Menuju Program Nasional
Menuju Program Nasional
T Program yang dibuat sebagai solusi al- partisipasi masyarakat, pilihan teknis, dan masyarakat 2 persen.
ahun 2005 merupakan tahun
berjalan, komposisinya sebagai berikut: ketiga pelaksanaan Sanitasi Ber-
Rp. 2,5-3 juta. SANIMAS mengembang-
pemerintah pusat 27 persen, pemda basis Masyarakat (SANIMAS).
kan prinsip demand responsive appro-
ach (pendekatan tanggap kebutuhan),
kab/kota 55 persen, BORDA 16 persen,
ternatif untuk perbaikan sanitasi kam-
Karena adanya dana pemdamping pung padat/kumuh/miskin perkotaan
seleksi sendiri (self selection process),
dari pemda kab/kota, maka SANIMAS ini telah menunjukkan hasil yang posi-
dan pemberdayaan (capacity building).
mengadakan proses seleksi. Hanya ka- tif.
SANIMAS memiliki model-model
bupaten/kota yang berminat dan sang- Paling tidak ini bisa dilihat dari ko-
pilihan sanitasi yakni tangki septik ber-
gup menyediakan anggaran yang akan ta/kabupaten yang melaksanakan pro-
sama, Instalasi Pengolahan Air Limbah
dimasukkan dalam proses tersebut. Ma- gram tersebut yakni Kota Denpasar (Ba-
(IPAL) Komunal dengan pemipaan, dan
syarakat calon penerima manfaat pun di li), Kota Mojokerto, Kota Pasuruan, Ko-
MCK Plus. Sedangkan komponen dalam
seleksi. Yang diutamakan adalah ma- ta Kediri, Kota Blitar, Kabupaten Sido-
SANIMAS yaitu toilet/WC, pemipaan,
syarakat miskin yang tidak punya jam- arjo, dan Kabupaten Pamekasan (Jawa
pengolahan, pembuangan dan peman-
ban. Setelah seleksi, akan terpilih lokasi Timur). Bahkan kini SANIMAS telah di-
faatan kembali, serta operasional dan
dan selanjutnya masyarakat diminta replikasikan lagi di empat kota di Jawa
perawatan. Masing-masing komponen
menyusun rencana kerja. Baru kemudi- Tengah dan dua kabupaten di DIY.
tersebut memiliki tingkat pembiayaan,
an konstruksi dan akhirnya operasio- Keberhasilan program ini mendo-
efisiensi, dan pembuatan dari yang se-
nalisasi. Waktu keseluruhan, dari pro- rong pemerintah untuk melaksanakan
derhana dan murah hingga yang mahal
ses persiapan hingga operasional me- kegiatan serupa mulai tahun 2006 ini di
dan rumit.
makan waktu sekitar satu tahun. 100 lokasi. Rencana ini didorong guna
Tentang pembiayaan, SANIMAS di-
danai oleh empat stakeholders yakni
mencapai target Millennium Develop-
pemerintah pusat, pemerintah daerah
Pembelajaran SANIMAS
ment Goals (MDGs) 2015. Hingga kini
Pelaksanaan SANIMAS hingga ta- belum ditentukan kota/kabupaten ma-
(kab/kota), donor/swasta, dan masya-
hun 2005, memberikan pembelajaran na saja di Indonesia yang akan menda-
rakat. Berdasarkan proyek yang sudah
FOTO:ANDRE K
patkan proyek tersebut. Yang pasti se- banyak 17 kabupaten/kota di Jawa Ti- mur telah mengajukan minatnya.
SANIMAS hadir untuk mengisi ke- senjangan teknologi, pelayanan, dan da- na. Penduduk kampung padat/kumuh/- miskin perkotaan biasanya lebih suka memilih jamban sederhana dan murah. Untuk membangun itu paling tidak butuh dana Rp. 500 ribu. Persoalannya, lahan tidak cukup tersedia. Di sisi lain, untuk membangun sanitasi terpusat biayanya sangat mahal. Berdasarkan pengalaman, setiap kepala keluarga akan dikenai biaya Rp. 7-7,5 juta.
SANIMAS berusaha memberikan teknologi yang efisien dan biaya yang terjangkau dengan peningkatan pela- yanan. Beban yang harus ditanggung per KK dalam SANIMAS berkisar
18 Percik Desember 2005 18 Percik Desember 2005
Informasi kepada stakeholders
Sebaiknya informasi multicity semi- nar diberikan kepada para pengambil keputusan di tingkat kab/kota dan fasilitasi presentasi roadshow dilaku- kan kepada kab/kota secara individu- al hanya berdasarkan permintaan (su- rat minat). Sebaiknya kab/kota disa- rankan untuk menyusun pemetaan sanitasi (city sanitation maps) untuk mempermudah pemkot/pemkab me- nyusun long list kampung kumuh dan mengundang masyarakat yang memi- liki potensi kebutuhan.
Identifikasi masyarakat
Masyarakat yang diundang untuk memperoleh penjelasan tentang SANIMAS sebaiknya sudah memper- oleh informasi yang cukup tentang proyek sebelum mereka mengikuti presentasi.
Kriteria seleksi
''Willingness to pay'' atau kemauan untuk berkontribusi harus diklarifi- kasi sebelumnya, termasuk di dalam- nya adalah status lahan untuk infra- struktur SANIMAS.
Pilihan teknologi sarana sanitasi
Model-model sanitasi berbasis ma- syarakat penting diinformasikan ter- lebih dahulu sebelum ada penjelasan komponen-komponen yang akan di- pilih oleh masyarakat. Informasi awal termasuk pola pengelolaan sanitasi berbasis masyarakat.
Rencana kerja masyarakat
Masyarakat hanya mau membentuk KSM dan siap memberikan kontribusi jika semua stakeholders benar-benar telah memberikan komitmen untuk implementasi proyek.
Pengelolaan
KSM selalu kesulitan untuk meng- ikuti sistem administrasi keuangan sebagaimana diperlukan oleh peme- rintah. Oleh karena itu, ke depan
pelaksana/konsultan harus bertang- gung jawab untuk membantu penge- lolaan keuangan yang transparan di KSM. Sedangkan untuk meningkat- kan efisiensi penggunaan dana, disa- rankan agar kelebihan dana diperbo- lehkan untuk membangun infrastruk- tur kecil yang ada di masyarakat de- ngan persetujuan stakeholders.
Pembiayaan
Pembiayaan perlu memasukkan kom- ponen kegiatan pemberdayaan ma- syarakat, untuk membiayai kegiatan- kegiatan pendampingan masyarakat, pelatihan bagi KSM, fasilitator, tu- kang dan mandor serta komponen pe- nyusunan disain teknis. Biaya kompo- nen pemberdayaan untuk setiap lo- kasi rata-rata 25-30 persen dari kom- ponen fisik
Operasional dan perawatan
Analisis laboratorium untuk efflu- ent limbah harus dilakukan secara regular di laboratorium rujukan agar segera diketahui jika ada ma- salah dengan limbah buangannya. Pemerintah kab/kota perlu menye- diakan sarana pengolahan lumpur tinja untuk mengantisipasi pengu- rasan lumpur/desludging. Masih perlu dukungan bagi KSM SANIMAS untuk pengoperasian dan perawatan sarana sanitasi yang telah dibangun agar peman- faatan sarana tetap maksimal. Perlu media atau forum bagi KSM dan operator yang difasilitasi oleh stakeholders pemerintah atau LSM guna memecahkan permasalahan yang terjadi di kemudian hari.
Percik Desember 2005
Indonesia berpenduduk 213,6 juta jiwa (2002). Sebanyak 53 persen (120 juta jiwa) tinggal di Pulau Jawa. Sebagian besar tinggal di perdesaan, dan hanya 35 persen yang berada di perkotaan. Tahun 2025 diperkirakan penduduk yang tinggal di perkotaan menjadi 60 persen. Setiap hari 400 ribu meter kubik limbah rumah tangga dibuang langsung ke sungai dan tanah tanpa pengolahan. Sebanyak 61 persennya ada di Pulau Jawa. Sistem sewerage terpusat hanya ada di tujuh kota, melayani 973 ribu penduduk (1,31 persen dari jumlah penduduk kota atau 0,5 persen dari total penduduk Indonesia). Pembuangan akhir limbah tinja di perkotaan: 63,07 persen tangki septik, 16,70 ke sungai/danau, 14,44 ke tanah, 5,79 persen ke kolam/pantai/lainnya (BPS 2002). Umumnya model tangki septik berbentuk bak resapan atau langsung ke sungai/salu- ran. Akibatnya air sungai dan air tanah di perkotaan umumnya terkontaminasi bakteri
E. coli. Diperkirakan 70-75 persen beban polusi air bersumber dari rumah tangga.
TTa an ntta an ng ga an n S Sa an niitta assii
FOTO:MUJIYANTO
B agaimana Anda meli- hat kondisi pe-
nyelenggaraan air minum dan penyehatan lingkungan di tahun 2005 ini?
Tahun ini kon- disi air minum dan penyehatan lingkungan kita mulai membaik. Di departemen, khususnya Pekerjaan Umum, sudah kembali ke sektor. Jadi sudah ada direktorat pe- ngembangan air minum, pengembang- an PLP, sehingga lebih konsentrasi. Kita berharap itu lebih baik. Sekarang kerja sama di pusat juga semakin membaik karena pada level interdepartemen su- dah makin matang. Kita juga sudah mu- lai mengintroduksi pendekatan-pende- katan baru seperti CLTS, SANIMAS. Rencananya tahun depan kita akan re- plikasi lebih besar lagi. Mudah-mudah- an tahun depan kita lebih bisa, bukan hanya menyusun kebijakannya saja, ta- pi mulai pilot proyek dan implementasi dari kebijakan tersebut.
Bagaimana implementasi kebi- jakan nasional pembangunan AMPL berbasis masyarakat?
Ini cukup bagus karena Bank Dunia makin tertarik. Sekarang akan scale up untuk national wide. Memang pende- katan ini butuh waktu yang cukup lama. Tapi saya cukup optimistis karena ma- syarakat cukup menyenangi pendekatan ini. Mereka terlibat langsung. Pemerin- tah juga makin ringan sebab tak harus mengerjakannya sendiri. Kita bisa ber- sama-sama antara pusat, propinsi, ka- bupaten/kota, dan masyarakat. Dan yang paling penting, dengan kebersa- maan itu kita bisa saling mengingatkan
bila ada yang tidak pas. Bagaimanapun tetap butuh penga- wasan yang makin kuat dan baik.
Beberapa pe- merintah daerah telah mengimple- mentasikan kebi-
jakan ini. Langkah apa yang akan diambil agar replikasi berlang- sung lebih cepat?
Yang akan datang, kita berharap ti- dak hanya diseminasi kebijakan tetapi diseminasi yang diikuti oleh pilot pro- ject. Jadi daerah bisa melihat ini lho ke- bijakannya dan ini lho implementasi- nya. Ini akan menjadi semacam demon- stration plot (demplot) supaya orang bi- sa melihat langsung, tentu sesuai karak- ter daerah masing-masing. Dengan de- mikian akan mudah direplikasi ke dae- rah-daerah lain.
Dari proses implementasi, apa- kah ada hal baru atau koreksi ter- hadap kebijakan yang ada?
Ada pasti. Misalnya, kebijakan na- sional ini kok belum membumi. Me- mang sulit untuk membuat kebijakan sampai detail karena kita membatasi se- batas kewenangan kita saja yaitu set up policy. Kita tidak mungkin bicara nanti implementasinya seperti ini dan seba- gainya, duitnya dari sini dan lainnya. Kita membatasi level nasional sampai kebijakan saja. Implementasinya justru kita harapkan dari daerah. Makanya ki- ta mencoba mendesiminasikan kebijak- an ke daerah sehingga daerah bisa membuat kebijakan yang sesuai dengan kondisi mereka dan mereka pula yang mengimplementasikan. Itu kritik yang cukup positif. Ini tantangan kita bahwa
apa yang kita tulis kata per kata itu be- nar-benar ada manfaatnya. Jangan ter- lalu tinggi ngambangnya.
Kemajuan penyusunan kebijak- an nasional pembangunan AMPL berbasis lembaga seperti apa?
Mudah-mudah akhir tahun ini sele- sai. Memang ini tidak mudah diban- dingkan dengan kebijakan nasional pembangunan AMPL berbasis masya- rakat. Ini lebih sulit karena menyangkut banyak pihak. Sebagai contoh, untuk komponen air minum saja kita harus mengetahui SOP untuk restrukturisasi utang dari Menteri Keuangan seperti apa. Kebijakan ini kan tidak bisa kita operasionalisasikan bila SOP itu belum muncul. Ini tentu butuh waktu. Kebi- jakan ini penting sebagai payung. Ka- rena kalau kita bicara detail soal utang PDAM misalnya, permasalahan pokok- nya kan bukan sekadar masalah uang. Ada masalah manajemen, system engi- neering yang belum lengkap, ada masa- lah tarif, kemampuan masyarakat untuk membayar. Ini sangat kompleks.
Sejauh mana pentingnya kebi- jakan nasional pembangunan AMPL berbasis lembaga ini diban- dingkan yang berbasis masyara- kat?
Keduanya sama penting. Ketika kita menyusun policy framework tersebut, kita mengetahui bahwa ada dua sistem pengelolaan yang saling mengisi yaitu yang berbasis masyarakat dan yang ber- basis lembaga. Hanya saja permasalah- annya agak beda. Kalau yang berbasis masyarakat lebih mudah karena masya- rakat bisa dijadikan sebagai subjek. Yang berbasis lembaga, masyarakat adalah user (pengguna). Sedangkan su- bjeknya adalah institusi-institusi seperti
Percik 20 Desember 2005
Direktur Perumahan dan Permukiman, Bappenas, Ir. Basah Hernowo, MA.
Preventif Lebih Penting daripada Kuratif
PDAM, dinas kebersihan, dan sebagai- nya. Jadi nuansanya sedikit berbeda. Oleh karena itu memperlakukan masya- rakatnya pun sedikit berbeda. Kalau yang berbasis masyarakat, kita bareng dengan mereka, sementara yang berba- sis lembaga kita berhadapan dengan masyarakat tapi bisa diskusi. Sebab itu strategi yang ingin kita terapkan untuk mengatasi hal itu adalah pembentukan semacam forum pengguna pelayanan, apakah itu air minum, kebersihan, lim- bah dan lainnya.
Untuk yang berbasis lembaga, apakah akan ada pilot project se- perti yang berbasis masyarakat?
Mungkin kita akan lakukan itu, tapi agak sedikit berbeda karena kita ber- bicara dengan perusahaan.
Peluang dan prospek apa yang ki- ra-kira bisa diambil di tahun depan guna meningkatkan sektor air mi- num dan penyehatan lingkungan?
Mudah-mudahan kerja sama kita de- ngan Bank Dunia program national wide bisa berhasil. Kita mencoba mengupaya- kan agar dananya soft loan. Saya harapkan kalau ini bisa kerjakan maka kita sudah bisa menggerakkan. Dengan national wide ini cakupan akan lebih banyak. Sayangnya ini masih berupa utang, kita inginnya sih gratis. Yang paling penting lagi adalah kita mencoba memperbaiki aspek lain dari ma- salah air minum dan sanitasi yaitu berupa asset management. Kita akan mengintro- duksi ini sebagai pekerjaan pokok dari semua institusi yang mengelola air minum dan penyehatan lingkungan. Kelihatannya memang kelemahan kita di sini. Misalnya PDAM, bisa jadi tidak memiliki data me- ngenai asetnya. Kalau data aset saja tidak punya, bagaimana mau kerja. Kita akan memperbaiki tahap demi tahap.
Kelanjutan implementasi kebi- jakan nasional pembangunan AMPL berbasis masyarakat tahun depan seperti apa?
Kita akan mengadakan replikasi
SANIMAS, generasi berikutnya dari WSLIC atau katakan WSLIC 3 dengan scope yang berubah, implementasi pro- yek-proyek pinjaman ADB seperti CWSH, dan ProAir dari Jerman, sani- tasi dari Swedia dan Belanda.
Untuk yang berbasis lembaga, apakah akan ada pilot project se- perti yang berbasis masyarakat?
Mungkin kita akan lakukan itu, tapi agak sedikit berbeda karena kita berbi- cara dengan perusahaan.
Apakah institusi-institusi ter- kait, seperti PDAM, terlibat dalam pembuatan kebijakan ini?
Mereka tidak semua terlibat. Kita pi- lih secara acak dalam penyusunan. Saya optimistis bahwa pemilihan acak itu sudah bisa mewakili PDAM. Kalau kita lihat PDAM di Indonesia ini kan bera- gam sekali, ada yang punya pelanggan di bawah 5 ribu, bahkan ada yang pe- langgannya di atas 100 ribu. Permasa- lahannya juga berbeda. Bicara PDAM Surabaya, Medan, Jakarta, itu kan utangnya cukup besar. Kalau kita pecah- kan sekarang, tampaknya tak cukup wak- tu. Kita akan berangkat dari yang kecil dan menengah dulu karena relatif mudah diatasi. Misalnya, Cirebon. Antara kota dan kabupaten mengapa tidak kerja sama dengan Kuningan dan daerah sekitarnya sehingga orang-orang di kota Cirebon bisa terlayani kebutuhan airnya.
Sejauh mana kepedulian dae- rah saat ini terhadap implementa- si kebijakan nasional pembangun- an AMPL?
Pada waktu awal kita mengintroduksi kebijakan ini, daerah sepertinya masih wait and see. Setelah tahu betul scope dan jabaran policy ini, mereka sekarang antu- sias sekali. Contohnya Banten, NTB, NTT.
Kepedulian masyarakat terma- suk NGO terhadap implementasi kebijakan ini, pandangan Anda?
Ini menarik. Kalau masalah kepe-
dulian, saya yakin kepedulian masyara- kat terhadap lingkungan termasuk air itu meningkat. Cuma respon pemerin- tah masih kurang, khususnya DPR. Mestinya DPR lebih melihat lagi bahwa sekarang ini merebak berbagai jenis pe- nyakit yang sebenarnya merupakan ma- salah lingkungan, polio, flu burung, ko- lera, diare, DB. Menurut saya alokasi kesehatan itu jangan hanya untuk ku- ratif, tetapi justru dibesarkan untuk preventif. Percuma kita punya rumah sakit bagus dengan dokter pandai-pan- dai tapi kalau makin tahun jumlah pa- sien terus bertambah. Kenapa kita tidak mencoba tindakan preventifnya yang le- bih ditekankan. Australia misalnya, me- reka baru membuat sewerage system setelah adanya diare pada tahun 1970- an, walaupun itu mahal sekali. Tapi setelah itu penyakit tersebut turun dras- tis. Inggris pada waktu kena penyakti pes, mereka langsung memperbaiki sys- tem seweragenya. Harusnya Indonesia berangkat dari situ. Jangan sampai isunya hanya bagaimana mengobati, tapi harus dilihat penyebabnya itu apa sih. Tentunya bukan hanya burungnya kena flu, kan pasti ada penyebab lain. Mungkin lingkungan yang tidak bagus.
Upaya apa yang bisa dilakukan agar kalangan wakil rakyat ini lebih peduli?
Ini tidak mudah. Kalau ada kesempat- an saya ingin bisa berdiskusi dengan mere- ka. Sebenarnya kita bisa lihat Tangerang, nggak usah jauh-jauh, dimana di sana ada wabah kolera. Lihat penyebabnya apa? Ba- rangkali wakil rakyat perlu bukti. Kenapa nggak turun ke lapangan? Tantangan buat kita untuk meyakinkan legislatif.
Kepedulian sektor swasta?
Swasta banyak yang peduli terhadap masalah ini. Tinggal sekarang bagaima- na kita membuat jaringan dengan mere- ka. Kita ingin berkolaborasi dengan me- reka, mereka punya dana, dan pende- katan kita digunakan oleh mereka se- hingga mereka bisa sukses. (MJ)
Percik Desember 2005
B agaimana kondisi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan di Indonesia pada saat ini?
Perlu saya jelaskan dulu bahwa he- alth is the anal of the system. Maaf ini bahasa kasar, bahwa kesehatan adalah duburnya dari sistem. Jadi kalau hulu- nya bagus, misalnya tubuh manusia sebagai suprasistem yang di dalamnya ada sistem-sistem, maka sistem terakhir adalah dubur yaitu health. Limbahnya di sana. Kalau yang masuk ke dalam tubuh kita bagus maka kita akan buang air besarnya lancar, tidak sembelit, ti- dak diare. Jadi kalau sistem-sistem pembangunan di hulunya tidak benar maka status kesehatan masyarakat akan rendah, seperti ada demam berdarah, diare. Penyakit ini disebabkan karena pencemaran makanan dan minuman oleh tinja akibat hulu yang tidak beres.
Nah kalau kita lihat kondisi air mi- num dan penyehatan lingkungan, Indo- nesia merupakan negara yang besar dan luas dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta. Pemerintah telah mengupa- yakan berbagai macam proyek pemba- ngunan sarana air minum dan penye- hatan lingkungan sejak puluhan tahun yang lalu. Namun hasilnya belum seper- ti yang diharapkan. Saya sendiri dokter lulusan tahun 1974. Itu ada Inpres No 5/1974 yang namanya Samijaga (Sarana Air Minum dan Jamban Keluarga). Saya diperintah ke Jambi dengan perintah presiden itu. Jadi waktu itu pemerintah sudah menyadari bahwa hulunya adalah air minum dan jamban keluarga. Saat ini akses masyarakat terhadap sarana air minum baru mencapai 50 persen dan akses terhadap penyehatan ling- kungan mencapai 63,5 persen berdasar- kan laporan MDGs Indonesia. Kalau ki- ta bicara teori Bhlum, yaitu status kese-
hatan ditentukan oleh herediter atau keturunan (bibit, bebet, bobot) dan pe- layanan kesehatan, perilaku, dan ling- kungan. Perilaku dan lingkungan sangat menentukan status kesehatan masyara- kat. Karena itu ada pepatah Sulawesi Se- latan 'memindahkan gunung itu sulit, mengubah perilaku manusia lebih sulit lagi'. Lingkungan merupakan faktor yang paling besar mempengaruhi kese- hatan dan hampir semua penyakit me- nular faktor utamanya adalah lingkung- an yang buruk. Dan itu yang digarap oleh direktorat jenderal kami. Dapat di- gambarkan seperti kasus berbagai pe- nyakit yang muncul akhir-akhir ini, pe- nyebabnya adalah lingkungan yang jelek sebut saja demam berdarah, kholera, flu burung dan pemanfaatan air yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan serta perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan norma-norma hidup bersih dan sehat.
Kendala yang dihadapi untuk peningkatan sektor ini?
Saya katakan pemerintah sudah cu- kup berusaha, bahkan tidak hanya pe- merintah. Kalau kita bicara public he- alth, atau healthy public policy, publik itu adalah organize government res- pons. Artinya government itu lintas sek- tor. Harus ketemu dengan organize
community. Dua-duanya harus ketemu, karena yang kita terapkan adalah pro- gram appropriate technology in health. Jadi harus betul-betul appropriate tech- nology. Saat ini masih banyak masyara- kat yang belum mendapatkan akses ter- hadap air minum. Indonesia yang sebe- tulnya isinya tanah dan air, kalau sam- pai kekurangan air pasti ada sesuatu yang tidak beres dalam penatalaksa- naannya sehingga cenderung untuk menggunakan air yang kurang meme- nuhi syarat kesehatan, ditambah de- ngan kondisi lingkungan terutama sani- tasi dasar yang jelek, dan perilaku ma- syarakat yang tidak sesuai dengan nor- ma-norma hidup bersih dan sehat. Jadi kalau kita bicara Indonesia Sehat 2010, bukannya 2010 tidak ada orang sakit, tapi yang paling penting masyarakat ki- ta hidup dengan perilaku hidup bersih dan sehat, hidup dalam lingkungan yang sehat, dan punya akses terhadap layanan kesehatan yang mereka butuh- kan. Kalau tiga ini dipenuhi maka status kesehatan masyarakat kita akan me- ningkat dari waktu ke waktu yang di- tandai dengan umur harapan hidup ber- tambah panjang, angka kesakitan makin berkurang. Sekarang kita lihat angka ke- matian bayi 35 per seribu kelahiran hi- dup, angka kematian balita 46 per se- ribu kelahiran hidup. Sebagian besar di- sebabkan oleh infeksi saluran pernafas- an akut dan diare. Kalau kita bicara di- are kuncinya adalah lima F yaitu feces, fingers, flys, fluid, field, dan food. Jadi kotoran yang dibuang di sembarang tem- pat mencemari jemari, terbawa lalat, mencemari air dan sebagainya yang bisa menimbulkan penyakit. Hal ini akan sa- ngat mempengaruhi kondisi kesehatan dan mempermudah penularan penyakit. Jadi faktor air sangat penting. Maka kita
Percik Desember 2005 22
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan,
Dr. I Nyoman Kandun, MPH.
Primary Health Care Jadi Kunci
suruh orang cuci tangan. Tapi masalah- nya air buat cuci tangan tidak ada. Cinganbun, cuci tangan dengan sabun sehabis buang air atau sebelum me- nyentuh makanan. Untuk mengatasi ini kita punya konsep, conseptual frame- work, dan legal framework.
Bagaimana kepedulian peme- rintah daerah di sektor ini?
Merujuk UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah bahwa tanggung jawab penanganan terhadap air minum dan sanitasi menjadi kewe- nangan Pemerintah Daerah. Artinya pemerintah daerah berhak mengatur rumah tangganya sendiri. Pusat tugas- nya membuat kebijakan, memberikan training, dan sebagainya. Misalnya yang disebut rumah sehat itu begini lho. Air minum yang memenuhi standar kese- hatan itu seperti ini, lingkungan sehat itu begini. Mau pemerintah daerah membuat dindingnya dari beton, atau bambu terserah yang penting meme- nuhi standar rumah sehat. Kalau per- syaratan kesehatan dilanggar maka pas- ti akan menderita penyakit dalam jang- ka pendek, menengah, dan panjang.
Jadi dengan adanya UU No 32, dan
33 tentang perimbangan anggaran, sebenarnya pemerintah daerah menda- pat bagian porsi duit untuk mengatur rumah tangganya. Nah seberapa jauh pemerintah daerah memprioritaskan pembangunan kesehatan lebih daripada pembangunan fisik, itu kembali pada konsepsi dan persepsi otoritas di sana. Tentunya investasi yang paling bagus itu adalah di bidang pendidikan dan kesehatan. Kalau SDM-nya cerdas dan sehat, maka yang lain gampang. Itu hulunya, human development index, ditambah pertumbuhan ekonomi. Kalau ketiga serangkai ini dijalankan dengan baik maka akan gemah ripah loh jinawi tata tentrem kertaraharja.
Pemerintah kabupaten, kota dan propinsi, baik legislatif maupun ekse- kutifnya, pada umumnya belum me- nempatkan pelayanan air minum dan
penyehatan lingkungan sebagai priori- tas. Mereka membangun jalan, jemba- tan, dan sarana fisik lainnya. Itu tidak salah. Tapi sebagai orang kesehatan kita berharap sektor kesehatan mendapat alokasi minimal 15 persen dari APBD. Dukungan dana untuk sektor tersebut masih sangat kecil. Bahkan ada peme- rintah daerah yang menjadikan Pus- kesmas dan rumah sakit daerah sebagai sumber pendapatan daerah. Harusnya tempat itu sebagai cost loss investasi. Jangan mengharapkan kembali dari si- tu. Kedudukan dan status lembaga yang mengelola air minum khususnya di dae- rah perkotaan seperti PDAM, masih perlu ditingkatkan sehingga lembaga tersebut dapat mandiri dan memberi- kan pelayanan yang optimal pada pe- langgan. Jadi PDAM sendiri mengalami banyak masalah sehingga masyarakat ada yang memplesetkan PDAM sebagai perusahaan daerah air mandi. Hanya bisa untuk mandi tidak seperti di negara maju langsung bisa diminum yang dise- but potable water. Mungkin hanya ada di Singaraja dan Bogor. Kalau air PDAM yang kita minum di sini yang masuk telur cacing dan E. coli mungkin. Kita tidak meledek mereka. PDAM sih mau memproduksi air siap minum sesuai standar, tapi tidak semudah itu karena variabelnya banyak sekali, makanya kita harus bantu mereka.
Sumber Daya Manusia perlu diting- katkan tidak hanya yang terlibat dalam lembaga yang resmi seperti PDAM, na- mun juga masyarakat baik individu maupun kelompok untuk menyediakan sarana air minum guna memenuhi kebutuhannya sendiri. Jadi masyarakat jangan menuntut pemerintah saja. Pembangunan itu tanggung jawab kita bersama. Hal ini sangat terkait dengan perilaku masyarakat terutama per- lakuan masyarakat terhadap air minum dan lingkungan. Sekarang air PDAM buat cuci mobil, buat nyiram kebun, ini kan terlalu mahal. Selain itu sumber daya air perlu dilakukan perlindungan dan penghutanan di sekitar mata air
guna meningkatkan tampungan dan resapan air sehingga dapat menjamin kesinambungan debit air. Ini sebenar- nya adalah pendekatan multifaktorial. Beberapa tahun terakhir banyak mata air yang turun kapasitasnya. Sebagai- mana yang diungkapkan oleh Bupati Lumajang--Jawa Timur, di kabupaten- nya sejak 4 tahun terakhir sudah kehi- langan 100 sumber mata air. Mata air tempat saya main sewaktu di Bali sudah hilang. Dan tak kalah pentingnya sikap masyarakat yang masih belum mema- hami pentingnya hutan untuk memper- tahankan mata air, perilaku dan per- lakuan masyarakat terhadap air minum dan lingkungan yang tidak sesuai de- ngan norma-norma hidup bersih dan sehat. Sebagai contoh banyaknya kasus penyakit yang timbul pada akhir-akhir ini seperti kolera di Tangerang, polio, flu burung, malaria disebabkan karena lingkungan yang jelek. Dan untuk me- nangani kemampuan keuangan peme- rintah yang sangat terbatas, harus di- upayakan agar semua potensi sumber dana yang ada dari dalam negeri, luar negeri dan masyarakat dapat dike- rahkan untuk mendukung upaya ini secara efisien dan efektif.
Upaya yang disiapkan untuk mengatasi keadaan tersebut?
Sebagai negara hukum, kita harus mempersiapkan perangkat-perangkat hukumnya. Ada Undang-undang No- mor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, UU Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sum- ber Daya Air, UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, yang mana tanggung jawab penanganan ter- hadap air minum dan sanitasi menjadi kewenangan Pemerintah Daerah, UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perim- bangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Ada juga Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2005 tentang Air Minum, PP Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, PP Nomor
82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Percik Desember 2005
23
Kualitas Air dan Pengendalian Pence- maran Air, Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2005 (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, 2004- 2009), antara lain menyangkut Pro- gram Lingkungan Sehat. Juga pemerin- tah mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 907 Tahun 2002 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum, Kepmenkes No. 1274 Tahun 2005 (Rencana Strategis Departemen Kesehatan, 2005-2009), antara lain me- nyangkut program penggunaan air ber- sih dan jamban. Selain itu telah disusun kebijakan tentang Pembangunan Sara- na Air Minum dan Penyehatan Ling- kungan Berbasis Masyarakat dan Lem- baga (WASPOLA), serta optimalisasi sumber dana yang ada dari luar negeri, dalam negeri dan masyarakat untuk pembangunan sarana air minum dan penyehatan lingkungan. Tak kalah pen- ting dari itu, pemerintah mendorong partisipasi masyarakat dalam pemba- ngunan sarana air minum dan penye- hatan lingkungan.
Apakah kita mampu untuk me- ngejar target MDGs 2015?
Sebetulnya Tuhan itu telah mem- berikan bumi ini lengkap. Tinggal wis- dom kita untuk mengelolanya. Seharus- nya tidak ada orang kekurangan air. Makhluk itu diciptakan dengan segala makanan dan minumannya. Tapi ada yang serakah, ada yang tidak mengenal lingkungannya sehingga ada orang yang tidak kebagian. Ada yang mandi buat keleknya 100 liter, padahal di Pulau Bu- aya sulit mendapat air. Kita terus ber- upaya mencapai target MDGs agar men- dekati kesepakatan yang telah ditetap- kan dengan mengerahkan semua ke- mampuan yang ada baik yang bersum- ber dari dalam maupun luar negeri da- lam upaya meningkatkan cakupan air minum dan penyehatan lingkungan. Goal pertama dari MDGs itu sebenar- nya adalah pengentasan kemiskinan. Indonesia masih memerlukan kerja sama internasional, khususnya dengan
negara maju. Penggunaan pinjaman lu- ar negeri harus dimanfaatkan secara efi- sien dan efektif serta dialokasikan un- tuk kegiatan-kegiatan yang memiliki daya ungkit tinggi. Pemerintah Daerah dan masyarakat perlu berkomitmen da- lam menggalang pinjaman dana luar negeri. Karena kurangnya modal do- mestik, harus diusahakan agar arus ma- suk modal asing lebih besar dari pada arus modal keluar. Agar hal ini terwu- jud, harus diperbaiki iklim investasi ba- gi penanam modal yang telah ada dan yang akan datang. Jadi kita harus mem- bangun apa yang namanya supportive environment.
Bagaimana peran masyarakat dalam pembangunan yang diha- rapkan dalam AMPL?
Bicara soal masyarakat, masyarakat kita harus diberdayakan. Jangan sam- pai masyarakat kita menjadi masyara- kat pengemis. Dan kita-pemerintah- red-menjadi sinterklas, bagi-bagi se- suatu. Itu tidak mendidik. Saya paling tidak setuju cara seperti itu karena ma- syarakat kita itu sebenarnya harga diri- nya sangat tinggi. Sebenarnya masya- rakat itu kalau diberdayakan, mampu. Masyarakat yang berdaya itu cirinya tiga. Rumangsa melu handarbeni, sen- se of belonging, atau punya rasa memi- liki. Sehingga mereka kelola sendiri pembangunan yang berbasis pada ko- munitas atau dalam bahasa Jawanya, sebagai rumangsa melu hangrungkepi. Yang ketiga adalah funded by the com- munity, dibiayai sendiri. Makanya de- ngan WSLIC I, WSLIC II, filosofinya adalah itu dengan adanya village action plan, rembug bersama. Itu tidak hanya untuk masyarakat tapi juga lembaga swadaya masyarakat (LSM). Jangan sampai ada LSM yang ngacau, sehingga singkatannya menjadi Lambene Sakge- leme Mangap (bibirnya asal ngomong). Kita berharap ada LSM yang betul-betul tulus untuk menggerakkan masyarakat. Jadi masyarakat bisa diberdayakan, ada dua kuncinya. Pertama, jangan ada dus-
ta di antara kita, katakan yang sebenar- nya. Kedua, memberdayakan masyara- kat harus terbuka, dengan membangun kepercayaan. Bukan mengajari. Namun karena seringnya kita pendekatan pro- yek, kita tidak sabar. Kita terburu-buru melihat hasilnya. Padahal hasilnya se- benarnya superfisial, tidak mendalam, dan tidak ada sense of belonging karena masyarakat tidak terlibat.
Masyarakat sebagai pengguna perlu memahami bahwa perlakuan yang ku- rang baik terhadap air minum dan ling- kungan akan berakibat buruk terhadap kesehatan yang akan merugikan masya- rakat sendiri. Oleh karena itu perlu ke- terlibatan masyarakat secara aktif da- lam pembangunan sarana, sehingga ka- lau rusak, mereka membetulkannya sendiri. Jadi filosofi 20 persen kontri- busi masyarakat, 16 persen inkind, dan
4 persen cash, itu filosofi yang bagus. Dan yang lebih penting, harus ditanam- kan dalam benak siapapun untuk meng- hilangkan kesan bahwa tanggung jawab pengelolaan lingkungan tidak semuanya berada di pundak pemerintah. Mung- kin kelirunya kita, sering datang sebagai sinterklas, datang disambut, dikasih ulos, dan sebagainya tanpa melibatkan masyarakat. Habis itu rusak dan tinggal puing-puing, masyarakat tak peduli. Itu kalau saya bilang sebagai proyek pasar malam. Jadi ada tiga faktor utama parti- sipasi masyarakat, yakni pertama me- mutuskan sendiri kegiatan yang akan dilaksanakan. Ini yang paling penting. Leadership di tingkat lokal itu kita tum- buhkan. Kedua, mengelola dan melak- sanakan kegiatan. Ketiga, membiayai sendiri semua kegiatan yang dilaksana- kan. Ini merupakan bentuk empower- ment, kalau mau ngrogoh sakunya sen- diri. Untuk itu telah dikembangkan pen- dekatan-pendekatan pemberdayaan masyarakat yang bersifat inovatif, se- perti DRA (demand responsive ap- proach), MPA-PHAST (Methodology for Participatory Assessments-Partici- patory Hygiene And Sanitation Trans- formation), CLTS (Community Led
Percik Desember 2005 24
Total Sanitation), revolving fund, dan lain-lain.Perbaikan perilaku masyarakat agar sesuai dengan norma kesehatan perlu ditingkatkan. Hal ini perlu dila- kukan karena sangat berpengaruh ter- hadap kehidupan masyarakat. Sebagai contoh, mengutip hasil riset kesehatan belum lama ini--WSP, dengan penyedia- an air minum yang baik akan mengu- rangi penyakit diare sebanyak 15-20 persen, pembuangan kotoran yang baik mengurangi 30-50 persen dan cuci ta- ngan dengan sabun mengurangi 42-47 persen. Kalau semua dijumlahkan mungkin 99 persen diare itu akan terce- gah. Kalau ada diare mungkin karena food intolerance misalnya laktose, jadi bukan karena mikroba.
Bagaimana harapan peran dari pihak swasta?
Swasta jangan diam dan berusaha hanya mencari keuntungan. Sebetulnya keuntungan yang dia dapatkan juga ka- rena adanya daya beli masyarakat, kese- hatan masyarakat itu. Mereka mampu bekerja dan produktif. Karenanya keun- tungan itu harus dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk community development. Swasta merupakan kom- ponen yang perlu dilibatkan dalam pro- ses pembangunan dengan melakukan investasi terhadap sarana pelayanan pu- blik maupun menyisihkan sebagian ke- untungannya untuk diinvestasikan pa-
da peningkatan pelayanan sosial. Community development fund yang umumnya sudah dianggarkan terutama oleh perusahaan besar dapat diinvesta- sikan untuk peningkatan pelayanan so- sial bagi masyarakat sekitar. Masyara- kat makmur, produktif dan sehat, maka perusahaannya akan sustain. Paling ti- dak ada empat hal yang dapat dipetik manfaatnya bagi perusahaan yang menginvestasikan sebagian keuntung- annya bagi peningkatan pelayanan so- sial, yakni pertama, meningkatkan apresiasi dan pemahaman masyarakat atas fungsi corporate dan corporate community development programs;
kedua, terciptanya harmoni sosial de- ngan masyarakat khususnya masyara- kat sekitar perusahaan; ketiga, mengu- rangi dampak kurang baik bagi masya- rakat sekitar, seperti pencemaran ling- kungan, ekses sosial, dan lain sebagai- nya, dan terakhir, turut membantu pemberdayaan sosial ekonomi masyara- kat sekitar dan fungsi perusahaan.
Perusahaan swasta seharusnya me- miliki komitmen dan tanggung jawab sosial untuk mengembangkan dan memajukan masyarakat sekitar. Penye- diaan dana pengembangan masyarakat tidak hanya dilakukan oleh perusahaan yang besar saja tetapi juga oleh semua perusahaan swasta maupun BUMN yang menjalankan usahanya di Indone- sia. Untuk itu perlu dirumuskan kebija- kannya secara tepat sehingga jelas peran dan tanggung jawabnya.
Anda tadi mengemukakan, ting- kat kesadaran masyarakat masih rendah. Faktor apa yang menyebab- kannya, bukankah kita sudah lama merdeka?
Saya tidak mau terjebak dengan menyalahkan masyarakat. Ini salah kita semua. Tugas pemerintah mencerdas- kan bangsa, itu amanat dari pembukaan UUD 45. Jadi pendidikan itu penting baik formal maupun informal. Saya per- nah menggarap apa yang namanya com- posit index, untuk HDI. Jadi ibu-ibu yang pendidikannya minimal SMP, sta- tus kesehatan keluarganya bagus. Kalau pendidikannya SMP ke atas, kemam- puan untuk menyerap informasi baik dan perubahan perilaku lebih mudah
karena mereka adalah agent of change. Kuncinya adalah pendidikan ibu. Selain itu sebetulnya pendidikan kesehatan sejak dini di sekolah memegang peran penting. Harusnya Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) itu menjadi kunci. Dan banyak lembaga informal yang bisa gunakan sebagai forum pendidikan kesehatan masyarakat. Pendidikan ke- sehatan masyarakat sebenarnya kita harus kembali kepada pendekatan primary health care. Jadi mulai dari household level, tingkat rumah tangga, kemudian meningkat ke tingkat komunitas masyara- kat. Baru nanti Puskesmas sebagai pusat rujukan. Setelah itu baru ke rumah sakit kabupaten. Kalau ini saja diperkuat, kese- hatan masyarakat kita akan baik. Jadi nggak usah muluk-muluk, primary health care. Filosofinya adalah equity, memeratakan pelayanan. Kuncinya ada- lah harus ada kerja sama lintas sektor, mengutamakan upaya preventif promo- tive, menggunakan teknologi tepat guna, dan mengikutsertakan masyarakat.
Beberapa pemerintah daerah belum begitu peduli dengan kese- hatan, bagaimana ini bisa terjadi?
Saya tak mau menyalahkan mereka. Mungkin kita belum bagus advokasinya kepada pemerintah daerah dalam menjual program kesehatan. Misalnya kita kaitkan dengan health economic, anda investasi 1 dolar akan panen 10 do- lar, mungkin harus begitu. Kalau ada malaria di daerah Anda, kerugiannya segini, kalau dirupiahkan segini, pro- duktivitas menurun. Kalau ada orang mencret, tidak kerja dan tidak masuk sekolah, kemudian dihitung dengan rupiah, maka akan kehilangan sekian milyar setahun. Jadi kalau APBD Anda alokasikan sekian milyar, anda akan panen sekian. Jadi kita harus bisa advokasi seperti itu. Selama ini, teman- teman kesehatan memakai bahasa kese- hatan yang hanya mereka saja yang mengerti. Jadi teman-teman kesehatan sendiri perlu diberdayakan untuk mem- berdayakan orang lain. (MJ)
Percik Desember 2005
Filosofinya adalah equity,
memeratakan pelayanan. Kuncinya adalah harus ada
kerja sama lintas sektor, mengutamakan upaya preven-
tif promotif, menggunakan
teknologi tepat guna, dan mengikutsertakan masyarakat.
Cerita Dari Lonuo, Gorontalo
Setia Melayani Selama Delapan Tahun
D Penyehatan Masyarakat (AMPL) berba- disi prima baik kualitas sarananya, ke- sungai. Karena lokasi sumur cukup ja-
esa Lonuo menyimpan cerita
Oleh: produktif (lebih bernilai ekonomi).
yang monumental di bidang Penduduk desa mencari air ke sumur- pembangunan Air Minum dan
Isman Uge* dan Alma Arif**
sumur dangkal yang mereka buat di tepi
sis masyarakat, setara dengan Desa
uh dari tempat tinggalnya, kegiatan Dembe I yang dinyatakan oleh Guber-
lembagaan, administrasi keuangan, te-
mencari air untuk memenuhi kebutuh- nur Gorontalo, Ir H. Fadel Muhammad,
naga teknisnya, regularitas layanan, dan
an utama mereka telah menyita banyak akan menjadi model pembangunan Air
sebagainya. Bisa dikatakan, inilah mo-
waktu dan tenaga. Karenanya, pada ma- Minum Berbasis Masyarakat di Goron-
del I pembangunan AMPL yang selaras
sa lalu, penduduk Lonuo hidup terbe- talo. Sarana air minum sistem perpipa-
dengan Kebijakan Nasional.
lenggu kemiskinan. an gravitasi di Desa Lonuo ini dibangun
Dalam perkembangannya, meski-
Permasalahan semakin pelik karena pada tahun 1996/7 oleh proyek ABPL
pun sampai saat ini sarananya masih
mereka juga tidak mampu mengem- (Air Bersih dan Penyehatan Lingkung-
berfungsi baik, ternyata terdapat pa-
bangkan gaya/cara hidup yang higienis. an).
sang surut yang cukup menarik untuk
BAB (buang air besar) di sembarang Pada tahun 1998 Desa Lonuo me-
disimak. Tulisan ini akan mengungkap-
tempat merupakan hal yang umum dila- raih juara nasional di bidang pengelola-
kannya.
kukan. Mereka BAB dengan menggu- an sarana air minum dari Departemen
nakan "WC Putar". Maksudnya, pada Dalam Negeri yang penyerahannya dila-
Masa Lalu
saat BAB di bawah pohon kelapa, di se- kukan di Yogyakarta. Tahun berikutnya,
Pada masa lalu penduduk Desa Lo-
mak-semak, atau di sungai, bila ada 1999, pada saat World Bank melak-
nuo, sebagaimana desa lainnya yang
orang lewat mereka akan memutar sanakan penilaian dengan mengguna-
mengalami kesulitan air, lebih disibuk-
tubuhnya, atau memutari pohon, untuk kan metode Participatory Learning
kan dengan kegiatan mencari air. Alo-
menyembunyikan "aurat utamanya". and Action Initiative (PLA) di empat
kasi waktu untuk mencari air sangat be-
Cara seperti ini lazim dilakukan pada desa di Gorontalo yaitu: Lamu, Ta- lumelito, Longalo, dan Lonuo, sekali la-
sar, menyisihkan kegiatan yang lebih
FOTO:ALMA ARIEF
gi Desa Lonuo mendapat penghormat- an. Desa Lonuo dan Longalo, dijadikan model dan didokumentasikan secara elektronik-difilmkan dan digandakan menjadi CD dan beredar di negara-ne- gara berkembang-oleh Water and Sani- tation for East Asia and Pasific (salah satu divisi dari Bank Dunia).
Dokumentasi elektronik ini menje- laskan mengenai pentingnya meli- batkan masyarakat dengan tanpa mem- bedakan kaya, miskin, usia, dan jenis kelamin dalam pengambilan keputusan pelaksanaan pembangunan agar sarana yang dibangun berkelanjutan dan ber- fungsi secara efektif. Pada saat Bank Dunia melakukan penilaian, semua sis- tem AMPL di keempat desa dalam kon-
26 Percik Desember 2005 26 Percik Desember 2005
FOTO:ALMA ARIEF
yang bertebar di sembarang tempat dalam jumlah besar akan menjadi sum- ber penyebaran penyakit yang lazim disebut "water borne disease". Jenis penyakit water borne disease seperti diare, ISPA, sakit kulit, iritasi mata, ko- lera, berjangkitnya sangat erat terkait dengan kualitas dan kuantitas per- sediaan air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan me- melihara kebersihan. Bukan hal yang aneh bila penduduk Desa Lonuo pada masa lalu secara periodik selalu kejang- kitan penyakit yang oleh penduduk se- tempat disebut "tiba berangkat", kare- na siapapun yang terjangkit penyakit tersebut pasti akan mati (berangkat ke akhirat).
lagi harus mencari air. Masih banyak la-
tidak berfungsi lagi (ini yang menjadi
Kesejahteraan Meningkat
dasar informasi yang sampai ke penulis Kesejahteraan masyarakat mening-
gi perubahan yang terjadi karena kemu-
bahwa sarana di Lonuo sudah rusak). kat pesat pasca pembangunan sarana
dahan dalam memperoleh air bersih.
Tidak berfungsinya sarana tersebut bu- air mimum. Ada keterkaitan yang bersi-
kan karena rusak tetapi karena sudah fat sistemis antara tingkat pemenuhan
Pengelolaan Sarana dan Kendalanya
berkembang menjadi kran rumah tang- kebutuhan air dan meningkatnya kese-
Pada saat dilakukan penilaian pada
ga (household connection). jahteraan masyarakat.
tahun 1999, sistem ABPL di Desa Lonuo
Kini seluruh rumah tangga di desa Sejak masyarakat bisa mencukupi
dalam keadaan prima. Kelembagaan
Lonuo sudah bisa mengakses layanan kebutuhan air secara mudah, kesehatan
pengelola air, tidak diragukan, ber-
air minum, kecuali dusun tiga yang lo- mereka secara berangsur angsur sema-
fungsi sangat baik. Lembaga pengelola
kasinya di tempat ketinggian. Sebanyak kin membaik. Jenis penyakit yang dise-
air yang diberi nama UPS (unit pengelo-
184 KK di Desa Lonuo dan 8 KK dari but tiba berangkat, hilang dengan sen-
la sarana) diketuai seorang wanita ber-
Desa Tamboo (desa tetangga) kini men- dirinya. Hal ini tentu saja terkait de-
nama Satria Kyai. Kelompok Pengelola
dapatkan layanan air. Meskipun begitu ngan perilaku hidup bersih dan sehat.
Sarana (KPS) diperlengkapi perangkat
pada puncak musim kemarau-sebagai- Karena tersedia air dan mudah menda-
sekretaris, bendahara, seksi teknis, sek-
mana yang terjadi di tempat lain-suplai patkannya, mereka menjadi bisa mem-
si peran serta masyarakat, dan kader ke-
air sangat berkurang. Untuk mencukupi bangun jamban, dan bisa membersih-
sehatan lingkungan.
kebutuhan air di musim kemarau, pen- kan diri secara lebih sempurna baik pa-
Hasil penilaian menunjukkan bah-
wa iuran bagi pemakai sarana yang di-
duduk memfungsikan sarana air pada
malam hari, mengumpulkan ke dalam Selain itu, seiring meningkatnya ke-
da saat mandi maupun sehabis BAB.
kumpulkan oleh ketua KPS bisa ber-
bak penampung atau ember. sehatan dan jumlah waktu yang dialo-
jalan lancar, dengan pembukuan yang
Sistem yang berjalan dengan mulus kasikan untuk kegiatan produktif, taraf
rapi. Pengawasan secara teknis pema-
tersebut menjadi goyah pada tahun kehidupan ekonomi mereka meningkat
kaian sarana air juga dilakukan, dan
2000, pada saat berlangsung pemilihan pula. Penduduk, khususnya ibu-ibu,
bila ada berbagai kerusakan bisa di-
kepala desa. Sesuatu yang tidak ter- mempunyai pekerjaan baru untuk me-
tangani tim teknis yang memang sudah
antisipasi terjadi, gara gara salah seo- nambah penghasilan rumah tangga, yai-
dilatih dengan baik oleh LPMD.
rang calon kepala desa dalam upaya tu menganyam tikar, sementara untuk
Bisa dikatakan bahwa UPS sudah se-
memperoleh dukungan menjanjikan bapak-bapak bisa bekerja lebih lama di
dikit melakukan pengembangan sarana.
untuk menghapus iuran air yang se- kebun/ladang. Sedangkan bagi anak-
Bila pada mulanya di Desa Lonuo terda-
sungguhnya besarnya tidak seberapa anak yang masih sekolah, kini mereka
pat 14 kran umum dan enam hidran
yaitu sebesar Rp 1.000/rumah tang- tidak pernah lagi terlambat karena tidak
yang berfungsi baik, sekarang hampir
semua hidran dan kran umum tersebut
ga/bulan.
Percik Desember 2005
Kejadian tersebut menjadi preseden meteran. Namun gagasan ini tidak dika- buruk, sebab penduduk menjadi mem-
bulkan oleh pemerintah kabupaten. Me- belot, menolak membayar iuran. Sejak
Karena iuran tidak lagi
nurut Satria Kyai, pemerintah beralasan tahun 2000 itu UPS sama sekali tidak
berjalan, bila ada
kerusakan seperti pipa bahwa pemungutan retribusi harus me-
berfungsi sampai saat ini. Keadaan ter-
bocor, kran rusak,
lalui Perda.
sebut semakin diperburuk karena salah
seorang pengurus UPS yaitu sekretaris
bak penangkap mampet,
Pembelajaran
UPS meninggal dunia. Satria Kyai men-
Ada berbagai pelajaran yang bisa jelaskan lebih lanjut, dalam waktu dekat
masyarakat digerakkan oleh
dipetik dari pengalaman Lonuo. ini rencananya akan dilaksanakan rapat
kepala desa untuk
Beberapa di antaranya adalah: untuk melakukan pemilihan pengurus .
bergotong-royong
1. Ada faktor-faktor yang tidak tera- Sejak terjadi pembelotan tersebut
memperbaiki kerusakan.
malkan (aspek sosial budaya) yang berbagai kejadian yang sangat merugi-
mempengaruhi keberlanjutan sarana kan bermunculan. Pada tahun 2002
dan layanan air. ada penduduk desa tetangga yang mela-
memperbaiki kerusakan. Namun sejauh
2. Kelembagaan pengelola sarana air kukan tapping untuk mendapatkan air
ini hal itu hanya untuk menanggulangi
mempunyai peranan yang sangat tanpa seijin UPS. UPS menegur dan
kerusakan kecil, bukan kerusakan be-
penting bagi keberlanjutan sarana tidak memperbolehkan tetapi malah di-
sar.
dan layanan. laporkan ke polisi. Menanggapi hal itu,
Keadaan yang seperti itu akan
3. Kelembagaan pengelola sarana yang UPS melaporkan balik dengan tuduhan
semakin tidak terkendali bila tidak ada
kuat bisa mengatasi faktor-faktor lain melakukan pencurian air. Akhirnya
pemulihan fungsi UPS. Pada tahun ter-
yang mempengaruhi keberlanjutan. orang tersebut bahkan yang dipanggil
akhir ini, dengan adanya perhatian dari
pemerintah dengan melibatkan UPS 4. Pada saat peran kelembagaan mele- dan diperiksa oleh polisi. Selain itu,
mah, keberlanjutan sarana dan la- karena peraturan semakin banyak yang
Lonua dalam kegiatan diskusi air ber-
yanan menjadi terancam. dilanggar, penduduk ada yang membu-
sih, tumbuh lagi semangat baru untuk
5. UPS dan sebagian masyarakat Lonuo at kolam.
mengaktifkan kembali UPS dengan me-
masih menyadari akan peran penting Karena skema iuran tidak lagi berja-
lakukan pergantian pengurus dan mem-
UPS dan sistem pengelolaan yang lan, kini bila ada kerusakan seperti pipa
fungsikan semua perangkat dan aturan
baik bagi keberlanjutan sarana dan bocor karena pecah, kran rusak, bak pe-
yang ada. Bahkan terakhir ini ada ke-
inginan untuk meniru sistem yang dite-
layanan.
nangkap mampet, dan sebagainya, ma- rapkan Kelurahan Dembe I, yaitu me- 6. Masih ada keinginan untuk mengak- syarakat digerakkan oleh kepala desa
tifkan kembali sistem iuran sesuai untuk beriuran dan bergotong-royong
mungut iuran berdasarkan besarnya pe-
makaian air dengan cara memasang
dengan besarnya pemakaian air de-
FOTO:SUBARI
ngan cara memasang meteran.
7. Pemerintah menghadapi dilema an- tara menegakkan aturan dan keber- lanjutan layanan air dan kemandirian masyarakat.
8. Berbagai permasalah yang dihadapi Desa Lonuo masih bisa dipecahkan dengan cara mempertemukan semua anggota masyarakat untuk kembali bermusyawarah mencari jalan keluar
Kendati dalam
bersama.
kondisi sulit, masyarakat
*Kabid Perencanaan
masih bisa
Pengembangan Wilayah ,
menikmati
Tata Ruang dan Lingkungan Hidup,
air bersih
Bappeda Propinsi Gorontalo
sistem perpipaan.
**Konsultan WASPOLA, peneliti di Pusat Penelitian Sains dan Teknologi
b Percik Desember 2005
S etiap tahun tanah atau lahan per-
tanian di Bali dikonversi (dialih- fungsikan) ke non-pertanian (vi-
la, mall, hotel, restaurant, lapangan golf, perumahan dan bangunan pusat jasa bisnis pariwisata lainnya). Dalam tempo 10 tahun (1990 - 2000) untuk se- luruh Bali mencapai 1.000 hektar per tahun. Saat ini hanya tersisa lebih ku- rang sekitar 86.082 hektar tanah sawah, dan yang bukan sawah lebih kurang sekitar 476.450 hektar (termasuk peru- mahan), serta lahan lainnya seperti ra- wa dan tambak lebih kurang seluas 886 hektar. Bila percepatan kehilangan 1.000 hektar setahun ini tidak segera di- hentikan maka Bali akan kehilangan sa- wah-sawah dalam waktu puluhan tahun lagi. Bayangkan saja betapa sesaknya Bali ketika itu terjadi. Padahal pulau ini hanya memiliki luas lebih kurang 5.632 kilometer persegi.
Hilangnya tanah pertanian di Bali bukan soal sederhana dan sekadar soal kehilangan lahan dan petani tak memi- liki pekerjaan lagi seperti sudah banyak terjadi di Jawa. Hilangnya tanah-tanah pertanian akan berdampak pada terku- burnya sebagian besar perikehidupan orang Bali. Ini sungguh mengerikan, ka- rena tanah-tanah pertanian, bagi orang Bali, mengusung satu simbol kebudaya- an agraris yang menjadi mata air (tirtha amertha) sebagian besar kehidupan mereka.
Berkaitan dengan masalah tanah dan simbol kebudayaan agraris yang menjadi mata air sebagian besar ke- hidupan masyarakat Bali, terdapat per- talian hukum antara manusia, tanah dan air dalam hukum adat Bali didasar- kan pada alam pikiran serba berpasang- an. Berdasarkan pandangan ini manu- sia Bali tidak dapat lepas dari tanah oleh karena : 1) Tanah merupakan tempat
tinggal keluarga dan masyarakat; 2) Memberikan sumber kehidupan, teruta- ma dalam menghasilkan air sebagai sa- lah satu simbol utama dalam proses penciptaan (brahman); 3) Tempat war-
ga yang meninggal dikuburkan; 4) Di- percayai merupakan tempat tinggal de- wa-dewa pelindung jagat dan tempat roh leluhur bersemayam (Ter Haar, 1991).
Kompleksitas pemikiran religius magis yang melahirkan ikatan hukum adat yang berupa ikatan hak dan kewa- jiban ini terus berlangsung di Bali. Hanya saja seiring dengan berkem- bangnya modernisasi dan modernitas - yang terbungkus dengan kata-kata se- mu "pembangunan" yang dipopulerkan pertama kali oleh Sutan Takdir Alisjah- bana - kesadaran mengenai adanya hu- bungan antara masyarakat dan tanah ini mulai menurun. Demikian pula hal- nya dengan keyakinan dari adanya per- talian hidup antara manusia dan air mulai ditinggalkan setelah perubahan perilaku masyarakat yang konsumtif dengan lebih mementingkan nilai uang yang cepat. Perubahan tersebut men- jadikan masyarakat pemilik tanah mengalihfungsikan tanahnya sebagai perumahan atau bangunan lain, dan mereka bekerja di hotel atau restoran di bekas tanah mereka. Bentuk-bentuk upacara yang ada untuk menghormati tanah dan air akhirnya hanya sebagai ritual dan simbol bukan lagi sebagai wujud bakti mereka terhadap bumi.
Konversi Subak ke Pariwisata
Subak sebagai salah satu pranata so- sial di Bali merupakan organisasi petani
yang bergerak dalam usaha pengaturan air irigasi untuk lahan basah atau sawah - yang sifat otonominya dalam peng- aturan air merupakan salah satu perbe- daan dengan Perkumpulan Petani Pe- makai Air (P3A) yang ada di Jawa. Uniknya lagi, walaupun tidak memiliki koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum terutama Sub Dinas Pengairan secara rutin, subak mempunyai ikatan yang tetap dengan lembaga di luar su- bak, yaitu sedahan dan dinas pertanian - Sedahan yang erat hubungannya de- ngan urusan perpajakan, dan juga seba- gai koordinator urusan perpajakan be- berapa subak (sedahan agung), penyu- luh pertanian (PPL) yang erat hubung- annya dengan sumber informasi perta- nian. Ibaratnya subak mempunyai ta- ngan kanan yang bergandengan dengan sedahan dan tangan kiri yang bergan- dengan dengan penyuluh pertanian. Tapi jika menyangkut urusan air, subak sungguhlah mandiri, mereka seolah- olah telah mewarisi keahlian mengatur air dari nenek moyangnya.
Demikian pula keberadaan subak sebagai organisasi sosial yang bersifat religius memiliki nilai-nilai yang sangat unik, sehingga menarik minat wisata- wan dan ilmuwan berkunjung dan mengadakan penelitian di Bali. Dengan demikian dapat dikatakan subak ber- peran sebagai salah satu aset pariwisata bagi Bali, karena selain mengatur air ke dalam tiga fungsi kehidupan masya- rakat adat Bali, yaitu : 1) Fungsi keaga- maan; 2) Fungsi sosial; dan 3) Fungsi ekonomis, subak juga menjaga apa yang disebut dengan tiga fungsi suci sawah, yaitu : 1) Di sawah ada keindahan ke- hidupan (rice terrace); 2) Di sawah ada aktivitas ritual; dan 3) Di sawah juga ada atraksi budaya. Ketika ketiga fungsi air yaitu, keagamaan, sosial dan ekono-
Percik Desember 2005
Kearifan Masyarakat Lokal Melestarikan Air
Belajar dari Masyarakat Adat dan Krama Subak di Bali
Oleh:
I Gede Arya Sunantara
mi, digabungkan dengan ketiga fungsi suci sawah yaitu, keindahan, aktivitas ritual, dan atraksi budaya, maka ia me- rupakan daya tarik tersendiri di mata wisatawan. Jika daya tarik itu hancur, maka tanpa disadari pariwisata Bali yang adiluhung juga akan lenyap. Oleh karena itu, seyogyanya kini subak diles- tarikan atau dibina perkembangannya.
Kegiatan yang dilakukan oleh subak digolongkan menjadi dua macam, yaitu kegiatan yang ada hubungannya dengan keagamaan dan non-keagamaan. Ke- giatan yang ada hubungannya dengan keagamaan meliputi membuat sesajen untuk sawah, sembahyang di pura su- bak atau pura lainnya yang ada hubung- annya dengan pengairan, serta meng- adakan perbaikan di tempat-tempat sembahyang subak. Upacara sembah- yang di pura subak dilakukan pada hari- hari tertentu. Di samping itu juga ada hari-hari lain untuk membuat sesajen yang erat kaitannya dengan kegiatan di sawah, seperti upacara mapag toya (upacara menyongsong datangnya air). Kegiatan lainnya adalah adanya upacara ngewiwit bulih (mempersiapkan bibit padi), upacara nandur (menanam pa- di), upacara padi umur dua belas hari, sampai kepada upacara bersyukur kare- na panen berhasil. Upacara kadang-ka- dang dilakukan secara berkelompok ya- itu di pura subak, kadang-kadang juga dilakukan sendiri-sendiri di masing- masing petak sawahnya. Tempat sem- bahyang tersebut dibuat dari bahan se- derhana sampai bahan permanen, di mana saat itu seluruh krama (anggota) subak beriring-iringan menuju sawah- nya masing-masing pada hari yang dite- tapkan oleh rapat subak (pauman).
Kegiatan di luar keagamaan terdiri atas membuat dan memperbaiki salur- an air, tempat pembagian air ke sawah masing-masing (temuku), memperbaiki jalan subak, pemberantasan hama, dan lain sebagainya yang ada hubungannya dengan usaha peningkatan produksi. Pengawasan jalannya air juga dilakukan secara teratur. Anggota subak secara
bergiliran mengawasi jalannya air dari sumber air sampai ke temuku, tempat pembagian air langsung ke sawah ma- sing-masing anggota subak. Seandainya dijumpai kerusakan-kerusakan kecil yang mengganggu jalannya air, maka kerusakan tersebut segera diperbaiki.
Perhatian terhadap subak menjadi penting karena berhubungan dengan upaya menjaga aspek fisik (ekologis) su- bak yang dalam konsep Tri Hita Karana disebut unsur palemahan (tanah/sawah dan air) sehingga dapat merembet ke- pada usaha untuk menjaga aspek sub- sistem sosial anggota/krama subak pa- wongan dan aspek lingkungan spiritual parhyangan. Karena keanggotaan su- bak di Bali tidak membedakan agama, ada anggota yang beragama Hindu, Islam, dan Kristen. Memang kegiatan subak terutama didasarkan pada ritual Agama Hindu karena kebanyakan ang- gota subak (krama) beragama Hindu. Anggota yang bergama Islam dan Kris- ten tetap ikut membayar iuran yang di- perlukan untuk kegiatan subak. Tetapi mereka melakukan sembahyang esuai dengan agamanya masing-masing. Anggota beragama Islam mengadakan sembahyang di masjid, sedangkan yang beragama Kristen di gereja. Perbedaan agama tidak merupakan masalah dalam keanggotaan subak. Karena itulah ma-
nakala subak bubar maka taruhan berikutnya adalah Bedugul dan Ulun Suwi, Pura-nya Krama Subak sebagai pedoman hidup manusia Bali juga akan hancur.
Dereligiusitas Subak = Desakrali- sasi Air
Di tengah mulai munculnya ke- sadaran akan pentingnya agama, dalam hal ini Agama Hindu untuk menjaga lingkungan terutama air saat ini, melalui ajeg-nya subak, masyarakat dan pemerintah daerah di Bali sebagai ele- men utama pelaksana keinginan terse- but masih belum sepenuhnya terbebas dari ikatan "cara berfikir institusio- nalis". Padahal rasionalisme dalam Hindu ketika menilai dan melihat re- ligiusitas subak dan kesakralan air tidak hanya terbatas pada ritus dalam arti sempit, tetapi sesungguhnya memadu- kan simbol penilaian moral dan simbol konstruktif agama, dengan kata lain ju-
ga menggunakan bentuk ritualisme da- lam arti yang lebih luas sehingga secara diakronis terangkum dan teridentifikasi mulai dari hal-hal periferal sampai pada hal-hal yang esensial atau terkait de- ngan tattwa.
Kaitannya dengan simbol penilaian moral ketika melihat religiusitas subak dan kesakralan air, masyarakat Hindu
Percik Desember 2005 d
Bali berhadapan dengan tatanan yang senantiasa harus dianggap suci (luanan), sehingga harus dijaga agar ti- dak tercemar dengan hal-hal yang bersi- fat profan (tebenan). Secara kontinum konsep luan-teben harus dipisahkan secara tegas, tetapi secara filsafati kedu- anya mesti senantiasa berpasangan, terutama untuk membangkitkan sum- ber kekuatan atau bayu. Sehingga pe- makaian simbol-simbol penilaian moral dalam menilai religiusitas subak dan kesakralan air ini mengharuskan selu- ruh warga Bali - baik itu pemeluk Aga- ma Hindu (krama adat) maupun warga pendatang non-Hindu (krama tamiu) - harus paham tentang "kedudukan" su- bak dan air sehingga dapat menghin- darkan diri dari pelanggaran-pelanggar- an yang mengakibatkan kecemaran (le- teh), sehingga konsepsi rwa bhineda yang mempertentangkan konsep kesu- cian (suci, purity) dan kecemaran (le- teh, pollution) selalu dapat terjaga de- ngan baik.
Sedangkan dalam kaitannya dengan simbol-simbol konstruktif ketika meni- lai religiusitas subak dan kesakralan air, dalam masyarakat Hindu dikenal ada- nya pembedaan kedudukan, warna dan struktur keagamaan yang berjenjang, dimana kemudian akan menurunkan
perbedaan distribusi wewenang, kekua- saan, kependetaan dan keagamaan yang berstruktur ketika mendefinisikan reli- giusitas subak dan kesakralan air.
Prinsipnya, air dari mata air di da- lam Agama Hindu adalah salah satu syarat yang diperlukan (tirtha untuk patirthan) dalam upacara Panca Yajna baik yang bersifat rutin (nityakala) ma- upun yang bersifat insidental (naimiti- kakala). Unsur air dalam Agama Hindu dianggap sebagai sarana menyucikan, unsur yang memberikan kemakmuran, dan arus kehidupan yang harus disebe- rangi seseorang untuk menuju kebaha- giaan sejati (Titib, 2001). Karena itu da- lam mencermati pola pergeseran akan kebutuhan subak dan ketersediaan air seperti yang diuraikan di atas di tengah- tengah kondisi kehidupan rakyat yang semakin "irasional" dan sekaligus "hi- permoralitas" terhadap nilai-nilai ketu- hanan, kemanusiaan, dan pembangun- an ini, akhirnya - mau tidak mau, disa- dari maupun tidak - menghasilkan fluk- tuasi keadaan lingkungan yang terus berkembang menjadi persoalan multi- dimensional. Pendeknya, masalah ter- berangusnya subak dan masalah ke- langkaan air yang mulai terjadi di sana- sini di seantero Pulau Bali sekarang ini, bukan semata-mata sebagai produk
sampingan (by product) dari sebuah "proses horizontal", kasus ini juga tetap merupakan unsur melekat (built-in ele- ment) dari sebuah ketidakselarasan sebentuk "hubungan vertikal".
Menuju Transformasi Tradisi
Meskipun tidak semua tradisi dalam masyarakat lokal mengandung nilai-nilai peka terhadap lingkungan, namun keber- adaan subak sudah tidak perlu diper- tanyakan lagi, minimal bagi orang-orang Bali sendiri. Karena itu upaya merekayasa tradisi masyarakat dengan dasar-dasar modernisasi bukanlah pilihan yang bijak- sana. Yang diperlukan sesungguhnya adalah sebuah upaya yang lebih ringkas, lebih sederhana, yaitu memahami setiap tradisi dan adat yang ada pada setiap daerah, melakukan pemberdayaan ter- hadapnya, dan melakukan transformasi budaya di dalamnya. Transformasi bu- daya di sini maksudnya adalah mela- kukan suatu proses terciptanya hubungan (structure) yang secara mendasar baru dan lebih baik. Strategi transformasi tra- disi dan budaya dalam masyarakat lokal ini memungkinkan kita untuk tetap men- jaga, dan yang terpenting tetap memiliki pluralitas tradisi dan budaya itu sendiri, serta memberikan ruang pada setiap ma- syarakat adat untuk menciptakan sejarah mereka sendiri. Intinya, strategi transfor- masi tradisi dan budaya dalam ma- syarakat adat ini harus memperhatikan dimensi pemberdayaan (empowerment), menjamin dan menghargai self iden- tification dan mencegah terjadinya ke- budayaan tunggal (monoculture). Inilah sesungguhnya tantangan bagi masya- rakat adat maupun bagi kita semua, agar ketika melihat religiusitas subak dan sakralnya air dalam masyarakat Bali. Dunia tetap berujar bahwa Bali beserta tradisi dan budayanya tetap merupakan the morning of the world seperti kata Nehru, atau sebagai the paradise island seperti kata novelis Hickman Powell.
*Alumnus S.2 AN-Fisipol UGM dan MPRK UGM. Pemerhati masalah-masalah water security. Tinggal di Yogyakarta .
Percik Desember 2005
Hari Monitoring Air Sedunia
Menanamkan Kepedulian Sejak Dini
FOTO:MUJIYANTO
R bur. Beberapa indikator dimasukkan ke
endi dan Gunadi dengan asyik- nya mengamati air yang baru diambilnya dari Danau Cibu-
bejana tempat air itu. ''30 derajat Celci- us,'' kata Rendi. ''Coba tes sekali lagi,'' kata Gunadi tak percaya.
Tak jauh dari keduanya jongkok, te- man-temannya dari SMP 233 Jakarta yang berjumlah 40 siswa melakukan hal yang sama. Mereka mengukur kualitas air di danau itu. Indikator yang diukur selain suhu, juga jumlah oksigen terla- rut, pH, dan kekeruhan.
''Ini pengalaman yang baru, kita bisa mengetahui tentang biotik air, kadar, suhu dan sebagainya,'' kata Rendi yang mengaku ranking dua di kelasnya. ''Ya, menambah pengetahuan baru. Karena di sekolah hanya teori doang, praktek- nya kurang,'' tambah Gunadi.
Selain itu keduanya mengaku men- dapatkan pengetahuan baru bagaimana
Pam Jaya (TPJ), dan Pam Lyonnaise menghemat dan menjaga sumber daya
tang kualitas air. ''Aku sebelumnya tak
pernah mencoba mengukur yang kayak
Jaya (Palyja).
Job menjelaskan tema utama per- dalam ember. Boros. Kalau mandi se-
air. ''Jangan mencuci sepeda dengan air
ginian. Ternyata tak susah ya,'' ungkap-
ingatan ini yakni 'Selamatkan Air Kita'. baiknya pakai shower. Jangan membu-
nya.
Dari peringatan ini ada dua hal yang ang sampah, tinja, oli sembarangan,''
Selama hampir setengah hari peng-
ingin diraih yaitu perubahan perilaku kata Rendi seraya menambahkan bah-
ukuran kualitas air dilakukan. Acara ini
berupa penghematan terhadap pema- wa air tidak hanya untuk manusia se-
merupakan peringatan Hari Monitoring
kaian air dan stop pencemaran. ''In- karang tapi juga generasi yang akan da-
Air Sedunia. Sebetulnya peringatannya
tinya, perlakukan air secara bertang- tang.
sendiri jatuh pada 12 Oktober. ''Ini ada-
gung jawab,'' tandasnya. Hal baru juga didapatkan artis sine-
lah rangkaian kegiatan dari peringatan
Dalam upaya itu, anak-anak dan re- tron Marshanda yang hadir sebagai bin-
tersebut,'' kata Job Supangkat dari Fo-
maja menjadi target. Ini dilandasi asum- tang tamu. ''Wah aku senang banget.
rum Komunikasi Air Minum Indonesia
si bahwa anak-anak memiliki daya ubah Pengetahuan aku jadi nambah. Aku
(FORKAMI).
yang lebih cepat dan bisa mempengaruhi mendukung banget program ini dituju-
Kegiatan diisi dengan mengukur
orang tua atau keluarganya. ''Makanya kan kepada anak-anak. Semakin sering
kualitas air di beberapa lokasi, lomba
kita mulai sejak dini, SD, SMP, agar diadakan maka semakin tertanam kepe-
menggambar oleh 30 siswa dari 20 SD
mereka paham pentingnya sumber daya dulian terhadap air,'' katanya. Ia meng-
di DKI, dan kunjungan ke instalasi
air itu dilindungi,'' kata Ketua Umum aku sebelumnya tidak banyak tahu ten-
pengolahan air. Acara ini diselenggara-
kan atas kerja sama FORKAMI, Thames
FORKAMI, Abdullah Muthalib.
28 Percik Desember 2005
Ia menjelaskan, selama ini selain ke- adalah sumber daya yang dapat diper-
Menurut Abdullah, meskipun air
Hanya saja, Yanti heran mengapa
pada pelajar, kampanye kepedulian ter- baharui, mengingat besarnya biaya dan
kegiatan seperti ini tidak terlihat adanya
hadap sumber daya air juga diarahkan ke- usaha yang harus dilakukan untuk me-
keterlibatan unsur pemerintah teruta-
pada masyarakat. Bersama Palyja dan mulihkan ketersediaan maupun kua-
ma dari kalangan pendidikan. Mengapa
TPJ, FORKAMI menggarap para pelang- litasnya, menjadikan air adalah sumber
hanya LSM dan swasta saja yang pe-
gan air minum di Jakarta dengan pen- daya yang terbatas. Untuk itu, lanjut-
duli? Karenanya ia berharap ke depan
didikan kesadaran. Selain itu lembaga itu nya, perlindungan sumber air harus di-
kegiatan terhadap kepedulian terhadap
mengadakan talk show di radio setiap lakukan oleh semua kalangan dimulai
sumber daya air harus terus digalakkan
minggu ketiga tiap bulan. ''Responnya dari anak-anak, masyarakat, profesional
oleh semua kalangan. ''Kegiatan seperti
sangat positif. Ternyata mereka begitu yang bergerak di bidang air, swasta,
ini harus berlanjut terus. Kalau bisa me-
peduli dan ingin tahu lebih banyak ten- LSM, dan pemerintah. ''Melalui Hari
libatkan semakin banyak pelajar. Dan
tang air minum khususnya dan sumber Monitoring Air ini kami berkeinginan
tidak sekadar lomba, tapi pendidikan
daya air pada umumnya,'' jelas Job. memercikkan kesadaran bersama akan
bagi anak didik,'' tuturnya.
Yang pasti, pendidikan mengenai pentingnya perlindungan sumber air
Job sepakat dengan harapan para
kualitas air mutlak diperlukan bagi se- dan kemudian bersama-sama bekerja
pendidik. Menurutnya, kegiatan ini ba-
mua kalangan. Dan untuk itu, semua meningkatkan ketersediaan maupun
ru awal. Peringatan Hari Monitoring Air
stakeholders mau tak mau harus peduli kualitas sumber air kita bagi kita, kini
Sedunia di Indonesia tergolong baru ka-
akan hal itu. Caranya dengan ikut serta dan generasi mendatang,'' katanya.
rena terlaksana dua tahun belakangan.
aktif dalam setiap kegiatan yang meng- Devy A Yheane, PR Manager TPJ,
''Kami tak berhenti sampai di sini. Kami
arah kepada perlindungan sember daya mengatakan pihaknya sendiri telah ber-
akan ajak stakeholders lain. Apa yang
air. Jangan sampai mereka baru peduli usaha melaksanakan edukasi pelajar
sudah kami lakukan akan kami perta-
begitu musibah terjadi. Seperti akta dan kampanye kualitas air tanah. ''Kami
hankan tapi dengan obyek yang lebih lu-
Rendi, ''Tak ada air, kehidupan kita a- telah mengeluarkan sebuah modul edu-
as lagi. Tentu kita butuh tahapan demi
kan rusak.'' mujiyanto kasi berupa CD Rom. Isinya netral dan umum yang bisa digunakan oleh siapa saja,'' kata Devy.
tahapan,'' paparnya.
Marshanda, Artis dan Duta Lingkungan
Januar, guru SMP 233, menilai pro- gram seperti ini bisa memberikan man- faat bagi siswanya. Menurutnya, di se-
Masih Kurang Peduli
kolah siswa lebih banyak menerima teo-
kan hal sulit untuk meninggalkan kebia- ri dan kurang praktek. ''Pelajaran ten-
K menurut aku, sebenarnya sih sudah saan buruk tersebut. Secara mudahnya,
alau melihat masyarakat saat ini,
kalau sungai bersih, bayar air kan bisa dalam pembahasan tentang ekosistem.
tang sumber daya air sebenarnya ada
peduli. Tapi mungkin pedulinya belum
lebih murah karena pengolahan air se- Tapi bagaimana mengukur kualitas air,
riil. Perlu banyak wawasan yang harus
makin ringan. Bukan begitu. (MJ) ini belum pernah dipraktekkan di ke-
dicari agar supaya kepedulian itu terwu-
jud dalam kehidup- an nyata.
giatan praktikum,'' jelasnya. FOTO:MUJIYANTO Senada dengan Januar, Yanti, guru
Contoh membu-
SD Budi Wanita, Setiabudi, Jakarta Se-
ang sampah ke sun-
latan, menyambut baik program pem-
gai. Menurutku, me-
belajaran yang diberikan dalam per-
reka yang membu-
ingatan Hari Monitoring Air Sedunia
ang sampah ke su-
ini. Menurutnya, hasilnya selain ber-
ngai itu mungkin sa-
dampak kepada murid dan guru yang
ja sudah tahu bahwa
mendampingi. ''Acara ini sangat bagus
itu tidak boleh. Tapi
sekali. Secara pribadi, saya jadi tahu
mengapa kok sampai
bahwa kaporit itu bisa membunuh coli.
tidak boleh. Padahal
Apa yang dijelaskan ketika kami me-
kalau diberi tahu se-
ngunjungi tempat penjernihan air juga
cara gamblang, bu-
sangat mendidik bagi anak-anak,'' katanya dengan penuh semangat.
Percik Desember 2005
WSLIC 2 Desa Jambearjo, Malang
Sambungan Desa, Manajemen Kota
Jambearjo, Kecamatan, Tajinan, P Kabupaten Malang, Jawa Timur. Tapi di
erusahaan Daerah Air Minum FOTO: MUJIYANTO (PDAM) belum masuk ke Desa
setiap rumah telah terpasang meteran standar PDAM. Kok bisa? Ini berkat adanya proyek Water Supply for Low Income Community (WSLIC) 2 di desa tersebut.
Sebelumnya, di desa yang terletak
18 km di sebelah selatan Kota Malang, warga desa mengandalkan kebutuhan airnya dari sungai yang mereka sebut sebagai Kali Manten. Kali yang tak ter- lalu besar itu membujur di bagian sela- tan desa. Selain ke kali, warga meman- faatkan sumber air yang berada di jurang dengan kedalaman sekitar 30 meter. Inilah sumber air minum utama warga, selain air sumur yang jumlahnya tidak terlalu banyak. ''Rata-rata sumur
kan besarnya iuran. Ada empat kategori di sini dalamnya 24 meter. Kalau meng-
yang bisa mencukupi kebutuhan warga.
iuran yakni A untuk golongan sangat gali baru pun kadang belum tentu kelu-
Sumber air yang berada di jurang itu-
miskin dengan iuran sebesar Rp. 5.000, ar airnya,'' kata Abdullah, Kepala Desa
warga menyebutnya Sumber Apak-
B untuk golongan miskin dengan iuran Jambearjo.
memiliki debit 30 liter per detik. Na-
sebesar Rp. 10.000, C untuk golongan Tak heran, beberapa penyakit me-
mun warga tak mampu membangun in-
sedang dengan iuran sebesar Rp. nular yang disebabkan air, terutama di-
frastruktur untuk mengangkat air terse-
15.000, dan D untuk golongan kaya are, sempat singgah di desa yang ber-
but dan mendistribusikan ke warga.
dengan iuran Rp 20-25 ribu. Dana itu penduduk 3.734 jiwa (910 KK) tersebut.
Sampai beberapa waktu warga pasrah
dikumpulkan melalui tiap RT yang ada Rata-ratanya angka di atas 10 pada ta-
dengan keadaan.
di dua dusun yakni Dusun Jambearjo hun 2004. Selain itu, banyak waktu di-
dan Dusun Karangjambe. Total dana habiskan oleh warga desa untuk meng-
Masuk Proyek WSLIC
yang terkumpul sebesar Rp. 8 juta. angkut air dari jurang atau sungai.
Bagai gayung bersambut. Keinginan
Sebelumnya, warga telah mengada- ''Waktu rata-rata yang dibutuhkan 1-1,5
warga untuk memperoleh kemudahan
kan rembug desa yang dihadiri ratusan jam tiap hari,'' kata Abdullah. Pengam-
akses air bersih akhirnya terpenuhi. Ini
warga di balai desa untuk mengelola bilan air itu dilakukan dengan cara dipi-
setelah ada proyek WSLIC. Warga men-
proyek tersebut. Terpilih 14 orang war- kul.
cari tahu bagaimana bisa mendapatkan
ga desa setempat sebagai Tim Kerja Ma- Drs. Imam Nawawi, Ketua Badan
proyek tersebut untuk desanya. Ter-
syarakat (TKK). Mereka yang kemudian Pengelola Sarana Air Bersih (BPSAB)
nyata, berbagai persyaratan harus dipe-
membuat rencana kerja masyarakat Desa Jambearjo menceritakan kondisi
nuhi. Dengan semangat gotong royong,
(RKM) dan membentuk unit kerja tek- itu membuat sebagian warga buang air
warga mengumpulkan dana, karena
nis (UKT) dan unit kerja khusus (UKK). besar sembarangan di sekitar rumah
proyek tersebut mensyaratkan ada
Dari situ mulailah proyek WSLIC di atau di sungai. ''Warga di sini sebagian
keterlibatan warga berupa in cash dan
Jambearjo. Pusat mengucurkan dana besar memang tidak mampu,'' jelasnya.
inkind.
sebesar Rp. 144 juta, dana pendamping Di sisi lain, ada potensi sumber air
Melalui rembug desa, yang dihadiri
lebih dari 300 orang, akhirnya ditetap-
dari kabupaten sebesar Rp. 16 juta, dan
30 Percik Desember 2005 30 Percik Desember 2005
BPSAB sebagai uang jasa. masyarakat juga diwujudkan da-
FOTO: MUJIYANTO
Sebelumnya pada saat men- lam bentuk inkind berupa kerja
jadi TKM, mereka tak mem- bakti setiap minggu. ''Kita hampir
peroleh honor sama sekali. dua bulan kerja bakti,'' kata Imam.
BPSAB mengadakan ra- Proyek itu dimulai dengan
pat rutin tanggal 12 setiap pembangunan Bak Penampung
bulan. Badan ini menggu- Air (BAP) di Sumber Apak. Bak itu
nakan prinsip manajemen berupa bangunan silinder dari
terbuka dan sistem keuang- beton dengan diameter 2 meter.
an yang transparan sehing- Silinder itu dibangun dengan ke-
ga akuntabilitasnya cukup dalaman sekitar 4 meter ke dalam
baik. Pengurusnya pun te- tanah. Selain itu dibangun pula
lah memiliki rencana ke rumah panel listrik yang berjarak
depan termasuk menghi- sekitar 5 meter dari BAP, dan tan-
tung penyusutan alat dan don penampung dengan ukuran 6
sebagainya. x 6 persegi dan tinggi 2 meter yang bisa menampung air 50 meter kubik.
memilih menggunakan meteran agar
Dampak Langsung
Tandon air ini terletak di ujung desa,
Kepala Desa Jambearjo Abdullah yang letaknya memang lebih tinggi.
lebih adil. Yang pakai sedikit bayar
mengungkapkan keberadaan air bersih Untuk menaikkan air dari sumber digu-
sedikit, yang banyak bayar banyak,'' je-
ini mampu meningkatkan jumlah pemi- nakan pompa elektrik dengan kekuatan
las Imam.
lik jamban. Sebelum ada proyek WSLIC 12.000 watt dengan kapasitas 3 liter per
BPSAB menetapkan biaya sambung-
jumlah jamban di Jambearjo ada 310. detik. Pompa diletakkan di bagian atas
an per rumah sebesar Rp. 250 ribu. Kini
Kini jamban tersebut menjadi 733 unit. BAP.Untuk menyalurkan air, TKM ber-
biaya sambungan naik menjadi Rp. 300
Jumlah diare pun menurun. sama warga membangun jaringan per-
ribu, setelah adanya kenaikan bahan ba-
Keberadaan air bersih ini men- pipaan. Panjang jaringan itu mencapai
kar minyak yang berimbas kepada ke-
dorong pembangunan rumah baru. Dari 9.050 meter.
naikan harga peralatan sambungan. Se-
semula ada 910 rumah kini telah ber- Bersamaan dengan itu TKM pun
dangkan biaya pemakaian, BPSAB me-
tambah menjadi 968 rumah. Sebuah menyelenggarakan program jamban
netapkan Rp. 750 per liter kubik. Saat
kompleks perumahan dibangun di wi- bergulir; pelatihan kader kesehatan ma-
ini ada 609 satuan sambungan.
layah tersebut. syarakat, anak sekolah, dan guru; pem-
Kesadaran masyarakat untuk mem-
Selain itu, kata Abdullah, ada penu- bangunan tempat cuci tangan di seko-
bayar iuran pun cukup baik. Warga da-
runan ongkos air bagi warga yang ha- lah, dan pembinaan kantin UKS di seko-
tang sendiri ke loket pembayaran yang
jatan. ''Dulu kalau hajatan, paling tidak lah yang ada di desa tersebut.
telah ditentukan lokasinya oleh BPSAB.
warga mengeluarkan Rp. 200 ribu un- Proyek yang dimulai Mei 2004 itu
Terbukti belum ada yang menunggak
tuk air. Kini cuma Rp. 13 ribu,'' katanya. berakhir Mei 2005. Ini berarti masa
membayar. Pada November 2005, dana
Yang pasti warga pun amat gembira tugas TKM pun selesai. Untuk memeli-
yang masuk sekitar Rp. 6 juta dengan
dengan adanya proyek ini. ''Ya lebih hara dan mengoperasikan sarana yang
pengeluaran sekitar Rp. 4 juta. Setiap
enak sekarang. Nggak perlu lagi ke terbangun, warga dalam rembug desa
bulan ada peningkatan pemasukan.
sumber,'' kata Bagilin, warga yang se- membentuk Badan Pengelola Sarana
Uang hasil iuran pelanggan ini, me-
mula harus turun ke jurang untuk Air Bersih (BPSAB). Pengurusnya
nurut Imam, digunakan untuk pengem-
mengambil air. adalah para mantan TKM, beranggo-
bangan jaringan dan penggantian
Rupanya kini warga Desa Bulula- takan tujuh orang.
pompa. Bahkan beberapa waktu lalu,
pompa baru dengan kapasitas 6 liter per
wang, Kecamatan Bululawang, yang
detik telah dipasang menggantikan
bersebelahan dengan desa tersebut pun
Pasca Proyek
telah mengajukan diri untuk menda- Setelah BPSAB terbentuk, organi-
pompa yang lama. ''Jadi sekarang, kita
patkan sambungan air bersih. BPSAB sasi bentukan masyarakat itu langsung
punya dua pompa. Yang satu kita sim-
pun telah siap memasang sambungan melaksanakan tugasnya. Yang pertama
pan, dan bisa gunakan sewaktu-waktu
baru. Tentu dengan harga yang berbeda. dilakukan adalah melakukan penyam-
bila ada kerusakan pompa yang ada,'' je-
Ada yang mau belajar ke Jambearjo? bungan pipa ke rumah-rumah. ''Kita
lasnya. Selain itu, hasil iuran ini juga
akan disisihkan kepada pengurus
mujiyanto
Percik Desember 2005
Community Led Total Sanitation (CLTS)
Perubahan Perilaku Tanpa Subsidi
P (CLTS) mulai masuk ke Indonesia. Ba-
esimistis. Inilah sikap yang
Oswar Mungkasa dari Direktorat Pe- muncul ketika program Com-
mampu mengubah sedikitnya 3.500
rumahan dan Permukiman Bappenas munity Led Total Sanitation
orang untuk tidak buang air sem-
barangan.
pun menekankan yang terpenting dari
program CLTS ini adalah proses peru- nyak kalangan ragu, mampukah masya-
bahannya, bukan target deklarasi bebas rakat dengan kesadaran sendiri me-
buang air besar sembarangannya. Ber- ninggalkan kebiasaan buang air semba-
Kamal Kar, pakar
bagai prinsip dasar, karakteristik ma- rangan, sementara tidak ada insentif
syarakat, faktor pendorong kesuksesan apapun yang diberikan oleh pemerintah
yang menemukan
harus terus dipelajari dan dikembang- kepada mereka.
konsep CLTS, dalam
lokakarya CLTS
kan.
Dari lokakarya nasional tersebut program tersebut diujicobakan di enam
Sikap pesimistis itu terjawab setelah
dihasilkan prinsip dasar program CLTS. kabupaten yakni Lumajang (Jawa Ti-
tingkat nasional
Prinsip tersebut yakni: mur), Sambas (Kalimantan Barat), Mu-
di Jakarta,
28-30 November
Yang harus dilakukan dalam CLTS
1. Memicu dengan baik (melalui proses Jambi (Jambi), Sumbawa (NTB), dan
ara Enim (Sumatera Selatan), Muara
perkenalan, diskusi/analisas partisi- Bogor (Jawa Barat). Proses uji coba per-
lalu, mengatakan
patif, transect walk, pemicuan dan tama diawali di Lumajang pada Mei
capaian Indonesia
sangat bagus.
motivasi)
2005, dan menyusul kabupaten lain pa-
2. Pemahaman bahwa CLTS bukan pro-
da Juni 2005. yek, tetapi sebuah pendekatan Hasilnya cukup mencengangkan.
3. Belajar bersama (bukan penyuluhan) Dalam satu sampai tiga bulan, masya-
Program CLTS pertama kali dilak-
4. Pemicuan yang terus menerus untuk rakat yang dipicu melalui program ini
sanakan di Bangladesh tahun 2000.
menimbulkan rasa malu, jijik, gengsi, berubah, kecuali di Kabupaten Bogor.
Kini program tersebut telah menyebar
dengan menggunakan bahasa yang Mereka tak lagi membuang air besar
di delapan negara termasuk Indonesia.
dikenal di masyarakat sembarangan, yang biasanya dilakukan
Di setiap Negara ada pembelajaran yang
5. Pendampingan/monitoring yang in- di sepanjang sungai, kebun, atau se-
bisa ditarik untuk memperbaiki proses.
Kamal menguraikan di Bangladesh ada
tensif
mak-semak. Dengan kesadaran sendiri
6. Meningkatkan ketrampilan fasilitator mereka membangun jamban sesuai
kendala yakni berupa masuknya subsidi
7. Membentuk fasilitator baru (yang dengan kemampuan masing-masing.
atau bantuan dari pemerintah, yang jus-
siap mental, pantang menyerah, dan Keberhasilan itu tak cukup sampai di si-
tru menghambat keberhasilan program.
berkomitmen tinggi) dan tim fasilita- tu tapi terus menjalar ke desa-desa yang
Selain itu, target menjadi tujuan sehing-
tor masyarakat lain di sekitarnya. Bahkan di Sambas,
ga melupakan proses.
8. Implementasi CLTS di wilayah yang Bupati telah mencanangkan program
Makanya, Kamal menegaskan bah-
tidak ada proyek tersebut untuk seluruh wilayahnya.
wa keberhasilan program CLTS harus
9. Dukungan untuk menciptakan keswa- Kamal Kar, pakar yang menemukan
didukung perubahan sikap pemerintah.
dayaan masyarakat (melalui kegiatan konsep CLTS, dalam lokakarya CLTS
Dalam hal ini pemerintah harus meng-
gotong royong, tokoh adat, tokoh tingkat nasional di Jakarta, 28-30 No-
hindari pemberian subsidi atau bantu-
an. Selain itu, CLTS membutuhkan fasi-
agama)
vember lalu, mengatakan capaian Indo- litator yang banyak untuk memicu ma- 10. Memberi kebebasan untuk berinisi- nesia sangat bagus. Dalam enam bulan
syarakat.
atif
32 Percik Desember 2005
11. Memberikan apresiasi/pujian kepada
FOTO: ISTIMEWA
masyarakat yang mau melakukan perubahan
12. Memberikan saran/wawasan jika diminta
13. Memunculkan natural leader dan mengundangnya ke wilayah lain (stu- di banding)
14. Memfasilitasi untuk kerja sama de- ngan pihak ketiga
15. Deklarasi jika sudah bebas BAB sem- barangan
16. Menghilangkan kesenjangan di ma- syarakat
17. Mendukung pengembangan ke desa sekitar
18. Sosialisasi secara berjenjang kepada stakeholders
19. Komitmen bersama lintas sektor (pelibatan semua sektor terkait)
20. Pengaruh kelompok tertindas (seper- ti: perempuan, anak2, dan usila)
21. Filtrasi dan dekomposisi. ngat masyarakat yang telah terpicu
Peran fasilitator, natural
berangsur-angsur pudar. Belum lagi,
Yang Tidak Boleh Dilakukan:
leader, tokoh masyarakat, dan
ternyata ada 'provokator' yang me-
nyatakan bahwa CLTS membawa subsi- pun
1. Memberi subsidi dalam bentuk apa-
aparat pemerintah sangat
menentukan. Tanpa ada kerja
di untuk pembangunan jamban. Dan
2. Menggurui
tak jauh dari daerah uji coba, memang
3. Mengatur
sama yang harmonis antara
ada desa yang sedang menyelengga-
4. Memberi instruksi
mereka, program ini
rakan proyek bersubsidi/stimulan/-
5. Memaksakan kehendak, termasuk
sulit diwujudkan.
bantuan.
memaksa membuat WC dan menen- Dari pengalaman di lapangan ter- tukan modelnya
lihat bahwa peran fasilitator, natural
6. Menjanjikan/memberikan reward
- partisipasi dan gotong royong tinggi.
leader, tokoh masyarakat, dan aparat
7. Membawa misi proyek
- tidak ada lagi bangunan WC di ping-
pemerintah sangat menentukan. Tan-
8. Membedakan strata masyarakat
gir sungai
pa ada kerja sama yang harmonis
9. Menunjukkan identitas/jabatan
- masyarakat sudah memiliki/membu-
antara mereka, program ini sulit
diwujudkan. Ini penting diperhatikan sedang diterapkan pendekatan yang
10. Melaksanakan CLTS di lokasi, dimana
at WC di dekat rumah/darat .
karena program ini memfokuskan pa- berbeda/yang berlawanan.
- tidak ada lagi aroma/bau tahi di
da perubahan perilaku, bukan me- Prinsip tersebut memang tidak
lingkungan penduduk.
ngejar target proyek. semuanya harus dipenuhi. Tapi paling
- timbul rasa malu BAB/berak disem-
Apa yang telah dicapai oleh CLTS tidak, bila sebagian besar dipenuhi ma-
barang tempat.
memberikan gambaran bahwa masya- ka keberhasilan program CLTS bukan
- meningkatnya derajat kesehatan ma-
rakat itu mampu mengubah perilaku- suatu impian. Dengan memegang prin-
syarakat.
nya menjadi lebih baik dengan kesa- sip tersebut bisa dikembangkan lebih
Sementara tentang belum berhasil-
darannya jika diberdayakan. Dan proses luas ke seluruh Indonesia. Dan ini yang
nya Kabupaten Bogor melaksanakan
yang dilakukan di dalamnya tampaknya kini sedang dilakukan.
program ini, berdasarkan analisis dise-
bisa ditiru untuk melakukan perubahan Mengenai desa yang dianggap telah
babkan berbagai faktor di antaranya
di bidang lain di luar buang air besar bebas buang air besar (BAB) semba-
intensitas pemicuan dan pendampingan
sembarangan. Jadi tak Cuma Lubang rangan disepakati sebagai berikut:
yang kurang (hanya sekali pada awal
saja). Kondisi ini menyebabkan sema-
Tahi Saja. Mujiyanto
Percik Desember 2005
Desa Segarau Parit
Aturan Adat Tak Mempan
D Kalimantan Barat, berada di muara Su- memiliki jamban/WC. Dari 181 rumah, berat akhirnya mau membangun jam-
bisa diatasi dengan cara kerja gotong Desa Segarau Parit, Kecamatan
usun Pantai dan Dusun Usaha,
letaknya agak jauh dari sungai diban-
dingkan dengan Dusun Pantai. Tak
royong.
Tebas, Kabupaten Sambas,
heran, bila sejak awal sudah ada yang
Masyarakat yang semula merasa
ban. Surianto, salah satu warga yang dengan laut Cina Selatan. Jaraknya se-
ngai Sambas yang berbatasan langsung
sebanyak 54 rumah di antaranya memi-
terlibat dalam program ini menjelaskan kitar enam jam perjalanan dari Pontia-
liki jamban/WC. Sisanya buang air
kesadaran masyarakat itu muncul de- nak. Dari ibukota kabupaten letaknya ti-
besar di sungai atau di kebun.
ngan sendirinya pascapemicuan. ''Kita dak terlalu jauh, sekitar setengah jam
Sebenarnya, menurut Kepala Desa
tidak mengajari atau menggurui. To- perjalanan.
Segarau Parit Rajiman Jufri, telah ada
koh-tokoh masyarakat juga membantu Untuk mencapai dusun tersebut,
aturan adat berkenaan dengan keber-
dengan menyelipkan pesan-pesan kese- pengunjung harus menyeberangi sungai
sihan ini bagi warganya. Aturan itu an-
hatan ini di pengajian-pengajian,'' Sambas yang lebarnya sekitar satu kilo-
tara lain buang air besar sembarangan
katanya. Selain itu, sebagian masyara- meter dengan menggunakan kapal fery
itu tidak baik, tidak boleh ada air kotor
kat ada yang merasa malu karena te- atau sampan. Dari penyeberangan ini,
di bawah jemuran baju, dan tidak boleh
tangganya membuat jamban/WC dan dusun tersebut berjarak sekitar dua ki-
mandi dengan air tercemar. Namun
tak lagi buang air besar di sungai. lometer melalui jalan darat.
aturan adat itu tampaknya hanya bersi-
Warga membuat inovasi sendiri da- Warga kedua dusun ini hidup dari
fat moral sehingga tak begitu dipedu-
lam membangun jambannya. Ada yang pertanian, buruh, dan nelayan. Setiap
likan warga.
menggunakan kloset, tapi ada pula yang harinya mereka mengalami kesulitan
FOTO:MUJIYANTO
membuat kloset dari corong minyak. air bersih. Tidak ada sumber air yang
Dalam waktu sekitar satu bulan jam- bisa dimanfaatkan untuk minum. Se-
ban/WC itu sudah jadi. Hasilnya di luar benarnya air di lingkungan mereka sa-
rencana. Di Dusun Pantai dari 156 yang ngat melimpah, tapi tidak bisa diman-
direncanakan, yang terbangun 174 jam- faatkan karena payau. Untuk mencu-
ban/WC baru. Artinya semua rumah kupi kebutuhan air untuk minum dan
telah memiliki jamban/WC. Di Dusun memasak, mereka menampung air hu-
Usaha, rencana 60 unit tapi yang ter- jan. Tak heran di setiap rumah bisa di-
bangun 105. Tak hanya itu, tiga dusun jumpai tempayan-tempayan besar yang
lainnya di Desa Segarau Parit pun terke- terbuat dari semen. Untuk mandi dan
na imbasnya. Warga dusun lain mulai mencuci, mereka memanfaatkan air
meninggalkan buang air di kebun/su- yang ada.
Maka pada 1 Juli 2005 diadakan pe-
ngai dan mulai membangun jamban Dusun Pantai dihuni oleh 1.057 jiwa
micuan di tingkat kabupaten dan kemudi-
setelah dilakukan pemicuan. (175 KK) yang tinggal di 174 rumah. Se-
an praktek lapangan di dusun tersebut.
Perubahan itu menjadikan Bupati belum ada uji coba Community-Led To-
Hasilnya, ada kesepakatan untuk mem-
Sambas terjun langsung ke desa itu. Di tal Sanitation (CLTS), tidak ada warga
bangun 156 unit jamban/WC baru di
sana Bupati ikut menyaksikan deklarasi yang memiliki jamban/WC. Mereka bu-
Dusun Pantai, dan 60 unit di Dusun Usa-
bebas buang air besar sembarangan. ang air besar (BAB) di sungai, yang me-
ha. Selanjutnya proses tersebut terus
Bupati secara simbolis menghanyutkan mang letaknya tak jauh dari rumah-
dikawal oleh tim pendamping baik dari
pagar/kerudung jamban yang ada di rumah mereka. Sudah dapat dibayang-
tingkat kabupaten, kecamatan, dan desa.
Rajiman menjelaskan proses pem-
tepi sungai.
''Sekarang enak, bersih, dan anak- tersebut.
kan kondisi sungai yang ada di dusun
bangunan jamban baru ini menemui
anak bisa berkeliaran ke mana-mana Sedangkan Dusun Usaha dihuni
kendala, terutama di Dusun Usaha. Pe-
tanpa takut kena tahi. Kalau malam juga oleh 1.153 jiwa (183 KK) yang mendiami
nyebabnya tenaga kerja terbatas karena
enak buang air besarnya,'' kata Khairu- 181 rumah. Secara geografis, dusun ini
banyak warga menjadi perantau dan
musim panen tiba. Namun itu akhirnya
man, warga Dusun Pantai. (MJ)
34 Percik Desember 2005
Dusun Sukamenanti, Desa Muaro Pijoan
Bangun Jamban Melayang
FOTO:MUJIYANTO
D Jambi, Jambi, letaknya tak terlalu jauh
usun Sukamenanti, Desa Mua- jamban antar-RT. Dalam dua bulan se- ro Pijoan, Kecamatan Jambi
luruh warga Dusun Sukamenanti telah Luar Kota, Kabupaten Muaro
bebas buang air besar di sungai.
Dengan inovasi masing-masing, dari ibukota propinsi Jambi. Dengan
warga memilih jamban sesuai kemam- perjalanan darat memakan waktu seki-
puannya. Semuanya leher angsa. Entah tar setengah jam.
siapa yang mengarahkan, banyak di an- Dusun tersebut berada tiga kilome-
tara jamban yang dibangun adalah jam- ter dari jalan raya dan berada di sepan-
ban melayang. Artinya closet terletak jang tepian Sungai Batanghari. Dusun
satu meter di atas permukaan tanah. Ini ini sering menjadi langganan banjir.
untuk menghindari banjir yang sering Dusun ini dihuni oleh 75 kepala keluar-
singgah di dusun tersebut.
ga (KK), rata-rata tinggal di rumah Berdasarkan pengakuan warga, me- panggung. Dari jumlah tersebut hanya
reka tak banyak mengeluarkan uang un- satu KK yang memiliki jamban yakni
tuk jamban ini. Rata-rata setiap jamban Ketua RW, M Yumi Nangsiah. Warga la-
sederhana hanya menghabiskan biaya innya buang air besar di sungai yang
Rp. 14 ribu. Harga yang murah ini kare- menuju ke Sungai Batanghari. ''Kebia-
na di dusun itu tersedia sumber pasir. saan itu sudah turun temurun,'' kata
Selain itu, camat setempat memberikan Yumi.
bantuan semen untuk membuat kloset Kondisi itu pula yang menjadikan
Ketua RW menggandeng tiga ketua RT
massal.
dusun ini terpilih bersama tiga dusun
Marzuki, Kepala Dusun Sukame- lainnya di Jambi untuk dijadikan lokasi
di dusun tersebut untuk bergerak, ter-
nanti, mengaku sangat bergembira sete- uji coba program Community-Led Total
masuk meyakinkan Kepala Dusun Mar-
lah dusunnya bebas BAB sembarangan. Sanitation (CLTS). Pada 6 Juli 2005,
zuki yang semula menentang. Langkah
Kini, menurutnya, warganya telah masyarakat setempat dipicu untuk tidak
itu juga didukung oleh para pemuda
membuat kesepakatan bahwa siapa saja membuang air sembarangan. Hasilnya
dan tokoh-tokoh agama. Seminggu ke-
yang membangun jamban di sungai berupa penolakan.
mudian tak ada lagi penghalang, dan
warga mulai sadar.
akan dibakar.
Memang, di atas sungai yang menu- ungkapkan warga dusun tetap menolak
Lina, fasilitator pendamping meng-
Selama ini, menurut Yumi, beberapa
ju ke Sungai Batanghari tersebut tak ada untuk meninggalkan buang air besar di
hal yang menjadi keberatan warganya
lagi jamban. Ini karena pada 26 Sep- sungai. Alasannya, mereka tidak memi-
selain air bersih adalah faktor kebiasaan
tember ada gerakan penghanyutan jam- liki air bersih. Saat itu, warga berjanji
dan daya beli bahan untuk membangun
ban sungai. Acara ini dilakukan oleh Ke- akan membangun jamban/WC kalau
jamban. ''Banyak warga yang tidak mau
pala Dinas Kesehatan Kabupaten Muara ada air bersih ke dusun tersebut.
asal bangun jamban,'' jelasnya. Untuk
Jambi dan disaksikan oleh Bupati Penolakan itu justru datang dari tokoh
mengatasi masalah ini ia bersama war-
Muara Jambi. masyarakat setempat.
ga menggalakkan gotong royong, kerja
Kini warga memiliki cita-cita untuk Namun warga yang telah menda-
bakti, baik dalam membangun kons-
mengajak warga dusun di sekitarnya. patkan pelatihan tidak putus asa. Ketua
truksi jamban maupun mencetak kloset
''Kita ingin dusun lain bebas BAB sem- RW memulai mengambil inisiatif ber-
sederhana.
barangan juga, karena kalau tidak tahi- sama warga yang telah terpicu. Caranya
Perubahan perilaku warga ini juga
nya tetap ke dusun kita,'' kata Yumi. Ha- mereka yang ikut pelatihan, berjumlah
terus didorong oleh Kepala Desa Luk-
nya saja ia tak berani memicu warga de- enam orang, langsung membangun
man AS dan istri Camat Jambi Luar Ko-
sa lain sendirian tanpa didampingi apa- jamban/WC baru untuk memberi con-
ta Ny. Habibah yang tak henti-henti me-
rat pemerintah. ''Soalnya, mereka mere- toh warga lainnya. Bersama dengan itu
ngunjungi warganya. Pemicuan juga di-
lakukan dengan lomba kebersihan dan
mehkan kita,'' katanya. (MJ)
Percik Desember 2005
Kp. Babakan Lemah Duhur, Desa Cimande.
Cuma Bikin Lubang Tahi Saja
K Caringin, Kabupaten Bogor,
ampung Babakan Le- FOTO:MUJIYANTO kepala desa memberi tahu mah Duhur, Desa Ci-
bahwa warga hanya perlu mande, Kecamatan
membuat lubang saja, lainnya
akan dibantu pemerintah. Jawa Barat, terletak di perbu-
Selain itu dugaan warga diku- kitan di bagian tenggara Kota
atkan dengan adanya bantuan Bogor. Jarak dari Kota Bogor
stimulan bagi warga di desa sekitar setengah jam perja-
tetangganya melalui proyek lanan. Secara geografis letak-
lain.
nya bisa dikatakan di pinggiran Kenyataan ini membuat kota.
pakar CLTS Kamal Kar terpicu Kampung ini terdiri atas
untuk melihat dari dekat kon- dua RT yakni RT 16 dan RT 17.
disi dusun. Faktanya memang Di RT 16 ada 59 rumah, se-
tak bisa ditolak. Akhirnya dangkan di RT 17 ada 19 ru-
Kamal Kar dengan kelihaian- mah. Masyarakatnya bekerja
nya melakukan pemicuan sebagai petani dan buruh di kota.
kembali. Warga dikumpulkan di depan Untuk kebutuhan minum dan ma-
Waktu terus berlalu. Agustus 2005,
masjid. Kamal menceritakan berbagai sak, warga Lemah Duhur mendapatkan-
perubahan tak begitu terlihat. Warga te-
keberhasilan desa-desa yang telah di- nya dari air sumber yang diambil dari
tap saja asyik dengan BAB di selokan.
kunjunginya di Sambas dan Jambi. Ia desa di atasnya dengan menggunakan
Kondisi ini terus terjadi hingga perte-
juga menekankan betapa buruk dampak selang. Sedangkan untuk kebutuhan la-
ngahan November ini. Berdasarkan da-
membuang air sembarangan bagi kese- innya seperti cuci dan buang air, warga
ta yang dikumpulkan, warga RT 17 yang
memiliki jamban hanya tiga dari 19 KK,
hatan.
memanfaatkan selokan yang mengalir
Respon masyarakat belum terlihat. di pinggir jalan, sebagian memanfaat-
lima orang yang membuat lubang baru.
Akhirnya Kamal memberi pilihan kepada kan sungai yang berada di bawah desa.
Itu benar-benar lubang, tanpa tutup.
warga dua hal yaitu pertama, akan men- Tak heran bila gumpalan-gumpalan
Sedang di RT 16, dari 59 rumah, 24 me-
gajak warga yang telah bebas BAB untuk tahi bukan sesuatu yang aneh di kam-
miliki jamban, dan sembilan rumah
melihat kampung tersebut yang masih pung tersebut. Gumpalan itu bergerak
membuat lubang doang.
BAB sembarangan, atau kedua, akan pelan bersama air selokan yang meng-
Muchtar Lintang, staf Dinas Kese-
memberitakan kondisi kampung ini alir tepat di samping masjid. Terlihat
hatan Kabupaten Bogor, menjelaskan
melalui media massa. Warga tak mau seorang ibu yang dengan santainya
kondisi ini terjadi karena intensitas
keduanya. Mereka memilih akan mem- mencuci piring yang habis dipakaianya
pemicuan kurang, termasuk pendam-
bangun jamban. Mereka menyatakan dari air selokan itu.
pingan. Ini juga diakui oleh Community
sanggup bebas BAB sembarangan pada Kondisi ini menjadikan dusun ini
Facilitator, Betty, yang seharusnya
24 Desember, sebulan setelah pemicuan. menjadi ajang uji coba CLTS, selain Du-
mendampingi warga. Ia mengaku tak
Ketua RT 17, Bimbin berjanji akan sun Bojong Menteng (Desa Cimande
pernah hadir ke dusun tersebut karena
menggerakkan warganya. Sebagai lang- Hilir), Dusun Laladon dan Sengket (De-
disibukkan oleh tugas proyek lain. Se-
kah awal, ia bersama masyarakat bergo- sa Sukaresmi). Maka warga pada Juli la-
lain itu, petugas sanitarian yang semula
tong royong membuat lubang di dekat lu dipicu untuk mau mengubah perilaku
bertanggung jawab di wilayah itu tidak
MCK umum untuk difungsikan sebagai- buang air besar sembarangannya. Saat
ada karena baru pindah ke tempat lain.
mana mestinya sehari kemudian. ''Se- itu, menurut seorang pemicu, masya-
Lebih dari itu, lanjut Lintang, ada
karang sudah dipakai meski seder- rakat memang terpicu. Mereka bersedia
pemahaman masyarakat-yang ini diku-
hana,'' katanya. Yang lain? Semoga mengubah kebiasaannya dan berencana
atkan oleh Kepala Desa setempat-bah-
tidak terulang membuat lubang tahi membangun jamban.
wa akan ada bantuan subsidi untuk
membangun jamban. Menurut warga,
saja. (MJ)
36 Percik Desember 2005
Majalah Percik bekerja sama dengan Ikatan Ahli Teknik Penyehatan dan Teknik Lingkungan Indonesia, membuka rubrik Klinik. Rubrik ini berisi tanya jawab tentang air minum dan penyehatan lingkungan.
Air Limbah Mandi dan Cuci
Tanya:
atau batu bata atau beton, sedangkan Bagaimana mengolah air limbah
bekas mandi, cuci dan air limbah dapur
lapisan penyaring berupa batu koral rumah tangga dari buangan bekas man-
non kakus (grey water); selain terdapat
diameter 2-4 cm setebal 60 cm dan di dan cuci serta dapur (grey water)?
kandungan organik yang cukup tinggi
arang batok kelapa, dengan tebal/ke- Apakah dapat dialirkan ke dalam septic
biasanya juga tercampur dengan deter-
tinggian 40 cm. tank?
jen bekas air cucian.
Air limbah non kakus ini tidak dapat dialirkan ke dalam tangki septik, oleh
Arah aliran
Air bekas cucian/mandi dialirkan Jl. Siaga Swadaya 17, Pasar Minggu,
Mawardi Adi
karena kandungan deterjen akan dapat
menuju bak pengumpul. Pertama di- Jakarta Selatan
membunuh bakteri pengurai yang dibu-
tuhkan dalam proses pembusukan
alirkan ke ruang penangkap sampah (A)
dalam tangki septik, oleh karenanya
yang dilengkapi saringan di bagian
Jawab:
dasarnya, kemudian butiran pasir yang Air limbah rumah tangga dapat di-
diperlukan instalasi pengolahan khu-
terkandung di air akan mengendap bagi dalam dua kategori. Pertama
sus, yang disebut Sistem Pengolahan Air
pada bagian dasar ruang pengumpul adalah air limbah dari kakus/WC yang
Limbah (SPAL) rumah tangga non
(C), sedangkan lapisan minyak akan diistilahkan sebagai air buangan tinja
kakus.
mengambang di ruang penangkap le- atau "black water" dengan kandungan
mak (B), sedangkan air akan mengalir organik tinggi, pengaliran dan peng-
Desain
menuju tangki penyaring, dan dialirkan olahannya dapat berupa tangki septik,
Bangunan SPAL ini terdiri dari dua
ke pipa PVC yang berada di tengah-te- cubluk atau bila tersedia, dialirkan
bagian yaitu; (1) bak pengumpul/kon-
ngah tangki, kemudian air akan meng- kedalam saluran limbah kota (sewer)
trol yang terdiri atas (a) ruang
alir ke bagian bawah dan keluar dari untuk diolah di instalasi pengolahan
penangkap kotoran atau sampah, (b)
lubang PVC bagian bawah menuju ke limbah kota-Instalasi Pengolahan Lim-
ruang penangkap lemak/minyak dan (c)
atas melalui saringan batu koral dan bah (IPAL).
ruang penangkap pasir dan pengumpul,
arang batok kelapa, kemudian over- Kategori air limbah rumah tangga
yang dihubungkan dengan pipa ke
flow-nya dapat dialirkan ke saluran kedua adalah air limbah rumah tangga
dalam (2) tangki penyaring. Konstruksi
dapat terbuat dari konstruksi batu kali
drainase.
Bak pengumpul/ kontrol dari pasangan batu bata 0,5x0,5x0,6 m3
B Tutup Tangki Resapan terbuat dari beton 8 cm
Pipa PVC penghubung C Dia. 4 inch
Arang batok kelapa 40 cm
A = Ruang penangkap sampah
Batu koral
,saringan kawat kasa 1cm2
diameter 2- 4cm, tebal 60
B = Ruang penangkap
cm
lemak
Pipa PVC dia. 4 inc
C = Ruang pengumpul dan penangkap pasir
Tangki Filter Up flow – 1,2 x 1,2 x 1,8 m3
(sumber: Teknologi Tepat guna Litbang PU Ciptakarya)
(terbuat dari: beton / batu kali,/batu bata)
Percik Desember 2005
"W ater is a precious resour-
ce. It is water that makes our earth unique, and life possible." Kalimat tersebut menyambut delegasi Indonesia yang datang ke Water Discovery Center di Werribee, Australia. Karena air begitu berharga dan sumber daya air makin terbatas menjadi alasan utama mengapa Austra- lia telah mulai menerapkan konsep re- claimed water (lebih dikenal sebagai recycled water) dalam pengelolaan sumber daya air. Tulisan ini adalah ca- tatan perjalanan studi banding Kelom- pok Kerja AMPL dan Sekretariat WASPOLA ke tiga kota di Australia yaitu Adelaide, Melbourne, dan Sydney untuk melihat pengelolaan sumber daya air dengan fokus pada penerapan kon- sep reclaimed water.
Apa itu reclaimed water? Apa be- danya dengan recycled water?
Reclaimed water adalah air yang di- peroleh dengan memanfaatkan air buangan (air limbah) yang telah diolah kembali dengan pengolahan lengkap se- hingga kualitasnya setara dengan stan- dar kualitas air minum. Sedangkan recycled water adalah penggunaan air kembali secara umum tanpa harus me- menuhi standar kualitas tertentu. Na- mun istilah recycled water lebih dike- nal sehingga istilah ini lebih banyak dipergunakan terutama oleh konsumen yang memanfaatkan reclaimed water. Diagram siklus air yang diperoleh dari Reclaimed Water Development for Horticulture berikut memberikan gam- baran mengenai terminologi reclaimed water dan recycled water, dan juga berbagai jenis pemanfaatannya.
Pemanfaatan reclaimed water di Australia
Australia saat ini termasuk salah sa- tu negara yang sudah mulai mengguna- kan reclaimed water dalam skala luas, yaitu untuk irigasi, pemeliharaan lanse- kap kota, penunjang ekosistem dan lingkungan (mengairi wetlands/lahan basah), dan bahkan untuk beberapa ke- perluan domestik selain air minum mi- salnya menyiram jamban/toilet, menyi- ram halaman, dan lain-lain. Di bebera- pa kota yang dikunjungi oleh Kelompok
Kerja AMPL, penggunaan untuk keper- luan domestik terutama dilakukan di area permukiman yang relatif baru karena reclaimed water disalurkan melalui sistem tersendiri yang terpisah dengan retikulasi air minum. Upaya 'memasyarakatkan' reclaimed water tidak berhenti sebatas menyalurkannya kepada konsumen tetapi juga diikuti dengan program edukasi dan kampanye publik. Hal ini dilakukan untuk mem- bangun kepercayaan konsumen dan memastikan ketepatan pemanfaatan-
Percik 38 Desember 2005
Karena air begitu berharga…
(Catatan dari perjalanan studi banding Kelompok Kerja AMPL ke Australia)
Ground water aquifer
Residential Industrial
Reclaimed water
Precipitation (rain)
Runoff Recycled
Percolation
Penyaluran air melalui 2 sistem retikulasi, pipa berwarna merah untuk air minum dan pipa berwarna ungu untuk reclaimed water
FOTO: LINA DAMAYANTI
nya. Pemanfaatan reclaimed water di- awasi dengan ketat oleh Departemen teknis penanggung jawab dan EPA (En- vironmental Protection Agency), dari mulai kualitas air yang didistribusikan sampai ke prosedur pengoperasian dan pemeliharaan sistem retikulasi baik di tingkat penyedia jasa (water utility) maupun konsumen. Bahkan untuk pe- manfaatan bagi sektor pertanian di Werribee, pinggiran kota Melbourne, se- belum reclaimed water didistribusikan, EPA mengharuskan konsumen (petani) membuat rencana pengelolaan lahan (Customer Site Management Plan) un- tuk memastikan pemanfaatannya dila- kukan dengan benar dan sesuai perun- tukkannya. Upaya lain yang dilakukan untuk memasyarakatkan reclaimed wa- ter adalah melakukan pengaturan harga air atau tarif. Di semua kota yang dikun- jungi tarif reclaimed water untuk do- mestik selalu lebih murah dari tarif air minum kecuali Sydney yang sedikit le- bih tinggi dari tarif air minum. Untuk irigasi, harga air agak lebih tinggi di- bandingkan dengan domestik, namun secara umum di semua jenis pemanfaat- an tarif yang diberlakukan selalu lebih rendah dibandingkan dengan biaya pro- duksi.
Adelaide
Adelaide adalah ibukota negara ba- gian South Australia dengan populasi sekitar 1,1 juta penduduk. Seratus persen penduduk di kota ini telah ter- layani oleh jaringan penyediaan air minum maupun saluran air limbah. "Kami sudah tidak mempunyai masalah dalam hal penyediaan infrastruktur dasar AMPL, namun jika tidak dipi- kirkan dari sekarang di masa yang akan datang kami akan menghadapi masalah ketersediaan sumber daya air," kata salah satu petugas SA Water, lembaga penyedia jasa milik pemerintah South Australia yang bertanggung jawab dalam penyediaan air minum dan pe- ngelolaan air limbah. Menyadari pen- tingnya ketersediaan sumber daya air
untuk keberlanjutan penyediaan air minum, pemerintah South Australia mulai menerapkan konsep terpadu dalam mengelola sumber daya air mere- ka, termasuk mulai memasyarakatkan reclaimed water. Bahkan Adelaide telah melakukan penyimpanan kembali air hujan (storm water) yang telah dio- lah ke dalam aquifer melalui Aquifer Storage and Recovery (ASR) system.
Melbourne
Keseriusan mereka dalam mengelo- la sumber daya air langsung bisa dira- sakan oleh delegasi Indonesia saat me- nyusuri tepian sungai Yarra, sungai yang sangat dibanggakan oleh pendu- duk kota Melbourne karena kebersihan dan keindahannya. "Making Melbourne the World's most Water-Sensitive City" adalah tujuan utama pengelolaan sumber daya air terpadu yang dilakukan oleh Melbourne Water, lembaga milik peme- rintah negara bagian Victoria yang me- megang peranan sentral dalam pengelo- laan sumber daya air. Konsep keterpa- duan yang diterapkan oleh Melbourne
Water bisa dilihat di Western Waste- water Treatment Complex di Werribee yang dikunjungi oleh Kelompok Kerja AMPL. Komplek seluas 11.000 hektar ini tidak hanya melakukan pengelolaan air limbah sehingga memenuhi standar untuk didistribusikan sebagai reclai- med water namun juga melakukan pe- meliharaan ekosistem dengan memba- ngun lahan basah (wetlands) dan fasili- tas penunjang ekosistem lain, dan juga membangun Water Discovery Center sebagai pusat edukasi dan kampanye publik.
Sydney
Sydney Olympic Park adalah ikon sistem pengelolaan terpadu di kota Syd- ney. Siapa yang menyangka kalau kom- plek yang digunakan oleh para jawara olah raga dunia untuk beraksi di tahun 2000 dulunya adalah lahan tempat pembuangan sampah domestik dan in- dustri. "Lalu sampahnya dikema- nakan?" itu adalah pertanyaan yang ada di benak hampir sebagian besar delegasi Indonesia. Sampahnya ternyata diman-
Percik Desember 2005
39
Air mancur menggunakan reclaimed water dengan latar belakang lansekap yang memanfaatkan
sampah di Sydney Olympic Park
FOTO: LINA DAMAYANTI
G una meningkatkan kapasitas
Kelompok Kerja AMPL Daerah dalam proses pendampingan
WASPOLA dan POKJA AMPL Nasional untuk operasionalisasi kebijakan nasio- nal AMPL di daerah, WASPOLA menye- lenggarakan orientasi MPA-PHAST. Acara berlangsung di Bandung, 17-21 Oktober 2005 dan di Solo pada 28 Nopember-2 Desember 2005.
Orientasi ini dimaksud- kan untuk mengajak peser- ta memahami pentingnya perubahan pola berpikir pengelolaan pembangunan AMPL berbasis masya- rakat yang harus menitik- beratkan pada pendekatan terhadap kebutuhan (De- mand Responsive Appro- ach). Lebih khusus lagi, orientasi ini dimaksudkan untuk meningkatkan pe- mahaman tentang MPA- PHAST (konsep dan pene-
rapannya) dalam perencanaan, moni- toring, dan evaluasi pembangunan AMPL berbasis masyarakat.
Lokakarya dibuka oleh Oswar Mungkasa dari Direktorat Perumahan dan Permukiman Bappenas. Ia mene- kankan pentingnya keterlibatan masya- rakat dalam keberlanjutan dan efektivi- tas penggunaan sarana. MPA-PHAST,
menurutnya, hanyalah salah satu sa- rana guna meningkatkan keterlibatan masyarakat. Lagi pula, metode ini ter- bukti cocok dalam mendorong keterli- batan masyarakat.
Materi yang dibahas dalam orientasi ini antara lain (i) konsep pemberdayaan masyarakat dalam proses pembangunan AMPL yang berkelanjutan; (ii) konsep
kesetaraan gender; (iii) kerangka kerja MPA- PHAST dalam peren- canaan, monitoring, eva- luasi dan pengambilan keputusan pembangunan AMPL berkelanjutan; (iii) keterkaitan MPA-PHAST dengan kebijakan nasio- nal pembangunan AMPL berbasis masyarakat; dan (iv) piranti MPA-PHAST. Peserta juga melaksa- nakan praktek/simulasi penggunaan MPA- PHAST melalui kunjung- an lapangan. (MJ)
Percik Desember 2005 40
Orientasi MPA-PHAST bagi Kelompok Kerja AMPL Daerah
faatkan menjadi lansekap di komplek olahraga tersebut, tentunya setelah sampah toxic dan berbahaya dipin- dahkan ke TPA lain di luar kota. Selain memanfaatkan kembali sampah, Syd- ney Olympic Park juga mene- rapkan pendekatan terpadu da- lam mengelola air minum, air limbah, reclaimed water, air hujan, sistem irigasi, bangunan, lansekap, dan ekosistem. Kom- plek olah raga, permukiman yang menggunakan dua sistem retikulasi air (air minum dan re- claimed water), lansekap, lahan basah/wetlands dan habitat un- tuk binatang, burung, dan he-
wan lainnya terpadu harmonis dalam satu komplek. Pengelolaan sumber daya air terpadu di Sydney Olympic Park mampu menghemat kira-kira 850 juta liter air minum (potable water) per
tahun dengan mengurangi pemakaian air minum di komplek ini sebesar 50 persen.
Bagaimana dengan Indonesia?
Mungkin sekarang ini tidak hanya menjadi pertanyaan Ke- lompok Kerja AMPL yang telah mengikuti studi banding tetapi telah menjadi pertanyaan kita bersama.
Apakah kita akan menunggu sampai kita terbebas dari ma- salah penyediaan infrstruktur da- sar di sektor AMPL atau kita mu- lai dari sekarang?
Basah Hernowo, Direktur Perumahan dan Permukiman Bappenas, Lina Damayanti berdiskusi dengan Executif Direktur SA Water, Anne Howe.
FOTO: LINA DAMAYANTI
FOTO: ISTIMEWA
Kerja Sama Bappenas dan Plan International Bidang AMPL
FOTO:DOK. PLAN INT’L
B ternational-sebuah lembaga swadaya
adan Perencanaan Pembangun- an Nasional (Bappenas) menja- lin kerja sama dengan Plan In-
masyarakat-dalam penerapan kebijakan air minum dan penyehatan lingkungan (AMPL) untuk mengembangkan layan- an air minum dan penyehatan lingkung- an yang berkelanjutan. Jalinan kerja sa- ma itu diwujudkan dalam penandata- nganan kesepakatan (MoU) di Kantor Bappenas, Rabu (19/10), antara Deputi Sarana dan Prasarana Bappenas Imron Bulkin dan Country Director for Plan International Indonesia M.K. Ali.
Imron Bulkin menjelaskan saat ini tingkat akses masyarakat terhadap air minum dan sanitasi penduduk Indo- nesia tergolong rendah dibandingkan negara-negara di Asia Tenggara. Po- pulasi yang memiliki akses ke air
bangkan panduan/prosedur yang dapat minum tidak lebih dari 53,4 persen
Layanan sanitasi, hygiene, dan
mempermudah penerjemahan kebi- sedangkan hanya 67,1 persen yang
penyediaan air minum yang
jakan nasional pembangunan AMPL ke memiliki jamban. Menurutnya, sejak
dalam pelaksanaan di lapangan. Selain tiga dekade terakhir pemerintah terus
terpadu sangat penting karena
itu Plan akan memperluas kapasitas bekerja keras untuk meningkatkan
hal ini berkontribusi terhadap
teknisnya untuk mengembangkan jeja- cakupan akses tersebut melalui berba-
kelangsungan hidup dan pertum-
ring pengetahuan dalam sektor AMPL gai proyek dan program.
buhan anak-anak serta kesehatan
masyarakat secara keseluruhan. bersama dengan lembaga-lembaga
Tahun 2003, lanjutnya, pemerintah terkait; mengembangkan strategi berhasil menyusun Kebijakan Nasional
komunikasi untuk mendorong penerap- Pembangunan Air Minum dan
an perilaku hidup bersih dan sehat Penyehatan Lingkungan Berbasis
dalam mengoperasikan dan memelihara
kepada anak-anak dan keluarga mere- Masyarakat. Kebijakan ini bertujuan
sarana yang sudah ada. Oleh karena itu,
ka; serta mendukung pelaksanaan riset mendorong secara aktif para pemangku
Imron menyambut baik kerja sama ini
dan pengembangan untuk memperluas kepentingan sektor tersebut untuk
dan berharap kerja sama ini merupakan
pilihan-pilihan teknologi pada penyedi- berperan secara aktif. Kebijakan terse-
bagian dalam mengatasi persoalan-per-
aan air minum dan penyehatan ling- but terdiri atas 11 kebijakan dan 16
soalan yang muncul tersebut.
kungan bagi masyarakat. strategi.
Sementara itu, MK Ali mengatakan
Plan akan menyesuaikan program Selain itu, lanjut Imron, ada bebera-
layanan sanitasi, hygiene, dan penyedi-
air dan sanitasinya dengan kebijakan pa hal yang perlu mendapat perhatian
aan air minum yang terpadu sangat
nasional AMPL. Kegiatan Plan akan segera yakni jurang antara kebutuhan
penting karena hal ini berkontribusi ter-
dilaksanakan di tujuh propinsi yakni pengguna dan sarana air minum dan
hadap kelangsungan hidup dan pertum-
Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, penyehatan lingkungan yang tersedia.
buhan anak-anak serta kesehatan
NTB, NTT, Sulawesi Selatan, dan NAD Di samping itu keterbatasan dana
masyarakat secara keseluruhan.
serta di tiga kota besar yakni Jakarta, pemerintah, baik pusat maupun daerah,
Melalui kerja sama ini, lanjutnya,
pihaknya akan membantu mengem-
Surabaya, dan Makassar. (MJ)
Percik Desember 2005
Sekilas Plan International
P anak-anak di seluruh dunia. Staf dan pasi
lan International merupakan
Meningkatkan jumlah sekolah de- lembaga swadaya masyarakat
Mencapai kehidupan rumah tangga
ngan kualitas program kesehatan yang memfokuskan diri pada
yang aman
Hak atas perlindungan dan partisi-
yang baik dengan menyediakan fasili-
tas kesehatan yang memadai seperti sukarelawan LSM ini bekerja bersama
lingkungan yang baik bagi anak-anak anak-anak, keluarga dan komunitasnya
Kerja sama bagi penguatan masyara-
untuk belajar dan berhubungan di an- di 60 negara. Aktivitasnya meliputi pe-
kat sipil
tara anak-anak. ningkatan keahlian dan menyediakan
Memulihkan kehidupan masyarakat
Menerapkan inisiatif kesehatan sumber daya yang memungkinkan
pascatsunami
reproduksi dengan menekankan pada anak-anak memiliki kesamaan suara
Di bidang kesehatan, Plan Indonesia
kemampuan hidup para remaja dan kesempatan untuk mengembang-
memandang anak-anak memiliki hak
seperti promosi kehidupan seksual kan kesehatan, pendidikan, dan tang-
untuk tumbuh secara optimum dalam
yang aman dan bertanggung jawab, gung jawab orang dewasa. Selain itu
lingkungan yang sehat, memperoleh
termasuk dengan penyebarluasan Plan mengembangkan pendekatan
sanitasi yang baik, pelayanan kesehatan
informasi mengenai HIV/AIDS. langsung dan kampanye bagi anak-anak
dan higiene yang memadai. Dalam
Meningkatkan jumlah bantuan de- di seluruh dunia.
rangka itu Plan bergerak untuk:
ngan membina tenaga terlatih me- Visi Plan yaitu sebuah dunia dimana
Meningkatkan persentase keluarga yang
lalui proyek keamanan ibu berbasis semua anak-anak merealisasikan selu-
menerima layanan dasar kesehatan
masyarakat. (MJ) ruh potensinya di masyarakat sesuai de- ngan hak dan martabatnya. Sedangkan
bermutu yang disediakan oleh Posyandu
Butir-butir Kerja Sama Antara Bappenas
misinya yakni mencapai peningkatan kualitas kehidupan anak-anak di ne-
dan Plan International
gara-negara berkembang melalui se-
Percontohan/pelaksanaan program air
Pengembangan Strategi Komunikasi.
buah proses yang menyatukan budaya
Bappenas dan Plan sepakat mengadakan sebu- seluruh dunia dan menambah pema-
minum dan penyehatan lingkungan sesuai de-
ah studi pengetahuan, sikap dan praktek, yang haman dan nilai kehidupan.
ngan prinsip-prinsip kebijakan nasional. Plan
dapat memberikan umpan balik bagi pengem- Plan Indonesia sendiri melaksanakan
Indonesia memberikan dukungan dalam upaya
bangan strategi komunikasi nasional. kegiatan di Indonesia mulai 2 September
pengembangan masyarakat, termasuk layan-
an air minum dan penyehatan lingkungan, ke-
Dukungan Penelitian dan Pengembang-
1969, berdasarkan kerja sama dengan
an. Kedua belah pihak sepakat menempuh ber- pemerintah Indonesia. Dalam menye-
pada lebih dari 300 desa/kawasan kumuh di
bagai upaya yang diperlukan untuk pengadaan barluaskan programnya, Plan bermitra de-
15 kabupaten yang tersebar di tujuh propinsi.
dan penggunaan pilihan-pilihan teknis yang la- ngan organisasi lokal dan badan-badan pe-
Dalam rangka itu Plan akan menjalin kerja sa-
ma dengan pemerintah kabupaten untuk me-
yak dan akan memfasilitasi Depkes dan Dep PU
merintah. Plan bergerak di enam propinsi untuk mengambil peran utama dalam peng-
ningkatkan pemahaman terhadap pendekatan
adopsian pilihan teknologi yang sesuai serta yakni Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi
tanggap kebutuhan dan menggali kemungkin-
mendorong industri lokal dalam memproduksi Selatan, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa
an pendanaan bersama dengan dinas terkait
produk tersebut. Tenggara Timur (NTT), dan Nanggroe
di bidang AMPL
Bantuan Teknis. Plan akan menyediakan
Jaminan dan Pemeriksaan Mutu
(QA&I). Bappenas dan Plan akan mengembang- unit program di tingkat kabupaten/kota.
Aceh Darussalam (NAD). Plan memiliki 13
bantuan teknis dan bantuan financial yang di-
kan/menerapkan sistem QA&I baik untuk inter- Plan Indonesia memiliki strategi
butuhkan termasuk dalam penyediaan tenaga
vensi perangkat keras maupun 'lunak'. jangka menengah yang berlaku Juli
ahli untuk Bappenas.
Manajemen dan Jejaring Pengetahuan.
Perencanaan Bersama dan Pemantau-
2005-Juni 2010. Plan ingin memerangi
Plan akan bekerja sama dengan Kelompok
an/Kajian Berkala.
Bappenas, Plan, dan Pokja AMPL akan mengem- tuk merealisasikan Konvensi Hak Anak
kemiskinan anak dan berkontribusi un-
Kerja AMPL untuk mengumpulkan berbagai
pembelajaran yang dapat dipetik dari berbagai
bangkan rencana aksi tahunan terinci dan
di Indonesia dengan tujuan: mengkaji kemajuan setiap triwulan serta me-
proyek AMPL. Bappenas dan Plan akan mem-
lakukan perubahan yang diperlukan guna men- Hak atas air bersih, sanitasi, dan
bantu Pokja AMPL dalam upaya membentuk se-
jaga efektivitasnya. kesehatan
buah pusat informasi.
Hak atas pendidikan
42 Percik Desember 2005
Diseminasi Kegiatan CWSH dan WSLIC 2
D Health (CWSH) dan Water and Sa-
alam rangka menyebarlu- FOTO:MUJIYANTO tangan dengan sabun menurun- askan kegiatan Commu-
kan penyakit tersebut sebesar 35- nity Water and Sanitation
65 persen.
Menurutnya, berdasarkan nitation for Low Income Commu-
hasil monitoring dan pengamat- nity (WSLIC) 2 kepada pemerintah
an, proyek WSLIC 2 bermanfaat daerah yang akan memperoleh
bagi kesehatan masyarakat, proyek tersebut, Ditjen Bina Bang-
namun perlu perbaikan dalam
da Depdagri menyelenggarakan hal manajemen kegiatan. Berda- lokakarya di Surabaya, 6-7 De-
sarkan pembelajaran, metode, sember 2005. Lokakarya ini di-
dan pendekatan yang dikem- hadiri oleh 170 peserta terdiri atas
bangkan WSLIC 2, pemerintah para bupati, DPRD, TKP, dan TKK.
telah memutuskan mengadakan Acara dibuka oleh Deputi Bi-
kegiatan dan pendekatan yang dang Sumber Daya Manusia dan
sama dalam proyek CWSH. Kebudayaan Bappenas, Dr. Ir. Dedy
Proyek CWSH rencananya akan M. Maskuriyadi. Dalam sambutannya ia
dilaksanakan di empat propinsi pada 20 mengatakan lingkungan merupakan
golong rendah yakni hanya 5,4 persen
kabupaten selama lima tahun yang faktor penting dalam kesehatan.
dari APBN atau hanya 9 dolar AS per
mencakup 1.000 desa (2006-2010). ''Kesehatan bukan masalah yang berdiri
kapita. Angka ini lebih rendah diban-
Baik WSLIC 2 maupun CWSH ditu- sendiri. Sebagian besar penyebab ma-
dingkan anggaran negara Malaysia (6,9
jukan bagi desa dengan kriteria di ba- salah kesehatan berada di luar sektor
persen), dan Vietnam (8,1 persen).
wah garis kemiskinan, kasus diare ting- kesehatan,'' katanya.
Karena itu, peran semua pihak
gi, akses terhadap sarana air bersih dan Ia menjelaskan faktor di luar kesehat-
sangat diperlukan dalam mendukung
sanitasi masih rendah, dan ada komit- an yang dimaksud yaitu lingkungan fisik,
upaya peningkatan derajat kesehatan
men dari pemerintah daerah untuk me- kimia, biologi, social ekonomi, budaya,
masyarakat melalui peningkatan ak-
nyediakan dana pendamping. dan politik. Selain itu ada faktor sifat-sifat
ses masyarakat terhadap layanan
Sementara itu, Direktur Permu- yang melekat pada genetik individu, peri-
kesehatan.
kiman dan Perumahan Bappenas, Ba- laku, dan gaya hidup. ''Air dan sanitasi
Acara lokakarya juga diisi dengan
sah Hernowo, menjelaskan kondisi air merupakan faktor yang terkait dengan
presentasi oleh Dirjen PP & PL Depkes,
minum dan penyehatan lingkungan perilaku/gaya hidup yang menentukan
Direktur Permukiman dan Perumahan
saat ini dan kebijakan yang telah di- status kesehatan,'' paparnya.
Bappenas, serta penyampaian penga-
susun oleh pemerintah yakni kebijakan Dede mengungkapkan fakta hasil
laman dari Dinas Kesehatan Jawa Ti-
nasional pembangunan AMPL berbasis penelitian WHO bahwa investasi pada
mur dan Bupati Sambas, Kalbar.
masyarakat. Ia menekankan pen- anak (usia dini) akan menurunkan ang-
Dirjen PP & PL Depkes dalam maka-
tingnya penyatuan langkah yang efektif ka kematian bayi. Jika akses air minum
lahnya yang disampaikan Staf Ahli Men-
antara pemerintah pusat, propinsi, dan naik 10 persen maka kematian bayi
kes Bidang Peningkatan Kapasitas Ke-
kabupaten dalam rangka mencapai tar- akan turun 3-4 persen. Sedangkan jika
lembagaan dan Desentralisasi, Dwija S,
menegaskan bahwa penyediaan air
get MDGs.
anggaran kesehatan naik 10 persen ma-
Lokakarya juga diisi dengan kun- ka kematian bayi akan turun 0,8-1,5
minum mempunyai kecenderungan da-
jungan lapangan ke empat desa WSLIC persen.
pat mencegah kasus diare sebesar 35
2 di Kabupaten Malang yakni Desa Jam- Sayangnya, lanjutnya, anggaran pe-
persen, penggunaan jamban mencegah
bearjo, Kaliasri, Tlogosari, dan Petung- merintah di sektor kesehatan masih ter-
diare 28 persen, sedangkan bila meng-
gunakan air minum dan kebiasaan cuci
sewu. (MJ)
Percik Desember 2005
Lokakarya Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS)
FOTO:MUJIYANTO
L sung Rabu (8/12) lalu di Surabaya. Lo-
okakarya evaluasi pelaksanaan kegiatan Sanitasi Berbasis Ma- syarakat (SANIMAS) berlang-
kakarya yang diikuti oleh 220 peserta ini dibuka oleh Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Departemen Pekerjaan Umum, Ir. Sus- mono.
Dalam sambutannya, ia menyatakan bahwa sanitasi berbasis masyarakat te- lah menjadi pola yang harus diterapkan di Indonesia sejak saat ini. ''Ini dalam rangka menuju Indonesia bebas buang air besar sembarangan tahun 2009,'' tandasnya.
(vi) pada beberapa kasus, pengelolaan programkan pengembangan SANIMAS
Menurutnya, pihaknya telah mem-
jakan dan kerangka pengaturan. Selain
sistem sanitasi memerlukan keterli- di 100 lokasi. Ia berharap program ini
itu ada faktor pertumbuhan penduduk
batan seluruh stakeholders bahkan bisa didukung oleh pemerintah daerah
dan percepatan pembangunan sarana air
hingga melewati batas administrasi. dan pemangku kepentingan lainnya.
minum dan sanitasi yang tidak seimbang.
Ke depan, lanjutnya, agenda yang ''Kita perlu ada koordinasi dan sinkroni-
''Lebih dari 100 juta orang belum menda-
harus dilakukan yaitu keterpaduan stra- sasi. Tentu PLP tak bisa berjalan sen-
patkan akses ke sanitasi,'' paparnya.
tegi, pemanfaatan kapasitas pendanaan, diri,'' tegasnya.
Di sisi lain, lanjutnya, pembangunan
pemberian bantuan teknis, dan dukung- Acara lokakarya juga diisi dengan
sarana sanitasi memerlukan investasi
an lembaga. ''Seluruh stakeholders ha- presentasi oleh Direktur Permukiman
yang banyak. Hingga tahun 2009, pa-
rus bekerja sama secara sinergi dan si- dan Perumahan Bappenas, Ir. Basah
ling tidak butuh dana Rp. 9 trilyun (ki-
multan,'' tandasnya. Hernowo, MA yang khusus memotret
ra-kira Rp. 1,8 trilyun/tahun) untuk
Lokakarya diisi pula dengan pema- kondisi sanitasi perkotaan di Indonesia.
membangun sarana tersebut. Padahal,
paran dari Frank Fladerer (BORDA Re- Menurutnya, proporsi kepala keluarga
pemerintah tak memiliki dana sebesar
presentative Indonesia) dan Surur di perkotaan yang menggunakan tangki
itu. Karenanya, ia berpendapat perlu
Wahyudi (CBS Program Coordinator) septik dan cubluk mencapai 80,5 persen
ada penggalian potensi investasi dari
mengenai program SANIMAS dan pen- (tanpa memperhatikan kualitas sarana).
swasta dan masyarakat.
capaiannya. Selain itu ada juga pema- Dari jumlah itu 73,13 persen KK memi-
Basah menguraikan pengalaman
paran Pemda Blitar sebagai daerah yang liki jamban keluarga, sedangkan 16,9
yang bisa dipetik dari program pemba-
melaksanakan proyek SANIMAS, dan menggunakan jamban bersama dan
ngunan sarana sanitasi yaitu (i) keber-
pengelola SANIMAS dari KSM Miji jamban umum. Sementara kota yang
lanjutan sistem sanitasi dipengaruhi
Serasi Mojokerto. memiliki jaringan perpipaan sanitasi
oleh aspek kelembagaan, keuangan, so-
Program SANIMAS diuji coba tahun perkotaan hanya 10 kota dengan cakup-
sial, teknik, dan lingkungan; (ii) partisi-
2003 di enam kabupaten/kota di Jawa an hanya 13,9 persen.
pasi masyarakat menjadi kunci keber-
Timur dan satu kota di Bali. Tahun Penyebab keadaan tersebut, menurut
lanjutan; (iii) proses fasilitasi masya-
2004, kegiatan ini direplikasi lagi di Basah, antara lain kesadaran publik me-
rakat pada proyek sanitasi memerlukan
daerah tersebut. Tahun 2005, replikasi ngenai sanitasi yang masih rendah, sis-
biaya yang tidak sedikit dan waktu yang
berlanjut lagi di enam kota di Jawa tem sanitasi yang terbangun tidak ber-
lama; (iv) sanitasi berbasis masyarakat
Timur ditambah empat kota di Jawa lanjut, rendahnya prioritas anggaran pa-
harus dikelola pada level terendah; (v)
komunikasi para stakeholders mening-
Tengah, dua kabupaten di DIY, dan satu
da sektor sanitasi, dan belum ada kebi-
katkan efisiensi pembangunan sanitasi;
kota di Bali. (MJ)
44 Percik Desember 2005
Lokakarya Penyusunan Rencana Kegiatan Pemerintah Indonesia-Plan International
M (21/12), Plan bersama dengan
enindaklanjuti MoU an- FOTO:OSWAR MUNGKASA jut dengan meningkatkan keterli- tara Bappenas dan Plan
batan stakeholder non pemerin- International, Rabu
tah, dan menggali sumber pen-
danaan alternatif untuk pemba- Pokja AMPL mengadakan lo-
ngunan AMPL, apakah itu dari kakarya di Jakarta. Kegiatan ini
masyarakat, lembaga donor, LSM, dimaksudkan untuk mengimple-
atau sektor swasta. mentasikan MoU dalam bentuk
Lokakarya ini diisi dengan nyata. Lokakarya ini diikuti oleh
diskusi kelompok untuk meru- anggota Pokja AMPL, Plan
muskan kegiatan yang bisa dilak- Indonesia, dan WASPOLA.
sanakan oleh kedua belah pihak Acara ini dibuka oleh Direktur
selama masa waktu kerja sama Perumahan dan Permukiman
yakni 2006-2008. Ada tujuh Bappenas, Ir. Basah Hernowo, MA.
lingkup kegiatan yakni (1) uji coba pro- Dalam sambutannya ia menyatakan tak
dari provider/penyedia menjadi fasili-
gram air minum dan penyehatan ling- mungkin pemerintah mencukupi dana
tator. LSM dinilainya memiliki kepia-
kungan; (2) bantuan teknis; (3) manaje- bagi pembangunan AMPL secara
wiaan dalam pemberdayaan masyarakat
men dan jejaring pengetahuan; (4) pe- keseluruhan. Untuk itu perlu keterli-
dan penguasaan teknologi tepat guna,
ngembangan strategi komunikasi; (5) batan semua stakeholder. LSM sebagai
serta memobilisasi sumber pembiayaan
dukungan penelitian dan pengem- organisasi grass root dapat menjadi
dan sumber daya manusia.
bangan; (6) jaminan dan pemeriksaan mediator antara pemerintah dan ma-
Ke depan, lanjutnya, semua stake-
mutu; (7) perencanaan bersama dan syarakat. Peran pemerintah bergeser
holder perlu meningkatkan sinergi, me-
ngembangkan jejaring AMPL lebih lan-
pemantauan/kajian berkala. (MJ)
Pertemuan Sinergi Komunikasi dan Jaringan Mitra Kerja Stakeholders AMPL
dalam hal inovasi pendekatan, teknis para stakeholders AMPL, Dir-
alam rangka menjalin sinergi
pemerintah. Hal ini terbukti dengan
pertemuan lanjutan dengan mitra kerja D kecil. ''Khusus mengenai AMPL lebih didikan dan produk komsumsi, serta
dan pendanaan, mendorong kampa- jen Bina Bangda mengadakan
APBN sektor permukiman kurang dari
10 persen, dan di APBD malah lebih
nye berkelanjutan melalui media, pen-
meningkatkan sinergi antara pemerin- 2005. Pertemuan itu dihadiri 37 peserta
stakeholders di Jakarta, 18 Oktober
kecil lagi,'' katanya.
tah-swasta dan LSM. dari kalangan Lembaga Swadaya Ma-
Karena itu, menurutnya, peran
Pertemuan itu juga diisi dengan pre- syarakat (LSM), pemerintah, dan
serta masyarakat untuk ikut andil
sentasi dari kalangan LSM dan swasta. swasta.
sangat penting. Terbukti masyarakat
Presentasi pertama disampaikan oleh Acara ini dibuka oleh Oswar Mung-
mampu berpartisipasi dan berkon-
Surya Aslim dari Islamic Relief Indo- kasa dari Direktorat Perumahan dan
tribusi. Ia berharap kalangan swasta
nesia tentang updating isu sanitasi. Pre- Permukiman Bappenas. Dalam sambut-
bisa meningkatkan kepeduliannya
sentasi berikutnya oleh Kuwat Suryadi annya ia menjelaskan bahwa akses dan
melalui agenda social responsibility.
dari PCI dengan tema mengubah peri- kualitas pelayanan AMPL di Indonesia
Menurutnya, langkah ini dapat men-
laku kelompok miskin melalui sanitasi. masih rendah. Sarana yang tersedia ti-
ciptakan brand image.
Presentasi terakhir disampaikan oleh dak memenuhi syarat baik dari sisi
Ia berharap pertemuan ini mampu
Ketua Corporate Forum for Commu- kesehatan maupun teknis. Di sisi lain,
membangun kesamaan persepsi stake-
nity Development (CFCD), Thendry Su- sektor sanitasi belum menjadi prioritas
holder AMPL, pelaku di tingkat la-
pangan dan pengambil kebijakan
priatno. (MJ)
Percik Desember 2005
Solusi Tanpa Privatisasi
K Hanya 10 persen yang sehat. Sisanya
ondisi PDAM di Indonesia yang dilakukan oleh pemerintah yang jumlahnya lebih dari 300 belum
birokratis dan inefisien selain terbawa menunjukkan kinerja yang baik.
J UDUL :RECLAIMING
PUBLIC WATER.
arus privatisasi. Pembelajaran dari berba-
gai negara di dunia ditunjukkan dalam menghadapi banyak masalah mulai dari
CERITA SUKSES,
buku ini misalnya gerakan koperasi di manajemen, sumber daya manusia, dan
PERJUANGAN DAN VISI
DARI BERBAGAI NEGARA
Bolivia, air Porto Alegre di Brasil, pe-
P ENYUSUN :
modal. Pembenahan terus dilakukan
ngelolaan masyarakat di Kerela, India, kendati hasilnya belum menyeluruh. Di
Penang, Malaysia, dan Savelegu, Ghana. tengah kondisi seperti ini, pihak-pihak
Belen Balanya, Brid
Brennan, Olivier
Eksperimen-eksperimen sukses ini jarang tertentu mencoba mendorong agar
Hoedeman, Satoko
mendapat perhatian yang layak. PDAM diprivatisasi sesuai arus global pri-
Kishimoto, dan Philipp Terhost
Pembelajaran penting ini bisa menjadi vatisasi yang bergulir sejak 1990-an.
P ENERBIT : Amrta Institute for Water
inspirasi yang berharga dalam pengelo- Seolah-olah privatisasi adalah satu-sa-
Literacy
laan air di Indonesia. tunya jalan untuk memperbaiki kondisi
Tahun Terbit : 2005
Satu hal yang patut disimak dari perusahaan layanan publik tersebut,
Tebal
: 318 halaman
buku ini bahwa kegagalan perusahaan padahal ada pengalaman buruk dari
publik tidak bisa semata-mata ditim- kasus privatisasi air di Jakarta.
pakan kepada perusahaan tersebut. Buku ini mencoba memberikan per-
memperbaiki layanan air. Karena
Faktornya sangat terkait dengan sistem spektif lain terhadap bahaya privatisasi
perusahaan swasta itu memfokuskan
pemerintahan yang berlaku, misalnya khususnya bagi kalangan miskin. Di
pada keuntungan, mereka menaikkan
saat itu pemerintahannya diktator, dalamnya diberikan contoh-contoh
tarif yang signifikan sampai pada level
tidak mengakui hak asasi manusia, dan kegagalan pengelolaan air minum oleh
yang tidak dapat dijangkau oleh
tidak transparan. Perusahaan publik perusahaan-perusahaan transnasional
masyarakat miskin.
akan bisa berkembang jika didukung di sejumlah negara. Perusahaan terse-
Melalui buku ini tim penulisnya
oleh kepemerintahan yang baik (good but gagal memenuhi janjinya untuk
berusaha menunjukkan bahwa terdapat
alternatif lain yang menarik dan mungkin
governance). MJ
Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu
K Oleh karena itu mau tidak mau penge-
risis air yang melanda Indonesia
J UDUL :
lolaan sumber daya air secara bijak, ter- yang terjadi di seluruh dunia. Tak heran
merupakan permasalahan umum
PENGELOLAAN
padu, dan menyeluruh, merupakan bila pada peringatan Hari Air Sedunia
SUMBER DAYA AIR
sebuah keharusan. Terpadu mencer- Maret 2004 lalu tema yang diangkat
TERPADU
minkan keterikatan dengan berbagai yaitu ''Water and Disaster'' (Air dan
P ENULIS :
aspek dan para pemangku kepentingan Bencana). Masyarakat internasional su-
Robert J. Kodoatie, Ph.D
(stakeholders) dan berbagai disiplin ilmu. dah menyadari betapa dunia saat ini
dan Roestam Sjarief,Ph.D
Menyeluruh mencerminkan cakupan menghadapi ketidaksetimbangan air.
Penerbit : Penerbit Andi Yogyakarta
yang sangat luas, lintas batas sumber Ini terjadi karena degradasi lingkungan
Tahun Terbit : 2005 Tebal
daya, antarlokasi, hulu dan hilir, yang cukup parah. Air sulit didapatkan
: xiii + 357 halaman
antarkondisi, jenis tata guna lahan, antar pada musim kemarau, sebaliknya ber-
banyak aspek dan antarmultidisiplin. lebih pada musim hujan sehingga me-
ekonomi, eforia otonomi yang cenderung
Pengelolaan sumber daya air harus holis- nimbulkan bencana yang hebat.
kebablasan dari kabupaten/kota. Di sisi
tik dan berwawasan lingkungan. Semua Perlindungan sumber daya air
lain pelayanan air bersih belum menyen-
disiplin terlibat dan saling bergantung menghadapi banyak kendala di antara-
tuh seluruh lapisan masyarakat yang
antara lain sosial, ekonomi, teknik, nya dana pemerintah yang terbatas, laju
membutuhkan baik di kota maupun di de-
lingkungan, hukum, bahkan politik. Air peningkatan jumlah penduduk yang
sa, serta drainase masih terkesan tambal
adalah urusan semua kalangan, begitu makin cepat terutama di kota, krisis
sulam dan tidak terintegrasi menjadi satu
sistem kesatuan yang utuh.
filosofi yang seharusnya dicamkan. MJ
46 Percik Desember 2005
Replikasi Sanimas 2004
S pada awalnya merupakan kegiatan pilot
ANIMAS adalah singkatan dari cana kerja masyarakat, panduan pela- sanitasi oleh masyarakat, sanita-
tihan untuk KSM dan masyarakat, dan tion by community. Program ini
panduan pengoperasian dan perawatan
sarana sanitasi masyarakat. proyek tahun 2001-2003 yang dibiayai
Melalui CD ini, BORDA ingin berba- oleh AusAID melalui WSP-EAP dengan
gi pengalaman tentang penanganan dukungan dari pemerintah Indonesia.
SANIMAS beserta seluk beluknya. Proyek ini dilaksanakan oleh BORDA.
SANIMAS I berbeda dengan SANIMAS Program tersebut diimplementasikan di
II. Tentu dari sisi proses, SANIMAS II tujuh kota/kabupaten di dua provinsi
lebih mantap dibandingkan sebelum- padat penduduk di Indonesia yaitu
nya. Selain itu, CD ini memberikan Jawa Timur dan Bali. Pilot proyek ini
masukan yang cukup berharga bagi selesai pada tahun 2003. Kemudian
pemerintah baik di pusat maupun di pada tahun 2004, program ini direp-
daerah dalam keiikutsertaannya men- likasikan lagi di kota/kabupaten yang
dukung proyek SANIMAS. Dan yang sama. Semua proyek itu telah berakhir
paling menarik adalah bagaimana les- dan diresmikan.
yang bisa dipetik dari proyek ini. Dari
sons learned yang didapatkan selama SANIMAS merupakan program baru
replikasi ini pun, BORDA berhasil
proses proyek berlangsung baik itu keti- yang menggunakan cara pendekatan
menyusun panduan mengenai panduan
ka seleksi kampung calon penerima baru bahkan sistem pendanaan yang
promosi dan presentasi kepada stakehol-
proyek, proses perencanaan, dan pelak- juga baru. Karena itu banyak pelajaran
der masyarakat, panduan seleksi mandiri
masyarakat, panduan penyusunan ren-
sanaan pembangunan. (MJ)
Air untuk Semua
A benda yang lain. Namun sayangnya
ir adalah kebutuhan vital kehi- tematik, laporan kegiatan, statistik, dan dupan manusia. Keberadaan-
hasil studi regional. Sebenarnya, ADB nya tidak bisa digantikan oleh
sudah mempublikasikan hal tersebut
dalam bentuk buku (blue print), yang belum semua manusia yang hidup di
beberapa seri di antaranya pernah dunia ini memiliki akses ke air minum
dimuat di majalah ini. CD ini meru- dan penyehatan lingkungan. Berdasar-
pakan bentuk soft copynya. Pembaca kan catatan Asian Development Bank,
juga bisa mendapatkan terbitan ini satu dari tiga orang di Asia tidak memi-
melalui http://www.adb.org/water liki akses ke air minum, sementara
Beberapa judul dalam CD itu antara setengah dari orang yang hidup di Asia
lain: Water and Poverty; Poverty and dan Pasifik tidak memiliki akses ke sa-
Water Security; The Water and nitasi dasar yang baik. Kondisi ini jelas
Poverty Initiative; Water and Poverty sangat memprihatinkan. Maka wajar
in the 3rd World Water Forum; bila banyak bermunculan berbagai jenis
Bringing Water to the Poor; Past penyakit yang berkait dengan air dan
yang berkaitan dengan masyarakat
Experience and Future Challenges; sanitasi yang buruk.
miskin di sejumlah negara yang menja-
Small Pipe Water Network' 'Water Melalui CD ini, Bank Pembangunan
di anggota ADB. CD yang berjudul
Voices' Documentaries; dan An Agenda Asia (ADB) mempublikasikan isu air
'Water for All' ini berisikan 15 judul
yang terdiri atas studi kasus, makalah
for Change. (MJ)
Percik Desember 2005 Percik Desember 2005
langsung 3-7 April 2006 di Melbourne,
Forum Air Dunia
diperkirakan akan dihadiri oleh peserta
Australia. Bersama dengan itu akan
berlangsung pula Konferensi Interna- http://www.worldwaterforum4.org.mx
dari 40 negara. Mereka adalah para
sional ke-4 Water Sensitive Urban De- /home/cuartowwf06.asp?lan=
peneliti, pendidik, pejabat pemerintah,
konsultan, manajer, tokoh masyarakat,
sign. Penyelenggara konferensi ini
dan pihak-pihak lain yang bergerak dan
adalah International Water Association
tertarik pada sektor persampahan.
(IWA). Konferensi tersebut membahas
Tema yang dibahas sangat beragam
dua topik utama mengenai model
mulai dari kebijakan, peraturan, pen-
drainase perkotaan dan desain air mi-
didikan, ekonomi, sampai ke hal-hal
num di perkotaan. Kegiatan tersebut di-
teknis seperti daur ulang, inovasi
peruntukkan untuk kalangan yang ter-
teknologi, dan studi kasus.
kait langsung dengan perencanaan dan penanganan perkotaan, baik itu peng- ambil kebijakan, ahli perkotaan, prakti- si air minum dan drainase, dan lainnya.
F Agenda Air Dunia 2006
orum Air Dunia (World Water
Forum) ke-4 akan berlangsung di http://www.conferencealerts.com/ Meksiko pada 16-22 Maret 2006.
water.htm Selama satu pekan, forum itu akan membahas berbagai tema yang te- rangkum dalam sebuah kerangka kerja. Tema tersebut antara lain penyediaan air dan sanitasi, air untuk pertanian, dan lingkungan serta manajemen risiko. Tema-tema itu akan dibahas secara paralel setiap hari. Ada 150 sesi, dengan waktu masing-masing 2 jam. Para pem-
Konferensi Model
bicara utama juga akan menyampaikan
Drainase Perkotaan
makalahnya. Bersamaan dengan forum tersebut
http://www.icms.com.au/
akan digelar Pameran Air Dunia (World
UDMandWSUD/
Water Expo). Pemeran itu akan me- nampilkan berbagai hal baru dalam bi-
K Drainase Perkotaan ke-7 akan ber-
onferensi International Model
dang teknologi, peralatan, dan peme-
cahan persoalan air. Perusahaan-per- usahaan terkait dari berbagai negara
itus ini khusus menampilkan agenda akan ambil bagian.
S air pada November 2005 hingga November 2006. Kegiatan-kegiatan
tersebut berlangsung di berbagai bela-
Konferensi Teknologi dan
han dunia. Setiap item kegiatan yang
Manajemen Sampah
ditampilkan dilengkapi dengan batas waktu pengiriman makalah dan pendaf-
http://www2.widener.edu/~sxw0004/ taran sebagai peserta. Kendati topiknya call.html
mengenai air, agenda kegiatan yang dimuat juga termasuk sanitasi mes-
K kipun tidak banyak seperti konferensi
onferensi Teknologi dan Manaje-
men Sampah ke-21 akan diseleng- toilet kering, konferensi energi, dan ke- garakan di Philadelphia, Amerika Se-
lautan. (MJ)
48 Percik Desember 2005
Air Rahmat
Ubah Air Bersih Jadi Air Minum
S singkatan dari murah, mudah, dan he-
ebuah terobosan baru muncul
FOTO:MUJIYANTO
dalam pemurnian air. Air Rah- mat, begitu namanya. Rahmat
mat. Air ini adalah larutan pemurni air minum yang mengandung 1,25 persen sodium hypochlorite. Cairan ini dapat meningkatkan derajat air bersih menja- di air minum tanpa direbus.
Air ini diproduksi, didistribusikan, dan dipasarkan oleh Aman Tirta, se- buah konsorsium yang terdiri atas PT Tanshia Consumer Products, PT. Dos Ni Roha, LOWE Worldwide, John Hopkins Bloomberg School of Public Health/- Center for Communication Programs (CCP), CARE Indonesia, dan didukung oleh USAID.
Air Rahmat berfungsi sebagai desin- fektan, dengan cara mematikan mikro- organisme yang terbawa dalam air yang akan diminum. Ini terjadi karena fungsi Chlorine yang terbukti secara efektif menghentikan aktivitas sebagian besar
tranya telah melaksanakan program organisme hidup yang menyebabkan
'Safe Water System' untuk menurunkan penyakit diare pada manusia.
Air Rahmat ini
insiden diare di 19 negara di Afrika,
hanya digunakan untuk
Asia, dan Amerika Latin dengan mem-
Penggunaan
pergunakan larutan yang sama. Survei Air Rahmat ini hanya digunakan un-
air tawar yang biasa
di beberapa negara tersebut menun- tuk air tawar yang biasa untuk minum.
untuk minum.
jukkan bahwa program ini berhasil Penggunaannya cukup mudah yaitu
Penggunaannya
menurunkan sampai 50 persen insiden dengan menuangkan sesuai takaran/pe-
cukup mudah yaitu
diare.
dengan menuangkan
tunjuk. Misalnya 3 ml Air Rahmat un-
tuk 20 liter air. Setelah itu campuran di-
sesuai
Cara Memperoleh
kocok/diaduk dan dibiarkan selama 30
Produk Air Rahmat ini sementara menit. Air Rahmat ini akan meng-
takaran/petunjuk.
ini peredarannya masih terbatas. Pada hilangkan bakteri, virus, dan parasit la-
Desember ini produk tersebut diluncur- innya. Air itu siap diminum, tanpa di-
kan di Propinsi Banten dan Sumatera masak/direbus terlebih dahulu.
Utara. Diperkirakan pada Januari men- Penggunaan Air Rahmat ini diyakini
datang, Air Rahmat bisa didapatkan mampu menghemat biaya bahan bakar
Uji Coba
oleh masyarakat di empat propinsi lain- dan waktu. Satu kemasan air tersebut
Sebelum diluncurkan, Air Rahmat
nya yakni Jawa Barat, Sumatera Barat, dijual dengan harga Rp. 4.000/botol.
sudah diuji coba di Tangerang, Nusa
DKI Jakarta, dan Jawa Timur. Pendistri- Satu botol yang berisi 100 ml ini cukup
Tenggara Barat (NTB), dan Nanggroe
busiannya melalui jaringan pemasaran untuk memurnikan 600 liter air yang
Aceh Darussalam (NAD). Hasilnya cu-
tradisional (warung, kios, toko kelon- merupakan kebutuhan air untuk keluar-
kup aman dan efektif. Sebelumnya,
Centers for Disease Control and Pre-
tong, apotek), dan non-tradisional (LSM,
ga dengan empat orang per bulan.
vention (CDC) Amerika Serikat dan mi-
bidan, kader kesehatan, dll). MJ
Percik Desember 2005
Penjernih Air Minum Bebas Bakteri
Saringan Air Keramik
air minum pada musim kema- S rau. Meski disaring beberapa kali de-
ebagian masyarakat terpaksa menggunakan air keruh sebagai
FOTO-FOTO:ISTIMEWA
ngan kain, air tetap keruh. Ini tentu tidak praktis dan tidak higienis. Sementara kalau menggunakan pen- jernih modern, harganya tidak dapat dijangkau oleh masyarakat. Maka dari itu, berbagai upaya dilakukan untuk menemukan saringan air yang mampu menjernihkan sekaligus higienis. Untuk menjawab kebutuhan itu pengrajin keramik di Plered, Purwakarta, membu- at saringan air dari keramik.
Alat ini berfungsi sebagai dispenser air minum yang dilengkapi dengan saringan keramik berpori-pori mikro dengan lapisan partikel perak dari koloid perak yang dikeringkan dan melekat pada pori-pori keramik secara permanen sebagai disinfektan. Hasil karya pengrajin ini telah diuji efektivi-
ringkan dan dipanaskan hingga 850 de- tasnya oleh Badan Pengelolaan
rajat Celcius untuk tanah Plered dan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD)
1200 derajat Celcius untuk tanah Propinsi DKI Jakarta.
Sukabumi.
Pengujian itu menunjukkan bahwa Penjernih air keramik ini terdiri atas keramik penjernih air yang dilapisi
dua bagian yakni bejana penyaring dan koloid perak tersebut sangat efektif
bejana penampung air hasil penya- menghilangkan bakteri sehingga yang
ringan. Air yang dituangkan pada tersaring layak sebagai air minum.
bejana penampung akan merembes Sementara keramik yang tidak dilapisi
melalui saringan keramik ke bejana koloid perak, tidak mampu menghi-
penampung. Air yang menetes tertam- langkan bakteri pada air yang tersaring.
pung di bejana penampung dan siap diminum. Hanya saja, air yang siap
Konstruksi
minum barulah hasil penyaringan yang Keramik penjernih air terbuat dari
dipilih adalah serbuk gergaji.
kedua karena hasil penyaringan perta- tanah liat dengan campuran berbagai
Kini warna keramik itu ada yang
ma masih berbau tanah. Ini karena ada bahan yang habis terbakar saat proses
putih untuk alasan estetika. Caranya
sisa abu pembakaran keramik dan sisa pembakaran keramik dan menjadi pori-
dengan menggunakan bahan tanah dari
koloid perak yang melekat pada abu. pori yang sangat kecil. Umumnya
Sukabumi yang dicampur dengan dia-
Setelah air hasil penyaringan pertama berwarna merah karena menggunakan
tomite dan tepung terigu untuk membu-
dibuang, air hasil penyaringan berikut- tanah liat Plered. Untuk membuat pori-
at pori-pori.
nya sudah jernih, bebas bakteri, dan pori keramik, campuran tanah liat yang
Saringan keramik itu dicetak dengan
tekanan hidrologis kemudian dike-
layak minum. (MJ)
50 Percik Desember 2005
Tanggal Bulan
Kegiatan
11 November
Pertemuan Persiapan Talk Show Kebijakan Nasional di televisi
15 November
Kick off meeting : Study of sanitation for Poor Urban Community
16 November
Pembahasan Persiapan Pinjaman Bank Dunia untuk Proyek NPCWSSS
17 November
Talk Show Kebijakan Pemb. AMPL Berbasis Lembaga di Metro TV
21-24 November Kunjungan Lapangan ke Lokasi CLTS di Sambas, Muaro Jambi & Bogor
21 November Rapat pokja AMPL, mengenai lokakarya pelatihan CLTS yg diselenggarakan oleh Plan International
24 November Rapat Pokja AMPL, mengenai Pembahasan Instrumen survey untuk study of Sanitation for Poor Urban Community Talk Show Kebijakan Pemb. AMPL Berbasis Lembaga di TVRI
28-30 November
Lokakarya Pemantauan Pelaksanaan uji coba CLTS di Indonesia Pelatihan MPA / PHAST & Penerapannya dalam Perencanaan & Monitoring Proyek AMPL yang Berbasis Masyarakat Di Solo Midterm Review WASPOLA
28-29 November
Lokakarya Penyusunan Data Base AMPL di Gorontalo
29-30 November Lokakarya Penyusunan Renstra AMPL utk Kab. Bone Bolango & Kab. Pohuwato
29 November
Workshop Persiapan Pelaksanaan Infrastructure Summit
30 November
Pertemuan dengan AusAID Pertemuan Kelompok Kerja PSP Review
1-2 Desember Pelatihan MPA / PHAST & Penerapannya dlm Perencanaan & Monitoring Proyek AMPL yang Berbasis Masyarakat Di Solo Pembahasan makalah Air Minum & Kemiskinan di LIPI
1-10 Desember
Midterm Review WASPOLA
1 Desember Pertemuan dengan Plan International, Mengenai Persiapan Pertemuan Penyusunan PoA Pertemuan Pokja AMPL dgn tim AusAid, ADB, Bangda dan Waspola Pusat
2 Desember
Pembahasan makalah Air Minum & Kemiskinan di LIPI
2 Desember
Rapat Pokja AMPL: Perencanaan Kegiatan Pokja AMPL Road Show Kebijakan Nasional Pembangunan AMPL Berbasis Masyarakat ke Sumbawa, NTB
5 Desember
Pembahasan Studi Donor Harmonisation
6-8 Desember
Diseminasi Proyek CWSH dan WSLIC 2 untuk TKK & TKP di Surabaya
6-9 Desember Sosialisasi Manual Pengelolaan Sarana AMPL bagi Aparat Tingkat Propinsi & Kabupaten di Palembang
7-8 Desember
Diseminasi Tata Cara Perhitungan Tarif Air Minum
8 Desember Workshop Evaluasi SANIMAS & Diseminasi Pedoman Persampahan & Drainase Thn 2005 8-10
Desember
Lokakarya Renstra AMPL Prop. Banten
12-15 Desember Sosialisasi Manual Pengelolaan Sarana AMPL bagi Aparat Tingkat Propinsi & Kabupaten di Lombok Barat
13-16 Desember
Pelatihan CLTS (kerjasama Pokja AMPL Banten-PCI) di Pandeglang
14 Desember
Pebahasan Rencana Tahunan WASPOLA
15 Desember
Lokakarya Review Pelaksanaan UNDP CCF 2001 - 2005
19 Desember
Pertemuan Presentasi Assesment of The State Sanitation Pertemuan Persiapan Lokakarya Penyusunan Rencana Kegiatan Pemerintah Indonesia - Plan International Pertemuan Koordinasi Pokja AMPL - WASPOLA, mengenai evaluasi pelaksanaan kegiatan WASPOLA
21 Desember Lokakarya Penyusunan Plan of Action Pemerintah Indonesia dengan Plan International
22 Desember
Lokakarya Review pengelolaan data Pembangunan AMPL Indonesia dalam rangka persiapan SUSENAS 2006-2007
Percik Desember 2005
BUKU
LAPORAN W ASTEWATER E NGINEERING .T REATMENT AND R EUSE
Laporan Pertemuan Koordinasi Pe-
Penerbit: McGraw-Hill Science/Engineering/Math, Maret 2002
laksanaan Kebijakan Nasional dengan Mitra Program & Lokakarya Operasio-
W ATER AND W ASTEWATER C ALCULATIONS M ANUAL
nal Kebijakan Nasional Pembangunan
Penerbit: McGraw-Hill Professional, Mei 2001
AMPL Berbasis Masyarakat di Daerah untuk Mitra NGO dan Lembaga
M ETODE P ENELITIAN S URVAI .E DISI R EVISI
Penerbit:
Penerbit: PT. Pustaka LP3ES Indonesia, 1995 Dirjen Bangda - Depdagri, 2005
I NDIKATOR K ESEJAHTERAAN R AKYAT 2004
Global Water Supply and Sanitation
Penerbit: Biro Pusat Statistik, 2005
Assessment 2000 Report
Penerbit: World Health Organization and United Nation's Children's Fund, 2000
PERATURAN
Summary Laporan Pelaksanaan
H IMPUNAN P ERATURAN
Replikasi SANIMAS 2004
P ENGELOLAAN L INGKUNGAN
Penerbit:
BORDA, 2005 Penerbit: CV. Eka Jaya Jakarta, 2005
H IDUP 2002-2004
STUDI KASUS
Layanan Air Minum Usaha Kecil di Indonesia. Palembang, Jakarta Utara, Bandung Metropolitan, Subang
Penerbit: Water and Sanitation Program - EAP, 2005
MAJALAH
J ENTERA
MAKALAH
Penerbit: Direktorat Perumahan dan Permukiman, Bappenas
M ODIFICATIONS TO WATER UNDERTAKERS ' EXISTING CONDITIONS OF APPOINTMENT
A IR M INUM
Penulis: Water Act 2003 - Water Supply Licensing, 2004 Edisi 120, September 2005
C HOICES
W ATER A LLOCATION IN T HE B RANTAS R IVER B ASIN
Vol. 13. No 4, Desember 2004
Penerbit: UNDP Penulis: Aris Harnanto & Fahmi Hidayat, 2003
C ONFLICTS AND I TS R ESOLUTIONS
N OTE ON THE H EALTH I MPACT OF W ATER AND S ANITATION S ERVICE - CHM W ORKING P APER S ERIES -P APER N O .WG5:23
Penulis: Commission on Macroeconomics and Health, 2001
52 Percik Desember 2005
LOS (Level Of Services)/Tingkat Pelayanan
Besaran untuk menentukan tingkat pelayanan prasarana di suatu kawasan/daerah pelayanan.
Loss of head/Kehilangan Tekanan
Kehilangan potensi tekanan air baik akibat gesekan aliran dengan media penyalurnya, hambatan dari peralatan pengatur alir- annya, adanya terjunan dan sebagainya.
Lye/Lindi
Cairan/larutan yang mengandung alkali-salah satu kandungan leachate
Manhole/Lubang Pemeriksaan
Lubang yang dibuat/dibangun pada suatu bangunan fasilitas atau dalam sistem jaringan prasarana agar memungkinkan orang (petugas) masuk ke dalamnya untuk melakukan kegiatan pemeriksaan atau perbaikan bangunan/jaringan tersebut.
Manhole Chamber
Saluran di bagian yang terendah pada lantai suatu ruangan (kamar mandi, dapur, ruang operasi yang basah, dan sebagainya) yang berfungsi menyalurkan/mengalirkan air buangan melalui suatu bak pengatur menuju saluran air kotor, agar lantai ru- angan tersebut selalu kering.
Marble Test
Cara/metode pengujian praktis untuk mengukur stabilitas air contoh, khususnya kadar alkali.
Mass diagram of Reservoir/Diagram massa reservoir
Diagram yang menggambarkan akumulasi debit yang memasuki suatu reservoir terhadap fungsi waktu.
MATC (Maximum Allowable Toxicant Concentration)
Konsentrasi maksimum zat-zat toksik (beracun) yang diizinkan untuk dihasilkan atau dilepas ke lingkungan oleh suatu indus- tri atau organisasi.
Maturation stabilization pond
Kolam stabilisasi air limbah yang bersifat aerob dan mempunyai beban masukan cemaran yang relatif rendah.
MCL (Maximum Contaminant Level)
Taraf maksimum kontaminan (unsur-unsur yang mengotori) yang diizinkan untuk dihasilkan atau dilepas ke lingkungan
Methane
Disebut juga gas rawa-Senyawa hidrokarbon sederhana yang dihasilkan melalui proses dekomposisi (penguraian) limbah. Dapat dijadikan bahan bakar jika dicampur dengan udara dengan proporsi 90 persen.
Microscreen
Unit pengolahan air limbah berupa silinder yang berputar dengan tenaga motor. Sekelilingnya dililit oleh pelat berlubang- lubang membentuk saringan. Air limbah masuk melalui poros silinder dan menyebar ke sekeliling tangki silinder yang berlubang-lubang.
Mottled enamel
Penyakit gigi yang disebabkan oleh kebiasaan mengkonsumsi air dengan kadar florida yang melebihi 1,5 ppm.
Moveable intake
Bangunan/peralatan penangkap air baku yang bisa digerakkan baik secara vertikal atau horizontal. Dibangun dari konstruksi yang tidak kaku/tidak berpatok seperti pompa dalam kerangkeng besi atau struktur ponton dan sebagainya. Dilengkapi dengan tali untuk mengarahkan posisi yang terbaik pada suatu sumber yang relatif luas dan dalam, misalnya danau atau sungai yang dalam.
Dikutip dari Kamus Istilah & Singkatan Asing Teknik Penyehatan dan Lingkungan. Penerbit: Universitas Trisakti.