BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
WHO World Health Organization sejak tahun 1961 menyatakan bahwa semua bayi baru lahir yang berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gram
disebut low birth weight infant bayi berat badan lahir rendah, BBLR. Definisi WHO tersebut dapat disimpulkan secara ringkas sebagai bayi berat badan lahir
rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang atau sama dengan 2500 gram Asrining, 2003.
Angka kematian bayi menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat kesehatan anak, karena merupakan cerminan dari status kesehatan anak saat ini
World Health Organization. Secara statistik angka kesakitan dan kematian pada neonatus dinegara berkembang adalah tinggi, dimana penyebab utama adalah
berkaitan dengan Bayi Berat Lahir Rendah BBLR. Dalam laporan WHO dikemukakan bahwa di Asia Tenggara, 20 – 35 bayi yang dilahirkan terdiri dari
BBLR dan 70 – 80 dari kematian neonatus terjadi pada bayi kurang bulan dan BBLR WHO. Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah
dengan daerah lain antara 9 – 30. Secara nasional berdasarkan analisa lanjut Survey Dinas Kesehatan Indonesia SDKI, angka BBLR sekitar 7,5. Angka ini
lebih besar dari pencapaian penurunan BBLR yang ditetapkan pada sasaran program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7
Cahyani, 2010.
Universitas Sumatera Utara
Survey awal yang di lakukan peneliti di ruang Perinatologi RSUP H. Adam Malik Medan berdasarkan catatan buku rawatan ruangan di dapatkan data bahwa
pada tahun 2010 terdapat 188 Bayi Berat Badan Lahir Rendah yang dirawat di ruang Perinatologi RSUP H. Adam Malik Medan.
Bayi BBLR yang harus di lakukan tindakan penanganan di rumah sakit, bergantung pada kondisi bayi masing-masing. Sebelum mencapai berat badan
yang cukup, bayi biasanya memerlukan perawatan intensif dalam inkubator, karena bayi BBLR sangat sensitif terhadap perubahan suhu. Oleh sebab itu, bayi
perlu di masukkan ke kotak kaca yang bisa di atur kestabilan suhunya Proverawati, 2010.
Kematian perinatal pada bayi berat badan lahir rendah 8 kali lebih besar dari bayi normal pada umur kehamilan yang sama. Prognosis akan lebih buruk lagi
bila berat badan makin rendah. Angka kematian yang tinggi terutama disebabkan oleh sering di jumpai kelainan komplikasi neonatal seperti asfiksia, aspirasi
pneumonia, perdarahan intrakranial, dan hipoglikemia Mochtar, 1998. Perawatan BBLR di NICUPerinatologi dapat menimbulkan kecemasan pada
orang tua bayi, selama masa ini beberapa orang tua yang memiliki bayi yang sedang dirawat di ruang NICUPerinatologi akan menunjukkan koping terhadap
masalah yang sedang dihadapinya karena adanya perawatan intensif bagi bayinya. Belum diketahui bagaimana gambaran mekanisme koping pada ibu yang memiliki
bayi BBLR dan dirawat di NICUPerinatologi.
Universitas Sumatera Utara
2. Pertanyaan penelitian