Kebersihan transportasi Kebersihan transportasi
Kebersihan transportasi Kebersihan transportasi
i. Dry Check-Up (pemeriksaan dalam kondisi kering) Kegiatannya meliputi:
• Arah aliran pada masing-masing pipa ditandai dengan cat berbeda, misalnya untuk influen, efluen, lumpur dan sebagainya
• Pemberian pelumas, dan tes setiap perlengkapan • Tangki-tangki dan perpipaan dibersihkan dari debu dan kotoran • Light meter, indikator dan recorder harus dalam keadaan siap dioperasikan • Dokumen berupa instruksi pabrik dan manual pemeliharaan harus sudah
dibaca dan disiapkan di tempat khusus sebagai referensi • Kelengkapan daily operating log untuk mencatat data-data harian
ii.Wet Check-Up (pemeriksaan dalam kondisi basah) Kegiatannya meliputi: • Isi tangki aerasi dengan air secara perlahan • Untuk diffused air system, suplai udara segera diberikan begitu aerator mulai
terendam dan debit udara ditingkatkan secara bertahap hingga tangki aerasi terisi penuh
• Untuk surface aerator akan dihidupkan bila air di tangki aerasi sudah penuh • Isi final settling tank hingga penuh, periksa limpahan air pada pelimpah dan
apabila elevasinya tidak merata maka perlu penyesuaian ketinggian pelimpah
• Tes semua drain, valve, gate dan pompa return sludge • Tangki aerasi diisi dengan air limbah dan secara estafet air yang ada akan
diganti oleh air limbah sehingga aerator dapat mentransfer udara ke air limbah
iii. Pembentukan Lumpur Aktif Kegiatannya meliputi
• Lakukan seeding • Gunakan rasio resirkulasi tinggi dari final settling tank, bahkan bila perlu
ditambah dengan bypassing sludge dari primary settling tank (untuk membentuk padatan)
Waktu pembentukan lumpur aktif sekitar 1,5-3 bulan dan pada masa tersebut kemungkinan diperlukan desinfeksi efluen guna mencegah pencemaran badan air mengingat efisiensi sistem belum optimal.
iv. Pengendalian Untuk mencapai efisiensi yang diinginkan, ada tiga metode pengendalian zat padat dengan cara pembuangan lumpur (waste sludge) untuk menjaga MLVSS selalu konstan, menjaga rasio F/M selalu konstan atau menjaga umur lumpur selalu konstan.
e. Monitoring
i. Konsep dasar
• Membandingkan indikator kualitas yang terjadi dan yang diharapkan • Membuat action plan, antara lain:
o Kapan saat menghidupkan dan mematikan pompa o Kapan saat menutup dan membuka katup-katup o Kapan dan berapa debit return sludge dan waste sludge disalurkan
ii. Teknik Monitoring Terdapat dua metode yang dapat digunakan, yaitu:
Secara Visual:
• Warna (lumpur yang baik dan aerobik biasanya berwarna merah tua kecoklatan dan lumpur yang berwarna hitam gelap tidak aerobik)
• Bau • Buih (apabila banyak berarti kondisi pengoperasian yang kurang baik) • Pertumbuhan alga (apabila banyak berarti nutrien yang tinggi pada influen
instalasi) • Pola penyebaran aerator • Kebeningan efluen • Gelembung udara (apabila ada maka kemungkinan lumpur yang tertahan di dalam
tangki sudah terlalu lama sehingga return sludge perlu dinaikkan atau lumpur terbuang harus dikurangi)
• Bahan-bahan yang mengapung (disebabkan tingginya konsentrasi minyak dan lemak dapat mengganggu proses pengendapan lumpur yang pada ujungnya
mengurangi efisiensi reduksi BOD 5 )
• Akumulasi zat padat (biasanya disebabkan oleh pengadukan yang kurang memadai
dan tidak efektifnya grit chamber yang disediakan sebelum pengendapan primer)
Secara analisis:
a. DO
b. BOD
c. COD
d. Tes laju DO up-take
e. SS dab VSS di mixed liquor
f. Nutrien
g. pH
h. Minyak dan lemak
i. Temperatur j. Analisis mikroskopik k. Kedalaman selimut lumpur l. Asiditas dan alkalinitas m. Jar test n. Debit o. Waktu detensi p. Kapasitas pembubuhan kimia
f. Masalah yang mungkin timbul serta solusinya
Masalah yang kemungkinan akan timbul pada instalasi unit dapat dilihat pada Tabel 14 di bawah ini.
Tabel 14. Permasalahan Pada Tangki
Bulking Sludge, dimana Berkembangnya organisme Dapat dikurangi atau dihilangkan lumpur dari reaktor filamentous, terutama sphaerotilas dengan cara mempunyai karakteristik yang tidak dapat mengendapkan
- Tingkatkan DO di TA hingga 2 pengendapan jelek atau dibawah kondisi kurang/tidak
mg/liter
kompaktibilitas jelek
sesuai atau
- Tambahkan kapur hingga pH > 8
- DO dan pH rendah
- Klorinasi berat hingga
- Rasio F/M tinggi
membasmi organisme penyebab
- Nutrien kurang
bulking
- Lonjakan beban organik
Lumpur mengambang di Tebal selimut lumpur terlalu tinggi Sediakan clear zone diatas selimut klarifier
sludge 0,5 m dengan menambah waste sludge secara bertahap
Tabel 14. Permasalahan Pada Tangki (Lanjutan)
Deflokulasi di klarifier
- pH rendah/rendah
-Tambahkan kapur
- Nutrien kurang
-Tambahkan nutrien
-Pengendalian influen Flok berjurai (straggler
- Mengandung bahan toksik
-Tambahkan kapur floc) di klarifier
- Lumpur terlalu muda
- MCRT rendah
-Tambahkan nutrien
-Pengendalian influen Floc seperti peniti (pin floc) - Aerasi berlebihan
- Lonjakan beban organik
-Pola operasi aerator di klarifier terutama pada - Lumpur terlalu tua
-Naikkan lumpur terbuang secara sistem extended aeration
bertahap hingga MCRT minimum Buih putih bergelembung
- MCRT tinggi
- Lumpur terlalu muda
-Kurangi lumpur terbuang secara
- MCRT rendah
bertahap
- DO rendah
-Pola operasi atau modifikasi aerator
- Lonjakan beban organik
-Pengendalian influen
- Mengandung bahan toksik
Buih coklat tua dan - Lumpur terlalu tua Naikkan lumpur terbuang secara tebal/kental
- MCRT tinggi
bertahap hingga MCRT minimal