Membangun Hubungan Harmonis Dengan Remaja

B. Membangun Hubungan Harmonis Dengan Remaja

1. Hal-Hal yang Sering Dilakukan Oleh Orangtua pada Saat Berkomunikasi dengan Remaja

Dalam berkomunikasi, orangtua ingin segera membantu menyelesaikan masalah remaja, namun seringkali cenderung melakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Lebih banyak bicara daripada mendengar

b. Merasa tahu lebih banyak daripada remaja

Pegangan Kader tentang Bimbingan dan Pembinaan Keluarga Remaja

c. Cenderung memberi arahan dan nasihat

d. Tidak berusaha untuk mendengar dulu apa yang sebenarnya terjadi dan yang dialami remaja

e. Tidak memberi kesempatan remaja mengemukakan pendapat

f. Tidak mencoba menerima dahulu kenyataan yang dialami remaja dan memahaminya

g. Merasa putus asa dan marah-marah karena tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan terhadap anak remajanya

2. Cara berbicara pada remaja dan mendengar remaja :

a. Mendengar agar remaja mau bicara

b. Menerima perasaan remaja

c. Bicara dengan anak remaja agar di dengar

d. Bijaksana dan arif dalam mengambil keputusan

3. Beberapa hal yang harus diperhatikan orangtua tentang dirinya agar

mampu berkomunikasi dengan remaja adalah :

a. Orangtua harus mengenal kemampuan dan kelebihan yang dimiliki

b. Mengenal kelemahan atau kekurangan yang dirasa mengganggu

c. Mampu meningkatan kelebihan dan menutupi kekurangan diri Dengan pengendalian diri orangtua bisa menerima diri apa adanya,

sehingga tahu apa yang harus diubah. Selain itu, sebagai orangtua akan lebih percaya diri dan mudah menerima remajanya dengan segala kekurangan dan kelebihannya.

Beberapa tips agar orangtua menerima dirinya, antara lain:

1. Hargai diri sendiri Biasakan tidak membandingkan diri dengan orang lain, karena setiap

orang itu unik. Kita dan orang lain berbeda segalanya.

2. Hargai upaya yang sudah kita lakukan Walaupun mungkin belum berhasil, tetapi berusaha menghargai niat

dan upaya yang telah dilakukan.

3. Tentukan tujuan hidup kita Sebagai orangtua tentukan tujuan mendidik anak, ingin menjadi ibu

yang menjadi panutan bagi anak-anaknya atau ingin menjadi ayah yang sukses dalam mendidik anak.

Direktorat Bina Ketahanan Remaja

4. Berpikir positif terhadap diri sendiri dan orang lain Memandang dirinya maupun remaja dari segi positif.

5. Kembangkan minat dan kemampuan diri Bersedia menghabiskan waktu dan tenaga untuk belajar dan melakukan

tugas sampai tujuan tercapai.

6. Kendalikan perasaan Tidak mudah marah, menghadapi kesedihan secara wajar tidak

berlebihan. Tidak mudah terpengaruh keadaan sesaat dan menerima penjelasan remajanya dengan tenang.

Setelah mengenal dirinya sendiri, orangtua perlu mengenal diri remaja agar tetap bisa berkomunikasi dengan cara:

1. Pahami perasaan remaja

Banyak terjadi masalah dalam berkomunikasi dengan remaja yang disebabkan karena orangtua kurang dapat memahami perasaan remaja yang diajak bicara. Agar komunikasi dapat lebih efektif, orangtua perlu meningkatkan kemampuannya dan mencoba memahami perasaan remaja sebagai teman bicara.

Untuk memahami perasaan remaja, orangtua harus menerima dulu perasaan dan ungkapan remaja terutama ketika ia sedang mengalami masalah, agar ia merasa nyaman dan mau melanjutkan pembicaraan dengan orangtua. Selanjutnya orangtua akan lebih mengerti apa yang sebenarnya dirasakan remaja.

Perasaan yang sering menghinggapi remaja yaitu:

a) Perasaan negatif Marah, mudah tersinggung, kesal, bosan, bingung, kecewa, frustasi,

merasa tidak diperhatikan, kaget, ragu-ragu, tidak nyaman, merasa tidak dicintai

b) Perasaan positif Berani menyampaikan gagasan, yakin pada kemampuan, senang,

berminat, hebat dan percaya diri.

Pegangan Kader tentang Bimbingan dan Pembinaan Keluarga Remaja

2. Membentuk suasana keterbukaan dan mendengar

Komunikasi tidak selamanya dengan suara atau berbicara. Mendengar dengan telinga saja tidak cukup, karena kata-kata yang kita dengar sering tidak dapat membuat kita mengerti perasaan remaja.

Melalui bahasa tubuh dapat menunjukan bagaimana perasaan yang sebenarnya. Bahasa tubuh mempunyai pengaruh yang luar biasa dalam segala bentuk komunikasi dan umumnya terkirim tanpa kita sadari.

Ungkapan wajah dan mata, gerakan anggota badan dan tubuh memberi isyarat yang banyak kepada orangtua untuk memahami perasaan remaja. Demikian pula nada dan tempo suara.

Contoh : No. Bahasa tubuh

Makna yang disampaikan

1. Menangis Sedih, putus asa, marah, kesal, frustasi, terharu, bahagia

2. Senyum

Senang dan bahagia

3. Menghentakkan kaki

Kesal atau marah

4. Gugup Takut, malu dan ragu

3. Mendengar aktif

Mendengar aktif adalah cara mendengar dan menerima perasaan serta memberi tanggapan yang bertujuan menunjukkan kepada remaja bahwa kita sungguh-sungguh telah menangkap pesan serta perasaan yang terkandung didalamnya, sehingga kita dapat memahami remaja seperti yang mereka rasakan bukan seperti apa yang kita lihat atau sangka.

a. Sikap yang dibutuhkan ketika orangtua mendengar aktif:

1) Aktif dan memperhatikan bahasa tubuh dengan sungguh- sungguh

2) Membuka diri dan siap mendengarkan

3) Tidak berbicara ketika remaja sedang berbicara

Direktorat Bina Ketahanan Remaja

4) Memahami apa yang dirasakan, dipikirkan, dan dimaksud remaja sesuai dengan kacamata remaja, bukan kacamata orangtua.

5) Dalam mendengar aktif, orangtua seolah-olah berperan seperti cermin, dengan memantulkan kembali, memahami perasaan, serta mengulangi inti pesan yang diungkapkan remaja. Sehingga ia merasa didengar, dipahami dan didukung.

b. Teknik mendengar aktif:

1) Ketika remaja berbicara, tunggulah 10 menit sebelum membalas pembicaraan.

2) Gunakan waktu ini untuk berpikir, “Apa yang sedang di rasakan remaja saya?” dan “Apa yang menyebabkan remaja saya punya perasaan seperti ini?”

3) Ada beberapa cara untuk memantulkan kata-kata remaja kita. ”Kamu kayaknya lagi…karena…” atau “Kamu kelihatannya…karena…”

c. Keuntungan mendengar aktif:

1) Orangtua perlu memahami remaja yang bermasalah sehingga dirinya penting dan dihargai.

2) Jika orangtua biasa mendengarkan remaja maka biasanya remaja juga mau mendengarkan orangtua sehingga mudah terjalin kerjasama.

3) Mendengar, memahami dan memantulkan perasaan remaja, merangsang mereka untuk berbicara dan mengeluarkan masalahnya sehingga kita dapat mengetahui dengan tepat apa yang sebenarnya dirasakan oleh remaja dan bagi remaja perasaan negatif akan hilang.

4) Menjadi cerminan bisa menumbuhkan rasa hangat dan mengakrabkan hubungan orangtua dan remaja. Kita jadi belajar untuk bisa menerima keunikan remaja yang sedang kita dengarkan masalahnya.

5) Remaja yang merasa diterima dan dipahami cenderung akan mudah menerima dan memahami orang lain.

Pegangan Kader tentang Bimbingan dan Pembinaan Keluarga Remaja

6) Membuat remaja mau bicara pada orangtua saat menghadapi masalah dan membantu remaja menyelesaikan masalah dengan menggunakan kata “kamu” dan kata “saya”.

a) Arti dari kata “kamu” dan kata “saya”? Kata “kamu” adalah cara orangtua berkomunikasi dengan

terbiasa menggunakan bahasa “kamu”. Cara seperti ini tidak menyampaikan akibat perilaku remaja terhadap orangtua tetapi berpusat pada kesalahan remaja, cenderung tidak membedakan antara remaja dan perilakunya sehingga membuat remaja merasa disalahkan, direndahkan dan disudutkan.

Kata “saya” lebih menekankan perasaan dan kepedulian orangtua sebagai akibat perilaku remaja sehingga remaja belajar bahwa setiap perilaku mempunyai akibat terhadap orang lain. Melalui kata “saya” akan mendorong semangat remaja, mengembangkan keberaniannya, sehingga remaja akan merasa nyaman.

b) Cara mempraktekkan kata “saya”: • Ungkapkan perasaan orangtua yang bersangkut paut

dengan konsekuensi perilaku remaja. • Tunjukan hal yang khusus dan positif, apa yang

orangtua inginkan agar remaja mau melakukan. • Pesan saya terdiri dari 4 bagian: − Saya merasa (pernyataan yang mengandung

bagaimana perasaan orangtua yang berkaitan dengan tingkah laku remaja yang menganggu)

− Kapan (tingkah laku mengganggu orangtua) − Karena/sebab (alasan atau penjelasan apa yang

diperkirakan akan terjadi) − Perilaku yang diharapkan oleh orangtua

Direktorat Bina Ketahanan Remaja

Contoh: • Ibu merasa cemas, ketika kamu tidak pulang pada waktunya,

karena ibu pikir ada sesuatu yang terjadi pada dirimu, ibu suka kamu pulang menjelang pukul 17.00.

• Ibu menjadi marah, ketika kamu memperlakukan ibu dengan kasar di muka umum, karena ibu rasa kamu tidak menghargai ibu. Ibu suka bila kamu berbicara sopan.