Bahan dan Alat
A. Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah jagung pipil kering dengan varietas Srikandi (QPM), pati jagung, Isolat Protein Kedelai (ISP), tepung terigu, air, garam, guar gum, carboxymethyl cellulose (CMC), dan baking powder. Sedangkan bahan-bahan kimia untuk keperluan analisis
antara lain aquades, K 2 SO 4 ,H 2 SO 4 , NaOH, Na 2 S 2 O 3 , HBO 3 , HCl, hexan, dan
bahan-bahan kimia lainnya.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain timbangan, mixer, kompor, alat pengukus, mesin pembuat mi, oven, dan alat perebus. Sedangkan alat-alat untuk keperluan analisis adalah Texture Analyzer TAXT-
2, Chromameter Minolta CR-310, spektrofotometer, oven, tanur, labu Kjeldahl, sokhlet, neraca analitik, dan alat-alat gelas, serta peralatan analisis lainnya.
B. Metode Penelitian
1. Kajian Pembuatan Tepung Jagung
Jagung pipil QPM dengan varietas Srikandi yang diperoleh dari daerah Malingping, Provinsi Banten terlebih dahulu dijadikan tepung jagung. Metode yang digunakan dalam pembuatan tepung jagung ini adalah metode penggilingan kering (Gambar 4) dan metode penggilingan basah (Gambar 5).
Jagung pipil kering
Penggilingan I (multi mill)
Tepung kasar
Grits
Kulit ari, lembaga
Perendaman dan pencucian dengan air
Pengeringan Pengeringan
Penggilingan II (disc mill)
Pengayakan (80-100 mesh)
Tepung jagung Gambar 4. Pembuatan tepung jagung metode penggilingan kering
Tepung jagung yang digunakan dalam penelitian ini adalah tepung yang lolos ayakan 100 mesh. Partikel tepung jagung dengan ukuran kecil lebih bagus dibandingkan dengan ukuran yang lebih besar. Di samping itu, rendemen tepung yang dihasilkannya juga lebih banyak.
Jagung pipilan
Perendaman
Penggilingan basah
Penyaringan
Pengendapan
Dekantasi
Sentrifugasi
Tepung jagung basah
Pengeringan (45-60 o
C, KA = 10)
Tepung jagung kering
Gambar 5. Pembuatan tepung jagung metode penggilingan basah
2. Karakterisasi Tepung Jagung
Karakterisasi tepung jagung dilakukan melalui pengukuran sifat kimia dengan analisis proksimat yang meliputi kadar air, kadar abu, kadar protein kasar, kadar lemak kasar, penentuan kadar karbohidrat yang dilakukan secara by difference, dan kadar amilosa. Selain itu, dilakukan pula pengukuran terhadap sifat fisik tepung jagung yaitu rendemen dan warna.
3. Verifikasi Formulasi dan Proses Produksi Mi Jagung Kering
Tahap verifikasi ini dilakukan terhadap formulasi dan proses pengolahan mi jagung yang telah dikembangkan dari hasil-hasil penelitian sebelumnya (Lampiran 1). Formulasi mi jagung kering mengacu pada hasil penelitian Rianto (2006), yaitu dengan menggunakan bahan baku tepung jagung (100), air (30 dari berat tepung), garam (1 dari berat
tepung), dan baking powder (0,3 dari berat tepung). Adapun desain
proses produksi mi jagung kering mengacu pada hasil penelitian Juniawati (2003) dan Fadlillah (2005) seperti terlihat pada Gambar 6.
Setelah diperoleh formulasi dan desain proses optimum pada skala laboratorium, beberapa penyesuaian pada formulasi atau proses itu sendiri perlu dilakukan sehingga dapat diterapkan pada skala yang lebih besar.
Salah satu caranya dengan penambahan bahan-bahan tambahan untuk memperbaiki karakteristik mi jagung yang dihasilkan. Selain itu, penentuan parameter-paramater pada tiap bagian proses yang dianggap kritis juga harus dilakukan untuk memperbaiki proses pada skala besar. Parameter proses tersebut diantaranya jenis mixer dan lama pengadukan saat pencampuran adonan, suhu dan lamanya waktu pembentukan lembaran mi, suhu dan lama waktu pengukusan, serta suhu dan waktu pengeringan optimum pada oven.
Tepung jagung 100
Garam 1, baking Powder
Air 30
Pencampuran (mixer)
Pengukusan adonan (variasi waktu)
Pembentukan lembaran, pencetakan, dan pemotongan
(Sheeting, slitting, and cutting)
Pengukusan mi mentah (variasi waktu)
Pengeringan dengan oven (Suhu 60 o C selama 1-2 jam)
Mi kering
Gambar 6. Diagram alir pembuatan mi jagung kering
Verifikasi formulasi dan proses ini akan menghasilkan keluaran berupa formulasi terpilih yang akan diterapkan pada tahap penggandaan skala, tahapan proses yang optimum mulai dari penyiapan tepung jagung Verifikasi formulasi dan proses ini akan menghasilkan keluaran berupa formulasi terpilih yang akan diterapkan pada tahap penggandaan skala, tahapan proses yang optimum mulai dari penyiapan tepung jagung
4. Penggandaan Skala Produksi Mi Jagung Kering
Kegiatan penelitian sebelumnya telah menghasilkan formulasi mi jagung dan proses produksinya yang optimum. Namun demikian, hasil penelitian tersebut masih terbatas pada skala laboratorium. Teknologi yang telah dihasilkan perlu di-scale up (penggandaan skala proses) untuk dapat diaplikasikan ke skala komersial, yaitu skala industri kecil. Oleh karena itu, tahapan penggandaan skala proses produksi dari skala laboratorium ke skala pilot plant perlu dilakukan dengan penyesuaian formulasi dan proses produksi pada skala yang lebih besar. Selain itu, proses produksi dengan jumlah bahan baku yang lebih besar serta automatisasi proses untuk menggantikan tahapan proses yang masih dilakukan secara manual juga akan diujicobakan.
Penentuan formulasi dan desain proses optimum pada
skala laboratorium (Lampiran 1)
Verifikasi formulasi dan desain proses optimum
Identifikasi tahap-tahap kritis
Penentuan formulasi dan desain proses terpilih
Penggandaan skala produksi
Identifikasi bahan dan peralatan proses produksi
Gambar 7. Aliran proses kegiatan penggandaan skala produksi mi jagung
Target yang dihasilkan dari tahap ini adalah formulasi dan proses yang telah disesuaikan dengan kondisi skala komersial, identifikasi tahap kritis dalam proses produksi mi jagung kering yang harus diantisipasi pada skala komersial, dan identifikasi peralatan proses produksi yang dibutuhkan untuk mendirikan model industri mi jagung pada skala industri kecil.