Layanan Teknologi Survei Kelautan

3.1.3.1 Layanan Teknologi Survei Kelautan

A. Survei Palapa Ring Timur Sub-Marine Cable System di Perairan Bali – NTB – Waingapu

Hasil inovasi teknologi survei kelautan yang sudah termanfaatkan dalam Sasaran Program 2 (SP-2) telah diwujudkan menjadi sebuah layanan teknologi survei kelautan, sehingga uraian kegiatan layanan teknologi ini telah disampaikan pada SP-2.

B. Survei Kajian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumberdaya dan Potensi

Sumberdaya Ikan di Selat Karimata, Laut Natuna (WPP 711) Kajian stok sumber daya perikanan menempati peringkat utama dalam langkah-langkah

pengelolaan sumberdaya perikanan. Kajian ini nantinya dapat dipergunakan sebagai landasan untuk merumuskan kebijakan pengelolaan sumber daya perikanan secara cermat dan akurat. Atas dasar itulah Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia pada tahun 2015 meresmikan Program Kajian Stok Nasional (PKSN). Sebagai upaya untuk mendukung kegiatan tersebut, BPPT melalui Balai Teknologi Survei Kelautan (Balai Teksurla) turut terlibat untuk melaksanakan kegiatan survei dengan menggunakan wahana KR Baruna Jaya IV (Gambar 3. 6).

Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pelayanan jasa teknologi survei kelautan yang berbasis pada rangkaian eksplorasi potensi dan sebaran spasial sumberdaya ikan, oseanografi, dan biologi. Secara umum kegiatan survei menitikberatkan kepada pengambilan sampel dan pengukuran data lapangan secara in situ dari batas wilayah studi yang telah ditetapkan melalui sebaran stasiun di perairan selat Karimata Laut Natuna yang merupakan Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 711.

Kegiatan survei yang juga bertujuan untuk mengetahui karakteristik biologi perikanan, habitat sumber daya dan potensi sumberdaya ikan di Samudera Hindia mulai dari barat Sumatera dan selatan Jawa merupakan salah satu cara untuk memastikan ketersediaan sumber daya perikanan dan mengantisipasi terjadinya over fishing.

Kegiatan ini melibatkan 5 orang perekayasa BPPT, 10 orang Peneliti BRPL KKP, 23 Kru Kapal,

10 Litkayasa, 1 Paramedik beserta Tim Manajemen Balai Teksurla. Wahana survei yang digunakan dalam mendukung kegiatan survei kajian stok sumber daya ikan ini adalah KR Baruna Jaya IV (Gambar 3. 6), yang secara khusus dirancang untuk mendukung kapal oseanografi dan perikanan. Total waktu pelaksanaan kegiatan survei adalah selama 23 hari, yang dimulai pada tanggal 02 – 24 Nopember 2017 dengan area survei meliputi Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 711 yaitu di area Perarairan Selat Karimata Laut Natuna. Area dan lintasan survei dapat dilihat pada Gambar 3. 7.

Gambar 3. 6. K.R. Baruna Jaya IV

Gambar 3. 7. Peta Lokasi pengambilan data di area Selat Karimata, Laut Natuna

Pada kegiatan survei ini perangkat pendukung yang digunakan berupa CTD, ADP, Bonggo Net dan Plankton Net. Sedangkan dalam pengambilan sampel ikan dasar diperlukan tambahan peralatan berupa perangkat trawl, batimetri, grab sampel dan fish finder (Gambar 3. 8 dan Gambar 3. 9).

Gambar 3. 8. Peralatan dan data pendukung kegiatan pengambilan sampel ikan dasar

Gambar 3. 9. Perangkat pendukung kegiatan Trawl

Kegiatan survei penelitian karakteristik biologi perikanan, habitat sumber daya dan potensi sumberdaya ikan di selat Karimata dan Laut Natuna (WPP 711) Balai Riset Perikanan Laut (BRPL) Kementrian Kelautan dan Perikanan RI ( Gambar 3. 10 ) yang didukung oleh Balai Teknologi Survei Kelautan – BPPT telah dilaksanankan. Survei yang berlangsung selama 23 hari pada 2 – 24 Nopember 2017 ini berhasil mencapai target yang diharapkan dan sesuai dengan perencanaan. Dalam target telah ditentukan jumlah stasiun pengambilan data sebanyak 37 stasiun dengan 24 diantaranya adalah stasiun pengambilan sampel ikan dasar dan sedimen (Gambar 3. 11). Secara rinci survei ini berhasil mendapatkan:

• Sampel larva dan plankton di 31 stasiun sampling • Data hidro-oseanografi di 31 stasiun pengukuran • Sampel sedimen di 31 stasiun sampling

Sampel ikan dasar (Demersal) 24 stasiun sampling.

Gambar 3. 10. Kegiatan survei FSA 2017 secara keseluruhan

Gambar 3. 11 . Pengambilan Sampel Ikan

C. Survei Hidro-Oseanografi di Area Galangan Kapal PT. Dok Dua Satu Nusantara

PT. Dok Dua Satu Nusantara merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perbengkelan dan galangan kapal yang berlokasi di Jalan Rawa Badak No. 13 Jakarta Utara dan Graving Dock berlokasi di Jalan Industri II No. 9, RE. Martadinata, Tanjung Priok, Jakarta. Survei Hidro- Oseanografi tersebut merupakan salah satu kewajiban perusahaan untuk memenuhi persyaratan teknis yang tertuang di dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2011 tentang Terminal Khusus dan Terminal untuk Kepentingan Sendiri.

Kedeputian Bidang TPSA dalam tugas dan fungsinya untuk melakukan pengkajian dan penerapan teknologi serta memberikan pelayanan jasa teknologi survei kelautan melaksanakan pekerjaan yang diberikan oleh PT. Dok Dua Satu Nusantara. Pekerjaan tersebut meliputi: pemetaan kedalaman perairan, pemetaan topografi, kajian oseanografi (karakteristik dinamika oseanografi fisik seperti: arus, gelombang, dan pasang surut) dan meteorologi (kecepatan angin, arah angin, kelembaban, suhu dan tekanan udara). Pekerjaan ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang kedalaman perairan (dalam bentuk peta batimetri), topografi darat wilayah survei, serta informasi hasil kajian oseanografi (arus, pasang surut, dan gelombang), serta topografi di wilayah graving dock. Kegiatan ini melibatkan 4 orang perekayasa, 1 orang peneliti, 4 orang litkayasa.

Survei ini dilaksanakan mulai tanggal 28 Agustus 2017 sampai dengan 11 September 2017. Lokasi survei berada di area PT. Dok Dua Satu Nusantara. Lokasi ini berbatasan dengan PT. Galangan Kapal Wayata Kentjana di sebelah utara, Jl. Industri 2 di sebelah timur, PT. Bayu Bahari di sebelah selatan, dan Sungai Kali Japat di sebelah barat. Pada Gambar 3. 12, lokasi survei ada didalam area berwarna merah.

Gambar 3. 12. Lokasi Survei Hidro-Oseanografi dan Topografi

Wahana yang digunakan pada pelaksanaan kegiatan ini adalah Kapal Motor (KM) Berman (Gambar 3. 13) yang digunakan untuk seluruh kegiatan batimetri. KM Berman memiliki dimensi:

• Panjang kapal : 15 meter • Lebar kapal

: 2 meter • Draft kapal

: 1.5 meter

Gambar 3. 13. Wahana survei hidro-oseanografi di area galangan kapal PT. Dok Dua Satu Nusantara

Untuk mendukung kegiatan tersebut, dibutuhkan peralatan survei sebagaimana dalam Tabel

3. 10. Hasil kegiatan berupa benchmark, peta situasi dan batimetri, serta kajian oseanografi (Gambar 3. 14).

Tabel 3. 10. Peralatan Survei Hidro-Oseanografi di PT. Dok Dua Satu Nusantara

TOPOGRAFI DAN BATIMETRI

1 set Echosounder

Odom Echotrac MKIII

Garmin AquaMap 80x

1 set

GPS Trimble 4000 Ssi

1 set

1 set Topografi

GPS Trimble 5700

Total Station Trimble M3

1 set

1 set Radio Modem

Waterpass Topcon AT-B4

Pacific Crest RFM900

1 set

METEOROLOGI DAN OSEANOGRAFI

1 unit Stasiun Cuaca

Automated Weather Station (AWS)

Gill MetPakRG Deck Control Unit

1 unit Arus dan Gelombang

Acoustic Doppler Current Profiler

1 unit

(ADCP) Sontek Argonaut SL-500

Pasang Surut

Palem

1 unit

Gambar 3. 14. Hasil Layanan Teknologi Survei Kelautan di Area Galangan Kapal PT. Dok Dua Satu

Nusantara

D. Survei Batimetri Perairan Sebelah Timur Kota Bontang Kalimantan Timur Pusat Riset Kelautan KKP

Pusat Riset Kelautan adalah salah satu unit kerja Eselon II yang ada di lingkungan Badan Riset dan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, yang berlokasi di Komplek Bina Samudera Lantai IV Jl. Pasir Putih 1 Ancol Timur – Jakarta utara 14430. Pusat Riset Kelautan – Pusriskel telah menunjuk Balai Teknologi Survei Kelautan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (Balai Teksurla BPPT) untuk melakukan survei batimetri di wilayah perairan sebelah barat gosong segajah di daerah administratif Kota Bontang provinsi Kalimantan Timur. Balai Teksurla BPPT sebagai salah satu unit kerja BPPT yang bertugas melakukan pengkajian dan penerapan teknologi serta memberikan pelayanan jasa teknologi survei kelautan menyanggupi pekerjaan yang diberikan oleh Pusat Riset Kelautan – Pusriskel. Pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan pemetaan kedalaman perairan (survei batimetri). Pekerjaan ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang kedalaman perairan (dalam bentuk peta batimetri).

Maksud dan tujuan dari kegiatan survei ini adalah untuk memperoleh informasi melalui survei batimetri mengenai kondisi topografi dasar perairan guna penempatan karang buatan (artificial reef). Kegiatan ini melibatkan 3 orang perekayasa, 1 orang litkayasa beserta Tim Manajemen Balai Teksurla.

Pelaksanaan survei dari tanggal 10 - 18 September 2017. Lokasi survei Batimetri berada di perairan di sebelah barat gosong Segajah yang masuk wilayah administratif Kota Bontang Provinsi Kalimantan Timur. Lokasi survei dapat dilihat pada Gambar 3. 15.

Gambar 3. 15. Lokasi Survei Batimetri Pusat Riset Kelautan KKP Wahana yang digunakan pada pelaksanaan kegiatan ini adalah Kapal Motor (KM) Lestari Jaya

(Gambar 3. 16). KM Lestari Jaya memiliki dimensi: • Panjang kapal : 13.46 meter

• Lebar kapal

: 2.3 meter

• Draft kapal

: 1.5 meter

Gambar 3. 16. Wahana Survei Batimetri Pusat Riset Kelautan KKP

Peralatan survei yang digunakan pada pekerjaan ini diklasifikasikan berdasarkan data yang dihasilkan (Tabel 3. 11), yaitu: Navigasi, Singlebeam Echosounder, Multibeam Echosounder, dan sistem akuisisinya:

Tabel 3. 11. Peralatan Survei Batimetri di Perairan Sebelah Barat Gosong Segajah

DGPS C-Nav 2000

1 set

GPS Gyro Cresent

1 set

1 set MBES

Reson Hydrobat

Motion Sensor Coda Octopus F185

1 set

SVP (CTD 19 Plus)

1 set

SBES

Garmin AquaMap 80x

1 set

Sistem Akuisisi Navigasi Komputer & Software Hypack ver 1 set & SBES

Sistem Akuisisi MBES

1 set Processing Data

Komputer & Software PDS 2000

1 set Drawing

Caris Hips & Sips 6.1

Autocad Map 2004

1 set

Dokumentasi kegiatan survei ini ditunjukkan oleh Gambar 3. 17

Gambar 3. 17. Dokumentasi Kegiatan Survei Batimetri Pusat Riset Kelautan KKP

E. Kajian Potensi dan Dampak Pencemaran Laut di Perairan Indonesia

Kajian potensi dan dampak pencemaran laut di perairan Indonesia dilakukan dalam rangka untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan secara komprehensif tentang pencemaran laut Indonesia, sumber pencemaran laut, dampak pencemaran laut terhadap lingkungan dan manusia, aturan hukum yang mengatur tentang pencemaran laut serta upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran laut di Perairan Indonesia. Oleh karena itu Badan Keamanan Laut (BAKAMLA) Republik Indonesia sebagai salah satu institusi yang diberikan kewenangan untuk melakukan pencegahan dan penindakan pencemaran laut dapat mengambil manfaat dari hasil kajian untuk diterapkan dalam melaksanakan Tupoksinya.

Tujuan dari penyusunan kajian ini adalah: • Memberikan gambaran secara komprehensif tentang pencemaran laut, sumber

pencemaran laut, dampaknya terhadap lingkungan dan manusia. • Menginventarisasi kejadian pencemaran laut di perairan Indonesia dan bagaimana solusi untuk mengatasinya. • Memberikan rekomendasi awal kepada BAKAMLA tentang upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran laut.

Beberapa rumusan masalah yang akan dijawab dalam “Kajian Potensi dan Dampak Pencemaran Laut di Perairan Indonesia” adalah sebagai berikut:

1. Definisi pencemaran laut.

2. Bahan, sumber dan dampak pencemaran laut terhadap organisme laut dan manusia.

3. Kasus pencemaran laut di perairan Indonesia dan upaya pencegahan serta penanggulangganya.

Untuk menyelesaikan “Kajian Potensi dan Dampak Pencemaran Laut di Perairan Indonesia” dilakukan desk study dan pengambilan data. Data diperoleh secara tidak langsung (data sekunder) dari studi literatur dan data Badan Pusat Statistik (BPS). Data dari BPS merupakan kumpulan dan kompilasi dari kementerian atau institusi lainnya.

Metode yang digunakan untuk penyusunan dan pengolahan data dalam kajian ini adalah: • Studi literatur dengan mengumpulkan berbagai kajian tentang pencemaran laut baik yang terjadi diperairan Indonesia maupun perairan internasional. • Pengumpulan data dan informasi sekunder dari institusi terkait dan universitas seperti KLHK, BPLHD DKI Jakarta, Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor dan institusi lainnya mengenai:

- Kasus – kasus pencemaran laut; - Pendapat pakar mengenai bahan dan sumber pencemaran laut beserta dampaknya; - Metode penanggulangan dan pencegahan laut yang efektif, baik dari segi legal

formal (perangkat hukum) maupun segi langkah nyata / praktis; • Pengambilan foto-foto lapangan/lokasi yang diduga masih cukup banyak terjadi pencemaran laut (buangan sampah, buangan limbah rumah tangga, buangan kapal dan lain-lain) di empat lokasi yaitu Jakarta, Medan, Surabaya dan Makassar (Gambar 3. 18).

• Mengolah dan menganalisa melalui metode triangulasi data yang diperoleh dari desk studi dan data sekunder hasil kunjungan lapangan serta institusi terkait. • Presentasi dan diskusi hasil kajian dengan mengundang tenaga ahli dari BPPT, BAKAMLA, Universitas dan Instansi terkait. • Pembuatan laporan hasil kajian.

Kajian Potensi dan Dampak Pencemaran Laut ini dilakukan selama 2 bulan dengan pengambilan sampel di empat lokasi yaitu; Jakarta, Medan, Surabaya dan Makassar. Kegiatan kajian ini melibatkan 3 orang peneliti, 4 orang perekayasa dan tim manajemen Balai Teksurla.

Permasalahan pencemaran laut di perairan Indonesia sangat kompleks mengingat begitu luas dan dinamisnya kondisi perairan nusantara. Disamping itu juga karakter laut di Indonesia sangat beragam baik dari aspek fisik, keanekaragaman hayati, oseanografi maupun morfologi dasar laut. Dengan jumlah penduduk yang besar, menurut data BPS mencapai 261 juta jiwa pada tahun 2017 tentunya limbah rumah tangga yang dihasilkan juga sangat besar. Bila pengelolaan limbah rumah tangga tidak dilakukan secara baik dan benar tentunya akan menimbulkan pencemaran yang ujungnya akan menuju kelaut. Begitu juga halnya dengan semakin banyaknya kawasan industri, pengeboran minyak, padatnya lalu lintas kapal baik tanker, niaga maupun penumpang, dan bertambahnya luasnya kawasan pertanian dan perkebunan, tentunya akan memberikan potensi pencemaran baik tumpahan minyak, logam berat, sampah, pestisida dan pencemaran akibat eutrofikasi.

Berdasarkan hasil kajian potensi dan dampak pencemaran laut di perairan Indonesia dapat diketahui bahwa perlu pengkajian yang lebih spesifik dan komprehensif serta dalam rentang waktu yang cukup sehingga dapat dilakukan verifikasi lapangan lebih mendalam tentang pencemaran laut yang terjadi diperairan Indonesia.

Gambar 3. 18 Kunjungan lapangan dalam rangka kajian potensi dan dampak pencemaran laut Indonesia

Kegiatan layanan jasa teknologi survei kelautan merupakan kegiatan lanjutan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya Balai Teksurla sebagai unit satuan kerja yang harus mendapatkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Realisasi kinerja tahunan pada umumnya diukur dari jumlah layanan jasa teknologi survei kelautan (jumlah PNBP) yang sangat terkait dengan jumlah penerimaan PNBP sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh Kementerian Keuangan. Pada tahun 2017 target penerimaan PNBP Balai Teksurla sebesar Rp 9.450.000.000, dan realisasi kinerjanya sebesar Rp 7.646.047.000 selama tahun anggaran 2017 dengan jumlah layanan/kontrak sebanyak 6 layanan. Layanan terdiri atas 2 kontrak dengan PT. EGS Indonesia (Survei Lapangan Untuk Studi Pendahuluan Pada Perencanaan Pemasangan Kabel Optik Bawah Laut di Wilayah Papua Pada Program Palapa Ring Timur selama 30 hari dan Survei Kapal Riset Baruna Jaya III Pada Palapa Ring Timur Sub-Marine Cable System Di Perairan Bali – NTB – Waingapu selama 47 Hari); 2 kontrak dengan KKP (Survei Fish Stok Assessment di Selat Karimata selama 23 hari dengan BRPL dan Survei Batimetri Perairan Sebelah Timur Kota Bontang Kalimantan Timur selama 9 hari dengan Pusrikel); 1 kontrak dengan PT. Dok Dua Satu selama 15 hari (Survei Hidro-Oseanografi), dan 1 kontrak dengan BAKAMLA (Kajian Potensi dan Dampak Pencemaran Laut di Perairan Indonesia) selama 2 bulan.

Perbandingan kegiatan PNBP dengan tahun-tahun sebelumnya mengalami kenaikan dari total penerimaan adalah sebagai berikut:

Tahun Kegiatan

Indikator Kinerja

Jumlah mitra yang

memanfaatkan 5 3 4 3 4 layanan teknologi

survei kelautan Total PNBP

Rp.8,685,550,000 Rp.7,646,047,000

Grafik Penerimaan PNBP Dari TA 2013 sampai TA 2017

u p 7,000,000,000 R

B 6,000,000,000 P ( N

P 5,000,000,000 n a a 4,000,000,000 e n e ri m

Tahun Anggaran

Banyaknya Mitra Pengguna Jasa Layanan Survei Kelautan Dari TA 2013 Sampai TA 2017 ditunjukkan oleh grafik di bawah ini:

Tahun Anggaran