Sasaran Program 1: Terwujudnya Inovasi Bidang TPSA Untuk Mendukung Kemandirian Bangsa

3.1.1 Sasaran Program 1: Terwujudnya Inovasi Bidang TPSA Untuk Mendukung Kemandirian Bangsa

Sasaran Program: Terwujudnya Inovasi untuk Mendukung Peningkatan Daya Saing dan Kemandirian Bangsa melalui Teknologi Pengolahan Air Bersih untuk Masyarakat (microbubble) dengan indikator dan target kinerja “terbangunnya 1 (satu) pilot plant teknologi pengolahan air bersih berbasis microbubble”.

Outcome dari Inovasi Teknologi (Pilot Plant) Pengelolaan Air Berbasis Masyarakat adalah meningkatnya akses air minum masyarakat sebesar 5% dari populasi masyarakat di lokasi kegiatan. Peningkatan akses air minum ini diidikasikan dengan berkembangnya usaha pemasaran air kemasan siap minum di masyarakat. Selain itu, teknologi ini mendapat respon positif dari berbagai kalangan masyarakat yang ditunjukkan oleh testimoni (terlampir). Antusiasme masyarakat terhadap penerapan teknologi ini akan meningkatkan potensi pengembangan teknologi ini secara swadaya. Ringkasan dari sasaran strategis ini dapat dilihat dalam Tabel 3. 2, sedangkan kriteria indikator kinerja dapat dilihat dalam Tabel 3. 3.

Secara Nasional, masyarakat yang mendapatkan air bersih melalui perpipaan PDAM masih relatif rendah, sedangkan sisanya merupakan masyarakat yang tidak mendapatkan akses air secara layak, yang umumnya tinggal di daerah-daerah terpencil. Oleh sebab itu BPPT perlu melakukan inovasi teknologi untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu kriteria daerah terpencil atau pinggiran, adalah daerah yang sulit mendapatkan listrik maupun sulit terjangkau transportasi. BPPT dalam hal ini Pusat Teknologi Lingkungan, sudah meneliti teknologi ini, dan sampai sekarang sudah mencapai TRL 9 dengan Target TKDN 95%. Dan perlu dikembangkan untuk sampai dimanfaatkan oleh masyarakat.

Lokasi dari kegiatan ini adalah di SMK Al Kahfi di Olat Maras, Batu Alang, Kecamatan Moyo Hulu, Sumbawa, NTB, yang dikelilingi oleh pengunungan kapur sehingga air tanah maupun air permukaan di sekelilingnya mengandung kapur, namun air tanah kedalaman 80m sebagai sumber air yang akan digunakan untuk air baku air bersih maupun air minum juga mengandung besi yang ditandai dengan warna kekuningan yang menimbulkan bercak di perpipaan dan penampung air, timbul bau khas besi dan setelah kontak dengan udara berubah warna kekuningan.

Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah menerapkan teknologi pengolahan air dengan sistem pre-treatment yang mampu mereduksi kandungan besi dan logam-logam lainnya yang selanjutnya diolah menjadi air minum dengan sistem reverese osmosis. Pre-treatment menghilangkan besi, mangan atau logam-logam lainnya dapat dilakukan dengan oksidasi menggunakan bahan oksidator dikombinasikan dengan filtrasi bertekanan. Penggunaan bahan kimia oksidator mengakibatkan biaya operasional tinggi sehingga dalam hal ini diterapkan sistem oksidasi menggunakan udara dengan proses microbubble.

Kegiatan yang telah dilaksanakan adalah meliputi survei lokasi, disain proses, penyusunan spesifikasi alat, perakitan peralatan, pelatihan teknologi pengolahan air minum sesuai kondisi air baku dan peresmian unit pengolahan air bersih untuk masyarakat

(microbubble). Survei lokasi kegiatan identifikasi untuk mengetahui spesifikasi dan mutu air baku yang akan diolah, persepsi dan tingkat kebutuhan masyarakat tentang air minum yang memenuhi persyaratan sebagai air minum. Hasil identifikasi kualitas air baku dan kondisi sosial masyarakat digunakan untuk dasar pemilihan proses pengolahan air minum. Perhitungan kapasitas instalasi pengolahan air minum didasarkan kepada tingkat kebutuhan dan penyebaran anggota masyarakat yang akan dilayani. Berdasarkan teknologi atau proses pengolahan air minum yang telah ditentukan sesuai dengan spesifikasi lokasi atau kualitas air baku serta penentuan kapasitas pengolahan disusun spesifikasi peralatan pengolahan air minum dan untuk mengaplikasikannya sesuai dengan rencana atau disain proses dilakukan pengadaan peralatan dan perakitan peralatan sesuai proses yang ditetukan. Untuk mendapatkan kualitas air minum sesuai dengan yang diharapkan maka disusun SOP dan mengadakan pelatihan kepada operator instalasi pengolahan air minum yang diambil dari kelompok masyarakat pengguna.

Teknologi pengolahan air dengan kandungan besi tinggi dan kandungan TDS mendekati ambang batas sebagai air minum mengkombinasikan teknologi microbubble dengan Reverse Osmosis. Keunggulan microbublle adalah mampu mengoksidasi kandungan besi, mangan dan logam logam lainnya tanpa menggunakan bahan kimia oksidator walaupun kecepatan reaksi lebih rendah dari bahan kimia oksidator, sehingga memerlukan waktu kontak yang lebih lama dan keunggulan teknologi membran osmosa balik adalah kecepatannya dalam memproduksi air, karena menggunakan tenaga pompa. Kelemahannya adalah penyumbatan pada selaput membran oleh bakteri dan kerak kapur atau fosfat yang umum terdapat dalam air asin, asin atau laut. Untuk mengatasi kelemahannya pada unit pengolah air osmosa balik selalu dilengkapi dengan unit anti pengerakkan dan anti penyumbatan oleh bakteri. Sistem membran reverse yang dipakai dapat berupa membran hollow fibre, lempeng/plate atau berupa spiral wound. Membran ini mampu menurunkan kadar garam hingga 95-98%. Air hasil olahan sudah bebas dari bakteri dan dapat langsung diminum. Unit Stasioner Pengolah Air dengan kandungan besi dan TDS tinggi menggunakan kombinasi microbubble dan reverse osmosis dimaksudkan sebagai unit pengolahan yang dapat membantu dalam penyediaan air bersih dan pada wilayah pantai, pulau-pulau kecil dan sekitarnya.

Peresmian Unit Pengolahan Air Bersih dengan Microbubble dilakukan pada tanggal 25 September 2017 bertempat di SMK Al Kahfi Olat Maras, Batu Alang, Kecamatan Moyo Hulu, Sumbawa, NTB. Unit tersebut diresmikan oleh BPPT yang diwakili oleh Sekretaris Utama, dan Pemerintah Daerah yang diwakili oleh Kepala Dinas PRKP Kabupaten Sumbawa. Peresmian ditandai dengan pemotongan pita dan penandatanganan Berita Acara Serah Terima dari BPPT, yang diwakili oleh Direktur Pusat Teknologi Lingkungan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa, yang diwakili oleh Kepala Dinas PRKP.

Gambar 3. 1 Program Inovasi teknologi Pengolahan Air Bersih untuk Masyarakat

Tabel 3. 2 Ringkasan Sasaran Program 1

Sasaran Program 1:

SP1: Terwujudnya inovasi di bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam untuk mendukung kemandirian bangsa

Indikator Kinerja:

IK-1: Jumlah Produk bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam (TPSA) yang mendukung kemandirian bangsa

Target :

T-1: 1 (satu) Pilot Plant Teknologi Pengolahan Air Bersih untuk Masyarakat (Technology MicroBubble)

Penjelasan Target IK:

PIK-1:. Sebuah Pilot Plant Teknologi pengolahan air dengan kandungan besi tinggi dan kandungan TDS mendekati ambang batas sebagai air minum mengkombinasikan teknologi microbubble dengan reverse osmosis. Dapat di aplikasikan untuk masyarakat, seperti di Sumbawa, NTB.

Program/Kegiatan

Capaian Kinerja

Bukti Pendukung

DIPA APBN 2017

a). Tercapainya peningkatan akses

a. Dokumen PKS dan MoU

air minum sebesar 5% dari total

b. Dokumen BAST

penduduk di lokasi kegiatan.

c. Foto-foto Kegiatan d. Surat Testimoni

Tabel 3. 3. Kriteria Indikator Kinerja Sasaran Program 1

Kriteria Penjelasan

Spesifik Pilot plant teknologi pengolahan air yang mengkombinasikan teknologi microbubble dengan reverse osmosis (RO)

Dapat diukur 1 (satu) pilot plant kapasitas 10.000 Liter/hari Dapat dicapai

Teknologi RO telah memiliki TRL 9 dengan TKDN > 90% dikombinasikan dengan inovasi teknologi microbubble sesuai untuk daerah dengan bahan baku air berkadar besi dan TDS relatif tinggi

Relevan Relevan dengan kebutuhan Indonesia dalam penyediaan air siap minum (program 100% akses air minum di 2019) yang berbahan baku air dengan berbagai kondisi termasuk yang kadar besi dan TDS nya tinggi.

Kurun waktu 2017 (Januari-Desember)