MATERI PEGANGAN KADER TENTANG BIMBINGAN DAN PEMBINAAN KELUARGA REMAJA

Disusun oleh:

Indra Wirdhana, SH, MM Drs. M. Edi Muin, M.Si

Andi ismoyo, SH Witri Windrawati, SE Dra. Purini Saptari, M.Pd Alifah Nuranti, S.Psi, MPH Farida Ekasari, SIP, MKM Antonius Angkawijaya, S.Psi

Masnuryati, SE Syahril Tanjung, SH Subandi, S.Sos, M.Pd

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Direktorat Bina Ketahanan Remaja

Jl. Permata No. 1 Halim Perdana Kusuma - Jakarta Timur Telp/Fax : (021) 8009029, 8008548 http://ceria@bkkbn.go.id

Pegangan Kader tentang Bimbingan dan Pembinaan Keluarga Remaja

KATA SAMBUTAN

Program Bina Keluarga Remaja (BKR) merupakan salah satu kegiatan yang sangat strategis dalam mengupayakan terwujudnya sumber daya manusia potensial melalui upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga dalam mengasuh dan membina tumbuh kembang remaja melalui komunikasi orangtua terhadap remaja secara optimal.

Program BKR telah dibentuk di beberapa provinsi, namun akhir-akhir ini mengalami penurunan baik kuantitas maupun kualitasnya. Berdasarkan pendataan keluarga BKKBN tahun 2011, terdapat 5.853.561 keluarga yang memiliki remaja usia 10 – 24 tahun sebagai sasaran BKR yang tersebar di seluruh Indonesia,.

Oleh karena itu, untuk mendukung pelasakanaan kegiatan BKR, maka perlu disusun Buku Materi Pegangan Kader BKR yang berisikan materi substansi yang dapat diberikan kepada para pengelola Program GenRe, Pelaksana (kader) dan petugas lapangan sebagai acuan dalam memberikan bimbingan, pembinaan dan penyuluhan kepada orangtua/keluarga yang memiliki remaja. Adapun materi yang tercantum dalam buku ini antaralain : 1) Kebijakan Program GenRe, 2) Penanaman Nilai-Nilai Moral Melalui 8 Fungsi Keluarga,

3) Pendewasaan Usia Perkawinan, 4) Seksualitas, 5) NAPZA, 6) HIV dan AIDS,

7) Keterampilan Hidup, 8) Ketahanan Keluarga Berwawasan Gender,

9) Komunikasi Efektif Orangtua terhadap Remaja, 10) Peran Orangtua Dalam Pembinaan Tumbuh Kembang Remaja, 11) Kebersihan dan kesehatan diri remaja, 12) Pemenuhan Gizi Remaja.

Semoga buku ini dapat bermanfaat dalam membina remaja, melalui pendekatan kegiatan pada kelompok Bina Keluarga Remaja.

Akhirnya kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan buku ini, kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan taufik dan rahmatNya kepada kita semua. Amin.

Jakarta, Mei 2012 Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga

Dr. Sudibyo Alimoeso, MA

Direktorat Bina Ketahanan Remaja

Pegangan Kader tentang Bimbingan dan Pembinaan Keluarga Remaja

KATA PENGANTAR

Dalam rangka mewujudkan misi Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, yakni mewujudkan pembangunan yang berwawasan kependudukan dan mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera, maka salah satu strateginya adalah meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui pembinaan keluarga (BKB, BKR dan BKL), pembinaan remaja dalam menyiapkan kehidupan berkeluarga dan peningkatan pendapatan keluarga melalui UPPKS.

Kegiatan Bina Keluarga Remaja (BKR) merupakan salah satu kegiatan dalam Program GenRe yang dilakukan oleh keluarga yang mempunyai remaja untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtua atau keluarga lain dalam pembinaan tumbuh kembang remaja. Dengan adanya program BKR, orangtua diharapkan memiliki pengetahuan untuk membina remaja dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berperilaku sehat dan terhindar dari resiko Triad KRR.

Guna mendukung peningkatan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman orang tua tentang pentingnya membina tumbuh kembang remaja, maka disusun buku Materi Pegangan Kader Tentang Bimbingan dan Pembinaan Keluarga Remaja. Dengan adanya materi ini diharapkan orangtua mampu memberikan bimbingan dan pembinaan kepada remajanya.

Akhirnya kepada semua pihak yang turut berpartisipasi dalam penyusunan buku ini, kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya.

Jakarta, Mei 2012 Direktur Bina Ketahanan Remaja

Indra Wirdhana, SH, MM

Direktorat Bina Ketahanan Remaja

Direktorat Bina Ketahanan Remaja

Pegangan Kader tentang Bimbingan dan Pembinaan Keluarga Remaja

BAB I KEBIJAKAN PROGRAM GENRE

A. Pendahuluan

Jumlah penduduk Indonesia pada kelompok umur 10 – 24 tahun (remaja) sekitar 27,6% atau kurang lebih 64 juta jiwa, dari total penduduk Indonesia berdasarkan sensus Penduduk tahun 2010, jumlah yang banyak ini memerlukan perhatian khusus dari semua pihak, apalagi usia remaja adalah masa pancaroba, masa pencarian jati diri, ditambah lagi dengan arus globalisasi dan informasi yang kian tak terkendali, mengakibatkan perilaku hidup remaja menjadi tidak sehat yang selanjutnya berdampak pada tiga resiko Triad KRR, seperti seks pranikah, narkoba, HIV dan AIDS. Kondisi ini apabila dibiarkan terus menerus maka akan mempengaruhi kualitas bangsa Indonesia 10 – 20 tahun yang akan datang.

Oleh karena itu diperlukan suatu program yang dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan penyiapan diri remaja menyongsong kehidupan berkeluarga yang lebih baik, menyiapkan pribadi yang matang dalam membangun keluarga yang harmonis, dan memantapkan perencanaan dalam menata kehidupan untuk keharmonisan keluarga.

Sebagai implementasi Undang - Undang nomor 52 tahun 2009, tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, pasal 48 ayat

1 (b) yang mengatakan bahwa “Peningkatan kualitas remaja dengan pemberian akses informasi, pendidikan, konseling dan pelayanan tentang kehidupan berkeluarga”, maka BKKBN sebagai salah satu institusi pemerintah harus mewujudkan tercapainya peningkatan kualitas remaja melalui Program Generasi Berencana (Program GenRe)

B. Pengertian Program GenRe

Program GenRe adalah suatu program untuk memfasilitasi terwujudnya Tegar Remaja, yaitu remaja yang berperilaku sehat, terhindar dari risiko Triad KRR, menunda usia pernikahan, mempunyai perencanaan kehidupan

Direktorat Bina Ketahanan Remaja

berkeluarga untuk mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera serta menjadi contoh, model, idola dan sumber informasi bagi teman sebayanya.

GenRe adalah remaja/mahasiswa yang memiliki pengetahuan, bersikap dan berperilaku sebagai remaja/mahasiswa, untuk menyiapkan dan perencanaan yg matang dalam kehidupan berkeluarga. Remaja atau Mahasiswa GENRE yang mampu melangsungkan jenjang-jenjang pendidikan secara terencana, berkarir dalam pekerjaan secara terencana, dan menikah dengan penuh perencanaan sesuai siklus Kesehatan Reproduksi.

C. Arah Program GenRe

Program Generasi Berencana diarahkan untuk dapat mewujudkan remaja yang berperilaku sehat, bertanggungjawab, dan dilaksanakan melalui dua pendekatan, yaitu :

1. Pusat Informasi dan Konseling Remaja / Mahasiswa (PIK R/M) Suatu wadah dlm program Gen Re yang dikelola dari, oleh dan untuk

remaja/mahasiswa guna memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang kesehatan reproduksi serta kegiatan-kegiatan penunjang lainnya

2. Kelompok Bina Keluarga Remaja Adalah Suatu Kelompok / wadah kegiatan yang terdiri dari keluarga

mempunyai remaja usia 10 – 24 tahun yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku orang tua remaja dalam rangka pembinaan tumbuh kembang remaja dalam rangka memantapkan kesertaan, pembinaan dan kemandirian ber-KB bagi PUS anggota kelompok

D. Tujuan Program GenRe

Adapun tujuan dari program GenRe adalah :

1. Tujuan Umum Memfasilitasi remaja belajar memahami dan mempraktikan perilaku

hidup sehat dan berakhlak (healthy and ethical life behaviors) untuk

Pegangan Kader tentang Bimbingan dan Pembinaan Keluarga Remaja

mencapai ketahanan remaja (adolescent resilience) sebagai dasar mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera

2. Tujuan Khusus

a. Remaja memahami dan mempraktikan pola hidup sehat dan berakhlak

b. Remaja memahami dan mempraktikan pola hidup yang berketahanan

c. Remaja memahami dan mempersiapkan diri menjadi Generasi Berencana Indonesia

E. Sasaran Program GenRe

Sasaran dalam Program GenRe antara lain :

1. Remaja (10-24 tahun) dan belum menikah

2. Mahasiswa/mahasiswi belum menikah

3. Keluarga / Keluarga yang punya remaja

4. Masyarakat peduli remaja

F. Kebijakan dan strategi Program GenRe

Dalam pelaksanaan Program GenRe, maka diperlukan beberapa kebijakan antara lain :

1. Peningkatan jejaring kemitraan dalam Program GenRe.

2. Peningkatan SDM pengelola dalam melakukan advokasi, sosialisasi, promosi dan desiminasi Program GenRe pada mitra kerja dan stakeholder.

3. Pengembangan PIK Remaja/Mahasiswa (Centre of Excellence) untuk dapat berperan:

a. Sebagai pusat pengembangan PIK Remaja/Mahasiswa

b. Sebagai pusat rujukan remaja/mahasiswa

c. Sebagai percontohan/model

Direktorat Bina Ketahanan Remaja

4. Pengembangan Kelompok BKR yang dimulai dari kelompok dengan stratifikasi Dasar, Berkembang, dan Paripurna

Adapun strategi Program GenRe adalah :

1. Memberdayakan SDM pengelola dan pelayanan program Gen Re melalui orientasi, workshop dan pelatihan, serta magang.

2. Membentuk dan mengembangkan PIK Remaja/Mahasiswa dan BKR

3. Mengembangkan materi program GenRe (4 substansi)

4. Meningkatkan kemitraan program GenRe dengan stakeholder dan mitra kerja terkait

5. Meningkatkan pembinaan, monitoring dan evaluasi secara berjenjang Strategi Operasional Program GenRe :

1. Strategi Pendekatan Yaitu strategi dengan melakukan pendekatan-pendekatan kepada

sasaran, yang terdiri dari

a. Sasaran pertama : para remaja yang tergabung dalam Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R/M) dan para orang tua remaja yang tergabung dalam Bina Keluarga Remaja (BKR).

b. Sasaran kedua : para pembina, pengelola dan anggota dari lingkungan dekat PIK-R/M dan BKR, yaitu Keluarga, Kelompok Sebaya, Sekolah/Perguruan Tinggi, dan Organisasi Pemuda dll.

c. Sasaran ketiga : para pemimpin dari lingkungan jauh PIK-R/M dan BKR, yaitu Pemerintah, DPR, DPRD, Partai Politik, Perusahaan, Organisasi Professi, dan Lembaga Swadaya Masyarakat dll.

2. Strategi Ramah Remaja/Mahasiswa

a. Pengelolaan PIK R/M yang bercirikan dari, oleh dan untuk remaja/ mahasiswa.

b. Pelayanan PIK R/M yang bernuansa dan bercita rasa remaja/mahasiswa.

c. Fasilitasi dan pembinaan PIK R/M yang berasaskan kemitraan dengan remaja – mahasiswa.

Pegangan Kader tentang Bimbingan dan Pembinaan Keluarga Remaja

3. Strategi Pembelajaran

a. Introspeksi Diri

b. Mengambil keputusan – keputusan hidup atas dasar kebenaran (truth) dan kejujuran (sincerity)

c. Menjalin hubungan baik di lingkungan dekat

d. berkembang dengan sehat serta berperilaku yang baik.

4. Strategi Pelembagaan

a. Mempromosikan PIK R/M melalui :

1) Pencitraan PIK R/M yang posistif oleh para Juara Duta Mahasiswa pada semua tingkatan wilayah

2) Pemberian reward kepada para pengelola PIK R/M Juara lomba PIK R/M Nasional

3) Partisipasi R/M dalam event – event program KKB tingkat Nasional dan daerah

b. Membentuk PIK R/M baru di lingkungan :

1) Sekolah/Perguruan Tinggi

2) Lembaga Swadaya Masyarakat

3) Organisasi Kepemudaan

c. Meningkatkan kualitas pengelolaan dan kegiatan dalam kelompok BKR untuk menjadi kelompok paripurna.

d. Mengembangkan PIK R/M unggulan dan sebagai tempat :

1) Rujukan Pelayanan

2) Studi Banding

3) Magang

e. Meningkatkan kualitas pengelolaan dan pelayanan dalam PIK R/M melalui:

1) Tukar pengalaman antar para pembina PIK R/M

2) Tukar pengalaman antar pengelola PIK R/M

Direktorat Bina Ketahanan Remaja

3) Hasil tukar pengalaman sebagai bahan penyempurnaan buku Pedoman Pengelolaan PIK R/M

f. Memantapkan pola pembinaan terhadap pengelolaan dan kader BKR secara berjenjang.

5. Strategi Pencapaian

a. Mengembangkan Prototype materi Program GenRe

b. Adanya mekanisme regenerasi pengelola disesuaikan dengan basis pengembangan

c. Mengembangkan TOT bagi mitra kerja

d. Mengintegrasikan kegiatan PIK Remaja dengan kegiatan Kelompok BKR

e. Membentuk PIK & BKR di lingkungan Mitra yang bekerja sama dengan BKKBN

f. Mengembangkan BKR di lingkungan keluarga ponpes/tempat pembinaan

g. Meningkatkan peran duta mahasiswa GenRe dalam mensosialisasikan dan promosi Program GenRe

Pegangan Kader tentang Bimbingan dan Pembinaan Keluarga Remaja

BAB II PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL MELALUI 8 FUNGSI KELUARGA

A. Pendahuluan

Memasuki kehidupan berkeluarga tentunya memerlukan persiapan yang matang dari setiap pasangan. Menyiapkan pribadi yang matang sangat diperlukan dalam membangun keluarga yang harmonis. Menyiapkan pribadi yang matang dapat dilakukan melalui penanaman nilai-nilai moral dengan melaksanakan 8 fungsi keluarga yaitu fungsi agama, sosial budaya, cinta kasih dan sayang, perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi, dan lingkungan. Dalam setiap fungsi keluarga terdapat nilai-nilai moral yang harus diterapkan dalam keluarga.

B. 8 Fungsi Keluarga

Pengamalan nilai-nilai moral menurut 8 fungsi keluarga dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Fungsi agama

Agama adalah kebutuhan dasar bagi setiap manusia yang ada sejak dalam kandungan. Keluarga adalah tempat pertama seorang anak mengenal agama. Keluarga juga menanamkan dan menumbuhkan serta mengembangkan nilai-nilai agama, sehingga anak menjadi manusia yang berakhlak baik dan bertaqwa.

Dalam fungsi agama, terdapat 12 nilai dasar yang mesti dipahami dan ditanamkan dalam keluarga. Dua belas nilai dasar tersebut diantaranya:

a. Iman, yang dimaksud dengan iman yaitu mempercayai akan adanya Allah SWT, Tuhan YME, mengamalkan segala ajaranNya.

b. Taqwa, yang dimaksud dengan taqwa adalah mengamalkan segala sesuatu yang diperintahkan dan menghindari segala yang dilarang Allah SWT.

Direktorat Bina Ketahanan Remaja

c. Kejujuran, yang dimaksud dengan kejujuran yaitu menyampaikan apa adanya.

d. Tenggang rasa ditandai dengan adanya kesadaran bahwa setiap orang berbeda dalam sifat dan karakternya.

e. Rajin, maksudnya menyediakan waktu dan tenaga untuk menyelesaikan tugasnya dengan berusaha untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

f. Kesalehan, maksudnya adalah memiliki nilai moral yang tinggi dengan melakukan sesuatu yang benar secara konsisten.

g. Ketaatan, maksudnya dengan segera dan senang hati melaksanakan apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.

h. Suka membantu, memiliki kebiasaan menolong dan membantu orang lain tanpa mengharapkan imbalan.

i. Disiplin, maksudnya menepati waktu, mematuhi aturan yang telah disepakati.

j. Sopan santun, maksudnya adalah seseorang yang berperilaku sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai agama.

k. Sabar dan Ikhlas, maksudnya kemampuan seseorang untuk menahan diri dalam menginginkan sesuatu serta dalam menghadapi suatu kesulitan.

l. Kasih sayang, merupakan ungkapan perasaan dengan penuh perhatian, kesadaran dan kecintaan terhadap seseorang.

2. Fungsi Sosial Budaya

Manusia adalah makhluk sosial, ia bukan hanya membutuhkan orang lain tetapi juga ia membutuhkan interaksi dengan orang lain. Setiap keluarga tinggal disuatu daerah dengan memiliki kebudayaan sendiri. Keluarga sebagai bagian dari masyarakat diharapkan mampu mempertahankan dan mengembangkan sosial budaya setempat.

Dalam fungsi sosial budaya, terdapat 7 (tujuh) nilai dasar yang mesti dipahami dan ditanamkan dalam keluarga. Tujuh nilai dasar tersebut diantaranya:

a. Gotong royong, melakukan pekerjaan secara bersama-sama yang dilandasi oleh sukarela dan kekeluargaan.

Pegangan Kader tentang Bimbingan dan Pembinaan Keluarga Remaja

b. Sopan santun, perilaku seseorang yang sesuai dengan norma-norma sosial budaya setempat.

c. Kerukunan, hidup berdampingan dalam keberagaman secara damai dan harmonis.

d. Peduli, mendalami perasaan dan pengalaman orang lain.

e. Kebersamaan, adanya perasaan bersatu, sependapat, dan sekepentingan.

f. Toleransi, bersikap menghargai pendirian yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.

g. Kebangsaan, kesadaran diri sebagai warga negara Indonesia yang harus menjunjung tinggi harkat dan martabat bangsa.

3. Fungsi Cinta dan Kasih Sayang

Mendapatkan cinta kasih adalah hak anak dan kewajiban orangtua untuk memenuhinya. Dengan kasih sayang orangtuanya, anak belajar bukan hanya menyayangi tetapi juga belajar menghargai orang lain. Dalam fungsi cinta dan kasih sayang terdapat 8 (delapan) nilai dasar yang mesti dipahami dan ditanamkan dalam keluarga, diantaranya adalah:

a. Empati, adalah memahami dan mengerti akan perasaan orang lain

b. Akrab, hubungan yang dilandasi oleh rasa kebersamaan dan kedekatan perasaan

c. Adil, memperlakukan orang lain dengan sikap tidak memihak

d. Pemaaf, dapat menerima kesalahan orang lain tanpa perasaan dendam

e. Setia, maksudnya adalah setia terhadap kesepakatan

f. Suka menolong, ditandai dengan tindakan suka menolong dan suka membantu orang lain

g. Pengorbanan, kerelaan memberikan sebagian haknya untuk membantu orang lain

h. Tanggung jawab, mengetahui serta melakukan apa yang menjadi tugasnya.

Direktorat Bina Ketahanan Remaja

4. Fungsi Perlindungan

Keluarga mempunyai fungsi sebagai tempat berlindung bagi anggota keluarga. Dalam hal ini dimaksudkan bahwa keluarga harus memberikan rasa aman, tenang dan tenteram bagi anggota keluarganya.

Dalam fungsi perlindungan terdapat 5 (lima) nilai dasar yang mesti dipahami dan ditanamkan dalam keluarga. Nilai dasar tersebut diantaranya:

a. Aman, dimaksudkan suatu perasaan yang terbatas dari ketakutan dan kekhawatiran

b. Pemaaf, memberitahukan atau menunjukkan kesalahan seseorang dan memberi kesempatan untuk memperbaikinya

c. Tanggap, maksudnya mengetahui dan menyadari sesuatu yang akan membahayakan/mengkhawatirkan

d. Tabah, mampu menahan diri ketika menghadapi situasi yang tidak diharapkan

e. Peduli, suatu upaya untuk memelihara, melindungi lingkungan dari kerusakan

5. Fungsi Reproduksi

Salah satu tujuan dari perkawinan adalah memperoleh keturunan sebagai pengembangan dari tuntunan fitrah manusia. Dalam hal ini keturunan diperoleh dengan bereproduksi oleh pasangan suami istri yang sah.

Dalam fungsi reproduksi terdapat 3 (tiga) nilai dasar yang mesti dipahami dan ditanamkan dalam keluarga. Nilai dasar tersebut diantaranya:

a. Tanggung jawab dimaksudkan untuk mengetahui apa yang menjadi tugasnya

b. Sehat dimaksudkan untuk keadaan sehat secara fisik, fungsi dan sistem reproduksi serta rohani/emosional, orang yang sehat dalam fungsi reproduksi dicirikan dengan kemampuan seseorang menjaga kebersihan dan kesehatan reproduksinya

c. Teguh dimaksudkan adalah kemampuan untuk menjaga fungsi reproduksi yaitu menjaga kesucian organ reproduksinya sebelum menikah.

Pegangan Kader tentang Bimbingan dan Pembinaan Keluarga Remaja

6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan

Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia dalam kehidupannya saling membutuhkan bantuan satu sama lain, hidup secara berkelompok dan bermasyarakat.

Dalam fungsi sosialisasi dan pendidikan terdapat 7 nilai dasar yang mesti dipahami dan ditanamkan dalam keluarga.

Ketujuh nilai dasar tersebut diantaranya:

a. Percaya diri yaitu kebebasan berbuat secara mandiri dengan mempertimbangkan serta memutuskan sendiri tanpa bergantung pada orang lain.

b. Luwes yaitu mudah menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi misalnya dengan mudah menerima pendapat orang lain serta dapat bergaul dengan siapa saja.

c. Bangga yaitu perasaan senang yang dimiliki, ketika selesai melaksanakan tugas/pekerjaan yang menantang atau berhasil meraih sesuatu yang diinginkan.

d. Rajin yaitu menyediakan waktu dan tenaga untuk menyelesaikan tugasnya dengan berusaha untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Orang rajin dicirikan dengan selalu menyediakan waktu tanpa mengenal menyerah serta mempunyai cita-cita.

e. Kreatif yaitu mendapatkan banyak cara untuk melakukan sesuatu. Orang kreatif dapat dicirikan dengan selalu banyak ide/gagasan dalam melakukan sesuatu, tidak pernah berhenti.

f. Tanggungjawab yaitu mengetahui serta melakukan apa yang menjadi tugasnya.

g. Kerjasama yaitu melakukan sesuatu pekerjaan secara bersama-sama.

7. Fungsi ekonomi

Fungsi ekonomi adalah serangkaian dari fungsi lain yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah keluarga. Fungsi ini dilakukan dengan cara mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Dalam fungsi ekonomi terdapat 3 (tiga) nilai dasar yang mesti dipahami dan ditanamkan dalam keluarga. Nilai dasar tersebut diantaranya:

Direktorat Bina Ketahanan Remaja

a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga

b. Pengaturan dan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga

c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang akan datang

8. Fungsi Lingkungan

Upaya pengembangan fungsi lingkungan ini dimaksud sebagai wahana bagi keluarga agar dapat mengaktualisasikan diri dalam membangun dirinya menjadi keluarga sejahtera.

Dalam fungsi lingkungan terdapat 2 (dua) nilai dasar yang mesti dipahami dan ditanamkan dalam keluarga. Kedua nilai dasar tersebut diantaranya:

a. Bersih, maksudnya suatu keadaan lingkungan yang bebas dari kotoran, sampah dan polusi.

b. Disiplin, maksudnya mematuhi aturan dan kesepakatan yang berlaku.

Pegangan Kader tentang Bimbingan dan Pembinaan Keluarga Remaja

BAB B III PENDEW WASAAN U SIA PERKA AWINAN

A. Pengert tian Pendewas saan Usia Per kawinan

Pendewa asaan Usia Pe erkawinan (PU UP) adalah up paya untuk me eningkatkan usia pad da perkawinan pertama saat t mencapai us sia minimal 20 0 tahun bagi perempu uan dan 25 tah hun bagi laki-la aki.

Tujuan program pen ndewasaan u usia perkawin nan adalah m memberikan pengerti an dan kesad daran kepada a remaja agar r didalam me erencanakan keluarga a, mereka dap pat mempert imbangkan b berbagai aspe ek berkaitan dengan kehidupan berkeluarga, kesiapan fi sik, mental, emosional, pendidik kan, sosial, eko onomi serta me enentukan jum mlah dan jarak kelahiran.

B. Perenca anaan Keluarg ga

Perencan naan Keluarga a merupakan kerangka dar ri program pe endewasaan usia perk kawinan. Keran ngka ini terdir ri dari tiga ma sa reproduksi, , yaitu: masa menund a perkawinan dan kehamila an, masa men njarangkan keh hamilan dan masa me encegah keha milan. Kerang ka tersebut da apat dilihat se eperti bagan dibawah h ini:

BA AGAN PERENC CANAAN KELU UARGA

20 th h - 35 th

Direktorat Bina Ketahanan Remaja

Dibawah ini akan diuraikan ciri dan langkah-langkah yang diperlukan bagi remaja apabila memasuki ketiga masa reproduksi tersebut.

1. Masa Menunda Perkawinan dan Kehamilan

Salah satu prasyarat untuk menikah adalah kesiapan secara fisik, yang sangat menentukan adalah umur untuk melakukan pernikahan. Secara biologis, fisik manusia tumbuh berangsur-angsur sesuai dengan pertambahan usia.

Dalam masa reproduksi, usia di bawah 20 tahun adalah usia yang dianjurkan untuk menunda perkawinan dan kehamilan. Dalam usia ini seorang remaja masih dalam proses tumbuh kembang baik secara fisik maupun psikis. Proses pertumbuhan berakhir pada usia 20 tahun, dengan alasan ini maka dianjurkan perempuan menikah pada usia 20 tahun. Apabila perempuan menikah dibawah usia 20 tahun dapat mengakibatkan risiko kesakitan dan kematian yang timbul selama proses kehamilan dan persalinan, yaitu:

a. Risiko pada Proses Kehamilan

1) Keguguran (aborsi), yaitu berakhirnya proses kehamilan pada usia kurang dari 20 minggu.

2) Pre eklampsia, yaitu ketidakteraturan tekanan darah selama kehamilan dan Eklampsia, yaitu kejang pada kehamilan.

3) Infeksi, yaitu peradangan yang terjadi pada kehamilan.

4) Anemia, yaitu kurangnya kadar hemoglobin dalam darah.

5) Kanker rahim, yaitu kanker yang terdapat dalam rahim. Hal ini erat kaitannya dengan belum sempurnanya perkembangan dinding rahim.

6) Kematian bayi, yaitu bayi yang meninggal dalam usia kurang dari 1 tahun.

b. Risiko pada Proses Persalinan

1) Prematur, yaitu kelahiran bayi sebelum usia kehamilan 37 minggu.

2) Timbulnya kesulitan persalinan, yang dapat disebabkan karena faktor dari ibu, bayi dan proses persalinan.

3) BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah), yaitu bayi yang lahir dengan berat dibawah 2.500 gram.

Pegangan Kader tentang Bimbingan dan Pembinaan Keluarga Remaja

4) Kematian bayi, yaitu bayi yang meninggal dalam usia kurang dari 1 tahun

5) Kelainan bawaan, yaitu kelainan atau cacat yang terjadi sejak dalam proses kehamilan.

Perempuan yang menikah pada usia kurang dari 20 tahun dianjurkan untuk menunda kehamilannya sampai usianya minimal 20 tahun dengan menggunakan alat kontrasepsi. Kontrasepsi yang dianjurkan

adalah Kondom, Pil, IUD, metode sederhana, implan dan suntikan.

2. Masa Menjarangkan Kehamilan

Pada masa ini usia isteri antara 20-35 tahun, merupakan periode yang paling baik untuk hamil dan melahirkan karena mempunyai risiko paling rendah bagi ibu dan anak. Jarak ideal untuk menjarangkan kehamilan adalah 5 tahun. Kontrasepsi yang dianjurkan adalah IUD,

Suntikan, Pil, Implan dan metode sederhana.

3. Masa Mengakhiri Kehamilan

Masa mengakhiri kehamilan berada pada usia PUS diatas 35 tahun, sebab secara empirik diketahui melahirkan anak diatas usia 35 tahun banyak mengalami risiko medik. Kontrasepsi yang dianjurkan adalah

Steril, IUD, Implan, Suntikan, Metode Sederhana dan Pil.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan penggunaan kontrasepsi berdasarkan fase reproduksi wanita seperti tabel dibawah ini :

Fase Menunda

Fase Tidak Hamil lagi Kehamilan

Fase Menjarangkan

>35 tahun < 20 tahun

Kehamilan

20-35 tahun

• Kondom

• Steril • Pil

• Implan • Sederhana

• Pil

• Suntikan • Implan

• Implan

• Sederhana • Suntikan

• Sederhana

• Pil

Direktorat Bina Ketahanan Remaja

C. Kesiapan Ekonomi Keluarga

Salah satu faktor ketidakharmonisan keluarga pada umumnya disebabkan oleh masalah ekonomi keluarga, oleh karena itu dalam perencanaan kehidupan berkeluarga perlu dipersiapkan kemapanan ekonomi (mempunyai pekerjaan tetap).

D. Kematangan Psikologis Remaja

Kematangan psikologis remaja diperlukan dalam penyiapan kehidupan berkeluarga agar dapat :

1. Menerima keadaan fisik dirinya sendiri dan menggunakan tubuhnya secara efektif

2. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang-orang dewasa lainnya

E. Kematangan Sosial Remaja

Kematangan sosial remaja diperlukan dalam penyiapan kehidupan berkeluarga agar dapat :

1. Memahami dan menyesuaikan diri, baik dalam lingkungan yang baru maupun antara lawan jenis

2. Menjalankan peran sosial dalam lingkungan masyarakat

3. Mempraktekkan perilaku sosial yang bertanggungjawab

Pegangan Kader tentang Bimbingan dan Pembinaan Keluarga Remaja

BAB IV TRIAD KRR : SEKSUALITAS

A. Konsep Seksualitas

Seksualitas adalah segala sesuatu yang menyangkut hidup manusia sebagai mahluk seksual, yaitu emosi, perasaan, kepribadian, sikap yang berkaitan dengan perilaku seksual, hubungan seksual dan orientasi seksual.

Perilaku seksual yaitu segala bentuk perilaku yang muncul akibat dorongan seksual. Hubungan seksual yaitu masuknya penis kedalam vagina sebagai salah satu bentuk penyaluran dorongan seksual.

B. Organ Reproduksi

1. Organ reproduksi laki-laki

a. Penis berfungsi sebagai alat senggama dan sebagai saluran untuk pembuangan sperma dan air seni.

b. Glans adalah bagian depan atau kepala penis. Glans banyak mengandung pembuluh darah dan syaraf.

c. Uretra (saluran kencing) yaitu saluran untuk mengeluarkan air seni dan air mani.

d. Vas deferens (saluran sperma) yaitu saluran yang menyalurkan sperma dari testis menuju ke prostat.

e. Epidydimis yaitu saluran yang lebih besar dan berkelok-kelok yang membentuk bangunan seperti topi.

f. Testis (buah zakar) berjumlah dua buah untuk memproduksi sperma setiap hari dengan bantuan testosteron. Sperma yaitu sel yang berbentuk seperti kecebong yang memiliki kepala, badan dan ekor bila dilihat menggunakan mikroskop, yang dikeluarkan saat ejakulasi bersama cairan mani dan bila bertemu dengan sel telur yang matang akan terjadi pembuahan.

Direktorat Bina Ketahanan Remaja

g. Scrotum adalah kantung kulit yang melindungi testis, berwarna gelap dan berlipat-lipat. Scrotum adalah tempat bergantungnya testis.

h. Kelenjar prostat yaitu kelenjar yang menghasilkan cairan mani yang ikut mempengaruhi kesuburan sperma.

i. Vesikula seminalis fungsinya hampir sama dengan kelenjar prostat. j. Kandung kencing adalah tempat penampungan sementara hasil

ekskresi (pengeluaran) dari ginjal ( air seni )

Gambar organ reproduksi laki-laki

Seksualitas

b. Organ Reproduksi

Laki‐laki a. Penis

j.

b. Glans

c. i.

c. Uretra

a. h.

d. Vas deferens

b. d.

e.

e. Epidydimis

f.

f. Testis

g.

g. Scrotum

h. Kelenjar Prostat i. Vesikula Seminalis

j. Kandung Kencing

2. Organ Reproduksi Perempuan

a. Ovarium (indung telur) yaitu organ di kiri dan kanan rahim di ujung saluran fimbrae (umbai-umbai) dan terletak di rongga pinggul.

b. Fimbrae (umbai-umbai) dapat dianalogikan dengan jari-jari tangan.

c. Tuba fallopi (saluran telur) yaitu saluran di kiri dan kanan rahim yang berfungsi sebagai saluran sel telur dari indung telur menuju rahim (proses ovulasi) dan tempat pembuahan (konsepsi) atau bertemunya sel telur dan sperma.

Pegangan Kader tentang Bimbingan dan Pembinaan Keluarga Remaja

d. Uterus (rahim) yaitu tempat pertumbuhan janin. Bentuknya seperti buah alpukat gepeng dan berat normalnya antara 30 - 50 gram.

e. Cervix (leher rahim) yaitu bagian bawah rahim bagian luar ditetapkan sebagai batas penis waktu masuk ke dalam vagina.

f. Vagina (lubang senggama) yaitu sebuah saluran berbentuk silinder yang bersifat elastis dengan berlipat-lipat.

g. Mulut vagina yaitu awal dari vagina, merupakan rongga penghubung rahim dengan bagian luar tubuh. Lubang vagina ini ditutupi oleh selaput dara.

h. Klitoris (kelentit) yaitu benjolan daging kecil yang paling peka dari seluruh alat kelamin perempuan.

i. Selaput dara (hymen) yaitu selaput tipis yang terdapat di muka liang vagina. Selaput dara tidak mengandung pembuluh darah.

Gambar organ reproduksi perempuan

Seksualitas

b. Organ Reproduksi

Perempuan

c. a.Ovarium

b. b.Fimbrae

a.

d. d.Uterus

c. Tuba falopi

e.

f. e.Cervix

g.

f. Vagina g.Mulut Vagina

3. Payudara

Organ ini memang tidak terkait dengan proses menstruasi, kehamilan dan persalinan. Tetapi untuk proses reproduksi setelah melahirkan sangat penting dalam proses menyusui. Bahkan sejak

Direktorat Bina Ketahanan Remaja

seorang perempuan hamil, sudah dimulai proses perawatan payudara sebagai persiapan menyusui.

Sedangkan pada remaja, payudara mulai membesar ketika pubertas dan terkadang menimbulkan masalah. Payudara kanan maupun kiri bisa tidak sama besar. Hal yang perlu diketahui adalah bagaimana merawat payudara, seperti kebersihan dan penggunaan pakaian (beha/kutang/bra maupun pakaian luar).

C. Tumbuh Kembang Remaja

Masa pertumbuhan dan perkembangan remaja diawali dengan masa Pubertas. Masa puber adalah masa dimana tubuh mengalami perubahan besar-besaran, dari struktur tubuh anak-anak menjadi struktur tubuh orang dewasa. Biasanya masa puber pada laki-laki antara umur 11-12 tahun, lebih lambat dari perempuan yang sudah mulai saat umur 8 – 10 tahun. Tapi ini tidak mutlak, karena kondisi tubuh masing-masing orang berbeda. Jadi ada laki-laki atau perempuan yang mengalami masa puber lebih cepat atau justru lebih lambat.

1. Perubahan yang Terjadi Pada Masa Pubertas

Perubahan dari anak memasuki remaja, diatur oleh hormon seks. Perubahan terjadi disebabkan oleh pusat pengendali utama dari bagian otak yang disebut hypothalamus. Hormon estrogen dominan pada remaja perempuan dan testosteron pada remaja laki-laki.

a. Hormon Estrogen dan Progesteron pada perempuan

1) Pengaruh dan manfaat hormon estrogen : Hormon ini membuat seorang anak perempuan memiliki sifat

kewanitaan setelah remaja. Hormon estrogen mempunyai beberapa khasiat, yaitu :

a) Merangsang pertumbuhan saluran susu di payudara sehingga payudara membesar.

b) Merangsang pertumbuhan saluran telur, rongga rahim dan vagina.

c) Membuat dinding rahim kian tebal

d) Membuat cairan vagina bertambah banyak.

Pegangan Kader tentang Bimbingan dan Pembinaan Keluarga Remaja

e) Mengakibatkan tertimbunnya lemak di daerah panggul perempuan,

2) Pengaruh dan manfaat hormon progesteron :

a) Melemaskan otot-otot halus

b) Meningkatkan produksi lemak di kulit

c) Meningkatkan suhu badan

d) Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang dan besar.

e) Mempertebal dinding rahim.

f) Merangsang kelenjar-kelenjar agar mengeluarkan cairan nutrisi bagi sel telur yang dibuahi.

b. Hormon Testosteron pada laki-laki Hormon testosteron dihasilkan oleh testis. Hormon testosteron

bersama hormon androgen menimbulkan ciri-ciri pertumbuhan seks sekunder.

2. Perubahan Fisik Pada Perempuan

Memasuki usia remaja, beberapa jenis hormon/zat dalam tubuh, terutama hormon estrogen dan progesteron, mulai berperan aktif sehingga pada perempuan mulai tumbuh payudara, pinggul mulai melebar dan membesar dan akan mengalami menstruasi atau haid. Perubahan lainnya seperti:

a. Tumbuh rambut-rambut halus di sekitar ketiak dan vagina/kemaluan

b. Muncul jerawat pada wajah

c. Kulit dan rambut mulai berminyak

d. Keringat bertambah banyak

e. Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang

f. Tangan dan kaki bertambah besar

g. Tulang-tulang wajah mulai memanjang dan membesar, sehingga tidak terlihat seperti anak kecil lagi

h. Pinggul membesar

Direktorat Bina Ketahanan Remaja

i. Indung telur membesar j.

Vagina mulai mengeluarkan cairan

3. Perubahan Fisik Pada Laki-laki

Sama halnya dengan remaja perempuan, hormon testosteron akan membantu tumbuhnya bulu-bulu halus di sekitar ketiak, kemaluan laki- laki, janggut dan kumis, terjadi perubahan suara pada remaja laki-laki, tumbuhnya jerawat dan mulai diproduksinya sperma yang pada waktu- waktu tertentu keluar sebagai mimpi basah. Perubahan lain antara lain:

a. Tubuh bertambah berat dan tinggi

b. Keringat bertambah banyak

c. Kulit dan rambut mulai berminyak

d. Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang

e. Tangan dan kaki bertambah besar

f. Tulang wajah mulai memanjang dan membesar, sehingga tidak terlihat seperti anak kecil lagi

g. Pundak dan dada bertambah besar dan bidang

h. Tumbuh jakun

i. Suara berubah menjadi berat j. Penis dan buah zakar membesar

4. Perubahan Psikologis Pada Remaja

a. Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak.

b. Remaja mengalami perubahan yang dramatis dalam kesadaran diri mereka.

c. Remaja sangat memperhatikan diri mereka dan citra yang direfleksikan.

d. Para remaja juga sering menganggap diri mereka serba mampu, sehingga seringkali mereka terlihat tidak memikirkan akibat dari perbuatan mereka.

e. Pada usia 16 tahun ke atas, keunikan remaja akan berkurang karena telah sering dihadapkan pada dunia nyata.

Pegangan Kader tentang Bimbingan dan Pembinaan Keluarga Remaja

D. Mimpi Basah

1. Pengertian

Mimpi basah adalah keluarnya cairan sperma secara alamiah. Mimpi basah merupakan tanda seorang anak laki-laki telah memiliki kemampuan bereproduksi. Tubuh laki-laki pada awal pubertas akan memproduksi air-mani (sperma) secara terus menerus. Secara alamiah air maninya akan keluar saat tidur, sering pada saat mimpi tentang seks, disebut "mimpi basah". Ini adalah pengalaman yang wajar bagi semua remaja laki-laki.

2. Proses

1. Proses mimpi basah Ketika seorang laki-laki memasuki masa pubertas maka mulai terjadi

proses pematangan sperma yang terjadi di testis. Produksi sperma sangat dipengaruhi oleh faktor nutrisi, istirahat, rokok, narkoba, alkohol dan lain-lain. Sperma yang telah diproduksi ini akan dikeluarkan dari testis melalui saluran/vas deferens kemudian berada dalam cairan mani yang diproduksi oleh kelenjar prostat dan kelenjar lainnya. Air mani yang telah mengandung sperma akan keluar dari dalam tubuh laki-laki melalui saluran kemih di batang penis. Pengeluaran sperma itu disebut ejakulasi.

2. Ereksi Ereksi merupakan pengerasan dan pembesaran pada penis yang

terjadi ketika pembuluh darah di penis dipenuhi dengan darah. Pada saat penis berereksi, otot-otot di dasar kandung kemih akan menjadi lebih rapat, sehingga tidak akan mengeluarkan air seni/kencing pada saat ia melakukan hubungan seksual. Ereksi dapat hilang dengan sendirinya atau dengan terjadinya ejakulasi. Ereksi bisa terjadi karena rangsangan seksual.

3. Impotensi Ketidakmampuan ereksi lebih dikenal dengan sebutan impotensi,

yaitu keadaan ketika laki-laki mengalami kesulitan untuk memulai dan mempertahankan ereksinya. Impotensi mempengaruhi kemampuan untuk berhubungan seksual. Impotensi bisa disebabkan oleh faktor psikologis maupun fisik.

Direktorat Bina Ketahanan Remaja

Berbagai faktor yang dapat menyebabkan impotensi :

1) Faktor psikologis Faktor psikologis yang mempengaruhi ketidakmampuan ereksi,

seperti rasa takut (misalnya takut ketahuan berhubungan seksual padahal belum menikah, takut pasangan jadi hamil, takut ketularan penyakit, dan lain-lain), kurang percaya diri, adanya pengalaman masa kecil yang kurang baik, atau perasaan tidak cinta dan benci pada pasangan.

2) Faktor fisik Faktor fisik bisa karena terlalu banyak mengkonsumsi alkohol

dan obat-obatan tertentu, penyakit diabetes (kencing manis) bila tingkat penyakit berat dan tidak terkontrol dengan baik dan gangguan pada kelenjar prostat.

4. Ejakulasi Air mani yang telah mengandung sperma akan keluar dari dalam tubuh laki-laki melalui saluran kemih di batang penis, yang disebut ejakulasi. Ejakulasi bisa terjadi secara alami melalui mimpi basah atau melalui rangsangan terhadap alat kelaminnya yang disebut masturbasi atau onani.

E. Menstruasi

1. Pengertian

Menstruasi merupakan pelepasan darah dan sel-sel dari dinding rahim melalui vagina. Menstruasi dimulai saat pubertas, berhenti sesaat waktu hamil atau menyusui, dan berakhir saat menopause, ketika seorang perempuan berumur sekitar 40 sampai 50 tahun.

2. Proses

Menarche (menstruasi yang pertama) umumnya terjadi pada umur 8-10 tahun, paling lambat umur 17 tahun. Hal ini terjadi karena proses pertumbuhan setiap orang berbeda.

a. Proses menstruasi Proses menstruasi ini akan berlangsung dalam satu siklus, dimana

terjadi perubahan pada dinding rahim sebagai akibat dari produksi

Pegangan Kader tentang Bimbingan dan Pembinaan Keluarga Remaja

hormon-hormon oleh ovarium, yaitu dinding rahim makin menebal sebagai persiapan jika terjadi kehamilan. Ketika ada sel telur yang matang akan mempunyai potensi untuk dibuahi oleh sperma dalam

24 jam. Bila ternyata tidak terjadi pembuahan maka sel telur akan mati dan terjadilah perubahan pada komposisi kadar hormon yang akhirnya membuat dinding rahim tadi akan luruh disertai perdarahan, inilah yang disebut menstruasi.

b. Siklus menstruasi

Siklus menstruasi adalah jarak antara hari pertama menstruasi bulan ini dengan hari pertama menstruasi bulan berikutnya. Rata-rata masa menstruasi berlangsung empat sampai lima hari. Namun ada juga yang mengalami haid hanya tiga hari, ada juga yang sampai satu minggu. Pada kebanyakan perempuan, siklus haid berkisar antara 28 sampai 29 hari. Namun demikian, siklus yang berlangsung dari 20 sampai 35 hari masih dianggap normal.

c. Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat menstruasi :

1) Menjaga kebersihan dengan mandi dua kali sehari menggunakan sabun mandi dan membersihkan organ reproduksi luar.

2) Mengganti pembalut minimal empat kali sehari terutama sehabis buang air kecil.

3) Bila perut di sekitar rahim terasa nyeri, dan masih dapat diatasi,

tidak perlu minum obat penghilang rasa sakit, kecuali sangat mengganggu misalnya hingga menyebabkan pingsan.

4) Makan-makanan bergizi, terutama yang banyak mengandung

zat besi dan vitamin, seperti hati ayam/sapi, daging, telur, sayur dan buah.

5) Mengkonsumsi tablet penambah darah (zat anti anemia).

6) Aktivitas harian tidak perlu diubah kecuali bila ada aktivitas fisik

yang berlebihan misalnya olahraga berat, terutama pada siswi sekolah perlu dipertimbangkan.

d. Sindrom Pre Menstruasi Sindrom Pre Menstruasi adalah kumpulan gejala sebelum

datangnya menstruasi. Gejala ini dapat diminimalisir apabila

Direktorat Bina Ketahanan Remaja

perempuan dapat menyadari bahwa tubuhnya sedang mengalami perubahan. Gejala tersebut seperti :

a. Nyeri perut dan pinggang

b. Sakit kepala

c. Payudara terasa nyeri

d. Mual

e. Mudah letih dan mudah marah

F. Kehamilan

1. Pengertian

Kehamilan adalah sebuah proses yang dimulai dari pembuahan sel telur oleh sperma sampai dengan lahirnya janin. Kehamilan normal diperkirakan sekitar 40 minggu atau 9 bulan 7 hari. Usia terbaik bagi perempuan untuk hamil antara 20 – 35 tahun.

2. Proses Kehamilan

Pada waktu berhubungan seksual, 20-40 juta sperma akan masuk ke dalam rahim dan bergerak menuju saluran telur (WHO). Jika berhubungan seksual dilakukan pada masa subur, maka sperma akan bertemu dengan sel telur sehingga terjadi pembuahan. Masa subur terjadi pada hari ke 11 – 19 siklus menstruasi, dan pada umumnya terjadi pada hari ke 14. Hanya satu sperma yang berhasil membuahi sel telur. Apabila sudah ada satu sperma yang masuk, maka dinding sel telur akan berubah kandungan zatnya, yang mengakibatkan sperma tidak dapat masuk. Perjalanan hasil pembuahan dari saluran telur menuju rahim, kira-kira 7 hari, yang disebut fertilisasi. Sel telur yang dibuahi kemudian menempel pada lapisan dinding rahim dan berkembang menjadi janin.

3. Tanda-Tanda Kehamilan

a. Tanda Tidak Pasti

1) Tidak datang haid

2) Pusing dan muntah pada pagi hari

3) Buah dada membesar

Pegangan Kader tentang Bimbingan dan Pembinaan Keluarga Remaja

4) Daerah sekitar puting susu menjadi agak gelap

5) Perut membesar

b. Tanda Pasti

1) Tes urin positif

2) Pemeriksaan USG

3) Ibu merasakan gerakan bayi

4) Teraba bagian bayi

5) Terdengar denyut jantung janin

4. Keadaan Ideal Untuk Hamil

Usia ideal untuk melahirkan adalah 20 – 35 tahun, hal tersebut karena:

a. Secara fisik, perkembangan reproduksi dan jalan lahir sudah cukup optimal. Karena jika kehamilan terjadi pada usia < 20 tahun, maka risiko yang dihadapi :

1) Persalinan yang sulit dengan segala komplikasinya, disebabkan karena rahim dan panggul ibu belum berkembang dengan baik.

2) Perkembangan otak janin terlambat.

3) Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yaitu kurang dari 2500 gram.

4) Kegagalan pemberian ASI

5) Tidak optimalnya merawat bayi, yang berdampak pada kematian/kesakitan pada bayi.

b. Secara psikis, diharapkan calon ibu sudah mencapai kematangan emosional.

5. Perawatan Kehamilan

a. Melakukan pemeriksaan kehamilan ke dokter/bidan secara rutin atau paling sedikit 4 kali selama kehamilan :

1) Satu kali pada usia kehamilan 1 – 3 bulan (Trimester I)

2) Satu kali pada usia kehamilan 4 – 6 bulan (Trimester II)

3) Dua kali pada usia kehamilan 7 – 9 bulan (Trimester III)

Direktorat Bina Ketahanan Remaja

b. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

c. Cukup istirahat dan tidak bekerja terlalu berat.

d. Makan yang cukup sesuai kebutuhan gizi pada saat hamil.

e. Penambahan berat badan 9 – 11 kg.

f. Merawat payudara (membersihkan puting susu, mengurut payudara).

g. Minum tablet tambah darah.

h. Imunisasi Tetanus Toxoid (TT).

6. Persalinan

Persalinan adalah proses keluarnya janin dari rahim ibu. Adapun persiapan yang perlu dilakukan, antara lain:

a. Memilih tenaga kesehatan yang akan menolong persalinan

b. Menyediakan perlengkapan untuk kelahiran bayi

c. Mempersiapkan transportasi ke tempat persalinan

d. Menyediakan biaya persalinan

e. Mengetahui tanda-tanda akan melahirkan seperti:

1) Terjadinya kontraksi

2) Keluarnya cairan lendir bercampur darah

3) Ketuban pecah mengeluarkan air ketuban

7. Pasca Persalinan

Perawatan yang perlu dilakukan setelah melahirkan, antara lain :

a. Melakukan perawatan tali pusat bayi dengan kasa bersih sampai tali pusat lepas.

b. Memeriksakan kesehatan ibu dan bayi 2 kali dalam bulan pertama sesudah melahirkan.

c. Memberikan imunisasi kepada bayi.

d. Memberikan ASI Eksklusif.

e. Minum kapsul Vitamin A

f. Melaporkan kelahiran kepada kader.

g. Menggunakan alat kontrasepsi.

Pegangan Kader tentang Bimbingan dan Pembinaan Keluarga Remaja

G. Seks Pra Nikah

Salah satu perilaku remaja yang dapat menimbulkan masalah bagi kesehatan remaja adalah perilaku hubungan seksual pra nikah. Hubungan seksual pra nikah adalah kontak seksual yang dilakukan remaja dengan lawan jenis atau teman sesama jenis tanpa ikatan pernikahan yang sah. Perilaku hubungan seksual pra nikah dapat menyebabkan berbagai masalah bagi kesehatan, sosial dan ekonomi bagi remaja itu sendiri maupun keluarganya.

Beberapa dampak dari perilaku hubungan seksual pranikah, antara lain:

1. Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD)

a. Pengertian Kehamilan tidak diinginkan (KTD) adalah suatu kehamilan yang oleh

karena suatu sebab maka keberadaannya tidak diinginkan atau diharapkan oleh calon orangtua bayi tersebut.

b. KTD pada remaja terjadi karena :

1) Ketidaktahuan atau minimnya pengetahuan tentang perilaku seksual yang dapat menyebabkan kehamilan.

2) Akibat pemerkosaan.

c. Dampak KTD pada remaja Kehamilan pada remaja dapat menimbulkan masalah bagi remaja

itu sendiri, keluarga maupun lingkungan sosial. Kehamilan tidak diinginkan pada remaja dapat memiliki beberapa dampak, yaitu:

1) Dampak fisik, antara lain status kesehatan fisik rendah,

perdarahan, komplikasi dan kehamilan yang bermasalah;

2) Dampak psikologis, antara lain tidak percaya diri, stres, malu;

3) Dampak sosial, antara lain prestasi sekolah rendah atau drop out dari sekolah, penolakan atau pengusiran oleh keluarga, dikucilkan oleh masyarakat, tingkat ketergantungan keuangan yang tinggi bahkan kemiskinan;

4) Dampak bagi anak yang dilahirkan, anak yang dilahirkan oleh ibu di usia remaja akan mengalami status kesehatan yang rendah, keterlambatan perkembangan intelektualitas dan masalah sosial lainnya.

Direktorat Bina Ketahanan Remaja

2. Aborsi

a. Pengertian Aborsi adalah berakhirnya atau gugurnya kehamilan sebelum

kandungan mencapai usia 20 minggu, yaitu sebelum janin dapat hidup di luar kandungan secara mandiri. Tindakan aborsi mengandung risiko yang cukup tinggi, apabila dilakukan tidak sesuai standar profesi medis. Kehamilan yang disebabkan oleh hubungan seksual pranikah dapat menyebabkan aborsi spontan atau aborsi buatan pada remaja. Tindakan aborsi sering dilakukan dengan cara yang tidak aman, seperti:

1) Penggunaan ramuan yang membuat panas rahim seperti nanas

muda yang dicampur dengan merica atau obat-obatan yang keras lainnya.

2) Manipulasi fisik, seperti melakukan pijatan pada rahim agar janin

terlepas dari rahim.

3) Menggunakan alat bantu tradisional yang tidak steril (misalnya

ujung bambu yang diruncingkan) yang dapat mengakibatkan infeksi pada rahim.

b. Dampak Aborsi Aborsi sangat berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan remaja,

karena memiliki beberapa dampak, yaitu:

1) Dampak fisik, seperti perdarahan yang terus menerus, infeksi alat reproduksi karena kuretasi yang tidak steril, risiko rahim robek akibat kuretasi atau terbentuknya suatu saluran antara genital dan saluran kencing atau anus;

2) Dampak psikologis, seperti perasaan berdosa/bersalah;

3) Dampak sosial, seperti dikucilkan oleh masyarakat, teman dan keluarga.

c. Alasan Remaja Melakukan Aborsi

1) Ingin terus melanjutkan sekolah atau kuliah.

2) Takut pada kemarahan orangtua.

3) Belum siap secara mental dan ekonomi untuk menikah dan mempunyai anak.

Pegangan Kader tentang Bimbingan dan Pembinaan Keluarga Remaja

4) Malu pada lingkungan sosial bila ketahuan hamil sebelum nikah.

5) Tidak menyukai teman yang menghamili. Hubungan seks terjadi karena tidak disengaja.

6) Ingin terus bekerja.

7) Tidak tahu status anak nantinya karena kehamilan terjadi akibat perkosaan.

H. Infeksi Menular Seksual (IMS)

1. Pengertian Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang ditularkan melalui

hubungan seksual. Infeksi menular seksual akan lebih berisiko bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal.

2. Bahaya IMS bagi Remaja IMS menyebabkan infeksi alat reproduksi yang harus dianggap serius.

Bila tidak diobati secara tepat, infeksi dapat menjalar dan menyebabkan penderitaan, sakit berkepanjangan, kemandulan dan kematian. Buat remaja perempuan perlu disadari bahwa risiko untuk terkena IMS lebih besar daripada laki-laki sebab alat reproduksi perempuan lebih rentan. Dan seringkali berakibat lebih parah karena gejala awal tidak segera dikenali, sedangkan penyakit berlanjut ke tahap lebih parah. Misalnya keputihan yang lebih disebabkan oleh kuman atau bakteri yang masuk ke vagina, akibat pemeliharaan kebersihan yang buruk.

3. Kelompok risiko tinggi terkena IMS Pada dasarnya setiap orang yang sudah aktif secara seksual dapat

tertular IMS. Khususnya orang-orang yang memiliki perilaku sebagai berikut:

a. Orang yang suka berganti-ganti pasangan seksual

b. Orang yang punya satu pasangan seksual, tetapi pasangan seksualnya suka berganti-ganti pasangan seksual.

4. Faktor penyebab tingginya jumlah pengidap IMS pada remaja, antara lain:

Direktorat Bina Ketahanan Remaja

a. Semakin terbukanya akses informasi mengenai seksualitas termasuk pornografi dari media atau internet yang mempermudah remaja untuk mengakses dan memanfaatkannya secara tidak benar.

b. Tingkat permisifitas (serba boleh) dari hubungan antara laki-laki dengan perempuan yang cenderung melonggar.

c. Perasaan bahwa dirinya tidak mungkin terjangkit penyakit apapun.

d. Kebutuhan untuk mencoba pengalaman baru.

e. Nilai-nilai cinta atau hubungan lawan jenis yang cenderung disalahgunakan.

f. Kurangnya pemahaman remaja akan akibat dari perilaku seks bebas yang dilakukannya.

g. Semakin banyaknya tempat pelacuran baik yang terlokalisir ataupun tidak.

h. Kontrol keluarga dan masyarakat yang cenderung semakin rendah.

i. Mitos-mitos yang berkembang di masyarakat tentang perilaku seksual dan dampaknya.

5. Jenis, Penyebab dan Gejala IMS

a. Gonorrhea (GO/Kencing nanah) Penyebab : Bakteri Neisseria Gonorhea

Masa inkubasi :

2-10 hari setelah kuman masuk ke tubuh

Gejala pada pria :

1) Dari uretra (lubang kencing) keluar cairan berwarna putih, kuning kehijauan, rasa gatal, panas dan nyeri.

2) Mulut lubang kencing bengkak dan agak merah.

Gejala pada perempuan :

1) Keputihan (cairan vagina), kental, berwarna kekuningan

2) Rasa nyeri di rongga panggul

3) Rasa sakit waktu haid

Pegangan Kader tentang Bimbingan dan Pembinaan Keluarga Remaja

Akibat :

1) Penyakit radang panggul, yang dapat menyebabkan kemandulan

2) Kemandulan