, hid dupkan NFB untuk pomp pa yang diing ginkan didala am panel list trik.

G Gambar 8. P Pompa Ulir (S Screw Pump )

ii ii. Terga antung dari j jenis pompa a yang dipak kai pada plan nt IPAL yan ng ada, Lift pump denga an tipe screw w biasanya d dilengkapi de engan sistem m pompa gem muk/grease p pump. Perik ksa apakah t tangki/wadah h gemuk (gr rease) sudah h diisi denga an gemuk d engan jumla ah yang disy aratkan.

iv v. Perik ksa listrik ya ang disalurka an ke grease e pump. List trik sudah te ersalur jika l lampu indik kator yang w warna hijau m menyala. Jik a lampu ope erasi tidak m menyala, hidu upkan NFB yang ada di i dalam pane el. Grease ak kan dipompa akan pada be earing dan b bagian bagia an bergerak l lainnya secar ra otomatis.

ƒ Pengope erasian

Lift pum mp selalu pun nya 2 mode o operasi, yaitu u pengoperas sian otomatis s atau manua al.

Pengop perasian Oto omatis

Ada du ua jenis peng goperasian, tergantung t tinggi permu ukaan air d i stasiun (ru umah) pompa. Detail dari p pengoperasia an adalah seb bagai berikut t:

Pengoperasian Otomatis 1 Jika tinggi permukaan air di rumah pompa mencapai level tinggi tertentu, misalnya X

( ▼+6), pompa otomatis menyala, dan jika air mencapai level Z (▼+5), pompa otomatis mati.

Jika memilih mode auto-1, pompa otomatis menyala dan mati ketika air di rumah pompa mencapai level X dan Z .

Pengoperasian Otomatis 2 Jika tinggi permukaan air di rumah pompa mencapai level Y ( ▼+6), pompa otomatis

akan menyala, dan jika air mencapai level Z ( ▼+5), pompa otomatis akan mati.

Jika diatur pada mode auto-2, pompa otomatis akan hidup dan mati ketika air di rumah pompa diantara level air Y dan Z.

Jika aliran limbah sesuai dengan kondisi desain, dua pompa angkat akan beroperasi, sementara pompa yang lain dalam kondisi stand by. Karena itu, satu pompa harus diatur dalam mode auto-1 dan satu pompa lainnya diatur dalam mode auto-2.

Catatan: Tombol pengoperasian untuk masing-masing pompa biasanya selalu punya pilihan yaitu : “auto-1”, “auto-2”, “manual” dan “stop”.

Mode pengoperasian untuk masing-masing pompa harus dipilih berdasarkan kondisi inflow. Pompa yang sudah dipilih akan beroperasi secara otomatis dengan level air yang sudah ditentukan di rumah pompa. Pengoperasian grease pump untuk pompa yang yang sudah dipilih harus dilakukan dengan prosedur yang sama seperti yang dijelaskan pada bagian sebelumnya.

Periksa apakah pompa mengangkat limbah sesuai dengan mode pengoperasian yang sudah dipilih. Limbah yang dialirkan oleh pompa secara otomatis diatur menurut inflow limbah. Karena itu instalasi dengan sistem pompa seperti ini tidak memerlukan operator untuk mengawasi aliran air limbah.

Operasi manual

o Tombol Pengoperasian pompa yang ingin dioperasikan oleh operator, harus diposisikan pada tulisan “manual”, baru pompa tersebut bisa berkerja secara o Tombol Pengoperasian pompa yang ingin dioperasikan oleh operator, harus diposisikan pada tulisan “manual”, baru pompa tersebut bisa berkerja secara

Periode harian pengoperasian pompa angkat. Pada pompa angkat tipe screw pump, biasanya di dalam panelnya terdapat alat hitung (counter) pengoperasian. Alat hitung punya angka dari 0~9999. Setiap hitungan satu menandakan pompa beroperasi selama satu menit . Sebagai contoh, pada suatu hari, alat hitung menunjukkan 1.200. Ini artinya dalam satu hari operasi tersebut pompa beroperasi selama 1.200 menit (20 jam).

c. Screen Tahap Kedua (Setelah Pompa)

ƒ Sampah seperti plastik dan kotoran-kotoran mengambang dalam influen disaring dengan

saringan kasar. ƒ Kotoran yang tersaring pada bar screen seperti yang tersebut diatas diambil secara manual dengan alumunium rake. ƒ Jika menggunakan / terpasang mechanical screen, maka dengan conveyor belt sampah yang terangkat dipisahkan dan dimasukan dalam pengumpul sampah. ƒ Kotoran diambil dan dibuang paling tidak satu kali sehari jika menggunakan bar screen dan sistem manual, dan jika memakai saringan mekanis juga dibuang sekali sehari.

d. Penangkap Butiran Kasar/ Grit Chamber

Bila jenis grit chamber yang digunakan adalah sistem kanal, dan grit diambil/dikuras dengan pompa pasir jenis submersible, pompa pasir jenis ini biasanya digantungka pada derek listrik/chain hoist. Maka sistem operasinya adalah sebagai berikut:

ƒ Persiapan operasi/ item yang harus diperiksa o Sama seperti pada prosedur yang sudah sudah seperti diatas, nyalakan pompa pasir dan derek. o Pompa pasir dioperasikan melalui kontrol panel yang dipasang di ruang mesin untuk rumah pompa.

o Listrik disalurkan ke derek melalui panel kontrol yang sama dengan pompa pasir, dan derek dioperasikan dengan cara mengoperasikan push button pada derek.

o Derek punya tiga jenis pengoperasian yaitu jalan maju, jalan mundur, dan mengerek naik atau turun.

ƒ Memulai Pengoperasian o Pompa pasir tergantung diatas di grit chamber yang akan dikuras (jika ada beberapa grit chamber) o Biasanya terdapat beberapa derek dan setiap pasang derek dioperasikan secara ƒ Memulai Pengoperasian o Pompa pasir tergantung diatas di grit chamber yang akan dikuras (jika ada beberapa grit chamber) o Biasanya terdapat beberapa derek dan setiap pasang derek dioperasikan secara

o Setelah memeriksa jalannya pompa, tekan tombol travelling forward/jalan maju pada derek supaya derek mulai berjalan. Jika Derek telah mencapai sisi inflow grit chamber,

mulailah dengan memompa dari sisi ke sisi pada bagian inflow tersebut, hentikan/stop chain hoist, dan tekan tombol travelling backward/ jalan mundur untuk memundurkan derek. Ulangi operasi seperti tadi yaitu memompa dari satu sisi ke sisi lainnya, prosedur tersebut diulang bolak-balik sebanyak tiga sampai lima kali.

o Jalankan pompa pasir untuk memompa grit, dengan dereknya sekali atau dua kali sehari

Gambar 9. Operasi Grit Chamber Tipe Kanal

ƒ Menghentikan Pengoperasian o Setelah menyelesaikan pengurasan grit seperti yang dijelaskan di atas, hentikan pompa pasir dengan memencet tombol Stop Operation di panel kontrol

o Matikan NFB Derek listrik (didalam panel kontrol)

Catatan:

o Biasanya dua grit chamber dioperasikan secara paralel o Pindahkan pasir dan kotoran-kotoran lain yang tersedimentasi dan terkumpul di grit

chamber menggunakan pompa pasir dan derek listrik yang dioperasikan manual. Walau demikian, hindari pengoperasian secara bersamaan.

o Hentikan derek tepat didalam tutup tahan air. o Grit akan dpompa masuk ke pengumpul/cyclone separator.

Bila tipe grit chamber yang digunakan adalah tipe kolam detritus/square horizontal- flow/circular rake, maka sistem operasinya adalah sebagai berikut: ƒ Persiapan operasi/ item yang harus diperiksa

o Nyalakan sekop putar/scoop, nyalakan mekanik pencuci grit, juga nyalakan pompa untuk mengembalikan bahan organik.

o Sekop putar dioperasikan melalui panel kontrol yang dipasang di ruang mesin untuk pompa angkat.

o Juga pencuci grit dan pompa pengembalian organik, semua diopersikan melalui panel kontrol yang berada diruang mesin untuk pompa angkat.

ƒ Memulai Pengoperasian o Sekop mekanik berada didasar setiap grit chamber yang akan dikuras (jika ada beberapa grit chamber) o Mekanisme pencuci grit/rake yang bergerak maju mundur, terletak disebelah dari bak kotak, dan berhubungan dengan sekop putar pad kolam pengumpul grit. Mekanisme ini dijalankan secara bebas, juga mekanis/pompa untuk mengembalikan kandungan organik.

o Hidupkan sekop putar dengan tombol pengoperasian yang terdapat di kontrol panel o Setelah memeriksa jalannya sekop putar, hidupkan rak pencuci grit/rake grit washer.

Setelah mengamati dan memeriksa jalannya mekanisme take dan sekop, hidupkan juga pompa atau mekanik untuk mengembalikan kandungan organic dari hasil pencucian grit, kembali ke bak / kolam detritus.

o Grit yang telah bersih dan kering akan keluar melalui ujung rak, dikumpulkan dan masukan pada gerobak /kereta dan buang ketempat pembuangan grit

o Jalankan seluruh mekanisme sekop, rake pencuci an pengembalian organik pada grit chamber, sekali atau dua kali sehari

ƒ Menghentikan Pengoperasian o Setelah menyelesaikan pengurasan dan pencucian grit seperti yang dijelaskan diatas,

hentikan sekop putar, rake pencuci dengan memencet tombol Stop Operation dikontrol panel

o Matikan NFB didalam kontrol panel, jika tombol on /off berada diluar ruang control.

Gambar 10. Grit C G Chamber Tipe Cir rcular rake / Detri itus Tank / Square e HorizontalFlow

Sumber r: Metcalf & Eddy y, 2000

Gam mbar 11. Op perasional Gr rit Chamber Tipe Circula ar Rake/Detr ritus

e. Pe emisah Tipe e Pusaran & & Tipe Ulir / /Cyclone Sep parator & Sc crew Separa ator

Cyclo one separato or adalah ra angkaian per ralatan dari sistem pemi isahan grit d dari grit cha amber sistem m kanal, pad da sistem ko olam detritus s grit sudah dicuci dan dikumpulka an pada ujun ng rak pencu uci. Operasio onal Cyclone e separator a adalah sebaga ai berikut:

ƒ C Cyclone sepa arator dihubu ungkan lang gsung dengan n pipa keluar r dari pompa a pasir, tana ah dan pasir dan buti p iran kasar lai innya yang t terkumpul di i dasar grit ch hamber dise dot bersama -sama

d dengan limba ah cair oleh p pompa pasir tersebut dan n dipisahkan menjadi bah han padat da an cair

d didalam cycl lone separat tor. Tanah dan pasir yang sudah h dipisahkan n, terkumpu l dan te ersimpan di c chamber di d dasar cyclone e separator.

ƒ S Setelah selesa ai mengoper rasikan pomp pa pasir, buk ka kran yan ng terpasang g di bagian b bawah

c chamber di ba agian bawah h cyclone sep parator, lalu limbah disal urkan kedala am parit. ƒ T Tanah dan pa asir akan teta ap berada di d dalam parit, dan limbah s secara alami mengalir ke embali ke grit chamb k ber. ƒ T Tanah dan pa asir yang terk kumpul di pa arit diciduk 1 1-2 kali semin nggu dan pin ndahkan ke s sludge

d drying bed. K Kadang perlu u dicuci supay ya tidak bau. .

Gambar 1 12. Cyclone S Separator

Screw w separator mempunyai konstruksi s seperti ulir y yang miring d dan bertump pu pada dasa ar bak, diman na bak terse ebut adalah sebagai dasa ar dari grit c chamber. Da asar dari gri it chamber d dibuat konu s dan miring g kearah uju ung screw sep eparator. Op perasional sc crew separat tor adalah se ebagai berik kut: ƒ H Hidupkan sce ew separator r, screw/ulir akan berput tar dan meng gangkat air berserta grit t yang

te erkumpul did dasarnya naik k keatas ƒ D Dinding scre ew separator r terbuat da ari plat berl lubang luban ng, sehingga a air akan k keluar m melaui lubang g tersebut, se edangkan gri it akan terang gkat naik. ƒ E Efek dari put taran serta d dorongan dar ri screw aka an membersi ihkan grit da ari bahan or rganik la ainnya, sehin ngga grit yan ng keluar dar ri sistem ini s sudah tercuci i bersih dan tidak bau. ƒ G Grit akan kel luar melalui ujung dari s crew, dan ak kan ditampun ng pada wad dah/bin, dan setiap hari dibuang. h

f. Sa aringan Kas sar Grit cham mber

Biasa anya pada uju ung grit cha mber sistem kanal, terda apat lagi bar screen, siste em operasion nalnya sama a yaitu: ƒ P Plastik dan k kotoran meng gambang lai innya dalam influen disa aring dengan n saringan k kasar /

b bar screen. ƒ K Kotoran-koto oran yang m menempel di saringan di iambil secara a manual de engan alumu unium r ake. Ambil k kotoran 1-2 kali sehari. M Misal pada t titik ini dipa sang mechan nical screen maka s ecara otomat tis sampah a kan dikumpu ulkan dan dib buang secara a rutin.

Gambar

13. Screw S Separator

ƒ J ika menggun nakan mecha anical screen n, maka den ngan conveyo or belt sampa ah yang tera angkat

d dipisahkan da an dimasukan n dalam peng gumpul/cont tainer sampa ah. ƒ K Kotoran diam mbil dan dibu uang paling t tidak 1 (satu ) kali sehari jika menggu unakan bar s screen s istem manua al, dan jika m mamakai sari ingan mekan nis juga dibua ang sekali se ehari.

Gamba ar 14. Bar Sc creen Kedua

g. Ba ak pembagi Setela ah unit pret treatment, p ada awal/hu ulu dari siste em pengolah han dengan kolam stabi ilisasi, selalu u terdapat b bak pembagi i aliran. Pen ngolahan de engan sistem m kolam stab bilisasi umu umnya terdir ri dari mini mal 2 (dua a) jalur siste em pengolah han, karena hal tersebu ut memungk kinkan penan nganan yang g maksimal dan baik ji ika terjadi p problem pad da salah satu u jalur, bisa a juga berfu ungsi pada sa aat pasokan l limbah sanga at sedikit ata au kurang dar ri 50%, mak ka pengolahan n bisa dilaku ukan hanya d dengan sat ja alur pengolah han.

Pada bak pembagi/distribution chamber, terdapat 2 (dua) pintu air/gate (jika ada 2 jalur pengolahan), setiap gate/pintu air berfungsi untuk menyalurkan air limbah ke salah satu jalur/baris kolam stabilisasi. Pengoperasian pintu air bisa secara manual atau secara otomatis. Operasional bak pembagi tersebut adalah sebagai berikut: ƒ Jika aliran air limbah 100% dari kapasitas desain, maka 2 (dua) pintu air dibuka normal,

kedua pintu air tersebut akan mendistribusikan efluen ke kolam stabilisasi No.1 dan No.2. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, dua baris kolam dipasang paralel di dalam sistem ini

ƒ Biasanya Setiap baris terdiri dari 2 (dua) atau 3 (tiga) kolam anaerobik (paralel) ditambah dengan 2 (dua) kolam fakultatif (paralel) dan 2 (dua) kolam maturasi yang disusun secara

seri. ƒ Air limbah tersalurkan ke semua kolam secara normal. ƒ Jika aliran air limbah kurang dari 50% dari kapasitas desain, mengoperasikan satu baris

kolam boleh dilakukan. Dalam hal ini, "tutup" salah satu pintu air/distribution gate pada baris kolam yang akan diistirahatkan.

h. Perangkap Lemak/ Grease Trap

ƒ Sebaiknya grease trap dipasang/berada pada setiap rumah, sehingga resiko penyumbatan pada jaringan perpipaan jadi minim/kecil, sehingga pemeliharaan jaringan perpipaan secara

keseluruhan akan menjadi ringan. Pemeliharaan grease trap menjadi tanggung jawab masing masing rumah tangga.

ƒ Jika grease trap dibuat sentral, maka terdapat 2 (dua) jenis grease trap yang bisa digunakan. Jenis pertama adalah grease trap dengan konstruksi sederhana yaitu kolam

yang diberi sekat-sekat. Grease trap jenis ini tidak memerlukan pengoperasian secara khusus, hanya perawatan dan pemeliharaan saja. Lemak dan kotoran mengambang pada kolam, diambil dan dibersihkan setiap hari dan dibuang ketempat pembuangan sampah atau bisa dibakar di incinerator.

ƒ Grease trap jenis kedua adalah grease trap yang menggunakan aerasi udara, disebut juga dengan sistem flotation. Operasional grease trap jenis ini adalah sebagai berikut:

o Hidupkan pompa udara / kompressor untuk flotasi, tombol ada pada panel listrik diruang utama.

o Hidupkan skimmer/ pengeruk dan pengumpul scum o Scum yang terkumpul pada kolam pengumpul diambil dan dibuang 1-2 kali dalam

sehari.

Gambar 15. Grease Trap

i. Bak Perata/ Ekualisasi

Bak ekualisasi berfungsi sebagai pengumpul air limbah selama 24 jam dari cakupan wilayah kerja IPAL yang ada, juga sebagai kolam pengumpul sebelum dipompakan ke unit pengolahan berikutnya. Dari bak ekualisasi ini, air limbah dipompa masuk ke unit pengolahan selama 24 jam. Tidak ada operasi khusus pada bak ekualisasi ini.

j. Pompa Angkat/ Lift pump

Pada suatu IPAL biasanya selalu terdapat 3 (tiga) unit pompa angkat, 2 (dua) unit pompa untuk dioperasikan (bergantian) dan 1 (satu) unit pompa untuk standby. Standby bisa berarti pompa bisa dioperasikan sewaktu waktu, misal dalam kondisi air di pump station tinggi/ banjir, atau bila salah satu pompa mengalami kerusakan atau macet, dan lain sebagainya. Jenis pompa angkat (positip) bermacam macam, bergantung pada besarnya volume dan berapa tingginya air yang mau dipindah, dan lain sebagainya. Untuk IPAL komunal, biasanya dipakai pompa jenis sump-pump yang submersible (terbenam di dalam air limbah).

Gamb bar 17. Cont toh Pompa A Angkat (Lift P Pump)

ƒ Pe ersiapan oper rasi/item yan ng harus dipe eriksa o Periksa a o apakah opera ation panel (p panel kontro l ompa) suda ah menyala. Panel opera asi ada di ruang m mesin. Perik ksa lampu ind dikator yang berwarna hij jau. o Jika powe o er indicator lamp (lampu u indikator li strik) tidak m menyala, hid dupkan NFB untuk power sup pply. o Periksa li o istrik yang d disalurkan ke e pompa. Lis trik tersambu ung jika lam mpu indicator r yang warna hij jau menyala. o o Jika lam mpu operasi tidak meny yala, hidupk kan NFB un ntuk pompa yang diing ginkan didalam p panel listrik.

ƒ Pe engoperasian n Pompa angk P kat selalu pu unya 2(dua) ) mode ope erasi, yaitu pengoperasi an otomatis s atau

manual. m

ƒ Pe engoperasia an Otomatis

A da dua jenis pengoperas ian, tergantu ung ketinggia an permukaa an air di rum mah pompa. D Detail

da ari pengopera asian adalah sebagai beri ikut: Pe engoperasian n Otomatis 1

Jik ka tinggi pe ermukaan ai ir di rumah pompa men ncapai level tinggi terte entu, misalny ya X, po ompa otomat tis menyala, dan jika air mencapai le vel Y, pomp pa otomatis m mati. Jika me emilih mode auto-1, m pompa otom matis menyal a dan mati k ketika air di rumah pomp pa mencapai i level

X dan Y .

Pengoperasian Otomatis 2 Jika tinggi permukaan air di rumah pompa mencapai level X, pompa otomatis menyala, dan jika air mencapai level Y, pompa otomatis akan mati. Jika diatur pada mode auto-2, pompa otomatis akan hidup dan mati ketika air di rumah pompa diantara level air X dan Y.

Timer otomatis pada POMPA 1 diatur pada

00.00 off / mati

06.00 on /nyala

12.00 off / mati

18.00 on /nyala

Timer otomatis pada POMPA 2 diatur pada

00.00 on /nyala

06.00 off / mati

12.00 on /nyala

18.00 off / mati

Jika aliran limbah sesuai dengan kondisi desain, dua pompa akan beroperasi secara bergantian setiap 6 jam, sementara pompa ketiga dalam kondisi standby. Karena itu, satu pompa harus diatur dalam mode auto-1 dan satu pompa lainnya diatur dalam mode auto-2.

Catatan: Tombol pengoperasian untuk masing-masing pompa biasanya selalu punya pilihan :

“auto-1”, “auto-2”, “manual” dan “stop”. Pompa yang sudah dipilih akan beroperasi secara otomatis dengan level air dan waktu yang

sudah ditentukan di rumah pompa. Periksa apakah pompa mengangkat limbah sesuai dengan mode pengoperasian yang sudah dipilih.

ƒ Operasi manual Tombol Pengoperasian pompa yang ingin dioperasikan oleh operator, harus diposisikan

pada tulisan “manual”, baru pompa tersebut bisa berkerja secara manual. Jika tombol pengoperasian diposisikan ke “stop”, maka pompa akan mati. Waktu kerja (berapa jam nyalanya) pompa juga akan bekerja secara manual.

Biasanya operasi pompa ini dihubungkan dengan sistem alarm baik pada pengoperasian secara otomatis maupun manual, sehingga jika pompa tidak berjalan sebagaimana mestinya, maka alarm akan memberikan sinyal supaya operator bisa bertindak sebagaimana mestinya.

k. Pengatur aliran/ Flow control

Jika aliran air limbah yang masuk ke IPAL akan diatur/dibagi rata masuknya berapa m 3 /jam, dan kontinyu selama 24 jam, maka diperlukan alat pengatur aliran/flow control box.

Konstruksinya biasanya dengan V-notch, sehingga bisa diatur debit yang diinginkan masuk ke unit IPAL. ƒ Atur ketinggian permukaan air pada V-Notch ƒ Ukur debit yang keluar, jika sudah tercapai debit yang sesuai , kencangkan baut gate V-

notch tersebut.

4. PENGOPERASIAN KOLAM STABILISASI LIMBAH

a. Umum

Sistem ini pada umumnya tidak dilengkapi peralatan mekanis, maka pengoperasian dan pemeliharaan sistem ini relative mudah , sederhana dan murah. Mengoperasikan kolam stabilisasi membutuhkan tenaga orang-orang yang terlatih. Pengoperasian dan perawatan mencakup memulai pengoperasian kolam, mengelola kondisi permukaan kolam, menjaga tanggul dan lokasi site kolam, dan juga menguras kolam serta membuang lumpur.

b. Peralatan yang diperlukan

Untuk mengelola permukaan kolam, yang dibutuhkan: perahu kecil dan garu bergagang panjang, selang air atau pompa portabel dan sumber air. Untuk memelihara tanggul dan lokasi kolam, yang dibutuhkan: sekop, kapak, parang, alat potong rumput dan ilalang, gerobak sorong, persediaan batu, tiang kayu, pagar kawat, palu, paku, pipa cadangan, semen. Peralatan lain yang dibutuhkan antara lain tool shed, rambu peringatan, bahan pembuat pagar, dan sarung tangan dan sepatu bot dari karet. Jangan lupa memakai sepatu bot dan sarung tangan jika berkerja di sekitar kolam stabilisasi.

Kolam stabilisasi yang beroperasi dengan baik dan dipelihara sebagaimana mestinya biasanya tidak berbau. Bagi anak-anak maupun orang dewasa, tempat ini tampak seperti tempat untuk berenang atau bermain. Tindakan-tindakan ini harus dilarang. Harus dilakukan tindakan pencegahan untuk mencegah orang-orang yang tak berwenang masuk ke dalam lokasi. Pasang rambu peringatan, atau pasang pagar atau barikade.

c. Definisi umum

Algae: tumbuhan kecil berwarna hijau, biasanya mengambang di permukaan air; tumbuhan ini tumbuh dan berkembang di kolam stabilisasi dan menghasilkan oksigen.

Kolam anaerobik: kolam stabilisasi yang menerima sewage/air limbah dari sistem jaringan pengumpul air limbah dan mengalirkan ke kolam fakultatif

Efluen: air limbah yang sudah melewati proses pengolahan.

Kolam fakultatif: kolam stabilisasi yang menerima air limbah yang sudah terolah di kolam anaerobik, dan mengalirkan air yang sudah diolah ke selokan kering atau ke kolam maturasi.

Kolam maturasi: kolam stabilisasi yang menerima air limbah yang sudah diolah di kolam fakultatif, selanjutnya mengolah air limbah tersebut dan mengalirkannya ke selokan kering; kolam maturasi kadang-kadang digunakan untuk memelihara ikan.

Scum: kotoran/padatan/partikel mengambang yang muncul di permukaan cairan, sangat lazim terjadi di kolam anaerobik.

Sewage (air limbah): air yang berasal dari kegiatan rumah tangga seperti air cucian, tinja, dan air yang digunakan untuk menggelontor tinja dari bangungan/rumah lewat pipa jaringan pengumpul dan menuju tangki septik, jamban atau kolam stabilisasi.

Lumpur (Sludge): padatan / lumpur yang mengendap

Sewage (air limbah) olahan: air limbah yang mengalir keluar dari kolam stabilisasi atau sistem pengolahan lain. Sewage olahan lebih aman dari pada sewage yang sudah diendapkan dan bisa digunakan untuk irigasi tanaman yang bukan dikonsumsi manusia.

d. Memulai Pengoperasian Kolam Stabilisasi

Jika rancangan waktu retensi suatu kolam tidak lebih dari 10 hari, atau jika hanya sebagian dari seluruh hunian tersambung ke sistem jaringan pipa pengumpul air limbah, mungkin lebih menguntungkan untuk membagi kolam dalam beberapa bagian. Pembagian akan membuat dasar kolam lebih cepat kedap air dan mencegah tumbuhnya rumput dan tanaman liar. Buatlah satu atau dua tanggul selebar kolam. Tanggul tersebut membagi kolam menjadi dua atau tiga bagian. Tanggul ini dibuat dari tanah dan tingginya tidak lebih dari 5 m.

Alirkan sewage ke dalam kolam. Padatan yang mengendap akan mengendap pelan-pelan dan pelan-pelan menutupi dasar kolam bagian pertama. Setelah beberapa hari, kolam bagian pertama akan penuh dan air limbah yang akan diolah (sewage) akan luber dan melewati tanggul sementara dan mulai menutupi dasar kolam bagian kedua. Setelah satu atau dua minggu, Alirkan sewage ke dalam kolam. Padatan yang mengendap akan mengendap pelan-pelan dan pelan-pelan menutupi dasar kolam bagian pertama. Setelah beberapa hari, kolam bagian pertama akan penuh dan air limbah yang akan diolah (sewage) akan luber dan melewati tanggul sementara dan mulai menutupi dasar kolam bagian kedua. Setelah satu atau dua minggu,

Jika ada dua atau lebih kolam:

i. Tutup inlet kolam pertama dan alihkan sewage ke kolam ke-dua, isi bagian per-bagian.

ii. Biarkan efluen di kolam yang sudah terisi hingga mencapai “matang” selama 10-20 hari. Efluen perlahan-lahan berubah warna menjadi kehijau-hijauan.

iii. Alihkan aliran efluen kembali ke kolam pertama sehingga sewage yang sudah diolah mengalir keluar lewat outlet. Jika kolam terhubung secara seri, sewage yang sudah diolah akan mengalir dari kolam pertama mejuju kekolam ke dua dan disalurkan keluar dari outlet kolam kedua.

Jika kolam-kolam berhubungan secara paralel:

i. Biarkan kolam yang sudah diisi bersamaan, matang selama 10-20 hari, sampai berwarna kehijau-hijauan

ii. Biarkan sewage memasuki kedua kolam tersebut dan mengalir keluar dari kedua kolam sebagai sewage olahan.

Aliran

Aliran

Kolam yg sdh

penuh, dan

Kolam yg

Kolam yg

sedang diisi sdh penuh, dan matang

Sekat tanah Kolam yg

Temporer,

Kran

sedang diisi buka

+ 0,5 m

Kran tutup

Sekat tanah Temporer, + 0,5 m

Aliran

Aliran KOLAM secara paralel

KOLAM secara seri

Gambar 18. Proses Pengisian Kolam

Seperti telah dipaparkan di muka, sistem ini terdiri dari 3 (tiga) urutan proses, yaitu proses pada kolam anaerobik, kolam fakultatif dan kolam maturasi.

e. Kolam Anaerobik

Periksa kedalaman kolam anaerobik, apakah sudah sesuai dengan desain/rencana, periksa juga bagian selokan pemasukan/inlet dan pengeluaran/outlet dari sistem, apakah letaknya sudah sesuai dengan desain. Bersihkan seluruh tanaman yang tumbuh dikolam kosong calon untuk kolam anaerobik.

Isi kolam dengan air limbah mentah, pengisian dilakukan secara bertahap dalam kurun waktu tertentu. Pengisian pertama bisa dengan 25% dari kapasitas kolam. Jika memungkinkan, inokulasikan biomass aktif pada awal operasi ini. Biomasss aktif bisa diambil dari kolam anaerobik lain atau dari reaktor lain yang masih aktif (UASB, Baffle septic tank, tangki septik, dan sebagainya). Kolam anaerobik diisi secara bertahap hingga mencapai daya tampung yang direncanakan selama kurun waktu 3 (tiga) minggu hingga 6 (enam) minggu.

Waktu pengisian kolam tersebut sangat tergantung dari kondisi pertumbuhan microorganisme, ada tidaknya penambahan microorganisme aktif dalam kolam tersebut (sehingga dapat mempercepat). Selama masa start-up ini kondisikan dan pertahankan pH pada 7-7,5 supaya memungkinkan populasi archareal methanogenic tumbuh.

Jika pH bersifat asam/merosot menjadi < 7, koreksilah dengan menambahkan kapur/gamping kedalam kolam. Sangat penting menjaga kondisi pH pada awal start –up ini. Lakukan sampling dan analisa setiap minggu, chek kandungan organik dari influen dan efluen sehingga tahu bahwa kolam anaerobik telah berfungsi sesuai desain kriteria, dan dapat dioperasikan secara normal.

Setelah beroperasi secara normal, lakukan operasi standar sebagai berikut. ƒ Periksa saluran inlet dan outlet sehari dua kali, untuk memastikan tidak tersumbat oleh

benda atau kotoran besar yang akan mengganggu aliran limbah. ƒ Lokalisir scum yang terjadi pada permukaan kolam, dengan konstruksi scum box (lihat gambar) ƒ Bersihkan segala tumbuhan yang tumbuh ditepi kolam atau dari dalam kolam. ƒ Lakukan pengukuran aliran debit masuk dan debit keluar, setiap bulan.

ƒ Lakukan analisa kualitas limbah baik influen dan efluen setiap minggu.

ƒ Inspeksi kondisi tanggul setiap hari, jika terjadi kerusakan baik oleh binatang (kelinci, yuyu, tikus, dsb) maupun oleh air dan kondisi tanahnya sendiri, maka bisa segera dilakukan

perbaikan. ƒ Lakukan perbaikan darurat segera setelah ditemukan kerusakan pada tanggul, dan lakukan perbaikan permanen secepatnya.

Gambar 19. Kolam Stabilisasi Dengan Scum Box

f. kolam Fakultatif

ƒ Kolam Fakultatif pada tahap awal memulai sistem kolam stabilisasi o Kolam fakultatif dioperasikan terlebih dahulu sebelum mengoperasikan kolam

anaerobik agar bau tidak timbul jika efluen dari kolam anaerobik disalurkan ke kolam fakultatif.

o Periksa kedalaman kolam fakultatif, apakah sudah sesuai dengan desain/rencana, periksa juga bagian selokan pemasukan/inlet dan pengeluaran /outlet dari sistem,

apakah letaknya sudah sesuai dengan desain. o Isi kolam dengan air bersih, bukan air limbah. Air bersih bisa didapat dari air

permukaan/air sungai, atau air tanah/air dari sumur. Isi penuh sesuai kapasitas desain

o Diamkan selama 3-4 minggu dan tidak ada penambahan air baru. Penambahan bisa

dilakukan jika muka air menurun, artinya terjadi kebocoran pada kolam. o Selama periode tersebut akan tumbuh populasi bakteri heterotropik dan algae yang

diperlukan bagi pengolahan limbah.

o Jika tidak tersedia air bersih, boleh diisi dengan air limbah mentah. Isi penuh sesuai kapasitas.

o Diamkan dalam kurun waktu 3 sampai 4 minggu, tidak ada penambahan air baru. Penambahan bisa dilakukan jika muka air menurun, artinya terjadi kebocoran pada

kolam. o Akan tumbuh populasi mikrobaia pada masa start up tersebut, jika memakai air

limbah mentah, kemungkinan akan timbul bau pada periode tersebut. o Lakukan Sampling dan analisa setiap minggu, chek kandungan organik dari influen

dan efluen sehingga tahu bahwa kondisi kolam fakultatif telah berfungsi sesuai desain kriteria, dan dapat dioperasikan secara normal.

ƒ Setelah beroperasi secara normal, lakukan standard operasi sebagai berikut. o Periksa saluran inlet dan outlet sehari dua kali, untuk memastikan tidak tersumbat

oleh benda atau kotoran besar yang akan mengganggu aliran limbah. o Buang lapisan scum yang timbul, karena scum pada kolam fakultatif akan

menghambat proses fotosintesis dari algae. o Bersihkan segala tumbuhan yang tumbuh di tepi kolam atau dari dalam kolam. o Lakukan pengukuran aliran debit masuk dan debit keluar, setiap bulan. o Lakukan analisa kualitas limbah baik influen dan efluen setiap minggu.

o Inspeksi kondisi tanggul setiap hari, jika terjadi kerusakan baik oleh binatang (kelinci, yuyu, tikus, dan sebagainya) maupun oleh air dan kondisi tanahnya sendiri,

maka bisa segera dilakukan perbaikan. o Lakukan perbaikan darurat segera setelah ditemukan kerusakan pada tanggul, dan

lakukan perbaikan permanen secepatnya.

g. Kolam Maturasi/ Pematangan

Kolam maturasi pada tahap awal memulainya sama dengan tahap awal pada sistem kolam stabilisasi. Operasional kolam ini adalah sebagai berikut:

o Kolam maturasi dioperasikan bersamaan dengan pengoperasian kolam fakultatif, sebelum mengoperasikan kolam anaerobik. Maksudnya supaya bau tidak timbul jika efluen dari

kolam anaerobik disalurkan ke kolam fakultatif dan maturasi.

o Periksa kedalaman kolam maturasi, apakah sudah sesuai dengan desain/rencana, periksa juga bagian selokan pemasukan/inlet dan pengeluaran/outlet dari sistem, apakah letaknya

sudah sesuai dengan desain. o Isi kolam dengan air bersih, bukan air limbah. Air bersih bisa didapat dari air permukaan /

air sungai, atau air tanah/air dari sumur. Isi penuh sesuai kapasitas desain o Diamkan selama 3 sampai 4 minggu dan tidak ada penambahan air limbah baru (influen).

Penambahan bisa dilakukan jika muka air menurun, artinya terjadi kebocoran pada kolam. o Selama periode tersebut akan tumbuh populasi bakteri heterotropik dan algae yang

diperlukan bagi pengolahan limbah. o Jika tidak tersedia air bersih, boleh diisi dengan air limbah mentah. Isi penuh sesuai

kapasitas. o Diamkan dalam kurun waktu 3 sampai 4 minggu, tidak ada penambahan air baru.

Penambahan bisa dilakukan jika muka air menurun, artinya terjadi kebocoran pada kolam. o Akan tumbuh populasi mikrobia pada masa start up tersebut, jika memakai air limbah

mentah, kemungkinan akan timbul bau pada periode tersebut. o Lakukan sampling dan analisa setiap minggu, periksa kandungan organik dari influen dan

efluen sehingga tahu bahwa kolam anaerobik telah berfungsi sesuai desain kriteria, dan dapat dioperasikan secara normal.

Setelah beroperasi secara normal, lakukan standar operasi unit ini adalah sebagai berikut: o Periksa saluran inlet dan outlet sehari 2 (dua) kali, untuk memastikan tidak tersumbat oleh

benda atau kotoran besar yang akan mengganggu aliran limbah. o Bersihkan segala tumbuhan yang tumbuh ditepi kolam atau dari dalam kolam.

o Lakukan pengukuran aliran debit masuk dan debit keluar, setiap bulan. o Lakukan analisa kualitas limbah baik influen dan efluen setiap minggu. o Inspeksi kondisi tanggul setiap hari, jika terjadi kerusakan baik oleh binatang (kelinci, yuyu,

tikus, dan sebagainya) maupun oleh air dan kondisi tanahnya sendiri, maka bisa segera dilakukan perbaikan.

o Lakukan perbaikan darurat segera setelah ditemukan kerusakan pada tanggul, dan lakukan perbaikan permanen secepatnya.

5. PEMELIHARAAN KOLAM STABILISASI LIMBAH

a. Mengelola kondisi permukaan kolam

Perubahan cuaca, volume aliran harian air limbah, temperatur air, dan arah angin bisa menimbulkan kondisi-kondisi yang tidak diinginkan pada permukaan kolam, khususnya perkembang-biakan algae. Pada permukaan kolam akan muncul lapisan scum dan lapisan- lapisan lumpur (sludge) yang mengambang. Algae bisa berkembang-biak dan membentuk lembaran-lembaran yang mengambang di permukaan dan menghalangi sinar matahari dan merusak efisiensi kolam. Lembaran-lembaran algae yang mati bisa membusuk dan menimbulkan bau tak sedap. Lembaran-lembaran tersebut harus dipecah dan dibuyarkan dengan semprotan air dari selang atau dengan kait. Jika diperlukan, gunakan perahu untuk menjangku lembaran-lembaran tersebut.

Lapisan scum sering sekali terbentuk di permukaan kolam anaerobik. Scum akan menimbulkan bau tak sedap dan merangsang serangga berkembangbiak disana. Hancurkan scum dengan semprotan air atau kait bergagang panjang.

Sampah Pengait

Pengait

Lembaran mengambang ganggang, Screen pelindung scum, lumpur outlet

Permukaan kolam Permukaan kolam

Dasar kolam Outlet Outlet

Dasar kolam

PEMELIHARAAN

Pakailah selalu Baju Pelampung jika bekerja

PERMUKAAN KOLAM di Kolam

Gambar 20. Kegiatan Pemeliharaan Kolam

Masalah di permukaan lainnya adalah kotoran-kotoran yang terbawa angin, misalnya daun- daunan. Benda-benda seperti ini bisa menganggu outlet kolam. Benda ini harus dibuang dari kolam dan dikumpulkan di luar kolam.

Tabel 1. Kondisi Permukaan Kolam

Kondisi

Masalah Yang Ditimbulkan

Solusi

Pertumbuhan Algae

Bau, Kinerja Kolam Menurun

Buyarkan Lembaran Algae

Lapisan Scum

Buyarkan Lapisan Scum Lumpur yang naik ke

Bau, Serangga berkembang biak

Buyarkan lapisan lumpur permukaan Sampah mengambang

Bau

Mengganggu outlet

Buang sampah yang mengambang

Kondisi permukaan lain yang harus diperiksa secara berkala adalah warna kolam. Setiap jenis kolam punya ciri warna, dan perubahan warna biasanya menandakan masalah yang harus diperiksa secepatnya. Warna kolam yang berjalan pada kondisi normal/berimbang dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Warna Kolam

JenisKolam

Ciri Warna

Anaerobik Hitam kehijau-hijauan Fakultatif

Hijau atau hijau kecoklat-colatan

Maturasi Hijau

Perubahan warna biasanya menandakan perubahan dalam sewage yang masuk ke dalam kolam. Ini bisa terjadi oleh kenaikan konsentrasi tinja, air hujan atau air dibawah permukaan masuk ke dalam sistem sewer. Atau karena bahan seperti minyak, bahan kimia, darah binatang masuk bersama dengan sewage. Apapun penyebabnya, itu harus ditemukan dan dihentikan secepat mungkin. Jika ada laboratorium, sampel air kolam di permukaan dan dibawah permukaan diteliti untuk mengetahui penyebab perubahan pada kolam.

b. Pemeliharaan tanggul dan lokasi sekitar kolam

Lakukan pemeriksaan tanggul dan lokasi kolam setiap satu atau dua minggu. Selain kondisi permukaan kolam seperti yang sudah dibahas sebelumnya, ada beberapa hal yang perlu diperiksa. Jika ada masalah, perbaiki segera. Pemeliharaan tanggul dapat dilihat pada Gambar berikut ini.

Memotong rumput

Menyiangi

Mengisi lubang dengan tanah

Tanah

Tanggul dalam Tanggul luar

Kolam

Gambar 21. Kegiatan Pemeliharaan Tangul

Gambar 22. Jenis Tanggul Pada Kolam Stabilisasi (Tanggul Dengan Konstruksi Dari Beton dan

Pasangan Batu)

c. Pengelolaan lumpur

Pada tahun pertama pengoperasian kolam, lumpur akan terkumpul di dasar kolam. Setelah itu, proses biologis akan mulai menguraikan lumpur pada kecepatan yang sama dengan kecepatan terkumpulnya lumpur di dasar kolam, umumnya membuat akumulasi lumpur bisa diabaikan.

Walau demikian, ketebalan lumpur harus diperiksa setiap tahun. Jika lebih dari sepertiga dari kedalaman kolam yang direncanakan, hal ini bisa mengganggu proses alamiah dari kolam Walau demikian, ketebalan lumpur harus diperiksa setiap tahun. Jika lebih dari sepertiga dari kedalaman kolam yang direncanakan, hal ini bisa mengganggu proses alamiah dari kolam

Tabel 3. Permasalahan Dan Perawatan Kolam Stabilisasi

Area yang diperiksa

Kondisi atau

Tindakan

masalah

Potong dan buang kolam

Area disekeliling lokasi

Pohon atau semak yang

baru tumbuh

Area disekeliling lokasi

Alihkan atau hindari supaya kolam

Limpahan air permukaan

tidak masuk kolam dengan dam kecil atau parit

Lereng Tanggul bagian luar Erosi air atau angin Isi dengan bahan padat; tanam dan puncak tanggul

rumput

Lereng Tanggul bagian luar Rumput atau ilalang Potong rumput atau ilalang; dan puncak tanggul

buang rumput yang sudah dipotong

Lereng tanggul bagian

Ganti batu yang dipasang untuk dalam

Erosi karena cuaca atau

melindungi tanggul kolam Tepian kolam

gelombang air kolam

Potong dan buang hasil potongan Outlet kolam

Rumput

Sampah di sekitar outlet Buang sampah yang menghalangi outlet Permukaan kolam

Nyamuk

Ppenyemprotan minyak bahan bakar berukuran halus atau pelihara ikan yang memakan jentik-jentik nyamuk

Jika sistem sewer komunitas dihubungkan pada satu kolam saja, walaupun hanya sementara, perlu dibuat kolam lain atau pengolahan komunal secara temporer. Efluen dari sistem sewer temporer ini tak boleh dibuang ke sungai, danau atau selokan kering.

Tabel 4. Frekuensi Pengurasan Lumpur Kolam

Jenis Kolam

Frekuensi

Anaerobik 2-12 tahun Fakultatif 8-20 tahun Maturasi

Mungkin tidak pernah

Memeriksa Ketebalan Lumpur. Sekali setahun, ukur ketebalan lumpur di dekat inlet kolam. Gunakan perahu dan tongkat panjang dengan ujung yang dililiti kain berwarna terang sepanjang satu meter. Gambaran kegiatan pemeriksaan ketebalan lumpur terlihat pada Gambar 23 berikut ini.

Tongkat pengukur

Perahu

Ps. Batu

Kain warna terang

Tanggul diikat pd tongkat

Warna hitam menunjukan

kedalaman lumpur

Inlet

Lumpur Dasar kolam

Gambar 23. Kegiatan Pemeriksaan Ketebalan Lumpur

Celupkan tongkat ke dasar kolam dan setelah satu menit, angkat pelan-pelan. Partikel-partikel lumpur akan menempel pada kain dan ketebalan lumpur bisa diukur. Jika ketebalan kurang dari sepertiga dari kedalaman kolam yang direncanakan, tak diambil tindakan apapun. Jika ketebalan lumpur sama dengan atau lebih besar dari sepertiga dari kedalaman kolam yang direncanakan, kolam harus dikuras dan lumpur harus dibuang. Lakukan pengurasan pada musim kering.

Menguras kolam. Jika kolam-kolam berhubungan secara seri, alihkan aliran ke kolam berikutnya. Jika kolam- kolam berhubungan secara paralel, alihkan seluruh aliran sewage ke kolam yang tidak sedang dikuras.

Untuk menguras kolam, copot sambungan sambungan/sock pipa dari outlet vertikal satu persatu. Ini memungkinkan untuk menurunkan permukaan kolam secara bertahap hingga permukaan lumpur terlihat.

Memindahkan lumpur. Biarkan lumpur kering karena sinar matahari. Ini akan butuh beberapa minggu tergantung pada kondisi lokal. Jika lumpur benar-benar kering, lumpur bisa diambil dengan escavator atau sekop. Angkut lumpur dengan truk atau pedati. Lumpur dalam jumlah kecil bisa dibiarkan dalam kolam untuk membantu memulai proses biologis ketika kolam kembali beroperasi.

Membuang lumpur Buang lumpur kering di tempat penimbunan atau gunakan sebagai pupuk, lebih tepatnya untuk tanaman yang tidak ditujukan untuk manusia. Jangan gunakan lumpur untuk tanaman yang akan dimakan mentah, seperti tomat atau selada.

Kolam terisi

Aliran

dan beroperasi

Mengangkut

Membajak Lumpur untuk

pertanian

Mengisi gerobak Lumpur

Tanggul

Aliran

Gambar 24. Kegiatan Pemindahan Lumpur Kering

Mengisi Kolam. Ketika kolam kosong, periksa pipa inlet dan outlet, dan saringan. Jika ada kerusakan, perbaiki secepatnya. Jika kolam-kolam dihubungkan secara seri, alihkan kembali aliran efluen ke inlet kolam yang kosong. Jika kolam dihubungkan secara paralel, kolam kedua mungkin perlu dikosongkan dan dibersihkan. Alihkan aliran efluen ke kolam kosong dan kolam kedua dikeringkan dan lumpur dipindahkan, alihkan efluen sehingga aliran efluen mengalir sama besar ke kedua kolam.

d. Pengelolaan peralatan

Alat untuk mengoperasikan dan memelihara sebuah kolam kolam stabilisasi harus disimpan di gudang di dekat lokasi kolam. Bersihkan semua alat dan simpan dalam kondisi yang baik. Buatlah catatan yang menunjukkan semua kegiatan pemeliharaan.

Tabel 5. Contoh Catatan Pemeliharaan Kolam Stabilisasi

Tanggal

Tugas

1 Jan 2008 Memotong Rumput dan Ilalang di Tanggul. Mencabuti rumput yang tumbuh di tepian kolam; membuang rumput yang sudah dicabut.

5 jan 2008 Dengan perahu mengambili sampah yang menutupi saringan pelindung outlet

1 Feb 2008 Memotong dan Membuang rumput dan ilalang di tanggul.

15 Mar 2008 Memotong dan Membuang rumput dan ilalang di tanggul.

30 Mar 2008 Dengan perahu, memecahkan lembaran algae yang muncul dipermukaan kolam.

10 April 2008 Dengan perahu, mengukur ketebalan lumpur. Hasil pengukuran tebal lumpur 1,5 meter. Hasil bagus.

28 April 2008 Memotong rumput dan ilalang di tanggul. Mencabuti rumput yang tumbuh di tepian kolam; membuang rumput yang sudah dicabut.

e. Pemeliharaan rutin

Begitu kolam mulai berfungsi dalam kondisi yang mapan, pemeliharaan rutin yang diperlukan adalah pemeliharaan minimal, walau demikian sangat diperlukan supaya dapat beroperasi dengan baik. Kegiatan perawatan rutin yang utama adalah: ƒ

Membuang grit atau bahan yang tersaring dari unit pengolahan awal ƒ

Memotong rumput di tanggul kolam ƒ

Membuang scum dan makrofita mengambang dari permukaan kolam fakultatif dan kolam maturasi.

ƒ Jika lalat berkembang biak dalam jumlah besar pada scum di kolam anaerobik, scum harus dipecah dan ditenggelamkan dengan semprotan air.

ƒ Membuang setiap material yang menghalangi inlet dan outlet

ƒ Memperbaiki setiap kerusakan pada kolam yang disebabkan oleh hewan pengerat atau atau hewan penggali lainnya.

ƒ Memperbaiki setiap kerusakan di pagar dan gerbang.

f. Pegurasan Lumpur

ƒ Sesuai dengan nilai desain, berapa lumpur yang akan terkumpul setiap tahun dalam kolam anaerobik. Lumpur harus dikuras/ dikurangi jika sudah mencapai sepertiga dari kapasitas lumpur maksimal

ƒ Sludge yang terkumpul sebaiknya diambil dan dibuang dari kolam anaerobik sekali setiap tahun. ƒ Alat penyedot lumpur hendaknya cukup memadai, seperti unit penyedot kontinus, kompresor udara dan kapal.

g. Pembuangan lumpur

ƒ Sludge drying bed dibagi jadi 3 (tiga) bagian jalur operasi, artinya secara bergantian sludge drying bed akan dioperasikan untuk isi, pengeringan, kuras dan rawat . ƒ Lumpur yang terkumpul di kolam anaerobik disalurkan ke sludge drying bed lewat sludge discharge unit atau secara manual setahun sekali. ƒ Pengisian sludge drying bed harus dilakukan dari kolam ke kolam. Jika konsentrasi lumpur sebesar 20%, dan kapasitas serta lama operasi unit pompa diketahui, maka dapat dihitung pengisian kolam akan penuh dalam berapa hari .