Koping Ibu Post Partum Dengan Kelahiran Bayi BBLR di RSUP Haji Adam Malik Medan

(1)

KOPING IBU POST PARTUM DENGAN KELAHIRAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN

FATURRAHMA AINI 101121071

SKRIPSI

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

Judul : Koping Ibu Post Partum Dengan Kelahiran Bayi BBLR di RSUP Haji

Adam Malik Medan Peneliti : Faturrahma Aini

Program : Sarjana Keperawatan Ekstensi Tahun Akademik : 2011-2012

ABSTRAK

Koping adalah mekanisme untuk mengatasi perubahan yang dihadapi atau beban

yang diterima. Apabila mekanisme koping ini berhasil, seseorang akan dapat beradaptasi terhadap perubahan atau beban tersebut. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mekanisme koping ibu yang memiliki bayi dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) yang menjalani perawatan intensif di ruang NICU/Perinatologi Rumah Sakit Adam Malik Medan. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif, dengan melibatkan 20 orang ibu post partum dengan kelahiran bayi BBLR. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas (85%) responden mempunyai mekanisme koping adaptif dan (15%) mempunyai mekanisme koping maladaptif. Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa mayoritas responden mempunyai koping adaptif. Perawat diharapkan dapat membantu dan mendukung ibu yang memiliki BBLR yang dirawat di NICU agar mengenali dan menggunakan mekanisme koping adaptif. Untuk penelitian selanjutnya di harapkan dapat meneliti pada jumlah sampel yang banyak atau tentang sumber-sumber stres yang dapat mempengaruhi koping ibu post partum dengan kelahiran bayi BBLR, agar penelitian ini lebih sempurna.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, nikmat, hidayah, kasih sayang dan pertolongan-Nya yang tidak pernah putus sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan judul “Koping Ibu Post Partum Dengan Kelahiran Bayi Berat Badan Lahir Rendah di RSUP. Haji Adam Malik Medan”. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Khataman Nabiyyun wasyaiyidun anam Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat.

Penulisan proposal ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan II Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Ikhsanuddin A. Hrp, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan III Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Ellyta Aizar, S.Kp selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa

menyediakan waktu dan memberikan masukan-masukan yang berharga dalam penulisan proposal ini serta membimbing penulis selama mengikut i perkuliahan.

6. Ibu Wardiyah Daulay, S.Kep, Ns, M.Kep, Ibu Farida Linda Sari Siregar, S.Kep, Ns, M.kep selaku Dosen Penguji.

7. Seluruh staf pengajar beserta staf administrasi Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

8. Bapak Dr. M. Nur Rasyid Lubis, SpB, FINACS selaku Ditektur Utama SDM

dan Pendidikan RSUP. Haji Adam Malik Medan.

9. Terima kepada seluruh responden yang telah bersedia memberikan informasi


(5)

10.Terima kasih sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada orang tuaku tercinta Mama dan Papa serta Uda Ad dan Bang Rafik. Terima kasih atas segala pengorbanan dan perjuangan kalian yang menjadi motifasi dan dorongan kuat dalam menggapai kesuksesan Ananda, kasih sayang dan doa yang selalu menyertai dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Sahabat-sahabat terbaikku Azizah, Destiny, Bang Inal, Era yang selalu memberikan dorongan dan semangat selalu menghibur aku dalam suka dan duka. Teman-temanku ekstensi pagi 2010 yang tidak bisa di sebutkan namanya, terima kasih atas bantuan dan perhatiannya padaku.

Semoga Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang selalu

mencurahkan rahmat dab Hidayah-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penulis.

Medan Februari 2012


(6)

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan ... i

Abstrak ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel ... vii

Daftar Skema ... vii

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1. Latar Belakang Masalah ... 1

2. Pertanyaan Penelitian ... 3

3. Tujuan Penelitian ... 3

4. Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

1. Konsep Koping ... 5

2. Konsep Stres dan Adaptasi ... 6

3. Mekanisme Koping dan Strategi Koping... 8

4. Perawatan BBLR di NICU ... 12

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL ... 20

1. Kerangka Konsep ... 20

2. Defenisi Oprasional ... 21

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 22

1. Desain Penelitian ... 22

2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 22

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23

4. Pertimbangan Etik ... 23

5. Instrumen Penelitian ... 24

6. Pengumpulan Data... 26

7. Analisa Data ... 26

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 28

1. Hasil Penelitian ... 28

2. Pembahasan ... 34

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 38

1. Kesimpulan ... 38

2. Saran ... 38

DAFTAR PUSTAKA ... 40 LAMPIRAN

1. Lembar persetujuan menjadi responden 2. Instrumen penelitian

3. Jadwal kegiatan proposal penelitian 4. Rencana anggaran biaya penelitian 5. Surat izin penelitian

6. Hasil uji reliabilitas CURRICULUM VITAE


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Defenisi Operasional ... 21 2. Distribusi Frekuensi dan Persentase

Karakteristik Demografi Responden ... 30 3. Distribusi Frekuensi dan Persentase

Pernyataan Koping Adaptif dan Maladaptif ... 32 4. Distribusi Frekuensi dan Persentase


(8)

DAFTAR SKEMA


(9)

Judul : Koping Ibu Post Partum Dengan Kelahiran Bayi BBLR di RSUP Haji

Adam Malik Medan Peneliti : Faturrahma Aini

Program : Sarjana Keperawatan Ekstensi Tahun Akademik : 2011-2012

ABSTRAK

Koping adalah mekanisme untuk mengatasi perubahan yang dihadapi atau beban

yang diterima. Apabila mekanisme koping ini berhasil, seseorang akan dapat beradaptasi terhadap perubahan atau beban tersebut. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mekanisme koping ibu yang memiliki bayi dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) yang menjalani perawatan intensif di ruang NICU/Perinatologi Rumah Sakit Adam Malik Medan. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif, dengan melibatkan 20 orang ibu post partum dengan kelahiran bayi BBLR. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas (85%) responden mempunyai mekanisme koping adaptif dan (15%) mempunyai mekanisme koping maladaptif. Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa mayoritas responden mempunyai koping adaptif. Perawat diharapkan dapat membantu dan mendukung ibu yang memiliki BBLR yang dirawat di NICU agar mengenali dan menggunakan mekanisme koping adaptif. Untuk penelitian selanjutnya di harapkan dapat meneliti pada jumlah sampel yang banyak atau tentang sumber-sumber stres yang dapat mempengaruhi koping ibu post partum dengan kelahiran bayi BBLR, agar penelitian ini lebih sempurna.


(10)

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

WHO (World Health Organization) sejak tahun 1961 menyatakan bahwa semua bayi baru lahir yang berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gram disebut low birth weight infant (bayi berat badan lahir rendah, BBLR). Definisi WHO tersebut dapat disimpulkan secara ringkas sebagai bayi berat badan lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang atau sama dengan 2500 gram (Asrining, 2003).

Angka kematian bayi menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat kesehatan anak, karena merupakan cerminan dari status kesehatan anak saat ini (World Health Organization). Secara statistik angka kesakitan dan kematian pada neonatus dinegara berkembang adalah tinggi, dimana penyebab utama adalah berkaitan dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Dalam laporan WHO dikemukakan bahwa di Asia Tenggara, 20 – 35 % bayi yang dilahirkan terdiri dari BBLR dan 70 – 80% dari kematian neonatus terjadi pada bayi kurang bulan dan BBLR (WHO). Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain antara 9 – 30%. Secara nasional berdasarkan analisa lanjut Survey Dinas Kesehatan Indonesia (SDKI), angka BBLR sekitar 7,5%. Angka ini lebih besar dari pencapaian penurunan BBLR yang ditetapkan pada sasaran program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7% (Cahyani, 2010).


(11)

Survey awal yang di lakukan peneliti di ruang Perinatologi RSUP H. Adam Malik Medan berdasarkan catatan buku rawatan ruangan di dapatkan data bahwa pada tahun 2010 terdapat 188 Bayi Berat Badan Lahir Rendah yang dirawat di ruang Perinatologi RSUP H. Adam Malik Medan.

Bayi BBLR yang harus di lakukan tindakan penanganan di rumah sakit, bergantung pada kondisi bayi masing-masing. Sebelum mencapai berat badan yang cukup, bayi biasanya memerlukan perawatan intensif dalam inkubator, karena bayi BBLR sangat sensitif terhadap perubahan suhu. Oleh sebab itu, bayi perlu di masukkan ke kotak kaca yang bisa di atur kestabilan suhunya (Proverawati, 2010).

Kematian perinatal pada bayi berat badan lahir rendah 8 kali lebih besar dari bayi normal pada umur kehamilan yang sama. Prognosis akan lebih buruk lagi bila berat badan makin rendah. Angka kematian yang tinggi terutama disebabkan oleh sering di jumpai kelainan komplikasi neonatal seperti asfiksia, aspirasi pneumonia, perdarahan intrakranial, dan hipoglikemia (Mochtar, 1998).

Perawatan BBLR di NICU/Perinatologi dapat menimbulkan kecemasan pada orang tua bayi, selama masa ini beberapa orang tua yang memiliki bayi yang sedang dirawat di ruang NICU/Perinatologi akan menunjukkan koping terhadap masalah yang sedang dihadapinya karena adanya perawatan intensif bagi bayinya. Belum diketahui bagaimana gambaran mekanisme koping pada ibu yang memiliki bayi BBLR dan dirawat di NICU/Perinatologi.


(12)

2. Pertanyaan penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka pertanyaan penelitian adalah: Bagaimana mekanisme koping ibu yang memiliki bayi dengan berat badan lahir rendah yang menjalani perawatan intensif di ruang NICU/Perinatologi Rumah Sakit Adam Malik Medan ?

3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mekanisme koping ibu yang memiliki bayi dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) yang menjalani perawatan intensif di ruang NICU/Perinatologi Rumah Sakit Adam Malik Medan.

4. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi praktek keperawatan

Dapat diketahui mekanisme koping ibu yang mempunyai BBLR saat menghadapi suatu masalah kesehatan, sehingga di harapkan perawat dapat mengajarkan mekanisme koping apa yang tepat bagi ibu dalam menghadapi masalah tersebut. Dengan demikian diharapkan perawat dapat lebih mudah dalam melibatkan ibu dlam perawatan bayinya.

Sebagai masukan untuk membuat perencanaan dalam memberikan layanan asuhan keperawatan baik kepada bayi dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) yang sedang menjalani perawatan intensif di ruang NICU/Perinatologi maupun orang tua dari bayi yang sedang menjalani


(13)

perawatan intensif. Diharapkan pada akhirnya RS dapat menerapkan perawatan ruang NICU/Perinatologi yang berorientasi kepada keluarga. 2. Manfaat bagi pendidikan keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi yang berguna untuk meningkatkan pengetahuan mengenai koping ibu post partum dengan kelahiran bayi berat badan lahir rendah dan dapat memberikan pendidikan kesehatan mengenai koping.

3. Manfaat bagi penelitian keperawatan

Hasil penelitian dapat di gunakan sebagai bahan masukan atau sumber data peneliti yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut dalam ruang lingkup yang sama.


(14)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Koping

Koping adalah mekanisme untuk mengatasi perubahan yang dihadapi atau

beban yang diterima tubuh dan beban tersebut menimbulkan respon tubuh yang sifatnya nonspesifik yaitu stres. Apabila mekanisme coping ini berhasil, seseorang akan dapat beradaptasi terhadap perubahan atau beban tersebut (Ahyar, 2010).

Individu dapat mengatasi stres dengan menggerakkan sumber koping di lingkungan. Ada lima sumber koping yaitu: aset ekonomi, kemampuan dan keterampilan individu, teknik-teknik pertahanan, dukungan sosial dan dorongan motivasi (Hidayat, 2008).

1.1Metode koping

Bell (1977, dalam Rasmun 2004) menyatakan ada dua metode koping yang di gunakan oleh individu dalam mengatasi masalah psikologis yaitu: metode koping jangka panjang dan metode koping jangka pendek.

Metode koping jangka panjang bersifat konstruktif dan merupakan cara yang efektif dan realitas dalam menangani masalah psikologis untuk kurun waktu yang lama, hal ini seperti; berbicara dengan orang lain, teman, keluarga atau profesi tentang masalah yang sedang dihadapi, mencoba mencari informasi yang lebih banyak tentang masalah yang sedang dihadapi, menghubungkan situasi atau masalah yang sedang dihadapi dalam kekuatan supra natural, melakukan latihan fisik untuk mengurangi ketegangan/masalah, membuat berbagai alternatif


(15)

tindakan untuk mengurangi situasi, mengambil pelajaran dari peristiwa atau pengalaman masalalu.

Sedangkan metode koping jangka pendek digunakan untuk mengurangi stres/ketegangan psikologis dan cukup efektif untuk waktu sementara, tetapi tidak efektif jika digunakan dalam jangka panjang contohnya adalah; mengunakan alkohol, melamun fantasi, mencoba melihat aspek humor dari situasi yang tidak menyenangkan, tidak ragu, dan merasa yakin bahwa semua akan kembali stabil, banyak tidur, banyak merokok, menangis, beralih pada aktifitas lain agar dapat melupakan masalah.

Pada tingkat keluarga koping yang dilakukan dalam menghadapi masalah seperti yang di kemukakan oleh Mc.Cubbin (1979, dalam Rasmun, 2004) adalah; mencari dukungan sosial seperti minta bantuan keluarga, tetangga, teman, atau keluarga jauh, reframing yaitu mengkaji ulang kejadian masa lalu agar lebih dapat menanganinya dan menerima, menggunakan pengalaman masa lalu untuk mengurangi stres/kecemasa, mencari dukungan spiritual, berdoa, menemui pemuka agama atau aktif pada pertemuan ibadah, menggerakkan keluarga untuk mencari dan menerima bantuan, penilaian secara pasive terhadap peristiwa yang di alami dengan cara menonton tv, atau diam saja.

2. Konsep stres dan Adaptasi

Menurut Hans Selye (1950, dalam Hawari, 2008) yang dimaksud dengan stres adalah respons tubuh yang sifatnya non spesifik terhadap setiap tuntutan beban atasnya.


(16)

Sumber stres terdiri dari tiga (3) aspek yaitu; diri sendiri, keluarga, masyarakat dan lingkungan. Sumber stres dalam diri sendiri pada umumnya dikarenakan konflik yang terjadi antara keinginan dan kenyataan berbeda. Sementara itu stres yang bersumber dari masalah keluarga dapat terjadi karena adanya perselisihan masalah keluarga, masalah keuangan serta adanya tujuan yang berbeda diantara anggota keluarga. Pada sisi lain masyarakat dan lingkungan juga menjadi salah satu sumber stres. Kurangnya hubungan interpersonal serta kurang adanya pengakuan di masyarakat merupakan penyebab stres dari lingkungan dan masyarakat (Hidayat, 2008).

Hawari (2001), menyatakan bahwa stres dapat dirasakan dari perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya, seperti hal-hal berikut: gangguan penglihatan, pendengaran berdenging, daya mengingat menurun, wajah nampak tegang, dahi berkerut, mimik wajah nampak serius, tidak santai, bicara berat, sukar untuk senyum, kulit muka kedutan, mulut dan bibir terasa kering, tenggorokan serasa tercekik, tubuh terasa panas atau dingin, keringat berlebihan, nafas terasa berat dan sesak, jantung berdebar-debar, lambung terasa kembung, mual dan pedih, perut mulas, sukar buang air besar atau sebaliknya sering diare, buang air kecil sering, otot terasa sakit seperti ditusuk-tusuk, pegal dan tegang, kadar gula meninggi, libido bisa menurun atau sebaliknya meningkat.

Adaptasi merupakan suatu proses perubahan yang menyertai individu dalam berespons terhadap perubahan yang ada di lingkungan dan dapat mempengaruhi kebutuhan tubuh baik secara fisiologis maupun psikologis yang akan menghasilkan prilaku adaptif (Hidayat, 2008).


(17)

Adaptasi secara fisiologis dapat di bagi menjadi dua yaitu LAS (Local Adaptation Syndroma) dan GAS (General Adaptation Syndrom). LAS adalah proses adaptasi yang bersifat lokal, sedangkan GAS adalah reaksi lokal yang tidak dapat diatasi dan menyebabkan gangguan secara sistemik, lalu tubuh akan mealakukan proses penyesuaian seperti berkeringat, seluruh tubuh terasa panas dan lain-lain (Hidayat, 2008).

3. Mekanisme Koping dan Strategi Koping

Menurut Keliat (1999, dalam Suliswati, 2005), mekanisme koping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon terhadap situasi yang mengancam.

Mekanisme koping terbentuk melalui proses belajar dan mengingat, yang dimulai sejak awal timbulnya stressor dan saat mulai disadari dampak stressor tersebut. Kemampuan belajar ini tergantung pada kondisi eksternal dan internal, sehingga yang berperan bukan hanya bagaimana lingkungan membentuk stressor tetapi juga kondisi temperamen individu, persepsi, serta kognisi terhadap stressor tersebut.

Mekanisme koping bersumber dari ego, sering di sebut sebagai mekanisme pertahanan mental, yaitu yang terdiri dari; denial ( menyangkal) menghindarkan realitas ketidak setujuan dengan mengabaikan atau menolah untuk mengenalinya, projeksi yaitu mekanisme perilaku dengan menempatkan sifat-sifat batin sendiri pada objek di luar diri atau melemparkan kekurangan diri sendiri pada org lain, regresi yaitu menghindarkan stres terhadap karakteristik perilaku dari tahap


(18)

perkembangan yang lebih awal, displacement (mengisar) yaitu mengalihkan emosi yang seharusnya diarahkan pada orang atau benda tertentu ke benda atau orang yang netral atau tidak membahayakan, mencari dukungan sosial seperti keluarga mencari dukunga atau bantuan dari kelurga, tetangga, teman atau keluarga jauh, reframing yaitu mengkaji ulang kejadian stres agar lebih dapat menanganinya dan menerimanya, mencari dukungan spiritual seperti mencari dan berusaha secara spiritual, berdoa, menemui pemuka agama atau aktif pada pertemuan ibadah, dan yang terakhir adalah menggerakkan keluarga untuk dapat menerima bantuan, keluarga berusaha mencari sumber-sumber komunitas dan menerima bantuan orang lain.

Sedangkan mekanisme koping yang berorientasi pada tugas di gunakan untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan konflik dan memenuhi kebutuhan dasar. Terdapat 3 macam reaksi yang berorientasipada tugas yaitu; prilaku menyerang (Fight), prilaku menarik diri (withdrawl), dan kompromi (Rasmun, 2004).

Pada prilaku menyerang, individu menggunakan energinya untuk melakukan perlawanan dalam rangka mempertahankan integritas pribadinya. Prilaku yang di tampilkan dapat merupakan tindakan konstruktif maupun destruktif yaitu tindakan agreesif (menyerang) terhadap obyek, dapat berupa benda, barang, orang lain atau bahkan terhadap diri sendiri. Sedangkan tindakan konstruktif adalah upaya individu dalam menyelesaikan masalah secara asertif, yaitu dengan kata-kata terhadap rasa ketidak senangannya. Seperti kompromi juga merupakan tindakan konstruktif yang dilakukan oleh individu untuk menyelesaikan masalah. Lazimnya kompromi dilakukan dengan cara bermusyawarah atau negosiasi untuk


(19)

menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Secara umum kompromi dapat mengurangi ketegangan dan masalah dapat diselesaikan.

Prilaku menarik diri adalah perilaku yang menunjukkan pengasingan diri dari lingkungan dan orang lain, jadi secara physik dan psikologis individu secara sadar pergi meninggalkan lingkungan yang menjadi sumber stressor misalnya; individu melarikan diri dari sumber stres, menjauhi sumber beracun, polusi dan sumber infeksi. Sedangkan reaksi psikologis individu menampilkan diri seperti apatis, pendiam dan munculnya perasaan tidak berminat yang menetap pada individu (Ramun, 2004).

Selain mekanisme koping, juga di kenal istilah strategi koping. Strategi koping adalah cara yang dilakukan untuk merubah lingkungan atau situasi atau menyelesaikan masalah yang sedang dirasakan/dihadapi (Rasmun, 2004).

Menurut Stuart dan Sundeen (1995) Mekanisme koping juga dapat di golongkan menjadi 2 (dua) yaitu : mekanisme koping adaptif dan mekanisme koping maladaptif. Mekanisme koping adaptif merupakan mekanisme yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah berbicara dengan orang lain, memecahkan masalah secara efektif, teknik relaksasi, latihan seimbang dan aktivitas konstruktif (kecemasan yang dianggap sebagai sinyal peringatan dan individu menerima peringatan dan individu menerima kecemasan itu sebagai tantangan untuk di selesaikan).

Sedangkan mekanisme koping maladaptif adalah mekanisme yang menghambat fungsi integrasi, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan. Kategorinya adalah makan berlebihan / tidak makan, bekerja


(20)

berlebihan, menghindar dan aktivitas destruktif (mencegah suatu konflik dengan melakukan pengelakan terhadap solusi).

Para ahli menggolongkan dua strategi coping yang biasanya digunakan oleh individu, yaitu: problem-solving focused coping, dimana individu secara aktif mencari penyelesaian dari masalah untuk menghilangkan kondisi atau situasi yang menimbulkan stres; dan emotion-focused coping, dimana individu melibatkan usaha-usaha untuk mengatur emosinya dalam rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang akan diitmbulkan oleh suatu kondisi atau situasi yang penuh tekanan. Hasil penelitian membuktikan bahwa individu menggunakan kedua cara tersebut untuk mengatasi berbagai masalah yang menekan dalam berbagai ruang lingkup kehidupan sehari-hari (Lazarus & Folkman, 1984).

Ahyar (2010), menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi strategi koping, yaitu; kesehatan fisik, keyakinan atau pandangan positif, keterampilan memecahkan masalah, keterampilan sosial, dukungan sosial dan materi.

Kesehatan merupakan hal yang penting, karena selama dalam usaha mengatasi stres individu dituntut untuk mengerahkan tenaga yang cukup besar. Sementara itu keyakinan menjadi sumber daya psikologis yang sangat penting, seperti keyakinan akan nasib (external locus of control) yang mengerahkan individu pada penilaian ketidakberdayaan (helplessness) yang akan menurunkan kemampuan strategi coping tipe : problem-solving focused coping.

Pada sisi lain keterampilan juga menjadi salah satu sumber koping, yaitu keterampilan memecahkan masalah dan keterampilan sosial. Keterampilan memecahkan masalah meliputi kemampuan untuk mencari informasi,


(21)

menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif tindakan, kemudian mempertimbangkan alternatif tersebut sehubungan dengan hasil yang ingin dicapai, dan pada akhirnya melaksanakan rencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepat. Sedangkan keterampilan sosial meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan bertingkah laku dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai sosial yang berlaku dimasyarakat.

Dukungan sosial dan materi juga merupakan faktor strategi koping. Dukungan sosial meliputi dukungan pemenuhan kebutuhan informasi dan emosional pada diri individu yang diberikan oleh orang tua, anggota keluarga lain, saudara, teman, dan lingkungan masyarakat sekitarnya. Sedangkan materi merupakan dukungan sumber daya berupa uang, barang barang dapat dibeli.

4. Perawatan BBLR di NICU

World Health Organization (WHO) pada tahun 1961 menyatakan bahwa semua bayi baru yang berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gram disebut low birth weight infant (bayi berat badan lahir rendah, BBLR)(Asrining, 2003).

Bayi yang termasuk dalam BBLR adalah NKB SMK (neonatus kurang bulan - sesuai masa kehamilan), NKB KMK (neonatus kurang bulan – kecil masa kehamilan), NCB KMK (neonatus cukup bulan-kecil untuk masa kehamilan). Selain itu, BBLR dibagi lagi menurut berat badan lahir yaitu; bayi dengan berat lahirnya yaitu; bayi berat lahir rendah dengan berat badan lahir antara 1500-2500gram, bayi berat lahir sangat rendah dengan berat badan lahir antara 1000


(22)

sampai 1500gram, bayi berat lahir amat sangat rendah dengan berat badan lahir kurang dari 1000gram (Maryunani, 2009).

Mengidentifikasi BBLR juga dapat di identifikasi menurut masa gestasinya, yaitu; prematuritas murni dengan masa gestasi 37 minggu, dan dismaturitas dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu (Proverawati, 2010).

Tanda klinis atau penampilan yang tampak sangat bervariasi, bergantung pada usia kehamilan saat bayi di lahirkan. Makin prematur atau makin kecil umur kehamilan saat dilahirkan makin besar pula perbedaanya dengan bayi yang lahir cukup bulan. Tanda dan gejala bayi prematur antara lain; umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu, berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram, panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, kuku panjangnya belum melewati ujung jari, batas dahi dan rambut kepala tidak jelas, lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm, lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm, rambut lanugo masih banyak, jaringan lemak subkutan tipis atau kurang, tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya, sehingga seolah-olah tidak teraba tulang rawan daun telinga, tumit mengilap, telapak kaki halus, alat kelamin pada bayi laki-laki pigmentasi dan rugae pada skrotum kurang. Testis belum turun kedalam skrotum, untuk bayi perempuan klitoris menonjol, labia minora belum tertutup oleh labia mayora, tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah, fungsi saraf yang belum atau kurang matang, mengakibatkan reflek isap, menelan dan batuk masih lemah atau tidak efektif, dan tangisnya lemah, jaringan kelenjar mamae masih


(23)

kurang akibat pertumbuhan otot dan jaringan lemak masih kurang, verniks kaseosa tidak ada atau sedikit (Asrining, 2003).

Masalah yang terjadi pada bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) terutama yang prematur terjadi karena ketidak matangan sistem organ pada bayi tersebut. Masalah pada BBLR yang sering terjadi adalah gangguan pada sistem pernafasan, susunan saraf pusat, kardiovaskuler, hematologi, gastrointestinal, ginjal, termoregulasi (Maryunani, 2009).

Ruangan NICU (Neonatal Intensive Care Unit) adalah ruang perawatan intensif untuk bayi yang memerlukan pengobatan dan perawatan khusus, guna mencegah dan mengobati terjadinya kegagalan organ-organ vital.

Beberapa peralatan yang ada di NICU yang biasa digunakan pada perawatan bayi adalah sebagai berikut:

Feeding tube adalah selang untuk alat bantu memberikan makan pada bayi

BBLR, sering bayi di NICU tidak bisa mendapatkan makanan yang mereka butuhkan melalui mulut langsung, sehingga perawat akan memasang selang kecil melalui mulut sampai ke lambung. Sebagai jalan untuk memasukan ASi atau susu formula.

Infant warmers adalah tempat tidur dengan penghangat yang ada diatasnya,

sehingga bayi dapat terhindar dari hipotermi. Orang tua dapat menyentuh bayi di

warmers, yang tentunya berbicara dulu kepada perawat.

Inkubator adalah tempat tidur kecil yang tertutup oleh plastik keras yang transparan, suhu di inkubator diatur sesuai dengan kondisi bayi. terdapat lubang


(24)

disetiap samping inkubator sebagai jalan untuk perawat dan dokter memeriksa pasien. Orang tua dapat menyentuh bayinya lewat lubang tersebut.

Jalur infus sebuah kateter kecil yang fleksibel yang dimasukan kedalam pembuluh darah vena. Hampir semua bayi yang dirawat di NICU diinfus untuk kebutuhan cairan dan obat-obatan, biasanya di lengan atau kaki atau bahkan dapat dibuat umbilical chateter (sebuah kateter yang dimasukan ke umbilical) pada situasi tertentu dibutuhkan IV line yang lebih besar untuk memasukan cairan dan obat-obatan, ini dilakukan oleh dokter bedah pediatrik.

Monitor adalah alat yang di sambungkan kepada agar staff NICU akan selalu mengetahui tanda-tanda vital mereka. Dalam satu monitor dapat terekam beberapa tanda-tanda vital, antara lain denyut nadi, pernafasan, tekanan darah, suhu dan SpO2 (kandungan oksigen dalam darah ).

Blue light therapy adalah alat terapi cahaya yang digunakan untuk bayi-bayi

yang kadar bilirubinnya lebih tinggi dari normal, biasanya digunakan di atas bayi dengan bayi telanjang dan matanya ditutup dengan pelindung mata khusus, lamanya terapi cahaya tergantung dari penurunan kadar bilirubin, biasanya diperiksa ulang setelah 24 jam pemakaian cahaya.

Bubble CPAP merupakan alat bantu napas dengan menggunakan canul kecil

ke dalam lubang hidung bayi, hal ini biasanya digunakan untuk bayi yang sering lupa napas (apnoe).

Ventilator adalah mesin napas yang digunakan untuk bayi yang mempunyai gangguan nafas berat, hal ini dengan menggunakan selang kecil melalui hidung atau mulut sampai ke paru (Asmarani,2010).


(25)

Pendekatan yang digunakan dalam melaksanakan asuhan keperawatan BBLR, tidak jauh berbeda dengan perawatan pada bayi baru lahir normal. Cara melakukan pengkajian dan perencanaan adalah sama, perbedaannya terletak pada tehnik-tehnik pelaksanaan tindakan keperawatan. Begitu pula dalam melakukan evaluasi, kriteria hasil yang ditetapkan dari tiap tahap perencanaan tidak dapat sekaligus mengharapkan dalam batas normal, namun dilihat dari peluang untuk seberapa jauh perubahan ke arah normal dapat dicapai (Doengoes, 2001).

Berdasarkan penjelasan diatas terkait kriteria bayi yang dirawat di dalam inkubator dapat diidentifikasi beberapa masalah keperawatan dan intervensi yang mungkin pada BBLR selama perawatan dalam inkubator (Martin, 1987) :

Pertukaran gas yang terganggu yang berhubungan dengan kurangnya surfactant. Perencanaan yang dapat di lakukan adalah mengamati dan melaporkan tanda-tanda dan gejala-gejala aspirasi seperti, tachypnea, sianosis, gerak cuping hidung, lalu mempertahankan saluran pernafasan terbuka dengan penyedotan bila di perlukan, memberikan oksigen bersama dengan pemonitoran gas darah dan memonitor fungsi pengaturan ventilator, memeriksakan konsentrasi oksigen tiap jam. Setelah dilakukan perencanaan tersebut maka hasil yang di harapkan adalah bayi bernafas secara normal atau bernafas ringan dengan ventilator.

Defisit volume cairan yang berhubungan dengan kehilangan air yang tidak dapat dirasakan dan intake cairan yang tidak adekuat. Perencanaan keperawatan yang dapat dilakukan adalah mempertahankan jalur intravena dan memonitor infiltrasi, memberikan cairan yang tepat dan jumlah yang tepat per jam, mengamati tanda-tanda dehidrasi seperti turgor kulit, output urin, membran


(26)

mukus, karakter fontanel, dan menimbang secara harian pada waktu yang sama. Hasil yang di harapkan adalah bayi kehilangan berat badan minimal dan bertambah terus.

Berkaitan dengan perubahan nutrisi yang kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan lebih kecil dari kebutuhan kalori. Maka perencanaan yang dapat di buat adalah memberikan asupan kalori yang adekuat, mengukur lingkaran abdomen bila diperlukan, dan membiarkan orangtua berpartisipasi dalam rencana pemberian makan. Setelah melaksanakan perencanaan tersebut maka bayi disesuaikan dengan metode pemberian makan dan bayi mempertahankan pergerakan bowel normal.

Gangguan integritas kulit berhubungan dengan tape dan material abrasif lainnya yang digunakan sebagai alat-alat pemonitoran. Perencanaan yang dapat dilakukan yaitu memasang sedikit mungkin tape pada kulit, menggunakan opsite untuk alat-alat kulit lainnya, mempertahankan lotion yang memiliki kontak kulit langsung dengan minimum, menempatkan bayi pada water bed atau sheepskin, memutar dan mengatur kembali posisi secara sering. Setelah perencanaan di lakukan maka hasil yang di harapkan adalah dapat mempertahankan kesehatan kulit bayi.

Potensial untuk injuri atau tekanan hawa dingin berhubungan dengan mekanisme pengaturan temperatur immature. Perencanaan yang dapat di lakukan adalah mempertahankan lingkungan termis normal, memonitor temperatur kulit dengan cara memeriksa temperatur unit inkubator, menghindari bayi pada kehilangan panas melalui penguapan, konveksi, konduksi, dan radiasi. Hasil yang


(27)

di harapkan dari perencanaan tersebut adalah bayi tidak mengalami tekanan hawa dingin dan dapat mempertahankan temperatur yang stabil.

Resiko infeksi, potensial berhubungan dengan sistem kekebalan immature. Perencanaan yang dapat di lakukan adalah membatasi kontak dengan bayi secara tepat yaitu pantau petugas, orangtua, dan pengunjung terhadap infeksi, lesi kulit, demam atau herpes, memelihara peralatan individu dan bahan-bahan persediaan untuk setiap bayi, menginspeksi kulit setiap hari terhadap ruam atau kerusakan integritas kulit. Hasil yang di harapkan adalah bayi bebas dari tanda-tanda infeksi.

Masalah keperawatan yang terakhir adalah defisit pengetahuan orangtua berhubungan dengan perawatan bayi prematur. Perencanaan yang dapat di lakukan yaitu memberikan informasi yang adekuat dan realistis kepada orangtua mengenai kondisi bayi, menganjurkan orangtua untuk berkunjung dan melakukan tugas pengasuhan pada bayi. hasil yang di harapkan yaitu orangtua mengindikasikan pengetahuan dan keahlian dengan melaksanakan tugas-tugas pengasuhan dan orangtua mengunjungi NICU secara reguler.

4.1Lama Perawatan BBLR

Lamanya waktu perawatan pasien bayi dengan BBLR tentu tergantung kasus. Namun biasanya mereka diperbolehkan pulang jika sudah mendekati tanggal kelahiran idealnya. Contoh bayi yang dilahirkan 6 minggu lebih dini dari seharusnya, biasanya mesti menjalani perawatan di rumah sakit kurang lebih 4 minggu, atau lebih cepat dua minggu dari kelahiran idealnya. Pertimbangan lainnya, bayi akan dipulangkan jika kondisi tubuhnya sudah stabil, organ-organ


(28)

vitalnya sudah berfungsi baik, dan berbagai risiko yang mengancam sudah bisa dihindari. Salah satu indikatornya adalah kemampuan bayi untuk mengisap atau buang air besar dan kecil sudah baik (Rahayu, 2010).

4.2Perawatan Berorientasi Keluarga

Dewasa ini banyak NICU yang menganjurkan agar para orang tua melibatkan diri dalam melayani kebutuhan harian pada bayi. Staf NICU mengajari para orang tua apa yang dapat mereka lakukan, di mana menyimpan keperluan bayi, serta bagaimana cara memegang, menyentuh dan merawat bayi.

Pelibatan orang tua dalam perawatan bayi berkisar pada penggantian popok sampai pada pemberian susu. Jika perlu, lebih dari satu kali biasanya perawat mengajar orang tua cara mengganti popok bayi yang berada di antara berbagai peralatan yang memonitornya, mencuci mukanya yang kecil dan merawat bayi ketika berada dalam inkubator. Di hari-hari pertama, mungkin orang tua baru diperbolehkan untuk hanya menyentuh bayi, tetapi jika bayi sudah cukup kuat, orang tua dapat merawat bayinya sendiri (Rahayu, 2010).


(29)

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL

1. Kerangka Konsep

Kerangka konseptual disusun untuk mengetahui koping ibu post partum dengan kelahiran bayi berat badan rendah di RSUP H Adam Malik Medan.

Ada pun kerangka konsep dari penelitian ini adalah:

Mekanisme koping Kelahiran BBLR Masalah-masalah kesehatan pada anak dengan BBLR

Stres pada ibu akibat anggota keluarga sakit dan dirawat (kelahiran anak dengan BBLR) Perawatan bayi BBLR di NICU

Sumber stressor lain : - Sumber stres di

dalam diri sendiri - Sumber stres di

dalam masyarakat dan lingkungan

Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi koping:

- Kesehatan fisik - Keyakinan dan

pandangan positif - Keterampilan

memecahkan masalah - Keterampilan sosial - Dukungan sosial - Materi

- Adaptif


(30)

Keterangan :

= Variabel yang diteliti

= Variabel yang tidak diteliti

2. Defenisi Oprasional Variabel Defenisi

operasional

Alat ukur Hasil Skala

Mekanisme koping ibu post partum dengan kelahiran bayi berat badan

lahir rendah

yang dirawat di ruang NICU/ Perinatologi

RSUP Haji Adam Malik Medan

Cara yang di lakukan ibu mengatasi

perubahan yang di hadapi atau beban yang di terima setelah

mendapatkan

kelahiran berat badan lahir rendah yang dirawat di ruang NICU/ Perinatologi

Kuesioner berisi tentang pernyataan ; -Koping adaptif : 9

pernyataan

-Koping maladaptif : 9 pernyataan

- Jika pernyataan koping adaptif lebih banyak di pilih dari pada pernyataan koping maladaptif, maka koping ibu adalah adaptif dan begitu pula sebaliknya.


(31)

BAB 4

METODE PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain deskriptif, untuk membuat gambaran mengenai koping ibu post partum dengan kelahiran bayi berat badan lahir rendah di RSUP H Adam Malik.

2. Populasi dan Sampel Penelitian 2.1Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi berat badan lahir rendah yang di rawat di rumah sakit Haji Adam Malik Medan. Pada survey awal yang telah dilakukan di RSUP HAM MEDAN, pada tahun 2010 terdapat 188 bayi dengan berat badan lahir rendah.

2.2Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

Accidental Sampling. Arikunto (2006) menyatakan bahwa jika populasi penelitian

berjumlah >100 diambil sampel sampel 10%-25% dari angka populasi. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 20 orang responden (10,7% dari 188 orang populasi).


(32)

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di NICU/Perinatologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Alasan pemilihan RSUP H Adam Malik Medan sebagai tempat penelitian dikarenakan rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit pendidikan dan juga merupakan rumah sakit rujukan dengan jumlah pasien yang memadai untuk melakukan penelitian ini sehingga memungkinkan peneliti untuk memperoleh sampel sesuai dengan jumlah dan waktu yang ditentukan. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober sampai Desember 2011.

4. Pertimbangan Etik

Dalam penelitian ini, peneliti mengajukan permohonan izin kepada institusi pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan mengajukan permohonan izin kepada direktur RSUP Haji Adam Malik Medan, tempat penelitian dilakukan. Setelah mendapatkan izin persetujuan kemudian melakukan penelitian dengan menekankan pertimbangan etik dengan memberikan lembar persetujuan kepada responden yang akan diisi dan disertai judul penelitian dan manfaat penelitian. Bila responden menolak maka peneliti tidak bisa memaksa dan tetap menghormati hak-haknya. Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data, tetapi cukup dengan memberi kode pada masing-masing lembaran tersebut. Kerahasiaan responden akan dijamin oleh peneliti.


(33)

5. Instrumen Penelitian 5.1Kuesioner

Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa kuesioner dan lembar checklist yang di susun yang disusun sendiri oleh peneliti dengan berpedoman pada kerangka konsep pada keluarga konsep dan tinjauan pustaka. Kuesioner terdiri dari 2 bagian yaitu kuesioner data demografi, kuesioner mekanisme koping.

Bagian pertama mengenai data demografi responden meliputi usia, jumlah anak, pekerjaan, pendidikan. Kuesioner ini tidak di analisa, atau hanya untuk mendeskripsikan distribusi dan persentase. Sedangkan bagian kedua adalah kuesioner tentang mekanisme koping, yaitu terdapat 9 (no. 4,5,6,7,9,10,11,17,18) pernyataan koping adaptif dan 9 (no. 1,2,3,8,12,13,14,15,16) pernyataan koping maladaptif. Bentuk pernyataan kuesioner merupakan pernyataan tertutup (closed ended) dengan pilihan jawaban ya dan tidak.

5.2Uji Validitas

Untuk kelayakan instrumen penelitian, peneliti mengkonsultasikan isi kuesioner kepada salah seorang dosen keperawatan jiwa di Fakultas Keperawatan USU dengan latar belakang pendidikan SII dan pengalaman kerja 8 tahun. Dengan demikian dapat dipahami sejauh mana instrumen penelitian sudah memuat hal-hal yang dikehendaki untuk tujuan penelitian sehingga instrumen penelitian ini dinilai layak untuk di gunakan.


(34)

5.3Uji Realibilitas

Untuk mengetahui kepercayaan (reliabilitas) instrument maka dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas adalah suatu kesamaan hasil apabila pengukuran dilaksanakan oleh orang yang berbeda ataupun waktu yang berbeda (Setiadi, 2007). Uji realibilitas instrument ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan alat ukur. Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang memberikan hasil yang relative sama bila digunakan beberapa kali pada kelompok subjek yang sama (Azwar, 2003).

Uji reliabilitas ini dilakukan pada 20 orang responden dengan menggunakan formula K-R 21, hasil dari uji reliabel tersebut adalah 0,734 (dapat di lihat pada lampiran). Suatu instrumen dikatakan reliabel bila koefisiennya 0,70 atau lebih maka instrument dinyatakan reliable (Polit & Hungler, 1999). Jadi dapat disimpulkan bahwa kuesioner mekanisme koping ibu post partum dengan kelahiran BBLR yang dirawat di ruang NICU/ Perinatologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel.

6. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada institusi pendidikan (Fakultas Keperawatan USU). Selanjutkan mengirim surat izin ke tempat penelitian di RSUP HAM Medan. Setelah mendapatkan izin pada tanggal 22 oktober 2011 dari RSUP HAM Medan peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian. Pengumpulan data di lakukan di ruang perinatologi dengan responden yang memiliki bayi dengan berat


(35)

badan lahir rendah yang di rawat di ruangan tersebut. Kemudian peneliti menjelaskan pada calon responden tentang tujuan, manfaat, dan proses pengisian kuesioner sebelum menanyakan kesediaannya untuk terlibat. Calon responden yang bersedia diminta untuk menanda tangani informet consent (surat perjanjian), setelah mendapat persetujuan responden pengumpulan data di mulai dengan bemberikan lembar kuesioner dan responden diberikan kesempatan bertanya apabila ada pernyataan yang tidak dipahami. Setelah selesai pengisian peneliti kemudian memeriksa kelengkapan data. Jika ada data yang kurang dapat langsung dilengkapi. Selanjutnya data yang telah terkumpul di analisis.

7. Analisa Data

Setelah semua data yang terkumpul, maka peneliti melakukan analisa data. Analisa data yang di gunakan peneliti adalah analisa deskriptif, yaitu suatu prosedur pengolahan data yang menggambarkan atau meringkas data dengan cara ilmiah melalui beberapa tahap yaitu mengecek kelengkapan data (editing) bentuk tabel, untuk memeriksa apakah pernyataan dalam kuesioner sudah diisi sesuai dengan petunjuk kode atau coding terhadap pernyataan yang telah diajukan di gunakan untuk mempermudah tabulasi dan analisa yaitu menganalisa yang terkumpul dengan membuat persentase jawaban dari setiap responden. Penilaian mekanisme koping pada ibu mempunyai nilai 1 (satu) untuk jawaban ya dan nilai 0 (nol) untuk jawaban tidak. Data koping adalah data bentuk nominal menggunakan skala pengukuran katagorikal berupa skala nominal yaitu Jika pernyataan koping adaptif lebih banyak di pilih dari pada pernyataan koping


(36)

maladaptif, maka koping ibu adalah adaptif dan begitu pula sebaliknya. Pengolahan data mekanisme koping dilakukan dengan mendeskripsikan frekuensi dan persentase. Kemudian untuk setiap pernyataan tentang mekanisme koping yang terdapat dalam koesioner, akan dihitung berapa frekuensi dan persentase responden yang memilih mekanisme koping tersebut.


(37)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian mengenai koping ibu post partum dengan kelahiran bayi berat badan lahir rendah yang diperoleh melalui proses pengumpulan data yang di lakukan sejak bulan oktober sampai desember 2011 di RSUP Haji Adam Malik Medan.

Selain memaparakan hasil penelitian tentang koping ibu post partum dengan kelahiran bayi berat badan lahir rendah, dalam bab ini juga di jabarkan deskripsi karakteristik responden ibu post partum yang mempunya bayi BBLR.

1.1Karakteristik Responden

Responden pada penelitian ini adalah ibu post partum yang memiliki bayi

BBLR dan dirawat di ruang Perinatologi RSUP Haji Adam Malik Medan. Jumlah responden adalah 20 orang.

Karakteristik responden yang akan di paparkan mencakup usia, pekerjaan keluarga, tingkat pendidikan, pengeluaran selama perawatan, sumber dana, kondisi kesehatan fisik ibu, jumlah anak yang hidup dan kondisi kesehatan bayi.

Dari data yang di peroleh (tabel 1) menunjukkan bahwa rata-rata usia responden yang melahirkan bayi BBLR yang paling banyak pada rentang usia 26-35 tahun yaitu sebanyak 13 orang (65 %) dan yang paling sedikit responden berusia < 25 tahun yaitu sebanyak 3 orang (15 %). Berdasarkan pekerjaan yang paling banyak yaitu wiraswasta sebanyak 9 orang (45%) dan yang paling sedikit


(38)

adalah PNS dan karyawan swasta sebanyak 1 orang (5%). Tingkat pendidikan mayoritas responden adalah SMA sebanyak 12 orang (60%). Pengeluaran untuk perawatan bayi selama 1 bulan mayoritas > Rp. 500.000 dan Rp. 250.000 – Rp 500.000 sebanyak 8 orang (40%). 95% responden menggunakan JamKesMas sebagai sumber dana perawatan dan 1 orang (5%) menggunakan ASKES.

Data mengenai kondisi kesehatan fisik ibu yaitu mencakup tipe persalinan, mayoritas persalinan normal sebanyak 11 orang (55%) dan 9 orang (45%) melakukam persalinan secara Caesar. Masalah kesehatan ibu saat hamil yang paling banyak di jumpai yaitu hiperemesis gravidarum 14 orang (70%) adapun beberapa masalah lain yang dialami ibu saat hamil yaitu; gejala infeksi paru 1 orang (5%) plasenta previa 1 orang (5%) kecelakaan fisik 1 orang (5%) dan 2 orang (10%) tidak ada mengalami masalah saat hamil. Hanya 1 orang ibu yang mempunyai masalah saat persalinan yaitu mengalami hipertensi.

Data mengenai kondisi kesehatan bayi, di dapatkan 13 bayi (65%) memiliki berat badan lahir yg berada pada rentang 1501-2500 gram, setelah di lakukan perawatan sebanyak 15 orang bayi (75%) memiliki berat badan dalam rentang 1500-2500 gram. Lebih dari separuh bayi yaitu 11 orang bayi (55%) di rawat di ruang perinatologi selama 3-4 minggu. Terdapat 10 orang bayi (50%) dirawat pada level 3, 5 orang bayi (25%) pada level 1 dan 5 orang bayi (25%) pada level 2.


(39)

Tabel 5.1 : Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik demografi responden dan status obstetri (n = 20)

Karakteristik Frekuensi Persentase

(%) Usia

- < 25 tahun

- 26-35 tahun

- > 36 tahun

Pekerjaan

- PNS

- Wiraswasta

- Petani

- Karyawan Swasta

- Lain-lain

Pendidikan

- SD

- SMP

- SMA

Pengeluaran perawatan 1 bulan

- Rp. 100.000 – 250.000

- Rp. 250.000 – 500.000

- > Rp. 500.000

Sumber Dana

- JamKesMas

- ASKES

Kondisi Kesehatan Fisik Ibu

- Tipe Persalinan

Normal Caesar

- Post Partum minggu ke

1-2 minggu 3-4 minggu

- Masalah kesehatan ibu saat hamil Hiperemesis Gravidarum

Perdarahan

Pecah ketuban dini Gejala infeksi paru Plasenta previa Tidak ada 3 13 4 1 9 5 1 4 4 4 12 4 8 8 19 1 9 11 8 12 14 1 1 1 1 2 15 65 20 5 45 25 5 20 20 20 60 20 40 40 95 5 45 55 40 60 70 5 5 5 5 10


(40)

- Masalah kesehatan saat melahirkan Hipertensi

Tidak ada masalah

Jumlah anak - 1 - 2 - 3 - 4 - 5

Kondisi kesehatan bayi

- Berat badan lahir < 1000 gram 1000 - 1500 gram 150 – 2500 gram - Berat badan saat dikaji

< 1000 gram 1000 - 1500 gram 1500 – 2500 gram 2500 – 3500 gram

- Lama perawatan di NICU

1 – 2 minggu 3 – 4 minggu

- Level perawatan

1 2 3 1 19 6 10 2 1 1 2 5 13 0 4 15 1 9 11 5 5 10 5 95 30 50 10 5 5 10 25 65 0 20 75 5 45 55 25 25 50 1.2Pernyataan koping ibu post partum dengan kelahiran bayi BBLR

Berdasarkan data yang di peroleh (tabel 5.3) menunjukkan bahwa secara umum koping adaptif lebih banyak di pilih oleh responden dari pada pernyataan koping maladaptif. Responden yang memiliki mekanisme koping adaptif sebanyak 17 orang (85%), sedangkan responden yang memiliki mekanisme koping maladaptif sebanyak 3 orang (15%). Hal ini seperti yang terdapat pada tabel 5.2 di bawah ini.


(41)

Tabel 5.2 : Distribusi frekuensi dan persentase pernyataan koping adaptif dan maladaptif ibu post partum dengan kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah (n = 20)

Koping Frekuensi Persentase

(%) Adaptif Maladaptif 17 3 85% 15%

Untuk mengetahui bagaimana koping ibu post partum yang memiliki bayi BBLR terdapat 18 pernyataan yang terdiri dari 9 pernyataan koping adaptif dan 9 pernyataan koping maladaptif. Frekuensi dan persentase responden yang memilih masing-masingke 18 pernyataan mekanisme koping tersebut dapat dilihat pada tabel 5.3 dibawah ini.

Tabel 5.3 : Distribusi frekuensi dan persentase pernyataan koping ibu post partum dengan kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah (n = 20)

Pernyataan Frekuensi Persentase

(%) 1. Pernyataan Koping Adaptif

1.1 Berbicara humor dengan teman atau anggota

keluarga lain

1.2 Melakukan teknik relaksasi, seperti menarik nafas dalam untuk menenangkan diri

1.3 Mencari informasi yang lebih banyak mengenai

BBLR

1.4 Mendiskusikan masalah pada keluarga

1.5 Menemui pemuka agama untuk mendapatkan

ceramah atau solusi yang mendekatkan anda terhadap Tuhan

1.6 Melakukan kegiatan yang menyenangkan ibu

seperti; memasak, membersihkan rumah, menanam bunga, dll

1.7 Mencari informasi kepada orang yang pernah

mempunyai bayi dengan BBLR

1.8 Lebih banyak berkumpul dengan keluarga

1.9 Berdiskusi dengan keluarga untuk mencari cara

16 12 16 19 14 10 13 16 18 80% 60% 80% 95% 70% 50% 65% 80% 90%


(42)

2. Pernyataan Koping Maladaptif

2.1 Melarikan diri dari masalah yang di hadapi dengan mengabaikan bayinya

2.2 Lebih banyak tidur, menangis, melamun dan hanya berdiam diri

2.3 Menolak untuk mengunjungi bayi di ruang NICU

karena hanya menambah kecemasan

2.4 Marah-marah kepada orang-orang di sekitar Anda

2.5 Menangis dan menyalahkan diri sendiri karena

telah menyebabkan bayinya lahir dengan BBLR

2.6 Memukul-mukulkan kepala atau anggota badan

yang lain kedinding untuk mengatasi masalah yang dialami

2.7 Menjauhi keramaian

2.8 Makan dengan berlebihan untuk mengatasi stres

akibat masalah yang di hadapi

2.9 Mencoba menenangkan diri dengan merokok dan

meminum minuman keras

0 4 5 4 5 2 6 7 0 0 20% 25% 20% 25% 10% 30% 35% 0

Mekanisme koping ibu post partum yang berorientasi pada pernyataan adaptif yaitu berbicara humor dengan anggota keluarga lain, melakukan tehnik relaksasi seperti menarik nafas dalam untuk menenangkan diri, mencari informasi yang lebih banyak mengenai BBLR, mendiskusikan masalah pada keluarga, menemui pemuka agama untuk mendapatkan ceramah atau solusi yang mendekatkan diri terhadap Tuhan, melakukan kegiatan yang menyenangkan, mencari informasi kepada orang yang pernah mempunyai bayi dengan BBLR, lebih banyak berkumpul dengan keluarga, dan berdiskusi dengan keluarga untuk mencari cara untuk menyelesaikan masalah. Meskipun demikian, responden yang di kategorikan mempunyai koping adaptif, diantara mereka juga terdapat sebagian kecil yang menyatakan melakukan beberapa hal yang termasuk koping maladaptif seperti menolak untuk mengunjungi bayi di ruang NICU karena hanya menambah kecemasan, menangis dan menyalahkan diri sendiri karena telah menyebabkan


(43)

bayinya lahir dengan BBLR, menjauhi keramaian, makan dengan berlebihan untuk mengatasi stres akibat masalah yang di hadapi.

2. Pembahasan

Berikut ini akan dibahas hal-hal terkait penelitian tentang mekanisme koping pada 20 orang ibu post partum dengan kelahiran bayi BBLR di RSUP Haji Adam Malik Medan.

Mayoritas responden berusia 26-35 tahun, adapun usia yang termasuk dalam faktor resiko BBLR yaitu kehamilan pada usia < 20 tahun atau lebih dari 35 tahun (Proverawati, 2010). Dalam hal ini usia responden bukan merupakan faktor resiko dari lahirnya BBLR.

Adapun kemungkinan yang mengakibatkan terjadinya BBLR adalah adanya masalah kesehatan ibu saat hamil. Dalam penelitian ini yang paling banyak di jumpai yaitu hiperemesis gravidarum. Hiperemesis grafidarum merupakan mual muntah yang berlebihan pada wanita hamil sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari dan memperburuk keadaannya karena disebabkan terjadinya dehidrasi (Mochtar, 1998). Salah satu penyebab kelahiran BBLR adalah keadaan gizi yang kurang baik (Proverawati, 2010). Hiperemesis gravidarum meyebabkan kurang gizi saat hamil.

Berdasarkan data yang diperoleh sebanyak 95% responden menyatakan bahwa biaya perawatan menggunakan kartu jaminan kesehatan masyarakat dan 5% menggunakan kartu asuransi kesehatan. Hal ini memungkinkan responden merasa tertolong dan mendapat bantuan karena adanya jaminan kesehatan dan asuransi kesehatan dari pemerintah. Sesuai dengan penelitian terdahulu yang


(44)

dilakukan oleh Rahayu (2010) tentang koping ibu terhadap bayi BBLR (berat badan lahir rendah) yang menjalani perawatan intensif di ruang NICU (neonatal

intensive care unit) di Semarang, hasil penelitiannya menunjukkan sumber koping

yang digunakan oleh responden adalah aset ekonomi. Aset ekonomi dianggap dapat membantu individu dalam menghadapi stres. Hal ini berkaitan dengan adanya sumber stres yang berhubungan dengan masalah ekonomi.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa mekanisme koping yang paling banyak dilakukan ibu post partum adalah adaptif yaitu sebanyak 85%. Hal ini juga mungkin didukung oleh tingkat pendidikan responden yang mayoritas mempunyai pendidikan SMU yaitu sebanyak 60%. Menurut Notoatmodjo (2004) bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang toleransi dan pengontrolannya terhadap stressor akan semakin baik. Menurut Stuart dan Sundeen (1995) mekanisme koping adaptif merupakan mekanisme yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah berbicara dengan orang lain, memecahkan masalah secara efektif, teknik relaksasi, latihan seimbang dan aktivitas konstruktif (kecemasan yang dianggap sebagai sinyal peringatan dan individu menerima peringatan dan individu menerima kecemasan itu sebagai tantangan untuk di selesaikan).

Sebanyak 95% responden mendiskusikan masalahnya pada keluarga dan sebanyak 90% responden berdiskusi dengan keluarga untuk mencari cara untuk menyelesaikan masalah. Sebagaimana menurut Rasmun (2004) bahwa salah satu metode koping adalah dengan berbicara kepada orang lain “curhat” (curah pendapat dari hati-kehati) dengan teman, keluarga atau profesi tentang masalah


(45)

yang dihadapi. Tehnik ini merupakan salah satu bentuk mekanisme koping yang konstruktif dan termasuk dalam metode koping jangka panjang. Ada dua mekanisme koping yang dikembangkan oleh Mc Bell (1977, dalam Rasmun, 2004), yaitu koping jangka panjang, sifatnya konstruktif serta realistis dan koping jangka pendek, sifatnya bisa destruktif dan sementara.

Sebanyak 80% responden berbicara humor dengan teman atau anggota keluarga lain. Bercanda merupakan bentuk penggunaan humor untuk mengatasi stres. Humor adalah terapi yang terkenal dalam literatur umum. Kemampuan untuk menyerap hal-hal lucu dan tertawa melenyapkan stres. Hipotesis fisiologis menyatakan bahwa tertawa melepaskan endorfin ke dalam sirkulasi dan perasaan stres dilenyapkan (Potter, 1997). Sesuai dengan teori bahwa pengunaan humor memiliki pengaruh yang efektif untuk mengurangi stres yang dialami oleh responden.

Selain itu terdapat juga cara lain yang merupakan bagian dari mekanisme koping adaptif yaitu menggunakan sistem kepercayaan sebagai sumber koping. Dalam hal ini responden juga menggunakan sistem kepercayaan sebagai sumber koping yang berasal dari diri sendiri. Responden menggunakan sistem kepercayaan untuk menghadapi stres yang yang di alami, dengan cara menemui pemuka agama untuk mendapatkan ceramah atau solusi dengan mendekatkan diri kepada Tuhan. Hal ini merupakan salah satu bentuk prilaku koping yang di kemukakan oleh Mc.Cubbin (1979, dalam Rasmun, 2004) yaitu: mencari dukungan spiritual, berdoa, menemui pemuka agama atau aktif dalam pertemuan ibadah.


(46)

Semua responden tidak melarikan diri dari masalah yang dihadapi dengan mengabaikan bayinya dan tidak ada responden yang mencoba menenangkan diri dengan merokok dan meminum minuman keras dalam menghadapi stres terkait kelahiran dan perawatan bayi dengan berat badan lahir rendah. Menurut Mc Bell dalam Rasmun (2004) melarikan diri dari masalah yang di hadapi dan menenangkan diri dengan merokok dan minum minuman keras merupakan mekanisme koping maladaptif.

Selain itu ada 2 orang responden (10%) yang menyatakan memukul-mukul kepala atau anggota badan yang lain ke dinding untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Prilaku menyerang menggunakan energi dalam rangka mempertahankan integritas pribadinya, prilaku tersebut merupakan tindakan destruktif yaitu dengan menyerang terhadap sasaran/objek dapat merupakan benda, barang atau orang atau bahkan terhadap dirinya sendiri (Rasmun, 2004). Tindakan tersebut sangat berbahaya apabila dilakukan oleh responden, perawat harus dapat memberikan informasi dan mengajarkan responden untuk melakukan tehnik relaksasi agar responden dapat merasa lebih tenang.

Koping diartikan sebagai usaha perubahan kognitif dan perilaku secara konstan untuk menyelesaikan masalah (Rasmun, 2004). Mekanisme koping yang dilakukan para responden juga bukan hanya pada salah satu mekanisme saja tetapi responden juga menggunakan beberapa mekanisme koping sekaligus untuk mengatasi stres dan masalah yang dihadapinya.


(47)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan mekanisme koping yang paling banyak dilakukan ibu post partum dengan kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah adalah mekanisme koping adaptif. meskipun demikian ada juga sebagian kecil dari responden yang melakukan koping maladaptif.

2. Saran

1) Bagi Praktek Keperawatan

Perawat diharapkan dapat membantu dan mendukung ibu yang memiliki BBLR yang dirawat di NICU agar mengenali dan menggunakan mekanisme koping adaptif.

2) Bagi Pendidikan

Hasil penelitian memberikan informasi, bahwa mekanisme koping pada ibu post partum dengan kelahiran BBLR sebagian besar adaptif, namun juga terdapat yang berada pada kategori mal adaptif. Oleh karena itu diharapkan institusi pendidikan keperawatan dapat memberikan penekanan pembelajaran terkait mekanisme koping pada ibu dengan kelahiran bayi BBLR.

3) Bagi Penelitian Keperawatan

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi tambahan terhadap penelitian lanjutan yang berhubungan dengan koping ibu post


(48)

partum dengan kelahiran bayi BBLR. Untuk mendapatkan hasil yang representative peneliti menyarankan agar peneliti selanjutnya dapat meneliti pada jumlah sampel yang banyak atau tentang sumber-sumber stres yang dapat mempengaruhi koping ibu post partum dengan kelahiran bayi BBLR, agar penelitian ini lebih sempurna.


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto S, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Ahyar, (2010). Konsep Diri dan Mekanisme Koping. Dibuka pada website http://ahyarwahyudi.wordpress.com/2010/02/11/konsep-diri-dan-mekanisme-koping-dalam-proses-keperawatan/. Pada tanggal 25 April 2010.

Azwar, Azrul Joedo Prihartono. (2003). Metodologi Penelitian Kedokteran dan

Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Binarupa Aksara

Cahyani Tri Puspitasari, (2010). Skripsi: Hubungan Karakteristik Ibu Bersalin

Dengan Kejadian Bayi Lahir Rendah Di Rumah Sakit Umum Dr. Soedirman Wonogiri. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Hidayat, Aziz A, (2007). Riset Keperawatan dan Tehnik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika.

Hidayat, Aziz A, (2008). Pengantar konsep dasar keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Hawari, Dadang, (2008). Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta: FKUI. Isye asmarani. NICU.

Lazarus RS, Folkman S. (1984). Stress appraisal and coping. New York : Springer Publishing Company.

Maryunani, Anik, (2009). Asuhan Kegawatdaruratan dan Penyulit Pada

Neonatus. Jakarta : TIM.


(50)

Martin, Reader, (1987). Maternity Nursing : Family, Newborn, and Women’s

Health Care. Sixteenth Edition.

Mochtar, Rustam, (2002). Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Jakarta : EGC

Nursalam & Pariani, S. (2008). Metodologi Riset Keperawatan: Pedoman Praktis

Penyusunan. Jakarta: Salemba Medika

Notoatmodjo, (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Proverawati, Atikah, (2010). Berat Badan Lahir Rendah.Yogyakarta: Nuha\Medika.

Polit & Hungler. (1999). Nursing Research principles and methodes,Philadelphia: J.B. Lippincot Company

Potter, Patricia A. Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses, dan

praktik ; alih bahasa, Yasmin Asih…[et al.] ; editor edisi Indonesia, Devi

Yulianti, Monica Ester. – Ed. 4. – Jakarta : EGC. 1997.

Rahayu, eny. 2010. Skripsi Koping Ibu Terhadap Bayi Bblr (Berat Badan Lahir Rendah) Yang Menjalani Perawatan Intensif Di Ruang Nicu (Neonatal

Intensive Care Unit). Semarang: universitas diponogoro

Rasmun, (2004). Stres, koping dan adaptasi; teori dan pohon masalah

keperawatan, Ed I. Jakarta: Sagung Seto.

Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan . Yogyakarta Graha Ilmu

Suliswati, (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC

Surami, Asrining, (2003). Perawatan bayi risiko tinggi. Jakarta: EGC.

W Stuart Gail, I Sudden Sudra, (1998). Principles and practise of nursing. A Louis : Mosby Company.


(51)

Lampiran 1

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Saya yang bernama Faturrahma Aini / 101121071 adalah mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang “Koping Ibu Post Partum Dengan Kelahiran Bayi Berat Badan Lahir Rendah”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon kesediaan ibu untuk melakukan wawancara yang berpedoman pada kuesioner dan menjawab dengan jujur apa adanya. Jika bersedia silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan ibu.

Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga ibu bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Identitas pribadi ibu dan informasi yang ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian ini.

Terimakasih atas partisipasi ibu dalam penelitian ini.

Peneliti Medan, Juli 2011


(52)

Lampiran 2

INSTRUMEN PENELITIAN

KOPING IBU POST PARTUM DENGAN KELAHIRAN BBLR DI RSUP. HAJI ADAM MALIK MEDAN

I. Kuesioner Data Demografi

No. Responden : ... Tanggal : ...

G : ... P : ... Ab : ...

1. Umur : ...

2. Pekerjaan Keluarga : PN Wiraswasta

Petani Kary. Swasta Lain

3. Tingkat Pendidikan : Tdk Sekolah SD SLTP

SLTA Akademi S1 Lain

4. Pengeluaran untuk perawatan anak dalam 1 bulan :

Lebih dari Rp. 500,000 Rp. 250.000 s/d 500.000,-

Rp. 100.000 s/d Rp. 250.000 Rp. 50.000 s/d 100.000,-

5. Sumber dana untuk perawatan anak di RSUP HAM Medan : ... 6. Kondisi kesehatan fisik ibu :

- Tipe persalinan : Normal SC

- Post partum hari ke : ...

- Masalah kesehatan ibu saat hamil : ...

- Masalah kesehatan ibu saat melahirkan : ... - Masalah kesehatan ibu saat post partum : ... 7. Jumlah anak yang hidaup : ... orang

8. Kondisi kesehatan bayi :

- Berat lahir : ...

- Berat bayi sekarang : ...

- Lama perawatan bayi di NICU/Perinatologi : ... - Level/ tingkat perawatan : ...


(53)

II. Kuesioner Koping Ibu Post Partum Dengan Kelahiran BBLR di RSUP. Haji Adam Malik Medan

Tuliskan tanda checklist ( √ ) pada kotak untuk pilihan jawaban yang tepat pada lembar checklist.

Dibawah ini merupakan hal-hal yang di lakukan Ibu saat bayinya di rawat di ruang NICU/Perinatologi :

No Pernyataan Ya

Tidak

1 Melarikan diri dari masalah yang di hadapi dengan

mengabaikan bayinya

2 Lebih banyak tidur, menangis, melamun dan hanya

berdiam diri

3 Menolak untuk mengunjungi bayi di ruang NICU karena

hanya menambah kecemasan

4 Berbicara humor dengan teman atau anggota keluarga

lain

5 Melakukan teknik relaksasi, seperti menarik nafas dalam untuk menenangkan diri

6 Mencari informasi yang lebih banyak mengenai BBLR

7 Mendiskusikan masalah pada keluarga

8 Marah-marah kepada orang-orang di sekitar Anda

9 Menemui pemuka agama untuk mendapatkan ceramah

atau solusi yang mendekatkan anda terhadap Tuhan 10 Melakukan kegiatan yang menyenangkan ibu seperti;

memasak, membersihkan rumah, menanam bunga, dll 11 Mencari informasi kepada orang yang pernah

mempunyai bayi dengan BBLR

12 Menangis dan menyalahkan diri sendiri karena telah menyebabkan bayinya lahir dengan BBLR

13 Memukul-mukulkan kepala atau anggota badan yang lain kedinding untuk mengatasi masalah yang dialami 14 Menjauhi keramaian

15 Makan dengan berlebihan untuk mengatasi stres akibat masalah yang di hadapi

16 Mencoba menenangkan diri dengan merokok dan meminum minuman keras

17 Lebih banyak berkumpul dengan keluarga

18 Berdiskusi dengan keluarga untuk mencari cara untuk menyelesaikan masalah


(54)

Lampiran 3

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

No Kegiatan Februari Maret April Mei September

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

1. Mengajukan judul penelitian 2. Revisi judul penelitian 3. Konsultasi Bab I dan II 4. Revisi Bab I dan II

5. Konsultasi Bab II, III, dan IV 6. Revisi Bab II, III, dan IV 7. Revisi Bab III dan konsultasi

alat instrumen 8. Revisi alat instrumen 9. Revisi alat instrumen 10. Sidang proposal 11. Revisi Proposal 12. Uji Validitas 13. Uji Reliabilitas 14. Pengambilan Data 15. Pengolahan Data 16. Sidang Skripsi


(55)

No Kegiatan Oktober November Desember Januari Februari

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

1. Mengajukan Judul Penelitian 2. Revisi Judul Penelitin 3. Konsultasi Bab I dan II 4. Revisi Bab I dan II

5. Konsultasi Bab II, III, dan IV 6. Revisi Bab II, III, dan IV 7. Revisi Bab III dan konsultasi alat

instrumen

8. Revisi alat instrumen 9. Revisi alat instrumen 10. Sidang proposal 11. Revisi Proposal 12. Uji Validitas 13. Uji Reliabilitas 14. Pengambilan Data 15. Pengolahan Data

16. Konsultasi BAB V dan VI 17. Sidang Skripsi


(56)

Lampiran 4

Rancana Anggaran Biaya Penelitian

1) Persiapan Proposal

• Biaya tinta dan kertas print proposal Rp. 150.000

• Surat izin survey awal Rp. 42.000

• Fotocopy sumber-sumber tinjauan pustaka Rp. 120.000

• Biaya pembelian buku Rp. 250.000

• Biaya internet Rp. 50.000

• Penjilidan Rp. 10.000

• Konsumsi Rp. 50.000

2) Pengumpulan Data

• Surat izin penelitian dari Rumah Sakit Rp. 150.000

• Transportasi Rp. 100.000

• Penggandaan kuesioner Rp. 50.000

3) Analisa Data dan Penyusunan Laporan Hasil

• Biaya kertas dan tinta print Rp. 150.000

• Penjilidan Rp. 10.000

• Penggandaan laporan penelitian Rp. 100.000


(57)

(58)

(59)

(60)

(61)

(62)

UJI RELIABELITAS KR21

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 X X²

0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 7 49

0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 9 81

0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 7 81

0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 9 81

0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 8 64

0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 11 121

0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 10 100

0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 11 121

0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 13 169

0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 11 121

0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 289

0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 11 121

0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 13 169

0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 13 193

0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 14 196

0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 8 64

0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 11 121

0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 8 64

0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 9 81

0 6 10 10 12 15 18 6 16 11 14 9 10 13 13 1 17 18 200 2286


(63)

M =

-Vt =

-r11 =

=

=

=

= 10

=

= 14,3

= (1,05) (1-

)

= (1,05) (1- 0,3108)

= (1,05) (0,6892) = 0,72366


(64)

(65)

(66)

(67)

(68)

(69)

(70)

(71)

CURRICULUM VITAE

Nama : Faturrahma Aini

Tempat / tanggal lahir : Padang, 27 Desember 1989

Jenis Kelamin : Perempuan

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Jl. Proklamasi Stabat

Pendidikan :

1. TK Aisyah Stabat Tahun 1994 – 1995

2. SD N. 050659 Stabat Tahun 1995 – 2001

3. MTs. Muhammadiyah Binjai Tahun 2001 – 2004

4. SMA N.1 Hinai Tahun 2004 – 2007

5. D-III Keperawatan USU Medan Tahun 2007 – 2010


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

CURRICULUM VITAE

Nama : Faturrahma Aini

Tempat / tanggal lahir : Padang, 27 Desember 1989 Jenis Kelamin : Perempuan

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Jl. Proklamasi Stabat

Pendidikan :

1. TK Aisyah Stabat Tahun 1994 – 1995

2. SD N. 050659 Stabat Tahun 1995 – 2001 3. MTs. Muhammadiyah Binjai Tahun 2001 – 2004

4. SMA N.1 Hinai Tahun 2004 – 2007

5. D-III Keperawatan USU Medan Tahun 2007 – 2010 6. S1 Keperawatan USU Medan Tahun 2010 – 2012