BAB III GAMBARAN PRODUKSI
BAB III
KEGIATAN PRODUKSI PERUSAHAAN
3.1
Proses Produksi
Berikut ini adalah deskripsi mengenai kegiatan proses produksi yang
dilakukan pada PT. Dirgantara Indonesia adapun tahapan prosesnya adalah
sebagai berikut :
1. Receiving (Gudang penyimpanan)
Pada bagian ini sebelum bahan baku (Raw Material) diproses menjadi
komponen pesawat terbang, terlebih dahulu dilakukan inspeksi dan
pengujian
melalui destruction inspection maupun non-destruction
inspection. Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui kualitas dan adanya
korosi. Selanjutnya bahan baku tersebut ditempatkan di gudang
penyimpanan sesuai dengan spesifikasinya. Material pesawat terbang
disebut Aluminimum Durral atau Alluminium Alloyed, terdiri atas dua
macam bentuk, yaitu Sheet Metal semacam lempengan atau plat tipis dan
Alluminium blok, semacam balok-balok yang tebal (massive). Sedangkan
material lainnya selain metal disebut composite material yang terdiri dari
bahan-bahan semacam fiberglass, carbon kevlar dan lain lain.
2. Pre-cutting Shop
Bahan baku yang sudah diinspeksi dikirim ke bagian pemotongan awal
disertai job card yang tersedia. Proses ini dilaksanakan antara lain untuk
menghemat bahan yang diproses, memudahkan prosedur pelaksanaan dan
memudahkan pengontrolan bahan. Bahan yang telah dipotong diperiksa
kembali oleh Quality Assurance lalu dikirim ke Detail Part Manufacturing
untuk diproses selanjutnya.
3. Detail Part Manufacturing
Proses ini terdiri dari beberapa bagian besar, seperti sheet metal shop,
machining shop serta composite dan bonding shop. Pembuatan komponen
dilakukan dengan proses permesinan dan hard atau manual forming.
Bahan baku berupa sheet metal dibentuk di bagian sheet metal shop
dengan menggunakan bantuan mesin berteknologi tinggi seperti stretch
21
forming machine atau rubber press machine, atau cukup dengan hydraulic
press bahkan manual forming. Bahan baku aluminium yang berupa blok
tebal dipotong dan dibentuk dengan mesin-mesin yang menggunakan
program-program komputer (TNC dan CNC Machines) agar lebih akurat
dan cepat di machining shop, sedangkan komponen non metal lainnya
dibuat di composite dan bonding shop.
4. Surface Treatment
Surface Treatment adalah proses khusus dalam rangkaian pembuatan
komponen yang menggunakan proses kimiawi, seperti chemical milling,
galvanisasi, chromatitaion, anodizing, dan lain-lain. Selain itu,agar
omponen pesawat terbang lebih tahan terhadap korosi, diproses ini juga
dilakukan proses oxidizing.
5. Preliminary Painting
Preliminary painting adalah proses pengecatan dasar dari semua
komponen yang sudah dibuat dan dibentuk, sebelum komponen tersebut
dikirim ke bagian perakitan rotary wing atau fixed wing
6. Rotary wing
Perakitan helikopter (NAS-332/NBELL-412/NBO105) termasuk pema
sangan engine, sistem elektik, sistem avionic, interior dan sebagainya.
Perakitan disesuaikan dengan misi dan fungsi pesawat, atau kebutuhan
pesanan.
7. Fixed Wing
Perakitan
pesawat
bersayap
tetap
(CN-235/NC-212)
termasuk
pemasangan engine, sistem elektrik, sistem avionic, interior, dan
sebagainya. Perakitan disesuaikan dengan misi dan fungsi pesawat atau
kebutuhan pesanan.
8. Packaging
Pengepakan part pesawat yang akan di kirim ke Inggris, Jerman, dan
Malaysia.
22
3.2
Skema Proses Produksi
Berikut ini adalah skema proes produksi pesawat terbang :
6
1
2
3
4
8
5
7
Gambar 3.1 Skema Proses Produksi Pesawat terbang
Keterangan:
1
2
3
4
5
6
7
8
= Gudang penyimpanan material atau bahan baku
= Pre cutting Shop (Pemotongan Awal)
= Detail Part Manufacturing
= Surface Treatment
= Preliminary Painting
= Hanggar perakitan Rotary Wing
= Hanggar Perakitan Fixed Wing
= Packaging (Pengepakan)
23
Gambar 3.2 Bagian Sayap Airbus 380 yang diproduksi PT.Dirgantara Indonesia
(sumber: PT.Dirgantara Indonesia)
24
KEGIATAN PRODUKSI PERUSAHAAN
3.1
Proses Produksi
Berikut ini adalah deskripsi mengenai kegiatan proses produksi yang
dilakukan pada PT. Dirgantara Indonesia adapun tahapan prosesnya adalah
sebagai berikut :
1. Receiving (Gudang penyimpanan)
Pada bagian ini sebelum bahan baku (Raw Material) diproses menjadi
komponen pesawat terbang, terlebih dahulu dilakukan inspeksi dan
pengujian
melalui destruction inspection maupun non-destruction
inspection. Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui kualitas dan adanya
korosi. Selanjutnya bahan baku tersebut ditempatkan di gudang
penyimpanan sesuai dengan spesifikasinya. Material pesawat terbang
disebut Aluminimum Durral atau Alluminium Alloyed, terdiri atas dua
macam bentuk, yaitu Sheet Metal semacam lempengan atau plat tipis dan
Alluminium blok, semacam balok-balok yang tebal (massive). Sedangkan
material lainnya selain metal disebut composite material yang terdiri dari
bahan-bahan semacam fiberglass, carbon kevlar dan lain lain.
2. Pre-cutting Shop
Bahan baku yang sudah diinspeksi dikirim ke bagian pemotongan awal
disertai job card yang tersedia. Proses ini dilaksanakan antara lain untuk
menghemat bahan yang diproses, memudahkan prosedur pelaksanaan dan
memudahkan pengontrolan bahan. Bahan yang telah dipotong diperiksa
kembali oleh Quality Assurance lalu dikirim ke Detail Part Manufacturing
untuk diproses selanjutnya.
3. Detail Part Manufacturing
Proses ini terdiri dari beberapa bagian besar, seperti sheet metal shop,
machining shop serta composite dan bonding shop. Pembuatan komponen
dilakukan dengan proses permesinan dan hard atau manual forming.
Bahan baku berupa sheet metal dibentuk di bagian sheet metal shop
dengan menggunakan bantuan mesin berteknologi tinggi seperti stretch
21
forming machine atau rubber press machine, atau cukup dengan hydraulic
press bahkan manual forming. Bahan baku aluminium yang berupa blok
tebal dipotong dan dibentuk dengan mesin-mesin yang menggunakan
program-program komputer (TNC dan CNC Machines) agar lebih akurat
dan cepat di machining shop, sedangkan komponen non metal lainnya
dibuat di composite dan bonding shop.
4. Surface Treatment
Surface Treatment adalah proses khusus dalam rangkaian pembuatan
komponen yang menggunakan proses kimiawi, seperti chemical milling,
galvanisasi, chromatitaion, anodizing, dan lain-lain. Selain itu,agar
omponen pesawat terbang lebih tahan terhadap korosi, diproses ini juga
dilakukan proses oxidizing.
5. Preliminary Painting
Preliminary painting adalah proses pengecatan dasar dari semua
komponen yang sudah dibuat dan dibentuk, sebelum komponen tersebut
dikirim ke bagian perakitan rotary wing atau fixed wing
6. Rotary wing
Perakitan helikopter (NAS-332/NBELL-412/NBO105) termasuk pema
sangan engine, sistem elektik, sistem avionic, interior dan sebagainya.
Perakitan disesuaikan dengan misi dan fungsi pesawat, atau kebutuhan
pesanan.
7. Fixed Wing
Perakitan
pesawat
bersayap
tetap
(CN-235/NC-212)
termasuk
pemasangan engine, sistem elektrik, sistem avionic, interior, dan
sebagainya. Perakitan disesuaikan dengan misi dan fungsi pesawat atau
kebutuhan pesanan.
8. Packaging
Pengepakan part pesawat yang akan di kirim ke Inggris, Jerman, dan
Malaysia.
22
3.2
Skema Proses Produksi
Berikut ini adalah skema proes produksi pesawat terbang :
6
1
2
3
4
8
5
7
Gambar 3.1 Skema Proses Produksi Pesawat terbang
Keterangan:
1
2
3
4
5
6
7
8
= Gudang penyimpanan material atau bahan baku
= Pre cutting Shop (Pemotongan Awal)
= Detail Part Manufacturing
= Surface Treatment
= Preliminary Painting
= Hanggar perakitan Rotary Wing
= Hanggar Perakitan Fixed Wing
= Packaging (Pengepakan)
23
Gambar 3.2 Bagian Sayap Airbus 380 yang diproduksi PT.Dirgantara Indonesia
(sumber: PT.Dirgantara Indonesia)
24