Layanan Teknologi Modifikasi Cuaca

3.1.3.2 Layanan Teknologi Modifikasi Cuaca

Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) didefinisikan sebagai usaha campur tangan manusia dalam mengelola sumberdaya air di atmosfer untuk menambah curah hujan atau mengurangi intensitas curah hujan pada daerah tertentu untuk meminimalkan bencana alam yang disebabkan oleh faktor iklim dan cuaca dengan memanfaatkan parameter cuaca. Keunggulan teknologi ini terletak pada kemampuan mengelola potensi atmosfer sehingga dapat meningkatkan nilai manfaat kepada kegiatan usaha, sosial, kesehatan dan lainnya bagi masyarakat yang terpengaruh oleh potensi alami tersebut. Pelaksanaan pelayanan TMC ini merupakan bagian dari salah satu peran lembaga BPPT, yaitu sebagai lembaga pemberi solusi teknologi. Pelayanan jasa TMC yang dilaksanakan oleh Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca di tahun 2017 dilaksanakan dalam rangka mendukung pengelolaan sumberdaya air untuk kebutuhan PLTA (energi) di beberapa waduk/danau PLTA dan juga untuk tujuan mitigasi bencana asap kebakaran hutan dan lahan di beberapa wilayah provinsi di Pulau Sumatera dan Kalimantan.

Dalam rangka mendukung pengelolaan sumberdaya air dan mengatasi dampak bencana iklim/cuaca, Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca secara proaktif di sepanjang tahun 2017 telah memberikan pelayanan jasa Teknologi Modifikasi Cuaca di 2 (dua) lokasi, yaitu di Waduk PLTA Ir. PM Noor Kalimantan Selatan dan di Danau Toba Sumatera Utara (Gambar 3. 19) dengan detil seperti terinci dalam

Tabel 3.12 berikut:

Tabel 3.12. Daftar Pelaksanaan Operasi TMC Untuk Pengelolaan Sumberdaya Air Tahun 2017

HASIL No.

LOKASI /

WAKTU

PENGGUNA JASA WILAYAH

TUJUAN

KEGIATAN

TAMBAHAN AIR

DAS Riam PT. PLN (Persero) 1 Kanan,

Wilayah KSKT 103,7 juta m 3 Kalimantan

18 April – 16 Mei

Pengisian Waduk

PLTA Ir. PM. Noor

Sektor Barito

Selatan

Tahap I: 22 Mei –

Daerah

2 Juni 2017

Pengisian Danau

2 Tangkapan Air

Perum Jasa Tirta I 194,3 juta m 3

Tahap II: 12

Toba

Danau Toba

September – 15 Desember 2017

Gambar 3. 19 Foto-foto Kegiatan Pelayanan Jasa TMC Untuk Pengisian Waduk/Danau PLTA di tahun

Selain untuk tujuan pengisian waduk PLTA, pelayanan TMC juga dilakukan untuk tujuan mitigasi bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Sejak tanggal 7 Juni s/d 26 Oktober 2017, atas permintaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca telah melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk tujuan antisipasi bencana kabut asap karhutla di wilayah Pulau Sumatera dan Kalimantan. Operasi TMC dilakukan di 4 (empat) provinsi paling rawan

bencana kabut asap karhutla (

Tabel 3.13 ), yaitu di Provinsi Sumatera Selatan dan Riau (di Pulau Sumatera) serta Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah (di Pulau Kalimantan).

Tabel 3.13. Daftar Pelaksanaan Operasi TMC Untuk Antisipasi Bencana Kabut Asap Karhutla Tahun

No. Lokasi

Hasil TMC (Provinsi)

Waktu Pelaksanaan

(Volume Air Hujan)

1. Sumatera Selatan

635.910.935,4 m 3 2. Riau

7 Juni -26 Oktober 2017

350.391.690,5 m 3 3. Kalimantan Barat

5 Juli – 25 September 2017

9 – 24 September 2017

663.705.185,4 m 3 4. Kalimantan Tengah

25 September – 19 Oktober 2017

Upaya TMC untuk penanggulangan bencana asap kebakaran lahan dan hutan dipandang sebagai salah satu upaya yang paling efektif karena dapat langsung mematikan nyala api sebagai penyebab kemunculan kabut asap. Terlebih untuk kebakaran yang terjadi pada lahan gambut dengan kedalaman tertentu, sangat sulit untuk dipadamkan jika hanya melalui upaya operasi darat. Satu-satunya cara yang paling efektif untuk dapat memadamkan titik kebakaran pada lahan gambut adalah dengan siraman air hujan yang dapat dimaksimalkan melalui upaya TMC.

Hasil pelaksanaan TMC (Tabel 3.14) dinilai cukup memuaskan karena terbukti eskalasi

bencana kabut asap di tahun 2017 relatif jauh berkurang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya (Gambar 3.20). Pelaksanaan operasi TMC untuk mitigasi bencana kabut asap karhutla tahun 2017 (Gambar 3.21) ini dilakukan jauh sebelum puncak periode bencana karhutla terjadi. Tujuannya bukan hanya untuk mematikan titik api kebakaran hutan dan lahan sebagai sumber bencana kabut asap, tetapi juga untuk menjaga muka air tanah gambut agar tidak sampai menjadi kering. Dengan tetap terjaganya kelembaban di lahan gambut, maka secara tidak langsung upaya TMC turut menekan potensi terjadinya kebakaran.

Tabel 3.14. Hasil dan Dampak Kegiatan TMC Untuk Antisipasi Bencana Kabut Asap Karhutla

Dampak No. (Outcome)

Hasil

(Impact)

1. Menambah volume air di area Menjaga kelembaban tanah gambut dengan lahan gambut

maksud untuk mengurangi potensi kebakaran hutan dan lahan di area gambut

2. Memadamkan titik api

a. Menjaga kualitas udara di daerah terdampak bencana

b. Menjaga jarak pandang di area bandara untuk kelancaran dan keselamatan transportasi udara

Gambar 3.20. Perbandingan jumlah titik api di Provinsi Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat

dan Kalimantan Tengah tahun 2017 terhadap jumlah tahun 2016 dan rata-rata historisnya

Selain untuk tujuan pengisian waduk atau mitigasi bencana seperti yang telah diulas sebelumnya, sejak akhir tahun 2016 Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) juga mulai dimanfaatkan untuk tujuan mengamankan agenda kenegaraan atau acara kepresidenan. Bermula dari kesuksesan BPPT saat memenuhi permintaan dari Kementerian Sekretariat Negara yang meminta dilakukannya rekayasa cuaca guna mengamankan area Istana Negara dari gangguan hujan pada saat diselenggarakannya Pagelaran Seni Budaya Nusantara bertema ”Nusantara Berdendang” pada Peringatan Hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 2016, kemudian berlanjut dengan sejumlah permintaan serupa di tahun 2017. Diantaranya saat acara Peringatan Hari Lahir Pancasila pada tanggal 1 Juni 2017, agenda Dzikir Kebangsaan di Istana Negara pada tanggal 1 Agustus 2017 dan rangkaian kegiatan Peringatan HUT RI ke-

72 tanggal 17 Agustus 2017. Dalam situasi tertentu, TMC juga mulai kerap diminta oleh Kementerian Sekretariat Negara untuk tujuan pengamanan pembangunan infrastruktur nasional di wilayah Ibukota dan sekitarnya. Hal ini tentunya menjadi satu PRESTASI (pencapaian) baru untuk BPPT khususnya Kedeputian Bidang TPSA tahun 2017 yang mulai dipercaya untuk terlibat dalam mendukung terlaksananya acara kepresidenan (Gambar 3.22).

Gambar 3.21. Foto-foto Kegiatan Operasi TMC Untuk Mitigasi Bencana Asap Karhutla di Pulau Sumatera dan Kalimantan tahun 2017

Gambar 3.22. Kegiatan TMC untuk mendukung acara kepresidenan yang dilaksanakan dari Posko Lanud Halim Perdana Kusuma

Dari sisi perolehan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang diterima dari hasil layanan jasa TMC kepada pengguna jasanya, jika dilihat sejak beberapa tahun terakhir progressnya terus meningkat, sebagaimana terlihat dalam tabel dan gambar di bawah ini:

Target PNBP (Rp)

15,003,582,000 Realisasi PNBP (Rp) 13,921,306,843 12,579,241,657 17,269,697,993 8,648,670,596 11,045,765,790 15,869,418,342

16,046,069,000 14,979,868,800 18,605,080,000 19,884,763,600 21,989,492,000 18,482,960,000

19,687,581,302 Swakelola (Rp)

30,200,000,000 Capaian PNBP (%)

10,315,000,000 11,479,000,000 28,613,000,000 59,000,000,000 52,000,000,000 22,000,000,000

86.76 83.97 92.82 43.49 50.23 85.86 131.22

Perolehan PNBP dan Swakelola Program Layanan Jasa Teknologi Modifikasi Cuaca Tahun 2011-2017 adalah sebagai berikut:

Capaian Kinerja Program Layanan Jasa TMC tahun 2017 menuju target akhir sesuai dokumen RENSTRA 2015-2019 adalah sebagai berikut: