OPERASI DAN PEMELIHARAAN OXYDATION DITCH

8. OPERASI DAN PEMELIHARAAN OXYDATION DITCH

a. Deskripsi

Oxydation Ditch adalah metoda pengolahan air limbah dengan menerapkan proses extended aeration sebagai salah satu modifikasi proses lumpur aktif konvensional. Prinsip utama dari proses ini adalah untuk mengurangi produk lumpur (excess sludge), dengan lima perbedaan utama dibandingan dengan proses lumpur aktif konvensional, yaitu:

• Waktu detensi yang lebih lama, sehingga volume reaktor lebih besar • Beban organik yang lebih rendah • Konsentrasi MLVSS (Mixed Liquor Volatile Suspended Solid) yang lebih tinggi • Konsumsi oksigen yang lebih tinggi • Tidak dilengkapi dengan bak pengendap pertama dan unit digester

Lebih lengkapnya, berikut diuraikan kelebihan dan kelemahan Oxydation Ditch:

Tabel 12. Kelebihan dan Kelemahan Oxidation Ditch

Keuntungan Kerugian

Lebih ekonomis, terutama bila lahan mahal dan Membutuhkan operator yang terlatih, terampil suilt didapati

dan terdidik

Sedikit membutuhkan peralatan mekanis Kebutuhan listrik yang tinggi Biaya konstruksi yang murah

Pemeliharaan aerator yang banyak Instalasi tidak menimbulkan bau

Adanya potensi kenaikan lumpur karena denitrifikasi pada pengendap kedua (secondary clarifier)

Lumpur terbuang dapat di dewatering dengan cepat pada unit drying bed tanpa bau Lumpur terbuang relatif lebih stabil Volume lumpur terbuang lebih besar Tingkat menetralisasi lumpur terbuang tinggi Tidak membutuhkan unit prasedimentasi atau digester Dapat di desain untuk memisahkan fosfor dan nitrogen secara biologis

Oxydation Ditch memberikan efisiensi yang cukup bagus dengan > 95% pemisahan suspended solid, > 98% pemisahan BOD dan 40-80% pemisahan amonia nitrogen. Disamping itu, Oxydation Ditch dapat mengolah air limbah industri secara efisiensi

pada konsentrasi BOD 5 hingga 8.000 mg/liter dan biaya proses akan lebih murah pada konsentrasi BOD 5 hingga 8.000 mg/liter dan biaya proses akan lebih murah

Adapun alur proses dari Oxydation Ditch adalah sebagai berikut: • Raw sewage dari unit bar screen atau communitor dialirkan langsung ke Oxydation Ditch sementara rotor bekerja kontinyu

• Efluen Oxydation Ditch dialirkan ke bak pengendap agar lumpur yang terjadi selama proses oksidasi dapat dipisahkan • Sebagian lumpur yang mengendap dikembalikan lagi ke Oxydation Ditch dengan

pompa, dan sisanya sebagai produksi lumpur (excess sludge/wasted sludge) dialirkan langsung ke unit drying bed (unit pengolahan lumpur)

• Lumpur yang telah diolah akan lebih stabil sehingga bisa dimanfaatkan sebagai

soil conditioner dan pupuk

b. Kebutuhan Operasi dan Pemeliharaan

• Monitor kualitas efluen sesuai dengan standar aliran dan/atau standar efluen yang berlaku

• Analisis proses operasi (seperti MLSS, DO, selimut lumpur, settleability) • Pembersihan rutin screen, pelimpah, mekanisme skimmer, dinding tangki, dan

komponen lainnya

c. Pra-Start Up

• Analisis Air Limbah Manfaat analisis di sini sebagai informasi untuk estimasi: start up loading, kebutuhan kimia, level pH dan sebagainya. Informasi yang diperlukan adalah

analisis konsentrasi BOD 5 , COD, TSS, pH, NH 3 -N, Ortho-Phosphor dan analisis khusus.

• Pembibitan (Seeding) Urutan kegiatan persiapan pembibitan: o Pilih sampel dari sistem pengolahan dan jenis limbah yang sama. Jika tidak

tersedia tetap diperlukan periode akilmatisasi biologi mulai berproduksi secara tepat

o Urutan prioritas sumber-sumber air limbah yang harus diambil terdiri dari: ƒ Sludge underflow dari final setting tangki pengendap II ƒ Mixed liquor pada tangki aerasi ƒ Mixed liquor pada digester aerobik

ƒ Lakukan pengujian mikroskopik terhadap bahan-bahan dasar secepat mungkin agar kualitasnya dapat segera diketahui. Kualitas mikroorganisme yang baik adalah dalam bentuk kehidupan mikroskopik yang lebih tinggi dan dalam jumlah moderat dan tinggi

ƒ Lakukan tes DO up-take pada masing-masing sampel agar lebih terjamin kualitas yang lebih baik ƒ Perlunya pengamanan transportasi dengan baik

ƒ Kapasitas seed material dicari dengan formula: Kap = VX / x, …………………………………………………….(1)

Keterangan: Kap = kapasitas bahan dasar (liter)

V = kapasitas tangki aerasi (liter)

X = konsentrasi MLSS awal dalam tangki aerasi = 500 mg/liter x = konsentrasi bahan dasar, (mg/liter)

a) Proses Checklist

Tabel 13. Proses Checklist dapat menggunakan tabel berikut

Hasil analisa sampel

BOD 5 = …. mg/liter COD = …. mg/liter pH =

NH 3 = …. mg/liter O-P = …. mg/liter

Kondisi start-up Debit = …m 3 /hari

Rasio F/M = Nutrien N = … kg/hari Nutrien P = … kg/hari Asam = … liter/menit Basa = … liter/menit

Seeding Jumlah Sumber 1……2……3……4……5

Jenis proses (serupa/tidak) Jenis limbah (serupa/tidak) Mocro exam (ok/tidak ok) Sumber titik sampling VSS (mg/liter) Kebutuhan seed material

- kg - liter