Konsep yang Berkaitan dengan Evolusi

A. Konsep yang Berkaitan dengan Evolusi

Beberapa konsep yang berhubungan dengan evolusi antara lain sebagai berikut: Beberapa konsep yang berhubungan dengan evolusi antara lain sebagai berikut:

perkawinan silang dan dapat menghasilkan keturunan yang fertile. Oleh karena makhluk hidup spesies dapat menghasilkan keturunan yang fertile, mereka dapat melakukan tukar menukar gen. perbedaan ukuran, fisiologi dan tingkah laku tidak memisahkan populasi menjadi spesies yang berbeda apabila mekhluk hidup itu masih dapat melukukan perkawinan dan menghasilkan keturunan yang fertile. Perbedaan tersebut hanya menunjukkan adanya variasi dalam spesies.

Variasi diakibatkan oleh adanya gen yang berbeda. Akan tetapi, perbedaan gen pada varietas tersebut tidak cukup banyak sehingga masih dapat melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan yang fertile.

b. Spesiasi Pembentukan spesies yang baru disebut spesiasi. Spesiasi dibedakan menjadi 2 yaitu:

1. Anagenesis disebut juga evolusi filetik yaitu terbentuknya satu spesies baru dari satu populasi tunggal.

2. Kladogenesis disebut juga evolusi bercabang yaitu terbentuknya 2 atau lebih spesies baru dari spesies asalnya. Kladogenesis dapat meningkatkan keanekaragaman biologi dengan bertambahnya jumlah spesies.

Gambar 22: Kladogenesis dan Anagenesis Spesiasi dapat terjadi karena spesiea yang sama terpisah hidupnya akibat adanya penghalang.

Penghalang tersebut dapat berupa jarak yang jauh sehingga 2 populasi atau individu dari spesies yang sama tidak mungkin bertemu. Oleh karena terpisah dan tidak dapat melakukan tukar menukar gen, maka tiap-tiap gen berkembang sendiri-sendiri. Dalam jangka waktu yang lama, masing-masing spesies beradaptasi dengan kondisi lingkungan sehingga akhirnya keturunan mereka berbeda dari nenek moyangnya. Kemudian terbentuklah dua spesies yang berbeda dari spesies mula-mula.

c. Adaptasi Kemampuan organism untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya disebut

adaptasi. Penyesuaian diri organism meliputi:

1. Adaptasi Struktur Struktur tubuh organisme bergantung pada tinggi rendahnya tingkatan organism

tersebut. Umumnya, semakin tinggi tingkatan organismme tersebut, semakin kompleks tingkat strukturnya. Kompleks tidaknya struktur tubuh organisme merupakan hasil adaptasi organisme tersebut dengan lingkungan hidupnya. Struktur tubuh organisme dikendalikan oleh gen. jadi, sepanjang sejarah evolusi, adapatasi terhadap lingkungannya diwujudkan dalam bentuk gen yang mengendalikan sifat- sifatnya,

Burung memiliki sayap, ikan memiliki sirip, bentuk tubuhnya yang pipih sehingga mudah bergerak di dalam air, kuda memiliki kaki dengan jari tengah yang berkembang biak, sedangkan jari-jari yang lain tereduksi sehingga dapat berlari kencang. Semuanya itu merupakan hasil adaptasi yang dalam jangka panjang memunculkan struktur tubuh tertentu yang sesuai dengan lingkungan. Tumbuhan air juga memiliki struktur tubuh yang berbeda dengan struktur tubuh tumbuhan yang Burung memiliki sayap, ikan memiliki sirip, bentuk tubuhnya yang pipih sehingga mudah bergerak di dalam air, kuda memiliki kaki dengan jari tengah yang berkembang biak, sedangkan jari-jari yang lain tereduksi sehingga dapat berlari kencang. Semuanya itu merupakan hasil adaptasi yang dalam jangka panjang memunculkan struktur tubuh tertentu yang sesuai dengan lingkungan. Tumbuhan air juga memiliki struktur tubuh yang berbeda dengan struktur tubuh tumbuhan yang

Gambar 23: Burung memiliki sayap untuk terbang Gambar 24: Sayap memiliki sirip untuk berenang

2. Adaptasi Fisiologi Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian kerja faal tubuh makhluk hidup terhadap

lingkungannya. Misalnya, untuk mengurangi penguapan air dalam kondisi terik dan panas, tumbuhan kaktus memiliki struktur daun yang kecil atau tidak memiliki daun sama sekali, batangnya berisi air dan memilki klorofil untuk melakukan fotosintesis, akarnya menyebar di bawah permukaan tanah untuk memudahkan penyerapan air.

Adaptasi fisiologi pada hewan misalnya, burung dapat terbang adalah memiliki kantong udara. Kantong udara ini berfungsi untuk membantu menyimpan udara pernapasan ketika burung terbang. Contoh yang lain adalah ikan yang memiliki insang sebagai organ yang dapat melakukan pertukaran gas oksigan dan gas karbon dioksida yang terlarut dalam air.

Contoh lain adalah hibernasi yang dilakukan hewan-hewan yang beriklim dingin, misalnya tikus. Pada musim dingin, aktivitas hewan mamalia ini turun drastic, denyut jantungnya rendah, metabolism rendah sehingga energy yang dikeluarkan rendah. Jika musim dingin berakhir maka hewan tersebut normal kembali.

Gambar 25: Marmoto monax (sejenis rodentia) melakukan hibernasi yang dimulai pada akhir September dan berlangsung selama 10 bulan

3. Adaptasi Sistem Sensori Hewan-hewan malam mengembangkan sistem sensori untuk beradaptasi dalam

mengenal lingkungan. Ngengat gajah memiliki sepasang antenna yang besar yang menyerupai bulu. Pada bulu-bulu antena tersebut terdapat ujung-ujung saraf sensori yang dapat menangkap sinyal kimia yang dikeluarkan oleh ngengat gajah betina. Di dalam kegelapan, ngengat gajah jantan dapat mendatangi ngengat gajah betina dalam jarak mencapai 12 km.

Kelelawar dapat terbang dalam kegelapan tanpa menabrak benda di sekitarnya. Caranya, kelelawar mengeluarkan suara frekuensi tinggi yang jika mengenai benda yang ada di sekelilingnya, akan dipantulkan kembali ke telinga kelelawar. Dengan demikian, kelelawar dapat menghindari benda-banda yang terdapat di sekitarnya.

Seekor lebah juga dapat mengenali benda dari warna dan aromanya karena memiliki sensori berupa mata dan antena.

Gambar 26: Kelelawar dapat mengenali mangsa karena mengeluarkan suara ultrasonic

Gambar 27: seekor lebah mampu mengenali bunga dari warna dan aromanya. Lebah memiliki sensori berupa mata dan antena

4. Adaptasi Tingkah Laku Bulu-bulu di sekitar leher ayam akan ditegakkan apabila ayam bertarung. Pada kucing

selain bulu tubuhnya berdiri, tubuhnya juga diangkat tinggi-tinggi. Tingkah laku tersebut dilakukan untuk menakut-nakuti musuh. Ini merupakan bentuk adaptasi hewan dalam menghadapi musuhnya. Setiap hewan memiliki tingkah laku tersendiri dalam menakuti musuhnya.

Setiap hewan memiliki tingkah laku khusus dalam melakukan perkawinan. Burung merak jantan akan memamerkan ekornya yang indah untuk menarik burung yang betina.

Gambar 28: Merak jantan memamerkan ekor yang indah pada merak betina Burung dara jantan akan mengangguk-anggukkan kepala, berputar-putar mengelilingi

dara betina sambil membunyikan nyanyian untuk memikat si batina. Tingakh laku tersebut hanya dimengerti oleh pasangannya yang satu spesies.

Tumbuhan ada juga yang mengmbangkan tingkah laku berupa gerak seluruh tubuh atau sebagian tubuhnya. Contoh tumbuhan yang melakukan adaptasi tingkah laku adalah putri malu (mimosa pudica) yang akan mengatup daunnya ketika disentuh. Ini merupakan upaya untuk menyelamatkan diri dari serangan hewan herbivor. Contoh lain adalah tumbuhan di ruangan gelap membelokkan tubuhnya agar dapat memperolah cahaya matahari.

5. Adaptasi Reproduksi Ikan dan amfibi bertelur di dalam air dan melakukan fertilisasi eksternal atau di luar

tubuh yang berlangsung di dalam air. Pada mamalia, reptilia dan burung fertilisasi terjadi di dalam tubuh atau fertilisasi internal setelah melakukan kopulasi. Ikan, amfibi, reptilian dan burung umumnya bertelur. Telur reptilian dan telur burung dilapisi dengan kuning telur, putih telur dan cangkang yang keras dari za kapur. Kuning telur dan putih telur berguna bagi persediaan makanan bagi embrio yang tumbuh sedangkan cangkang dari zat kapur berguna untuk perlindungan.

Tumbuhan melakukan adaptasi reproduksi sesuai dengan kondisi lingkungan. Tumbuhan yang hidup dalam daerah yang kering menghasilkan biji yang memiliki sayap, berbulu dan ringan sehingga biji mudah dapat diterbangkan oleh angin. Tumbuhan polong atau karet memiliki kulit biji yang kuat dan dapat melemparkan biji sejauh apabila telah kering dan terkena panas. Untuk menarik hewan, beberapa tumbuhan memiliki daging buah yang manis dan harum agar bijinya tersebarkan oleh hewan (burung, kelelawar dan monyet).

Gambar 29: alang-alang memiliki bunga yang ringan hingga mudah diterpa angin

6. Adaptasi Organisasi Sosial Beberapa jenis hewan memiliki organisasi social seperti semut, rayap, burung, singa,

anjing dan lebah. Organisasi pada singa dan anjing dilakukan pada saat menangkap mangsa bersama-sama. Hewan yang memiliki organisasi social rapi antara lain semut, rayap dan lebah. Mereka memiliki pembagian tugas, misalnya ratu untuk bertelur, jantan untuk mengawini ratu, tentara untuk melindungi, dan pekerja untuk mencari makanan.

Gambar 30: lebah pekerja sedang mennyimpan lagu

7. Adaptasi Koevolusi Dua spesies dapat melakukan simbiosis mutualisme atau parasitisme. Dalam

simbiosis mutualisme, dua spesies yang berbeda dapat mengembangkan strukturnya sehingga terdapat bentuk yang sesuai untuk berinteraksi, misalnya bentuk bunga tertentu yang sangat cocok untuk lebah. Bentuk bunga telah beradaptasi sedemikian rupa sehingga apabila ada seekor lebah yang dating untuk mengambil madu, serbuk sarinya akan menempel dan melekat pada punggung serangga. Jika serangga ini simbiosis mutualisme, dua spesies yang berbeda dapat mengembangkan strukturnya sehingga terdapat bentuk yang sesuai untuk berinteraksi, misalnya bentuk bunga tertentu yang sangat cocok untuk lebah. Bentuk bunga telah beradaptasi sedemikian rupa sehingga apabila ada seekor lebah yang dating untuk mengambil madu, serbuk sarinya akan menempel dan melekat pada punggung serangga. Jika serangga ini

Adaptasi dengan melakukan perubahan struktur organ antara dua spesies yang berbeda sehingga memudahkan dalam bekerja dikenal dengan adaptasi koevolusi.

Beberapa parasit juga telah mengadakan adaptasi koevolusi dengan menyesuaikan struktur tubuhnya dengan inang, misalnya kutu memiliki mulut menusuk dan menghisap yang berguna untuk menusuk kulit dan menghisap darah pada inang. Bentuk tubuh kutu sangat tipis sehingga terhindar dari kemungkinan adanya gesekan.

d. Radiasi Adaptif Radiasi adaptif adalah penyebaran satu spesies ke suatu lingkungan, kemudian spesies

tersebut melakukan adaptasi terhadap lingkungannya yang baru sehingga muncul dua atau beberapa spesies yang baru. Contoh yang dikenal adalah apa yang diamati oleh Darwin di Kepulauan Galapagos. Di Kepulauan Galapagos yang memiliki lingkungan yang beraneka ragam itu dijumpai adanya 14 jenis burung finch.

Sedangkan di Ekuador yang jaraknya 600 mil dari Kepulauan Galapagos, dijumpai satu spesies burung finch. Diduga, burung finch yang terdapat di dalam Ekuador mengadakan migrasi hingga sampai di Kepulauan Galapagos. Di lingkungannya yang baru, burung tersebut berkompetisi, serta menyesyaikan diri dengan makanan yang berbeda-beda. Muncullah 14 spesies burung finch yang hidup saat ini.

a. Ada 3 spesies berparuh pendek yang memakan biji-bijian yang terdapat di tanah.

b. Ada 1 spesies berparuh panjang yang memakan biji kaktus.

c. Ada 6 spesies pemakan serangga.

d. Ada 2 spesies pemakan buah-buahan.

e. Ada 1 spesies berparuh panjang pengisap madu.

f. Ada 1 spesies pemakan buah dan kuncup daun.

e. Divergensi Pada peristiwa radiasi adaptif terjadi perkembangan dari satu spesies menjadi 14 spesies baru.

Jika digambarkan dari satu menjadi 14, akan menampakkan garis keturunan yang menyebar yang dikenal dengan divergen. Peristiwa tersebut dikenal dengan sebutan evolusi divergen yaitu evolusi dari satu spesies menjadi spesies yang banyak.

Jika tiap-tiap cabang garis keturuna itu kemudian menyebar lagi, akan diperoleh gambaran seperti pohon yang bercabang-cabang. Ternyata, evolusi tidak berjalan lurus, melainkan dimuali dari satu kemudian mengadakan divergensi dan masing-masing cabang akan mengalami divergensi lagi, sehingga menampakkan gambar seperti pohon beserta cabang- cabangnya terus mencapai puncak. Ada yang berhenti di tengah jalan yang berarti mengalami kepunahan.

f. Konvergensi Gambar 31: Kaktus dan Euphorbia Pada suatu lingkungan dapat hidup bermacam-macam spesies makhluk hidup yang berbeda

asal usulnya. Oleh karena hidup dalam lingkungan yang sama, makhluk hidup tersebut memiliki organ tubuh yang dikembangkan untuk fungsi yang sama. Peristiwa ini dikenal dengan evolusi konvergen.

Mamalia dan reptilian yang hidup di laut memiliki tungkai depan yang memiliki fungsi sama dengan sirip depan ikan. Sayap kelelawar, burung, dan serangga memiliki fungsi yang sama di lingkungan yang sama yaitu untuk terbang.