Polstranas pada era setelah reformasi Masa kepemimpinan Presiden SBY Upaya lembaga eksekutif dalam penyusunan Polstranas

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dengan disusunnya politik strategi nasional maka sasaran kebijakan yang akan dilaksanakan hendaknya menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Pemerintah harus mengambil langkah-langkah pembinaan terhadap masyarakat dengan mencantumkan sasaran yang dituju pada masing-masing bidang karena hal ini jelas menyangkut kelangsungan bangsa kita baik itu dibidang ekonomi, politik, sosial, budaya dan hankam. Pada masa sekarang ini tentunya peranan warga negara akan semakin tampak dalam hal ini masyarakat sendiri yang akan menjadi pengamat langsung dalam dijalankannya politik strategi nasional yang telah dibuat dan dilaksanakan oleh para penyelenggara negara, guna mewujudkan tujuan luhur negara sebagaimana yang telah disampaikan tadi di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

C. Polstranas pada era setelah reformasi Masa kepemimpinan Presiden SBY

Pada masa kepemimpinan Presiden SBY ini merupakan Polstranas pada era setelah reformasi dan perkembangan demokrasi yang lebih mapan yang ditandai oleh amandemen UUD 1945 yang sangat signifikan sebagai bagian dari gerakan reformasi nasional dan pelaksanaan tahun pertama Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJMN. Periode ini ditandai oleh tiga poin penting, yaitu: 1. Penguatan kedudukan lembaga legislatif dalam penyusunan APBN. Universitas Sumatera Utara 2. Ditiadakannya GBHN sebagai pedoman penyusunan rencana pembangunan nasional. Dengan disahkannya UU No. 17 Tahun 2007 Tentang RPJPN 3. Diperkuatnya otonomi daerah dan desentralisasi pemerintah dalam NKRI. Sebagai akibat dari ditiadakannya GBHN setelah masa reformasi, pada periode ini dirumuskan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional RPJPN sebagai acuan penerapan Polstranas yang mirip dengan GBHN.

D. Upaya lembaga eksekutif dalam penyusunan Polstranas

Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJMN dimulai pada tahun terakhir dari periode RPJMN yang berjalan dengan melaksanakan perencanaan teknokratik baik oleh Kementerian Perencanaan maupun oleh DepartemenLembaga. Dalam proses ini, aspirasi masyarakat yang teramati ataupun sebagai hasil olah pikir para profesional menjadi bahan penyusunan rencana. 96 Proses politik dalam penyusunan RPJMN terjadi pada saat Pemilihan Umum dengan anggapan bahwa masyarakat memilih Presiden berdasarkan visi, misi, dan program yang ditawarkan selama kampanye. Dengan menggunakan rencana teknokratik serta visi, misi, program Presiden terpilih, Kementerian PPN menyusun Rancangan Awal RPJM Nasional. Rancangan Awal ini dibahas di Sidang kabinet untuk mendapatkan kesepakatan dan komitmen. Rancangan Awal yang disepakati ini digunakan pedoman bagi KementerianLembaga dalam menyusun rancangan Renstra mereka. Selanjutnya rancangan Renstra ini 96 Budi Winarno, Sistem Politik Indonesia Era Reformasi Jakarta: Buku kita, 2007 hlm. 53 Universitas Sumatera Utara disampaikan ke Kementerian Perencanaan Pembangunan Negara untuk digunakan sebagai bahan penyusunan Rancangan RPJMN. Rancangan RPJMN dibahas di Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional Musrenbangnas untuk mendapatkan aspirasi dari para pemangku kepentingan dan masyarakat yang hasilnya digunakan untuk menyempurnakan Rancangan RPJMN menjadi Rancangan Akhir RPJMN. Kemudian Presiden menetapkan RPJMN dengan Peraturan Presiden, yang selanjutnya digunakan sebagai pedoman bagi KementerianLembaga untuk menyempurnakan Renstranya masing-masing. Pemerintah daerah juga menyesuaikan RPJM mereka dengan memperhatikan sasaran-sasaran pembangunan dalam RPJMN tersebut. Dokumen RPJMN memuat prioritas nasional yang menjadi agenda Presiden terpilih

E. Peran lembaga legislatif dalam proses penyusunan Polstranas