Melakukan Perceraian Tanpa Izin Pejabat Yang Berwenang

2. Melakukan Perceraian Tanpa Izin Pejabat Yang Berwenang

Saudara YAHYA, NIP. 47……..; sejak tanggal 1 Juli 1971 telah bekerja dilakukan Pemerintah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, dan terakhir ditugaskan sebagai pelaksana pada Sudin P2K Jakarta Barat dengan pangkat Pengatur Tingkat I (II/d).

Pada tahun 1972 yang bersangkutan menikah dengan Saudari DINA dikaruniai dua orang anak, setelah ± 5 tahun dalam rumah tangganya timbul percekcokan dengan istrinya sehingga pada tahun1977 Saudara YAHYA menjatuhkan talak secara agama, percekcokkan tersebut timbul karena Saudara YAHYA berhubungan dengan Saudari ANA dan pada akhir tahun 1977 itu juga Saudara YAHYA melangsungkan pernikahan dengan Saudari ANA, namun ternyata Saudara YAHYA masih mencintai Saudari DINA, maka pada tahun 1979 Saudara YAHYA rujuk kembali dengan Saudari DINA. Rumah tangga Saudara YAHYA dengan 2 (dua) istri yaitu Saudari DINA dan Saudari ANA bertahan hingga ± 5 tahun, meskipun diwarnai dengan berbagai perbedaan-perbedaan dan antara Saudari DINA dan Saudari ANA sudah telihat saling cemburu. Pada tahun 1985, yaitu setelah berlaku ketentuan Peraturan pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 tentang izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil Saudara YAHYA melaksanakan perceraian dengan Saudari DINA di Pengadilan Agama Jakarta Timur tanpa meminta izin dari Pejabat yang berwenang dan setelah cerai juga tidak melaporkan perceraiannya.

Dengan perceraian tersebut Saudara YAHYA hanya mempunyai seorang isteri yaitu Saudari ANA, namun di tempatnya bertugas Saudari ANA tidak tercatat, karena pada saat Saudara YAHYA kawin dengan Saudari ANA tidak dilaporkan, bahkan Saudara YAHYA mengaku sebagai Karyawan swasta.

Sejak hidup dengan satu istri rumah tangga Saudara YAHYA mulai tenteram, sampai dengan saat bersangkutan berkenalan dengan Saudara HANUM pada tahun 1988, ternyata kemudian Saudara YAHYA melakukan perkawinan lagi dengan Saudari HANUM (mengaku berstatus duda), tanpa izin pejabat yang berwenang dan juga tidak dilaporkan, karena sebenarnya Saudara YAHYA telah pisah rumah dengan Saudari ANA, bahkan kemudian Saudari ANA ditalak 1 (satu) secara agama. Kehidupan rumah tangga Saudara YAHYA dengan Saudari HANUM berjalan lancar, apalagi Saudari HANUM sebagai karyawan swasta yang berpenghasilan lebih besar dari Saudara YAHYA.

Modul Diklat Prajabatan

71 Situasi dan kondisi rumah tangga sebagaimana digambarkan di atas rupanya tidak

bertahan lama, karena kemudian Saudara YAHYA makin lama makin sering tidak pulang ke rumah bahkan sering melupakan tanggung jawabnya terhadap isteri, antara lain Saudara YAHYA terlibat hutang yang selalu dilunasi oleh istrinya (Saudari HANUM) sehingga, pada tanggal 22 Maret 1990 di Pengadilan Agama Jakarta Timur telah terjadi perceraian antara Saudara YAHYA dengan Saudari HANUM, tanpa terlebih dahulu meminta izin dari Pejabat yang berwenang.

Sebelum bercerai secara sah dengan Saudara YAHYA, Saudari HANUM telah melaporkan perbuatan suaminya tersebut kepada Walikota Jakarta Barat. Berdasarkan adanya laporan tersebut maka ditindak lanjuti dengan ditugaskannya Inspektur Wilayah Kota Jakarta Barat untuk melakukan pemeriksaan terhadap Saudara YAHYA. Dalam berita acara pemeriksaan tanggal 30 Maret 1990 Saudara YAHYA mengaku telah melakukan pelanggaran disiplin.

Sesuai Laporan Hasil Pemeriksaan Inspektorat Walikota Jakarta Barat Nomor……… tanggal……… Saudara YAHYA telah melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 2 huruf w, x Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 jis Pasal 34 ayat (1). Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 serta Pasal 3 ayat (1) Pasal 4 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 dan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990. Dengan memperhatikan faktor yang memberatkan dan yang meringankan, maka pejabat pemeriksa dari Inspektorat Wilayah Kota Jakarta Barat telah menyarankan kepada pejabat yang berwenang, agar terhadap Saudara YAHYA dijatuhi hukuman disiplin pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai Pegawai Negeri Sipil Saran tersebut segera ditindaklanjuti oleh Walikota Jakarta Barat, yang mengusulkan kepada Gubernur DKI Jakarta agar terhadap Saudara YAHYA dijatuhi hukuman disiplin.

Namun Sekretaris Wilayah/Daerah DKI Jakarta dengan Nota Dinasnya Nomor………tanggal………telah menyarankan kepada Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta agar terhadap Saudara YAHYA dijatuhi hukuman dengan 2 (dua) alternatif jenis hukuman yaitu: Alternatif I

Berupa pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai Pegawai Negeri Sipil .

72 Manajemen ASN Alternatif II

Penurunan Pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah selama satu tahun.

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomo r………tanggal 26 Januari 1991 telah dijatuhkan hukuman disiplin berupa pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai Pegawai Negeri Sipil terhadap Saudara YAHYA sesuai dengan ketentuan Pasal 6 ayat (4) huruf c Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 1980.